pedum pendampingan cetak sawah 2012

26
PEDOMAN TEKNIS PENDAMPINGAN PERLUASAN SAWAH TAHUN 2012 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 PT-PSP XX-X-2012

Upload: dwi-nugroho

Post on 18-Feb-2015

197 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

PEDOMAN TEKNISPENDAMPINGAN PERLUASAN SAWAH

TAHUN 2012

DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2012

PT-PSP XX-X-2012

Page 2: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

i

KATA PENGANTAR

Upaya pelaksanaan perluasan sawah, penguatan kelembagaan dan pemberdayaan petani melalui pendampingan perluasan sawah sangat penting untuk mendukung peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani serta pemantapan ketahanan pangan, mengingat kebutuhan produksi tanaman pangan terus meningkat sedangkan alih fungsi lahan sawah setiap tahun terjadi pada areal persawahan yang cukup luas. Kegiatan pendampingan perluasan sawah dilaksanakan secara partisipatif dengan pendekatan persuasif kepada petani. Mengingat pendampingan perluasan sawah bersifat membantu petani setelah sawahnya dicetak untuk pengembangan di masa akan datang dan membutuhkan biaya yang cukup besar, maka diperlukan bantuan pembiayaan dari pemerintah baik pusat maupun daerah, yang diupayakan dari dana APBN, APBD I dan APBD II. Di lain pihak pelaksanaan pendampingan perluasan sawah akan melibatkan berbagai instansi terkait di pusat maupun di daerah, oleh karena itu perlu dilakukan koordinasi secara baik dengan instansi terkait tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut maka disusun Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah sebagai acuan bagi petugas di pusat dan daerah dalam melaksanakan pendampingan perluasan sawah, agar dapat dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Untuk menjabarkan Pedoman Teknis ini lebih

Page 3: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

ii

lanjut disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah, apabila diperlukan penyesuaian menjadi tanggung jawab sepenuhnya Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi dan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten/Kota. Semoga Pedoman Teknis ini bermanfaat dan terima kasih atas kerjasama semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendampingan perluasan sawah.

Jakarta, Januari 2012 Direktur Perluasan Dan

Pengelolaan Lahan

Ir. Tunggul Iman Panudju, M.Sc. NIP. 19580526 198703 1 002

Page 4: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

iii

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ....…………………………………………….... DAFTAR ISI ....……………………………………………………...... DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………........ I. PENDAHULUAN …….………………...……………………....... A. Latar Belakang.................................................................... B. Tujuan................................................................................. C. Sasaran............................................................................. II. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KEGIATAN SERTA

KUALIFIKASI PETUGAS PENDAMPING .............................. A. Pengertian........................................................................ B. Ruang Lingkup Kegiatan.................................................. C. Komposisi dan Kualifikasi Petugas Pendamping ............

III. LANGKAH – LANGKAH OPERASIONAL .........…….……...... A. Tahapan kegiatan ...................………………….……..... B. Penggunaan Anggaran ..........……………………..…....... C. Pembiayaan ........................................…………….…...

IV. PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PERLUASAN SAWAH A. Sosialisasi pendampingan perluasan sawah .....................

B. Pendampingan dalam pelaksanaan perluasan sawah.......

i iii v 1 1 2 2 3 3 3 4 6 6 6 7 8 9 9

Page 5: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

iv

C. Penguatan kelembagaan dan pemberdayaan petani ........ D. Demonstrasi Plot (Demplot) …………………………………

V. INDIKATOR KINERJA PENDAMPINGAN PERLUASAN SAWAH .................................................................................. A. Indikator Masukan (Input)………………………………….. B. Indikator Keluaran (Output)……………………………...... C. Indikator Hasil (Out Come)……………………………….... D. Indikator Manfaat (Benefit)……………………………....... E. Indikator Dampak (Impact)…………………………….......

VI. PENUTUP……………………………………………...……….... LAMPIRAN ...............................................................................

9 10

11 11 11 12 12 12 13 14

Page 6: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran -1. Laporan perkembangan pendampingan cetak

sawah tahun 2012 ................................................ Lampiran -2. Jadwal palang pelaksanaan kegiatan

pendampingan cetak sawah TA. 2012 .................. Lampiran -3 Rekapitulasi kegiatan pendampingan perluasan

sawah TA. 2012 ................................................... Lampiran -4 Contoh RAB pelaksanaan pendampingan

perluasan sawah TA. 2012 disesuaikan dengan kondisi lapangan (sebagai acuan petugas) ..........

