prosedur pelaksanaan pemberian pinjaman …/prosedur... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBERIAN PINJAMAN PADA SWAMITRA KOPERASI SERBA USAHA BAHTERA ABADI
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat - Syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Keuangan Perbankan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh :
CHINDY CHITASARI
F3609018
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
v ALLAH tidak memberikan apa yang kita
inginkan, tetapi akan memberikan apa yang kita butuhkan.
v Hidup adalah pilihan, segera tentukan pilihan untuk hidupmu
atau hidup yang menentukan pilihanmu.
v Work your hardest, Think your smartest, Dream your biggest,
Be your greatest, Love you fullest, Smile your brightest.
v Pengulangan adalah suatu kemunduran.
v Jangan menyerah jika masih mampu untuk bangkit.
v Waktu yang telah berlalu tidak dapat diulang kembali, jangan
sia-sia kan.
v The sky isn’t always blue, the sun doesn’t always shine, so its
okay to fall apart.
v I fall very often but in the end I never give up
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Dengan sepenuh cinta, kasih sayang dan rasa
hormat, sebuah karya ini kupersembahkan kepada :
1. Allah SWT yang selalu melimpahkan Rahmat-Nya
kepada saya.
2. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan
semua yang terbaik dihidupku.
3. Kakak dan Adik tersayang.
4. Keluarga dan saudara yang telah mendukung.
5. Bapak dan Ibu Dosen Pembimbing Program
Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6. Almamater Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang kubanggakan.
7. Sahabat dan teman-temanku semua.
8. Para pembaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
karunia, hidayah dan rahmatnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini dengan judul “PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBERIAN
PINJAMAN PADA SWAMITRA KOPERASI SERBA USAHA BAHTERA
ABADI ”. Penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar yang disebut Ahli Madya pada program Diploma III Keuangan
dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya Tugas Akhir ini masih jauh dari kata
sempurna, dikarenakan keterbatasan waktu, pengetahuan dan pengalaman dari
penulis. Dalam penyusunan penelitian Tugas Akhir ini penulis tidak lepas
mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara
moril maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan
banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si, selaku Ketua Program Studi Keuangan
dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Linggar Ikhsan Nugroho, SE selaku dosen Pembimbing Akademik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
4. Drs. Sutanto, M.Si selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah
memberikan pengarahan, dorongan, waktu dan perhatian serta motivasi
untuk penulis dalam pembuatan dan penyelesaian Tugas Akhir ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, khususnya dosen yang telah
membekali ilmu pengetahuan pada penulis beserta staff karyawan lain
yang telah memberikan bantuan sehingga memudahkan penulis dalam
pembelajaran.
6. Manager dan Pegawai Swamitra KSU Bahtera Abadi Surakarta yang
telah membimbing dan membantu.
7. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah
membantu dan memberikan dukungannya sampai terselesaikannya
penyusunan penelitian Tugas Akhir ini. Terima kasih.
Akhir kata semoga dukungan dan bantuan yang telah diberikan mendapat
berkah dari Allah S.W.T. Dan semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua
yang membacanya, khususnya bagi kemajuan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, April 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAKSI .................................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
E. Metodelogi Penelitian ................................................................ 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KOPERASI……………………………………………………. 9
1. Pertumbuhan Koperasi…....................................................... 9
2. Pengertian Koperasi............................................................... 10
3. Landasan dan Asas Koperasi................................................. 11
4. Unsur Koperasi...................................................................... 11
5. Tujuan Koperasi………………... ……………………….... 13
6. Bentuk Koperasi ..................................................................... 13
7. Jenis Koperasi ........................................................................ 14
8. Fungsi dan Peran Koperasi .................................................... 15
9. Prinsip Koperasi ..................................................................... 17
B. PINJAMAN ................................................................................ 18
BAB III PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM ............................................................... 39
1. Sejarah Umum KSU Bahtera Abadi ....................................... 39
2. Visi dan Misi KSU Bahtera Abadi ......................................... 42
3. Tujuan KSU Bahtera Abadi .................................................... 43
4. Produk KSU Bahtera Abadi………………………………... 43
5. Struktur Organisasi KSU Bahtera Abadi.............................. 49
6. Deskripsi Jabatan KSU Bahtera Abadi…………………….. 50
B. PEMBAHASAN MASALAH .................................................... 56
1. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Pinjaman di Swamitra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KSU Bahtera Abadi ................................................................ 56
2. Penyebab Pinjaman Bermasalah di Swamitra KSU
Bahtera Abadi……………………........................................ 64
3. Penanganan Pinjaman Bermasalah di Swamitra KSU
Bahtera Abadi……………………...……………………..... 66
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN ............................................................................. 70
B. SARAN ......................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 72
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Tabel Tingkat Suku Bunga Pinjaman ...................................... 47
Tabel 3.2 : Tabel pembagian Sisa Hasil Usaha..................................... ..... 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 : Struktur Organisasi .............................................................. 49
Gambar 3. 2 : Bagan Proses Pemberian Pinjaman ...................................... 60
Gambar 3. 3 : Bagan Proses Pemberian Pinjaman ...................................... 61
Gambar 3. 4 : Bagan Proses Pemberian Pinjaman ...................................... 62
Gambar 3. 5 : Bagan Proses Pemberian Pinjaman………………………... 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Pernyataan
Lampiran 2: Kartu Pembekalan dan Monitoring Magang
Lampiran 3: Form Pendaftaran Magang Kerja
Lampiran 4: Form Laporan Kegiatan Harian
Lampiran 5: Form Penilaian Pembimbing dari Perusahaan Tempat Magang
Lampiran 6: Formulir Permohonan Pinjaman
Lampiran 7: Contoh Surat Persetujuan Permohonan Kredit
Lampiran 8: Contoh Perjanjian Kredit
Lampiran 9: Contoh Surat Pemberitahuan dan Tagihan
Lampiran 10: Contoh Surat Penarikan Barang Jaminan
Lampiran 11: Form Rekomendasi dan Avalist
Lampiran 12: Contoh Surat Pemberitahuan Penjualan
Lampiran 13: Contoh Surat Kuasa Menjual
Lampiran 14: Contoh Surat Pemasangan Plakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBERIAN PINJAMAN PADA SWAMITRA KOPERASI SERBA USAHA BAHTERA ABADI
CHINDY CHITASARI
F3609018
Koperasi adalah salah satu Lembaga Keuangan Mikro non Bank yang berperan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Swamitra KSU Bahtera Abadi meruoakan koperasi jasa yang memberikan layanan pinjaman. Dalam menjalankan usahanya, koperasi harus menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential), termasuk juga dalam kegiatan penyaluran pinjaman. Pemberian pinjaman tidak lepas dari adanya resiko. Faktor-faktor yang menyebabkan pinjaman bermasalah terdiri faktor intern dan ekstern. Prosedur yang baik dan sehat adalah upaya untuk mengurangi resiko yang mungkin terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur apa saja yang dilakukan KSU Bahtera Abadi dalam pelaksanaan pemberian pinjaman. Selain itu untuk mengetahui apa penyebab terjadinya pinjaman bermasalah serta bagaimana cara penanganan pinjaman bermasalah.
Penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara pengamatan (observasi), wawancara (interview), dan studi pustaka serta pengumpulan data yang dipergunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan dan menceritakan suatu keadaan, situasi yang terjadi pada suatu objek yang sedang diteliti sesuai dengan kenyataan. Lokasi penelitian ada pada Swamitra KSU Bahtera Abadi Surakarta. Objek kajian dalam penelitian ini adalah bagaimana prosedur pemberian pinjaman, penyebab dan penanganan pinjaman bermasalah.
Berdasarakan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis menunjukkan bahwa prosedur pemberian pinjaman pada Swamitra KSU Bahtera Abadi sudah baik dan efektif sesuai dengan standar prosedur yang telah ditetapkan. Mulai dari permohonan kredit sampai proses pencairan dana. Sebagai saran hendaknya sumber daya manusia atau pihak koperasi harus mencari SDM yang berkualitas dan lebih teliti dalam menganalisa segala aspek untuk mengurangi dan menghindari faktor penyebab terjadinya pinjaman bermasalah. Kata kunci : Prosedur pemberian pinjaman bermasalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
THE ADMINISTRATION PROCEDURE OF LOAN DISTRIBUTION IN BAHTERA ABADI SWAMITRA MULTI-SERVICE COOPERATIVE
(SWAMITRA KSU BAHTERA ABADI)
CHINDY CHITASARI
F3609018
Cooperative is one of non-Bank Financial Organization that has a role in increasing the society’s life degree. Swamitra KSU Bahtera Abadi is a service cooperative that gives loan services. In carrying out its business, a cooperative should apply prudential principles, includes in its loan distribution activities. The loan distribution cannot be separated from the presence of any risks. The factors that cause non-performing loan consist of internal andexternal factors. A good and healthy procedure is an effort to decrease the potential risks. The aim of this study is to findout what procedures the KSU Bahtera Abadi will do in administration of loan distribution. It also tries to find out what kinds of motive that trigger the non-performing loan and how to handle it.
The writer uses some data collecting techniques, such as observation, interview and literature study methods, whereas the data used I this study are primary and secondary data. The data analysis method is by using qualitative descriptive method, that is a method use to describe a condition, situation happenend in an object being studied, based on reality. The location of ths study is Swamitra KSU Bahtera Abadi Surakarta. The research object of this study is how the procedure of the loan distribution, the motive, and the handling of the non-performing loan are.
Based on the result of the study carried out by the writer, it shows that the procedure of loan distribution on Swamitra KSU Bahtera Abadi has been quite suitable and effective, appropriate with the established procedural standard, from the loan proposal until the fund liquefaction. The writers give suggestion that the human resources or the cooperative side should get a quality human resources and be more careful in analyzing all aspect in order to decrease and avoid the factors that cause non-performing loan.
Key Words : The procedure of non-performing loan distribution
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya.
Kebutuhan manusia yang beraneka ragam sesuai dengan harkatnya selalu
meningkat, sedangkan kemampuan untuk mencapai sesuatu yang
diinginkannya itu terbatas. Hal ini menyebabkan manusia memerlukan
bantuan untuk memenuhinya dalam bentuk permodalan.
Di Indonesia, banyak perusahaan yang berlomba-lomba untuk
bersaing dalam memberikan produknya. Lembaga Keuangan Mikro adalah
salah satu wadah yang bisa melayani masyarakat berpenghasilan rendah
dengan kemudahan prosedur dalam penyediaan pinjaman kecil dan dalam
jangka pendek.
Koperasi adalah salah satu Lembaga Keuangan Mikro non Bank
yang dapat berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya dalam bentuk pinjaman. Koperasi pada awalnya hanya
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya, namun sering dengan
berjalannya waktu koperasi sekarang telah berkembang bukan hanya untuk
memenuhi kebutuhan anggota dan mensejahterakan anggota tetapi juga
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kondisi berkembangnya
koperasi sangat tergantung pada kemampuan memanfaatkan peluang,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
salah satunya adalah peluang untuk bekerja sama dengan jaringan
keuangan lain.
