“prospek pemasaran tepung ubi jalar ditinjau dari … · potensi dan pemecahan masalah. tujuan...

95
“PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI POTENSI PERMINTAAN INDUSTRI KECIL DI WILAYAH BOGOR” (Studi Kasus : Kelompok Tani Hurip Desa Cikarawang) Oleh SEVLINA ANELA DJAMI H24103050 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Upload: trinhthu

Post on 28-Mar-2019

261 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

“PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU

DARI POTENSI PERMINTAAN INDUSTRI KECIL DI

WILAYAH BOGOR”

(Studi Kasus : Kelompok Tani Hurip Desa Cikarawang)

Oleh

SEVLINA ANELA DJAMI

H24103050

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007

Page 2: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

ABSTRAK

SEVLINA ANELA DJAMI. H24103050. Prospek Pemasaran Tepung Ubi Jalar Ditinjau Dari Potensi Permintaan Industri Kecil Di Wilayah Bogor (Studi Kasus : Kelompok Tani Hurip Desa Cikarawang). Dibawah bimbingan W.H. Limbong. Ubi jalar sebagai komoditas tanaman pangan sumber karbohidrat selain beras belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Kelompok Tani Hurip (KTH) memandang perlu dilakukan pengolahan pasca panen agar ubi jalar memiliki masa simpan yang lebih panjang dan menaikan nilai tambah. Peneliti menggunakan metodelogi Participatory Action Research (PAR) dalam menggali potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya, mengetahui prospek pemasaran tepung ubi jalar, dan mengetahui potensi permintaan tepung ubi jalar pada industri. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Analisis dilakukan secara eksploratif dan deskriptif dari data dan informasi yang didapat dari wawancara mendalam dengan industri sumber informasi. Tepung ubi jalar dapat digunakan sebagai substitusi tepung terigu ataupun sebagai bahan campuran tepung terigu. Produk-produk olahan tepung terigu yang dapat menggunakan tepung ubi jalar diantaranya adalah putu ayu, bolu kukus, bolu panggang, brownies, muffin, mie, roti, cake, cheese stick, dodol, kue kering (cookies), biskuit, biji ketapang, dan kue bawang. Tepung ubi jalar memiliki peluang untuk memasuki pasar industri kecil pengolahan pangan. Dilihat dari persentase minat industri untuk mencoba tepung ubi jalar, yaitu sekitar 68,41% perusahaan berminat untuk mencoba dan hanya sekita 31,58% perusahaan yang tidak berminat untuk mencoba. Meskipun sekitar 73,69% perusahaan belum pernah mendengar informasi mengenai tepung ubi jalar sebelumnya. Potensi permintaan tepung ubi jalar dilihat dari kebutuhan tepung terigu di wilayah Bogor adalah sampai 70 ton/bulan. Namun KTH mengambil sekitar 50%-60% sebagai pangsa pasar, melihat KTH masih merupakan produsen tepung ubi jalar dengan skala kecil. Penentuan segmentasi berdasarkan geografis dan manfaat. Menentukan wilayah Bogor dan industri kecil pengolah pangan sebagai target pasar. Positioning tepung ubi jalar sebagai produk substitusi tepung terigu dengan berbagai keunggulan.

Page 3: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

“PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU

DARI POTENSI PERMINTAAN INDUSTRI KECIL DI

WILAYAH BOGOR”

(Studi Kasus : Kelompok Tani Hurip Desa Cikarawang)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

SEVLINA ANELA DJAMI

H24103050

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007

Page 4: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

“PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI

POTENSI PERMINTAAN INDUSTRI KECIL DI WILAYAH BOGOR”

(Studi Kasus : Kelompok Tani Hurip Desa Cikarawang)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

SEVLINA ANELA DJAMI

H24103050

Menyetujui, Agustus 2007

Prof. Dr. Ir. W. H. Limbong, MS Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen

Tanggal Ujian: 9 Agustus 2007 Tanggal Lulus:

Page 5: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

iii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ....................................................................... ..... iii

KATA PENGANTAR......................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR........................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... x

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................. ....... 1 1.2. Perumusan Masalah ......................................................... ....... 2 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................. ....... 3 1.4. Manfaat Penelitian ........................................................... ....... 3 1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ........................... ....... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Teoritis ....................................................................... 4

2.1.1. Ubi Jalar ......................................................................... 4 2.1.2. Tepung Ubi Jalar............................................................ 5 2.1.3. Kelompok Tani dan Usaha Kecil................................... 6 2.1.4. Prospek Pemasaran ....................................................... 8 2.1.5. Riset Aksi Partisipatif ................................................... 9 2.1.6. Penelitian Terdahulu ...................................................... 10

2.2. Kerangka Pemikiran Konseptual ............................................. 12

III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 14 3.2. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 14 3.3. Metode Penentuan Sumber Informasi...................................... 15 3.4. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 16 3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................... 16

IV. GAMBARAN UMUM PENELITAN 4.1. Gambaran Umum Kelompok Tani Hurip ................................ 21 4.2. Gambaran Umum Produk ........................................................ 27

4.2.1. Bahan Baku.................................................................... 27 4.2.2. Proses Pembuatan Tepung Ubi Jalar ............................. 28

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Fungsi Tepung Ubi Jalar dan Penggunanya............................. 33 5.2. Potensi Lokal Penggunaan Tepung Ubi Jalar .......................... 36 5.3. Prospek Tepung Ubi Jalar ........................................................ 39

Page 6: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

iv

5.3.1. Informasi Tepung Ubi Jalar Di Industri......................... 39 5.3.2. Aspek Produksi .............................................................. 42 5.3.3. Aspek Organisasi ........................................................... 45 5.3.4. Aspek Pasar.................................................................... 46

5.4. Implikasi Penenlitian................................................................ 61

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ....................................................................................... 63 2. Saran.................................................................................................. 63 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 65 LAMPIRAN......................................................................................... 67

Page 7: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

v

DAFTAR TABEL

No. Halaman 1. Kandungan unsur gizi ubi jalar .................................................................. 4 2. Tingkat substitusi tepung ubi jalar terhadap terigu .................................... 6 3. Bahan terbaik bolu kukus dan brownies kukus.......................................... 12 4. Permintaan ubi jalar dalam negeri tahun 1993-2002 (ton)......................... 20 5. Realisasi eksport ubi jalar 2000-20006 ...................................................... 21 6. Tugas pengurus Kelompok Tani Hurip (KTH).......................................... 23 7. Karakteristik anggota KTH........................................................................ 25 8. Varietas unggul ubi jalar, hasil rata-rata, umur panen, dan kadar pati....... 28 9. Keragaman hasil olahan tepung ubi jalar ................................................... 33 10 Perkembangan harga rata-rata tepung terigu dan minyak goreng tahun

2006, januari, februari, maret 2007 ............................................................ 37 11. Penyampaian informasi tepung ubi jalar kepada industri .......................... 40 12. Rendemen ubi jalar .................................................................................... 42 13. Luas lahan, produktivitas, dan produksi ubi jalar di kabupaten Bogor...... 44 14. Minat industri dalam mencoba tepung ubi Jalar ........................................ 47 15. Tabulasi penyampaian informasi dan minat konsumen ............................. 50

Page 8: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

vi

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman 1. Siklus PAR................................................................................................. 8 2. Kerangka pemikiran konseptual................................................................. 13 3. Saluran pemasaran ubi jalar sebelum pendampingan ................................ 22 4. Proses fasilitasi (dengan menggunakan FGD) ........................................... 26 5. Saluran pemasaran ubi jalar setelah pendampingan................................... 26 6. Proses pembuatan tepung ubi jalar............................................................. 30 7. Ampas dan endapan yang dikeringkan ...................................................... 32 8. Hasil percobaan pembuatan kue dari tepung ubi jalar oleh KTH .............. 35 9. Persentase industri sumber informasi ........................................................ 36 10. Grafik perkembangan harga tepung terigu dan minyak goreng................. 37 11. Grafik kebutuhan tepung perbulan............................................................. 38 12. Bahan baku percobaan pembuatan tepung ubi jalar oleh KTH.................. 43 13. Perkembangan produksi ubi jalar............................................................... 45 14. Persentase penyampaian informasi tepung ubi jalar di industri................. 47 15. Grafik presentase harapan harga tepung ubi jalar ...................................... 57 16. Saluran distribusi tepung ubi jalar.............................................................. 59 17. Saluran distribusi tepung terigu ................................................................. 60

Page 9: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

vii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman 1. Kuisioner penelitian ................................................................................... 67 2. Varietas unggul ubi jalar dan karakteristiknya........................................... 70 3. Sumber informasi penelitian ...................................................................... 71 4. Data kebutuhan tepung pada industri......................................................... 72 5. Informasi tepung ubi jalar dalam industri dan atribut yang diharapkan .... 73 6. Struktur organisasi KTH ........................................................................... 74 7 Proses PAR ................................................................................................ 75

Page 10: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Denpasar pada tanggal 18 September 1985. Penulis

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan M. Natsir dan Nina

Martini.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Kartika Udayana-IX

Denpasar pada tahun 1991 sampai 1997. Pada tahun 1997, penulis melanjutkan

pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 6 Denpasar dan

melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umun Negeri 1 Denpasar pada

tahun 2000 sampai dengan 2003. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut

pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor

(USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan organisasi

interen dan eksteren kampus. Diantaranya Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia

cabang Bogor dan menjadi pengurus pada dua masa periode. Departemen

Komunikasi-Bidang Organisasi GMKI cabang Bogor masa bakti 2005-2006 dan

Wakil Sekretaris Cabang GMKI cabang Bogor 2006-2007. Penulis juga aktif

dalam organisasi interen kampus seperti PMK dan Com@. Menjadi staf POK

dalam kepengurusan Com@ masa bakti 2005-2006. Selain itu penulis aktif dalam

kegiatan kepanitiaan acara-acara di dalam dan luar kampus.

Page 11: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas

segala karunia-Nya sehingga penulis dapat meneyelesaikan penelitian dan

penyusunan skripsi ini. Skripsi ini berjudul Prospek Pemasaran Tepung Ubi

Jalar Ditinjau Dari Potensi Permintaan Industri Di Wilayah Bogor (Studi

Kasus : Kelompok Tani Hurip Desa Cikarawang) yang disusun sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Ubi jalar merupakan salah satu komoditas tanaman pangan sumber

karbohidrat penghasil energi selain beras yang kurang dimanfaatkan masyarakat.

Masa simpan ubi jalar yang cukup pendek menjadikan komoditi ini mudah rusak,

oleh karena itu perlu dilakukan upaya pengolahan pasca panen, seperti mengolah

ubi jalar menjadi tepung yang nantinya akan dipasarkan Oleh karena itu, perlu

diketahui bagaimana prospek pemasaran tepung ubi jalar tersebut.

Dalam proses pembuatan skripsi ini, penulis sepenuhnya sadar akan

banyaknya dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak

langsung, oleh karena itu ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya penulis

ucapkan kepada :

1. Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS sebagai dosen pembimbing yang telah

memotivasi, mengarahkan dan membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

2. Ibu Mimin Aminah, ibu Nesti, pak Eko, pak Agus, pak Yayan, dan pak Anto

selaku pembimbing lapang yang banyak membantu dalam proses fasilitasi dan

tempat bertukar pikiran selama proses pengerjaan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc dan Eko Rudi Cahyadi, S.Hut, MM. Selaku

dosen penguji yang memberikan banyak kritik dan saran.

4. Kedua orang tua, M. Natsir dan Nina Martini serta adik-adikku Feronic dan

Nicowall, yang telah terus memberikan dukungan moril, spiritual dan materiil

kepada penulis. Semoga penulis dapat memberikan yang terbaik untuk

membalas semuanya.

Page 12: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

5. Seluruh staf pengajar Departemen Manajemen yang telah memberikan ilmu

dan pengetahuan kepada penulis serta Tata Usaha yang banyak membantu

selama masa perkuliahan sampai penulis menyelesaikan studinya.

6. Kelompok Tani Hurip khususnya pengurus dan tim rencana usaha. Terima

kasih atas waktu, tempat dan ilmu yang telah kita bagi bersama. Semoga

usaha yang dijalankan dapat berjalan sukses.

7. Yennz, Indro, Tati, Rin_chan, Mirdut dan rekan-rekan PAR lainnya yang

berkontribusi terhadap penulisan ini. Terima kasih banyak untuk semuanya.

8. Cornelia, Veby, Yermia, dan Elisabeth, sebagai teman satu bimbingan yang

telah banyak memotivasi dan teman bertukar pikiran.

9. Rekan-rekan satu angkatan jurusan Manajemen, rekan-rekan GMKI, PMK,

Com@, Brahmacarya dan PILI. Terimakasih dukungan, saran, dan doanya.

10. Bisuk yang telah meminjamkan printernya, yang sangat membantu

penyelesaian skripsi ini dan Sasti yang telah menyediakan tempatnya untuk

penulis menginap selama mencari data di daerah Cibinong dan sekitarnya.

11. Pacuz oks, Ipeh, Yayuk, Ulfa, L-Se, Rin2, Ettoy, Amiko, Bojongky, Yanz,

Adit, Ruslan, Mbo-e, Septi-tonk, Go-Yu. Terima kasih atas dukungan dan

kebersamaannya serta keceriaannya selama ini.

12. Eyang, Silvia, Dimi, Katya, mbk Mpit serta saudara-saudara di Wisma Rosa

atas bantuannya dalam tukar pikiran, sebagai stylist, tempat curhat, doa dan

motivasinya.

13. Teman-teman dunia maya yang telah memberikan banyak ide dan membantu

menghilangkan kejenuhan selama proses penulisan. Serta pihak-pihak yang

telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Berbagai Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,

sehingga penulis sangat terbuka untuk menerima kritik dan masukan yang

konstruktif, agar skripsi ini berguna bagi orang banyak, khususnya para

pengusaha kecil yang bergerak di sektor pertanian.

Bogor, Agustus 2007

Penulis

Page 13: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ubi jalar merupakan komoditas tanaman pangan sumber

karbohidrat penghasil energi. Selain sebagai sumber karbohidrat, ubi jalar

juga mengandung zat gizi lain yang cukup penting seperti protein, lemak,

serat, kalsium, fosfor, zat besi, karoten, vitamin B1, B2, C. Namun,

masyarakat kurang memanfaatkan ubi jalar sebagai bahan pangan selain

beras. Hal ini disebabkan oleh pola pangan masyarakat Indonesia pada

umumnya yang mengikuti pola pangan masyarakat terdahulu, yang

menjadikan nasi sebagai makanan utama. Masa simpan yang cukup pendek menjadi salah satu kelemahan ubi

jalar, Karena sifatnya yang mudah busuk, maka perlu dilakukan suatu

upaya pasca panen agar ubi jalar memiliki masa simpan yang lebih panjang.

Selama ini sebagian besar ubi jalar dijual dalam keadaan mentah, sehingga

resiko untuk menjadi rusak semakin tinggi dan memiliki nilai tambah yang

kecil. Selain untuk memperpanjang masa simpan, pengolahan pasca panen

dapat digunakan untuk meningkatkan nilai tambah dari ubi tersebut. Salah

satu upaya dalam pengolahan pasca panen adalah mengolah ubi menjadi

tepung atau pati ubi jalar. Kelompok Tani Hurip (KTH) memilih untuk mengolah ubi jalar

menjadi tepung sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan masa

simpan ubi jalar tersebut. Dalam membuat suatu produk, produsen perlu

untuk melihat pasar yang akan dituju dan mengetahui prospek pasar dan

potensi permintaan dari pasar tersebut. Potensi permintaan pasar terhadap

tepung ubi jalar dapat dijadikan suatu acuan dalam menjalankan proses

produksi tepung ubi jalar nantinya. Penelitian ini menggunakan metodologi Riset Aksi Partisipatif (RAP)

dalam menggali lebih dalam potensi dan keinginan masyarakat, yang dapat

digunakan untuk kemajuan bersama. Metode ini juga akan terus digunakan

dalam mengumpulkan informasi guna memecahkan masalah yang ada. RAP

digunakan dengan mengajak masyarakat dalam pencarian informasi yang

dapat dilakukan bersama masyarakat dan mengolah informasi tersebut

bersama masyarakat dengan batasan tertentu. Penggalian lebih dalam

dilakukan dengan menggunakan teknik focus group discusion. Dari hasil

Page 14: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

2

diskusi dengan kelompok tani Hurip didapatkan kesimpulan bahwa

komoditi yang potensial untuk dikembangkan di daerah ini salah satunya

adalah ubi jalar. Kelompok Tani Hurip (KTH) juga ingin mengembangkan

komoditi tersebut menjadi sebuah produk olahan yang dapat memberi nilai

tambah. Sehingga dibuat beberapa kesepakatan, salah satunya untuk

membuat perencanaan pendirian pabrik tepung ubi jalar.

1.2. Perumusan Masalah

Tepung ubi jalar belum banyak dikenal oleh masyarakat luas

meskipun penelitian pengembangannya sudah dilakukan sejak lama. Tepung

ubi jalar sendiri nantinya dapat dijadikan sebagian produk substitusi dari

tepung terigu yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan kue,

mie, dan produk-produk yang menggunakan tepung terigu sebagai bahan

bakunya, atau dapat pula dijadikan sebagai tepung komposit (teknologi

tepung campuran). Dalam proses pembuatannya, tepung ubi jalar tidak jauh

berbeda dengan pembuatan tepung singkong, begitu pula dengan pembuatan

patinya yang tidak jauh berbeda dengan proses pembuatan pati singkong

atau yang biasa disebut tapioka. Namun, dalam diskusi yang dilaksanakan

dengan masyarakat, mereka memilih untuk membuat suatu perencanaan

mengenai usaha tepung ubi jalar, karena dianggap pesaingnya masih sedikit,

jadi masih memiliki kesempatan yang luas dalam menjual produknya

nantinya. Dalam membuka suatu usaha, pasar menjadi salah satu tujuan utama

produk yang akan dibuat. Oleh karena itu dirasakan penting dalam melihat

prospek pasar dari tepung ubi jalar ini dan nantinya akan digunakan dalam

menentukan cara untuk memasuki pasar yang ada. Begitu pula dengan

potensi permintaan pasar, yang perlu untuk kita lihat untuk mengetahui

perkiraan permintaan yang dapat kita penuhi. Tepung ubi jalar tersebut

nantinya akan di pasarkan ke konsumen, dengan tujuan utama adalah

konsumen yang bergerak di bidang industri pangan. Bogor menjadi tujuan

pertama, karena melihat perkembangan yang cukup bagus pada industri

pengolahan pangan seperti toko atau pabrik roti, pabrik mie, dan lain-lain.

Dari permasalahan diatas, dapat dirumuskan bahwa produsen

tepung ubi jalar perlu mengetahui:

Page 15: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

3

a. Apa fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya?

b. Bagaimana prospek pasar tepung ubi jalar, terutama bagi industri di

Bogor? c. Bagaimana potensi permintaan tepung ubi jalar pada industri di Bogor?

1.3. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat

menggunakannya. b. Mengetahui prospek pasar tepung ubi jalar, terutama dalam industri.

c. Mengetahui potensi permintaan tepung ubi jalar pada industri.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

a. Kelompok Tani Hurip sebagai bahan pertimbangan dalam menjalankan

usaha, khususnya pemasaran tepung ubi jalar.

b. Pembaca, khususnya yang akan atau tengah membuat usaha tepung ubi

jalar c. Peneliti lain sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut.

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Penelitian dilakukan untuk melihat peluang dalam mengembangkan

produk olahan ubi jalar menjadi tepung yang dikembangkan oleh Kelompok

Tani Hurip. Mengetahui potensi permintaan tepung ubi jalar pada industri

pangan. Penelitian dilakukan di Bogor karena di Bogor dilihat cukup banyak

industri pengolahan pangan seperti pabrik roti, pabrik mie, dan lain-lain.

Serta Bogor merupakan wilayah sasaran utama Kelompok Tani Hurip

(KTH) dalam memasarkan tepung ubi jalar.

Metode Riset Aksi Partisipatif akan dilakukan bersama masyarakat

dalam sebagian proses pengerjaannya. Diantaranya dalam penentuan

produk yang dikembangkan, penentuan pasar sasaran, penentuan wilayah

sasaran, mencari bahan mengenai tepung ubi jalar di perpustakaan, serta

bersama menghitung jumlah potensi permintaan industri.

