proses pembinaan rohis di smpn 166 jakarta …

144
PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA (PENELITIAN ETNOGRAFI PENDIDIKAN) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh : Nafisah Khoiriyah NIM. 11160110000011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 29-Dec-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA (PENELITIAN

ETNOGRAFI PENDIDIKAN)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh :

Nafisah Khoiriyah

NIM. 11160110000011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020

Page 2: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …
Page 3: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …
Page 4: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …
Page 5: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …
Page 6: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

i

ABSTRAK

Nafisah Khoiriyah, Proses Pembinaan Rohis di SMPN 166 Jakarta (Penelitian

Etnografi Pendidikan), Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui proses pembinaan rohis di SMPN

166. Dengan mengetahui proses pembinaan rohis, maka peneliti dapat mengetahui

apa saja yang dilaksanakan pada saat proses pembinaan. dan peneliti akan

mengetahui program-program kerja yang ada di dalam ekstrakulikuler rohis di

SMPN 166.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi

dengan pendekatan kualitatif. Etnografi merupakan upaya untuk menggambarkan

sebuah budaya dari sekelompok individu yang berkaitan dengan cara sekelompok

individu tersebut berprilaku, dan cara kelompok tersebut berinteraksi antara satu

dengan yang lain. Etnografi ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana

sekelompok dari individu ini, nilai-nilai, cara pandang dan motivasi mereka.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa untuk proses pembinaan rohis

di SMPN 166 ini berjalan sesuai dengan panduan yang telah diberikan oleh pihak

sekolah kepada pembina rohis dan guru agama islam. Dengan begitu bahwa

semua program kerja yang ada di sekolah bisa di katakan berhasil. Karena ketika

para anggota rohis melakukan kesalahan, maka akan ada evaluasi yang dapat

membuat para anggota rohis untuk berubah menjadi lebih baik lagi.

Kata Kunci: Proses, Pembinaan, Rohis

Page 7: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

ii

ABSTRACT

Nafisah Khoiriyah, Rohis Coaching Process at SMPN 166 Jakarta

(Educational Ethnographic Research), Thesis, Islamic Religious Education

Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah

Islamic University, Jakarta.

The research aims to determine the process of spiritual guidance in SMP

166. By knowing the process of spiritual development, the researcher can find out

what is carried out during the guidance process. and researchers will know the

work programs that exist in the Rohis extracurricular at SMPN 166.

The method used in this research is ethnographic method with a qualitative

approach. Ethnography is an attempt to describe a culture of a group of

individuals related to the way these groups of individuals behave, and the way

these groups interact with one another. This ethnography aims to reveal how a

group of these individuals, their values, outlooks and motivations.

The results of this study indicate that for the process of spiritual

development in SMP 166 it runs in accordance with the guidelines that have been

given by the school to religious leaders and teachers of Islamic religion. That way,

all work programs in schools can be said to be successful. Because when the

members of the spiritualists make mistakes, then there will be an evaluation that

can make the members of the spiritualists to change for the better.

Keywords: Process, Development, Rohis

Page 8: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan ridho

dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat melaksanakan penelitian dan

menyelesaikan skripsi sebagai salah satu tugas akhir dalam menempuh Sarjana

Strata 1 (S1) di Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini ditulis

dengan judul “Proses Pembinaan Rohis di SMPN 166 Jakarta (Penelitian

Etnografi Pendidikan)”.

Skripsi ini disusun berdasarkan penelitian yang telah penyusun lakukan

diSMPN 166 Jakarta. Penyusunan skripsi ini sebagai tandabahwa penelitian

telahselesai dilaksanakan.

Adapun dengan selesainya skripsi ini telah melibatkan banyak pihak, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan

terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang berperan, antara lain:

1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A., sebagai Rektor

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Dr. Sururin, M.Ag., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Dosen Penasihat Akademik yang

tak pernah bosan untuk memberikan semangat disetiap jenjang semester

untuk menjalankan perkuliahan dengan baik

3. Drs. Abdul Haris, M.Ag., sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

4. Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

5. Dr. Khalimi, M.Ag., Dosen Pembimbing skripsi yang telah bersedia

meluangkan banyak waktunya untuk membimbing, memberikan ilmu,

serta memberikan nasihat dan arahan;

Page 9: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

iv

6. Kedua orang tua saya, Bapak Samsuri dan Ibu Napsiah, sebagai pendidik

pertama yang selalu mengorbankan waktu dan tenaganya, untuk mendidik

dan membesarkan putra-putrinya;

7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang

telah memberikan banyak ilmu dan berbagi pengalamannya kepada

penyusun;

8. Bapak Alizar S.Pd, M.M., sebagai Kepala Sekolah yang sejak awal

penelitian sangat bersedia membantu saya.

9. Bapak Karsono S.Pd., sebagai Wakil Kurikulum yang sejak awal

penelitian sangat bersedia membantu saya.

10. Teman-teman seperjuangan khususnya Jurusan Pendidikan Agama Islam,

sahabat Nadia Ulfah, Neli Ariska Putri, Hanin Andini, Siti Aisyah, Dewi

Hartika dan teman-teman lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu;

11. Teman-teman di Organisasi Remaja Masjid Jami’ Al-Wiqoyah Jagakarsa;

12. Terimakasih kepada Anak-anak Binaan Yatim Masjid Jami’ Al-Wiqoyah

yang selalu mendo’akan dan mensuport hingga sekarang.

13. Terimakasih kepada Pihak yang mengurus Kartu Jakarta Mahasiswa

Unggul (KJMU) Dinas Pendidikan UPT P4OP dan PEMPROV DKI

Jakarta yang telah memberikan beasiswa kepada penyusun selama

menempuh program Pendidikan Agama Islam di Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas

do’a,dukungan, motivasi, bantuan serta perhatiannya yang tulus dan

ikhlas. Semoga Allah membalas kebaikannya.

Penyusun menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, masukan, saran dan kritik yang membangun dari

semua pihak sangat penulis harapkan. Sehingga skripsi ini dapat bermanfaat

Page 10: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

v

bagi penulis sendiri dan dapat memperluas khazanah pemikiran dalam dunia

pendidikan bagi yang membacanya.

Jakarta, 25 Juni 2020

Penyusun

Nafisah Khoiriyah

Page 11: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK …………………………………………………………………….... i

ABSTRACK …………………………………………………………………..... ii

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. iii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… vi

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….... 1

A. Latar Belakang Masalah .....................………………………………….. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 6

D. Perumusan Masalah ................................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7

F. Kegunaan Penelitian ................................................................................ 7

BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................... 8

A. Kajian Teori .............................................................................................. 8

1) Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler .................................................. 8

2) Tujuan dan Ruang Lingkup Ekstrakurikuler ....................................... 10

3) Jenis dan pelaksaanaan kegaiatan ekstrakurikuler .............................. . 11

4) Proses ................................................................................................... 13

5) Pembinaan ........................................................................................... 17

6) Rohis .................................................................................................... 25

7) Pembinaan Rohis ................................................................................. 32

8) Pengertian Etnografi ........................................................................... 34

B. Hasil Penelitian Relevan ........................................................................... 38

Page 12: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 42

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 42

B. Latar Penelitian ........................................................................................ 42

C. Metode Penelitian ..................................................................................... 43

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data .......................................... 45

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ....................................... 46

F. Analisis Data ............................................................................................ 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 51

A. Profil SMPN 166 Jakarta ......................................................................... . 51

B. Sejarah Singkat SMPN 166 Jakarta .......................................................... . 51

C. Visi, Misi, dan Tujuan SMPN 166 Jakarta ............................................... . 52

D. Guru dan Tenaga Kependidikan SMPN 166 Jakarta ................................. 54

E. Daftar Siswa/I SMPN 166 Jakarta ............................................................. 57

F. Sarana dan Prasarana SMPN 166 Jakarta .................................................. 58

G. Struktur Organisasi SMPN 166 Jakarta ..................................................... 64

H. Temuan Penelitian ..................................................................................... 67

I. Deskripsi hasil temuan penelitian ........................................................... .. 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 79

A. Kesimpulan ................................................................................................ 79

B. Saran .......................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 82

Page 13: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Sekolah adalah tempat untuk mendidik siswa untuk menjadi

orang yang cerdas, baik dari ilmu pengetahuan agama, umum, serta

menjadikan siswa memiliki akhlak yang baik. Di dalam suatu sekolah ada

elemen-elemen yang mendukung sekolah tersebut berjalan dengan baik.

Elemen-elemen tersebut seperti Kepala Sekolah, Guru, murid, Sarana dan

Prasarana, Tenaga kependidikan, Pegawai sekolah serta Orang tua wali

murid. Sekolah islam adalah sekolah yang menerapkan pengajaran sesuai

dengan syariat islam, sekolah ini di harapkan dapat di gunakan baik di

sekolah maupun di masyarakat. Sekolah islam biasayang memiliki ciri khas

yaitu selalu melakukan tadarus sebelum memulai pelajaran, selanjutnya

sekolah islam juga memberikan jam pelajaran agama lebih banyak di

bandingkan pelajaran umum. Sekolah islam menerapkan cara-cara pendidikan

secara agama, karena kalau sekolah tersebut tidak mengetahui dasar dalam

membangun sekolah secara agama maka akan keluar dari jalurnya, sebab

pada dasarnya sekolah islam harus bisa memahami tentang pendidikan islam.

“Pendidikan yang di berikan bagi seluruh siswa di sekolah

diterapkannya di dalam berbagai bentuk mata pelajaran dan di sebut dengan

bidang studi biasanya dalam mata pelajaran yang ada di sekolah pendidikan

agama islam mengandung tujuh materi pokok antara lain : Al Quran, Hadits,

keimanan, Akhlak, Bimbingan Ibadah, Fikih, dan sejarah islam lainnya.”1

1 Putri nurina, Pendidikan Agama Islam bagi siswa autis pada sekolah inklusif (Pamulang: Young progressive muslim, 2015), h. 37.

Page 14: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

2

Sekolah Islam banyak kegiatan-kegiatan yang membuat siswa

menambah kemampuan muridnya tentang pengetahuan agama dan

pengetahuan umum, kegiatan tersebut bertujuan untuk menjadikan anak

tersebut berguna untuk di masa depannya kelak.

“Kegiatan-kegiatan yang ada di dalam sekolah harus mendapat

dukungan oleh kepala sekolah serta mendapat dukungan dari semua wakil,

dan guru-guru. Karena setiap kebijakan yang di putuskan dalam program

kegiatan sekolah melalui rapat-rapat jurusan dan bidang-bidang kehalian

Kemudian di lanjutkan oleh ketua jurusan dan ditentukan berdasarkan rapat

sekolah. Berdasarkan musyawarah tersebut di tentukan peran dan tugas

masing-masing sesuai dengan bidang keahliannya.”2

Kegiatan ekstrakulikuler yang menambah wawasan keislaman.adalah

Rohani islam (Rohis), di dalam rohis banyak sekali pelajaran yang akan kita

dapatkan serta bisa dikembangkan oleh para murid, karena di dalam rohis

kita di ajarkan bagaimana cara berdakwah yang baik dan bnar serta mudah di

pahami oleh masyarakat luas.

Rohis merupakan suatu kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah-

sekolah, kegiatan ini merupakan kegiatan untuk mendalami tentang agama

islam, di dalam sekolah kegiatan rohis mengalami perkembangan yang

begitu signifikan, yaitu dengan kegiatan-kegiatan yang bernuansa islami

mulai dari pemotongan hewan kurban, dll.

Selanjutnya dengan kegiatan rohis di sekolah-sekolah maka dapat

membangun semangat para siswa untuk lebih memperdalam ilmu agama

islam melalui materi-materi yang diberikan oleh para guru maupun para

pembina rohis serta dari anggota rohis tersebut.

“Rohis merupakan organisasi yang berlandaskan konsep nilai

keislaman dan menjadi sarana memperdalam pemahaman agama islam para

anggotanya”.3 Dengan begitu para siswa bisa menambah pemahaman

2 Muniarti, Nasir usman, Implementasi manajemen stratejik dalam pemberdayaan sekolah menengah kejuruan (Bandung: Citapustaka media perintis, 2009), h. 62.

3 Nurul aeni, Rosidin, Pemahaman Agama dalam konteks kebangsaan : Studi kasus pada organisasi rohis sma negeri 1 sragen, Jurnal pendidikan dan kebudayaan, vol , 02, No,2 desember 2017, h.138.

Page 15: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

3

tentang syariat agama islam, dengan baik dan benar. Ketika sekolah

mengadakan ekstrakulikuler berupa rohis di harapkan para siswa yang

beragama islam lebih mengedepankan syariat-syariat islam, dengan begitu

suasana di sekolah dapat menjadi tenang dan tentram, selanjutnya para siswa

diharapkan bisa berprilaku sopan dan santun dalam berbicara kepada

guru,orang tua dan teman sebayanya, agar kegiatan rohis yang di ikuti

selama ini tidak sia-sia.

Selanjutnya rohis pun akan lebih baik jika diadakan di Sekolah

Menengah Pertama (SMP). Dalam keadaan begitu maka jiwa remaja yang

demikian itu nampak pula dalam kehidupan agama yang mudah goyah,

timbul kebimbangan, kerisauan dan konflik batin. Kegiatan keislaman yang

ada di sekolah yaitu seperti buka bersama, tabligh akbar, kurban, tafakkur

alam,mentoring keislaman serta kegiatan-kegiatan lainnya diharapkan dapat

membuat para siswa berfikir untuk memilih mana yang baik dan buruk,

karena kalau siswa sendiri tidak mengikuti kegiatan keislaman dengan baik

maka dapat dipastikan kegiatan tersebut hanya menjadi kenangan yang sia-

sia.

Kegiatan tersebut diharapkan dapat menambah erat silaturahmi

antara kepala sekolah, guru, murid, pegawai sekolah dan masyarakat sekitar,

dengan begitu keamanan, kenyamanan di lingkungan tersebut dapat terjamin

dengan baik. Selain itu, adanya kegiatan keislaman ini diharapkan dapat

membimbing siswa untuk menjadi lebih mandiri, melatih kerja sama, dan

kepekaan terhadap lingkungan. Dalam sebuah organisasi, kerja sama sangat

diperlukan, hal ini bertujuan agar acara atau program yang dijalankan dapat

terselenggara dengan baik. Jika suatu organisasi tidak mampu menjalin kerja

sama antar anggotanya, maka dapat dipastikan akan terjadi kekacauan dalam

penyelenggaraan suatu acara. Hal ini disebabkan kurangnya keharmonisan

yang terjalin dalam organisasi tersebut.

“Zuriah mengatakan pembinaan dapat diartikan sebagai kegunaan

yaitu merubah sesuatu sehingga menjadi baru yang memiliki nilai-nilai yang

Page 16: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

4

tinggi. Dengan demikian pembinaan juga mengandung makna sebagai

pembaharuan, yaitu melakukan usaha-usaha untuk membuat sesuatu menjadi

lebih sesuai atau cocok dengan kebutuhan dan menjadi lebih baik dan lebih

bermanfaat”.4 Pembinaan merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk

memberikan arahan atau bimbingan untuk memberikan pandangan terhadap

sesuatu yang akan dihadapi. Hal ini juga dapat dikatakan bahwa pembinaan

merupakan salah satu pembekalan yang diberikan kepada seseorang untuk

dapat mempersiapkan diri dalam menjalankan suatu aktivitas.

Situasi tersebut, menyebabkan remaja itu sulit untuk menentukan

pilihan yang tepat, sehingga para remaja cenderung memilih jalan sendiri,

dalam situasi yang demikian itu, maka perilaku menyimpang sangat besar

maka dari itu untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan maka

seorang guru harus bisa memberikan jalan kepada muridnya dengan

memberikan saran untuk mengikuti kegiatan rohis yang ada di Sekolah

Menengah Pertama (SMP).

Dari pihak guru pun sudah mendukung kegiatan atau program-

program yang dijalankan Rohis di sekolah ini, hanya saja minat para

siswa/siswi yang mengikuti kegiatan rohis di sekolah ini tidak begitu

banyak.

Dampak-dampak yang terlihat secara langsung dilihat dari anak-anak

yang mengikuti kegiatan rohis di antaranya yaitu para anggota rohis tidak

lagi disuruh pergi ke masjid, mereka sudah memahami kalau sudah

waktunya azan mereka sudah harus pergi ke masjid, banyak di antara

anggota rohis itu berpakaian sesuai dengan syariat islam, selanjutnya para

anggota rohis juga lebih mengutamakan mengucapkan salam ketika bertemu

dengan orang yang baru dikenal. Karena begitu banyak murid yang belum

begitu kenal satu sama lain.

4Agus Yunita, Saiful Usman, Hasbi Ali, Peran keluarga dalam pembinaan pekerti anak di usia sekolah dasar (suatu penelitian di kecamatan kuta baro kabupaten aceh besar), jurnal ilmiah mahasiswa pendidikan kewarganegaraan unsyiah vol. 1, no 1: 1-2, h. 4.

Page 17: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

5

Dampak lainnya yang dapat dilihat yaitu banyak para orang tua

murid berterima kasih kepada para pembina rohis karena telah mendidik

anak-anaknya dalam memahami pelajaran agama islam di luar jam sekolah

dan di harapkan dapat memberikan pelajaran yang lebih agar bisa menjauhi

perbuatan yang di larang oleh Allah dan rasulnya.

Kegiatan rohis kiranya menjadi salah satu peran dalam pembentukan

perilaku keagamaan seorang siswa. Kegiatan yang dilaksanakan di luar jam

pelajaran tatap muka di kelas ini di rasa cukup membangkitkan siswa

terhadap pendidikan agama islam (PAI) dari pada mengikuti proses belajar

mengajar di kelas. Suasana reaktif yang di bentuk akan membuat siswa lebih

senang mengikuti kegiatan, sehingga aspek afektif dan psikomotorik dapat

tersentuh lebih dari sekedar pembelajaran di kelas yang hanya dapat

tersentuh dimensi kognitifnya saja.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis pada kegiatan

ekstrakulikuler Rohis di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN 166

Jakarta) perlu di adakan penelitian untuk mengetahui proses pembinaan rohis

di sekolah tersebut dengan mengunakan etnografi pendidikan islam,

selanjutnya mengetahui pembinaan lanjutan yang akan memberikan dampak

lain pada siswa, serta di harapkan para anggota rohis bisa menjadi panutan

baik di sekolah maupun di masyarakat.

Berdasarkan latar belakang yang di atas penulis terdorong untuk

mengkaji lebih lanjut tentang “Proses Pembinaan Rohis di SMPN 166

Jakarta (penelitian etnografi pendidikan).

Page 18: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengidentifikasi

permasalahan sebagai berikut:

1. Minat para siswa/siswi yang mengikuti kegiatan rohis di sekolah ini

tidak begitu banyak.

2. Para anggota rohis tidak lagi disuruh pergi ke masjid, mereka sudah

memahami kalau sudah waktunya azan mereka sudah harus pergi ke

masjid, banyak di antara anggota rohis itu berpakaian sesuai dengan

syariat islam, mengucapkan salam ketika bertemu dengan orang yang

baru dikenal.

3. Para orang tua murid berterima kasih kepada para pembina rohis

karena telah mendidik anak-anaknya dalam memahami pelajaran

agama islam di luar jam sekolah dan di harapkan dapat memberikan

pelajaran yang lebih agar bisa menjauhi perbuatan yang di larang oleh

Allah dan rasulnya.

C. Pembatasan Masalah

Dalam hal ini penelitian dapat dilakukan dengan efektif dan efisien,

maka peneliti membatasi penelitian pada: Proses pembinaan Rohis di SMPN

166 Jakarta. Fokus Penelitian dengan Mengetahui sejauh mana perkembangan

rohis di SMPN 166, Mengetahui program kerja rohis yang berjalan di SMPN

166, Mengetahui perkembangan anggota rohis setelah mengikuti kegiatan

pembinaan rohis, Melaksanakan program kerja yang telah di musyawarahkan,

Evaluasi program kerja yang telah dilaksanakan, Mengetahui dampak-

dampak dari kegiatan rohis bagi masyarakat.

Page 19: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka perumusan

masalah penelitian adalah sebagai berikut: Bagaimana proses pembinaan rohis

di SMPN 166 Jakarta ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui proses pembinaan rohis di SMPN 166 Jakarta

2. Untuk menambah khazanah ke islaman yang ada pada saat ini

3. Agar para masyarakat mengetahui semua pelatihan yang ada di

dalam kegiatan rohis

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peserta didik, mendapatkan tambahan tentang khazanah islam

dan dapat mengembangkannya kembali

2. Bagi guru di harapkan sebagai motivasi dalam melaksanakan

tugasnya dalam mengajar dengan pengetahuan agama agar bisa di

jadikan contoh untuk para murid-muridnya di sekolah dan di

masyarakat

3. Bagi pihak sekolah, diharapkan tulisan ini sebagai salah satu bahan

pertimbangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan khususnya

dalam pembinaan baik akademik maupun non akademik

Page 20: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1) Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler

“Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler antar satu sekolah dan

sekolah yang lain bisa saling berbeda. Variasinya sangat ditentukan oleh

kemampuan guru, siswa dan kemampuan sekolah.1

Petunjuk teknis penyusunan program pengembangan diri melalui

kegaitan ekstrakurikuler di sekolah bertujuan untuk memberikan acuan

bagi pendidik dan sayuan pendidikan dalam merancang program

pengembangan diri dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler sesuai

ketentuan dan mekanisme yang telah ditetapkan sehingga hasilnya dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi,

dan perkembangan peserta didik dengan memperhatikan kondisi sekolah.