Swamitra KSU Bahtera Abadi merupakan koperasi serba usaha
yang bekerja sama dengan Bank Bukopin. Swamitra sendiri merupakan
unit simpan pinjam. Koperasi ini merupakan bentuk koperasi jasa yang
melayani di bidang usaha mikro terutama untuk masyarakat
berpenghasilan rendah dan tidak memiliki akses pada bank komersial.
Salah satu layanan jasa yang diberikan adalah pinjaman yang dapat
membantu mengatasi masalah kelangkaan modal. Sebelum pelaksanaan
pemberian pinjaman itu dilakukan, perlu adanya analisis kredit dari pihak
kreditur kepada calon nasabah atau debitur. Para analis kredit harus
mengetahui penyebab dan mengetahui bagaimana cara atau metode yang
tepat untuk mengurangi besarnya kerugian yang di alami akibat adanya
pinjaman bermasalah atau kredit macet sehingga perusahaan dapat
terhindar dari kerugian yang lebih besar, sekaligus perusahaan mampu
mempertahankan kinerja keuangannya dengan optimal.
Kegiatan usaha ini dapat dilakukan oleh siapapun baik
perseorangan maupun badan usaha. Penyaluran pinjaman merupakan faktor
yang sangat menjadi perhatian bagi Swamitra KSU Swamitra Bahtera Abadi
maka perlu ditumbuh kembangkan dengan memberikan kredit kepada sektor-
sektor usaha yang produktif dan memiliki prospek yang baik untuk skala Usaha
Kecil Menengah (UKM) serta selalu menjaga hubungan yang harmonis antara
nasabah dengan koperasi dalam rangka menghindari terjadinya. Dalam kegiatan
penyaluran pinjaman pasti ada resiko yang mungkin dihadapi, karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
banyaknya peristiwa gagal bayar akibat risiko kredit yang ditimbulkan
maka salah satu hal yang harus diperhatikan untuk mencegah atau
mengurangi terjadinya risiko pinjaman bermasalah adalah perlu adanya
prosedur pemberian pinjaman yang baik dan sehat serta ketepatan para
analisis kredit yang dilakukan terhadap pinjaman yang di berikan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis berkeinginan untuk mengulas
dan melakukan penelitian mengenai bagaimana proses prosedur
pelaksanaan pemberian pinjaman yang dilakukan oleh Swamitra KSU
Bahtera Abadi Cabang Surakarta. Oleh karena itu penulis memilih judul :
“PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBERIAN PINJAMAN PADA
SWAMITRA KOPERASI SERBA USAHA BAHTERA ABADI”
B. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana prosedur pelaksanaan pemberian pinjaman yang dilakukan
oleh Swamitra KSU Bahtera Abadi?
2. Apa saja penyebab terjadinya pinjaman bermasalah pada Swamitra
KSU Bahtera Abadi?
3. Bagaimana cara penanganan yang dilakukan oleh Swamitra KSU
Bahtera Abadi terhadap pinjaman bermasalah?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan pemberian
pinjaman yang dilakukan oleh Swamitra KSU Bahtera Abadi terhadap
pinjaman bermasalah.
2. Untuk mengetahui apa saja penyebab
terjadinya pinjaman bermasalah pada Swamitra KSU Bahtera Abadi.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara
penanganan yang dilakukan Swamitra KSU Bahtera Abadi terhadap
pinjaman bermasalah.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Penulis
a. Mendapatkan pengetahuan, wawasan baru dan pengalaman dalam
bekerja.
b. Mempraktekkan langsung ilmu dan teori yang didapat selama
mengikuti pendidikan Program Diploma III Keuangan dan
Perbankan pada saat Magang di Swamitra KSU Bahtera Abadi
Cabang Surakarta.
2. Bagi Perusahaan.
Sebagai referensi evaluasi dan membantu perusahaan dalam
pelaksanaan pemberian pinjaman Swamitra KSU Bahtera Abadi
Cabang Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
3. Bagi Universitas.
Untuk memberikan referensi dan informasi tambahan kepada
peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa dalam melengkapi
tugas studinya.
4. Bagi Pembaca
a. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian serupa.
b. Memberikan informasi, pengetahuan dan wawasan tambahan
kepada pembaca.
E. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian di dalam penelitian ini adalah
Swamitra Koperasi Serba Usaha Bahtera Abadi. Jl. Slamet Riyadi No.
19 Surakarta. Telp/Fax (0271) 634200.
2. Penelitian yang dilakukan
Penelitian Kepustakaan
Penelitian Penelitian Kepustakaan adalah penelitian yang
dilakukan diperpustakaan dengan cara membaca buku-buku yang
bersangkutan pada judul penelitian yang diambil oleh penulis. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
penelitian kepustakaan ini dapat bermanfaat bagi penulis sebagai
referensi untuk membantu melengkapi data-data sekunder yang
dibutuhkan dalam mengerjakan penelitian ini.
3. Data yang diperlukan
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh dari perusahaan itu
sendiri atau bisa disebut juga intern dari perusahaan. Data ini
mencakup data-data dan catatan-catatan yang mendeskripsikan
mengenai keadaan dan situasi perusahaan Swamitra KSU Bahtera
Abadi.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari referensi dan
informasi yang berasal dari luar perusahaan. Pada penelitian ini, data
sekunder yang digunakan berasal dari studi pustaka. Dengan membaca
dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan proses
pemberian pinjaman.
4. Metode Pengumpulan Data
a. Pengamatan (observasi)
Pengamatan (Observasi) adalah metode pengumpulan data
dengan cara melakukan pengamatan atau observasi secara
langsung pada objek yang akan diteliti. Pengamatan atau observasi
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penulis melakukan
langsung atau ikut bekerja langsung atau mengamati analis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
pinjaman kredit pada Swamitra KSU Bahtera Abadi Cabang
Surakarta.
b. Wawancara (Interview)
Wawancara (Interview) adalah metode pengumpulan data
yang dilakuakan dengan cara mewawancarai atau bertanya
langsung kepada narasumber yaitu para pegawai KSU Bahtera
Abadi untuk memperoleh informasi dan mendapatkan data yang
akurat dan benar yang diperlukan.
c. Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah metode pengumpulan data yang
dilakukan penulis dengan cara membaca, mempelajari buku-buku
yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Studi Pustaka ini
juga digunakan sebagai landasan pertimbangan dalam menyusun
hipotesis penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data-data
sekunder yang diperlukan dalam penelitian. Catatan-catatan kuliah,
Tugas Akhir, dan sumber-sumber informasi lainnya yang
memberikan kontribusi tambahan pendukung penelitian ini.
5. Metode Analisis Data
Teknik Analisis Data yang digunakan dalam penelitian adalah
dengan cara metode deskriptif kualitatif. Penulis melakukan penelitian
dengan menggunakan metode deskriptif yaitu dengan melakukan
proses pengumpulan data, mengelompokan atau mengklasifikasikan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
penggolongan data dan mengimplementasikan data sehingga
membentuk suatu gambaran yang jelas dan mudah dipahami.
Deskriptif itu sendiri merupakan suatu prosedur yang dilakukan
dalam pemecahan masalah dengan cara menggambarkan atau
melukiskan situasi pada suatu objek yang sedang diteliti pada saat itu
juga. Sedangkan yang dimaksud bersifat kualitatif adalah suatu data
yang berupa nonmerik atau tidak berupa angka. Jadi metode deskriptif
kualitatif merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan dan menceritakan suatu keadaan, situasi yang terjadi
pada suatu objek yang sedang diteliti sesuai dengan kenyataan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KOPERASI
1. Pertumbuhan Koperasi
Pertumbuhan koperasi di Indonesia di pelopori oleh R. Aria
Wiriatmadja patih di Purwokerto (1896), mendirikan koperasi yang
bergerak dibidang simpan-pinjam. Untuk memodali koperasi tersebut
disamping banyak menggunakan uangnya sendiri, beliau juga
menggunakan kas mesjid yang dipegangnya (Djojohadikoesoemo,
1940). Setelah beliau mngetahui bahwa hal tersebut tidak boleh, maka
uang kas masjid dikembalikan secara utuh pada posisi yang
sebenarnya. Selanjutnya Boedi Utomo yang didirikan pada tahun 1908
menganjurkan berdirinya koperasi yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga.
Serikat Islam kemudian didirikan pada tahun 1911 juga
mengembangkan koperasi dengan cara membentuk toko koperasi.
Pesatanya perkembangan koperasi diwaktu itu memunculkan
kecurigaan pemerintah Hindia-Belanda. Oleh karena itu pemerintah
Hindia-Belanda membuat peraturan tetapi cenderung menghambat
perkembangan koperasi. Tahun 1920 dibentuk suatu ‘Komisi
Koperasi’ yang dipimpin oleh DR. J.H. Boeke. Setelah itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
bermunculan koperasi-koperasi di seluruh Pulau Jawa. Pada akhir
tahun 1930 didirikan Jawatan Koperasi.
Pada tahun 1933 diterbitkanlah Peraturan Perkoperasian dalam
bentuk Gouvermentsbesluit no 21 yang termuat dalam Staatsblad no
108/1933 yang menggantikan Koinklijke Beskuit no 431 tahun 1915
bagi orang Eropa dan Timur Asing. Di Indonesia berlaku Peraturan
Perkoperasian tahun 1927. Setelah Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya, dengan tegas dalam Undang-Undang Dasar 1945
suatu rumusan perkopersian didalam ‘konstitusi’. Di balik itu DR. H.
Moh Hatta sebagai salah seorang “Founding Father” yang berjuang
untuk memasukan rumusan tersebut. Sejak itu koperasi di Indonesia
mengalami suatu pekembangan yang lebih baik. Pasal 33 UUD 1945
ayat 1 beserta penjelasaanya menyatakan bahwa perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.
2. Pengertian Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-
seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan. ( UU No. 25/1992 ).
Menurut Hatta (Bapak Koperasi Indonesia), koperasi adalah
usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi
berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan
seorang buat semua dan semua buat seorang (Aryanto).
3. Landasan dan Asas Koperasi
Landasan dan Asas Koperasi di dalam UU RI No. 25/1992
tentang Perkoperasian pasal 2 dikatakan bahwa “ Koperasi berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas
kekeluargaan”, dari bunyi pasal 2 itu jelas bahwa koperasi
berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Koperasi
sebagai usaha bersama harus mencerminkan ketentuan-ketentuan
sebagaimana dalam kehidupan keluarga. Dalam suatu keluarga, segala
sesuatu yang dikerjakan secara bersama-sama ditujukan untuk
kepentingan bersama sekuruh anggota keluarga. Usaha dengan asas
semacam ini biasanya disebut gotong royong.
