prosedur pengajuan kredit pada pd. bpr bkk …/prosedur... · kartu pinjaman 11. ... risiko yang...
TRANSCRIPT
1
PROSEDUR PENGAJUAN KREDIT
PADA PD. BPR BKK TASIKMADU CABANG COLOMADU
KABUPATEN KARANGANYAR
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Ahli Madya
Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan
Disusun Oleh :
BAHTIYAR ADI CAHYONO
F3607030
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
2
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Barang siapa yang berjalan untuk menuntut ilmu, maka Alloh akan memudahkan
baginya jalan menuju surga...
(HR. Bukhari-Muslim)
Kegagalan yang membuat tersipu lebih mulia daripada keberhasilan yang
membuat sombong.
(Kahlil Gibran)
Karya ini kupersembahkan kepada :
Bapak dan Ibuku tercinta
Kakak-kakakku tersayang
Dia yang tersayang
Teman-teman seperjuangan
Almamaterku
3
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “PROSEDUR PENGAJUAN KREDIT
PADA PD. BPR BKK TASIKMADU CABANG COLOMADU” dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak
lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah menunjukan jalan yang terang kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program D3 Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.
4. Bapak Drs. Hari Murti, MEP selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan dengan baik sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
5. Bapak Maryono, SE. MM. selaku Pimpinan Cabang PD. BPR BKK
TASIKMADU CABANG COLOMADU.
6. Bapak-bapak dan Ibu-ibu pegawai PD. BPR BKK TASIKMADU CABANG
COLOMADU.
4
7. Bapak Dremiyanto dan Ibu Partini (orang tua penulis) tercinta, yang dengan
penuh kesabaran mengarahkanku dan selalu menyayangi, membimbing dan
mendoakanku. Nasehat dan petuah beliau menjadi pedoman dalam hidupku.
8. Novia Ayu Diana yang dengan sabar, setia dan tulus menemani dan
menyayangiku. Terima kasih untuk semangat dan motivasi yang kau berikan.
9. Rekan-rekan mahasiswa terutama Prodi Keuangan dan Perbankan yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini dan terkhusus Ayu
Kristina (teman magangku) yang selalu memberikanku solusi.
10. Teman-teman Kost Budi Luhur (Danang, Kemplenx, Budi Anduk, Sukro,
Thole, Bobby, Khrisa, Eko, Erwin) yang selalu membantuku dalam segala
hal.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih kurang
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
nantikan. Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman program D3 Keuangan dan Perbankan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret dan semua pihak yang membutuhkan.
Surakarta, Juni 2010
Penulis
5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
ABSTRAK ........................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitan .................................................................................. 4
E. Metode Penelitian .................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 7
B. BPR ....................................................................................................... 8
C. Pengertian Prosedur ................................................................................ 10
D. Pengertian Kredit ................................................................................... 10
6
E. Unsur-unsur Kredit ................................................................................ 12
F. Tujuan dan Fungsi Kredit ....................................................................... 13
G. Jenis-jenis Kredit ................................................................................... 14
H. Prinsip-prinsip Kredit ............................................................................. 18
I. Manfaat Perkreditan ............................................................................... 20
BAB III PEMBAHASAN
A. Diskripsi Data ....................................................................................... 24
1. Gambaran Umum Perusahaan............................................................ 24
2. Dasar Hukum .................................................................................... 25
B. Struktur Organisasi ................................................................................ 27
C. Aktivitas Magang Mahasiswa ................................................................ 39
D. Pembahasan ........................................................................................... 40
E. Permasalahan ......................................................................................... 52
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 55
B. Saran...................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Suku Bunga............................................................................ 49
8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi ............................................................. 27
Gambar 3.2 Prosedur Pengajuan Kredit ................................................. 41
9
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan Tugas Akhir
2. Nilai Magang Kerja
3. Permohonan Kredit
4. Pembahasan Kredit
5. Perjanjian Kredit
6. Surat Kuasa
7. Surat Tanda Terima
8. Slip Setoran Pinjaman
9. Kartu Angsuran Pinjaman/Kitir Pinjaman
10. Kartu Pinjaman
11. Jurnal Kegiatan Magang
10
ABSTRAK
Prosedur Pengajuan Kredit
Bahtiyar Adi Cahyono F3607030
Lembaga perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang mempunyai nilai strategis dalam perekonomian suatu negara. Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, perusahaan akan menggunakan prosedur yang paling sesuai dengan aktivitas yang dilakukan perusahaan tersebut terutama dalam memberikan kredit kepada nasabahnya. Bank harus berhati-hati kepada calon nasabah dalam mengajukan pinjaman kepada bank. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimana prosedur pengajuan kredit di PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang Colomadu dan untuk mengetahui bagaimana cara PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang Colomadu menghadapi permasalahan dalam prosedur pengajuan kredit.
Tempat pelaksanaan penelitian berada di PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang Colomadu yang beralamat di Jln. LU. Adi Sumarmo no. 180 Colomadu Karanganyar. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini digunakan beberapa metode pengumpulan data antara lain : metode wawancara, metode observasi, metode dokumentasi.
