psat no. 04 proyeksi dan prakiraan keuangan (sat seksi 200)

36
Proyeksi dan Prakiraan Keuangan _______________________________________ 1 Namun, paragraf 58 mengizinkan pengecualian tentang hal ini untuk tipe tertentu anggaran. SAT Seksi 200 PROYEKSI DAN PRAKIRAAN KEUANGAN Sumber PSAT No. 04 PENDAHULUAN 01 Seksi ini menetapkan standar dan memberikan panduan bagi akuntan mengenai pelaksanaan dan pelaporan untuk perikatan pemeriksaan (paragraf 27 sampai dengan 48), kompilasi (paragraf 10 sampai dengan 26), atau penerapan prosedur yang disepakati terhadap laporan keuangan prospektif (paragraf 49 sampai dengan 57). Seksi ini tidak berlaku untuk penyajian yang tidak memenuhi panduan penyajian minimum seperti yang dicantumkan dalam Lampiran A Seksi ini. Penyajian sebagian unsur yang dicantumkan dalam Lampiran A tidak dianggap sebagai "laporan keuangan prospektif." 02 Apabila akuntan (a) menyerahkan, kepada kliennya atau pihak lainnya, laporan keuangan prospektif yang telah disusun atau dibantu penyusunannya, yang digunakan, atau diharapkan akan digunakan oleh pihak (ketiga) lainnyal atau (b) melaporkan laporan keuangan prospektif yang digunakan, atau diharapkan akan digunakan oleh pihak (ketiga) lainnya, is harus melakukan salah satu dari perikatan yang dijelaskan dalam paragraf 01. Dalam memutuskan apakah laporan keuangan prospektif diharapkan akan digunakan oleh pihak ketiga, akuntan dapat mempercayai pernyataan tertulis atau lisan dari pihak yang bertanggung jawab, kecuali jika informasi yang diperoleh bertentangan dengan pernyataan yang diberikan oleh pihak yang bertanggung jawab tersebut. Apabila penggunaan laporan keuangan prospektif oleh pihak ketiga lainnya tidak diharapkan, panduan dalam Seksi ini tidak berlaku, kecuali jika akuntan telah mengadakan perikatan untuk memeriksa, mengkompilasi, atau rnenerapkan prosedur yang disepakati terhadap laporan keuangan prospektif. 03 Seksi ini tidak menetapkan standar atau prosedur bagi perikatan yang berkaitan dengan laporan keuangan prospektif untuk digunakan semata-mata bagi kepentingan perkara pengadilan, meskipun Seksi ini merupakan panduan yang berguna untuk berbagai aspek dalam perikatan tersebut. Jasa pendukung perkara pengadilan merupakan perikatan yang menyangkut perkara hukum formal yang sedang ditunda atau secara potensial akan terjadi 2000.

Upload: firli-rasyiid

Post on 01-Jul-2015

548 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Proyeksi dan Prakiraan Keuangan

_______________________________________

1 Namun, paragraf 58 mengizinkan pengecualian tentang hal ini untuk tipe tertentu anggaran.

SAT Seksi 200

PROYEKSI DAN PRAKIRAAN KEUANGAN

Sumber PSAT No. 04

PENDAHULUAN

01 Seksi ini menetapkan standar dan memberikan panduan bagi akuntan mengenai pelaksanaan dan pelaporan untuk perikatan pemeriksaan (paragraf 27 sampai dengan 48), kompilasi (paragraf 10 sampai dengan 26), atau penerapan prosedur yang disepakati terhadap laporan keuangan prospektif (paragraf 49 sampai dengan 57). Seksi ini tidak berlaku untuk penyajian yang tidak memenuhi panduan penyajian minimum seperti yang dicantumkan dalam Lampiran A Seksi ini. Penyajian sebagian unsur yang dicantumkan dalam Lampiran A tidak dianggap sebagai "laporan keuangan prospektif."

02 Apabila akuntan (a) menyerahkan, kepada kliennya atau pihak lainnya, laporan keuangan prospektif yang telah disusun atau dibantu penyusunannya, yang digunakan, atau diharapkan akan digunakan oleh pihak (ketiga) lainnyal atau (b) melaporkan laporan keuangan prospektif yang digunakan, atau diharapkan akan digunakan oleh pihak (ketiga) lainnya, is harus melakukan salah satu dari perikatan yang dijelaskan dalam paragraf 01. Dalam memutuskan apakah laporan keuangan prospektif diharapkan akan digunakan oleh pihak ketiga, akuntan dapat mempercayai pernyataan tertulis atau lisan dari pihak yang bertanggung jawab, kecuali jika informasi yang diperoleh bertentangan dengan pernyataan yang diberikan oleh pihak yang bertanggung jawab tersebut. Apabila penggunaan laporan keuangan prospektif oleh pihak ketiga lainnya tidak diharapkan, panduan dalam Seksi ini tidak berlaku, kecuali jika akuntan telah mengadakan perikatan untuk memeriksa, mengkompilasi, atau rnenerapkan prosedur yang disepakati terhadap laporan keuangan prospektif.

03 Seksi ini tidak menetapkan standar atau prosedur bagi perikatan yang berkaitan dengan laporan keuangan prospektif untuk digunakan semata-mata bagi kepentingan perkara pengadilan, meskipun Seksi ini merupakan panduan yang berguna untuk berbagai aspek dalam perikatan tersebut. Jasa pendukung perkara pengadilan merupakan perikatan yang menyangkut perkara hukum formal yang sedang ditunda atau secara potensial akan terjadi

2000.

Page 2: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Standar Profesional Akuntan Publik

sebagai upaya penyelesaian persengketaan di antara dua pihak atau lebih, sebagai contoh, dalam keadaan yang akuntan bertindak sebagai saksi ahli. Pengecualian ini diberikan, karena antara lain pekerjaan akuntan publik dalam kasus demikian akan menjadi objek analisis yang terinci dan keberatan masing-masing pihak yang berselisih. Namun, pengecualian ini tidak berlaku jika laporan keuangan prospektif digunakan oleh pihak ketiga, yang menurut ketentuan peradilan, tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan analisis dan pengajuan keberatan. Misalnya, kreditur tidak mungkin mempunyai kesempatan menganalisis dan mengajukan keberatan terhadap laporan keuangan prospektif untuk mengamankan persetujuan mereka terhadap suatu rencana reorganisasi.

04 Dalam melaporkan laporan keuangan prospektif, akuntan dapat diminta untuk membantu pihak yang bertanggung jawab dalam mengidentifikasi asumsi, mengumpulkan informasi atau merakit laporan tersebut. Meskipun demikian, pihak yang bertanggung jawab harus bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan prospektif, karena laporan keuangan prospektif tergantung atas tindakan, rencana, dan asumsi pihak yang bertanggung jawab tersebut, dan hanya mereka yang dapat bertanggung jawab atas asumsi tersebut. Oleh karena itu, perikatan akuntan tidak harus dipandang dari laporannya atau dari dokumen yang berisi laporannya yang mencakup "penyusunan" laporan keuangan prospektif. Akuntan dapat mengadakan perikatan untuk menyiapkan analisis keuangan suatu projek yang dalam perikatan tersebut mencakup kegiatan untuk memperoleh informasi, membuat asumsi yang tepat, dan melakukan penyajian. Analisis seperti itu bukan, dan tidak dicirikan sebagai suatu prakiraan atau proyeksi dan tidak tepat untuk digunakan secara umum. Namun, jika pihak yang bertanggung jawab me-review dan mengambil alih asumsi dan penyajian tersebut, atau mendasarkan asumsi dan penyajiannya atas analisis tersebut, akuntan dapat melakukan salah satu dari perikatan yang digambarkan dalam Seksi ini dan menerbitkan laporan yang semestinya untuk digunakan secara umum.

05 Konsep materialitas mempengaruhi penerapan Seksi ini terhadap laporan keuangan prospektif, seperti juga materialitas mempengaruhi penerapan standar auditing atas laporan keuangan historis. Materialitas merupakan konsep yang dipandang dari sudut kisaran (range) tingkat memadainya informasi yang diharapkan; oleh karena itu, pemakai seharusnya tidak mengharapkan informasi prospektif (informasi mengenai kejadian yang belum terjadi) akan tepat seperti halnya dengan informasi historis.

DEFINISI

06 Untuk tujuan Seksi ini, digunakan definisi berikut:

Laporan Keuangan ProspektifLaporan keuangan prospektif mencakup prakiraan keuangan maupun proyeksi

keuangan, termasuk ikhtisar asumsi dan kebijakan akuntansi pokok. Meskipun laporan

2000.2

Page 3: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Proyeksi dan Prakiraan Keuangan

keuangan prospektif dapat mencakup periode yang sebagian telah lewat, laporan untuk periode yang seluruhnya telah lewat tidak dianggap sebagai laporan keuangan prospektif. Laporan keuangan proforma2 dan penyajian sebagian3 tidak dianggap sebagai laporan keuangan prospektif.

Prakiraan KeuanganPrakiraan keuangan adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan,

sepanjang pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas yang diharapkan dari suatu entitas. Prakiraan keuangan didasarkan atas asumsi pihak yang bertanggung jawab, yang mencerminkan kondisi yang diharapkan akan terjadi, dan arah tindakan yang diharapkan akan diambil. Prakiraan keuangan dapat dinyatakan dalam jumlah moneter tertentu sebagai suatu prakiraan tunggal. Prakiraan juga dapat berbentuk suatu kisaran (range), yang dalam penentuannya pihak yang bertanggung jawab memilih asumsi pokok untuk membentuk suatu kisaran, sepanjang pengetahuan dan keyakinannya, hal-hal yang diharapkan akan terdapat dalam kisaran yang diharapkan tersebut. Apabila suatu prakiraan merupakan kisaran, maka kisaran tersebut tidak dipilih dengan cara yang subjektif atau menyesatkan, misalnya, salah sate batas kisaran kurang diharapkan dibandingkan yang lain. Panduan penyajian minimum untuk laporan keuangan prospektif disajikan dalam Lampiran A Seksi ini.

Proyeksi KeuanganProyeksi keuangan adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan, sepanjang

pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab, atas dasar satu atau lebih asumsi hipotetis, posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan yang diharapkan dari suatu entitas. Proyeksi keuangan kadangkala disusun untuk menyajikan satu atau lebih arah tindakan yang lebih bersifat hipotetis untuk dinilai, sebagai jawaban atas pertanyaan seperti "Apa yang akan terjadi jika ?" Proyeksi keuangan didasarkan atas asumsi pihak yang bertanggung jawab, yang mencerminkan kondisi yang diharapkan akan terjadi dan tindakan yang akan diambil, dengan adanya satu atau lebih asumsi hipotetis. Suatu proyeksi, seperti halnya prakiraan, dapat berupa kisaran. Panduan penyajian minimum untuk laporan keuangan prospektif disajikan dalam Lampiran A Seksi ini.

EntitasEntitas adalah suatu unit, yang telah ada atau yang akan dibentuk, yang dituju

oleh penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indo-

__________________________________2 Tujuan informasi keuangan proforma adalah untuk memperlihatkan dampak signifikan

transaksi (atau peristiwa) yang diselesaikan atau diusulkan terjadi pada tanggal sebelumnya terhadap laporan keuangan historis. Meskipun transaksi tersebut dapat berupa transaksi yang bersifat prospektif, Seksi ini tidak berlaku atas penyajian semacam itu karena pada dasarnya penyajian tersebut merupakan laporan keuangan historis dan berisi laporan keuangan prospektif. Lihat SAT Seksi 300 [PSAT No. 03] Pelaporan Informasi Keuangan Proforma.

3 Penyajian sebagian adalah penyajian yang tidak memenuhi penyajian minimum sesuai dengan panduan yang dicantumkan dalam paragraf 67 Seksi ini

2000.3

Page 4: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Standar Profesional Akuntan Publik

nesia atau basis akuntansi komprehensif lainnya.4 Sebagai contoh, suatu entitas dapat berupa individu, persekutuan, warisan yang belum terbagi, badan hukum, yayasan, asosiasi, atau unit pemerintah.

Asumsi HipotetisAsumsi hipotetis adalah asumsi yang digunakan dalam suatu proyeksi keuangan

untuk menyajikan suatu kondisi atau arah tindakan yang tidak perlu merupakan sesuatu yang diharapkan akan terjadi, namun merupakan sesuatu yang konsisten dengan tujuan proyeksi.

Pihak yang Bertanggung JawabPihak yang bertanggung jawab adalah orang atau pihak yang bertanggung jawab

atas asumsi yang mendasari laporan keuangan prospektif. Pihak yang bertanggung jawab biasanya adalah manajemen, namun dapat juga orang di luar entitas yang sedang tidak mempunyai kewenangan untuk menjalankan usaha tersebut (misalnya, pihak yang mempertimbangkan untuk membeli suatu entitas).

PerakitanPerakitan adalah pengolahan secara manual atau dengan komputer terhadap fungsi

matematis atau klerikal lainnya, yang berhubungan dengan penyajian laporan keuangan prospektif. Perakitan tidak hanya semata-mata menyangkut reproduksi dan penggabungan laporan seperti itu atau tidak hanya menyangkut penggunaan piranti keras atau piranti lunak komputer milik akuntan publik oleh pihak yang bertanggung jawab.