15

16

17

20

Page 7: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012 1

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pertumbuhan pembangunan disegala bidang yang pesat terutama industri dan pemukiman sangat berpengaruh terhadap pengembangan sektor pertanian, karena menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian khususnya sawah menjadi non pertanian atau non sawah. Kebutuhan pengadaan beras masih tetap menjadi perhatian utama pemerintah, khususnya dalam menjamin ketersediaan pangan yang memadai dan berkelanjutan.

Pemerintah khususnya departemen pertanian c.q. Direktorat Jenderal Prasana dan Sarana Pertanian (PSP) memiliki komitmen untuk mengantisipasi permasalahan dimaksud melalui perluasan sawah. Untuk mengantisipasi supaya kegiatan perluasan sawah ini dapat didayagunakan/ditindaklanjuti oleh masyarakat secara optimal, dibutuhkan proses penguatan kapasitas oleh tenaga pendamping dalam rangka pelaksanaan fisik, penguatan kelembagaan masyarakat lokal dan pemberdayaan petani.

Dalam mewujudkan pelaksanaan pendampingan yang efektif, maka diperlukan Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah, sehingga dalam pelaksanaan pendampingan terutama dalam pelaksanaan fisik di lapangan, penguatan kelembagaan dan pemberdayaan petani akan dapat diperoleh hasil sesuai dengan yang direncanakan dan juga diharapkan para pendamping cetak sawah di lapangan dapat mengupayakan hal – hal sebagai berikut :

Page 8: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012 2

1. Tercetaknya sawah-sawah yang dapat diakseptasi oleh masyarakat di sekitarnya.

2. Terciptanya tenaga-tenaga pendamping atau motivator yang memiliki kemampuan dalam bidang teknis maupun non teknis seperti konstruksi perluasan sawah, penguatan kelembagaan dengan swadaya masyarakat.

3. Peningkatan pengetahuan, keterampilan masyarakat serta pola sikap yang adaptif terhadap aktivitas cetak sawah dan budidaya pertanian yang baik dan berkelanjutan.

Pedoman Teknis ini diterbitkan sebagai acuan umum dalam pelaksanaan kegiatan pendampingan perluasan sawah. Agar bisa terpakai di lapangan yang bersifat spesifik lokal, maka pedoman teknis ini perlu dijabarkan lebih lanjut baik untuk tingkat propinsi (regional) maupun kabupaten (lokal).

B. Tujuan

Tujuan dari kegiatan pendampingan adalah sebagai berikut : 1. Mendampingi petani dalam rangka melaksanakan kegiatan

perluasan sawah baru. 2. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petani dalam

melaksanakan budidaya padi pada lokasi sawah baru. 3. Penguatan kelembagaan.

C. Sasaran Sasaran pendampingan adalah petani pada areal perluasan

sawah pada 26 Propinsi di 157 Kabupaten yang menjadi lokasi kegiatan pendampingan perluasan sawah pada TA. 2012.

Page 9: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012 3

II. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KEGIATAN SERTA KUALIFIKASI PETUGAS PENDAMPING

A. Pengertian

1. Perluasan sawah Perluasan sawah adalah suatu usaha penambahan luasan/ baku lahan sawah pada berbagai tipologi lahan dengan kondisi yang belum dan atau lahan terlantar dapat diusahakan untuk pertanian.

2. Sawah Sawah adalah lahan usahatani yang secara fisik permukaan tanahnya rata, dibatasi oleh pematang, sehingga dapat ditanami padi dengan sistim genangan dan palawija/tanaman pangan lainnya.

3. Sawah baru adalah sawah yang baru dicetak/dikonstruksi dan belum mengalami pembentukan lapisan tapak bajak (plow layer).

4. Sarana Produksi Pertanian (Saprotan) Saprotan adalah sarana produksi pertanian yang terdiri dari pupuk, pestisida, benih, alat mesin pertanian, dll.

5. Petugas Pendamping Petugas pendamping adalah petugas yang ditugaskan khusus sebagai pendamping dalam upaya pelaksanaan fisik, penguatan kelembagaan dan pemberdayaan petani.

B. Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup kegiatan pendampingan perluasan sawah meliputi :

Page 10: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012 4

1. Memfasilitasi pembentukan/penguatan kelembagaan petani 2. Melakukan bimbingan dan penyuluhan antara lain :

a. Pengorganisasian kelompok b. Bimbingan pelaksanaan konstruksi perluasan sawah c. Bimbingan pembagian dan pemanfaatan saprotan d. Bimbingan pemanfaatan dan pengolahan lahan e. Bimbingan kesadaran/motivasi kelompok dalam pembuatan

papan kelompok,pembuatan saluran irigasi/drainase, pembuatan pematang/batas kepemilikan, iuran kelompok, pemeliharaan prasarana irigasi dan sumber air, keberlanjutan fungsi lahan, dan sebagainya.

f. Bimbingan pengembangan ekonomi rumah tangga. g. Bimbingan pengembangan potensi usaha agribisnis.