Petunjuk teknis pengembangan diri untuk kegiatan ekstrakurikuler dapat

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan daya dukung masing-masing

satuan pendidikan.2

Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang

harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik

dengan kondisi tertenti yang tidak memungkinkan untuk mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Ekstrakurikuler pilihan merupakan

program ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai

dengan bakat dan minatnya masibg-masing. Kata ekstrakurikuler memiliki

kegiatan tambhan di luar rencana pelajaran atau pendidikan tambahan di

luar kurikulum. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler merupakan

1 Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabet, 2011), h. 159. 2 Ibid., (Bandung: Alfabet, 2011), h. 140.

Page 21: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

9

untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki

potensi peserta didik.3

“Menurut arikunto S yang dimaksud dengan program ialah

sederetan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan, di

luar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan.4

Untuk mendefinisikan pengertian kegiatan ekstrakurikuler akan

dikemukakan pendapat Ambo Elo Adam dan Ismail Tolla (1987: 90) yang

mengemukakan bahwa hegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan

pendidikan di luar ketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah sebagai

penunjang pendidikan formal yang berlangsung di dalam sekolah.

Kegiatan tersebut, merupakan bentuk kegiatan di luar program kurikulum

sekolah, yang diberikan kepada peserta didik sebagai penunjang

pendidikan formal dan dimaksudkan sebagai bentuk pengembangan salah

satu bidang pelajaran yang diminati oleh siswa, seperti olah raga, kesenian

dan lain sebagainya. Begitu urgennya kegiatan tersebut, sehingga

mempunyai relevansi yang tinggi terhadap program pendidikan formal

lainnya.5

Kegiatan pengembangan diri meruapakan upaya pembentukan

watak dan kpribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan

layanan konseling dan kegaiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler

merupakan wadah yang disedikan oleh satuan pendidikan

untukmenyalurkan minat, bakat, hobi, kepribadian dam kreativitas peserta

didik yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi talenta peserta

didik.6

3 Kompri, Manajemen Pendidikan Kompene-Kompenen, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2015), h. 224. 4 Eka Prihatin, Op.Cit., h. 159. 5 Novianty Djafri, Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pada Pesantren Al-Khaerat Kota Gorontalo,Jurnal Inovasi, Volume 5, Nomor 3, September 2008.

h. 137. 6 Badrudin, Manajemen Peserta Didik, (Jakarta: Indeks, 2014), h. 140.

Page 22: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

10

2) Tujuan dan Ruang Lingkup Ekstrakurikuler

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sembah menurut

Direktorat pendidikan menengah kejuruan adalah

a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatan kemampuan siswa

beraspek kognitif, efektif, psikomotorik.

b. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan

pribadi menuju pembinaan.

c. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu

pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.7

Ruang lingkup kegiatan penyusunan program pengembangan diri

dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler meliputi:8

a. Penugasan pada wakasek bidang akademik atau kurikulum dan

wakasek bidang kepesertadidikan.

b. Pemberian arahan teknis

c. Pembuatan perencaan kegiatan untuk penyusunan program

pengembangan diri untuk kegiatan ekstrakurikuler

d. Penyusunan rambu-rambu tentang mekanisme program

pengembangan diri untuk kegaitan ekstrakurikuler

e. Analisis kebutuhan dan kesesuaian yang meliputi analisis

kebutuhan, bakat dan minat peserta didik, dan analisis kesesuaian

kondisi satuan pendidikan.

f. Penyusunan draf program pengembangan diri untuk kegiatan

ekstrakurikuler.

g. Review dan revisi draf program pengembangan diri untuk kegiatan

ekstrakurikuler.

h. Penentuan kelayakan hasil riview dan revisi program

pengembangan diri untuk kegiatan ekstrakurikuler.

7 Eka Prihatin, Op.Cit., h. 160. 8 Badrudin, Op.Cit., h. 141.

Page 23: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

11

i. Finalisasi program pengemabnagan diri untuk kegiatan

ekstrakurikuler.

j. Pengesahan program pengembangan diri untuk kegiatan

ekstrakurikuler.

k. Penggandaan dan pendistribusian program pengembangan diri

untuk kegiatan ekstrakurikuler.

3) Jenis dan pelaksaanaan kegaiatan ekstrakurikuler

Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

a. Pramuka Sekolah

b. Oalahraga dan kesenian

c. Kebersihan dan keamanan sekolah

d. Tabungan pelajar dan Pramuka (tapelpram)

e. Majalah sekolah

f. Warung/kantin sekolah

g. Usaha kesehatan sekolah

Selanjutnya menurut Depdikbud kegaitan ekstrakurikuler dibagi

menjadi dua jenis yaitu:

a. Kegiatan yang bersifat sesaat misalnya: Karyawisata, bakti

sosial.

b. Jenis kegiatan yang bersifat kelanjutan, misalnya pramuka,

PMR dan sebagainya.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis

kegaitan Ekstrakurikuler dapat dibagi menjadi dua jenis:

a. Kegaitan ekstrakurikuler yang bersifat atau berkelanjutan, yaitu

jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus

menerus selama satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan satu

program kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya diperlukan waktu

yang lama.

Page 24: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

12

b. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat pendidik atau sesaat yaitu

kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksankan waktu-waktu tertentu

saja.9

Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diselengarakan lembaga

pendidikan, yaitu:10

a. Keluarga Remaja Masjid (KRM) atau Dewan Masjid Sekolah.

b. Pramuka/ Kepanduan/Hizbul Wathan.

c. Palang Merah Remaja (PMR) atau Sabit Merah Remaja (SMR).

d. Patroli Kemanan Sekolah (PKS) atau polisi kecil (TK/SD).

e. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) atau Dokter Kecil (TK/SD).

f. Jurnalistik/kewartawanan atau wartawan cilik (TK/SD) dengan sub

kegaiatan bulletin, majalah dinding (mading), majalah sekolah dan

sebagainya.

g. Kegiatan kesusatraan dan kesenian, seperti puisi, deklamasi, tater, seni

rupa, seni music, seni vocal, dan sebagainya.

h. Kegiatan olahraga seperti sepak bola, bulu tangkis, renang, memanah,

atletik, bakset, volley, catur, dan sebagainya.

i. Kegaiatan lainnya, seperti tata boga (memasak), tata busana (menjahit,

mendesain), tata laksana rumah tangga, perbengkelan, pertukangan,

elektronika, dan sebagainya.

9 Eka Prihatin, Op.Cit., h. 160. 10 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. 144.

Page 25: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

13

4) Proses

Proses adalah suatu serangkaian langkah sistematis atau tahapan

yang jelas demi menacapai tujuan yang telah dibuat, di dalam proses

semua kegiatan yang salah dapat dilakukan berulang-ulang agar terhindar

dari kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya.proses dapat di lakukan

dimana saja dan kapan saja, karena proses membutuhkan waktu yang

tidak terbatas. Selanjutnya proses dapat di jadikan acuan untuk

memahami semua kegiatan-kegiatan yang akan di kerjakan dengan begitu

semuanya akan berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah di buat,

semua kegiatan pasti ada prosedur yang harus di lalui agar tidak keluar

dari jalurnya.“Proses adalah sesuatu yang dimulai dari perencanaan,

desain produksi sampai dengan fungsi-fungsi konsumen (kebutuhan,

keinginan, dan ekspektasi)”.11

Proses merupakan sesuatu yang telah direncanakan sesuai dengan

hasil musyawarah, dengan begitu maka proses yang akan berjalan di

harapkan sesuai dengan rencana. Dengan begitu dapat di lanjutkan

dengan desain produksi yang dapat memenuhi keinginan para pelanggan,

dengan begitun dapat diambil masukkan dari para pelanggan contohnya

anggota rohis. Proses selanjutnya yaitu dengan adanya desain produksi

diharapkan dapat menciptakan suatu produksi-produksi yang baru, yang

dapat memenuhi semua keinginan para konsumen khususnya di dalam

Rohis, diharapkan akan ada progam-program yang baru, serta dapat

memenuhi keinginan para anggota rohis dengan begitu akan muncul

program-program lainnya dalam kegiatan rohis.

Menurut Nugroho J. Setiadi “Proses merupakan perubahan atau

serangkaian tindakan serta peristiwa selama beberapa waktu dan yang

menuju suatu hasil tertentu”.12

11 Anang Hidayat, Strategi Six Sigma: Peta Pengembangan Kualitas dan Kinerja Bisnis

(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007), h. 28.

12 Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen (Jakarta: Kencana, 2003), h. 169.

Page 26: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

14

Setiap proses yang dilakukan harus mempunyai rencana yang

matang, agar semua yang telah di rencanakan berjalan dengan baik, di

dalam proses pasti akan ada halangan maupun rintangan yang dapat

membuat seseorang akan berubah menjadi lebih baik, maka orang yang

ada di sekitarnya harus bisa mendukung setiap proses-proses yang akan di

jalani orang tersebut.

Di dalam proses rohis pun akan mengalami namanya perubahan,

karena wajar perubahan itu terjadi, dengan adanya perubahan tersebut

rohis pun akan semakin berkembang dari yang dulunya begitu saja,

sekarang akan berubah menjadi lebih baik dan tujuan yang telah di

rencakan akan tercapai dengan yang lebih.

Proses menurut michael hammer dalam bukunya beyond

reenginnering mendefinisikan proses sebagai kumpulan task yang bekerja

secara bersama untuk menghasilkan value bagi costumer.

Menurut Rahmat “Proses adalah prosedur atau mekanisme

pembuatan kebijakan kesehatan, bersifat politis, melibatkan berbagai

kelompok kepentingan yang berbeda bahkan bertentangan (atake holder,

pejabat pemeririntah, pejabat negara, lembaga pemerintah, lingkungan

masyarakat, termasuk Partai Politik dan asosiasi profesi serta kelompok

masyarakat lainnya)”.13

Di dalam sebuah proses memiliki standar, karena jika tidak ada

standar prosesnya semua akan tidak jelas arahnya, maka dari semua

kegiatan harus ada standar yang di gunakan karena tidak semua manusia

dapat melaksanakan semua dengan sempurna, maka dari itu perlu standar

proses atau pencapaian minimal dalam sebuah kegiatan yang akan di

perbuat.

13 Rahmat Alyakin Dachi, Proses dan Analisis Kebijakan Kesehatan: Suatu Pendekatan

Konseptual (Yogyakarta: Deepublish, 2017), h. 41.

Page 27: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

15

Menurut Maruli Pardamean “standar proses diartikan sebagai

suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber

(tenaga kerja, mesin, bahan, dan dana) yang ada diubah untuk

memperoleh suatu hasil”.14

Dari pendapat-pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa

proses adalah sebuah jalan untuk memulai semua tujuan dengan melalui

persiapan-persiapan yang matang agar semua tujuan dapat dicapai dengan

proses yang sesuai dengan prosedur, dan misalnya mengalami kesalahan

maka harus cepat merubahnya agar sampai pada tujuan yang sebenarnya.

Kaitanya dengan kegiatan rohis adalah bahwa semua kegiatan

yang ada di dalam rohis harus bisa dilakukan dengan proses-proses yang

sesuia dengan standar yang telah di tentukan oleh pihak sekolah, agar

tidak terjadi kesalapahaman antar kepala sekolah dengan guru

pembimbing rohis, dengan adanya proses ini di harapkan proses

pembinaan rohis berjalann dengan baik.

Proses yang ada di dalam rohis di antaranya yaitu proses belajar

mnembaca al quran dengan baik serta sesuai dengan tajwidnya,

berkumpul dengan teman, bergaul dengan masyarakat luas, cara

memotong hewan kurban, mengurus jenazah dll. Dengan begitu

diharapkan para siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler rohis

dapat memahami proses-proses yang akan dilakukan pada saat kegiatan

rohis berlangsung.

Dengan begitu para siswa dapat mengikutinya dengan sungguh-

sungguh. Proses kegiatan rohis alangkah baiknya langsung dipraktekan

setelah di berikan teori-teori yang berkaitan dengan rohis agar para

anggota rohis dapat mempraktekannya dengan baik. Dengan demikian

setiap siswa yang mengikuti kegiatan rohis dapat merasakan semua

proses yang akan di jalankan ke depannya.

14 Maruli Pardamean, Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit: Mengelola Kebun dan

pabrik Kelapa Sawit Secara Efektif dan Efisien (Jakarta: Swadaya, 2017), h.12.

Page 28: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

16

Maka untuk mempermudah mengikuti proses yang akan diikuti,

pembina rohis bisa memantaunya dengan melalui media elektronik

maupun media cetak, seperti membuat absen setiap pertemuan, materi

yang akan diajarkan, serta praktek yang akan diikuti oleh para anggota

rohis. Serta meminta masukan dari dewan guru untuk memantau sejauh

mana para anggota rohis tersebut berkembang.

Semua proses yang dilakukan bisa dijadikan tolak ukur dalam

keberhasilan seseorang, dengan proses semua orang akan bisa

menentukan jalan untuk menuju sebuah tujuan yang akan di capainya.

Proses yang dilaksanakan mengikuti prosedur yang telah di tentukan

maka akan sukses dicapainya. Begitun sebaliknya, tetapi jika sudah sesuai

dengan prosedur tetapi tetap gagal maka dapat di cari akar dari kegagalan

tersebut.

Proses pun sebuah kegiatan yang tidak bisa di hindarkan dari

kehidupan yang ada di dunia ini, karena kehidupan tanpa proses semua

yang ada di alam jagat raya ini akan berjalan dengan tidak teratur karena

tidak ada proses atau prosedur yang dilewati. Maka dengan adanya

proses semua akan berjalan dengan baik.

Semua kesuksesan kegiatan yang ada di dunia ini melalui sebuah

proses, karena jika tidak ada proses maka tidak akan ada perjalanan

hidup yang sukses dan yang gagal, semua itu berjalan sesuai dengan

pilihan dari manusia tersebut, karena semua dalam kehidupan ini tidak di

tentukan oleh hasil, melainkan di tentukan oleh proses, jika dalam proses

bersungguh-sungguh maka hasilnya pun akan sukses, sebaliknya jika

disaat proses malas maka hasilnya pun akan jelek. Tapi semua itu di

tentukan oleh manusia itu tersebut.

Page 29: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

17

5) Pembinaan

Pembinaan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk

memberikan orang tersebut perubahan yang lebih baik, serta dapat

membuatnya akan lebih maju dan sukses, pembinaan yang dilakukan

akan dilaksanakan secara terus menerus dan berharapkan pembinaan

tersebut berhasil.

Akmal Hawi mengatakan “kata pembinaan dimengerti sebagai

terjemahan dari kata training yang berarti latihan, pendidikan,

pembinaan. Pembinaan menekankan manusia pada segi praktis,

pengembangan sikap, kemampuan dan kecakapan”.15

Pembinaan yang dilaksanakan dapat menjadikan orang tersebut

lebih praktis, serta dapat meningkatkan kemampuan seseorang agar

menjadi lebih baik, dengan begitu pembinaan yang dilakukan tidak akan

sia-sia dilaksanakan. Pembinaan juga dapat dijadikan sebagai latihan

untuk menghadapi kehidupan ini.

Pembinaan dapat membuat akhlak seseorang berubah dari yang

tidak baik menjadi baik, dan akan menjadi lebih baik lagi jika

pembinaanya dilakukan secara personal maupun secara kelompok.

Pembinaan yang dilakukan di harapkan menjadikan manusia tersebut

menjadi lebih mempunya etika dalam bergaul, serta menjadikan

seseorang yang mempunyai kreatifitas dan skill yang meningkat.

Menurut Syadam “pembinaan adalah pembaharuan atau usaha,

tindakan, atau kegiatan yang dilaksanakan secara berdaya guna dan

berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik”.16 Pembinaan

adalah proses perbuatan, pembaharuan, penyempurnaan, usaha, tindakan,

15 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2013), h. 85.

16 Gouzali Saydam, Manajemen dan Bawahan, (Jakarta: Djambatan, 1996), h. 408.

Page 30: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

18

dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus untuk memperoleh

hasil yang lebih baik.17

Pembinaan juga bisa merubah image seseorang yang telah dicap

jelek oleh masyarakat, dengan mengikuti pembinaan yang dilakukan oleh

lembaga-lembaga maupun oleh seseorang guru diharapkan masyarakat

dapat merubah pandangan tentang orang tersebut. Dengan adanya

pembinaan diharapkan akan ada perubahan-perubahan yang segnifikan

dalam diri seseorang, karena jika seseorang tidak ada perubahan maka

pembinaan tersebut belum berhasil, maka akan dilanjutkan kembali

pembinaan tersebut.

Pembinaan dilakukan untuk memberikan perubahan-perubahan

yang lebih baik, karena di dalam pembinaan akan ada kegiatan atau

usaha yang dapat membuat tujuan tersebut berhasil, pembinaan pun

harus di lakukan terus menerus tanpa mengenal lelah apapun hasilnya.

Menurut Miftah Toha dalam Jurnal Muhammad Ridwan

”Pembinaan juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan, proses, hasil,

atau pernyataan menjadi lebih baik, dalam hal ini menunjukkan adanya

kemajuan, peningkatan pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan,

berkembang, atau peningkatan atas sesuatu. Terdapat dua unsur dari

pengertian ini yaitu pembinaan dapat berupa suatu tindakan, proses, atau

pernyataan tujuan, dan kedua pembinaan dapat merujuk pada “perbaikan”

atas sesuatu”.18

Pembinaan yang akan berhasil harus melauli proses yang tidak

begitu mudah karena banyak usaha-usaha yang harus di lalui karena tidak

mudah untuk melakukan pembinaan tanpa usaha,dukungan serta ilmu

penegetahuan yang ada. Semua itu akan sukses jika pembinaan yang

dilakukan oleh seseorang dengan memiliki sifat sabar.

17 Lina Hadiawati,“Pembinaan Keagamaan sebagai Upaya Meningkatkan

KesadaranSiswa Melaksanakan Ibadah Shalat (Penelitian di Kelas X dan XI SMK Plus Qurrota ‘Ayun Kecamatan Samarang Kabupaten Garut)”, Jurnal Pendidikan Universitas Garut. Vol. 02, No. 01;2008, h. 19. 18 Muh ridwan, Hartutiningsih, Mass’ad hatuwe, Pembinaan industri kecil dan

menengah pada dinas perindustrian, pedagang, koperasi dan Umkm kota bontang, Jurnal

administrative reform, vol. 2, No. 2, 2014, h 191.

Page 31: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

19

Di dalam pembinaan akan membuat orang tersebut berubah lebih

baik daripada yang kemarin, sebelum melakukan pembinaan harus di

tentukan tujuan utama dari pembinaan tersebut, selanjutnya di tentukan

proses-proses yang harus di lalui, setelah itu di pantau perkembangan

yang telah di capainya. Dengan begitu pembinaan tersebut dapat menjadi

perbaikan yang bagus untuk kedepannya.

“Pembinaan dapat dilakukan melalui beberapa cara diantaranya:1)

Pemberian kesempatan dan dorongan untuk mengembangkan karier 2)

Pemberian penghargaan atas jasa atau kebaktiannya terhadap organisasi,

baik material atau inmaterial 3) Pendisiplinan kerja pegawai 4) Pemberian

kesempatan berhimpun dalam organisasi kepegawaian 5) Pemberian

fasilitas kerja dan sosial yang adil.”19

Dengan adanya pembinaan maka sesuatau yang awalnya tidak

begitu baik bisa menjadi lebih baik di karenakan adanya pembinaan yang

dilakukan terus menerus, karena usaha dilakukannya pembinaan itu atas

keinginan untuk berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Dari beberapa tokoh diatas dapat di simpulkan bahwa pembinaan

merupakan latihan atau pengembangan kemampuan seseorang agar lebih

baik, dengan mengikuti pembinaan maka kemampuan seseorang bisa

menjadi lebih dari yang sebelumnya, dan pembinaan bertujuan untuk

memberikan jalan keluar jika ada kegagalan.

Pembinaan juga dapat digunakan jika kesalahan-kesalahan yang

dilakuan oleh seseorang untuk berubah menjadi lebih baik lagi, kegiatan

pembinaan yang di lakukan di dalam rohis di laksanakan untuk

menjadikan para murid dapat memahami ajaran agama islam secara utuh

dan benar, pembinaan yang dilakukan tidak bisa hanya sekali saja di

19 Yuslim, Djumadi, Sugandi, Pembinaan sumber daya aparatur dalam

meningkatakn pelayanan publik di kantor camat tenggarong kabupaten kutai kartanegara

(studi implementasi peraturan pemerintah No. 42 tahun 2004, Jurnal administrative reform ,

vol. 1. No. 3, 2013, h. 573.

Page 32: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

20

lakukan tetapi pembinaan harus di lakukan secara terus-menerus agar

para murid tidak mengulangi kesalahan yang telah di perbuat.

Kegiatan pembinaan dapat dilanjutkan dengan pelatihan-pelatihan

yang dapat membuat para murid memahami pembinaan yang di lakukan,

dengan memberikan latihan-latihan dengan melalui media pembelajaran

yang dapat membuat murid memahami dengan mudah dan itu gampang

di laksanakan, setelah pembinaan berjalan diharapkan para murid bisa

menerapkannya baik di sekolah maupun di masyarakat.

Pembinaan yang di lakukan disekolah pada umumnya biasanya

dilakukan pada saat jam masuk kelas, guru yang melakukannya yaitu

guru bimbingan konseling, guru bimbingan konseling akan memberikan

pembinaan terkait dengan peraturan sekolah, hukuman bagi yang

melanggar dan bagi murid yang taat terhadap aturan, selain itu guru

bimbingan konseling juga mempunyai tugas untuk membimbing

memberikan arahan dalam memilih perguruan tinggi yang di inginkan

oleh murid.

