bab ii landasan teori a. kinerja mengajar guru 1....

44
12 BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. Konsep Kinerja Istilah kinerja berasal dari kata bahasa Inggris Job performance atau performance yang diartikan sebagai prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang. Mangkunegara dalam Muhamad (2010:15), menjelaskan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berdasarkan pengertian diatas, dengan demikian kinerja dapat dijelaskan sebagai suatu wujud keberhasilan yang dicapai oleh seseorang atau organisasi sesuai dengan tugas dan fungsinya yang merupakan realisasi perpaduan kemampuan, motivasi dan persepsi tentang bidang profesi atau pekerjaan yang dimiliki. Organisasi pemerintah dan non pemerintah selalu menggunakan konsep kinerja untuk mengukur keberhasilan atau prestasi didalam suatu organisasi. Dalam setiap pekerjaan yang dilakukan seseorang baik di instansi pemerintah maupun non pemerintah, bila tidak mendapatkan hasil yang baik dan untuk kinerja yang sudah baik, harus dipertahankan dan ditingkatkan agar selalu mendapat apresiasi dan prestasi. Depdiknas (http://ilyasismailputrabugis.blogspot.com:2009) mengatakan bahwa kinerja diartikan sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan

Upload: ngotuyen

Post on 04-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kinerja Mengajar Guru

1. Konsep Kinerja

Istilah kinerja berasal dari kata bahasa Inggris Job performance atau

performance yang diartikan sebagai prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang

dicapai seseorang. Mangkunegara dalam Muhamad (2010:15), menjelaskan bahwa

kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya. Berdasarkan pengertian diatas, dengan demikian kinerja dapat

dijelaskan sebagai suatu wujud keberhasilan yang dicapai oleh seseorang atau

organisasi sesuai dengan tugas dan fungsinya yang merupakan realisasi perpaduan

kemampuan, motivasi dan persepsi tentang bidang profesi atau pekerjaan yang

dimiliki. Organisasi pemerintah dan non pemerintah selalu menggunakan konsep

kinerja untuk mengukur keberhasilan atau prestasi didalam suatu organisasi. Dalam

setiap pekerjaan yang dilakukan seseorang baik di instansi pemerintah maupun non

pemerintah, bila tidak mendapatkan hasil yang baik dan untuk kinerja yang sudah

baik, harus dipertahankan dan ditingkatkan agar selalu mendapat apresiasi dan

prestasi.

Depdiknas (http://ilyasismailputrabugis.blogspot.com:2009) mengatakan

bahwa kinerja diartikan sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

13

atau kemampuan kerja. Hal itu berarti bahwa kinerja selalu berhubungan dengan

keberhasilan, kesuksesan, dan prestasi yang diharapkan. Untuk itu setiap pekerjaan

yang dilaksanakan, jika tidak membawa hasil yang baik, maka perlu mendapat

perhatian untuk diperbaiki guna memperoleh tugas yang mendatangkan hasil yang

baik, maka perlu dipertahankan dan diupayakan untuk meningkatkannya. Dengan

demikian kinerja merupakan suatu perbuatan, suatu prestasi atau apa yang

diperlihatkan seseorang melalui tugas yang diemban yang didukung denga

keterampilan yang dimiliki.

Organisasi pemerintah atau non pemerintah, konsep kinerja bukanlah suatu

konsep yang asing karena kinerja sudah lazim digunakan untuk mengetahui suatu

keberhasilan atau prestasi didalam suatu kejadian usaha atau suatu organisasi.

Bernandin dan Russel dalam Bernadus Na’atonis (2005:10) mengatakan kinerja

sering dikaitkan dengan keberhasilan atau kesuksesan dalam bekerja yang berarti

prestasi yang harus dipertahankan, sehingga kegagalan atau ketidakberhasilan harus

diperbaiki. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia kata kinerja memiliki

tiga arti, yaitu sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, dan kemampuan

kerja.

Menurut Bernardin dan Russel dalam Bernadus Na’atonis (2005:10)

mengatakan ada enam karakter untuk mengukur kinerja, yaitu:

a. Kualitas (Quality) adalah ukuran untuk mengetahui sejauh mana

proses atau hasil ukuran untuk mengetahui sejauh mana proses

atau hasil kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati

tujuan yang diharapkan.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

14

b. Kuantitas (Quantity) adalah jumlah yang dihasilkan misalnya

jumlah unit, istilah-istilah nilai, dolar jumlah siklus kegiatan

yang diselesaikan.

c. Timeliness adalah tingkat sejauh mana kegiatan diselesaikan

pada waktu yang dikehendaki dengan memperhatikan

koordinasi out line serta waktu yang tersedia untuk kegiatan

lain.

d. Cost effectiveness adalah tingkat sejauh mana penggunaan

sumberdaya organisasi (manusia, keuangan, teknologi, dan

material) dimaksimalkan untuk mencapai hasil yang tinggi atau

pengurangan keahlian dari setiap penggunaan sumber daya.

e. Need for Supervision merupakan tingkat sejauh mana seorang

pekerja dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa

memerlukan pengawasan seseorang supervisior untuk mencegah

tindakan yang kurang atau tidak diinginkan.

f. Interpersonal Impact merupakan tingkat sejauh mana pegawai

memelihara harga diri, nama baik untuk mencegah tindakan

yang kurang diinginkan. Tingkat dimana seorang pemain

mempromosikan perasaan harga diri, goodwill, dan kerja sama

antar rekan kerja dan bawahan.

2. Kinerja Mengajar guru

Berdasarkan keputusan Mendikbud RI No. 025/0/1995 tentang teknis

ketentuan pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kredit unsur utama yang

merupakan refleksi kinerja guru diukur dari seberapa besar prestasi yang dicapai atau

dilaksanakan oleh guru melalui kemampuan merencanakan pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran, melakukan evaluasi. Sedangkan unsur penunjang terdiri

dari pengembangan profesionalisme guru dan pengabdian masyarakat.

Kinerja mengajar guru dapat terlefeksi dalam tugasnya sebagai seorang

pengajar dan sebagai seorang administrator kegiatan pembelajaran, dengan kata lain

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

15

kinerja seorang guru dapat terlihat dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan

kegiatan terakhir yang dilaksanakan oleh guru adalah evaluasi. Candiasa dalam

Muhamad (2010:16) menjelaskan mengenai perumusan dalam lokakarya Pendidikan

Nasional, yang meliputi:

a. Merencanakan kegiatan pembelajaran, yang terdiri dari:

1) Merencanakan pembelajaran

2) Memilih bahan pembelajaran

3) Menyusun bahan pembelajaran

4) Menyusun tujuan pembelajaran khusus

5) Menentukan metode pembelajaran

6) Menentukan strategi pembelajaran

7) Menentukan alokasi waktu

8) Menentukan media pembelajaran

9) Menentukan sumber pembelajaran

10) Membuat alat penilaian hasil

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang meliputi:

1) Menyampaikan bahan pembelajaran

2) Menggunakan alat/media pembelajaran

3) Memberikan kesempatan siswa untuk lebih aktif dalam

pembelajaran

4) Mengatur waktu secara efektif

5) Memanfaatkan fasilitas

6) Melaksanakan penilaian pembelajaran

7) Mengakhiri pembelajaran tepat waktu

c. Menilai kegiatan pembelajaran, terdiri dari:

1) Melakukan penilaian pembelajaran

2) Menerapkan evaluasi secara lisan dan tertulis

3) Mengadakan pembuatan materi yang diteskan

4) Menyusun kisi penyusunan soal tes

5) Membuat butir soal sesuai dengan materi

6) Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik

7) Melakukan analisis hasil evaluasi belajar

8) Mengembalikan hasil evaluasi

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

16

9) Menggunakan hasil evaluasi sebagai bahan masukan

Berdasarkan pengertian diatas, maka kinerja menekankan pada tiga hal, yaitu:

a. Adanya pencapaian sesuatu

b. Adanya prestasi yang ditunjukkan

c. Adanya kemampuan kerja

Soedjiarto dalam Bernadus Na’atonis (2005:22) menyatakan ada tiga

kemampuan guru yang dituntut dalam proses belajar mengajar, yaitu:

a. Merencanakan program belajar mengajar artinya perencanaan

pembelajaran dibuat oleh guru sebagai pedoman dalam

melaksanakan pembelajaran. Kegiatan dimana para guru

memvisualisasikan masa depan dengan menciptakan suatu

bingkai kerja untuk menuntun mereka dimasa yang akan dating.

