proses pembentukan asi dan penghambatnya

19
a. Proses pembentukan ASI dan penghambatnya Proses pembentukan ASI: ASI diproduksi oleh alveoli yang merupakan bagian hulu dari pembuluh kecil air susu. ASI mulai diproduksi pada beberapa bulan terakhir masa kehamilan. Selama kehamilan, sejumlah besar estrogen disekresikan oleh plasenta sehingga ductus payudara tumbuh dan bercabang. Sekali sistem ductus berkembang, progesterone akan menyebabkan pertumbuhan lobulus, pertunasan alveolus, dan perkembangan sifat sekresi sel-sel alveoli. Kedua hormon di atas sangat penting untuk perkembangan payudara. Akan tetapi, keduanya mempunyai efek menghambat sekresi sesungguhnya dari air susu. Hormon yang dapat meningkatkan sekresi air susu adalah hormon prolaktin. Hormon ini disekresikan oleh hipofisis dan akan meningkat konsentrasinya dari minggu ke-5 sampai saat kelahiran. Prolaktin selanjutnya akan bekerja untuk mempertahankan kelenjar mammaria agar mensekresikan air susu ke dalam alveoli. Sekresi hormon ini diatur oleh hipothalamus dengan sistem faktor penghambat yang diduga berupa dopamin. Walaupun, pada akhir kehamilan, hormon prolaktin mancapai konsentrasi yang sangat tinggi, namun karena adanya supresi dari estrogen dan progesteron sehingga kadar cairan yang dihasilkan masih rendah. Cairan yang dihasilkan pada beberapa hari pertama kelahiran ini disebut colostrum. Colostrum sangat besar manfaatnya bagi perkembangan bayi selanjutnya. Segera setelah bayi dilahirkan, sekresi estrogen dan progesteron oleh plasenta hilang secara tiba-tiba. Keadaan ini membuat prolaktin dapat mengambil alih peranan dalam memproduksi ASI. Dalam beberapa hari kemudian kelenjar payudara akan mensekresikan air susu dalam jumlah yang besar sebagai pengganti colostrums. Faktor penghambat pembentukan ASI Berat Lahir. Hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI.Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk

Upload: gabby-alvionita

Post on 28-Nov-2015

50 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Faktor Pembentukan ASIFaktor Penghambat ASISistem imunImmunologiLeukosit

TRANSCRIPT

a. Proses pembentukan ASI dan penghambatnya Proses pembentukan ASI:

ASI diproduksi oleh alveoli yang merupakan bagian hulu dari pembuluh kecil air susu. ASI mulai diproduksi pada beberapa bulan terakhir masa kehamilan. Selama kehamilan, sejumlah besar estrogen disekresikan oleh plasenta sehingga ductus payudara tumbuh dan bercabang. Sekali sistem ductus berkembang, progesterone akan menyebabkan pertumbuhan lobulus, pertunasan alveolus, dan perkembangan sifat sekresi sel-sel alveoli.

Kedua hormon di atas sangat penting untuk perkembangan payudara. Akan tetapi, keduanya mempunyai efek menghambat sekresi sesungguhnya dari air susu. Hormon yang dapat meningkatkan sekresi air susu adalah hormon prolaktin. Hormon ini disekresikan oleh hipofisis dan akan meningkat konsentrasinya dari minggu ke-5 sampai saat kelahiran. Prolaktin selanjutnya akan bekerja untuk mempertahankan kelenjar mammaria agar mensekresikan air susu ke dalam alveoli. Sekresi hormon ini diatur oleh hipothalamus dengan sistem faktor penghambat yang diduga berupa dopamin.

Walaupun, pada akhir kehamilan, hormon prolaktin mancapai konsentrasi yang sangat tinggi, namun karena adanya supresi dari estrogen dan progesteron sehingga kadar cairan yang dihasilkan masih rendah. Cairan yang dihasilkan pada beberapa hari pertama kelahiran ini disebut colostrum. Colostrum sangat besar manfaatnya bagi perkembangan bayi selanjutnya. Segera setelah bayi dilahirkan, sekresi estrogen dan progesteron oleh plasenta hilang secara tiba-tiba. Keadaan ini membuat prolaktin dapat mengambil alih peranan dalam memproduksi ASI. Dalam beberapa hari kemudian kelenjar payudara akan mensekresikan air susu dalam jumlah yang besar sebagai pengganti colostrums.