Faktor UtamaFaktor utama adalah hal-hal penting yang menjadi dasar penentuan hasil suatu

entitas di masa yang akan datang. Faktor seperti itu merupakan dasar bagi kegiatan entitas tersebut dan mencakup hal-hal yang mempengaruhi, di antaranya, penjualan, produksi, jasa, dan aktivitas pembelanjaan satuan usaha. Faktor utama berfungsi sebagai dasar untuk laporan keuangan prospektif dan merupakan landasan bagi asumsi.

PENGGUNAAN LAPORAN KEUANGAN PROSPEKTIF

07 Laporan keuangan prospektif dapat ditujukan untuk "penggunaan umum" atau "penggunaan terbatas." Penggunaan umum laporan keuangan prospektif adalah penggunaan laporan oleh pihak-pihak yang tidak melakukan negosiasi secara langsung dengan pihak yang bertanggung jawab, misalnya, dalam suatu pernyataan penawaran obligasi atau saham. Karena penerima laporan keuangan prospektif untuk digunakan umum tidak dapat menanyakan

__________________________________________

4 SA Seksi 623 [PSA No. 41] Laporan Khusus membahas basis akuntansi komprihensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2000.4

Page 5: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Proyeksi dan Prakiraan Keuangan

kepada pihak yang bertanggung jawab secara langsung mengenai penyajian, maka penyajian yang paling bermanfaat bagi mereka adalah yang menggambarkan hasil yang diharapkan, sepanjang pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, hanya prakiraan keuanganlah yang tepat untuk digunakan umum ini.

08 Penggunaan terbatas laporan keuangan prospektif adalah penggunaan laporan keuangan prospektif oleh pihak yang bertanggung jawab itu sendiri atau oleh pihak yang bertanggung jawab dan pihak ketiga yang melakukan negosiasi secara langsung dengan pihak yang bertanggung jawab. Contohnya mencakup penggunaan untuk negosiasi pinjaman bank, pelaporan untuk suatu instansi yang berwenang, dan penggunaan semata-mata dalam entitas yang bersangkutan. Pihak ketiga yang menerima laporan prospektif yang dimaksud untuk digunakan terbatas dapat meminta keterangan kepada pihak yang bertanggung jawab dan merundingkan persyaratannya secara langsung. Setiap jenis laporan keuangan prospektif yang akan bermanfaat dalam kondisi tersebut secara normal akan tepat untuk digunakan secara terbatas. Jadi, penyajian dapat berupa prakiraan keuangan atau proyeksi keuangan.

09 Karena proyeksi keuangan tidak tepat digunakan secara umum, akuntan tidak boleh mengizinkan namanya dihubungkan dengan proyeksi keuangan yang menurut keyakinannya akan diserahkan kepada mereka yang tidak melakukan negosiasi secara langsung dengan pihak yang bertanggung jawab, misalnya dalam pernyataan penawaran kepentingan utang atau modal entitas, kecuali jika proyeksi tersebut digunakan untuk melengkapi suatu prakiraan keuangan.

K OM PI LA SI ( PE N YUS UN AN ) LAP O RA N KE UAN G AN PR OS P EK TIF

10 Kompilasi laporan keuangan prospektif merupakan jasa profesional yang mencakup:a. Merakit, menurut kebutuhan, laporan keuangan prospektif berdasarkan asumsi pihak

yang bertanggung jawab.b. Melaksanakan prosedur kompilasi yang diharuskan5, termasuk membaca laporan

keuangan prospektif beserta ikhtisar asumsi dan kebijakan akuntansi pokok serta mempertimbangkan apakah laporan keuangan tersebut (i) disajikan sesuai dengan panduan dalam Pernyataan ini dan (ii) tidak secara nyata tidak tepat.

c. Menerbitkan laporan kompilasi.

11 Kompilasi tidak dimaksudkan untuk memberikan keyakinan atas laporan keuangan prospektif atau asumsi yang mendasari laporan tersebut. Karena keterbatasan prosedur yang dilaksanakan oleh akuntan, suatu kompilasi tidak memberikan keyakinan bahwa akuntan akan mengetahui hal-hal penting yang dapat terungkap dengan prosedur yang lebih luas, seperti yang dilakukan dalam pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif.

________________________5 Lihat paragraf 68, paragraf 5 untuk prosedur yang diharuskan tersebut

2000.

Page 6: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Standar Profesional Akuntan Publik

12 Ikhtisar asumsi pokok sangat penting bagi pembaca untuk memahami laporan keuangan prospektif. Oleh karena itu, akuntan tidak boleh mengkompilasi laporan keuangan prospektif tanpa mengungkapkan ikhtisar asumsi pokok. Juga, akuntan tidak boleh mengkompilasi proyeksi keuangan tanpa (a) identifikasi mengenai asumsi hipotetis atau (b) uraian mengenai keterbatasan manfaat penyajian tersebut.

13 Standar berikut ini berlaku pada kompilasi suatu laporan keuangan prospektif dan laporan yang dihasilkannya:a. Kompilasi harus dilakukan oleh mereka yang mempunyai pendidikan teknis dan

kecakapan cukup dalam mengkompilasi laporan keuangan prospektif.b. Kemahiran profesional harus dilaksanakan dengan cermat dan seksama dalam

melakukan kompilasi dan penyusunan laporan.c. Pelaksanaan harus direncanakan secara matang, dan tenaga asisten, jika ada, harus

disupervisi secara memadai.d. Prosedur kompilasi yang dapat diterapkan harus dilaksanakan sebagai dasar

pelaporan atas laporan keuangan prospektif yang dikompilasi (lihat Lampiran B untuk prosedur yang harus dilakukan).

e. Laporan yang didasarkan atas kompilasi laporan keuangan prospektif oleh akuntan harus sesuai dengan panduan yang dicantumkan dalam paragraf 16 sampai dengan 26 Seksi ini.

14 Akuntan harus mempertimbangkan, setelah menerapkan prosedur yang dicantumkan dalam Lampiran B, apakah penyajian atau informasi lain yang telah diterima jelas-jelas tidak tepat, tidak lengkap atau menyesatkan, dan jika demikian, akuntan harus berusaha untuk memperoleh informasi tambahan atau informasi yang benar. Jika akuntan tidak mendapatkan informasi seperti itu, is biasanya harus menarik diri dari perikatan kompilasi tersebut6. (Ingat bahwa tidak dimasukkannya suatu pengungkapan, selain yang berhubungan dengan asumsi pokok, tidak mengharuskan akuntan publik untuk menarik diri, lihat paragraf 27).

Kertas Kerja15 Meskipun tidak mungkin untuk menjelaskan bentuk atau isi kertas kerja yang

harus dibuat oleh akuntan sehubungan dengan kompilasi laporan keuangan prospektif karena perbedaan dalam setiap perikatan, kertas kerja akuntan biasanya harus menunjukkan bahwa:a. Pekerjaan yang dilaksanakan telah direncanakan dan disupervisi secara memadai.b. Prosedur kompilasi yang diharuskan telah dilaksanakan sebagai dasar

untuk penyusunan laporan kompilasi.

____________________________6 Akuntan tidak perlu menarik diri dari perikatan jika dampak informasi tersebut terhadap laporan keuangan prospektif

tidak material.

2000.6

Page 7: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Proyeksi dan Prakiraan Keuangan

Laporan atas Laporan Keuangan Prospektif Kompilasian

16 Laporan akuntan bentuk baku untuk kompilasi laporan keuangan prospektif harus mencakup:a. Identifikasi laporan keuangan prospektif yang disajikan oleh pihak yang bertanggung

jawab.b. Pernyataan bahwa akuntan telah mengkompilasi laporan keuangan prospektif sesuai

dengan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia mengenai kompilasi proyeksi keuangan.

c. Pernyataan bahwa kompilasi terbatas lingkupnya dan tidak memungkinkan akuntan untuk memberikan pendapat atau bentuk keyakinan lain apa pun atas laporan keuangan prospektif atau asumsi yang bersangkutan.

d. Catatan bahwa hasil prospektif mungkin tidak dapat dicapai.e. Pernyataan bahwa akuntan tidak bertanggung jawab untuk memutakhirkan laporan

dengan adanya peristiwa dan keadaan yang terjadi setelah tanggal laporan.

17 Berikut ini adalah laporan akuntan bentuk baku untuk kompilasi suatu prakiraan yang tidak mengandung suatu kisaran.7

Kami telah melakukan kompilasi neraca prakiraan PT KXT tanggal 31 Desember 20XX dan laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, serta laporan arus kas prakiraan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, berdasarkan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. 8

Suatu kompilasi dibatasi pada penyajian dalam bentuk prakiraan informasi yang merupakan penyajian manajemen9 dan tidak mencakup penilaian atas asumsi yang mendasari prakiraan tersebut. Kami tidak melakukan pemeriksaan atas prakiraan tersebut dan oleh karena itu kami tidak memberikan pendapat atau bentuk keyakinan lain apa pun terhadap laporan terlampir atau asumsinya. Lebih lanjut, biasanya akan terdapat perbedaan antara prakiraan dan hasil sebenarnya karena peristiwa dan keadaan sering tidak terjadi sebagaimana yang diharapkan, dan perbedaan tersebut mungkin material. Kami tidak bertanggung jawab untuk memutakhirkan laporan ini dengan adanya peristiwa dan keadaan yang terjadi sesudah tanggal laporan ini.

18 Apabila penyajian tersebut merupakan suatu proyeksi, laporan akuntan harus mencantumkan suatu paragraf terpisah yang menggambarkan batasan kegunaan

2000.7

_________________________________________

7 Bentuk laporan yang disajikan dalam Seksi ini cocok baik untuk penyajian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia maupun basis akuntansi komprohensif yang lain.

8 Jika penyajian diringkas sebagaimana yang dibahas dalam paragraf 67 Seksi ini, kalimat ini dapat ditulis sebagai berikut: "Kami telah melakukan kompilasi prakiraan ringkasan PT KXT terlampir tanggal 31 Desember 20X1 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia."

9 Jika pihak yang bertanggung jawab adalah bukan manajemen, pengacuan ke manajemen dalam standar ini harus diubah dengan mengacu kepada pihak yang

Page 8: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Standar Profesional Akuntan Publik

tersebut. Berikut ini adalah laporan akuntan bentuk baku untuk kompilasi suatu proyeksi yang tidak mengandung suatu kisaran.

Kami telah melakukan kompilasi neraca prakiraan PT KXT tanggal 31 Desember 20XX dan laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, serta laporan arus kas prakiraan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, berdasarkan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. 10

Proyeksi terlampir dan laporan ini disusun untuk [sebutkan tujuan khusus, seperti, "Bank QRS dengan tujuan negosiasi pinjaman untuk ekspansi PT KXT J dan tidak digunakan untuk tujuan lain.

Suatu kompilasi dibatasi pada penyajian dalam bentuk proyeksi informasi yang merupakan penyajian manajemen dan tidak mencakup penilaian atas asumsi yang mendasari proyeksi tersebut. Kami tidak memeriksa proyeksi tersebut dan oleh karena itu, kami tidak memberikan pendapat atas atau bentuk keyakinan lain apa pun terhadap laporan terlampir atau asumsinya. Lebih lanjut, walaupun [jelaskan asumsi hipotetis, misalnya, pinjaman diberikan dan pabrik diperluas'J, biasanya akan terdapat perbedaan antara proyeksi dan hasil sebenarnya, karena peristiwa dan keadaan sering tidak terjadi sebagaimana yang diharapkan, dan perbedaan tersebut mungkin material. Kami tidak bertanggung jawab untuk memutakhirkan laporan ini dengan adanya peristiwa dan keadaan yang terjadi setelah tanggal laporan ini.

19 Jika laporan keuangan prospektif memuat suatu kisaran, laporan akuntan bentuk baku harus berisi suatu paragraf terpisah yang menyatakan bahwa pihak yang bertanggung jawab telah memilih untuk menggambarkan hasil yang diharapkan berdasarkan satu atau lebih asumsi dalam bentuk suatu kisaran. Berikut ini adalah contoh paragraf terpisah yang ditambahkan dalam laporan akuntan jika akuntan mengkompilasi laporan keuangan prospektif, dalam hal ini suatu prakiraan, yang berisi suatu kisaran.

Sebagaimana diuraikan dalam ikhtisar asumsi pokok, manajemen PT KXT telah memilih untuk menggambarkan prakiraan [jelaskan unsur laporan keuangan yang hasil harapan berdasarkan asumsi tersebut berada dalam suatu kisaran dan tunjukkan asumsi yang diharapkan akan berada dalam kisaran tersebut, misalnya, pendapatan sebesar Rp XXXC dan RpY. YYY, yang ditaksir berdasarkan tingkat hunian XX% dan YY% dart' seluruh apartemen yang tersedia'J tidak sebagai taksiran tunggal. Oleh karena itu, prakiraan terlampir menyajikan prakiraan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas [uraikan satu

_______________________________________

10 Jika penyajian tersebut diringkas sebagaimana dibahas dalam paragraf 67 Seksi ini, kalimat ini dapat dibaca sebagai berikut: "Kami telah mengkompilasi proyeksi ringkasan perusahaan KXT terlampir tanggal 31 Desember 20X1, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, berdasarkan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia."

