psikologi gestalt

14

Upload: ingrid-elvina

Post on 15-Jul-2015

83 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Psikologi Gestalt
Page 2: Psikologi Gestalt

Psikologi Gestalt berasal dari bahasaJerman yang berarti menggambarkankonfigurasi atau bentuk yang utuh.Suatu gestalt dapat berupa objek yangberbeda dari jumlah bagian-bagiannya

Psikologi Gestalt merupakan salah satualiran psikologi yang mempelajari suatugejala sebagai suatu keseluruhan atautotalitas, data-data dalam psikologi Gestaltdisebut sebagai phenomena (gejala).Phenomena adalah data yang palingdasar dalam Psikologi Gestalt.

Page 3: Psikologi Gestalt

Dalam hukum-hukum belajar Gestalt ini ada satu

hukum pokok , yaitu hukum Pragnaz, dan empat

hukum tambahan (subsider) yang tunduk kepada

hukum yang pokok itu, yaitu :

1. Hukum keterdekatan

Hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau

tempat cenderung dianggap sebagai suatu

totalitas.

2. Hukum ketertutupan

Hal-hal yang cenderung menutup akan

membentuk kesan totalitas tersendiri.

Page 4: Psikologi Gestalt

3. Hukum kesamaan. Hal-hal yang mirip satu sama lain, cenderung kita

persepsikan sebagai suatu kelompok atau suatu totalitas. Contohnya :

O O O O O O O O O O O O O

X X X X X X X X X X X X X

O O O O O O O O O O O O O

Deretan bentuk di atas akan cenderung dilihat sebagai deretan-deretan mendatar dengan bentuk O dan X berganti-ganti bukan dilihat sebagai deretan-deretan tegak.

4. Hukum kontinuitas Orang akan cenderung mengasumsikan pola kontinuitas

pada obyek-obyek yang ada.

Para ahli dan issu yang mengembangkan teori gestalt.

Page 5: Psikologi Gestalt

Max Wertheimer (1880-1943) Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai

pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dianggap sebagai pendiri teori Gestalt setelah

dia melakukan eksperimen dengan menggunakan alat yangbernama stroboskop.

stroboskop, yaitu alat yang berbentuk kotak dan diberi suatualat untuk dapat melihat ke dalam kotak itu. Di dalam kotakterdapat dua buah garis yang satu melintang dan yang satutegak. Kedua gambar tersebut diperlihatkan secarabergantian, dimulai dari garis yang melintang kemudian garisyang tegak, dan diperlihatkan secara terus menerus. Kesanyang muncul adalah garis tersebut bergerak dari tegak kemelintang. Gerakan ini merupakan gerakan yang semu karenasesungguhnya garis tersebut tidak bergerak melainkandimunculkan secara bergantian.

Page 6: Psikologi Gestalt

Kurt Koffka (1886-1941)Sumbangan koffka untuk psikologi adalah penyajian yang sistematis dan pengamalan dalam prinsip-prinsi gestalt dalam rangkaian gejala psikologi dari mulai persepsi, belajar, mengingat sampai kepada psikologi belajar dan psikologi sosial.

Teori Koffka dalam belajar didasarkan pada anggapan bahwa belajar, sebagaimana tingkah laku lainnya dapat diterangkan dengan prinsip-prinsip organisasi psikologi gestalt

Page 7: Psikologi Gestalt

berikut beberapa teori koffka tentang belajar:

Faktor penting dalam belajar adalah jejak ingatan (Memory traces), yaitu pengalaman-pengalaman yang membekas pada tempat-tempat tertentu di otak.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada ingatan bersamaan dengan jalannya waktu tidak melemahkan jejak ingatan itu.

Latihan-latihan akan memperkuat jejak ingatan.