Selanjutnya jika akan di lakukan bimbingan dalam materi agama

biasanya guru bimbingan konseling memberikan arahan kepada murid-

murid untuk mengikuti eskul rohis, mengikuti kegitan rohis para murid

pun akan di berikan bimbingan agam dengan di ajarkan kitab-kitab,

membaca al quran dengan benar, di berikan materi-materi yang kiranya

dapat di pahami dengan murid dengan cepat dan mudah. Di dalam

kegiatan rohis semua para murid di beri bimbingan yang sama dan itu

bisa di lakukan oleh para murid.

Dengan mengikuti pembinaan yang ada di dalam rohis para murid

bisa merubah akhlak,akidah,serta memberikan contoh untuk para murid

yang tidak mengikuti kegiatan rohis, pembinaan yang di berikan di rohis

pun bisa berguna untuk masa depan para murid yang mengikuti rohis,

Page 33: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

21

karena mereka akan di bimbing bagaimana cara hidup yang islami dan

berkemajuan dengan baik.

Di dalam pembinaan baik guru agama islam maupun guru

bimbingan konseling akan menggunakan metode yang berbeda-beda,

karena pembinaan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan, sifat dan

waktu untuk murid yang masih labil, maka baik guru agama islam

maupun guru bimbingan konseling bisa memahami murid tersebut, agar

para murid bisa menangkap semua bimbingan yang di berikan dengan

mudah, setiap pembinaan yang dilakukan harus di berikan dengan rasa

ikhlas dan sabar, karena tidak semua murid gampang menangkap dengan

mudah pembinaan yang di berikan oleh guru tersebut.

Dengan adanya pembinaan dari guru pendidikan agama islam

maupun oleh guru bimbingan konseling diharapkan bisa menjadi pilihan

untuk memilih baik itu jalan keluar yang telah dihadapi oleh siswa

maupun memberikan masukan kepada teman sebayanya, karena itu untuk

menerapkan pembinaan yang telah di berikan baik oleh guru pendidikan

agama islam maupun oleh guru bimbingan konseling seorang siswa harus

bisa memilih pembinaan yang tepat.

Pembinaan merupakan suatu jalan keluar yang dapat di jadikan

jalan keluar jika orang tersebut melakukan suatu kesalahan. Jika orang

berbuat salah tidak dilakukan pembinaan maka itu merupakan suatu

kegiatan yang akan membuat orang tersebut mengulanginya kembali

maka harapannya pembinaan harus terus di lakukan supaya orang tersebut

tidak melakukannya kembali.

1. Karakteristik Pembinaan

Pembinaan memiliki sifat-sifat khusus atau karakteristik

yang dapat dibedakan dari suatu kegiatan tertentu. Wendell dan

Cecil merumuskan suatu isu yang mengidentifikasikan sifat-

sifat dari kegiatan pembinaan ini yaitu:

Page 34: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

22

a) Lebih memberikan penekanan, walaupun tidak ekslusif

pada proses kelompok dan organisasi dibandingkan

dengan isi yang substantif.

b) Memberikan penekanan pada kerja tim sebagai suatu

kunci untuk proses belajar yang lebih efektif mengenai

berbagai perilaku.

c) Memberikan penekanan pada manajemen yang

kolaboratif dari budaya kerja tim.

d) Memberikan penekanan pada manajemen yang

berbudaya sistem keseluruhan.

e) Menggunakan para ahli perilaku sebagai agen

pembaharuan atau katalisator.

f) Suatu pemikiran dari usaha-usaha perubahan yang

ditujukan bagi proses-proses yang sedang berlangsung.

Dengan memahami karakteristik di atas, maka pembinaan

dapat dibedakan dengan usaha-usaha pembaharuan lainnya melalui

nilai perubahan, pengembangan, atau pembinaan yang dapat

dijadikan sebagai ukuran dalam membatasi makna pembinaan

dengan usaha-usaha pembaharuan dan pembinaan lainnya.20

2. Tujuan Pembinaan

Setiap organisasi tentunya memiliki tujuan pembinaan yang

berbeda-beda dalam mengembangkan dan membina organisasinya.

Pada dasarnya pembinaan terbagi menjadi dua tujuan yaitu tujuan

umum dan tujuan khusus. Beberapa tujuan yang akan dipaparkan

berikut ini merupakan tujuan umum yang pembinaan organisasi yang

sekiranya dapat meliputi tujuan-tujuan khusus dari masing-masing

organisasi antara lain sebagai berikut:

a) Untuk meningkatkan tingkat kepercayaan dan dukungan

di antara para anggota organisasi. Tujuan ini tercermin

20 Ibid., h. 212-213.

Page 35: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

23

dari pengertian kolaborasi di atas yang ingin menciptakan

nilai kepercayaan antara atasan dan atasan, atasan-

bawahan, dan antara para bawahan.

b) Untuk meningkatkan kesadaran berkonfrontasi dengan

masalah-masalah organisasi, baik dalam kelompok

maupun di antara anggota-anggota kelompok. Tujuan ini

bermaksud bahwa jika terdapat masalah di dalam

organisasi, maka masalah tersebut tidak boleh dibiarkan.

Dengan adanya pembinaan organisasi semua masalah

harus dapat dipecahkan dan diatasi. Tujuan pembinaan

organsasi adalah untuk memecahkan masalah secara

tuntas.

c) Meningkatkan suatu lingkungan “kewenangan dalam

tugas” yang didasarkan atas pengetahuan dan

keterampilan. Hal ini berarti bahwa setiap tugas dan

peranan yang di dalamnya melekat kewenangan untuk

melakukan tugas dan peran tersebut hendaknya didasarkan

atas pengetahuan dan keterampilan. Tidak didasarkan atas

pilih kasih, dan perasaan suka maupun tidak suka.

Pembinaan didasarkan pada ilmu pengetahuan, akal sehat

dan didukung oleh berbagai keterampilan tertentu. Bukan

didasarkan atas emosi.

d) Untuk meningktakan tingkat keterbukaan dalam

berkomunikasi baik vertikal, horizontal maupun diagonal.

Tujuan ini mengenal kerahasiaan, artinya bahwa aktivitas

pembinaan itu bukanlah misterius dan serba rahasia.

e) Untuk meningkatkan semangat serta kepuasan orang-

orang yang berada di dalam organisasi. Semangat kerja

yang ada dan kepuasan yang diperoleh semua orang di

dalam organisasi melalui pembinaan dapat ditingkatkan.

Page 36: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

24

Dengan demikian, pembinaan lebih berorientasi pada segi

personal dibandingkan dengan segi nonpersonal.

f) Untuk mendapat pemecahan masalah yang sinergitik

terhadap masalah yang memiliki frekuensi yang besar.

Pemecahan masalah yang sinergitik ini dapat diartikan

sebagai jumlah energi dari suatu kelompok yang dapat

dikendalikan. Pemecahan maslaah seperti ini merupakan

pemecahan yang kreatif. Pada jenis pemecahan masalah

seperti ini semua pihak menekankan pada kerja sama

dibandingkan dengan mengandalkan persaingan dalam

konflik.

Untuk meningkatkan pertanggungjawaban pribadi dan

kelompok baik di dalam pemecahan masalah dan implementasi

rencana.21

3. Macam – Macam Pembinaan

A.M. Manguharjono dalam Jurnal Erna Hayati

mengatakan bahwa ada beberapa macam pembinaan, yaitu:

a) Pembinaan orientasi, orientation training program,

diadakan untuk sekelompok orang yang baru masuk

dalam bidang kehidupan dan kerja,bagi orang yang sama

sekali belum berpengalaman dalam bidangnya, bagi orang

yang sudah berpengalaman pembinaan orientasi

membantunya untuk mengetahui perkembangan dalam

bidangnya.

b) Pembinaan kecakapan,skill training,diadakan untuk

membantu para peserta guna mengembangkan kecakapan

yang sudah di miliki atau mendapatkan kecakapan baru

yang di perlukan untuk pelaksanaan tugasnya.

c) Pembinaan pengembangan kepribadian Pembinaan

kepribadian, personality developmen training,juga

21 Ibid., h. 216-218.

Page 37: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

25

pembinaan pengembangan sikap.Tekanan pembinaan ini

berguna untuk membantu para peserta,agar mengenal dan

mengembangkan diri menurut gambaran atau cita-cita

hidup yang benar dan sehat.

d) Pembinaan kerja (in-service training), diadakan oleh suatu

lembaga usaha bagi para anggotanya. Maka pada dasarnya

pembinaan diadakan bagi mereka yang sudah bekerja

dalam bidang tertentu.

e) Pembinaan penyegaran (refresing training), hampir sama

dengan pembinaan kerja. Hanya bedanya, dalam

pembinaan penyegaran biasanya tidak ada penyajian hal

yang sama sekali baru, tetapi sekedarpenembahan

cakrawali pada pengetahuan dan kecakapan yang sudah

ada.

f) Pembinaan lapangan (field training), bertujuan untuk

menempatkan para peserta dalam situasi nyata, agar

mendapat pengetahuan dan memperoleh pengalaman

langsung dalam bidang yang diolah dalam pembinaan.22

6) Pengertian Rohani Islam (Rohis)

“Organisasi Rohis dalam suatu sekolah memiliki peranan yang

penting dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa selain dari pihak

keluarga danmasyarakat.”23

Dengan adanya rohis di harapkan bisa menjadikan wadah untuk

mendidik siswa tentang ajaran agama islam yang ada pada saat ini, dengan

mengikuti kegiatan rohis di harapkan para siswa bisa menjadi lebih

semangat dalam menuntut ilmu, dengan harapan baik itu dalam segi

22 Erna hayati, Muhammad yunus, Siti nisrima, “Pembinaan perilaku sosial remaja

penghuni yayasan islam media kasih kota banda aceh”, jurnal ilmiah mahasiswa pendidikan

kenegaraan unsyiah, vol. 1, No. 1 : 192-204, 2016, h. 197-198.

23 Badrus zaman, Pelaksanaan mentoring ekstrakulikuler rohani islam (rohis) dalam

meningkatkan kecerdasan spiritual siswa kelas X di SMAN 3 boyolali tahun ajaran 2015-2016,

jurnal inspirasi, vol. 1, No. 1, 2017 h. 143.

Page 38: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

26

prestasi maupun segi ketrampilan bisa lebih maju, selain itu dengan

mengikuti rohis pun para siswa bisa berfikir lebih luas tentang ajaran

agama islam yang ada di muka bumi ini.

Selanjutnya dengan adanya rohis maka semua kegiatan yang

berkaitan dengan peringatan hari besar islam, bisa dilaksanakan sesuai

syariat ajaran islam, maka dengan dirayakannya hari besar islam maka

diharapkan para siswa bisa mengambil pelajaran tentang ajaran islam

dengan baik. Harapannya dengan memahami tentang syariat dan hari raya

besar islam maka para siswa pun akan menerapkannya baik itu di sekolah

maupun di masyarakat luas.

Di dalam rohis semua siswa pun akan di berikan ilmu ketrampilan

yang dapat digunakan untuk di masyarakat sekitar, karena jika seorang

siswa hanya di berikan teori ajaran islam tanpa praktek akan sulit untuk di

pahami, karena jika hanya teori maka akan membuat siswa itu menjadi

bingung, maka dari itu untuk memudahkan pemahaman siswa dalam

meningkatkan ketrampilan siswa di butuhkan teori dan praktek agar siswa

pun bisa memahaminya dengan baik.

Setelah diberikan teori dan praktek maka ketrampilan siswa pun

akan lebih terasah lagi dalam memahami ajaran-ajaran agama islam yang

di berikan baik oleh kepala sekolah, wakil kesiswaan,guru pendidikan

agama islam (PAI), pembina rohis.

“Menurut Puji Lestari dalam jurnal Badrus zaman Bagian

kerohanian merupakan salah satu elemen penggerak jalannya roda

organisasi kelembagaan yang bergerak dalam pembinaan spiritual sebagai

pemenuhan kebutuhan kerohanian siswa anggota Rohis.”

Dengan mengikuti ekstrakulikuler rohis maka para anggota rohis

bisa bergerak dibidang organisasi lainnya. Karena di dalam rohis di

berikan bimbingan rohani merupakan suatu roda penggerak untuk

lembaga-lembaga yang lain. Karena jika tidak ada rohis maka kegiatan

Page 39: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

27

kerohanian di sekolah pun kurang lengkap. Karena banyak siswa yang

sekolah di sini beragama islam.

Selanjutnya dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler rohis di

harapkan para siswa bisa mengenal agama lebih dalam lagi, karena di

dalam kegiatan rohis yang dijadikan tolak ukur untuk meningkatakan mutu

pendidikan agama islam (PAI), oleh karena itu semua kegiatan baik dari

sisi organisasi, struktural, materi yang di berikan harus sesuai dengan

landasan dari pelajaran pendidikan agama islam (PAI).

Dengan mengikuti kegiatan rohis para siswa pun bisa merubah

dirinya menjadi sesorang yang memiliki moral yang baik, dengan begitu

kegiatan rohis yang diikutinya memiliki dampak positif terhadap dirinya,

dan dapat merubah watak seseorang tersebut dengan menjadikan orang

yang berguna bagi bangsa dan negara.

“Menurut Koesmarwanti dan Nugroho Widiyantoro dalam Jurnal

Badrus Zaman kata “kerohanian Islam” ini sering disebut dengan istilah

“Rohis” yang berarti sebagai suatu wadah besar yang dimiliki oleh siswa

untuk menjalankan aktivitas dakwah di sekolah”.24

Dengan adanya rohis semua kegiatan dakwah yang ada di dalam

ajaran agama islam dapat dilakukan di sekolah dengan harapan para siswa

yang mengikuti kegiatan rohis dapat memberikan dakwah-dakwah islam

baik secara teori maupun secara lengsung, dengan adanya dakwah yang

langsung tersebut, maka akan muncul calon-calon ustad baik di sekolah

dan di dalam masyarakat luas.

Dakwah yang dilakukan di sekolah yaitu dengan kultum setelah

sholat zuhur, maupun sholat zuhur dan ashar itu sebagai dakwah yang

dapat dilakukan setiap hari, dakwah tersebut pun dilakukan oleh para

siswa yang di tunjuk oleh guru pendidikan agama islam (PAI) untuk

berusaha berani berbicara di depan umum dengan memberikan materi-

24 Ibid., h. 148.

Page 40: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

28

materi tentang agama islam, maupun tentang keadaan islam pada zaman

sekarang.

Pada hari besar islam rohis akan membuat acara untuk

memperingati hari besar islam tersebut dan di dalam rohis itu akan di

tunjuk siapa penanggung jawab acara, ketua acara dll. Dengan adanyan

penunjukkan tersebut para anggota rohis akan belajar bagaimana cara

berorganisasi yang baik.

“Sebagaimana organisasi kesiswaan lainnya, rohis juga memiliki

struktur organisasi, seperti ketua,wakil ketua,bendahara,sekertaris, dan

divisi-divisi yang bertugas pada bagiannya masing-masing.”25

Dengan adanya rohis maka para remaja pun bisa lebih aktif di

masyarakat. Karena dengan adanya rohis di harapkan para remaja benar-

benar melaksanakan kegiatan keagaman yang dapat memajukan agama

islam. Di rohis pun para remaja pun dapat mengembangkan bakatnya

masing-masing. Baik dari segi mental maupun kreatifitas.

Jadi, Rohis merupakan sebuah organisasi bernuansa rohani yang

bertujuan untuk mencerdaskan nilai-nilai spiritual siswa untuk dapat

bersaing dengan kemajuan zaman yang penuh dengan tantangan ini,

sehingga siswa dapat membentengi diri mereka dari pengaruh sosial yang

memiliki dampak negatif bagi masa depan mereka.

1. Tujuan Rohis

Terdapat dua tujuan Rohis yaitu:

a. Tujuan Umum

1) Membentuk individu mewujudkan dirinya menjadi

manusia seutuhnya agar mencapai kegiatan hidup di

dunia dan akhirat.

25 Nurul aeni, Rosidin, “Pemahaman agama dalam konteks kebangsaan : Studi

Kasus pada Organisasi Rohis SMA Negeri 1 Sragen, 2017”, Jurnal pendidikan dan

kebudayaan, h.138.

Page 41: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

29

2) Membuat seseorang menjadi sehat baik secara jasmani

dan rohani.

3) Dapat Meningkatkan kualitas keimanan, keislaman,

keikhlasan, dan ketauhidan dalam kehidupan sehari-

hari.

4) Membuat individu lebih mengenal, mencintai, dan

berjumpa dengan dzat Yang Maha Suci yaitu Allah.

b. Tujuan Khusus

1) Membantu individu agar terhindar dari perbuatan dosa

2) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang

dihadapinya.

3) “Membantu individu memelihara dan mengembangkan

situasi dan kondisi yang baik atau yang telah baik agar

tetap baik atau menjadi lebih baik sehingga tidak akan

menjadi sumber masalah bagi dirinya dengan orang

lain.”26

Jenis kegiatan ekstrakurikuler Rohis terdiri atas dakwah amah

(umum) dan dakwah khasah (Khusus).

1. Dakwah Amah meliputi:

a) Penyambutan siswa baru. Program ini mengenalkan siswa

Baru dengan berbagai kegiatan dakwah sekolah, pengurus,

Dan alumninya.

b) Penyuluhan problem remaja. Program penyuluhan

problematika tentang remaja sangat menarik minat para

siswa karena permasalahannya begitu sangat berguna

untuk kehidupannya di masyarakat dengan memberikan

pengetahuan tentang kegiatan positif dan negatif agar para

siswa bisa memilah-milah.

26 Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam (Yogyakarta:

Fajar Pustaka Baru, 2002), h. 18.

Page 42: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

30

c) Perlombaan. Kegiatan yang diharapkan dapat mengetahui

bakat keagamaan yang di miliki oleh para siswa.

d) Majalah dinding yaitu sumber informasi yang di gunakan

untuk bertukar informasi tentang agama islam.

e) “Kursus membaca Alquran. Program ini dapat

dilaksanakan melalui kerja sama dengan pihak guru agama

Islam di sekolah sehingga turut mendukung dan

menjadikannya sebagai bagian dari penilaian mata

pelajaran Agama Islam.”

Dakwah Khasah (Khusus) menjalankan proses pembinaan dalam

rangka pembentukan kader-kader dakwah di lingkungan sekolah. Dakwah

khasah bersifat selektif, terbatas, dan lebih berorientasi pada proses

pengkaderan dan pembentukan kepribadian, objek dakwah ini memiliki

karakter yang khasah (khusus), harus diperoleh melalui proses pemilihan

dan penyeleksian. Dakwah khasah meliputi:

a) Mabit. Mabit adalah bermalam bersama. Melatih kebersamaan

dan tanggung jawab.

b) Diskusi atau bedah buku. Tujuan dari kegiatan ini adalah

untuk melatih, mempertajam pemahaman, memperluas

wawasan, serta meluruskan pemahaman.

c) Daurah atau pelatihan. Memberikan pelatihan kepada siswa,

misalnya daurah Alquran (bertujuan untuk membenarkan

bacaan Alquran).

d) “Penugasan. Suatu bentuk tugas mandiri yang diberikan

kepada peserta halaqoh, penugasan tersebut dapat berupa

hafalan Alquran atau penugasan dakwah.”27

27 M. Tahir, Amrillah, Pembinaan Keagamaan Siswa-Siswi Sekolah Menengah Atas

melalui Rohani Islam (Rohis) di Kota Samarinda dan Balikpapan, Lentera, Vol. III, No. 2, 2019, h.

49-50.

Page 43: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

31

2. Peran dan Fungsi Rohis

Rohis memiliki peran dan fungsi yaitu sebagai lembaga

keagamaan, lembaga dakwah, lembaga perjuangan, dan

lembaga kemasyarakatan.

a. Lembaga Keagamaan

Rohis dipandang sebagai pusat kegiatan remaja

yang bernafaskan Islam, sehingga diharapkan dapat

menjadi wadah yang mampu menghasilkan kader-kader

bangsa yang berakhlak mulia.

b. Lembaga Dakwah

Rohis mempunyai tugas sebagai lembaga dakwah.

Hal ini dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan seperti

pengajian, memperingati hari besar Islam, mentoring,

dan sebagainya dan terbuka untuk umum. “Dakwah

secara kelembagaan yang dilakukan oleh Rohis adalah

dakwah actual yaitu adanya keterlibatan Rohis secara

langsung dengan objek dakwah melalui kegiatan-

kegiatan yang bersifat sosial keagamaan.28

c. Lembaga Perjuangan

Fungsi Rohis sebagai lembaga perjuangan

merupakan salah satu jalan yang harus ditempuh demi

menegakkan agama Islam, hal ini dapat dilihat melalui

sejarah Rasulullah dalam menegakkan Islam melalui

potret sejarah yang kini telah diabadikan melalui buku,

monumen, serta benda-benda peninggalan sejarah yang

menjadi bukti dari sebuah peradaban menunjukkan

bahwa Islam tidak berdiri dengan sendirinya tetapi

diperlukan sebuah pengorbanan meskipun harus

28 Manfred Oepen, Walfgang Karcher, Dinamika Pesantren: Dampak Pesantren

Pendidikan (Jakarta: P3M, 1987), h. 92.