2000.8

Page 9: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Proyeksi dan Prakiraan Keuangan

34

atau lebih asumsi yang diharapkan berada dalam kisaran, misalnya, pada tingkat hunianseperti itu"]. Namun, tidak ada keyakinan bahwa hasil sebenarnya akan berada dalam kisaran dari [uraikan satu atau lebih asumsi yang diharapkan akan berada dalam kisaran tersebut, misalnya "tingkat hunian ] yang disajikan.

20 Tanggal penyelesaian prosedur kompilasi harus digunakan sebagai tanggal laporan.

21 Akuntan dapat melakukan kompilasi laporan keuangan prospektif untuk suatu entitas yang dalam hubungan dengan entitas tersebut ia tidak independen.I 1

Dalam keadaan seperti itu, akuntan secara tegas harus mengungkapkan ketidakindependensian tersebut; namun, alasan yang melandasinya tidak perlu diungkapkan. Jika akuntan tidak independen, is dapat memberikan laporan kompilasi bentuk baku, namun harus memasukkan kalimat berikut ini sesudah paragraf terakhir.

Kami tidak independen dalam hubungan kami dengan PT KXT

22 Laporan keuangan prospektif dapat dimasukkan dalam sebuah dokumen yang juga berisi laporan keuangan historis dan laporan akuntan.12 Di samping itu, laporan keuangan historis dalam dokumen tersebut dapat diikhtisarkan dan disajikan dengan laporan keuangan prospektif untuk tujuan perbandingan.13 Contoh pengacuan dalam laporan akuntan atas laporan keuangan historis apabila ia mengaudit, me-review atau melakukan kompilasi tersebut disajikan di bawah ini.

[Kalimat penutup paragraf terakhir]

Laporan keuangan historis untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20XX, [yang merupakan sumber asal data historis] dan laporan kami atas laporan tersebut diuraikan pada halaman xx - xx dokumen ini.

23 Dalam keadaan tertentu, akuntan dapat memperluas laporannya untuk menekankan permasalahan tertentu dalam laporan keuangan prospektif. Informasi seperti itu dapat disajikan dalam paragraf terpisah dalam laporannya. Namun, ia harus menerapkan keseksamaan bahwa

2000.9

_________________________________________

11 Dalam mempertimbangkan tentang independensinya, akuntan harus menggunakan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik sebagai panduan.

12 Tanggung jawab akuntan atas laporan keuangan historis yang menurut perikatan tidak menjadi tanggung jawab akuntan, untuk entitas publik dijelaskan dalam SA Seksi 504 (PSA No. 52) Pengaitan Nama Auditor dengan Laporan Keuangan, sedangkan untuk entitas nonpublik dijelaskan dalam SAR Seksi 100 (PSAR No. 01) Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan, paragraf 5 s.d. 7.

13 SA Seksi 552 (PSA No. 53) Pelaporan Auditor atas Laporan Keuangan Ringkasan dan Data Keuangan Pilihan membahas laporan akuntan atas laporan keuangan ringkasan yang berasal dari laporan keuangan auditan yang tidak dimasukkan dalam dokumen yang sama.

Page 10: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Standar Profesional Akuntan Publik

penekanan seperti itu tidak memberikan kesan bahwa is memberikan keyakinan atau memperluas tanggung jawabnya sehubungan dengan informasi tersebut. Misalnya, akuntan seharusnya tidak memberikan pernyataan dalam laporan kompilasi mengenai kecermatan matematis atau kesesuaiannya dengan panduan penyajian.

Modifikasi Laporan Kompilasi Bentuk Baku24 Suatu entitas dapat meminta akuntan untuk melakukan kompilasi laporan keuangan

prospektif yang kurang menyajikan atau yang tidak memasukkan pengungkapan asumsi signifikan. Akuntan dapat melakukan kompilasi laporan keuangan prospektif seperti itu selama kekurangan atau tidak dimasukkannya asumsi tersebut jelas ditunjukkan dalam laporan akuntan dan hal itu tidak dimaksudkan, sepanjang pengetahuan akuntan, untuk menyesatkan mereka yang diharapkan akan menggunakan laporan tersebut.

25 Sekali pun demikian, jika laporan keuangan prospektif yang dikompilasi tersebut disajikan berlandaskan basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan tidak memauukkan pengungkapan mengenai basis akuntansi yang digunakan tersebut, laporan akuntan harus mengungkapkan dasar tersebut.

26 Berikut ini adalah contoh paragraf yang harus ditambahkan pada laporan akuntan atas laporan keuangan prospektif yang dikompilasi, dalam hal ini suatu prakiraan keuangan, yang ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan tidak dimasukkan.

Manajemen telah memilih untuk tidak memasukkan ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan yang diharuskan oleh panduan penyajian prakiraan keuangan yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Jika pengungkapan yang dihilangkan tersebut dimasukkan dalam prakiraan, hal ini dapat mempengaruhi simpulan pemakai mengenai posisi keuangan, basil usaha, dan arus kas perusahaan untuk periode prakiraan. Oleh karena itu, prakiraan lm tidak dirancang untuk mereka yang tidak mendapatkan informasi tentang hal tersebut.

P EM ER IK SA AN T ER HA DA P LA PO R AN KEU AN GA N P RO S PE KT IF

27 Pemeriksaan terhadap laporan keuangan prospektif merupakan jasa profesional yang mencakup:a. Menilai penyusunan laporan keuangan prospektif.b. Menilai hal-hal yang mendasari asumsi.c. Menilai penyajian laporan keuangan prospektif mengenai kesesuaiannya dengan

panduan penyajian laporan keuangan prospektif.d. Menerbitkan laporan pemeriksaan.

2000.1

Page 11: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Proyeksi dan Prakiraan Keuangan

28 Sebagai hasil pemeriksaannya, akuntan mempunyai dasar untuk melaporkan apakah, menurut pendapatnya:a. Laporan keuangan prospektif disajikan sesuai dengan panduan penyajian laporan

keuangan prospektif.b. Asumsi yang digunakan memberikan dasar rasional bagi pihak yang bertanggung

jawab untuk melakukan prakiraan atau apakah asumsi tersebut memberikan dasar rasional untuk proyeksi yang dilakukan oleh pihak yang bertanggung jawab berdasarkan asumsi hipotetis tersebut.

29 Akuntan harus independen; memperoleh pelatihan teknis dan kecakapan yang memadai untuk memeriksa laporan keuangan prospektif; merencanakan perikatan dan menyupervisi pekerjaan asisten secara memadai, jika ada; dan memperoleh bukti cukup sebagai dasar yang memadai bagi laporan pemeriksaannya (lihat paragraf 69 Seksi ini untuk standar mengenai pelatihan teknis dan kecakapan, perencanaan perikatan pemeriksaan, dan jenis prosedur yang harus dilakukan oleh akuntan untuk memperoleh bukti cukup sebagai dasar laporan pemeriksaannya).

Kertas Kerja30 Kertas kerja akuntan sehubungan dengan pemeriksaan atas laporan keuangan

prospektif harus sesuai dengan keadaan dan kebutuhan akuntan dalam perikatan yang bersangkutan. Meskipun jumlah, jenis dan isi kertas kerja bervariasi tergantung atas keadaan, biasanya kertas kerja harus menunjukkan bahwa:a. Pekerjaan telah direncanakan dan disupervisi secara memadai.b. Proses entitas tersebut dalam mengembangkan laporan keuangan

prospektifnya dipertimbangkan dalam menentukan lingkup pemeriksaan.c. Bukti cukup telah diperoleh sebagai dasar yang memadai bagi laporan akuntan.

Laporan atas Laporan Keuangan Prospektif yang Diperiksa31 Laporan akuntan bentuk standar dalam pemeriksaan atas laporan keuangan

prospektif harus mencakup:a. Identifikasi laporan keuangan prospektif yang disajikan.b. Pernyataan bahwa pemeriksaan laporan keuangan prospektif dilakukan sesuai

dengan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan uraian singkat tentang sifat pemeriksaan yang dilakukan.

c. Pendapat akuntan bahwa laporan keuangan prospektif disajikan sesuai dengan panduan penyajian laporan keuangan prospektif yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan bahwa asumsi yang mendasarinya memberikan dasar rasional untuk melakukan prakiraan atau proyeksi dengan asumsi hipotetis tertentu.

d. Catatan bahwa hasil prospektif mungkin tidak dapat dicapai.e. Pernyataan bahwa akuntan tidak bertanggung jawab untuk memutakhirkan laporan

dengan adanya peristiwa dan keadaan yang terjadi setelah tanggal laporan.

:2000.

Page 12: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

32 Berikut ini adalah contoh laporan akuntan bentuk baku untuk pemeriksaan suatu prakiraan yang tidak berupa suatu kisaran.

Kami telah memeriksa neraca prakiraan PT KXT tanggal 31 Desember 20XX dan laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, serta laporan arus kas terlampir untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.14 Pemeriksaan kami lakukan berdasarkan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan oleh karena itu, meliputi prosedur yang kami pandang perlu untuk menilai baik asumsi yang digunakan oleh manajemen, dan penyusunan maupun penyajian prakiraan tersebut.

Menurut pendapat kami, prakiraan terlampir disajikan sesuai dengan panduan penyajian prakiraan yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan asumsi yang mendasarinya memberikan dasar rasional bagi manajemen untuk melakukan prakiraan. Meskipun demikian, biasanya akan terdapat perbedaan antara taksiran dan hasil sebenarnya, karena peristiwa dan keadaan sering tidak terjadi sebagaimana yang diharapkan, dan perbedaan tersebut mungkin material. Kami tidak bertanggung jawab untuk memutakhirkan laporan ini dengan adanya peristiwa dan keadaan yang terjadi sesudah tanggal laporan ini.

33 Apabila akuntan memeriksa suatu proyeksi, pendapatnya mengenai asumsi yang digunakan harus dibatasi pada asumsi hipotetis; yaitu, is harus memberikan pendapatnya apakah asumsi tersebut memberikan dasar rasional untuk melakukan proyeksi dengan asumsi hipotetis tertentu. Juga, laporannya harus berisi paragraf terpisah yang menguraikan batasan manfaat penyajian tersebut. Berikut ini adalah laporan akuntan bentuk baku atas pemeriksaan suatu proyeksi yang tidak berupa suatu kisaran.

Kami telah memeriksa neraca proyeksian PT KXT terlampir tanggal 31 Desember 20XX dan laporan laba-rugi dan laporan perubahan ekuitas, serta laporan arus kas proyeksian terlampir untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.15

Pemeriksaan kami lakukan berdasarkan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan oleh karena itu, meliputi prosedur yang kami pandang perlu untuk menilai, baik asumsi yang digunakan oleh manajemen, dan penyusunan, maupun penyajian proyeksi tersebut.

Proyeksi terlampir dan laporan ini disusun untuk [sebutkan tujuan khusus, seperti, "Bank QRS dengan tujuan negosiasi pinjaman untuk ekspansi PT KXT,'7 dan tidak digunakan untuk tujuan lain.

2000.12

__________________________________________

14 Jika penyajian tersebut diringkas sebagaimana dibahas dalam Lampiran A (paragraf 67) Seksi ini, kalimat ini dapat dibaca sebagai berikut: "Kami telah memerika prakiraan ringkasan perusahaan KXT tanggal 31 Desember 20X1, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut."

15 Jika penyajian diringkas sebagaimana dibahas dalam paragraf 67 Seksi ini, kalimat ini menjadi sebagai berikut: " Kami telah memeriksa proyeksi ringkasan PT KXT terlampir tanggal 31 Desember 20XX dan ………..

Page 13: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Proyeksi dan Prakiraan Keuangan

Menurut pendapat kami, proyeksi terlampir disajikan sesuai dengan panduan penyajian proyeksi keuangan yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, dan asumsi yang mendasarinya memberikan dasar rasional bagi manajemen untuk melakukan proyeksi [jelaskan asumsi hipotetis, misalnya, 'mengasumsikan pemberian pinjaman yang diminta dengan tujuan perluasan PTKXT, sebagaimana diuraikan dalam ikhtisar asumsi signifakan']. Namun, bahkan jika [jelaskan asumsi hipotetis, misalnya, pinjaman diberikan dan pabrik diperluas'J, biasanya akan terdapat perbedaan antara proyeksi dan hasil sebenarnya, karena peristiwa dan keadaan sering tidak terjadi sebagaimana yang diharapkan, dan perbedaan tersebut mungkin material. Kami tidak bertanggung jawab untuk memutakhirkan laporan ini dengan adanya peristiwa dan keadaan yang terjadi sesudah tanggal laporan ini.

34 Jika laporan keuangan prospektif memuat suatu kisaran, laporan akuntan bentuk baku harus juga mencakup suatu paragraf terpisah yang menyatakan bahwa pihak yang bertanggung jawab telah memilih untuk menggambarkan hasil yang diharapkan atas asumsi yang digunakan sebagai suatu kisaran. Berikut ini adalah contoh paragraf terpisah yang ditambahkan dalam laporan akuntan jika is memeriksa laporan keuangan prospektif, dalam hal ini suatu prakiraan, yang memuat suatu kisaran.

