proyek besar i
TRANSCRIPT
PROYEK BESAR 1
INSTITUT
TEKNOLOGI
SEPULUH
NOPEMBER
PROYEK TELEKOMUNIKASI
DISUSUN OLEH:
PUTRI PURI KARTIKA 2209105017
NOVI NURUL AINI 2209105073
ANTON WIJAYA 2209106006
TRI HARYO PUTRA 2209106043
SRI DWI EMELYA 2209106073
DESAIN JARINGAN AKSES NIRKABEL Wi-Fi
KAMPUS ITS SUKOLILO
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
1
I. LATAR BELAKANG
Di dunia pendidikan saat ini berkembang sistem manajemen perkuliahan berbasis
komputer. Teknologi yang dipakai juga sangat beragam, dari sistem informasi berbasis
desktop hingga yang dikembangkan dengan teknologi berbasis web. Sistem yang
dibangun akan sangat bermanfaat antara lain jika dapat digunakan oleh banyak pengguna
(multiuser). Multiuser di area kampus meliputi dosen, karyawan, dan mahasiswa.
Dengan adanya Hotspot tersebut di kampus, user dapat mengakses sistem manajemen
kampus, dengan demikian ursan akademis kemahasiswaan akan semakin mudah dan
lancer. Tak hanya itu, user juga dapat browsing, meng-update berita dan ilmu
pengetahuan terkini mengikuti jejaring social dunia melakukan maya,dan lain-lain.
Jaringan komputer adalah salah satu faktor pendukung yang mutlak diperlukan sebagai
infrastruktur pendukung sistem ini. Jenis sistem yang membangun jaringan komputer
terdiri atas sistem wireline, dan wireless.
Mobilitas user (yang rata-rata terdiri atas mahasiswa) menuntut kebutuhan akses
internet di mana saja, dan tanpa kabel (wireless). Perkembangan teknologi jaringan
komputer yang semakin canggih, memungkinkan interkoneksi dapat dilakukan tanpa
media penghubung secara fisik, atau yang sekarang lebih dikenal dengan istilah wireless
connection. Teknologi jaringan wireless tersebut saat ini trend dengan nama hotspot.
Banyak tempat-tempat umum (seperti bandara, lobi hotel dan café) yang menyediakan
fasilitas hotspot sebagai sarana pendukung. Hotspot sesuai namanya mungkin dapat
diartikan sebagai layanan Wi-Fi atau wireless Local Area Connection (LAN) yang dapat
digunakan untuk area privat maupun umum. Di kampus, area Hotspot yang dilingkupi
oleh wireless LAN tersebut tersambung ke sebuah server lokal yang memberikan
layanan koneksi ke aplikasi Sistem Manajemen Kampus berbasis web, dan hanya dapat
diakses oleh pengguna yang berada di lingkungan kampus karena area HotSpot memiliki
jangkauan yang terbatas. HotSpot yang berada di suatu area kampus, tentunya
layanannya akan ditujukan untuk mahasiswa, dosen atau karyawan kampus tersebut.
Untuk mengurangi kemungkinan agar akses tidak dilakukan oleh pihak yang bukan dari
instansi tersebut, maka diperlukan sebuah public key yang diacak dengan kode tertentu
yang dapat digunakan oleh pengguna di lingkungan kampus tersebut untuk masuk ke
jaringan Wi-Fi tersebut.
Kebutuhan akses internet tersebut juga dirasa mendesak oleh Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS). Jumlah mahasiswa yang banyak membutuhkan sistem
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
2
pengelolaan kemahasiswaan yang canggih agar memudahkan urusan kemahasiswaan,
misalnya informasi nilai, FRS online, dan lain-lain. Tak hanya itu, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi mendorong mahasiswa untuk selalu meng-update ilmu, baik
local maupun global kapan saja, di mana saja. Agar dapat mengakses sistem informasi
tersebut kapan saja, dan di mana saja, tentunya harus disediakan jaringan internet
wireless untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa. Kami sebagai mahasiswa yang
mendapatkan proyek di bidang telekomunikasi ingin merancang jaringan Wi-Fi ITS
tentang Pengadaan dan Pemasangan Akses Nirkabel ke Jaringan Intranet Berbasis Wi-Fi
di ITS.
Kenapa menggunakan Internet Wireless? Pertama, teknologi ini cukup mudah untuk
diterapkan dan tidak membutuhkan waktu lama untuk instalasi. Di samping itu, biaya
operasional yang lebih murah jika dibandingkan dengan teknologi wireline dan tidak ada
ketergantungan dengan pihak ketiga penyedia media.
Keuntungan dari sistem Wi-Fi adalah pemakai tidak dibatasi ruang gerak dan hanya
dibatasi pada jarak jangkauan dari satu titik pemancar Wi-Fi. Untuk jarak pada sistem
Wi-Fi mampu menjangkau area 100 feet atau 30 m radius (indoor) dan 50 m radius
(outdoor). Selain itu dapat diperkuat dengan perangkat khusus seperti booster yang
berfungsi sebagai relay yang mampu menjangkau ratusan bahkan beberapa kilometer ke
satu arah (directional). Bahkan pada hardware terbaru, terdapat perangkat di mana satu
perangkat Access Point (AP) dapat saling me-relay kembali ke beberapa bagian atau titik
sehingga memperjauh jarak jangkauan dan dapat disebar di beberapa titik dalam suatu
ruangan untuk menyatukan sebuah network LAN. Jadi pengakses pun tidak perlu harus
repot-repot mencari informasi. Kampus dapat menggunakan Wireless Router, supaya
Internet Sharing dapat dilakukan saat diperlukan.
Teknologi Wi-Fi mengalami perkembangan, saat ini yang umum berkembang adalah
802.11a, 802.11b, dan 802.11g sesuai standard dari Institute of Electrical and
Electronical Engineers (IEEE). 802.11b mampu melakukan koneksi hingga 11Mbps atau
setara dengan 0,5MByte/detik, kecepatan yang sudah cukup jika hanya digunakan untuk
melakukan transfer data atau browsing internet. Sedang standard 802.11g mampu
melakukan koneksi hingga 54Mbps atau pada prakteknya setara dengan 20MByte/detik,
pada kecepatan ini data file multimedia yang disimpan dalam format film DVD sudah
dapat diakses dengan lancar. Maka jika di kampus di pasang jaringan Wi-Fi maka akan
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
3
mendukung kegiatan belajar mengajar, berkompetisi secara online, mencari informasi,
dan banyak hal yang dapat dilakukan di dunia maya.