Secara umum dasar dibuatnya perencanaan pembelajaran adalah

agar pembelajaran yang dilakukan guru lebih efektif karena guru

sudah memiliki persiapan sebelumnya.

b. Melaksanakan atau memimpin proses belajar mengajar

merupakan dasar terjadinya suatu pembelajaran artinya ada

interaksi antar guru dengan siswa, siswa dengan teman

sejawatnya, dan antara siswa dengan media atau sumber belajar

yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

c. Menilai kemajuan proses belajar mengajar artinya mentafsirkan

dan memanfaatkan hasil penelitian kemajuan belajar mengajar

dan informasi lainnya untuk menyempurnakan perencanaan dan

pelaksanaan proses belajar mengajar. Berdasarkan uraian

tentang kinerja mengajar guru, dapat disimpulkan bahwa

kemauan dalam pelaksanaan pembelajaran dimulai dari

kemampuan membuat perencanaan kegiatan belajar mengajar,

kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar, dan

kemampuan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar serta

mengadakan tindak lanjut guna menyempurnakan perencanaan

dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

17

Selain itu motivasi juga mempengaruhi kinerja mengajar guru. Motivasi ialah

tingkah laku manusia didorong oleh motif-motif tertentu. Sering didefinisikan

sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas yang dimulai dari dorongan diri

sendiri dan diakhiri dengan penyesuaian diri. Motivasi pada dasarnya mengandung

tiga komponen yaitu: menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku

manusia. Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada diri individu,

mengarahkan berarti menyalurkan perilaku dan menopang adalah menjaga perilaku

lingkungan sekitar.

Keberhasilan suatu organisasi atau lembaga dipengaruhi oleh berbagai faktor,

baik faktor yang akan dating dari dalam maupun yang dating dari lingkungan sekitar

dimana individu berada. Dari faktor yang berkaitan dengan keberhasilan suatu

organisasi atau lembaga, faktor tersebut merupakan faktor yang dominan dan dapat

menggerakkan faktor lain kearah efektivitas kerja individu.

3. Standar kinerja Guru

Guru professional dalam menjalankan tugasnya harus memiliki kompetensi.

Sudarmawan Danim (2010:111) mendefinisikan kompetensi adalah seperangkat

pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan

berfikir dan bertindak dari seorang tenaga professional. Kompetensi juga dapat

diartikan sebagai spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki

seorang serta penerapannya dalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja yang

dibutuhkan oleh masyarakat dan dunia kerja. Bila dikaitkan dengan masalah

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

18

keguruan kompetensi memiliki tiga taksonomi standar yang mencakup standar isi,

standar proses, dan standar penampilan. Standar isi meliputi muatan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang disajikan dalam kegiatan pelatihan. Standar proses

mencakup criteria kinerja dalam aktivits transformasi pengetahuan, keterampilan, dan

sikap yang dituntut, termasuk daya dukung fasilitatifnya. Standar penampilan

berkenaan dengan perfomansi.

UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru dinyatakan apabila

memiliki empat kompetensi guru, yaitu:

a. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif

dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan

berakhlak mulia. Dalam kompetensi kepribadian guru

professional harus memiliki (a) kepribadian yang mantap dan

stabil meliputi bertindak sesuai dengan norma, (b) kepribadian

yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam bertindak

sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru, (c)

kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang

didasarkan pada kemanfaatn peserta didik, sekolah dan

masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan

bertindak, (d) kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki

perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan

memiliki perilaku yang disegani, (e) berakhlak mulia dan dapat

menjadi teladan meliputi bertindak sesuai dengan norma religius

(imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku

yang diteladani peserta didik.

b. Kompetensi paedagogik adalah kemampuan pemahaman

terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta

didik untuk mengaktualisasikan sebagai potensi yang

dimilikinya. Dalam kompetensi paedagogik guru professional

harus dapat (a) memahami peserta didik secara mendalam

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

19

meliputi memahami peserta didik dan memanfaatkan prinsip-

prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan

mengidentifikasi bekal awal peserta didik, (b) merancang

pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk

kepentingan pembelajaran yang meliputi memahami landasan

pendidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran,

menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik

peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar,

serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi

yang dipilih, (c) melaksanakan pembelajaran yang meliputi

menata latar (setting) pembelajaran dan melaksanakan

pembelajaran yang kondusif, (d) merancang dan melaksanakan

evaluasi pembelajaran yang meliputi merancang dan

melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar

secara berkesinambungan dengan berbagai metode,

menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil untuk menentukan

tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan memanfaatkan

hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program

pembelajaran secara umum, (e) mengembangkan peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya meliputi

memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai

potensi akademik, dan memfasilitasi peserta didik untuk

mengembangkan berbagai potensi non akademik.

c. Kompetensi profesional adalah penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi

kurikulum mata pelajaran disekolah dan substansi keilmuan

menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan

metodelogi keilmuannya. Dalam kompetensi professional, guru

professional harus dapat (a) menguasai substansi keilmuan yang

terkait dengan kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep

dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan

materi ajar, memahami hubungan konsep antar mata pelajaran

terkait, dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam

kehidupan sehari-hari, (b) menguasai struktur dan metode

keilmuan yang meliputi menguasai langkah-langkah penelitian

dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan materi

bidang studi.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

20

d. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,

tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar. Dalam kompetensi sosial, guru harus dapat

(a) bersifat inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif,

karena pertimbangan jenis kelamin, negara, ras, kondisi fisik,

latar belakang keluarga, dan status sosial keluarga. (b) dapat

berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan

sesame pendidik, tenaga pendidikan orang tua dan masyarakat.

(c) dapat beradaptasi ditempat bertugas diseluruh wilayah RI

yang memiliki keragaman sosial budaya dan (d) dapat

berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan.

Berdasarkan kepmendiknas dan kebudayaan RI No. 025/0/1995 yang

dimaksud dengan standar prestasi kerja guru adalah kegiatan minimal yang wajib

dilakukan guru dalam proses belajar mengajar atau bimbingan. Kinerja guru sebuah

standar prestasi kerja yang dicapai guru dilihat dari indikator-indikator kepribadian,

paedagogik, professional, dan sosial.

Untuk melakukan penilaian terhadap kinerja mengajar guru diperlukan

standar tertentu sebagai acuan. Standar penilaian kinerja mengajar guru telah

ditetapkan dalam Keputusan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah

Nomor 200/C/Kep/KP/1996, tanggal 02 Oktober 1996 yang berisi sebagai berikut:

“Tugas dan tanggung jawab seorang guru”, meliputi hal-hal: (1) membuat perangkat

program pengajaran yang meliputi (a) analisa materi pelajaran (AMP), (b) program

tahunan/semester, (c) program satuan pembelajaran, (d) program rencana

pembelajaran, (e) program mingguan dan (f) lembar kerja siswa; (2) melaksanakan

kegiatan pembelajaran, (3) melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan

harian, ulangan umum, ujian terkhir, (4) melaksanakan analisa hasil ulangan harian,

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

21

(5) menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan, (6) mengisi

daftar nilai siswa, (7) melaksanakan kegiatan membimbing kepada guru lain dalam

proses kegiatan belajar mengajar, (8) membuat alat pelajaran/alat peraga, (9)

menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni, (10) mengikuti kegiatan dan

mengembangkan serta permasyarakatan kurikulum, (11) melaksanakan tugas tertentu

di sekolah, (12) mengadakan pengembangan program pengajaran untuk menjadi

tanggung jawabnya, (13) membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa, (14)

mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran, (15) mengatur

kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum, (16) mengumpulkan dan menghitung

angka kredit untuk kenaikan pangkatnya.

1. Motivasi Kerja Guru

Motivasi tidak timbul dari dalam diri manusia tetapi motivasi berasal dari

lingkungan sekitar juga mempengaruhi walaupun tidak terlalu dominan. Sumadi

dalam Muhamad (2010:25) mengatakan bahwa motivasi kerja guru yang paling

berhasil adalah pengarahan pada diri sendiri. Maksud dari motivasi ini mencakup

dalam situasi belajar memenuhi kebutuhan siswa dan guru. Seorang harus memiliki

motivasi diri yang kuat tanpa banyak rangsangan eksternal, walaupun eksternal juga

sangat mempengaruhi.