Page 44: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

32

mempertaruhkan harta dan nyawa. Hal ini menunjukkan

bahwa bendera Islam tidak akan berkibar tinggi dan

membentang luas kekuasaannya di permukaan bumi dan

tidak akan tersebar dakwahnya di penjuru alam kecuali

melalui tangan orang-orang beriman dari kalangan

generasi muda.

d. Lembaga Kemasyarakatan

“Peran Rohis sebagai lembaga kemasyarakatan

tidak terlepas dari keberadaan masyarakat dalam menilai

kaum remaja, kaum remaja tentunya akan dipersiapkan

agar dapat bersosialisasi dengan masyarakat.”29

7) Pembinaan Rohis

Pembinaan rohis adalah pembinaan yang dilakukan untuk

mengasah kemampuan para anggota rohis dengan bertujuan agar bisa

berguna baik di sekolah, maupun di masyarakat luas. Dengan adanya

pembinaan tersebut para anggota rohis dapat meningkat kemampuannya

dengan baik.

Menurut Rifma “secara sederhana pembinaan dapat diartikan

sebagai usaha meningkatkan sesuatu menjadi lebih baik”.30

Menurut Alim dalam jurnal Ali Noer Ekstrakurikuler Rohis

sebagai suatu wadah keagamaan yang bergerak secara independen di

mana wadah tersebut dikelola dan dikembangkan oleh siswa serta

pembina Rohis, sehingga secara struktural dan operasionalnya sudah

dapat dikatakan sebagai suatu lembaga yang mempunyai kepengurusan,

tujuan yang hendak dicapai secara jelas dan dapat memberikan

dukungan terhadap pelajaran agama islam.31

29 Ibid., h. 93.

30 Rifma, Optimalisasi Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru (Jakarta: Kencana,2016),

h. 99.

31Ali noer, Syahraini tambak, Harun rahman, “Upaya Ekstrakurikuler Kerohanian Islam

(ROHIS) dalam Meningkatkan Sikap Keberagamaan Siswa di SMK Ibnu Taimiyah

Pekanbaru”,Jurnal Al-Thariqah Vol. 2, No. 1, Juni 2017, h. 24.

Page 45: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

33

Pembinaan yang dilakukan tidak sembarangan harus sesuai

dengan prosedur yang ada di dalam kegiatan rohis, selanjutnya

pembinaan akan di lakukan oleh guru agama pendidikan agama islam

(PAI), Pembina rohis serta dari masing-masing anggota Rohis. Dengan

begitu semua elemen yang ada di dalam rohis dapat mengeluarkan

pendapatnya masing-masing di harapkan dengan adanya pembinaan

maka akan muncul ide-ide cara Pembinaan yang baru.

Pembinaan rohis dapat di lakukan baik di sekolah, di lembaga

masyarakat maupun di rumah-rumah para anggota rohis, dengan harapan

untuk dapat mempererat tali silaturahmi antar anggota, pembina maupun

orang tua wali murid yang mengikuti kegiatan rohis.

Selain itu juga pembinaan rohis di awali dengan memberikan

materi-materi yang mudah di pahami oleh para anggota rohis,

selanjutnya anggota rohis menanyakan materi kepada pembina maupun

narasumber dengan harapan menambah wawasan yang luas untuk

memperdalam ilmu agama islam yang belum dapat di kuasai.

Setelah itu para anggota rohis juga berusaha untuk

mempraktekkanya di dalam pembinaan, jika ada anggota rohis yang

masih bingung atau belum begitu paham pembina pun akan memberikan

evaluasi terkait pemahaman yang belum di pahami.dengan begitu

pembinaan yang akan di kerjakan berjalan sesuai dengan rencana awal.

Di dalam pembinaan semua tidak ada yang salah atau benar

karena semuanya masih dalam tahap percobaan, maka dari itu para

anggota rohis di harapkan mengerjakan kegiatan-kegiatan yang telah di

berikan contoh oleh guru, pembina dan narasumber,ketika di suruh

mengerjakan sesuatu di kerjakan dengan sungguh-sungguh agar kegiatan

pembinaan rohis ini memberikan dampak positif untuk dirinya sendiri

maupun orang lain.

Pembinaan rohis pun dapat di lakukan secara terus-menerus

karena pembinaan ini sangat begitu penting untuk masa depan anggota

Page 46: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

34

rohis,dengan begitu pembinaan yang dilakukan akan sukses selalu dan

membuat para orang tua bangga jika anaknya bisa memahami agama

dengan baik.

Semua pembinaan ini di harapkan dapat membuat para anggota

rohis menerapkan semuanya di masyarakat dengan begitu masyarakat

pun akan memahami semua kegiatan-kegiatan yang ada di dalam

rohis.dan merubah pandangan negatif tentang rohis selama ini.

Dengan adanya pembinaan rohis maka di harapkan dapat menarik

perhatian para siswa yang lain untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler

rohis. Dengan begitu maka akan bertambah anggota dalam kegiatan

ekstrakulikuler rohis. Karena semua kegiatan yang ada di dalam rohis

membutuhkan tenaga yang tidak sedikit. Contohnya seperti kegiatan idul

adha, di kegiatan ini di butuhkan tenaga untuk menjatuhkan hewan baik

itu kambing, maupun sapi. Selanjutnya memcacah daging dan menguliti

serta membagikannya ke masyarakat. Karena ini bagian dari pembinaan

rohis.

8) Pengertian etnografi

Etnografi adalah penelitian yang fokus terhadap masalah yang ada

di masyarakat, baik dari mata pencaharian, tempat tinggal, dan masalah

yang ada di masyarakat. Penelitian ini juga dapat mengetahui posisi

keadaan alam yang nyata di suatu daerah, selanjutnya peneliti mencari

informasi dengan bertanya kepada masyarakat sekitar atau kepada para

anggota suatu organisasi demi mengetahui semua kegiatan yang di

lakukan, Proses ini di maksudkan untuk melahirkan pemahaman-

pemahaman kultural umum yang berhubungan dengan fenomena yang

sedang diteliti.

“Etnografi merupakan istilah lazim dalam disiplin ilmu

antropologi untuk menamai tulisan-tulisan para antropolog tentang

kebudayaan berbagai kelompok sosial yang ditelitinya. Hasil pengamatan

yang rinci dan mendalam tentang warga suatu kelompok sosial dalam

Page 47: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

35

berbagai aspek dan dimensi kehidupan sosial- budaya dengan

berbagai kajian itulah yang di tuangkan dalam karya-karya etnografi.”32

“Telah dikemukakan juga bahwa etnografi, yaitu suatu deskripsi

dan analisa tentang satu masyarakat yang di dasarkan pada penelitian

lapangan. Menyajikan data-data yang hakiki untuk semua penelitian

antropologi budaya. Oleh karena itu, untuk suatu studi perbandingan dari

masyarakat-masyarakat dalam satu kawasan atau perbandingan dari

masyarakat sampel dunia.”33

“Selanjutnya Etnografi juga dapat di artikan sebagai model dalam

penelitian kualitatif yang pada awalnya berkembang cukup pesat dalam

bidang antropologi di awal ke abad ke-20. Dalam penelitian etnografi,

penelitian etnografi bertujuan untuk melakukan interprestasi terhadap

manifestasi terbuka maupun manifestasi abu-abu dari satu kebudayaan,

model atau pendekatan penelitian ini utamanya di kembangkan pertama

kali oleh para ahli dan peneliti antropologi.”34

Ini berarti penelitian etnografi dalam bidang psikologi adalah

penelitian yang bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan secara

komperhensif makna fenomena kejiwaan atau perilaku sebagai isu atau

topik psikologi dalam sebuah kebudayaan tertentu. Etnografi juga bisa

sebagai suatu metode penelitian ilmu sosial. Penelitian ini dapat berupa

kepercayaan terhadap pengalaman seseorang maupun partisipasi yang

mungkin, selanjutnya penelitian ini tidak hanya dilakukan oleh peneliti

tetapi oleh peneliti-peneliti yang sudah terlatih dalam seni etnografi.

Menurut lecompte dan shensul dalam buku Fuad “etnografi

adalah sebuah pendekatan untuk mempelajari kehidupan sosial dan

budaya masyarakat, lembaga dan keadaan lainnya.35Perlu di catat bahwa

penelitian etnografi dapat di dekati dari titik pandang preservasi seni dan

32 M. Junus melalatoa, Luka sebuah negeri (Jakarta: Yayasan obor, 2006), h. 13.

33 T.o ihromi, Pokok-pokok budaya antropologi (Jakarta: Yayasan obor, 2006), h. 75.

34 Fattah hanurawan, Metode penelitian kualitatif untuk ilmu psikologi (Jakarta:

Rajagrafindo persada 2008), edisi 1, h. 88.

35 Fuad fachruddin, Agama dan pendidikan demokrasi pengalaman

muhammadiyah dan nahdhatul ulama (Jakarta: Pustaka alvabet, 2006), h. 12.

Page 48: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

36

kebudayaan, dan lebih sebagai suatu usaha deskreptif daripada usaha

analistis. Jadi bagaimana pun penelitian etnografi berfokus pada aspek-

aspek analisis ilmu sosial. Dalam fokus ini, penelitian etnografi

merupakan suatu cabang dari antropologi budaya.”36

“Spardley menyarankan “bahwa etnografi biasanya dilakukan

dengan masalah umum tunggal di dalam pikiran untuk menemukan orang

berpengetahuan budaya yang digunakan untuk mengatur perilaku mereka

dan mengintrepentasikan pengalaman mereka, seperti tujuan umum yang

mendorong peneliti etnografi meneliti apa pun yang di rasakan oleh

seorang informan adalah penting dalam suatu peristiwa budaya tertentu.

Bagaimana pun banyak peneliti etnografi memilih penelitian mereka

berdasarkan pada sebuah masalah yang lebih terbatas”.37

Penelitian yang dilakukan ini di maksudkan untuk mengetahui

kegiatan- kegiatan rohis yang ada di sekolah tersebut dengan begitu

peneliti dapat mengetahui semua efek yang di hasilkan dari kegiatan rohis

yang ada tersebut demi mengetahui, karena rohis ini sudah dalam

kemajuan yang begitu signifikan yang ada.

Menurut komunitas antropologi istilah etnografi sudah tentu sangat

familiar, namun dikalangan hubungan internasional mungkin di anggap

asing karena istilah etnografi adalah sebuah pendekatan antropologis yang

telah meraih popularitas di lingkungan sosiaologi, kajian budaya,

komunikasi, riset konsumen dan pemasaran serta beberapa bidang lainnya

dalam ilmu sosial.38

Menurut Spardley dalam jurnal Fransiskus randa Metode etnografi

memiliki lima prinsip utama teknik penelitian yaitu, memilih teknik

penelitian, mengidentifikasi tahapan- tahapan penelitian, menjalankan

36 Fattah hanurawan, Op.Cit., h. 144.

37 Fattah hanurawan, Ibid., h. 160. 38 Umar suryadi bakery, Pemanfaatan metode etnografi dan netnografi dalam

penelitianhubungan internasional, jurnal global dan startegis Universitas Jayabaya Th. 11,

No. 1, h. 18.

Page 49: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

37

tahapan-tahapan secara berurut, mempraktikkan dalam penelitian secara

orisinil dan menemukan problem solving yaitu bahwa hasil penelitian

mempunyai manfaat praktis.39

“Etnografi, khususnya pada aspek etnografi kebudayaan di

perlukan tidak sekedar memeberikan catatan perilaku dan praktik hidup

di masyarakat, tetapi juga mencari genealogi dari suatu beberapa aktifitas

dan perbuatan yang di anggap penting dalam kehidupan masyarakat

kelompok etniknya.”40

“Metode etnografi meskipun pada awalnya merupakan metode

yang digunakan oleh antropologi yang terfokus pada pendeskripsian

suatu budaya masyarakat primitif, namun dalam perkembangannya tidak

lagi terbatas pada upaya mengungkap budaya masa lalu kelompok suku

tertentu pada suatu wilayah tetapi berkembang masuk dalam bidang

sosiologi dan dapat mengungkap kehidupan sosial masa kini.Etnografi

baru ini kemudian berkembang dan disebut etnografi aliran antropologi

kognitif dan oleh Spradley dan teman-temannya kemudian

mengembangkan pendekatan baru tersebut yang disebut generasi

antropologi kognitif kedua dengan nama etnografi Alur Penelitian Maju

Bertahap (Developmental Research Sequence) .”41

“Menurut atkinson dalam Cahya winarta kata etnografi, yang

berasal dari bahasa yunani, berarti sebuah deskripsi mengenai orang-

orang atau secara harfiah.”42

Jadi dapat di pastikan bahwa etnografi mendeksripsikan mengenai

orang-orang secara kenyataan dan tidak dapat di palsukan. Dalam

39 Fransiskus randa, Akuntabilitaskeuangan dalam organisasi keagamaan (studi

etnografi pada sebuah gereja katolik di tanatoraja), (universitas atma jaya makassar), Jurnal

sistem informasi manajemen dan akuntansi , Vol. 9, No.2, h. 66.

40 M. Alie Humaedi, Etnografi pengobatan praktik budaya peramuan dan

sugesti komunitas adat tau taa vana (Yogyakarta: PT.Liks pelangi aksara, 2016), h. 18.

41Fransiskus randa, Op.Cit., h. 65.

42 Cahya winarta, Metode-metode riset kualitatif dalam public relations dan

marketing comunications (Yogyakarta: PT.Bentang pustaka 2008), h. 201.

Page 50: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

38

mendeskripsikan juga harus teliti, karena jika salah maka semua yang di

deskripsikan akan melenceng dari fakta di lapangan.

Penelitian ini juga bisa dijadikan sebagai acuan untuk mengetahui

semua kebudayaan yang ada di masing-masing daerah, karena penelitian

ini mengandung aspek-aspek yang penting dalam membangun suatu

daerah yang tertinggal dengan mengedepankan kemajuan teknologi yang

ada, serta dapat bisa memajukan pendidikan di indonesia yang sedang

dalam tahap perkembangan ini, di penelitian ini pun semua tentang

psikologi dan kebudayaan masyarakat dapat di ketahui untuk

menghindarkan kesalahpahaman antar budaya dan sosial.

“Etnografi dirancang untuk menjadi bagian dari kumpulan

pengetahuan komparatif mengenai hubungan masyarakat dan komunikasi

pemasaran yang menjadi sumber generalisasi yang lebih luas.”43

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa

penelitian etnografi adalah penelitian yang mengedepankan kehidupan

masing-masing individu, kelompok-kelompok, budaya, psikologi,

agama. Karena dengan memahami semuanya kita tidak akan terjadi

kesalahpahaman yang akan mengakibatkan perang antar suku, budaya,

dan ras. Karena jika itu terjadi maka bisa jadi negara kesatuan republik

indonesia ini akan tercerai berai.

1) Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam suatu penelitian diperlukan hasil-hasil penelitian yang

relevan untuk mendukung serta memperkuat penelitian yang sedang

dilakukan ini. Berikut ini beberapa hasil penelitian yang relevan adalah

sebagai berikut:

43 Ibid., h. 205.

Page 51: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

39

No Nama Judul Tahun Perbedaan Persamaan

1. Kurnia Cahyati

Hubungan

antara

keikutsertaan

dalam

kegiatan

kerohanian

islam (rohis)

dengan

keagamaan

sisa SMAN 1

Mutilan

2008 Kurnia

cahyati

meneliti

tentang

keikutsertaan

siswa dalam

kegiatan rohis

sedangkan

peneliti

proses

pembinaan

siswa melalui

studi

etnografi

Dalam

wacana ini

sama-sama

membahas

tentang

kegiatan

rohis

2. Lili

Ermas

Hermaw

ati

Pengaruh

mengikuti

organisasi

rohani islam

terhadap

prestasi

belajar mata

pelajaran PAI

di SMAN 4

Purwokerto

dari STAIN

Purwokerto

2005 Lili ermas

hermawati

meneliti

tentang

pengaruh

perilaku

siswa setelah

mengikuti

rohis,

sedangkan

peneliti

membahas

tentang

kepribadian

siswa setelah

mengikuti

Dalam

wacana ini

sama-sama

membahas

tentang

perubahan

yang

terjadi

setelah

siswa

mengikuti

kegiatan

rohis

Page 52: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

40

rohis

3. Ririn

Astuti

Peran

organisasi

keohanian

Islam (Rohis)

dalam

membentuk

perilaku

keagamaan

siswa SMAN

1 Godean

Sleman

Yogyakarta

2010 Ririn Astuti

meneliti

peran rohis

dalam

memonitorin

g siswa,

peneliti hanya

membahas

tentang

kegiatan yang

langsung

dipraktekkan

di dalam

rohis

Dalam

wacana ini

sama-sama

membahas

tentang

kemajuan

yang ada

dalam

rohis

4. Yuniar

Cristy

Aryani

Budaya

kemiskinan di

kota

Surakarta

(studi

etnografi

dipinggir rel

palang joglo,

kadipuro)

2017 Yuniar Cristy

Aryani

meneliti

budaya

masyarakat

yang tinggal

dipinggir rel

sedangkan

peneliti,

meneliti

budaya

pembinaan

rohis di

sekolah

Dalam

wacana ini

sama-sama

membahas

tentang

kebiasaan

hidup

masyaraka

t di

lingkunga

n sekitar

5. Fitra

Hadi

Komunikasi

antar budaya

2017 Fitra Hadi

meneliti

Dalam

wacana ini

Page 53: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

41

pada

mahasiswa

Bangka sunda

(studi

etnografi

komunikasi

kewibahasaan

pada

mahasiswa

Bangka sunda

di fisip Unpas

Bandung

tentang

komunikasi

kewibahasaan

antara sunda

dan Bangka

sedangkan

peneliti

memahami

tentang

etnografi

pendidikan

sama-sama

membahas

tentang

etnografi

yang ada

di

masyaraka

t

6. Siti

Nadila

Tenri

Ajeng

Fitrya

Pengungkapa

n identitas

diri melalui

media sosial

(studi

etnografi

virtual

melalui

virtual vlog

2017 Siti Nadila

meneliti

bagaimana

seseorang itu

menunjukkan

identitas

dirinya

sedangkan

peneliti

meneliti

tentang

identitas

sekelompok

organisasi

yang ada di

sekolah

Dalam

wacana ini

sama-sama

membahas

tentang

etnografi

secara

sosial

Page 54: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SMPN 166 Jakarta, di Jl.

Kedondong No. 5 RT.2/RW.5, Jagakarsa, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

12620. Lama penelitian ini disesuaikan dengan masa kegiatan

ekstrakulikuler rohis dan sebelum masa pandemi Covid-19 melanda

negara Indonesia terkhusus wilayah Dki Jakarta.

B. Latar Penelitian

Penelitian ini bermaksud menggambarkan proses pembinaan rohis

disekolah. Peneliti mengambil lokasi penelitian di SMPN 166 Jakarta yang

berlokasi di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Penentuan tempat penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa

sekolah SMPN 166 Jakarta merupakan sekolah favorit yang ada di Jakarta.

Sekolah menengah pertama negeri 166 Jakarta merupakan

sekolah yang sudah lama berdiri di jakarta, sekolah ini pun mempunyai

halaman yang luas, kondisi real sekolah ini sangat mengagumkan,

sekolah ini merupakan sekolah menengah pertama yang mempunyai

kualitas lulusan yang bisa diandalkan pada semua bidangnya, rata-rata

anak yang sekolah di sini akan mudah diterima di sekolah menengah

atas negeri atau pun swasta. Sekolah ini pun menawarkan sarana dan

prasarana yang ditawarkan hampir semuanya ada maka kegiatan

semua ekstrakulikuler di sekolah ini dapat berjalan dengan baik.

Sekolah ini memiliki sarana dan prasarana yang menunjang

baik kegiatan akademik maupun non akademik, seperti: Ruang belajar,

Ruang laboratorium IPA, Ruang lab komputer, Ruang guru, Ruang

perpustakaan, Ruang BK, Ruang kepala sekolah, Ruang tata usaha,

Page 55: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

43

Ruang OSIS, Ruang UKS, Tempat ibadah (masjid), Lapangan basket,

Lapangan bulu tangkis, Ruang serbaguna, Toilet siswa, Ruang satpam,

dan Kantin.

Jumlah pengajar yang ada di SMPN 166 sebanyak 39 orang.

Kepala Sekolah SMPN 166 adalah Alizar, S.Pd, M.M. sebelum beliau

menjabat sebagai kepala sekolah di SMPN 166. Beliau menjabat

sebagai kepala sekolah di SMPN 175 dan beliau resmi menjadi kepala

sekolah di SMPN 166 sejak 15 Oktober 2019.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah etnografi

dengan pendekatan kualitatif. Menurut Spradley, Etnografi adalah upaya dalam

menggambarkan sebuah budaya, penelitian ini terfokus kepada perilaku dan

kegiatan subjek yang ingin diamati.1

Menurut Emzir, Etnografi adalah suatu bentuk penelitian yang berfokus

pada makna sosiologi melalui observasi lapangan tertutup dari fenomena

sosiokultural.2 Sedangkan menurut Peter Woods:

“The term derives from anthropology, and means literally a description

of the way of life of a race or group of people. It is concerned with what

people are, how they behave, how they interact together. It aims to uncover

their beliefs, values, perspectives, motivations, and how all these things

develop or change over time or from situation to situation.”3

Istilah ini berasal dari antropologi, dan secara harfiah berarti deskripsi

cara hidup ras atau sekelompok orang. Ini berkaitan dengan apa yang manusia,

bagaimana mereka bersikap, bagaimana mereka berinteraksi bersama. Hal ini

bertujuan untuk mengungkap mereka kepercayaan, nilai, perspektif, motivasi,

1 James P. Spradley, The Ethnographic Interview, (New York: Holt, Rinehart and

Winston, 1979), h. 5.