Sebagaimana diuraikan dalam ikhtisar asumsi signifikan, manajemen PT KXT telah memilih untuk menggambarkan prakiraan [jelaskan unsur laporan keuangan yang hasil yang diharapkan dari asumsi tersebut berada dalam suatu kisaran dan tunjukkan asumsi yang diharapkan akan berada dalam kisaran tersebut, misalnya, pendapatan sebesar Rp X=dan RpY. YYY, yang ditaksir berdasarkan tingkat hunian XX% dan YY% dari seluruh apartemen yang tersedia'] tidak sebagai taksiran tunggal. Oleh karena itu, prakiraan terlampir menyajikan prakiraan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas [uraikan satu atau lebih asumsi yang diharapkan berada dalam kisaran, misalnya, pada tingkat hunian seperti itu']. Namun, tidak ada keyakinan bahwa hasil sebenarnya akan berada dalam kisaran dari [uraikan satu atau lebih asumsi yang diharapkan akan berada dalam kisaran tersebut, misalnya "tingkat hunian"] yang disajikan.

35 Tanggal penyelesaian prosedur pemeriksaan akuntan harus digunakan sebagai tanggal laporan.

Modifikasi Pendapat Akuntan36 Keadaan berikut ini menghasilkan jenis laporan akuntan yang memerlukan

modifikasi atas pendapat akuntan:a. Jika menurut pendapat akuntan, laporan keuangan prospektif menyimpang dari

panduan penyajian laporan keuangan prospektif yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, is harus memberikan pendapat wajar dengan pengecualian (lihat paragraf 37) atau pendapat tidak wajar (lihat paragraf 39). Namun, jika penyajian yang menyimpang dari panduan penyajian

2000.13

Page 14: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Standar Profesional Akuntan Publik

karena kegagalan dalam mengungkapkan asumsi signifikan, akuntan harus memberikan pendapat tidak wajar (lihat paragraf 39 dan 40).

b. Jika akuntan berpendapat bahwa satu atau lebih asumsi signifikan tidak memberikan dasar rasional untuk melakukan prakiraan atau proyeksi dengan asumsi hipotetis tertentu, is harus memberikan pendapat tidak wajar (lihat paragraf 39)

c. Jika pemeriksaan akuntan dipengaruhi oleh kondisi yang menghalangi penerapan satu atau lebih prosedur yang dipandang perlu, is harus menyatakan tidak memberikan pendapat dan menjelaskan batasan lingkup tersebut dalam laporannya (lihat paragraf 41).

37 Pendapat wajar dengan pengecualian. Dalam pendapat ini, akuntan harus menyatakan dalam paragraf terpisah seluruh alasan yang mendukung modifikasi pendapatnya dan menjelaskan penyimpangan dari panduan penyajian laporan keuangan prospektif yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Pendapatnya harus memasukkan kata-kata "kecuali" atau "pengecualian" sebagai ungkapan pengecualian dan harus menunjuk ke paragraf penjelasan yang terpisah tersebut. Berikut ini adalah contoh laporan pemeriksaan atas prakiraan yang menyimpang dari panduan penyajian prakiraan keuangan yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.

Kami telah memeriksa neraca prakiraan PT XYZ tanggal 31 Desember 20XX dan laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, serta laporan arus kas prakiraan terlampir untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Pemeriksaan kami lakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan, oleh karena itu, meliputi prosedur yang kami pandang perlu untuk menilai, baik asumsi yang digunakan oleh manajemen dan penyusunan maupun penyajian prakiraan tersebut.

Prakiraan tersebut tidak mengungkapkan alasan perbedaan signifikan yang timbul antara pajak penghasilan dan laba sebelum pajak sebagaimana disyaratkan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Menurut pendapat kami, kecuali tidak dimasukkannya pengungkapan alasan perbedaan signifikan yang timbul antara pajak penghasilan dan laba sebelum pajak sebagaimana diuraikan dalam paragraf terdahulu, prakiraan terlampir disajikan sesuai dengan panduan penyajian prakiraan keuangan yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan asumsi yang mendasarinya memberikan dasar rasional bagi manajemen untuk melakukan prakiraan. Meskipun demikian, biasanya akan terdapat perbedaan antara prakiraan dan hasil sebenarnya, karena peristiwa dan keadaan sering tidak terjadi sebagaimana yang diharapkan, dan perbedaan tersebut mungkin material. Kami tidak bertanggung jawab untuk memutakhirkan laporan ini dengan adanya peristiwa dan keadaan yang terjadi sesudah tanggal laporan ini.

2000.14

Page 15: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Proyeksi dan Prakiraan Keuangan

38 Oleh karena sifat, kepekaan, dan hubungan antarinformasi prospektif, pembaca akan mendapatkan bahwa laporan akuntan dengan pengecualian mengenai penyimpangan pengukuran, I6 kelayakan asumsi dasar atau pembatasan ruang lingkup sulit untuk diinterpretasikan. Oleh karena itu, akuntan tidak boleh memberikan pendapatnya atas hal-hal tersebut dengan ungkapan seperti "kecuali untuk ...." atau "tergantung pada pengaruh dari " Namun, jika penyimpangan pengukuran, asumsi yang tidak rasional atau pembatasan dalam lingkup pemeriksaan menyebabkan ia mengambil simpulan bahwa dia tidak dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian, ia harus memberikan pendapat yang dimodifikasikan sebagaimana yang diuraikan pada paragraf 39 sampai dengan paragraf 42.

39 Pendapat tidak wajar. Dalam pendapat tidak wajar, akuntan harus menyatakan dalam paragraf terpisah, semua alasan yang mendukung pendapat tersebut. Pendapat tersebut harus menyatakan bahwa penyajian tidak sesuai dengan panduan penyajian dan harus menunjuk ke paragraf penjelasan. Apabila berlaku, paragraf pendapatnya harus juga menyatakan bahwa, menurut pendapatnya, asumsi yang digunakan tidak merupakan dasar rasional bagi laporan keuangan prospektif. Contoh pendapat tidak wajar atas pemeriksaan laporan keuangan prospektif diuraikan di bawah ini. Dalam contoh ini, prakiraan keuangan telah diperiksa dan akuntan berpendapat bahwa asumsi pokok yang digunakan tidak rasional. Contoh tersebut harus disesuaikan sehingga cocok dengan berbagai jenis penyajian atau jika pendapat tidak wajar diberikan karena laporan tersebut tidak sesuai dengan panduan penyajian.

Kami telah memeriksa neraca prakiraan PT XYZ tanggal 31 Desember 20XX dan laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, serta laporan arus kas prakiraan terlampir untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Pemeriksaan kami lakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan, oleh karena itu, meliputi prosedur yang kami pandang perlu untuk menilai, baik asumsi yang digunakan oleh manajemen dan penyusunan maupun penyajian prakiraan.

Sebagaimana diuraikan dalam bagian "Penjualan" dalam ikhtisar asumsi signifikan, prakiraan penjualan antara lain mencakup penjualan produk XX yang telah dihentikan penggunaannya sebagai pembasmi serangga oleh Departemen Pertanian. Perusahaan tidak memperoleh pesanan lagi produk XX sejak tiga bulan terakhir dan tidak ada perundingan yang dilakukan dengan para pelanggan untuk pemesanan produk XX.

Menurut pendapat kami, prakiraan terlampir tidak disajikan sesuai dengan panduan penyajian prakiraan keuangan yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, karena asumsi manajemen, sebagaimana diuraikan dalam paragraf terdahulu, tidak memberikan dasar

_________________________________________

16 Suatu contoh penyimpangan pengukuran adalah kegagalan untuk mengkapitalisasi capital lease dalam prakiraan yang dalam laporan keuangan historis untuk periode prospektif diharapkan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2000.15

Page 16: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Standar Profesional Akuntan Publik

rasional bagi manajemen untuk melakukan prakiraan. Kami tidak bertanggung jawab untuk memutakhirkan laporan ini dengan adanya peristiwa atau keadaan yang terjadi setelah tanggal laporan ini.

40 Jika penyajian, termasuk ikhtisar asumsi signifikan, gagal untuk mengungkapkan asumsi tersebut, yang pada waktu itu tampaknya signifikan, akuntan harus menguraikan asumsi tersebut dalam laporannya dan memberikan pendapat tidak wajar. Akuntan tidak boleh memeriksa penyajian yang tidak memasukkan semua pengungkapan asumsi. Juga, akuntan publik tidak boleh memeriksa proyeksi keuangan yang tidak memuat:(a) Identifikasi asumsi hipotetis.(b) Uraian mengenai keterbatasan manfaat penyajian.

41 Pernyataan tidak memberikan pendapat. Dalam menyatakan tidak memberikan pendapat ini, laporan akuntan hares menunjukkan, dalam paragraf terpisah, permasalahan pemeriksaan yang tidak sesuai dengan standar pemeriksaan. Akuntan harus menyatakan bahwa lingkup pemeriksaannya tidak memadai untuk memungkinkannya memberikan pendapat atas penyajian atau asumsi yang mendasarinya, dan pernyataan tidak memberikan pendapat yang dilakukannya harus mencakup penunjukan langsung ke paragraf penjelasan. Berikut ini adalah contoh laporan pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, dalam hal ini suatu prakiraan keuangan, yang terdapat suatu asumsi signifikan tertentu yang tidak dapat dinilai.

Kami telah memeriksa neraca prakiraan PT XYZ tanggal 31 Desember 20XX dan laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, serta laporan arus kas prakiraan terlampir untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Kecuali sebagaimana yang diuraikan dalam paragraf berikut, pemeriksaan kami lakukan sesuai dengan standar untuk pemeriksaan prakiraan keuangan yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan, oleh karena itu, meliputi prosedur yang kami pandang perlu untuk menilai baik asumsi yang digunakan oleh manajemen, dan penyusunan maupun penyajian prakiraan.

Sebagaimana diuraikan dalam bagian "Penghasilan Penyertaan" dalam ikhtisar asumsi prakiraan signifikan, prakiraan tersebut mencakup penghasilan penyertaan yang merupakan 23% dari prakiraan laba bersih, yang berasal dari prakiraan manajemen atas bagian pendapatan dari laba bersih anak perusahaan untuk tahun 20XX. Anak perusahaan belum menyusun prakiraan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20XX, dan oleh karena itu kami tidak dapat memperoleh dasar yang beralasan untuk mendukung asumsi ini.

Oleh karena, sebagaimana diuraikan dalam paragraf terdahulu, kami tidak dapat menilai asumsi manajemen mengenai pendapatan dari penyertaan dan asumsi lainnya yang tergantung padanya, maka kami tidak memberikan pendapat sehubungan dengan penyajian tersebut atau asumsi yang mendasari prakiraan terlampir. Kami tidak

2000.16

Page 17: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Proyeksi dan Prakiraan Keuangan

bertanggung jawab untuk memutakhirkan laporan ini dengan adanya peristiwa dan keadaan yang terjadi setelah tanggal laporan ini.

42 Jika terdapat pembatasan lingkup dan akuntan juga yakin bahwa terdapat penyimpangan material dari panduan penyajian, penyimpangan tersebut harus diuraikan dalam laporan akuntan.

Modifikasi Lain atas Laporan Pemeriksaan Bentuk Baku43 Keadaan yang diuraikan di bawah ini, meskipun tidak harus menyebabkan

modifikasi dalam pendapat akuntan, akan mengakibatkan jenis modifikasi laporan pemeriksaan bentuk baku.

44 Penekanan atas suatu hal. Dalam keadaan tertentu, akuntan mungkin ingin menekankan suatu hal mengenai laporan keuangan prospektif, meskipun tetap memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian. Akuntan mungkin ingin menyajikan informasi dan komentar lainnya, seperti penjelasan atau informasi lain dalam paragraf terpisah dalam laporannya.

45 Penilaian yang didasarkan sebagian atas laporan akuntan lain. Apabila lebih dari satu akuntan terlibat dalam pemeriksaan, panduan yang diberikan untuk situasi seperti ini yang diterapkan dalam pemeriksaan atas laporan keuangan historis umumnya berlaku. Jika akuntan utama memutuskan untuk mengacu ke laporan akuntan lain sebagai dasar, sebagian, untuk pendapatnya, is harus mengungkapkan fakta tersebut dalam menyatakan lingkup pemeriksaannya dan harus menunjuk ke laporan akuntan lain dalam menyatakan pendapatnya. Pengacuan seperti itu menggambarkan pembagian tanggung jawab atas pelaksanaan pemeriksaan.

4 6 Informasi keuangan historis komparatif. Laporan keuangan prospektif dapat dimasukkan dalam suatu dokumen yang juga memuat laporan keuangan historis dan laporan akuntan.17 Di samping itu, laporan keuangan historis yang terdapat dalam dokumen tersebut dapat diringkaskan dan disajikan dengan laporan keuangan prospektif untuk tujuan perbandingan.18 Contoh pengacuan ke laporan akuntan untuk laporan keuangan historis pada waktu is memeriksa, me-review, atau melakukan kompilasi laporan tersebut disajikan dalam paragraf 22.

____________________________________

17 Tanggung jawab akuntan atas laporan keuangan historis yang menurut perikatan tidak menjadi tanggung jawab akuntan, untuk entitas publik dijelaskan dalam SA Seksi 504 (PSA No. 52) Pengaitan Nama Auditor dengan Laporan Keuangan, sedangkan untuk entitas nonpublik dijelaskan dalam SAR Seksi 100 (PSAR No. 01) Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan, paragraf 5 s.d. 7.

18 SA Seksi 552 (PSA No. 53) Pelaporan Auditor atas Laporan Keuangan Ringkasan dan Data Keuangan Pilihan membahas laporan akuntan atas laporan keuangan ringkasan yang berasal dari laporan keuangan auditan yang tidak dimasukkan dalam dokumen yang sama.