Motivasi diri yang berbasis kesenangan pada apa yang dikerjakan oleh guru

memang menjadi bagian dari hidupnya, terlepas dari ada atau tidak manfaatnya

ekonomi sosial. Kesejahteraan guru yang harus dimotivasi lebih dalam lagi karena

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

22

hal tersebut berkaitan dengan kehidupan. misalnya gaji guru tidak cukup dalam

kehidupan sehari-hari maka akan mempengaruhi didalam kelas, ketika mengajar guru

akan merasa kurang semangat dan mengakibatkan murid susah dalam mencerna

pelajaran yang diberikan. Untuk itu perlu motivasi kuat yang berasal dari dalam diri

guru itu sendiri.

Tugas kepala sekolah disini juga sebagai pemimpin yang lebih memotivasi

guru dalam kinerja mengajar di sekolah. Motivasi tidak hanya diberikan dalam

sebuah semangat dan dorongan saja. Tetapi motivasi juga bisa diwujudkan dengan

perbuatan yang berbentuk empati langsung dari kepala sekoah sehingga guru merasa

dirinya diperhatikan oleh kepala sekolah dengan baik.

A. Kesejahteraan

1. Pengertian Kesejahteraan

Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pasal

1 menyatakan bahwa:

Kesejahteraan adalah pemenuhan kebutuhan atau keperluan yang bersifat jasmaniah

dan rohaniah baik dalam maupun diluar hubungan kerja yang secara langsung

maupun tidak langsung dapat mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan

kerja yang aman dan sehat. Oleh karena itu kesejahteraan sangat berkaitan erat

dengan pemenuhan kebutuhan hidup seseorang baik secara material maupun secara

non material demi meningkatkan produktivitasnya.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

23

Moeliono dalam David Alexio Guterres (2011:21) mengatakan bahwa

kesejahteraan merupakan salah satu faktor yang menentukan serta mendorong

semangat kerja seseorang. Kesejahteraan yang baik dapat memotivasi orang untuk

mengembangkan kemampuan secara optimal. Demikian pula halnya dengan

seseorang guru merasa sejahtera akan berusaha secara optimal untuk

mengembangkan kemampuan profesionalnya guru mencapai tujuan pendidikan yang

dicita-citakan bersama. Guru yang tidak sejahtera akan sulit mengkonsentrasikan diri

untuk mengembangkan profesinya, karena ia selalu menemui hambatan-hambatan

yang menyebabkan kurang bersemangat dalam melihat perluan untuk

mengembangkan dirinya. Maka sejahtera bagi setiap orang memang bersifat relatif,

namun ada hal-hal yang dapat dijadikan criteria sekaligus indikator empirik dalam

menentukan tingkatan kesejahteraan.

Menurut Badudu dan Zein dalam Fransius lassa (2005:24) mengatakan

kesejahteraan adalah suatu hal atau keadaan sejahtera, keselamatan, dan ketentraman,

serta kemakmuran. Dapat diidentifikasikan bahwa kesejahteraan berkaitan dengan

keselamatan, ketentraman dan kemakmuran. Kesejahteraan sosial menurut Undang-

undang Pasal 2 Nomor 6 Tahun 1974, yaitu suatu tata kehidupan dan penghidupang

sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan

ketentraman lahir batin yang memungkinkan setiap warga negara untuk mengadakan

usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi

diri, keluarga, serta masyarakat, dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta

kewajiban manusia serta sesuai dengan Pancasila. Oleh karena itu dapat disimpulkan

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

24

bahwa seseorang guru bersedia melaksanakan kegiatan belajar mengajar karena

adanya keinginan untuk mendapatkan imbalan seperti: upah/gaji, tunjangan,

honorarium, atau insentif agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kesejahteraan erat kaitannya dengan kebutuhan hidup. Di sisi lain satu

kebutuhan telah terpenuhi, muncul kebutuhan yang lain. Menurut Maslow dalam

Fransius Lassa (2005:24-26) mengatakan tingkatan kebutuhan manusia, sebagai

berikut :

1. Kebutuhan Fisiologis

2. Kebutuhan akan rasa aman

3. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi

4. Kebutuhan untuk dihargai

5. Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan fisiologis (physiological needs) merupakan kebutuhan yang paling

rendah tingkatnya dan memerlukan pemenuhan yang paling mendesak. Misalnya

kebutuhan makan, minum, air dan udara. Kebutuhan rasa aman (safety needs)

merupakan kebutuhan tingkat kedua ini adalah kebutuhan yang mendorong individu

untuk memperoleh ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari keadaan lingkungan,

misalnya kebutuhan akan pakaian, tempat tinggal, dan perlindungan atas tindakan

yang sewenang-wenang. Kebutuhan kasih sayang (belongingness and love needs)

merupakan kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif

atau ikatan emosional dengan individu lain, baik dengan sesame jenis maupun

dengan yang berlainan jenis, dilingkungan keluarga ataupun dimasyarakat, misalnya

rasa disayangi, diterima dan butuhkan oleh orang lain. Kebutuhan akan harga diri

(esteem needs) merupakan kebutuhan terdiri atas dua bagian. Bagian pertama adalah

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

25

penghormatan atau penghargaan dari diri sendiri dan bagian yang kedua adalah

penghargaan dari orang lain. Misalnya hasrat untuk memperoleh kekuatan pribadi

dan penghargaan atas apa-apa yang dilakukannya. Kebutuhan akan aktualisasi diri

(need for self actualization) merupakan kebutuhan yang paling tinggi dan akan

muncul apabila kebutuhan yang ada dibawahnya sudah terpenuhi dengan baik.

Misalnya seorang pemusik menciptakan komposisi musik atau seorang ilmuwan

menemukan suatu teori yang berguna bagi kehidupan.

Jenis-jenis pelayanan dan program pelayanan yang diberikan organisasi dapat

berbeda-beda jenisnya dan jumlahnya, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Time off benefit yang meliputi hari-hari sakit, liburan, cuti, dan alasan-

alasan lain.

2. Jaminan terhadap resiko ekonomi.

3. Program-program pelayanan meliputi program rekreasi, kafetaria,

perumahan, beasiswa pendidikan, fasilitas pembelian, konseling finansial

yang legal, dan lain-lain.

Program kesejahteraan, dan pemberian berbagai fasilitas tersebut disebut

dengan berbagai macam istilah seperti benefit and services, program kesejahteraan,

program pelayanan, kompensasi pelengkap, tunjangan, dan lain-lain. Apapun istilah

yang digunakan, maksud dan tujuan pemberiaannya sama, yaitu untuk membantu

guru memenuhi kebutuhannya diluar kebutuhan rasa adil, kebutuhan fisik dalam

upaya meningkatkan komitmen pegawai kepada organisasi, meningkatkan komitmen

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

26

pegawai kepada organisasi, meningkatkan gangguan unjuk rasa sebagai faktor yang

sangat penting dalam usaha meningkatkan efektivitas organisasi.

Begitu pentingnya aspek kesejahteraan bagi pekerja termasuk guru, pihak

lembaga/pemerintah perlu mempertimbangkan kesejahteraan para guru. Apabila

pihak lembaga/pemerintah memberikan perhatian yang memadai terhadap

kesejahteraan, maka guru akan lebih giat dalam melaksanakan tugasnya. Seorang

guru akan lebih giat dalam menjalankan tugasnya apabila mereka merasa pihak

pemerintah akan memperhatikan kesejahteraan mereka dan memberikan perhatian

khusus bagi mereka. Memberikan perhatian kesejahteraan dapat diartikan bahwa

memberikan perhatian baik berbentuk material maupun non material. Material bisa

dalam bentuk gaji/upah, sedangkan non material bisa berbentuk penghargaan lain

seperti kenaikan pangkat.

Konsep kesejahteraan sangat luas pengertiannya maka konsep kesejahteraan

diturunkan dalam sub konsep yaitu dalam kaitannya dengan gaji/upah, tunjangan

jabatan, dan honorarium lainnya. Tunjangan jabatan misalnya: tunjangan kepala

sekolah, tunjagan wakil kepala sekolah, tunjangan wali kelas. Sedangkan honorarium

berkaitan dengan honor lembur, perjalanan dinas dan kepanitiaan. Maka dari itu

kesejahteraan berhubungan erat dengan aspek material dan aspek non material.

Indikator dari aspek material: gaji, tunjangan, honor, jaminan sosial, dan insentif.