Dalam praktek perbankan kita akan mengetahui adanya urutan-urutan kegiatan atau proses yang terjadi mulai dari peminat kredit mencari informasi pada bank sampai dengan pinjaman itu dapat direalisasi penarikannya. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, maka kegiatan-kegiatan itu dapat digolongkan dalam tiga tahap, yaitu : peminat kredit mencari informasi, memperoleh informasi, dan menerima isian formulir (formulir untuk mengajukan permohanan kredit) dari bank, peminat kredit mengisi dan mengajukan formulir isian kepada bank sampai dengan permohonan kredit itu disetujui oleh bank, peminat kredit mengajukan realisasi penarikan kredit dan bank pemberi kredit akan merealisasinya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Prosedur Pengajuan Kredit pada PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang Colomadu sudah cukup bagus karena telah menggunakan proses yang tergolong aman dan mudah, namun penulis memberikan alternatif yaitu dengan memberikan penyuluhan dan pengarahan tentang mekanisme pengajuan kredit agar masyarakat bisa mengetahui cara mengajukan kredit tahap demi tahap dan dapat mengatasi permasalahan yang ada dalam prosedur pengajuan kredit.
Kata kunci : Pengajuan Kredit
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perekonomian di Indonesia sekarang ini belum sepenuhnya stabil.
Maka dari itu pemerintah berusaha untuk meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakatnya agar perekonomian di Indonesia lebih kuat dan
stabil. Melihat situasi seperti itu maka kita harus mengahadapinya dengan
jiwa dan mentalitas yang tangguh, agar bisa tercapai perekonomian yang kuat
dan stabil.
Peranan perbankan pada masa sekarang ini menjadi semakin penting,
terutama dalam menunjang kelancaran roda perekonomian Indonesia. Oleh
karena itu pemerintah menganjurkan kepada masyarakat temasuk
pengusaha/pedagang kecil untuk mencari modal yang digunakan untuk dalam
menjalankan kegiatan usahanya. Untuk itu pemerintah melakukan upaya atau
kebijakan dengan cara mendirikan Badan Perkreditan Rakyat (BPR) hampir
di seluruh Indonesia.
Salah satu tujuan didirikannya BPR adalah untuk membantu
masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah dalam
memperoleh kredit atau pinjaman guna menjalankan kegiatan usahanya.
Dengan adanya BPR diharapkan dapat berperan untuk membantu mengatasi
masalah-masalah ekonomi yang ada, terutama masalah keterbatasan modal
pada pengusaha-pengusaha kecil dan menengah.
12
Dalam hal perkreditan, BPR tidak terlepas dari risiko kemacetan atau
kegagalan kredit. Kegagalan tersebut dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu
faktor ekstern dan faktor intern. Kegagalan kredit yang disebabkan oleh
faktor ekstern yaitu sebagai berikut :
1. Kegiatan perekonomian makro/kegiatan politik/kebijaksanaan pemerintah
yang diluar jangkauan bank umum untuk diperkirakan.
2. Adanya bencana alam dan kejadian-kejadian lain yang di luar dugaan.
3. Adanya itikad baik dari nasabah debitur yang diragukan.
4. Adanya persaingan yang cukup tajam diantara perbankan itu sendiri,
sehingga bank yang bersangkutan tidak mampu untuk melakukan seleksi
risiko usahanya di bidang perkreditan.
5. Adanya tekanan-tekanan dari dari berbagai kekuatan politis di luar bank
sehingga menimbulkan kompromi terhadap prinsip-prinsip yang sehat.
6. Adanya kesulitan/kegagalan dalam proses likuidasi dari perjanjian kredit
yang telah disepakati antara nasabah dengan bank.
Sedangkan kegagalan kredit yang disebabkan oleh faktor intern adalah
sebagai berikut:
1. Adanya tindak kecurangan dari aparat pengelola kredit.
2. Kurangnya pengetahuan/keterampilan para pengelola kredit.
3. Kurang baiknya management information system yang dibangun pada
bank yang bersangkutan.
4. Lemahnya organisasi dan manajemen dari bank yang bersangkutan.
13
5. Tidak adanya kebijakan perkreditan yang baik pada bank yang
bersngkutan.
6. Kurangnya pengawasan kredit yang dilakukan oleh bank yang
bersangkutan kepada para nasabah debiturnya.
7. Adanya sikap yang ceroboh, lalai dan menggampangkan dari pengelolaan
kredit.
Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti di atas dalam
pelaksanaan pengajuan kredit, maka PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang
Colomadu sebagai kreditur harus benar-benar cermat dan teliti dalam
memberikan kredit kepada calon nasabahnya dalam mengajukan kredit.
Untuk itu diperlukan adanya prosedur pengajuan kredit yang memadai agar
dapat menenkan angka kegagalan dari risiko yang ditimbulkan. Pada
pelaksanaannya PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang Colomadu sudah
mempunyai prosedur yang akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan
transaksi kredit.
