analisis salinitas dan dampaknya terhadap … · hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi...

46
i ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI DI WILAYAH PESISIR INDRAMAYU TAMARA AYUNINGSIH SITORUS DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Upload: vohuong

Post on 18-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

i

ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP

PRODUKTIVITAS PADI DI WILAYAH PESISIR INDRAMAYU

TAMARA AYUNINGSIH SITORUS

DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 2: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

ii

ABSTRAK

TAMARA AYUNINGSIH SITORUS. Analisis Salinitas dan Dampaknya terhadap Produktivitas

Padi di Wilayah Pesisir Indramayu. Dibimbing oleh PROF. DR. IR. RIZALDI BOER, M. SC.

Kabupaten Indramayu merupakan salah satu pusat produksi beras utama di Jawa Barat.

Sebagian besar sawahnya terletak di sepanjang pesisir utara Jawa dan dipengaruhi oleh salinitas.

Masalah salinitas muncul terutama pada musim kemarau saat ketersediaan air irigasi sedikit karena

kandungan air tanah rendah sehingga terjadinya intrusi air laut. Masalah salinitas semakin

meningkat apabila terjadi musim kemarau yang berkepanjangan. Di bawah kondisi salinitas

tinggi, produktivitas padi akan menurun secara signifikan. Kajian ini bertujuan menganalisa

disitribusi spasial dari salinitas pada lahan sawah di Indramayu dan perubahannya selama musim

kemarau serta dampaknya pada produktivitas padi. Nilai salinitas diukur selama musim kemarau

(Juli, Oktober, dan November) pada 32 titik yang tersebar dari Utara ke Selatan dan produktivitas

padi juga diukur pada lokasi yang sama dengan ukuran sampel seluas 2.5x2.5 m2 pada bulan November. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa nilai salinitas menurun dengan semakin jauh

jaraknya dari garis pantai. Pada beberapa daerah dekat garis pantai, nilai salinitas dapat mencapai

9 dS/m dan sebagian besar dari daerah-daerah ini sudah berubah fungsinya menjadi tambak atau

tambak garam. Pada lahan sawah yang dipengaruhi oleh salinitas, nilai salinitasnya secara umum

kurang dari 5.5 dS/m. Luas areal yang dipengaruhi oleh intrusi air laut (salinitas) semakin besar

dengan menurunnya curah hujan pada musim kemarau. Namun demikian produktivitas padi tidak

dipengaruhi secara nyata. Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat

ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas tinggi. Akan tetapi, risiko salinitas

diperkirakan akan meningkat di sama datang dengan adanya masalah peningkatan tinggi muka air

laut dan berubahnya karakteristik pantai (diantaranya degradasi dan konversi hutan mangrove).

Varietas padi yang saat ini digunakan dapat bertahan pada salinitas kurang dari 5.5 dS/m. Untuk

beradaptasi terhadap risiko peningkatan salinitas ini, penggunaan varietas yang lebih tahan salinitas tinggi dan juga rehabilitasi kawasan mangrove perlu dilakukan selain perbaikan sistem

irigasi.

Kata kunci : salinitas, produktivitas padi, curah hujan, pesisir, Indramayu

Page 3: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

iii

ABSTRACT

TAMARA AYUNINGSIH SITORUS. The Analysis of Soil Salinity and its Impact on Rice

Productivity in Indramayu. Supervised by PROF. DR. IR. RIZALDI BOER, M. SC.

Indramayu District is one of main rice production centre in West Java. Most of rice fields

locate next to Java’s North Coast and some of the areas are influenced by salinity problem. The

problem of salinity increases during dry season particularly when irrigation water is limited as salt

water intrusion will increases under this condition. The salinity problem will be more severe when

dry season extends. Under high salinity condition, yield of rice will decrease significantly. This study analyzed the spatial distribution of salinity and its changes in the rice field during dry season

and its impact on rice yield. The salinity were measured during dry season (July, October and

November) in a number of location and yield of rice was measured in the same location from a

plot with size of area of size 2.5x2.5 m2 in November. It was found that the salinity decreased

with distance from the coast. In some area near the cost, the salinity could go up to 9 dS/m and

most this area had been converted to pond or salt mining or other uses. In most of paddy fields

affected by salinity have salinity level of less than 5.5 dS/m. The area of paddy field affected by

salinity expanded as the rainfall in the dry season decreased. The rice yield was not significantly

affected by the salinity. This study suggests that the current rice variety used by farmers is

tolerant to salinity. However, the risk of salinity may increase in the future due to change in sea

level and coastal characteristics (e.g. degradation and conversion of mangrove forests). Current

rice variety may be tolerant to salinity of not more than 5.5 dS/m. Adapting to increasing risk of salinity, it is very important to introduce alternative rice varieties which are more tolerant to

salinity, restoration of mangrove forest and also improvement of irrigation facilities.

Keywords : salinity, rice yield, rainfall, coast, Indramayu

Page 4: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

iv

ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP

PRODUKTIVITAS PADI DI WILAYAH PESISIR INDRAMAYU

TAMARA AYUNINGSIH SITORUS

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Mayor Meteorologi Terapan

DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 5: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

v

Judul Skripsi : Analisis Salinitas dan Dampaknya terhadap Produktivitas Padi di Wilayah

Pesisir Indramayu

Nama : Tamara Ayuningsih Sitorus

NIM : G24061818

Menyetujui :

Pembimbing I,

Prof. Dr. Ir. Rizaldi Boer, M.Sc.

NIP. 19600927 198903 1 002

Mengetahui : Ketua Departemen

Dr. Ir. Rini Hidayati, MS

NIP. 19600305 198703 2 002

Tanggal Lulus :

Page 6: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas karunia dan penyertaan-Nya yang luar

biasa sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik. Judul dari

karya ilmiah ini adalah Analisis Salinitas dan Hubungannya dengan Produktivitas Padi di Wilayah

Pesisir Indramayu. Tulisan ini secara khusus penulis persembahkan untuk kedua orang tua,

Richard Sitorus dan Wahyu Indianti, serta kedua adik, Natashia dan Tracy, atas kasih sayang,

dukungan dan doanya selama ini. Juga kepada keluarga besar Sitorus dan Soetomo atas semangat

dan dukungan doa yang telah diberikan. Terima kasih.

Pada kesempatan ini juga penulis ingin berterima kasih untuk semua pihak yang telah

membantu penulisan karya ilmiah ini. Kepada Dr. Ir. Rizaldi Boer, M. SC selaku pembimbing,

yang sudah dengan sabar memberikan waktu, nasehat, dan ilmunya selama proses penelitian

berlangsung. Terima kasih juga penulis ucapkan pada Bapak Kusnomo Tamkani selaku mantan

Kepala Dinas Pertanian Indramayu yang sudah banyak sekali membantu proses pengambilan data

di lapangan. Terima kasih kepada rekan-rekan penelitian di Indramayu, Daniel Naek Chrisendo,

Jessica Rossen, Dan Huber, Andrea Basche, serta seluruh tim IMHERE dan CCROM atas bantuan

dan kebersamaannya. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Juanda Sianturi, Daniel Naek

Chrisendo, Christine Mahardika, Saputri Sapta, Sarah Balfas, Rizki Krisnanto, Bambang Tri

Atmojo, Enrico Doloksaribu, Wastin Hutabarat, Ghulam Zakiyan, Gito Immanuel, Yohanes

Ariyanto, Nancy Stephanie, Amelia Puspita, yang sudah memberikan banyak bantuan dan

masukan terhadap karya ilmiah ini, serta teman-teman tersayang GFM 43 dan Laboratorium

Klimatologi yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih kepada teman-teman Komisi

Kesenian atas dukungan, doa, dan kebersamaannya. Rasa terima kasih juga penulis ucapkan

kepada seluruh dosen pengajar dan staf Departemen Meteorologi dan Geofisika, teman-teman,

serta organisasi lain yang juga turut membantu penyelesaian karya ilmiah ini Ucapan terima kasih

dan penghargaan juga saya ucapkan khususnya kepada para petani di Indramayu, yang telah

memberikan hidupnya untuk kelangsungan hidup masyarakat banyak.

Penulis menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, sehingga sangat

diharapkan saran dan kritik yang membangun sehingga peneletian ini dapat lebih berguna di

kemudian hari. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagu semua yang membacanya.

Bogor, September 2012

Tamara Ayuningsih Sitorus

Page 7: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 24 Juli 1987, putri dari Richard Sitorus dan

Wahyu Indianti. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Pada tahun 2006, penulis menyelesaikan jenjang pendidikannya dari SMA Tarakanita 1

Jakarta dan kemudian diterima sebagai salah satu mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB)

melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Pada tahun berikutnya, penulis

diterima pada Mayor Meteorologi Terapan, Departemen Geofisika dan Meteorologi.

Selama menjalani masa studi, penulis aktif di berbagai kegiatan kampus. Penulis aktif di

organisasi MAX (Music Agriculture Expression) sebagai salah satu dari divisi kreatif, dan

mengikuti berbagai festival musik. Pada tahun 2008 penulis mengikuti kompetisi IAC (IPB Art

Contest) dan berhasil mendapatkan juara 2 pada kategori Vocal Group. Penulis juga aktif di

organisasi HIMAGRETO sebagai salah satu divisi K3. Penulis aktif pada kegiatan kerohanian di

Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) IPB, dan dipercayakan sebagai divisi ekstern selama

periode 2007-2008. Selama aktif di PMK IPB, penulis mengikuti berbagai kegiatan yaitu KATA

2008, Festival Musik PMK 2009, MSP 2010, serta Natal CIVA IPB 2010 dan dipercayakan

sebagai juri dan koordinator acara. Pada tahun 2010, penulis merupakan salah satu asisten Mata

Kuliah Agama Kristen Protestan. Penulis mendapatkan beasiswa dari DIKTI dalam rangka Pekan

Kreativitas Mahasiswa IPB pada tahun 2009, dengan judul penelitian ‘Pemanenan Air Hujan

sebagai Salah Satu Alternatif Penyediaan Air Bersih di Desa Babakan Kabupaten Bogor (atau

Lingkungan Sekitar Kampus IPB Darmaga)’. Sejak tahun 2009 sampai dengan sekarang, penulis

aktif berkontribusi di ICSF (Indonesian Clinate Student Forum) sebagai tim kreatif dan

berkontribusi pada proyek mengajar ilmu lingkungan di SD Babakan 5 sebagai guru pengajar.

Penulis juga menggubah lagu lingkungan yang digunakan sebagai theme song dari ICSF. Aktif di

ICSF menghantar penulis untuk ikut berpartisipasi pada organisasi-organisasi lingkungan seperti

KOPHI dan WWF. Saat ini penulis merupakan salah satu staff pengajar dari Purwacaraka Music

School.

Page 8: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

viii

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1

1.2 Tujuan ........................................................................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Kabupaten Indramayu .................................................................... 1

2.2 Wilayah Pesisir .......................................................................................................... 1

2.3 Salinitas...................................................................................................................... 2 2.4 Pengukuran Salinitas .................................................................................................. 3

2.5 Toleransi Tanaman Terhadap Salinitas ........................................................................ 4

BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................................... 9

3.2 Bahan dan Alat ........................................................................................................ 10

3.3 Metode Penelitian ..................................................................................................... 10

3.3.1 Survei Lapang ................................................................................................. 11

3.3.2 Metode Pengukuran Salinitas dan Sampel Ubinan ............................................ 11

3.3.3 Analisis Data ................................................................................................... 11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemetaan Salinitas, Curah Hujan, dan Jumlah Hari Hujan ....................................... 12

4.2 Analisis Hubungan Produktivitas Padi dengan Salinitas. ............................................ 14

4.3 Solusi Permasalahan Salinitas. .................................................................................. 17

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan .................................................................................................................. 18

5.2. Saran ........................................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 19

LAMPIRAN ............................................................................................................................. 21

Page 9: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Klasifikasi tanah berdasarkan daya hantar listrik ................................................................... 2

2 Klasifikasi nilai salinitas berdasarkan tekstur tanah ............................................................... 4

3 Klasifikasi nilai salinitas dan efeknya terhadap tanaman ...................................................... 4

4 Deskripsi Padi Ciherang ....................................................................................................... 17

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Keretakan pada tanah di lahan sawah Indramayu .................................................................. 2

2 Nekrosis sebagai akibat salinitas pada tanaman .................................................................... 5

3 Kristal garam pada permukaan tanah di lahan sawah Indramayu .......................................... 5

4 Dampak kenaikan salinitas pada tahapan pertumbuhan padi (a) jumlah bulir terisi,

(b) persentase rasio jumlah malai dan anakan (c) persentase berat jerami, (d) total

jumlah gabah per malai ........................................................................................................ 7

5 Hubungan antara salinitas dengan variabel pengukuran padi (a) tinggi tanaman,

(b) anakan kosong, (c) bulir kosong, (d) kesuburan, (e) jumlah anakan,

(f) jumlah bulir pada malai (g) jumlah malai (h) berat 100 bulir ........................................... 8

6 Diagram hubungan persentase produktivitas lahan dan salinitas ............................................ 9

7 Tinggi tanaman pada berbagai tahapan salinitas .................................................................... 9

8 Persamaan hubungan antara nilai salinitas musiman terhadap

produktivitas padi........................................................................................................... ........... 9

9 Lokasi stasiun hujan di Indramayu........................................................................................ 10

10 Alat EM38 untuk pengukuran salintias secara (a) vertical, (b) horizontal ............................... 10

11 Diagram alir penelitian ......................................................................................................... 10

12 Periode waktu pelaksanaan kegiatan penelitian ..................................................................... 10

13 Lokasi titik-titik pengamatan salinitas dan pengambilan sampel ubinan ................................. 11

14 Pemetaan sebaran salinitas tanah, curah hujan, dan jumlah hari hujan di Indramayu .............. 13

15 Hubungan produktivitas padi dan salinitas pada bulan November 2010 ................................. 15

16 Sebaran produktivitas padi di Indramayu .............................................................................. 16

17 Padi Ciherang ..................................................................................................................... 17

18 Gabah dan beras Ciherang................................................................................................... 17

Page 10: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Kuesioner ............................................................................................................................ 21

2 Data Curah Hujan Bulanan dan Jumlah Hari Hujan Juli 2009, Oktober 2009,

dan November 2010 ............................................................................................................. 25

3 Data Salinitas Juli 2009, Oktober 2009, dan November 2010 ............................................... 30

4 Data Sampel Ubinan November 2010 ................................................................................... 33

5 Dokumentasi Penelitian ........................................................................................................ 34

Page 11: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Padi merupakan sumber pangan penting di

Indonesia karena peranannya sebagai sumber

makanan utama sebagian besar masyarakat. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dari waktu

ke waktu, maka upaya peningkatan produksi padi

harus terus dilakukan agar ketahanan pangan dapat

dicapai dan dipertahankan. Berdasarkan data dari

Badan Pusat Statistik, produksi padi di Indonesia

secara umum cenderung meningkat dari waktu ke

waktu walaupun pada tahun tertentu terjadi

penurunan produksi yang cukup besar akibat

kegagalan panen, baik karena bencana iklim

maupun peledakan serangan hama penyakit.

Bencana iklim yang paling sering terjadi di

Indonesia ialah bencana kekeringan dan banjir. Namun demikian pada pusat-pusat pertanaman padi

yang berada di wilayah pesisir, masalah salinitas

mulai dominan (Motamed, 2008; Yadav, 2005).

Indramayu merupakan salah satu

lumbung padi terbesar di Pulau Jawa yang berada

di wilayah pesisir yaitu di Pantai Utara Jawa.