4. Unsur Koperasi
Unsur yang ada dalam organisasi koperasi pada umumnya
adalah menyangkut Keanggotaan, Rapat Anggota, Pengawas dan
Pengelola (Ariyanto).
a. Keanggotaan Koperasi
Keanggotaan koperasi merupakan unsur yang sangat penting
dalam organisasi koperasi. Kedudukan anggota dalam koperasi
secara hukum adalah suatu keharusan dan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
konsekuensinya anggota tersebut memiliki hak serta kewajiban
umum
b. Rapat Anggota Koperasi
Rapat Anggota secara tegas dijelaskan dalam Pasal 22 Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 1992, yang menyebutkan bahwa :
1) Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi
dalam koperasi.
2) Rapat Anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya
diatur dalam anggaran dasar.
c. Pengurus Koperasi
Pengurus koperasi adalah satu perangkat organisasi koperasi
yang merupakan suatu lembaga/badan struktural organisasi
koperasi. Pengurus mengemban amanat dan keputusan rapat
anggota untuk mengelola dan usaha koperasi. Tugas dan
wewenang yang dilakukan pengurus merupakan pelaksanaan
kegiatan sebagai lembaga eksekutif dan mempunyai suatu
identitas tersendiri.
d. Pengawasan Koperasi
Pengawas pada organisasi koperasi merupakan suatu perangkat
organisasi koperasi dan karenanya merupakan suatu
lembaga/badan struktural organisasi koperasi. Fungsi utama
dari pengawas adalah mengamankan keputusan rapat anggota,
ketentuan anggaran dasar/anggaran rumah tangga koperasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
kedudukan pengawas sebaga lembaga kontrol dengan tugas
wewenang dan tanggung jawab khusus menunjukkan identitas
tersendiri. Pengawas juga mempunyai kewajiban hukum dan
karenanya dapat terkena sanksi hukum sebagaimana diatur
dalam perundang-undangan.
5. Tujuan Koperasi
Tujuan Koperasi dalam Bab II pasal 3 UU RI No.25/1992
dikatakan bahwa “Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut
membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.” Dari bunyi pasal 3 itu
dijelaskan bahwa tujuan koperasi hendak memajukan kesejahteraan
anggota terlebih dahulu. Kemudian apabila koperasi tersebut
mempunyai kemampuan, maka usaha tersebut diperluas ke masyarakat
sekitarnya. Karena anggota juga merupakan bagian dari masyarakat,
maka dengan ini koperasi juga berperan untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat.
6. Bentuk Koperasi
Bentuk Koperasi dalam pasal 15 Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992 tentang Perkoperasian disebutkan bahwa koperasi dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
berbentuk koperasi primer dan sekunder. Dibawah ini akan dijelaskan
secara singkat mengenai bentuk koperasi.
a. Koperasi Primer merupakan koperasi yang anggota-anggotanya
terdiri dari orang-orang
b. Koperasi Sekunder merupakan koperasi yang anggota-anggotanya
adalah organisasi koperasi. Koperasi sekunder tidak hanya oleh
koperasi-koperasi yang sejenis tapi juga dapat juga koperasi yang
berlainan jenis, karena terdapat kepentingan aktifitas atau
kebutuhan ekonomi yang sama.
7. Jenis-Jenis Koperasi
Dalam pasal 16 Undang-undang No.25 tahun 1992 disebutkan
bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan ekonomi
anggotanya. Berdasarkan kesamaan aktivitas, kepentingan dan
kebutuhan akan ditetapkan fungsi-fungsi koperasi secara tepat sesuai
dengan keinginan anggota. Untuk itu jenis koperasi ditetapkan
menurut 2 kategori:
a. Menurut Status Keanggotaannya
1.) Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya para
produsen barang/jasa dan memiliki rumah tangga usaha.
2.) Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para
konsumen akhir atau pemakai barang/jasa yang ditawarkan
oleh para pemasok dipasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b. Menurut Fungsi Koperasi
1.) Koperasi pembelian adalah koperasi yang menjalankan
fungsi pembelian atau pengadaan barang dan jasa umtuk
memenuhi kebutuhan anggota secara khususnya dsn
masyarakat pada umumnya.
2.) Koperasi pemasaran/penjualan adalah koperasi yang
menyelenggarakan fungsi distribusi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh anggotanya agar sampai ke tangan
konsumen di pasar.
3.) Koperasi produksi adalah koperasi yang menyelenggarakan
perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa, dimana
anggotanya bekerja dalam koperasi sebagai
pegawai/karyawan
4.) Koperasi jasa adalah koperasi yang meyelenggarakan
pelayanan jasa-jasa yang dibutuhkan oleh anggotanya,
misalnya jasa simpan pinjam, asuransi dan sebagainya.
8. Fungsi dan Peran Koperasi
Fungsi dan Peran Koperasi di Indonesia sebagaimana
dikemukakan dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992 seperti berikut ini:
a. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan
ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
sosial. Potensi dan kemampuan ekonomi para anggota koperasi
pada umumnya relatif kecil. Melalui koperasi, potensi dan
kemampuan ekonomi yang kecil itu dihimpun sebagai satu
kesatuan, sehingga dapat membentuk kekuatan yang lebih
besar. Dengan demikian koperasi akan memiliki peluang yang
lebih besar dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosial masyarakat pada umumnya dan anggota koperasi pada
khususnya.
b. Turut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat. Selain diharapkan untuk
dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya,
koperasi juga diharapkan dapat memenuhi fungsinya sebagai
wadah kerja sama ekonomi yang mampu meningkatkan
kualitas kehidupan manusia dan masyarakat pada umumnya.
Peningkatan kualitas kehidupan hanya bisa dicapai koperasi
jika koperasi dapat mengembangkan kemampuannya dalam
membangun dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi
anggota-anggotanya serta masyarakat disekitarnya.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan
dan ketahanan perekonomian nasional Koperasi adalah satu-
satunya bentuk perusahaan yang dikelola secara demokratis.
Berdasarkan sifat seperti itu maka koperasi diharapkan dapat
memainkan peranannya dalam menggalang dan memperkokoh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
perekonomian rakyat. Oleh karena itu koperasi harus berusaha
sekuat tenaga agar memiliki kinerja usaha yang tangguh dan
efisien. Sebab hanya dengan cara itulah koperasi dapat
menjadikan perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan
perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi
Sebagai salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian
Indonesia, koperasi mempunyai tanggung jawab untuk
mengembangkan perekonomian nasional bersama-sama dengan
pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Namun koperasi mempunyai
sifat-sifat khusus yang berbeda dari sifat bentuk perusahaan
lainnya, maka koperasi menempati kedudukan yang sangat
penting dalam sistem perekonomian Indonesia. Dengan
demikian koperasi harus mempunyai kesungguhan untuk
memiliki usaha yang sehat dan tangguh, sehingga dengan cara
tersebut koperasi dapat mengemban amanat dengan baik.
9. Prinsip Koperasi.
Prinsip Koperasi menurut Undang - Undang Nomor 25 Tahun
1992 pasal 5 ayat 1 dan 2, yaitu:
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
e. Kemandirian.
f. Pendidikan perkoperasian.
g. Kerjasama antar koperasi.
B. PINJAMAN
1. Pengertian Pinjaman/Kredit
Pinjaman adalah sebutan yang dipakai dalam koperasi, dalam
dunia keuangan lainnya biasa disebut dengan ‘Kredit’. Istilah kredit
berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti kepercayaan (truth
atau faith). Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar
kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian
yang telah disepakati ( Hasibuan ).
Kredit menurut Undang-Undang nomor 7 tahun 1992 tentang
pokok-pokok perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil
keuntungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
2. Unsur-Unsur kredit
Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas
kepercayaan, sehingga dengan demikian pemberian kredit merupakan
pemberian kepercayaan. Penerima kredit harus mengembalikan
pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat-
syarat yang telah disetujui kedua belah pihak. Adapun unsur-unsur
kredit yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah
sebagai berikut (Kasmir, 2004: 103-105):
a. Kepercayaan, yaitu keyakinan pemberi pinjaman bahwa si
penerima pinjaman akan mengembalikan barang, uang atau
jasa yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu tertentu di
masa yang akan datang
b. Waktu, dalam unsur ini terkandung pengertian uang yang ada
sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima
pada masa yang akan datang.
c. Kesepakatan, merupakan suatu kesepakatan yang dituangkan
dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak
menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.
d. Degree of risk. Risiko merupakan suatu kemungkinan tidak
tertagihnya pinjaman atau macetnya pengembalian kredit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
3. Fungsi dan Tujuan Kredit
Fungsi kredit dalam hubungannya dengan masyarakat adalah
sebagai berikut (Kasmir, 2002: 106-108):
a. Menjadi motivator peningkatan kegiatan perdagangan dan
perekonomian.
b. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.
c. Memperlancar arus barang dan arus uang.
d. Meningkatkan produktivitas yang ada.
e. Meningkatkan kegairahan berusaha mesyarakat.
f. Memperbesar modal kerja perusahaan.
Tujuan utama pemberian suatu kredit bagi lembaga keuangan
antara lain (Siamat, 1995: 97):
a. Kredit komersil merupakan kredit yang diberikan untuk
memperlancar kegiatan usaha nasabah dibidang perdagangan.
b. Kredit konsumtif merupakan kredit yang diberikan oleh bank
untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif.
c. Kredit produktif merupakan kredit yang diberikan oleh bank
dalam rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur
sehingga dapa memperlancar produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
4. Jenis Kredit
Jenis-jenis kredit yang diberikan oleh perbankan kepada
masyarakat dapat dilihat dari berbagai sudut, yaitu sebagai berikut
(Nugraha Saputra, 2009):
a. Kredit dilihat dari Sudut Tujuannya
Kredit ini terdiri atas:
1.) Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diberikan dengan
tujuan untuk memperlancar jalannya proses konsumtif.
2.) Kredit produktif, yaitu kredit yang diberikan dengan
tujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi.
3.) Kredit perdagangan, yaitu kredit yang diberikan dengan
tujuan untuk membeli barang-barang untuk dijual lagi
b. Kredit Dilihat dari Sudut Jangka Waktunya
1.) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang berjangka
waktu maksimum 1 tahun. Contoh: kredit rekening
koran, kredit penjualan, kredit pembeli, kredit wesel,
kredit eksploitasi.
2.) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka
waktu antara 1 sampai 3 tahun, kecuali untuk tanaman
musiman.
3.) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang berjangka
waktu lebih dari 3 tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
c. Kredit Dilihat dari Sudut Jaminannya
1.) Kredit tanpa jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa
jaminan barang/orang tertentu.
