laporan pembuatan biopolimer kelompok 3

30
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II Pembuatan biopolimer dari kentang PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH Nama : Tunas Alam Nurfitriany Habibah Abiyyu Sayyaf Wibisono M.Irfan Jundullah Prodi : Kimia

Upload: chemicalshybee

Post on 24-Jul-2015

398 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

Pembuatan biopolimer dari kentang

PROGRAM STUDI KIMIA

JURUSAN MIPA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2012

Nama : Tunas Alam

Nurfitriany Habibah

Abiyyu Sayyaf Wibisono

M.Irfan Jundullah

Prodi : Kimia

Page 2: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

Laporan Kimia Organik KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pada masa ini plastik merupakan benda yang sangat penting bagi kehidupan. Fungsi

plastik yang begitu luas membuat plastik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Plastik digunakan sebagai tas, bahan pembuat peralatan rumah tangga, pipa, botol, dan

lain-lain. Jika dulu untuk membungkus makanan digunakan daun pisang, saat ini plastik

telah banyak menggantikan peran pembungkus makanan tradisional tersebut. Banyak

orang lebih memilih plastik sebagai pembungkus makanan dengan alasan praktis, tahan

lama, dan lebih bersih.

Plastik yang notabene-nya adalah salah satu senyawa polimer umumnya dibuat dari

minyak bumi menjadi polimer seperti polypropylene (PP), polycarbonate (PC), dan

polyvinylchloride (PVC). Penggunaan minyak bumi sebagai bahan baku pembuat plastik

meninggalkan suatu permasalahan, antara lain:

1. Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yang

terbatas ketersediaannya di alam.

2. Karena berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, plastik tidak bisa

didegradasi oleh alam. Hal ini tentu saja dapat menambah timbunan sampah yang ada dan

lebih lanjut akan mencemari lingkungan.

3. Beberapa orang melakukan pengolahan sampah plastik dengan cara membakarnya,

padahal pembakaran plastik dapat memproduksi CO2 yang meningkatkan efek pemanasan

global. Selain itu uap yang dihasilkan dari pembakaran plastik pun bersifat karsinogenik

yang sangat berbahaya bagi kesehata

Alternatif lain yang saat ini dikembangkan adalah penggunaan plastik yang dapat

didegradasi oleh alam berbasis biopolimer. Biopolimer merupakan suatu senyawa polimer

yang bahan bakunya berasal dari tumbuhan. Plastik yang dapat didegradasi oleh alam ini

antara lain polylactic acid (PLA) dan polyhydroxybutyrate (PHB). PLA dan PHB berbeda

dalam hal bakteri yang digunakan untuk proses fermentasi bahan baku pembuatnya.

Selain itu harga PHB juga relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan PLA.

Kimia Organik 2

Page 3: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

Laporan Kimia Organik KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

I.2. Tujuan dan Manfaat

Mesintesis biopolimer dari pati kentang

Pengaruh penambahan dengan polimer sintesis

I.3. Dasar Teori

Plastik Biodegradabel

Menurut Pranamuda (2001), plastik biodegradabel adalah plastik yang dapat

digunakan layaknya seperti plastik konvensional, namun akan hancur terurai oleh

aktivitas mikroorganisme menjadi hasil akhir air dan gas karbondioksida setelah habis

terpakai dan dibuang ke lingkungan. Plastik biodegradabel merupakan bahan plastik yang

ramah terhadap lingkungan karena sifatnya yang dapat kembali ke alam.

Secara umum, kemasan biodegradabel diartikan sebagai film kemasan yang dapat

didaur ulang dan dapat dihancurkan secara alami. Menurut Stevens (2001), plastik

biodegradabel disebut juga bioplastik, adalah plastik yang seluruh atau hampir seluruh

komponennya berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui. Plastik biodegradabel

mengandung satu atau lebih biopolimer sebagai ingridien yang esensial.

Istilah bioplastik ditujukan untuk bahan kemasan yang berasal dari polimer yang

100% biodegradabel dan sudah diuji biodegradabilitasnya berdasarkan standar yang

berlaku (ISO 14855,CEN/TC 261/SC 4 N 99 atau ASTM D6400-99) atau dari biopolimer

(produk hasil pertanian) (Vink et al., 2003).