Sedangkan indikator dari non material: kenaikan pangkat, kesempatan mendapatkan

promosi, suasana kerja, kepemimpinan dan kebijakan organisasi.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

27

Berdasarkan uraian-uraian tentang kesejahteraan maka disimpulkan bahwa,

kesejahteraan adalah kondisi dari seorang yang diliputi oleh rasa keselamatan,

kesusilaan, ketentraman lahir dan batin yang memungkinkan orang tersebut berusaha

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, keluarga, dan masyarakat dengan sebaik-

baiknya berdasarkan nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat lingkungan dia berada.

2. Tingkat Kesejahteraan

Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil

pendidikan. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh sejauh

mana kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan belajar

mengajar. Namun demikian, posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil

pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan professional mengajar dan tingkat

kesejahteraan. Ukuran kesejahteraan sangat sulit diukur hanya dengan kecukupan

materi saja.

Tingkat kesejahteraan seorang guru dilihat melalui indikator sebagai berikut:

1) pengahasilan setiap bulan mencukupi kebutuhan pokok keluarga sehari-hari secara

tetap dan berkualitas. 2) kebutuhan pendidikan keluarga dapat terpenuhi secara baik

dan optimal. 3) memiliki kemampuan untuk mengembangkan pendidikan

berkelanjutan serta mengembangkan diri secara profesional. 4) menggunakan fasilitas

kesehatan dengan baik berdasarkan kebutuhan. Penghasilan yang dimaksudkan bukan

hanya penghasilan yang diperoleh dari gaji guru (baik pegawai negeri maupun

honorer), melainkan juga penghasilan lain yang diperoleh dari sumber lain. Pada

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

28

konteks ini tidak tertutup kemungkinan seorang guru memiliki pekerjaan tambahan

lain diluar tugasnya sebagai guru disebuah sekolah. Bahkan, pada sejumlah kasus

penghasilan guru sebagai tukang ojek lebih besar daripada gaji golongan III/C.

penghasilan tambahan serupa ini tentu akan menumbuhkan tingkat kesejahteraan

keluarga sehingga keluarga guru tersebut akan mampu meningkatkan taraf hidupnya,

memberikan pendidikan kepada anak-anaknya secara lebih baik, serta memiliki

kesempatan untuk mengembangkan dirinya sendiri bagi kepentingan karirnya.

3. Faktor Kesejahteraan

Kesejahteraan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja

guru dalam meningkatkan kualitasnya, sebab semakin sejahteranya seorang guru

makan semakin tinggi kemungkinan untuk meningkatkan kinerjanya. Tujuan

kesejahteraan sosial adalah untuk menjamin kebutuhan hidup manusia sesuai dengan

standar kehidupan yang layak sehingga tidak mengganggu tugas dan profesi

seseorang dalam pencapaian tugas organisasi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kesejahteraan karyawan meliputi:

a. Faktor yang berhubungan dengan karyawan

1) gaji/upah yang baik

2) rekan kerja yang kompak

3) kondisi kerja yang aman

b. Faktor yang berhubungan dengan pimpinan

1) Pimpinan yang adil dan bijaksana

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

29

2) Sumber dana yang tersedia

3) Komunikasi

4) Penghargaan

Degan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi

kesejahteraan individu antara lain adalah tingkat upah, jaminan sosial, penyediaan

fasilitas kesejahteraan, koperasi karyawan, dan usaha produktivitas lain di

perusahaan. Pemenuhan kebutuahan manusia dalam kesejahteraan adalah suatu upaya

pemenuhan material dan non material yang meliputi rasa aman, kesusilaan, dan

ketentraman lahir batin dalam upaya menjamin hak-hak asasi manusia sehingga dapat

menimbulkan produktivitas kerja.

Pemenuhan kebutuhan manusia merupakan syarat utama perwujudan rasa

sejahtera. Dalam kenyatan, sebagian besar seorang bekerja pada suatu organisasi

karena alasan pemenuhan kebutuhan non material. Oleh karena itu besar kecilnya

prestasi kinerja yang disumbangkan seseorang dalam suatu organisasi pada umumnya

sangat tergantung pada tingkat pemenuhan kebutuhan. Setiap individu yang bekerja

pada suatu organisasi berharap akan mendapatkan imbalan yang layak untuk

meningkatkan taraf hidupnya. Demikian pula halnya dengan seorang guru yang

bekerja disuatu lembaga pendidikan berharap mendapatkan imbalan yang dapat

meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Karena guru yang tidak sejahtera akan sulit

mengembangkan profesinya, karena guru yang bersangkutan akan selalu menemui

hambatan-hambatan yang akan menyebabkan kurang bersemangat dalam

mengembangkan dirinya.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

30

Dengan mengacu pada uraian diatas, maka faktor kesejahteraan memiliki

peran yang ikut mempengaruhi kinerja seorang guru. Hal ini berarti seorang akan

mengkonsentrasikan diri pada kegiatan belajar mengajar dan tidak akan melakukan

pekerjaan sampingan bila ia sudah meras terpenuhi kebutuhan hidupnya dengan kata

lain sudah merasa sejahtera.

C. Persepsi Kepemimpinan Demokratis

1. Pengertian Kepemimpinan

Istilah tentang kepemimpinan merupakan terjemahan dari “leadership” yang

berasal dari kata leader yang artinya pemimpin, ketua, kepala. Untuk memperluas

pandangan terhadap pengertian kepemimpinan para ahli berbeda-beda dalam

mendefinisikannya, diantara definisi kepemimpinan, yaitu:

a. Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi dalam Imam Wahyudi (2012:12)

mengatakan kepemimpinan adalah seni atau kemampuan untuk

mengkoordinasikan dan menggerakkan seseorang individu atau kelompok

kearah pencapaian tujuan yang diharapkan.

b. Miftah Thoha dalam Imam Wahyudi (2012:13) mengatakan kepemimpinan

adalah suatu aktifitas untuk mempengaruhi orang-orang agar mau diarahkan

untuk mencapai tujuan lembaga.

c. Moch. Idochi Anwar dalam Imam Wahyudi (2012:13) mengatakan

kepemimpinan merupakan usaha yang dilakukan seseorang dengan segenap

kemampuan untuk mempengaruhi, mendorong, mengarahkan, dan

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

31

menggerakkan orang-orang yang dipimpin supaya mereka mau bekerja

dengan penuh semangat dan kepercayaan dalam mencapai tujuan-tujuan

organisasi.

d. Hadari Nawawi dalam Imam Wahyudi (2012:13) mengatakan kepemimpinan

adalah kemampuan menggerakkan, memberikan motivasi dan mempengaruhi

orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada

pencapaian tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan

yang dilakukan.

Kepemimpinan merupakan faktor penting yang paling menentukan berjalan

atau tidaknya suatu organisasi. Kepemimpinan juga merupakan salah satu faktor

penting yang mempengaruhi gagal atau berhasilnya sebuah lembaga (organisasi).

Kepala sekolah adalah pemimpin suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

tugas dan tanggung jawabnya sangat besar. Karena ia merupakan motor penggerak,

penentu arah kebijakan lembaga pendidikan tersebut, yang akan menentukan

bagaimana tujuan sekolah dan pendidikan di lembaga tersebut pada umumnya dapat

direalisasikan. Sebagai pemimpin formal, kepala sekolah bertanggung jawab atas

tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya pemberdayaan tenaga pendidik (guru)

dan tenaga kependidikan (nonguru/TU, Staf, Pegawai, dll). Untuk itu, kepala sekolah

bertugas melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan baik yang berhubungan dengan

pencapaian tujuan pendidikan, maupun penciptaan iklim sekolah yang kondusif bagi

terlaksananya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Dalam hal ini strategi

kepemimpinan yang dilakukan menjadi sangat penting, karena laju perkembangan

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

32

atau program pendidikan yang ada pada setiap sekolah ditentukan oleh arahan,

bimbingan, serta visi yang ingin dicapai sekolah.

Dalam sebuah lembaga pendidikan formal, sosok pemimpin merupakan aspek

yang sangat mempengaruhi gerak dan hasil kerja personelnya. Begitu juga dengan

sosok pemimpin sebuah lembaga pendidikan layaknya sebuah sekolah mulai dari TK

hingga SMA/SMK/sederajat, di mana kepal a sekolah memiliki otoritas sendiri

dalam mempengaruhi aktivitas keseharian para karyawan untuk mencapai tujuan

yang diharapkan. Salah satu kegagalan dalam pengelolaan sekolah baik swasta

maupun negeri adalah lemahnya pemimpin dalam menjalankan tugas yang

diembannya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya peran serta pemimpin dalam

menentukan kebijakan yang diambil atau gaya kepemimpinannya tidak ideal. Oleh

karena itu, kinerja pemimpin kepala sekolah sangat dibutuhkan baik secara intern

maupun ekstern. Kepala sekolah merupakan seorang manajer di sekolahnya dan ia

harus bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian berubah

atau perbaikan program sekolah.