Page 16: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Ubi Jalar

Indonesia merupakan negara penghasil ubi jalar terbesar ketiga

setelah China dan Vietnam. Ubi jalar sebagai tanaman palawija ditanam dan

dijual sebagai sumber pendapatan bagi para petani. Masa tanam ubi jalar

relatif pendek jika dibandingkan dengan umbi-umbian lainnya, selain itu

tanaman ini juga dapat tumbuh di lahan kering atau ladang dan memiliki

varietas yang beragam dan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan. Ubi jalar

dapat dipanen mulai umur 3,5 bulan setelah tanam, tergantung pada jenis

atau varietasnya. Penundaan masa panen hanya dapat dilakukan selama 1

bulan dari masa panen seharusnya untuk menghindari hama boleng yang

sering menyerang ubi jalar. Pembibitan dapat dilakukan dengan berbagai

cara diantaranya setek pucuk, setek batang, dan tunas umbi yang disemai

secara khusus (Suprapti, 2003). Tabel 1. Kandungan Unsur Gizi Ubi jalar Kadar/100 g bahan

Unsur Gizi Ubi Putih Ubi Merah Ubi Kuning Kalori (kal) 123,00 123,00 136,00Protein (g) 1,80 1,80 1,10Lemak (g) 0,70 0,70 0,40Karbohidrat (g) 27,90 27,90 32,30Kalsium (mg) 30,00 30,00 57,00Fosfor (mg) 49,00 49,00 52,00Zat Besi (mg) 0,70 0,70 0,70Natrium (mg) - - 5,00Kalium (mg) - - 393,00Niacin (mg) - - 0,60Vitamin A (SI) 60,00 7.700,00 900,00Vitamin B1 (mg) 0,90 0,90 900,00Vitamin B2 (mg) - - 0,04Vitamin C (mg) 22,00 22,00 35,00Air (g) 68,50 68,50 -Bagian daging (%) 86,00 86,00 -

Sumber: Direktorat Gizi, Depkes R.I., 1981. dalam Suprapti, 2003.

Ubi jalar merupakan salah satu komoditas pertanian sumber

karbohidrat selain padi, ubi kayu, jagung dan lain-lain. Selain sumber

Page 17: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

5

karbohidrat ubi jalar juga mengandung vitamin A, C, dan mineral. Ubi jalar

yang umbinya berwarna ungu mengandung anthocyanin yang berfungsi

sebagai pencegah penyakit kanker. Sedangkan ubi jalar yang umbinya

berwarna kuning banyak mengandung vitamin A, bahkan beberapa varietas

diantaranya memiliki dosis yang sebanding dengan wortel. Ubi jalar dapat

dimanfaatkan sebagai (1) pangan segar atau olahan untuk konsumsi

manusia, (2) pakan segar atau kering untuk ternak, dan (3) diolah menjadi

pati atau tepung untuk industri pangan ataupun non-pangan. Namun, ubi

jalar sebagai tanaman pangan sumber karbohidrat kurang dimanfaatkan

oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh pola pangan masyarakat Indonesia

pada umumnya yang mengikuti pola pangan masyarakat terdahulu, yang

menjadikan nasi sebagai makanan utama.

Ubi jalar tergolong dalam umbi-umbian dari tumbuhan semak

bercabang dan memiliki daun berbentuk segitiga yang berlekuk-lekuk

dengan bunga berbentuk payung. Kandungan unsur gizi yang terdapat

dalam ubi jalar tidak hanya berasal dari umbinya saja, namun berasal dari

daunnya juga. Di antara bahan pangan sumber karbohidrat, ubi jalar

memiliki keunggulan lain yang penting bagi masyarakat Indonesia,

berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut: (1) ubi jalar mudah diproduksi

pada berbagai lahan dengan produktivitas antara 20-40 t/ha umbi segar; (2)

kandungan kalori per 100 g cukup tinggi, yaitu 123 kal dan dapat

memberikan rasa kenyang dalam jumlah yang relatif sedikit; (3) cara

penyajian hidangan ubi jalar mudah, praktis dan sangat beragam, serta

serasi (compatible) dengan makanan lain yang dihidangkan; (4) harga per

unit hidang murah dan bahan mudah diperoleh di pasar local; (5) dapat

berfungsi dengan baik sebagai substitusi dan suplementasi makanan sumber

karbohidrat tradisional nasi beras; (6) bukan jenis makanan baru dan telah

dikenal secara turun temurun oleh masyarakat Indonesia; (7) rasa dan

teksturnya sangat beragam, sehingga dapat dipilih yang paling sesuai dengan

selera konsumen (Zuraida dan Supriati, 2001). 2.1.2. Tepung Ubi Jalar

Tepung ubi jalar adalah hancuran ubi jalar yang dihilangkan kadar

airnya (Suprapti, 2003). Komoditas hasil pertanian, secara umum, memiliki

masa simpan yang relatif pendek. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan

Page 18: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

6

yang lebih lanjut dengan tujuan untuk memperpanjang masa simpan

(mengawetkan) komoditas tersebut. Pengolahan ubi jalar menjadi tepung

merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memperpanjang

masa simpan dan meningkatkan nilai tambah. Pengolahan ubi jalar menjadi

tepung ubi jalar melalui beberapa proses yang terbagi dalam dua tahap yaitu

tahap persiapan dan tahap pembuatan. Tahap persiapan terdiri atas: (1)

sortasi/pemilihan bahan; (2) pengupasan/pengerokan atau pemotongan; (3)

perendaman; (4) pemarutan; (5) penyiapan larutan pemutih. Tahap

pembuatan terdiri dari (1) pemutihan; (2) pemerasan atau penyaringan; (3)

pengendapan pati; (4) pemisahan pati; (5) pencampuran; (6) pengeringan;

(7) penggilingan; (8) penyempurnaan pengeringan; (9) pengemasan

(Suprapti, 2003).

Hasil kajian Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-

Umbian Malang menyatakan bahwa tepung kasava dan tepung ubi jalar

mampu menyulih tepung terigu untuk berbagai produk pangan. Hal ini

diharapkan dapat mengurangi import gandum sebagai bahan baku terigu

nantinya. Karena tepung ubi jalar dapat dijadikan sebagai produk substitusi

tepung terigu, dengan kadar yang berbeda-beda sesuai produk olahannya

(Tabel 2). Tepung ubi jalar dapat dibuat sebagai bahan baku pembuatan

beberapa jenis makanan berbahan dasar tepung.

Tabel 2. Tingkat substitusi tepung ubi jalar terhadap terigu Jenis produk Daya substitusi tepung ubi jalar (%)

Roti 20 Mie 20 Cake 100 Cookies 50

Sumber: Heriyanto dan Achmad (1998)

2.1.3. Kelompok Tani dan Industri Kecil

Sesuai dengan SK Menteri Pertanian No. 93/Kpts/OT. 210/3/97,

Tanggal 18 Maret 1997. Menyatakan kelompok tani adalah Kumpulan

petani yang tumbuh berdasarkan keakraban dan keserasian, serta kesamaan

kepentingan dalam memanfaatkan sumber daya pertanian untuk bekerja

sama meningkatkan produktivitas usahatani dan kesejahteraan anggotanya.

Page 19: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

7

Kelompok tani memiliki ciri-ciri (1) Ikatan didalam kelompok

tersebut didasarkan kepada keserasian (mempunyai minat, pandangan,

kesenangan, dan kepentingan yang sama) sehingga menimbulkan saling

pengertian antar sesama anggota, kerjasama yang baik serta kecenderungan

para anggota untuk mengikuti dan mentaati keputusan yang telah dibuat

bersama. (2) Diantara anggota dan ketua atau diantara sesama anggota

terjalin hubungan yang luwes dan wajar sehingga hubungan komunikasi

dapat berjalan dengan lancar. (3) Adanya kegiatan yang bersifat informal.

(4) Anggota adalah petani yang berada dalam lingkungan pengaruh seorang

kontak tani yang bertindak sebagai ketua kelompok. Tujuan dari kelompok

tani adalah untuk memudahkan penerapan dan penyebaran teknologi baru,

dengan melakukan kegiatan bersama yang dipimpin oleh ketua kelompok

dan juga untuk mendiskusikan ide atau gagasan baru, membentuk opini

sampai kepada pengambilan keputusan. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang

dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan

rancang bangun dan perekayasaan industri1. Usaha kecil merupakan

kelompok usaha yang dimiliki oleh penduduk Indonesia dengan jumlah nilai

asset kurang dari Rp. 600 juta di luar nilai tanah dan bangunan yang

digunakan (Departemen Perindustrian RI, 1991). Dalam usaha kecil terdapat

dua aspek penting yang perlu diperhatikan diantaranya adalah aspek

penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokan perusahaan ditinjau

dari jumlah tenaga kerja yang diserap dalam gugusan atau kelompok

perusahaan tersebut (Pertomo dan Soejoedono, 2004). Departemen KUMKM (2004) mendefinisikan Usaha Kecil sebagai

kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria berikut:

1. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000 (dua

ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha 2. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1000.000.000

3. milik warga negara indonesia

4. berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung

1 Undang-Undang Tentang Perindustrian

Page 20: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

8

maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha

Besar

5. berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan

hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum (termasuk

koperasi). Oleh karena Industri Kecil tergolong dalam batasan Usaha Kecil menurut

Undang-undang No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil, maka batasan

Industri Kecil didefinisikan sebagai berikut : “Industri Kecil adalah kegiatan

ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah-tangga maupun

suatu badan, bertujuan untuk memproduksi barang ataupun jasa untuk

diperniagakan secara komersial, yang mempunyai kekayaan bersih paling

banyak Rp.200 juta, dan mempunyai nilai penjualan per tahun sebesar Rp.1

milyar atau kurang.” 2.1.4. Prospek Pemasaran

Masu’ud menyatakan prospek adalah gambaran mengenai masa

depan. Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk

dengan pihak lain (Kotler.2002). Prospek pemasaran adalah gambaran

peluang untuk menawarkan suatu produk dimasa akan datang. Analisis

prospek pemasaran melihat faktor-faktor yang dapat memberikan potensi

penyerapan produk terhadap jumlah produk, jumlah dan penyebaran

penduduk atau industri, jumlah tempat penjualan, jumlah potensi lokal

pengguna produk dan data pendukung lainnya yang diperlukan. Tujuannya

adalah untuk mengetahui tingkat prospek pemasaran produk dan apakah

usaha tersebut layak untuk dijalankan. 2.1.5. Riset Aksi Partisipatif / Participatory Action Research (PAR)

Penelitian Aksi merupakan “penelitian sistematis yang dilaksanakan

bersama (kolektif), saling bekerjasama (kolaboratif), merupakan refleksi

diri, bersifat kritis dan dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam

penelitian tersebut” (McCutcheon and Jung 1990 dalam CIFOR 2004).

Penelitian aksi partisipatif memiliki dasar filosofis ilmu-ilmu kritis dengan

permasalahan yang dinyatakan dalam sebuah situasi berdasarkan nilai-nilai

yang telah diklarifikasi. Dalam pertemuan negara dunia ketiga mengenai penelitian

partisipatif, disusun 16 prinsip Penelitian Aksi Partisipatif (McTaggart 1989

Page 21: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

9

dalam CIFOR 2004), yaitu : (1) Sebuah pendekatan untuk memperbaiki

praktek sosial dengan jalan merubahnya; (2) bergantung pada partisipasi

nyata; (3) kolaboratif; (4) membangun komunitas dengan sikap kritis-diri;

(5) sebuah proses belajar yang sistematis; (6) melibatkan orang-orang dalam

membangun teori mengenai praktek sosial mereka sendiri; (7) mengajak

orang-orang menempatkan praktek, ide-ide dan asumsi mereka mengenai

institusi untuk diuji; (8) melibatkan pembuatan catatan; (9) mengajak

partisipan memahami pengalaman mereka sendiri secara obyektif; (10)

sebuah proses politik; (11) melibatkan pembuatan analisis kritis; (12)

dimulai dengan hal yang kecil; (13) dimulai dengan siklus kecil; (14) dimulai

dengan kelompok kecil; (15) memperbolehkan dan mengharuskan partisipan

membuat catatan; (16) memperbolehkan dan mengharuskan partisipan

memberikan sebuah alasan yang memberi justifikasi kerja sosial

(pendidikan) mereka kepada yang lain.

Yang menjadi tujuan dasar dalam penelitian aksi partisipatif adalah

menyingkap dan memahami apa yang membatasi keadilan dan mendukung

hegemoni untuk membebaskan individu dari kesadaran yang tidak benar

dan merubah praktek sosial agar lebih adil. PAR berguna sebagai

pemberdayaan terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian,

kerjasama yang dilakukan secara partisipasi tiap pihak, masing-masing

pihak memperoleh pengetahuan, dan terjadi perubahan sosial. Untuk

mencapai tujuan tersebut peneliti dapat menggunakan siklus penelitian aksi

yang secara bertahap yaitu: perencanaan, aksi, pengamatan dan refleksi

(Zuber-Sker rit 1991 dalam CIFOR 2004) yang biasa disebut siklus PAR.

Gambar 1. Siklus PAR

Page 22: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

10

Penelitian Aksi Partisipatif digunakan untuk memberdayakan

masyarakat dengan memfasilitasi mereka untuk memecahkan masalah

secara partisipasi. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat mengerti dan

dengan pendekatan evaluasi menggunakan Focus Group Discusion

masyarakat dapat memperoleh pemecahan masalah berasal dari masyarakat

sendiri. Tugas fasilitator memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat

membantu masyarakat memikirkan mengapa dan bagaimana seharusnya

terjadi dan mengarahkan jalannya diskusi. Narayan (1996) membedakan waktu penggunaan pendekatan

konvensional dengan pendekatan partisipati. Pendekatan konvensional

digunakan pada saat data yang dibutuhkan kebanyakan kuantitatif, saat aksi

tidak lanjut tidak jelas, isu yang ditujukan tidak sensitif. Pendekatan

konvensional juga digunakan saat maksud penelitian tidak memasukan

keterlibatan komunitas dalam program, dan jika waktu dan sumber

memaksa dengan serius. Sedangkan penggunaan pendekatan partisipasi

dilakukan untuk mengadakan hubungan dan komitmen untuk menggunakan

hasil penelitian. Digunakan jika ketertarikan dan keterlibatan masyarakat

berpusat pada penerimaan tujuan program serta saat informasi yang

didapat kompleks atau sensitif. Jika isu utama tidak dapat dikenali atau

relatif tidak dapat didefinisikan. 2.1.6. Penelitian Terdahulu

Rumahorbo (1992) dalam penelitiannya mengenai prospek pemasaran

produk pahala PT. Asuransi Kerugian X mengatakanan bahwa produk

pahala didukung oleh beberapa faktor yang mencakup eksternal dan

internal. Produk ini mencoba meraih konsumen rumah tangga dengan

menawarkan penghematan dan kemudahan. Faktor eksternal melingkupi

prospek industri asuransi serta pasar perorangan di masa datang, sedangkan

faktor internal meliputi aspek organisasi serta kebijakan perusahaan

terutama yang menyangkut kebijaksanaan di bidang pemasaran. Pada

faktor eksternal perusahaan dilihat kondisi perekonomian secara

keseluruhan, arus keluar premi, potensi pasar perorangan di Indonesia, dan

undang-undang atau peraturan pemerintah yang mengatur mengenai

asuransi. Faktor internal perusahaan melihat aspek organisasi yang

menyangkut kantor cabang dan sumber daya manusia, serta aspek pemsaran

Page 23: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

11

yang meliputi kebijaksanaan pemasaran secara umum dan kebijaksanaan

mengenai variabel-variabel bauran pemasaran.

Durianto dan Aviantary (1992) melihat adanya prospek usaha pada

bisnis apartemen di Jakarta. Hal ini dilatar belakangi oleh adanya

peningkatan di Indonesia selama 5 tahun terakhir khususnya di Jakarta

maka dibutuhkan penyediaan sarana tempat hunian. Peningkatan investasi

dan kebutuhan sarana tempat hunian menyebakan bisnis apartemen

menjanjikan prospek yang menguntungkan diantara para pengusaha.

Sebagaimana umumnya terjadi merebaknya suatu peluang usaha selain

menjanjikan prospek juga menimbulkan permasalahan seperti makin

intensifnya persaingan. Bisnis apartemen dewasa ini ditandai pertumbuhan

sekitar 35,4% tiap tahun dari 1985 hingga 1992. Potensi permintaan tahun

berikutnya diperkirakan akan meningkat sebesar 25%, tetapi diikuti dengan

penawaran yang melonjak tajam. Sehingga diperkirakan pada akhir tahun

1995 akan tersedia sekitar 5400 unit apartemen. Akibat yang mungkin

terjadi adalah menurunnya tingkat hunian rata-rata hingga 70% pada tahun

itu. Peneliti menggunakan analisis sensitivitas variabel tingkat hunian dan

mendapatkan hasil bahwa investasi apartemen seharusnya memiliki tingkat

hunian minimal 70% dengan PBP 10,2 tahun. Tujuan pemasaran

berhubungan dengan aspek-aspek tersebut, sehingga perlu dibuatnya suatu

strategi pemasaran terpadu bagi pelaku bisnis. Nisviaty (2006) dalam penelitiannya mengatakan bahwa bolu kukus

dan brownies kukus yang berbahan dasar tepung ubi jalar klon BB00105.10

tergolong pangan yang memiliki nilai indeks glikemik dan beban glikemik

rendah. Dapat dijadikan alternatif diet, khususnya bagi penderita diabetes

melitus dan obesitas. Respon glikemik terbaik terdapat pada brownies

kukus, karena didukung oleh kadar protein, kadar lemak, dan serat pangan

larut yang lebih tinggi dari bolu kukus. Serta memiliki serat daya cerna pati

yang lebih rendah dari bolu kukus. Dalam percobaannya dilakukan

beberapa komposisi perbandingan tepung ubi jalar dan terigu yang

digunakan. Dari hasil percobaan tersebut didapat komposisi (bahan-bahan)

terbaik dalam pembuatan bolu kukus dan brownies kukus dari tepung ubi

jalar(Tabel 3)

Page 24: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

12

Tabel 3. Bahan terbaik bolu kukus dan brownies kukus Jumlah bahan Bahan

Bolu kukus Brownies kukus

Tepung ubi jalar (g) 20 100

Terigu(g) 80 0

Telur (g) 57 120

Gula pasir (g) 80 80

Air (ml) 65 -

SP (g) 4 2

GMS 1 1.6

Pasta pandan (g) 0.5 -

Susu skim (g) - 20

Coklat bubuk (g) - 14

Coklat blok (g) - 80

Mentega (g) - 40

Margarin (g) - 40

Baking powder (g) - 1

Sumber: Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian, IPB (2006)

2.2. Kerangka pemikiran konseptual

Penilaian awal yang dilakukan peneliti sebelum memulai penelitian

menunjukan bahwa ubi jalar merupakan salah satu komoditi yang cukup

dikembangkan di desa ini. Saat memutuskan komoditi yang akan digunakan

sebagai objek penelitian, masyarakat memilih ubi jalar sebagai komoditi

yang akan dikembangkan. Pemilihan kelompok tani Hurip sebagai tempat

penelitian dilakukan secara sengaja, melihat pengadaan ubi jalar di

kelompok tani cukup berkembang dan kelompok ini sendiri merupakan

kelompok yang cukup dominan.

Page 25: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

13

Di kelompok tani Hurip ini peneliti menggunakan metodologi

penelitian aksi partisipatif untuk mencari tahu keinginan masyarakat

mengenai apa yang ingin dikembangkan di desanya. Dari hasil diskusi

didapatkan bahwa masyarakat ingin membuat pengolahan ubi jalar menjadi

tepung ubi jalar. Untuk memulai suatu usaha dipandang penting untuk

melihat peluang pasar dari produk yang akan ditawarkan. Untuk itu,

peneliti beserta masyarakat melihat prospek pemasaran tepung ubi jalar,

dari potensi permintaan industri. Hasil penelitian ini nantinya akan menjadi

masukan bagi kelompok tani Hurip dalam menentukan pasar sasaran dan

penetapan strategi pemasaran selanjutnya.