II. TUJUAN
Menyediakan akses nirkabel kepada para staf akademik, staf non-akademik, dan para
mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ke jaringan intranet jurusan
sehingga memungkinkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, kegiatan administratif, dan
kegiatan penunjang lainnya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan lebih
baik dan lebih lancar dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia sehingga dapat
mempermudah bagi warga ITS untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi antar
jurusan dikampus ataupun antar luar kampus seperti VoIP, chat dan aplikasi lainnya, serta
keuntungan-keuntungan lainnya.
III. TAHAPAN DESAIN DAN PERANCANGAN JARINGAN
Tahapan pengerjaan dilakukan dengan urutan kegiatan sebagai berikut:
1. Pemetaan Kampus ITS.
2. Penentuan Titik Access Point (AP), Switch dan Router.
3. Penentuan Spesifikasi Peralatan.
4. Pembuatan Design Jaringan
5. Perhitungan Link Budget.
6. Perencanaan Anggaran.
III.1 Pemetaan Kampus ITS
Sebelum mendesain jaringan maka diperlukan gambaran lokasi secara keselurahan
jurusan, bagian kemahsiswaan dan bagian biro administrasi mana-mana saja yang
membutuhkan Access Point (AP) dan mana bagian yang tidak memerlukan instalasi AP.
Untuk memperoleh pemetaan Kampus ITS dapat menggunakan aplikasi Google Earth dan
Wikimapia seperti pada gambar 1, namun pada kegiatan ini kami memperoleh langsung
pemetaan dari website http://its.ac.id/ untuk memperoleh data yang akurat dibandingkan
menggunakan kedua aplikasi diatas. Berikut gambar 2 menunjukan peta Kampus ITS beserta
nama-nama jurusannya, bagian kemahasiswaan dan bagian biro administrasi.
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
4
III.2 Penentuan Titik Access Point (AP), Switch dan Router
Langkah awal yang dilakukan dalam penentuan titik penempatan Access Point (AP),
Switch dan Router adalah melakukan survey lokasi. Survey lokasi disini kami langsung
melakukan pengambilan foto ke lokasi masing-masing jurusan, bagian kemahasiswaan,
bagian biro administrasi serta bagian-bagian yang kami anggap strategis untuk penempatan
Access Point (AP), Switch dan Router. Dari kunjungan dan foto-foto tadi maka kami dapat
memperoleh kisaran berapa jumlah Access Point (AP) yang dapat menjangkau kisaran 1
komplek jurusan pada Tabel 1, titik-titik penempatan Access Point (AP) yang akan
diinstalasi, perhitungan jarak-jarak Access Point (AP) dengan Switch pada Tabel 2,
perhitungan jarak dari Switch ke Panel pada Tabel 3, serta perhitungan jarak Panel ke Server
yang ditempatkan di Pusat Komputer (PUSKOM) ITS pada Tabel 4.
Gambar 1. Peta Kampus ITS melalui Wikimapia
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
5
Gambar 2. Peta Kampus ITS Melalui Website ITS
Tabel 1. Jumlah Access Point diberbagai Lokasi
No Nama Lokasi Jumlah AP (Access Point)
1 Arsitek 4
2 MIPA Biologi 4
3 Diploma Kimia dan Elektro 3
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
6
4 Diploma Mesin 1
5 Desain Produk (Despro) 4
6 Teknik Elektro 5
7 Fisika MIPA 3
8 Teknik Geomatika 4
9 Teknik Industri 3
10 Teknik Informatika 4
11 Teknik Kelautan 3
12 Kimia MIPA 4
13 Matematika MIPA 3
14 Teknik Material 4
15 Teknik Mesin 5
16 Teknik Kimia 5
17 Teknik Lingkungan 4
18 Teknik Fisika 5
19 Teknik Sipil 4
20 Sistem Perkapalan 4
21 Statistik 4
22 Nasdec 2
23 Pasca Sarjana 4
24 Perpustakaan 7
25 Pusat Komputer 1
26 PWK 3
27 Rektorat 3
28 Robotika 3
29 SAC 1
30 BAAK 2
31 BAUK 2
32 BAPSI 2
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
7
Tabel 2. Jarak Access Point (AP) ke Switch
No
Jarak AP ke Switch
(meter) Panel
1 Pasca Sarjana:
Sisi Kiri Lantai 1 = 15
Sisi Kiri Lantai 2 = 10
Sisi Kanan Lantai 1 = 7
Sisi Kanan Lantai 2 = 5
Rektorat B
Lantai 1 = 3
Lantai 2 = 6
Lantai 3 = 10 A
Perpustakaan
Lantai 1 = 6
Lantai 2 = 4 U
Lantai 3 = 1
Lantai 4 = 6
Lantai 5 = 9 K
Lantai 6 = 12
Selasar = 9
BAUK
Lantai 1 = 3
Lantai 2 = 6
BAAK
Lantai 1 = 3
