psikopatologi
DESCRIPTION
psikopatologi, psikiatriTRANSCRIPT
PSIKOPATOLOGIOleh: Ulfa Rosliana Putri (1111103000080)
Kepaniteraan Klinik Psikiatri
RS Dr.H. Marzoeki Mahdi Bogor
Rabu, 10 Juni 2015
Psikopatologi
Cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tanda dan gejala dari suatu gangguan jiwa.
Gangguan JiwaSindroma atau pola perilaku atau psikologi seseorang yang secara klinis cukup bermakna dan khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) dan hendaya (impairment/ disability) di dalam satu atau lebih fungsi penting dari manusia.
Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa
Kesadaran
Emosi
Perilaku Motorik
Alam Pikiran
Persepsi /penginderaan
Pembicaraan dan Kemampuan berbahasa
Memori
Tilikan dan Daya Nilai Sosial
Tanda dan Gejala dalam Psikiatri
Kesadaran Kesadaran :
Suatu kondisi kesigapan mental individu dalam menanggapi rangsang dari luar maupun dari dalam diri (keadaan siaga)
Kesadaran
Kompos Mentis
• Derajat optimal dari kesigapan mental individu dalam menanggapi rangsang dari luar maupun dari dalam dirinya
Apatia
• Individu berespons lambat terhadap stimulus dari luar. Tampak acuh tak acuh terhadap situasi di sekitarnya
Somnolensi
• Kesadaran yang menurun cenderung tidur. Tampak selalu mengantuk dan berespon lambat terhadap stimulus dari luar
Koma
• Derajat kesadaran paling berat. Individu tidak dapat bereaksi terhadap rangsang dari luar, meskipun sekuat apapun rangsangan diberikan
Kesadaran seperti mimpi (dream like state)
Pengaburan Kesadaran
Twilight state
Delirium
• Individu tidak menyadari apa yang dilakukannya meskipun tampak seperti melakukan aktivitas normal
• Tidak mampu berfikir jernih dan berespons secara memadai terhadap situasi di sekitarnya
• Keadaan perubahan kualitas kesadaran disertai gangguan fungsi kognisi yang luas, seringkali disebabkan oleh gangguan otak organik
• Perubahan kualitas kesadaran disertai gangguan fungsi kognisi yang luas. Perilaku dapat berfluktuasi. Kebingungan, gelisah, apatis, reaksi disorientasi, disertai rasa takut dan halusinasi.
Perhatian/Konsentrasi
• Ketidakmampuan individu untuk memusatkan perhatian & mempertahankan perhatian
• Konsentrasi mudah teralihDistraktibilitas
• Ketidakmampuan memusatkan perhatian pada objek & situasi tertentu, biasanya situasi yang membangkitkan kecemasan.
Inatensi selektif
• Perhatian dan fokus yang berlebihan terhadap semua rangsang interna maupun eksterna.
Kewaspadaan berlebih
(hypervigilance)
TRANS• Perhatian yang terpusat dan gangguan kesadaran,
biasanya ditemukan pada hipnosis, gangguan disosiatif, dan pengalaman keagamaan yang menimbulkan kenikmatan
Disinhibisi• Penghilangan efek inhibisi sehingga memungkinkan
seseorang menjadi lepas kendali terhadap impuls.
Emosi
Keadaan perasaan kompleks dengan komponen psikis, somatik, dan perilaku yang terdiri dari afek
dan mood
MOODEmosi yang menetap dan telah meresap yang dialami dan dilaporkan secara subjektif oleh pasien dan teramati oleh orang lain
AFEK Ekspresi emosi yang teramati, mungkin tidak sesuai dengan deskripsi pasien tentang emosinya
Gangguan Afek
Afek pada rentang normal, yaitu ekspresi emosi yang luas dengan sejumlah variasi yang beragam dalam ekspresi wajah, irama suara maupun gerakan tubuh, serasi dengan suasana yang dihayatinya
Berkurangnya intensitas nada perasaan yang kadarnya tidak begitu parah dibanding afek datar namun jelas menurun
Afek Luas
Afek Menyempit
Afek Menumpul
Penurunan serius dari kemampuan ekspresi emosi
yang tampak dari tatapan mata kosong, irama suara
monoton dan bahasa tubuh yang sangat kurang.
Afek Mendatar
Suatu hendaya afektif berat lebih parah dari afek
menumpul. Pada keadaan ini dapat dikatakan individu
kehilangan kemampuan ekspresi emosi. Ekspresi
wajah datar, pandangan mata kosong, sikap tubuh yang
kaku, gerakan gerakan sangat minimal, dan irama
suara datar seperti ’robot’.
