proses bisnis perbankan (lending)

4
Argo Virgiawan Wicaksono – 11114036 – MMD-36 Universi tas Narotama PROSES BISNIS PERBANKAN (LENDING) Secara umum fungsi atau bisnis yang dijalankan oleh bank adalah untuk menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat serta jasa keuangan lainnya. Namun, pada kesempatan kali ini akan dijelaskan mengenai proses menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk fasilitas pinjaman dengan jangka waktu tertentu. Alur proses dalam penyaluran kredit dalam perusahaan tempat saya bekerja (PT. Centratama Nasional Bank) adalah sebagai berikut : 1. Proses penentuan RBB (Rencana Bisnis Bank) Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia nomor 12/27/DPNP, Rencana Bisnis Bank wajib disusun dibuat secara tahunan, Laporan realisasinya secara triwulanan, dan Laporan Pengawasan Rencana Bisnis secara semesteran. Dalam Rencana Bisnis Bank ditentukan kebijakan dan strategi manajemen dalam menjalankan bisnis perbankan mulai dari penghimpunan dana hingga penyaluran kredit. Untuk penyaluran kredit, dalam rencana bisnis ditentukan target kredit yang harus dicapai serta fokus produk kredit yang ditawarkan pada masyarakat. 2. Penentuan pasar yang disasar. Dengan telah ditentukannya fokus kredit yang harus dipasarkan oleh bank dalam hal ini manajemen, maka tiap cabang mulai menentukan pasar yang disasar untuk memasarkan dengan tenaga marketing yang dimiliki serta strategi dalam memasarkan produk terutama terkait persaingan bunga yang sangat ketat. 3. Proses penyaluran kredit (analisa). Dalam menyalurkan kredit, cabang dalam hal ini dilakukan oleh petugas marketing masuk ke dalam pasar dan melakukan pendekatan- pendekatan kepada calon debitur yang prospektif. Setelah menemukan calon debitur yang prosepektif dan ingin mengajukan kredit pada bank, marketing mulai melakukan pengenalan kepada calon debitur atau yang disebut sebagai tahap Know Your Customer. Dengan mengenali calon debiturnya, maka petugas marketing mulai dapat melakukan analisa untuk pengajuan kredit. Analisa yang dilakukan oleh marketing mencakup 5C yaitu analisa Character, Capacity, Capital, Collateral , dan Condition. Analisa karakter terhadap karakter bisa dilakukan dengan cara melihat hasil BI-Checking. Analisa tentang kemampuan bayar (capacity) dapat dilakukan dengan 1 Manajemen Produksi dan Operasi

Upload: argo-virgiawan

Post on 07-Nov-2015

659 views

Category:

Documents


40 download

DESCRIPTION

Pembahasan POAC Bisnis Perbankan terkait Kredit.

TRANSCRIPT

Argo Virgiawan Wicaksono 11114036 MMD-36

Argo Virgiawan Wicaksono 11114036 MMD-36Universitas Narotama

PROSES BISNIS PERBANKAN (LENDING)Secara umum fungsi atau bisnis yang dijalankan oleh bank adalah untuk menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat serta jasa keuangan lainnya. Namun, pada kesempatan kali ini akan dijelaskan mengenai proses menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk fasilitas pinjaman dengan jangka waktu tertentu. Alur proses dalam penyaluran kredit dalam perusahaan tempat saya bekerja (PT. Centratama Nasional Bank) adalah sebagai berikut :

