proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi

Upload: olive-warman

Post on 07-Jan-2016

57 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

UKIYUKY

TRANSCRIPT

1. Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Pengawasan itu turut menentukan lingkungan itu mmembantu kegiatan belajar.

Tahap-tahap pengelolaan dan pelaksanaan proses belajar mengajar dapat diperinci sebagai berikut:1. Perencanaana. Menetapkan apa yang mau dilakukan,kapan dan bagaimana cara melakukannya.b. Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan target.c. Mengembangkan alternative-alternatif.d. Mengumpulkan dan menganalisis informasi.e. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan.2. Pengorganisasiana. Menyediakan fasilitas, perlengkapan, dan tenaga kerja yang diperlukan untuk menyusun kerangka yang efisien dalam melaksanakan rencana-rencana melalui suatu proses penetapan kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan.b. Pengelompokan komponen kerja kedalam struktur organisasi secara teratur.c. Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi.d. Merumuskan, menetapkan metode, dan prosedur.e. Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja serta mencari sumber lain yang diperlukan.3. Pengarahana. Menyusun kerangka waktu dan biaya secara terperincib. Memprakasai dan menampilkan kepemimpinan dalam melaksanakan rencana dan pengambilan keputusan.c. Mengeluarkan instruksi-instruksi yang spesifik.d. Membimbing, memotivasi dan melakukan supervisi. 4. Pengawasan a. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan, dibandingkan dengan rencana.b. Melaporkan penyimpanan untuk tindakan koreksi dan merumuskan tindakan koreksi, menyusun standar-standar dan saran-saran.c. Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan-panyimpangan.2. Pada hakikatnya, belajar adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar, misalnya perubahan fisik dan lain lain.Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan minat belajar dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar.Jadi, dapat disimpulkan bahwa jika hakikat belajar adalah perubahan, maka pada hakikanya belajar mengajar adalah proses pengaturan yang dilakukan oleh guru.3. Tolok ukur keberhasilan dalam proses pembelajaran yaitu suatu pembelajaran yang efektif, maka diperhatikan beberapa aspek, di antaranya: a) guru harus membuat persiapan mengajar yang sistematis, b) proses belajar mengajar harus berkualitas tinggi yang ditunjukkan dengan adanya penyampaian materi oleh guru secara sistematis dan menggunakan berbagai variasi di dalam penyampaian, baik itu media, metode, suara, maupun gerak, c) waktu selama proses belajar mengajar berlangsung digunakan secara efektif,d) motivasi mengajar guru dan motivasi belajar guru cukup tinggi, dan e) hubungan interaktif antara guru dan siswa dalam kelasbagus sehingga setiap terjadi kesulitan belajar dapat segera diatasi.Sedemikian rupa lima aspek itu dilaksanakan, sehingga akanterwujud sebuah pembelajaran yang efektif.4. Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmanidan rohani siswab. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

5. Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut:1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.2. Memilih sistem pendekatan belajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknikbelajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakuan evaluasi hasil kegiatan hasil kegiatan belajar mengajar yng selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.6. Ada beberapa pendekatan yang diajukan dalam pembicaraan ini dengan harapan dapat membantu dalam memecahkan berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar.1. Pendekatan IndividualDalam kegiatan belajar mengajar seurang guru sering melihat peserta didiknya belajar dengan gaya yang berbeda-beda. Perilaku mereka juga bermacam-macam, cara mengemukakan pendapat, cara berpakaian, daya serap, tingkat kecerdasan dan sebagainya, selalu ada variasinya. Masing-masing anak didik memponyai karakteristik tersendiri yang berbeda dari satu anak didik dengan anak didik lainnya.2. Pendekatan KelompokDalam kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang menggunakan pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan pelu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo secius, yakni makhluk yang berkecendrungan untuk hidup bersama.3. Pendekatan BervariasiKetika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didik yang bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan permasalahan yang bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi oleh anak ddidik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan.4. Pendekatan EdukatifApapun yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran dengan tujuan untuk mendidik, bukan karena motif-motif lain, seperti karena dendam, karena gengsi, karena ingin ditakuti dan sebagainya.5. Pendekatan pengalamanExperience is the best teacher, pengalaman adalah guru yang baik. Pengalaman adalah guru yang bisu yang tak pernah marah. Pengalaman adalah guru yang tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapapun juga. Meskipun pengalaman diperlukan dan selalu dicari selama hidup, namun tidak semua pengalaman dapat bersifat mendidik (educative experience). Karena ada pengalaman yang tidak bersifat mendidik. 6. Pendekatan PembiasaanPembiasaan adalah alat pendidikan. Yang sangat penting bagi anak yang masih kecil.dikarena kan pembiasaan itu suatu aktivitas pada anak dikemudian hari. Pembiasaan yang baek akan membentuk sosok kepribadian manusia yang baek juga dan sebaliknya pembiasaan yang buruk akan membentuk sosok kpribadian manusia yang buruk. 7. Pendekatan EmosionalEmosi adalah gejala kejiwaan yang ada dalam diri seseoarang. Emosi yang berhungan dengan masalah perasaan. Semua orang mempunyai perasaan baik perasaan jasmaniah maupun rohaniah.8. Pendekatan RasionalManusia adalah makhluk yang diciptakan Allah SWT yang sempurna. Yang berbeda dengan makhluk lainnya. Perbedaannya pada akal. Manusia mempunyai akal sedangkan mahluk lainnya seperti hewan tidak menpunyai akal.9. Pendekatan FungsionalIlmu pengetahuan yang dipelajari oleh anak disekolah bukan hanya sekedar pengisi otak, tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Anak dapat memanfaatkan ilmunya untuk kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. Anak dapat merasakan manfaat dari ilmu yang didapatnya disekolah.anak mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu untuk kepentingan hidupnya.maka nilai ilmu sudah fungsional didalam diri anak.10. Pendekatan KeagamaanPendidikan dan pelajaran disekolah tidak hanya memberikan satu atau dua macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran.dalam prateknya tidak hanya digunakan satu, tetapi bisa juga penggabungan dua atau lebih pendekatan.1. Pendekatan kebermaknaanBahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran, pendapat, dan perasaan, secara lisan atau tulisan. Bahasa inggris bahasa asing yang pertama di indonesia yang dianggap penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan.kegagalan penguasaan bahasa inggris oleh siswa salah satu sebabnya kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti faktor sejarah, fasilitas, dan lingkungan serta kompetensi guru itu sendiri. Ada beberapa konsep penting yang menyadari pendekatan ini sebagai berikut :1. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur ( tata bahasa dan kosa kata).2. makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan pengajaran bahasa yang natura.3. makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan maupun tertulis. Suatu kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi saat kalimat digunakan.4. belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut, sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan maupun tertulis. Belajar berkomunikasi ini perlu didukung oleh pembelajaran unsur-unsur bahasa sasaran.5. motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan peljaran dan kegiatan pembelajaran siswa yang bersangkutan.6. bahan pelajaran dan kegiatan pembeljaran menjadi lebih penting bermakna bagi siswa jika berhubungan dengan kebutuhan siswa yang berkaitan dengan pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depannya.7. dalam proses belajar mengajar siswa merupakan subjek utama, tidak hanya sebagai objek belaka. Karena itu, ciri-ciri dan kebutuhan mereka harus dipertimbangkan dalam segala keputusan yang berkaitan dengan pengajaran.8. dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengembangkan ketrampilan berbahasanya.KESIMPULAN:Akhirnya, perlu diikhtisarkan bahwa ada berbagai pendekatan yang dapat dipergunakan dalam pendidikan dan pengajaran, yaitu pendekatan indivial, pendekatan kelompok, pendekatan bervariasi, pendekatan edukatif, pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan emosional, pendekatan keagamaan, dan pendekatan kebermaknaan.DAFTAR PUSTAKABahri Djamarah, Syaiful. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