Lantai 2 = 5
2 Teknik Industri D
Lantai 1 = 3 I
Lantai 2 = 6 P
Lantai 3 = 10 L
Plasa = 4 O
Diploma Elektro dan M
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
8
Kimia
Lantai 1 = 7 A
Lantai 2 = 3 E
Lantai 3 = 10 L
Plasa = 6 E
Diploma Mesin K
Bengkel = 3 E
UPT Bahasa T
Lantai 1 = 3 R
Lantai 2 = 6 O
3 Teknik Lingkungan
Lantai 1 = 4
Lantai 2 = 6 T
Lantai 3 = 10 E
Plasa = 5 K
Teknik Sipil N
Lantai 1 = 4 I
Lantai 2 = 6 K
Lantai 3 = 10
Plasa = 5 S
Arsitektur I
Lantai 1 = 4 P
Lantai 2 = 6 I
Lantai 3 = 10 L
Plasa = 5
PWK
Lantai 1 = 4
Lantai 2 = 6
Lantai 3 = 10
4 MIPA Kimia
Lantai 1 = 4
Lantai 2 = 6
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
9
Lantai 3 = 10 M
Plasa = 5 I
MIPA Fisika P
Lantai 1 = 4 A
Lantai 2 = 6
Plasa = 5
Matematika
Lantai 1 = 4 K
Lantai 2 = 6 I
Plasa = 5 M
Statistika I
Lantai 1 = 4 A
Lantai 2 = 6
Lantai 3 = 10
Plasa = 5
Biologi
Lantai 1 = 4
Lantai 2 = 6
Lantai 3 = 10
Plasa = 5
5 Teknik Material
Lantai 1 = 4
Lantai 2 = 6
Laboratorium 1 = 9
Laboratorium 2 = 7 T
Teknik Elektro E
Lantai 1 = 4 K
Lantai 2 = 6 N
Lantai 3 = 10 I
Lantai 4 = 13 K
Plasa = 5
Teknik Mesin E
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
10
Lantai 1 = 4 L
Lantai 2 = 6 E
Lantai 3 = 10 K
Lantai 4 = 13 T
Plasa R
Teknik Fisika O
Lantai 1 = 4
Lantai 2 = 6
Lantai 3 = 10
Lantai 4 = 13
Plasa = 5
6 Teknik Kimia
Lantai 1 = 4
Lantai 2 = 6
Lantai 3 = 10 T
Lantai 4 = 13 E
Plasa = 5 K
Teknik Perkapalan N
Lantai 1 = 4 I
Lantai 2 = 6 K
Lantai 3 = 10
Plasa = 5 P
Teknik Kelautan E
Lantai 1 = 4 R
Lantai 2 = 6 K
Lantai 3 = 10 A
Sistem Perkapalan P
Lantai 1 = 4 A
Lantai 2 = 6 L
Lantai 3 = 10 A
Plasa = 5 N
7 Nasdec
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
11
Sisi kanan = 3 TEKNIK
Sisi kiri = 6
Teknik Informatika
Lantai 1 = 4 I
Lantai 2 = 6 N
Lantai 3 = 10 F
Lantai 4 = 13 O
Plasa = 5 R
Robotika M
Gedung 1= 4 A
Gedung 2 = 8 T
Despro I
Lantai 1 = 4 K
Lantai 2 = 6 A
Lantai 3 = 10
Plasa = 5
Tabel 3. Jarak Switch ke Panel
No Jarak Switch ke Panel (meter) Panel
1 Pasca Sarjana = 350 BAUK
Rektorat = 250
Perpustakaan = 300
BAUK = 1
BAAK = 10
2 Robotika = 200 Teknik Informatika
Despro = 400
Teknik Informatika = 2
Nasdec = 300
3 Sistem Perkapalan = 100 Teknik Perkapalan
Teknik Perkapalan = 2
Teknik Kelautan = 200
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
12
Teknik Kimia = 300
4 Teknik Fisika = 200 Tekniki Elektro
Teknik Mesin = 150
Teknik Elektro = 2
Teknik Metalurgi = 200
5 Biologi = 500 MIPA Kimia
Statistika = 400
Matematika = 300
Fisika = 200
MIPA Kimia = 2
6 PWK = 600 Teknik Sipil
Arsitektur = 300
Teknik Sipil = 2
Teknik Lingkungan = 200
7 UPT Bahasa = 500 Diploma Elektro
Diploma Mesin = 100
Diploma Elektro dan Kimia = 2
Sistem Informasi = 300
Teknik Industri = 400
Tabel 4. Jarak Panel ke Server
No Panel Jarak Panel ke Server (meter)
1 BAUK 6
2
Teknik
Perkapalan 500
3
Teknik
Informatika 600
4 Diploma Elektro 700
5 Teknik Sipil 500
6 MIPA Kimia 200
7 Teknik Elektro 300
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
13
III.3 Penentuan Spesifikasi Peralatan
Berbagai pertimbangan yang telah dilakukan untuk memilih peralatan-peraltan yang
sesuai dengan kebutuhan dan mempunyai kualitas yang baik demi memperoleh kepuasaan
penggunaan jaringan internet bagi warga ITS, perlengkapan-perlengkapan yang dipilih
sebagai berikut:
1. Access Point (AP)
Access Point (AP) yang digunakan adalah produk Cisco dengan tipe Cisco Aironet
1130AG seperti gambar 3.
Gambar 3. Cisco Aironet 1130AG
Access Point Cisco Aironet 1130AG Series IEEE 802.11 a/b/g menyediakan
kapasitas besar, keamanan yang tinggi, WLAN access dengan total biaya terendah,
mempunyai performance tinggi IEEE 802.11a dan 802.11g, Cisco Aironet 1130AG
Series memberikan kombinasi kecepatan hingga 108 Mbps, dengan berbagai
kelebihan-kelebihan dari Access Point (AP) inilah yang menjadi pertimbangan dalam
pemilihan perangkat. Tabel 5 menunjukan spesifikasi dari Access Point Cisco Aironet
1130AG.