2.) Kredit dengan agunan, yaitu kredit yang diberikan
dengan jaminan yang berupa barang berwujud, tidak
berwujud/jaminan orang. Agunan yang diberikan untuk
suatu kredit adalah sebagaimana telah di atur dalam
Pasal 1C dan Pasal 3 SK yang secara rinci antara lain
sebagai berikut:
a.) Agunan barang, baik barag tetap maupun barang
tidak tetap (bergerak).
b.) Agunan pribadi (borgtocht) yaitu suatu perjanjian
dimana satu pihak menyanggupi pihak lainnya
(kreditur) bahwa ia menjamin pembayarannya suatu
hutang apabila kreditur tidak menepati
kewajibannya.
c.) Agunan efek-efek saham, obligasi, dan sertfikat
yang terdaftar (listed) di bursa efek.
d. Kredit Dilihat dari Sudut Penggunannya
1.) Kredit Eksploitasi, yaitu kredit berjangka waktu pendek
yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan
untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan
sehingga dapat berjalan dengan lancar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2.) Kredit Investasi, yaitu kredit yang dikeluarkan untuk
pembelian barang-barang modal yaitu tidak habis dalam
satu cycle, maksudnya proses dari pengeluaran uang kas
dan kembali menjadi uang kas tersebut akan memakan
jangka waktu yang cukup panjang setelah melalui
beberapa kali perputaran.
3.) Kredit Modal Kerja, yaitu kredit yang diberikan kepada
debiturnya untuk memenuhi kebutuhan modal kerja
nasabah.
5. Penggolongan kredit
Penggolongan kredit sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Surat Keputusan Direksi BI Nomor 23/68/KEP/DIR serta surat
edaran BI nomor 23/12/BPPP tanggal 28 februari 1991 tentang
penggolongan kolektibitas aktifa produktif dan pembentukkan
cadangan atas aktifa. Apabila dilihat dari sudut kolektibilitasnya yaitu
keadaan pembayaran pokok dan pembayaran bunga kredit oleh
nasabah maka kredit yang diberikan dapat digolongkan ke beberapa
keadaan yaitu:
a. Lancar berarti tidak terdapat tunggakan angsuran pokok bunga.
b. Kurang lancar berarti ada keterlambatan sebentar dalam
pembayaran angsuran pokok, bunga, tetapi debitur masih
membayar dan dapat ditolerir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
c. Diragukan berarti selalu terlambat cukup lama dalam
pembayaran angsuran pokok tetapi debitur membayar dan sulit
ditolerir.
d. Macet berarti menunggak dan tidak lagi membayar angsuran
dan bunga.
Tingkat kollektibilitas kredit terbagi menjadi:
Kredit dikategorikan lancar jika:
1.) Tidak terdapat tunggakan angsuran pokok dan
tunggakan bunga
2.) Terdapat tunggakan angsuran pokok tetapi:
a. Belum melampaui satu bulan, bagi kredit yang
ditetapkan masa angsuran kurang dari satu bulan.
b. Belum melampaui tiga bulan, bagi kredit yang
ditetapkan masa angsuran bulanan, dua bulanan
atau tiga bulanan
3.) Terdapat tunggakan bunga, tetapi:
a. Belum melampaui satu bulan, bagi kredit yang masa
angsurannya kurang dari satu bulan
b. Belum melampaui tiga bulan, bagi kredit yang masa
angsurannya lebih dari satu bulan
Kredit kurang lancar jika:
1.) Terdapat tunggakan angsuran pokok tetapi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
a. Melampaui satu bulan dan belum melampaui dua
bulan, bagi kredit yang masa angsurannya kurang
dari satu bulan.
b. Melampaui tiga bulan dan belum melampaui enam
bulan, bagi kredit yang masa angsurannya bulanan,
dua bulanan atau tiga bulanan.
2.) Terdapat tunggakan bunga, tetapi:
a. Belum melampaui satu bulan, bagi kredit yang masa
angsurannya kurang dari satu bulan.
b. Belum melampaui tiga bulanan, bagi kredit yang
masa angsurannya lebih dari satu bulan
Kredit dikategorikan diragukan apabila tidak memenuhi
kriteria lancar dan kurang lancar yaitu:
1.) Kredit masih dapat diselamatkan dan agunannya masih
bernilai sekitar 75% dari hutang peminjam termasuk
bunga.
2.) Kredit tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih
bernilai sekitar100% dari hutang peminjam termasuk
bunga.
Kredit termasuk dalam kategori macet, jika:
1.) Tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar, dan
diragukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
2.) Memenuhi kriteria diragukan tetapi dalam jangka
waktu 21 bulan sejak digolongkan belum ada
pelunasan atau usaha penyelamatan kredit.
3.) Kredit tersebut penyelesaiannya telah diserahkan
kepada Pengadilan Negeri.
6. Perjanjian Pinjaman/Kredit
Perjanjian kredit secara notaril (Panduan Swamitra)
a. Akta Otentik adalah akta yang di buat oleh atau di hadapan
seorang pejabat umum yang menurut undang-undang
ditugaskan untuk membuat akta tersebut.
b. Akta yang di tanda tangani oleh pihak-pihak sendiri tanpa
menghadap atau di buat oleh seorang pejabat umum.
Akta Perjanjian Kredit
Garis besar isi dari perjanjian kredit baik yang dibuat secara
Notariil maupun dibawah tangan (Panduan Swamitra):
1.) Komparisi, memuat para pihak yang ikut menandatangani
perjanjian kredit termasuk dalam hal ini penjamin (selaku
pihak ketiga) apabila antara debitur (peminjam) dan
pemilik jaminan (penjamin) berbeda. Dalam penulisan
komparisi ini yuridis tidak membawa dampak rertama
dalah pihak yang langsung menandatangani perjanjian
diatas materai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2.) Premisse, adalah data surat menyurat dan dokumen lainnya
yang berkaitan erat sebagai dasar dari pemberian kredit
kepada Debitur oleh Bank. Kalau perjanjian kredit yang
dibuat berupa addendum, maka disamping surat menyurat
yang berkaitan dengan persetujuan Bank, juga disebutkan
mengenai perjanjian kredit dan pengakuan hutang (jika ada)
yang telah dibuat dan ditandatangani sebelumnya atas
fasilitas kredit yang diperpanjang/dirubah tersebut.
3.) Isi, adalah yang merupakan hak dan kewajiban serta
ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi dan wajib
dilaksanakan oleh para pihak dalam perjanjian kredit.
Pengingkaran atau kelalaian atau tidak dipenuhinya salah
satu atau lebih dari ketentuan-ketentuan tersebut oleh salah
satu pihak atau para pihak dalam perjanjian, akan
menimbulkan konsekuensi hukum bagi pihak yang
melanggar, konsekuensi tersebut harus secara tegas/
eksplisit dituangkan dalam perjanjian.
4.) Penutup
Antara lain yang harus dimuat dalam isi suatu perjanjian kredit:
a.) Plafond Kredit, tingkat suku bunga, Review suku bunga,
Periode bunga, Penalty overdue.
b.) Jangka waktu penarikan (availibility periode), jangka
waktu kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
c.) Syarat-syarat penarikan kredit (precondition to
drawdown/condition precedent), syarat-syarat percepatan
kredit (prepayment loan) dan biaya administrasinya (jika
ada).
d.) Hal-hal yang wajib dilakukan oleh debitur
(affirmative/positive covenant) selama masih ada yang
terhutang oleh debitur kepada Bank.
7. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit
Kegiatan pemberian pinjaman tidak lepas dari adanya proses
atau tahapan yang dilakukan. Dalam melakukan proses tersebut
dibutuhkan prinsip-prinsip perkreditan yang disebut sebagai konsep 5C
dan 7P. pada dasarnya konsep 5C ini akan dapat memberikan
informasi mengenai tikad baik (willingness to pay) dan kemampuan
membayar (ability to pay) nasabah untuk melunasi kembali
pinjamannya. Prinsip tersebut bisa dipakai juga untuk menganalisis
risiko kredit yang dihadapi perusahaan. Pedoman 5C berkaitan dengan
karakterisktik berikut ini (Nugraha Saputra, 2009):
a. Character menunjukkan kemauan peminjam (debitur) untuk
memenuhi kewajibannya. Kemauan tersebut lebih berkaitan
dengan sifat dan watak peminjam. Seorang yang mempunyai
kemampuan mengembalikan pinjaman, tetapi tidak mau
mengembalikan, akan mempunyai character yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
mendukung pemberian kredit. Pemberi pinjaman akan dan
harus memperhatikan karakteristik ini dengan seksama. Untuk
menilai karakter seseorang memang memang cukup sulit,
karena masing-masing memiliki watak yang berbeda-beda satu
sama lainnya, oleh karena itu para analis harus juga
mempunyai keterampilan psikologis praktis untuk dapat
mengenali watak dari calon debiturnya.
b. Capacity adalah kemampuan peminjam untuk melunasi
kewajiban hutangnya, malalui pengelolaan perusahaannya
dengan efektif dan efisien. Jika peminjam bisa mengelola
perusahannya dengan baik, perusahaan bisa memperoleh
keuntungan, maka kemungkinan bisa mengembalikan pinjaman
akan semakin tinggi. Capacity bisa dilihat melalui masa lalu
(prestasi masa lalu atau track record masa lalu). Pengukuran
capacity dari calon debitur ini dapat dilakukan melalui berbagai
perdekatan antara lain :
1.) Pendekatan historis yaitu menilai past performance dari
nasabah yang bersangkutan apakah usahanya banyak
mengalami kegagalan atau selalu menunjukkan
perkembangan yang semakin maju dari waktu ke waktu.
2.) Pendekatan financial, yaitu dengan menilai posisi
neraca dan laporan perhitungan rugi/laba untuk
beberapa periode terakhir yaitu untuk mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
seberapa besarnya solvabilitas, likuiditas dan
rentabilitas usahanya serta tingkat resiko usahanya.
3.) Pendekatan edukasional, yaitu untuk menilai latar
belakang pendidikan para pengurus perusahaan calon
debitur, hal ini penting jika ingin menghendaki
kemampuan teknologi tinggi ataupun usaha-usaha yang
memerlukan profesionalisme tinggi.
4.) Pendekatan yuridis, yaitu apakah calon debitur tersebut
secara yuridis mempunyai kapasitas untuk mewakili
dirinya atau badan usaha yang mewakilinya untuk
mengadakan ikatan perjanjian kredit dengan bamk.
5.) Pendekatan managerial, yaitu untuk menilai sejauh
mana kemampuan dan keterampilan nasabah dalam
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.
6.) Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sampai sejauh
mana kemampuan calon debitur dalam mengelola
faktor-faktor produksi.
c. Capital, adalah posisi keuangan perusahaan (peminjam) secara
keseluruhan. Kondisi keuangan bisa dilihat dari analisis
keuangan, seperti analisis rasio. Dalam hal ini lembaga
keuangan harus memeperhatikan komposisi hutang dengan
modal sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
d. Collateral, adalah asset yang dijaminkan (dijadikan agunan)
untuk suatu pinjaman. Jika karena sesuatu hal pinjaman tidak
bisa dikembalikan, jaminan bisa dijual untuk mnutup pinjaman
tersebut. Lembaga keuangan bisa meminta jaminan yang
nilainya melebihi jumlah pinjaman. Yang dimaksud dengan
collateral ini yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan
oleh debitur bsebagai jaminan atas kredit yang diterimanya.