7. A.Pengertian Pendidikan IslamMenurut H.M. Chalib Thoha pendidikan islam adalah pendidikan yang falsafah dan tujuan serta teori-teori dibangun untuk melaksanakan praktek pendidikan yang didasarkan nilai-nilai dasar islam yang terkandung dalam al-quran dan hadits nabi.Menurut prof. Dr. Oemar Muhammad At-Toumy Al-Syaebani, pendidikan islam diartikan sebagai usaha merubah tingkah laku individu didalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses pendidikan. B. Pengertian KeluargaDalam islam, keluarga dikenal dengan istilah usrah. sedangkan menurut pandangan antropologi keluarga adalah suatu kesatuan sosial terkecil yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki tempat tinggal untuk berlindung, mendidik, berkembang, dan lain sebagainya. Inti sebuah keluarga adalah ayah, ibu dan anak.Keluarga muslim adalah keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada pembentukan keluarga yang sesuai dengan syariat islam, menurut Abdurrahman An-Nahlawi, tujuan terpenting dari pembentukan keluarga adalah sebagai berikut:a. Mendirikan syariat allah dalam segala permasalahan rumah tangga.b. Mewujudkan ketenteraman dan ketenangan psikologi.c. Mewujudkan sunnah rasul dengan melahirkan anak-anak saleh sehingga rasul merasa bangga dengan kehadiran kita.d. Memenuhi kebutuhan cinta kasih anak.e. Menjaga fitrah anak agar tidak melakukan peyimpangan-penyimpangan.Dalam lingkungan keluarga terletak dasar-dasar pendidikan. di sini pendidikan berlangsung dengan sendirinya sesuai tatanan pergaulan yang berlaku didalamnya, artinya tanpa harus diumumkan atau ditulis terlebih dahulu agar diketahui dan diikuti oleh seluruh anggota keluarga . di sini diletakkan dasar-dasar pengalaman melalui rasa kasih sayang dan penuh kecintaan, kebutuhan akan kewibawaan dan nilai-nilai kepatuhan. justru karena pergaulan yang demikian itu berlangsung dalam hubungan yang bersifat pribadi dan wajar, maka penghayatan terhadapnya mempunyai arti yang amat penting.Jadi, pendidikan Islam dalam keluarga yaitu pendidikan yang diberikan anggota kelurga terutama orang tua kepada anaknya dalam lingkungan keluarga itu sendiri untuk membentuk kepribadian anak menjadi muslim dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran Islam.C. Aspek-Aspek Pendidikan Islam Dalam KeluargaSebagai realisasi tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak, ada beberapa aspek yang sangat penting untuk diperhatikan orang tua, yaitu:a. Pendidikan ibadah.b. Pokok-pokok ajaran islam dan membaca Al-Quran.c. Pendidikan akhlakul karimah.d. Pendidikan akidah islamiyah. D. Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Pendidikan IslamMotivasi pengabdian keluarga (ayah-ibu) dalam mendidik anak-anaknya semata-mata demi cinta kasih yang kodrati, sehingga dalam suasana cinta kasih dan kemesraan inilah proses pendidikan ini berlangsung dengan baik seumur anak dalam tanggungan utama keluarga. Kewajiban ayan-ibu dalam memendidik anak-anaknya tidak menuntut untuk memiliki profesionalitas yang tinggi, karena kewajiban tersebut berjalan dengan sendirinya sebagai adat atau tradisi. Sehingga tidak hanya orang tua yang berdap dan berilmu tinggi saja yang dapat mendidik, tetapi juga orangtua yang masih memiliki taraf pendidikan yang minim. Hal tersebut karena kewajiban mendidik anak merupakan naluri pedagogis bagi setiap individu yang menginginkan anaknya menjadi lebih baik dari pada keadaan dirinya.Dalam penanaman pandangan hidup beragama, fase kanak-kanak merupakan fase yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama. Teknik yang paling tepat dalam proses pendidikan adalah dengan teknik imitasi, yaitu proses pembinaan anak secara tidak langsung, yaitu ayah dan ibu membiasakan hidup rukun, istiqamah melakukan ibadah baik di rumah, di masjid, atau di tempat-tempat lainnya sambil mengajak anak-anaknya, sehingga sekaligus membina anak-anaknya untuk mengikuti dan meniru hal-hal yang dilakukan orang tuanya.Sebagai pendidik anak-anaknya, ayah dan ibu mempunyai kewajiban dan memiliki bentuk yang berbeda karena keduanya berbeda kodrat. Berikut ini ada beberapa kewajiban dari ayah dan ibu dalam mendidik anak-anaknya:1. Ayah1. Ayah merupakan sumber kekuasaan memberikan pendidikan anaknya tentang manajemen dan kepemimpinan2. Sebagai penghubung antara keluarga dan masyarakat dengan memberikan pendidikan anaknya komunikasi terhadap sesamanya3. Memberi rasa aman dan perlindungan, sehingga ayah memberikam pendidikan sikap yang bertanggung jawab dan waspada.4. Di samping itu, ayah sebagai hakim dan pengadilan dalam perselisihan yang memberikan pendidikan anaknya berupa sikap tegas, menjunjung keadilan tanpa memihak yang salah, dan berlaku rasional dalam memberi pendidikan anaknya dan menjadi dasar-dasar pengembangan daya nalar serta daya intelek, sehingga menghasilkan kecerdasan intelektual.Dalam Al-Quran disebutkan bahwa ayah berkewajiban mencari nafkah untuk mecukupi kebutuhan keluarganya melalui pemanfaatan karunia allah swt di muka bumi dan selanjutnya dinafkahkan pada anak-istrinya.Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia allah dan ingatlah allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS. Al Jumuah: 10)2. IbuIbu berkewajiban sebagai:a. Sumber kasih sayang yang memberikan pendidikan sifat ramah tamah, asah, asih, dan asuh kepada anak-anaknya.b. Pengasuh dan pemelihara keluarga yang memberikan pendidikan berupa kesetiaan kepada tanggung jawab.c. Sebagai tempat pencurahan isi hati yang memberikan pendidikan berupa sikap keterusterangan, terbuka, dan tidak suka menyimpan derita atau rasa pribadi.d. Sebagai pengatur kehidupan rumah tangga yang memberikan pendidikan berupa keterampilan-keterampilan khusus anaknya berupa hidup rukun, gotong royong, ukhuwah, toleransi, serta menciptakan suasana dinamis, harmonis dan kreatif.e. Serta sebagai pendidik di bidang emosi anak yang dapat mendidik anaknya berupa kepekaan daya rasa dalam memandang sesuatu, yang melahirkan kecerdasan emosional.Menurut Abdul Mujib dalam bukunya menyebutkan bahwa ada enam dasar-dasar pendidikan yang diberikan kepada anak dari orang tuanya:1. Dasar pendidikan budi pekerti; memberi norma pandangan hidup tertentu walaupun masih dalam bentuk yang sederhana kepada anak2. Dasar pendidikan sosial; melatih anak dalam tata cara bergaul yang baik terhadap lingkungan sekitar.3. Dasar pendidikan intelek; anak diajarkan kaidah pokok dalam percakapan, bertutur bahasa yang baik, kesenian yang disajikan dalam bentuk permainan.4. Dasar pembentukan kebiasaan; pembinaan kepribadian yang baik dan wajar, yaitu membiasakan kepada anak untuk hidup yang teratur, bersih, tertib, disiplin, rajin yang dilakukan secara berangsur-angsur tanpa unsur paksaan.5. Dasar pendidikan kewarganegaraan; memberikan norma nasionalisme dan patriotisme, cinta tanah air dan berperikemanusiaan yang tinggi.6. Dasar pendidikan agama; melatih dan membiasakan ibadah kepada Allah SWT, sembari meningkatkan aspek keimanan dan ketakwaan anaknya kepada-Nya.Dalam pandangan islam, anak adalah amanat yang dibebankan oleh allah swt kepada orang tuanya. Oleh karena itu, harus menjaga, memelihara, dan mendidik serta menyampaikan amanah itu kepada yang berhak menerimanya. Karena manusia adalah milik allah swt mereka harus mengantarkan anaknya untuk mengenal dan menghadapkan diri kepada allah swt.Dalam kaitan ini pula menurut abdurahman an-nahlawi orang tua pendidik berkewajiban melakukan dua langkah yaitu:a. Membiasakan anak untuk mengingat kebesaran dan nikmat allah, serta semangat mencari dalil dalam mengesakan allah swt melalui tanda kebesaran-nya.b. Membiasakan anak-anak unttuk mewaspadai penyimpangan- penyimpangan yang kerap membiasakan dampak negatif terhadap diri anak. E. Tujuan Pendidikan IslamPendidikan islam sebagai suatu proses pengembangan potensi kreatifitas peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada allah swt., cerdas, terampil, memiliki etos kerja yang tinggi, berbudi pekerti luhur, mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya, bangsa dan negara serta agama. Proses itu sendiri sudah berlangsung sepanjang sejarah kehidupan manusia.Menurut hasan langgulung, tujuan pendidikan islam adalah suatu istilah untuk mencari fadilah, kurikulum pendidikan islam berintikan akhlak yang mulia dan mendidik jiwa manusia berkelakuan dalam hidupnya sesuai dengan sifat-sifat kemanusiaan yakni kedudukan yang mulia yang diberikan allah swt melebihi makhluk-makhluk lain dan dia diangkat sebagai khalifah.Senada dengan pendapat tersebut abdurrahman an-nahlawi berpendapat bahwa tujuan pendidikan islam adalah merealisasikan penghambaan kepada allah dalam kehidupan manusia baik secara individual maupun secara kelompok.Menurut pendapat prof. H. Abuddin Nata, ma., bahwa tujuan pendidikan islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:a. Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah tuhan di muka bumi dengan sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas memakmurkan dan mengolah bumi sesuai dengan kehendak tuhan.b. Mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahannya di muka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada allah swt, sehingga tugas tersebut terasa ringan dilaksanakan.c. Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga ia tidak menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya.d Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya, sehingga ia memiliki ilmu, akhlak, dan keterampilan yang semua ini dapat digunakan guna mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya.e. Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.Apabila perumusan tersebut dikaitkan dengan ayat-ayat al-quran dan hadits maka tujuan pendidikan islam adalah sebagai berikut:a. Menumbuhkan dan mengembangkan ketakwaan kepada allah swt.b. Menumbuhkan sikap dan jiwa yang selalu beribadah kepada allah swt.c. Membina dan memupuk akhlakul karimah.Kunci pendidikan dalam rumah tangga sebenarnya terletak pada pendidikan agama. Karena pendidikan agamalah yang berperan penting dalam membentuk pandangan hidup seseorang. Ada dua arah mengenai kegunaan pendidikan agama dalam keluarga, yaitu1. Menanamkan nilai pengetahuan pada anakPendidikan jasmani dan akal yang diberikan di sekolah sekarang mempunyai banyak teori. Belum tentu semua teori itu sesuai dengan ajaran agama. Bila anak sudah memiliki basis nilai agama yang dibawa dari rumah, secara sederhana ia dapat memberikan nilai terhadap teori-teori yang diajarkan di sekolah. Misalnya, saat guru mengajarkan bahwa materialisme itu menolak tuhan dan itu baik, maka murid akan segera bereaksi kalau teori itu salah. Dari mana ia tahu kalau itu salah? Ia tahu dari nilai agama yang telah diperolehnya di rumah atau dari guru agamanya di sekolah. Kemampuan menyaring dan memberi nilai teori pengetahuan seperti ini sangat penting artinya bagi anak itu dalam perkembangan pengetahuannya di kemudian hari.2. Penanaman sikap menghargai guru dan apa yang dididikannya.Keberhasilan pendidikan di sekolah bisa di dapat jika murid bisa menghormati guru dan menghargai pengetahuan gurunya. Untuk menanamkan sikap itu sebenarnya pendidikan agama (islam)-lah yang merupakan kunci utama. Pendidikan agama islam itu dilakukan di rumah sebagai lembaga pertama dan utama. BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanMenurut H.M. Chalib Thoha pendidikan islam adalah pendidikan yang falsafah dan tujuan serta teori-teori dibangun untuk melaksanakan praktek pendidikan yang didasarkan nilai-nilai dasar islam yang terkandung dalam al-quran dan hadits nabi.Rumah keluarga muslim adalah benteng utama tempat anak-anak dibesarkan melalui pendidikan islam. Yang dimaksud dengan keluarga muslim adalah keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada pembentukan keluarga yang sesuai dengan syariat islam.Pendidikan Islam dalam keluarga yaitu pendidikan yang diberikan anggota kelurga terutama orang tua kepada anaknya dalam lingkungan keluarga itu sendiri untuk membentuk kepribadian anak menjadi muslim dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran Islam.Beberapa aspek yang sangat penting untuk diperhatikan orang tua, yaitu:a. Pendidikan ibadah.b. Pokok-pokok ajaran islam dan membaca Al-Quran.c. Pendidikan akhlakul karimah.d. Pendidikan akidah islamiyah.Menurut Abdul Mujib dalam bukunya menyebutkan bahwa ada enam dasar-dasar pendidikan yang diberikan kepada anak dari orang tuanya:a. Dasar pendidikan budi pekerti; memberi norma pandangan hidup tertentu walaupun masih dalam bentuk yang sederhana kepada anakb. Dasar pendidikan sosial; melatih anak dalam tata cara bergaul yang baik terhadap lingkungan sekitar.c. Dasar pendidikan intelek; anak diajarkan kaidah pokok dalam percakapan, bertutur bahasa yang baik, kesenian yang disajikan dalam bentuk permainan.d. Dasar pembentukan kebiasaan; pembinaan kepribadian yang baik dan wajar, yaitu membiasakan kepada anak untuk hidup yang teratur, bersih, tertib, disiplin, rajin yang dilakukan secara berangsur-angsur tanpa unsur paksaan.e. Dasar pendidikan kewarganegaraan; memberikan norma nasionalisme dan patriotisme, cinta tanah air dan berperikemanusiaan yang tinggi.f. Dasar pendidikan agama; melatih dan membiasakan ibadah kepada Allah SWT, sembari meningkatkan aspek keimanan dan ketakwaan anaknya kepada-Nya.Apabila dikaitkan dengan ayat-ayat al-quran dan hadits maka tujuan pendidikan islam adalah sebagai berikut:a. Menumbuhkan dan mengembangkan ketakwaan kepada allah swt.b. Menumbuhkan sikap dan jiwa yang selalu beribadah kepada allah swt.c. Membina dan memupuk akhlakul karimah.B. SaranSebaiknya seorang anak dibekali dengan pendidikan agama oleh orang tuanya sejak dini di lingkungan keluarga, karena dengan pendidikan agama yang sudah ada sejak dini dapat mempengaruhi pandangan hidup mereka saat dewasa dan dapat menjadi benteng saat bergaul dimasyarakat agar tidak terpengaruh perbuatan negatif. Sehingga dapat menjadi anak yang berpikir dan berperilaku baik, memiliki iman dan taqwa kepada Allah, berbakti kepada orang tua serta cinta tanah air.DAFTAR PUSTAKAAl-Quran Nul KarimDaradjat, Zakaria, Dkk. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Pt. Bumu AksaraMujib, Abdul. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada MediaTafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja RosdakaryaHttp://Myislamagamaku.Blogspot.Com/2012/02/Pendidikan-Islam-Dalam-Keluarga.Html Search 14 Oktober 20128. AYAT-AYAT AL-QURAN DAN HADIST TENTANG PENDIDIKAN1. Surat Al-aalq ayat 1-5: {1} {2} {3} {4} {5}Artinya :Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan tuhanmu lah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahui.2. Surat Al-Mujadalah ayat 11: ............Artinya :Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.(QS.Al-Mujadalah:11)3. Surat Thoha ayat 114: Artinya :Dan katakanlah (olehmu muhammad),ya tuhanku, tambahkan kepadaku ilmu pengetahuan.4. Surat Shod ayat 29: {29}Artinya :ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan keberkahan supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya, dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.5. Surat Lukman ayat 14-17 : {14} {15} {16} {17}Artinya : [Ayat 14] Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.[Ayat 15] Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.[Ayat 16] (Luqman berkata): Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.[Ayat 17] Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).6. Hadist Nabi:Artinya : mencari ilmu adalah diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki dan wanita dari mulai lahir sampai ke liang lahat.7. Hadist Nabi :Artinya :Carilah ilmu walupun ke negri cina.8. Hadist Nabi :Artinya :Didiklah anak-anak kalian, karena sesungguhnya mereka itu dijadikan untuk menghadapi masa yang berlainan dengan masa kalian ini.9. Hadist Nabi :Artinya :Tidaklah henti-hentinya seseorang tiu dapat dianggap orang berilmu selama ia masih terus belajar ilmu. Apabila ia menyangka bahwa sesungguhnya ia sudah serbatahu, maka sungguh ia seorang yang jahil.10. Hadist Nabi :Artinya :Barang siapa yang menginginkan dunia, hendaklah ia berilmu, Barang siapa yang menginginkan akhirat hendaklah ia berilmu, Barang siapa yang menginginkan kedua-duanya sekaligus, ia pun harus berilmu.11. Hadist Nabi: Artinya :manusia itu ada dua macam:orang alim(berilmu) dan orang yang belajar ilmu, dan tidaklah ada kebaikan selain dari dua golongan itu12. Hadist Nabi:Artinya :sesungguhnya para malaikat itu merendahkan sayapnya kepada penuntut ilmu karena senangnya atas apa yang dilakukan para penuntut ilmu.13. Hadist Nabi:Artinya :Pelajarilah ilmu karena sesungguhnya belajar