2 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif (Jakarta: PT

Raja Grasindo Persada, 2012), h. 143.

3 Peter Woods, Inside Schools Ethnography in Educational Research, (USA:

Roudlegde, 2005), h. 4.

Page 56: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

44

dan bagaimana semua hal ini mengembangkan atau perubahan dari waktu ke

waktu atau dari situasi ke situasi.

Istilah etnografi berasal dari antropologi, yang secara harfiah

berarti “deskripsi dari cara hidup ras atau sekelompok orang”. Etnografi

merupakan upaya menggambarkan sebuah budaya dari sekelompok individu

yang berkaitan dengan cara sekelompok individu tersebut berperilaku, dan

cara kelompok tersebut berinteraksi antara satu dengan yang lain. Etnografi

ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana keyakinan sekelompok dari

individu ini, nilai-nilai, cara pandang, dan motivasi mereka. Dalam penelitian

etnografi, peneliti berusaha menangkap dan mengungkap makna sosial dari

kegiatan sekelompok individu, dimana peneliti berpartisipasi langsung

didalamnya agar peneliti memperoleh data yang sistematis.4 Dalam

pelaksanaan penelitian kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan prinsip

metodologis penelitian etnografi yaitu naturalisme, yang artinya perilaku

subjek yang muncul secara alami dan hanya dapat dperoleh dengan kontak

langsung dengannya, dipelajari secara natural tanpa ada intervensi ataupun

manipulasi peneliti.

“Ethnography tends to rely on a number of particular data collection

techniques, such as naturalistic observation, documentary analysis and in-

depth interviews.”5

Penelitian etnografi yang menggunakan prinsip naturalistik, cenderung

mengandalkan sejumlah teknik pengumpulan data tertentu, seperti observasi

naturalistik, analisis dokumen dan wawancara mendalam. Perilaku yang

diamati dari subjek ini misalnya bagaimana interaksi yang terjadi dalam

proses pembelajaran antara instruktur bahasa arab dengan calon tenaga kerja,

mengkaji latar belakang instruktur bahasa Arab dan calon tenaga kerja,

melihat bagaimana cara instruktur bahasa mengatasi kendala dalam proses

belajar mengajar, dsb.

4 John D. Brewer, Ethnography, (Buckingham: Open University Press, 2005), h. 10.

5Ibid.,hal. 27.

Page 57: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

45

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

Tahapan dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yakni,

pengamatan, wawancara, catatan lapangan, dan studi dokumentasi guna

memperolah data yang saling menunjang.

1. Pengamatan: Pengamatan atau observasi dibuat bertahap, peneliti

berusaha membaur dengan sasaran penelitian, ikut berperan serta

dalam kegiatan yang dilaksanakan. Karena itu peneliti

menggunakan catatan lapangan yang dapat membantu dalam

memperoleh data dilapangan.

2. Wawancara: Peneliti melakukan wawancara langsung dengan

pembina rohis dan 20% anggota rohis. Wawancara dilakukan

dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang kemudian di

transkripsikan.

3. Dokumentasi: Dokumentasi berguna untuk mempelajari aspek

yang berkenaan dengan struktur organisasi, kegiatan-kegiatan

harian dan lain sebagainya.

4. Membuat Rekaman Data: Kegiatan merekam data dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Merekam data di lokasi dengan menggunakan alat bantu

yaitu seperti kamera dan recorder

b) Merekonstuksi dan menyusun ulang seluruh data yang

direkam dan diambil dari lapangan

c) Memeriksa dan mengelompokkan hasil sesuai dengan

format yang telah disusun.

Page 58: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

46

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data (trustworthiness) data diperlukan

teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah

kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu derajat kepercayaan

(creadibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability),

dan kepastian (confirmability).6

1. Kredibilitas

Derajat kredibilitas atau kepercayaan penelitian merupakan

suatu kegiatan yang bertujuan untuk membuktikan bahwa apa

yang diamati sesuai dengan keadaan sesungguhnya. Teknik-teknik

yang digunakan untuk mencapai kredibilitas penelitian dilakukan

dengan cara mengelompokkan teknik pencapaian kredibilitas data

menjadi:

a) Perpanjangan waktu tinggal di lokasi penelitian: dalam

perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data

penelitian akan difokuskan kepada pengujian terhadap data

yang diperoleh apakah data yang diperoleh berubah atau

tidak. Bila data sudah benar, berarti data tersebut kredibel,

maka perpanjangan waktu pengamatan dapat di akhiri.

b) Keajegan pengamatan, artinya melakukan pengamatan

dengan lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara ini

maka kepastian data dan urutan peristiwa dapat direkam

secara sistematis.

c) Menguji secara triangulasi, triangulasi dalam pengujian

kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari sumber

dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Triangulasi merupakan dasar penelitian etnografi, ia adalah

jantung dari validitas etnografis, pengujian untuk satu

sumber informasi terhadap yang lain dengan mencoba

6 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2017), h. 324.

Page 59: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

47

membuktikan hipotesis. Biasanya, etnografer

membandingkan sumber informasi untuk menguji kualitas

informasi dengan pemeriksaan data diluar itu.7

d) Pemeriksaan sejawat melalui diskusi: pemerikasaan

sejawat berarti mengumpulkan rekan sebaya yang

memiliki pengetahuan yang sama tentang yang sedang

diteliti, sehingga dapat mernyamakan persepsi, pandangan

dan analisis yang dilakukan.

e) Melakukan pengecekaan anggota, yakni mengecek anggota

yang terlibat dalam proses pengumpulan data meliputi

data, kategori analitis, penafsiran dan kesimpulan guna

memeriksa derajat kepercayaan.

2. Transferabilitas

Istilah transferabilitas atau keteralihan dapat dipahami

bahwa apakah suatu penelitian dapat atau tidak dapat diterapkan

terserah sepenuhnya kepada para pemakainya. Dalam hal pemakai

melihat bahwa dalam hasil penelitian terdapat hal-hal yang mirip

dengan situasi yang dihadapi, maka dimungkinkan adanya

transfer. Sekalipun demikian sudah dapat diduga bahwa tidak ada

situasi yang benar-benar sama, sehingga untuk menerapkannya

masih diperlukan penyesuaian tertentu menurut situasi masing-

masing.

3. Dependabilitas

Kriterium dependabilitas atau ketergantungan memberikan

indikasi bahwa tidak ada sebuah fenomena yang terjadi begitu

saja, semua saling bergantung pada kondisi-kondisi yang sangat

kompleks. Oleh karenanya setiap tahap dan langkah yang

dilakukan harus ditunjang dengan penarikan kesimpulan yang

7 David M. Fetterman, Ethnography Step by Step, Third Edition, (Washington: Sage,

2010), h. 94.

Page 60: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

48

akurat, yaitu dilakukan dengan cara meminta bantuan pihak-pihak

yang memahami masalah ini lebih mendalam untuk mengkoreksi

temuan dan laporan yang telah selesai disusun oleh peneliti.

4. Konfirmabilitas

Konfirmabilitas atau kepastian dalam penelitian kualitatif,

sesuatu dianggap objektif atau tidak bergantung pada persetujuan

orang lain terhadap pandangan, pendapat dan ketentuan yang

dibuat seseorang. Dengan demikian dapat difahami bahwa

pengalaman seseorang mungkin saja disebut subjektif, namun

demikian jika mendapat kesepakatan dari banyak orang barulah

dapat dikatakan penjelasan itu objektif.

Untuk mencapai konfirmabilitas temuan dengan data

pendukungnya, maka dapat digunakan teknik mencocokkan

temuan-temuan penelitian dengan data yang diperoleh, apabila

ternyata hasil konfirmabilitas menunjukkan bahwa data cukup

koheren, maka temuan penelitian tersebut dipandang memenuhi

syarat. Namun sebaliknya, apabila tidak cukup koheren, maka

temuan tersebut dianggap gugur dan peneliti harus kembali ke

lapangan.

F. Analisis Data

Analisis data dilakukan dalam upaya menata secara sistematis data dari

hasil catatan observasi, wawancara, dan studi dokumen untuk menambah

pemahaman peneliti mengenai daya yang diperoleh.

Berupa penjabaran dari data yang di dapat dan menjelaskan data-data

yang di dapat berupa transkip hasil wawancara, pengamatan, rekaman dan

dokumentasi.

No Fokus Data temuan Keterangan

1. Perkembangan Adanya

peningkatan

jumlah anggota

Dengan sudah

terjadwal maka

program kerja

Page 61: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

49

rohis, kerjanya

pun sudah di atur

dengan baik.

akan berjalan

dengan baik.

2. Program kerja Program kerja

makin banyak

seperti: kultum,

tilawah, dll.

Program kerja

tersebut

merupakan

bagian dari

pembinaan rohis

3. Perkembangan anggota setelah

mengikuti rohis

Setelah

mengikuti rohis

para anggota

rohis lebih sopan

terhadap teman

maupun dengan

guru dan

masyarakat

sekitar

Anggota rohis

banyak berubah

tingkah lakunya

setelah mengikuti

kegiatan rohis.

4. Pelaksanaan program kerja Pelaksanaan

program kerja

berjalan sesuai

dengan rencana

yang telah di

rapatkan pada

saat rohis

berlangsung

Setiap program

kerja sudah di

buat anggota

yang

bertanggung

jawab terhadap

program kerja

tersebut

5. Evaluasi program kerja Setiap program

kerja selesai

ketua pelaksana

memberikan

masukkan baik

itu kekurangan

maupun

Dengan adanya

evaluasi program

kerja maka para

anggota rohis

dapat merubah

kinerjanya

Page 62: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

50

kelebihannya

kepada para

anggotanya

6. Dampak-dampak kegiatan

rohis

Masyarakat lebih

memahami rohis

yang sebenarnya,

para siswa yang

mengikuti rohis

memberikan

dampak positif

kepada siswa

yang lainnya

Bahwa dampak

yang ada di

dalam rohis dapat

di kembangkan

dan di contoh

oleh masyarakat

luas

Page 63: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah SMP N 166 Jakarta

Kepala Sekolah : Alizar S.Pd, M.M

Nama Sekolah : SMPN 166 Jakarta

Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

Alamat Sekolah : Jl. Kedondong No. 5 RT.2/RW.5, Jagakarsa,

Jakarta

Selatan, DKI Jakarta 12620

Telepon : 021-7270219

Status Sekolah : Negeri

Nilai Akreditasi : Terakreditasi A

Tahun Beroperasi : 1978

Website : http://smpn166.blogspot.com

Email : [email protected]

B. Sejarah Singkat SMP N 166 Jakarta

SMP Negeri (SMPN) 166 Jakarta, merupakan salah satu Sekolah

Menengah Pertama Negeri yang ada di Provinsi DKI Jakarta, Indonesia. Sama

dengan SMP pada umumnya di Indonesia masa pendidikansekolah di SMPN

166 Jakarta ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas VII

sampai Kelas IX pada tahun 2007, sekolah ini menggunakan Kurikulum 2013

yang sebelumnya menggunakan Tingkat Satuan Pendidikan dan KBK.

SMPN 166 Jakartaberdiri tanggal 19 Juni 1978 atau tepatnya berusia

40 tahun pada bulan Juni 2018. Dilihat dari usianya yang sudah hampir

Page 64: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

52

setengah abad, SMPN 166 Jakarta muncul dengan liku-liku sejarahnya

tersendiri.

Pada Agustus 2009 di kecamatan Jagakarsa, SMPN 166 termasuk 3

sekolah negeri yang berprestasi dibidang akademik. Akan tetapi pada saat itu

gedung sekolah belum dilakukan perombakan, sehingga waktu belajar

dilaksanakan pagi dan siang hari. Itulah sebabnya SMPN 166 Jakarta tidak

memenuhi kriteria sekolah standard nasional.

Oleh sebab itu, SMPN 166 Jakarta melakukan pembangunan ulang

gedung sekolah, yakni pada tanggal 19 September 2010. Semua tenaga

pendidik dan kependidikan melakukan pengungsian sekolah secara sementara.

Sempat muncul rasa cemas dalam benak tenaga pendidik dan kependidikan

SMPN 166 Jakarta, akhirnya kecemasan pun berakhir ketika pembangunan

gedung tersebut mulai dilakukan pada bulan September tahun 2010.

Hingga tahun ini SMPN 166 Jakarta menjadi salah satu SMP yang

diminati oleh banyak peserta didik, mereka berlomba-lomba menjadi bagian

dari keluarga SMPN 166 Jakarta, bisa dilihat dari kemajuan rombongan

belajar pada tahun 2018 ini mencapai 21 rombongan belajar dengan jumlah

peserta didik + 756 peserta didik. Bukan hanya prestasi akademik, akan tetapi

prestasi non akademik pun SMPN 166 Jakarta mampu bersaing di tingkat

Nasional.

C. Visi, Misi, dan Tujuan SMP N 166 Jakarta

1. Visi

“ KOMPETITIF, BERBUDI LUHUR BERLANDASKAN IPTEK

DANIMTAQ”

Indikator :

a. Mampu bersaing pada lomba-lomba baik akademik maupun non

akademik

b. Lulusan SMP Negeri 166 bisa diterima di Sekolah lanjutan atas yang

dituju

Page 65: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

53

c. Terlaksananya penanaman dan pengamalan budi pekerti luhur dan

akhlak mulia

d. Terlaksanaya pengembangan masyarakat belajar yang berwawasan

IPTEK danmampu berkompetisi di tingkat Regional, Nasional maupun

Internasional.

2. Misi

a. Terwujudnya pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

yang berstandar nasional

b. Melaksanakan pembelajaran yang aktif , inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan

c. Meningkatkan standar kompetensi kelulusan baik akademik maupun

nonakademik yang kompetitif

d. Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi tenaga pendidik

dankependidikan

e. Mengembangkan dan mengoptimalkan sarana dan prasarana

pendidikan

f. Mengembangkan pengelolaan sekolah dengan Manajemen Berbasis

Sekolah

g. Mengembangkan standar pembiayaan yang memadai

h. Mengembangkan instrumen dan teknik penilaian yang variati

3. Tujuan

Tujuan pendidikan di SMP Negeri 166 Jakarta merupakan

penjabaran dari visi dan misi sekolah agar dapat diukur, tujuan tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Mampu menampilkan kebiasaan sopan santun dan berbudi pekerti sebagai

cermin akhlak mulia, beriman dan taqwa.

b. Meningkatkan status sekolah dari sekolah potensi, secara bertahap menjadi

Sekolah Standar Nasional (SSN) kemudian menjadi Sekolah Berstandar

Internasional (SBI)

c. Terciptanya pelayanan sesuai kebutuhan peserta didik, orang tua peserta

didik, masyarakat dan pihak-pihak lain yang memadai

Page 66: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

54

d. Meningkatkan nilai rata-rata UN secara bertahap dari tahun ke tahun dari

rata-rata 7,35 menjadi 9, sehingga mampu bersaing untuk masuk di SLTA

unggulah

e. Mempertahankan persentase kelulusan 100%

f. Proporsi kelulusan yanng bisa diterima di SLTA Negeri minimal 80% dan

secara bertahap yang diterima di sekolah unggulan 25%

g. Tercapainya prestasi dalam setiap lomba minimal mencapai juara

propinsi.

h. Menghasilkan tamatan SMPN 166 Jakarta yang santun, berbudi pekerti

luhur,dan berakhlak mulia

i. Tercapainya tenaga pendidik dan kependidikan yang kompetitif dan

profesional, 20% guru berpendidikan S-2 dan tenaga karyawan 80% S-1

j. Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai sesuai

kebutuhan dan mampu memberdayakannya

k. Terlaksananya pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah yang konsisten

l. Tercukupinya biaya kebutuhan sekolah sehingga bisa tercapai Visi dan

Misi sekolah

m. Tercapainya nilai yang obyektif, dapat dipercaya dan transparan serta

mudah diakses.

n. Tujuan pendidikan di SMP Negeri 166 Jakarta di atas secara berkala akan

dimonitor, dievaluasi, dan dikendalikan agar tujuan kami tercapai dan

dapat meningkat dari tahun sebelumnya.

D. Guru dan Tenaga Kependidikan SMP N 166 Jakarta

1. Kepala Sekolah dan Wakil Kepaa Sekolah

No Nama Jabatan Pendidikan Terakhir

1. Alizar S.Pd, M.M Kepala Sekolah S2

2. Nurhasanah S.Pd.

Karsono S.Pd.

Bambang Suteja S.Pd.

Wakil Kepala Sekolah

Wakil Kepala Sekolah

wakil Kepala Sekolah

S1

S1

S1

Page 67: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

55

i. Data Pendidik SMP N 166 Jakarta

No

Nama

Pendidikan

Terakhir

Jurusan

Bidang Studi

Sesuai

Sertifikasi

Mapel Yang

Diampu

1. Adi Purwanto S1 IPS Prakarya

2. Ahmad

Hidayatullah S1 PAI PAI PAI

3. Bakhtiar Marpaung S1 Matematika Matematika Matematika

4. Bambang Suteja S1 PENJASKES PENJASKES PENJASKES

5. Dedi Saedin S1

Bahasa

Indonesia

Bahasa

Indonesia

Bahasa

Indonesia

6. Desni, S.pd S1

Bahasa

Indonesia

Bahasa

Indonesia

7. Dra. Zumaroh S1 Matematika Matematika Matematika

8. Elly Dwi Ardiyanti S1 IPS Ekonomi IPS

9. Erlinda S1 IPS IPS IPS

10. Fatmi Titiek

Khadarsih S1

Bahasa

Inggris

Bahasa

Inggris

Bahasa

Inggris

11. Fransiska

Murdaningsih S1 Matematika Matematika Matematika

12. Iskandar S1 PKN PKN PKN

13. Karsono S1 Matematika Matematika Matematika

14. Khamidah S1 Matematika IPA IPA

15. Kuntjahja S1 PENJASKES PENJASKES PENJASKES

16. Limarwati S1 Matematika Matematika Matematika

17. Misan S1 Ekonomi IPS IPS

18. Mochamad Tono

Suhartono S1 Seni Budaya Seni Budaya

Seni dan

Budaya

19. Mufidatul Azmi S1 BK BK BK

20. Mujiyatun S1 BK BK BK

Page 68: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

56

21. Nina Ratna N S2 IPA IPA

22.

Noorvara Santosa S2 Keterampilan

Administrasi

Perkantoran

Seni dan

Budaya

23.

Nurhasanah S1

Bahasa

Inggris

Bahasa

Inggris

Bahasa

Inggris

24. Rizal Maulana S1 PENJASKES PENJASKES

25. Sainih S1 PKN PKN

26.

Sholihatin S1

Bahasa

Indonesia

Bahasa

Indonesia

Bahasa

Indonesia

27. Siswanti Oktaviani S1 IPA Prakarya,IPA

28. Siti Habibah S1 PAI PAI PAI

29.

Siti Wardah S1

Bahasa

Inggris

Bahasa

Inggris

Bahasa

Inggris

30. Sri Mulyani S1 BK BK BK

31. Sri Sutarti S1 PKN PKN PKN

32. Sulastri S1 IPA IPA

34.

Suniyati

Pendidikan

Agama

Kristen

35. Suraji S1 IPS IPS IPS

36. Susi Herawati

Sulistyani S1 IPA IPA IPA

37.

Warnani S1

Bahasa

Inggris

Bahasa

Inggris

Bahasa

Inggris

38. Yami S1 BK BK BK

39. Zuhrianah S1 Bahasa Bahasa Bahasa

Page 69: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

57

Indonesia Indonesia Indonesia

j. Data Tenaga Pendidik SMP N 166 Jakarta

No Nama Pendidikan

Terakhir

Jabatan

1. Erick Purbaya S1 Tenaga Administrasi

Sekolah

2. Joko Suyono SMA Pesuruh/Office Boy

3.

Mardiyah

SMA Tenaga Administrasi

Sekolah

4.

Nohani

SMA Tenaga Administrasi

Sekolah

5. Rahmatina Irni S1 Tenaga Perpustakaan

6.

Riyanto Prihatin

SMA Tenaga Administrasi

Sekolah

7. Suhro SMP Tukang Kebun

8. Suparno SMA Pesuruh/Office Boy

9.

Unang Abdul Rohman

SMA Tenaga Administrasi

Sekolah

E. Daftar Siswa/I SMP N 166 Jakarta

1. Data jumlah siswa-siswi SMP N 166 Jakarta

No Tingkat L P Total

1. Kelas VII 103 141 244

2. Kelas VIII 106 146 252

3. Kelas IX 120 130 250

Total 329 417 746

Page 70: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

58

2. Data Siswa Berdasarkan Agama

No Agama L P Total

1. Islam 319 402 721

2. Kristen 9 10 19

3. Katholik 0 5 5

4. Hindu 1 0 1

5. Budha 0 0 0

6. Konghucu 0 0 0

7. Lainnya 0 0 0

Total 329 417 746

F. Sarana dan prasarana SMP N 166 Jakarta

Sarana dan prasarana merupakan alat penunjuang sebagai

keberhasilan tujuan pendidikan di Indonesia khususnya di SMPN 166

Jakata. Untuk mengetahui sarana prasarana di SMPN 166 Jakarta, peneliti

melakukan penggalian data observasi secara langsung dilokasi penelitian

dan didukung dengan data dokumentasi yang penulis peroleh. Secara lebih

jelasnya penulis paparkan sebagai berikut:

1. Ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) sebanyak

2 1 kelas, untuk kelas VII ada 7kelas, untuk kelas VIII ada 7kelas,

Demikian juga dengan kelas IX ada7 kelas. Ruang kelas dilengkapi

dengan 3in1 Whiteboard, lemari buku setiap siswa, kipas angin, LCD

dan proyektor.