Kegiatan utama dari PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang Colomadu
adalah dalam bidang perkreditan. Kredit merupakan sektor yang memiliki
risiko yang sangat besar, yaitu kredit bermasalah/macet, sehingga diperlukan
suatu prosedur yang memadai untuk mengelola kredit yang akan diberikan
oleh nasabah yang mengajukan pinjaman. Oleh karena itu, penulis tetarik
untuk mengambil judul “PROSEDUR PENGAJUAN KREDIT PADA PD.
BPR BKK TASIKMADU CABANG COLOMADU”.
14
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan penelitian
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana prosedur pengajuan kredit di PD. BPR BKK Tasikmadu
Cabang Colomadu?
2. Bagaimana cara PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang Colomadu
menghadapi permasalahan dalam prosedur pengajuan kredit?
C. Tujuan
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pengajuan kredit di PD. BPR BKK
Tasikmadu Cabang Colomadu.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang
Colomadu menghadapi permasalahan dalam prosedur pengajuan kredit.
D. Manfaat
1. Bagi Pemerintah
Secara praktis dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan kebijakan-kebijakan yang dilakukan khususnya dalam
masalah pemberian kredit kepada nasabah.
15
2. Bagi PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang Colomadu
Dapat memberikan masukan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
pengajuan kredit yang dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam
mengambil langkah yang tepat guna meningkatkan kebijaksanaan dalam
prosedur pengajuan kredit.
3. Bagi Mahasiswa
Dapat digunakan oleh pembaca sebagai sumber informasi tentang prosedur
pengajuan kredit, serta referensi bagi penelitian selanjutnya.
E. Metode
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan Tugas
Akhir ini digunakan beberapa metode pengumpulan data antara lain :
1. Metode Wawancara
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan dapat dipertanggung
jawabkan, maka penulis mengadakan wawancara secara langsung kepada
nara sumber.
Contoh : Data tentang prosedur pengajuan kredit.
2. Metode Observasi
Untuk mendapatkan data secara langsung ke subjek penelitian dengan
mengadakan pengamatan dan menganalisa peristiwa yang terjadi di
lapangan.
Contoh : Melakukan magang kerja dan ikut membantu dalam
mempersiapkan tentang prosedur pengajuan kredit.
16
3. Metode Dokumentasi
Untuk mendapatkan data yang berupa analisis secara komperhensif
terhadap data-data yang berasal dari arsip-arsip dan buku-buku yang
berhubungan dengan judul.
Contoh : Surat permohonan kredit, surat kuasa, surat pernyataan dan lain-
lain.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Lembaga Keuangan
Dalam dunia perbankan telah ditetapkan kebijaksanaan pemberian
kredit yang khusus diberikan kepada pengusaha kecil. Pemerintah melalui
perbankan telah menetapkan pedoman cara-cara membantu kebutuhan
permodalan bagi pengusaha golongan ekonomi lemah. Kebijaksanaan
perkreditan mempunyai tujuan untuk memperingan syarat-syarat perkreditan
khusus bagi pengusaha golongan ekonomi lemah. Sasaran kebijaksanaan
perkreditan ini antara lain juga untuk meratakan hasil pembangunan, dimana
mencakup pula program memberi kesempatan yang lebih banyak kepada
pengusaha kecil dan menengah, guna memperluas dan meningkatkan
usahanya. Kesempatan ini juga mencakup bagian permodalan, meningkatkan
keahlian dan kesempatan untuk memasarkan hasil produksinya.
Kebijaksanaan tersebut dilaksanakan melalui lembaga-lembaga keuangan
yang terorganisir baik itu bank central maupun lembaga keuangan bukan
bank. Lembaga-lembaga tersebut diharapkan dapat membantu pembiayaan
kegiatan ekonomi yang sesuai dengan prioritas pembangunan yang diarahkan
dalam pembentukan dana masyarakat yang nantinya akan disalurkan kembali
kepada masyarakat dalam bentuk penyediaan dan kredit. Sejak tahun
1970/1971 pemerintah daerah tingkat I Jawa Tengah berusaha untuk
meningkatkan perkembangan pengusaha yang mengalami keterbatasan
18
modal. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya lembaga perkreditan rakyat di
setiap kecamatan. Dengan adanya lembaga perkreditan tersebut diharapkan
masyarakat dapat memanfaatkan keberadaannya sebagai salah satu lembaga
intermediasi di bidang keuangan dengan tugas menjalankan usaha sebagai
Bank Perkreditan Rakyat yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk tabungan maupun deposito serta menyalurkan kembali kepada
masyarakat dalam bentuk kredit sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
B. Bank Perkreditan Rakyat
1. Pengertian Badan Perkreditan Rakyat (BPR)
a. BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya
dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha
BPR. (Subagyo, dkk: 1997: 68).
b. Status BPR diberikan kepada Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar,
Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan
Desa (LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan
(BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan
Keccamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD), dan /atau
lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dengan memenuhi persyaratan
tatacara yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
19
c. Ketentuan tersebut diberlakukan karena mengingat bahwa lembaga-
lembaga tersebut telah berkembang dari lingkungan masyarakat
Indonesia, serta masih diperlukan oleh masyarakat, maka keberadaan
lembaga dimaksud diakui. Oleh karena itu, UU Perbankan Nomor 7
Tahun 1992 memberikan kejelasan status lembaga-lembaga dimaksud.