Faktor penghambat pembentukan ASI Berat Lahir.

Hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI.Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan lama penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi pada hari kedua dan usia 1 bulan sangat erat berhubungan dengan kekuatan mengisap yang mengakibatkan perbedaan intik yang besar dibanding bayi yang mendapat formula. De Carvalho (1982) menemukan hubungan positif berat lahir bayi dengan frekuensi dan lama menyusui selama 14 hari pertama setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.

Umur Kehamilan saat MelahirkanUmur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intik ASI. Hal ini

disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak prematur.

Lemahnya kemampuan mengisap pada bayi premature dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.

Stres dan Penyakit AkutIbu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga

mempengaruhi produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan nyaman. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji dampak dari berbagai tipe stres ibu khususnya kecemasan dan tekanan darah terhadap produksi ASI. Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut yang mengganggu proses laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI.

Konsumsi RokokMerokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu

hormone prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin. Studi Lyon,(1983); Matheson, (1989) menunjukkan adanya hubungan antara merokok dan penyapihan dini meskipun volume ASI tidak diukur secara langsung. Meskipun demikian pada studi ini dilaporkan bahwa prevalensi ibu perokok yang masih menyusui 6 – 12 minggu setelah melahirkan lebih sedikit daripada ibu yang tidak perokok dari kelompok sosial ekonomi sama, dan bayi dari ibu perokok mempunyai insiden sakit perut yang lebih tinggi. Anderson et al (1982) mengemukakan bahwa ibu yang merokok lebih dari 15 batang rokok/hari mempunyai prolaktin 30-50% lebih rendah pada hari pertama dan hari ke 21 setelah melahirkan dibanding dengan yang tidak merokok.

Konsumsi Alkohol Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu

merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin. Pada dosis etanol 0,5-0,8 gr/kg berat badan ibu mengakibatkan kontraksi rahim hanya 62% dari normal, dan dosis 0,9-1,1 gr/kg mengakibatkan kontraksi rahim 32% dari normal (Matheson, 1989).

Pil Kontrasepsi Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan

dengan penurunan volume dan durasi ASI (Koetsawang, 1987 dan Lonerdal, 1986 dalam ACC/SCN, 1991), sebaliknya bila pil hanya mengandung progestin maka tidak ada dampak terhadap volume ASI (WHO Task Force on Oral Contraceptives, 1988 dalam ACC/SCN, 1991). Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan pil progestin untuk ibu menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi.

Kurang sering menyusui atau memerah payudara Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat:

struktur mulut dan rahang yang kurang baik dan teknik perlekatan yang salah

Jaringan payudara hipoplastik Kelainan kelenjar mamae

Mengidap penyakit tiroid (hypothyroidsm) atau masalah kelenjar endoktri (seperti polycystic ovarium diasease), “hanya 1 dari 100.000 ibu yang mengidap penyakit ini

Refleks aksitosin tidak bekerja dengan baik, sehingga aliran ASI menjadi lambat

Stres, marah, jengkel, sedih Kurang minum (mminimal 16gelas/hari) atau 4-5 gelas tiap makan Kurang asupan gizi makanan. jangan mencoba untutk berdiet. Pertahankan

pola makan sehat dan seimbang yang banyak mengandung protein dan karbohidrat kompleks serta serat.

Kurang istirahat/kecapaian. Usahakan tidur siang

b. Dampak bayi tidak di beri ASIASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi untuk bertahanhidup pada

enam bulan pertama, mulai dari hormon, antibodi, faktor kekebalan, sampai antioksidan. Selain itu, ibu yang menyusui akan memilikikedekatan yang sesungguhnya dengan si bayi. Hal itu masih ditambah kontak fisik yang terjadi secara langsung lewat belaian atau usapan lembut si ibu saatmenyusui bayinya. (Kemkokesra, 2005)

