psikopatologi

42
PSIKOPATOLOGI Oleh: Ulfa Rosliana Putri (1111103000080) Kepaniteraan Klinik Psikiatri RS Dr.H. Marzoeki Mahdi Bogor Rabu, 10 Juni 2015

Upload: ulfa-r-putri

Post on 10-Dec-2015

249 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

psikopatologi, psikiatri

TRANSCRIPT

Page 1: PSIKOPATOLOGI

PSIKOPATOLOGIOleh: Ulfa Rosliana Putri (1111103000080)

Kepaniteraan Klinik Psikiatri

RS Dr.H. Marzoeki Mahdi Bogor

Rabu, 10 Juni 2015

Page 2: PSIKOPATOLOGI

Psikopatologi

Cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tanda dan gejala dari suatu gangguan jiwa.

Page 3: PSIKOPATOLOGI

Gangguan JiwaSindroma atau pola perilaku atau psikologi seseorang yang secara klinis cukup bermakna dan khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) dan hendaya (impairment/ disability) di dalam satu atau lebih fungsi penting dari manusia.

Page 4: PSIKOPATOLOGI

Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa

Kesadaran

Emosi

Perilaku Motorik

Alam Pikiran

Persepsi /penginderaan

Pembicaraan dan Kemampuan berbahasa

Memori

Tilikan dan Daya Nilai Sosial

Tanda dan Gejala dalam Psikiatri

Page 5: PSIKOPATOLOGI

Kesadaran Kesadaran :

Suatu kondisi kesigapan mental individu dalam menanggapi rangsang dari luar maupun dari dalam diri (keadaan siaga)

Page 6: PSIKOPATOLOGI

Kesadaran

Kompos Mentis

• Derajat optimal dari kesigapan mental individu dalam menanggapi rangsang dari luar maupun dari dalam dirinya

Apatia

• Individu berespons lambat terhadap stimulus dari luar. Tampak acuh tak acuh terhadap situasi di sekitarnya

Somnolensi

• Kesadaran yang menurun cenderung tidur. Tampak selalu mengantuk dan berespon lambat terhadap stimulus dari luar

Koma

• Derajat kesadaran paling berat. Individu tidak dapat bereaksi terhadap rangsang dari luar, meskipun sekuat apapun rangsangan diberikan

Page 7: PSIKOPATOLOGI

Kesadaran seperti mimpi (dream like state)

Pengaburan Kesadaran

Twilight state

Delirium

• Individu tidak menyadari apa yang dilakukannya meskipun tampak seperti melakukan aktivitas normal

• Tidak mampu berfikir jernih dan berespons secara memadai terhadap situasi di sekitarnya

• Keadaan perubahan kualitas kesadaran disertai gangguan fungsi kognisi yang luas, seringkali disebabkan oleh gangguan otak organik

• Perubahan kualitas kesadaran disertai gangguan fungsi kognisi yang luas. Perilaku dapat berfluktuasi. Kebingungan, gelisah, apatis, reaksi disorientasi, disertai rasa takut dan halusinasi.

Page 8: PSIKOPATOLOGI

Perhatian/Konsentrasi

• Ketidakmampuan individu untuk memusatkan perhatian & mempertahankan perhatian

• Konsentrasi mudah teralihDistraktibilitas

• Ketidakmampuan memusatkan perhatian pada objek & situasi tertentu, biasanya situasi yang membangkitkan kecemasan.

Inatensi selektif

• Perhatian dan fokus yang berlebihan terhadap semua rangsang interna maupun eksterna.

Kewaspadaan berlebih

(hypervigilance)

Page 9: PSIKOPATOLOGI

TRANS• Perhatian yang terpusat dan gangguan kesadaran,

biasanya ditemukan pada hipnosis, gangguan disosiatif, dan pengalaman keagamaan yang menimbulkan kenikmatan

Disinhibisi• Penghilangan efek inhibisi sehingga memungkinkan

seseorang menjadi lepas kendali terhadap impuls.