Afek SesuaiMenggambarkan keadaan normal dari ekspresi emosi
yang terlihat dari keserasian antara ekspresi emosi dan
suasana yang dihayatinya
Afek Tidak Sesuai
Kondisi sebaliknya yakni ekspresi emosi yang tidak
cocok dengan suasana yang dihayati. Misalnya
seseorang yang menceritakan suasana duka cita tapi
dengan wajah riang dan tertawa tawa.
Afek LabilMenggambarkan perubahan irama perasaan yang
cepat dan tiba tiba, yang tidak berhubungan dengan
stimulus eksternal.
Gangguan Mood
Mood HipotimiaSuasana perasaan yg secara pervasif diwarnai dengan kesedihan dan kemurungan. Individu secara subyektif mengeluhkan tentang kesedihan dan kehilangan semangat. Secara obyektif tampak dari
sikap murung dan perilakunya yang lamban.
Mood EutimiaSuasana perasaan dalam rentang normal, yakni individu mempunyai penghayatan perasaan yang luas dan serasi dengan irama hidupnya.
Suasana perasaan yg secara pervasif memperlihatkan semangat dan kegairahan yang berlebihan terhadap berbagai aktivitas kehidupan. Perilakunya menjadi hiperaktif dan tampak energik secara berlebihan.
Mood Hipertimia
Suasana perasaan gembira dan sejahtera secara berlebihan.
Suasana perasaan yg diwarnai dengan kegairahan yang meluap luap. Sering terjadi pada orang yang menggunakan zat psikostimulansia.
Mood Euforia
Mood Ekstasia
Suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk menghayati suasana perasaannya. Seringkali diungkapkan sebagai kedangkalan kehidupan emosi. Seseorang dengan aleksitimia sangat sulit untuk mengungkapkan perasaannya.
Suatu suasana perasaan yg diwarnai dengan kehilangan minat dan kesenangan terhadap berbagai aktivitas kehidupan.
Suasana perasaan yg berubah ubah dari waktu ke waktu. Pergantian perasaan dari sedih, cemas, marah, eforia, muncul bergantian dan tak terduga. Dapat ditemukan pada gangguan psikosis akut.
Aleksitimia
Mood Labil
Anhedonia
Suasana perasaan yg sensitif, mudah tersinggung, mudah marah dan seringkali bereaksi berlebihan terhadap situasi yg tidak disenanginya.
Emosi yang sangat dangkal, tidak atau sangat sedikit memiliki penghayatan suasana perasaan.
Mood Iritabel
Mood Kosong
Perilaku Motorik
Stupor KatatoniaPenurunan aktivitas motorik secara ekstrim, bermanifestasi sebagai gerakan yang lambat hingga keadaan tak bergerak dan kaku seperti patung.
Furor KatatoniaSuatu keadaan agitasi motorik yang ekstrim, kegaduhan motorik tak bertujuan, tanpa motif yang jelas dan tidak dipengaruhi oleh stimulus eksternal.
Flexibilitas cereaKeadaan sikap tubuh yang sedemikian rupa dapat diatur tanpa perlawanan sehingga diistilahkan seluwes lilin.
• Keadaan mempertahankan sikap tubuh dalam posisi tertentu dalam waktu lama. Individu dengan katalepsi dapat berdiri di atas satu kaki selama berjam jam tanpa bergerak. Merupakan salah satu gejala yang bisa ditemukan pada skizofrenia katatonik.
Katalepsia
• Aktivitas motorik yang sangat terbatas.
Akinesia
• Peniruan gerakan seseorang oleh orang lain secara patologis.
Ekopraksia
Negativisme Tahanan tanpa motif terhadap semua usaha untuk
menggerakkan atau terhadap semua instruksi
Stereotipi Pola tindakan fisik atau berbicara yang tetap dan berulang
Bradikinesia
Perlambatan gerakan motorik yang biasa terjadi pada penyakit parkinson.
Gangguan Spesifik dalam Bentuk Pikir
Neologisme Kata baru yang diciptakan oleh pasien, seringkali dengan
menggabungkan suku kata dari kata-kata lain.
Word salad Pencampuran kata atau frase yang inkoheren
Sirkumstansial Gaya bicara tak langsung yang terlambat mencapai poin tertentu
namun akhirnya dapat berangkat dari poin asal ke tujuan yang
dikehendaki. Ditandai dengan kata sisipan yang berlebihan.