Tabel 5. Spesifikasi AP Aironet 1130AG
Item Specification
Data Rates Supported 802.11a:6, 9, 12, 18, 24, 36, 48, and 54 Mbps
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
14
802.11g: 1, 2, 5.5, 6, 9, 11, 12, 18, 24, 36, 48,
and 54 Mbps
Frequency Band and
Operating Channels
Beroperasi pada 2.4 GHz sampai 2,485.50 MHz
dengan 11 Channel (masing-masing 5 MHz)
Channel 1 - 2,412 MHz;
Channel 2 - 2,417 MHz;
Channel 3 - 2,422 MHz;
Channel 4 - 2,427 MHz;
Channel 5 - 2,432 MHz;
Channel 6 - 2,437 MHz;
Channel 7 - 2,442 MHz;
Channel 8 - 2,447 MHz;
Channel 9 - 2,452 MHz;
Channel 10 - 2,457 MHz;
Channel 11 - 2,462 MHz
Receive Sensitivity (Typical) 802.11a:
6 Mbps: -87 dBm
9 Mbps: -86 dBm
12 Mbps: -85 dBm
18 Mbps: -84 dBm
24 Mbps: -80 dBm
36 Mbps: -78 dBm
48 Mbps: -73 dBm
54 Mbps: -71 dBm
802.11g:
1 Mbps: -93 dBm
2 Mbps: -91 dBm
5.5 Mbps: -88 dBm
6 Mbps: -86 dBm
9 Mbps: -85 dBm
11 Mbps: -85 dBm
12 Mbps: -84 dBm
18 Mbps: -83 dBm
24 Mbps: -79 dBm
36 Mbps: -77 dBm
48 Mbps: -72 dBm
54 Mbps: -70 dBm
Available Transmit Power 802.11a:
OFDM:
17 dBm (50 mW)
15 dBm (30 mW)
14 dBm (25 mW)
11 dBm (12 mW)
8 dBm (6 mW)
802.11g:
OFDM:
17 dBm (50 mW)
14 dBm (25 mW)
11 dBm (12 mW)
8 dBm (6 mW)
5 dBm (3 mW)
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
15
5 dBm (3 mW)
2 mW (2 dBm)
-1 dBm (1 mW)
2 dBm (2 mW)
-1 dBm (1 mW)
Range Indoor
802.11a:
80 ft (24 m) @ 54 Mbps
150 ft (45 m) @ 48 Mbps
200 ft (60 m) @ 36 Mbps
225 ft (69 m) @ 24 Mbps
250 ft (76 m) @ 18 Mbps
275 ft (84 m) @ 12 Mbps
300 ft (91 m) @ 9 Mbps
325 ft (100 m) @ 6 Mbps
802.11g:
100 ft (30 m) @ 54 Mbps
175 ft (53 m) @ 48 Mbps
250 ft (76 m) @ 36 Mbps
275 ft (84 m) @ 24 Mbps
325 ft (100 m) @ 18 Mbps
350 ft (107 m) @ 12 Mbps
360 ft (110 m) @ 11 Mbps
375 ft (114 m) @ 9 Mbps
400 ft (122 m) @ 6 Mbps
420 ft (128 m) @ 5.5 Mbps
440 ft (134 m) @ 2 Mbps
450 ft (137 m) @ 1 Mbps
Outdoor
802.11a:
100 ft (30 m) @ 54 Mbps
300 ft (91 m) @ 48 Mbps
425 ft (130 m) @ 36 Mbps
500 ft (152 m) @ 24 Mbps
550 ft (168 m) @ 18 Mbps
600 ft (183 m) @ 12 Mbps
625 ft (190 m) @ 9 Mbps
650 ft (198 m) @ 6 Mbps
802.11g:
120 ft (37 m) @ 54 Mbps
350 ft (107 m) @ 48 Mbps
550 ft (168 m) @ 36 Mbps
650 ft (198 m) @ 24 Mbps
750 ft (229 m) @ 18 Mbps
800 ft (244 m) @ 12 Mbps
820 ft (250 m) @ 11 Mbps
875 ft (267 m) @ 9 Mbps
900 ft (274 m) @ 6 Mbps
910 ft (277 m) @ 5.5 Mbps
940 ft (287 m) @ 2 Mbps
950 ft (290 m) @ 1 Mbps
Antena 2.4 GHz dengan Gain 3.0 dB dan Horizontal
Beamwidth 360°
Dimensi 7.5 in. x 7.5 in. x 1.3 in. (19.1 x 19.1 x 3.3 cm)
`
2. Switch
Switch yang digunakan masih masih produk Cisco dengan tipe Cisco Catalyst 2960
Series Switch seperti gambar 4.
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
16
Gambar 4. Cisco Catalyst 2960
Berikut keunggulan-keunggulan dari Cisco Catalyst 2960:
Mempunyai fitur yang cerdas pada tepi jaringan seperti Access Contol List
(ACL) yang mampu mengawasi dan membatasi suatu paket dan meningkatkan
keamanan.
Mendukung untuk Gigabit Ethernet, Fast Ethernet dan Ethernet, dapat
menggunakan tembaga dan fiber.
Mempunyai kontrol jaringan dan optimasi bandwidth melalui QoS, Granular
rate-limiting, ACLs dan Multicast services.
Mempunyai keamanan jaringan dengan metode authentication, teknologi
enskripsi data, kontrol penerimaan jaringan berdasarkan users, ports dan MAC
addresses
Kemudahan dalam konfigurasi jaringan, upgrades dan troubleshooting sebagai
bagian dari mid-market yang tertanam pada Device Manager dan Cisco
Network Assistant.
Auto-configuration untuk aplikasi spesial yang menggunakan Cisco
Smartports.
3. Router
Router yang digunakan untuk mendukung produk sebelumnya adalah Cisco 7200
VXR Series Router seperti gambar 5 dan untuk spesifikasi produk pada tabel 6.
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
17
Gambar 5. Cisco 7200 VXR
Berbagai keunggulan Cisco 7200 VXR dan sebagai berikut:
Mampu mengirimkan paket hingga kecepatan 2 Juta packets per second.
Menyediakan performansi routing dan performansi proses dengan performansi
tinggi.
Mendukung QoS, MPLS, Broadband, Multiservice, Voice, IP-to_IP Gateway
dan Fitur management untuk jaringan generasi selanjutnya.
Investasi awal yang rendah dengan kemampuan upgrade.
Tabel 6. Spesifikasi Produk Cisco 7200 VXR
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
18
4. Unshielded twisted-pair (UTP)
Unshielded twisted-pair (UTP) seperti gambar 6 digunakan sebagai
penghubung antara Access Point (AP) dengan Switch. Kami memilih menggunakan
UTP dibandingkan dengan kabel lainnya karena mempunyai kecepatan tinggi yaitu 10
– 100 Mbps, media dan ukuran yang kecil dan membutuhkan biaya yang cukup
murah, namun panjang kabel maksimum yang diizinkan hanya 100 meter, oleh karena
itu penggunaan UTP sangat mendukung pada proyek kami ini yang hanya
memerlukan panjang maksimal 13 meter.