Gambar 2. Kerangka pemikiran konseptual

Informasi dalam rangka pendirian usaha

tepung ubi jalar

Eksplorasi Prospek Pasar

Potensi Permintaan Industri

Analisis deskriptif

Tepung Ubi Jalar

Proses penilaian awal

Ubi Jalar

Fungsi tepung ubi jalar

Page 26: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

14

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dimulai pada bulan Februari sampai bulan Juli 2007 di

wilayah Bogor. Penentuan Kelompok Tani Hurip (KTH) sebagai tempat

penelitian, dilakukan secara sengaja setelah melalui penilaian awal yang

dilakukan dosen dan peneliti sebelumnya. Penelitian di Kelompok Tani

Hurip (KTH) telah berjalan mulai bulan Februari. Sedangkan penelitian

mengenai prospek pemasaran tepung ubi jalar yang dilakukan dengan

mencari informasi dari industri-industri kecil di Bogor, dilakukan mulai

bulan Mei sampai Juli. Bogor dipilih sebagai tempat penelitian topik ini

karena Kelompok Tani Hurip (KTH) yang akan mengembangkan usaha

tepung ubi jalar bertempat di daerah Bogor. Dan merupakan keinginan

masyarakat untuk memasarkan usahanya mulai dari Bogor. Serta melihat

perkembangan industri yang cukup berkembang di wilayah Bogor. 3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang

berasal dari berbagai sumber. Data primer berupa hasil wawancara

mendalam dengan produsen tepung ubi jalar, perusahaan yang menjadi

sumber informasi, serta konsumen akhir produk berbahan baku tepung ubi

jalar. Data mengenai kondisi atau gambaran umum Kelompok Tani Hurip

dan gambaran umum produk yang akan dikembangkan didapatkan dari

observasi/kaji lapang, Focus Group Discussion (FGD), dan wawancara

mendalam dengan pihak-pihak terkait. Data primer yang diambil dari

industri berupa data produksi dan bahan baku industri tersebut serta

potensi atau perkiraan permintaan tepung ubi jalar oleh industri tersebut,

dan minat menggunakan tepung ubi jalar. Perusahaan yang dijadikan

Page 27: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

15

sumber informasi merupakan industri-industri yang memproduksi produk

seperti roti, kue, cake, dodol, dan mie. Diantaranya adalah bakery atau usaha

pembuat roti dan cake, perusahaan pembuat mie, industri pembuat makanan

ringan dan dodol, serta catering. Konsumen akhir membrikan informasi

mengenai respon terhadap produk berbahan baku tepung ubi jalar.

Data sekunder merupakan studi literatur dari berbagai sumber. Data

sekunder yang digunakan berupa:

a. Alamat industri (khususnya industri yang menggunakan tepung

terigu) di kabupaten dan kota Bogor.

Sumber : Dinas Perindustrian Kabupaten Bogor

Dinas Perindustrian Kota Bogor

b. Pengolahan tepung ubi jalar.

Sumber : Skripsi

Buku

Penelitian-penelitian (perpustakaan IPB,BBIA, PSE,

CIFOR) c. Data Harga Bahan Baku, Jumlah Eksport Ubi Jalar

Sumber : Departemen Perdagangan

d. Tingkat Produktivitas Ubi Jalar di Desa Cikarawang

Sumber : UPTD Kecamatan Dramaga

3.3. Metode Penentuan Sumber Informasi

Sumber informasi dipilih yang dilihat dapat memberikan informasi

yang dibutuhkan peneliti. Sumber informasi terdiri atas produsen tepung ubi

jalar, industri yang dapat menggunakan tepung ubi jalar, konsumen akhir

dari pengolahan tepung ubi jalar, serta pustaka (literatur).

Produsen tepung ubi jalar yang dijadikan sumber informasi adalah

Kelompok Tani Hurip (KTH), CV. Kaki Patani, dan SPAT. Dalam menggali

informasi dari KTH peneliti menggunakan pendekatan aksi partisipatif

dengan menggunakan sampling pada tehnik wawancara yang digunakan.

Adapun teknik yang digunakan adalah FGD, wawancara mendalam,

observasi dimana setiap hasil dilakukan cross check antara hasil yang

didapat. Informasi diperoleh dari beberapa anggota kelompok yang aktif

dalam kegiatan-kegiatan kelompok, terutama dari pengurus dan tim

Page 28: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

16

perencanaan usaha tepung ubi jalar. CV. Kaki Patani dan SPAT dipilih

sebagai sumber informasi karena merupakan produsen tepung ubi jalar di

Indonesia yang masih aktif berproduksi sampai sekarang dan bersedia untuk

dilakukan wawancara.

Perusahaan yang dijadikan sumber informasi dipilih secara purposive

sampling melihat letak yang tersebar di kabupaten dan kota Bogor dan jenis

industri. Sumber informasi adalah industri kecil pengolahan pangan atau

yang mengolah tepung terigu menjadi produk-produk seperti roti, kue,

dodol, dan mie. Industri-industri kecil atau usaha kecil tesebut diantaranya

roti, mie basah, makanan ringan, catering, kerupuk, kue basah/kering.

Terdapat 88 perusahaan yang tercatat sebagai industri kecil yang tersebar di

wilayah Bogor2. Diambil 19 perusahaan yang dijadikan sumber informasi

yang berhubungan dengan penelitian ini. Bungin (2004) mengatakan bahwa

sampel yang dapat digunakan dalam penelitian (terutama penelitian sosial)

minimal 10%. Peneliti menggunakan 20% populasi yang dijadikan sebagai

sample, yang terdiri dari 10% dari kabupaten Bogor dan 10% dari kota

Bogor. Serta berdasarkan dari kebersediaan perusahaan untuk dimintai

keterangan atau wawancara. Konsumen akhir yang dijadikan sumber informasi merupakan orang

yang pernah mengkonsumsi produk berbahan baku tepung ubi jalar.

Penarikan sample dilakukan secara purposive sampling terhadap konsumen

yang pernah mengkonsumsi produk-produk olahan tepung ubi jalar.

Studi literatur dilakukan guna mendukung penelitian ini dengan

mencari data-data yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti yang

dijelaskan pada sub bab 3.2.

3.4. Metode Pengumpulan Data/Informasi

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan

dengan metode wawancara mendalam dengan ketiga sumber informasi.

Sedangkan dengan KTH dilakukan Focus Group Discussion (FGD),

observasi, dan wawancara mendalam. Proses pengumpulan data sebagian

dijalankan peneliti bersama Kelompok Tani Hurip (KTH) dan sebagian lagi

dikerjakan peneliti. 2 Sumber Dinas Perindustrian kota dan kabupaten Bogor 2007

Page 29: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

17

Kelompok Tani Hurip dalam penelitian ini berfungsi sebagai objek

penelitian sekaligus subjek penelitian. Kelompok Tani Hurip sebagai objek

penelitian disaat peneliti melakukan wawancara dan observasi guna

mendapatkan informasi dari KTH. Kelompok Tani Hurip sebagai subjek

penelitian disaat KTH ikut melakukan proses pengumpulan informasi

seperti melakukan FGD dengan pengelola CV. Kaki Patani dan Data atau

informasi yang dikumpulkan bersama Kelompok Tani Hurip (KTH) seperti

dalam pengumpulan informasi gambaran umum desa dan informasi terkait

pengolahan, pemasaran, serta produk tepung ubi jalar yang didapat dari

berbagai literatur dan wawancara dengan produsen tepung ubi jalar yang

sedang berjalan. Peneliti melakukan cross check dari hasil wawancara yang

didapat dari anggota Kelompok Tani Hurip (KTH) mengenai informasi

mengenai desa dengan pejabat desa lainnya. Peneliti melakukan focus group

discussion dengan Kelompok Tani Hurip (KTH) terutama tim usaha selaku

perwakilan dari kelompok tani untuk mendapatkan gambaran umum

produk. Sedangkan dengan produsen tepung ubi jalar lainnya seperti SPAT

peneliti menggunakan tehnik wawancara dengan menggunakan telephone. Informasi yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti adalah mengenai

produksi industri yang dijadikan sumber informasi. Peneliti melakukan in

depth interview dalam proses penggalian informasi dari sumber informasi,

dengan berpatokan pada kuisioner yang dibuat berdasarkan kebutuhan

informasi dari peneliti. Penggalian informasi dilakukan sendiri oleh peneliti

tanpa melibatkan Kelompok Tani Hurip karena melihat keterbatasan waktu

dan biaya yang dimiliki peneliti dan Kelompok Tani Hurip (KTH).

Informasi yang didapatkan dari konsumen didapatkan dengan

menggunakan tehnik wawancara yang dilakukan secara informal. Peneliti

memilih beberapa konsumen yang pernah mengkonsumsi produk berbahan

baku tepung ubi jalar dan melakukan wawancara secara informal untuk

melihat perspektif konsumen mengenai produk tersebut dan saran

kedepannya. Sedangkan sebagian informasi lagi yang dikumpulkan peneliti beserta

Kelompok Tani Hurip (KTH) merupakan data sekunder dari beberapa

sumber, literatur dan Instansi terkait.

3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Page 30: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

18

Penelitian ini menggunakan metodologi Participatory Action Research

(PAR) dengan diproses secara kualitatif. Penjabaran hasil informasi yang

didapat, diolah secara deskriptif. Penjelasan berupa eksploratif dan

deskriptif dikolaborasikan untuk medapatkan hasil yang diinginkan.

Kemudian hasil tersebut dibahas oleh peneliti bersama masyarakat secara

kolaboratif dalam proses penyelesaian.

Informasi yang diperoleh dianalisis menggunakan mini group

discussion yaitu diskusi dalam kelompok kecil dengan Kelompok Tani Hurip

(KTH), dalam melihat prospek pasar tepung ubi jalar. Melihat tepung ubi

jalar merupakan produk yang kurang dikenal oleh masyarakat, dan

sedikitnya pihak yang menjalankan pengolahan tepung ubi jalar (industri

tepung ubi jalar) maka data-data kuantitatif cukup sulit didapatkan. Oleh

karena itu peneliti menggunakan metode kualitatif secara eksploratif dalam

melihat prospek pemasaran. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan karakterisrik suatu

pasar dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar who, what, when,

where, why, way (Rangkuti, 2003). Analisis deskriptif merupakan teknik yang

menjabarkan data-data penelitian dalam bentuk frekuensi dan presentasi.

Data mengenai jumlah industri yang menggunakan tepung terigu dan beras

sebagai bahan baku proses produksi, data penggunaan tepung oleh masing-

masing industri, data perkiraan permintaan tepung ubi jalar oleh masing-

masing industri akan diolah secara deskriptif oleh peneliti dan masyarakat

dalam hal ini Kelompok Tani Hurip (KTH). Proses analisis ini menggunakan

microsoft excel sebagai alat bantu.

Page 31: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

19

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Pangan sebagai kebutuhan dasar manusia harus dapat dipenuhi

secara adil dan merata bagi rakyat banyak. Pangan pokok penduduk yang

hanya bertumpu pada satu sumber karbohidrat dapat melemahkan

ketahanan pangan dan menghadapi kesulitan dalam pengadaannya

(Widowati, 2003). Diversifikasi pangan (penganekaragaman pangan) dapat

menjadi jalan keluar masalah ini. Terutama melihat potensi sumberdaya

alam Indonesia yang memiliki ketersediaan dan keberagaman pangan di

setiap wilayahnya. Pangan sumber karbohidrat seperti umbi-umbian pada

umumnya digunakan sebagai bahan pangan sampingan oleh masyarakat

Indonesia. Namun jika umbi-umbian sebagai pangan sumber karnohidrat

selain beras dapat dikembangkan, akan membawa pengaruh yang cukup

berarti. Dengan pemanfaatan ubi jalar sebagai salah satu sumber pangan,

maka dapat mengurangi konsumsi beras. Sehingga akan berpengaruh pada

pengurangan jumlah import beras yang secara langsung dapat melakukan

penghematan pengeluaran devisa negara. Pemanfaatan tepung ubi jalar

mampu mensubstitusi tepung terigu. Hal ini berarti dapat mengurangi impor

gandum, yang akan berdampak pada penghematan pengluaran devisa

negara. Namun pengenalan akan manfaat ataupun edukasi pasar terhadap

pemanfaatan umbi-umbian ataupun hasil olahannya (seperti tepung ubi

jalar) perlu dilakukan oleh berbagai pihak, salah satunya adalah pemerintah

sebagai pemegang kebijakan.

Permintaan ubi jalar untuk konsumsi cenderung menurun setiap

tahunnya (khususnya tahun 1993-2002). Rendahnya konsumsi ubi jalar

Page 32: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

20

pada umumnya disebabkan oleh sederhananya pengolahan ubi jalar seperti

direbus, bakar, dan goreng. Semakin menurunnya tingkat konsumsi ubi

jalar dapat diakibatkan oleh pola konsumsi masyarakat dan program

diversifikasi pangan yang belum berjalan maksimal. Permintaan ubi jalar

sebagian besar digunakan sebagai konsumsi manusia, sekitar 2% sisanya

digunakan untuk pakan ternak, 2,5% sebagai bahan baku industri

sedangkan 10% hilang setelah proses panen dan pasca panen (Tabel 4).

Permintaan ubi jalar banyak yang berasal dari luar negri, sehingga produksi

ubi jalar sering kali di ekspor ke negara-negara maju seperti Jepang.

Tabel 4. Permintaan ubi jalar dalam negeri tahun 1993-2002 Tahun Ketersediaan Konsumsi

(ton) Industri

(ton) Pakan (ton)

Jumlah (ton)

1993 1.830.869 25.757 42.000 1.898.626 1994 1.620.746 13.810 37.000 1.671.556 1995 1.905.837 15.253 43.000 1.964.090 1996 1.773.231 9.377 40.000 1.822.608 1997 1.616.681 3.607 37.000 1.687.288 1998 1.696.846 19.660 39.000 1.755.506 1999 1.460.631 22.527 33.000 1.516.158 2000 1.608.634 24.763 37.000 1.670.397 2001 1.532.012 26.763 35.000 1.593.775 2002 1.547.092 44.010 35.000 1.626.102

Sumber: BPS dan Badan BIMAS Ketahanan Pangan, DEPTAN (1993-2002, data diolah) dalam Hafsah (2003)

Terjadi permintaan yang positif terhadap ubi jalar khususnya dari

tahun 2000 sampai tahun 2002 disektor industri. Permintaan industri ini

khususnya pada industri pengolahan ubi jalar. Tepung dan pati yang

dihasilkan selama ini oleh industri pengolahan ubi jalar sebagian besar

diekspor ke beberapa negara maju seperti Amerika, Jepang, Korea, Taiwan.

Di Indonesia terjadi peningkatan pesanan tepung ubi jalar beberapa waktu

terakhir, diantaranya dari pelaku industri dodol Garut (www.pikiran–

rakyat.com, 2006). Kurangnya informasi dan pengetahuan masyarakat mengenai

manfaat dan pengolahan pasca panen ubi jalar menyebabkan ubi jalar tidak

banyak dikembangkan di Indonesia. Namun di berbagai negara seperti

Jepang, Malaysia, Singapura dan beberapa negara lainnya yang telah

mengerti manfaat dan pengolahan ubi jalar, menerima pasokan ubi jalar

Page 33: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

21

dari Indonesia untuk diolah lebih lanjut. Seperti yang terjadi pada beberapa

komoditi pertanian Indonesia yang dijual mentah ke negara lain yang

kemudian diolah dan dijual kembali hasil olahannya ke Indonesia. Tingginya

minat masyarakat di luar negeri dan pemanfaat ubi jalar di luar negeri

dapat terlihat dari peningkatan nilai dan jumlah eksport ubi jalar ke

beberapa negara tujuan dari tahun 2000-2006 (Tabel 5). Pemanfaatan ubi

jalar dilakukan oleh masyarakat sebagai konsumen akhir dan industri yang

nantinya akan diolah kembali menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi3.

Tabel 5. Realisasi Eksport Ubi Jalar 2000-20006

Tahun Nilai (US$) Volume (KG)

2000 1.888.384 7.428.647

2001 1.964.629 8.044.597

2002 3.721.624 13.20.,276

2003 3.821.644 10.641.017

2004 5.208.844 11.821.582

2005 4.580.913 11.113.460

2006 6.259.034 11.215.834

Sumber : Departemen Perdagangan, 2007

4.1. Gambaran Umum Kelompok Tani Hurip

Desa Cikarawang sebagai salah satu desa yang terletak di Kecamatan

Dramaga di Kabupaten Bogor memiliki potensi dalam pengembangan

palawija diantaranya ubi jalar. Di desa Cikarawang terdapat empat

kelompok tani yang membawahi setidaknya 20-40 orang anggotanya,

diantaranya adalah kelompok tani Subur Jaya, kelompok tani Setia,

kelompok tani Makmur, dan kelompok tani Hurip. Dari hasil penilaian awal

didapatkan informasi bahwa kelompok tani Hurip, memiliki potensi

pengembangan palawija khususnya ubi jalar. Hasil panen yang dijual oleh

sebagian besar anggota Kelompok Tani Hurip adalah tanaman palawija,

diantaraanya ubi jalar, sedangkan padi digunakan untuk konsumsi sendiri. 3 Hasil wawancara dan studi literatur

Page 34: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

22

Hal ini berarti, petani memperoleh penghasilan hanya dari penjualan panen

palawijanya saja, yang sebagian besar dijual segar ke pasar. Melalui proses

fasilitasi yang kami jalankan para petani tersebut sadar dan ingin

meningkatkan kesejahteraanya dengan meningkatkan nilai tambah ubi jalar.

Kelompok tani Hurip telah berdiri semenjak tahun 1974 beralamat di

Kampung Carangpulang Bubulak Rt 4 Rw 3 No. 43, Dusun II, Desa

Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kelompok Tani Hurip telah mengalami 2 masa kepengurusan. Pada periode

pertama (1974-2000) kelompok ini memiliki anggota sebanyak 20 orang dan

belum terdapat struktur kelembagaan, pendeskripsian tugas-tugas pengurus

dan kelompok. Kegiatan kelompok pada masa ini sebatas pada pembagian

bibit dan belum memiliki kemajuan berarti. Pada tahun 2000 terjadi

pergantian jabatan melihat ketua kelompok periode sebelumnya sudah

semakin lanjut usianya. Pada periode II ini terdapat struktur organisasi

yang terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara. Sebelum adanya pendampingan dari peneliti dengan menggunakan

pendekatan aksi partisipatif, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KTH

sebatas pada kegiatan dari pemerintah seperti pembagian bibit. Belum ada

pemikiran aktif dari setiap anggota untuk melakukan sesuatu yang dapat

meningkatkan kesejahteraan bersama. Ketua kelompok menjadi pemeran

dominan dalam kelompok karena tidak adanya kejelasan dalam pembagian

tugas. Meskipun pada periode II kepengurusan, kelompok memiliki struktur

yang lebih lengkap karena memiliki sekretaris dan bendahara. Namun, pada

periode II ini Kelompok Tani Hurip (KTH) terlihat mulai aktif dalam

pembangunan desa. Sehingga Kelompok Tani Hurip (KTH) sering mendapat

bantuan berupa pohon, pupuk, bibit, dan traktor dari Unit Pelayanan Teknis

Dinas (UPTD) dan instansi terkait (seperti IPB). Selama ini hasil panen

kelompok tani dijual dalam bentuk segar ke tengkulak dan pasar-pasar

tradisional. Belum ada tindakan pengolahan pasca panen terhadap hasil-

hasil panennya agar dapat meningkatkan nilai tambah. Beberapa tengkulak

yang termasuk dalam keanggotaan Kelompok Tani Hurip menyalurkan ubi-

ubi tersebut ke pasar induk dan pabrik-pabrik saos rekanannya.

Page 35: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

23

Gambar 3. Saluran Pemasaran Ubi Jalar Sebelum Pendampingan

Pada bulan februari-juni para peneliti melakukan pendampingan di

Kelompok Tani Hurip. Melalui pertemuan dan diskusi yang diadakan oleh

para peneliti sebagai fasilitator, kelompok mulai membahas mengenai

peraturan-peraturan dalam kelompok karena kelompok mulai menggangap

penting untuk menetapkan peraturan dalam kelompok. Setelah melakukan 7

kali pertemuan dengan anggota kelompok melalui metode FGD, kelompok

menetapkan struktur organisasi, tugas pengurus, dan peraturan kelompok

tani hurip berdasarkan kesepakatan kelompok. Terdapat 11 orang pengurus

dalam struktur kepengurusan organisasi yang terdiri dari dua orang

penasehat, ketua kelompok, sekretaris, bendahara, seksi pertanian, seksi

kehutanan, seksi humas, seksi usaha, seksi kelompok wanita tani, dan seksi

pengairan/P3A. Pergantian nama seksi sebelumnya pernah tejadi atas dasar

kebutuhan kelompok dan saran dari penyuluh dari Unit Pelayanan Teknis

Dinas (UPTD). Tabel 6. Tugas Pengurus Kelompok Tani Hurip (KTH) Jabatan

Pengurus Tugas Pengurus

Kelompok Tani Hurip (KTH) Ketua 1. Memberdayakan anggota dan pengurus.