semata-mata bagi Alloh itu merupakan kebaikan, dan mempelajari ilmu merupakan tasbih, dan membahasnya merupakan jihad, dan mencarinya merupakan ibadah, dan mengajarkannya merupakan sedekah sedangkan menggunakannya bagi orang yang membutuhkannya merupakan Qurbah(pedekatan diri kepada alloh).14. Hadist Nabi:Artinya :pelajarilah apa-apa yang kalian kehendaki Alloh tidak akan memberikan upah ganjaran kepada kalian sampai kalian mengamalkannya terlebih dahulu.9. MODEL-MODEL PENGAJARANDalam menghasilkan satu proses pengajaran yang sistematik, kita perlu merujuk kepada beberapa model pengajaran.Antara fungsi utamanya ialah sebagai satu panduan kepada guru bagi menghasilkan satu sessi p&p yang menyeronokkan dan memotivasikan murid-murid selain untuk mengukur sejauh mana keberkesanan penggunaan terhadap murid-murid.Di antara model-model pengajaran yang sering kali diamalkan dalam bilik darjah ialah :4.1 Model Ekspositori4.2 Model Pemerosesan Maklumat4.3 Model inkuiri4.4 Model Projek4.1. Model EkspositoriIa bermaksud penerangan yang jelas dan terperinci.Dalam konteks pengajaran ekspositori merupakan penyampaian maklumat atau isi kandungan pelajaran secara langsung kepada murid-murid di dalam kelas. Oleh itu,kaedah ekspositori ialah cara penyampaian pelajaran melalui penerangan,bercerita atau demonstrasi dengan tujuan mengajar sesuatu.Dalam model ekspositori ini,guru memberi penerangan terlebih dahulu dan murid mendengar dengan teliti hingga mereka memahami dan mengingatinya atau merekodkan isi pentingnya dalam buku rekod mereka.Guru boleh menggunakan model ini untuk menerangkan konsep, fakta,hokum,prinsip atau teorem matematik.Dari segi implikasi sesuai untuk peringkat perkembangan.Guru juga mendapat manfaat dari segi menjimatkan masa ketika menyampaikan pelajaran kerana dengan kaedah ini guru dapat terus menyampaikan semua maklumat tentang konsep dalam masa yang lebih singkat dan murid-murid hanya duduk diam dan mendengar sahaja.Contoh:-Model Resepsi Ansubel (David P.Ansubel 1961).4.2 Model Pemerosesan Maklumat4.2.1 TEORI PEMEROSESAN MAKLUMAT R.M GAGNE.-Teori ini menjelaskan bagaimana maklumat dalam sesuatu proses pembelajaran diperolehi.-Rangsangan dari persekitaran luar diterima dalam system saraf melalui deria,selepas itu maklumat akan ditafsir dalam satu ingatan,kemudian ia di hantar kepada stor jangka panjang dan akhirnya kepada penggerak tindak balas melalui system saraf.-Fasa-fasa proses pembelajaran menurut teori Gagne.i. Fasa motivasi Jangkaanii. Fasa kefahaman Pemerhatian Simpanan Persepsiiii. Fasa Perolehan Pengekodan Simpanan Awaliv. Fasa Penahanan Penyimpanan Stor Ingatanv. Fasa Ingatan Kembali Mengingat Kembali Mencarivi. Fasa Generalisasi Pindahanvii. Fasa Prestasi Gerak balasviii. Fasa Maklum balas PeneguhanLAPAN JENIS PEMBELAJARAN UNTUK MEMPEROLEHI MAKLUMAT:Pada tahun 1977,Gagne cuba menghuraikan lapan jenis pembelajaran daripada peringkat yang mudah kepada peringkat yang kompleks:1)Pembelajaran Melalui isyarat-Berbentuk primitif.Contohnya: Manusia melalui pengalaman,mempelajari isyarat asap seperti kebakaran.2)Pembelajaran stimuli-tindak balas-Menghubungkaitkan stimuli yang dirancang dan dirangsangkan dengan tindak balas individu.Contoh:Guru menunjukkan sesuatu benda konkrit,murid menyebut namanya.3)Pembelajaran Melalui Rantaian-Merujuk kepada pelbagai hubungkait daripada pembelajaran stimuli-tindak balas selepasnya.Contohnya:Membuat ayat dengan menghubungkaitkan perkataan-perkataan .4)Pembelajaran Melalui Asosiasi Verbal-Merupakan bentuk asas pembelajaran bahasa.Contohnya:Mengaitkan nama orang dengan alamatnya.5)Pembelajaran Melalui Pelbagai Pembezaan.-Merujuk kepada pembelajaran untuk memilih satu sahaja tindak balas terhadap pelbagai rangsangan.Contohnya:Sebutan e dan e,murid akan menggunakan satu sahaja sebutan seperti semak,bela.6)Pembelajaran konsep-Merujuk kepada pembelajaran membentuk konsep dengan perwakilan symbol berdasarkan cirri-ciri yang sama.Contohnya:Beg,buah-buahan,buku.7)Pembelajaran prinsip.-Merujuk kepada pembelajaran perkaitan dua atau lebih konsep yang telah dipelajari.Contohnya:Air mengalir ke tempat yang lebih rendah.8)Pembelajaran penyelesaian masalah-Merupakan pembelajaran melalui proses berfikir,iaitu memikir cara penyelesaian masalah dengan menggunakan konsep dan prinsip yang telah dipelajari.Contohnya:Menyelesaikan masalah matematik.4.2.2 MODEL TABAA. Menekankan pembentukan Konsep;konsep boleh dibentuk dengan tepat melalui penyusunan bahan-bahan pengajaran dalam suatu sisitem yang sesuai.B. Sesuatu konsep haruslah dilakukan melalui 4 peringkat utama,iaitu:1)Peringkat penyusunan dataMenyusun fakta-fakta dengan memerhatikan cirri-ciri persamaan dan perbezaannya.2)Peringkat membentuk konsepMenggolongkan dan mengelaskan fakta-fakta berdasarkan cirri-ciri persamaan supaya menjadi kategori tertentu.3)Peringkat membentuk hukumMembuat kesimpulan atau generalisasi ke atas hubungan-hubungan di antara kategori-kategori yang dibentuk dalam peringkat 2.4)Peringkat aplikasi -Penggunaan generalisasi atau kesimpulan dalam situasi baru.4.2.3 MODEL INKUIRI1. Menekankan proses soal selidik untuk mendapatkan maklumat.2. Aktiviti soal selidik ini memerlukan murid mengenal pasti bentuk-bentuk soalan ,membentuk hipotesis,merancang dan menjalankan aktiviti kajian dan akhir sekali membuat rumusan.Contoh: a)Model Inkuiri Sains (Model Dewey)-digunakan untuk mengkaji prinsip,fenomena dan cirri-ciri unsur sains.-berlandaskan kepada 5 langkah:i. MENGENAL PASTI MASALAHii. MENCARI MAKLUMAT RUMUSANiii. MEMBUAT HIPOTESISiv. MENGUJI HIPOTESIS v. MENILAI DAN MEMBUAT RUMUSANb)Model Inkuiri Sosial- Mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan bidang kemasyarakatan dan kemanusiaan.- Proses kajian berlandaskan kepada aktiviti pemerhatian,temubual atau soal selidik.- Merangkumi 6 langkah:i. PEMBENTUKAN MASALAH OLEH GURUii. PEMBENTUKAN HIPOTESIS OLEH MURIDiii. PERBINCANGAN KESAHAN HIPOTESIS iv MEMBERI DEFINISI KEPADA HIPOTESISv. MENCARI SOKONGAN UNTUK HIPOTESISvi. MEMBUAT KESIMPULAN ATAU RUMUSANc) Model Inkuiri Jurispudential- Digunakan untuk mencari kebenaran dan ketepatan isu-isu.Ia juga berlandaskan kepada aktiviti perdebatan.Contoh:Belajar Sains adalah lebih berguna daripada belajar Sastera.Terbahagi kepada 2: - i)-Inkuiri Terbimbing- Melalui bimbingan guru- Sesuai digunakan untuk peringkat Sek.Rendah dan Menengah. ii)-Inkuiri Terbuka- Tidak di beri sebarang bimbingan .Segala proses dijalankan olehmurid sendiri.- Sesuai digunakan pada peringkat sekolah menengah atas dan peringkat yang lebih tinggi.iii)Inkuiri Suchman Berlandaskan andaian bahawa strategi strategi yang digunakan oleh ahli sains boleh juga digunakan sebagai model pengajaran dalam mata pelajaran sekolah,khasnya mata pelajaran sains.d) Model Projek-Diperkenalkan oleh Professor William Kilpatrick (1871-1965).-Menekan konsep pembelajaran murid untuk menambah minat ketika melaksanakan aktiviti pembelajaran yang dirancang.-Menyarankan bahawa murid-murid belajar melalui aktiviti permainan,kerja praktik,kajian luar dan lawatan.4.2.4 Model PengajaranASSUREA- Analyse learner (analisis pelajar)- (1) Ciri umum; umur, tahap, latarbelakag sosioekonomi (2) kopetensi khusus pringkat masuk; kemahiran sedia ada (3) Stail Pembelajaran ; sama ada auditori, visual, atau kinestatikS- State Objective (nyatakan obj)- (1) tahap minimum sepatutnya dipelajari murid dpd P&P (2) fokus kpd pengetahuan, kemahiran dan sikap yg baru utk dipelajari.S- Select Method, media & materials (kaedah, media, bahan)- Kaedah; simulasi, demostrasi, latihan tubi. Media; kreteria-(1) sepadan dgn kurikulum(2) maklumat tpt/tkini(3) bahasa jelas (4) tarik minat/cetus motivasi (5) galak plibatan pelajar(6) kualiti teknikal(7) terbukti keberkesanan (8) ada panduan untuk digunakan. Reka bentuk Bahan; ambil kira; - objektif - pelajar- kos - kepakaran teknikal- peralatan- fasiliti - masa.U- Utilise Media & materials (guna media, bahan);(1)prebiu bahan(2) sediakan bahan (3) sediakan persekitaran (4) sedikn plajar(5) sedia pengalaman pembelajaran.R-Require Learner Participation (dorong penglibatan pelajar); latihan, kuiz, projekE-Evaluate and revise (nilai dan semak)- (1) nilai pencapaian pelajar(2) pembelajaran yd terhasil (3) media/kaedah (4) penggunaan guru (5) penggunaan murid.10. Asas-Asas Metode Pendidikan Islam