Manfaat collateral yaitu sebagai alat pengaman apabila usaha
yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab
lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil
usahanya. Jaminan ini juga dapat sebagai alat pengaman dalam
mengahadapi kemungkinan adanya ketidakpastian pada kurun
waktu yang akan datang pada saatnya kredit tersbut dilunasi.
e. Conditions, adalah sejauh mana kondisi perekonomian akan
mempengaruhi kemampuan mengembalikan pinjaman. jika
kondisi perekonomian memburuk, maka kemungkinan para
debitur mengalami kesulitan keuangan akan semakin tinggi,
yang membuat kemungkinan para calon debitur mengalami
kesulitan melunasi pinjaman juga semakin tinggi.
Lembaga Keuangan juga menerapkan apa yang dinamakan
dengan prinsip 5P sebagai berikut (Nugraha Saputra, 2009):
a. Party (para pihak), para pihak merupakan titik sentral yang
dioperhatikan dalam setiap pemberian kredit. Untuk itu para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
pihak pemberi kredit harus memperoleh suatu kepercayaan
terhadap para pihak.
b. Purpose (tujuan), tujuan dan pemberian kredit juga sangat
penting diketahui oleh para kreditur. Harus dilihat apakah
kredit akan digunakan untuk hal-hal yang positif yang benar-
benar dapat menaikkan income. Dan harus pula diawasi agar
kredit tersebut benar-benar diperuntukan untuk tujuan seperti
diperjanjikan dalam suatu perjanjian kredit.
c. Payment (pembayaran), harus pula diperhatikan apakah
sumber pembayaran krdit dan calon debitur cukup tersedia dan
cukup aman sehingga dengan demikian diharapkan bahwa
kredit yang akan diluncurkan tersebut dapat dibaya kembali
oleh debitur yang bersangkutan. Jadi harus dilihat dan
dianalisis apakah setelah pemberian kredit nanti, debitur punya
sumber pendapatan dan apakah pendapatan tersebut mencukupi
untu membayar kembali kreditnya.
d. Profitability (perolehan laba), unsur perolehan laba oleh
debitur tidak kurang pula pentingnya dalam suatu pemberian
kredit. Untuk itu, kreditur harus berantisipasi apakah laba yang
akan diperoleh lebih besar daripada bunga pinjaman dan
apakah pendapatan kreditur dapat menutupi pembayaran
kembali kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
e. Protection (perlindungan), diperlukan suatu perlindungan
terhadap kredit oleh debitur. Untuk itu perlindungan kelompok
usaha, jaminan, holding atau jaminan pribadi pemilik usaha
penting diperhatikan. Terutama untuk berjaga-jaga sekiranya
terjadi hal-hal diluar skenario atau diluar prediksi semula.
Penilaian kredit dengan prinsip 3R antara lain (Mamduh
Hanafi, 2009):
a. Return, berkaitan dengan hasil yang diperoleh dari penggunaan
kredit yang diminta, apakah kredit tersebut bisa menghasilkan
return (pendapatan) yang memadai untuk melunasi hutang dan
bunganya.
b. Repayment capacity, berkaitan dengan kemampuan perusahaan
mengembalikan pinjaman dan bunganya pada saat pembayaran
tersebut jatuh tempo.
c. Risk-bearing ability, berkaitan dengan kemampuan perusahaan
menanggung resiko kegagalan atau ketidakpastian yang
berkaitan dengan penggunaan kredit tersebut. Jaminan
merupakan hal yang perlu dipertimbangkan oleh kreditur dlam
kaitannya dengan risk-bearing ability.
Disamping menggunakan 6C, dalam penilaian suatu kredit guna
menilai layak atau tidak untuk diberikan kredit dapat dilakukan juga
dengan menggunakan beberapa aspek untuk analisis kelayakan kredit,
yaitu (Siamat, 2004: 107-110):
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
a. Aspek yuridis/hukum
Aspek ini menyangkut masalah legalitas badan usaha serta ijin-
ijin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit.
b. Aspek pemasaran
Aspek ini menyangkut kemampuan daya beli masyarakat,
keadaan kompetisi, kualitas produksi
c. Aspek keuangan
Aspek ini menyangkut sumber-sumber dana yang dimiliki
untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana
tersebut.
d. Aspek teknis/operasi
Aspek ini menyangkut kelancaran produksi, kapasitas produksi,
mesin-mesin dan peralatan, ketersediaan dan kontinuitas bahan
baku, lokasi, layout ruangan
e. Aspek manajemen
Aspek ini menyangkut struktur organisasi, sumber daya
manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber
daya manusianya.
f. Aspek sosial ekonomi
Aspek ini menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan
masyarakat.
Tujuan dari adanya analisis kredit adalah untuk menentukan
kesanggupan dan kesungguhan seorang peminjam untuk membayar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
kembali pinjaman sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam
perjanjian pinjaman. Analisis dan evaluasi kredit sekurang-kurangnya
meliputi informasi sebagai berikut (Kuncoro, 2002 : 251-252):
a. Identitas pemohon
Identitas tersebut mencakup nama pemohon, dimisili, bentuk
usaha, jenis usaha, susunan pengurus, legalitas usaha.
b. Tujuan permohonan kredit.
Tujuan tersebut mencakup jumlah kredit, obyek yang dibiayai,
jangka waktu kredit, kebutuhan kredit.
c. Riwayat hubungan bisnis dengan bank
Hal tersebut mencakup saat mulai, bidang hubungan bisnis,
nilai transaksi bisnis, kualitas hubungan bisnis, jumlah total
nilai hubungan bisnis.
8. Proses Pemberian Pinjaman/Kredit
Kegiatan pemberian kredit sebelum dilakukan memiliki
beberapa tahapan proses antara lain seperti berikut (Firadaus dan
Maya, 2011):
a. Persiapan Kredit
Persiapan kedit merupakan tahap permulaan sebelum
pemberian kredit dilakukan. Tahap ini bermaksud untuk saling
mengetahui informasi. Setalah diadakan tukar-menukar
informasi global dengan jalan wawancara, biasanya sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
dapat digambarkan apakan apakah permohonan kredit tersebut
dimungkinkan untuk diproses. Apabila diterima maka calon
debitur diminta untuk mengisi formulir permohonan kredit.
b. Tahap Analisis Kredit
Tahap ini diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan
usaha atau proyek pemohon kredit apakah usaha pemohon
kredit itu layak untuk diberi bantuan atau tidak, dengan
perkataan lain apakah permohonan kredit tersebut feasible
dalam ati andaikata kredit diberikan, maka usahanya akan
berkembang baik dan mampu mengembalikan kredit, baik
pokok maupun bunga dalam jangka waktu yang wajar.
c. Tahap Keputusan Kredit
Atas dasar laporan hasil analisis kredit, apabila tidak disetujui
maka permohonan harus segera ditolak tetapi jika permohonan
kredit diterima dan layak untuk dikabulkan selanjutnya segera
dituangkan dalam surat keputusan kredit.
d. Tahap Pelaksanaan Kredit
Pelaksanaan kredit dilakukan setelah calon debitur mempelajari
dan menyetujui isi keputusan kredit. Kemudian kedua belah
pihak menandatangani perjanjian kredit serta syarat-syarat
umum pemberian kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
e. Tahap Supervisi Kredit dan Pembinaan Debitur
Supervisi/pengawasan/pengendalian kredit dan pembinaan
debitur pada dasarnya ialah upaya pengamanan kredit yang
telah diberikan dengan jalan terus memantau/memonitor dan
mengikuti jalannya perusahaan, serta memberikan saran/nasihat
dan konsultasi agar usaha debitur berjalan dengan baik sesuai
dengan rencana, sehingga pengembalian kredit dapat berjalan
dengan baik.
9. Penanganan Pinjaman Bermasalah/Kredit Macet
Pinjaman bermasalah atau kredit macet yang dikasifikasikan
pembayarannya tidak lancar dilakukan oleh debitur. Pinjaman
bermasalah harus secepatnya diselesaikan agar kerugian yang lebih
besar dapat dihindari dengan cara berikut (Hasibuan):
a. Reschedulling
Reschedulling atau penjadwalan kembali adalah perubahan
syarat kredit yang hanya menyangkut jadwal pembayaran atau
jangka waktu termasuk masa tenggang dan perubahan besarnya
angsuran kredit. Debitur yang dapat diberikan fasilitas
penjadwalan kembali adalah naabah yang menunjukkan itikad
baik dan karakter jujur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
b. Reconditioning
Reconditioning atau persyaratan ulang adalah perubahan
sebagian atau seluruh syarat kredit melipti perubahan jadwal
pembayaran, janka waktu, tingkat suku bunga dan syarat
lainnya. Persyaratan ulang ini diberikan bila usaha yang sedang
mengalami kesulitan tetapi diperkirakan mampu untuk
memperoleh keunungan.
c. Restructuring
Restructuring atau penataan ulang adalah perubahan syarat
kredit yang menyangkut penambahan dana, konversi
sebagian/seluruh tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru.
d. Liquidation
Likuidasi adalah penjulan barang-barang yang dijadikan
agunan dalam rangka pelunasan hutang. Pelaksanaan likuidasi
dilakukan terhadap kategori kredit yang mnurut perusahaan
sudah tidak dapat dibantu untuk disehatkan kembali atau sudah
tidak memiliki prospek untuk dikembangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Swamitra KSU Bahtera Abadi
1. Sejarah Umum Swamitra KSU Bahatera Abadi
Bank Bukopin menjalin kemitraan usaha dengan lembaga
keuangan kecil/mikro guna mendukung perkembangan usaha kecil dan
memoderenisasi usaha simpan pinjam melalui pemanfaatan jaringan
teknologi (network) dan dukungan sistem manajemen sehingga
memiliki kemampuan pelayanan transaksi keuangan yang lebih luas.
Ini diresmikan oleh Bj. Habibie di Jakarta pada tanggal 12 juli 1998
dengan nama Unit Simpan Swamitra.
Swamitra berasal dari bahasa Kawi, yaitu swa dan mitra. Swa
berarti sendiri dan mitra bearti bukan paksaan. Jadi Swamitra
mempunyai arti suatu kerjasama saling menguntungkan dan tanpa
paksaan. Swamitra KSU Bahtera Abadi berdiri pada bulan Oktober
2006 dengan Badan Hukum Nomor 188.4/401/BH/2006 dan Nomor
NPWP 02.581.122.5-526.000. Koperasi ini memberikan pelayanan
yang berupa simpanan yang menghimpun dana dari masyarakat dan
pinjaman untuk disalurkan kepada masyarakat terutama golongan
ekonomi menengah kebawah. Swamitra ini didirikan memang untuk
melayani pinjaman masyarakat di bawah Rp.500.000.000. Sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
menjadi kewajiban pengurus untuk mengadakan Rapat Anggota
Tahunan (RAT) dalam rangka menyampaikan Laporan Tahunannya
atas segala aktifitasnya organisasi yang dilakukan, sehingga anggota
sebagai pemilik (Owner) dan pelanggan (User) dari KSU. Bahtera
Abadi dapat mengetahui perkembangan dan kondisi obyektif yang
terjadi.