Sebagian wilayah pertanaman padinya berbatasan

langsung dengan laut. Menurut Motamed (2008),

tingginya salinitas pada wilayah pertanaman padi

yang terletak di wilayah pesisir akan berpengaruh

besar pada fase pertumbuhan. Salinitas di sebagian wilayah dekat pantai Indramayu sangat beragam

yaitu dari 0.03 – 12.91 ds/m (Marwanto et al,

2009). Semakin tinggi nilai salinitas, tanaman akan

semakin pendek. Grattan (2002) juga menemukan

bahwa tanaman padi memiliki jumlah anakan yang

lebih sedikit apabila tumbuh pada tanah bersalinitas

tinggi. Lebih lanjut lagi penelitiannya menunjukkan

bahwa apabila salinitas tanah sudah melebihi 6

ds/m hasil padi akan menurun drastis, hingga lebih

dari 50 % hasil normal. Hal ini memberikan

kerugian yang besar bagi para petani.

Kondisi salinitas tanah pertanaman padi yang ada diwilayah pesisir juga diduga dipengaruhi

oleh kondisi hujan. Pada musim hujan salinitas

lahan diperkirakan akan turun karena pori-pori

tanah dipenuhi oleh air hujan dan intrusi air laut

akan terhalang. Akan tetapi pada musim kemarau

pada saat kondisi air tanah sudah menurun, adanya

tekanan dari air laut menyebabkan terjadinya

intrusi air laut ke darat dan kemudian diikuti

dengan meningkatnya salinitas.

Wilayah pertanaman padi yang ada di

Pantai Utara Jawa umumnya berbatasan langsung dengan garis pantai. Karena itu, kajian untuk

mempelajari hubungan antara musim dengan

kondisi salinitas tanah dan kaitannya dengan hasil

padi perlu dilakukan. Hasil kajian ini akan dapat

dimanfaatkan dalam menyusun strategi untuk

mengatasi masalah salinitas pada pertanaman padi

di wilayah pesisir.

1.2 Tujuan Penelitian

1. Memetakan dan menganalisis sebaran

salinitas lahan pertanaman padi di

Indramayu dan hubungannya dengan

kondisi hujan

2. Menganalisis hubungan antara salinitas tanah dan hasil padi di Indramayu

3. Menyusun pilihan teknologi antisipasi

yang dapat digunakan untuk penanganan

masalah salinitas

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran umum Kabupaten

Indramayu

Kabupaten Indramayu secara geografis

terletak pada 107° 52° - 108° 36° Bujur Timur dan

6° 15° - 6° 40° Lintang Selatan. Indramayu terletak di daerah pesisir utara Pulau Jawa. Sebagian besar

wilayahnya merupakan dataran atau daerah landai

dengan kemiringan tanahnya rata-rata 0 – 2 % dan

ketinggian 0-100 mdpl. Keadaan wilayah yang

demikian akan mempengaruhi kondisi tata air

tanah. Pada saat curah hujan yang tinggi apabila

fasilitas drainase tidak baik akan mudah terbentuk

genangan-genangan air. Sebaliknya pada saat

musim kemarau, masalah intrusi air laut akan

mudah terjadi, terutama apabila kondisi hutan

mangrove sudah mengalami degradasi atau sudah dikonversi.

Luas wilayah Indramayu yang tercatat

seluas 204.011 hektar dan memiliki 10 kecamatan

dengan 35 desa yang berbatasan langsung dengan

laut dengan panjang garis pantai 114,1 km. Suhu

udara di kabupaten ini cukup tinggi yaitu berkisar

antara 18 C - 28° C. Curah hujan rata-rata tahunan 1.428 mm, dengan jumlah hari hujan 75 hari.

2.2 Wilayah Pesisir

Menurut letak geografis dan kondisi

wilayahnya, Indramayu dapat dikatakan sebagai

wilayah pesisir. Wilayah pesisir adalah suatu

wilayah peralihan antara daratan dan lautan dimana sebagian wilayah daratannya dipengaruhi sifat-sifat

laut seperti pasang surut, angin laut, dan

perembesan air asin. Sementara ke arah laut,

sebagian wilayah lautnya dipengaruhi oleh proses-

proses alami yang terjadi di darat seperti

sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang

disebabkan oleh manusia seperti pencemaran.

Menurut Rokhmin et al (2000), apabila

ditinjau dari garis pantai (coastliner) maka suatu

wilayah pesisir memiliki dua macam batas

(boundaries), yaitu batas yang sejajar garis pantai

(longshore) dan batas yang tegak lurus terhadap garis pantai (cross-shore). Penetapan batas-batas

wilayah pesisir yang sejajar dengan garis pantai

relatif lebih mudah. . Berbeda dengan penetapan

batas-batas wilayah pesisir yang tegak lurus

terhadap garis pantai. Sejauh ini belum terdapat

Page 12: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

kesepakatan dalam penentuan batas wilayah pesisir

menurut garis tegak lurus dari garis pantai. Hal ini

menyebabkan batas wilayah pesisir pada tiap-tiap

negara berbeda-beda karena karakteristik

lingkungan, sumber daya dan sistem penetapan

batasnya tidak sama. Namun demikian, dengan meggunakan definisi tersebut, ekosistem pesisir

dapat dikatakan sebagai ekosistem yang dinamis

dan mempunyai kekayaan habitat yang beragam, di

darat maupun di laut, serta saling berinteraksi satu

dengan yang lain.

Wilayah pesisir kabupaten Indramayu

terdiri atas pantai pasir berlumpur, kawasan hutan

mangrove dan estuaria serta pantai berpasir. Daerah

terumbu karang tidak dijumpai di daerah pesisir

Indramayu. Pemakaian lahannya sebagian besar

digunakan untuk pertambakan, pemukiman, ladang

dan industri. Marwanto dkk (2009) menyatakan bahwa wilayah Indramayu pada penelitian bulan

Januari 2009 memiliki nilai ECe yang bervariasi

antara 0,03-12,91 ds/m, dengan rata-rata curah

hujan bulanan 293 mm.

Pengembangan usaha pertanian di wilayah

pesisir merupakan salah satu bagian dari

kebijaksanaan pemerintah untuk meningkatkan

produksi pangan nasional. Namun, pengembangan

yang dilakukan pun harus sesuai dengan tetap

memperhatikan aspek-aspek perlindungan

lingkungan sehingga tidak menimbulkan masalah-masalah lingkungan seperti pencemaran perairan,

perubahan siklus air, dan meningkatnya laju

sedimentasi.

Pada wilayah pesisir, tidak dipungkiri

bahwa perembesan air asin pasti terjadi dan

berpengaruh besar terhadap kadar garam dalam

tanah (salinitas). Hal ini menyebabkan kegiatan-

kegiatan yang berkaitan dengan usaha pertanian

seperti pembuatan saluran irigasi serta drainase

akan mempengaruhi pola tata air dan juga

pertumbuhan tanaman. Pengaruh pada pola tata air

meliputi aspek kualitas, volume, dan debit air. Pengurangan debit air sungai bagi keperluan irigasi

dapat mengubah salinitas dan pola sirkulasi air di

perairan pesisir seperti wilayah estuaria.

Berkurangnya debit air sungai mengakibatkan

jangkauan intrusi garam semakin jauh ke hulu

sungai dan mempengaruhi tidak hanya ekosistem

perairan pantai itu sendiri tetapi juga ekosistem

daratan di sekitar perairan tersebut.

2.3 Salinitas

Salinitas tanah menunjukkan besar konsentrasi garam terlarut di dalam tanah

(Sembiring dan Gani, 2010). Lahan yang tanahnya

memiliki salinitas tinggi disebut lahan salin. Lahan

salin umumnya ditemui pada daerah yang

dipengaruhi oleh pasang surut dan intrusi air asin

lebih dari 3 bulan dalam setahun, dengan

kandungan Na dalam tanah lebih dari 8%

(Aswidinnoor et al., 2008).

Tanah yang salin dapat diukur berdasarkan

daya hantar listrik (DHL) yang tergantung pada

kadar garam yang terlarut dalam tanah.

Berdasarkan daya hantar listriknya, Follet et al

(1981) mengelompokkan tanah menjadi 3 yang

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Klasifikasi tanah berdasarkan DHL

(sumber : Rosita Sipayung, 2003)

Garam-garam yang menimbulkan stres

tanaman antara lain ialah NaCl, NaSO4, CaCl2,

MgSO4, MgCl2 yang terlarut dalam air (Sipayung,

2003). Menurut Follet et al, (1981), tanah salin

memiliki pH kurang dari 8,5 dengan daya hantar

listrik lebih dari 4 mmhos/cm. Hakim dkk (1986)

menyatakan bahwa kandungan NaCl yang tinggi

pada tanah salin menyebabkan rusaknya struktur

tanah, sehingga aerasi dan permeabilitas tanah tersebut menjadi sangat rendah. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan FAO pada tahun 2005,

ciri-ciri tanah yang terkena salinitas adalah

munculnya endapan liat atau butiran-butiran kristal

garam yang terdapat di permukaan tanah.

Keretakan adalah tanda yang jelas adanya endapan

liat atau debu.

Gambar 1 Keretakan pada tanah di lahan sawah

Indramayu

(Sumber : Dokumentasi pribadi)

Salinitas adalah salah satu cekaman

abiotik yang sangat mempengaruhi produktivitas

dan kualitas tanaman khususnya di wilayah lahan

pasang surut. Semakin besar jarak lahan terhadap

sumber air garam, maka akan semakin besar

pengaruhnya terhadap tanah (S. Marwanto, 2009). Menurut Sembiring dan Gani (2010), lahan pasang

Page 13: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

surut sangat dipengaruhi oleh pergerakan air

pasang dan mempunyai nilai salinitas yang

bervariasi. Keadaan ini, seperti yang dijelaskan

oleh Sipayung (2003), akan menghambat

pertumbuhan akar, batang, dan luas daun karena

adanya cekaman garam, yaitu ketidakseimbangan metabolik yang disebabkan oleh keracunan ion

(Na+) dan kekurangan unsur hara (N, P, dan K).

Kekeringan merupakan sumber utama dari

permasalahan salinitas khususnya di wilayah

pesisir. Soemarno (2004) menyatakan apabila

persediaan air tidak mencukupi untuk memenuhi

kebutuhan tanaman secara penuh, evapotranspirasi

aktual (Eta) akan menurun di bawah

evapotranspirasi maksimum (Etm). Pada kondisi

ini, akan berkembang stres air pada tanaman yang

akan berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan dan

hasil tanaman. Pengurangan potensi air tanah yang terjadi di akuifer daerah pantai dapat menyebabkan

terjadinya ketidakseimbangan hidrostatis air tawar

dan air asin. Bila tekanan hidrostatis air tawar

berkurang maka terjadi intrusi air asin yang

meningkatkan kadar garam pada akuifer.

Penyerapan yang buruk merupakan salah

satu faktor penyebab salinisasi. Cepat lambatnya

perkolasi air tanah sangat dipengaruhi oleh jenis

tanah. Tekstur tanah yang halus memiliki pori-pori

yang kecil sehingga evaporasi rendah dan

penyerapan akan menjadi sulit. Akibat lambatnya perkolasi tanah, air yang menguap dari dalam tanah

akan menarik air tanah yang melarutkan garam ke

atas, sehingga pada saat menguap akan membentuk

kerak bermuatan garam di permukaan tanah yang

sering disebut kristal garam. (Darmawidjaya dalam

Santoso, 1993). Salinitas dikombinasikan dengan

irigasi dan kondisi drainase yang buruk, dapat

mengakibatkan hilangnya kesuburan tanah secara

permanen (FAO, 2005).

2.4 Pengukuran Salinitas

Salinitas tanah dapat diketahui dengan 2 cara, yaitu dengan mengukur daya hantar listrik

(DHL) atau Electrical Conductivity (EC) atau

dengan mengambil sampel pasta tanah yang

kemudian diuji pada laboratorium. ECa dapat

diukur dengan metode induksi elektromagnetik

menggunakan alat EM38. Metode EM induktif

adalah salah satu teknik geofisika permukaan non

destruktif yang digunakan untuk mengukur

konduktivitas bawah permukaan tanah, batuan, dan

air tanah. Metode ini merupakan metode aktif

karena menggunakan sumber medan EM terkontrol. Pengukuran dapat dilakukan tanpa

elektroda maupun kontak dengan tanah, sehingga

survei sangat memungkinkan dilakukan untuk

beragam daerah geologi termasuk daerah dengan

resistivitas permukaan yang tinggi seperti pasir,

aspal, kerikil, tetapi biasanya metode ini digunakan

untuk eksplorasi dangkal (Telford, 1990).

Pada umumnya sensor EM induksi terdiri

dari dua bagian utama yaitu koil transmiter dan koil

receiver. Transmiter koil yang dialiri arus bolak

balik akan memancarkan medan EM primer ke

segala arah, sebagian dari medan elektromagnetik

ini menembus bumi dan akan berinteraksi dengan material bumi. Material yang bersifat konduktif

akan terinduksi oleh medan tersebut, dan

menimbulkan arus Eddy (telluric current). Arus ini

kemudian membangkitkan medan elektromagnetik

sekunder yang akan dipancarkan kembali ke segala

arah. Kuat lemahnya arus Eddy dan medan

elektromagnetik sekunder bergantung pada sifat

konduktif dari material bumi, semakin tinggi

konduktivitas material semakin kuat arus dan

medan sekunder yang mampu dibangkitkan.

Sesampai di permukaan bumi, medan

sekunder kemudian ditangkap oleh koil receiver sebagai data. Koil receiver akan menerima

baik medan primer maupun medan sekunder, yang

dibedakan berdasarkan fasenya. Perbedaan medan

resultan terhadap medan primer akan memberikan

informasi mengenai geometri, ukuran, dan sifat

kelistrikan dari konduktor bawah permukaan.

Sebagian besar sensor EM induktif bekerja

pada domain frekuensi dan dikembangkan dengan

sistem sounding geometri tetap. Sensor terdiri dari

dua buah koil, berfungsi sebagai transmiter dan

receiver yang terpisah pada jarak tertentu. Jarak kedua koil tersebut menjadi salah satu

variabel dalam menentukan nilai konduktivitas

tanah. Pengoperasian alat diatur pada satu nilai

frekuensi tertentu, yang telah disesuaikan dengan

target kedalaman yang dapat dijangkau oleh alat.

EM 38 dengan frekuensi arus 14.6 kHz jarak koil 1

m, sensitif hingga kedalaman 0.4 m pada mode

horisontal coplanar (Simpson et al.,2009).

Alat ini dapat digunakan untuk mengukur

salinitas tanah di lapangan secara cepat. Semakin

tinggi elektrolit dalam tanah, menandakan jumlah

garam juga semakin meningkat. EM38 akan menangkap besaran konduktivitas elektrik di dalam

tanah untuk dapat menentukan kadar garamnya.

Alat EM38 juga digunakan di propinsi NAD untuk

memantau perubahan tingkat salinitas tanah di 20

lokasi di daerah yang terkena tsunami.

Dua tipe pengukuran dengan EM38 adalah

pengukuran secara rebah (horizontal) dan tegak

(vertikal). Perbandingan nilai dari kedua cara

pengukuran tersebut dapat digunakan untuk

memperkirakan sejauh mana garam telah

terinfiltrasi (masuk) kedalam tanah. Dua posisi tersebut menghasilkan dua hasil pengukuran yaitu

EMv (vertikal) pada posisi alat tegak, yang mampu

mengidentifikasi konduktifitas hidraulik hingga

kedalaman 1,5 m. Sedangkan posisi alat rebah

menghasilkan nilai EMh (horizontal) yang mampu

mengidentifikasi konduktifitas hidraulik hingga

kedalaman 0,5 m.