2000.17

Page 18: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

47 Laporan jika pemeriksaan merupakan bagian perikatan yang lebih besar. Jika pemeriksaan akuntan atas laporan keuangan prospektif merupakan bagian dari perikatan yang lebih besar, misalnya, studi kelayakan keuangan atau studi pembelian bisnis, akuntan perlu untuk memperluas laporan pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif untuk menggambarkan seluruh perikatan.

48 Berikut ini adalah laporan yang dapat diterbitkan apabila akuntan memilih untuk memperluas laporannya atas suatu studi kelayakan keuangan.19

a. DireksiRumah Sakit X Jakarta

b. Kami telah melakukan studi kelayakan keuangan untuk perluasan dan renovasi fasilitas Rumah Sakit Sehat. Studi tersebut dilakukan untuk menilai kemampuan Rumah Sakit Sehat dalam memenuhi biaya usaha, kebutuhan modal kerja, dan kebutuhan keuangan lainnya, termasuk pemenuhan utang obligasi sebesar Rp250.000.000 yang akan diterbitkan dengan tingkat bunga tahunan yang diasumsikan rata-rata 15% untuk periode lima tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20X6.

c. Program investasi yang diusulkan (Program) terdiri dari penambahan dua tingkat yang baru, untuk menampung tambahan 50 tempat tidur untuk pembedahan, sehingga meningkatkan kapasitas menjadi 275 tempat tidur. Di samping itu, berbagai fasilitas dalam bidang administrasi dan jasa pembantu akan diperbaharui modelnya. Pengurus rumah sakit memperkirakan pembangunan akan dimulai 30 Juni 20X2 dan akan selesai pada tanggal 31 Desember 20X3.

d. Taksiran jumlah biaya Program tersebut mendekati Rp300.000.000. Diperkirakan bahwa hasil penerbitan obligasi sebesar Rp250.000.000 yang diusulkan Pengurus Rumah Sakit Sehat akan menjadi sumber dana utama Program ini. Tanggung jawab pembayaran utang obligasi semata-mata berada di tangan Pengurus Rumah Sakit. Dana lainnya yang diperlukan untuk membiayai Program diperkirakan akan disediakan dari dana Rumah Sakit, dari usaha pengumpulan dana lokal, dan dari bunga yang akan diperoleh dari dana basil obligasi yang belum terpakai oleh wali amanat selama masa konstruksi.

_____________________________19 Meskipun entitas yang disebut dalam contoh laporan ini adalah sebuah rumah sakit,

bentuk laporan tersebut dapat diterapkan untuk entitas lain seperti hotel atau stadion. Di samping itu, meskipun format dan bahasa dalam contoh laporan tersebut tidak boleh disimpangi secara signifikan, bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan keadaan yang unik untuk perikatan tertentu (sebagai contoh, penjelasan tentang program perbaikan modal yang diusulkan, paragraf c; pembiayaan program yang diusulkan, paragraf b dan d; prosedur khusus yang dilaksanakan oleh akuntan, paragraf e; dan komentar penjelasan yang dimasukkan dalam paragraf penekanan atas suatu hal, paragraf i, yang

2000.18

Page 19: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Proyeksi dan Prakiraan Keuangan

e. Prosedur kami termasuk analisis atas:(1) Sejarah, tujuan, saat dan pembiayaan Program.(2) Kebutuhan jasa rumah sakit di masa yang akan datang, termasuk

pertimbangan:- Karakteristik ekonomi dan demografi daerah pelayanan Rumah Sakit yang

ditentukan - Lokasi, kapasitas, dan informasi kompetitif mengenai rumah sakit lain

yang ada dan direncanakan pada wilayah tersebut.- Dukungan dari tenaga medis Rumah Sakit dan programnya.- Tingkat pemanfaatan masa lalu.

(3) Permohonan dan persetujuan instansi berwenang.(4) Biaya pembangunan dan peralatan, persyaratan utang, dan prakiraan

biaya pembelanjaan.(5) Pola kepegawaian dan pertimbangan operasi lainnya.(6) Kebijakan dan sejarah penggantian pembayaran pihak ketiga.(7) Hubungan antara pendapatan, biaya, dan/atau volume.

f. Kami juga ikut mengumpulkan informasi lain, membantu manajemen dalam mengidentifikasi dan merumuskan asumsi, dan merakit prakiraan keuangan terlampir berdasarkan asumsi tersebut.

g. Prakiraan keuangan terlampir untuk periode tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20X2 sampai 20X6 didasarkan atas asumsi yang diberikan atau di-review bersama dan disetujui oleh manajemen. Prakiraan keuangan tersebut meliputi - Neraca- Laporan pendapatan dan biaya- Laporan arus kas- Laporan perubahan saldo dana

h. Neraca Laporan pendapatan dan biaya Laporan arus kas Laporan perubahan saldo dana h. Kami telah memeriksa prakiraan keuangan tersebut. Pemeriksaan kami lakukan sesuai dengan standar mengenai prakiraan keuangan yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indone-sia, dan oleh karena itu, termasuk prosedur yang kami pandang perlu untuk menilai asumsi yang digunakan oleh manajemen, dan penyusunan, serta penyajian prakiraan tersebut.

i. Peraturan perundang-undangan pada semua tingkat pemerintahan telah mempengaruhi dan dapat terus mempengaruhi pendapatan dan biaya rumah sakit. Prakiraan keuangan didasarkan atas peraturan perundang-undangan yang berlaku sekarang. Jika peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan usaha rumah sakit diubah di masa yang akan datang, peraturan perundang-undangan itu dapat mempengaruhi secara material terhadap usaha di masa yang akan datang.

2000.1

Page 20: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Standar Profesional Akuntan Publik

j.j. Bunga, pembayaran pokok pinjaman, biaya Program, dan asumsi pembiayaan

lainnya diuraikan dalam bagian yang berjudul "Ikhtisar Asumsi Pokok Prakiraan dan Dasar Pemikiran." Jika tingkat bunga, pembayaran pokok pinjaman, dan kebutuhan dana sesungguhnya berbeda dari yang diprakirakan, jumlah obligasi yang diterbitkan dan persyaratan jasa pinjaman perlu disesuaikan. Jika tingkat bunga, pembayaran pokok pinjaman, dan kebutuhan dana lebih rendah dari yang diprakirakan, penyesuaian seperti itu tidak akan secara negatif mempengaruhi prakiraan.

k. Simpulan kami adalah sebagai berikut:a. Menurut pendapat kami, prakiraan keuangan terlampir disajikan sesuai dengan

panduan penyajian prakiraan keuangan yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.

b. Menurut pendapat kami, asumsi yang mendasari memberikan dasar rasional bagi manajemen untuk melakukan prakiraar. Namun, biasanya akan terdapat perbedaan antara prakiraan dan hasil sebenarnya, karena peristiwa dan keadaan sering tidak terjadi sebagaimana yang diharapkan, dan perbedaan tersebut dapat menjadi material.

c. Prakiraan keuangan terlampir menunjukkan bahwa dapat dihasilkan dana cukup untuk memenuhi biaya usaha rumah sakit, kebutuhan modal kerja, dan kebutuhan keuangan lainnya, termasuk kebutuhan pembayaran pinjaman yang berhubungan dengan usulan penerbitan obligasi sebesar Rp250.000.000 selama periode prakiraan. Bagaimana pun, hasil setiap prakiraan keuangan tergantung atas peristiwa yang terjadinya tidak dapat dipastikan.

l. Kami tidak bertanggung jawab untuk memutakhirkan laporan ini dengan adanya peristiwa dan keadaan yang terjadi sesudah tanggal laporan ini.

PENE RAPAN PROSE DUR YANG DISEPAKATI TERHA DAPLAPORAN KEUANGAN PROSPEKTIF

49 Akuntan yang mengadakan perikatan untuk menerapkan prosedur yang disepakati terhadap laporan keuangan prospektif harus mengikuti panduan yang ditetapkan dalam Seksi ini dan SAT Seksi 600 [PSAT No. 09] Perikatan Prosedur yang Disepakati.

50 Akuntan dapat melaksanakan perikatan atestasi prosedur yang disepakati atas laporan keuangan prospektif20 dengan syarat berikut ini:a. Akuntan adalah independen.b. Akuntan dan pemakai tertentu sepakat atas prosedur yang dilaksanakan atau

harus dilaksanakan oleh akuntan.

2000.20

____________________________________________

20 Akuntan harus mengikuti panduan dalam SA Seksi 634 (PSA No.54) Surat Bagi Penjamin Emisi dan Pihak Tertentu Lain yangMeminta, jika diminta untuk melaksanakan prosedur yang disepakati atas suatu prakiraan dan melaporkannya dalam sebuah surat bagi penjamin emisi.

Page 21: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Proyeksi dan Prakiraan Keuangan

c. Pemakai tertentu memikul tanggung jawab atas kecukupan prosedur yang disepakati untuk memenuhi tujuan mereka.

d. Laporan keuangan prospektif mencakup ringkasan asumsi signifikan.e. Laporan keuangan prospektif yang diterapi prosedur yang disepakati dapat

diestimasi atau diukur secara masuk akal dan konsisten.f. Kriteria yang harus dipakai dalam penentuan temuan disepakati antara akuntan

dengan pemakai tertentu.g. Prosedur yang harus diterapkan terhadap laporan keuangan prospektif

diharapkan menghasilkan temuan yang secara masuk akal konsisten dengan menggunakan kriteria tersebut.

h. Bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan prospektif yang diterapi prosedur yang disepakati diharapkan ada untuk menyediakan dasar yang memadai untuk menyatakan temuan dalam laporan akuntan.

i. Jika berlaku, suatu penjelasan batas materialitas yang disepakati untuk tujuan pelaporan (lihat SAT Seksi 600 [PSAT No. 09] Perikatan Prosedur yang Disepakati, paragraf 27.) j. Penggunaan laporan harus dibatasi hanya bagi pemakai tertentu.21

51 Akuntan yang menerima perikatan prosedur yang disepakati terhadap laporan keuangan prospektif harus:a. Memiliki pelatihan dan keahlian memadai untuk menerapkan prosedur yang

disepakati terhadap laporan keuangan prospektif.b. Merencanakan perikatan secara memadai dan jika ada melakukan supervisi

pekerjaan asisten.c. Memperoleh bukti yang cukup untuk memberikan dasar yang masuk akal bagi

laporannya tentang hasil penerapan prosedur yang disepakati.

52 Umumnya, prosedur yang digunakan oleh akuntan dapat dibatasi atau diperluas sesuai dengan keinginan pemakai, sepanjang pemakai tersebut bertanggung )awab atas kecukupan prosedur yang dilakukan. Namun, hanya membaca laporan keuangan prospektif saja tidak merupakan prosedur yang cukup bagi akuntan untuk melaporkan hasil penerapan prosedur yang disepakati terhadap laporan seperti itu.

53 Untuk memenuhi persyaratan bahwa akuntan dan pemakai tertentu sepakat tentang prosedur yang dilaksanakan atau harus dilaksanakan dan bahwa pemakai tertentu tersebut memikul tanggung jawab terhadap kecukupan prosedur yang disepakati untuk tujuan mereka, biasanya akuntan harus berkomunikasi secara langsung dengan dan memperoleh pengakuan dari setiap pemakai tertentu. Sebagai contoh, hal ini dapat diselesaikan dengan mengadakan rapat dengan pemakai tertentu atau mendistribusikan draft laporan yang diharapkan atau

_______________________________21 Akuntan dapat melaksanakan suatu perikatan yang laporannya akan menjadi

catatan publik (lihat SAT Seksi 600 [PSAT No. 09] Perikatan ProseduryangDisepakati.

2000.21

Page 22: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Standar Profesional Akuntan Publik

suatu copy surat perikatan bagi pemakai tertentu serta memperoleh persetujuan mereka. Jika akuntan tidak dapat berkomunikasi secara langsung dengan semua pemakai tertentu, akuntan dapat memenuhi persyaratan tersebut dengan menerapkan satu atau lebih prosedur berikut ini atau yang serupa:a. Membandingkan prosedur yang harus diterapkan dengan persyaratan tertulis dari

pemakai tertentu.b. Membahas prosedur yang harus diterapkan dengan wakil semestinya dari pemakai

tertentu yang terlibat.c. Me-review kontrak yang relevan dengan atau korespondensi dari pemakai tertentu.

Akuntan tidak harus melaporkan suatu perikatan bila pemakai tertentu tidak sepakat tentang prosedur yang dilaksanakan atau harus dilaksanakan serta tidak memikul tanggung atas kecukupan prosedur untuk tujuan mereka. (Lihat SAT Seksi 600 [PSAT No. 09] Perikatan ProseduryangDisepakati, paragraf 38 untuk panduan tentang pemenuhan persyaratan inijika akuntan diminta untuk menambah pihak sebagai pemakai tertentu setelah tanggal selesainya prosedur yang disepakati.)