Kinerja organisasi secara garis besar selama 2 bulan mulai
dibentuk lebih banyak terfokus pada internal kelembagaan, termasuk
di dalamnya antara lain penggalian potensi secara menyeluruh dan
indentifikasi permasalahan bisnis koperasi dengan mengedepankan
skala prioritas yang disesuaikan dengan kondisi koperasi yang ada
serta Master Plan jangka panjangnya. Penguataan Akses jaringan yang
ada secara eksternal menjadikan sebuah prioritas, dimana selama ini
akses yang ada belum dapat dimanfaatkan dengan baik. Pendekatan
yang dilakukan dengan pendekatan profesional adjustment. Sebagai
lembaga organisasi yang bergerak dalam perekonomian sektor mikro,
dan masyarakat luas, tentunya KSU Bahtera Abadi mempunyai nilai
lebih jika dibandingkan dengan organisasi lainnya. Nilai dasar
koperasi untuk menolong diri sendiri (Self Help) serta mandiri menjadi
sebuah alasan yang kuat yang selama ini belum menunjukkan
kestabilan organisasi dan ekonomi dengan melalui produktivitas yang
ada, oleh karena itu penguatan kelembagaan, kestabilan bisnis
(ekonomi), kesadaran anggota tentang pentingnya membangun sebuah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
kebersamaan dalam koperasi serta pemahaman nilai-nilai koperasi
menjadi sebuah prioritas permasalahan yang harus segera diatasi.
Pengelolaan koperasi yang efektif dan efisien dapat diwujudkan
dengan adanya sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan
dan keahlian lebih, baik itu pengelola (pengurus) maupun pelaksana
(karyawan), berbagai permasalahan di KSU Bahtera Abadi baik dari
segi kelembagaan maupun bisnis perlu adanya sebuah kebijakan yang
membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Berbagai kebijakan
tersebut diantaranya :
a. Bidang usaha melakukan expansi usaha dengan mengundung salah
satu, instansi yang bersedia bermitra dengan KSU. Bahtera Abadi
yaitu PT. Bank Bukopin Tbk Cabang Solo dengan membentuk unit
Usaha Usp. Swamitra KSU Bahtera Abadi yang bergerak dalam
bidang Simpan Pinjam Sektor Mikro.
b. Dibidang keanggotaan khususnya dalam rangka pengembangan
dan peningkatan Sumber Daya Manusia secara mandiri KSU
Bahtera Abadi harus masih berjuang untuk membentuk suatu
Komunitas SDM yang handal. Pendidikan yang dilakukan belum
memberikan efek yang besar terhadap anggota. Mengingat masih
barunya KSU Bahtera Abadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2. VISI dan MISI
VISI
Mampu menjadikan koperasi unggulan yang menjadi wadah
dalam merubah anggota dengan berbekal semangat yang kompeten
dengan tuntutan kehidupan dengan indikator:
a. Unggul dalam kedisiplinan dan ketertiban.
b. Unggul dalam produk kredit.
c. Unggul dalam bidang funding, lending dan kecilnya kemacetan.
d. Unggul dalam penguasaan pasar tradisional.
e. Unggul dalam market sector bisnis mikro.
f. Unggul dalam persaingan bunga.
g. Unggul dalam bidang funding, lending, dan kecilnya kemacetan.
MISI
a. Menumbuhkan semangat disiplin tinggi kepada seluruh karyawan.
b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan
efisien, sehingga mencapai hasil yang optimal.
c. Mendorong seluruh karyawan untuk lebih berprestasi sesuai target
yang dicapai.
d. Membantu pedagang untuk mengenali potensi usahanya agar dapat
dikembangkan secara optimal.
e. Mendorong peningkatan usahanya agar cukup dalam kehidupan
sehari hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
f. Mendorong dan memfasilitasi segala bentuk usaha sehingga dapat
meningkatkan kwalitas usahanya.
g. Membawa karyawan dan pedagang sebagai anggota untuk menjadi
agen perubahan kehidupan masyarakat.
3. Tujuan Swamitra KSU Bahtera Abadi
Tujuan Swamitra KSU Bahtera Abadi dengan melandaskan
kepada Visi dan Misi dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Menumbuhkan serta menanamkan semangat kedisiplinan yang
tinggi.
b. Menumbuh kembangkan tentang potensi usaha sesuai dengan
perkembangan tuntutan masyarakat dan dunia usaha.
c. Meningkatkan kualitas mutu karyawan dan anggota sesuai dengan
perkembangan dan menjadikan sebagai Koperasi yang unggulan.
d. Meningkatkan usaha yang berwawasan bisnis pada sektor mikro.
e. Menanamkan asas kesejahteraan dan kemakmuran.
f. Menghindari resiko yang menyimpang dan meminimalkan resiko
yang akan timbul.
4. Produk KSU Bahtera Abadi
Swamitra KSU Bahtera Abadi memiliki produk dalam rangka
menumbuh kembangkan kegiatan usaha. Produk tersebut adalah
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Produk Pinjaman :
a. Pembiayaan Ruko Pasar
b. Pembiayaan Renovasi Pasar
c. Pinjaman Modal Usaha Pedagang
d. Pinjaman Konsumtif Karyawan Pasar
Kriteria produk pada Swanitra KSU Bahtera Abadi adalah
sebagai berikut:
a. Dana
1.) Simpanan
a.) Suku Bunga 6% efffp.a
b.) Bunga dihitung dari saldo harian, dibukukan setiap akhir
bulan berjalan.
c.) Online sistem di seluruh Swamitra Solo Raya.
d.) Bisa dijadikan agunan pinjaman maksimal sebesar 95%
dari saldo yang di blokir (back to back).
e.) Perhitungan pajak menggunakan kebijakan pajak koperasi,
pajak baru dipungut biaya apabila bunga yang diterima
>Rp. 240.000,-
2.) Simpanan Berjangka
a.) Tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.
b.) Suku bunga sesuai dengan keputusan alco.
c.) Bisa dijadikan agunan pinjaman maksimal sebesar 95%
dari nominal simpanan berjangka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
d.) Perhitungan pajak menggunakan kebijakan pajak koperasi,
pajak baru dipungut biaya apabila bunga yang diterima
>Rp. 240.000,-
b. Pinjaman
1.) Pinjaman Berulang
a.) Jangka waktu s/d 12 bulan.
b.) Pinjaman modal kerja.
c.) Bunga dibayar setiap bulan dan pokok dibayar pada saat
jatuh tempo atau dibayar bertahap sesuai yang disepakati.
2.) Pinjaman Investasi
a.) Pinjaman konsumtif atau investasi.
b.) Jangka waktu s/d 36 bulan.
c.) Suku bunga sesuai yang ditetapkan.
d.) Sistem pembayaran pokok dan bunga setiap bulan.
3.) Pinjaman Fleksibel
a.) Pinjaman likuiditas.
b.) Agunan warkat dari rekanan sebagai pembayaran
supply/kontrak kerja.
4.) Pinjaman Karyawan
a.) Setting pinjaman investasi.
b.) Ada MOU antara Swamitra dengan perusahaan.
c.) Pembayaran kewajban setiap bulan dengan sistem potong
gaji.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
d.) Jaminan seluruh tabungan dan hak-hak karyawan pada
perusahaan tempat kerja.
5.) Pinjaman K3A
a.) Setting pinjaman Investasi.
b.) Pinjaman koperasi yang selanjutnya disalurkan kepada
anggotanya.
6.) Pinjaman Pedagang Pasar
a.) Pinjaman modal kerja pedagang pasar.
b.) Diperuntukan pada pedagang pasa yang telah berdagang
minimal 5 tahun di pasar yang sama.
c.) Mampu menyimpan uang setiap hari.
d.) Plafond maksimal sebesar Rp. 3.000.000.
e.) Jangka waktu s/d 3 bulan.
f.) Agunan berupa lapak dan seluruh simpanan yang
bersangkutan di Swamitra serta asset milik yang
bersangkutan.
7.) Pinjaman Back to Back
a.) Setting pinjaman Berulang.
b.) Jaiminan Simpanan atau Simpanan Berjangka yang
bersangkutan di Swamitra
c.) Suku bunga pinjaman sebesar suku bunga
Simpanan/Simpanan berjangka yang dijadikan agunan plus
Spread 3%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tabel dibawah ini merupakan tabel tingkat suku bunga pada
Swamitra KSU Bahtera Abadi:
Tabel 3.1 Tingkat Suku Bunga Flat pada Swamitra KSU Bahtera Abadi:
PLAFOND PINJAMAN BUNGA FLAT
A. 1.000.000 s/d 50.000.000 1,7%/ bulan
B. 50.000.001 s/d 75.000.000 1,7%/ bulan
C. 75.000.001 s/d 100.000.000 1,6%/ bulan
D. 100.000.001 s/d 150.000.000 1,5%/bulan
Sumber : Brosur Swamitra KSU Bahtera Abadi
Unit Simpan Pinjam Swamitra dapat melayani pinjaman yang
dibutuhkan anggota dan masyarakat antara lain berupa pinjaman uang.
Pada dasarnya permodalan koperasi Bahtera Abadi Solo terdiri dari
anggota yang terdiri atas: Simpanan Pokok, Simpanan Wajib,
Cadangan Modal dan Modal Penyertaan. Berikut adalah tabel
pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun 2009:
Tabel 3.2 Tabel Pembagian Sisa Hasil Usaha
Tahun 2009
No Keterangan Tahun 2009
1 Cadangan Modal 10%
2 Jasa Anggota Koperasi 67%
3 Dana Pendidikan dan Pelatihan 2,5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
4 Dana Pengurus dan Pengawas 10%
5 Dana Kesejahteraan Pegawai 5%
6 Dana Sosial 2,5%
7 Dana Pengembangan Koperasi 2%
8 Dana Audit 1%
Sumber : Buku Panduan Swamitra KSU Bahtera Abadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
5. Struktur Organisasi
MOU
Gambar. 3.1 Struktur Organisasi Swamitra KSU Bahtera Abadi
MOU
( MEMORY OUT STANDING )
BANK BUKOPIN
- MANAGER MIKRO
- AO SUPERVISI - POS
KOPERASI
- KETUA - SEKERTARIS - BENDAHARA
SWAMITRA
MANAGER
KO
- TELLER - OPERASION
AL - IC - CI
COLLECTION MARKETING
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
6. Deskripsi Jabatan
Berikut adalah tugas masing-masing jabatan di Swamitra
Koperasi Serba Usaha Bahtera Abadi:
a. Manager
Adapun tugas dan tanggung jawab Manager adalah sebagai
berikut:
1.) Menyiapkan rencana kerja untuk masa mendatang.
2.) Membuat dan menyiapkan perencanaan Sumber Daya
Manusia.
3.) Menjamin hubungan manajemen dan pelayanan nasabah
yang prima.
