proses pembuatan aluminium kelompok 6

4
Kelompok 6 Anggota: Annisa Rizki Amelia Desy Puspita Fadiah Adlina Ulfah Fathiyya Ulfa Fitri Andriyani Novida Dara Rezita Pembuatan Aluminium (The Manufacture of Aluminium) Aluminium merupakan salah satu unsur kimia dengan lambang Al dan nomor atom 13. Aluminium termasuk unsur yang sangat melimpah di kerak dibumi. Aluminium termasuk logam golongan utama (IIIA) yang bersifat amfoter dan ringan bersama magnesium dan platina. Untuk menghasilkan aluminium terdapat beberapa tahapan, yaitu dimulai dengan penambangan biji bauksit, pemurnian bauksit menjadi alumina, hingga proses elektrolisis yang mereduksi alumina menjadi aluminium. Penambangan Bauksit Aluminium ditambang dari biji bauksit yang banyak terdapat di permukaan bumi, terutama di daerah Bintan dan kalimantan. Bauksit yang ditambang untuk keperluan industri mempunyai kadar aluminium 40-60%. Setelah ditambang biji bauksit digiling dan dihancurkan supaya halus dan merata. Kemudian dilakukan proses pemanasan untuk mengurangi kadar air yang ada. Selanjutnya bauksit mengalami proses pemurnian. Pemurnian Bauksit (Proses Bayer) Proses pemurnian bauksit dilakukan dengan metode Bayer. Metode ini dikembangkan oleh Karl Josef Bayer, seorang ahli kimia berkebangsaan Jerman. Pertama-tama bauksit dihaluskan dan dikeringkan. Kemudian ditambahkan larutan NaOH

Upload: diah-ayu-wulandari

Post on 30-Dec-2015

64 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Proses Pembuatan Aluminium

TRANSCRIPT

Page 1: Proses Pembuatan Aluminium Kelompok 6

Kelompok 6Anggota: Annisa Rizki Amelia

Desy PuspitaFadiah Adlina UlfahFathiyya UlfaFitri AndriyaniNovida Dara Rezita

Pembuatan Aluminium (The Manufacture of Aluminium)

Aluminium merupakan salah satu unsur kimia dengan lambang Al dan nomor atom 13. Aluminium termasuk unsur yang sangat melimpah di kerak dibumi. Aluminium termasuk logam golongan utama (IIIA) yang bersifat amfoter dan ringan bersama magnesium dan platina. Untuk menghasilkan aluminium terdapat beberapa tahapan, yaitu dimulai dengan penambangan biji bauksit, pemurnian bauksit menjadi alumina, hingga proses elektrolisis yang mereduksi alumina menjadi aluminium.

Penambangan BauksitAluminium ditambang dari biji bauksit yang banyak terdapat di permukaan bumi,

terutama di daerah Bintan dan kalimantan. Bauksit yang ditambang untuk keperluan industri mempunyai kadar aluminium 40-60%. Setelah ditambang biji bauksit digiling dan dihancurkan supaya halus dan merata. Kemudian dilakukan proses pemanasan untuk mengurangi kadar air yang ada. Selanjutnya bauksit mengalami proses pemurnian.

Pemurnian Bauksit (Proses Bayer)Proses pemurnian bauksit dilakukan dengan

metode Bayer. Metode ini dikembangkan oleh Karl Josef Bayer, seorang  ahli kimia berkebangsaan Jerman. Pertama-tama bauksit dihaluskan dan dikeringkan. Kemudian ditambahkan larutan NaOH pekat untuk melarutkan Al2O3 yang ada dalam bauksit sedangkan zat lain tidak larut.

Al2O3(s) + 2NaOH(aq) ―→ 2NaAlO2(aq) + H2O(l)

Campuran tersebut kemudian dipompa ke tabung tekan dan kemudian dilakukan pemanasan. Proses selanjutnya dilakukan penyaringan dan diikuti dengan proses penyemaian untuk membentuk endapan alumina basah (hydrated alumina).

NaAlO2(aq) + H2O(l) + HCl(aq) ―→ Al(OH)3(s) + NaCl(aq)

Endapan Al(OH)3 disaring kemudian dipanaskan pada suhu sekitar 1150°C sehingga terurai menjadi alumina (Al2O3) dan uap air.

Al(OH)3(s) ―→ Al2O3(s) + 3H2O(g)

Page 2: Proses Pembuatan Aluminium Kelompok 6

Elektrolisis Aluminium (proses Hall-Heroult)

Alumina (Al2O3) direduksi menjadi aluminium secara elektrolisis dalam suatu bejana yang disebut sel Hall-Heroult. Sebelum proses elektrolisis dilangsungkan alumina dilelehkan terlebih dahulu dalam kriolit (Na3AlF6) yang berfungsi untuk menurunkan titik leleh alumina yang awalnya sekitar 2000°C menjadi 900°C.

Lelehan alumina yang diperoleh kemudian dimasukan ke dalam suatu bejana untuk proses elektrolisis. Bejana yang digunakan terbuat dari besi dilapisi grafit yang sekaligus bertindak sebagai katoda. Sedangkan anoda digunakan batang-batang grafit yang dicelupkan ke dalam larutan.

Gambar Sel Hall-Heroult untuk pembuatan aluminium dari elektrolisis lelehan Al2O3 dalam kriolit

Ketika arus listrik dijalankan ion-ion Al3+ yang ada dalam larutan akan bergerak menuju katoda, yang kemudian direduksi menjadi aluminium cair sedangkan ion-ion O2ˉ akan bergerak menuju anoda kemudian dioksidasi menjadi gas oksigen. Berikut reaksi yang terjadi dalam sel elektrolisis:

Al2O3(l) ―→ 2Al3+(aq) + 3O2‾(aq)Katoda : Al3+(l) + 3e ―→Al(l) × 4Anoda : 2O2‾(l) ―→ O2(g) + 4e × 3

4Al3+(aq) + 6O2‾(aq) ―→ 4Al(l) + 3O2(g)

Aluminium cair yang diperoleh dialirkan keluar dari sel kemudian suhu diturunkan suhu agar diperoleh aluminium padat. Aluminium yang diperoleh dalam bentuk cair karena suhu di dalam sel elektrolisis melebihi titik leleh aluminium yang hanya 660°C.

Oksigen yang dihasilkan pada anoda dapat bereaksi dengan grafit yang digunakan membentuk gas karbon dioksida dan karbon monooksida. Akibatnya anoda lama-kelamaan akan berkurang dan perlu diganti pada saat-saat tertentu.

Referensi: http://yefrichan.wordpress.com/2011/01/23/proses-pembuatan-aluminium/ http://etnarufiati.guru-indonesia.net/artikel_detail-14223.html http://www.file-edu.com/2011/10/proses-cara-pembuatan-alumunium.html http://wanibesak.wordpress.com/2010/11/14/pengolahan-bijih-sifat-manfaat-dan-

kelebihan-aluminium/