Page 14: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

Hasil pengukuran salinitas tanah dengan

EM38 dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama

tekstur tanah. Berdasarkan hal tersebut, menurut

Irhas dan M. Nasir (2010), interpretasi hasil dari

pengukuran menggunakan EM38 ini harus

disesuaikan dengan tekstur tanah yang diukur. Berikut merupakan tingkat salinitas tanah pada

berbagai tekstur tanah.

Tabel 2 Klasifikasi nilai salinitas berdasarkan

tekstur tanah

(sumber : McKenzie, 1988)

2.5 Toleransi tanaman terhadap salinitas

Jenis tanaman bervariasi dalam hal

sensitifitas terhadap tanah yang berkadar garam

tinggi. Beberapa tanaman dapat mengatasi kadar

garam yang tinggi pada tanah, sedangkan yang lain tidak. Spesies-spesies tanaman yang hanya

mentoleransi konsentrasi garam rendah termasuk

dalam kelompok tanaman glikofita, dan spesies-

spesies tanaman yang mentoleransi konsentrasi

garam tinggi termasuk kelompok tanaman halofita

(Sipayung, 2003). Sensitifitas tanaman terhadap

keberadaan garam ini, sering disebut dengan

toleransi garam.

Menurut Oosterbaan (1992), tekanan

osmosis merupakan pergerakan air dari tempat

dengan konsentrasi garam rendah (tanah) ke tempat yang memiliki konsentrasi garam tinggi

(bagian dalam dari sel-sel akar). Jika konsentrasi

garam pada tanah lebih tinggi dibandingkan dengan

di dalam sel-sel akar, maka tanah akan menyerap

air dari akar, dan tanaman akan layu dan mati. Ini

merupakan prinsip dasar bagaimana salinisasi

mempengaruhi produksi tanaman (FAO, 2005).

Padi merupakan salah satu tanaman

pangan yang paling sering ditemukan, dan

merupakan makanan pokok dari setengah populasi

dunia. Tetapi amat disayangkan bahwa tanaman

padi bukan merupakan tanaman yang resistan terhadap salinitas (Zeng et al., 2004). Salinitas

dapat menjadi masalah utama dalam pertumbuhan

tanaman padi, khususnya di daerah kering dan

pesisir (Ashraf dan Harris, 2004). Besarnya

pengaruh yang ditimbulkan pada pertumbuhan

tanaman padi tergantung dari besarnya nilai

salinitas.

Brinkman dan Singh (1982) menjelaskan

lebih lanjut mengenai gejala keracunan garam pada

tanaman padi berupa tanaman menjadi lebih

pendek, berkurangnya anakan, ujung-ujung daun

berwarna keputihan dan sering terlihat bagian yang

khlorosis pada daun. Kondisi seperti ini, apabila

dibiarkan terus-menerus, akan menyebabkan

kematian pada tanaman. Follet et all (1981) juga menyatakan

bahwa pada tanah yang salin, kandungan larutan

garam dalam tanah dapat menghambat

perkecambahan, penyerapan unsur hara dan

pertumbuhan tanaman. Pada tanah sodik, garam

yang terlarut dalam tanah relatif rendah dan

keadaan tanah cenderung terdispersi dan tidak

permeable terhadap air hujan serta air irigasi.

Tingkat toleransi garam ini dapat dilihat melalui

nilai konduktivitas elektriknya atau EC. Penentuan

konduktivitas elektrik dari salinitas tanah dapat

dilakukan dengan mengambil sampel tanah untuk dilakukan uji laboratorium. Caranya adalah dengan

mengalirkan arus listrik dalam sel kaca

menggunakan dua elektroda pada larutan ekstrak

tanah hasil pengukuran. Satuan dari salinitas tanah

ini dinyatakan dalam decisiemens per meter (ds/m).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh

Yadaf dan Ibrol (1988), berdasarkan besaran

konduktivitasnya, salinitas dibagi menjadi lima

bagian seperti tertera pada Tabel 3.

Tabel 3 Klasifikasi nilai salinitas dan efeknya terhadap tanaman

(sumber : Sipayung, 2003)

Penelitian dari Hayuningtyas (2010)

mengenai uji toleransi padi terhadap salinitas

membuktikan bahwa salinitas sangat

mempengaruhi tanaman padi khususnya pada tahap

perkecambahan biji yang akan tumbuh. Salinitas mengakibatkan kekeringan pada tanaman.

Mencegah akar melakukan kegiatan osmosis

dimana air dan nutris-nutrisi bergerak dari area

berkonsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Oleh

sebab itu, karena kadar garam dalam tanah tersebut,

air dan nutrisi tidak dapat berpindah ke akar

Page 15: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

tanaman. Semakin bertambahnya tingkat salinitas

tanah, tekanan pada pengecambahan juga

bertambah tinggi. Suwarno (1983) menyatakan

bahwa salinitas dapat menyebabkan kerusakan

daun, memperpendek tinggi tanaman, menurunkan

jumlah anakan, bobot 100 butir gabah, bobot kering akar, tajuk, dan total tanaman, serta hasil gabah,

tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang

akar.

Garam mempengaruhi pertumbuhan

tanaman sebab memiliki unsur sodium yang dapat

menyerap unsur garam secara berlebih. Gejala awal

terjadinya salinitas adalah warna daun menjadi

lebih gelap daripada warna normalnya. Selain

warna menjadi lebih gelap, ukuran daun juga

menjadi lebih kecil dari biasanya dengan jarak

tangkai daun pada batang menjadi lebih pendek.

Puncaknya adalah daun berubah warna menjadi kuning dan tepi daun mati (Gambar 2).

Gambar 2 Nekrosis sebagai akibat salinitas pada

tanaman

(sumber : www.deptan.go.id)

Terjadinya nekrosis (matinya jaringan)

pada bagian ujung dan tepi daun disebabkan oleh

pengaruh akumulasi ion Cl pada daun. Kerusakan

daun akan terjadi apabila akumulasi ion Cl dalam

tanaman mencapai lebih dari 2% (Francois 1982

dalam Yahya (1987)). Dominansi dari kadar garam

ditandai dengan kation Calsium (Ca), Magnesium

(Mg), Sodium (Na) dan anion Sulfat (SO4). Apabila

konsentrasi Na tinggi atau tidak seimbang dengan

nilai Ca dan Mg, maka kesuburan tanah akan terganggu. Muatan positif pada kation Na akan

bereaksi dengan muatan negatif pada partikel liat di

tanah, akibatnya tanah menjadi lengket atau lekat

pada saat basah serta keras dan rapat pori-porinya

pada saat kering. Pada umumnya, tanaman yang

dapat mentolerir kekeringan lebih baik, akan dapat

mentolerir salinitas lebih baik pula.

Salinitas sering terjadi pada daerah dataran

rendah dengan iklim kering dan permukaan air

tanah yang tinggi. Dataran yang rendah dan

permukaan air yang tinggi akan mengakibatkan

berlangsungnya proses infiltrasi air laut dengan

mudah, sedangkan iklim yang kering memiliki

curah hujan yang rendah sehingga pencucian garam

dalam tanah akan sulit dilakukan. Pada tanah yang

salin, sering ditemukan butiran seperti kristal, atau

sering disebut sebagai kristal garam (Gambar 3).

Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan kelembapan tanah antara bagian bawah

dengan bagian permukaan tanah, sehingga terjadi

peristiwa kapiler dimana air dan garam yang

terlarut akan bergerak ke atas dan mengendapkan

garam di daerah perakaran dan bagian atas tanah.

Faktor-faktor lain penyebab terjadinya salinitas

adalah penggunaan pupuk dengan dosis yang

tinggi, kontaminasi garam pada air irigasi, dan

infiltrasi air laut.

Gambar 3 Kristal garam dalam tanah di lahan

sawah Indramayu

(sumber : Dokumentasi Pribadi)

Sifat fisik tanah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah dengan pH

4–7. Pada padi sawah, penggenangan akan

mengubah pH tanah menjadi netral (7). Pada

prinsipnya, tanah berkapur dengan pH 8,1–8, 2

tidak merusak tanaman padi (Warintekristek,

2008). Tanaman padi dapat tumbuh di daerah

tropis/subtropis pada 45° LU– 45° LS, mulai dari

dataran rendah sampai dataran tinggi dengan cuaca

panas dan kelembapan tinggi dengan musim hujan

4 bulan. Pada dataran rendah padi memerlukan

ketinggian tempat 0–650 m dpl dengan temperatur 22° C–27° C sedangkan di daerah dataran tinggi

dibutuhkan 650–1.500 m dpl dengan temperatur

19° C–23° C. Rata–rata curah hujan yang baik

adalah 200 mm/bulan atau 1500–2000 mm/tahun

(Warintekbantul, 2008).

Kondisi iklim juga sangat mempengaruhi

toleransi tanaman terhadap salinitas. Kerugian lebih

banyak dirasakan pada musim kemarau dimana

pada saat itu curah hujan sedikit, sedangkan pada

musim hujan terjadi pencucian garam secara

berkesinambungan sehingga kadar garam dalam

tanah tidak setinggi pada saat kemarau. Pada

Page 16: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

penelitian yang dilakukan Yadaf (2004), tanaman

memiliki nilai toleransi yang lebih tinggi terhadap

salinitas pada daerah yang relatif lebih lembab dan

dingin Kondisi salinitas tanah sangat ditentukan

oleh ketinggian lahan, kondisi porositas tanah,

kelembaban tanah, tekstur, iklim dan jaringan irigasi aktif (Rhoades, 1989).

Menurut Yadaf (1988), ada tiga faktor

yang mempengaruhi toleransi tanaman terhadap

salinitas, yaitu (1) tahap pertumbuhan, (2) faktor

lingkungan, dan (3) varietas tanaman itu sendiri.

Tahap pertumbuhan merupakan tahap yang penting

dimana pengaruh salinitas akan jelas melalui

kecepatan perkecambahannya, berkurangnya tinggi

tanaman dan jumlah anakan. Dobermann dan

fairhurst (2000) menyimpulkan bahwa padi relatif

lebih toleran terhadap salinitas saat

perkecambahan, tapi tanaman juga dapat dipengaruhi saat pindah tanam, bibit masih muda,

dan pembungaan.

Marwanto dkk (2009) melalui sebuah

penelitian menjelaskan bahwa semakin jauh dari

pantai, jumlah tanaman padi yang terkena salinitas

mulai berkurang. Hasil pengukuran salinitas di

lapangan menggunakan alat EM38 juga

menunjukkan hal yang sama dimana kadar salinitas

sawah semakin berkurang ke arah daratan, menjauh

dari pantai. Akan tetapi untuk wilayah yang

memiliki jalur drainase yang bermuara ke laut, tingkat salinitas lahan di sekitarnya juga tinggi

yang disebabkan karena intrusi air laut ke daratan

tersebut dapat melalui saluran drainase ini.

Faktor-faktor utama yang membatasi

tanah yang salin dalam pertumbuhan tanaman

adalah air (irigasi) dan nutrisi atau unsur hara

(Eynard et al., 2005). Menurut Bray (1993),

Salinitas yang tinggi menyebabkan terjadinya

keracunan unsur hara serta stres air pada tanaman

yang menyebabkan terganggunya aktivitas

membran sel, enzim-enzim, dan unsur-unsur yang

penting dalam proses fotosintesis. Respon yang diberikan oleh tanaman tersebut adalah dengan

mengumpulkan unsur-unsur metabolisme yang

penting dalam sitoplasma untuk mengatasi

permasalahan stres air (Muns, 2002). Dampak yang

ditimbulkan salinitas terhadap tanaman padi

tergantung dari beberapa faktor yaitu intensitas

stres, klimatologi, dan nilai resistansi masing-

masing tanaman (Asch dan Wopereis, 2001). Hoai

et al. (2005) menyatakan bahwa salinitas dapat

mempengaruhi akumulasi unsur Amonium dan

menurunkan klorofil dalam daun. Gambar 4 menunjukkan pengaruh dari

nilai salinitas terhadap produktivitas padi pada tiap

tahapan pertumbuhan. Pada gambar 4(a), terlihat

bahwa salinitas sangat mempengaruhi jumlah bulir

pada tiap malai pada proses perkecambahan.

Jumlah bulir terbanyak terjadi pada saat nilai

salinitas rendah yaitu 1 ds/m. Pada saat nilai

salinitas meningkat, jumlah bulir dalam anakan

mengalami penurunan sampai dengan 25 %.

Gambar 4(c) juga menunjukkan bahwa

salinitas memberikan pengaruh nyata terhadap

persentase rasio antara jumlah anakan dan malai pada fase pembentukan malai, bukan pada fase

perkecambahan. Sedangkan pada gambar 4(d)

terlihat bahwa tingga rendahnya nilai salinitas tidak

berpengaruh pada total jumlah bulir tiap malai.

Berdasarkan grafik-grafik tersebut, terlihat bahwa

pengaruh dari salinitas sangat nyata terlihat pada

fase perkecambahan.

Panduan mengenai salinitas pertama kali

dikembangkan oleh Maas dan Hoffman (1977)

yang menyatakan bahwa toleransi tanaman

terhadap salinitas dapat diketahui dengan

memplotkan produktivitas sebagai fungsi yang berkelanjutan pada salinitas tanah. Penelitian

tersebut dilakukan pada tahun 1959 sampai dengan

1972 pada lahan yang sudah tidak terpakai. Sejak

saat itu, Hasil ini menjadi panduan internasional

dan digunakan sebagai acuan dalam penelitian

lainnya. Pada tahun 2010, sebuah penelitian

dilakukan di Iran, untuk mengetahui perbedaan

hasil produktivitas tanaman padi dengan perlakuan

salnitas yang berbeda-beda.

Penelitian yang dilakukan oleh M. K.

Motamed et al. mengenai hubungan antara proses pertumbuhan tanaman padi dengan salinitas

memberikan informasi mengenai seberapa besar

salinitas mempengaruhi pertumbuhan padi

khususnya pada tiap-tiap tahapan pertumbuhan,

terlihat pada Gambar 5. Penelitian tersebut

memperbandingkan hasil tanaman padi yang

dikenakan perlakuan nilai salinitas yang berbeda-

beda dalam setiap tahap pertumbuhannya, yaitu

0.8, 2, 4, 6, dan 8 ds/m. Penelitian tersebut

dilakukan dalam rumah kaca buatan dan

menggunakan 8 jenis varietas padi yang berbeda

guna menguji ketahanan dari masing-masing varietas.

Berdasarkan grafik pada Gambar 5,

diketahui bahwa pada beberapa aspek dalam

pertumbuhan tanaman padi, terdapat penurunan

hasil dengan meningkatnya nilai salinitas. Aspek-

aspek yang dipengaruhi nyata oleh salinitas adalah

tinggi tanaman, total bulir dalam malai, jumlah

malai, dan berat 100 bulir. Panjang tanaman

semakin berkurang dan mencapai titik

minimumnya pada nilai salinitas tertinggi yaitu 8

ds/m. Berkurangnya tinggi tanaman menyebabkan jumlah daun yang diproduksi lebih sedikit,

sebagaimana diketahui bahwa daun adalah tempat

terjadinya fotosintesis. Akibatnya jumlah malai dan

anakan pun juga akan cenderung sedikit. Salinitas

tidak berpengaruh terhadap kesuburan tanaman,

demikian pula dengan jumlah anakan yang berisi

maupun yang kosong.