3. Pelaksanaan Demplot dalam pengembangan sawah baru 4. Membuat pelaporan perkembangan pelaksanaan kegiatan

(lampiran 1). C. Komposisi dan Kualifikasi Petugas Pendamping

Tenaga pendamping terdiri dari tenaga teknis budidaya pertanian dan tenaga teknis kelembagaan dengan kualifikasi sebagai berikut : 1. Pendidikan

Pendidikan tenaga pendamping diutamakan yang berpendidikan sarjana (S1). Untuk tenaga teknis budidaya pertanian yaitu lulusan fakultas pertanian, sedangkan tenaga teknis kelembagaan berasal dari lulusan berbagai disiplin ilmu.

Page 11: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012 5

2. Kapasitas/kemampuan petugas pendamping Kapasitas/kemampuan petugas pendamping harus memiliki kemampuan sebagai berikut : a. Komunikatif (kemampuan berbicara dan mengungkapkan

pendapat) b. Akomodatif (kemampuan mendengar dan menampung

pendapat orang lain) c. Partisipatif (kemampuan mendorong dan melibatkan orang

lain dalam kegiatan) d. Inisiatif, inovatif, kreatif (kemampuan memunculkan ide –

ide baru) e. Problem solving (kemampuan untuk pemecahan masalah)

3. Bersedia ditempatkan di lokasi Petugas pendamping bersedia ditempatkan pada lokasi pelaksanaan kegiatan perluasan sawah, bukan berdomisili di ibu kota Kabupaten.

Page 12: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012 6

III. LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL

Langkah-langkah operasional yang ditempuh dalam pencapaian sasaran pendampingan perluasan sawah sebagai berikut:

A. Tahapan Kegiatan Bertitik tolak dari rencana pendampingan perluasan sawah, maka dalam mencapai sasaran dilakukan tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut: 1. Sosialisasi pendampingan perluasan sawah ke masyarakat

sekitar calon lokasi pendampingan. 2. Pendampingan dalam pelaksanaan perluasan areal sawah. 3. Peningkatan Kapasitas petani dan petugas pendamping

khususnya mengenai penguatan kelembagaan petani. 4. Penggalian gagasan dalam pengembangan kelembagaan

petani. 5. Penguatan kelembagaan dan pemberdayaan petani. 6. Demonstrasi Plot.

B. Penggunaan Anggaran

Penggunaan anggaran pendampingan disesuaikan dengan kebutuhan setempat, antara lain : 1. Pengadaan alat kerja, 2. Pengadaan alat tulis kantor (ATK), 3. Operasional pendamping (biaya transportasi dalam rangka

pelatihan, pertemuan, konsultasi, dll), 4. Insentif petugas pendamping,

Page 13: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012 7

5. Pelaksanaan penguatan kelembagaan (biaya pertemuan, pelatihan, rapat – rapat, dll),

6. Pelaksanaan Demplot, 7. Monitoring dan pelaporan, 8. Kegiatan penunjang lainnya.

C. Pembiayaan

Pembiayaan untuk pendampingan perluasan sawah dapat berasal dari dana APBN, APBD I, APBD II dan dari petani/ kelompok tani sendiri, sedangkan pedoman ini hanya mengatur kegiatan yang dibiyai dari APBN (secara rinci peruntukannya dapat dilihat pada lampiran-4). Pembiayaan pendampingan perluasan sawah hanya dapat dilakukan sepanjang kabupaten tersebut melaksanakan kegiatan perluasan sawah. Jika terjadi revisi kegiatan perluasan sawah, maka kegiatan pendampingan perluasan sawah tidak bisa dilaksanakan. Pembiayaan untuk keberlanjutan pengembangan/penguatan kelembagaan menjadi tanggung jawab Pemda setempat dan atau petani/kelompok tani, yaitu : peningkatan kapasitas petani/ kelompok tani dan kelembagaannya, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kelembagaan kelompok tani, pengembangan kemitraan kelompok tani, dan lain – lain.

Page 14: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012 8

IV. PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PERLUASAN SAWAH Tahap pelaksanaan pendampingan perluasan sawah sebagai berikut :

A. Sosialisasi pendampingan perluasan sawah. Sosialisasi bertujuan untuk memperkenalkan atau menyebarluaskan informasi mengenai pendampingan perluasan sawah kepada petani sebagai penerima program, maupun masyarakat lainnya serta kepada para pelaku dan instansi atau lembaga pendukung kegiatan pendampingan di semua tingkatan. Hasil yang diharapkan dari sosialisasi adalah pemahaman terhadap konsep- konsep, prosedur, kebijakan dan tahapan–tahapan dalam pelaksanaan kegiatan pendampingan oleh pelaku–pelaku pendukung kegiatan pendamping dan petani sebagai pelaku sekaligus sasaran penerima program.