2. Mengkoordinasikan pengurus demi kelancaran organisasi Kelompok Tani Hurip.

Penasehat

Memberikan usulan dan saran khususnya pada ketua kelompok dan pada umumnya untuk Kelompok Tani Hurip. Sekretaris

1. Pendataan pengurus dan anggota. 2. Surat menyurat dan undangan.

Bendahara

1. Bertanggung jawab atas pengumpulan uang iuran kas. 2. Bertanggung jawab atas pengumpulan uang

pendapatan traktor. Seksi Kelompok Tani Wanita

1. Perwakilan pada saat ada pelatihan atau percobaan dari dinas.

2. Mentransfer ilmu yang didapatkan dari pelatihan atau

Petani Tengkulak Pasar i d k

Pedagang

Pabrik

konsumen

Page 36: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

24

percobaan kepada para petani khususnya kepada Kelompok Tani Hurip.

Seksi Pertanian

Mengatur dan berkoordinasi dengan seksi pengairan dan pembenihan.

Seksi Pengairan/P3A

1. Koordinasi untuk kerja bakti. 2. Mengatur dan mengkoordinasikan pola aliran air.

Seksi Humas

Memberikan informasi kepada pengurus dan anggota baik informasi yang berasal dari pihak eksternal dan pihak internal Kelompok Tani Hurip.

Seksi Kehutanan

Mengatur pembagian bibit atau benih yang berasal dari dinas kepada para petani.

Seksi Usaha

1. Mengolah bahan baku yang tersisa. 2. Memasarkan hasil bumi para petani Kelompok Tani

Hurip. Sumber: Dokumen Kelompok Tani Hurip (KTH)

Perumusan awal tugas pengurus kelompok tani Hurip dan peraturan-

peraturan yang berlaku dilakukan oleh ketua dan sekretaris kelompok yang

didampingi oleh para peneliti sebagai fasilitator. Selanjutnya dirumuskan

lagi secara bersaa-sama oleh para pengurus kelompok tani yang lain.

Kemudian dibawakan pada rapat kelompok tani dimana para fasilitator saat

itu menjadi pihak luar yang hanya memberikan pandangan secara umum

namun tak terlalu terlibat didalamnya. Dari diskusi atau rapat tersebut,

terdapat kesepakatan mengenai tugas pengurus (Tabel 6) dan peraturan

kelompok tani. Adapun peraturan-pertauran kelompok tani tersebut meliputi:

1. Hak untuk Anggota Kelompok Tani Hurip (KTH):

a. Pengurus dan anggota Kelompok Tani Hurip akan mendapatkan

bibit (bantuan/program pemerintah) dengan syarat menghadiri

kegiatan yang diadakan Kelompok Tani Hurip minimal sebesar 80%.

Pengurus dan anggota hanya mengganti biaya transportasi

pengambilan bibit (bantuan/program pemerintah).

b. Pengurus dan anggota akan mendapatkan kartu pengenal Kelompok

Tani Hurip. Kartu ini berfungsi sebagai:

1. Kartu pengenal Kelompok Tani Hurip

2. Kartu pengambilan bibit (bantuan/program pemerintah).

c. Pengurus dan anggota Kelompok Tani Hurip akan mendapatkan

pinjaman modal yang berasal dari iuran wajib pengurus dan anggota.

Dengan syarat:

Page 37: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

25

1) Anggota aktif (menghadiri kegiatan yang diadakan Kelompok

Tani Hurip minimal sebesar 80%).

2) Mempunyai lahan.

2. Kewajiban bagi Anggota Kelompok Tani Hurip (KTH):

a. Mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Kelompok Tani Hurip.

b. Membayar iuran wajib bulanan sebesar Rp. 5000,- yang akan

digunakan untuk simpan pinjam dan keperluan Kelompok Tani

Hurip. c. Mengikuti dan menghadiri rapat bulanan kelompok yang diadakan

sebulan sekali selama setahun kepengurusan.

d. Hasil panen anggota harus dijual kepada Kelompok Tani Hurip.

Sesuai dengan harga pasar yang berlaku.

3. Sanksi bagi Anggota Kelompok Tani Hurip (KTH), yaitu jika dua kali

(dalam satu tahun kepengurusan) tidak hadir dalam rapat bulanan,

maka akan mendapatkan sanksi dari Kelompok Tani Hurip. Sanksinya

sebagai berikut:

a. Jika tidak hadir satu kali dalam rapat bulanan, maka akan

mendapatkan peringatan dari Kelompok Tani Hurip.

b. Jika tidak hadir dua kali dalam rapat bulanan, maka yang

bersangkutan tidak akan mendapatkan bibit (bantuan/program

pemerintah) dan pinjaman modal dari Kelompok Tani Hurip.

4. Penghargaan untuk Anggota Kelompok Tani Hurip (KTH), yaitu bagi

anggota yang kehadirannya 100% (untuk setiap kegiatan Kelompok

Tani Hurip) akan mendapatkan hadiah dari kelompok. Penghargaan ini

diberikan setiap satu tahun sekali.

Tabel 7. Karakteristik anggota KTH Karakteristik

Anggota Kelompok Tani Hurip Persentase

(%) Muda (< 26 tahun) 14,29 Sedang (26 - 40 tahun) 17,86 Usia

Tua (> 40 tahun) 67,86 Rendah (tamat/tidak tamat SD) 60,71 Sedang (SLTP) 7,14 Pendidikan

Tinggi (SLTA) 32,14 Wiraswasta 21,43 Petani 53,57 Pedagang 7,14

Pekerjaan Utama Buruh Tani 7,14

Page 38: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

26

Karyawan Swasta 7,14 Supir 3,57 Tidak luas (< 2.100 m²) 42,86 Sedang (2.100 - 10.000 m²) 50

Luas lahan Luas (> 10.000 m²) 7,14

Baru (< 6 tahun) 17,86 Sedang (6 - 10 tahun) 10,71

Pengalaman Bertani Lama (> 10 tahun) 71,43

Anggota KTH yang berjumlah 28 orang ini terdiri atas 19 orang

anggota yang berusia >40 tahun (67,86%), 5 orang yang berusia 26-40 tahun

(17,86%), dan 4 anggota yang berusia <26 tahun (14,29%). Dengan tingkat

pendidikan sebagian besar adalah rendah (tamat/tidak tamat SD) yaitu

sebesar 17 orang (60,71%), sedang (SLTP) sebanyak 2 orang (7,14%), dan

tinggi (SLTA) sebanyak 9 orang (32,14%). Dari 28 orang anggota kelompok

tani tersebut, sebagian besar anggotanya memiliki pengalaman bertani lebih

dari 10 tahun yaitu sebanyak 20 orang (71,43%).

Berdasarkan kategorisasi tersebut maka sumberdaya manusia yang

berasal dari anggota kelompok tani sendiri masih terbilang kurang. Untuk

itu kelompok tani dapat menggunakan sumberdaya manusia yang berasal

dari keluarga anggota kelompok tani ataupun warga desa setempat.

Selanjutnya kelompok tani sepakat untuk membuat tim rencana

usaha yang terdiri dari perwakilan anggota kelompok, secara khusus di

fasilitasi oleh para peneliti dalam proses pembuatan rencana usaha. Terjadi

beberapa kali pergantian rencana usaha yang akan dibuat oleh kelompok.

Sampai pada akhirnya kelompok sepakat untuk membuat rencana usaha

penggilingan padi dan tepung ubi jalar. Perencanaan pendirian usaha ini

dibuat untuk meningkatkan kesejahteraan anggota KTH, karena

diharapkan dari usaha yang dijalankan dapat membantu desa khususnya

KTH dalam peningkatan kesejahteraan. Rencana usaha yang disepakati

untuk dibuat oleh KTH adalah usaha pembuatan tepung ubi jalar dan usaha

penggilingan padi. Sehingga dibentuk 2 tim penyusun rencana usaha yang

terdiri dari perwakilan anggota KTH dan didampingi oleh beberapa orang

peniliti yang bertugas sebagai fasilitator dalam tim tersebut.

Page 39: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

27

Gambar 4. Proses Fasilitasi (dengan menggunakan FGD)

Terlihat terjadi suatu perubahan dalam masyarakat baik pola pikir

dan kehidupan sosial. Kelompok Tani Hurip mulai berfikir dan aktif untuk

bersama-sama membangun kelompok dan meningkatkan kesejahteraan

anggotanya. Sehingga tidak terjadi dominasi pada salah satu pihak. Terjadi

perubahan pola saluran pemasaran ubi jalar yang coba di terapkan di

kelompok ini.

Gambar 5. Saluran Pemasaran Ubi Jalar Setelah Pendampingan

4.2. Gambaran Umum Produk

Salah satu usaha yang akan dijalankan oleh kelompok tani adalah

pendirian usaha pengolahan tepung ubi jalar. Setelah melalui beberapa

percobaan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Hurip (KTH) dengan

perwakilan tim usaha dan beberapa orang pengurus dengan bimbingan

fasilitator (para peneliti) akhirnya masyarakat dapat memutuskan bahan

baku dan cara pengolahan bagaimana yang akan digunakan. Kelompok Tani

Hurip juga telah merencanakan untuk menggunakan merek cap Jempol

pada tepung ubi jalar yang akan dipasarkan. Dengan menggunakan logo

bintang yang melambangkan pancasila yang menjadi bagian dari kelompok

tani. Disertai acungan jempol yang menggambarkan bahwa produk ini

merupakann produk bagus atau unggulan. 4.2.1. Bahan Baku

Petani

Tengkulak Pasar i d k

Pedagang

Pabrik

konsumen Pengolahan tepung ubi j l

KTH

Page 40: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

28

Ubi jalar sebagai bahan baku utama dalam proses pembuatan tepung

ubi jalar, merupakan salah satu komoditi pertanian yang cukup banyak di

tanam di Indonesia. Terdapat beberapa varietas (jenis) yang dikembangkan

oleh petani di Indonesia. Dimana masing-masing varietas (jenis) sebelumnya

telah diujicobakan dan merupakan bibit unggul yang dilepas ke petani

(lampiran 2). Varietas ubi jalar dapat memiliki nama yang berbeda

dimasing-masing wilayah, akibat pemberian istilah sendiri oleh para petani

di daerah tersebut. Ubi jalar yang sebagian besar ditanam atau

perdagangkan oleh anggota Kelompok Tani Hurip adalah ubi jalar Merah

Ceret, Trikobandung/ Kebo/ Potariko, Jitok/ Tangkil/ Daya, Gelendo, SQ,

Kamerun, Suup, Rambo, dan Emen. Ubi jalar jenis Sukuh sedang

dikembangkan oleh Kelompok Tani Hurip melihat ubi jalar varietas ini cuup

potensial untuk dikembangkan, terlebih sebagai bahan baku pembuatan

tepung ubi jalar. Terdapat beberapa varietas unggul yang dapat

dikembangkan atau ditanam oleh KTH (Tabel 8). Varietas unggul ini

memiliki karakteristiknya masing-masing. Masing-masing varietas yang

telah diuji cobakan dapat diolah atau dimanfaatkan untuk penggunaan yang

berbeda. Terdapat varietas yang memang cocok untuk diolah menjadi

tepung ubi jalar. Namun ada juga varietas yang cocoknya untuk dikonsumsi

langsung. Ataupun ubi jalar yang cocok untuk dijadikan pakan ternak.

Perbedaan manfaat penggunaan ubi jalar disimpulkan dari perbedaan

karakteristik yang dimiliki ubi jalar.

Tabel 8. Varietas Unggul Ubi Jalar, Hasil Rata-Rata, Umur Panen, dan Kadar Pati No Varietas Hasil

rata2 (ton/ha) Umur Panen

(bln/hari)

Kadar Pati (%)

Keterangan

1 Daya 23 4,0 - - 2 Borobudur 25 3,5-4,0 28,00 - 3 Prambanan 28 - - - 4 Muara takus 30-35 4,0-4,5 30,00 - 5 Mendut 35 4,0 - - 6 Kalasan 40 65-100

hari - -

7 Cangkuang 30-31 4,0-4,5 21,00 - 8 Sawu 28-30 4,0-4,5 19,60 - 9 Cilembu 20 5,0-7,5 - - 10 Sari 30-35 3,5-4,0 32,48 Industri pangan 11 Boko 25-30 4,0-4,5 32,48 Konsumsi

langsung 12 Sukuh 25-30 4,0-4,5 31,16 Tepung ubi jalar

Page 41: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

29

13 Jago 25-30 4,0-4,5 30,73 Industri pangan 14 Kidal 25-30 4,0-4,5 32,85 - 15 Shiroyutaka 25-30 4,0-4,5 26-27 Pakan

Sumber: Hilman, Yusdar, dkk (2004) dalam Hafsah (2004)

Varietas yang akan digunakan dalam pembuatan tepung ubi jalar

oleh Kelompok Tani Hurip di desa Cikarawang adalah Sukuh. Varietas ini

dipilih atas dasar percobaan pembuatan tepung yang selama ini dilakukan

oleh Kelompok Tani Hurip (KTH). Setelah tiga kali percobaan dilakukan

oleh masyarakat, dengan menggunakan metode dan varietas ubi jalar yang

berbeda, Kelompok Tani Hurip (KTH) memutuskan memilih ubi jalar

varietas Sukuh yang akan diolah menjadi tepung. Hal ini diputuskan setelah

melihat hasil proses pembuatan tepung. Tepung yang dihasilkan oleh ubi

jalar varietas Sukuh terlihat lebih putih dan menghasilkan tepung lebih

banyak. Berdasarkan hasil percobaan Kelompok Tani Hurip (KTH) dan

para peneliti diambil kesimpulan bahwa hasil tepung yang didapat lebih

banyak karena ubi jalar varietas Sukuh memiliki pati yang lebih banyak.

Hal ini berarti ubi Sukuh memiliki kadar air yang sedikit dibandingkan

dengan ubi jalar lain yang diuji cobakan. Ubi jalar yang diuji cobakan oleh

KTH masing-masing adalah ubi jalar berwarna putih, merah, kuning, dan

ungu. 4.2.2. Proses Pembuatan Tepung Ubi Jalar

Terdapat berbagai macam proses yang dapat digunakan untuk

mengolah ubi jalar menjadi tepung. Kelompok Tani Hurip (KTH) telah

melakukan tiga kali percobaan pembuatan tepung, diantaranya dengan

membuat tepung dengan cara membuat gaplek dari ubi jalar dan dengan

cara ubi diparut. Setelah melakukan 3 kali percobaan, akhirnya Kelompok

Tani Hurip (KTH) memutuskan untuk menggunakan proses pembuatan

tepung yang diparut, karena dianggap dengan cara ini akan lebih

memudahkan mereka dalam bekerja dan lebih cepat dalam proses

pengeringan. Dalam proses pembuatan tepung ubi jalar ini diputuskan

untuk tidak menggunakan bahan kimia seperti Natrium Metabisulfit dalam

proses perendaman yang biasanya digunakan sebagai pemutih sekaligus

mengawetkan tepung, karena KTH ingin menghasilkan tepung yang aman

dikonsumsi oleh siapa saja tanpa efek samping. Dari hasil percobaan pun

menunjukan bahwa hasil yang didapat dari penggunaan bahan kimia tidak

Page 42: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

30

akan terlalu jauh berbeda jika kita menggunakan ubi jenis sukuh, karena

ubi jalar jenis sukuh memiliki warna yang lebih putih dibandingkan ubi

jenis lainnya. Sehingga dipandang tidak terlalu penting untuk menggunakan

bahan kimia tersebut. Hanya dilakukan perendaman ubi dalam air untuk

tetap menjaga warna ubi tidak coklat selama proses pengupasan dan

pemarutan. Dari berbagai literatur dan informasi yang didapat dari

produsen tepung ubi jalar CV. Kaki Patani serta percobaan yang dilakukan

oleh KTH dan para peneliti, maka diputuskan proses pembuatan tepung ubi

jalar yang akan digunakan adalah dengan proses seperti pada gambar 6.

Proses pembuatan tepung ubi jalar dimulai dari proses sortasi atau

pemilihan ubi jalar. Ubi jalar yang akan diolah meenjadi tepung adalah ubi

jalar yang masih segar serta tidak memiliki banyak kerusakan akibat busuk

atau boleng (penyakit), karena kualitas ubi yang akan digunakan dapat

mempengaruhi kualitas tepung ubi jalar yang dihasilkan.

Kemudian dilakukan pengupasan kulit ubi agar ubi menjadi bersih

sebelum dilakukan proses selanjutnya. Pengupasan sekaligus digunakan

sebagai tahap sortsi kedua yaitu dengan membuang bagian-bagian ubi yang

kurang begitu bagus, agar tidak tercampur dengan bahan yang bagus.

Pengupasan kulit ubi dapat berpengaruh pada rendemen yang dihasilkan.

Oleh karena itu sebaiknya pengupasan kulit ubi jalar tidak dilakukan

dengan proses pengupasan biasa, karena akan banyak membuang bagian ubi

jalar. Pengupasan dapat dilakukan dengan cara pengerokan atau

penggosokan kulit ari yang sebelumnya dicuci dan direndam selam 5-10

menit untuk mempermudah proses pengerokan.

Ubi jalar segar

Pemerasan Penyaringan

Cairan Ampas

Pemisahan

Pengendapan

Pengupasan pemotongan

Pencucian Pemarutan

sortasi

Penguraian

Perendaman

Page 43: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

31

Gambar 6. Proses Pembuatan Tepung Ubi Jalar

Setelah dikupas ubi dicuci untuk menghilangkan getah-getah yang

keluar setelah proses pengupasan dan direndam agar tidak terjadi

pencoklatan pada ubi jalar. Pencoklatan dapat terjadi karena ubi jalar

mengandung enzim polifenolase, yang dapat menimbulkan warna cokelat

pada daging ubi yang terkena irisan dan terjadi kontak dengan udara yang

selanjutnya dapat berubah menjadi berwarna hitam. Perendaman dilakukan

sepanjang proses pemarutan, agar tidak terjadi kontak langsung dnegan

udara terbuka yang dapat mempercepat proses pencoklatan.

Proses selanjutnya adalah melakukan proses pemarutan ubi jalar

yang telah dikupas. Hasil parutan tersebut direndam dalam air agar tidak

terjadi pencoklatan dan untuk melakukan tahap selanjutnya. Proses

pemarutan dilakukan untuk memperkecil volume ubi jalar. Agar proses

penjemuran dan pengeringan dapat lebih cepat.

Setelah direndam hasil parutan ubi jalar tersebut diperas dan

disaring 2-3 kali untuk didapatkan ampas dan cairan yang akan diolah

menjadi tepung ubi jalar. Penyaringan dan pemerasan menggunakan kain

saring untuk memisahkan ampas dan cairan yang ditampung dan didiamkan

dalam baskom atau wadah. Ampas yang dihasilkan setelah melakukan 2-3

kali penyaringan pada tahap sebelumnya diraikan dan dikeringkan dengan

Page 44: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

32

cara dijemur atau diangin-anginkan. Sedangkan cairan yang dihasilkan

pada tahap pemerasan dan penyaringan diendapkan untuk didaptkan

patinya. Pada tahap penyaringan dan pemerasan dibutuhkan air yang

banyak agar hasil yang diperoleh maksimal. Pemisahan ampas dengan pati

ini juga dilakukan untuk membuang getah-getah yang terdapat dalam ubi

jalar.

Setelah melakukan proses pengendapan, dilakukan pemisahan

endapan dengan air limbah atau yang tidak dapat mengendap. Endapan ini

biasa disebut dengan pati atau aci basah. Air limbah tersebut dapat

diendapkan lagi namun akan menghasilkan pati dengan kualitas yang tidak

begitu bagus. Endapan atau aci basah yang dihasilkan dikumpulkan dengan

mengeluarkannya terlebih dahulu dari wadah pengendapan.