Keberhasilan pendidik di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala

sekolah dalam mengelola tenaga pendidik (guru) dan tenaga kependidikan (TU, staf,

karyawan, dll) yang tersedia dilembaga tersebut. Karena guru dan tenaga

kependidikan tersebut adalah motor penggerak dan laju proses pembelajaran yang

sedang berlangsung dalam suatu sekolah. Dan oleh karena profesionalitas tenaga

kependidikan haruslah selalu distimulasi dengan berbagai bentuk perkembangan

pemberdayaan yang mengarah pada pembaharuan serta peningkatan kompetensi baik

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

33

teoritis maupun praktis. Peran sentral tenaga kependidikan dalam meningkatkan

kualitas pendidik sulit diabaikan. Untuk mendapatkan SDM yang berkualitas yang

mampu bersanding dan bersaing dengan negara maju, diperlukan tenaga

kependidikan professional yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Tenaga kependidikan tersebut perlu dikembangkan, dibina, dan diberikan

penghargaan yang layak sesuai dengan tuntutan visi, misi, dan tugas yang

diembannya.

Dalam kepemimpinannya seorang kepala sekolah dalam hal ini berupaya

untuk meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan

para guru dalam situasi yang kondusif, perilaku kepala sekolah harus dapat

mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan penuh

pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.

Mulyasa dalam Imam Wahyudi (2012:11) mengatakan perilaku pemimpin yang

positif dapat mendorong kelompok dalam mengarahkan dan memotivasi individu

untuk bekerja sama dengan kelompok dalam rangka mewujudkan lembaga

pendidikan.

Konsep tentang kepemimpinan kepala sekolah tidak dapat dilepaskan dari

konsep kepemimpinan secara umum. Kegiatan kepemimpinan harus diselenggarakan

oleh seseorang yang menduduki posisi atau jabatan tertentu yang dilingkungannya

terdapat sejumlah orang yang harus bekerja sama untuk mencapai tujuan. Hadari

Nawawi dalam Imam Wahyudi (2012:13) berpendapat bahwa kepemimpinan adalah

kemampuan menggerakkan, memberikan motivasi, dan mempengaruhi orang-orang

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

34

agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan

melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang dilakukan. Dari

pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan (leadership) adalah proses

kegiatan seseorang yang memiliki seni atau kemampuan untuk mempengaruhi,

mengkoordinasikan menggerakkan individu-individu tanpa dipaksa dari pihak

manapun agar dapat bekerja sama secara teratur dalam upaya mencapai tujuan

bersama yang telah ditetapkan atau dirumuskan. Dan kepemimpinan tersebut dapat

timbul dari mana saja asalkan unsure-unsur dalam kepemimpinan itu terpenuhi,

antara lain: adanya orang yang mempengaruhi, adanya orang yang dipengaruhi,

adanya tujuan dan sasaran yang dicapai, adanya aktifitas, interaksi, dan otoritas.

Kepala sekolah terdiri dari dua kata yaitu “kepala dan sekolah”. Kata kepala

dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga.

Sedangkan sekolah menurut kamus besar Bahasa Indonesia: bangunan atau lembaga

untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan member pelajaran (menurut

tingkatannya) seperti Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),

Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam pengertian lain sekolah berarti waktu atau

tempat pertemuan antara murid saat diberi pelajaran oleh gurunya, sedangkan

pengertian yang lain sekolah berarti usaha untuk menuntut kepandaian (ilmu

pengetahuan). Ada juga yang mengartikan sekolah merupakan tempat untuk

mencerdaskan para peserta didik, menghilangkan ketidaktahuan atau memberantas

kebodohan mereka sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Menurut

Wahjosumidjo dalam Imam Wahyudi (2012:14) mengemukakan bahwa “secara

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

35

sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru

yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses

belajar, mengajar atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang member

pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Mulyasa (2012:16) mengatakan

kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan tingkat satuan pendidikan yang

harus dimiliki dasar kepemimpinan yang kuat. Untuk itu, setiap kepala sekolah harus

memahami kunci sukses kepemimpinannya.

Kepala sekolah harus mengoptimasi potensi guru, sehingga mereka dapat

berkembang dan berkinerja optimal. Menurut Arend dalam Danim (2009:27), ada

empat karakteristik yang sipersyaratkan oleh guru dan kepala sekolah dalam

mengelola pendidikan, yaitu:

a. Guru-guru yang efektif dan manajer sekolah menggunakan pengetahuan

sebagai pengendali dan pemandu seni mengajar.

b. Guru-guru yang efektif dan manajer sekolah membuat catatan-catatan penting

mengenai praktik-praktik terbaik.

c. Guru-guru yang efektif dan manajer sekolah mempunyai sikap dan

keterampilan untuk merefleksi dan membuat keputusan.

d. Guru-guru yang efektif dan manajer sekolah menjadi pembelajar untuk

mengajar sebagai proses yang tanpa limit.

Keempat karakteristik diatas mereferensikan model upaya yang harus

dilakukan oleh kepala sekolah untuk tugas-tugas kekepalasekolahan dalam rangka

penyadaran dan penguasaan guru pada proses kegiatan belajar mengajar dan

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

36

mengelola kelas secara sistematik. Tujuannya untuk memfasilitasi dan

mempermudah peserta didik melaksanakan kegitan belajar agar mereka mampu

mengubah, mengembangkan atau mengendalikan sikap dan perilakunya yang

bermanfaat bagi dirinya dan lingkungan secara efektif dan efisien.

Berdasarkan konsep sifat dan sikap cara-cara pemimpin tersebut melakukan

dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan dalam lingkungan kerja yang

dipimpinnya, maka kepemimpinan pendidikan dapat diklasifikasikan ke dalam empat

tipe, yaitu:

a. Tipe Otoriter

Tipe kepemimpinan otoriter disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian.

Dalam kepemimpinan yang otoriter pemimpin bertindak sebagai dictator

terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah

menggerakkan dan memaksa kelompok. Kekuasaan kelompok yang otoriter

hanya dibatasi oleh Undang-undang. Penafsirannya sebagai pemimpin tidak

lain adalah menunjukkan dan member perintah. Kewajiban bawahan hanyalah

mengikuti dan menjalankan perintah dan tidak boleh membantahkan dan

mengajukan saran sehingga bawahan diwajibkan untuk patuh mengikuti dan

menjalankan perintah, bawahan tidak boleh membantah atau mengajukan saran

kepada pemimpin. Pemimpin yang otoriter tidak mengkehendaki adanya rapat

atau musyawarah, mereka berkumpul hanya untuk menyampaikan intruksi saja.

Setiap adanya perbedaan pendapat dalam anggota kelompoknya diartikan

sebagai pembangkangan atau pelanggaran disiplin terhadapa perintah atau

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

37

intruksi yang diberikan. Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter berarti

mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan

dengan baik bawahannya. Pemimpin melaksanakan inspeksi untuk mencari

kesalahan dan meneliti orang-orang yang tidak taat dan tidak percaya kepada

pemimpin, kemudian orang-orang semacam itu diancam dengan hukuman,

dipindahkan atau dipecat dari jabatannya. Sebaliknya anggota yang taat dan

patuh dapat menyenangkan pribadinya menjadi anak emas dan bahkan diberi

penghargaan. Kekuasaan yang berlebihan ini dapat menimbulkan sikap

menyerah tanpa kritik, sikap asal bapak senang dan kecenderungan untuk

mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan berlangsung.

Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau menimbulkan

sikap apatis atau sifat-sifat pada anggota kelompok terhadap pemimpinnya.

b. Tipe Laissez Faire

Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan

kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya.

Pemimpin sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap

bawahannya. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada

bawahannya tanpa petunjuk dari pemimpin. Kekuasaan dan tanggung jawab

simpang siur, berserakkan secara tidak merata, diantara setiap anggotanya.

Dengan demikian mudah terjadi kekacauan-kekacauan dan bentrokan-

bentrokan. Tingkat keberhasilan organisasi semata-mata disebabkan karena

kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok dan bukan karena

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

38

pengaruh dari pemimpin. Struktur organisasi tidak jelas dan kabur, segala

kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.

c. Tipe Demokratis

Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinan bukan sebagai

dictator, melainkan sebagai pemimpin ditengah-tengah kelompoknya.