Page 10: PSIKOPATOLOGI

Emosi

Keadaan perasaan kompleks dengan komponen psikis, somatik, dan perilaku yang terdiri dari afek

dan mood

MOODEmosi yang menetap dan telah meresap yang dialami dan dilaporkan secara subjektif oleh pasien dan teramati oleh orang lain

AFEK Ekspresi emosi yang teramati, mungkin tidak sesuai dengan deskripsi pasien tentang emosinya

Page 11: PSIKOPATOLOGI

Gangguan Afek

Afek pada rentang normal, yaitu ekspresi emosi yang luas dengan sejumlah variasi yang beragam dalam ekspresi wajah, irama suara maupun gerakan tubuh, serasi dengan suasana yang dihayatinya

Berkurangnya intensitas nada perasaan yang kadarnya tidak begitu parah dibanding afek datar namun jelas menurun

Afek Luas

Afek Menyempit

Page 12: PSIKOPATOLOGI

Afek Menumpul

Penurunan serius dari kemampuan ekspresi emosi

yang tampak dari tatapan mata kosong, irama suara

monoton dan bahasa tubuh yang sangat kurang.

Afek Mendatar

Suatu hendaya afektif berat lebih parah dari afek

menumpul. Pada keadaan ini dapat dikatakan individu

kehilangan kemampuan ekspresi emosi. Ekspresi

wajah datar, pandangan mata kosong, sikap tubuh yang

kaku, gerakan gerakan sangat minimal, dan irama

suara datar seperti ’robot’.

Afek SesuaiMenggambarkan keadaan normal dari ekspresi emosi

yang terlihat dari keserasian antara ekspresi emosi dan

suasana yang dihayatinya

Page 13: PSIKOPATOLOGI

Afek Tidak Sesuai

Kondisi sebaliknya yakni ekspresi emosi yang tidak

cocok dengan suasana yang dihayati. Misalnya

seseorang yang menceritakan suasana duka cita tapi

dengan wajah riang dan tertawa tawa.

Afek LabilMenggambarkan perubahan irama perasaan yang

cepat dan tiba tiba, yang tidak berhubungan dengan

stimulus eksternal.

Page 14: PSIKOPATOLOGI

Gangguan Mood

Mood HipotimiaSuasana perasaan yg secara pervasif diwarnai dengan kesedihan dan kemurungan. Individu secara subyektif mengeluhkan tentang kesedihan dan kehilangan semangat. Secara obyektif tampak dari

sikap murung dan perilakunya yang lamban.

Mood EutimiaSuasana perasaan dalam rentang normal, yakni individu mempunyai penghayatan perasaan yang luas dan serasi dengan irama hidupnya.

Page 15: PSIKOPATOLOGI

Suasana perasaan yg secara pervasif memperlihatkan semangat dan kegairahan yang berlebihan terhadap berbagai aktivitas kehidupan. Perilakunya menjadi hiperaktif dan tampak energik secara berlebihan.

Mood Hipertimia

Suasana perasaan gembira dan sejahtera secara berlebihan.

Suasana perasaan yg diwarnai dengan kegairahan yang meluap luap. Sering terjadi pada orang yang menggunakan zat psikostimulansia.

Mood Euforia

Mood Ekstasia

Page 16: PSIKOPATOLOGI

Suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk menghayati suasana perasaannya. Seringkali diungkapkan sebagai kedangkalan kehidupan emosi. Seseorang dengan aleksitimia sangat sulit untuk mengungkapkan perasaannya.

Suatu suasana perasaan yg diwarnai dengan kehilangan minat dan kesenangan terhadap berbagai aktivitas kehidupan.

Suasana perasaan yg berubah ubah dari waktu ke waktu. Pergantian perasaan dari sedih, cemas, marah, eforia, muncul bergantian dan tak terduga. Dapat ditemukan pada gangguan psikosis akut.

Aleksitimia

Mood Labil

Anhedonia

Page 17: PSIKOPATOLOGI

Suasana perasaan yg sensitif, mudah tersinggung, mudah marah dan seringkali bereaksi berlebihan terhadap situasi yg tidak disenanginya.

Emosi yang sangat dangkal, tidak atau sangat sedikit memiliki penghayatan suasana perasaan.