2. Selain ruang kelas, ada ruang pembelajaran sebagai penunjang, yaitu

laboratorium IPA, Laboratorium Komputer, Ruang Multimedia. Aula,

Ruang Rohani Kristen, Ruang UKS, Ruang Pramuka, dan Ruang OSIS.

3. Selain ruang belajar yang bersifat mendukung pembelajaran, ada

beberapa ruangan yang berfungsi sebagai sarana penting bagi siswa

siswi dan guru untuk melakukan kegiatan disekolah, seperti masjid

sebagai kegiatan keagamaan dan pembiasaan seperti shalat dhuha,

shalat zuhur, dan tadarus al Qur’an. Lapangan basket dan lapangan

Page 71: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

59

futsal yang berguna untuk kegiataan olahraga. Perpustakaan sebaga

bahan bacaan para siswa siswi. Ruang Multimedia sebagai tempat

berlangsungnya kegiatan para guru. Ruang serbaguna sebagai tempat

pemberkasan dan juga tempat rapat guru serta komite. Ruang

Bimbingan Konseling sebagai tempat mengadu, berkeluh kesah, atau

tempat menyelesaikan suatu permasalahan/kegelisahan siswa. Dan

disertai dengan Kantin dan koperasi sebagai sarana kegiatan istirahat

yang paling diminati siswa.

4. Di setiap lantai terdapat toilet siswa-siswi yang selalu terjaga

kebersihannya. Bahkan disediakan westafel untuk para siswa dan guru

bercuci tangan. Di SMPN 166 Jakarta juga terdapat taman sekolah yang

sangat dijaga keasriannya, serta kolam ikan sebagai manajemen fasilitas

keindahan sekolah.

Adapun Sarana dan Prasarana yang terdapat di SMPN 166 Jakarta secara

rinci adalah sebagai berikut:

Tabel I

Data Sarana dan Prasarana SMPN 166 Jakarta

a) Data Ruang Belajar (Kelas)

Kondisi

Jumlah dan ukuran Jml. ruang

lainnya

yg digunakan

untuk r. Kelas

(e)

Jumlah ruang

yg digunakan

u. R. Kelas

(f)=(d+e)

Ukuran

7x9 m2 (a)

Ukuran

> 63m2

(b)

Ukuran

< 63 m2

(c)

Jumlah (d)

=(a+b+c)

Baik 21 ............. ruang,

yaitu: ………

21

Rsk ringan 0

Rsk sedang 0

Rsk Berat 0

Rsk Total 0

Page 72: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

60

Keterangan kondisi:

Baik Kerusakan < 15%

Rusak ringan 15% - <30%

Rusak sedang 30% - < 45%

Rusak berat 45% - 65%

Rusak total >65%

b) Data Ruang Belajar Lainnya (di isi dalam angka)

c) Data Ruang Kantor (di isi dalam angka)

Jenis Ruangan Jumlah

Ruang

Kondisi*) Jenis Ruangan Jumlah

Ruang Kondisi

1. Perpustakaan 1 Baik 6. Lab. Bahasa 1 Baik

2. Lab. IPA 1 Baik 7. Lab. Komputer 1 Baik

3. Ketrampilan - - 8. Serbaguna/aula 1 Baik

4. Multimedia 1 Baik 9. Lain-lain

5. Kesenian - -

Jenis Ruangan Jumlah

Ruang Ukuran (pxl) Kondisi*)

1. Kepala Sekolah 1 7x3 m2 Baik

2. Wakil Kepala Sekolah 1 4x3 m2 Baik

3. Staff 1 7x3 m2 Baik

Page 73: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

61

d) Data Ruang Penunjang (di isi dalam angka)

Jenis Ruangan Jumlah

Ruang Kondisi*) Jenis Ruangan

Jumlah

Ruang Kondisi

1. Gudang 1 Baik 7. Ibadah 1 Baik

2. KM/WC Guru 6 Baik 8. Hall/lobi 6 Baik

3. KM/WC Siswa 24 Baik 9. Kantin 1 Baik

4.Pramuka 1 Baik 10. Rumah Penjaga 1 Baik

5. OSIS 1 Baik 11. Pos Jaga 1 Baik

6. UKS 1 Baik 12. R Koperasi 1 Baik

Perabot (furniture) utama :

a. Perabot ruang kelas (belajar)

No.

Jumlah

ruang

kelas

Perabot

Jumlah dan kondisi

meja siswa

Jumlah dan

kondisi kursi

siswa

Almari + rak

buku/alat Papan tulis

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

1. 21 800 710 90 0 800 575 200 25 21 21 0 0 21 21 0 0

4. Guru 1 7x15 m2 Baik

5. Tata Usaha 1 7x6m2 Baik

Lainnya: ………………

Page 74: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

62

b. Perabot ruang belajar lainnya

No. Ruang

Perabot

Meja Kursi Almari + rak

buku/alat Lainnya

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

1. Perpustakaan 2 2 0 0 2 2 0 0 16 16 0 0

2. Lab. IPA 10 10 0 0 40 40 0 0 6 0 0 0

3. Ketrampilan

4. Serbaguna

5. Kesenian

c. Perabot Ruang Kantor

N

o. Ruang

Perabot

Meja Kursi Almari + rak

buku/alat Lainnya

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

1. Kepala Sekolah 1 1 0 0 1 1 0 0 4 4 0 0

2. Wk Kepala

Sekolah 3 3 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0

3. Guru 35 35 0 0 32 32 0 0 3 3 0 0

4. Staff 6 6 0 0 4 4 0 0 3 3 0 0

Page 75: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

63

d. Perabot Ruang Penunjang

e. Koleksi Buku Perpustakaan

No. Jenis Jumlah Kondisi

Rusak Baik

1. Buku siswa/pelajaran (semua

mata pelajaran)

18718 100 18617

2. Buku bacaan (misalnya novel,

buku ilmu pengetahuan dan

teknologi, dsb.)

2100 100 2000

3. Buku referensi (misalnya

kamus, ensiklopedia, dsb.)

964 - 964

4. Lainnya:

.....................................

Total 21782 200 21582

No

. Ruang

Perabot

Meja Kursi Almari + rak

buku/alat Lainnya

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

.

Rin

gan

R

sk.

Ber

at

a. Gudang 7 7 0 0 5 5 0 0 3 3 0 0

b. Koperasi 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0

c. Lainnya:

UKS 1 1 0 0 6 6 0 0 1 1 0 0

Page 76: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

64

f. Fasilitas Penunjang Perpustakaan

No. Jenis Jumlah Kondisi

Rusak Baik

1. Meja, kursi 12 set - 12

2. Lemari buku, rak buku 8 set 2 6

3. Meja pustakawan 1 set - 1

4. Komputer 2 unit 1 unit 1unit

5. Karpet 4x6 m2 - Baik

6. Kipas angin 2 unit - 2

7. Pesawat televisi 1 unit - 1

G. Struktur organisasi SMP N 166 Jakarta

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka atau susunan yang

menunjukkan hubungan antar komponen yang satu dengan yang lain, sehingga

jelas tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu

kebulatan yang teratur. Adapun stuktur organisasi SMPN 166 Jakarta tahun

Pelajaran 2018/2019 adalah sebagai berikut: Adapun tugas masing-masing

bagian dari struktur organisasi tersebut adalah:

1. Kepala Sekolah

a. Bertanggung jawab atas terselenggaranya proses belajar mengajar

yang ada dalam SMPN 166 Jakarta

b. Menjalankan, mengawasi, memontor dan mengevaluasi

programprogram kerja yang telah direncanakan dan program yang

akan dijalankan selama masa jabatan berlaku

c. Bertindak sebagai pemimin tertinggi dalam SMPN 166 Jakarta

Page 77: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

65

2. Wakil Kepala Sekolah Bid Kurikulum

a. Membantu kepala sekolah dalam pengambilan keputusan atas

kebijakan yang akan digariskan dan dikeluarkan

b. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan

c. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran

d. Mengatur penyusunan program pengajaran

e. Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler, remedial dan enrichment

f. Mengatur pelaksanaan program penialian criteria kenaikan kelas,

kelulusan, dan laporan kemajuan belajar siswa serta pembagian

rapor, ijazah dan STK

g. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar

h. Mengatur pembangunan MGMP dan kodinator mata pelajaran

3. Wakil kepala sekolah bid kesiswaan

a. Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling

b. Mengatur dan membina program dan kegiatan OSIS

c. Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan

sekolah

d. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan kesiswaan

e. Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapat beasiswa

f. Mengatur kedisiplinan

g. Mengatur kegiatan ekstrakulikuler

4. Wakil kepala sekolah bid sarana dan prasarana a

a. Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang

proses belajar mengajar

b. Merencanakan program pengadaan

c. Mengatur pemanfaatan sarana prasarana

d. Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian

e. Pengatur pembakuan

f. Mengatur kordinasi 6K

Page 78: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

66

5. Tata Usaha

Mengerjakan seluruh pekerjaan administrasi sekolah, melayani

pekerjaan dari kepala sekolah, wakapsek, wali kelas dan guru. Tugas

dari tata usaha bidang administrasi yakni:

a. Harian

1) Menyiapkan dan mengirimkan surat-surat yang diperlukan

2) Menyiapkan sarana prasarana keperluan belajar mengajar

b. Mingguan

1) Menyiapkan pelaksanaan kegiatan upacarabendera

2) Meneliti kehadiran guru dan karyawan

3) Berkonsultasi dengan staf dan wali kelas

c. Bulanan

1) Merekap data kehadiran guru/karyawan, siswa, dan

mempresentaseka kehadirannya

2) Merekap data statistic kehadiran siswa

3) Merekap administrasi keuangan sekolah

4) Pengecekan inventaris sarana dan prasarana kegiatan belajar

mengajar

d. Semester

1) Mempersiapkan kegiatan ujian sekolah

2) Pembuatan surat menyurat

3) Merekapitulasi target kurikulum dan daya serap dari setiap mata

pelajaran hingga ketuntasan belajar

4) Memasukan nilai semester ke buku induk

e. Tahunan

1) Mempersiapkan penerimaan siswa baru

2) Merekap siswa baru ke buku induk

3) Evaluasi kegiatan selama satu tahun

Page 79: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

67

6. Wali Kelas

Wali kelas dijabat oleh seorang guru dan bertugas membantu

kepala sekolah dalam kegiatan, yakni:

a. Mengelola kelas baik tekhnis administrasi maupun edukatif.

b. Memberikan bahan masukan kepada guru pembimbing tentang

siswa yang ada dibawah asuhannya

c. Konsultasi siswa siswi kepada wali murid

7. Guru Bidang Studi

a. Membuat perangkat program pengajaran

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran

c. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar

d. Menganalisis hasil ujian

e. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

f. Mengisi daftar nilai siswa

g. Membuata alat pelajaran

h. Menumbuh kembangkan kreatifitas siswa

8. Bimbingan dan Konseling (BK)

Bimbingan dan konseling ditangani oleh guru yang sudah menjadi ahli

di bidangnya, tugasnya ialah membimbing, memotivasi, memecahkan

masalah siswa siswi, memberikan arahan serta masukan kepada siswa

siswi baik yang bermasalah ataupun yang tidak.

H. Temuan Penelitian

Berikut ini adalah hasil temuan yang ada di dalam kegiatan ekstrakulikuler

rohis:

No Fokus Data temuan Keterangan

1. Perkembangan Adanya

peningkatan

jumlah anggota

Dengan sudah

terjadwal maka

program kerja

Page 80: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

68

rohis, kerjanya

pun sudah di atur

dengan baik.

akan berjalan

dengan baik.

2. Program kerja Program kerja

makin banyak

seperti: kultum,

tilawah, dll.

Program kerja

tersebut

merupakan

bagian dari

pembinaan rohis

3. Perkembangan anggota setelah

mengikuti rohis

Setelah

mengikuti rohis

para anggota

rohis lebih sopan

terhadap teman

maupun dengan

guru dan

masyarakat

sekitar

Anggota rohis

banyak berubah

tingkah lakunya

setelah mengikuti

kegiatan rohis.

4. Pelaksanaan program kerja Pelaksanaan

program kerja

berjalan sesuai

dengan rencana

yang telah di

rapatkan pada

saat rohis

berlangsung

Setiap program

kerja sudah di

buat anggota

yang

bertanggung

jawab terhadap

program kerja

tersebut

5. Evaluasi program kerja Setiap program

kerja selesai

ketua pelaksana

memberikan

masukkan baik

itu kekurangan

maupun

Dengan adanya

evaluasi program

kerja maka para

anggota rohis

dapat merubah

kinerjanya

Page 81: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

69

kelebihannya

kepada para

anggotanya

6. Dampak-dampak kegiatan

rohis

Masyarakat lebih

memahami rohis

yang sebenarnya,

para siswa yang

mengikuti rohis

memberikan

dampak positif

kepada siswa

yang lainnya

Bahwa dampak

yang ada di

dalam rohis dapat

di kembangkan

dan di contoh

oleh masyarakat

luas

I. Deskripsi hasil temuan penelitian

Visi rohis SMPN 166 adalah terwujudnya SMPN 166 sebagai lembaga

dakwah sekolah yang handal, kreatif, bermanfaat bagi pelajar SMPN

166.

Misi rohis SMPN 166:

a. Membangun dakwah dan koordinasi antar internal maupun

eksternal rohis SMPN 166.

b. Menyebarkan dan menegakkan syariat islam melalui kegiatan-

kegiatan yang islami dan kekinian.

c. Membangun ukhuwah islamiyah antar sesama pengurus.

Page 82: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

70

1. Perkembangan anggota rohis

Perkembangan anggota rohis yang ada pada saat ini begitu mengalami

perkembangan yang signifikan berikut jumlah anggota rohis pada tahun ini

dan kemarin.

Semakin banyak anggota rohis maka rohis akan mengalami

peningkatan jumlah anggota rohis pada tahun ajaran baru. karena pada

saat siswa baru sudah masuk maka akan di adakan demo semua ekskul

yang bertujuan agar para siswa bisa memilih ekskul yang bisa

mengembangkat bakat dan minatnya.

2. Program kerja

Program kerja dalam rohis adalah segala bentuk kegiatan yang

mengandung nilai keagamaan, nilai sosial, nilai pendidikan, dll yang

menunjang pelaksanaan program pendidikan di sekolah. Berikut ini

adalah program kerja rohis:

35

48

55

73

0

10

20

30

40

50

60

70

80

2017 2018 2019 2020

Page 83: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

71

A. Idul adha

Idul adha merupakan hari raya umat islam di seluruh

dunia, dengan adanya idul adha semua masyarakat di seluruh

dunia bisa merasakan makan daging, dengan adanya hari raya

idul adha ini biasanya di sekolah SMPN 166 banyak wali murid

yang mempercayakan hewan kurbannya kepada rohis SMPN

166 untuk dikurbankan. Selain itu para siswa juga diharuskan

untuk berpartisipasi dalam kegiatan pemotongan hewan kurban

agar mereka mendapatkan pengalaman serta mengetahui tata

cara pemotongan hewan kurban yang baik dan sesuai dengan

syariat Islam.

B. Maulid nabi

Program kerja maulid nabi merupakan perayaan yang

ditujukan atas peringatan hari lahir nabi Muhammad saw atau

yang lebih kita kenal dengan Maulid Nabi ini merupakan bentuk

atas rasa syukur dan senang kita kepada Allah SWT yang pada

hakikatnya tidak ada larangan dalam pelaksanaannya ini.

Program kerja maulid ini mempunyai tujuan yaitu

menggapai ridha Allah SWT, meningkatkan keimanan dan

ketakwaan serta mendekatkan diri kepada Allah SWT, menapak

tilas dan mengenang kembali jalan hidup nabi Muhammad SAW

dan para sahabatnya, mempererat ukhuwah islamiyah dan

Page 84: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

72

kebersaman antara sesama muslim khususnya di lingkungan

SMPN 166, Meluruskan persepsi masyarakat khususnya warga

SMP Negeri 166 Jakarta tentang perayaan hari besar islam,

Menyeimbangkan peran agama dengan perayaan acara lain yang

tidak sesuai dengan syariat islam.

C. After movie

After movie merupakan program kerja dakwah berupa

video dokumentasi berdurasi kurang lebih dari satu menit.

Dengan adanya program kerja ini di harapkan dapat

mengetahui semua kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

pada program kerja.

Dengan adanya program kerja ini maka para anggota

rohis bisa membuat video, foto dll. Selanjutnya tujuan dari

after movie yaitu mempermudah membuat video, atau

dokumentasi suatu proker. Menambah wawasan para anggota

rohis untuk membuat video yang bagus.

Page 85: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

73

D. Tafakur alam

Program kerja ini merupakan salah satu kegiatan

Menanamkan keimanan dan nilai-nilai islam pada diri siswa-

siswi SMPN 166 Jakarta, serta menumbuhkan rasa solidaritas

antar sesama. Dengan mengikuti tafakur alam di harapkan

semua anggota rohis dapat bersatu antara yang satu dengan yang

lain. Tafakur alam merupaka program yang di tunggu-tunggu

oleh anggota rohis karena program kerja ini menggabungkan

antara anggota rohis dengan anggota osis dengan diikut

sertakannya anggota osis di harapakan semua bisa bekerja sama

baik dalam organisasi maupun dalam hal-hal yang lainnya yang

berkaitan dengan organisasi.

3. Perkembangan anggota setelah mengikuti rohis

Perkembangan anggota rohis mengikuti pembinaan rohis

mengalami perubahan adanya yang berubah menjadi lebih agamis,

kepribadian, percaya diri, labil dan ada yang tetap begitu-begitu

saja.banyak bicara di depan umum, berani azan, takbiran , rapat dan

berani berbicara kepada orang tuanya dengan jujur. Karena

perkembangan anak-anak di sini setelah mengikuti pembinaan rohis.

Ekskul rohis merupakan salah satu ekskul yang

mengembangkan bidang organisasi karena disini semua anggota rohis

harus berani bertanggung jawab pada tugasnya masing-masing, dengan

adanya tanggung jawab maka para anggota rohis dapat

mempraktekannya di lingkungan sekolah dan masyarakat.

Page 86: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

74

Selanjutnya setiap ekskul yang ada di sekolah ini harus

memiliki beban akademik yang harus ada, karena kalau tidak ada

beban akademik maka ekskul tersebut bisa dipastikan tidak akan ada di

SMPN 166 ini. Di ekstrakulikuler rohis ini akan ada evaluasi setiap

anggotanya karena dengan adanya evaluasi anggota diharapkan para

anggota bisa berubah sifatnya karena mengikuti agenda rohis yang

tersusun secara rapi.

Di ekstrakulikuler rohis ini juga di ajarkan pola asuh baik

terhadap adek kelas maupun dengan sesama anggota rohis, karena pola

asuh ini di ajarkan untuk merekrut anggota rohis pada adek kelas yang

akan masuk di SMPN 166. Dengan adanya ekstrakulikuler rohis maka

di rumah para angota rohis dapat menerapkan pola asuh yang telah di

ajarakan di dalam ekstrakulikuler ini.

Perkembangan anggota rohis setelah dilakukan pembinaan

banyak para anggota yang merasa senang setelah mengikuti proses

pembinaan yang ada di dalam rohis. Di harapkan para siswa dapat

menerapkan semua yang di dapat dalam proses pembinaan rohis baik

itu dalam teori maupun praktek.

Karena di dalam proses pembinaan semua yang berkaitan dengan

agama di ajarkan dengan perlahan-lahan agar para anggota rohis dapat

mengikutinya dengan baik dan akhirnya para anggota rohis dapat

menerapkannya di dalam masyarakat.

4. Pelaksanaan program kerja rohis

Pelaksanaan program kerja berjalan sesuai dengan ketentuan

yang telah di tetapkan oleh pengurus rohis karena setiap pelaksaan

program harus meminta izin kepada kepala sekolah,osis, guru pai, dan

guru yang lainnya.

Page 87: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

75

Berikut adalah jadwal kegiatan rohis :

No Nama

kegiatan

Waktu

pelaksanaan

Penangung

jawab

Keterangan

1. Idul adha Setahun

sekali

Alma Siswa kelas 8

2. Maulid nabi Setahun

sekali

Assadel Siswa kelas 7

3. After movie Setelah

adanya

program

kerja

Kennard dan

Alam

Siswa kelas 8

4. Tafakur

alam

Setahun

sekali

Aryo Rifqi

Ramadhan

Siswa kelas 8

Program idul adha yang dimana para anggota rohis di tuntut

oleh pihak sekolah untuk berperan aktif sebagai kepanitiaan kurban,

karena rohis merupakan organisasi islam yang berada di dalam

sekolah.

Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan peraturan kementerian

agama, dengan dimulainnya sholat ied dan di lanjutkan kegiatan

hewan kurban, kegiatan program rohis ini pada tahun ini di laksanakan

pemotongan hewan kurban di SMPN 166 jakarta pada hari Rabu

tanggal 05 Agustus 2020 yang bertempat di lingkungan sekolah

dengan hewan yang mencapai jumlah 5 ekor dan kambing sebanyak 15

ekor. Jumlah ini di ambil dari data kepanitian kurban.

Selanjutnya program kerja rohis adalah maulid nabi program

ini dilaksanakan sesuai dengan peraturan kementerian agama. Program

rohis selanjutnya after movie yaitu program yang biasa dilakukan

setelah adanya kegiatan, jadi kegiatan ini merupakan kegiatan

dokumentasi baik itu foto video dan lain sebagainya. Program ini

sebagai pertanggung jawaban setiap program kerja rohis yang ada.