Ampas dan endapan masing-masing di keringkan dengan cara

dijemur di bawah sinar matahari. Dengan menggunakan nyiru atau wadah

untuk menjemur dengan dilapisi koran atau kertas untuk mempercepat

proses pengeringan air. Proses pengeringan menggunakan sinar matahari,

oleh karena itu proses pengeringan akan sangat dipengaruhi oleh kondisi

cuaca. Maka cuaca akan menjadi bagian penting dalam menentukan cepat

tidaknya proses produksi. Ampas dan endapan yang telah dikeringkan diurai untuk

dipersiapkan dilakukan penggilingan. Penggilingan dilakukan dengan mesin

penggiling tepung agar dapat dihasilkan tepung yang halus. Campuran

endapan yang telah menjadi pati dan ampas yang telah digiling kembali

diayak atau dilakukan proses penghalusan. Hal ini dimaksudkan agar

didapat tepung yang halus. Karena hasil tepung yang didapat dari proses

penggilingan masih terbilang kurang halus.

Gambar 7. Ampas dan endapan yang dikeringkan

Pada tahap terakhir dilakukan penyempurnaan pengeringan agar

tepung benar-benar kering sehingga jamur tidak mudah tumbuh. Setelah

Page 45: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

33

pengeringan terakhir, tepung siap untuk dikemas dengan menggunakan

kemasan plastik. Dan siap dipasarkan.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Fungsi Tepung Ubi Jalar dan Penggunanya

Tepung ubi jalar dapat mensubstitusi tepung terigu dan pada

umumnya dapat digunakan pada produk bakery, seperti dalam pembuatan

roti, cake, serta berbagai jenis kue olahan kukus dan goreng. Berdasarkan

beberapa penelitian terdahulu disebutkan bahwa tepung ubi jalar dapat

mensubstitusi beberapa % tepung terigu, sesuai dengan hasil olahan yang

ingin dihasilkan. Substitusi tepung ubi jalar tersebut berbeda-beda karena

karakteristik dari hasil olahannya juga berbeda (Tabel 9).

Page 46: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

34

Tabel 9. Keragaman Hasil Olahan Tepung Ubi Jalar No. Nama Produk Substitusi Tepung Ubi

Jalar (%) Tepung yang Disubstitusi

1. Roti tawar 10-20 Terigu

2. Mie 10-20 Terigu

3. Cake 50-100 Terigu

4. Cookies 50-100 Terigu

5. Chifon cake 50 Terigu

6. Pukis 50 Terigu

7. Cheese stick 30 Terigu

8. Marmer cake 50 Terigu

9. Kue tambang 30 Terigu

10. Kue lapis 50 Tepung beras

11. Spekoek 50 Terigu

12. Barongko pisang 50 Tepung beras

13. Cucur 50 Tepung beras

14. Domino cookies 50 Terigu

15. Brownies kukus 100 Terigu

16. Bolu kukus 20 Terigu

17. Putu ayu 100 Terigu

Sumber: Suismono (2003) dalam Hafsah (2004), Nisviaty (2006), dan percobaan peneliti bersama masyarakat.

Kelompok tani beserta peneliti melakukan percobaan pembuatan kue

berbahan baku tepung ubi jalar. Kue yang dibuat diantaranya adalah bolu

kukus, bolu panggan, dan putu ayu. Dalam membuat bolu kukus dan bolu

panggang harus diberikan campuran tepung terigu agar dapat mengembang,

sedangkan untuk pembuatan kue putu ayu dapat disubstitusi 100%. Hal ini

disebabkan oleh tepung ubi jalar tidak mempunyai gluten yang dimiliki

tepung terigu yang dapat membantu proses pengembangan. Produksi kue

yang berasal dari tepung ubi jalar dapat mengurangi jumlah gula yang

digunakan. Tepung ubi jalar juga dapat digunakan sebagai bahan

memproduksi dodol ubi4. Dodol yang dihasilkan cukup disukai oleh

masyarakat. Tepung ubi jalar dapat dijadikan bahan baku produksi muffin.

Respon konsumen akhir yang pernah mencoba muffin yang berasal dari

4 Berdasarkan keterangan pengelola CV. Kaki Patani (produsen tepung ubi jalar)

Page 47: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

35

tepung ubi jalar kurang begitu bagus terhadap produk tersebut, karena

memiliki aroma yang kurang disukai konsumen. Tekstur yang cukup kasar

tidak begitu disukai oleh konsumen. Serta harga yang cukup mahal jika

dibandingkan dengan rasa dan ukuran muffin. Muffin akan lebih menarik

jika dapat ditambahkan aroma (essence) untuk menghilangkan aroma yang

kurang disukai konsumen yang terdapat dalam muffin serta ditambahkan

keju atau perasa lainnya agar tampak dan terasa lebih enak. Respon

konsumen yang pernah mencoba brownies ubi jalar cukup positif. Konsumen

menyukai brownies yang dibuat dengan menggunakan tepung ubi jalar dan

brownies tidak memiliki aroma yang tidak enak serta memiliki tekstur yang

lembut. Dalam penilaian terhadap produk bakery, konsumen memperhatikan

rasa, tekstur, aroma, dan tampilan. Sehingga pengolahan tepung ubi jalar

menjadi poduk olahan bakery harus memperhatikan atribut-atribut tersebut

dan diperlukan penambahan bahan yang dapat mendukung produk menjadi

lebih baik. Penelitian mengenai pengolahan produk-produk berbahan baku

tepung ubi jalar sebaiknya dikembangkan sehingga dapat menghasilkan

produk-produk bakery yang berbeda dengan produk berbahan baku tepung

terigu. Ubi jalar memiliki nilai Indeks Glikemik (IG) yang kecil yang

berhubungan dengan efek terhadap menaikan gula darah. Pangan yang

memiliki nilai IG yang kecil cenderung lambat menaikan kadar gula darah

dalam tubuh5. Sedangkan pangan yang memiliki nilai IG yang tinggi,

cenderung cepat menaikan kadar gula darah. Hal ini berarti olahan tepung

ubi jalar cukup aman untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes. Selain itu,

kandungan gizi ubi jalar yang memiliki nilai IG rendah bermanfaat bagi

penderita obesitas.

Gambar 8. Hasil percobaan pembuatan kue dari tepung ubi jalar oleh KTH

5 Study literatur

Page 48: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

36

Campuran tepung ubi jalar, tepung kedelai, dan tepung tapioka dapat

diolah menjadi sweet potato flake. Kekurangan dari produk ini adalah masih

terasa kasar (pasir) yang diakibatkan oleh tepung kedelai. Produk sweet

potato flake sebaiknya menggunakan susu yang netral dan tanpa gula, seperti

susu sapi murni. Tepung ubi jalar memiliki rasa manis sehingga disarankan

untuk tidak menggunakan susu kental manis, sehingga akan menimbulkan

rasa manis yang berlebihan jika ditambahkan pasa sweet potato flake.

Tepung ubi jalar yang digunakan berasal dari ubi jalar berwarna orange.

Sweet potato flake memiliki peluang yang cukup bagus untuk dikembangkan

melihat respon konsumen yang cukup tertarik dengan produk tersebut6.

Dari kegunaannya tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan tepung

ubi jalar dapat digunakan oleh industri pengolahan pangan. Selain sebagai

bahan baku industri makanan, di negara-negara maju seperti amerika dan

Jepang, tepung dan ubi jalar dapat dijadikan bahan baku produksi alkohol

dan fructosa dan lain-lain. Apabila hasil penelitian atau informasi mengenai

tepung ubi jalar dan kegunaannya dapat menyebar dikalangan industri,

dapat mempercepat pertumbuhan perkembangan tepung ubi jalar. hal ini

disebabkan oleh tepung ubi jalar merupakan produk setengah jadi yang

tidak dapat langsung dikonsumsi oleh konsumen akhir akhir, sehingga perlu

adanya pengolahan lebih lanjut. Selama ini penyebaran informasi mengenai

hasil penelitian pengolahan tepung ubi jalar dan manfaat-manfaatnya

terbilang cukup kurang di kalangan masyarakat ataupun industri. Sehingga

tidak jarang masyarakat ataupun industri tidak mengetahui mengenai

tepung ubi jalar. Promosi atau pengenalan produk menjadi tahap penting

yang harus dilakukan.

5.2. Potensi Lokal Penggunaan Tepung Ubi Jalar

Skala produksi industri akan mempengaruhi jumlah penggunaan

bahan baku oleh industri tersebut. Selain itu terdapat beberapa faktor lain

yang dapat mempengaruhi proses produksi diantaranya harga bahan baku,

distribusi atau penyaluran bahan baku, dan permintaan konsumen.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, dapat diketahui bahwa tepung 6 Sumber: Mahasiswa FATETA IPB

Page 49: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

37

ubi jalar dapat menjadi substitusi tepung terigu. Jumlah substitusi yang

berbeda disesuaikan pada masing-masing produk yang dihasilkan, dari cara

pengolahan atau bahan sampingan yang akan digunakan dan hasil yang

diharapkan.

Tepung ubi jalar dapat digunakan di beberapa industri pengolahan

pangan. Berdasarkan data dari dinas perindustri kabupaten dan kota Bogor,

jumlah industri kecil yang mengelola produk seperti contoh diatas tercatat

sekitar 88 perusahaan. Masih banyak industri kecil yang masih belum

tercatat dan masih berjalan sampai saat ini namun banyak juga perusahaan

yang telah tutup. Dari 88 perusahaan tersebut peneliti mendatangi 32

perusahaan seperti roti, dodol, kue basah/kering, cake, mie dan catering yang

memproduksi roti, kue, cake, mie. Didasarkan pada fokus dari masyarakat

untuk memasarkan produk ini disekitar industri kecil makanan. Namun

dari 32 perusahaan tersebut peneliti mendapatkan 19 perusahaan yang

bersedia dijadikan sumber informasi untuk melihat prospek pemasaran

tepung ubi jalar sedangkan 13 perusahaan sisanya tidak dapat dimintai

keterangan, karena telah bangkrut, alamat tidak jelas, dan tidak dapat

diganggu. industri yang dijadikan sumber informasi terutama industri yang

mengolah mie, dodol, keripik, kue, roti, dan cake. Persentase Industri Sumber Informasi

KUE26%

keripik11%

dodol16%

mie5%

cake11%

roti31%

Gambar 9. Persentase industri sumber informasi

Tabel 10. Perkembangan Harga Rata-Rata Tepung Terigu Dan Minyak Goreng Tahun 2006, Januari, Februari, Maret 2007

Komoditi Tahun/bulan Minyak goreng

kemasan (620 ml)

Minyak goreng tanpa merek

(Kg)

Tepung terigu

(Kg) Apr 06 5.072 5.087 4.042 Mei 06 5.246 5.074 4.046

Page 50: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

38

Jun 06 5.294 5.132 4.051 Jul 06 5.230 5.026 4.034

Agst 06 5.312 5.433 4.056 Sept 06 5.405 5.511 4.137 Okt 06 5.457 5.534 4.140 Nov 06 5.501 5.584 4.145 Des 06 5.524 6.059 4.261 Jan 07 5.851 6.399 4.343 Feb 07 6.122 6.333 4.443 Mar 07 6.193 6.486 4.474

Sumber : Laporan Pemantauan Harga Dan Distribusi Barang Kebutuhan Pokok 20 April 2007, DEPDAG (data olahan)

Banyaknya industri kecil pengolahan pangan seperti kue, keripik, dan

roti serta mie bangkrut diakibatkan oleh kondisi perekonomian beberapa

tahun ini yang kurang baik7. Harga bahan baku yang semakin naik seperti

minyak goreng dan tepung terigu (Tabel 10), cukup menyulitkan pengusaha

dalam menjual produknya dihubungkan dengan kemampuan dan kemauan

konsumen dalam membeli produknya. Grafik kenaikan harga minyak dan

tepung terigu tertera pada Gambar 10.

Perkembangan Harga Rata-Rata Tepung Terigu Dan Minyak Goreng Tahun 2006, Januari, Februari, Maret 2007

02468

101214161820

Apr

-06

Mei

-06

Jun-

06

Jul-0

6

Ags

t-06

Sep-

06

Okt

-06

Nov

-06

Des

-06

Jan-

07

Feb-

07

Mar

-07

Bulan

Har

ga R

ata-

rata

Tepung terigu

Minyak gorengtanpa merekminyak gorengkemasan

Gambar 10. Grafik perkembangan harga tepung terigu dan minyak goreng

Semakin bertambah saingan baru di industri sejenis membuat para

pengusaha harus bersaing secara ketat baik dari segi kualitas maupun harga.

Dari penelitian ini didapatkan gambaran bahwa penggunaan tepung

terigu yang digunakan oleh 19 perusahaan yang dijadikan sumber informasi

sekitar 15,279 kg/bulan. Maka rata-rata penggunaan tepung terigu di tiap

perusahaan adalah sebesar 804,16 kg/bulan. Jika diketahui terdapat 88

perusahaan yang mengolah kue, roti, dodol, keripik dan sejenisnya maka

7 Berdasarkan hasil wawancara dengan informan (industri sebagai sumber informasi)

Page 51: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

39

dapat diperkirakan penggunaan tepung terigu untuk setiap bulannya adalah

sekitar 70.766,08 kg/bulan. Lebih dari 70 ton tepung terigu setiap bulannya

dibutuhkan oleh industri kecil di wilayah Bogor.

0

5000

10000

15000

20000kg

terigu beras ketan

tepung

Kebutuhan tepung perbulan (kg/bulan)

kebutuhan tepungperbulan (kg/bulan)

Gambar 11. Grafik kebutuhan tepung perbulan

Pemakaian tepung terigu oleh masing-masing industri berbeda-beda.

Ada yang menggunakan tepung terigu dengan protein rendah, sedang, dan

tinggi, tergantung dari hasil akhir yang diinginkan. Pencampuran tepung

terigu dari berbagai spesifikasi juga sering dilakukan untuk mendapatkan

hasil yang maksimal dan mengurangi biaya produksi. Industri roti

menggunakan tepung yang dapat menjadikan roti lebih mengembang dan

menjadikan adonan yang kalis. Sedangkan bagi indutri penghasil keripik

atau kue olahan gorengan lebih menyukai untuk menggunakan tepung terigu

yang dapat menghasilkan produk yang lebih renyah. Setiap industri

memiliki karakteristik yang berbeda yang disesuaikan oleh hasil olahannya.

Berdasarkan kebutuhan akan tepung terigu di industri kecil

pengolahan pangan di wilayah Bogor, maka dapat diperkirakan jumlah

permintaan tepung ubi jalar pada industri kecil pengolahan pangan di

wilayah Bogor. Tepung ubi jalar mampu mensubstitusi tepung terigu sekitar

20%-100%, dengan kebutuhan tepung terigu di Bogor sekitar 70 ton/bulan.

Maka potensi pemintaan tepung ubi jalar untuk industri kecil pengolahan

pangan berbahan baku tepung dapat mencapai 70 ton/bulan. Dari rata-rata

perkiraan permintaan tepung ubi jalar pada industri kecil pengolahan

pangan di wilayah Bogor, pangsa pasar yang dapat diambil oleh KTH sekitar

50%-60% dari potensi pasar, hal ini berdasarkan kemampuan KTH sebagai

Page 52: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

40

usaha kecil menegah. Perkiraan potensi pasar yang dijadikan potensi

permintaan tepung ubi jalar pada industri kecil di wilayah Bogor oleh KTH

adalah sekitar 35-42 ton perbulannya. Dengan penyerapan pasar pada

berbagai industri kecil pengolahan pangan di wilayah Bogor.

5.3. Prospek Tepung Ubi Jalar

Tepung ubi jalar sebagai tepung substitusi tepung terigu memiliki

peluang yang cukup besar untuk memasuki pasar tepung Indonesia. Aspek

produksi, aspek organisasi dan aspek pemasaran menginformasikan peluang

untuk mengembangkan tepung ubi jalar. Penyampaian informasi atau

edukasi tepung ubi jalar kepada industri dan konsumen akhir juga

dibutuhkan guna menunjang pemasaran tepung ubi jalar.

5.3.1 Informasi Tepung Ubi Jalar Di Industri

Informasi mengenai manfaat ubi jalar maupun mengenai pengolahan

ubi jalar di kalangan masyarakat dan industri kecil terbilang cukup kecil.

Sampai saat ini masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa ubi

jalar adalah makanan untuk kalangan menengah kebawah. Begitupula

dengan pengolahan ubi jalar yang masih belum beragam selain di goreng,

rebus, atau dijadikan bahan untuk pembuatan kolak. Informasi mengenai

ubi jalar yang dapat dijadikan tepung dan mampu mensubstitusi tepung

terigu serta manfaat yang dapat diperoleh dari tepung ubi jalarnya sendiri

masih kurang diterima oleh masyarakat. Terlebih lagi keberadaan tepung

ubi jalar yang terbilang sedikit di pasaran karena belum banyak industri

yang mengelolanya menjadikan penggunaan tepung ubi jalar sedikit.

Pemanfaatan tepung ubi jalar di Indonesia khususnya Bogor

terbilang kecil. Perusahaan yang pernah mendengar mengenai tepung ubi

jalar hanya 26% dari sumber informasi atau 5 perusahaan(Tabel 11).

Tabel 11. Penyampaian informasi tepung ubi jalar kepada industri Penyampaian Informasi Tepung

Ubi Jalar Sebelumnya Persentase Perusahaan

Sumber

Pernah dengar informasi tepung ubi jalar

26% 1.Dinas perindustrian. 2.SPAT 3.Produsen tepung ubi

Page 53: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

41

jalar Tidak pernah dengar informasi tepung ubi jalar

74% -

Sumber: Hasil wawancara dengan perusahaan sumber informasi

Informasi mengenai tepung ubi jalar tersebut diperoleh dari dinas

perindustrian selaku pihak pemerintah yang mencoba mengenalkan kepada

industri mengenai tepung ubi jalar. Namun, informasi yang diberikan oleh

dinas perindustrian kurang merata karena dari 19 perusahaan yang

dijadikan sumber informasi hanya 5% perusahaan yang pernah mendengar

informasi tepung ubi jalar dari dinas perindustrian. Sentra Pengembangan

Agribisnis Terpadu (SPAT) merupakan salah satu pusat agribisnis yang

memproduksi tepung ubi jalar di Malang. Informasi mengenai tepung ubi

jalar dan produk-produk olahannya di dapat salah satu perusahaan dari

kunjungan yang dilakukan ke SPAT-Malang. Selain itu, terdapat produsen

penghasil tepung ubi jalar lain di Indonesia diantaranya CV. Kaki Patani di

Kuningan dengan merek Sari Kamuning serta PT. Bogasari Flour Mills yang

pernah mengeluarkan produk tepung ubi jalar bermerek Sari Umbi.

Informasi mengenai keberadaan tepung ubi jalar pernah diberikan oleh

perusahaan-perusahaan ini kepada beberapa industri, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Bogasari melalui programnya dalam pengenalan

produk dan resep bersama UKM-UKM, serta CV. Kaki Patani melalui

kegiatan atau pameran yang diikuti seperti food and beverage yang

diselenggarakan di Jakarta. Kegiatan promosi lain yang sedang digencarkan

oleh CV. Kaki Patani, adalah melalui internet dan kunjungan langsung ke

industri pengolahan pangan berbahan baku tepung. Diantara 26% perusahaan yang dijadikan sumber informasi dan

pernah mendengar informasi tepung ubi jalar, hanya 8% diantaranya yang

pernah melakukan percobaan. Tepung ubi jalar tersebut diolah menjadi

cheese stick dan kolak biji salak oleh sumber informasi tersebut. Cheese stick

yang dihasilkan dari tepung ubi jalar memiliki hasil yang memuaskan

karena menghasilkan produk yang renyah. Sedangkan untuk kolak biji salak

memiliki hasil yang kurang bagus karena menimbulkan aroma atau bau

yang sedikit menyengat jika dibandingkan dengan menggunakan ubi jalar

segar.