1. Asas Motivasi Pendidikan harus berusaha membangkitkan minat peserta didik sehingga seluruh perhatia mereka tertuju dan terpusat pada bahan pelajaran yang sedang disajikan. Asas motivasi dapat diupayakan melalui pengajaran dengan cara yang menarik sesuai dengan tingkat pekembangan peserta didik, mengadakan selingan sehat, menggunakan alat-alat perasa yang sesuai dengan sifat materi, menghindari pengaruh yang menganggu konsentrasi didik, mengadakan kompetisi sehat dengan memberika hadiah hukuman yang bijaksana.Menurut seorang ahli ilmu jiwa dalam motivasi ada suatu hierarki, yaitu motivasi itu mempunyai tingaktan-tingakatan dari bawah sampai ke atas yakni :a. Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat, dan sebgainya.b. Kebutuhan keamanan (Security), yakni rasa terlindung, bebas dari takut dan kecemasan.c. Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa diterima dan dihargai dalam suatu kelompok (keluarga, sekolah, teman sebaya)d. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, social, pembentukan pribadi.[footnoteRef:2][3] [2: ]

Sebagai suatu proses, mengantarkan murid kepada pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mereka dapat belajar. Motivasi mempunyai fungsi antara lain :a. Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap berminat dan siaga.b. Memusatkan perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang menghubungkan dengan pencapaian tujuan belajarc. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan jangka panjang[footnoteRef:3][4] [3: ]