Berdasarkan sumber atau cara memperolehnya, Tharanathan (2003)

mengklasifikasikan biopolimer sebagai bahan baku bio-kemasan menjadi empat

kelempok seperti Gambar 1. Selain dari polimer alami, ada beberapa zat sintetis yang

merupakan campuran antara zat petrokimia dengan biopolimer dan atau biopolimer yang

telah mengalami perlakuan yang kompleks tetapi tetap memiliki sifat biodegradabel,

contohnya adalah poly alkilene esters, poly lactic acid, poly amid esters, poly vinil esters,

poly vinil alcohol, dan poly anhidrides.

Kimia Organik 3

Page 4: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

Laporan Kimia Organik KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 1. Polimer biodegradabel sebagai bahan biokemasan (Tharanathan, 2003)

Berdasarkan bahan baku yang dipakai, plastik biodegradabel dikelompokkan

menjadi dua kelompok, yaitu kelompok dengan bahan baku petrokimia dan kelompok

dengan bahan baku produk tanaman seperti pati dan selulosa. Kelompok pertama adalah

penggunaan sumberdaya alam yang tidak terbaharui (non-renewable resources),

sedangkan kelompok kedua adalah sumber daya alam terbarui (renewable resources).

Saat ini polimer plastik biodegradabel yang telah diproduksi adalah kebanyakan dari

polimer jenis poliester alifatik (Pranamuda, 2001).

Teknologi pembuatan plastik biodegradabel sudah banyak diteliti sebagai

alternatif pemecahan masalah limbah plastik. Menurut Sriroth et al. (2006), pati

singkong, kentang dan bahan yang mengandung karbohidrat ataupun protein dapat

menjadi salah satu alternatif bahan baku plastik biodegradabel. Proses pembuatannya

hampir sama dengan proses pembuatan plastik dengan bahan baku polimer sintetis.

Kentang

Kentang, Potato (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman dari suku Solanaceae

yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut "kentang" pula. Umbi

kentang sekarang telah menjadi salah satu makanan pokok penting di Eropa walaupun

pada awalnya didatangkan dari Amerika Selatan.

Kimia Organik 4

Page 5: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

Laporan Kimia Organik KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penjelajah Spanyol dan Portugis pertama kali membawa ke Eropa dan

mengembangbiakkan tanaman ini pada abad XVI. Dengan cepat menu baru ini tersebar di

seluruh bagian Eropa. Dalam sejarah migrasi orang Eropa ke Amerika, tanaman ini

pernah menjadi pemicu utama perpindahan bangsa Irlandia ke Amerika pada abad ke-19,

di kala terjadi wabah penyakit umbi di daratan Irlandia yang diakibatkan oleh jenis jamur

yang disebut ergot. Kentang yang disebarkan secara luas setelah 1600, menjadi sumber

makanan utama di Eropa dan Asia Timur. Setelah diperkenalkan ke Cina menjelang akhir

dinasti Ming, kentang segera menjadi kelezatan keluarga kekaisaran. Kentang

diperkenalkan di Filipina pada akhir abad ke-16, dan ke Jawa dan Cina selama abad ke-

17. Itu mapan sebagai tanaman di India dengan akhir abad 18 dan di Afrika dengan

pertengahan abad ke-20.

Kentang ini mengandung vitamin dan mineral, serta bermacam-macam

phytochemical, seperti karotenoid dan polifenol. Kentang  ukuran sedang 150 g (5.3 oz)

kentang dengan kulit memberikan 27 mg vitamin C (45% dari Nilai Harian), 620 mg

potasium (18% ), 0,2 mg vitamin B6 (10% ) dan melacak jumlah thiamin, riboflavin,

folat, niacin, magnesium, fosfor, besi, dan seng. Isi serat kentang dengan kulit (2 g)

adalah setara dengan banyak roti gandum, pasta, dan sereal. Dalam hal gizi, kentang

terkenal karena kandungan karbohidrat nya (sekitar 26 gram dalam kentang medium).