1. Proses penentuan RBB (Rencana Bisnis Bank)Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia nomor 12/27/DPNP, Rencana Bisnis Bank wajib disusun dibuat secara tahunan, Laporan realisasinya secara triwulanan, dan Laporan Pengawasan Rencana Bisnis secara semesteran. Dalam Rencana Bisnis Bank ditentukan kebijakan dan strategi manajemen dalam menjalankan bisnis perbankan mulai dari penghimpunan dana hingga penyaluran kredit. Untuk penyaluran kredit, dalam rencana bisnis ditentukan target kredit yang harus dicapai serta fokus produk kredit yang ditawarkan pada masyarakat.2. Penentuan pasar yang disasar.Dengan telah ditentukannya fokus kredit yang harus dipasarkan oleh bank dalam hal ini manajemen, maka tiap cabang mulai menentukan pasar yang disasar untuk memasarkan dengan tenaga marketing yang dimiliki serta strategi dalam memasarkan produk terutama terkait persaingan bunga yang sangat ketat.3. Proses penyaluran kredit (analisa).Dalam menyalurkan kredit, cabang dalam hal ini dilakukan oleh petugas marketing masuk ke dalam pasar dan melakukan pendekatan-pendekatan kepada calon debitur yang prospektif. Setelah menemukan calon debitur yang prosepektif dan ingin mengajukan kredit pada bank, marketing mulai melakukan pengenalan kepada calon debitur atau yang disebut sebagai tahap Know Your Customer. Dengan mengenali calon debiturnya, maka petugas marketing mulai dapat melakukan analisa untuk pengajuan kredit. Analisa yang dilakukan oleh marketing mencakup 5C yaitu analisa Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition. Analisa karakter terhadap karakter bisa dilakukan dengan cara melihat hasil BI-Checking. Analisa tentang kemampuan bayar (capacity) dapat dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan antara lain dengan RIDI (Ratio Installment of Disposable Income) yang menunjukkan rasio atau perbandingan antara pendapatan bersih (sudah dikurangi dengan biaya-biaya) per bulan calon debitur dengan total kewajiban calon debitur kepada bank. Analisa atas collateral coverage juga perlu dilakukan, untuk mengetahui collateral coverage atau nilai dari agunan, marketing memerlukan bantuan dari credit support dari seorang appraiser atau penilai jaminan untuk mengetahui kelayakan agunan tersebut. Setelah melakukan analisa-analisa tersebut, marketing dapat memberikan penilaian kelayakan calon debiturnya yang telah mengajukan permohonan kredit tersebut. Jika dinyatakan tidak layak, maka proses kredit tidak akan dilanjutkan. Namun, ketika dianggap layak, maka marketing sebagai pengusul kredit mengajukan permohonan kredit tersebut kepada panita kredit yang berwenang dilengkapi dengan hasil analisa yang telah dilakukan sebelumnya. Ketika pengajuan tersebut disetujui oleh panitia kredit maka proses kredit akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya.

4. Proses penyaluran kredit (pengikatan kredit).Pengikatan kredit dilakukan setelah proses analisa kelayakan debitur telah disetujui oleh panita kredit yang berwenang. Dalam pengikatan kredit, marketing dibantu oleh unit Legal sebagai salah satu credit support. Proses pengikatan kredit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu bawah tangan ataupun secara notariil dan diikat sesuai jangka waktu kredit yang telah ditentukan dan disetujui sebelumnya.5. Proses penyaluran kredit (realisasi kredit).Setelah proses pengikatan kredit selesai dilakukan, maka realisasi kredit dapat dilakukan. Sebelum realisasi kredit dilakukan, harus dipastikan debitur memiliki rekening bank CNB karena realisasi kredit tidak dilakukan dengan tunai namun langsung ditransfer ke rekening debitur yang bersangkutan sehingga potensi fraud yang dapat termitigasi. Setelah proses realisasi kredit ke rekening debitur selesai, maka biaya-biaya untuk pengikatan kredit akan segera didebet oleh pihak bank dan sisanya merupakan fasilitas yang murni bisa dinikmati oleh debitur dengan komitmen pengembalian kredit sesuai jangka waktu yang telah disetujui sebelumnya.6. Proses pengawasan pasca realisasi kredit.Walaupun sudah dilakukan pengikatan atau perjanjian dengan debitur dengan komitmen pengembalian kredit sesuai jangka waktu yang telah disetujui, namun marketing wajib melakukan pengawasan kredit hingga kredit lunas. Dengan dilakukannya pengawasan kredit setelah realisasi kredit, mitigasi atas potensi resiko credit default dapat berjalan optimal. Contohnya ketika pada pertengahan jangka waktu kredit, debitur yang sebelumnya dinyatakan layak dan mampu memenuhi kewajibannya kepada bank mengalami kesulitan financial, dengan dilakukannya pengawasan tersebut kesulitan financial yang dialami oleh debitur dapat segera diketahui dan langkah-langkah strategik untuk mengatasi potensi gagal bayar dapat segera diambil.7. Evaluasi tahapan-tahapan penyaluran dan pengawasan kredit.Evaluasi dilakukan oleh satuan kerja audit internal. Dalam evaluasi yang dilakukan, SKAI merupakan satuan kerja independen dibawah Direktur Utama langsung. Tugas SKAI dalam aktivitas perkreditan adalah untuk menilai kepatuhan cabang terhadap ketentuan yang berlaku terkait kredit dan kesadaran cabang terhadap resiko-resiko kredit termasuk penyimpangan-penyimpangannya.