Page 54: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

42

Tepung ubi jalar dapat berkembang dengan baik jika fungsi-fungsi

produksi, pemasaran, serta penelitian dan pengembangan dapat berjalan

secara selaras. Pemerintah selaku pemegang kebijakan juga cukup berperan

dalam pengembangan tepung ubi jalar. Ubi jalar merupakan salah satu

sumberdaya lokal yang memiliki banyak manfaat dan mudah ditanam di

hampir seluruh wilayah di Indonesia. Pengembangan pemanfaatan ubi jalar

selaku pangan penghasil karbohidrat diharapkan dapat membantu

mewujudkan ketahanan pangan Indonesia. Diharapkan setiap rumah tangga

memiliki ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup, mutu dan gizi yang

layak dan aman untuk dikonsumsi. Dengan melakukan diversifikasi pangan,

akan membantu mengatasi ketergantungan konsumsi pangan beras yang

akan mempengaruhi jumlah kebutuhan atau permintaan terhadap beras.

Hal ini dapat berpengaruh pada kebijakan import beras dari luar negri.

Dengan mengurangi import beras akan membantu para petani karena beras

import yang dijual cenderung memiliki harga yang lebih murah, hal ini

membuat petani harus menekan harga gabahnya agar dapat bersaing

dengan produk import. Selain membantu para petani, mengurangi import

dapat menghemat devisa negara. Program diversifikasi pangan dengan

mengenalkan makanan alternatif selain nasi (beras) sedang dilaksanakan,

yaitu dengan mengenalkan produk-produk berbahan baku tepung terutama

dalam bentuk mie. Namun sayangnya bahan baku pembuatan tepung,

terutama tepung terigu, merupakan produk impor karena gandum sebagai

bahan baku terigu tidak dapat ditanam bebas di seluruh wilayah Indonesia.

Dengan mengembangkan tepung ubi jalar sebagai substitusi tepung terigu

diharapkan dapat mengurangi jumlah kebutuhan tepung terigu, sehingga

dapat mengurangi jumlah import gandum. Pengembangan tepung ubi jalar yang berasal dari sumberdaya lokal

dapat mensubstitusi tepung terigu dapat dijadikan sebagai salah satu upaya

pengurangan import gandum dari luar negri. Informasi mengenai tepung ubi

jalar masih kurang dimiliki oleh masyarakat, sehingga perlu adanya

kerjasama industri tepung ubi jalar yang telah berdiri dan akan berdiri,

industri pangan, serta pemerintah untuk melakukan sosialisasi atau

Page 55: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

43

pengenalan. Selain itu pengenalan akan manfaat diberikan oleh tepung ubi

jalar juga harus diberikan untuk menaikan nilai ubi jalar.

5.3.2. Aspek Produksi

Aspek produksi akan mempengaruhi keberadaan jumlah produk

yang dipasarkan. Rendemen produk menjadi faktor penting untuk

menentukan jumlah bahan baku yang dibutuhkan dalam memproduksi

tepung ubi jalar. Dalam memproduksi tepung ubi jalar dibutuhkan

pengadaan bahan baku yaitu ubi jalar yang kontinu agar produksi dapat

terus berjalan. 1. Rendemen

Rendemen merupakan hasil akhir dari pengolahan bahan baku yang

dapat digunakan. Tepung ubi jalar memiliki rendemen yang cukup kecil,

berkisar antara 20%-30%, tergantung dari varietas ubi yang digunakan.

Jika menggunakan ubi jalar yang mengandung banyak pati, maka rendemen

dari ubi jalar sendiri akan semakin besar. Ubi jalar varietas Sukuh memiliki

kadar pati yang cukup tinggi, sehingga memiliki rendemen yang cukup

tinggi pula yaitu sekitar 30% dan bagus untuk diolah menjadi tepung.

Pemilihan varietas ubi jalar sangat berpengaruh terhadap hasil tepung ubi

jalar tersebut. Dalam pembuatan tepung ubi jalar, sebaiknya menggunakan

ubi jalar yang memiliki banyak pati (Tabel 8). Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan oleh Kelompok Tani

Hurip dalam pembuatan tepung ubi jalar diketahui bahwa ubi jalar putih

memiliki kadar pati paling tinggi dibandingkan ubi jalar lainnya (Tabel 12).

Tabel 12. Rendemen Ubi Jalar Ukuran Ubi Putih

(kg) Ubi Kuning

(kg) Ubi Merah

(kg) Berat Kotor 5,00 5,00 5,00 Berat Bersih 4,95 4,90 4,90 Berat setelah kulit dikupas

4,40 4,10 4,20

Hasil Pati 0,80 0,50 0,45 Ampas parutan 0,75 0,45 0,45

Rendemen 31% 19% 18%Sumber: Hasil Percobaan KTH

Rendemen ubi putih paling besar dibandingkan dengan ubi kuning,

ubi merah dan ubi ungu yang di uji cobakan. Sedangkan ubi kuning

Page 56: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

44

memiliki rendemen dibawah ubi putih dan ubi jalar merah menghasilkan

rendemen paing kecil diantara ketiga ubi jalar lainnya.

Gambar 12. Bahan baku percobaan pembuatan tepung ubi jalar oleh KTH

2. Bahan Baku

Bahan baku utama pembuatan tepung ubi jalar adalah ubi jalar.

Iklim di Indonesia sangat cocok untuk ditanami ubi jalar. Sehingga tanaman

ini dapat ditanam hampir diseluruh wilayah di Indonesia. Berbeda dengan

gandum yang menjadi bahan baku tepung terigu, selama ini gandum masih

di import oleh Indonesia untuk memenuhi produksi tepung terigu.

Keberadaan ubi jalar juga harus didukung dengan pengadaan sarana

dan prasarana pendukungnya. Akses pasar dan industri pengolahannya juga

menjadi unsur penting. Di Indonesia sendiri terdapat 11 propinsi yang

dijadikan sentra produksi ubi jalar, diantaranya: Sumatera Utara,

Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali,

Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua. Dimana propinsi Jawa

Barat dan Papua menjadi daerah sentra produksi dengan hasil produksi

tertinggi sepanjang tahun 2002-2003. Permintaan tepung terigu oleh industri kecil pengolah makanan di

wilayah Bogor diperkirakan sekitar 70 ton/ bulan. Tepung ubi jalar dapat

mensubstitusi sekitar 20%-100% tepung terigu dalam pengolahan produk

akhirnya. Potensi permintaan tepung ubi jalar dapat mencapai 70 ton/bulan.

Pangsa pasar yang ditetapkan hanya sekitar 50-60% sehingga potensi

permintaan tepung ubi jalar yang dapat dipenuhi KTH adalah sekitar 35-42

ton/bulan. Untuk mendapatkan 1 kg tepung ubi jalar dibutuhkan sekitar 4-5

kg ubi jalar segar (berat kotor). Sehingga untuk menghasilkan sekitar 35-42

ton tepung ubi jalar, maka dibutuhkan sekitar 140-210 ton ubi jalar segar

tiap bulannya sebagai bahan baku.

Page 57: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

45

Perolehan ubi jalar sebagai bahan baku utama tepung ubi jalar bisa

didapatkan dari berbagai daerah, terutama daerah sentra produksi. Pabrik

tepung ubi jalar yang akan diproduksi oleh Kelompok Tani Hurip

mengambil lokasi di wilayah Bogor, khususnya daerah Cikarawang. Oleh

karena itu, pemenuhan bahan baku produksi tepung ubi jalar diharapkan

berasal dari daerah sekitar. Sumber bahan baku utama yaitu ubi jalar

diharapkan berasal dari Bogor (Tabel 13). Terjadi penurunan luas lahan,

produktivitas, dan produksi ubi jalar di wilayah Bogor. Hal ini sebagai

akibat dari peralihan pola tanam petani ke komoditi lain seperti ubi kayu

dan jagung. Pemenuhan bahan baku jika terjadi kekurangan dapat diambil

dari daerah-daerah sentra produksi. Terutama wilayah sekitar Bogor seperti

wilayah lain yang terdapat di Jawa Barat, atau propinsi Jawa Tengah, dan

Jawa Timur. Tabel 13. Luas Lahan, Produktivitas, dan Produksi Ubi Jalar di Kabupaten Bogor. Tahun Luas Lahan

(ha) Produktivitas

(kw/ha) Produksi

(ton) 2000 4.218 135,91 57.327 2001 4.306 151,00 65.112 2002 4.144 163,00 67.514 2003 3.882 173,00 67.159 2004 3.656 154,00 56.213 2005 3.662 144,00 52.762

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Bogor, 2006

Seperti halnya di kabupaten Bogor, perkembangan produksi yang

terjadi di Indonesia pun mengalami fluktusi dengan kecendrungan

penurunan nilai produksi. Namun, pemenuhan bahan baku dapat dipenuhi

dengan produksi ubi jalar di Indonesia (Gambar 13)

Page 58: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

46

Perkembangan Produksi Ubi jalar

0

500

1000

1500

2000

2500

1994 1995 1996 1997 2002 2003

Periode (tahun)

ooo

ton Jawa

Luar JawaIndonesia

Gambar 13. Perkembangan Produksi Ubi Jalar

5.3.3. Aspek Organisasi

Keadaan organisasi menjadi salah satu faktor penting dalam

menjalankan suatu usaha, terutama bagi usaha yang didirikan secara

bersama seperti kelompok tani ini. Didalamnya terdiri dari kesediaan

struktur organisasi yang membantu memperjelas tugas masing-masing

bidang dan sumber daya manusianya. Hal ini akan mempengaruhi kebijakan

dari KTH selaku produsen tepung ubi jalar. Kelompok Tani Hurip saat ini telah memiliki struktur organisasi

yang lebih lengkap dari sebelumnya. Terdapat seksi usaha yang akan

membawahi segala usaha yang dilakukan oleh kelompok tani guna

meningkatkan kesejahteraan bersama. Usaha pengolahan ubi jalar berada

dibawah naungan seksi usaha yang mengkoordinir. Namun dalam

menjalankan usaha ini juga akan dibentuk suatu struktur tersendiri yang

terutama terdiri dari tim pembuat rencana usaha. Sifat KTH yang terbuka

kepada pihak luar, seperti mau belajar, menerima saran atau bantuan dari

pihak luar secara tidak langsung dapat membantu keberlangsungan usaha

tersebut. Tenaga kerja atau sumber daya manusia yang akan digunakan

dalam usaha pembuatan tepung ubi jalar ini berasala dari anggota KTH dan

keluarganya, serta kekurangannya diambil dari warga desa setempat

ataupun warga desa sekitar. Sehingga pendirian usaha tepung ubi jalar akan

memiliki dampak yang cukup berarti bagi desa Cikarawang, Bogor, dan

Page 59: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

47

Indonesia. Pendirian usaha ini akan mempengaruhi tingkat pengangguran,

terutama di desa setempat, serta akan mempengaruhi tingkat pendapatan

daerah yang nantinya akan berdampak pada tingkat pendapatan nasional.

Selain dapat mengurangi pengangguran, pendirian usaha ini akan

membantu para petani untuk menampung hasil panen ubi jalarnya dan

mengolah ubi jalar tersebut sehingga memiliki masa simpan yang lebih lama

serta dapat meningkatkan nilai tambah ubi jalar.

Kelompok Tani Hurip memiliki keinginan dan motivasi yang kuat

untuk mendirikan usaha ini. Hal ini ditunjukan dari kemauan KTH dalam

mencoba membuat tepung, mengolah tepung ubi jalar, serta mencari pasar

dari tepung ubi jalar tersebut. Namun yang menjadi kelemahan adalah

regenerasi yang berjalan sedikit lambat. Terlihat dari sedikitnya pemuda

yang berminat untuk bergabung dalam KTH. Diharapkan setelah berdirinya

usaha ini para pemuda dapat lebih peduli terhadap keadaan sosial desanya.

5.3.4. Aspek Pasar

Sedikitnya jumlah produsen tepung ubi jalar membuka peluang yang

cukup besar bagi Kelompok Tani Hurip untuk mengembangkan tepung ubi

jalar. Penilaian terhadap minat industri terhadap tepung ubi jalar menjadi

pertimbangan pemasaran tepung ubi jalar. Penentuan segmentasi pasar,

target pasar, dan bagaimana memposisikan tepung ubi jalar dalam pasar

juga sangat berpengaruh dalam pemasaran tepung ubi jalar. Serta melihat

jumlah dan penyebaran industri tepung ubi jalar di Indonesia.

1) Minat Industri

Informasi yang belum merata di kalangan industri menjadi kendala

yang harus diperhatikan dalam pemasaran tepung ubi jalar nantinya. Lebih

dari setengah atau sekitar 74% perusahaan yang belum pernah mendengar

mengenai informasi tepung ubi jalar (Gambar 14), karena itu pengenalan

mengenai tepung ubi jalar dijalankan peneliti pada saat proses wawancara

sebagai salah satu media pengenalan produk kepada perusahaan. Untuk

melihat seberapa besar ketertarikan industri dalam menggunakan tepung

ubi jalar.

Page 60: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

48

Penyampaian Informasi tepung ubi jalar di Industri

26%

74%

Pernah Dengar

Tidak PernahDengar

Gambar 14. Persentase penyampaian informsi tepung ubi jalar di industri

Informasi yang disampaikan oleh peneliti kepada industri kecil

sumber informasi antara lain mengenai kegunaan atau manfaat tepung ubi

jalar menurut hasil penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan oleh

peneliti. Dari kemampuan substitusi tepung ubi jalar tersebut, informan

yang berasal dari masing-masing usaha dimintai pendapatnya apakah

mereka akan mau mencoba bahkan beralih menggunakan tepung ubi jalar.

Sekitar 13 perusahaan atau sekitar 68% perusahaan menyatakan berminat

untuk mencoba menggunakan tepung ubi jalar dengan berbagai alasan,

sedangkan 6 perusahaan sisanya atau sekitar 32% menyatakan tidak akan

mengganti bahan baku atau mencoba tepung ubi jalar dengan alasan-alasan

tertentu (Tabel 14). Tabel 14. Minat industri dalam mencoba tepung ubi jalar Persentase

Jumlah Perusahaan

Alasan

Berminat Mencoba

68%

• Tepung ubi jalar merupakan produk lokal. • Hasil olahan tepung ubi jalar bagus (uji

coba cheese stick). • Memiliki manfaat lebih, terutama dalam

kesehatan. • Ingin mencoba produk baru.

Tidak Berminat Mencoba

32%

• Merasa tidak cocok untuk digunakan dalam produksi usahanya.

• Takut untuk mengganti bahan baku. • Informasi yang didapat belum lengkap. • Belum pernah melihat produk jadi.

Perusahaan yang memilih untuk tidak mencoba tepung ubi jalar

dikarenakan anggapan bahwa tepung ubi jalar tidak cocok untuk

Page 61: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

49

produknya. Serta ketakutan mereka untuk mencoba karena belum tahu

hasilnya seperti apa. Penggantian atau peralihan bahan baku produksi dapat

menimbulkan resiko yang cukup besar bagi produsen kue atau cake atau roti

atau produk olahan lainnya. Karena belum tentu hasil akhir yang dihasilkan

disukai oleh konsumen. Pergantian bahan baku di industri makanan

(khususnya bakery) akan sangat berpengaruh besar pada rasa yang akan

mempengaruhi respon konsumen. Respon konsumen dapat bermacam-

macam tergantung hasil akhir produk tersebut. Sehingga sedikit sulit untuk

mengganti bahan baku terutama tepung sebagai bahan dasar dalam

pembuatan roti ataupun cake, karena tepung yang berasal dari umbi-umbian

ini dapat dijadikan roti atau cake hanya sebagai bahan campuran untuk

produk-produk tertentu.

Kurangnya pengenalan mengenai tepung ubi jalar oleh masyarakat

merupakan salah satu ancaman yang dihadapi oleh KTH. Hal ini merupakan

masalah yang biasa ditemui oleh produk baru yang belum dikenal oleh

masyarakat, meskipun itu produk substitusi atau produk komplementer.

Oleh karena itu perlu dilakukannya pengenalan produk kepada industri-

industri sasaran. Tepung ubi jalar dipasarkan akan lebih kuat posisinya jika

mengarahkan konsumen atau industri untuk melakukan inovasi baru.

Inovasi dapat berupa membuat produk baru berbahan baku tepung ubi

jalar, sehingga konsumen atau indusri menjadi tergantung kepada tepung

ubi jalar untuk membuat produk tersebut. Untuk dapat menciptakan suatu

produk baru berbahan baku tepung ubi jalar (resep baru) diperlukan bagian

yang melakukan penelitian. Kelompok Tani Hurip dapat bekerjasama

dengan pihak-pihak yang melakukan penelitian mengenai pengolahan

tepung ubi jalar, seperti IPB atau instansi-instansi terkait, Karena Kelompok

Tani Hurip dirasakan belum cukup mampu untuk menciptakan suatu

inovasi produk sendiri. Kelompok Tani Hurip masih membutuhkan

bimbingan mengenai inovasi pengolahan tepung ubi jalar dari pihak-pihak

terkait. Namun munculnya barang baru dengan bahan baku baru dapat

menimbulkan dua kondisi, yaitu barang tidak laku atau barang cepat laku,

akan bertahan lama jika memang disukai dan tidak akan bertahan jika

Page 62: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

50

produk tersebut tidak disukai. Sehingga sebelum memutuskan untuk

mengganti bahan baku atau membuat suatu produk baru, industri tersebut

harus mempertimbangkannya secara matang.

Perusahaan yang berminat untuk mencoba dapat disebabkan oleh

beberapa hal. Tepung ubi jalar merupakan salah satu produk lokal menjadi

salah satu alasan perusahaan tersebut berminat untuk mencoba selain

karena kegunaan tepung ubi jalar. Manfaat lebih yang ditawarkan oleh

tepung ubi jalar, khususnya dalam kesehatan, menjadi daya tarik tersendiri

bagi perusahaan tersebut. Karena kesehatan tersebut yang akan menjadi

nilai jual perusahaan tersebut kepada konsumennya. Dalam hal ini,

penjualan produk akhir yang dilakukan harus disertai product knowledge

kepada konsumen. Bagi perusahaan yang sudah pernah mencoba dan

berhasil ini menjadi alasan kuat mengapa mereka berminat untuk

menggunakan produk tersebut. Serta beberapa diantaranya berminat

menggunakan tepung ubi jalar karena ingin mencoba produk baru yang

dapat dihasilkan oleh tepung ubi jalar. Oleh karena itu, penelitian resep

baru yang dapat dihasilkan dari tepung ubi jalar sebaiknya terus dilakukan.

Sehingga didapatkan suatu produk baru yang dapat menarik perhatian

calon konsumen. Kelompok Tani Hurip dapat menindak lanjuti perusahaan-

perusahaan yang berminat menggunakan tepung ubi jalar, sebagai peluang

pasar paling potensial yang harus dituju. Industri-industri tersebut memiliki beberapa atribut atau kriteria

dasar yang diharapkan ada dalam tepung ubi jalar. Diantaranya, dari segi

produk tepung ubi jalar harus memiliki kualitas yang sama baiknya dengan

tepung yang mereka gunakan selama ini. Kualitas yang dimaksud

diantaranya tekstur yang baik khususnya bagi industri roti. Tingkat

kerenyahan menjadi perhatian khusus bagi industri kue kering atau olahan

gorengan seperti usaha keripik bawang/keripik aceh, chees stick, kue

tambang, dan sejenisnya. Pengetahuan produk (dalam hal ini pengetahuan

akan manfaat dan kegunaan tepung ubi jalar) menjadi hal yang penting

dalam memasarkan produk baru. Kelebihan tepung ubi jalar yang memiliki

manfaat kesehatan lebih dibandingkan tepung umbi-umbian lain dan tepung

terigu dapat menjadi suatu nilai tambah. Unsur kesehatan dapat dibawa

Page 63: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

51

oleh KTH dalam melakukan promosi ke industri-industri tujuan ataupun

masyarakat, serta dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam

menentukan pasar sasaran industri yang akan dimasuki. Atribut yang tidak

kalah pentingnya adalah harga, karena kecenderungan konsumen Indonesia

masih menaruh harga sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil

keputusan pembelian. Selain itu, strategi pemasaran atau promosi dan sistem

distribusi dari tepung ubi jalar perlu diperhatikan agar usaha ini dapat

berjalan selaras.

Kelompok Tani Hurip selaku pihak yang akan mengembangkan atau

memproduksi tepung ubi jalar perlu memperhatikan harapan-harapan

konsumen. Sehingga program pemasaran yang dilakukan oleh kelompok

tani dapat tepat sasaran. Perlu dilakukan kerjasama dengan dinas

perindustrian guna mendapatkan kualitas tepung yang baik. Kerjasama baik

berupa bimbingan ataupun bantuan alat dari pemerintah dan pengenalan

tepung ubi jalar kepada industri yang dapat mengolah tepung ubi jalar.