B. Pendampingan dalam Pelaksanaan Perluasan Sawah Pendampingan ini bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing petani/kelompok tani dalam pelaksanaan perluasan sawah baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan Norma, Standar Teknis, Prosedur dan Kriteria yang ada. Hasil yang diharapkan dari pendampingan ini adalah pemahaman terhadap pelaksanaan, prosedur, kebijakan dan tahapan-tahapan dalam pelaksanan kegiatan perluasan sawah oleh petani, sehingga hasil yang diperoleh dapat sesuai dengan yang direncanakan/diinginkan. Dalam pelaksana kegiatan pendampingan dapat melibatkan BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) dan atau Perguruan Tinggi.

Page 15: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012 9

C. Penguatan Kelembagaan dan Pemberdayan Petani Salah satu cara dalam penguatan kelembagaan dan pemberdayaan petani dapat dilakukan dengan cara Metode Participatory Rural Appraisal (PRA) yaitu : 1. Visi atau cita-cita pendekatan PRA adalah perubahan sosial

dan pemberdayaan (penguatan) petani/masyarakat agar ketimpangan sosial dan ekonomi ditiadakan atau dikurangi.

2. Tujuan praktis (jangka pendek) PRA adalah menyelenggarakan kegiatan bersama petani/masyarakat untuk mengupayakan pemenuhan kebutuhan praktis dan peningkatan kesejahteraan petani/ masyarakat, sekaligus sebagai sarana proses belajar.

3. Tujuan strategi (jangka panjang) PRA adalah membawa visi di atas yaitu mencapai pemberdayaan petani/masyarakat dan perubahan sosial melalui pengembangan petani/masyarakat dengan menggunakan pendekatan pembelajaran.

4. Secara umum PRA bertujuan untuk membantu merangsang keikutsertaan petani/ masyarakat dalam berbagai kegiatan, mulai dari tahap penjajagan kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi sampai perluasan kegiatan.

5. Dalam analisa PRA adanya kritik terhadap pendekatan pembangunan yang “top-down”. Prinsip dalam PRA adalah memberdayakan petani/masyarakat dengan belajar bersama. Karena petani/ masyarakat sendirilah yang mengenal kehidupan diri mereka, petani/masyarakat adalah sumber informasi bagi pengembangan penerapan metode PRA. Beberapa manfaat dari metode PRA adalah

Page 16: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012 10

bahwa lembaga atau tim peneliti dapat mempelajari dinamika kehidupan petani/masyarakat secara langsung. Berkaitan dengan keperluan pelaksanaan kegiatan lembaga pengembangan, memanfaatkan PRA berarti membantu lembaga untuk mengerti pola dan cara petani/masyarakat dalam membuat rencana dan menentukan prioritas terhadap kegiatan. Mengingat pelaksanaan kegiatan perluasan areal sawah TA. 2012 menggunakan pola Bansos Transfer uang ke rekening kelompok dengan jadual yang ketat, maka pelaksanaan pendampingan cetak sawah juga harus mempunyai jadual pelaksanaan yang ketat yang hampir bersamaan dengan kegiatan cetak sawah sedangkan untuk komponen kegiatan di lapangan disesuaikan dengan kebutuhan setempat. Jadual palang pelaksanaan pendampingan dan contoh komponen kegiatan (RAB) dapat dilihat pada lampiran 2 dan 4.

D. Demonstrasi Plot (Demplot) dalam pengembangan sawah baru. Demontrasi plot (Demplot) dalam pengembangan sawah baru bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan partisipasi petani dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas pada sawah baru yang berkelanjutan.

Page 17: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012 11

V. INDIKATOR KINERJA PENDAMPINGAN PERLUASAN SAWAH

Indikator kinerja kegiatan pendampingan perluasan sawah

sebagai berikut :

A. Indikator Masukan (Input) Dalam pelaksanaan pendampingan perluasan sawah beberapa hal

pokok yang merupakan masukan/input antara lain : 1. Penyediaan anggaran Tugas Perbantuan (TP) yang berasal

dari pemerintah pusat. 2. Petugas yang ditugaskan khusus sebagai tenaga pendamping

perluasan sawah baru adalah petugas yang direkrut oleh Dinas Pertanian Kabupaten.