Pada penelitian yang diadakan di tahun 2000 terbukti bahwa bayi-bayi yang tidak diberikan ASI Eksklusif selama 13 minggu pertama dalam kehidupannya memiliki tingkat infeksi pernafasan dan infeksi saluran cerna yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi-bayi lain yang diberikan ASI. Menurunnya tingkat infeksi saluran cerna ini tetap bertahan bahkan sesudah selesai masa pemberian ASI dan berlanjut hingga tahun-tahun pertama dalam kehidupan anak. Selain itu, bayi-bayi yang tidak diberikan ASI mudah terkena penyakit - penyakit lain yang berhubungan dengan kekebalan tubuh.( www.melanicyber.com)

c. Manfaat ASI dan periode waktu pemberian ASI Manfaat ASI:

Keuntungan pemberian ASI tidak hanya didapatkan oleh si bayi, akan tetapi juga bisa didapatkan oleh si ibu dan keluarganya. Berikut adalah manfaat yang bisa didapatkan.Bagi bayi :

Makanan “terlengkap” untuk bayi, terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama.

Mengandung antibodi (terutama kolostrum) yang melindungi terhadap penyakit terutama diare dan gangguan pernapasan.

Meningkatkan tumbuh kembang secara normal karena hanya terjadi sedikit infeksi, oleh karena itu mencegah menjadi badan pendek.

Selalu bersih. Selalu siap tersedia dan dalam suhu yang sesuai. Mudah dicerna dan zat gizi mudah diserap. Melindungi terhadap alergi karena tidak mengandung zat yang dapat

menimbulkan alergi.

Mengandung cairan yang cukup untuk kebutuhan bayi dalam 6 bulan pertama (87% ASI adalah air).

Isapan bayi membantu perkembangan gigi dan perkembangan otot-otot muka. Hubungan fisik ibu-bayi baik untuk perkembangan bayi: kontak kulit ibu ke kulit

bayi yang sering mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik bagi bayi bersangkutan.

Bagi ibu :

Pemberian ASI memberikan 98% metode kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran BILA diberikan hanya ASI saja (eksklusif) dan belum terjadi menstruasi kembali.

Menempelkan segera bayi pada payudara membantu pengeluaran plasenta karena isapan bayi merangsang kontraksi rahim, oleh karena itu menurunkan risiko perdarahan pasca persalinan.

Memberikan ASI segera (dalam waktu 60 menit) membantu meningkatkan produksi ASI dan proses laktasi.

Isapan puting yang segera dan sering membantu mencegah payudara bengkak. Pemberian ASI membantu mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia kapan

dan dimana saja. ASI selalu bersih, sehat dan tersedia dalam suhu yang cocok. Pemberian ASI ekonomis. Meningkatkan hubungan batin ibu-bayi. Menurunkan risiko kanker payudara.

Bagi keluarga : Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, kayu bakar atau minyak untuk

merebus air, susu atau peralatan. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam

perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit. Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi dari ASI eksklusif. Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat. Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab

ASI selalu siap tersedia.

Manfaat ASI dibanding susu formula dilihat dari segi Psikologis :

Mempererat jalinan kasih sayang antara ibu dan anak. Memiliki pengaruh emosional. Sebab dengan memberikan ASI juga mempunyai

pengaruh emosional bagi ibu dan anak. Anak merasa tentram , aman dan nyaman bila sedang menyusu pada ibu. Anak merasa rileks bila menyusu pada ibu. Mempererat jalinan naluri antara ibu dan anak. Perasaan ibu menjadi tenang, bahagia dan menimbulkan percaya diri karena dapat

memberikan ASI kepada buah hatinya.

Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

Manfaat ASI dibanding susu formula dilihat dari segi Kesehatan :

ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi. Selama dalam kandungan bayi mendapatkan zat pelindung dari ibunya melalui plasenta. Setelah lahir, suplai zat pelindung ini terhenti digantikan ASI. Zat protektif seperti makrofag, limfosit, laktoferin, imunoglobulin, laktobasilus bifidus, dll dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi yang disebabkan bakteri, virus ataupun jamur .

Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E.coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.

Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.

Lysosim, enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E.coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak dari pada susu sapi.

Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari Brochus Asociated Lympocyte Tissue (BALT) anti bodi pernapasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) anti bodi saluran pernapasan dan Mammarry Asociated Lympocyte Tissue (MALT) anti bodi jaringan payudara ibu.

Faktor bifidus sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk memperhambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.