Inkoherensia Pikiran yang secara umum tidak dapat dipahami, disorganisasi kata
Flight of ideas Perpindahan konstan dari satu ide ke ide lain, ide cenderung
berhubungan
Asosiasi Longgar Aliran pikiran berupa perpindahan ide dari satu subjek ke subjek lain
dalam carayang sama sekali tidak berhubungan
Blocking Interupsi alur pikiran secara mendadak sebelum suatu pikiran atau
ide tuntas, setelah jeda sejenak seorang tampak tidak ingat hal yang sedang atau akan dikatakan
Ekolalia Pengulangan kata atau kalimat yang diucapakan seseorang yang
bersifat patologis Tangensialitas
Ketidakmampuan untuk mencapai asosiasi pikiran yang mengarah ke
tujuan, pembicara tidak pernah beranjak dari poin awal ke tujuan
yang diinginkan. Glosolalia
Pengunkapan wahyu melalui kata-kata ulang tidak dimengerti artinya Clang association
Keterkaitan kata-kata dengan bunyi yang mirip namu beda arti, tidak memiliki hubungan logis
Kondensasi Penggabungan berbagai konsep menjadi satu
Preservasi Respon yang menetap terhadap stimulus sebelumnya meski
telah diberikan stimulus baru
Verbigerasi Pengulangan kata atau kalimat tertentu tanpa makna
Gangguan Isi Pikir Miskin isi
Pikiran yang hanya memberi sedikit informasi karena hampa Ide berlebihan Kepercayaan yang salah yang menetap dan tidak masuk akal, dipertahankan
tidak seteguh waham
Waham Kepercayaan salah yang tentang realitas eksterna, tidak konsisten
dengan latar belakangintelegensi dan budaya pasien Waham bizzare aneh dan tidak masuk akal
Waham sistematik dikaitkan dengan satu peristiwaWaham nihilistik dirinya dan orang lain tidak adaWaham somatik berkaitan dengan fungsi tubuhWaham kemiskinanWaham paranoid -> waham kebesaran, waham kejaran, waham
rujukan, waham dikendalikan (thought withdrawal, thought insertion, thought
broadcasting, thought control) Waham cemburu (ketidaksetiaan)
Obsesi Menetapnya secara patologis suatu pikiran atau perasaan kuat yn=ang
tidak dapat dihilangkan dari kesadaran dengan usaha yang logis Kompulsi
Kebutuhan patologis untuk bertindak berdasarkan sebuah impuls yang bila ditahan akan meninmbulkan ansietas
Fobia Fobia spesifikFobia sosialAkrofobiaAgorafobiaAlgofobiaKlaustrofobiaAilurofobiaZoofobiaXenofobia
Persepsi
Sebuah proses mental yang merupakan pengiriman stimulus fisik menjadi informasi psikologis sehingga stimulus sensorik dapat diterima secara sadar.
Gangguan Persepsi Depersonalisasi
Mengalami atau merasakan diri sendiri (atau tubuhnya) sebagai tidak nyata atau khayali (asing, tidak dikenali).
Derealisasi
Perasaan subyektif bahwa lingkunganny menjadi asing atau tdiak nyata.
Ilusi
satu persepsi yng menyimpang dari stimulus eksternal yang nyata.
Halusinasi
Persepsi atau tanggapan palsu, tidak berhubungan dengan stimulus eksternal yang nyata, menghayati gejala-gejala yang dikhayalkan sebagai hal yang nyata.
Halusinasi auditorik
Halusinasi visual
Halusinasi olfaktori
Halusinasi gustatorik
Halusinasi taktil
Halusinasi somatik
Halusinasi yang sejalan dengan mood
Halusinasi yang tidak sejalan dengan mood
Halusinosis
Sinestesia
Trailing Phenomenon
Command Hallucination
Gangguan yang Berhubungan dengan Gangguan Kognitif
Agnosia Visual
Astreognosis ketidakmampuan untuk mengenali
objek dengan sentuhan
Prosopagnosia ketidakmampuan untuk mengenali wajah
Apraksia keridakmampuan untuk melakukan tugas
spesifik
Stimultagnosia keridakmampuan untuk memahami lebih
dari satu elemen visual sebagai satu kesatuan
Adiadokokinesia ketidakmampuan untuk melakukan
gerakan cepat secara bergantian
Gangguan yang Berhubungan dengan gangguan konversi dan disosisatif
Anastesia histerikal hilangnya modalitas snesorik akibat
konflik emosiaonal
Makropsia
Mikropsia
Depersonalisasi sensasi dirinya tidak nyata dan asing
Derealisasi lingkungan tampak lebih aneh, tak nyata
Fugue mengambil identitas baru secara amnesia akan
identitas lama
Kepribadian Ganda
Pembicaraan
Bicara merupakan gagasan, pikiran, perasaan yang
diekspresikan melalui bahasa; komunikasi melalui
penggunaan kata-kata dan bahasa
Gangguan Cara Berbicara
Tekanan bicara : peningkatan jumlah dan kesulitan untuk
memutus pembicaraan
Bicara banyak (logorrhea) : bicara yang banyak sekali, koheren,
dan logis
Miskin bicara
Bicara yang tidak spontan
Miskin isi bicara
Disprosodi
Disartria
Bicara yang keras atau lemah secara berlebihan
Gagap (stuttering)
Gangguan Afasik Afasia motorik
Afasia sensorik
Afasia nominal
Syntactical aphasia
Jargon aphasia
Afasia global
Alogia Koprofasia
Memori/Daya ingat
Amnesia
Ketidakmampuan untuk mengingat sebagian atau keseluruhan pengalaman masa lalu, mungkin berasal dari organik atau emosional.Amnesia Anterograd : hilang memori setelah titik waktu
kejadianAmnesia Retrograd : hilang memori sebelum titik waktu
kejadian
Adalah proses pengelolaan informasi, meliputi
perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan
kembali.