Untuk menjamin kesatuan dan keseragaman dalam pembinaan dan
pengawasan, maka persyaratan dan tatcara pemberian status lembaga-
lembaga dimaksud ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
2. Fungsi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Penghimpun dan penyalur dana masyarakat.
3. Tujuan BPR
Menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional
ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
4. Sasaran BPR
Melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang, pengusaha
kecil, pegawai, dan pensiuna karena sasaran ini belum dapat terjangkau
oleh bank umum dan atau lebih mewujudkan pemerataan layanan
perbankan, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan berusaha,
pemerataan pendapatan, dan agar mereka tidak jatuh ke tangan para
pelepas uang (rentenir dan pengijon).
20
C. Pengertian Prosedur
Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan
beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk
menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi
berulang-ulang. (Mulyadi: 2001: 5).
Suatu Prosedur adalah suatu urut-urutan operasi klerikal (tulis-menulis),
biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih dapartemen,
yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-
transaksi bisnis yang terjadi. (Gillespie dalam buku H.M Jogiyanto: 1988: 4).
Prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan kerani, biasanya
melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun menjamin
adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang
sering terjadi. (F. Stettler dalam buku Baridwan : 1981: 1).
D. Pengertian Kredit
Pengertian kredit itu sendiri mempunyai dimensi yang beraneka ragam,
dimulai dari arti kata “Kredit” yang berasal dari bahasa Yunani “Credere”
yang berarti “Kepercayaan” atau dalam bahasa latin “Creditum” yang berarti
kepercayaan akan kebenaran”. Dalam praktek sehari-hari pengertian ini
selanjutnya berkembang lebih luas lagi antara lain:
1. Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau
mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan
21
dilakukan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati.
(Muljono: 1993: 10).
2. Sedangkan pengertian yang lebih mapan untuk kegiatan perbankan di
Indonesia, pengertian kredit ini telah dirumuskan dalam Bab I pasal 1, 2
Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 7 tahun 1992 yang merumuskan
: “ Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam
untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah
bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungannya.
Dari perumusan diatas ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik yaitu :
1. Adanya suatu penyerahan uang/tagihan atau dapat juga barang yang
menimbulkan tagihan tersebut kepada pihak lain, dengan harapan
memberi pinjaman ini bank akan memperoleh suatu tambahan nilai
dari pokok pinjaman tersebut yang berupa bunga sebagai pendapatan
bagi bank yang bersangkutan.
2. Dari proses kredit itu telah didasarkan pada suatu perjanjian yang
saling mempercayai kedua belah pihak akan mematuhi kewajibannya
masing-masing.
3. Dalam pemberian kredit ini terkandung kesepakatan pelunasan utang
dan bunga akan diselesaikan dalam jangka waktu tertentu yang telah
disepakati bersama.
22
E. Unsur-Unsur Kredit
Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas
kepercayaan, sehingga dengan demikian pemberian kredit merupakan
pemberian kepercayaan. Ini berarti bahwa suatu lembaga kredit baru akan
memberikan kredit kalau ia betul-betul yakin bahwa si penerima kredit akan
mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan
syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua pihak. Tanpa keyakinan tersebut,
suatu lembaga kredit tidak akan meneruskan simpanan masyarakat yang
diterimanya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa unsur yang terdapat
dalam kredit menurut Suyatno, dkk (1995: 14) :
a. Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya
baik dalam bentuk uang, barang atau jasa akan benar-benar diterimanya
kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.
b. Waktu
Yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan
kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. Dalam
unsur waktu ini, terkandung pengertian nilai agio dari uang yaitu uang
yang ada sekarang lebih tunggi nilainya dari uang yang akan diterima pada
masa yang akan datang.
23
c. Degree Of Risk
Suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka
waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi
yang akan diterima kemudian hari. Semakin lama kredit diberikan semakin
tinggi pula tingkat risikonya, karena sejauh kemampuan manusia untuk
menerobos hari depan itu, maka masih selalu terdapat unsur ketidaktentuan
yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah yang menimbulkan unsur risiko.
Dengan adanya unsur risiko inilah maka timbulah jaminan dalam
pemberian kredit.
d. Prestasi
Objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat
bentuk barang atau jasa. Namun karena kehidupan modern sekarang ini
didasarkan kepada uang, maka transaksi-transaksi kredit yang menyangkut
uanglah yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan.
F. Tujuan dan Fungsi Kredit
Bank sebagai suatu lembaga khusus yang menyediakan layanan
financial dengan tugas menjalankan usaha sebagai Bank Perkreditan Rakyat.
Dalam rangka mencapai tujuan itulah bank menjamin rentabilitas dan
menjaga posisi likuiditas secara seksama serta mencapai keuntungan dengan
aman adalah tujuan dari setiap usaha.
1. Tujuan Kredit
Adapun tujuan kredit menurut Suyatno, dkk (1995: 15) adalah :
24
a. Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan.
b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya
guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan
dapat memperluas usahanya.