3. Hasil monitoring dan pelaporan pada berbagai wilayah. 4. Hasil koordinasi dengan instansi terkait.

B. Indikator Keluaran (Output) Indikator keluaran yang diharapkan dari pendampingan perluasan

sawah sebagai berikut : 1. Termanfaatkannya sawah-sawah baru di 157 Kabupaten yang

dapat diakseptasi oleh masyarakat di sekitarnya, 2. Meningkatnya pengetahuan, keterampilan masyarakat serta

pola sikap yang proaktif terhadap aktivitas cetak sawah dan budidaya pertanian yang baik dan berkelanjutan,

3. Terciptanya kader pendamping atau motivator yang memiliki kemampuan dalam bidang teknis maupun non teknis penguatan kelembagaan dan pemberdayaan petani.

Page 18: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012 12

C. Indikator Hasil (Out Come) Indikator hasil yang diharapkan dari pelaksanaan pendampingan perluasan sawah sebagai berikut : 1. Meningkatnya pemahaman stakeholder terhadap pentingnya

penguatan kelembagaan dan pemberdayaan petani, 2. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan pemberdayaan

petani dalam usahatani dan usaha ekonomi lainnya, 3. Meningkatnya kemampuan petani mengusahakan sawah baru

di 157 Kabupaten.

D. Indikator Manfaat (Benefit) Indikator manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan pendampingan perluasan sawah sebagai berikut : 1. Terciptanya dukungan stakeholder dalam penguatan

kelembagaan dan pemberdayaan petani. 2. Meningkatnya produktivitas sawah baru di 157 kabupaten.

E. Indikator Dampak (Impact) Indikator dampak yang diharapkan dari pelaksanaan pendampingan perluasan sawah sebagai berikut : 1. Terkelolanya sawah baru dari hulu sampai hilir secara

profesional dan berkesinambungan. 2. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani di lokasi

perluasan sawah di 157 kabupaten.

Page 19: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012 13

VII. PENUTUP

Upaya penguatan kelembagaan dan pemberdayaan petani melalui pendampingan perluasan sawah sangat penting, untuk mendukung peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani serta pemantapan ketahanan pangan nasional.

Dalam upaya pengembangan kegiatan pendampingan diperlukannya membangun kerangka pikir kemandirian masyarakat dan rasa mereka terhadap kegiatan yang sedang berjalan, salah satu cara dalam upaya tersebut dengan menggunakan pendekatan partisipatif (participatory action research). Kegiatan ini menekankan pada proses aksi-refleksi dari pengalaman masyarakat petani, dituangkan dalam bentuk analisa pembelajaran secara langsung berdasarkan pengalaman implementasi pengelolaan usahatani dan menajemen kelembagaannya. Oleh karena itu petani perlu dibina secara intensif dan difasilitasi dengan pelatihan – pelatihan keterampilan agar petani dapat segera mengembangkan usahanya secara berkelanjutan.

-----------------------------

Page 20: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012 14

Page 21: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012 15

Lampiran -1

Laporan Perkembangan Pendampingan Cetak Sawah Tahun 2012

Keterangan : Untuk kolom 4 sampai dengan 10 jawabannya sudah atau belum Untuk kolom 11 kegiatan yang dilaksanakan selain dari kolom 4 s/d 10

1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1

2

3

4

Pengembangan Kegiatan Keterangan

Pendampingan Cetak Sawah

No Lokasi

2

Pendampingan Cetak Sawah

(Pkt)

FISIK

Sosialisasi Ke Petani

Mengikuti Pelatihan

Pelatihan Petani Koordi nasi Bimbingan Evaluasi

Kegiatan Lain - lain

Page 22: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012 16

JADUAL PALANG PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN CETAK SAWAH TA. 2012

NO JENIS KEGIATAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des

1 Persiapan2 Pemilihan Tenaga Pendamping3 Penetapan Tenaga Pendamping4 Sosialisasi5 Rapat Koordinasi6 Pembentukan Kelompok7 Pembinaan kelompok dlm cetak sawah8 Pembinaan pembagian Saprotan9 Demplot

10 Monitoring & Laporan

Lampiran 2

Page 23: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012 17

Lampiran 3

Volume Unit Cost Anggaran(Paket) (Rp) (Rp)

1 3 4 5

1. ACEH1 Aceh Barat 6 100.000.000 600.000.000 2 Aceh Timur 5 100.000.000 500.000.000 3 Bireun 5 100.000.000 500.000.000 4 Aceh Tengah 3 100.000.000 300.000.000 5 Nagan Raya 8 100.000.000 800.000.000 6 Aceh Utara 5 100.000.000 500.000.000 7 Aceh Besar 3 100.000.000 300.000.000 8 Aceh Selatan 1 100.000.000 100.000.000 9 Aceh Barat Daya 1 100.000.000 100.000.000