Gambar 6. Unshielded Twisted Pair (UTP)
5. Fiber Optic
Penggunaan fiber ini bertujuan untuk memperoleh bandwidth dengan
kecepatan yang besar, selain itu penggunaan UTP tidak memungkinkan karena UTP
mempunyai keterbatasan pada panjang kabel yaitu 100 meter, dengan berbagai alasan
itulah kami memilih penggunaan fiber optik untuk pentransmisian sinyal dari switch
menuju panel dan dari panel menuju server yang panjangnya mencapai ratusan meter.
Kabel FO yang digunakan jenis multimode yang mempunyai inti dengan diameter
62.5 micron dan panjang gelombang 850-1300 nanometer. Berikut berbagai
keunggulan yang dimiliki fiber optik:
Lebih murah jika dibandingkan dengan kabel tembaga dalam panjang yang
sama
Lebih tipis karena mempunyai diametr yang jauh lebih kecil dibandingkan
kabel tembaga dan kabel lainnya.
Mampu mengangkut kapasitas yang lebih besar.
Nilai loss yang lebih kecil daripada kabel lainnya.
Tidak mudah terbakar dan tidak dapat mengalirkan aliran listrik.
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
19
Fleksibel.
Fiber optik yang digunakan pada perancangan jaringan ITS adalah FO jenis
multimode LSZH (Low Smoke Zero Halogen) seperti gambar 7. Multimode LSZH 10
Gigabit 50µm yang dipilih pada gambar 8 merupakan kabel fiber optik yang sangat
baik yang biasanya banyak digunakan sebagai backbone switch dan router karena
kecepatan yang tinggi 10 Gigabit dan sangat reliable dalam pengiriman data. Pada
lapisan luarnya kabel FO ini dilapisi LSZH (Low Smoke Zero Halogen) dengan
tingkat keamanan pada level yang lebih baik yang mampu meminimalkan asap,
toksisitas dan korosi pada kejadian kebakaran. Hal inilah yang membuat multimode
LSZH sebagai pilihan yang terbaik untuk lingkungan yang luas meliputi industri,
pusat perkantoran dan sekolah.
Gambar 7. Multimode LSZH
Gambar 8. Multimode LSZH 10 Gigabit 50µm
6. Panel Rack
Panel rack digunakan sebagai tempat penyimpanan dan penyusunan perangkat
jaringan komputer atau telekomunikasi seperti switch serta penataan kabel-kabel yang
menuju ke AP, Server serta kabel-kabel power dan kabel lainnya. Panel ini bertujuan
agar kelihatan lebih aman, bersih dan rapi, selain itu pada panel biasanya terdapat fan
yang mampu mendinginkan switch yang ada didalamnya.
Panel rack yang digunakan produk dari ABBA seperti gambar 9 yang
menyediakan rak dan kabinet dengan cakupan yang luas dan sangat cocok untuk
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
20
telekomunikasi dan peralatan jaringan. Rak ABBA didesain dengan kualtias yang
tinggi dan muncul untuk lingkungan perkantoran yang modern sebagai pusat data.
Pada jaringan ITS ini kami menggunakan 3 macam Panel Rack dan spesifikasi dapat
dilihat pada tabel 7. Berikut ketiga rak panel tersebut:
Panel Rack 12U ABBA untuk di tiap kumpulan jurusan
Panel Rack 30U ABBA untuk di server
Tabel 7. Spesifikasi Rak Panel
Part Number Size Width
(mm)
Height
(mm)
Depth
(mm)
Weight
(Kg)
W08-450-SG/SB 8U 600 440 450 20
W12-450-SG/SB 12U 600 615 450 25
C30-10900-GG/GB 30U 600 1530 900 120
Gambar 9. Panel Rack ABBA
7. UPS (Uninterruptible Power Supply)
Penambahan UPS diperuntukan sebagai catuan daya alternatif yang sangat
penting sebagai penyedia daya listrik cadangan apabila terjadi kerusakan pada sistem
suplai listrik biasa. Dengan penambahan UPS maka akan mengurangi terjadinya
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
21
kerugian akibat tidak dapatnya menggunakan jaringan internet saat terjadinya
kegagalan suplai listrik. UPS yang kami pilih yaitu SXRM-300 seperti gambar 10
dengan spesifikasi pada tabel 8.
Gambar 10. UPS SXRM-3300
Tabel 8. Spesifikasi UPS
Spesifikasi SXRM-3300
Power 3300VA/2300W
Rated Voltage 220-230-240 Vac
Rated Frequency 50/60 Hz ± 5 Hz
Power Factor >0.96
Dimensi (mm) tower 17x520x455
Weight 38 Kg
Colour Dark Grey
III.4 Pembuatan Design Jaringan
Pada pembuatan design jaringan kali ini hal yang kita lakukan adalah survey lokasi ke
setiap kampus, untuk mengetahui setiap jarak antara server ke rak-rak panel yang ditentukan,
rak-rak panel ke switch yang menghubungkan setiap jurusan, switch ke access point pada
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
22
masing-masing lantai di setiap jurusan, menentukan topologi apa yang sesuai untuk jaringan
WIFI di kampus ITS sukolilo.
Ada beberapa macam jenis topologi jaringan, diantaranya :
1. Topologi Jaringan Mesh
Topologi jaringan ini menerapkan hubungan antar sentral secara penuh. Jumlah
saluran harus disediakan untuk membentuk jaringan Mesh adalah jumlah sentral dikurangi 1
(n-1, n = jumlah sentral). Tingkat kerumitan jaringan sebanding dengan meningkatnya jumlah
sentral yang terpasang. Dengan demikian disamping kurang ekonomis juga relatif mahal
dalam pengoperasiannya.