Page 17: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

(a)

(b)

)

(c)

(d)

Gambar 4 Dampak kenaikan salinitas pada tahapan pertumbuhan padi (a) jumlah bulir terisi (b) persentase

rasio jumlah malai padi dan anakan. (c) persentase berat jerami (d) total jumlah bulir per malai

(sumber : Hassan, 2012)

Page 18: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

(g)

(h)

Gambar 5 Hubungan antara salinitas dengan variabel pengukuran padi (a) tinggi tanaman (b) anakan kosong

(c) bulir kosong (d) kesuburan (e) jumlah anakan (f) jumlah bulir pada malai (g) jumlah malai (h)

berat 100 bulir

(sumber : Motamed et al, 2008)

Tinggi tanaman Jumlah anakan

Anakan kosong Total bulir tiap malai

Bulir kosong Jumlah malai

Kesuburan Berat 100 bulir

Page 19: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

Pada penelitian ini, salah satu hal yang

sangat berpengaruh dalam proses penentuan

hubungan antara produktivitas tanaman padi

dengan salinitas adalah hubungan antara berat 100

butiran padi dengan salinitas tersebut. Pada

Gambar 6, terlihat bahwa persentase tertinggi didapat pada saat nilai salinitas terendah yaitu

mendekati 0 ds/m.

Gambar 6 Diagram hubungan persentase

produtivitas lahan dan salinitas

(sumber : Motamed et al, 2008)

Nilai R2 yang didapat dari persamaan

diatas adalah sebesar 0.9965 yang artinya data-data

yang digunakan adalah akurat dan hasilnya

memiliki nilai korelasi yang tinggi. Persentase

produktivitas lahan terendah didapat pada saat nilai salinitas mencapai 6 ds/m, yaitu hanya sebesar 20

%. Penurunan terjadi secara bertahap seiring

dengan bertambahnya salinitas. Pada nilai salinitas

1 ds/m, produktivitas masih dapat dipertahankan.

Perubahan terlihat secara signifikan pada saat

salinitas mencapai angka 4 ds/m, yaitu terjadi

penurunan sebesar 60 %.

Hasil yang didapat oleh Motamed (2008)

ini berkesesuaian dengan penelitian yang dilakukan

oleh Grattan (2002) yang juga melakukan uji coba

untuk membandingkan tinggi tanaman padi yang dikenai berbagai perlakuan salinitas dengan

tanaman padi dengan perlakuan normal. Penelitian

tersebut dilakukan pada tahun 1996 dengan

menggunakan ring metal berdiameter 8 kaki.

Perlakuan salinitasnya mencakup 0.4, 1, 2, 4, 6, 8,

dan 10 ds/m. Perbedaan tinggi tanaman terlihat

secara nyata pada masing-masing perlakuan

salinitas. Hasil penelitiannya dapat dilihat pada

Gambar 7.

Berdasarkan Gambar 7, dapat terlihat

perbedaan tinggi tanaman serta jumlah anakan pada

setiap perlakuan. Tanaman padi dengan perlakuan salinitas yang paling tinggi, memiliki jumlah

anakan yang paling sedikit. Tinggi tanamannya pun

terlihat berbeda secara nyata, dimana tanaman padi

yang paling tinggi adalah yang mendapat perlakuan

salinitas paling kecil, yaitu 0.3 ds/m. Persamaan

hasil produktivitas padi dengan nilai salinitas dapat

dilihat pada Gambar 8.

Gambar 7 Tinggi tanaman pada berbagai tahapan

salinitas

(sumber : Grattan, 2002)

Gambar 8 Persamaan hubungan antara nilai

salinitas musiman terhadap

produktivitas padi

(sumber : Grattan, 2002)

Pada gambar 8 didapat berdasarkan hasil

studi lapangan pada tahun 1996-1997 tentang produktivitas padi dan kenaikan salinitas.

Penurunan produksi terlihat pada saat nilai salinitas

di sawah mengalami kenaikan sebesar 1.9 ds/m.

Hasil persamaan yang didapat menunjukkan

berkurangnya produktivitas padi seiring dengan

bertambahnya nilai salinitas, dimana pada nilai

salinitas tertinggi yaitu 12 ds/m, produktivitas padi

mencapai angka 0. Penurunan terbesar terjadi pada

saat nilai salinitas sebesar 9 ds/m. Menurut Grattan

(2002), identifikasi pengaruh salinitas pada tiap-

tiap pertumbuhan tanaman padi sangat berguna untuk mengatur sistem irigasi sehingga dapat

mengontrol nilai salinitas.

III BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2009 sampai dengan bulan November 2010

bertempat di Kabupaten Indramayu. Lokasi

penelitian ialah pada kecamatan yang memiliki luas

Page 20: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

sawah besar dan berdekatan dengan garis pantai.

Data hasil pengumpulan dari lapangan dianalisis di

Laboratorium Klimatologi Departemen Geofisika

dan Meteorologi IPB.

3.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan dalam

penelitian ini ialah :

1. Kuesioner yang digunakan dalam survei untuk

mempelajari sistem usaha tani padi (Lampiran

1)

2. Data hujan harian dari 17 stasiun (Gambar 9)

untuk bulan Juli 2009, Oktober 2009, dan

November 2010, yaitu bulan-bulan waktu

pengukuran salinitas

3. EM38, alat untuk mengukur salinitas (Gambar

10) diperlukan untuk analisis data

Gambar 9 Lokasi Stasiun Hujan di Indramayu

(sumber : Dinas Pertanian Indramayu,

2010)

(a)

(b)

Gambar 10 Alat EM38 untuk pengukuran salinitas secara (a) horizontal (b) vertikal

(sumber : Dokumentasi pribadi)

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa

tahapan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11.

Tahap pertama ialah melakukan studi literatur

tentang kajian dampak salinitas terhadap

pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi dan survei lapang SUT dengan menggunakan kuesioner

pada Lampiran 1.

Tahap kedua ialah melakukan pengukuran

salinitas di kecamatan yang sudah dipilih pada

beberapa titik pengamatan pada bulan November

2010. Titik pengamatan salinitas ditetapkan pada

lokasi yang sama dengan lokasi tempat pengukuran

hasil ubinan padi yang dipanen pada bulan

November 2010. Untuk mempelajari pengaruh

kondisi hujan terhadap salinitas, penelitian ini juga

menggunakan data hasil pengukuran salinitas yang

dilakukan pada bulan Juli dan Oktober 2009 oleh Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian-

Departemen Pertanian. Periode waktu pengambilan

sampel ubinan dan salinitas dilakukan selama

periode pertumbuhan dan perkembangan tanaman

(Gambar 12).

Tahap ketiga ialah melakukan analisis data

yang diperoleh dari Tahap 1 dan 2 untuk menyusun

peta sebaran kondisi salinitas dan hubungannya

dengan kondisi hujan, menyusun persamaan

hubungan antara salinitas dengan hasil tanaman

padi dan alternatif teknologi usahatani untuk mengatasi masalah salinitas.

Gambar 11 Diagram Alir Penelitian

Gambar 12 Periode Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Penelitian

Page 21: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

3.3.1 Survei Lapang Survei lapang terhadap SUT padi

dilakukan dengan menggunakan metode

wawancara mendalam (In-depth Intervew).

Penggunaan metode ini didasarkan pada dua alas

an. Pertama, dengan wawancara, peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami

petani, tetapi juga memungkinkan peneliti

mendapat informasi lain yang dirasa penting.

Kedua, apa yang ditanyakan kepada petani bisa

mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang

berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang, dan

juga masa mendatang.

Responden yang dipilih dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan metode purposive

sampling atau pemilihan secara sengaja sebanyak

40 responden. Ketentuan responden yang dipilih

adalah petani-petani yang lahan sawahnya dipilih untuk pengukuran salinitas dan menjadi bahan

sampel ubinan. Setiap petani mewakili satu

kelompok petani. Responden yang dipilih terdiri

dari petani dengan tipe pengairan lahan irigasi dan

tadah hujan.

3.3.2 Metode Pengukuran Salinitas dan

Sampel Ubinan

Pengukuran salinitas dan hasil padi ubinan

dilakukan pada bulan November 2010. Salinitas

diukur dengan alat EM-38, dengan dua kali pengukuran yaitu secara vertikal dan horizontal.

Pada satu titik pengamatan dilakukan

pengambilan contoh sebanyak 10 kali baik secara

vertikal dan horizontal dan kemudian dihitung nilai

rata-ratanya. Sedangkan data hasil padi diukur

dengan pengambilan sampel ubinan berukuran 2.5

x 2.5 meter. Banyak titik pengukuran salinitas dan pengambilan contoh ubinan ialah sebanyak 32 titik

(Gambar 13).

3.3.3 Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mempelajari

pola sebaran kondisi salinitas tanah dan

hubungannya dengan kondisi hujan dengan

menyusun data jumlah hujan dan banyak hari hujan

dari semua stasiun hujan (Gambar 9) dan data hasil

pengamatan salinitas pada semua titik pengamatan

(Gambar 13) selama periode pengamatan salinitas

ke dalam software Surfer 10. Software Surfer 10 selanjutnya dijalankan dengan menggunakan

metode Kriging. Hasil dari proses ini adalah pola

sebaran salinitas dan juga pola sebaran tinggi hujan

dan banyak hari hujan. Langkah berikutnya

dilakukan analisis visual untuk melihat hubungan

antara pola sebaran salinitas dan kondisi hujan.

Selanjutnya untuk menyusun hubungan antara

salinitas dan hasil tanaman, data hasil padi dari

pengukuran ubinan dan salinitas dianalisis dengan

menggunakan teknik regresi. Bentuk-bentuk

hubungan yang diperoleh dari hasil kajian literatur digunakan sebagai referensi dalam menentukan

bentuk persamaan hubungan yang akan dibangun.

Gambar 13 Lokasi titik-titik pengamatan salinitas dan pengambilan sampel ubinan

(sumber : Balai Penelitian Tanah, 2010)

Page 22: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemetaan salinitas, curah hujan, dan

jumlah hari hujan

Indramayu merupakan salah satu

penghasil padi terbesar di Jawa Barat. Jenis persawahan yang ditemui di wilayah Indramayu

adalah sawah tadah hujan dan sawah irigasi. Letak

Indramayu yang berbatasan langsung dengan laut

menimbulkan permasalahan salinitas yang sangat

berpengaruh terhadap hasil produktivitas. Curah

hujan merupakan salah satu faktor yang berperan

dalam situasi ini dikarenakan fungsinya sebagai

pencuci garam dalam tanah.

Pada bulan Juli 2009 curah hujan di

wilayah Indramayu cenderung rendah dengan nilai

tertinggi adalah 6 mm pada stasiun Bulak dan

Bangkir. Kecamatan yang dicakup adalah desa Pamayahan, Bulak, Karangsinom, Soge, Muntur,

Santing, dan sebagian wilayah Karanganyar. Nilai

terendahnya adalah tidak ada hujan pada stasiun

Cikedung Sukadana, Tugu, Sumurwatu, Losarang,

Sudimampir Lor, Kedokan Bunder, dan Bondan.

Stasiun-stasiun tersebut mencakup wilayah Selatan

Indramayu dan sebagian wilayah dekat laut seperti

desa Brondong, Indramayu. Jumlah hari hujan

tertinggi terdapat pada wilayah stasiun Bangkir dan

Cidempet yaitu selama 2 hari.

Pada Gambar 14 terlihat perbandingan antara 3 variabel yaitu curah hujan, jumlah hari

hujan, serta nilai salinitas. Perbandingan antara 3

variabel tersebut ditunjukkan dengan skala warna.

Warna merah menunjukkan curah hujan rendah,

sedangkan warna biru menunjukkan curah hujan

tinggi. Demikian juga dengan jumlah hari hujan,

warna merah menunjukkan intensitas hujan rendah

dan warna biru menunjukkan intensitas hujan

tinggi. Variabel salinitas ditunjukkan dengan warna

merah yang didefinisikan sebagai wilayah rawan

salinitas, serta warna biru yang didefinisikan

sebagai wilayah dengan salinitas rendah. Berdasarkan Gambar 14, terlihat kesesuaian pola

hubungan antara ketiga variabel tersebut.

Wilayah dengan curah hujan tinggi dan

jumlah hari hujan yang banyak memiliki nilai

salinitas yang rendah, tepatnya di daerah Barat Laut

Indramayu yang berbatasan langsung dengan laut.

Nilai salinitas yang tinggi terdapat pada Desa

Brondong, Kecamatan Indramayu, dimana pada

wilayah tersebut jumlah hari hujannya banyak

tetapi curah hujannya relatif rendah. Nilai

salinitasnya mencapai 10.54 ds/m. Rendahnya curah hujan disertai dengan permasalah salinitas di

wilayah pesisir Indramayu mengakibatkan banyak

kesulitan bagi petani. dimana mereka tidak dapat

menanam apapun di lahannya.

Selain itu juga, nilai salinitas yang rendah

pada wilayah Barat Laut Indramayu (Patrol,

Kandanghaur) menyebabkan terjadinya alih fungsi

lahan dari lahan pertanian menjadi lahan garam

atau tambak. Bulan Juli merupakan puncak musim

kemarau dengan rata-rata curah hujan bulanannya

kurang dari 2 mm. Menurut Soemarno (2004)

apabila persediaan air tidak mencukupi untuk

memenuhi kebutuhan tanaman secara penuh,

evapotranspirasi aktual (Eta) akan menurun di bawah evapotranspirasi maksimum (Etm). Pada

kondisi ini, akan berkembang stres air di dalam

tanaman yang akan berpengaruh buruk terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman.

Ketersediaan air yang kurang ditambah

dengan jarak lahan yang dekat dengan laut

mengakibatkan turunnya tingkat kesuburan tanah di

wilayah tersebut karena terkena salinitas. Masalah

utama yang dihadapi adalah keretakan pada lahan

serta banyaknya kristal garam pada permukaan

tanah yang sangat terlihat jelas di sepanjang

wilayah pesisir Indramayu pada bulan tersebut. Pada bulan Oktober 2009, sebaran curah hujan di

wilayah Indramayu didominasi oleh warna merah.

Nilai tertinggi yang tercatat adalah 41 mm pada

stasiun Krangkeng dengan cakupan wilayah desa

Krangkeng, Kapringan, dan Kali Anyar.

Nilai terendahnya adalah tidak ada hari

hujan yaitu pada stasiun Cikedung dengan cakupan

wilayah desa Loyang dan Cikedung Lor. Rata-rata

curah hujan pada bulan Oktober 2009 adalah

sebesar 18 mm. Terdapat sedikit perbedaan antara

curah hujan bulan Juli dengan bulan Oktober. Hal tersebut juga berdampak pada produktivitas padi

pada bulan-bulan terkait.

Jumlah hari hujan terbanyak adalah 4 hari

tercatat pada wilayah Stasiun Bangkir, Cidempet,

dan Jatibarang. Sedangkan pada beberapa stasiun

lainnya tidak turun hujan sama sekali. Tanaman

padi membutuhkan air untuk hidup. Variasi jumlah

hari hujan ini juga dapat mengakibatkan fluktuasi

nilai produktivitas padi di wilayah Indramayu.

Kesesuaian pola terlihat pada nilai salinitas yang

tinggi pada wilayah dengan intensitas hujan yang

tinggi, tetapi curah hujannya rendah. Menurut Sipayung (2003), kadar garam

yang tinggi pada tanah menyebabkan terganggunya

pergerakan air dari tanah menuju akar, akibatnya

tanaman akan kekurangan air, bahkan air dari

tanaman itu sendiri akan diserap oleh tanah,

sehingga pertumbuhannya akan terhambat. Irigasi

dapat menjadi salah satu solusi yang baik untuk

mengatasi hal tersebut karena air memiliki nilai pH

yang sangat netral sehingga dapat membantu proses

pencucian garam pada lahan sehingga tanah dapat

berfungsi lebih maksimal. Lahan yang diairi dengan baik (irigasi atau curah hujan) akan dapat

mengurangi permasalahan salinitas.