4.) Menetapkan target kinerja.
5.) Memberikan persetujuan atas transaksi keuangan.
6.) Menyusun kebijakan sesuai dengan petunjuk yang ada.
b. Kasir / Teller
Adapun tugas dan tanggung jawab Teller adalah sebagai
berikut:
1.) Melayani setoran tunai angsuran pinjaman.
2.) Melayani penarikan dan setoran tunai tabungan.
3.) Mengelola proses kas bank.
4.) Memastikan keaslian uang tunai dari nasabah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
c. IC (Internal Control)
Adapun tugas dan bertanggung jawab Internal Control
adalah sebagai berikut:
1.) Pengecekan laporan setiap hari yang meliputi daftar mutasi
kas, blue sheet, jurnal mutasi harian, dan bukti-bukti
transaksi tunai.
2.) Mengamati dan mengecek neraca.
3.) Membuat form kas pada hari jumat sore dan senin pagi.
4.) Membuat laporan evaluasi Swamitra bulanan dan
disampaikan pada Pos setiap bulan.
5.) Membuat daftar absen karyawan (monitoring absensi).
6.) Membuat laporan dropping mingguan dan bulanan
kemudian dikirim ke Pos.
7.) Mengamati laporan pendapatan angsuran dan denda.
8.) Monitoring nasabah lewat telepon.
9.) Menggatikan tugas CI/Credit Investigation pada saat
pencairan kredit (pembacaan perjanjian pinjaman) jika CI
sedang tidak ada di tempat.
10.) Melakukan pengecekan perjanjian pinjaman.
11.) Melakukan Loan Review.
12.) Merekapitulasi Zero Defect transaksi setiap bulan dan dikirim ke
Pos.
13.) Membuat memo abnormal dan pelunasan abnormal.
14.) Menyimpan file repayment schedule.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
15.) Peningkatan aktifitas kerja.
16.) Koordinasi dengan KO/Koordinator Operasional dan Manager.
17.) Monitoring dan menyusun laporan hasil Collector.
18.) Monitoring perjanjian kredit.
19.) Pembuatan surat-surat penting yaitu Surat pemberitahuan dan
tagihan, Surat pemasangan plakat, Surat penarikan jaminan,
Surat peringatan dan lain-lain.
20.) Menyimpan file-file yang meliputi urat-surat penting, Surat
tagihan, Surat permyataan nasabah, Debitur Infornation (DI),
Neraca dan lain-lain
d. Internal Control/IC bagian Loan Review
Adapun tugas dari IC bagian Loan Review adalah sebagai
berikut:
1.) Monitoring dan menyusun laporan angsuran harian.
2.) Monitoring dan menyusun laporan tunggakan tiap bulan.
3.) Monitoring dan menyusun laporan hasil Collector.
4.) Monitoring perjanjian kredit.
5.) Pembuatan surat-surat penting, meliputi :
- Surat pemberitahuan dan tagihan
- Surat pemasangan plakat
- Surat penarikan jaminan
- Surat peringatan
- Surat panggilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
6.) Menyimpan file-file yang meliputi BDR Sortir, Copy
laporan BDR, Surat - surat penting, Surat pernyatann nasabah,
Surat tagihan, Neraca, Debitur Information (DI).
e. CI/Credit Investigation
Adapun tugas-tugas Credit Investigation adalah sebagai
berikut:
1.) Melakukan survey jaminan ke lapangan.
2.) Membuat laporan atas hasil survey.
3.) Membuat aplikasi perjanjian kredit.
4.) Mengajukan order atau cek jaminan ke notaris.
5.) Memeriksa dan membuat memo dropping bahwa bisa
dilakukan pencairan dana.
f. Bagian Operasional
Adapun tugas dan tanggung jawab bagian Operasional
adalah sebagai berikut:
1.) Menerima surat pengajuan kredit beserta kelengkapannya.
2.) Menyerahkan surat pengajuan kredit ke bagian Marketing.
g. Marketing
1.) Melaksanakan tugas Marketing yaitu menawarkan produk
pinjaman maupun tabungan Swamitra.
2.) Melaksanakan tugas survey lapangan terhadap calon
peminjam/debitur.
3.) Menerima surat pengajuan kredit dari calon debitur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
4.) Menerima data calon debitur.
5.) Menyerahkan data calon debitur ke bagian Credit
Investigation untuk di survey.
6.) Melakukan tugas analisa dan mencari informasi secara
akurat yang didukung dengan bukti-bukti.
7.) Menerima kembali hasil survey yang sudah di tanda tangani
oleh Koordinator Operasional.
8.) Membuat Memo Comite Credit (MCC).
9.) Mengajukan aplikasi komite kredit ke Manager Swamitra.
10.) Mengajukan aplikasi yang sudah disetujui Manager Swamitra
ke komite kredit Bank Bukopin.
11.) Menginformasikan hasil permohonan pinjaman kepada calon
debitur.
12.) Menginformasikan, koordinasi dengan Koordinator Operasional,
dan menyerahkan hasil persetujuan aplikasi komite kredit ke
Credit Investigation.
h. Collection
1.) Adapun tugas penarikan sebanyak-banyaknya
2.) Melaksanakan tugas menarik unit yang berkasus sesuai
dengan surat kuasa penarikan.
3.) Segera memberikan laporan pada atasan bila
mengetahui/mendengar debitur yang dipindah tangankan,
atau potensi macet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
4.) Segera memberikan laporan bila mengetahui/mendengar
keberadaan unit yang berkasus.
5.) Melakukan tugas pelacakan/mencari informasi secara
akurat yang didukung dengan bukti-bukti.
6.) Melakukan tindakan yang efektif dan bijaksana saat
menangani unit yang berkasus.
7.) Segera melakukan pembinaan bila didapat/mendengar/
megetahui rencana yang tidak sesuai dengan prosedur
jaminan maupun pembayaran angsuran.
8.) Aktif melakukan pembinaan saat tugas menagih bila
didapat nasabah yang selalu menunggak pembayarannya/
tidak rutin.
9.) Memberikan tanda pembayaran sementara kepada nasabah
yang membayar ditempat saat ditagih.
10.) Mengamankan/menjaga hasil tagihan sepenuhnya, dan segera
disetorkan sesuai jumlah yang didapat.
11.) Merawat dan berlaku hati-hati atas kendaraan yang
dipergunakan menagih.
i. KO (Koordinator Operasional)
Adapun tugas dan tanggung jawab KO (Koordinator
Operasional) adalah sebagai berikut:
1.) Bertanggung jawab mengenai likuiditas Swamitra.
2.) Melakukan dropping.
3.) Mengurusi simpanan berjangka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
4.) Membuat laporan bulanan:
a.) Neraca Perbandingan
b.) Proffsheet
c.) BLR
d.) BDR
e.) Growth
5.) Melakukan pendebetan angsuran.
6.) Melakukan penggajian karyawan, membuat dan input
laporan bonus karyawan.
7.) Mengurusi asuransi jaminan.
8.) Mengurusi SDM Swamitra (Askes, Jamsoostek).
B. PEMBAHASAN MASALAH
1. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Pinjaman di Swamitra KSU
Bahtera Abadi adalah sebagai berikut:
a. Debitur datang mengajukan permohonan pinjaman ke Bagian
Operasional dengan mengisi form pengajuan kredit beserta
kelengkapannya. Data-data yang diperlukan untuk melengkapi
persyaratan yaitu:
· Fotocopy KTP Suami Istri
· Foto copy Kartu Keluarga
· Foto copy surat nikah
· Foto copy jaminan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
· Foto copy legalitas usaha
· Foto copy rekening bank tiga bulan terakhir
· Foto copy rekening listrik
b. Surat pengajuan kredit diberikan kepada Marketing/AO untuk
diperiksa dan ditindaklanjuti untuk survey lapangan. Marketing
mengajukan dan menyerahkan surat pengajuan kredit beserta
data calon debitur dan copy jaminan kepada Credit
Investigation/CI untuk di survey jaminan dan kelengkapannya.
c. Credit Investigation/CI menerima surat pengajuan kredit dan
mengarsip kemudian melakukan survey jaminan berikut
kelengkapan data di lapangan serta pengukuran dan
pengambilan gambar jaminan dan usaha/tempat tinggal. Selain
itu Credit Investigation/CI membuat laporan hasil
survey/memo dan diajukan ke Koordinator Operasional untuk
di cek dan ditandatangani.
d. Credit Investigation/CI membuat laporan hasil survey/memo
hasil survey kepada Marketing untuk diarsip.
e. Marketing/AO membuat memo komite kredit dari hasil survey
lapangan dan hasil survey jaminan oleh CI.
f. Marketing mengajukan aplikasi komite kredit (data debitur,
memo komite kredit dan memo hasil survey) ke Manager
Swamitra. Manager Swamitra memeriksa, melakukan cek
lapangan. Apabila tidak disetujui maka tidak ditindaklanjuti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
tetapi jika di setujui maka Manager menandatangani memo
komite kredit. Setelah itu menginformasikan kepada ketua
koperasi.
g. Marketing mengajukan aplikasi yang sudah disetujui Manager
Swamitra untuk diajukan ke komite kredit Bank Bukopin,
kemudian menginformasikan pada calon debitur menganai
hasil pinjamannya. Marketing juga berkoordinasi dengan
Koordinator Operasional dan menyerahkan hasil persetujuan
aplikasi komite kredit ke CI.
h. Credit Investigation membuat aplikasi perjanjian kredit untuk
kemudian diarsip dan menerangkan kesepakatan perjanjian
kredit pada debitur atau ikut mendampingi pada saat notaris
membacakan perjanjiannya. Credit Investigation/CI
mengajukan order atau cek jaminan ke notaris. Credit
Investigation/CI memeriksa dan membuat memo dropping
bahwa bisa dilakukan pencairan dana. Credit Investigation/CI
mengantar calon debitur ke KO serta menyerahkan memo
komite kredit.
i. Koordinator Operasional kemudian menyerahkan dan
melaporkan ke sistem Bukopin/Swamitra dan memerintahkan
kasir untuk pencairan dana. Kasir kemudian meminta bukti
tanda tangan debitur dan menyerahkan uang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
j. Internal Control/IC melakukan pemeriksaan aplikasi dropping
dan membukukan sebagai administrasi kredit/loan review.
