prospek kerja alumni fakultas kehutanan
TRANSCRIPT
Abraham Maslow (1943;1970)
Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dan bahaya)
Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
Menurut teori X ada 4 pandangan yang dipegang manajer :1. karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak
menyukai kerja 2. karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau
diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.3. Karyawan akan menghindari tanggung jawab. 4. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua
faktor yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y:
1. karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
2. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.
3. Rata rata orang akan menerima tanggungjawab.4. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.
(Douglas McGregor)
12 UPT KEMENHUT PROV. SULSEL1. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan2. Balai Penelitian Kehutanan Makassar3. Balai Diklat Kehutanan Makassar4. Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi5. Balai Pemantapan Kawasan Hutan6. BPDAS Jeneberang - Walanae7. Balai Persuteraan Alam Makassar8. BPDAS Saddang9. SMK Kehutanan Makassar10. Balai Perbenihan Tanaman Hutan11. Balai Taman Nasional Bantimurung Bulu Saraung12. Balai Taman Nasional Taka Bonerate
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan
TUPOKSI• Pengelolaan Kawasan Konservasi (In-situ) dan
Pengawasan Peredaran Tumbuhan-Satwa Liar (Ex-situ).
Kegiatan Pengelolaan• Mengelola 16 Kawasan Konservasi• Luas total KK 258.575,67 Ha• Terdiri dari : 3 Cagar Alam, 3 Suaka
Margasatwa, 9 Taman Wisata Alam, dan 1 Taman Buru
• Ex-situ : Pengawasan dan Pelayanan Peredaran TSL, Pembinaan Penangkaran, Lembaga Konservasi
BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MAKASSAR
TUPOKSIBPK Makassar mempunyai tugas melaksanakan penelitian di
bidang konservasi dan rehabilitasi, peningkatan produktifitas hutan, keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan, serta perubahan iklim dan kebijakan kehutanan sesuai peraturan perundang-undangan.
Cakupan wilayah kerja meliputi propinsi Sulawesi Selatan, propinsi Sulawesi Barat, propinsi Sulawesi Tenggara dan propinsi Sulawesi Tengah serta propinsi Maluku.
BPK Makassar
BALAI DIKLAT KEHUTANAN MAKASSAR
TUPOKSIMelaksanakan pendidikan dan pelatihan pegawai
dan non pegawai di bidang kehutanan.
Wilayah pelayanan / wilayah kerja BDK Makassar meliputi : Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi tenggara, Sulawesi tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku dan Maluku Utara.
BKD Makassar juga memeliki hutan diklat Tabo-Tabo yang terletak di Desa Tabo-Tabo, Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep yang dapat ditempuh dalam waktu 1,5 Jam (52,6 km) dari kantor BDK Makassar.
BDK Makassar
BALAI PEMANTAUAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI (BP2HP Wilayah XV) MAKASSAR
TUPOKSITugasMelaksanakan sertifikasi tenaga teknis bidang bina produksi kehutanan, penilaian
sarana dan metode pemanfaatan hutan produksi serta pengembangan informasi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pemanfaatan hutan produksi lestari.
Fungsi1. penyusunan rencana, program dan evaluasi pelaksanaan tugas pokok balai;2. penilaian kinerja dan pengembangan profesi tenaga teknis bidang bina produksi
kehutanan;3. penyiapan tenaga teknis bidang bina produksi kehutanan dan penyiapan
rekomendasi pemberian ijin operasional teknis fungsional;4. pemberian perpanjangan atau usulan pencabutan ijin operasional teknis
fungsional;5. penilaian sarana dan pengembangn metode pemanfaatan hutan produksi yang
digunakan oleh tenaga teknis bidang bina produksi kehutanan;6. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja usaha pemanfaatan hutan
produksijangka panjang, rencana pemenuhan bahan baku industri, industri primer kapasitas di atas 6.000 m3/tahun dan dokumen peredaran hasil hutan;
7. pelaksanaan pengembangan informasi pemanfaatan hutan produksi lestari;8. pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga.
BPPHP Makassar
BALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN (BPKH Wilayah VII) MAKASSAR
TUPOKSI
Tugas BPKH melaksanaakan pemantapan kawasan hutan, penilaian perubahan status dan fungsi hutan serta penyajian data dan informasi sumberdaya hutan.