2. Fungsi Kredit
Adapun fungsi kredit menurut Suyatno, dkk (1995: 16) adalah :
a. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang.
b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
c. Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran uang.
d. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.
e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha.
f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan.
g. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan Internasional.
G. Jenis-jenis Kredit Perbankan Untuk Masyarakat
Jenis-jenis kredit perbankan yang diberikan oleh perbankan kepada
masyarakat menurut Nugroho Saputro (2009 : 35) dapat dilihat dari berbagai
sudut, yaitu sebagai berikut :
25
1. Kredit Dilihat dari Sudut Tujuannya, antara lain :
a. Kredit Konsumtif
Yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar
jalannya proses konsumtif.
b. Kredit Produktif
Yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar
jalannya proses produksi.
c. Kredit Perdagangan
Yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membeli barang-
barang untuk dijual lagi.
Kredit perdagangan tersebut dapat terdiri atas :
1) Kredit Perdagangan Dalam Negeri
2) Kredit Perdaganagn Luar Negeri
2. Kredit Dilihat dari Sudut Jangka Waktunya, antara lain :
a. Kredit Jangka Pendek (Short Term Loan)
Yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun.
Dilihat dari segi perusahaan kredit jangka pendek tersebut dapat
berbentuk :
1) Kredit Rekening Koran
2) Kredit Penjualan
3) Kredit Pembelian
4) Kredit Wesel
5) Kredit Eksploitasi
26
b. Kredit Jangka Menengah (Medium Term Loan)
Yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai 3 tahun, kecuali
kredit untuk tanaman musiman. Misalnya: untuk membeli bahan baku,
upah buruh dan suku cadang.
c. Kredit Jangka Panjang (Long Term Loan)
Yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun. Kredit jangka
panjang ini pada umunya adalah kredit investasi yang bertujuan
menambah modal perusahaan dalam rangka untuk melakukan
rehabilitasi, ekspansi (perluasan) dan pendirian proyek baru.
3. Kredit Dilihat dari Sudut Jaminannya, antara lain :
a. Kredit Tanpa Jaminan (Unserence Loan)
Dalam SK Direksi BI No. 23/69/KEP/DIR bertanggal 28 Februari
1991 tentang Jaminan Pemberian Kredit, Pasal 2, telah diatur
ketentuan bahwa bank tidak diperkenankan memberikan kredit kepada
siapapun tanpa jaminan pemberian kredit sebagaimana dimaksud pada
Pasal 1b.
Adapun yang dimaksud dengan jaminan pemberian kredit pada pasal
1b, adalah keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi
kredit sesuai dengan yang diperjanjikan.
b. Kredit dengan Agunan (Secured Loan)
Agunan yang diberikan untuk suatu kredit adalah sebagaimana diatur
dalam Pasal 1c dan Pasal 3K diatas, secara rinci antara lain adalh
sebagai berikut :
27
1) Agunan barang, baik barang tetap maupun barang tidak tetap
(bergerak).
2) Agunan barang pribadi (borgtocht) yaitu suatu perjanjian dimana
satu pihak (borg) menyanggupi pihak lainnya (kreditur) bahwa ia
menjamin pembayarannya suatu utang apabila si terutang
(kreditur) tidak menepati kewajibanya.
3) Agunan efek-efek saham, obligasi dan sertifikat yang didaftar
(listed) di bursa efek.
4. Kredit Dilihat dari Sudut Penggunaannya
Penggolongan kredit menurut penggunaannnya dapat dibagi sebagai
berikut :
a. Kredit Eksploitasi
Pengertian kredit eksploitasi adalah kredit berjangka waktu pendek
yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk membiayai
kebutuhan modal kerja perusahaan sehingga dapat berjalan dengan
lancar.
b. Penggolongan kredit jangka pendek untuk modal kerja dibagi dalam 6
golongan, yaitu :
1) Golongan I dengan suku bunga 9% setahun adalah kredit modal
kerja untuk pengadaan dan penyaluran beras/gabah/padi dan
jagung oleh BUUD/KUD.
2) Golongan II dengan suku bunga 12% setahun adalah sebagai
berikut :
28
a) Kredit untuk penanaman padi dan palawija
b) Kredit ekspor dan produsen ekspotir
c) Kredit produksi, impor dan panyaluran pupuk dan obat hama
d) Dan lain-lain
3) Golongan III dengan suku bunga 13,5% setahun adalah :
a) Kredit modal kerja untuk industri dan jasa-jasa, misalnya :
penggilingan padi, gula, minyak kelapa, tekstil, kertas dan
lain-lain.
b) Kredit modal kerja untuk produsi lainnya.
c) Kredit impor dan penyaluran barang-barang yang diawasi.
d) Kredit untuk pembiayaan persediaan gula.
e) Dan lain-lain.
c. Kredit Investasi
Pengertian Kredit Investasi adalah kredit jangka menengah atau
jangka panjang yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan
untuk melakukan investasi atau penanaman modal.
H. Prinsip-Prinsip Kredit
Untuk dapat melaksanakan kegiatan perkreditan secara sehat telah
dikenal adanya prisip 5C atau juga ada yang menyebutnya sebagai prinsip 6C.