Nilai salinitas tertinggi pada bulan

Oktober tercatat sebesar 7.83 ds/m, tepatnya pada

wilayah desa Brondong. Lahan persawahan di

daerah ini sebagian terletak di pinggir sungai yang

mengarah ke laut. Tanpa adanya irigasi yang baik

atau curah hujan yang tinggi, hal ini merupakan

Page 23: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

Gambar 14 Pemetaan Sebaran Salinitas Tanah, Curah Hujan, dan Jumlah Hari Hujan di Indramayu

(sumber : Balai Penelitian Tanah dan Dinas Pertanian Indramayu, 2010)

13

Page 24: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

salah satu penyebab tingginya salinitas di wilayah

tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

Yadraf dan Ibrol (1988), angka tersebut termasuk

kategori salinitas sedang. Sebaran salinitas pada

bulan Juli dan Oktober mengindikasikan hal yang

sama, yaitu jarak antara laut dengan lahan pertanian berpengaruh terhadap besar nilai salinitas tanah di

wilayah tersebut. Semakin mendekati laut, nilai

salinitasnya menjadi lebih tinggi dan demikian pula

sebaliknya.

Sebaran curah hujan pada bulan

November 2010 didominasi dengan warna biru,

yang artinya pada bulan ini curah hujannya relatif

tinggi, dengan rata-rata curah hujannya sebesar 268

mm. Curah hujan tertinggi terdapat pada wilayah

Stasiun Sukadana dengan angka 325 mm.

Sedangkan curah hujan terendah terjadi di wilayah

stasiun Lohbener dengan angka 37 mm. Jumlah hari hujan pada bulan November juga termasuk

tinggi, apabila dibandingkan pada bulan-bulan hasil

penelitian yang sebelumnya, yaitu Juli dan Oktober

2009.

Rata-rata jumlah hari hujan pada bulan

November adalah 11 hari per stasiun dalam

sebulan. Jumlah hari hujan terbanyak terjadi di

wilayah Jutinyuat selama 15 hari. Sedangkan angka

terendahnya terjadi di wilayah Lohbener dengan 4

hari kejadian hujan. Angka tersebut masih lebih

tinggi dari jumlah hari hujan di bulan Juli dan Oktober. Berkebalikan dengan curah hujan dan

jumlah hari hujannya, variabel salinitas didominasi

oleh warna biru tua, yang berarti memiliki sebaran

dengan nilai yang rendah. Hal ini sangat sesuai,

dikarenakan curah hujan serta jumlah hari hujan

yang tinggi dapat membantu proses pencucian

garam di dalam tanah, sehingga tanah dapat

berfungsi lebih maksimal dan mengurangi angka

salinitas di daerah tersebut. Akan tetapi, walaupun

perbedaan curah hujan pada bulan Juli dan Oktober

2009 sangat besar dibandingkan dengan curah

hujan bulan November 2010, nilai salinitas yang didapatkan dari hasil penelitian tidak menunjukkan

perbedaan yang signifikan.

Berdasarkan hasil pengamatan pada bulan

November 2010, dapat diketahui bahwa semakin

mendekati laut, nilai salinitas cenderung akan

meningkat, tetapi tidak dipungkiri bahwa banyak

faktor-faktor yang mempengaruhi selain daripada

jaraknya terhadap laut, curah hujan, dan jumlah

hari hujan. Faktor tersebut antara lain jenis tanah

yang dapat menyimpan kapasitas air lebih baik.

Tanah dengan pori-pori yang kecil akan menghambat pergerakan air sehingga penyerapan

air dengan kandungan garam yang tinggi akan

menjadi sulit. Selain itu faktor lain yang

menyebabkan hal tersebut adalah terjadinya

konversi lahan di beberapa lokasi di Indramayu.

Lahan yang tadinya dialokasikan untuk kegiatan

pertanian berubah menjadi lahan garam, tambak,

dan rawa-rawa.

Salinitas memberikan pengaruh yang

besar pada saat musim kemarau. Pada musim

kemarau, ketersediaan air tanah menurun sehingga

tanah menjadi kering. Kekeringan menyebabkan tanah mengalami keretakan, akibatnya intrusi air

asin dapat dengan mudah terjadi. Penyerapan air

laut tersebut mengakibatkan akumulasi garam

sehingga konsentrasi garam dalam tanah

meningkat. Tanaman membutuhkan kandungan air

yang cukup dalam tanah untuk dapat melakukan

pertumbuhan. Kondisi tanah dengan kapasitas air

yang rendah serta akumulasi garam yang tinggi

menyebabkan tanaman kesulitan bertumbuh

sehingga akan menyebabkan kematian.

Pengaruh curah hujan pada penurunan

nilai salinitas terletak pada konsentrasi air yang terserap ke dalam tanah. Curah hujan yang turun ke

permukaan bumi memiliki pH yang hampir, atau

bisa diasumsikan, netral. Curah hujan yang jatuh ke

bumi dan terserap ke dalam tanah akan berikatan

dengan kation-kation garam dalam tanah sehingga

akan menurunkan konsentrasi garam di dalam

tanah.

4.2 Analisis hubungan produktivitas padi

dengan salinitas

Salinitas merupakan masalah utama pada lahan pertanian di wilayah pesisir. Permasalahan

tersebut berpengaruh terhadap hasil produktivitas

padi di wilayah Indramayu. Mengetahui hal

tersebut, ada juga petani yang akhirnya

menkonversi lahannya menjadi lahan garam atau

tambak. Kondisi ini merupakan bentuk adaptasi

dari sistem pertanian yang umumnya dilakukan di

wilayah dataran rendah (650 mdpl) dengan pH

tanah 4-7. Oleh sebab itu dibutuhkan perlakuan

yang berbeda pada sistem usaha pertanian yang

diterapkan.

Sampel produksi panen yang diambil pada pengamatan akan menentukan banyaknya hasil

panen di wilayah pesisir Indramayu yang rentan

terhadap bencana salinitas. Salinitas tanah yang

tinggi akan menurunkan hasil panen karena kadar

garam tinggi dalam tanah akan menghambat aliran

air serta unsur hara dalam tanah. Hubungan

produktivitas padi dan salinitas tersedia pada

Gambar 15. Berdasarkan diagram pada Gambar 15,

terlihat bahwa hasil plot titik-titik tersebut

menyebar dan peningkatan salinitas tidak diikuti

dengan adanya perbedaan nyata terhadap produktivitas padi. Persamaan yang didapat adalah

sebagai berikut.

y = -0.0608x + 3.1214

Page 25: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

Persamaan yang didapat pada penelitian

ini kurang berkesesuaian dengan persamaan yang didapat oleh Grattan (2002) pada Gambar 8.

Terdapat penurunan yang nyata pada produktivitas

padi seiring dengan bertambahnya nilai salinitas.

Penurunan secara signifikan terjadi pada saat nilai

salinitas 8 menuju 9 ds/m dengan penurunan

produktivitas sebesar 70 %. Sedangkan pada

diagram yang didapat dari hasil penelitian, sampai

dengan nilai salinitas 7 ds/m masih belum

ditemukan penurunan produktivitas padi secara

signifikan.

Pada penelitian yang dilakukan Grattan

(2002) terjadi penurunan produktivitas sebesar 40 % pada nilai salinitas 6 ds/m, berbeda dengan

produktivitas padi yang didapat pada penelitian ini.

Produktivitas padi yang didapat dari penelitian ini

hanya berkisar pada angka 2 kg sampai dengan 3

kg per 2.5 m2 atau sekitar 4 ton/ha, walaupun nilai

salinitasnya fluktuatif antara 1 sampai dengan 6

ds/m.

Gambar 16 menunjukkan sebaran

produktivitas padi di Indramayu selama bulan

November 2010. Sebaran ditunjukkan dengan skala

warna, dengan warna hijau sebagai indikasi lahan memiliki produktivitas yang baik sedangkan warna

putih menunjukkan lahan memiliki produktivitas

kurang baik. Hasil produktivitas padi terbesar

dicapai di desa Pamayahan dengan angka salinitas

1.85 ds/m, yaitu 4.80 kg/ubinan. Sedangkan angka

terendahnya ditunjukkan oleh area berwarna putih

pada Gambar 16 sebesar 0 kg pada angka salinitas

3.12 ds/m, yaitu di Desa Losarang. Angka salinitas

tersebut tergolong salinitas rendah, namun demikian lahan tidak menghasilkan sama sekali.

Hal tersebut dikarenakan lahan yang tadinya

merupakan wilayah persawahan telah berubah

fungsinya menjadi rawa-rawa sehingga tidak dapat

menghasilkan.

Konversi lahan juga terjadi di berbagai

wilayah lain di Indramayu seperti di Patrol, yang

tadinya adalah lahan sawah berubah menjadi lahan

garam dan tambak. Para petani yang pada akhirnya

menggarap sawah garam, karena dianggap lebih

menguntungkan. Sawah garam banyak terdapat di wilayah Indramayu, khususnya di daerah sepanjang

pantai utara Jawa.

Pada wilayah lainnya, Desa Santing

memiliki angka produktivitas sebesar 2.23

kg/ubinan dan nilai salinitas sebesar 5.51 ds/m.

Nilai salinitas sedang disertai curah hujan yang

rendah, akan membuat tanaman padi akan

mengalami kekurangan ketersediaan air.

Pertumbuhan tanaman akan terganggu, tanamannya

menjadi pendek dan bahkan sampai mati. Hal

tersebut sangat merugikan petani sawah. Berbeda dengan wilayah lainnya, terdapat

satu titik yang menonjol diantara 32 titik yang

menjadi sampel penelitian, yaitu pada wilayah

Brondong, sebesar 9.59 ds/m. Pada angka ini,

salinitas sudah tergolong sangat tinggi dan secara

teori dapat mengganggu pertumbuhan tanaman,

bahkan mematikan (Follet et al, 1981). Tetapi yang

Gambar 15 Hubungan Produktivitas Padi dan Salinitas pada bulan November 2010

Page 26: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

terjadi adalah kebalikannya, pada saat angka

salinitas mencapai 9.59 ds/m, ternyata angka produktivitasnya dapat mencapai 2.64 kg/ubinan.

Hal ini tidak berkesesuaian dengan teori dimana

nilai salinitas berbanding terbalik dengan hasil

produktivitas (Grattan et al, 2002).

Berdasarkan data dari kuesioner, penyebab

utamanya adalah jenis tanah serta irigasi yang baik.

Jenis tanah yang ada di wilayah Brondong

merupakan jenis tanah yang dapat menyimpan

kapasitas air dengan lebih baik, sehingga lebih

tahan terhadap ancaman salinitas. Penerapan irigasi

yang cukup baik juga sudah dilakukan di wilayah

ini, sehingga hampir sebagian besar dari lahan sawah di wilayah ini dapat terairi dengan baik.

Wilayah Brondong memiliki angka salinitas yang

tergolong tinggi, tetapi dapat menjaga hasil

produktivitasnya. .

Pada penelitian yang dilakukan oleh

Grattan (2002) dan Motamed (2008), terjadi

penurunan hasil produktivitas padi yang nyata

seiring dengan bertambahnya nilai salinitas. Jumlah

anakan yang lebih sedikit, tinggi tanaman yang

lebih pendek, serta berkurangnya berat 100 bulir

padi menjadi pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh salinitas. Hal ini tidak berkesesuaian dengan

penelitian yang dilakukan di Indramayu ini. Pada

pengambilan hasil ubinan yang dilakukan pada

bulan November 2010, kenaikan nilai salinitas

tidak terlalu berpengaruh terhadap hasil

produktivitas padi di wilayah tersebut. Nilai

salinitas yang diamati pada penelitian ini mencapai

angka 9.59 ds/m yang menurut klasifikasi besaran

salinitas dan efeknya terhadap tanaman pada Tabel

3 (Sipayung, 2003), hanya sedikit tanaman yang dapat bertahan.

Ketidaksesuaian yang terjadi pada

penelitian ini salah satunya diakibatkan oleh faktor

cuaca atau curah hujan, dimana pada bulan

November curah hujan relatif tinggi mencapai 325

mm, dengan jumlah hari hujan yang cukup banyak.

Curah hujan yang tinggi dapat membantu proses

pencucian garam dalam tanah, sehingga tanaman

padi dapat menyerap unsur hara dengan lebih baik.

Berdasarkan hasil survei yang dikumpulkan, sistem

irigasi pada sistem pertanian di Indramayu secara

umum masih kurang memadai sehingga tidak semua lahan sawah di Indramayu terairi dengan

baik. Irigasi merupakan hal yang sangat penting

mengingat lokasi Indramayu yang berdekatan

dengan laut, sehingga akan sulit mendapatkan air

dengan pH netral. Proses infiltrasi air laut

menyebabkan air irigasi dengan kandungan garam

yang tinggi merembes ke dalam lahan, sehingga

tanaman padi tidak dapat bertumbuh dengan baik.

Salah satu komponen yang juga

mempengaruhi analisis hubungan ini adalah jenis

varietas padi yang digunakan oleh para petani di Indramayu. Tanaman padi bukan merupakan

tanaman halofita atau tanaman yang memiliki

ketahanan tinggi terhadap salinitas, tetapi pada

kenyataannya varietas padi Ciherang memiliki

toleransi yang cukup baik terhadap salinitas. Hal ini

dikuatkan dengan deskripsi padi Ciherang yang

terdapat pada Tabel 4.

Gambar 16 Sebaran Produktivitas Padi di Indramayu

Page 27: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

Berdasarkan hasil kuesioner yang

dikumpulkan, 80 % dari petani di wilayah

Indramayu menggunakan varietas padi Ciherang,

sebagaimana disarankan oleh penyuluh pertanian

setempat. Padi Ciherang dikeluarkan oleh

pemerintah sejak tahun 2000 dan dinilai memiliki kualitas yang unggul. Umur tanamnya berkisar

antara 116-125 hari, lebih pendek dari varietas

lainnya seperti IR 64. Hal ini menguntungkan

petani khususnya dalam penentuan waktu tanam.

Petani dapat menentukan waktu tanam yang sesuai

agar dapat mengatasi musim kemarau dengan baik.

Selain itu, varietas Ciherang juga terbukti

cocok ditanam baik pada musim kemarau dan

musim hujan. Salah satu petani di Indramayu

mengatakan bahwa varietas Ciherang telah dipakai

sejak tahun 2000 dan masih tetap bertahan karena

menghasilkan produksi yang baik sampai sekarang. Gambar padi, beras, dan gabah Ciherang dapat

dilihat pada Gambar 17 dan Gambar 18.

Gambar 17 Padi Ciherang

(sumber : Balai Besar

Penelitian Padi)

Gambar 18 Gabah dan beras Ciherang

(sumber : Balai Besar Penelitian

Padi)

Pada musim tanam 2005, varietas

Ciherang menempati posisi kedua terbanyak

ditanam di wilayah Jawa Barat, yaitu mencapai

0.73 juta ha, 33% lebih luas dari jenis varietas IR

64 yang seluas 0.5 juta ha. Sampai dengan tahun

2011, varietas Ciherang masih mendominasi luas

pertanian di Indonesia yaitu sebesar 47%, dari total

lahan pertanian seluas 12.8 juta ha (Hermanto,

2006).

Varietas ini merupakan jenis persilangan

antara IR 64 dengan varietas lainnya. Para petani di

Indramayu menilai varietas ini memiliki rasa nasi yang pulen dan enak. Varietas Ciherang dianjurkan

ditanam pada wilayah dengan ketinggian di bawah

500 mdpl, sehingga Indramayu yang memiliki

ketinggian 0-100 mdpl merupakan lokasi yang

sesuai untuk ditanami varietas ini.

