proses rekrutmen pakar banten

4
Proses Rekrutmen Pakar & Tenaga Ahli DPRD Banten Tertutup SERANG – Proses rekrutmen kelompok pakar dan tenaga ahli (KPTA) di DPRD Provinsi Banten dinilai tertutup. Anggota Dewan pun meminta agar prosesnya lebih transparan sehingga diketahui masyarakat. Anggota Komisi V DPRD Banten Fitron Nur Ikhsan menyesalkan proses rekrutmen KPTA DPRD Banten yang tertutup itu. Selain tidak memberikan keteladanan kepada masyarakat, juga menutup rapat- rapat kesempatan bagi masyarakat yang mempunyai kemampuan. “Saya menyesalkan pola yang yang tertutup seperti saat ini," ujarnya. Seharusnya, Dewan memberikan contoh yang baik kepada lembaga lainnya tentang mekanisme dan seleksi KPTA. “Ini tiba-tiba sudah banyak masuk nama-nama,” katanya yang dikutip Radar Banten, kemarin. Seharusnya, kata Sekretaris Fraksi Golkar DPRD Banten ini, Dewan membuat tim seleksi yang akan menentukan siapa yang layak menjadi kelompok pakar dan tenaga ahli. “Kalau bisa transparan, dibuka untuk umum, ada tim seleksi, ada ujian, nilainya dibuka, ini akan memberi keteladanan,” jelasnya. Ia mengakui, Dewan membutuhkan support dari KPTA dalam menunjang kinerjanya. Oleh karenanya, dibutuhkan KPTA yang benar-benar mampu dan menguasai persoalan. “Dalam menunjang kinerja, anggota

Upload: rana-zara-athaya

Post on 11-Sep-2015

230 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

afdhsdfjsj

TRANSCRIPT

Proses Rekrutmen Pakar & Tenaga Ahli DPRD Banten Tertutup

SERANG Proses rekrutmen kelompok pakar dan tenaga ahli (KPTA) di DPRD Provinsi Banten dinilai tertutup. Anggota Dewan pun meminta agar prosesnya lebih transparan sehingga diketahui masyarakat.Anggota Komisi V DPRD Banten Fitron Nur Ikhsan menyesalkan proses rekrutmen KPTA DPRD Banten yang tertutup itu. Selain tidak memberikan keteladanan kepada masyarakat, juga menutup rapat-rapat kesempatan bagi masyarakat yang mempunyai kemampuan. Saya menyesalkan pola yang yang tertutup seperti saat ini," ujarnya.

Seharusnya, Dewan memberikan contoh yang baik kepada lembaga lainnya tentang mekanisme dan seleksi KPTA. Ini tiba-tiba sudah banyak masuk nama-nama, katanya yang dikutip Radar Banten, kemarin.

Seharusnya, kata Sekretaris Fraksi Golkar DPRD Banten ini, Dewan membuat tim seleksi yang akan menentukan siapa yang layak menjadi kelompok pakar dan tenaga ahli. Kalau bisa transparan, dibuka untuk umum, ada tim seleksi, ada ujian, nilainya dibuka, ini akan memberi keteladanan, jelasnya.

Ia mengakui, Dewan membutuhkan support dari KPTA dalam menunjang kinerjanya. Oleh karenanya, dibutuhkan KPTA yang benar-benar mampu dan menguasai persoalan. Dalam menunjang kinerja, anggota membutuhkan support dari para ahli karena Dewan tidak menguasai semua persoalan. Jika KPTA-nya berkualitas ini akan membantu kerja DPRD untuk lebih dapat secara baik bekerja, katanya.