Page 8: Psikologi Gestalt

Wolfgang Kohler(1887-1967)

Kohler adalah 3 serangkai tokoh gestalt, Wertheimer tokoh yang mengemukakan ide-ide, Kohler mengadakan eksperimen-eksperimen dari ide tersebut, sedangkan Koffka menulis teori-teori Wertheimer dan hasil-hasil eksperimen Kohler.

Karya Kohler yang paling terkenal adalah penyelidikinnya menegnai tingkah laku kecerdasan (Intelligent Behavior) pada hewan simpanse. Ekperimennya bertitik tolak pada teori Thorndike yang beranggapan bahwa tingkah laku hewan pada dasarnya tingkah laku coba-salah (trial anerror), Kohler membuktikan bahwa hewan kera terdapat pemahaman (insight).

Page 9: Psikologi Gestalt

Jalan Eksperimen : Eksperimennya : seekorsimpanse diletakkan didalam sangkar. Pisangdigantung di atas sangkar. Didalam sangkar terdapatbeberapa kotak berlainanjenis. Mula-mula hewan itumelompat-lompat untukmendapatkan pisang itutetapi tidak berhasil.

Karena usaha-usaha itu tidakmembawa hasil, simpanse ituberhenti sejenak, seolah-olahmemikir cara untukmendapatkan pisang itu. Tiba-tiba hewan itu dapat sesuatuide dan kemudian menyusunkotak-kotak yang tersedia untukdijadikan tangga danmemanjatnya untuk mencapaipisang itu.

Page 10: Psikologi Gestalt

Pendekatan fenomenologis menjadi salah satu pendekatanyang eksis di psikologi dan dengan pendekatan ini para tokohGestalt menunjukkan bahwa studi psikologi dapatmempelajari higher mental process, yang selama ini dihindarikarena abstrak, namun tetap dapat mempertahankan aspekilmiah dan empirisnya. Fenomenologi memainkan peran yangsangat penting dalam sejarah psikologi.

.Fenomenologi adalah deskripsi tentang data yang berusahamemahami dan bukan menerangkan gejala-gejala.Fenomenologi kadang-kadang dipandang sebagai suatumetode pelengkap untuk setiap ilmu pengetahuan, karena ilmupengetahuan mulai dengan mengamati apa yang dialamisecara langsung.

Pandangan Gestalt menyempurnakan aliran behaviorismedengan menyumbangkan ide untuk menggali proses belajarkognitif, berfokus pada higher mental process. Adanyaperceptual field diinterpretasikan menjadi lapangan kognitifdimana prosesproses mental seperti persepsi, insight,danproblem solving beroperasi.

Page 11: Psikologi Gestalt

Dalam teori Belajar Gestalt, Belajar pada hakikatnya adalah melakukan perubahan struktur kognitif. Selain pengamatan, kaum gestalt menekankan bahwa belajar pemahaman merupakan bentuk utama aliran ini. Maka dalam Proses pembelajaran harus diterapkan sesuai dengan Konsep teori Gestalt tersebut. Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :1. Belajar fenomena kognitif Setelah proses belajar terjadi, seseorang dapat memiliki cara pandang baru terhadap suatu problem.

Page 12: Psikologi Gestalt

Beberapa prinsip belajar yang penting,

antara lain:

Belajar adalah penyesuaian diri dengan

lingkungan

Belajar adalah perkembangan kearah

diferensiasi ynag lebih luas

Belajar hanya berhasil, apabila tercapai

kematangan untuk memperoleh insight.

Belajar akan berhasil kalau ada tujuan

Page 13: Psikologi Gestalt

2. Insight Pemecahan masalah secara jitu

yang muncul setelah adanya proses

pengujian berbagai dugaan/kemungkinan.

Setelah adanya pengalaman insight

3. Memory Hasil persepsi terhadap obyek

meninggalkan jejak ingatan. Dengan

berjalannya waktu, jejak ingatan ini akan

berubah pula sejalan dengan prinsip-prinsip

organisasional terhadap obyek.

Page 14: Psikologi Gestalt