Dalam menyalurkan kredit seperti yang telah diuraikan di atas tentu ditemukan pula kendala-kendala yang beresiko menghambat pertumbuhan bisnis bank. Kendala dan solusi yang dapat digunakan untuk memecahkannya antara lain :1. Kendala persaingan suku bunga pinjaman yang ketat.Dalam menjalankan suatu bisnis, tentu persaingan selalu ada. Persaingan yang dialami dalam menyalurkan kredit antara lain adalah persaingan suku bunga. Hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan volume kredit menjadi lambat atau cenderung stagnant sedangkan kredit merupakan sumber pendapatan utama dari bank (kecuali bank dengan diversifikasi usaha dan asset yang besar sehingga orientasi utamanya fee based income) sehingga hal tersebut juga berpengaruh kepada rentabilitas atau kemampuan bank dalam menghasilkan laba.Solusi yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan pemilihan segmentasi pasar yang disasar dengan tepat. Selain itu, diversifikasi produk kredit yang lebih menarik dan permintaannya masih banyak sehingga masih dapat bersaing dengan produk-produk kredit dari bank lain.2. Pelayanan kepada debitur/nasabah.Pelayanan yang diberikan bank kepada debitur juga berpengaruh terhadap loyalitas debitur kepada bank. Selain itu, dengan pelayanan yang diberikan dapat menarik calon debitur atau nasabah lain sehingga dapat meningkatkan volume bisnis cabang sehingga cabang dapat membukukan laba dan memenuhi target RBB yang telah ditetapkan.Solusi yang dapat dilakukan antara lain penambahan fasilitas-fasilitas yang memudahkan calon debitur/nasabah untuk menemukan bank CNB, antara lain pembukaan kantor-kantor baru atau lebih menekankan penerapan service excellence kepada debitur/nasabah sehingga kedekatan antara bank dengan debitur/nasabah dapat tercipta sehingga loyalitas debitur/nasabah dapat terbentuk dengan sendirinya.3. Kualitas sumber daya manusia yang terbatas.Kualitas SDM yang terbatas sangat berpengaruh dalam keseluruhan proses kredit. Dengan rendahnya kualitas SDM, daya persuasif yang dimilikipun juga berpengaruh. Rendahnya kualitas SDM juga berpengaruh pada keakuratan SDM dalam melakukan analisa, menilai kelayakan, pembuatan laporan, hingga dalam pengambilan keputusan. Kesadaran terhadap potensi resiko pun juga tergantung dari kualitas SDM itu sendiri.Solusi yang paling mudah dilakukan adalah merekrut SDM dengan kompentensi yang sesuai. Namun, dapat pula dengan SDM yang ada diberikan pelatihan-pelatihan sehingga meningkatkan kompetensinya.

1Manajemen Produksi dan Operasi