Laporan Hasil Penerapan Prosedur yang Telah Disepakati54 Laporan akuntan atas hasil penerapan prosedur yang telah disepakati harus dalam

bentuk prosedur dan temuan. Laporan akuntan harus berisi unsur-unsur berikut ini:a. Suatu judul yang berisi kata independen.b. Identifikasi pemakai tertentu.c. Pengacuan ke laporan keuangan prospektif yang dicakup oleh laporan akuntan dan

sifat perikatan.d. Suatu pernyataan bahwa prosedur yang dilaksanakan adalah prosedur yang

disepakati oleh pemakai tertentu yang diidentifikasi dalam laporan.e. Pengacuan ke standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.f. Suatu pernyataan tentang kecukupan prosedur semata-mata merupakan tanggung

jawab pemakai tertentu dan pernyataan tidak bertanggung jawab atas kecukupan prosedur tersebut.

g. Suatu daftar prosedur yang dilaksanakan (atau pengacuan ke prosedur tersebut) dan temuan yang berkaitan (akuntan harus tidak memberikan keyakinan terbatas-lihat SAT Seksi 600 [PSAT No. 091 Perikatan Prosedur yang Disepakati, paragraf 26).

h. Jika berlaku, suatu penjelasan batas materialitas yang disepakati (lihat SAT Seksi 600 [PSAT No. 091 Perikatan Prosedur yang Disepakati, paragraf 27).

i. Suatu pernyataan bahwa akuntan tidak mengadakan perikatan untuk, dan tidak melaksanakan, suatu pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, suatu pernyataan tidak memberikan pendapat atas apakah penyajian laporan keuangan prospektif sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, dan suatu pernyataan bahwa jika akuntan melaksanakan prosedur tambahan, hal-hal lain mungkin dapat menjadi perhatiannya untuk dilaporkan.

2000.2

Page 23: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Proyeksi dan Prakiraan Keuangan

2000.23

j. Suatu pernyataan pembatasan atas penggunaan laporan tersebut karena laporan dimaksudkan untuk digunakan semata-mata oleh pemakai tertentu. (Namun, jika laporan tersebut merupakan bagian catatan publik, akuntan harus mencantumkan kalimat berikut ME "Namun, laporan ini merupakan bagian dari catatan publik dan pendistribusiannya tidak terbatas.")

k. Jika berlaku, keterbatasan tentang prosedur atau temuan sebagaimana yang dibahas dalam SAT Seksi 600 [PSAT No. 09] Perikatan Prosedur yang Disepakati, paragraf 35, 37, 41, dan 42.

l. Suatu pernyataan bahwa hasil prospektif mungkin tidak dapat dicapai.m. Suatu pernyataan bahwa akuntan tidak bertanggung jawab untuk memutakhirkan

laporan untuk peristiwa yang terjadi setelah tanggal laporan tersebut.n. Jika berlaku, suatu penjelasan tentang sifat bantuan yang diberikan oleh spesialis

sebagai dibahas dalam SAT Seksi 600 [PSAT No. 09] Perikatan ProseduryangDisepakati, paragrap 21 s.d. 23.

(Paragraf 55 dan 56 dihilangkan dengan dikeluarkannya PSAT No. 09Perikatan Prosedur yang Disepakati pada tahun 2000).

57 Berikut ini disajikan laporan atas penerapan prosedur yang disepakati terhadap laporan keuangan prospektif.

Laporan Akuntan Independen atas Penerapan Prosedur yang Disepakati

Dewan Komisaris PT KXT Dewan Komisaris PT QRS

Atas permintaan Saudara, kami telah melakukan prosedur tertentu yang disepakati, sebagaimana disebutkan di bawah ini, terhadap neraca prakiraan PT DEF, suatu anak perusahaan PT QRS, tanggal 31 Desember 20X1 dan laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, serta laporan arus kas prakiraan yang bersangkutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Prosedur berikut, yang telah disepakati oleh Dewan Komisaris PT KXT dan PT QRS, kami laksanakan semata-mata untuk membantu Saudara sehubungan dengan usul penjualan PT DEF kepada PT KXT. Perikatan prosedur yang disepakati ini dilaksanakan berdasarkan pada standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Kecukupan prosedur semata-mata merupakan tanggung jawab pemakai tertentu laporan ini. Sebagai konsekuensinya, kami tidak membuat representasi tentang kecukupan prosedur yang dijelaskan berikut ini, baik untuk tujuan laporan yang diminta atau untuk tujuan lain.

Page 24: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Standar Profesional Akuntan Publik

[Cantumkan paragrafyang menguraikan prosedur dan temuannya. I

Kami tidak mengadakan perikatan, dan kami tidak melaksanakan, pemerikasaan dengan tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan prospektif. Oleh karena itu, kami tidak menyatakan pendapat atas apakah laporan keuangan prospektif disajikan sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia atau atas apakah asumsi yang mendasarinya memberikan landasan yang masuk akal bagi penyajian laporan keuangan prospektif. Jika kami melaksanakan prosedur tambahan, hal-hal lain mungkin dapat kami ketahui dan kami laporkan kepada Saudara. Di samping itu, terdapat kemungkinan terjadinya perbedaan antara prakiraan sebagaimana yang diharapkan dengan hasil sesungguhnya, karena peristiwa dan keadaan sering tidak terjadi sebagaimana yang diharapkan, dan perbedaan tersebut mungkin material. Kami tidak bertanggung jawab untuk memutakhirkan laporan ini dengan adanya peristiwa dan keadaan yang terjadi sesudah tanggal laporan ini.

Laporan ini dimaksudkan semata-mata untuk digunakan oleh pemakai tertentu yang disebutkan di atas dan harus tidak digunakan oleh mereka yang tidak menyepakati prosedur tersebut dan tidak bertanggung jawab atas kecukupan prosedur untuk tujuan mereka.

INFORMASI LAIN

58 Jika laporan akuntan mengenai kompilasi, review, atau pemeriksaan atas laporan keuangan historis dimasukkan dalam dokumen yang memuat laporan keuangan prospektif yang diserahkan akuntan, is harus memeriksa, melakukan kompilasi, atau menerapkan prosedur yang telah disepakati terhadap laporan keuangan prospektif, kecuali jika:a. Laporan keuangan prospektif diberi tanda "anggaran."b. Cakupan anggaran tersebut tidak melampaui akhir tahun fiskal berjalan.c. Anggaran tersebut disajikan sebagai perbandingan dengan laporan keuangan

interim histories untuk tahun berjalan.

Dalam keadaan seperti itu, akuntan tidak perlu memeriksa, melakukan kompilasi, atau menerapkan prosedur yang telah disepakati terhadap anggaran, namun is harus melaporkannya dan (a) menunjukkan bahwa is tidak memeriksa atau melakukan kompilasi atas anggaran tersebut dan (b) menyatakan tidak memberikan pendapat atau bentuk keyakinan lain atas anggaran tersebut. Di samping itu, informasi yang dianggarkan dapat tidak disertai ikhtisar asumsi dan kebijakan akuntansi signifikan yang diharuskan dalam panduan penyajian laporan keuangan prospektif, asalkan tidak dimasukkannya asumsi tersebut,

2000.24

Page 25: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Proyeksi dan Prakiraan Keuangan

ini adalah paragraf bentuk baku yang akan ditambahkan pada laporan akuntan, jika ikhtisar asumsi dan kebijakan akuntansi signifikan tidak dimasukkan.

Neraca PT KXT yang dianggarkan tanggal 31 Desember 20XX dan, laporan laba-rugi, dan laporan perubahan ekuitas, serta laporan arus kas yang dianggarkan terlampir untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut belum dikompilasikan atau diperiksa oleh kami, dan oleh karena itu, kami tidak memberikan pendapat atau bentuk keyakinan apa pun terhadapnya.

Manajemen telah memilih untuk tidak menyertakan ikhtisar asumsi dan kebijakan akuntansi signifikan yang diharuskan dalam panduan penyajian laporan keuangan prospektif. Jika ikhtisar yang tidak disertakan tersebut dimasukkan, ikhtisar tersebut dapat mempengaruhi simpulan pemakai mengenai informasi perusahaan yang dianggarkan. Oleh karena itu, informasi yang dianggarkan tersebut tidak dirancang untuk mereka yang tidak memahami permasalahan yang bersangkutan.

59 Jika laporan kompilasi, review atau pemeriksaan akuntan atas laporan keuangan historis dimasukkan dalam suatu dokumen yang dibuat oleh klien yang berisi laporan keuangan prospektif, akuntan tidak boleh mengizinkan namanya dihubungkan dengan dokumen tersebut, kecuali jika (a) is telah memeriksa, melakukan kompilasi, atau menerapkan prosedur yang telah disepakati terhadap laporan keuangan prospektif dan laporannya disertakan pada laporan tersebut, (b) laporan keuangan prospektif disertai dengan suatu petunjuk oleh pihak yang bertanggung jawab atau akuntan bahwa akuntan belum melakukan jasa itu atas laporan keuangan prospektif dan bahwa akuntan tidak memikul tanggung jawab terhadapnya atau (c) akuntan lain telah memeriksa, melakukan kompilasi, atau menerapkan prosedur yang telah disepakati terhadap laporan keuangan prospektif dan laporannya dimasukkan dalam dokumen tersebut. Jika akuntan telah memeriksa laporan keuangan historis dan laporan tersebut dilampirkan pada laporan keuangan prospektif dalam dokumen tertentu yang dibuat klien, sedangkan akuntan tidak melakukan pemeriksaan, melakukan kompilasi atau menerapkan suatu prosedur yang telah disepakati terhadap laporan keuangan prospektif tersebut, is harus mengacu SA Seksi 550 [PSA No. 44] Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan.

60 Akuntan yang laporannya atas laporan keuangan prospektif dimasukkan dalam suatu dokumen yang dibuat oleh klien yang berisi laporan keuangan historis tidak boleh mengizinkan namanya dihubungkan dengan dokumen tersebut, kecuali jika:

a. Ia telah melakukan kompilasi, review atau pemeriksaan atas laporan keuangan historis dan laporannya disertakan dalam laporan tersebut.

b. Laporan keuangan historis disertai dengan suatu petunjuk oleh pihak yang bertanggung jawab atau akuntan bahwa akuntan belum melakukan jasa seperti itu atas laporan keuangan historis dan bahwa akuntan tidak memikul tanggung jawab atasnya, atau

2000.2

Page 26: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Standar Profesional Akuntan Publik

c. Akuntan lainnya telah melakukan kompilasi, review, atau pemeriksaan atas laporan keuangan historis dan laporannya dimasukkan dalam dokumen tersebut.

61 Suatu entitas dapat menerbitkan berbagai dokumen yang berisi informasi selain laporan keuangan historis, di samping laporan keuangan prospektif yang dikompilasi atau diperiksa dan laporan akuntan atas laporan tersebut. Tanggung jawab akuntan berkenaan dengan informasi dalam dokumen seperti itu tidak melebihi informasi keuangan yang diidentifikasi dalam laporan tersebut, dan ia tidak mempunyai kewajiban untuk melakukan prosedur apa pun untuk menguatkan informasi lain dalam dokumen tersebut. Bagaimana pun, akuntan harus membaca informasi lain tersebut dan mempertimbangkan apakah informasi itu, atau cara penyajiannya secara material tidak konsisten dengan informasi, atau cara penyajian, yang terdapat dalam laporan keuangan prospektif.

62 Jika akuntan memeriksa laporan keuangan prospektif yang dimasukkan dalam dokumen yang berisi informasi yang tidak konsisten, ia mungkin tidak dapat menyimpulkan apakah terdapat dasar yang cukup untuk setiap asumsi signifikan. Akuntan harus mempertimbangkan apakah laporan keuangan prospektif, laporannya, atau keduanya memerlukan penyesuaian. Tergantung atas simpulan yang dicapai, akuntan harus mempertimbangkan tindakan lainnya yang mungkin tepat, seperti memberikan pendapat tidak wajar, menyatakan tidak memberikan pendapat karena pembatasan lingkup, mencegah pemuatan laporannya dalam dokumen tersebut, atau menarik diri dari perikatan.

63 Jika akuntan melakukan kompilasi laporan keuangan prospektif yang dimasukkan dalam dokumen yang berisi informasi yang tidak konsisten, ia harus berusaha untuk memperoleh informasi tambahan atau yang diperbaiki. Jika ia tidak mendapat informasi seperti itu, akuntan harus mencegah penggunaan laporannya atau menarik diri dari perikatan kompilasi.

64 Jika pada waktu membaca informasi lainnya yang disajikan dalam dokumen yang berisi laporan keuangan prospektif yang diperiksa atau dikompilasi, sebagaimana diuraikan dalam paragraf terdahulu, akuntan menemukan informasi yang menurut keyakinannya merupakan salah saji material dan bukan merupakan laporan yang tidak konsisten, ia harus membicarakan masalah tersebut dengan pihak yang bertanggung jawab. Sehubungan dengan pembicaraan ini, akuntan harus ingat bahwa ia mungkin tidak mempunyai keahlian untuk menilai kebenaran pernyataan yang dibuat, bahwa tidak terdapat standar untuk menilai penyajiannya, dan bahwa mungkin terdapat perbedaan pertimbangan atau pendapat. Apabila akuntan menyimpulkan bahwa ia mempunyai dasar yang kuat untuk khawatir, ia harus mengusulkan bahwa pihak yang bertanggung jawab berkonsultasi dengan pihak lainnya, yang nasihatnya mungkin bermanfaat, seperti penasihat hukum perusahaan tersebut.