Internal Control/IC menyerahkan jaminan kredit ke Credit
Investigation untuk diserahkan ke Pos Bukopin untuk disimpan
di Bank Bukopin. Kemudian IC/CI/KO menandatangankan
memo dropping dan penerimaan jaminan ke Manager
Swamitra.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Gambar 3.2 Alur Proses Pemberian Kredit
Sumber: Buku Panduan Swamitra KSU Bahtera Abadi
Bag. Operasional Marketing
Mulai
Surat pengajuan kredit
1
1
Surat pengajuan kredit
Diperiksa dan ditindak lanjuti
Surat pengajuan kredit
2
5
Laporan hasil survey
Membuat memo komite kredit
Memo Komite kredit
6
7
Memo Komite kredit
Menginfo rmasikan hasil pinjaman ke debitur
Koordinasi dengan koordinator operasional dan menyerahkan memo kredit ke credit investigation
Memo Komite kredit
7
Menerima surat pengajuan permohonan kredit beserta kelengkapan nya
T
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Gambar 3.3. Bagan Proses Pemberian Kredit
Credit Investigasi
2
Surat pengajuan kredit
Mencurvey jaminan+kelengkapan data di lapangan
Membuat laporan hasil survey
Laporan hasil survey
3
4
Laporan hasil survey
Meyerahkan ke bagian marketing untuk di arsip
Laporan hasil survey
5
8
Memo komite kredit
Membuat aplikasi perjanjian kredit dan menerangkan kesepakatan perjanjian
Surat perjanjian kredit
Mengajukan order / cek jaminan ke notaris
Memeriksa dan membuat memo dropping
Memo dorpping
Mengantar calon debitur ke KO dan menyerahkan memo komite kredit
Memo komite kredit
3
T
T
T
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Gambar 3.4 Bagan Proses Pemberian Kredit
Koordinator Operasional Manager
3
Laporan hasil survey
Mengecek dan menandatanga ni
4
Laporan hasil survey
9
Memo komite kredit
Menyerahkan dan melaporkan ke sistem Bukopin/Swamitra dan memerintahkan kasir untuk pencairan
6
T
Memo komite kredit
Memeriksa dan melakukan cek lapangan
acc selesai
Menginformasikan pada ketua koperasi
Memo komite kredit
7
Tidak
Ya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Gambar 3.5 Bagan Proses Pemberian Kredit
Kasir Internal Control
Meminta bukti pencairan dana/tanda tangan debitur dan menyerahkan uang
Melakuka pemeriksaan dropping
selesai
Uang
Membukukan ke administrasi kredit
Menyerahkan jaminan ke Credit Investigation untuk diserahkan ke Pos Bukopin
Menandatangani memo dropping dan penerimaan jaminan ke manager Swamitra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 64
2. Penyebab terjadinya Pinjaman Bermasalah di Swamitra KSU Bahtera
Abadi
Setiap kegiatan usaha pasti memiliki resiko yang mungkin
terjadi. Berikut ini adalah penyebab utama terjadinya pinjaman
bermasalah pada Swamitra KSU Bahtera Abadi
Faktor eksternal:
a. Debitur memiliki kemauan dan kemampuan bayar yang rendah.
Kemauan debitur berhubungan dengan karakter yang dimiliki oleh
debitur. Karakter debitur yang kurang baik akan mempengaruhi
kewajiban membayar pinjaman. Kemudian kurangnya kemampuan
debitur untuk memenuhi kewajibannya terhadap koperasi seperti
pembayaran bunga pinjaman, kelancaran membayar cicilan dan
lain-lain.
b. Usaha debitur mengalami kegagalan. Ini menyebabkan
menurunnya jumlah penjualan usaha dari debitur, sehingga laba
yang diperoleh debitur mengalami penurunan. Hal tersebut
mengakibatkan debitur tidak memiliki dana untuk memenuhi
kewajibannya
c. Debitur melakukan pemalsuan identitas. Agar permohonan kredit
diterima, debitur memalsukan identitas untuk meyakinkan pihak
koperasi sehingga permintaan pinjamannya dapat dicairkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 65
Debitur juga melakukan pemalsuan jaminan. Jaminan yang
diberikan pada koperasi tenyata bukan hak atas nama debitur
melainkan atas nama orang lain.
d. Debitur memiliki banyak hutang. Kebutuhan kredit berkembang
seiring dengan peningkatan usaha. Apabila perputaran usaha tetap
(tidak berubah) dan debitur terus menerus meminta kredit baru
pada lembaga keuangan lain maka debitur akan semakin banyak
hutang dan mengakibatkan kewajiban membayar pada koperasi
terabaikan.
Faktor internal:
a. Sumber Daya Manusia yang kurang professional. SDM pada
koperasi sangat penting untuk perkembangan dan kemajuan
koperasi. Terbukti dengan adanya angsuran kredit yang tidak
disetor oleh pegawai koperasi. Kurang profesionalnya karyawan
inilah yang menghambat jalannya tugas-tugas dan proses kinerja
koperasi
b. Human Eror yang menyebabkan terjadinya kesalahan pada proses
analisis kredit. Pegawai kurang cermat dan teliti dalam
menganalisa kredit meliputi segi karakter debitur, kemamuan
bayar, kondisi jaminan serta prospek usaha yang dijalankan
debitur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 66
3. Penanganan Pinjaman Bermasalah di Swamitra KSU Bahtera Abadi
Berdasarkan hasil analisis yang didasarkan pada hasil
pengamatan dan wawancara langsung dengan Marketing Swamitra
KSU Bahtera Abadi apabila telah tejadi pinjaman bermasalah, berikut
adalah langkah-langkah yang dilakukan:
a. Penagihan melalui telepon oleh pihak operasional koperasi. Ini
adalah cara pertama yang dilakukan. Tujuan dari penagihan ini
adalah agar debitur mengerti keterlambatan pokok ngsuran dan
pokok bunga yang harus dibayar. Jika sudah 2 bulan keatas debitur
belum membayar maka kolekor mendatangi rumah debitur dengan
dengan membawa surat tagih.
b. Melakukan pendekatan personal dan pembinaan. Pendekatan yang
dilakukan oleh para pihak koperasi sangat penting untuk mencari
penyebab terjadinya pinjaman bermasalah. Pihak koperasi juga
melakukan pembinaan untuk membantu debitur agar kedepannya
usaha dapat berkembang.
c. Penjadwalan kembali (rescheduling). Penjadwalan kembali yaitu
perubahan pada proses angsuran terutama yang menyangkut
jadwal pembayaran kewajiban debitur atau jangka waktu. Koperasi
memberikan kelonggaran debitur untuk membayar hutangnya yang
telah jatuh tempo dengan cara menunda tanggal jatuh tempo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 67
Koperasi menyusun jadwal baru angsuran dan sisa angsuran yang
belum dibayar. Upaya penyelematan dengan cara ini dilakukan
bila pihak koperasi mengetahui bahwa prospek kondisi keuangan
debitur dimasa depan tidak mengkhawatirkan.
d. Persyaratan kembali (reconditioning) dan penataan kembali
(restructuring).
Persyaratan kembali yaitu perubahan sebagian atau keseluruhan
persyaratan pinjaman yang tidak terbatas pada perubahan jadwal
pembayaran, jangka waktu, dan persyaratan lainnya sepanjang
tidak menyangkut perubahan maksimum saldo pinjaman dan
konversi seluruh atau sebagian tunggakan angsuran bunga menjadi
pokok pinjaman baru. Contohnya angsuran pokok tetap tetapi
pihak koperasi menurunkan denda pinjaman.
e. Take over. Ini adalah cara selanjutnya bila debitur belum bisa
membayar kewajiban membayarnya. Debitur melakukan
permohonan pinjaman dana dari lembaga keuangan lain, kemudian
dana tersebut digunakan untuk membayar angsuran kepada
koperasi. Jika debitur bisa melunasi hutangnya maka proses
kinerja koperasi dapat berjalan kembali dan dana itu bisa
digunakan untuk pinjaman lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 68
f. Penarikan/sita jaminan pinjaman. Proses ini dilakukan bila tidak
ada titik temu antara debitur dan koperasi. Koperasi menarik
jaminan yang diberikan debitur. Apabila jaminan berupa benda
bergerak dan debitur tidak datang langsung memberikan jaminan
tersebut maka pihak koperasi yang akan melakukan penarikan
jaminan. Bila jaminan berupa rumah maka tindak selanjutnya
adalah memberikan surat peringatan untuk penyegelan.
g. Peringatan penyegelan. Bila jaminan berupa SHM atau berbentuk
rumah maka langkah selanjutnya adalah pemasangan plakat.
Langkah ini diambil jika debitur sudah benar-benar tidak bisa
melunasi hutangnya sesuai dengan jangka waktu yang telah
disepakati bersama. Disini diperlukan kerjasama dengan perangkat
desa seperti RT, RW, dan lainnya.
h. Lelang Jaminan. Ketika penyegelan dan SP 3 sampai dengan jatuh
tempo tanggal debitur tidak ada realisasi, maka jalan berikutnya
adalah melalui lelang jaminan. Koperasi memberikan berkas-
berkas sita jaminan ke Pengadilan Negeri yang ditunjuk dan
melaporkan ke balai lelang yang ditunjuk.
i. Proses penghapusbukuan/write off. Jalan terakhir yang ditempuh
dari beberapa rangkaian penanganan pinjaman bermasalah yaitu
penghapusbukuan. Sumber utama dana penghapusbukuan yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 69
dari penyisihan SHU atau disebut cadangan piutang. Jalan ini
merupakan jalan terakhir dan diusahakan untuk dihindari karena
membutuhkan syarat yang sulit dan waktu yang lama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 70
BAB IV
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Prosedur pelaksanaan pemberian pinjaman yang dilakukan oleh Swamitra
KSU Bahtera Abadi sudah berjalan dengan baik dan efektif. Mulai dari
permohonan kredit dari debitur, menganalisa pinjaman, pengecekan
jaminan, survey lapangan sampai proses pencairan dana sudah sesuai
dengan standar prosedur yang telah ditetapkan.
2. Penyebab utama terjadinya pinjaman bermasalah pada Swamitra KSU
Bahtera Abadi ada 2 faktor, faktor eksternal yaitu adalah kurangnya
kemauan dan kemampuan debitur, usaha debitur mengalami kegagalan,
pemalsuan yang dilakukan debitur dan debitur yang memiliki banyak
hutang. Faktor internal yaitu SDM yang kurang professional dan human
eror yang menyebabkan salah analisa.
3. Swamitra KSU Bahtera Abadi telah melakukan langkah-langkah tepat
yang harus dilakukan dalam menangani pinjaman bermasalah sesuai
dengan standar penanganan pinjaman berasalah. Mulai dari penagihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 71
lewat telepon, pendekatan dan pembinaan dengan nasabah, melakukan
prinsip 3R, penyitaan jaminan, lelang jaminan sampai
penghapusbukuan/write off.
B. SARAN
1. Swamitra KSU Bahtera Abadi sebaiknya merekrut SDM yang lebih
berkualitas, teliti dan paham mengenai analisa pinjaman dengan melihat
dari segala aspek terutama bagaimana karakter debitur dan prospek usaha
debitur kedepannya.
2. Para analis pinjaman harus lebih mengenal nasabah melalui pendekatan-
pendekatan personal kepada calon debitur untuk mengetahui faktor
eksternal yang menjadi penyebab terjadinya pinjaman bermasalah,
sehingga dapat mengurangi resiko gagal bayar.
3. Karyawan harus bersikap professional dan objektif dalam penilaian
agunan kredit yang diberikan nasabah.