Program kerja rohis berikutnya yaitu tafakur alam, dengan

mengikuti tafakur alam maka para anggota rohis dapat mengenal satu

Page 88: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

76

sama yang lain. Baik itu adik kelas maupun kakak kelas. Semua di

program ini menjadi satu karena tidak di bedakan dengan menginap di

daerah puncak bogor dan sama-sama jauh dari orang tua maka disini

anggota rohis saling merangkul antara satu dengan yang lainnya.

Dengan adanya tafakur alam semua kegiatan yang ada di dalam

program kerja rohis dapat berjalan dengan baik dan benar. Serta

dengan adanya tafakur alam anggota rohis dapat merasakan keadaan

alam sekitar.

5. Evaluasi program kerja

Evaluasi program kerja sangat di butuhkan karena dengan

adanya program kerja maka akan di ketahui semua program kerja baik

yang berjalan maupun tidak. Dengan adanya evaluasi di harapkan

semua program kerja yang telah berjalan apaadanya dapat di evaluasi

menjadi program kerja yang berjalan sesuai dengan yang telah di

musyawarahkan.

Evaluasi program kerja dapat dijadikan sebagai tolak ukur

perjalanan program kerja tersebut melalui dokumentasi yang ada.

Dengan adanya evaluasi dapat membuat para anggota rohis bisa

mengetahui titik-titik kesalahan yang mereka lakukan dan akan di

perbaiki untuk program kerja selanjutnya.

Dengan adanya evaluasi kedepannya kita tidak akan

mengulangi kesalahan yang telah kita perbuat. Setiap evaluasi program

kerja rohis semua anggota wajib mengikuti dan di dalam evaluasi tidak

ada yang saling menutupi kesalahan satu sama lain.

Evaluasi yang ada di rohis itu ada yang menyeluruh ada yang

tidak, evaluasi yang menyuluruh yaitu evaluasi program kerja seperti

idul adha dan maulid nabi. Karena dua program tersebut merupakan

program besar rohis yang melibatkan semua pihak baik dari

Page 89: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

77

ekstrakulikuler rohis, pihak sekolah, orang tua wali murid dan lain

sebagainya.

Jadi, jika di program kerja rohis ini tidak ada evaluasi maka

masyarakat akan kecewa dengan keadaan sekolah tersebut. Karena

semua yang hadir bukan hanya warga sekolah SMPN 166 tetapi juga

warga sekitar yang akan menyaksikan semua program kerja tersebut.

6. Dampak-dampak kegiatan rohis

Dengan adanya program kerja rohis maka sekolah tersebut

dapat di kenal oleh masyarakat luas karena setiap program kerja rohis

mengundang masyarakat sekitar.

Selanjutnya, program kerja yang berdampak untuk masyarakat

dengan adanya kegiatan rohis yaitu bantuan-bantuan yang dapat di

bagikan kepada masyarakat yang membutuhkan seperti dalam program

kerja dana kemanusian dengan adanya program tersebut dapat

meringankan beban saudara-saudara kita yang mengalami musibah

baik bencana alam maupun yang lainnya.

Dampak selanjutnya yaitu para anggota rohis lebih peduli

dengan sesama dan selalu berusaha beriktiar dekat dengan masyarakat.

Dengan adanya dampak tersebut para anggota rohis bisa

menghilangkan sifat gengsi di antara masyarakat yang ada di

sekitarnya.

Dengan adanya rohis semua orang tua yang anaknya mengikuti

kegiatan rohis merasakan dampaknya langsung. Karena anak-anaknya

bisa di andalkan di dalam rumah dan di masyarakat luas dari yang

tidak berani azan menjadi berani azan, dari yang tadinya malas sholat

menjadi rajin sholat, dari yang tadinya hanya diem saja di masyarakat

sekarang pun menjadi lebih aktif dan peduli terhadap masyarakat

sekitar.

Page 90: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

78

Masyarakat pun merasa senang dengan adanya kegiatan

ekstrakulikuler di sekolah SMPN 166 ini karena para anggota rohis

bisa bersifat ramah terhadap masyarakat sekitar. Dengan begitu

masyarakat pun bisa merasakan kenyamanan dan masyarakat pun bisa

memahami bahwa rohis itu bukan organisasi yang mengajarkan untuk

menjadi teroris tetapi justru dengan adanya ekstrakulikuler rohis

mengajarkan untuk memahami agama islam sesuai dengan syariat

yang di ajarkan oleh Rasullulah SAW.

Page 91: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

79

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Proses pembinaan rohis di SMPN 166 berjalan dengan baik. Banyak

para murid tertarik untuk mengikuti ekstrakulikuler rohis. Banyak para

murid yang baru masuk di SMPN 166 ini tertarik untuk mengikuti

ekstrakulikuler rohis, karena ekstrakulikuler ini sifatnya terbuka untuk

siswa-siswa SMPN 166 yang beragama islam. Selanjutnya pembinaan rohis

yang ada di sekolah ini sifatnya terus menerus, karena semua pembinaan

rohis di sekolah ini tidak hanya mengajarkan teori saja tetapi semua di

ajarkan prakteknya langsung karena dengan adanya praktek tersebut para

anggota rohis dapat memahami ajaran-ajaran islam dengan benar dan sesuai

yang telah di syariatkan.

Berikut point yang dapat diambil dari proses pembinaan rohis yaitu:

1. Dalam hal perkembangan khususnya di hal anggota rohis mengalami

kenaikan yang begitu signifikan. karena dari tahun ketahun banyak para

siswa SMPN 166 yang mengikuti kegiatan rohis. Dengan banyaknya

anggota rohis dari tahun ketahun dapat di pastikan perkembangan rohis

di SMPN 166 ini akan semakin maju dan semakin menjadi

ekstrakulikuler rohis yang diminati oleh siswa SMPN 166.

2. Rohis yang ada di SMPN 166 ini mempunyai program kerja yang teratur

karena setiap pembuatan program kerja di diskusikan terlebih dahulu

oleh pihak sekolah, pembina rohis dan semua anggota rohis. Karena

program kerja rohis itu ada yang mengambil bagian dari jam belajar

mengajar, maka perlu untuk dilaksanakannya diskusi dengan pihak

sekolah agar tidak terjadi salah komunikasi.

Dengan adanya program kerja semua anggota rohis dapat lebih

aktif baik itu di masyarakat maupun di lingkungan sekolah.

Page 92: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

80

3. Selanjutnya setelah mengikuti pembinaan rohis maka para anggota rohis

lebih berkembang dan lebih berusaha percaya diri baik dari kemampuan

bidang akademik maupun bidang non akademik.

4. Dalam pelaksanaan program kerja rohis banyak program-program yang

berjalan sesuai dengan yang telah di musyawarahkan dan semua berjalan

sebagai mana mestinya yang dapat membuat para anggota rohis

berkembang.

5. Setelah program kerja dilaksanakan dengan benar maka perlu adanya

evaluasi program kerja. Karena evaluasi di laksanakan untuk

memberikan masukan-masukan terhadap program-program yang telah

berjalan dengan baik. Evaluasi program juga bertujuan agar semua

anggota bisa berubah dengan sendirinya serta dapat menerima masukan-

masukkan dari anggota rohis yang lainnya.

6. Dengan adanya rohis banyak masyarakat yang terbantu dengan adanya

ekstrakulikuler rohis karena dengan adanya rohis masalah tentang agama

di masyarakat dapat di pecahkan oleh anggota rohis. Dengan adanya

rohis juga syiar Islam di masyarakat dapat dilaksanakan sesuai dengan

syariat Islam.

Rohis di sekolah ini akan siap bersaing dengan rohis-rohis di

SMP lain di karenakan pembinaan yang dilakukan secara terus menerus

dan tanpa lelah serta dari pihak sekolah mendukung semua program

kerja rohis.

B. SARAN

Semua pembinaan rohis sudah sesuai dengan panduan sekolah dan

sesuai dengan yang telah di diskusikan dikalangan para anggota rohis,

hanya saja ada beberapa yang harus di tambahkan agar para anggota rohis

lebih menyadari bagian tugasnya masing-masing. Anggota rohis di ajarkan

untuk tidak gengsi dalam memegang hewan kurban, karena pada hari raya

Idul Adha banyak para anggota rohis yang takut memegang hewan kurban.

Page 93: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

81

Saran selanjutnya yaitu bahwa semua guru yang ada di sekolah

tersebut lebih memberikan perhatian lebih terhadap ekstrakulikuler rohis

karena anak-anak yang bersekolah disini mayoritas beragama islam maka

alangkah baiknya semua guru berkontribusi dengan semaksimal mungkin

agar sekolah ini terkenal dengan rohisnya yang bagus.

Rohis di SMPN 166 harus meningkatkan kerja sama dengan

lembaga-lembaga Islam yang di luar lingkungan sekolah agar para anggota

rohis bisa memahami ajaran Islam lebih luas lagi dan akan membuat para

anggota rohis bisa membuat ide-ide yang dapat lebih memajukan rohis di

sekolah ini.

Semoga saran-saran yang diatas dapat membuat para anggota rohis

atau pihak sekolah bisa memikirkan bagaimana perkembangan rohis ke

depannya. Serta dapat bersilaturahmi ke masyarakat sekitar.

Page 94: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

82

DAFTAR PUSTAKA

Adz-Dzaky, Hamdani Bakran, Konseling dan Psikoterapi Islam,

Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002.

Ali noer, dkk, “Upaya Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS) dalam

Meningkatkan Sikap Keberagamaan Siswa di SMK Ibnu Taimiyah

Pekanbaru”,Jurnal Al-Thariqah Vol. 2, No. 1, Juni 2017.

Amrillah, M. Tahir, Pembinaan Keagamaan Siswa-Siswi Sekolah Menengah

Atas melalui Rohani Islam (Rohis) di Kota Samarinda dan Balikpapan,

Lentera, Vol. III, No. 2, 2019.

Badrudin, Manajemen Peserta Didik, Jakarta: Indeks, 2014.

Bakery, Umar suryadi, Pemanfaatan metode etnografi dan netnografi dalam

penelitianhubungan internasional, jurnal global dan startegis

Universitas Jayabaya Th. 11, No. 1.

Brewer, John D, Ethnography, Buckingham: Open University Press, 2005.

Dachi, Rahmat Alyakin, Proses dan Analisis Kebijakan Kesehatan: Suatu

Pendekatan Konseptual, Yogyakarta: Deepublish, 2017.

Djafri,Novianty, Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar

Siswa Pada Pesantren Al-Khaerat Kota Gorontalo, Jurnal Inovasi, Volume

5, Nomor 3, September 2008.

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta:

PT Raja Grasindo Persada, 2012.

Erna hayati, dkk, “Pembinaan perilaku sosial remaja penghuni yayasan islam

media kasih kota banda aceh”, jurnal ilmiah mahasiswa pendidikan

kenegaraan unsyiah,vol. 1, No. 1 : 192-204, 2016.

Fachruddin, Fuad, Agama dan pendidikan demokrasi pengalaman

muhammadiyah dan nahdhatul ulama, Jakarta: Pustaka alvabet, 2006.

Fetterman, David M, Ethnography Step by Step, Third Edition, Washington:

Sage, 2010.

Page 95: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

83

Hadiawati, Lina, “Pembinaan Keagamaan sebagai Upaya Meningkatkan

Kesadaran Siswa Melaksanakan Ibadah Shalat (Penelitian di Kelas X

dan XI SMK Plus Qurrota ‘Ayun Kecamatan Samarang Kabupaten

Garut)”, Jurnal Pendidikan Universitas Garut. Vol. 02, No. 01;2008.

Hanurawan, Fattah, Metode penelitian kualitatif untuk ilmu psikologi,

Jakarta: Rajagrafindo persada 2008.

Hawi,Akmal, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia, Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2013.

Hidayat, Anang, Strategi Six Sigma: Peta Pengembangan Kualitas dan Kinerja

Bisnis, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007.

Humaedi, M. Alie, Etnografi pengobatan praktik budaya peramuan dan

sugesti komunitas adat tau taa vana, Yogyakarta: PT.Liks pelangi

aksara,2016.

Ihromi, T.o, Pokok-pokok budaya antropologi, Jakarta: Yayasan obor, 2006.

Kompri, Manajemen Pendidikan Kompene-Kompenen, Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2015.

Melalatoa, M. Junus, Luka sebuah negeri, Jakarta: Yayasan obor, 2006.

Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2017.

Muchtar, Heri Jauhari, Fikih Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.

Muh ridwan, dkk, Pembinaan industri kecil dan menengah pada dinas

perindustrian, pedagang, koperasi dan Umkm kota bontang, Jurnal

administrative reform, vol.2, No. 2, 2014.

Nasir usman, Muniarti, Implementasi manajemen stratejik dalam pemberdayaan

sekolah menengah kejuruan, Bandung: Citapustaka media perintis, 2009.

Nurina,Putri,Pendidikan Agama Islam bagi siswa autis pada sekolah inklusif ,

Pamulang: Young progressive muslim, 2015.

Pardamean,Maruli, Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit: Mengelola Kebun dan

pabrik Kelapa Sawit Secara Efektif dan Efisien, Jakarta: Swadaya, 2017.

Page 96: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

84

Prihatin, Eka, Manajemen Peserta Didik, Bandung: Alfabet, 2011.

Randa, Fransiskus, Akuntabilitas keuangan dalam organisasi keagamaan

(studi etnografi pada sebuah gereja katolik di tanatoraja),

(universitas atma jaya makassar), Jurnal sistem informasi

manajemen dan akuntansi , Vol. 9, No.2.

Rifma, Optimalisasi Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru, Jakarta:

Kencana,2016.

Rosidin,Nurul aeni, “Pemahaman agama dalam konteks kebangsaan : Studi

Kasus pada Organisasi Rohis SMA Negeri 1 Sragen, 2017”, Jurnal

pendidikan dankebudayaan.

Rosidin, Nurul aeni, Pemahaman Agama dalam konteks kebangsaan : Studi

kasus pada organisasi rohis sma negeri 1 sragen, Jurnal pendidikan dan

kebudayaan, vol , 02,No,2 desember 2017.

Saydam, Gouzali, Manajemen dan Bawahan,Jakarta: Djambatan, 1996.

Setiadi, Nugroho J, Perilaku Konsumen, Jakarta: Kencana, 2003.

Spradley, James P, The Ethnographic Interview, New York: Holt, Rinehart and

Winston, 1979.

Walfgang Karcher, Manfred Oepen, Dinamika Pesantren: Dampak Pesantren

Pendidikan, Jakarta: P3M, 1987.

Winarta, Cahya, Metode-metode riset kualitatif dalam public relations dan

marketing communications, Yogyakarta: PT.Bentang pustaka 2008.

Woods, Peter, Inside Schools Ethnography in Educational Research, USA:

Roudlegde, 2005.

Yunita, Agus, dkk, Peran keluarga dalam pembinaan pekerti anak di usia

sekolah dasar (suatu penelitian di kecamatan kuta baro kabupaten aceh

besar), jurnal ilmiah mahasiswa pendidikan kewarganegaraan unsyiah

vol. 1, no 1: 1-2.

Yuslim, dkk, Pembinaan sumber daya aparatur dalam meningkatkan

pelayanan public di kantor camat tenggarong kabupaten kutai

kartanegara (studi implementasi peraturan pemerintah No. 42 tahun

2004, Jurnal administrative reform , vol. 1. No. 3, 2013.

Page 97: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

85

Zaman, Badrus, Pelaksanaan mentoring ekstrakulikuler rohani islam (rohis)

dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa kelas X di SMAN 3

boyolali tahun ajaran 2015-2016, jurnal inspirasi, vol. 1, No. 1, 2017.

Page 98: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 99: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …
Page 100: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …
Page 101: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …
Page 102: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …
Page 103: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …
Page 104: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

LAMPIRAN: INSTRUMEN PENELITIAN DAN HASIL WAWANCARA

WAKIL KURIKULUM SMPN 166 JAKARTA

Nama Tempat : Smpn 166 Jakarta

Alamat : Jl. Kedondong No. 5 RT.2/RW.5, Jagakarsa,

Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12620

Nama Wakil Kurikulum : Karsono, S.Pd

Hari/Tanggal : Rabu, 19 Februari 2020

No Pertanyaan Penelitian Jawaban

1. Sejak tahun berapa bapak menjadi wakil

kurikulum di sekolah SMPN 166?

Kalau menjadi wakil

kurikulum baru 4 tahun

yang lalu yaitu 2016.

Sebelumnya 15 tahun

yang lalu saya pernah

menjadi sekap kurikulum.

2. Ekskul apa saja yang ada di sekolah ini?

Banyak sekali ekskul

yang terdapat di sekolah

ini. Ekskul tersebut

kurang lebih ada 15.

Kalau dari ekskul

olahraga ada taekwondo,

pencak silat, futsal, sepak

bola. Dan ekskul yang

lain seperti Pmr, seni tari,

vocal grup, dll.

Page 105: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

3. Apakah ekskul rohis ini banyak peminatnya?

Alhamdulillah ekskul

rohis di sekolah ini juga

cukup lumayan banyak

peminatnya. Walaupun

masih banyak anak-anak

yang berminat ke ekskul

basket, silat, dll.

4. Bagaimana perkembangan rohis di sekolah ini?

Baik dari segi anggota maupun prestasi yang

telah di raih oleh ekskul rohis itu sendiri?

Kami memang konsen

kepada anak-anak rohis

itu memimpin tadarus

karena setiap pagi ada

pembiasaan tadarus di

sekolah ini. Bahkan

tadarus ini dikembangkan

secara bersama-sama

dengan shalat dhuha

setiap harinya serta pada

hari jum’at ditambah

dengan kegiatan

muhadharah yang

diadakan di lapangan

sekolah ini. Jika dari segi

prestasi memang kami

belum meraih prestasi

sampai saat ini.

5. Apakah dengan mengikuti ekskul rohis anak-

anak yang beragama islam berubah lebih baik?

Alhamdulillah otomatis

anak rohis itu dengan

anak yang tidak

Page 106: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

mengikuti kegiatan rohis

memiliki perbandingan

yang jauh karena didalam

rohis itu terdapat

pembinaan keagamaan.

6. Apa saja yang bapak ketahui kegiatan-kegiatan

rohis yang ada di sekolah ini?

Di dalam rohis ini

membina mental,

spiritual, dan ketika bulan

suci Ramadhan. Ekskul

rohis yang terdepan

dalam memimpin anak-

anak dan mengadakan

perlombaan keagamaan

seperti adzan, mtq, dsb.

7. Apakah setiap ada kegiatan ada koordinasi

antara anggota rohis dengan wakil kurikulum?

Iya, memang ada secara

berjenjang. Misalnya ada

kegiatan PHBI, rohis

ingin mengadakan

kegiatan tersebut dan di

dalam rohis Pembinanya

dari guru agama. Guru

agama tersebut pasti

laporan ke kurikulum dan

nanti dari pihak

kurikulum, kami

memetakan kegiatan

PHBI tersebut

disesuaikan dengan

Page 107: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

jadwal kami, agar tidak

berbenturan dengan

kegiatan yang lainnya.

8. Sebagai wakil kurikulum bagaimana bapak

menanggapi setiap kegiatan-kegiatan yang ada

di dalam rohis ini?

Saya sangat mendukung

kegiatan-kegiatan rohis di

sekolah ini. Karena di

dalam kegiatan tersebut

bisa menjadi suri tauladan

untuk anak-anak yang

lainnya dan kalau bisa

kegiatan rohis ini

ditambahkan atau

dimajukan agar menjadi

lebih baik kedepannya.

9. Apakah bapak pernah mengikuti kegiatan-

kegiatan yang ada di dalam rohis tersebut?

Alhamdulillah saya selalu

mengikuti kegiatan-

kegiatan rohis di sekolah

ini. Karena dulu sebelum

guru agamanya aktif, saya

mengadakan shalat

dzuhur berjama’ah serta

pada jam istirahat

pertama. Saya membuat

jadwal kepada anak-anak

pada jam istirahat

pertama untuk

melaksanakan shalat

dhuha. Dan saya

Page 108: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

mewajibkan kepada anak-

anak sebelum pulang

sekolah harus

melaksanakan shalat

dzuhur berjama’ah

disekolah dan membuat

absen yang ditanda

tangani oleh saya sendiri.

10. Bagaimana program-program kerja yang ada di

dalam rohis di sekolah ini?

Untuk program kerja di

dalam rohis, saya tidak

mengetahui secara detail

bagaimana program

tersebut karena yang

mengetahui persis

program tersebut adalah

Pembina rohisnya

langsung.

11. Bagaimana proses pembinaan rohis di SMP ini?

Alhamdulillah proses

pembinaan rohis di

sekolah ini baik. karena

pembinanya kebetulan

masih

mahasiswa/mahasiswi.

Memang dalam proses

pembinaannya harus

ditingkatkan lagi agar

lebih menarik dan anak-

anak bisa mengambil

Page 109: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

baiknya bahwa ekskul

rohis itu mengembirakan,

tidak hanya ekskul basket

dll.

12. Apakah bapak setuju sebagai wakil kurikulum

jika setiap kegiatan-kegiatan rohis selesai akan

di adakan evaluasi?

Iya saya sangat setuju.

Evaluasi program kerja

sangat di butuhkan

karena dengan adanya

program kerja maka

akan di ketahui semua

program kerja baik

yang berjalan maupun

tidak. Dengan adanya

evaluasi di harapkan

semua program kerja

yang telah berjalan apa

adanya dapet di

evaluasi menjadi

program kerja yang

berjalan sesuai dengan

yang telah di

musyawarahkan.