2000.26

Page 27: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Proyeksi dan Prakiraan Keuangan

65 Jika, setelah membahas masalahnya sebagaimana diuraikan dalam paragraf 64, akuntan menyimpulkan bahwa tetap terdapat salah saji yang material, tindakan yang diambil akan tergantung pada pertimbangannya dalam keadaan tersebut. Ia harus mempertimbangkan langkah seperti memberitahu secara tertulis pihak yang bertanggung jawab mengenai pandangannya atas informasi tersebut dan berkonsultasi dengan penasihat hukumnya mengenai tindak lanjut yang tepat dalam keadaan tersebut

T A N G G A L BE R L A K U E F EK T I F

66 Seksi ini berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2001. Penerapan lebih awal dari tanggal efektif berlakunya aturan dalam Seksi ini diizinkan. Masa transisi ditetapkan mulai dari 1 Agustus 2001 sampai dengan 31 Desember 2001. Dalam masa transisi tersebut berlaku standar yang terdapat dalam Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Agustus 1994 dan Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001. Setelah tanggal 31 Desember 2001, hanya ketentuan dalam Seksi ini yang berlaku.

2000.27

Page 28: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Standar Profesional Akuntan Publik

LAMPIRAN A

67 Panduan Penyajian Minimum

01 Informasi prospektif yang disajikan dalam format laporan keuangan historis memudahkan pembandingannya dengan posisi keuangan, basil usaha, dan arus kas periode sebelumnya, dan yang sesungguhnya dicapai dalam periode yang akan datang. Oleh karena itu, laporan keuangan prospektif sebaiknya disajikan dalam format laporan keuangan historis untuk periode yang akan dicakup, kecuali jika ada persetujuan antara pihak yang bertanggung jawab dengan pemakai potensial mengenai format tertentu yang lain. Laporan keuangan prospektif dapat berbentuk laporan keuangan lengkap atau dapat hanya terbatas unsur-unsur berikut ini (yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan historis untuk periode yang dicakup).a. Pendapatan penjualan atau pendapatan bruto.b. Laba bruto atau harga pokok penjualan.c. Pos yang tidak biasa atau yang tidak sering terjadi.d. Penyisihan untuk pajak penghasilan.e. Operasi yang dihentikan atau unsur luar biasa.f. Laba dari operasi berjalan.g. Laba bersih.h. Primary and fully diluted earnings per share (pendapatan per saham biasa yang

beredar atau pendapatan per saham setelah semua hak diperhitungkan).i. Perubahan signifikan posisi keuangan.j. Suatu penjelasan tentang apa yang dikehendaki manajemen dari penyajian laporan

keuangan prospektif, suatu pernyataan bahwa asumsi didasarkan atas informasi tentang keadaan dan kondisi yang ada pada saat informasi prospektif disusun, dan suatu pernyataan bahwa hasil prospektif tersebut mungkin tidak dapat dicapai.

k. Ringkasan asumsi signifikan.l. Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan.

02 Suatu penyajian yang menghilangkan satu atau lebih pos minimum dari a sampai dengan i tersebut di atas disebut sebagai penyajian sebagian, yang dianggap tidak cukup untuk digunakan secara umum. Jika pos minimum yang dihilangkan diperoleh dari informasi yang disajikan, penyajian tersebut tidak akan dipandang sebagai penyajian sebagian. Suatu penyajian yang berisi semua pos minimum dari a sampai dengan i tersebut di atas, namun menghilangkan pos minimum a sampai dengan i tersebut di atas dipandang bukan merupakan penyajian sebagian, dan perikatan yang menyangkut penyajian tersebut terkena aturan dalam Seksi ini.

2000.28

Page 29: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Proyeksi dan Prakiraan Keuangan

LAMPIRAN B

68 Pelatihan dan Keahlian, Perencanaan dan Prosedur yang Dapat Diterapkan terhadap Kompilasi

Pelatihan dan Keahlian01 Akuntan harus menguasai panduan penyusunan dan penyajian laporan

keuangan prospektif. Panduan ini tercantum dalam "Panduan untuk Laporan Keuangan Prospektif yang diterbitkan Ikatan Akuntan Indonesia.

02 Akuntan harus memiliki atau memperoleh tingkat pengetahuan tentang industri dan prinsip dan praktik akuntansi industri yang merupakan tempat operasi atau yang menjadi tempat operasi entitas, yang akan memungkinkan akuntan melakukan kompilasi laporan keuangan prospektif yang sesuai bagi entitas yang beroperasi dalam industri tersebut.

Perencanaan Perikatan Kompilasi

03 Untuk mengkompilasi laporan keuangan prospektif entitas yang ada, akuntan harus memperoleh pengetahuan umum tentang sifat transaksi bisnis entitas tersebut dan faktor-faktor kunci yang menjadikan hasil keuangan masa yang akan datang tergantung. la juga harus memahami prinsip dan praktik akuntansi entitas tersebut untuk menentukan daya bandingnya dengan yang digunakan oleh industri yang menjadi tempat bisnis entitas tersebut.

04 Untuk mengkompilasi laporan keuangan prospektif entitas yang diusulkan, akuntan harus memperoleh pengetahuan tentang operasi yang diusulkan tersebut dan faktor-faktor kunci yang menjadikan hasil masa yang akan datang tergantung dan yang telah mempengaruhi kinerja berbagai entitas dalam industri yang sama.

Prosedur Kompilasi

05 Dalam melaksanakan kompilasi laporan keuangan prospektif, akuntan harus, bila dapat diterapkan:a. Menumbuhkan pengertian dengan klien, sebaiknya dalam bentuk tertulis,

mengenai jasa yang akan dilaksanakan.b. Meminta keterangan tentang prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan

laporan keuangan prospektif.• Untuk entitas yang sudah ada, bandingkan prinsip akuntansi yang digunakan

dengan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan historis sebelumnya dan ajukan pertanyaan apakah prinsip tersebut sama dengan yang diharapkan untuk digunakan dalam laporan keuangan historis yang mencakup periode prospektif.

2000.29

Page 30: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

w

Standar Profesional Akuntan Publik

• Untuk entitas yang akan dibentuk atau entitas yang telah dibentuk namun belum mulai beroperasi, bandingkan prinsip akuntansi industri khusus yang digunakan, jika ada, dengan yang digunakan secara umum dalam industri. Ajukan pertanyaan tentang apakah prinsip akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan prospektif adalah yang diharapkan akan digunakan bilamana, atau jika, entitas memulai operasinya.

c. Menanyakan bagaimana pihak yang bertanggung jawab mengidentifikasi faktor-faktor kunci dan pengembangan asumsinya.

d. Membuat dafrar, atau meminta daftar, asumsi signifikan pihak yang bertanggung jawab yang menjadi dasar bagi laporan keuangan prospektif dan mempertimbangkan apakah terdapat penghilangan yang nyata faktor-faktor kunci yang dipakai sebagai dasar penentuan basil prospektif.

e. Mempertimbangkan apakah terdapat ketidakkonsistenan internal yang nyata dalam asumsi yang dibuat oleh pihak yang bertanggung jawab.

f. Melaksanakan, atau menguji kecermatan matematis perhitungan yang menerjemahkan asumsi ke dalam laporan keuangan prospektif.

g. Membaca laporan keuangan prospektif, termasuk ringkasan asumsi signifikan, dan mempertimbangkan apakah:• Laporan, termasuk pengungkapan asumsi dan kebijakan akuntansi, tidak

disajikan sesuai dengan panduan penyajian laporan keuangan prospektif yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.

• Laporan, termasuk ringkasan asumsi signifikan, nyata tidak semestinya dalam hubungannya dengan pengetahuan akuntan tentang entitas tersebut dan industrinya dan, untuk:- Prakiraan keuangan, kondisi yang diharapkan dan rangkaian tindakan dalam

periode prospektif.- Proyeksi keuangan, tujuan penyajian.

h. Jika bagian signifikan periode prospektif telah berlalu, akuntan harus mendapatkan hasil operasi atau bagian signifikan operasi entitas (seperti volume penjualan), dan perubahan signifikan dalam posisi keuangan, dan perlu mempertimbangkan dampaknya terhadap laporan keuangan prospektif. Jika laporan keuangan historis telah disusun untuk periode yang telah berlalu tersebut, akuntan harus membaca laporan tersebut dan mempertimbangkan hasilnya dalam hubungannya dengan laporan keuangan prospektif.

i. Mengkonfirmasi pemahaman akuntan terhadap laporan (termasuk asumsi) dengan mendapatkan representasi tertulis dari pihak yang bertanggung jawab. Karena jumlah yang dicerminkan dalam laporan tidak didukung dengan buku dan catatan historis, tetapi hanya berupa asumsi, akuntan harus mendapatkan representasi yang di dalamnya pihak yang bertanggung jawab menunjukkan tanggung jawabnya atas asumsi yang dibuatnya. Representasi ini harus ditandatangani oleh pihak yang bertanggung jawab yang berada di tingkat wewenang tertinggi yang akuntan meyakininya bahwa orang tersebut bertanggung jawab terhadap, langsung atau melalui orang lain, masalah-masalah yang dicakup dalam representasi.

2000.30

Page 31: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Proyeksi dan Prakiraan Keuangan

• Untuk prakiraan keuangan, representasi harus meliputi pernyataan bahwa prakiraan keuangan menyajikan, sejauh pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas yang diharapkan untuk periode yang diprakirakan dan bahwa prakiraan tersebut mencerminkan pertimbangan pihak yang bertanggung jawab, berdasarkan keadaan sekarang, kondisi yang diharapkan, serta rangkaian tindakan yang akan dilakukan. Jika prakiraan berupa kisaran, representasi harus juga mencantumkan suatu pernyataan bahwa, sepanjang pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab, unsur atau pos-pos yang diasumsikan diharapkan akan berada di dalam kisaran tersebut dan bahwa kisaran tersebut tidak dipilih secara memihak atau dengan cara yang menyesatkan.

• Untuk proyeksi keuangan, representasi harus berisi pernyataan bahwa proyeksi keuangan menyajikan, sejauh pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab, posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan yang diharapkan untuk periode yang diprakirakan berdasarkan asumsi hipotetis, dan bahwa proyeksi tersebut mencerminkan pertimbangannya, berdasarkan keadaan sekarang, kondisi yang diharapkan, serta rangkaian tindakan yang akan terjadi berdasarkan peristiwa hipotetis. Representasi ini juga harus: (i) mengidentifikasi asumsi hipotetis dan menjelaskan batasan mengenai manfaat penyajian tersebut, (ii) menyatakan bahwa asumsi hipotetis tersebut wajar, (iii) menunjukkan jika asumsi hipotetis tidak mungkin terwujud, dan (iv) jika proyeksi berisi suatu kisaran, masukkan pernyataan bahwa, sepanjang pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab, berdasarkan asumsi hipotetis, unsur atau pos-pos yang dihasilkan dari asumsi tersebut diharapkan berada senyatanya dalam kisaran tersebut dan bahwa kisaran tersebut tidak dipilih secara memihak atau dengan cara yang menyesatkan.

j. Mempertimbangkan, setelah menerapkan prosedur di atas, apakah is telah menerima representasi atau informasi lain yang tidak semestinya, tidak lengkap, atau dengan kata lain menyesatkan dan jika demikian, cobalah mencari informasi yang telah direvisi atau informasi tambahan. Jika is tidak menerima informasi tersebut, akuntan biasanya menarik diri dari perikatan.22 [Catat bahwa penghilangan pengungkapan, selain yang berkaitan dengan asumsi signifikan, akan mengharuskan akuntan untuk menarik diri, lihat paragrap 24 Seksi ini].

_____________________________________

22 Akuntan tidak perlu menarik diri dari perikatan jika dampak informasi tersebut atas laporan keuangan prospektif tidak material.

2000.

Page 32: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Standar Profesional Akuntan Publik

LAMPIRAN C

69 Pelatihan dan Keahlian, Perencanaan dan Prosedur yang Dapat Diterapkan terhadap Pemeriksaan

Pelatihan dan Keahlian

01 Akuntan harus menguasai panduan penyusunan dan penyajian laporan keuangan prospektif. Panduan ini tercantum dalam "Panduan untuk Laporan Keuangan Prospektif"yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

02 Akuntan harus memiliki atau memperoleh tingkat pengetahuan tentang industri dan prinsip dan praktik akuntansi industri yang merupakan tempat operasi atau yang menjadi tempat operasi entitas, yang akan memungkinkan akuntan melakukan kompilasi laporan keuangan prospektif yang sesuai bagi entitas yang beroperasi dalam industri tersebut.

Perencanaan Perikatan Pemeriksaan

03 Perencanaan perikatan pemeriksaan meliputi pengembangan strategi menyeluruh untuk lingkup dan pelaksanaan yang diharapkan dalam perikatan tersebut. Dalam mengembangkan strategi tersebut, akuntan memerlukan pengetahuan yang memadai untuk memungkinkannya memahami peristiwa, transaksi, dan praktik yang, menurut pertimbangannya, memiliki dampak signifikan terhadap laporan keuangan prospektif.

04 Faktor yang dipertimbangkan oleh akuntan dalam perencanaan pemeriksaan meliputi (a) prinsip akuntansi yang digunakan dan tipe penyajian, (b) tingkat risiko atestasi23 yang diharapkan yang berkaitan dengan laporan keuangan prospektif, (c) pertimbangan awal mengenai tingkat materialitas, (d) pos dalam laporan keuangan prospektif yang mungkin memerlukan revisi atau penyesuaian, (e) kondisi yang mungkin memerlukan modifikasi prosedur pemeriksaan akuntan, (f) pengetahuan tentang bisnis dan industri entitas, (g) pengalaman pihak yang bertanggung jawab dalam penyusunan laporan keuangan prospektif, (h) jangka waktu yang dicakup oleh laporan keuangan prospektif, dan (i) proses yang digunakan oleh pihak yang bertanggung jawab dalam penyusun laporan keuangan prospektif.