Fungsi :1. Pelaksanaan identifikasi lokasi dan potensi kawasan hutan yang
akan ditunjuk2. Pelaksanaan penataan batas dan pemetaan kawasan hutan
konservasi,3. Pelaksanaan identifikasi fungsi dan penggunaan dalam rangka
penagunaan kawasan hutan4. Penilaian hasil tata batas dalam rangka penatagunaan kawasan
hutan5. Pelaksanaan identifikasi dan penilaian perubahan status dan fungsi
kawasan hutan6. Pelaksanaan identifikasi pembentukan unit pengelolaan hutan
konservasi serta lindung dan hutan produksi lintas administrasi pemerintahan
7. Penyusunan dan penyajian data informasi sumberdaya hutan serta neraca sumberdaya hutan
8. Pengelolaan sistem informasi geografis dan perpetaan kehutanan
BPKH Makassar
Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Jeneberang - Walanae
TUPOKSI• Penyusunan rencana pengelolaan daerah aliran
sungai;• Penyusunan dan penyajian informasi daerah aliran
sungai;• Pengembangan model pengelolaan daerah aliran
sungai;• Pengembangan kelembagaan dan kemitraan
pengelolaan daerah aliran sungai;• Pemantauan dan evaluasi pengelolaan daerah aliran
sungai;• Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga
Balai.
Wilayah Kerja17 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang secara administratif
masuk dalam 16 kab./kota di Propinsi Sulsel.
Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) SADDANG
TUPOKSI• Penyusunan rencana pengelolaan daerah aliran sungai;• Penyusunan dan penyajian informasi daerah aliran
sungai;• Pengembangan model pengelolaan daerah aliran sungai;• Pengembangan kelembagaan dan kemitraan pengelolaan
daerah aliran sungai;• Pemantauan dan evaluasi pengelolaan daerah aliran
sungai;• Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai.
Wilayah Kerja11 (sebelas) kabupaten/kota di Sulawesi Selatan (Sulsel) dan
Sulawesi Barat (Sulbar). Yakni kabupaten Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Pinrang, Sidrap, Barru, pare-pare, Pangkep dan Maros. 2 (dua) kabupaten lainnya berada di provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) yakni kabupaten Polewali dan Mamasa.
BALAI PERSUTERAAN ALAM MAKASSAR
TUPOKSIMelaksanakan penyusunan rencana
pengembangan persuteraan alam, pemeliharaan bibit induk ulat sutera, pengujian mutu, sertifikasi dan akreditasi lembaga sertifikasi telur ulat sutera serta pengelolaan sistem informasi persuteraan alam.
Wilayah KerjaSeluruh wilayah Indonesia
Balai Persuteraan Alam
Sekolah Menengah KejuruanSMK Kehutanan MAKASSAR
Unit Pelaksana Teknis di bidang pendidikan menengah kejuruan formal di lingkungan Kementerian Kehutanan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kehutanan.
SMK Kehutanan
BALAI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN(BPTH) SULAWESI
TUPOKSIMelaksanakan penyusunan rencana, sertifikasi,
dan akreditasi perbenihan dan pembibitan, pengelolaan sumber benih, pemantauan peredaran dan distribusi benih dan bibit tanaman hutan, penyajian informasi perbenihan dan pembibitan.
Balai Pembenihan Tanaman Hutan Sulawesi
Taman Nasional BANTIMURUNG BULUSARAUNG
Luas Kawasan ± 43.750 hektar terdiri dari :•Cagar Alam seluas ± 10.282,65 hektar, •Taman Wisata Alam seluas ± 1.624,25 hektar, •Hutan Lindung seluas ± 21.343,10 hektar, •Hutan Produksi Terbatas seluas ± 145 hektar, •Hutan Produksi Tetap seluas ± 10.355 hektar terletak di Kabupaten Maros dan Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan
POTENSI• Ekosistem Karst (hutan di atas batu gamping), • Obyek wisata Bantimurung dan Gua Pattunuang/ Biseang Labboro• Endokarst (Gua-gua yg beberapa diantaranya adalah Situs
Purbakala/ Gua Prasejarah)• Hutan Pamah Sekunder/Primer dan Hutan Hujan Pegunungan
Bawah• Potensi flora/fauna endemik, unik, langka dan dilindungi UU• Kingdom of Butterfly• Potensi produk-produk jasa lingkungan
Taman Nasional Batimurung Bulusaraung
BALAI TAMAN NASIONAL TAKA BONERATE
Kawasan pelestarian alam yang merupakan karang atoll terbesar ketiga di dunia (luasan
mencapai 220.000 Ha) setelah Atol Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Atol Suvadiva di
Maldive, serta memiliki keanekaragaman biota laut yang tinggi dan habitat bagi berbagai
spesies satwa laut yang langka dan dilindungi.
• Secara Administratif terletak di wilayah Kecamatan Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Propinsi Sulawesi Selatan.
• Luas kawasan 530.765 Ha• Terbagi menjadi 2 (dua) Seksi Pengelolaan
Taman Nasional dan 8 (delapan) Resort.Taman Nasional Taka Bonerate
Potensi Kawasan TN TAKA BONERATE
Perum Perhutani PT. Inhutani I s/d Inhutani V
Kawasan hutan yang dikelola Perum Perhutani seluas 2.446.907,27 Ha, terdiri dari Hutan Produksi (HP) dan hutan lindung. Luas hutan yang dikelola Perhutani tidak termasuk kawasan hutan suaka alam dan hutan wisata.