10 Aceh Singkil 3 100.000.000 300.000.000 11 Aceh Tamiang 1 100.000.000 100.000.000 12 Bener Meriah 1 100.000.000 100.000.000 13 Kota Subulussalam 1 100.000.000 100.000.000 14 Aceh Jaya 1 100.000.000 100.000.000 15 Gayo Lues 1 100.000.000 100.000.000 16 Pidie Jaya 1 100.000.000 100.000.000 17 Pidie 1 100.000.000 100.000.000

JUMLAH 47 100.000.000 4.700.000.000

2. SUMATERA UTARA18 Madina 3 100.000.000 300.000.000 19 Nias Selatan 1 100.000.000 100.000.000 20 Labuhan Batu Utara 1 100.000.000 100.000.000 21 Tapanuli Selatan 1 100.000.000 100.000.000 22 Tapanuli Tengah 1 100.000.000 100.000.000 23 Toba samosir 1 100.000.000 100.000.000 24 Padang Lawas Utara 1 100.000.000 100.000.000 25 Nias Barat 1 100.000.000 100.000.000

JUMLAH 10 100.000.000 1.000.000.000

3. SUMATERA BARAT26 Dharmas Raya 5 100.000.000 500.000.000 27 Pesisir Selatan 5 100.000.000 500.000.000

JUMLAH 10 100.000.000 1.000.000.000

4. R I A U28 Rokan Hulu 1 100.000.000 100.000.000 29 Rokan Hilir 4 100.000.000 400.000.000 30 Pelalawan 3 100.000.000 300.000.000 31 Indragiri Hilir 3 100.000.000 300.000.000 32 Indragiri Hulu 3 100.000.000 300.000.000 33 Kuantan Singingi 3 100.000.000 300.000.000 34 Siak 2 100.000.000 200.000.000 35 Bengkalis 1 100.000.000 100.000.000 36 Kampar 2 100.000.000 200.000.000 37 Dumai 1 100.000.000 100.000.000

JUMLAH 23 100.000.000 2.300.000.000

5. BANGKA BELITUNG38 Bangka Selatan 9 100.000.000 900.000.000 39 Bangka Barat 1 100.000.000 100.000.000 40 Belitung Timur 1 100.000.000 100.000.000 41 Bangka 1 100.000.000 100.000.000 42 Belitung 1 100.000.000 100.000.000

JUMLAH 13 100.000.000 1.300.000.000

6. J A M B I43 Sarolangun 1 100.000.000 100.000.000 44 Batanghari 1 100.000.000 100.000.000 45 Sungai Penuh 1 100.000.000 100.000.000 46 Tanjung Jabung Barat 3 100.000.000 300.000.000 47 Kerinci 3 100.000.000 300.000.000 48 Tanjung Jabung Timur 3 100.000.000 300.000.000 49 Tebo 1 100.000.000 100.000.000

JUMLAH 13 100.000.000 1.300.000.000

7. BENGKULU50 Bengkulu Selatan 1 100.000.000 100.000.000 51 Kaur 1 100.000.000 100.000.000 52 Bengkulu Tengah 1 100.000.000 100.000.000 53 Bengkulu Utara 1 100.000.000 100.000.000

JUMLAH 4 100.000.000 400.000.000

8. SUMATERA SELATAN54 Musi Banyuasin 10 100.000.000 1.000.000.000 55 Muara Enim 4 100.000.000 400.000.000 56 O K I 5 100.000.000 500.000.000 57 Banyu Asin 5 100.000.000 500.000.000 58 OKU Timur 1 100.000.000 100.000.000 59 Ogan Ilir 5 100.000.000 500.000.000

JUMLAH 30 100.000.000 3.000.000.000

9. LAMPUNG60 Mesuji 7 100.000.000 700.000.000 61 Tulang Bawang 2 100.000.000 200.000.000

JUMLAH 9 100.000.000 900.000.000

10. JAWA BARAT62 Sukabumi 1 100.000.000 100.000.000

JUMLAH 1 100.000.000 100.000.000

RENCANA PENDAMPINGAN PERLUASAN SAWAH TA. 2012

No. Propinsi/KabupatenPendampingan Perluasan Sawah 2012

2

Page 24: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012 18

Lanjutan lampiran 3

Volume Unit Cost Anggaran(Paket) (Rp) (Rp)

1 3 4 5

11. KALIMANTAN BARAT63 Kubu Raya 9 100.000.000 900.000.000 64 Kab. Pontianak 7 100.000.000 700.000.000 65 Sintang 2 100.000.000 200.000.000 66 Melawi 1 100.000.000 100.000.000 67 Kayong Utara 1 100.000.000 100.000.000 68 Sanggau 1 100.000.000 100.000.000 69 Bengkayang 1 100.000.000 100.000.000 70 Landak 1 100.000.000 100.000.000 71 Kapuas Hulu 1 100.000.000 100.000.000 72 Ketapang 1 100.000.000 100.000.000 73 Sambas 1 100.000.000 100.000.000