Kerjasama dengan dinas pertanian dan ketahanan pangan yang bertanggung

jawab dalam pembinaan kelompok tani. Selain itu kerjasama juga dapat

dilakukan dengan instansi kesehatan karena ubi jalar sendiri memiliki unsur

kesehatan yang dapat ditonjolkan. Kerjasama dengan instansi pendidikan

atau penelitian guna memperkaya wawasan kelompok tani. Keterbukaan

kelompok terhadap hadirnya pihak luar dapat menjadi kekuatan terutama

dalam menjalin kerjasama tersebut. Pemanfaat secara maksimal kekuatan

lain yang dimiliki oleh KTH seperti motivasi yang kuat dalam mendirikan

usaha tersebut dan jaringan dengan petani dan penjual ubi jalar diluar desa

Cikarawang dapat membantu KTH dalam menjalankan usahanya.

Terdapatnya peluang kerjasama dari pemerintah dalam membantu usaha

kecil dan menengah terutama dalam melakukan pembimbingan. Segala

peluang yang ada harus dapat dimanfaatkan sebaiknya oleh Kelompok Tani

Hurip dalam mengembangkan usahanya kelak. Tabel 15. Tabulasi penyampaian informasi dan minat konsumen

Pernah dengar informasi tepung

ubi jalar

Tidak pernah dengar informasi tepung ubi jalar

Jumlah

Berminat mencoba

21,05% 47,37% 68,42%

Page 64: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

52

Tidak berminat mencoba

5,26% 26,32% 31,58%

Jumlah 26,31% 73,69%

Berdasarkan tabulasi responden tersebut, dapat dilihat bahwa

meskipun belum pernah menerima informasi yang jelas mengenai tepung ubi

jalar sebelumnya, namun industri cukup berminat untuk mencoba tepung

ubi jalar dengan presentase 47,37%. Sedangkan yang tidak berminat

meskipun telah mendengar mengenai informasi tepung ubi jalar sebelumnya

memiliki presentase cukup kecil, hanya sekitar 5,26%. Oleh karena itu,

tepung ubi jalar dapat dilihat cukup berprospek untuk industri kecil

pengolahan pangan berbahan baku tepung di Bogor. Dilihat dari presentase

perusahaan yang berminat untuk mencoba tepung ubi jalar sekitar 68,42%,

dengan nilai jauh lebih besar daripada yang tidak berminat sekitar 31,58%.

2) Pemasaran Tepung Ubi Jalar

Melihat keinginan konsumen yang beragam dan kemampuan

Kelompok Tani Hurip selaku produsen tepung ubi jalar yang terbatas, maka

perlu dipersiapkannya suatu strategi pemasaran yang mampu menembus

pasar. Tepung ubi jalar kurang dikenal masyarakat, maka perlu

dilakukannya penentuan pasar sasaran yang lebih terkonsentrasi. Agar

pemasar dapat lebih terkonsentrasi dalam melakukan program

pemasarannya dan tepat sasaran. Dengan memperhatikan kekuatan dan

kelemahan serta mencari peluang dan ancaman yang dapat timbul,

Kelompok Tani Hurip dapat membuat strategi pemasaran yang tepat bagi

produknya. Perusahaan-perusahaan yang dapat menggunakan tepung ubi

jalar sebagai bahan baku produksinya dapat dijadikan pasar potensial yang

dapat dimasuki Kelompok Tani Hurip. Agar lebih terfokus Kelompok Tani

Hurip dapat menentukan segmentasi pasar, target pasar, dan positioning

tepung ubi jalar.

Segmentasi pasar tepung ubi jalar dapat dilakukan berdasarkan

geografis dan manfaat. Berdasarkan wilayah geografis KTH beserta peneliti

mensegmentasikan tepung ubi jalar pada wilayah Jawa dan luar Jawa. Hal

ini dikarenakan kedekatan tempat produksi dengan daerah pemasaran yang

akan dituju, karena lokasi produksi, sumber bahan baku dan pasar akan

mempengaruhi biaya yang akan mempengaruhi harga produk tersebut.

Page 65: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

53

Pembeli dapat diklasifikasikan menurut manfaat produk yang mereka cari

(Kotler, 2002). Sehingga tepung ubi jalar dapat menempati segmen produk

pangan, karena tepung ubi jalar merupakan salah satu produk pangan yang

memberikan manfaat kesehatan bagi penggunanya, diantaranya aman

dikonsumsi oleh penderita diabetes.

Tahap selanjutnya adalah menentukan target pasar yang dipilih dari

segmen-segmen pasar yang akan dimasuki. Sehingga usaha-usaha

pemasaran dapat dilakukan lebih terkonsentrasi. Wilayah Jawa merupakan

target utama dari pemasaran tepung ubi jalar, khususnya daerah Bogor dan

sekitarnya. Keputusan ini diambil berdasarkan pertimbangan masyarakat

dalam memilih kedekatan lokasi pemasaran dengan pusat produksi dan

sumber bahan baku. Hal ini akan mempengaruhi jalur distribusi dan harga

tepung ubi jalar tersebut. Secara lebih khusus, industri kecil pengolahan

pangan menjadi target pasar Kelompok Tani Hurip dalam memasarkan

tepung ubi jalar. Dengan memilih industri pengolahan pangan, akan

membantu pihak produsen tepung ubi jalar (KTH) dalam mengedukasi

masyarakat selaku konsumen akhir tepung ubi jalar. Industri pengolahan

tersebut dapat melakukan proses edukasi pasar seperti memperkenalkan

produk baru yang telah dibuatnya dengan bahan baku tepung ubi jalar yang

dapat dikonsumsi bagi yang berdiet karena diabetes ataupun obesitas. Serta

pemilihan industri akan lebih mempermudah salam pengelompokan pasar

sasaran. Terutama dalam menunjukan kegunaan tepung ubi jalar kepada

pasar. Penentuan target pasar dapat membuat kelompok tani lebih fokus

dalam memasarkan produknya. Mengetahui pasar sasarannya akan lebih

memudahkan kelompok dalam mengenali konsumennya. Dengan mengenali

siapa konsumennya, pihak pemasar dapat memprediksikan proses

keputusan yang kemungkinan diambil oleh konsumennya. Dimulai dari

pengenalan kebutuhan oleh konsumen untuk melihat apakah tepung ubi

jalar dibutuhkan oleh mereka. Pencarian informasi akan dilakukan

konsumen jika mereka memang merasa membutuhkan informasi tersebut

baik berasal dari dalam diri ataupun lingkungan mereka. Kemudian

konsumen akan mulai memilih alternatif mana yang akan dipakai unutk

Page 66: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

54

memenuhi kebutuhannya. Dan tahap terakhirnya memutuskan pembelian

produknya. Dengan mempelajarinya, pihak pemasar tepung ubi jalar dapat

menentukan bagaimana cara untuk masuk ke pasar dan mempengaruhi

pasar serta menciptakan kebutuhan dalam pasar.

Penentuan posisi produk dilakukan terhadap pikiran calon

pelanggan, bagaimana pemasar memposisikan produk tersebut dipikiran

pelanggan. Kelompok Tani Hurip beserta peneliti memposisikan tepung ubi

jalar sebagai produk substitusi tepung terigu yang memiliki manfaat

kesehatan yang dimiliki ubi jalar. Sehingga tepung ubi jalar dapat dijadikan

salah satu bahan pangan alternatif yang sehat. Selain itu, tepung ubi jalar

dapat mengurangi penggunaan gula dalam proses produksi olahan akhir

tepung ubi jalar. Fungsi kesehatan yang coba ditawarkan tepung ubi jalar

dapat menarik perhatian pasar, terutama untuk kelas sosial tertentu. Oleh

karena itu, pengedukasian pasar terutama mengenai manfaat yang didapat

dari tepung ubi jalar sangat dibutuhkan. 3) Atribut yang diharapkan konsumen (berdasarkan bauran pemasaran)

Industri selaku konsumen tepung ubi jalar serta konsumen akhir

memiliki beberapa atribut yang perlu diketahui oleh produsen tepung ubi

jalar seperti: (a) produk, (b) harga, (c) promosi, (d) distribusi.

a. Produk

i. Kesehatan

Sisi kesehatan merupakan salah satu atribut yang dapat ditawarkan

oleh tepung ubi jalar ini. Ubi jalar sebagai bahan baku tepung ubi jalar

memiliki banyak sekali manfaat kesehatan. Hal ini merupakan keunggulan

tepung ubi jalar dibandingkan tepung lainnya. Kesehatan dapat dijadikan

faktor utama dalam mempromosikan tepung ubi jalar. Namun, pemasar

juga harus memperhatikan pasar sasaran yang menjadi tujuannya.

Bagaimana mengedukasi pasar agar turut memperhatikan sisi kesehatan

dalam produk pangan yang dikonsumsinya. Proses edukasi atau

pemebelajaran masyarakat ini dapat dilakukan oleh siapa saja. Pengenalan

akan manfaat kesehatan yang diberikan oleh ubi jalar dapat dilakukan oleh

pihak produsen tepung ubi jalar, kampanye pemerintah, ataupun

masyarakat yang lebih mengerti.

Page 67: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

55

Ubi jalar merupakan pangan penghasil karbohidrat dengan

klasifikasi Low Glycemix Index, hal ini berarti ubi jalar cocok untuk

dikonsumsi oleh penderita diabetes. Seperti beberapa produk olahan tepung

ubi jalar yang telah diuji cobakan pada penelitian terdahulu. Produk olahan

tepung ubi jalar rata-rata memiliki nilai index glikemik yang rendah.

Sehingga produk tersebut cukup aman bagi penderita diabetes karena

produk tersebut lambat menaikan gula darah. Berbeda dengan pangan

sumber karbohidrat lainnya seperti beras dan jagung yang memiliki index

glikemik yang tinggi. Serat alami yang dimiliki oleh ubi jalar juga baik untuk tubuh. Serat

larutnya dapat menyerap kelebihan lemak atau kolesterol dalam darah.

Sedangkan serat alami oligosakarida dapat mencegah sembelit. Kandungan

serat ini bermanfaat unutk menyeimbangkan flora usus dan probiotik serta

merangsang pertumbuhan bakteri yang baik bagi usus. Hal ini membantu

dalam penyerapan gizi dan membantu agar usus lebih bersih. Betakaroten

yang terdapat dalam ubi jalar dapat bermanfaat sebagai antioksidan yang

mampu menghalangi laju perusakan sel oleh radikal bebas.

Kendala yang dialami produsen tepung ubi jalar sebagai salah satu

produk heallthy food adalah bagaimana mengedukasi konsumen. Selama ini

sebagian besar konsumen memilih untuk mengkonsumsi produk pangan

yang dapat mengenyangkan, sehingga faktor kesehatan kurang terlalu

diperhatikan. Kelompok Tani Hurip dapat bekerjasama dengan dinas

kesehatan lembaga-lembaga kesehatan lainnya dalam pengenalan manfaat

tepung ubi jalar. ii. Ciri-ciri sifat

Ciri-ciri sifat merupakan bentukan yang dihasilkan setelah

menggunakan tepung tersebut. Ciri-ciri sifat yang diinginkan oleh masing-

masing industri berbeda-beda. Industri roti dan cake menginginkan hasil

yang mengembang agar roti atau cake yang dihasilkan terlihat bagus dan

menarik. Sedangkan untuk Industri mie, menginginkan hasil adonan yang

alot sehingga pada saat proses pencetakan mie tidak terpotong-potong.

Industri kue olahan gorengan menginginkan tepung yang bisa menghasilkan

kue yang lebih renyah. Perbedaan ciri-ciri sifat yang diinginkan masing-masing industri

dapat menyebabkan perbedaan jenis tepung yang dikeluarkan atau

Page 68: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

56

perbedaan perlakukan pada masing-masing produk olahan. Seperti halnya

dalam membuat cake atau bolu atau produk yang menginginkan hasil yang

mengembang, dapat ditambahkan dengan tepung terigu, karena dalam

tepung terigu terdapat gluten yang membantu proses pengembangan.

Kelompok Tani Hurip selaku produsen tepung ubi jalar memiliki sifat

yang terbuka dan mau mencoba. Mereka bersedia menerima dan mencari

informasi yang berhubungan dengan tepung ubi jalar. Anggota kelompok

juga memiliki motivasi yang kuat, mereka melakukan percobaan pembuatan

produk-produk yang menggunakan bahan baku tepung ubi jalar. Hal

tersebut membantu mereka untuk lebih mengenal produk yang mereka buat

dan kegunaan maupun penggunaannya. Seperti informasi yang mereka

dapat dari hasil percobaan yang mereka lakukan terhadap pembuatan kue

putu ayu dan bolu kukus. Kue putu ayu dapat menggunakan tepung ubi

jalar tanpa perlu tambahan tepung terigu. Namun pada pembuatan bolu

kukus, dibutuhkan tambahan tepung terigu agar bolu tersebut dapat

mengembang. Sebelum memasarkan tepung ubi jalar secara luas sebaiknya

kelompok tani mengetahui ciri-ciri sifat yang dapat dihasilkan dari tepung

ubi jalar. Sehingga dalam promosi kelompok tani dapat memberikan

pengetahuan pproduk mengenai bagaimana penggunaan tepung ubi jalar

tersebut, karena jika kelompok tani Hurip sebagai pihak produsen tidak

mengetahui secara pasti kegunaannya akan mempersulit dalam memasarkan

dan meyakinkan konsumen untuk menggunakan tepung ubi jalar tersebut.

iii. Warna

Warna tepung pada umumnya adalah putih begitu pula tepung ubi

jalar yang berasal dari ubi jalar varietas sukuh yang akan dikembangkan

oleh Kelompok Tani Hurip. Pemakaian ubi jalar varietas Sukuh merupakan

keuntungan tersendiri bagi kelomok. Ubi jalar varietas Sukuh memiliki pati

yang lebih banyak dibandingkan ubi jalar varietas lainnya dan memiliki

warna yang lebih putih. Sehingga tidak diperlukan penggunaan bahan kimia

unutuk memutihkan tepung. Kelompok Tani Hurip sebagai pihak

pengembang tepung ubi jalar memiliki niat untuk tidak menggunakan bahan

kimia dalam proses produksi tepung ubi jalar. Agar lebih aman bagi

Page 69: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

57

konsumen untuk menggunakan tepung ubi jalar ini. Warna tepung dianggap

tidak terlalu berpengaruh terhadap produk yang akan dihasilkan, karena

jika produk yang ingin dihasilkan harus berwarna lain maka dapat

ditambahkan pewarna dalam proses pembuatannya.

Jika Kelompok Tani Hurip mencoba untuk mengembangkan tepung

ubi jalar dari berbagai varietas, dapat dipertimbangkan untuk

menggunakan ubi jalar yang memiliki warna-warna mencolok seperti ungu

atau merah. Warna-warna alami yang diberikan dapat menjadi daya tarik

tersendiri untuk tepung ini. Pemakaian tepung ubi jalar berwarna dapat

mengurangi penggunaan pewarna kimia.

iv. Aroma

Ubi jalar sebagai bahan baku tepung ubi jalar memiliki aroma yang

cukup khas. Terdapat beberapa varietas ubi yang setelah diolah menjadi

tepung tetap memiliki aroma atau bau ubi yang khas. Namun ada juga

varietas ubi yang setelah diolah tidak memiliki bau yang khas tersebut.

Seperti varietas Sukuh yang akan digunakan petani, setelah melakukan

percobaan ternyata bau dari tepung ubi jalar yang berasal dari ubi jalar

varietas Sukuh tidak berbau seperti tepung ubi jalar lainnya.

Kekhasan aroma ubi jalar dari tepung ubi jalar dapat dihilangkan

dengan penambahan aroma atau perbaikan pengolahan pada produksi

produk olahan tepung ubi jalar. Dampak yang dapat terjadi jika tepung ubi

jalar memiliki aroma atau bau yang mencolok adalah minat industri untuk

menggunakannya dapat berkurang, karena akan berpengaruh pada selera

konsumen akhir dari industri tersebut. Belum tentu semua konsumen dapat

menyukai kue atau produk olahan tepung lainnya yang beraroma ubi jalar.

b. Harga

Harga merupakan salah satu atribut yang cukup penting dan

diperhatikan oleh konsumen pada umumnya, karena harga dapat

mempengarui jumlah konsumsi produk bersangkutan. Terutama harga

bahan baku produksi, akan mempengaruhi harga produk hasil olahannya

dan mempengaruhi jumlah konsumsi masyarakat selaku konsumen. Harga

tepung sebagai salah satu bahan baku utama proses produksi di beberapa

Page 70: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

58

industri yang menggunakan tepung cukup diperhatikan. Melihat terjadinya

kenaikan harga bahan baku lain beberapa waktu terakhir, meskipun tidak

semua perusahaan menjadikan harga sebagai atribut penting dalam

melakukan pertimbanagn pemilihan bahan baku. Diharapkan tepung ubi

jalar memiliki harga yang dapat bersaing dengan tepung terigu selain

memiliki keunggulan-keunggulan lain, sesuai dengan harapan calon

konsumen (Gambar 15)

Strategi harga perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Salah

satu strategi yang dijalankan KTH adalah menetapkan harga perkenalan

bagi industri atau konsumen yang berminat mengguanakan tepung ubi jalar.

Namun juga dipikirkan bagaimana cara untuk mengatasi masalah harga

yang cenderung lebih tinggi dari tepung terigu. Pembuatan suatu sentra

produksi tepung ubi jalar dapat mengurangi biaya proses produksi. Selain

itu, pemusatan penanaman ubi jalar atau sebuah sentra agribisnis yang

menanam ubi jalar sebagai bahan baku utama pembuatan tepung ubi jalar

dapat membantu pengadaan bahan baku secara kontinyu. Sentra agribisnis

dapat membantu pihak produsen mendapatkan bahan baku dengan harga

yang terjangkau atau murah, sehingga dapat mengurangi biaya produksi.

Pengadaan bahan baku juga dapat dilakukan dengan mengambil bahan

baku yang berasal dari lain daerah, seperti yang selama ini dilakukan oleh

salah seorang anggota KTH yang berdagang ubi jalar, mendapatkan ubi

jalar dari berbagai daerah sekitar Bogor dan luar Bogor. Persentase Harapan Harga Tepung

0

20

40

60

80

100

Rp. 4000- Rp. 5000 < Rp. 4000,-

Harga

pers

enta

se PersentaseHargaHarapan - -

Gambar 15. Grafik Persentase Harapan Harga Tepung Ubi Jalar

Page 71: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

59

Masalah harga ini juga memerlukan bantuan pemerintah, seperti

yang dilakukan pemerintah sebelumnya dalam membantu pengenalan

tepung terigu untuk diversifikasi pangan. Tepung ubi jalar yang dapat

menjadi pilihan diversifikasi pangan dan merupakan sumber daya lokal

yang dapat ditanam di hampir seluruh daerah di Indonesia seharusnya

mendapat perhatian dari pihak pemerintah. Bantuan subsidi dari

pemerintah terhadap tepung ubi jalar akan membantu meringankan

masyarakat sebagai konsumen dan mempermudah perkenalan produk ini ke

masyarakat. Sehingga masyarakat dapat lebih mengenal dan menggunakan

tepung ubi jalar, karena penggunaan tepung ubi jalar dapat mengurangi

tepung terigu, sehingga dapat mengurangi import gandum yang merupakan

bahan baku utama tepung terigu. Hal ini dapat membantu negara untuk

menghemat devisa negara. Harga merupakan atribut yang cukup berpengaruh pada sebagian

besar industri kecil, karena akan mempengaruhi harga jual dari produk

hasil olahannya. Sebagian besar industri kecil ini mengalami permasalahan

dalam permodalan, sehingga atribut harga harus mendapat perhatian

penting dari kelompok tani dalam memasarkan produknya.

c. Promosi

Promosi merupakan suatu upaya menyampaikan pesan mengenai hal

yang kurang dikenal sehingga menjadi lebih dikenal oleh publik (widyatama

dalam Suryadi 2006). Tepung ubi jalar merupakan produk yang kurang

dikenal oleh masyarakat, sehingga strategi promosi yang dijalankan harus

tepat pada sasaran. Strategi promosi yang dikenal dengan promotion mix

terdiri atas iklan, promosi penjualan, publisitas, dan penjualan pribadi

(Suryadi, 2006). Iklan digunakan untuk menyampaikan suatu pesan kepada orang

lain baik verbal maupun nonverbal. Media iklan yang dapat digunakan

adalah above the line seperti televisi, radio, koran, serta media bellow the line

seperti poster, spanduk, billbord yang jangkauannya lebih sempit. KTH

dapat menggunakan brosur atau leflet sebagai media promosi kepada

konsumen, industri dan konsumen akhir, karena target pasarnya adalah

wilayah Bogor. Sales promotion memiliki tujuan khusus yaitu untuk mengedukasi

pasar, kegiatannya seperti pameran, presentasi personal, atau program

Page 72: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

60

rangsangan pasar. Sales promotion perlu dilakukan melihat tepung ubi jalar

kurang begitu dikenal dan perlu dilakukannya edukasi pasar. Program yang

dapat dilakukan KTH adalah dengan mengikuti pameran-pameran food and

beverage terutama yang diselenggarakan kabupaten dan kota Bogor.