Evaluasi program kerja

dapat dijadikan

sebagai tolak ukur

perjalanan program

kerja tersebut melalui

dokumentasi yang ada.

Page 110: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

Dengan adanya

evaluasi dapat

membuat para anggota

rohis bisa mengetahui

titik-titik kesalahan

yang mereka lakukan

dan akan di perbaiki

untuk program kerja

selanjutnya.

Dengan adanya

evaluasi kedepannya

kita tidak akan

mengulangi kesalahan

yang telah kita

perbuat. Setiap

evaluasi program kerja

rohis semua anggota

wajib mengikuti dan di

dalam evaluasi tidak

ada yang saling

menutupi kesalahan

satu sama lain.

Evaluasi yang ada di

rohis itu ada yang

menyeluruh ada yang

tidak, evaluasi yang

menyuluruh yaitu

evaluasi program kerja

seperti idul adha dan

maulid nabi. Karena

Page 111: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

dua program tersebut

merupakan program

besar rohis yang

melibatkan semua

pihak baik dari

ekstrakulikuler rohis,

pihak sekolah, orang

tua wali murid dan lain

sebagainya.

Jadi, jika di program

kerja rohis ini tidak

ada evaluasi maka

masyarakat akan

kecewa dengan

keadaan sekolah

tersebut. Karena semua

yang hadir bukan

hanya warga sekolah

SMPN 166 tetapi juga

warga sekitar yang

akan menyaksikan

semua program kerja

tersebut.

13. Bagaimana dampak-dampak adanya eksul rohis

terhadap masyarakat sekitar yang bapak

ketahui?

Dampaknya adalah

bagus terutama terhadap

anak itu sendiri. Karena

kami selalu

mengingatkan bahwa

anak-anak rohis itu harus

Page 112: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

lebih baik dari anak-

anak yang tidak

mengikuti kegiatan

rohis. para anggota rohis

tidak lagi disuruh pergi

ke masjid, mereka sudah

memahami kalau sudah

waktunya azan mereka

sudah harus pergi ke

masjid, banyak di antara

anggota rohis itu

berpakaian sesuai

dengan syariat islam,

selanjutnya para anggota

rohis juga lebih

mengutamakan

mengucapkan salam

ketika bertemu dengan

orang yang baru dikenal.

Karena begitu banyak

murid yang belum begitu

kenal satu sama lain.

Banyak para orang tua

murid berterima kasih

kepada para pembina

rohis karena telah

mendidik anak-anaknya

dalam memahami

pelajaran agama islam di

luar jam sekolah dan di

Page 113: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

harapkan dapat

memberikan pelajaran

yang lebih agar bisa

menjauhi perbuatan yang

di larang oleh Allah dan

rasulnya.

Dampak selanjutnya

yaitu para anggota

rohis lebih peduli

dengan sesama dan

selalu berusaha

beriktiar dekat dengan

masyarakat. Dengan

adanya dampak

tersebut para anggota

rohis bisa

menghilangkan sifat

gengsi di antara

masyarakat yang ada

di sekitarnya.

Page 114: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

LAMPIRAN: INSTRUMEN PENELITIAN DAN HASIL WAWANCARA

GURU PAI & PEMBINA ROHIS SMPN 166 JAKARTA

Nama Tempat : Smpn 166 Jakarta

Alamat : Jl. Kedondong No. 5 RT.2/RW.5,

Jagakarsa, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

12620

Nama Guru PAI & Pembina Rohis : H. Ahmad Hidayatullah, S.Pd.I & Rinda

Hari/Tanggal : 24-28 Februari 2020

No Pertanyaan Penelitian Jawaban

1. Sejauh mana perkembangan Rohis di SMPN

166 ?

Perkembangan anggota

rohis mengikuti

pembinaan rohis

mengalami perubahan

adanya yang berubah

menjadi lebih agamis,

kepribadian, percaya

diri, labil dan ada yang

tetap begitu-begitu

saja.banyak bicara di

depan umum, berani

azan, takbiran , rapat

dan berani berbicara

kepada orang tuanya

dengan jujur. Karena

perkembangan anak-

anak di sini setelah

mengikuti pembinaan

Page 115: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

rohis.

Ekskul rohis

merupakan salah satu

ekskul yang

mengembangkan

bidang organisasi

karena disini semua

anggota rohis harus

berani bertanggung

jawab pada tugasnya

masing-masing,

dengan adanya

tanggung jawab maka

para anggota rohis

dapat

mempraktekannya di

lingkungan sekolah

dan masyarakat.

2. Apa saja bentuk pekembangan yang dapat

dirasakan oleh masyarakat melalui aktivitas

Rohis di SMPN 166 ?

Masyarakat merasakan

kenyamanan dan

masyarakat bisa

memahami bahwa

rohis itu bukan

organisasi yang

mengajarkan untuk

menjadi teroris tetapi

justru dengan adanya

ekstrakulikuler rohis

mengajarkan untuk

Page 116: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

memahami agama

islam sesuai dengan

syariat yang di ajarkan

oleh Rasullulah SAW.

3. Apakah perkembangan Rohis juga dapat

dirasakan oleh masyarakat sekitar ?

Masyarakat merasa

senang dengan adanya

kegiatan ekstrakulikuler

di sekolah SMPN 166 ini

karena para anggota rohis

bisa bersifat ramah

terhadap masyarakat

sekitar.

4. Apa saja bentuk perkembangan yang terjadi di

dalam Rohis di SMPN 166 ?

Perkembangan anggota

rohis setelah dilakukan

pembinaan banyak

para anggota yang

merasa senang setelah

mengikuti proses

pembinaan yang ada di

dalam rohis. Di

harapkan para siswa

dapat menerapkan

semua yang di dapat

dalam proses

pembinaan rohis baik

itu dalam teori maupun

praktek.

Page 117: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

5. Bagaimana Rohis di SMPN 166 dapat

berkembang ?

Di dalam proses

pembinaan semua yang

berkaitan dengan

agama di ajarkan

dengan perlahan-lahan

agar para anggota rohis

dapat mengikutinya

dengan baik dan

akhirnya para anggota

rohis dapat

menerapkannya di

dalam masyarakat.

6. Bagaimana cara untuk dapat mempertahankan

segala bentuk perkembangan yang sudah

dirasakan ?

Di ekstrakulikuler

rohis ini juga di

ajarkan pola asuh baik

terhadap adek kelas

maupun dengan

sesama anggota rohis,

karena pola asuh ini di

ajarkan untuk merekrut

anggota rohis pada

adek kelas yang akan

masuk di SMPN 166.

Dengan adanya

ekstrakulikuler rohis

maka di rumah para

angota rohis dapat

menerapkan pola asuh

yang telah di ajarakan

di dalam

Page 118: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

ekstrakulikuler ini.

7. Bagaimana keadaan rohis di SMPN 166

sebelum mengalami perkembangan ?

Keadaan rohis di

sekolah ini sebelum

mengalami

perkembangan yaitu

dari segi kegiatan atau

program selalu

monoton tidak ada

kegiatan atau program

baru yang dapat

meningkatkan

kreatifitas anak-anak

rohis.

8. Bagaimana tanggapan guru-guru terhadap

perkembangan Rohis di SMPN 166 ?

Dari pihak guru pun

sudah mendukung

kegiatan atau program-

program yang dijalankan

Rohis di sekolah ini,

hanya saja minat para

siswa/siswi yang

mengikuti kegiatan rohis

di sekolah ini tidak

begitu banyak.

9. Apa saja kegiatan Rohis yang terdapat di

SMPN 166 ?

Program idul adha yang

dimana para anggota

rohis di tuntut oleh pihak

sekolah untuk berperan

Page 119: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

aktif sebagai kepanitiaan

kurban, karena rohis

merupakan organisasi

islam yang berada di

dalam sekolah.

Kegiatan ini dilaksanakan

sesuai dengan peraturan

kementerian agama,

dengan dimulainnya

sholat ied dan di

lanjutkan kegiatan hewan

kurban, kegiatan program

rohis ini pada tahun ini di

laksanakan pemotongan

hewan kurban di SMPN

166 jakarta pada hari

Rabu tanggal 05 Agustus

2020 yang bertempat di

lingkungan sekolah

dengan hewan yang

mencapai jumlah 5 ekor

dan kambing sebanyak 15

ekor. Jumlah ini di ambil

dari data kepanitian

kurban.

Selanjutnya program

kerja rohis adalah maulid

nabi program ini

dilaksanakan sesuai

Page 120: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

dengan peraturan

kementerian agama.

Program rohis selanjutnya

after movie yaitu program

yang biasa dilakukan

setelah adanya kegiatan,

jadi kegiatan ini

merupakan kegiatan

dokumentasi baik itu foto

video dan lain

sebagainya. Program ini

sebagai pertanggung

jawaban setiap program

kerja rohis yang ada.

Program kerja rohis

berikutnya yaitu tafakur

alam, dengan mengikuti

tafakur alam maka para

anggota rohis dapat

mengenal satu sama yang

lain. Baik itu adik kelas

maupun kakak kelas.

Semua di program ini

menjadi satu karena tidak

di bedakan dengan

menginap di daerah

puncak bogor dan sama-

sama jauh dari orang tua

maka disini anggota rohis

saling merangkul antara

Page 121: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

satu dengan yang lainnya.

Dengan adanya tafakur

alam semua kegiatan

yang ada di dalam

program kerja rohis dapat

berjalan dengan baik dan

benar. Serta dengan

adanya tafakur alam

anggota rohis dapat

merasakan keadaan alam

sekitar.

10. Apakah semua kegiatan tersebut dapat berjalan

dengan lancar dan konsisten ?

Pelaksanaan program

kerja berjalan sesuai

dengan ketentuan yang

telah di tetapkan oleh

pengurus rohis karena

setiap pelaksaan program

harus meminta izin

kepada kepala

sekolah,osis, guru pai,

dan guru yang lainnya.

11. Adakah kegiatan Rohis yang tidak berjalan

secara konsisten ?

Sejauh ini, Alhamdulillah

belum ada kegiatan rohis

yang tidak berjalan secara

konsisten

12. Apa saja visi dan misi Rohis di SMPN 166 ? Visi rohis SMPN 166

Page 122: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

adalah terwujudnya

SMPN 166 sebagai

lembaga dakwah

sekolah yang handal,

kreatif, bermanfaat

bagi pelajar SMPN

166.

Misi rohis SMPN 166:

a. Membangun

dakwah dan

koordinasi antar

internal maupun

eksternal rohis

SMPN 166.

b. Menyebarkan dan

menegakkan

syariat islam

melalui kegiatan-

kegiatan yang

islami dan

kekinian.

c. Membangun

ukhuwah islamiyah

antar sesama

pengurus.

13. Bagaimana para anggota Rohis dapat

menjalankan program kegiatan Rohis ?

Setiap ekskul yang ada di

sekolah ini harus

memiliki beban akademik

Page 123: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

yang harus ada, karena

kalau tidak ada beban

akademik maka ekskul

tersebut bisa dipastikan

tidak akan ada di SMPN

166 ini. Di

ekstrakulikuler rohis ini

akan ada evaluasi setiap

anggotanya karena

dengan adanya evaluasi

anggota diharapkan para

anggota bisa berubah

sifatnya karena mengikuti

agenda rohis yang

tersusun secara rapi.

14. Apakah terdapat pengaruh terhadap perilaku

siswa setelah mengikuti kegiatan Rohis di

SMPN 166 ?

Pengaruh dengan

adanya kegiatan rohis

semua orang tua yang

anaknya mengikuti

kegiatan rohis

merasakan dampaknya

langsung. Karena

anak-anaknya bisa di

andalkan di dalam

rumah dan di

masyarakat luas dari

yang tidak berani azan

menjadi berani azan,

dari yang tadinya

malas sholat menjadi

Page 124: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

rajin sholat, dari yang

tadinya hanya diem

saja di masyarakat

sekarang pun menjadi

lebih aktif dan peduli

terhadap masyarakat

sekitar.

15. Apakah kegiatan rohis membutuhkan dana

dalam penyelenggaraannya ? Jika ya,

bagaimana para anggota Rohis dapat

mengumpulkan dana untuk menyelenggarakan

kegiatan ?

Iya, Alhamdulillah

kegiatan di sekolah ini,

dibantu dengan uang

amal setiap hari jum’at

dan proposal yang

digunakan fokus terhadap

kegiatan rohis atau

keagamaan .

16. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

mempersiapkan acara Peringatan Hari Besar

Islam ?

Kami menyiapkan

acara PHBI kurang

lebih 3 minggu

sebelum acara tersebut

di mulai

17. Siapakah pihak yang bertanggung jawab atas

semua kegiatan Rohis di SMPN 166 ?

Pihak yang bertanggung

jawab atas semua

kegiatan rohis yang

dilaksanakan di SMPN

166 ini adalah Guru

Pendidikan Agama Islam

dan saya selaku Pembina

rohis.

Page 125: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

18. Dari semua kegiatan Rohis, apakah terdapat

salah satu kegiatan yang berkesan dan

memberikan banyak manfaat bagi penyebaran

dakwah Islam ?

Iya ada, seperti

kegiatan maulid nabi

merupakan perayaan

yang ditujukan atas

peringatan hari lahir

nabi Muhammad saw

atau yang lebih kita

kenal dengan Maulid

Nabi ini merupakan

bentuk atas rasa syukur

dan senang kita kepada

Allah SWT yang pada

hakikatnya tidak ada

larangan dalam

pelaksanaannya ini.

Program kerja maulid

ini mempunyai tujuan

yaitu menggapai ridha

Allah SWT,

meningkatkan

keimanan dan

ketakwaan serta

mendekatkan diri

kepada Allah SWT,

menapak tilas dan

mengenang kembali

jalan hidup nabi

Muhammad SAW dan

para sahabatnya,

Page 126: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

mempererat ukhuwah

islamiyah dan

kebersaman antara

sesama muslim

khususnya di

lingkungan SMPN

166, Meluruskan

persepsi masyarakat

khususnya warga SMP

Negeri 166 Jakarta

tentang perayaan hari

besar islam.

Menyeimbangkan

peran agama dengan

perayaan acara lain

yang tidak sesuai

dengan syariat islam.

19. Apakah terdapat bentuk kerja sama yang

dilakukan oleh Rohis dengan jenis kegiatan

ekstrakurikuler lainnya ?

Iya kami selalu bekerja

sama dengan jenis

kegiatan ekstrakurikuler

lainnya dalam

mengadakan atau

mempersiapkan kegiatan

yang dilakukan oleh

anggota rohis, seperti

bekerja sama dengan osis

dll.

20. Apakah jumlah peserta Rohis mengalami Iya dalam kegiatan

Page 127: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

peningkatan setelah terselenggarakannya

berbagai macam kegiatan Rohis di SMPN 166 ?

rohis di SMPN 166 ini

peserta rohis

mengalami

peningkatan atau

Perkembangan yang

signifikan. Semakin

banyak anggota rohis

maka rohis akan

mengalami

peningkatan jumlah

anggota rohis pada

tahun ajaran baru.

karena pada saat siswa

baru sudah masuk

maka akan di adakan

demo semua ekskul

yang bertujuan agar

para siswa bisa

memilih ekskul yang

bisa mengembangkat

bakat dan minatnya.

21. Apakah terdapat kegiatan Rohis yang

berlandaskan kepedulian sosial seperti

penggalangan dana untuk korban bencana alam

?

Iya ada, seperti

bantuan-bantuan yang

dapat di bagikan

kepada masyarakat

yang membutuhkan.

Dalam program kerja

dana kemanusian

dengan adanya

program tersebut dapat

Page 128: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

meringankan beban

saudara-saudara kita

yang mengalami

musibah baik bencana

alam maupun yang

lainnya.

22. Apakah para guru dan masyarakat juga ikut

berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan ?

Iya, Alhamdulillah

guru beserta

masyarakat disekitar

sekolah ini selalu

berpartisipasi dalam

kegiatan rohis yang

dilaksanakan.

23. Apakah terdapat kegiatan yang

diselenggarakan setiap hari ?

Iya ada kegiatan yang

diselenggarakan setiap

harinya disekolah ini,

seperti pelaksanaan

shalat dhuha dan

tadarus secara

bersama-sama.

24. Apakah terdapat hambatan saat menjalankan

kegiatan rohis di SMPN 166 ?

Setiap kegiatan

maupun program pasti

ada saja hambatannya.

Namun hambatan

tersebut tidak

menjadikan kami

berhenti untuk

Page 129: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

melaksanakan kegiatan

yang sudah kami

rencanakan. Kami

akan terus berusaha

agar setiap kegiatan

maupun program yang

sudah kami rencanakan

berjalan dengan lancar.

25. Apakah terdapat partisipasi dari masyarakat

terhadap kegiatan rohis di SMPN 166 ?

Masyarakat disekitar

sekolah ini,

Alhamdulillah selalu

ikut berpartisipasi

setiap kegiatan rohis

yang dilaksanakan

disekolah.

Page 130: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

LAMPIRAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SMPN 166 JAKARTA

MARAWIS/HADROH PMR

TAEKWONDO PASKIBRA

Page 131: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

PENCAK SILAT PRAMUKA

FUTSAL PUTRA FUTSAL PUTRI

BASKET ROHIS

Page 132: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

LAMPIRAN FOTO WAWANCARA, BANGUNAN & RUANGAN

SMPN 166 JAKARTA

Page 133: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …
Page 134: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …
Page 135: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

LAMPIRAN PROGRAM KERJA ROHIS SMPN 166 JAKARTA

Page 136: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …
Page 137: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …
Page 138: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …
Page 139: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …
Page 140: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …
Page 141: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …
Page 142: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

LAMPIRAN DAFTAR PENGURUS EKSKUR SISWA SMPN 166

JAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Jenis Ekskur :

Hari/tgl :

Kegiatan :

No Nama Siswa Kelas

1 Maisan Zahra IX

2 Nuraini Khadijah S.S. IX

3 Adrian Fahru Rizal IX

4 Alma Avida Firgita VIII

5 Aprillian Tantra L.P. VIII

6 Devan Hadrian VIII

7 Hajar Muthi’ah Mahendra VIII

8 Sakinah Izzati Nurizqi IX

9 Shifa Dwi Mantik IX

10 Naurah Rahma Madina IX

11 Abdussalam Ahmad IX

12 Alya Putri Komarudin VII

13 Aryadieni Farah Ayu S. VII

14 M. Akmal VII

15 M. Nabil VII

16 M. Rafly Januar VII

17 M. Ramaditya Nuriawan VII

18 M. Ridha Razan VII

19 Nurkhalif Rizqi Fatiha VII

20 Puti Aqila Zehyana Marwa VII

21 Ziyad Dhia Rafi VII

22 Argi Nur Fajri VIII

23 Daffa Adnandi Putra P. VIII

24 Linggar Tembus Nusantara VIII

25 Deria Azzahra VIII

26 M. Irsyad Ramadhan Bone VIII

27 Senit Araminta Jasmine VIII

28 M. Fadhel Rayhan IX

29 Hani Alfiyyah Purnomo IX

30 M. Faris Ridwan IX

31 Khalila Khairini Amboro IX

32 Ilham Rizkisyah IX

33 Novita Ramadhani VII

34 Fauzan Hasan VII

35 Kennard Mahib B. VIII

Page 143: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

36 M. Naufal VII

37 M. Salman Abbas VIII

38 M. Vito Ibrahim VIII

39 M.Riswanda Alifarahman VIII

40 Rusyda Fajarani VIII

41 Sulthan Ali Pasha VIII

42 Aida Aqila VIII

43 Arya Bagus Wibowo VIII

44 Aryo Rifqi Ramadhan VIII

45 Dio Mukti Wibowo VIII

46 Indah Nirmala Putri VII

47 M. Lanang Syeikha VII

48 M.Andre Farrel Rizky VII

49 Salsabila Khalisha I. VII

50 Teuku Farhansyah Zagloel VII

51 Assadel Farouqh Rayhan VII

52 Kaffa Emirudin Setiaji VII

53 M. Khairul Imam A. VII

54 M. Khatami VII

55 M. Naufal Nabiel VII

56 Aisyah Amila Husna VII

57 Amanda Sarah Ivana VIII

58 Ida Maharani Jasmine Arrishy VIII

59 Imaniyah Tsabita VIII

60 Rifat Raihan Dany VIII

61 Takayassa Achsana S.P. VIII

62 Zahida Salsabila P. VIII

63 Nur Najmina Hanifah VIII

64 Chairul Muzadi Ahmad VIII

65 Rumi Aulia Rahmanisa VIII

66 Amirah Meuthia Dahlan IX

67 Btari Nabilla Fatwasalsabila IX

68 Firyal Mustofa Kamal IX

69 Hasna Nadhifa R. IX

70 Shafira Zada Surya A. IX

71 Silmia Wardani IX

72 Syauqi Syahid Robbani IX

73 Yazid Alif Hanan IX

Page 144: PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA …

Biodata Penulis

Nafisah Khoiriyah, penulis lahir di Jakarta, pada

hari Jum’at, 14 Agustus 1998. Penulis merupakan anak

pertama dari empat orang bersaudara. Saat ini penulis

tinggal di Jl. Jagakarsa I, No. 64, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Penulis memulai pendidikan di MIN 6 Gandaria, Jakarta

Selatan tahun 2004, kemudian melanjutkan pendidikan

menengah pertama tahun 2010 di MTsN 2 Ciganjur. Selanjutnya penulis

melanjutkan pendidikan di MAN 13 Jakarta pada tahun 2013. Setelah itu penulis

melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2016.