JUMLAH 26 100.000.000 2.600.000.000

12. KALIMANTAN TENGAH74 Barito Timur 9 100.000.000 900.000.000 75 Katingan 2 100.000.000 200.000.000 76 Seruyan 2 100.000.000 200.000.000 77 Kota Waringin Barat 2 100.000.000 200.000.000 78 Pulang Pisau 5 100.000.000 500.000.000 79 Kota Waringin Timur 1 100.000.000 100.000.000 80 Gunung Mas 2 100.000.000 200.000.000

JUMLAH 23 100.000.000 2.300.000.000

13. KALIMANTAN SELATAN81 Kotabaru 5 100.000.000 500.000.000 82 Tabalong 6 100.000.000 600.000.000 83 Tanah laut 2 100.000.000 200.000.000 84 Banjar 1 100.000.000 100.000.000

JUMLAH 14 100.000.000 1.400.000.000

14. KALIMANTAN TIMUR85 Bulungan 5 100.000.000 500.000.000 86 Kutai Timur 5 100.000.000 500.000.000 87 Kutai Kertanegara 5 100.000.000 500.000.000 88 Malinau 1 100.000.000 100.000.000 89 Tana Tidung 1 100.000.000 100.000.000 90 Kutai Barat 10 100.000.000 1.000.000.000

JUMLAH 27 100.000.000 2.700.000.000

15. SULAWESI UTARA91 Talaud 1 100.000.000 100.000.000

JUMLAH 1 100.000.000 100.000.000

16. SULAWESI TENGAH92 Morowali 7 100.000.000 700.000.000 93 Banggai 1 100.000.000 100.000.000 94 P o s o 1 100.000.000 100.000.000 95 Toli-toli 1 100.000.000 100.000.000 96 Donggala 1 100.000.000 100.000.000 97 Buol 1 100.000.000 100.000.000

JUMLAH 12 100.000.000 1.200.000.000

17. SULAWESI SELATAN98 Wajo 10 100.000.000 1.000.000.000 99 Luwu 7 100.000.000 700.000.000

100 Luwu Timur 7 100.000.000 700.000.000 101 Luwu Utara 2 100.000.000 200.000.000 102 Pinrang 2 100.000.000 200.000.000 103 Barru 3 100.000.000 300.000.000 104 Sidrap 1 100.000.000 100.000.000 105 Bantaeng 1 100.000.000 100.000.000

JUMLAH 33 100.000.000 3.300.000.000

18. SULAWESI TENGGARA106 Konawe 4 100.000.000 400.000.000 107 Kolaka 4 100.000.000 400.000.000 108 Konawe selatan 4 100.000.000 400.000.000 109 Konawe Utara 2 100.000.000 200.000.000 110 Buton Utara 2 100.000.000 200.000.000 111 Bombana 1 100.000.000 100.000.000 112 Muna 3 100.000.000 300.000.000

JUMLAH 20 100.000.000 2.000.000.000

19. GORONTALO113 Gorontalo 2 100.000.000 200.000.000 114 Boalemo 1 100.000.000 100.000.000

JUMLAH 3 100.000.000 300.000.000

20. SULAWESI BARAT115 Mamuju 11 100.000.000 1.100.000.000 116 Mamuju Utara 10 100.000.000 1.000.000.000 117 Mamasa 1 100.000.000 100.000.000

JUMLAH 22 100.000.000 2.200.000.000

RENCANA PENDAMPINGAN PERLUASAN SAWAH TA. 2012

No. Propinsi/KabupatenPendampingan Perluasan Sawah 2012

2

Page 25: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012 19

Lanjutan lampiran 3

Volume Unit Cost Anggaran(Paket) (Rp) (Rp)

1 3 4 5

21. NUSA TENGGARA TIMUR118 Belu 5 100.000.000 500.000.000 119 Sumba Timur 3 100.000.000 300.000.000 120 Mangarai Timur 2 100.000.000 200.000.000 121 TTU 2 100.000.000 200.000.000 122 Mangarai 2 100.000.000 200.000.000 123 TTS 2 100.000.000 200.000.000 124 Sikka 1 100.000.000 100.000.000 125 Sumba Barat Daya 1 100.000.000 100.000.000 126 Sumba Tengah 1 100.000.000 100.000.000 127 Rotendao 1 100.000.000 100.000.000 128 Flores Timur 1 100.000.000 100.000.000 129 Kupang 1 100.000.000 100.000.000