Kelima prinsip tersebut menurut Mulyono (1993: 11) meliputi :
29
1. Character
Adalah watak ataupun sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif dan
juga mempunyai rasa tanggung jawab.
Manfaat dari penilaian soal character ini untuk mengetahui sampai sejauh
mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekad baik yaitu kemauan
untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dari calon debitur.
2. Capacity
Yang dimaksud capacity disini yaitu suatu penilaian kepada calon debitur
mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan
usaha yang akan dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari
bank.
3. Capital
Yaitu jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur.
4. Collateral
Yang dimaksud dengan collateral ini yaitu barang-barang jaminan yang
diserahkan oleh peminjam/debitur sebagai jaminan atas kredit yang
diterimanya. Manfaat collateral yaitu sebagai alat pengamanan apabila
usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain
dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari usaha yang normal.
5. Condition of Economy
Yang dimaksud dengan condition of economy yaitu situasi dan kondisi
politik, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain yang mempengaruhi
keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk suatu kurun waktu
30
tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran
usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit.
6. Constraint
Yang dimaksud constraint disini yaitu batasan-batasan atau hambatan-
hambatan yang tidak memungkinkan seseorang melakukan business di
suatu tempat.
I. Manfaat Perkreditan
1. Manfaat Perkreditan menurut Mulyono (1993 : 58), ditinjau dari Sudut
Kepentingan Debitur
a. Relatif mudah diperoleh kalau memang usahanya betul-betul feasible.
b. Telah ada lembaga yang kuat di masyarakat perbankan yang
menawarkan jasanya di bidang penyediaan dana (kredit).
c. Biaya untuk memperoleh kredit (bunga, administrasi expanse) dapat
diperkirakan dengan tepat hingga memudahkan para pengusaha dalam
menyusun rencana kerjanya untuk masa-masa yang akan datang.
d. Terdapat berbagi jenis kredit, berbagai bentuk penawaran modal
(dana) hingga dapt dipilih dana yang paling cocok untuk kebutuhan
modal perusahaan yang bersangkutan.
e. Dengan memperoleh kredit dari bank, debitur sekaligus akan
memperoleh berbagai manfaat yang lain yaitu :
1) Fasilitas perbankan yang lebih murah dalam transfer, clearing,
pembukuan L/C impor, bank garansi dan lain-lain.
31
2) Bank juga menyediakan fasilitas-fasilitas konsultasi pasar,
manajemen, keuangan, teknis, yuridis, (dengan gratis) pula kepada
debiturnya.
f. Rahasia keuangan debitur akan lebih terlindung karena adanya
ketentuan mengenai Rahasia Bank dalam Undang-Undang Pokok
Perbankan.
g. Dengan fasilitas kredit memungkinkan para debitur untuk memperluas
dan mengembankan usahanya dengan lebih leluasa.
h. Lembaga perkreditan yang dimiliki perbankan telah mempunyai
ketentuan-ketentuan yuridis yang jelas sehingga memperkecil
kemungkinan-kemungkinan suatu risiko sengketa dikemudian hari
antara nasabah dengan bank sebagai peenyedia dana.
i. Jangka waktu kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan dana bagi
perusahaan debitur, untuk kredit investasi dapat disesuaikan dengan
kebutuhan rencana pelunansan yang sesuai dengan kapasitas
perusahaan yang bersangkutan, untuk kredit modal kerja dapat
diperpanjang berulang-ulang dan lain-lain.
2. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan perbankan
a. Untuk menjaga solvabilitas usahanya
b. Untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya
c. Dengan pemberian kredit akan memungkinkan perbankan untuk
mendidik para stafnya untuk mengenal kegiatan-kegiatan industri
yang lain secara mendetail
32
3. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan pemerintah
a. Perkreditan dapat digunakan sebagai alat untuk memacu pertumbuhan
ekonomi baik secara umum maupun untuk pertumbuhan sektor-sektor
ekonomi tertentu
b. Sebagai alat untuk mengendalikan kegiatan moneter
c. Perkreditan sebagai alat untuk menciptakan lapangan usaha/kegiatan
d. Pemberian kredit sebagai alat peningkatan dan pemerataan pendapatan
masyarakat
e. Perkreditan sebagai sumber pendapatan negara
f. Penciptaan pasar
4. Manfaat perkreditan ditinjau dari kepentingan masyarakat luas
a. Dengan adanya kelancaran dari proses perkreditan diharapkan akan
diperoleh adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat dan membuka
lapangan usaha kerja baru, sehingga akan menimbulkan tingkat
penadapatan dan pemerataan pendapatan di masyarakat.
b. Untuk beberapa golongan profesional seperti konsultan, akuntan,
publik, notaris, assets appraisal dan lain-lain akkan banyak
menikmati manfaat dalam proses pemberian kredit oleh bank kepada
nasabahnya, karena mereka itu pula terlibat di dalamnya.
c. Para pemilik dana yang disimpan di bank berharap agar dana yang
dimilikinya dapat diterima kembali secara utuh beserta bunganya.