Gambar 11. Topologi Jaringan Mesh
2. Topologi Jaringan Bintang (Star)
Dalam topologi jaringan bintang, salah satu sentral dibuat sebagai sentral pusat. Bila
dibandingkan dengan sistem mesh, sistem ini mempunyai tingkat kerumitan jaringan yang
lebih sederhana sehingga sistem menjadi lebih ekonomis, tetapi beban yang dipikul sentral
pusat cukup berat. Dengan demikian kemungkinan tingkat kerusakan atau gangguan dari
sentral ini lebih besar.
Gambar 12. Topologi Jaringan Star
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
23
3. Topologi Jaringan Bus
Pada topologi ini semua sentral dihubungkan secara langsung pada medium transmisi
dengan konfigurasi yang disebut Bus. Transmisi sinyal dari suatu sentral tidak dialirkan
secara bersamaan dalam dua arah. Hal ini berbeda sekali dengan yang terjadi pada topologi
jaringan mesh atau bintang, yang pada kedua sistem tersebut dapat dilakukan komunikasi
atau interkoneksi antar sentral secara bersamaan. Topologi jaringan bus tidak umum
digunakan untuk interkoneksi antar sentral, tetapi biasanya digunakan pada sistem jaringan
komputer.
Gambar 13. Topologi Jaringan Bus
4. Topologi Jaringan Pohon (Tree)
Topologi jaringan ini disebut juga sebagai topologi jaringan bertingkat. Topologi ini
biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan hirarki yang berbeda. Untuk
hirarki yang lebih rendah digambarkan pada lokasi yang rendah dan semakin keatas
mempunyai hirarki semakin tinggi. Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem
jaringan komputer .
Gambar 14. Topologi Jaringan Tree
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
24
5. Topologi Jaringan Cincin (Ring)
Untuk membentuk jaringan cincin, setiap sentral harus dihubungkan seri satu dengan
yang lain dan hubungan ini akan membentuk loop tertutup. Dalam sistem ini setiap sentral
harus dirancang agar dapat berinteraksi dengan sentral yang berdekatan maupun berjauhan.
Dengan demikian kemampuan melakukan switching ke berbagai arah sentral.
Keuntungan dari topologi jaringan ini antara lain : tingkat kerumitan jaringan rendah
(sederhana), juga bila ada gangguan atau kerusakan pada suatu sentral maka aliran trafik
dapat dilewatkan pada arah lain dalam sistem.Yang paling banyak digunakan dalam jaringan
komputer adalah jaringan bertipe bus dan pohon (tree), hal ini karena alasan kerumitan,
kemudahan instalasi dan pemeliharaan serta harga yang harus dibayar. Tapi hanya jaringan
bertipe pohon (tree) saja yang diakui kehandalannya karena putusnya salah satu kabel pada
client, tidak akan mempengaruhi hubungan client yang lain.
Gambar 15. Topologi Jaringan Ring
Berdasarkan survey yang kami lakukan, untuk jaringan WIFI di kampus ITS sukolilo
kita mengggunakan topologi jaringan tree dikarenakan topologi tree ini lebih sederhana dan
cocok untuk geografis kampus ITS sukolilo, selain itu topologi ini biasanya digunakan untuk
interkoneksi antar sentral dengan hirarki yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah
digambarkan pada lokasi yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki yang tinggi.
Sesuai dengan perencanaan design kami yang servernya terletak pada puskom yang
kemudian di bagikan ke jurusan–jurusan.
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
25
Gambar 16. Topologi Jaringan Kampus ITS Sukolilo Secara Keseluruhan
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
26
Dari topologi jaringan keselurahan dibagi dalam beberapa topologi jaringan :
Panel BAUK
Panel disini berupa rak yang berisi switch yang terhubung ke server dan beberapa
switch gedung-gedung terdekat. Dari panel ini terdapat keluaran ke beberapa jurusan,
diantaranya Gedung Pascasarjana, Gedung Rektorat, Gedung Perpustakaan, BAUK,
BAAK.
Gambar 17. Topologi Jaringan Panel BAUK
Gambar 18. Topologi Jaringan Panel D3 Elektro
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
27
Panel D3 Elektro
Panel disini berupa rak yang berisi switch yang terhubung ke server dan beberapa
switch gedung-gedung terdekat. Dari panel ini terdapat keluaran ke beberapa jurusan,
diantaranya Upt Bahasa, D3 Mesin, D3 Elektro – Kimia, Sistem Informasi.
Panel Kimia
Panel disini berupa rak yang berisi switch yang terhubung ke server dan beberapa
switch gedung-gedung terdekat. Dari panel ini terdapat keluaran ke beberapa jurusan,
diantaranya Biologi, Statistika, Matematika, Fisika, Kimia.
Gambar 19. Topologi Jaringan Panel Kimia
Panel Teknik Elektro
Panel disini berupa rak yang berisi switch yang terhubung ke server dan beberapa
switch gedung-gedung terdekat. Dari panel ini terdapat keluaran ke beberapa jurusan,
diantaranya Teknik Fisika, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Metalurgi.
Panel Teknik Informatika
Panel disini berupa rak yang berisi switch yang terhubung ke server dan beberapa
switch gedung-gedung terdekat. Dari panel ini terdapat keluaran ke beberapa jurusan,
diantaranya Gedung Robotika, Despro, Teknik Informatika, Nasdec.
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
28
Gambar 20. Topologi Jaringan Panel Teknik Elektro
Gambar 21. Topologi Jaringan Panel Teknik Informatika
Panel Teknik Perkapalan
Panel disini berupa rak yang berisi switch yang terhubung ke server dan beberapa
switch gedung-gedung terdekat. Dari panel ini terdapat keluaran ke beberapa jurusan,
diantaranya Sitem Perkapalan, Teknik Perkapalan, Teknik Kelautan, Teknik Kimia.
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
29
Gambar 22. Topologi Jaringan Panel Teknik Perkapalan
Panel Teknik Sipil
Panel disini berupa rak yang berisi switch yang terhubung ke server dan beberapa
switch gedung-gedung terdekat. Dari panel ini terdapat keluaran ke beberapa jurusan,
diantaranya Perencanaan Wilayah Kota, Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Lingkungan.