Hubungan dengan anggota kelompok bukan sebagai majikan terhadap

buruhnya, melainkan sebagai kakak terhadap adik-adiknya atau terhadap

saudara-saudaranya. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi

anggota-anggota agar bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam tindakan dan usaha-usahanya ia selalu berpangkal pada kepentingan dan

kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan serta

kemampuan kelompoknya.

d. Tipe Pseudo Demokratis

Tipe ini disebut juga demokratis semu atau manipulasi diplomatik. Pemimpin

yang bertipe ini hanya tampak saja yang bersikap demokratis padahal

sebenarnya ia bersikap demokratis. Misalnya jika ia mempunyai ide-ide,

pikiran, konsep-konsep yang ingin diterapkan dilembaga yang dipimpinnya,

maka hal tersebut didiskusikan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya,

tetapi situasi diatur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya

bawahan didesak agar menerima idea tau konsep tersebut sebagai keputusan

bersama.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

39

2. Pengertian Demokratis

Pengertian demokrasi adalah sebauh pemerintah dari rakyat, oleh rakyat dan

untuk rakyat. Istilah demokrasi secara bahasa mempunyai arti demokrasi berasal dari

dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemeritahan

atau memerintah. Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani kuno yang diutarakan di

Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh

awal dari sebuah system yang berhubungan dengan hokum demokrasi modern.

Namun, arti istilah telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah

berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan system “demokrasi”

dibanyak negara. Demokrasi merupakan bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan

suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara)

atas dasar negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Salah satu pilar

demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik

negara (eksekutif, yudikatif, dan legislative) untuk diwujudkan dalam tiga jenis

lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang

sejajar satu sama lain.

Amin Rais (www.beritaterhangat.net:2012) mengatakan suatu negara disebut

sebagai negara yang demokratis jika memenuhi beberapa kriteria, yaitu: (1)

partisipasi dalam pembuatan keputusan, (2) persamaan didepan hokum, (3) distribusi

pendapat secara adil, (4) kesempatan pendidikan yang sama, (5) empat macam

kebebasan, yaitu kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan persuratkabaran,

kebebasan berkumpul, dan kebebasan beragama, (6) ketersediaan dan keterbukaan

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

40

informasi, (7) mengindahkan fatsoen atau tata karma politik, (8) kebebasan individu,

(9) semangat kerja sama, dan (10) hak untuk protes. Sedangkan Abdul rahman Wahid

(www.beritaterhangat.net:2012) mengatakan demokrasi adalah sebuah sistem

kehidupan yang menempatkan pendapat rakyat sebagai prioritas utama pengambilan

kebijakan, dimana pendapat tersebut harus memenuhi kriteria agama, susila, hokum

dan didasari semangat untuk menjunjung kemaslahatan bersama. Suara atau pendapat

rakyat harus diiringi rasa tanggung jawab dan komitmen positif atas pelaksanaannya

juga harus mengevalusi secara terus menerus agar selalu sesuai dengan kebutuhan

bersama.

3. Pengertian kepemimpina Demokratis

Kepala sekolah yang demokratis menafsirkan kepemimpinan bukan sebagai

faktor, melainkan sebagai pemimpin ditengah-tengah anggota kelompoknya atau

bawahannya. Hubungan dengan guru-guru dan penjaga bukan berarti sebagai majikan

terhadap buruhnya, melainkan sebagai kakak terhadap saudara-saudaranya. Kepala

sekolah yang demokratis selalu berusaha menstimulasi guru-guru dan penjaganya

agar bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan

usaha-usahanya ia selalu berpangkal pada ketinggian dan kebutuhan bawahannya,

dan mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan anggotanya. Dalam

melaksanakan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan

saran-saran bawahannya. Juga kritik yang membangun dari para bawahannya

diterima sebagai umpan balik dan dijadikan bahan pertimbangan dalam tindakan-

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

41

tindakan selanjutnya. Pemimpin mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan

menaruh kepercayaan pada bawahannya bahwa mereka mempunyai kesanggupan

bekerja dengan baik dan bertanggung jawab. Kepala sekolah selalu berusaha

memupuk rasa persatuan dan kekeluargaan dan selalu berusaha membangun

semangat bawahannya dalam menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya.

Disamping itu memberikan kesempatan kepada bawahannya agar mempunyai

kecakapan memimpin dengan jalan mendelegasikan sebagian kekuasaan dan

tanggung jawabnya.

Kepala sekolah dalam menjalankan peran dan tugasnya akan menghadapi

berbagai masalah yang menyangkut kepentingan pribadi dan kepentingan bersama.

Setiap masalah perlu dipecahkan untuk dapat diambil keputusan guna dijadikan

pegangan dalam tidnakan selanjutnya. Bagi kepala sekolah yang demokratis

merundingkan masalah sudah merupakan kebiasaan ditempuh dengan cara berembuk

dengan bawahannya untuk mendapatkan berbagai pemikiran yang dikemukakan oleh

para bawahannya. Pendapat yang mula-mula berbeda dibahas melalui pendekatan

secara kekeluargaan yang lambat laun terjadi penyesuaian pendapat dan akhirnya

dapat tercapai kata sepakat. Kepala sekolah demokratis mempunyai asumsi bahwa

musyawarah itu perlu sekali karena merupakan kesempatan untuk membuka isi hati

setiap bawahannya untuk diketahui persamaan atau perbedaannya. Semua perbedaan

itu diadakan pendekatan kekeluargaan. Makna musyawarah untuk mencapai mufakat

adalah menyelesaikan masalah dengan keputusan sebaik-baiknya. Sehingga dalam

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

42

pelaksanaan selanjutnya tidak banyak mendapat hambatan bahkan mendapat

dukungan dari bawahannya dengan penuh tanggung jawab.

Kepala sekolah memiliki jabatan yang tinggi, untuk memangku jabatan kepala

sekolah demokratis yang dapat melaksanakan tugas-tugasnya dan memainkan

peranannya sebagai pemimpin yang baik dan sukses, maka dituntut beberapa

persyaratan jasmani, rohani dan moralitas yang baik bahkan persyaratan sosial

ekonomi yang layak. Berikut adalah persyaratan-persyaratan dari kepala sekolah

yang demokratis, yaitu:

a. Rendah Hati dan Sederhana

Kepala sekolah jangan bersikap sombong atau merasa lebih mengetahui dari

pada yang lainnya. Pemimpin hendaknya lebih banyak mendengarkan dan

berkata dari pada berkata dan menyuruh. Kelebihan pengetahuan dan kelebihan

kesanggupan itu hendaknya dipergunakan untuk membantu bawahannya bukan

untuk dipamerkan dan dijadikan kebanggan. Dengan demikian bawahan akan

mempunyai kepercayaan kepada diri sendiri dan akan lebih banyak berusaha

mempergunakan kesanggupannya sendiri.

b. Bersifat Suka Menolong

Kepala sekolah hendaknya selalu siap sedia untuk membantu bawahannya

tanpa diminta bantuannya. Akan tetapi bantuan yang diberikan jangan

dirasakan sebagai paksaan sehingga orang yang memerlukan bantuan itu justru

menolaknya meskipun ia sangat membutuhkannya. Seorang kepala sekolah

hendaknya selalu meluangkan waktu untuk mendengarkan kesulitan-kesulitan

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

43

yang disampaikannya bahwa pemimpin tersebut benar-benar tempat berlindung

dan pembimbingnya mereka.

c. Sabar dan Memilki Kestabilan Emosi

Seorang kepala sekolah hendaknya memiliki sifat sabar jangan cepat merasa

kecewa dan memperlihatkan kekecewaannya dalam mengahadapi kegagalan

dan kesukaran dan sebaliknya, jangan cepat merasa bangga dan sombong jika

bawahannya berhasil. Sifat ini akan memberikan perasaan aman terhadap

bawahannya. Mereka tidak merasa dipaksa, ditekan atau selalu dikejar-kejar

dalam menjalankan tugasnya. Mereka bebas membicarakan masalah-masalah

diantara mereka sendiri dan dengan pemimpinnya dan mereka juga tidak akan

lekas putus asa jika mendapatkan kesulitan. Sifat tidak sabar pada kepala

sekolah akan menghilangkan ketenangan kerja. Para bawahan akan merasa

tertekan jiwanya sehingga hal ini tentu mempengaruhi hasil kerja mereka.