33
d. Dari masyarakat pengusaha akan sangat berkepentingan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi dengan cara/prosedur yang mudah
cepat serta dengan biaya yang relatif murah
e. Bagi para pengelola pasar modal maka kebiksanaan perkreditan
terutama kebijaksanaan tentang suku bunga kredit akan sangat
bermanfaat dalam penyusunan perencanaan kegiatannya karena
merupakan produk (jasa) substitusi satu sama lainnya.
f. Bagi para supplier bahan-bahan baku/barang jadi untuk para relasi
usahanya akan merasa lebih terjamin pembayarannya
g. Dengan semakin banyaknya proyek dan perusahaan yang dibuka
karena memperoleh fasilitas kredit sudah tentu akan menyerap banyak
tenaga kerja baru.
h. Dengan dibukanya atau didirikannya perusahaan baru akan
menimbulkan tumbuhnya usaha-usaha lain yang mempunyai kaitan
erat dengan perusahaan tersebut antra lain para supplier, para
disributor, rumah penginapan untuk para pekerja, warung-warung
makan dan perusahaan jasa lainnya.
34
BAB III
PEMBAHASAN
A. Diskripsi Data
1. Gambaran Umum PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang Colomadu
Pada dasarnya timbulnya PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang
Colomadu tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ekonomi yang sangat
pesat di Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. Dalam usaha
memenuhi kebutuhan yang hidupnya yang relatif tidak terbatas, setiap
masyarakat pasti ada berbagai masalah perekonomian. Negara Indonesia
adalah negara yang berkembang untuk melakukan pembangunan ekonomi
yang semakin lama terlantar akibat penjajahan yang berlangsung sekian
lama. Adapun yang termasuk dalam pembangunan ekonomi disini antara
lain : perbaikan dalam kesejahteraan sosial bagi orang-orang yang
berpenghasilan rendah atau golongan masyarakat ekonomi lemah. Pada
dasarnya golongan inilah yang lebih utama diperhatikan serta dibantu
dengan modal uang yang pantas untuk usaha.
Pemerintah Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Dati II
Karanganyar telah berupaya mendirikan suatu Badan Kredit Kecamatan
Colomadu yang berdiri tanggal 12 Maret 1974. Berdasarkan Surat
Keputusan No. 066/LPPD/PENDBKK/74. Berdirinya BKK Colomadu
bukan hanya merupakan prakarsa Pemerintah Kecamatan Colomadu saja,
melainkan berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Dati I Jawa Tengah No.
35
11 tahun 1981 tanggal 16 April 1981, yang intinya berisi instruksi kepada
Bupati di seluruh Jawa Tengah, agar disetiap Kecamatan dibentuk BKLK,
yang kemudian dengan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 4
tahun 1995 dikukuhkan menjadi BPR BKK.
Badan Kredit Kecamatan mampu menjadi mitra masyarakat dalam
menjembatani inspirasi dan potensi desa dengan motto Mudah, Murah,
Mengarah. Motto ini sangat memberi motivasi BKK yang mengemban
tugasnya, yaitu :
1. Mendekatkan modal pada masyarakat pengusaha kecil di pedesaan
dengan cara mudah, murah dan terarah
2. Melindungi masyarakat dari jebakan lintah darat
3. Menciptakan peluang pemerintah kesempatan berusaha di pedesaan
4. Mendidik masyarakat untuk gemar menabung demi hasil masa depan
BPR sesuai dengan statusnya, akan selalu berusaha memutuskan kredit
untuk mendirikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan kredit
untuk mengembangkan usahanya.
2. Dasar Hukum Berdirinya BPR BKK Colomadu Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Jawa
Tengah tanggal 4 September 1969 Nomor :
Tanggal 19 Nopember 1970 :
36
Dengan status BKK saat ini sebagai proyek yang berarti pada suatu saat harus
berakhir. Keadaan ini tidak sesuai dengan situasi dan kondisi dimana
masyarakat golongan ekonomi lemah sangat mendambakan bantuan untuk
meningkatkan usahanya.
Bertolak dari keadaan semacam inilah maka mendorong
Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Tengah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Propinsi Jawa Tengah untuk menetapkan dasar hukum BKK menjadi
Peraturan Daerah No. 11 tahun 1981, yang kemudian merubah status
proyek menjadi Badan Usaha Milik Daerah Propinsi Jawa Tengah adalah
sebagai pembina dan pengawas teknik BKK. Dengan adanya kebijakan
pada tanggal 27 Oktober 1988 yang dikenal dengan sebutan “PAKTO 88”
memberikan peluang dan kesempatan bagi BKK yang statusnya
merupakan lembaga dana dan kredit pedesaan bisa meningkatkan
stasusnya menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Pengukuhan ijin usaha
BKK menjadi BPR ditandai dengan penyerahan SK Menteri Keuangan RI
No. 315 sampai 516/km. 131/1991 tanggal 8 Oktober 1991. Untuk Badan
Kredit Kecamatan Colomadu dikukuhkan sebagai Badan Perkreditan
Rakyat dengan SK Menteri Keuangan Colomadu RI No. 511/Km.
131/1991 tanggal 8 Oktober 1991.
Selanjutnya Pembinaan dan Pengawasan yang dilakukan oleh Bank
Indonesia, kemudian Direksi Bank Indonesia SK No.