2. Asas aktivitasDalam proses belajar mengajar pendidikan peserta didik harus diberikan kesempatan untuk mengambil bagian yang aktif, baik rohani maupun jasmani, terhadap pengajaran yang akan diberikan, secara individual maupun kolektif.Asas ini menghindari adanya verbalistis bagi peserta didik. Asas aktivitas dapat diupayakan dengan aktivitas jasmani berupa penelitian, eksperimen pembuatan konstruksi model, cocok tanam, atau juga denagn aktivitas rohani berupa ketekunan dalam mengikuti pelajaran, mengamati secara cermat, berpikir untuik memecahkan problem dan tergugah perasaannya, dan berkemauan keras untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Allah swt befirman. Artinya 39. Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang Telah diusahakannya,40. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya).41. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,

3. Asas ApersepsiApersepsi berasal dari kata Apperception (Inggris), yang artinya menafsirkan buah pikiran, jadi menyatukan dan mengasimilasi suatu pengamatan dengan pengalaman yang telah dimiliki dan dengan demikian memahami dan menafsirkannya.[footnoteRef:4][5] [4: ]

Mengalami dalam proses belajar berarti menghayati suatu situasi aktual yang sekaligus menimbulkan respons-respons tertentu dari pihak peserta didik, sehingga memperoleh perubahan pola tingkah laku (pematangan dan kedewasaan), perubahan dalam perbendaharaan konsep-konsep (pengertian), dan kekayaan akan informasi.Apersepsi adalah gejala jiwa yang dialami jika kesan baru masuk ke dalam kesadaran seseorang yang berjalin dengan kesan-kesan lam yang sudah dimiliki disertai proses pengelolaan, sehingga menjadi kesan yang lebih luas. Asas apersepsi bertujuan menghubungkan bahan pelajaran yang akan diberikan dengan apa yang telah dikenal oleh peserta didik.[footnoteRef:5][6 [5: ]

4. Asas peragaanDalam asas ini, pendidik memberikan variasi dalam cara-cara mengajar dengan mewujudkan bahan-bahan yang diajarkan secara nyata. Baik dalam bentuk aslinya maupun tiruan (model-model), sehingga peserta didik dapat mengamati dengan jelas dan pengajaran lebih tertuju untuk mencapai hasil yang diinginkan. Asas ini diupayakan melalui penggunaan berbagai macam alat peraga secara wajar, yaitu dengan memeragakan pelajaran dengan percobaan, membuat herbarium, ruang eksposisi, bulletin board, poster, serta menyelenggarakan karyawisata dan mengadakan sandiwara, sosiodrama, pantonim, tablo, dan drama. Nabi Muhammad SAW sering memeragakan sewaktu mengajarkan materi pada umat-umatnya, seperti yang dikenal dengan sunnah filiyah. Dan, dalam pepatah Arab diaktakan : Tindakan itu lebih baik dari ucapan. Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat. (HR. Al-Bukhari)Alat-alat peraga sebagai alat pemabantu dalam mengajar agar efektif, dalam garis besarnya memiliki faedah atau nilai sebagai berikut :a. Menambah kegiatan belajar muridb. Menghemat waktu belajarc. Menyebabkan agar hasil belajar lebih permanen atau mantapd. Membantu anak-anak yang ketinggalan dalam pelajarannya e. Memberikan alasan yang wajar untuk belajar karena membangkitkan minat perhatian (motivasi) dan aktifitas, pada muridf. Memberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas.[footnoteRef:6][7] [6: ]

5. Asas UlanganAsas yang merupakan usaha untuk mengetahui taraf kemajuan atau keberhasilan belajar peserta didik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, serta sikap setelah mengikuti pengajaran sebelumnya.Hal ini karena penguasaan pengetahuan mudah terlupakan oleh peserta didik apabila dialami hanya sekali atau diingat setengah-setengah. Oleh karena itu, pengetahuan yang sering berulang-ulang menjadi pengetahuan yang tetap berkesan dalam ingatan dan dapat difungsikan dengan baik. Asas ulangan dapat melalui okasional, sistematis, yaitu diberikan secara teratu, kontinu, dan terencana. Oleh karena itu, Allah SWT sering mengingatkan agar manusia selalu mengulangi ibadah tanpa ada akhirnya sehingga mendatangkan suatu kebenaran. Sebagaimana dalam firman-Nya :Artinya :Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (Q.S. Al-Hijr : 99)6. Asas KorelasiAsas belajar mengajar adalah menyeluruh, mencakup berbagai dimensi yang kompleks yang saling berhubungan. Pendidikan hendaknya memandang peserta didik sebagai salah sejumlah daya-daya yang dinamis yang senantiasa berinteraksi dengan dunia sekitar untuk mencapai tujuan. Itulah sebabnya dalam setiap pengajaran, pendidikan harus menhubungkan suatu bahan pelajaran lainnya, sehingga membentuk mata rantai yang erat. Asas korelasi akan menimbulkan asosiasi dan apersepsi dalam kesadaran dan sekaligus membangkitkan minat peserta didik terhadap mata pelajaran. Banyak firman Allah SWT yang mengajurkan kita untuk mengkorelasikan sesuatu pada sesuatu lain, misalnya dalam Q.S. Yusuf ayat 109 Artinya :Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Maka Tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka dan Sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka Tidakkah kamu memikirkannya?(Q.S. Yusuf ayat 109)Keuntungan dari korelasi-korelasi adalah sebagai berikut :a. Tanggapan-tanggapan dalam jiwa murid tentang agama dan pengetahuan umum saling berhubungan menjadi satu kesatuan.b. Bahan pelajaran semakin dikuasai karena sering dibicarakan dalam berbagai mata pelajaran.c. Anak menghayati segala sesuatu secara keseluruhan. Keseluruhan lebih sederhana daripada bagian-bagiannya.[footnoteRef:7][8] [7: ]