JUMLAH 22 100.000.000 2.200.000.000

22. NUSA TENGGARA BARAT130 Sumbawa 10 100.000.000 1.000.000.000 131 Sumbawa Barat 7 100.000.000 700.000.000 132 Lombok Timur 2 100.000.000 200.000.000 133 Dompu 2 100.000.000 200.000.000 134 Lombok Utara 1 100.000.000 100.000.000

JUMLAH 22 100.000.000 2.200.000.000

23. MALUKU135 Maluku Tengah 7 100.000.000 700.000.000 136 Buru 2 100.000.000 200.000.000 137 Seram Bagian Timur 2 100.000.000 200.000.000 138 Maluku Barat Daya 1 100.000.000 100.000.000

JUMLAH 12 100.000.000 1.200.000.000

24. MALUKU UTARA139 Halmahera selatan 3 100.000.000 300.000.000 140 Halmahera tengah 2 100.000.000 200.000.000 141 Kep. Sula 2 100.000.000 200.000.000 142 Halmahera barat 1 100.000.000 100.000.000 143 Halmahera timur 2 100.000.000 200.000.000 144 Halmahera utara 2 100.000.000 200.000.000 145 Tidore kepulauan 1 100.000.000 100.000.000

JUMLAH 13 100.000.000 1.300.000.000

25. PAPUA BARAT146 Manokwari 1 100.000.000 100.000.000 147 Fak-Fak 2 100.000.000 200.000.000 148 Teluk Bintuni 2 100.000.000 200.000.000 149 Sorong 1 100.000.000 100.000.000 150 Sorong Selatan 1 100.000.000 100.000.000

JUMLAH 7 100.000.000 700.000.000

26. P A P U A151 Merauke 10 100.000.000 1.000.000.000 152 Jayapura 2 100.000.000 200.000.000 153 Jayawijaya 2 100.000.000 200.000.000 154 Nabire 2 100.000.000 200.000.000 155 Kerom 1 100.000.000 100.000.000 156 Waropen 1 100.000.000 100.000.000 157 Mimika 1 100.000.000 100.000.000

JUMLAH 19 100.000.000 1.900.000.000

T O T A L 436 100.000.000 43.600.000.000

RENCANA PENDAMPINGAN PERLUASAN SAWAH TA. 2012

No. Propinsi/KabupatenPendampingan Perluasan Sawah 2012

2

Page 26: Pedum Pendampingan Cetak Sawah 2012

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012 20

Lampiran 4

JML(ORANG)

TENAGA PELAKSANA1 Team Leader/ koordinator tim 1 9 9 Rp. 1.700.000 Rp. 15.300.000 2 Tenaga Pendampingan di lapangan (Teknis dan Kelembagaan) 2 9 18 Rp. 1.500.000 Rp. 27.000.000

JUMLAH I Rp. 42.300.000

DALAM RANGKA PELAKSANAAN PENDAMPINGAN1 Koordinasi Tim 1 KALI 300.000 300.000 2 Pelatihan Kelompok Tani 3 Kali 2.000.000 6.000.000 3 Transport lokal PP (Daerah) 50 OP 500.000 25.000.000 4 Konsultasi, pelatihan, pertemuan (luar daerah) 2 OP 4.700.000 9.400.000 5 Sewa Rumah 1 Tahun 3.000.000 3.000.000 6 Demplot 1 Paket 10.000.000 10.000.000 7 Penyusunan Laporan 11 Bln 200.000 2.200.000

JUMLAH II Rp. 55.900.000

1 ATK + Komputer Supplies, dokumentasi 9 Bln Rp. 100.000 Rp. 900.000 2 Fotocopy 9 Bln Rp. 100.000 Rp. 900.000

JUMLAH III Rp. 1.800.000

I. BIAYA PERSONIL (RENUMERATION) Rp.II. BIAYA LANGSUNG NON-PERSONIL (DIRECT REIMBURSABLE COST) Rp.III. BIAYA BAHAN DAN ALAT Rp.

BIAYA TOTAL Rp. 100.000.000

42.300.000 55.900.000

1.800.000

HARGA SATUAN

SATUAN

NO JUMLAH BIAYAURAIAN

TOTAL(Rp) (Rp)

HARGA SATUANNO. URAIAN VOLUME

II. BIAYA LANGSUNG NON-PERSONIL (DIRECT REIMBURSABLE COST)

NO. URAIAN

III. BIAYA BAHAN DAN ALAT

TOTALVOLUME SATUAN

NO. SUSUNAN TIM BLN

CONTOH RENCANA ANGGARAN BIAYAPELAKSANAAN PENDAMPINGAN PERLUASAN SAWAH TA. 2012

(DISESUAIKAN DENGAN KEBUTUHAN DI LAPANGAN)

I. BIAYA PERSONIL (RENUMERATION)

VOLUME BILLING RATE TOTAL