Informasi mengenai iklim sudah banyak

diterapkan di wilayah Indramayu. Para petani di

wilayah tersebut sudah mendapatkan penyuluhan

mengenai penerapan informasi iklim dalam

meningkatkan produktivitas padi. Ciherang

merupakan varietas yang dianjurkan penyuluh

pertanian untuk ditanam di wilayah Indramayu, dan terbukti cukup resistan terhadap salinitas

Tabel 4 Deskripsi padi Ciherang

(sumber : Litbang Deptan, 2002)

4.3 Solusi Permasalahan Salinitas

Indramayu merupakan salah satu wilayah

yang sudah cukup maju dalam bidang pertanian,

mengingat banyaknya penelitian yang dilakukan di

wilayah ini. Informasi iklim serta penyuluhan-

penyuluhan yang disampaikan oleh penyuluh pertanian menjadi sangat berguna dalam proses

tanam menanam padi di wilayah tersebut. Salah

satu bentuk adaptasi yang dapat dilakukan

masyarakat Indramayu sehubungan dengan

kegiatan pertanian dan permasalahan salinitas

adalah dengan mencari varietas padi yang tahan

salin.

Page 28: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Ciherang ternyata memiliki toleransi yang cukup

baik dalam menghadapi permasalahan salinitas.

Oleh sebab itu penggunaan varietas Ciherang dapat

dilanjutkan sebagai salah satu solusi permasalahan

salinitas. Penelitian lebih lanjut mengenai padi Ciherang juga akan sangat membantu

keberlangsungan kegiatan pertanian di wilayah

pesisir Indramayu. Selain itu, Dinas Pertanian juga

telah mengeluarkan beberapa jenis varietas padi

yang tahan salin yang dapat diterapkan di wilayah

bersalinitas tinggi, yaitu padi Banyuasin dan

Lambur. Jenis-jenis padi ini mempunyai toleransi

yang tinggi terhadap tanah yang salin. Padi

Banyuasin tahan terhadap penyakit bias, serta

WBC biotipe 3 dan penyakit HBD strain III.

Sedangkan varietas Lambur, memiliki ketahanan

terhadap bias dan toleran terhadap keracunan Fe dan Al. Kedua varietas ini diharapkan juga dapat

menjadi salah satu solusi dari permasalahan

salinitas di Indramayu.

Selain itu, solusi lain yang dapat dilakukan

adalah dengan memperhatikan irigasi serta

pemupukan. Efek salinitas yang terutama dalam

kegiatan tanam menanam adalah berkurangnya

unsur-unsur hara yang seharusnya digunakan

tanaman padi untuk pertumbuhan. Akumulasi

garam dalam tanah menyebabkan air dalam tanah

tidak terserap baik oleh akar tanaman. Sepanjang kegiatan tanam menanam, proses pemupukan

bertujuan untuk menambah unsur-unsur hara yang

diperlukan oleh tanaman untuk bertumbuh. Air

serta unsur hara yang cukup akan menunjang

pertumbuhan tanaman padi dengan baik.

Pengelolaan irigasi yang baik akan sangat

membantu petani dan menjadi salah satu solusi

peningkatan produktivitas.

Berdasarkan survei yang dilakukan pada

petani di wilayah Indramayu, salah satu keluhan

yang kerap kali disebutkan adalah sulitnya

mendapatkan air untuk irigasi, khususnya air bersih. Letak Indramayu yang dekat dengan pesisir

menyebabkan air yang digunakan untuk irigasi pun

sudah terkontaminasi oleh garam. Sulit untuk

mendapatkan air dengan pH netral, sehingga para

petani merasa kesulitan selama musim tanam,

khususnya di musim kemarau, dimana curah hujan

sangat sedikit. Pada saat curah hujan turun, intrusi

air asin bisa masuk jauh ke dalam.

Kekeringan adalah musuh utama dari

salinitas. Apabila wilayah Indramayu mengalami

kekeringan berkepanjangan, maka berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian ini, kemungkinan

terjadinya penurunan produksi adalah sangat besar.

Pemerataan irigasi harus dilakukan guna

meningkatkan hasil produktivitas padi. Peran dinas

pertanian setempat dengan organisasi yang

mengatur pembagian air irigasi sangat besar. Harus

ada pengaturan waktu atau interval yang jelas

dalam pembagian irigasi sehingga setiap lahan

dapat terairi dengan baik. Pembangunan

bendungan-bendungan karet pada titik-titik penting

yang dapat mengalirkan air ke sawah-sawah

disekitarnya juga dapat menjadi solusi. Bendungan-

bendungan ini akan disebar di berbagai daerah,

khususnya daerah-daerah yang terletak jauh dari sumber mata air dan dekat dengan laut.

V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Letak Indramayu yang dekat dengan laut

mengakibatkan terjadinya peleburan sifat-sifat fisik

antara daratan dan laut di daerah pesisir. Kenaikan

permukaan air laut, curah hujan, jumlah hari hujan

menjadi sangat berpengaruh terhadap kelangsungan

kegiatan pertanian di wilayah Indramayu. Pada

beberapa kecamatan di daerah yang berdekatan dengan garis pantai Indramayu, salinitas menjadi

salah satu permasalahan utama. Pengadaan irigasi

menjadi sulit karena sumber air yang dibutuhkan

telah terkontaminasi oleh garam akibat intrusi air

laut.

Hasil penelitian menyatakan bahwa pada

bulan November 2010, salinitas masih dapat

ditoleransi dengan baik oleh tanaman padi di

Indramayu. Penurunan produktivitas belum nyata

terlihat. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi.

Salah satunya adalah dikarenakan curah hujan yang tinggi pada bulan tersebut yang mencapai 324 mm,

sehingga membantu proses pencucian garam dalam

tanah.

Berdasarkan hasil pemetaan antara nilai

salintias dengan peta lahan sawah di Indramayu,

terlihat bahwa semakin menjauhi pesisir, nilai

salinitas cenderung semakin rendah. Hal tersebut

berkesuaian dengan analisis spasial salinitas

dengan curah hujan dan jumlah hari hujan dimana

pada saat curah hujan rendah, potensi nilai salinitas

cenderung meningkat dan berbahaya bagi

kelangsungan pertanian di wilayah tersebut. Semakin sering terjadinya hari hujan, potensi

meningkatnya salinitas menjadi lebih kecil. Jenis

tanah juga menjadi salah satu faktor penentu. Jenis

tanah dengan kapasitas penyimpanan air yang lebih

baik serta pori-pori yang kecil akan membantu

menurunkan laju infiltrasi air laut sehingga akan

meningkatkan akumulasi garam dalam tanah.

Adapun teknologi-teknologi yang dapat

digunakan untuk mengatasi permasalahan salinitas

adalah dengan membangun sistem irigasi yang

memadai bagi para petani serta penggunaan kalender tanam yang didapat dari informasi iklim.

Pemupukan secara baik dan benar juga dapat

membantu ketersediaan unsur hara yang

dibutuhkan tanaman pada saat ancaman salinitas

terjadi. Selain itu, penggunaan padi varietas

Ciherang dapat terus dilanjutkan, serta uji coba

menggunakan varietas padi tahan salin seoerti

varietas Banyu Asin dan Lambur.

Page 29: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

5.2 Saran

Pencegahan kenaikan salinitas di lahan

sawah perlu menjadi prioritas dalam kegiatan

pertanian di wilayah Indramayu. Alih fungsi lahan

yang sudah banyak terjadi harus mendapat perhatian yang lebih. Penurunan hasil belum

terlihat nyata saat ini. Namun demikian, tanpa

adanya penanganan yang serius dapat menjadi

suatu awal dari permasalahan yang lebih berat lagi

di tahun-tahun mendatang. Musim kemarau akan

menjadi saat-saat berat bagi petani Indramayu

dikarenakan rendahnya curah hujan, sehingga

irigasi menjadi sangat diperlukan oleh petani lebih

dari sebelumnya. Pembangunan dam-dam karet

pada area persawahan dapat menjadi solusi

pemerataan irigasi. Hal yang harus diperhatikan

adalah irigasi yang sudah terkontaminasi oleh air asin.

Penanaman mangrove juga dapat menjadi

solusi permasalahan salinitas. Mangrove dapat

hidup diantara dua zona berbeda yaitu zona daratan

dan zona lautan. Vegetasi mangrove dapat bertahan

dari cekaman salinitas melalui mekanisme filtrasi

dan ekskresi garam yang dapat mebuang kelebihan

garam serta mencegah garam masuk ke dalam

jaringan. Akarnya dapat bertahan melalui

gelombang besar di daerah pesisir. Hutan

mangrove juga dapat memberikan perlindungan kepada berbagai organisme untuk berkembang

biak. Oleh sebab itu mangrove memiliki peluang

tumbuh yang sangat besar di wilayah pesisir.

Peran dinas pertanian serta para penyuluh

pertanian menjadi sangat penting, khususnya dalam

hal penyampaian informasi mengenai iklim dan

sistem usaha tani. Kalender tanam dengan

informasi iklim yang memadai dapat digunakan

untuk mengetahui waktu penaman yang tepat

sehingga curah hujan dapat dimanfaatkan dengan

baik oleh para petani. Pemupukan yang baik dan

benar dapat juga membantu tanaman mendapatkan unsur hara yang dibutuhkan.

Ciherang dinilai memiliki ketahanan yang

cukup baik dalam menghadapi permasalahan

salinitas. Pemakaian varietas Ciherang dapat terus

dilakukan. Selain itu, jenis-jenis varietas padi yang

tahan salin seperti varietas Banyuasin, Lambur, dan

Cisadane dapat dipertimbangkan menjadi salah satu

jenis varietas unggul yang harapannya dapat

meningkatkan produktivitas padi di Indramayu.

DAFTAR PUSTAKA

Abrol I.P., Yadav J.S.P., and Massoud F.I. 1988.

Salt-Affected Soils and Their

Management. FAO Soils Bull. 39, FAO,

Rome, 131p. Haryoko, U. 2000. Pewilayahan Hujan Untuk

Menentukan Pola Hujan (Contoh Kasus

Kabupaten Indramayu). Badan

Meteorologi dan Geofisika.

Soemarmo. 2004. Pengelolaan Air Tanah Bagi

Tanaman. Universitas Brawijaya.

Malang.

Sipayung, R. 2003. Stres Garam Dan Mekanisme

Toleransi Tanaman. Universitas

Sumatra Utara. Medan.

Follet, R.H., Murphy, L.S. and Donahue, R.L.

(1981): Fertilizers and Soil Amendments. Prentice -Hall Inc.,

Englewood Cliffs, NJ. 557 pp.

Motamed M.K., Asadi R., Rezaei M., and Amiri E.

2008. Response of High Yielding Rice

Varieties to NaCl Salinity in

Greenhouse Circumstances. Iran.

Rad H. E., Aerf F. and Rezaei M. 2012. Evalution

of Salinity Stress Affects Rice Growth

and Yield Components in Northern Iran.

Iran.

Grattan S. R., Zeng L., Shannon M. C., Roberts S. R. 2002. Rice is More Sensitive to

Salinity Than Previously Thought.

California Agriculture, Volume 56(6):

189-195.

Hermanto. 2006. Warta Penelitian dan

Pengembangan Pertanian Vol. 28(2):

14-15.

Shereen A., Mumtaz S., Raza S., Khan M.A., and

Solangi S. 2005. Salinity Effects on

Seedling Growth and Yield Components

of Different Inbred Rice Lines. Nuclear

Institute of Agriculture. Pakistan. [Jabar]. Situs Resmi Pemerintah Jawa Barat. 2002.

Kabupaten Indramayu.

http://www.jabarprov.go.id/index.php/s

ubMenu/kabupaten_slashkota/profil_ka

bupaten_slashkota/detailprofil/23. [14

Juni 2010]. Sembiring H. dan Gani A.. 2010. Adaptasi Varietas

Padi Pada Tanah Terkena Tsunami.

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.

Provin T. and Pitt J. L. Managing Soil Salinity.

Texas Cooperative Extension E-60. http://www.tcebookstore.org. [14 Juni

2010]

Aswidinnoor, H., Sabran M., Masganti dan

Susilawati. 2008. Perakitan Varietas

Unggul Padi Tipe Baru dan Padi Tipe

Baru Ratun Apesifik Lahan Pasang

Surut Kalimantan untuk Mendukung

Page 30: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

Teknologi Budidaya Dua Kali Panen

Setahun. LPPM IPB. Bogor. 30 hal.

Oosterbaan, R.J. 1992. Agricultural Land Drainage:

A wider application through caution and

restraint. ILRI Annual Report 1991, p.

21 – 35, ILRI,Wageningen, The Netherlands.

FAO. 2005. 20 Hal yang Perlu Diketahui Tentang

Dampak Air Laut Pada Lahan Pertanian

di Propinsi NAD. http://www.fao.org.[3

Agustus 2010].

Hakim N., Nyakpa Yusuf M., Lubis A. M., Sutopo

G. N., Rusdi Saul M., Amin Diha M.,

Hong G. B., Bailey H. H. 1986. Dasar-

dasar Ilmu Tanah. Universitas

Lampung. Lampung.

Marwanto S., Rachman A., Erfandi D, dan Subiksa

I. G.M. 2009. Tingkat Salinitas Tanah Pada Lahan Sawah Intensif Di

Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Balai Penelitian Tanah. Bogor.

Santoso, B. 1993. Tanah Salin, Tanah Sodik, dan

Cara Meraklamasinya. Yayasan

Pembina Fakultas Universitas

Brawijaya. Malang.

Hayuningtyas, R.D. 2010. Metode Uji Toleransi

Padi (Oryza sativa L) Terhadap

Salinitas Pada Stadia Perkecambahan.

Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor. Bogor

Siregar, H. 1981. Budidaya Tanaman Padi di

Indonesia. Sastra Hudaya. Jakarta. 318

hal.

Suwarno dan Solahudin S. 1983. Toleransi varietas

padi terhadap salinitas pada fase

perkecambahan. Bul. Agron. XIV (3) :

1-1

Yahya, S. 1987. Pengaruh Salinitas terhadap

Pertumbuhan Bibit Tanaman Kelapa

Varietas Genjah, Dalam dan Hibrida. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Bogor. 63 hlm.

Warintekristek. 2008. Padi (Oryza sativa).

Http://www. warintek.ristek.go.id. [3

Agustus 2010].

Warintekbantul . 2008. Padi (Oryza sativa).

Http://warintekbantul.go.id. [3 Agustus

2010]

Dobermann A. and Fairhurst T. 2000. Rice.

Nutrient disorders &nutrient management. International

Rice Research Institute (IRRI). Potash

& Phophate Institute/Potash &

Phosphate Institute of Canada. p: 139-

144.

Mass, E.V. and Hofmann G. J. 1977. Crop salt

tolerance – current assessment. Journal

Irrigation Divison. 2: 115-134.

Rhoades, J.D., Manteghi N. A., Shouse P. J. and

Alves W. J. 1989. Soil electrical

conductivity and soil salinity: new

formulation and calibrations. Soil Sci.

Soc. Am. J. 53:433-9

Rokhmin D. H., Rais J., Ginting Sapta P., Sitepu M.J. 2000. Pengelolaan Sumber Daya

Wilayah Pesisir dan Lautan Secara

Terpadu. PT Pradnya Paramita. Jakarta.

Zeng, L.; Kwon, T-R.; Liu, X.; Wilson, C.; Grieve,

C.M. And Gregorio, G.B. (2004).

Genetic diversity analyzed by

microsatellite markers among rice

(Oryza sativa L.) genotypes with

different adaptations to saline

soils. Plant Science, vol. 166(5): 1275-

1285

Ashraf M., Harris J.C. (2004). Potential biochemical indicators of salinity

tolerance in plants. Plant Science, 166:

3–16.

Asch, F. and Wopereis, M.C.S., 2001. Responses

of field-grown irrigated rice cultivars to

varying levels of floodwater salinity in a

semi-arid environment. Field Crop Res.,

70: 127–137.

Bray, E.A., 1993. Molecular responses to water

deficit. Plant Physiol., 103: 1035–1040.