Bentuk dominan dari karbohidrat ini adalah pati. Sebagian kecil tapi signifikan pati ini

adalah tahan terhadap pencernaan oleh enzim dalam lambung dan usus kecil, sehingga

mencapai usus besar dasarnya utuh.

Nilai Kandungan gizi Kentang  per 100 g (3.5 oz)

Energi 321 kJ (77 kcal)

Karbohidrat 19 g

Pati 15 g

Diet serat 2.2 g

Lemak 0,1 g

Protein 2 g

Air 75 g

Thiamine (B1 Vit.) 0,08 mg (6%)

Kimia Organik 5

Page 6: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

Laporan Kimia Organik KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Riboflavin (Vit. B2) 0.03 mg (2%)

Niacin (Vit. B3) 1,1 mg (7%)

Vitamin B6 0,25 mg (19%)

Vitamin C 20 mg (33%)

Kalsium 12 mg (1%)

Besi 1,8 mg (14%)

Magnesium 23 mg (6%)

Fosfor 57 mg (8%)

Kalium 421 mg (9%)

Sodium 6 mg (0%)

BAB II

METODE PENELITIAN

ALAT

1. Nama Alat : Piala Gelas

Gambar :

Harga Alat : Rp. 80.000,-

Lama Penggunaan : 2 Jam

Biaya penyusutan alat : Rp. 20,-

Cara Kerja Alat : -

2. Nama Alat : Gelas Ukur

Gambar :

Harga Alat : Rp. 75.000,-

Lama Penggunaan : 2 Jam

Biaya penyusutan alat : Rp. 20,-

Cara Kerja Alat : -

Kimia Organik 6

Page 7: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

Laporan Kimia Organik KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Nama Alat : Neraca

Gambar :

Harga Alat : 15 juta

Lama Penggunaan : 15 menit

Biaya penyusutan alat : Rp. 1500,-

Cara Kerja Alat :

1. Tekan “tare” hingga display menunjukkan 0.00000g.

2. Tambahkan contoh dan tutup pintu pembatas

3. Biarkan neraca stabil saat membaca bobot contoh

4. Nama Alat : blender

Gambar :

Harga Alat : Rp. 210.000,-

Lama Penggunaan : 1 hari

Biaya penyusutan alat :

Cara Kerja Alat : -

Kimia Organik 7

Page 8: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

Laporan Kimia Organik KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAHAN

1. Nama Bahan : NaOH

Gambar Molekul :

Natrium Hidroksida

Nama IUPAC

Natrium Hidroksida

Nama lain

Soda kaustik

Jumlah Menurut Modul : 75.5 g

Jumlah yang Digunakan : 16 g

Prediksi Harga : 627 rb/liter

MSDS :

Kimia Organik 8

Page 9: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

Laporan Kimia Organik KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Informasi produk

Grade ACS,Reag. Ph Eur

Synonyms Soda caustic

Rumus kimia HnaO

Formulasi kimia NaOH

Kode HS 2815 11 00

Nomor EC 215-185-5

Massa molar 40.00 g/mol

Nomor indeks EC 011-002-00-6

Nomor CAS 1310-73-2

Data kimia dan fisika

Kelarutan di dalam air

1090 g/l (20 °C)

Titik leleh 323 °C

Massa molar 40.00 g/mol

Densitas 2.13 g/cm3 (20 °C)

Angka pH 14 (50 g/l, H2O, 20 °C)

Kimia Organik 9

Page 10: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

Laporan Kimia Organik KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Titik didih 1390 °C (1013 hPa)

Tekanan uap (20 °C)

Informasi keselamatan berdasarkan GHS

Hazard Statement(s)

H290: Dapat merusak logam-logam.H314: Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang serius.

Precautionary Statement(s)

P280: Gunakan pakaian/ sarungtangan pelindung / pelindung mata/ muka.P301 + P330 + P331: JIKA TERTELAN: Berkumurlah. JANGAN memancing muntah.P305 + P351 + P338: JIKA TERKENA MATA: Bilas secara hati-hati dengan air selama beberapa menit. Lepas lensa kontak, jika digunakan dan mudah melakukannya. Lanjutkan membilas. 