Wilayah kerja perusahaan terbagi menjadi 3 Unit dengan 57 Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH). Dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan perusahaan, Perum Perhutani didukung pula oleh 13 Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM), satuan kerja perencanaan sumberdaya hutan (SDH) yang terdiri dari 13 Seksi Perencanaan Hutan (SPH).
adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara Indonesia di sektor Kehutanan, dengan unit bisnis utama meliputi usaha di bidang industri pengolahan kayu, pengelolaan hutan alam, dan pengelolaan hutan tanaman.
POKOK-POKOK ARAH KEBIJAKAN KEHUTANAN TAHUN 2011-2030 (RKTN 2011-2030)
Peraturan Menteri Kehutanan No. P.49/Menhut-II/2011
A. Rasionalisasi Kawasan Hutan Pengurangan luas kawasan hutan sampai dengan tahun 2030 diperkirakan sekitar 20% atau (tersisa seluas 112,34 juta ha (+ 80 %). untuk :• mengakomodir penyediaan ruang untuk kebutuhan pembangunan di
luar sektor kehutanan.• resolusi konflik kawasan hutan;
B. Arahan makro pemanfaatan/penggunaan ruang kawasan hutan selama 20 tahun kedepan :• Kawasan untuk Konservasi • Kawasan untuk Perlindungan Hutan Alam dan Lahan Gambut
• Kawasan untuk Rehabilitasi • Kawasan untuk Pengusahaan Hutan Skala Besar • Kawasan untuk Pengusahaan Hutan Skala Kecil • Kawasan untuk Non Kehutanan
26
Hasil Analisis Kondisi eksisting Kawasan (Per Fungsi ) RKTN 2011 - 2030
ARAHAN/RENCANA
FUNGSI KAWASAN (Juta Ha)
Jumlah HK HL
HP
TETAP (HP)TERBATAS
(HPT)KONVERSI (HPK)
Kawasan untuk Konservasi
23,20 - - - - 23,20
Kawasan untuk Perlindungan Hutan Alam dan Lahan Gambut
- 22,91 1,45 0,61 3,42 28,40
Kawasan untuk Rehabilitasi
3,62
4,14
2,78 2,23 0,75 13,52
Kawasan untuk Pengusahaan Hutan Skala Besar
-
- 26,18 20,17 8,18 54,52
Kawasan untuk Pengusahaan Hutan Skala Kecil
- 1,81 2,19 1,45 1,53 6,97
Kawasan untuk Non Kehutanan
-
- - - 4,06 4,06
Jumlah 26,82 28,86 32,60 24,46 17,94 130,68
Teknisi Bina Hutan dan Rehabilitasi Lahan (Kementrian Kehutanan, Pemerintah Daerah, BUMN dan BUMS Kehutanan)
Teknisi Perencanaan Kehutanan(Kementrian Kehutanan, BUMN dan BUMS Kehutanan)
Pengendalian Ekosistem Hutan ( Kementrian Kehutanan)
Polisi Hutan ( Kementrian Kehutanan, Pemerintah Daerah, BUMN dan BUMS Kehutanan)
Penyuluh Kehutanan Wiraswasta/Pengusaha LSM dan konsultan dibidang kehutanan
1. Jujur2. Tanggung jawab3. Disiplin4. Ikhlas5. Visioner6. Adil7. Peduli8. Kerjasama9. Profesional
Integritas Moral,
Profesional,
Kepemimpinan
Kerjasama
Sumber : Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.50/Menhut-II/2008 tentang Perubahan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 45/Menhut-II/2005 tentang
Pedoman Tugas Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil Lingkup Departemen Kehutanan
Areal Rehabilitasi Morfologi DAS (ribu Ha)Luas
( Ribu ha) Hulu Tengah Hilir
KAWASAN SUAKA ALAM 1,199.16 121.45 94.09 1,616.69
Cagar Alam (CA) 646.04 56.54 43.91 746.48
Suaka Margasatwa (SM) 753.12 65.91 51.18 870.21
KAWASAN PELESTARIAN ALAM 1,699.18 147.79 115.55 1,964.52
Taman Nasional (TN) 1,610.45 140.94 109.45 1,860.84
Taman Wisata Alam (TWA) 38.53 3.37 2.62 44.52
Taman Hutan Raya (TAHURA) 51.20 4.48 3.48 59.16
Taman Buru (TB) 33.56 2.94 2.28 38.78
Jumlah 3132.9 274.18 212.92 3,620.00
Berdasarkan RKTN 2011-2030, luas arahan rehabilitasi di kawasan konservasi 3,62 juta Ha