7. Asas konsentrasiAsas memfokuskan pada suatu pokok masalah tertentu dari keseluruhan bahan pelajaran untuk melaksanakan tujuan pendidikan serta memerhatikan peserta didik dalam segala aspeknya. Asas ini dapat diupayakan dengan memberikan masalah yang menarik seperti masalah yang baru muncul.Ali bin Abi Thalib berkata : Aqbil ala syanik (hadapkan konsentrasimu pada urusanmu). Asas seperti ini diterapkan karena manusia memiliki banyak kekurangan dan kelemahan, maka pemecahannya adalah memfokuskan masalah pada satu bagian, dan setelah bagian ini diselesaikan maka dapat beralih pada bagian yang lain.Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Inshirah :7 yang artinya Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.8. Asas IndividualisasiAsas yang memerhatikan perbedaan-perbedaan individu, baik pembawaan dan lingkungan yang meliputi seluruh pribadi peserta didik, seperti perbedaan jasmani, watak, inteligensi, bakat, serta lingkungan yang mempengaruhinya. Aplikasi asas ini adalah pendidik dapat mempelajari pribadi setiap peserta didik, terutama tentang kepandaian, kelebihan, kekurangan, dan memberi tugas sebatas dengan kemampuannya:

Allah SWT befirman :Artinya : Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Q.S. An-Nisa :32)Agar pengajaran yang diberikan sesuai dengan perbedaan individu, beberapa diantara usaha adalah sebagai berikut : a. Individualized assignmentsb. Pengajaran unit atau proyekc. Homogeneous groupingd. Remedial work e. Teknik bertanyaf. Mengusahakan pemberian tugas-tugas pelajaran di luar sekolah[footnoteRef:8][9] [8: ]

9. Asas SosialisasiAsas yang memerhatikan penciptaan suasana sosial yang dapat membangkitkan semangat kerja sama antara peserta didk dengan pendidik atau sesama peserta didik dan masyarakat sekitarnya dalam menerima pelajaran agar lebih berdaya guna dan berhasil. Pendidik dapat memfungsikan sumber-sumber fasilitas dari masyarakat untuk kepentingan pelajarannya dengan membawa peserta didik untuk karyawisata, survey, pengabdian masyarakat, perkemahan. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda : Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling banyak manfaatnya terhadap manusia lain (Al-Hadis).10. Asas EvaluasiAsas ini memerhatikan hasil dari penilaian terhadap kemampuan yang dimilki peserta didik sebagai Feedback pendidik dalam memperbaiki cara mengajar. Asas evaluasi tidak hanya diperuntukkan bagi peserta didik, tetapi juga bagi pendidik, yaitu sejauh mana keberhasilannya dalam menunaikan tugasnya.11. Asas KebebasanAsas yang memberikan keleluasaan keinginan dan tindakan bagi peserta didik dengan dibatasi atas kebebasan yang mengacu pada hal-hal yang positif. Asas ini mengandung tiga aspek, yaitu Self-directedness, self-discipline, self-control. Asas ini menyarankan membuat keputusan-keputusan tentang tindakan seseorang didasarkan pada ukuran kebijakan, dan mampu membuat pilihan berdasarkan nilai-nilai pribadi, dan adanya pengarahan sehingga sistem kontrol diri berkembang.12. Asas LingkunganAsas yang menentukan metode dengan berpijak pada pengaruh lingkungan akibat interaksi dengan lingkungan. Walaupun peserta didik lahir dengan berakal pembawaan, pembawaan itu masih bersifat umum yang harus dikembangkan melalui interaksi lingkungan, sehingga pembawaan dan lingkungan bukanlah hal yang tidak bersatu, tetapi saling membutuhkan mengingat pembawaan merupakan batas-batas kemungkinan yang dapat dicapai dari lingkungan.Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk melaksanakan prinsip lingkungan dalam pengajaran adalah :a. Memberikan pengetahuan tentang lingkungan anak dan dari sinilah pengetahuan agama anak diluaskan.b. Mengusahakan agar alat yang digunakan berasal dari lingkungan yang dikumpulkan baik oleh guru maupun oleh murid-murid.c. Mengadakan karyawisata ke tempat-tempat yang dapat mendukung untuk memperluas pengetahuan agama dan keimanan anakd. Memberikan kesempatan kepada anak untuk elaksanakan penyelidika sesuai dengan kemampuannya melalui bacaan-bacaan dan observasi[footnoteRef:9][10] [9: ]

13. Asas GlobalisasiAsas sebagai akibat pengaruh psikologis totalitas, yaitu peserta didik bereaksi terhadap lingkungan secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi secara fisik, social, dan sebaginya.14. Asas Pusat-Pusat MinatAsas yang memerhatikan kecenderungan jiwa yang tetap kejurusan suatu hal yang berharga bagi seseorang. Sesuatu berharga apabila sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan asas pusat-pusat minat dalam Islam denan ruang lingkupnya terdiri atas bahan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia, dan manusia terhadap alam semesta.Setiap anak didik mempunyai minat dan kebutuhan sendiri-sendiri. Anak di kota berbeda minat dan kebutuhannya dengan anak di desa, di daerah pantai bebrbeda dengan pegunungan, anak yang bersekolah sampai perguruan tinggi berbeda dengan anak yang akan bekerja setelah tamat SLTA. Bahan ajaran dan cara penyampaian sedapat mungkin disesuaikan dengan minat dan kebutuhan tersebut. Pengajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan, sebab keduanya akan menjadi penyebab tumbuhnya perhatian. Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan anak, anak menarik perhatiannya, dengan demikian mereka akan sungguh-sungguh dalam belajar.[footnoteRef:10][11] [10: ]

15. Asas KeteladananPada fase-fase tertentu, peserta didik memiliki kecenderungan belajar lewat peniruan terhadap kebiasaan dan tingkah laku orang di sekitarnya, khususnya pada pendidik yang utama (orang tua). Asas keteladanan efektif digunakan pada fase-fase ini, misalnya kisah Qabil dalam mengebumikan Habil adik yang telah dibunuhnya. Meniru contoh yang diberikan burung gagak dalam menguburkan gagak lain, dimana penguburan gagak tersebut merupakan ilham dari Allah SWT sebagaimana dalam firman-Nya Surat Al-Maidah :31Artinya : Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya[410]. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, Mengapa Aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu Aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal (QS. Al-Maidah : 31).[410] dipahami dari ayat Ini bahwa manusia banyak pula mengambil pelajaran dari alam dan jangan segan-segan mengambil pelajaran dari yang lebih rendah tingkatan pengetahuannya.16. Asas PembiasaanAsas yang memerhatikan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh peserta didik. Pembiassn merupakan upaya praktis dalam pembinaan dan pembentukan peserta didik. Upaya pembiasaan sendiri dilakukan mengingat Manusia mempunyai sifat lupa dan lemah.[footnoteRef:11][12] [11: ]