Dari aspek Neurologis. Dengan menghisap payudara koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir lebih sempurna.

Mencegah anak mengalami obesitas (kegendutan). Dapat menurunkan resiko kematian bayi dan penyakit kronis. Daya tahan tubuh lebih kuat.

Berdasarkan hasil seluruh penelitian yang telah dilakukan, terbukti bahwa ASI, yang dibahas dalam ratusan tulisan yang telah terbit, melindungi bayi terhadap kanker. Hal ini telah diketahui, walaupun secara fakta mekanismenya belum sepenuhnya dipahami. Ketika sebuah protein ASI membunuh sel-sel tumor yang telah ditumbuhkan di dalam laboratorium tanpa merusak sel yang sehat mana pun, para peneliti menyatakan bahwa sebuah potensi besar telah muncul. Catharina Svanborg, Profesor imunologi klinis di Universitas Lund, Swedia, memimpin kelompok penelitian yang menemukan rahasia mengagumkan ASI ini. Kelompok yang berpusat di Universitas Lund ini menjelaskan kemampuan ASI dalam memberikan perlindungan melawan beragam jenis kanker sebagai penemuan yang ajaib.

Awalnya, para peneliti memberi perlakuan pada sel-sel selaput lendir usus yang diambil dari bayi yang baru lahir dengan ASI. Mereka mengamati bahwa gangguan yang disebabkan oleh bakteri Pneumococcus dan dikenal sebagai pneumonia berhasil dengan mudah dihentikan oleh ASI. Terlebih lagi, bayi yang diberi ASI mengalami jauh lebih sedikit gangguan pendengaran dibandingkan bayi yang diberi susu formula, dan menderita jauh lebih sedikit infeksi saluran pernapasan.

Pasca serangkaian penelitian, diperlihatkan bahwa ASI juga memberikan perlindungan melawan kanker. Setelah menunjukkan bahwa penyakit kanker getah bening yang teramati pada masa kanak-kanak ternyata sembilan kali lebih sering menjangkiti anak-anak yang diberi susu formula, mereka menyadari bahwa hasil yang sama berlaku pula untuk jenis-jenis kanker lainnya. Menurut hasil penelitian tersebut, ASI secara tepat menemukan keberadaan sel-sel kanker dan kemudian membunuhnya. Adalah zat yang disebut alpha-lac (alphalactalbumin), yang terdapat dalam jumlah besar di dalam ASI, yang mengenali keberadaan se-sel kanker dan membunuhnya. Alpha-lac dihasilkan oleh sebuah protein yang membantu pembuatan gula laktosa di dalam susu.

Periode menyusui bagi bayiPemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu

setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun (Roesli U, 2005)

Learning Issue

Sistem Imun

Sistem kekebalan atau imunitas adalah suatu sistem pertahanan yang digunakan untuk melindungi tubuh dari infeksi penyakit atau kuman. Penyakit atau kuman ini berupa protein asing yang berbeda dari protein tubuh kita, dan sering disebut antigen. Karena dianggap sesuatu yang asing, maka antigen ini harus disingkirkan, dinetralisir, atau dihancurkan. Yang bertugas melakukan ini salah satunya adalah sistem pertahanan tubuh yang dikenal dengan antibodi.

Macam sistem pertahanan tubuh

Antibodi adalah suatu zat yang dibentuk oleh tubuh, yang berasal dari protein darah jenis gama-globulin dan berfungsi untuk melawan antigen (zat asing/protein asing) yang masuk ke dalam tubuh. Berbagai jenis antibodi bekerja dengan beberapa cara untuk melawan antigen:

a. Opsonin adalah antibodi yang bekerja dengan merangsang leukosit untuk menyerang antigen atau kuman.

b. Lisin adalah antibodi yang bekerja dengan cara menghancurkan antigen (lisis).c. Presipitin adalah antibodi yang bekerja dengan cara mengendapkan antigen

(presipitasi), dand. Aglutinin adalah antibodi yang bekerja dengan cara menggumpalkan antigen

(aglutinasi).