Gambar 23. Topologi Jaringan Panel Teknik Sipil
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
30
Server ke Panel
Pada topologi jaringan server ke panel ini, menghubungkan dari server ke beberapa
panel yang tersebar di seluruh kampus ITS sukolilo, yang telah ditentukan
berdasarkan survei yang telah dilakukan.
Gambar 24. Topologi Jaringan Server ke Panel
III.5 Perhitungan Link Budget
Berdasarkan spesifikasi perangkat Access Point Cisco Aironet 1130AG Series IEEE
802.11g, maka digunakan :
Tabel 9. Spseifikasi AP Cisco Aironet 1130AG
Receiver Sensitivity (Pr) - 72 dBm = 48 Mbps
Available Transmitter Power (Pt) 17 dBm (50 mW)
Indoor (Distance Across
Open Office Environment) 175 ft (53 m) @ 48 Mbps
Outdoor (Distance Across
Open Office Environment) 350 ft (107 m) @ 48 Mbps
Frekuensi (f) 2.4 GHz
Gain Antena Transmitter (Gt) 3.0 dBi
Horizontal beamwidth 3600
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
31
Menghitung Loss Total (dB)
Dengan diketahuinya Pr, Pt, Gt dan Gr, maka kita dapat menghitung Loss total dengan
menggunakan persamaan :
Pr = Pt + Gt + Gr + Loss Total
-72 dBm = 17 dBm + 3 dB + 0 + Loss Total
Loss Total = 72 dBm + 20 dBm
Loss Total = 92 dB
Loss total bergantung pada obstacle yang ada, jarak antara receiver dan
transmiter, serta pemodelan propagasi yang digunakan. Pada pemodelan propagasi ini
kami menggunakan ITU Indoor Path Loss Model dan propagasi free space loss.
a. Indoor Path Loss Model
Loss Total (dB) = 20log10 (f) + N log10 (d) + Lf (n) – 28 dB
Dimana :
f = frekuensi yang digunakan (MHz)
d = jarak antara transmiter dan receiver
N = Koefisien redaman daerah ITS sekitar 30 untuk frekuensi 2,4 GHz
Lf (n) = Loss yang disebabkan penetrasi lantai , 6 + 3(n-1) untuk frekuensi 2,4
GHz
n = jumlah lantai yang ditembus, n ≥ 1
Frekuensi sinyal WiFi adalah 2,4 GHz atau 2400 MHz. Koefisien redaman
yang digunakan untuk model propagasi indoor sebesar 30 (untuk area office dan
frekuensi 2,4 GHz). Lf (n) dianggap nol karena Access Point di desain per lantai
sehingga propagasinya dianggap tidak perlu menembus lantai, namun pada
kenyataannya access point mampu menembus berapa lantai. Sementara d adalah jarak
maksimum jangkauan sinyal WiFi yang dicari.
Sementara untuk propagasi antara ruang terdapat penghalang seperti dinding,
kaca, dan dinding kayu. Pada ruang kelas penghalangnya adalah dinding, pada
laboratorium adalah dinding dan kaca, sedangkan pada kantor jurusan penghalangnya
berupa dinding kayu. Nilai penetration loss dinding, dinding kayu, dan kaca masing-
masing adalah 7 dB, 2.8 dB, dan 0.8 dB. Sementara pada ITU Indoor Path Loss
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
32
Model redaman dari obstacle belum diperhitungkan. Maka rumus sebelumnya dapat
ditambahkan dan dituliskan kembali sebagai berikut:
Loss Total (dB) = 20log10 (f) + 30 log10 (d) + Lf (n) + OPL – 28 dB
Dimana OPL adalah Obstacle Penetration Loss yang merupakan redaman total
dari obstacle yang ditembus.Maka untuk menentukan jarak maksimum jangkauan
sinyal WiFi dapat dicari dengan persamaan :
92 dB = 20log10 (f) + 30 log10 (d) + Lf (n) + OPL – 28 dB
92 dB = 20log10 (2400) + 30 log10 (d) + 0 + OPL – 28 dB
92 dB = 67,6 dB + 30 log10 (d) + OPL -28 dB
52.4 dB = 30 log10 (d) + OPL
melalui beberapa kondisi:
Propagasi Indoor tanpa obstacle (OPL = 0)
Maka :
52.4 dB = 30 log10 (d) + 0 dB
52.4 dB = 30 log10 (d)
log10 (d) = 52.4/30
d = 55,808 m d ≈ 56 m
Propagasi Indoor dengan obstacle 1 dinding (OPL = 7 dB)
Maka :
52.4 dB = 30 log10 (d) + 7 dB
45.4 dB = 30 log10 (d)
log10 (d) = 45.4/30
d = 32.608 d ≈ 33 m
Propagasi Indoor dengan obstacle 2 dinding ( OPL = 2 x 7 dB = 14 dB)
Maka :
52.4 dB = 30 log10 (d) + 14 dB
38.4 dB = 30 log10 (d)
log10 (d) = 38.4/30
d = 19.054 d ≈ 20 m
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
33
Propagasi Indoor dengan obstacle 1 kaca (OPL = 0.8 dB)
Maka :
52.4 dB = 30 log10 (d) + 0.8 dB
51.6 dB = 30 log10 (d)
log10 (d) = 51.6/30
d = 52.48 d ≈ 53 m
Propagasi Indoor dengan obstacle 1 dinding & 1 kaca (OPL= 7+0.8=7.8 dB)
Maka :
52.4 dB = 30 log10 (d) + 7.8 dB
44.6 dB = 30 log10 (d)
log10 (d) = 44.6/30
d = 30.66 d ≈ 31 m
Propagasi Indoor dengan obstacle 1 dinding kayu ( OPL = 2.8 dB )
Maka :
52.4 dB = 30 log10 (d) + 2.8 dB
49.6 dB = 30 log10 (d)
log10 (d) = 49.6/30
d = 49.013 d ≈ 50 m
Propagasi Indoor dengan obstacle 2 dinding kayu ( OPL = 2 x 2.8 = 5.6 dB )
Maka :
52.4 dB = 30 log10 (d) + 5.6 dB
46.8 dB = 30 log10 (d)
log10 (d) = 46.8/30
d = 36.307 d ≈ 37 m