Signal Word Bahaya

Hazard Pictogram(s)

RTECS WB4900000

Kelas penyimpanan

8 B Tidak mudah terbakar, zat korosif

WGK WGK 1 agak berbahaya untuk air

Disposal 13Basa dan senyawa turunan alkohol harus diencerkan jika perlu dengan diaduk dengan hati-hati ke dalam air dan kemudian dinetralisir (gunakan sarung tangan, lakukan di lemari asam!) dengan asam hidroklorat (Kat.No. 100312). Sebelum dimasukkan ke dalam wadah D, periksa derajat keasaman (pH) dengan strip/lembar indikator pH-Universal (Kat. No. 109535).

Informasi keselamatan kerja

Kimia Organik 10

Page 11: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

Laporan Kimia Organik KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Frase R R 35Mengakibatkan luka bakar yang parah.

Frase S S 26-37/39-45Jika kena mata, segera bilas dengan banyak air dan dapatkan bantuan medis.Pakai sarung tangan dan pelindung mata/wajah yang sesuai.Jika terjadi kecelakaan atau jika merasa tidak enak badan, segera dapatkan bantuan medis (tunjukkan label jika mungkin).

Jenis-jenis bahaya

Korosif

Hazard Symbol

Corrosive

2. Nama bahan : HCl

MSDS

MATERIAL SAFETY DATA SHEET

HYDROCHLORIC ACID

1. IDENTITAS PRODUK DAN PERUSAHAAN

NAMA PRODUK : Asam Hydrochloric

Kimia Organik 11

Page 12: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

Laporan Kimia Organik KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

RUMUS KIMIA : HCl

CODE PRODUKSI : -

SYNONIM : Asam chloride, asam muriat, Hydroge chloride

2. KOMPOSISI BAHAN

Bahan 36% berat CAS No.7647-01-0

Batas pemaparan : 5ppm ( 7,5 mg/m3 ) ( TLV-C )

3. IDENTIFIKASI BAHAYA

Ringkasan bahaya yang penting : Asam chloride sangat korosif dan toksik serta iritatif bila

kontak dengan kulit, mata atau terhirup.

Akibatnya terhadap kesehatan :

MATA : Menyebabkan iritasi bahkan dapat menyebabkan kebutaan

KULIT : Menyebabkan luka bakar dan dermatitis

TERTELAN : Menyebabkan luka bakar membrane mukosa di mulut, Esophagus dan mulut

TERHIRUP : Menyebabkan bronchitis kronis

Karsinogenik : Tidak ada efek

Teratogenik : Tidak ada efek

Reproduksi : Tidak ada efek

4. TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

Terkena pada :

MATA : Bilas dengan air mengalir sekurang-kurangnya 15 menit

KULIT : Cuci dengan air sebanyak-banyaknya. Segera lepaskan pakaian yang

terkontaminasi.

Kimia Organik 12

Page 13: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

Laporan Kimia Organik KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

TERTELAN : Bila sadar, beri minum 1 – 2 gelas untuk pengenceran. Hindari pemanis

buatan.

TERHIRUP : Segera pindahkan korban ke tempat yang cukup udara, berikan pernafasan

buatan atau oksigen korban segera bawa ke dokter.

5. TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

a. Sifat- sifat bahan mudah terbakar : Tidak mudah terbakar

Titik nyala : -

b. Suhu nyala sendiri : -

c. Daerah mudah terbakar

Batas terendah mudah terbakar : -

Batas tertinggi mudah terbakar : -

d. Media pemadam api : Dapat dilakukan dengan pemadam api biasa. Wadah yang terpapar

panas dapat di semprot dengan air agar dingin, tetapi air

tidak boleh masuk ke dalam wadah.

e. Bahaya khusus : Bila kontak dengan logam akan menghasilkan gas hydrogen yang mudah

terbakar

f. Instruksi pemadam api : Dapat dilakukan dengan pemadam api biasa. Wadah yang terpapar

panas dapat disemprot dengan air agar dingin tetapi air

tidak boleh masuk ke dalam wadah. Pakailah pakaian

pelindung diri dan alat pelindung pernafasan.