Umumnya yang bertugas melawan para antigen ini adalah kelompok sel darah putih (leukosit). Ada bermacam-macam leukosit dengan berbagai fungsi. Berdasarkan ada/tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi menjadi:

1. Leukosit bergranula (granulosit) Neutrofil Eosinofil Basofil

2. Leukosit tidak bergranula (agranulosit) Limfosit Monosit

1. Leukosit Bergranula (Granulosit)a. Neutrofil

Plasmanya bersifat netral, inti selnya berjumlah banyak (polimorf) dengan bentuk bermacam-macam. Neutrofil melawan antigen dengan cara memakannya (fagositosis). Selain melakukan fagositosis terhadap kuman, neutrofil juga memakan jaringan tubuh yang rusak atau mati.

b. Eosinofil

Plasmanya bersifat asam. Itulah sebabnya eosinofil akan tampak berwarna merah tua bila ditetesi eosin. Eosinofil juga bersifat fagosit dan jumlahnya akan meningkat jika tubuh terkena infeksi.

c. Basofil

Plasmanya bersifat basa. Berwarna biru jika ditetesi larutan basa. Basofil juga bersifat fagosit. Selain itu, basofil mengandung antikoagulan (anti penggumpalan darah), yaitu heparin.

2. Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit)a. Limfosit

Limfosit tidak dapat bergerak dan berinti satu. Ukurannya ada yang besar dan ada yang kecil. Limfosit berfungsi untuk membentuk antibodi.

b. Monosit

Monosit dapat bergerak seperti Amoeba dan mempunyai inti yang bulat/bulat panjang. Monosit diproduksi pada jaringan limfe (getah bening) dan bersifat fagosit.

Beginilah proses fagositosis

Dari bermacam leukosit di atas yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada 2, yaitu sel fagosit dan limfosit.

1. Sel fagosit akan menghancurkan antigen yang dengan cara menelannya (fagositosis). Ada 2 macam sel fagosit, yaitu neutrofil, dan Makrofag. Sel makrofag dapat keluar dari dalam peredaran darah untuk masuk ke dalam jaringan tubuh. Kemampuan ini disebut diapedesis, dan berguna untuk melacak/mencari lokasi dimana antigen atau kuman berada. Jika antigen ditemukan maka sel makrofag juga akan melakukan fagositosis.

2. Sedangkan limfosit terdiri atas: 1. limfosit T (T Sel)2. limfosit B (B sel). Keduanya dihasilkan oleh sumsum tulang dan diedarkan

ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah, dan menghasilkan antibodi yang disesuaikan dengan antigen yang masuk ke dalam tubuh.

Seringkali antigen semacam virus memasuki tubuh tidak melalui pembuluh darah tetapi melalui kulit dan selaput lendir untuk menghindari leukosit. Namun ada bentuk

pertahanan lain di sana. Sel-sel tubuh akan menghasilkan interferon yaitu zat yang berfungsi sebagai penghalang pembentukan virus baru (replikasi).

Sebuah sel makrofag sedang melakukan fagositosis (memakan) bakteri

Inilah perbandingan bentuk dan ukuran berbagai macam sel darah

Macam Sistem Kekebalan

1. Sistem Kekebalan Alami

Jika tubuh terserang suatu penyakit, misalnya campak, tubuh akan membentuk antibodi untuk melawan campak. Dibentuknya antibodi ini menyebabkan tubuh menjadi kebal (imun) terhadap campak. Kekebalan (imunitas) terhadap suatu penyakit yang dimiliki tubuh tanpa perlakuan tertentu ini dinamakan kekebalan alami/kekebalan perolehan (aquired immune). Contoh kekebalan alami yang lain adalah kebalnya bayi terhadap beberapa penyakit setelah menyusu pada hari pertama. Di dalam air susu ibu tersebut terkandung kolostrum yang kaya antibodi dan mineral. Kekebalan bayi ini bertahan beberapa hari sampai beberapa minggu.

Bagaimana tubuh dapat mengingat dan mengenali antigen yang pernah menyerang sebelumnya? Ternyata ada sel-sel khusus yang bertugas untuk mengingat dan mengenal antigen yang disebut sel-sel memori.  Inilah ciri khas sistem kekebalan tubuh: pengingatan/pengenalan dan pengkhususan. Pengenalan artinya sel-sel memori mampu mengingat dan mengenal antigen yang pernah menyerang tubuh. Sedangkan kekhususan berarti satu antibodi hanya cocok untuk satu antigen tertentu. Sebagai contoh antibodi cacar hanya cocok untuk antigen cacar dan tidak cocok untuk antigen lainnya.