Propagasi Indoor dengan obstacle 3 dinding kayu ( OPL = 3 x 2.8 = 9 dB)
Maka :
52.4 dB = 30 log10 (d) + 8.4 dB
44 dB = 30 log10 (d)
log10 (d) = 44/30
d = 29.28 d ≈ 30 m
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
34
Propagasi Indoor dengan obstacle 1 dinding & 1 dinding kayu (OPL=
7+2.8=9.8 dB)
Maka :
52.4 dB = 30 log10 (d) + 9.8 dB
42.6 dB = 30 log10 (d)
log10 (d) = 42.6/30
d = 26.3 d ≈ 27 m
Propagasi Indoor dengan obstacle 1 dinding, 1 dinding kayu, dan 1 kaca
(OPL= 7+2.8+0.8=10.6 dB)
Maka :
52.4 dB = 30 log10 (d) + 10.6 dB
41.8 dB = 30 log10 (d)
log10 (d) = 41.8/30
d = 24.73 d ≈ 25 m
b. Free Space Loss
L(dB) = 32,5 + 20 log f (MHz) + 20 log d (Km)
Dimana :
f = frekuensi yang digunakan (MHz)
d = jarak antara transmiter dan receiver (km)
L(dB) = 32,5 + 20 log f (MHz) + 20 log d (Km)
92 dB = 32.5 dB + 20 log (2400) + 20 log d (km)
92 dB = 32.5 dB + 67.6 + 20 log d (km)
d = 0.3935 km d ≈ 393.5 m
Jadi dengan menggunakan model propagasi free space loss maka akan
memperoleh wilayah jangkauan hingga 393.5 meter, hal ini didukung oleh
spesifikasi yang diberikan perangkat Access Point produk cisco yang
memberikan parameter-parameter untuk mencapai jangkauan yang luas. Oleh
karena itu dengan menggunakan Access Point jenis ini dapat meminimalkan
kebutuhan akan jumlah access point.
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
35
III.6 Perencanaan Anggaran
Melihat berbagai spesifikasi perangkat dan topologi jaringan yang akan dirancang
untuk pembangunan jaringan internet kampus ITS,berikut tabel 10 anggaran biaya yang
kami buat secara keseluruhan agar dapat tercapainya proyek pembangunan jaringan ini.
IV. JADWAL KEGIATAN
No. Kegiatan
Minggu ke-
I II III IV
1. Pemetaan Kampus ITS
2. Penentuan Titik Access Point, Switch dan
Router
3. Penentuan Spesifikasi Peralatan
4. Pembuatan Desain Jaringan
5. Perhitungan Link Budget
6. Perancangan Anggaran
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
36
NAMA PERANGKAT SPESIFIKASI PERANGKAT VOLUME SATUAN HARGA SATUAN
JUMLAH PERANGKAT
JUMLAH HARGA
WS-C2960G-24TC-L Catalyst 2960 24 10/100/1000, 4 T/SFP LAN Base Image 1 Unit Rp22.300.000 110 Rp2.453.000.000
CISCO7206VXR-DC Cisco 7206VXR, 6-slot chassis, 1 DC Supply w/IP Software 1 Unit Rp47.300.000 1 Rp47.300.000
19" Rack 12 RU
Wallmounting with double door type include : - Heavy duty fan = 2 ea - Horizontal power distribution 6 hole = 1 ea - Cage nuts = 60 ea
1 Unit Rp4.125.000 7 Rp28.875.000
19" Closed Rack 30 RU - Heavy duty fan = 4 ea - Horizontal power distribution 6 hole = 2 ea - Cage nuts = 100 ea
1 Unit Rp8.750.000 1 Rp8.750.000
Kabel fiber optic outdoor type Clipsal 12 CoreMM (2x6) LSZH 50Micron Sopport 10 Gbps 1 Meter
Rp45.000 9000 Rp405.000.000
kabel UTP 4 pair cat 6 Clipsal titanium 4 pair category 6 cable 1 Titik Rp270.000 150 Rp40.500.000
SXRM-3300 UPS AROS Sentinel XR SXRM-3300 1 Unit Rp26.500.000 1 Rp26.500.000
FO Panel 12 port ST coupler
Rackmounted type incl : * Splice tray kit * Fussion slice connector
1 Unit Rp3.125.000 10 Rp31.250.000
Pigtail ST Pigtail Multi Mode 50 μm 1 Unit Rp50.000 40 Rp2.000.000
Patch cord Fiber Optic Patch Cord 3 meter / Multi Mode 50 μm 1 Unit Rp437.500 10 Rp4.375.000
Patch panel Patch Panel 24 port, Cat 6 1 Unit Rp1.250.000 10 Rp12.500.000
TOTAL PENGELUARAN Rp3.060.050.000
Tabel 10. Anggaran Biaya Pembangunan Jaringan
26 Mei 2011 PROYEK TELEKOMUNIKASI
37
V. KESIMPULAN
Pada desain dan perancangan suatu jaringan Wi-Fi suatu instansi diharapkan
kita mampu memahami topologi daerah yang akan kita bangun agar pemasangan
perangkat seperti access point dan perangkat lainnya dapat dimaksimalkan dengan
baik, dengan memperhatikan topologi lingkungan kita dapat mengetahui obstacle-
obstacle yang berada disekitarnnya dan mampu menghitung link budget kemudian
selanjutnya dapat memperkirakan jumlah access point yang dapat digunakan sehingga
tidak terjadi pemborosan dalam hal penggunaan perangkat. Selain itu perlu
memperhatikan juga kegunaan access point tersebut akan digunakan di kondisi indoor
ataupun outdoor.
Pembangunan teknologi Wi-Fi sangat tepat digunakan untuk menjadi solusi
akses internet sehingga nantinya diharapkan mampu memenuhi kebutuhan jaringan
internet warga ITS, selain itu teknologi ini mampu menjadi solusi akses internet
secara tepat tanpa kabel dengan biaya infrastruktur yang lebih murah dan sangat tepat
dimanfaatkan dalam lingkungan korporat, public hotspot bahkan untuk mencover
suatu Metropolitan Area Network.