Pelanggan sering mengasosiasikan produk dengan citra perusahaan,

oleh karena itu kegiatan promosi tidak hanya difokuskan pada nilai-nilai

benefit dan fitur produk, tapi juga pada pencitraan perusahaan.

Sasaran utama KTH sebagai produsen tepung ubi jalar adalah

industri-industri kecil pengolahan pangan berbasis tepung di wilayah Bogor,

sehingga strategi penjualan pribadi (personal selling) dapat dilakukan

terhadap industri-industri tersebut.

d. Distribusi

Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran perusahaan di bidang

pemasaran, perusahaan perlu melakukan suatu kegiatan penyaluran produk

yang dihasilkan kepada konsumen. Jalur distribusi yang akan digunakan

KTH selaku pengolah tepung ubi jalar adalah seperti gambar .

Gambar 16. Saluran Distribusi Tepung Ubi Jalar

Selain peluang pasar pihak produsen tepung ubi jalar juga perlu

memperhatikan saluran distribusi dari produk tersebut (Gambar 16).

Pendistribusian tepung ubi jalar dapat dijalankan secara langsung oleh KTH

ke pasar sasaran. Dalam memasarkan tepung ubi jalar, KTH dapat

menggunakan industri kecil pengolahan pangan berbasis tepung, langsung

ke konsumen, ataupun melalui toko atau agen distributor. Target pasar KTH

Petani

Ubi Jalar segar

KTH

Pengolahan tepung ubi

jalar

Industri kecil pengolahan

pangan basis tepung

Konsumen

Toko/distributo

Page 73: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

61

adalah industri-industri kecill di wilayah Bogor, sehingga akan lebih mudah

bagi KTH untuk mendatangi dan mengenalkan produk secara langsung.

Peredaran produk selanjutnya KTH dapat menggunakan pusat-pusat

pemasaran seperti toko-toko grosir di wilayah setempat, karena pembelian

bahan baku produksi dari industri kecil tersebut sebagian besar berasal dari

toko-toko grosir sekitar lokasi industrinya (Gambar 17).

Selain sebagai pengiriman produk, strategi distribusi dilakukan

sebagai upaya ketersediaan penyediaan produk. Agar lebih efektif, media

distribusi dapat dilakukan dengan melihat distribusi tepung terigu. Sebagian

besar industri yang menggunakan tepung terigu membeli tepung terigu dari

toko-toko sekitar perusahaannya. Selain itu ada juga yang berasal dari

pasar, suplier, dan agen khusus penjualan tepung terigu.

0

5

10

15

toko agen pasar suplier

Saluran Distribusi Tepung Terigu

Saluran DistribusiTepung Terigu

Gambar 17. Saluran Distribusi Tepung Terigu

Perpaduan antar strategi promosi dan distribusi akan membantu

mempermudah penguasaan pangsa pasar, serta perpaduan dengan strategi

lainnya. 4) Jumlah Dan Penyebaran Industri Tepung Ubi Jalar

Jumlah industri tepung ubi jalar terbilang cukup sedikit di Indonesia.

Hal ini disebabkan karena belum terbentuknya pasar di Indonesia. Sehingga

minat untuk mendirikan usaha tersbut masih terbilang cukup kecil.

Keberadaan industri tepung ubi jalar terpusat di salah satu wilayah sentra

produksi ubi jalar, yaitu di Jawa. Sampai saat ini didapatkan informasi

bahwa terdapat 4 perusahaan yang pernah atau sedang menjalankan usaha

tepung ubi jalar. Diantaranya adalah Sentra Pengembangan Agribisnis

Page 74: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

62

Terpadu (SPAT), CV. Kaki Patani, PT. Galish Estetika, dan Bogasari Flour

Mills8.

Sebagian besar hasil tepung ubi jalar yang diproduksi dari CV. Kaki

Patani, SPAT, dan PT. Galish Estetika ditujukan untuk ekspor ke negara-

negara lain seperti Jepang, Korea, Taiwan dan lain-lain. Letak lokasi pabrik

dan konsentrasi pemasaran tepung ubi jalar di Indonesia terbatas. SPAT

terletak di Malang-Jawa Timur, memiliki konsentrasi pemasaran dalam

negeri di wilayah Jawa Timur. Sedangkan untuk CV. Kaki Patani dan PT.

Galih Ektetika terletak di wilayah Kuningan-Jawa Barat. Namun yang

melakukan pemasaran di dalam negri CV. Kaki Patani yang terkonsentrai di

wilayah Jawa Barat dan DKI. Bogasari yang terletak di DKI, terlihat

memiliki konsentrasi pemasaran tepung ubi jalar di wilayah DKI dan

sekitarnya. Namun, saat ini keberadaan tepung ubi jalar yang dikeluarkan

oleh Bogasari jarang ditemui di pasaran. 5.4. Implikasi Penelitian

Penelitian dengan menggunakan metodelogi riset aksi partisipatif

(Participatory Action Research) sangat berguna dalam memberdayakan

masyarakat yang kurang atau tidak berdaya. Hal ini dikarenakan terjadinya

perubahan dalam masyarakat baik dalam pola pikir dan hal lainnya, seperti

yang terjadi pada Kelompok Tani Hurip. Terjadi perubahan pola pikir yang

membuat mereka merasa penting untuk mengaktifkan kelompoknya dengan

cara membuat struktur organisasi yang lebih lengkap dan peraturan yang

mengikat, yang diharapakan agar terdapat rasa memiliki kelompok

(loyalitas terhadap kelompok) dan seluruh anggota dapat turut

berpartisipatif memajukan kelompok). Kelompok memandang perlu untuk

meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan cara membuat suatu usaha

bersama yang digerakan oleh kelompok. Proses penelitian ini memberikan suatu pengetahuan dan pengalaman

baru bagi masyarakat dan peneliti. Peneliti memberikan kontribusi teori

yang didapat dari literatur-literatur yang digunakan. Masyarakat dalam hal

ini Kelompok Tani Hurip memberikan kontribusi berupa pengalaman

praktis yang dijalankan oleh kelompok tani selama ini. Kedua pengetahuan

8 Hasil wawancara dan study literatur

Page 75: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

63

tersebut dikolaborasikan sehingga dapat menghasilkan tulisan gabungan

pemikiran dan pengalaman masyarakat (KTH) dan peneliti.

Namun, penelitian dengan menggunakan metodelogi ini

membutuhkan waktu yang cukup panjang karena dimulai dari pendekatan

terhadap masyarakat, penggalian informasi dari masyarakat mengenai

potensi ekonomi desanya, penemuan masalah, sampai penelitian dengan

topik yang lebih mendalam oleh peneliti dan masyarakat. Penelitian seperti

ini dibutuhkan rasa saling percaya dan memiliki antara peneliti dan

masyarakat sehingga penelitian dapat dijalankan secara selaras dan

bersama-sama. Dalam penelitian yang menggunakan metodologi PAR

peneliti harus dilengkapi dengan ketrampilan fasilitasi. Untuk itu persiapan

yang dilakukan sebelum turun desa sangat berguna bagi para peneliti. Selain

itu, penelitian seperti ini sebaiknya dilakukan secara berkelompok, sehingga

antar anggota kelomok dapat saling membantu dan memotivasi jika terjadi

kesulitan atau penurunan semangat dalam melakukan penelitian tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, tepung ubi jalar dapat

dikembangkan dan memiliki prospek untuk pemasaran di wilayah Bogor.

Namun perlu adanya kerjasama dari pemerintah selaku pemegang

kebijakan, produsen tepung ubi jalar, pihak akademisi guna melakukan

penelitian dan pengembangan. Oleh karena itu perlu dilakukan bimbingan

dan pendampingan lebih lanjut kepada kelompok tani mengenai proses,

pemasaran, organisasional. Selain itu, perlu dilaksanakan penelitian lanjutan

dari masalah terkait, membuat pabrik yang memenuhi standar, ataupun

melakukan hubungan kemitraan. Hubungan kemitraan dapat dilakukan

bersama industri pembuat tepung ubi jalar ataupun industri berbahan baku

tepung sebagai pasar sasaran KTH.

Page 76: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

64

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Tepung ubi jalar dapat digunakan sebagai substitusi tepung terigu dan

sebagai tepung komposit atau bahan campuran pada proses pembuatan

produk akhir seperti kue. Pada umumnya tepung ubi jalar dapat

digunakan pada produk-produk bakery, mie, dodol, sweet potato flake,

kue kering (cookies), biskuit, biji ketapang, kue bawang. Jumlah

substitusi tepung ubi jalar terhadap tepung terigu berbeda-beda

tergantung dari hasil akhir yang diinginkan. Tepung ubi jalar memiliki

aroma ubi jalar yang khas. Pada kue jenis tertentu aroma tersebut

masih terasa dan kurang disukai konsumen. b. Tepung ubi jalar belum memiliki keseragaman kualitas tepung baik.

Produk berkualitas yang diinginkan adalah memperhatikan kesehatan,

ciri-ciri sifat, warna, dan aroma.

c. Selain sebagai bahan baku produk pangan seperti bakery tepung ubi

jalar dapat diolah menjadi produk-produk industri seperti alkohol dan

fruktosa. d. Sebagian industri yang menggunakan bahan baku tepung terigu, belum

mengetahui bahwa tepung ubi jalar mampu mensubstitusi tepung

terigu. Namun terdapat juga industri yang telah mengetahui kegunaan

tepung ubi jalar, dengan sumber informasi berasal dari pemerintah dan

produsen tepung ubi jalar lainnya.

e. Sebagian besar industri berminat untuk mencoba menggunakan tepung

ubi jalar sebagai bahan baku pengganti tepung terigu, campuran bahan

baku produk, ataupun bahan baku dalam membuat produk baru.

Page 77: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

65

2. Saran

a. Perlu adanya pembinaan terhadap kelompok tani dari Dinas

Perindustrian agar KTH mampu memproduksi tepung ubi jalar dengan

kualitas baik seperti yang diharapkan konsumen. Selain itu agar KTH

dapat melakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan pengguna

bahan baku tepung. b. Pembuatan resep khusus sebagai upaya promosi dan sebagai upaya

membuka pasar dengan menarik minat konsumen.

c. Perlu dilakukan sosialisasi terhadap industri-industri yang

menggunakan bahan baku tepung terigu mengenai kegunaan tepung

ubi jalar yang mampu mensubstitusi tepung terigu.

d. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut jika usaha tersebut telah

berjalan dengan melakukan analisis perbandingan antara penggunaan

tepung terigu dengan tepung ubi jalar ataupun menganalisis strategi

pemasaran yang dijalankan kelompok tani selaku produsen tepung ubi

jalar.

Page 78: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

66

DAFTAR PUSTAKA

Antarlina, Sri Satya. 1998. Teknologi Pengolahan Tepung Komposit Terigu-Ubi Jalar sebagai Bahan Baku Industri Pangan. Di dalam: Bogasari. 2003. Kumpulan Hasil Penelitian Terbaik Bogasari Nugraha 1998-2001. PR & Communication dept. PT ISM Bogasari Flour Mills. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2006. Food Crops Statistics. BPS, Jakarta.

Braakman, L. & K. Edward. 2002. The Art of Building Facilitation Capacities. Di dalam : Kusumanto, dkk. Belajar Beradaptasi. SMK Grafika Desa Putera, Bogor .

Bungin, Burhan.2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

CIFOR. 2004. Citeko. Bahan Bacaan: Pelatihan dan Lokakarya ”Penelitian Aksi Partisipatif dalam Proses Kebijakan Pengelolaan dan Pengaturan Hutan”. CIFOR.Bogor.

Cybermed. 2005. Ubi Jalar kaya Zat Gizi dan Serat. www.dinkesjatim.go.id.

Dhania, Sendhi. 2006. Langkah awal penggandaan skala tepung ubi jalar dan beberapa karakteristiknya. IPB. Bogor

Djohani, Rianingsih. 1996. Berbuat Bersama Berperan Setara. Studio Driya Media, Bandung.

Hafsah, J.M. 2004. Prospek Bisnis Ubi Jalar. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Page 79: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

67

Heriyanto dan Achmad. 1994 Prospek Pemberdayaan Tepung Ubi Jalar sebagai Bahan Baku Industri Pangan. Balai Penelitian Tananman kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. Malang.

Jamrianti, Rinrin. 2007. Ubi Jalar, Saatnya Menjadi pilihan. http://beritaiptek.com/pilihberita.php?id=312

Kotler, Phillip. 2002. Manajemen Pemasaran (Jilid I). Alih Bahasa Hendra Teguh, dkk. Prenhallindo. Jakarta.

Kumalaningsih, Sri. 1994. Peluang Pengembangan Agroindustri dari Bahan

Baku Ubi Jalar. Balitan. Malang.

Mas’ud, Ibnu. 1991. Kamus Pintar Populer. CV Aneka Solo. Solo.

Narayan, D. 1996. What is Participatory Research?In Toward Participatory Research. Washington D.C.

Nasir. 2007. Pengembangan Dinamika Kelompok Tani. http://www.dispertanak.pandeglang.go.id/artikel_11.htm.

Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Suryadi, Didih. 2006. Promosi Efektif. Menggugah minat dan loyalitas

pelanggan. Tugu. Yogyakarta.

Suprapti, Lies. 2003. Tepung Ubi Jalar Pembuatan dan Pemanfaatannya. Kanisius.Yogyakarta.

Page 80: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

68

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

Kuisioner ini dibuat guna mendapatkan informasi yang dibutuhkan

peneliti dalam melakukan penelitian ilmiah. Penelitian yang dilakukan

berjudul “Prospek Pemasaran Tepung Ubi Jalar Ditinjau Dari Potensi

Permintaan Industri Di Wilayah Bogor” (Studi Kasus : Kelompok Tani

Hurip Desa Cikarawang). Peneliti adalah Sevlina Anela Djami (H24103050),

mahasiswa jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor yang sedang menyusun skripsi.

Diharapkan bapak/ibu menjawab bebrapa pertanyaan dibawah ini.

Tanggal :

Nama :

Umur Industri :

Skala Industri :

Jabatan Informan :

Dibawah ini ada beberapa pertanyaan mengenai industri dan bahan baku

yang anda kerjakan. Anda diminta untuk memberikan penilaian dan

jawaban.

1. Apakah jenis industri anda?

( ) pangan

( ) non pangan

2. Produk apa yang anda hasilkan dari proses pengolahan industri anda?

Page 81: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

69

3. Apakah dalam proses produksi anda menggunakan tepung sebagai bahan

baku?

( ) ya

( ) tidak

Lanjutan Lampiran 1.

4. Jika ya, tepung apa yang anda gunakan? (pilih salah satu yang paling

banyak atau sering digunakan)

( ) Terigu

( ) Beras

( ) Tapioka

( ) Lainnya,……………………………..

5. Berapa banyak anda menggunakan prosuk tersebut dalam setiap

bulannya?

6. Darimana anda memperoleh produk tersebut?

( ) pabrik tepung

( ) agen/toko khusus

( ) supermarket

( ) lainnya,………………………

7. Berapa harga tepung yang anda beli per kg-nya?

( ) < Rp. 4000,-

( ) Rp. 4001 - Rp.5000

( ) Rp. 5001 – Rp.6000

( ) > Rp. 6000

Page 82: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

70

8. Karakteristik ideal apakah dari bahan baku yang anda gunakan yang

telah terpenuhi?

( ) warna

( ) harga

( ) tekstur

( ) Lainnya, __________

Lanjutan Lampiran 1.

Pertanyaan mengenai tepung ubi jalar

9. Apakah anda pernah mencoba atau mendengar mengenai tepung ubi

jalar? ( ) Ya, -lanjut pertanyaan 8-

( ) Tidak, -lanjut pertanyaan 7-

10. Jika tidak, apa yang anda harapkan dari tepung ubi jalar?

( ) bergizi

( ) warna yang menarik

( ) harga terjangkau

( ) lainnya,…………………………………….

11. Jika ya, apakah anda berminat untuk mengganti atau menggunakan

tepung ubi jalar sebagai bahan baku produksi anda?

( ) Ya

( ) Tidak

12. Menurut anda, berapa ukuran yang pas untuk per kemasan yang akan

dijual? (dapat dijawab lebih dari satu)

( ) 1 Kg

( ) 5 Kg

Page 83: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

71

( ) lainnya,………………………

12. Berapa lama daya awet tepung ubi jalar yang anda inginkan?

( ) 2 bulan

( ) 5 bulan

( ) 9 bulan

( ) lainnya,………………………

Lampiran 2. Varietas Unggul Ubi Jalar Dan Karakteristiknya

Page 84: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

72

Lampiran 3. Sumber Informasi Penelitian

Data Sumber Informasi No Wilayah Kecamatan Umur Industri Skala Jabatan Industri Sumber Informasi 1 Kabpt Ciampea 5 Tahun Kecil Pengelola

2 Kota Bogor Barat 1 Tahun Kecil Pengelola

3 Kota Bogor Barat 1 Tahun Kecil Pengelola

4 Kabpt Cikarawang 20 Tahun Kecil Pengelola

5 Kabpt Cikarawang 20 Tahun Kecil Pengelola

6 Kabpt Ciomas 7 Tahun Kecil Pengelola

7 Kabpt Kemang 20 Tahun Kecil Pengelola

8 Kabpt Kemang 17 Tahun Kecil Pengelola

9 Kabpt Kemang 10 Tahun Kecil Pengelola

10 Kabpt Kemang 14 Tahun Kecil Pengelola

11 Kabpt Dramaga 17 Tahun Kecil Pengelola

12 Kabpt Cibinong 16 Tahun Kecil Pengelola

13 Kabpt Cibinong 17 Tahun Kecil Pengelola

14 Kota Bogor Barat 5 Tahun Kecil Pengelola

15 Kota Bogor Barat 3 Tahun Kecil Pengelola

16 Kota Bogor Tengah 35 Tahun Kecil Pengelola

17 Kota Bogor Tengah 77 Tahun Kecil Pengelola

18 Kota Bogor Selatan 5 Tahun Kecil Pengelola

19 Kota Bogor Tengah 24 Tahun Kecil Pengelola

Page 85: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

73

Lampiran 4. Data Kebutuhan Tepung Pada Industri

Page 86: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

74

Lampiran 5. Informasi Tepung Ubi Jalar Dalam Industri Dan Atribut Yang Diharapkan

Page 87: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

75

Lampiran 6. Struktur Organisasi KTH

Ketua Bpk. Ahmad

Penasehat II Bpk. Efendi

Penasehat I Bpk. Kuming

Sekretaris Bpk. Hanafi

Bendahara Bpk. Rachman

Seksi Pertanian

Bpk. Hendri

Seksi Humas Bpk. Dedy

Seksi Usaha Bpk. Endang

Seksi Kehutanan Bpk. Amran

Seksi Kelompok Tani Wanita

Ibu Titin

Seksi Pengairan/P3A

Bpk. Matsari

Page 88: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

76

Lampiran 7. Proses PAR

Page 89: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

77

Page 90: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

78

Page 91: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

79

Page 92: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

80

Page 93: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

81

Page 94: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

82

Page 95: “PROSPEK PEMASARAN TEPUNG UBI JALAR DITINJAU DARI … · potensi dan pemecahan masalah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi tepung ubi jalar dan siapa yang dapat menggunakannya,

83