2. Sistem Kekebalan Buatan

Kekebalan buatan adalah suatu bentuk kekebalan tubuh yang sengaja dibuat atau ditumbuhkan melalui pemberian vaksin. Vaksin adalah bibit penyakit (kuman/antigen) yang telah dilemahkan. Proses pemberian vaksin dalam tubuh disebut vaksinasi. Contohnya jika menginginkan tubuh memproduksi antibodi tetanus, maka seseorang disuntik bakteri tetanus yang telah dilemahkan. Vaksin tetanus yang masuk tersebut akan dianggap tubuh sebagai antigen sehingga tubuh akan memproduksi antibodi. Akibatnya tubuh menjadi kebal terhadap tetanus jika suatu saat penyakit tersebut menyerang. Kekebalan yang dibuat oleh tubuh dengan pemberian vaksin ini dinamakan kekebalan buatan dan termasuk kekebalan aktif karena tubuh membentuk antibodi sendiri.

Cara lain untuk menumbuhkan kekebalan pada tubuh adalah dengan menyuntikkan serum. Serum adalah plasma darah yang telah mengandung antibodi untuk melawan antigen tertentu. Pembuatan serum dilakukan dengan menyuntik kuda atau kelinci dengan vaksin tertentu. Setelah tubuh kelinci atau kuda membentuk antibodi, kemudian plasma darah yang mengandung antibodi diisolasi. Umumnya pemberian serum dilakukan untuk pengobatan dan bukan pencegahan. Misalnya seseorang yang digigit ular berbisa ditolong dengan menyuntikkan serum anti bisa ular. Pemberian serum seperti ini disebut dengan kekebalan pasif karena tubuh tidak membentuk antibodi sendiri.

Semua langkah untuk membuat tubuh menjadi kebal (imun) baik dengan vaksinasi maupun pemberian serum seperti di atas disebut dengan imunisasi. Dengan memahami sistem kekebalan di atas, kita tahu ada 2 jenis imunisasi, yaitu imunisasi alamiah dan imunisasi buatan. Seseorang yang pernah terinfeksi suatu penyakit dan akhirnya memperoleh kekebalan disebut memperoleh imunisasi alamiah. Sebaliknya jika memperoleh kekebalan karena pemberian vaksin atau serum disebut imunisasi buatan (artifisial).

Macam Vaksin

Kekebalan karena vaksinasi biasanya memiliki jangka waktu tertentu, sehingga permberian vaksin harus diulang lagi setelah beberapa lama. Halini dilakukan karena jumlah antibodi dalam tubuh semakin berkurang sehingga imunitas tubuh juga menurun. Beberapa jenis penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi antara lain cacar, tuberkulosis, dipteri, hepatitis B, pertusis, tetanus, polio, tifus, campak, dan demam kuning. Vaksin untuk penyakit tersebut biasanya diproduksi dalam skala besar sehingga harganya dapat terjangkau oleh masyarakat.

Secara garis besar, vaksin dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu:

1. Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), polio jenis sabin, dan campak. Vaksin ini terbuat dari mikroorganisme yang telah dilemahkan.

2. Vaksin pertusis dan polio jenis salk. Vaksin ini berasal dari mikroorganisme yang telah dimatikan.

3. Vaksin tetanus toksoid dan difteri. Vaksin ini berasal dari toksin (racun) mikrooganisme yang telah dilemahkan/diencerkan konsentrasinya.

4. Vaksin hepatitis B. Vaksin ini terbuat dari protein mikroorganisme.

Identifikasi Istilah

Dada Cembung (pectus carinatum) : kelompok deformitas dinding dada anterior yang ditandai dengan protusi konveks sternum dan kartilago kosta pada satu atau kedua sisi; keadaan ini dikelompokkan menurut tempat penonjolan terbesar seperti chodrogladiolar (sternum dan kartilago kosta bagian bawah) atau chondromanubrial (sternum dana kartilago kosta bagian atas). Disebut juga chicken breast, pigeon breast, keeled breast, dan pigeon chest

(kamus kedokteran Dorland, hal 1627)