________________________________23 Risiko atestasi adalah risiko bahwa akuntan dengan sepengetahuannya gagal

secara semestinya memodifikasi laporan pemeriksaannya atas laporan keuangan prospektif yang secara material salah saji, yaitu tidak disajikan sesuai dengan panduan penyajian yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, atau dengan asumsi yang tidak memberikan dasar yang masuk akal bagi prakiraan manajemen, atau proyeksi manajemen berdasarkan asumsi hipotetis. Risiko atestasi terdiri dari (a) risiko (terdiri dari risiko bawaan dan risiko pengendalian) bahwa laporan keuangan prospektif berisi kekeliruan yang dapat material,

2000.32

Page 33: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Proyeksi dan Prakiraan Keuangan

05 Akuntan harus mendapatkan pengetahuan bisnis entitas, prinsip akuntansi, dan faktor kunci yang menjadi dasar hasil keuangan di masa yang akan datang. Akuntan harus memusatkan pada bidang-bidang berikut ini:a. Tersedianya dan biaya sumber daya yang diperlukan untuk beroperasi. Pos pokok

biasanya meliputi bahan baku, tenaga kerja, pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang, mesin dan ekuipmen pabrik.

b. Sifat dan kondisi pasar yang menjadi tempat entitas dalam menjual produk atau jasanya, termasuk pasar konsumen akhir, jika entitas menjual produknya ke pasar antara.

c. Faktor-faktor yang khusus bagi industri, termasuk kondisi persaingan, sensitivitas terhadap keadaan ekonomi, kebijakan akuntansi, persyaratan peraturan khusus, dan teknologi.

d. Pola kinerja entitas atau entitas yang sebanding di masa lalu, termasuk trend pendapatan dan biaya, perputaran aktiva, penggunaan dan kapasitas fasilitas fisik, dan kebijakan manajemen.

Prosedur Pemeriksaan06 Akuntan dan pihak yang bertanggung jawab harus mencapai suatu

pengertian bersama tentang jasa yang diberikan oleh akuntan. Biasanya pengertian ini ditegaskan dalam surat perjanjian.

07 Tujuan akuntan dalam pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif adalah untuk mengumpulkan bukti cukup untuk membatasi risiko atestasi ke suatu tingkat yang, dalam pertimbangan profesionalnya, memadai untuk tingkat keyakinan yang dapat diberikan dari laporan pemeriksaan. Dalam laporan atas laporan keuangan prospektif, akuntan memberikan keyakinan hanya tentang apakah laporan keuangan prospektif disajikan sesuai dengan panduan penyajian yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan apakah asumsi yang dipakai memberikan dasar rasional untuk prakiraan manajemen, atau dasar rasional untuk proyeksi manajemen berdasarkan asumsi hipotetis. Akuntan tidak memberikan keyakinan mengenai dapat dicapai atau tidaknya hasil prospektif karena peristiwa dan keadaan seringkali tidak terjadi seperti yang diharapkan dan pencapaian hasil prospektif adalah tergantung atas tindakan, rencana, dan asumsi pihak yang bertanggung jawab.

08 Dalam pemeriksaannya atas laporan keuangan prospektif, akuntan hares memilih dari semua prosedur yang tersedia-yaitu, prosedur penentuan risiko melekat dan risiko pengendalian dan membatasi risiko deteksi-setiap kombinasi yang dapat membatasi risiko atestasi ke tingkat yang memadai. Lingkup prosedur pemeriksaan yang akan dilaksanakan harus didasarkan pertimbangan akuntan atas (a) sifat dan materialitas informasi terhadap laporan keuangan prospektif secara keseluruhan; (b) kemungkinan terjadinya salah saji; (c) pengetahuan yang diperoleh selama perikatan sekarang dan yang lalu; (d) kompetensi pihak yang bertanggung jawab tentang laporan keuangan prospektif; (e) luasnya dampak pertimbangan pihak yang bertanggung jawab terhadap laporan keuangan prospektif, misalnya

2000.33

Page 34: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

v

Standar Profesional Akuntan Publik

pertimbangannya dalam memilih asumsi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan prospektif; dan (f) kecukupan data yang digunakan oleh pihak yang bertanggung jawab.

09 Akuntan harus melaksanakan prosedur yang dipandang perlu sesuai dengan keadaan untuk melaporkan apakah asumsi yang dibuat memberikan dasar rasional bagi:a. Prakiraan keuangan. Akuntan dapat membentuk suatu pendapat bahwa asumsi

yang disusun pihak yang bertanggung jawab memberikan dasar rasional untuk prakiraan jika pihak yang bertanggung jawab menyatakan bahwa penyajian tersebut mencerminkan, sepanjang pengetahuan dan keyakinannya, estimasi tentang posisi keuangan, basil usaha, dan arus kas yang diharapkan dalam periode prospektif24 dan akuntan bersimpulan, berdasarkan atas pemeriksaannya, (1) bahwa pihak yang bertanggung jawab telah secara eksplisit mengidentifikasi semua faktor yang diharapkan mempengaruhi secara material operasi entitas selama periode prospektif dan telah mengembangkan asumsi yang semestinya yang berkaitan dengan faktor-faktor25 tersebut dan (2) bahwa asumsi tersebut didukung secara memadai.

b. Proyeksi keuangan berdasarkan asumsi hipotetis. Akuntan dapat membentuk suatu pendapat bahwa asumsi tersebut memberikan dasar rasional bagi proyeksi keuangan dengan asumsi hipotetis jika pihak yang bertanggung jawab menyatakan bahwa penyajian mencerminkan, sepanjang pengetahuan dan keyakinannya, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas yang diharapkan untuk periode prospektif dengan asumsi hipotetis dan akuntan berkesimpulan, berdasarkan atas pemeriksaannya, (1) bahwa pihak yang bertanggung jawab telah secara eksplisit mengidentifikasi semua faktor yang diharapkan mempengaruhi secara material operasi entitas selama periode prospektif jika asumsi hipotetis menjadi terwujud dan telah mengembangkan asumsi yang semestinya berkaitan dengan faktor-faktor tersebut, dan (2) bahwa asumsi lain didukung secara memadai dengan asumsi hipotetis yang telah ditetapkan. Namun, dengan meningkatnya jumlah dan signifikansi asumsi hipotetis, akuntan mungkin tidak dapat memperoleh kepuasan mengenai penyaj tan tersebut sebagai keseluruhan dengan memperoleh dukungan bagi asumsi sisanya.

10 Akuntan harus menilai dukungan terhadap asumsi.a. Prakiraan keuangan Akuntan dapat menyimpulkan bahwa asumsi telah didukung

secara memadai jika informasi dalam jumlah yang berlebihan mendukung asumsi signifikan.

b. Proyeksi keuangan-Dalam menilai dukungan terhadap asumsi selain asumsi hipotetis, akuntan dapat menyimpulkan bahwa asumsi tersebut didukung secara memadai jika informasi dalam jumlah yang berlebihan mendukung setiap asumsi signifikan dengan

___________________________________

24 Jika prakiraan berupa suatu kisar (range), representasi harus juga mencakup pernyataan bahwa, sepanjang pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab, unsur atau unsur-unsur yang diprakirakan berdasarkan asumsi tersebut diharapkan akan berada dalam kisar tersebut dan bahwa kisar tersebut tidak dipilih secara subyektif atau dengan cara yang menyesatkan.

25 Tidak mungkin untuk mendaftar semua asumsi. Seringkali, asumsi dasar yang mempunyai dampak potensial luar biasa dianggap sudah implisit, seperti keadaan damai

2000.34

Page 35: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Proyeksi dan Prakiraan Keuangan

asumsi hipotetis yang telah ditetapkan. Akuntan tidak perlu memperoleh dukungan atas asumsi hipotetis, meskipun demikian is harus mempertimbangkan apakah asumsi tersebut konsisten dengan tujuan penyajian.

11 Dalam menilai dukungan bagi asumsi, akuntan harus mempertimbangkan:a. Apakah sumber informasi relevan yang cukup tentang asumsi telah

dipertimbangkan. Contoh sumber luar yang dapat dipertimbangkan oleh akuntan adalah publikasi pemerintah, publikasi industri, prakiraan ekonomi, undang-undang yang ada yang dalam proses pengusulan, dan laporan perubahan teknologi. Contoh sumber internal adalah anggaran, perjanjian tenaga kerja, paten, perjanjian dan catatan royalty, catatan pesanan penjualan yang tidak terpenuhi, perjanjian penarikan utang, dan tindakan dewan komisaris yang menyangkut rencana entitas.

b. Apakah asumsi tersebut konsisten dengan sumber yang merupakan asal asumsi tersebut.

c. Apakah asumsi tersebut konsisten satu sama lain.d. Apakah informasi keuangan historis dan data lain yang digunakan untuk menyusun

asumsi cukup andal untuk tujuan tersebut. Keandalan dapat ditentukan dengan meminta keterangan dan prosedur analitik atau prosedur lain, beberapa di antaranya mungkin telah diselesaikan dalam pemeriksaan yang lalu atau dengan me-review laporan keuangan historis. Jika laporan keuangan historis telah disusun untuk bagian waktu yang telah lewat periode prospektif, akuntan harus mempertimbangkan data historis dalam hubungannya dengan hasil prospektif dalam periode yang sama, jika berlaku. Jika laporan keuangan prospektif memasukkan hasil keuangan historis dan bahwa periode tersebut signifikan bagi penyajian, akuntan harus melakukan review terhadap informasi historis berdasarkan standar review yang berlaku.21

e. Apakah informasi keuangan historis dan data lain yang digunakan dalam membangun asumsi dapat dibandingkan untuk beberapa periode tertentu atau apakah dampak kurang dapat diperbandingkannya informasi dan data lain tersebut telah dipertimbangkan dalam mebangun asumsi.

f. Apakah alasan logis atau teori, yang dipertimbangkan dengan data yang mendukung asumsi, rasional.

12 Dalam menilai penyusunan dan penyajian laporan keuangan prospektif, akuntan harus melaksanakan prosedur yang akan memberikan keyakinan memadai bahwa:a. Penyajian mencerminkan asumsi yang diidentifikasi.b. Perhitungan yang dibuat untuk menerjemahkan asumsi ke dalam jumlah prospektif

secara matematis cermat.

__________________________________

26 Jika entitas berupa perusahaan publik, akuntan harus melaksanakan prosedur dalam SA 722 [PSA No. 731 Informasi Keuangan Interim, paragraf 13 sampai dengan 19. Jika entitas berupa perusahaan nonpublik, akuntan harus melaksanakan prosedur "Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan," paragraf 24 sampai dengan 31.

2000.35

Page 36: PSAT No. 04 Proyeksi Dan Prakiraan Keuangan (SAT Seksi 200)

Standar Profesional Akuntan Publik

2000.36

c. Asumsi konsisten secara internal.d. Prinsip akuntansi yang digunakan dalam:

• Prakiraan keuangan konsisten dengan prinsip akuntansi yang diharapkan akan digunakan dalam laporan keuangan historis yang mencakup periode prospektif dan dengan prinsip akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan historis yang pal-ing akhir.

• Proyeksi keuangan konsisten dengan prinsip akuntansi yang diharapkan akan digunakan dalam periode prospektif dan dengan prinsip akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan historis yang paling akhir, jika ada, atau prinsip akuntansi tersebut konsisten dengan tujuan penyajian.27

e. Penyajian laporan keuangan prospektif mengikuti panduan yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia yang berlaku untuk laporan tersebut. 28

f. Asumsi telah diungkapkan secara memadai berdasarkan panduan penyajian laporan keuangan prospektif yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.

13 Akuntan harus mempertimbangkan apakah laporan keuangan prospektif, termasuk pengungkapan yang berkaitan, harus direvisi karena (a) kekeliruan matematis, (b) asumsi yang tidak rasional atau tidak konsisten secara internal, (c) penyajian tidak semestinya atau tidak lengkap, atau (d) pengungkapan yang tidak cukup.

14 Akuntan harus mendapatkan representasi tertulis dari pihak yang bertanggung jawab, yang mengakui tanggung jawabnya atas penyajian dan asumsi yang mendasarinya. Representasi ini harus ditandatangani oleh pihak yang bertanggung jawab atas dan memiliki pengetahuan, baik langsung atau melalui orang lain dalam organisasi, tentang masalah-masalah yang dicakup dalam representasi. Paragraf 68, paragraf 5i menjelaskan representasi khusus yang harus diperoleh untuk prakiraan keuangan dan proyeksi keuangan.

_________________________________________

27 Prinsip akuntansi yang digunakan dalam proyeksi keuangan tidak perlu sama dengan yang diharapkan akan digunakan dalam laporan keuangan historis untuk periode prospektif jika penggunaan prinsip yang berbeda konsisten dengan tujuan penyajian.

28 Panduan penyajian bagi entitas yang menerbitkan laporan keuangan prospektif ditetapkan dalam "Panduan untuk Laporan Keuangan Prospektif "