d. Percaya Kepada Diri Sendiri

Seorang pemimpin hendaknya menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada

anggota atau bawahannya, percaya bahwa mereka akan dapat melaksanakan

tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya. Kepercayaan kepala sekolah

seperti ini hanya ada pada diri seorang pemimpin yang mempunyai

kepercayaan sepenuhnya kepada diri sendiri, percaya kepada kesanggupan

sendiri. Kepala sekolah yang percaya kepada dirinya sendiri dapat menyatakan

hal dalan sikap dan tingkah laku yang akan menimbulkan pula rasa percaya diri

pada bawahannya.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

44

e. Jujur, Adil, Dapat Dipercaya

Sikap percaya pada diri sendiri pada bawahannya akan timbul karena adany

kepercayaan mereka terhadap kepala sekolahnya. Karena merasa menaruh

kepercayaan kepada pemimpinnya, mereka akan menjalankan kewajiban

dengan rasa patuh dan tanggung jawab.untuk menimbulkan rasa patuh,

pemimpin harus patuh pula terhadap diri sendiri, ialah dengan selalu menepati

janji, tidak cepat merubah haluan, hati-hati dalam mengambil keputusan dan

diteliti dalam melaksanakannya, berani mengakui kesalahan dan kekurangan

sendiri.

f. Keahlian dalam Jabatan

Syarat-syarat yang telah diuraikan diatas semuanya mengenai sifat-sifat watak

pribadi yang sebagian besar adalah pengaruh faktor pembawaan dan

lingkungan. Tetapi hal itu belum cukup. Untuk melaksanakan kepemimpinan

harus dapat pula didasarkan atas keahlian yakni, keahlian dalam bidang

pekerjaan yang dipimpinnya.

4. Konsep Persepsi Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu kebijakan sekolah,

yang akan menentukan bagaimana tujuan sekolah dan pendidikan pada umumya

direalisasikan. Sehubungan dengan MBS kepala sekolah dituntut untuk senantiasa

meningkatkan efektifitas kinerjanya. Kinerja kepemimpinan kepala sekolah dalam

kaitanya dengan MBS adalah segala upaya yang dilakukan dengan hasil yang dapat

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

45

dicapai mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Kepala sekolah

yang efektif dalam MBS dapat dilihat berdasarkan kriteria berikut:

a. Mampu memberdayakan guru untuk proses pembelajaran dengan baik, lancar dan

produktif.

b. Dapat mengerjakan tugas tepat waktu

c. Mampu menjalin hubungan masyarakat untuk mewujudkan tujuan sekolah

d. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan.

e. Bekerja dengan tim manajemen

f. berhasil mewujudkan tujuan sekolah sesuai yang telah di tetapkan

Untuk memiliki kemampuan terutama keterampilan konsep, para kepala

sekolah diharapkan melakukan kegiatan-kegiatan berikut:

a. Senantiasa belajar dari pekerjaan terutama cara kerja para guru dan pegawai

b. Melakukan observasi kegiatan manajemen secara terencana

c. Membaca berbagai hal mengenai kegiatan yang sedang dilaksanakan

d. Memanfaatkan hasi-hasil penelitian orang lain

e. Berfikir untuk masa yang akan datang

f. Merumuskan ide-ide yang dapat diuji coba

Selain itu kepala sekolah harus dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang

efektif sesuai dengan situasi dan kebutuhan serta motivasi para guru dan pekerja lain.

Agar kepemimpinan Kepala Sekolah efektif, beberapa sifat dan gaya kepemimpinan

seorang pemimpin (Kepala Sekolah) dalam menggalang hubungan baik dengan

orang-orang yang dipimpin yaitu:

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

46

a. Memberi contoh

b. Berkepentingan pada kualitas

c. Bekerja dengan landasan hubungan kemanusiaan yang baik

d. Memahami masyarakat sekitarnya

e. Memiliki sikap mental yang baik

f. Berkepentingan dengan staf dan sekolah

g. Melakukan kompromi untuk mencapai kesepakatan

h. Mempertahankan stabilitas

i. Mampu mengatasi stress

j. Menciptakan struktur agar sesuatu bisa terjadi

k. Mentolerir adanya kesalahan

l. Tidak menciptakan konflik pribadi

m. Memimpin melalui pendekatan yang positif

n. Tidak mendahului orang-orang yang dipimpinnya

o. Mudah dihubungi oleh orang

p. Memilkiki keluarga yang serasi

Kepemimpinan Kepala Sekolah harus dapat menggerakkan dan memotivasi

kepada:

a. Guru, untuk menyusun program, menyajikan program dengan baik, melaksanakan

evaluasi, melakukan analisis hasil belajar dan melaksanakan perbaikan dan

pengayaan secara tertib dan bertanggung jawab.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

47

b. Karyawan, untuk mengerjakan tugas administrasi dengan baik, melaksanakan

kebersihan lingkungan secara rutin, melaksanakan tugas pemeliharaan gedung dan

perawatan barang-barang inventaris dengan baik dengan penuh kesada ran dan

tanggung jawab.

c. Siswa, untuk rajin belajar secara tertib, terarah dan teratur dengan penuh kesadaran

yang berorientasi masa depan; dan

d. Orang tua dan masyarakat, agar mampu untuk menumbuhkan dan

mengembangkan kemitraan yang lebih baik agar partisipasi mereka terhadap usaha

pengembangan sekolah makin meningkat dan dirasakan sebagai suatu kewajiban,

bukan sesuatu yang membebani.

Yang lebih penting lagi, kepemimpinan Kepala Sekolah harus dapat

memberikan kesejahteraan lahir batin, mengembangkan kekeluargaan yang lebih

baik, meningkatkan rasa kebersamaan dalam mencapai tujuan dan menumbuhkan

budaya positif yang kuat di lingkungan sekolah.

Kegiatan Kepala Sekolah tidak hanya berkaitan dengan pimpinan pengajaran

saja, melainkan meliputi seluruh kegiatan sekolah, seperti pengaturan, pengelolaan

sekolah, dan supervisi terhadap staf guru dan staf administrasi. Kepala Sekolah pada

dasarnya melakukan kegiatan yang beraneka macam dari kegiatan yang bersifat

akademik, administratif, kegiatan kemanusiaan dan kegiatan sosial.

Banyak kegiatan Kepala Sekolah yang sangat bermanfaat, yang bisa ditiru

oleh Kepala Sekolah lain dalam melaksanakan tugasnya. Beberapa sekolah yang

mempunyai prestasi yang baik di dalam pengelolaan sekolah (prestasi hasil belajar

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

48

siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat) dapat dijadikan bahan kajian oleh

sekolah lain dalam rangka mengelola sekolahnya sendiri. Walaupun disadari pula

bahwa tidak ada situasi yang sama yang dapat dijadikan landasan untuk pengelolaan

sekolah seperti guru, siswa, administrasi dan alat peralatan. Hal ini sangat

mempengaruhi bagi terciptanya sekolah yang efektif.

5. Persepsi Kepemimpinan Kepala Sekolah

Persepsi pada hakekatnya merupakan proses kognitif yang dialami oleh setiap

orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan,

pendengaran, penghayatan, perasaan maupun lewat penciuman. Aspek perasaan dan

penghayatan disini dirasa kurang tepat sebagai alat penerima informasi dari

lingkungan. Penginderaan merupakan aspek awal dalam menerima informasi yang

kemudian dipersepsikan pada berbagai indera seperti mencium, mendengar, melihat,

meraba sesuatu obyek, peristiwa, idea tau kegiatan.

Lebih luas lagi tentang pengertian persepsi sebagaimana dipaparkan oleh

Filley (www.endang965.wordpress.com:2012). Menurut Filley ada tiga komponen

utama dari proses persepsi sebagai berikut:

a. Seleksi merupakan proses psikologis yang sangat erat dengan

pengamatan atau stimulus yang diterima dari luar. Rangsangan

(stimulus) dari luar yang mencapai indera kita terbatas, baik

mengenai jenis, maupun mengenai intensitasnya. Namun

sebagian kecil stimulus yang mencapai kesadaran kita, karena

adanya proses penyaringan, disamping faktor intensitas

perhatian yang diberikan.

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

49

b. Intepretasi merupakan proses mengorganisasikan informasi

sehingga mempunyai arti bagi seseorang, intepretasi tergantung

kepada berbagai faktor, seperti pengalaman, sistem nilai,

motivasi, kepribadian, dan kecerdasan.

c. Reaksi merupakan intepretasi dari persepsi kemudian

diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku.