Mood Iritabel

Mood Kosong

Page 18: PSIKOPATOLOGI

Perilaku Motorik

Stupor KatatoniaPenurunan aktivitas motorik secara ekstrim, bermanifestasi sebagai gerakan yang lambat hingga keadaan tak bergerak dan kaku seperti patung.

Furor KatatoniaSuatu keadaan agitasi motorik yang ekstrim, kegaduhan motorik tak bertujuan, tanpa motif yang jelas dan tidak dipengaruhi oleh stimulus eksternal.

Flexibilitas cereaKeadaan sikap tubuh yang sedemikian rupa dapat diatur tanpa perlawanan sehingga diistilahkan seluwes lilin.

Page 19: PSIKOPATOLOGI

• Keadaan mempertahankan sikap tubuh dalam posisi tertentu dalam waktu lama. Individu dengan katalepsi dapat berdiri di atas satu kaki selama berjam jam tanpa bergerak. Merupakan salah satu gejala yang bisa ditemukan pada skizofrenia katatonik.

Katalepsia

• Aktivitas motorik yang sangat terbatas.

Akinesia

• Peniruan gerakan seseorang oleh orang lain secara patologis.

Ekopraksia

Page 20: PSIKOPATOLOGI

Negativisme Tahanan tanpa motif terhadap semua usaha untuk

menggerakkan atau terhadap semua instruksi

Stereotipi Pola tindakan fisik atau berbicara yang tetap dan berulang

Bradikinesia

Perlambatan gerakan motorik yang biasa terjadi pada penyakit parkinson.

Page 21: PSIKOPATOLOGI

Gangguan Spesifik dalam Bentuk Pikir

Neologisme Kata baru yang diciptakan oleh pasien, seringkali dengan

menggabungkan suku kata dari kata-kata lain.

Word salad Pencampuran kata atau frase yang inkoheren

Sirkumstansial Gaya bicara tak langsung yang terlambat mencapai poin tertentu

namun akhirnya dapat berangkat dari poin asal ke tujuan yang

dikehendaki. Ditandai dengan kata sisipan yang berlebihan.

Page 22: PSIKOPATOLOGI

Inkoherensia Pikiran yang secara umum tidak dapat dipahami, disorganisasi kata

Flight of ideas Perpindahan konstan dari satu ide ke ide lain, ide cenderung

berhubungan

Asosiasi Longgar Aliran pikiran berupa perpindahan ide dari satu subjek ke subjek lain

dalam carayang sama sekali tidak berhubungan

Blocking Interupsi alur pikiran secara mendadak sebelum suatu pikiran atau

ide tuntas, setelah jeda sejenak seorang tampak tidak ingat hal yang sedang atau akan dikatakan

Page 23: PSIKOPATOLOGI

Ekolalia Pengulangan kata atau kalimat yang diucapakan seseorang yang

bersifat patologis Tangensialitas

Ketidakmampuan untuk mencapai asosiasi pikiran yang mengarah ke

tujuan, pembicara tidak pernah beranjak dari poin awal ke tujuan

yang diinginkan. Glosolalia

Pengunkapan wahyu melalui kata-kata ulang tidak dimengerti artinya Clang association

Keterkaitan kata-kata dengan bunyi yang mirip namu beda arti, tidak memiliki hubungan logis

Kondensasi Penggabungan berbagai konsep menjadi satu

Page 24: PSIKOPATOLOGI

Preservasi Respon yang menetap terhadap stimulus sebelumnya meski

telah diberikan stimulus baru

Verbigerasi Pengulangan kata atau kalimat tertentu tanpa makna

Page 25: PSIKOPATOLOGI

Gangguan Isi Pikir Miskin isi

Pikiran yang hanya memberi sedikit informasi karena hampa Ide berlebihan Kepercayaan yang salah yang menetap dan tidak masuk akal, dipertahankan

tidak seteguh waham

Waham Kepercayaan salah yang tentang realitas eksterna, tidak konsisten

dengan latar belakangintelegensi dan budaya pasien Waham bizzare aneh dan tidak masuk akal