Eynard, A., Lal, R. and Wiebe, K., 2005. Crop response in salt-affected soils. J.

Sustain. Agric., 27(1): 5–50.

Munns, R., 2002. Comparative physiology of salt

and water stress. Plant Cell Environ.,

25: 239–250.

Hoai, N.T.T.; Shim, I.S.; Kobayashi, K. & Usui, K.

2003. Accumulation of some nitrogen

compounds in response to salt stress and

their relationships with salt tolerance in

rice (Oryza sativa L.) seedlings. Plant

Growth Regul.,41:159-164.

Page 31: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

21

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

KUESIONER

1. Nama responden :

2. Desa : Kecamatan : Kabupaten :

3. Umur :

4. Jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan :

5. Jenis usaha yang dilakukan :

a. Petani sawah

b. Tambak udang

c. Petani garam

d. Usaha sampingan, seperti :

6. Luas lahan :

7. Status kepemilikan : a. Milik b. Sewa c. Bagi hasil d. Buruh tani

No Daftar Pertanyaan Jawaban

1 Jenis tanah

2 Jenis tanaman

3 Varietas

4 Jumlah lahan yang dimiliki

I. Karakteristik Lahan

No Daftar pertanyaan Jawaban

1 Waktu tanam MH

2 Waktu tanam MK I

3 Waktu tanam MK 2

4 Pernah gagal panen? Tahun?

5 Penyebab gagal panen?

No Daftar pertanyaan Jawaban

1 Waktu tanam MH

2 Waktu tanam MK I

3 Waktu tanam MK 2

4 Pernah gagal panen? Tahun?

5 Penyebab gagal panen?

Lahan 2, tanaman :

II.                    Pola dan waktu tanam

Lahan 1, tanaman :

Pola tanam :

Page 32: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

22

Daftar Pertanyaan :

1. Bagaimana iklim mempengaruhi usaha tani utama anda?

2. Kondisi iklim paling ideal untuk usaha tani utama anda seperti apa?

3. Pengaruh iklim seberapa besar terhadap perubahan jumlah produksi?

4. Akibatnya terhadap harga di pasaran dan pendapatan?

5. Bagaimanakah pengaruh hama terhadap produktivitas padi? Hama apa saja?

No Daftar pertanyaan Jawaban

Kekeringan :

1 Pernah kesulitan air (kekeringan)?

2 Kapan? Berapa lama?

3 Upaya yang dilakukan?

4 Berapa penurunan produksi?

Banjir :

1 Pernah mengalami banjir?

2 Kapan? Berapa lama?

3 Upaya yang dilakukan?

4 Berapa penurunan produksi?

No Daftar Pertanyaan Jawaban

1Apakah lahan menjadi asin (kadar garam

meningkat)

2 Kalau ya, mulai kapan?

3 Apa dampaknya terhadap tanaman?

4 Apa terjadi alih fungsi lahan?

5 Kalau ya, apa penggunaan lahan sebelumnya?

6 Kapan perubahan itu terjadi?

7 Apakah terjadi banjir di lahan (rob)?

8 Kalau ya, kapan? Berapa lama?

9 Apa dampaknya?

10 Sejak kapan rob terjadi?

III. Banjir dan Kekeringan

IV. Salinitas dan Rob

Page 33: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

23

Jumlah

fisikRp Per satuan Total (Rp)

Jumlah

fisik

Rp Per

satuanTotal (Rp.)

A.      Hasil kotor padi (kg GKP)

B.      Hasil bersih (kg)

1.       Dijual (kg GKP)

2.       Dikonsumsi (kg GKP)

C.      Biaya

1.       Benih (kg)

2.       Pupuk

- Urea

- SP-36

- NPK Poska

- TS

3.       Insektisida

- spontan

- dencis

- sepin

4.       Herbisida

5.       Fungisida

6.       Racun tikus

D.      Pendapatan (C-D)

E.       TK dalam keluarga (HOK)

V.                    Hasil panen padi dan penggunaan input variable

Uraian

Musim Hujan (MH) Musim kering 1 (MK 1)

HOK Nilai (Rp)

L

P

L

P

L

P

L

P

L

P

L

P

L

P

L

P

L

P

L

P

7.       Menyiram

8.       Penyiangan

9.       Penyemprotan

10.    Panen

VI. Tenaga Kerja

1.       Persemaian

2.       Persiapan lahan

3.       Menugal

4.       Menanam

5.       Menggulud

6.       Pemupukan

Kegiatan

Tenaga

kerja dari

keluarga

(HOK)

Tenaga kerja di luar keluarga

Diborongkan

(Rp)

Harian

Page 34: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

24

No Daftar pertanyaan Jawaban

1 Kapan memulai?

2 Pada musim apa dilakukan?

3 Selain garam, lahan ditanam komoditas apa?

4Kenapa tidak dirubah saja menjadi ladang

garam?

5Terjadi peningkatan salinitas atau tidak pada

lahan?

6 Kalau ya, apa dampaknya?

7 Pernah terjadi rob pada lading garam?

8 Kalau pernah, kapan? Berapa lama?

9 Apa dampaknya?

VII. Petani Garam

No Daftar pertanyaan Jawaban

1 Kapan memulai?

2 Sebelum tambak udang, lahan digunakan untuk apa?

3 Kenapa beralih ke tambak udang?

4 Ada pengaruh peningkatan salinitas terhadap tambak udang?

5 Pernah terjadi rob pada tambak udang?

6 Kalau ya, kapan? Berapa lama?

7 Apa dampaknya?

VIII. Penambak Udang

Page 35: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

25

Lampiran 2. Data Curah Hujan Bulanan dan Jumlah Hari Hujan Juli 2009, Oktober 2009, dan November 2010

CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH

mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari

2009 Januari 160 13 99 8 346 13 288 13 178 13 167 9

Februari 297 15 248 17 305 12 305 12 219 12 222 17

Maret 66 10 81 9 164 11 78 8 78 5 169 9

April 67 5 67 5 95 6 168 9 20 3 86 11

Mei 135 9 122 6 217 9 209 9 169 12 100 10

Juni 31 2 46 3 94 3 94 3 28 2 46 1

Juli 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Agustus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

September 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0

Oktober 10 1 0 0 6 1 4 1 0 0 5 1

November 182 13 208 12 204 8 160 8 68 6 92 7

Desember 172 8 174 11 150 5 149 9 113 6 205 7

Jumlah 1124 77 1046 72 1581 68 1455 72 873 59 1092 72

CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH

mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari

2009 Januari 307 15 275 17 196 14 372 12 445 15 237 8

Februari 315 16 360 17 405 19 236 13 236 13 267 18

Maret 141 7 109 7 240 7 45 4 45 4 74 6

April 66 5 103 9 127 9 82 6 82 6 99 5

Mei 180 10 103 9 142 8 131 8 131 8 119 7

Juni 100 7 83 9 79 7 39 4 39 4 45 3

Juli 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 2

Agustus 0 0 0 0 3 1 0 0 0 0 0 0

September 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Oktober 8 2 23 1 15 3 15 3 15 3 36 4

November 129 8 197 11 197 11 124 11 124 11 124 11

Desember 171 8 107 7 114 7 126 10 126 10 141 10

Jumlah 1418 79 1361 88 1519 87 1170 71 1243 74 1148 74

Tahun BulanSliyeg Jatibarang Balongan Indramayu SindangJuntinyuat

Cikedung TerisiTahun Bulan

Haur Geulis Gantar Kroya Gabus Wetan

Page 36: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

26

CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH

mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari

2009 Januari 211 11 241 15 233 14 211 10 167 9 307 15

Februari 380 21 385 19 324 17 391 17 223 16 315 16

Maret 93 7 57 4 202 6 160 7 168 7 141 7

April 309 12 182 10 241 9 340 11 81 5 66 5

Mei 275 8 181 8 339 7 153 8 108 5 180 10

Juni 45 3 63 5 79 6 44 5 88 6 100 7

Juli 0 0 0 0 4 2 0 0 0 0 0 0

Agustus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

September 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Oktober 23 3 0 0 0 0 20 1 41 3 8 2