Paramnesia : pemalsuan ingatan yang akibat distorsi ingatan
Konfabulasi : ingatan palsu yang mengisi kekosongan memoriFalsifikasi retrospektif : memori yang terdistorsi di luar kemauanDeja Vu : merasa sangat mengenali situasi baru yang sebenarnya
belum pernah dikenalJamais Vu : merasa asing dengan situasi yang pernah dialamiHiperamnesia : ingatan yang mendalam dan berlebihan terhadap
suatu pengalamanScreen memory : memori yang ditoleransi secara sadar untuk
menutupi suatu memori yang menyakitkanLetologika : ketidakmampuan sementara untuk mengingat nama
atau kata benda yang benarMemori palsu : pengingatan kembali mengenai suatu kejadian yang
sebenarnya tidak terjadi.
Intelegensi Kemampuan untuk memahami, mengingat kembali,
memobilisasi, dan mengintegrasikan secara konstruktif pelajaran di masa lalu dalam menghadapi situasi baru
Retardasi mental : Ringan (IQ 50-70) Sedang (IQ 35-50) Berat (IQ 20- 35) Sangat berat ( IQ <20)
Demensia: penurunan fungsi intelektual yang bersifat globat atau organik, tanpa kedasaran berkabut
Diskalkulia: hilangnya kemampuan untuk kalkulasi, bukan disebabkan oleh ansietas atau gangguan konsentrasi
Disgrafia: hilangnya kemampuan untuk menulis miring, hilangnya struktur kata
Aleksia: hilangnya kemampuan membaca yang sebelumnya dimiliki
Pseudodemensia: gambaran klinis yang menyerupai demensia, namun disebabkan oleh gangguan depresi, bukan kondisi organik
Pemikiran konkret: cara berpikir secara harfiah, penggunaan metafora yng terbatas tanpa memahami nuansa maknanya
Pemikiran abstrak: kemampuan untuk memahami nuansa makna, pemikiran multidimensi dengan komampuan untuk menggunakan metafora dan hipotesis secara tepat
Tilikan dan Daya Nilai Sosial
TILIKANKemampuan seseorang untuk memahami sebab sesungguhnya dan arti dari suatu situasi. Tilikan terganggu artinya kehilangan kemampuan untuk memahami kenyataan obyektif akan kondisi dan situasi dirinya.
DAYA NILAI SOSIALKemampuan seseorang untuk menilai situasi secara benar dan bertindakk yang sesuai dalam situasi tersebut dengan memperhatikan kaidah sosial yang berlaku di dalam kehidupan sosial budaya nya.
Derajat
1
• Penyangkalan total terhadap penyakitnya
Derajat
2
• Ambivalensi terhadap penyakitnya
Derajat
3
• Menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya
Derajat 4
• Menyadari dirinya sakit & butuh bantuan namun tidak memahami penyebab sakitnya
Derajat 5
• Menyadari penyakitnya dan faktor-faktor yg berhubungan dgn penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya
Derajat
6
• Menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan
Daya nilai Daya nilai kritis: kemampuan untuk mengkaji, mencerna dan
memilih di antara berbagai opsi dalam suatu situasi Daya nilai otomatis: kinerja refleks suatu tindakan Daya nilai terganggu: berkurangnya kemampuan untuk
memahami suatu situasi dengan benar dan mengambil tindakan yang sesuai
TERIMA KASIH