6. TINDAKAN TERHADAP TUMPAHAN DAN KEBOCORAN

a. Tumpahan dan kebocoran kecil : Bila kebocoran tidak besar, tutup dengan tanah kering,

pasir kering atau material lain yang tidak terbakar

diikuti dengan lembaran plastik untuk menghindari

penyebaran atau kontak dengan air hujan.

b. Tumpahan dan kebocoran besar : Penanganan kebocoran gas atau tumpahan larutan Hcl

harus memakai alat pelindung diri terutama pelindung

pernafasan, kulit (badan)

Kimia Organik 13

Page 14: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

Laporan Kimia Organik KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Alat pelindung diri : Respirator kimia penyerap HCL atau respirator udara (SCBA),

Kacamata (goggles) atau perisai muka (Full face),

gloves (neoprene, nitrile).

7. PENYIMPANAN DAN PENANGANAN BAHAN

a. Penanganan bahan : Bekerja dengan gas atau uap HCl harus dalam lemari asam. Waspada

terhadap kebocoran gas.

b. Pencegahan terhadap pemaparan :Gunakan SCBA dan pakaian pelindung

c. Tindakan pencegahan terhadap kebakaran dan peledakan

d. Penyimpanan : Simpan di tempat dingin, berventilasi dan lantai gedung harus tahan asam.

e. Syarat khusus penyimpanan bahan : Jauhkan dari bahan oksidator dan bahan alkali, serta

sianida, sulfida, formadehid, logam natrium, merkuri

sulfat dan amonium hidroksida. Periksa kebocoran

wadah asam.

8. PENGENDALIAN PEMAJANAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI

a. Pengendalian teknis : Gunakan Ventilasi umum yang mencakup untuk menjaga debu ke

tingkat serendah mungkin.

b. Alat pelindung Diri : Respirator kimia penyerap HCl atau respirator udara, kacamata

(goggles), Jas lab, perisai muka (full face), sarung

tangan karet (neoprene gloves)

9. SIFAT – SIFAT FISIKA DAN KIMIA

Bentuk : Cair

Bau : menyengat

Warna : Bening sampai agak kekuningan

Massa jenis : 2.13

Titik didih : 85 oC

Titik lebur : -20oC

Kimia Organik 14

Page 15: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

Laporan Kimia Organik KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tekanan uap (20oC) : 20 mbar

Kelarutan dalam Air (20 oC) : terlarut

82,3 g/ 100 m

pH (20 oC) : 1

10. REAKTIFITAS DAN STABILITAS

a. Sifat Reaktifitas : Senyawa HCl stabil pada suhu kamar. Oleh pengaruh panas akan terurai

menjadi hydrogen dan klor. Larutan dalam air sangat

reaktif dengan logam-logam dan menghasilkan gas

hydrogen yang eksplosif. Bereaksi dengan oksidator

menghasilkan gas khlor yang toknik.

b. Sifat stabilitas : Stabil pada tekanan dengan temperatur yang normal.

c. Kondisi yang harus dihindari : panas dan lembab

d. Bahan yang harus dihindari :Aluminium, amines, carbide, hydrida, fluor, logam alkali,

logam, basa kuat garam dari asam oksihalogon, H2SO4

pekat, senyawa hydrogen semimetalik, semimetalic

oxides, aldehyde, sulfida, lithium, silicide, vinymethyl

ether

e. Bahan dekomposisi : Hydrochloric acid chlorine

f. Bahaya Polimarisasi : -

11. INFORMASI TOKSIKOLOGI

a. Nilai ambang batas ( NAB ) : 5 ppm ( 7,5 mg/m3 (TLV-C)

b. Terkena mata : dapat menimbulkan iritasi mata dan kebutaan

c.Tertelan LD 50 (tikus) : 000 mg/ Kg

d. Terhirup LC 50 (pernafasan) : 3124 ppm (V)/ 1 jam

Kimia Organik 15

Page 16: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

Laporan Kimia Organik KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

e. Terkena kulit : Dapat menimbulkan luka bakar

f. Efek local : -

g. Pemaparan jangka pendek/ akut : Terhirup dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan

tenggorokan, saluran pernapasan atau kerusakan paru-

paru

h. Pemaparan jangka panjang/ kronik : Bronchitis kronis bila sering menghirup gas dan

dermatitis jika kontak dengan kulit

Karsinogen : tidak ada

Teratogen : tidak ada

Reproduksi : tidak ada

Mutagen : tidak ada

12. INFORMASI EKOLOGI

a. Dampak terhadap lingkungan : Efek Biologi lethal pada ikan dari 25 mg/l. Beracun pada

organisme aquatik. Berbahaya dikarenakan perubahan

pH

b. Degradasi lingkungan : -

c. Bio Akumulasi : -

13. PEMBUANGAN LIMBAH

Sebelum dibuang ke lingkungan, harus dinetralkan dengan alkali sampai Ph = 9

14. PENGANGKUTAN

a. Peraturan Internasional : Peraturan DOT

b. Pengangkutan darat : truk tanki

c. Pengangkutan laut : Kapal laut

Kimia Organik 16

Page 17: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

Laporan Kimia Organik KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Pengakutan udara : tidak ada

15. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP 187/MEN/1999

3. Nama Bahan : Gliserol

Nomor produk Kemasan Jumlah/PkKuantitas Harga

1082380500  Botol kaca   500 ml  Rp 1,632,000  

4. Bottom of FormInformasi produk

Rumus kimia C9H14O6 Kode HS 2915 39 00 Nomor EC 203-051-9 Massa molar 218.20 g/mol Nomor CAS 102-76-1

Data kimia dan fisika Temperatur penyalaan 430 °C Kelarutan di dalam air 64 g/l (20 °C) Titik leleh -78 °C Massa molar 218.20 g/mol Densitas 1.16 g/cm3 (20 °C) Angka pH 5.0 - 6.0 (50 g/l, H2O, 20 °C) Titik didih 258 °C (1013 hPa) Tekanan uap < - 0.1 hPa (20 °C) Batasan ledakan 1.1 - 7.7 %(V) Titik nyala 142 °C

Informasi keselamatan kerja Kelas penyimpanan 10 Cairan mudah terbakar tidak dalam Kelas Penyimpanan 3 WGK WGK 1 agak berbahaya untuk air

Disposal

3Reagen organik yang relatif tidak aktif harus dikumpulkan dalam kategori A. Jika terhalogenasi, harus ditempatkan dalam Kategori B. Untuk residu padat gunakan Kategori C.

Data toksikologis LD 50 tertelan LD50 tikus 3000 mg/kg LD 50 melalui kulit LD50 kelinci > 5000 mg/kg

Kimia Organik 17

Page 18: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

Laporan Kimia Organik KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IVCARA KERJADiagram blok Pembuatan Pati Kentang

Pembuatan plastic biopolimer

Kimia Organik 18

Kentang dihancurkan hingga halus

dengan mortal

Ditambahkan 100 mL aquades lalu

diaduk, lalu disaring

Larutan didiamkan

selama 5 menit

Larutan dituang ke beaker glass lain,

tinggalkan endapan putih yang berada di

dasar gelas.

Endapan ditambakan aquades 100 mL, lalu

didiamkan, dan pisahkan lagi air dan

patinya.

22 mL aquades dimasukkan kedalam beaker glass, lalu

ditambahkan 4 g pati kentang yang telah di buat,

Ditambahkan 3 mL HCl, dan Glicerol, lalu dipanaskan selama 15

menit.

Ditambahkan pewarna lalu diaduk, kemudian diambil dan diletakkan dibelakang cawan petri

lalu diratakan permukaannya. Setelah

dikeringkan.

Campuran di tes pH-nya, lalu ditambahkan

NaOH sampai mencapai pH netral.

Page 19: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

Laporan Kimia Organik KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Safety and Security

Untuk keselamatan dan keamanan maka diwajibkan menggunakan peralatan

laboratorium seperti jas lab, masker, kaca mata, sarung tangan serta alat yang menjaga

keselamatan dan keamanan di laboratorium.