November 187 9 133 8 138 8 138 10 77 9 129 8

Desember 120 7 124 3 108 6 86 3 36 8 36 8

Jumlah 1643 81 1366 72 1668 75 1543 72 989 68 1282 78

CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH

mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari

2009 Januari 127 7 271 12 226 14 329 14 329 14 350 16

Februari 405 19 405 19 219 12 337 15 352 18 419 16

Maret 32 3 74 6 48 2 44 4 126 9 29 6

April 6 4 6 4 102 6 87 2 190 8 126 5

Mei 76 6 16 4 176 9 180 10 180 10 64 10

Juni 18 3 99 3 94 2 42 2 58 3 42 3

Juli 1 1 0 0 0 0 3 1 0 0 0 0

Agustus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

September 0 0 0 0 0 0 7 1 3 1 0 0

Oktober 0 0 36 4 0 0 0 0 0 0 10 1

November 42 3 128 9 195 10 74 8 207 10 164 9

Desember 76 4 197 8 154 9 182 9 150 10 185 9

Jumlah 783 50 1232 69 1214 64 1285 66 1595 83 1389 75

Tahun Bulan

Tahun BulanAnjatanLoh Bener Arahan Losarang Kandang haur Bongas

Kertasmaya Sukagumiwang Krangkeng KarangampelTukdana Widasari

Page 37: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

27

CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH

mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari

2009 Januari 461 16 241 15 271 12 237 8 305 14 343 16

Februari 309 15 385 19 267 18 267 18 216 9 419 16

Maret 53 5 84 7 37 8 74 6 147 6 56 5

April 91 6 182 10 16 4 99 5 66 5 104 3

Mei 89 7 198 9 73 6 119 7 180 10 50 4

Juni 64 2 63 5 99 3 45 3 100 7 23 2

Juli 1 1 0 0 1 1 3 2 0 0 0 0

Agustus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

September 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

Oktober 10 1 0 0 29 4 36 4 23 2 12 1

November 63 5 133 8 128 9 124 11 108 10 31 6

Desember 117 9 124 3 197 8 141 10 43 4 60 7

Jumlah 1258 67 1410 76 1118 73 1145 74 1188 67 1099 61

CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH

mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari

2010 Januari 259 20 496 15 157 20 187 15 248 17 157 16

Februari 118 12 283 12 175 11 178 12 162 9 246 13

Maret 165 15 224 16 247 16 178 12 275 12 149 10

April 151 10 164 12 133 11 65 5 220 10 30 4

Mei 303 13 334 10 209 11 204 9 382 14 66 9

Juni 52 4 64 5 136 11 98 9 109 8 13 6

Juli 68 5 68 5 79 8 59 5 86 8 22 4

Agustus 39 9 46 2 76 9 76 9 37 3 8 1

September 226 10 188 6 128 8 80 3 110 7 15 3

Oktober 108 10 352 12 230 16 208 11 62 5 11 3

November 180 10 180 10 437 14 258 11 300 13 82 9

Desember 189 12 217 6 315 14 135 6 281 13 83 10

Jumlah 1858 130 2616 111 2322 149 1726 107 2272 119 882 88

Tahun Bulan

Gabus Wetan Cikedung Terisi

Sukra Patrol

Tahun BulanHaur Geulis Gantar Kroya

PasekanCantigi Kedokan BunderBangodua

Page 38: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

28

CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH

mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari

2010 Januari 139 13 182 16 207 18 139 17 139 17 214 14

Februari 214 9 127 10 203 10 281 10 281 10 208 10

Maret 248 14 263 11 318 15 77 8 77 8 212 12

April 192 6 258 8 223 10 90 6 90 6 213 8

Mei 310 13 232 12 329 14 177 12 177 12 274 12

Juni 221 17 158 13 167 12 150 13 150 13 212 14

Juli 108 11 127 9 72 9 94 8 94 8 214 14

Agustus 111 7 13 5 16 6 39 8 39 8 33 7

September 155 10 233 10 146 11 188 9 188 9 231 10

Oktober 159 15 34 10 75 8 86 13 86 13 110 13

November 262 15 249 14 271 11 249 14 289 13 289 13

Desember 153 13 225 15 146 13 104 13 104 13 253 16

Jumlah 2272 143 2101 133 2173 137 1674 131 1714 130 2463 143

CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH

mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari

2010 Januari 234 15 158 13 268 17 177 14 133 12 155 13

Februari 250 11 153 6 272 9 220 11 87 8 212 7

Maret 186 9 98 7 193 12 207 12 161 12 184 10

April 191 9 78 5 192 12 156 13 133 12 52 3

Mei 337 16 140 9 198 15 419 17 252 12 365 15

Juni 103 10 126 7 127 11 74 7 132 14 221 17

Juli 83 8 81 5 84 8 64 4 130 11 108 11

Agustus 36 7 11 4 62 6 48 4 99 11 99 11

September 241 8 224 7 196 11 94 3 112 14 112 14

Oktober 51 6 33 6 69 11 99 8 100 12 99 11

November 299 12 217 9 254 12 325 9 185 13 262 15

Desember 302 10 191 13 288 16 324 13 113 11 153 13

Jumlah 2313 121 1510 91 2203 140 2207 115 1637 142 2022 140

Tahun Bulan

Tahun Bulan

Juntinyuat Sliyeg Jatibarang Balongan Indramayu Sindang

Widasari Kertasmaya Sukagumiwang Krangkeng KarangampelTukdana

Page 39: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

29

CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH

mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari

2010 Januari 116 13 139 12 149 16 136 16 144 13 259 21

Februari 109 7 208 10 254 12 319 12 162 9 164 12

Maret 147 9 313 11 208 13 152 9 146 10 170 12

April 71 6 213 8 115 6 52 3 51 5 132 9

Mei 58 7 166 8 197 14 227 8 74 6 94 9

Juni 95 8 169 10 158 13 97 12 85 9 94 9

Juli 46 6 133 10 97 9 81 7 81 7 5 5

Agustus 0 0 15 4 31 7 31 7 27 4 39 9

September 13 2 167 9 148 9 86 11 160 3 159 9

Oktober 6 2 86 8 123 12 113 10 89 14 87 10

November 37 4 289 13 184 9 289 11 38 6 215 12

Desember 107 13 253 16 201 13 227 14 153 11 281 15

Jumlah 805 77 2151 119 1865 133 1810 120 1210 97 1699 132

CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH

mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari

2010 Januari 259 20 158 13 142 13 214 14 155 13 235 20

Februari 123 10 153 6 208 10 208 10 212 7 107 8

Maret 150 9 98 7 321 11 212 12 184 10 97 10

April 115 7 78 5 59 4 213 8 52 3 104 6

Mei 185 11 140 9 230 11 274 12 365 15 48 7

Juni 69 7 126 7 166 9 212 14 221 17 59 9

Juli 99 5 81 5 87 8 214 14 108 11 100 3

Agustus 16 3 11 4 13 3 33 7 95 7 28 5

September 159 9 224 7 114 7 231 10 108 13 161 9

Oktober 20 3 31 6 86 8 110 13 99 11 20 3

November 215 12 217 9 269 10 289 13 320 12 215 12

Desember 335 14 302 10 223 14 253 16 172 11 335 14

Jumlah 1745 110 1619 88 1918 108 2463 143 2091 130 1509 106

Tahun Bulan

Tahun Bulan

Bongas Anjatan

Sukra Patrol Cantigi Pasekan

Loh Bener Arahan Losarang Kandang haur

Kedokan BunderBangodua

Page 40: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

30

Lampiran 3. Data Salinitas Juli 2009, Oktober 2009, dan November 2010

Desa Eca

Blok Bondol, Desa Brondong 108 20 48.7 108.34686 6 17 24.7 -6.2901944 10.54

Blok Bondol, Desa Brondong 108 20 43.8 108.3455 6 17 16.7 -6.2879722 2.09

Brondong 108 20 28.2 108.34117 6 17 52.5 -6.2979167 1.9

Karanganyar 108 8 41.3 108.14481 6 21 21.3 -6.3559167 4.87

Karanganyar 108 8 41.3 108.14481 6 21 21.3 -6.3559167 4.46

Santing 108 8 49.9 108.14719 6 21 18.7 -6.3551944 4.04

Petean/Legok 108 1 48.8 108.03022 6 18 57.3 -6.3159167 2.67

Eretan Kulon 108 2 31 108.04194 6 18 42.1 -6.3116944 4.91

Cantigi Kulon 108 13 48.9 108.23025 6 19 42.3 -6.3284167 4.47

Cantigi Kulon 108 13 48.9 108.23025 6 19 42.3 -6.3284167 5.51

Penyingkiran Lor 108 16 22.5 108.27292 6 21 3.1 -6.3508611 1.63

Arahan Lor 108 16 19.8 108.27217 6 21 35.4 -6.3598333 0.83

Bangkaloa 108 17 38.1 108.29392 6 28 52.4 -6.4812222 0.73

Bangkaloa 108 17 38.1 108.29392 6 28 52.4 -6.4812222 0.86

Pendok 108 16 30.6 108.27517 6 26 14.2 -6.4372778 0.2

Tamansari 108 14 47.8 108.24661 6 26 0 -6.4333333 0.27

Pamayahan 108 16 49.4 108.28039 6 23 34.2 -6.3928333 0.61

Dermayu 108 18 19.5 108.30542 6 20 14.4 -6.3373333 2.45

Pabean Ilir 108 19 46.9 108.32969 6 17 23.8 -6.2899444 4.73

Pabean Ilir 108 19 42.6 108.3285 6 17 14.9 -6.2874722 7.19

Pabean Ilir 108 19 41.5 108.32819 6 17 19 -6.2886111 3.45

Karanganyar 108 19 5.1 108.31808 6 17 45.1 -6.2958611 5.94

Langut 108 14 26.1 108.24058 6 23 19.4 -6.3887222 1.93

Kiajaran Kulon 108 12 51 108.21417 6 24 45 -6.4125 1.37

Kertajadi 108 9 52.9 108.16469 6 22 36.8 -6.3768889 4.27

Kertajadi 108 9 51.3 108.16425 6 22 35 -6.3763889 5.19

Pegagan 108 10 1 108.16694 6 25 59.1 -6.4330833 0.88

Wirakanan 108 5 44.3 108.09564 6 23 29.9 -6.3916389 0.94

Bulak 108 5 26.3 108.09064 6 21 50.2 -6.3639444 3.09

Bulak 108 5 24.7 108.09019 6 21 47.5 -6.3631944 2.31

Ujung Gebang 107 55 36.9 107.92692 6 15 19.3 -6.2553611 2.56

Mekarsari 107 59 11.8 107.98661 6 17 7.1 -6.2853056 1.36

Soge 108 3 55.6 108.06544 6 20 12.1 -6.3366944 3.64

Losarang/Jumbleng 108 10 57.3 108.18258 6 23 40.3 -6.3945278 6.35

Losarang/Jumbleng 108 10 59 108.18306 6 23 41.8 -6.3949444 4.13

Losarang/Jumbleng 108 10 48.1 108.18003 6 23 51.5 -6.3976389 4.12

Losarang/Jumbleng 108 10 50 108.18056 6 23 55.7 -6.3988056 3.74

Muntur 108 8 30.6 108.14183 6 24 3.3 -6.4009167 0.95

Muntur 108 7 53.6 108.13156 6 22 52 -6.3811111 2.66

Karangsinom 108 7 33.7 108.12603 6 21 43.3 -6.3620278 2.64

Bugel 108 0 20.5 108.00569 6 19 57.9 -6.33275 0.85

Bugel 108 0 19.2 108.00533 6 20 24.1 -6.3400278 1.02

Bujur Lintang

Juli 2009

Page 41: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

31

Desa Eca

Brondong 108 20 48.2 108.34672 6 17 24.3 -6.2900833 7.83

Brondong 108 20 40.9 108.34469 6 17 15.7 -6.2876944 1.72

Karanganyar 108 8 40.3 108.14453 6 21 22.6 -6.3562778 3.62

Petean/Legok 108 1 47 108.02972 6 18 59.4 -6.3165 2.65

Eretan Kulon 108 2 29.6 108.04156 6 18 45.9 -6.31275 5.63

Cantigi Kulon 108 13 48.9 108.23025 6 19 41.9 -6.3283056 5.74

Tamansari 108 14 33.2 108.24256 6 20 47.6 -6.3465556 0.78

Penyingkiran Lor 108 16 22.4 108.27289 6 21 3.5 -6.3509722 0.68

Arahan Lor 108 16 20.1 108.27225 6 21 35.8 -6.3599444 1.02

Bangkaloa 108 17 40 108.29444 6 28 53.2 -6.4814444 0.97

Pendok 108 16 30.7 108.27519 6 26 14.7 -6.4374167 1.47

Tamansari 108 14 46.4 108.24622 6 26 0.3 -6.4334167 1.42

Pamayahan 108 16 50.5 108.28069 6 23 35.6 -6.3932222 1.05

Panyindangan Wetan 108 18 3.2 108.30089 6 22 0.7 -6.3668611 0.76

Dermayu 108 18 25 108.30694 6 21 15.3 -6.35425 1.18

Dermayu 108 18 18.9 108.30525 6 20 15 -6.3375 4

Pabean Ilir 108 19 43 108.32861 6 17 18.4 -6.2884444 2.85

Karanganyar 108 19 5.3 108.31814 6 17 43 -6.2952778 4.85

Langut 108 14 26.2 108.24061 6 23 20.1 -6.3889167 1.58

Larangan 108 15 21.3 108.25592 6 24 4 -6.4011111 0.88

Kiajaran Kulon 108 12 51 108.21417 6 24 45 -6.4125 1.37

Kiajaran Kulon 108 12 47.6 108.21322 6 24 44.2 -6.4122778 1.17

Kiajaran Kulon 108 12 53.6 108.21489 6 24 10.2 -6.4028333 1.19

Kertajadi 108 9 53.3 108.16481 6 22 38.2 -6.3772778 1.97

Pegagan 108 10 3 108.1675 6 26 0 -6.4333333 0.55

Wirakanan 108 5 44.1 108.09558 6 23 32.2 -6.3922778 0.67

Ranca Gunda 108 10 4.6 108.16794 6 24 44.7 -6.4124167 1.65

Bulak 108 5 25.9 108.09053 6 21 50 -6.3638889 1.91

Ujung Gebang 107 55 40.3 107.92786 6 15 25.8 -6.2571667 2.1

Ujung Gebang 107 55 38.9 107.92747 6 15 30.9 -6.2585833 2.18

Cilandak Lor 107 56 22.6 107.93961 6 19 16 -6.3211111 0.94

Sukra 107 55 41.5 107.92819 6 18 12.8 -6.3035556 0.63

Mekarsari 107 59 11.8 107.98661 6 17 7.1 -6.2853056 1.1

Soge 108 3 54.4 108.06511 6 20 12.1 -6.3366944 3.36

Losarang 108 10 48.6 108.18017 6 23 51.7 -6.3976944 3.64

Muntur 108 8 30.5 108.14181 6 24 3.7 -6.4010278 0.78

Muntur 108 7 52 108.13111 6 22 51.1 -6.3808611 2.27

Karangsinom 108 7 28.1 108.12447 6 21 45.9 -6.36275 2.82

Bugel 108 0 19.8 108.0055 6 20 26.1 -6.3405833 1.71

Bujur Lintang

Oktober 2009

Page 42: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

32

Page 43: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

33

Desa Eca

Langut 108 14 26.1 108.2405833 6 23 19.4 -6.388722222 2.38

Pamayahan 108 16 49.4 108.2803889 6 23 34.2 -6.392833333 1.85

Penyingkiran Lor 108 16 22.5 108.2729167 6 21 3.1 -6.350861111 1.75

Mekarsari 107 59 11.8 107.9866111 6 17 7.1 -6.285305556 0.83

Bugel 108 0 19.2 108.0053333 6 20 24.1 -6.340027778 1.54

Muntur 108 8 30.6 108.1418333 6 24 3.3 -6.400916667 1.48

Pegagan 108 10 10.1 108.1694722 6 25 59.1 -6.433083333 1.83

Pendok 108 16 30.6 108.2751667 6 26 14.2 -6.437277778 1.51

Bangkaloa 108 17 38.1 108.2939167 6 28 52.4 -6.481222222 1.19

Bulak 108 5 26.3 108.0906389 6 21 50.2 -6.363944444 2.46

Bulak 108 5 24.7 108.0901944 6 21 47.5 -6.363194444 2.22

Karangsinom 108 7 33.7 108.1260278 6 21 43.3 -6.362027778 2.3

Soge 108 3 55.6 108.0654444 6 20 12.1 -6.336694444 2.25

Dermayu 108 18 19.5 108.3054167 6 20 14.4 -6.337333333 2.45

Ujung Gebang 107 55 36.9 107.9269167 6 15 19.3 -6.255361111 2.9

Muntur 108 7 53.6 108.1315556 6 22 52 -6.381111111 1.49

Losarang 108 10 50 108.1805556 6 23 55.7 -6.398805556 3.12

Petean/legok 108 1 48.8 108.0302222 6 18 57.3 -6.315916667 3.09

Pabean Ilir 108 19 41.5 108.3281944 6 17 19 -6.288611111 2.43

Cantigi Kulon 108 13 48.9 108.23025 6 19 42.3 -6.328416667 4.03

Pabean Ilir 108 19 46.9 108.3296944 6 17 23.8 -6.289944444 2.66

Eretan Kulon 108 2 31 108.0419444 6 18 42.1 -6.311694444 9.59

Santing 108 8 49.9 108.1471944 6 21 18.7 -6.355194444 3.24

Kertajadi 108 9 51.3 108.16425 6 22 35 -6.376388889 3.66

Kertajadi 108 9 52.9 108.1646944 6 22 36.8 -6.376888889 3.51

Losarang 108 10 57.3 108.1825833 6 23 40.3 -6.394527778 3.12

Pabean Ilir 108 19 42.6 108.3285 6 17 14.9 -6.287472222 3.96

Brondong 108 20 48.7 108.3468611 6 17 24.7 -6.290194444 6.28

November 2010

Bujur Lintang

Page 44: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

34

Lampiran 4. Data Sampel Ubinan November 2010

Kecamatan Desa Lintang Bujur 1 2 3

Langut -6° 23' 19.4'' 108° 14' 26.1" 3.5 3 3 3.17

Pamayahan -6° 23' 34.2'' 108° 16' 49.4" 5.2 4.5 4.7 4.80

Cantigi Penyingkiran Lor -6° 21' 3.1'' 108° 16' 22.5" 2.9 2.5 2.9 2.77

Mekarsari -6° 17' 7.1'' 107° 59' 11.8" 2.53 2.7 2.84 2.69

Bugel -6° 20' 24.1'' 108° 0' 19.2" 3.1 2.9 3.15 3.05

Muntur -6° 24' 3.3'' 108° 8' 30.6" 2.5 3 2.1 2.53

Pegagan -6° 25' 59.1'' 108° 10' 1" 3 2.9 3.2 3.03

Pendok -6° 26' 14.2'' 108° 16' 30.6" 4.5 3.5 4 4.00

Bangkaloa -6° 28' 52.4'' 108° 17' 38.1" 3.6 2.82 3.15 3.19

Kecamatan Desa Lintang Bujur 1 2 3

Bulak -6° 21' 50.2'' 108° 5' 26.3" 3.2 3 3.12 3.11

Bulak -6° 21' 47.5'' 108° 5' 24.7" 3 2.96 3.14 3.03

Karangsinom -6° 21' 43.3'' 108° 7' 33.7" 2.8 2.86 3 2.89

Soge -6° 20' 12.1'' 108° 3' 55.6" 3 3.25 3.3 3.18

Sindang Dermayu -6° 20' 14.4'' 108° 18' 19.5" 3.125 3.115 3.135 3.13

Sukra Ujung Gebang -6° 15' 19.3'' 107° 55' 36.9" 3.3 3.56 3.16 3.34

Muntur -6° 22' 52'' 108° 7' 53.6" 2.76 3.01 3.1 2.96

Losarang -6° 23' 55.7'' 108° 10' 50" 0 0 0 0.00

Patrol Petean/legok -6° 18' 57.3'' 108° 1' 48.8" 3.5 3.67 3.2 3.46

Pasekan Pabean Ilir -6° 17' 19'' 108° 19' 41.5" 4.01 3.58 3.76 3.78

Kecamatan Desa Lintang Bujur 1 2 3

Cantigi Kulon -6° 19' 42.3'' 108° 13' 48.9" 3 2.5 2.9 2.80

Cantigi Kulon -6° 19' 42.3'' 108° 13' 48.9" 2.9 2.4 3 2.77

Pasekan Pabean Ilir -6° 17' 23.8'' 108° 19' 46.9" 3.6 3.52 3.12 3.41

Karanganyar -6° 21' 21.3'' 108° 8' 41.3" 3.4 3.45 3.2 3.35

Karanganyar -6° 21' 21.3'' 108° 8' 41.3" 3.3 3.51 3.1 3.30

Karanganyar -6° 17' 45.1'' 108° 19' 5.1" 3.1 3 3.24 3.11

Eretan Kulon -6° 18' 42.1'' 108° 2' 31" 2.5 2.77 2.65 2.64

Santing -6° 21 18.7'' 108° 8' 49.9" 2.1 2.4 2.2 2.23

Kertajadi -6° 22' 35'' 108° 9' 51.3" 2.85 2.9 3.05 2.93

Kertajadi -6° 22' 36.8'' 108° 9' 52.9" 2.7 3 3.15 2.95

Kecamatan Desa Lintang Bujur 1 2 3

Losarang -6° 23' 40.3'' 108° 10' 57.3" 0 0 0 0.00

Losarang -6° 23' 40.3'' 108° 10' 57.3" 0 0 0 0.00

Losarang -6° 23' 40.3'' 108° 10' 57.3" 0 0 0 0.00

Losarang -6° 23' 40.3'' 108° 10' 57.3" 0 0 0 0.00

Pabean Ilir -6° 17' 14.9'' 108° 19' 42.6" 4.25 3.78 3.02 3.68

Pabean Ilir -6° 17' 14.9'' 108° 19' 42.6" 2.71 3.76 3.49 3.32

Pabean Ilir -6° 17' 14.9'' 108° 19' 42.6" 4.26 3.73 3.55 3.85

Brondong -6° 17' 24.7'' 108° 20' 48.7" 2.1 3.71 3.02 2.94

Brondong -6° 17' 24.7'' 108° 20' 48.7" 4.12 3.51 3.01 3.55

Brondong -6° 17' 24.7'' 108° 20' 48.7" 4.01 3.09 3.24 3.45

Wilayah Salinitas IV Hasil ubinan (kg)Rata-rata Produksi (kg)

Losarang

Pasekan

Wilayah Salinitas III Hasil ubinan (kg)Rata-rata Produksi (kg)

Cantigi

Kandanghaur

Losarang

Widasari

Wilayah Salinitas II Hasil ubinan (kg)Rata-rata Produksi (kg)

Kandanghaur

Losarang

Wilayah Salinitas I Hasil ubinan (kg)Rata-rata Produksi (kg)

Lohbener

Patrol

Losarang

Page 45: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

35

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian

Page 46: ANALISIS SALINITAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP … · Hal ini mengindikasikan bahwa jenis varietas padi yang digunakan saat ini oleh para petani relatif tahan atau toleran terhadap salinitas

36