11. Penerapan Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama IslamPembelajaran Pendidikan Agama Islam selain berorientasi pada masalah kognitif, tetapi lebih mengedepankan aspek nilai, baik nilai ketuhanan maupun kemanusiaan yang hendak ditumbuh kembangkan ke dalam diri peserta didik sehingga dapat melekat ke dalam dirinya dan menjadi kepribadiannaya. Menurut Noeng Muhajir (1988) seperti dikutip oleh Drs. Muhaimin, M.A. ada beberapa strategi yang bisa digunakan dalam pembelajaran nilai, yaitu:1. Strategi Tradisional.Yaitu pembelajaran nilai dengan jalan memberikan nasehat atau indoktrinasi. Strategi ini dilaksanakan dengan cara memberitahukan secara langsung nilai-nilai mana yang baik dan yang kurang baik. Dengan strategi tersebut guru memiliki peran yang menentukan, sedangkan siswa tinggal menerima kebenaran dan kebaikan yang disampaikan oleh guru. Penerapan Strategi tersebut akan menjadikan peserta didik hanya mengetahui atau menhafaljenis-jenis nilai tertentu dan belum tentu melaksanakannya. Karena itu tekanan strategi ini lebih bersifat kognitif.2. Pembelajaran nilai dengan Strategi Bebas yang merupakan kebalikan dari strategi tradisional. Dalam penerapannya guru memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih dan menentukan nilai-nilai mana yang akan diambilnya. Dengan demikian peserta didik memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk memilih dan menentukan nilai pilihannya, dan peran peserta didik dan guru sama-sama terlibat secara aktif. Kelemahan metode ini peserta didik belum tentu mampu memilih nilai mana yang baik atau buruk bagi dirinya sehingga masih sangat diperlukan bimbingan dari pendidik untuk memilih nilai yang terbaik. 3. Pembelajaran nilai dengan Strategi Reflektif yaitu dengan menggunakan pendekatan teoretik ke pendekatan empirik dengan mengaitkan teori dengan pengalaman. Dalam penerapan strategi ini dituntut adanya konsistensi dalam penerapan teori dengan pengalaman peserta didik. Strategi ini lebih relevan dengan tuntutan perkembangan berpikir peserta didik dan tujuan pembelajaran nilai untuk menumbuhkan kesadaran rasional terhadap suatu nilai tertentu.4. Pembelajaran nilai dengan Strategi trasinternal yaitu membelajarkan nilai dengan melakukan tranformasi nilai, transaksi nilai dan trasinternalisasi. Dalam penerapan strategi ini guru dan peserta didik terlibat dalam komunilasi aktif baik secara verbal maupun batin (kepribadian). Guru berperan sebagai penyaji informasi, pemberi contoh atau teladan, serta sumber nilai yang melekat dalam pribadinya yang direspon oleh peserta didik dan mempolakan dalam kepribadiannya. [footnoteRef:12][9] [12: ]

12. Media pembelajaran yang bersifat materi ialah media yang berupa benda mati yang dapat mendukung proses kegiatan belajar-mengajar yang disebut juga dengan media peraga, seperti ruang kelas, perlengkapan belajar, dan lain sebagainya. Media ini mempunyai cakupan yang sangat luas, di antaranya adalah:a. Media AudioMedia audio ialah media atau bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara) yang dapat merangsang pikiran dan perasaan pendengar sehingga terjadi proses belajar. Media audio berkaitan dengan indra pendengar, dimana pesan yang disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal ( kedalam kata-kata atau bahasa lisan ) maupun non verbal.Hubungan media audio ini dengan tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam sangat erat. Dari sisi kognitif media audio ini dapat dipergunakan untuk mengajarkan berbagai aturan dan prinsip. Dari segi afektif media audio ini dapat menciptakan suasana pembelajaran dan segi psikomotor, media audio ini untuk mengajarkan media ketrampilan verbal. Sebagai media yang bersifat auditif, maka media ini berhubungan erat dengan radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam, atau mungkin laboratorium bahasa.[footnoteRef:13][4] [13: ]

Beberapa kelebihan yang dapat diambil dengan menggunakan media ini diantaranya:1) Dengan menggunakan alat perekam, program audio dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan pendengar/pemakai.2) Media audio dapat melatih siswa untuk mengembangkan daya imajinasi yang abstrak.3) Media audio dapat merangsnag partisipasi aktif para pendengar. Misalnya sambil mendengar siaran, siswa dapat melakukan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang terhadap pencapaian tujuan.4) Program audio dapat menggugah rasa ingin tahu siswa tentang sesuatu, sehingga dapat merangsang kreatifitas.5) Media audio dapat menanamkan nilai-nilai dan sikap positif terhadap para pendengar yang sulit dicapai dengan media lain.Disamping beberapa kelebihan, media ini juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:1) Sifat komunikasi satu arah (one way communication). Dengan demikian, sulit bagi pendengar untuk mendiskusikan hal-hal yang sulit dipahami.2) Media audio yang lebih banyak menggunakan suara atau bahasa verbal, hanya mungkin dapat dipahami oleh pendengar yang mempunyai tingkat penguasaan kata dan bahasa yang baik.3) Media audio hanya akan mampu melayani secara baik untuk mereka yang sudah mampu berpikir abstrak.4) Penyajian materi melalui media audio dapat menimbulkan verbalisme bagi pendengar.5) Media audio yang menggunakan program siaran radio, biasanya dilaksanakan serempak dan terpusat, sehingga sulit untuk melakukan pengontrolan.[footnoteRef:14][5] [14: ]

Pengelolaan pengajaran menurut Ahmad Royani, pengelolaan pengajaran adalah mengacu pada suatu upaya untuk mengatur (managajemeni, mengendalikan) aktivitas pengajaran berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pengajaran untuk mensukseskan tujuan pengajaran agar tercapai secara lebih efektif, efisien, dan produktif yang diawali dengan penentuan strategi dan perencanaan, diakhiri dengan penilian. penilaian tersebut pada akhirnya dapat dimanfaatkan sebagai Feed Back(umpan balik) bagi perbaikan pengajaran lebih lanjut. sedangkan pengelolaan pembelajaran dikutip dari pendapat Abdul Majid, suatu proses penelenggaraan interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan, lebih jelasnya lagi Sudjana berpendapat, pengelolaan pembelajaran adalah merupakan kegiatan belajar. langkah-langkah pengelolaan dalam pembelajaran, isi kegiatan yang terdiri dari bahan. materi belajar, proses kegiatan yang berupa langkah-langkah atau tahapan yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran, sumber pendukung kegiatan pembelajaran terhadap proses hasil, dan dampak kegiatan pembelajaran.

1. Menurut Made Pidarta Pengelolaan kelas ditinjau dari pengertian lama dan pengertian baru sebagai berikut: 1. Pengertian lama, Pengelolaan kelas adalah mempertahankan ketertiban kelas 2. Pengertian baru, Pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan menggunakan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi pengelolaan kelas. Guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara organisasi kelas sehingga individu dapat memanfaaatkan kemampuannya, bakatnya, dan energinya pada tugas-tugas individual (Pidarta, tth : 47).2. Menurut Suharsimi Arikunto pengelolaan kelas suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar dicapai kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan (Arikunto, 1986: 143).3. Menurut Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan Pengelolaan kelas adalah usaha yang dilakukan guru untuk menata kehidupan kelas dimulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya, pengaturan lingkungannya untuk memaksimalkan efisiensi, memantau kemajuan siswa, dan mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul (Wijaya dan Rusyan, 1994: 113).4. Menurut Muljani A. Nurhadi Pengelolaan kelas merupakan upaya mengelola siswa di kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas yang menunjang program pengajaran dengan jalan menciptakan dan mempertahankan motivasi siswa untuk selalu terlibat dan berperan serta dalam proses pendidikan di sekolah (Nurhadi, 1983: 162). Adapun untuk pengelolaan siswa yakni pengaturan di kelas oleh guru yang sedang mengajar sehingga setiap siswa dapat pelayanan sesuai dengan kebutuhannya. Di dalam penciptaan suasana/ lingkungan belajar, guru juga harus mengusahakan agar setiap siswa mendapat pelayanan secara maksimal menurut kebutuhan.