2. Penjelasan dari tujuan langkah

Penghancuran kentang bertujuan untuk mempermudah proses pembuatan pati

dari kentang. Penambahan glycerol bertujuan untuk memberi ikatan yang kuat antara

pati dengan glycerol sehingga terbentuk struktur polimer. Pengaturan pada pH normal

bertujuan agar ikatan polimer terjadi secara sempurna.

Kimia Organik 19

Page 20: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

Laporan Kimia Organik KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB V

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini praktikan membuat biopolimer dari kentang, Biopolimer, juga

dikenal sebagai polimer organik, ialah polimer alami. Kanji, protein dan peptida,

serta DNA dan RNA ialah contoh biopolimer, di mana unit monomernya berturut-turut

adalah glukosa,asam amino, serta asam nukleat. Komposisi kimia tepat dan urutan di mana

unit-unit disusun dinamakan struktur utama polimer. Banyak biopolimer "berlipat" menjadi

bentuk-bentuk tertentu, yang dapat menentukan fungsi biologi biopolimer. Biologi

struktural adalah bidang penyelidikan bentuk-bentuk biopolimer.Dalam pembuatan

biopolimer dari kentang didapatkan hasil

1. Biopolimer yang dihasilkan dengan menggunakan stereoform dan tanpa stereoform

mempunyai karakteristik yang hampir sama

2. Sebaiknya lama pengadukan dan suhu praktikum diperhatikan selama praktikum

3. Dalam penyimpanan biopolimer harus dilakukan pada ruang tertutup

4. Sebaiknya dalam membuat biopolimer harus lebih tipis

Kimia Organik 20

Page 21: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

Laporan Kimia Organik KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dalam pembuatan biopolimer ini praktikan membandingkan biopolimer yang dibuat dengan

penambahan gliserol dan biopolimer dengan penambahan stereofoam dan didapatkan hasil

sebagai berikut :

Biopolimer Warna Struktur Degradasi

Dengan Gliserol Bening Halus 7 hari

Dengan Stereofoam Bening Halus 7 hari

Dari hasil yang didapatkan ternyata tidak ada perbedaan yang signifikan dari biopolimer

tersebut hal ini mungkin dikarenakan biopolimer dengan gliserol dan biopolimer dengan

stereofoam hasilnya memiliki karakteristik yang hamper sama. Pada pembuatan biopolimer

ini tujuan ditambahkan HCl adalah untuk memutuskan ikatan glikosidik pada amilum

sehingga berubah menjadi glukosa kemudian dengan gliserol membentuk ikatan polimer dan

bereaksi secara polimerisasi kondensasi dengan hasil samping berupa air. Kemudian reaksi

pada polimerisasi ini adalah step growth karena polimer yang terbentuk ada pada akhir reaksi.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

I. Kesimpulan

Biopolimer yang dihasilkan dengan menggunakan stereoform dan tanpa

stereoform mempunyai karakteristik yang hampir sama

Sebaiknya lama pengadukan dan suhu praktikum diperhatikan selama

praktikum

Dalam penyimpanan biopolimer harus dilakukan pada ruang tertutup

Sebaiknya dalam membuat biopolimer harus lebih tipis

II. Saran

Mencoba berkreasi dengan membuat biopolimer dari pati selain kentang.

Dalam pemanasan dan pengadukan, harus jelas waktu yang dibutuhkan

untuk pemanasan dan pengadukan, agar biopolimer terbentuk.

Kimia Organik 21

Page 22: Laporan Pembuatan Biopolimer Kelompok 3

Laporan Kimia Organik KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. http://nuffieldfoundation.org/practical-chemistry/making-plastic-potato-starch

Pareanom, Yusi A. 2000.

http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2000/02/14/ILT/mbm.20000214.ILT1116

20.id. html

Vera, anvera. 2009. http://veraanvera.wordpress.com/2009/04/26/plastik-biodegradable-

berbasis-biopolimer/

Kimia Organik 22