Waham sistematik dikaitkan dengan satu peristiwaWaham nihilistik dirinya dan orang lain tidak adaWaham somatik berkaitan dengan fungsi tubuhWaham kemiskinanWaham paranoid -> waham kebesaran, waham kejaran, waham

rujukan, waham dikendalikan (thought withdrawal, thought insertion, thought

broadcasting, thought control) Waham cemburu (ketidaksetiaan)

Page 26: PSIKOPATOLOGI

Obsesi Menetapnya secara patologis suatu pikiran atau perasaan kuat yn=ang

tidak dapat dihilangkan dari kesadaran dengan usaha yang logis Kompulsi

Kebutuhan patologis untuk bertindak berdasarkan sebuah impuls yang bila ditahan akan meninmbulkan ansietas

Fobia Fobia spesifikFobia sosialAkrofobiaAgorafobiaAlgofobiaKlaustrofobiaAilurofobiaZoofobiaXenofobia

Page 27: PSIKOPATOLOGI

Persepsi

Sebuah proses mental yang merupakan pengiriman stimulus fisik menjadi informasi psikologis sehingga stimulus sensorik dapat diterima secara sadar.

Page 28: PSIKOPATOLOGI

Gangguan Persepsi Depersonalisasi

Mengalami atau merasakan diri sendiri (atau tubuhnya) sebagai tidak nyata atau khayali (asing, tidak dikenali).

Derealisasi

Perasaan subyektif bahwa lingkunganny menjadi asing atau tdiak nyata.

Ilusi

satu persepsi yng menyimpang dari stimulus eksternal yang nyata.

Halusinasi

Persepsi atau tanggapan palsu, tidak berhubungan dengan stimulus eksternal yang nyata, menghayati gejala-gejala yang dikhayalkan sebagai hal yang nyata.

Page 29: PSIKOPATOLOGI

Halusinasi auditorik

Halusinasi visual

Halusinasi olfaktori

Halusinasi gustatorik

Halusinasi taktil

Halusinasi somatik

Halusinasi yang sejalan dengan mood

Halusinasi yang tidak sejalan dengan mood

Halusinosis

Sinestesia

Trailing Phenomenon

Command Hallucination

Page 30: PSIKOPATOLOGI

Gangguan yang Berhubungan dengan Gangguan Kognitif

Agnosia Visual

Astreognosis ketidakmampuan untuk mengenali

objek dengan sentuhan

Prosopagnosia ketidakmampuan untuk mengenali wajah

Apraksia keridakmampuan untuk melakukan tugas

spesifik

Stimultagnosia keridakmampuan untuk memahami lebih

dari satu elemen visual sebagai satu kesatuan

Adiadokokinesia ketidakmampuan untuk melakukan

gerakan cepat secara bergantian

Page 31: PSIKOPATOLOGI

Gangguan yang Berhubungan dengan gangguan konversi dan disosisatif

Anastesia histerikal hilangnya modalitas snesorik akibat

konflik emosiaonal

Makropsia

Mikropsia

Depersonalisasi sensasi dirinya tidak nyata dan asing

Derealisasi lingkungan tampak lebih aneh, tak nyata

Fugue mengambil identitas baru secara amnesia akan

identitas lama

Kepribadian Ganda

Page 32: PSIKOPATOLOGI

Pembicaraan

Bicara merupakan gagasan, pikiran, perasaan yang

diekspresikan melalui bahasa; komunikasi melalui

penggunaan kata-kata dan bahasa

Page 33: PSIKOPATOLOGI

Gangguan Cara Berbicara

Tekanan bicara : peningkatan jumlah dan kesulitan untuk

memutus pembicaraan

Bicara banyak (logorrhea) : bicara yang banyak sekali, koheren,

dan logis

Miskin bicara

Bicara yang tidak spontan

Miskin isi bicara

Disprosodi

Disartria

Bicara yang keras atau lemah secara berlebihan

Gagap (stuttering)

Page 34: PSIKOPATOLOGI

Gangguan Afasik Afasia motorik

Afasia sensorik

Afasia nominal

Syntactical aphasia

Jargon aphasia

Afasia global

Alogia Koprofasia

Page 35: PSIKOPATOLOGI

Memori/Daya ingat

Amnesia

Ketidakmampuan untuk mengingat sebagian atau keseluruhan pengalaman masa lalu, mungkin berasal dari organik atau emosional.Amnesia Anterograd : hilang memori setelah titik waktu

kejadianAmnesia Retrograd : hilang memori sebelum titik waktu

kejadian

Adalah proses pengelolaan informasi, meliputi

perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan

kembali.