Informasi yang diterima individu mengenai obyek, peristiwa, kegiatan atau

ide, kemudian diorganisasikan dan diintepretasikan sehingga melahirkan pendapat

atau pandangan. Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang dalam

menginterprestasikan informasi yang diterimanya tentang obyek, peristiwa, ide atau

kegiatan tertentu, diantaranya pengalaman, motivasi, kecerdasan dan intensitas

perhatian yang diberikan.

Kenyataan diatas berlaku juga bagi guru-guru dalam menerima informasi

tentang kepemimpinan kepala sekolah. Informasi tersebut diintepretasikan ke dalam

bentuk pendapat atau pandangan. Pendapat atau pandangan tersebut merupakan

konstruksi dari masing-masing guru. Inilah yang merupakan realita kepemimpinan

kepala sekolah menurut guru. Persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah

terbentuk karena adanya informasi-informasi yang diterima oleh guru-guru tentang

kepemimpinan kepala sekolah. Informasi tersebut dapat kontak langsung dengan

kepala sekolah, dan dapat pula diterima dari guru-guru lain, karyawan tata usaha, dan

orang lain.

Tugas kepala sekolah sebagai pemimpin disekolah adalah memahami kultur

sekolah sebagai dasar dalam tata usaha meningkatkan kondisi-kondisi di sekolah,

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

50

sehingga tercipta perwujudan dan kegiatan belajar mengajar yang bermutu tinggi.

Kultur sekolah mencakup hal-hal sebagai berikut:

1) Persepsi guru dan staf sekolah lainnya tentang cirri atau karakteristik dan

kualitas di sekolah

2) Pola kerja yang mencakup perilaku dalam berorganisasi di sekolah, seperti

motivasi, komunikasi, kepemimpinan, penentuan tujuan, evaluasi, dan

pengawasan

3) Persepsi guru dan staf lainnya yang mempengaruhi kinerja mereka

4) Kinerja guru yang mempengaruhi kinerja mereka

Sekolah yang sehat memiliki kultur organisasi sekolah yang baik. Sekolah

dikatakan sehat bila terdapat dorongan dan semangat yang tinggi. Moral kerja yang

tinggi jika kepala sekolah, guru, dan staf selalu bekerja dengan semangat yang tinggi,

sangat antusias, bergairah, dan sebagainya. Selanjutnya sekolah itu terhindar dari

tekanan-tekanan berbagai pihak. Kepemimpinan kepala sebagai istilah umum dapat

dirumuskan sebagai proses dengan sengaja mempengaruhi orang lain dalam

merealisasikan tujuan.

Persepsi kepemimpinan kepala sekolah mempunyai beberapa indikator guna

memberikan perhatian dan intelektual untuk mempengaruhi guru dalam mencapai

tujuan sebagai berikut:

a. Memberikan pengarahan kepada para guru terhadap sebuah tugas

b. Mendorong anda untuk mengembangkan kreativitas

c. Memberikan penghargaan terhadap ide-ide yang anda sampaikan

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

51

d. Memberikan perhatian tentang kebutuhan berprestasi anda

e. Tidak memberikan penjelasan mengenai kebijakan yang ada di sekolah

sehingga membingungkan guru

f. Dalam memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada guru kurang

konsisten (berubah-ubah)

g. Memberikan kebijakan khusus pada guru bila ada kebijakan baru dari dinas

pendidikan

h. Jika terjadi kelalaian guru dalam pelaksanaan tugas, kepala sekolah

membiarkan saja

i. Sering mengingatkan guru untuk mencegah terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan

j. Baik guru yang kreatif atau yang biasa saja sering diberikan tugas yang sama

k. Secara teratur kepala sekolah memeriksa daftar kehadiran guru setiap hari

dalam tugas

l. Kepala sekolah tidak terlalu memperdulikan tingkat ketercapaian target

kurikulum

m. Saya menyimpulkan bahwa kepala sekolah memiliki perhatian yang lebih

terhadap kelengkapan persiapan guru

n. Kepala sekolah sering mengemukakan berbagai kekurangan dan kelemahan

guru dalam melaksanakan tugas pada saat rapat dewan guru

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

52

D. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian David Aleixo Guterres (2011:76) yang meneliti

hubungan kesejahteraan dengan kinerja mengajar guru SMA DI SUB DISTRITU

DOM ALEIXO DISTRITU DILI TIMOR LESTE menemukan bahwa terdapat

hubungan antara kesejahteraan dengan kinerja mengajar guru dengan nilai r sebesar

0,147.

Yuliati Eko Atmojo (2009:84) yang meneliti hubungan kepemimpinan

transformasional kepala sekolah dengan kinerja mengajar guru SMA Negeri 1 dan

SMA Negeri 2 di Salatiga menemukan bahwa terdapat hubungan antara

kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kinerja mengajar guru

dengan nilai r sebesar 0,513.

Muhamad (2010:83) yang meneliti hubungan kesejahteraan dan perilaku

kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja mengajar guru SD di Kec. Kedungjati

Kab. Grobogan menemukan bahwa terdapat hubungan antara kesejahteraan dan

perilaku kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja mengajar guru dengan nilai r

sebesar 0,663.

E. Kerangka Penelitian

Kinerja mengajar guru mempunyai andil yang sangat besar terhadap berhasil

tidaknya proses belajar mengajar. Ada faktor yang mempengaruhi keberhasilan

proses belajar mengajar, seperti: kematangan, hubungan peserta didik dengan guru,

kemampuan verbal, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Guru

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

53

sebagai manusia yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam rangka

meningkatkan kinerja mengajarnya.

Kesejahteraan adalah pemenuhan kebutuhan dan keperluan yang bersifat

jasmaniah dan rohaniah baik di dalam maupun diluar hubungan kerja secara

lasngsung maupun tidak langsung dapat mempertinggi produktivitas kerja dalam

lingkungan kerja yang aman dan sehat. Kesejahteraan akan teratasi tergantung pada

guru yang menggunakan haknya dengan baik. Dengan cara lebih mengatur gaji

sehingga tidak perlu mencari uang tambahan, tunjangan guru digunakan secara

maksimal, fasilitas kesehatan dipakai ketika sakit dan harus dirawat di rumah sakit.

Kepemimpinan adalah kepemimpinan yang dipimpin berdasarkan kekuasaan

yang berada diluar kelompok. Kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang muncul

karena dipilih berdasarkan kemampuan yang menonjol yang dimiliki. Kepemimpinan

berarti melibatkan bawahan yang harus memiliki kemampuan dan kemauan untuk

menerima arahan dari pimpinan.

Dengan demikian, dapat dijelaskan kinerja mengajar guru berhubungan

dengan kesejahteraan dan persepsi kepemimpinan demokratis kepala sekolah SMK

Negeri Kota Salatiga.

Penelitian ini akan mencari tahu besarnya hubungan kesejahteraan dan

persepsi kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja mengajar guru SMK Negeri

Kota Salatiga, seperti pada gambar berikut:

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

54

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

X1: Kesejahteraan

X2: Persepsi Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah

Y: Kinerja Mengajar Guru SMK Negeri Kota Salatiga

F. Hipotesis Penelitian

Hamid (2011:43) mengatakan hipotesis adalah penjelasan yang bersifat

sementara untuk tingkah laku, kejadian dan peristiwa yang sudah atau akan terjadi.

Pada hakekatnya, hipotesis itu merupakan kontrol dari keseluruhan peneliti (termasuk

subjek, instrumen, perencanaan, prosedur, analisis, dan kesimpulan). Sugiyono

(2011:64) mengatakan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban

teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

Dari pernyataan diatas maka penulis merumuskan hipotesis dalam penelitian

ini sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara kesejahteraan dengan kinerja mengajar guru PNS di

kalangan SMK Negeri Kota Salatiga

X1

Y

X2

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Mengajar Guru 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7463/2/T1... · ... Menyusun evaluasi berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

55

2. Ada hubungan antara persepsi guru terhadap kepemimpinan demokratis

kepala sekolah dengan kinerja mengajar guru PNS di kalangan SMK Negeri

Kota Salatiga

3. Ada hubungan antara kesejahteraan dan persepsi guru terhadap

kepemimpinan demokratis kepala sekolah dengan kinerja mengajar guru PNS

di kalangan SMK Negeri Kota Salatiga