Untuk diketahui bahwa KPTA yang terdiri atas kelompok pakar ditempatkan di alat kelengkapan Dewan mulai dari pimpinan Dewan, komisi-komisi, dan alat kelengkapan Dewan lainnya. Sementara, tenaga ahli yang ditempatkan di fraksi-fraksi. Selama ini terdapat sepuluh tenaga ahli yang ditempatkan di masing-masing fraksi dan lima kelompok pakar untuk masing-masing pimpinan Dewan, lima kelompok pakar untuk masing-masing komisi serta kelompok pakar untuk alat kelengkapan lainnya seperti Badan Anggaran, Badan Legislasi, dan Badan Kehormatan. Pada 2015 ini, jumlah tenaga ahli fraksi dipastikan berkurang menjadi sembilan, disesuaikan dengan jumlah fraksi di DPRD Banten, yaitu sembilan fraksi. Sementara, kelompok pakar jumlahnya tetap.

Diketahui, dalam rekrutmen KPTA ini sudah banyak nama-nama yang masuk. Informasi yang berkembang, banyak anggota Dewan yang juga membawa nama-nama sendiri untuk direkrut menjadi tenaga ahli dan tim pakar. Mereka yang dibawa Dewan didominasi kader dan dan pensiunan pegawai negeri sipil (PNS). Informasi yang diperoleh, nama mantan Kepala Biro Hukum Pemprov Banten Syamsul Ma'arif bakal bertahan menjadi staf ahli Komisi I. Selain itu, ada juga nama mantan Kepala Bagian Keuangan Setwan Banten Kusumajali yang santer bakal menjadi staf ahli Badan Kehormatan (BK) DPRD Banten.

Sementara, sejumlah kader partai yang mengisi pos staf ahli fraksi, diantaranya Mochamad Nasir (Fraksi PDI Perjuangan), Bahrul Ulum (Fraksi Golkar), Rapih Herdiansyah (Fraksi PPP), Babay Sujawandi (F Gerindra) dan Yoga Utama (F PKS).

Oleh karena kondisi ini, sejumlah alat kelengkapan seperti Komisi II dan BadanKehormatan (BK) bakal melakukan voting dalam pemilihan KPTA.

Kepala Sub Bagian (Kasubag) Kajian Hukum Setwan Banten Suridati mengatakan bahwa seleksi KPTA diserahkan masing-masing kepada fraksi untuk tenaga ahli dan alat kelengakapan Dewan untuk kelompok pakar. Tidak ada seleksi di Setwan, semuanya diserahkan kepada alat kelengkapan Dewan dan fraksi, kita hanya menerima rekomendasi siapa nama yang akan menjadi KPTA dari masing-masing pimpinan baik alat kelengkapan Dewan maupun fraksi, akunya.

Ia mengaku, saat ini belum semua fraksi dan alat kelengkapan Dewan menyerahkan calon KPTA. "Yang belum itu staf ahli Pak Hartono (Wakil Ketua DPRD Banten SM Hartono), staf ahli Komisi II dan IV serta staf ahli Fraksi Demokrat," jelasnya.

Namun, ia menolak memberikan nama-nama calon KPTA tersebut dengan alasan belum ada SK. "Belum di-SK-kan, atau coba minta ke Sekwan, nanti kalau diizinkan kita kasih," katanya.

Ia mengaku bahwa tidak ada seleksi untuk KPTA, bahkan anggaran yang semula untuk seleksi KPTA juga dihapus. Kita sudah konsultasi ke Depdagri (Kemendagri-red) karena tahun-tahun sebelumnya juga tidak ada seleksi akhirnya tahun ini juga ditiadakan, paparnya.

Mantan kelompok pakar yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa pada 2015 ini, setiap kelompok pakar per bulan mendapatkan jatah empat kajian dengan honor perkajian sebesar Rp2,5 juta. "Jadi, dalam sebulan sebesar Rp10 juta, belum termasuk jatah transportasi untuk ke luar dan dalam kota," katanya.

Tahun sebelumnya, menurutnya, KPTA mendapatkan jatah tiga kajian per bulan dengan honor per kajian sebesar Rp3 juta. "Sekarang honornya dikurangi, tapi volume kajiannya bertambah," ungkapnya.