Page 36: PSIKOPATOLOGI

Paramnesia : pemalsuan ingatan yang akibat distorsi ingatan

Konfabulasi : ingatan palsu yang mengisi kekosongan memoriFalsifikasi retrospektif : memori yang terdistorsi di luar kemauanDeja Vu : merasa sangat mengenali situasi baru yang sebenarnya

belum pernah dikenalJamais Vu : merasa asing dengan situasi yang pernah dialamiHiperamnesia : ingatan yang mendalam dan berlebihan terhadap

suatu pengalamanScreen memory : memori yang ditoleransi secara sadar untuk

menutupi suatu memori yang menyakitkanLetologika : ketidakmampuan sementara untuk mengingat nama

atau kata benda yang benarMemori palsu : pengingatan kembali mengenai suatu kejadian yang

sebenarnya tidak terjadi.

Page 37: PSIKOPATOLOGI

Intelegensi Kemampuan untuk memahami, mengingat kembali,

memobilisasi, dan mengintegrasikan secara konstruktif pelajaran di masa lalu dalam menghadapi situasi baru

Retardasi mental : Ringan (IQ 50-70) Sedang (IQ 35-50) Berat (IQ 20- 35) Sangat berat ( IQ <20)

Demensia: penurunan fungsi intelektual yang bersifat globat atau organik, tanpa kedasaran berkabut

Diskalkulia: hilangnya kemampuan untuk kalkulasi, bukan disebabkan oleh ansietas atau gangguan konsentrasi

Disgrafia: hilangnya kemampuan untuk menulis miring, hilangnya struktur kata

Aleksia: hilangnya kemampuan membaca yang sebelumnya dimiliki

Page 38: PSIKOPATOLOGI

Pseudodemensia: gambaran klinis yang menyerupai demensia, namun disebabkan oleh gangguan depresi, bukan kondisi organik

Pemikiran konkret: cara berpikir secara harfiah, penggunaan metafora yng terbatas tanpa memahami nuansa maknanya

Pemikiran abstrak: kemampuan untuk memahami nuansa makna, pemikiran multidimensi dengan komampuan untuk menggunakan metafora dan hipotesis secara tepat

Page 39: PSIKOPATOLOGI

Tilikan dan Daya Nilai Sosial

TILIKANKemampuan seseorang untuk memahami sebab sesungguhnya dan arti dari suatu situasi. Tilikan terganggu artinya kehilangan kemampuan untuk memahami kenyataan obyektif akan kondisi dan situasi dirinya.

DAYA NILAI SOSIALKemampuan seseorang untuk menilai situasi secara benar dan bertindakk yang sesuai dalam situasi tersebut dengan memperhatikan kaidah sosial yang berlaku di dalam kehidupan sosial budaya nya.

Page 40: PSIKOPATOLOGI

Derajat

1

• Penyangkalan total terhadap penyakitnya

Derajat

2

• Ambivalensi terhadap penyakitnya

Derajat

3

• Menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya

Derajat 4

• Menyadari dirinya sakit & butuh bantuan namun tidak memahami penyebab sakitnya

Derajat 5

• Menyadari penyakitnya dan faktor-faktor yg berhubungan dgn penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya

Derajat

6

• Menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan

Page 41: PSIKOPATOLOGI

Daya nilai Daya nilai kritis: kemampuan untuk mengkaji, mencerna dan

memilih di antara berbagai opsi dalam suatu situasi Daya nilai otomatis: kinerja refleks suatu tindakan Daya nilai terganggu: berkurangnya kemampuan untuk

memahami suatu situasi dengan benar dan mengambil tindakan yang sesuai

Page 42: PSIKOPATOLOGI

TERIMA KASIH