32/202/KEP/DIRTahun 1999, memberikan ijin usaha kepada BKK
Colomadu sebagai BPR.
1
B. Struktur Organisasi PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang Colomadu
`
Gambar 3.1
STRUKTUR ORGANISASI PD. BPR BKK TASIKMADU CABANG COLOMADU
DEWAN PENGAWAS
DIREKSI SPI
PIMPINAN CABANG
DIREKTUR UMUM DIREKTUR
KASI. PEMASARAN
SEKSI DANA
KASI. PELAYANAN
SEKSI KREDIT KASIR PEMBUKUAN
22 27
x
Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi PD. BPR BKK Cabang Colomadu
1. Dewan Pengawas
Dewan Pengawas merupakan wakil pemegang saham, yang
terdiri dari Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dan Pemerintah
Kabupaten Karanganyar yang diangkat dan diberhentikan oleh
Gubernur atas keputusan RUPS serta tanggung jawab langsung kepada
pemegang saham melalui RUPS. Dewan Pengawas terdiri 2 orang
dengan susunan keanggotaan : Ketua dan Anggota.
Tugas :
Menetapkan kebijakan umum yang digariskan oleh pemegang saham,
melaksanakan pengawasan, pemeriksaan dan pembinaan terhadap PD
BPR BKK COLOMADU.
Fungsi :
a. Penyusunan tata cara pengawasan dan pengolahan PD BPR BKK
b. Pengawasan dan pengurusan PD BPR BKK
c. Penetapan kebijaksanaan anggaran dan keuangan PD BPR BKK
d. Pembinaan dan pengawasan PD BPR BKK
Wewenang :
a. Membahas RKAP sebelun disampaikan kepada Bupati atau RUPS
untuk mendapatkan pengesahan
b. Meniliti semua laporan yang disususn dan disampaikan oleh Direksi
xi
c. Memberikan pertimbangan dan saran, baik diminta maupun tidak
diminta kepada Bupati/RUPS untuk perbaikan dan pengembangan
usaha PD BPR BKK
d. Memberikan penilaian terhadap laporan pertanggung jawaban
Direksi atas pelaksanaan kegiatan operasional sebagai bahan
pertimbangan penyusunan RKAP tahun buku berikutnya.
2. Direksi
Direksi memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi PD BPR BKK
yang diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur atas persetujuan RUPS
serta bertanggung jawab kepada RUPS melalui Dewan Pengawas.
Direksi terdiri dari 3 orang dengan susunan keanggotaan : Direksi
Utama, Direksi Pemasaran dan Direksi Umum.
Tugas :
Menyusun perencanaan melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan
tugas antar anggota direksi, melakukan pembinaan, pengendalian
terhadap bidang, sekretariat, sub bidang, seksi-seksi, cabang/unit
pelayanan berdasarkan atas keseimbangan dan keserasian seta
pengawasan seluruh kegiatan operasional PD BPR BKK
Fungsi :
a. Melaksanakan manajemen PD BPR BKK berdasarkan kebijaksanaan
umum pemegang saham yang ditetapkan oleh dewan pengawas.
xii
b. Menetapkan kebijaksanaan untuk melaksanakan pengurusan dan
pengelolaan PD BPR BKK berdasarkan kebijaksanaan umum dari
pemegang saham yang ditetapkan oleh dewan pengawas
c. Menyusun dan menyampaikan RKAP dan perubahannya kepada
Bupati melalui Dewan Pengawas untuk mendapatkan pengesahan
setelah melalui pembahasan dalam RUPS.
d. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Bulanan, tahunan
dan publikasi kepada Kantor Bank Indonesia dan pemegang saham
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Menyusun dan menyampaikan laporan pertanggung jawaban
tahunan dan laporan pertanggung jawaban akhir masa jabatan
kepada pemegang saham untuk mendapat pengesahan.
Wewenang :
a. Mengurus dan mengelola kekayaan PD BPR BKK.
b. Mengangkat dan atau memberhentikan pegawai berdasarkan
ketentuanyang berlaku.
c. Membuka kantor cabang atau kantor kas berdasarkan pertimbangan
persetujuan Dewan Pengawas sesuai ketetuan yang berlaku.
d. Membeli, menjual atau dengan cara lain mendapatkan atau
melepaskan hak atas aktiva tetap dan inventaris milik PD BPR BKK
berdasarkan pertimbangan dewan pengawas dan ketentuan lain yang
berlaku.
xiii
e. Mengadakan pertimbangan Dewan Pengawaas dan ketentuan lainnya
dengan lembaga keuangan / perbankan serta lembaga lainnya atas
nama PD BPR BKK yang berlaku untuk jangka waktu lebih dari 1
(satu) tahun berdasarkan persetujuan Bupati / RUPS atas
pertimbangan Dewan Pengawas.
f. Meneliti semua dokumen administrasi yang berkaitan dengan
kegiatan bank.
g. Menyetujui permohonan dan menandatangani perjanjian kredit
sesuai dengan batas kewenangannya.
3. Satuan Pengawas Intern (SPI)
Satuan Pengawas Intern merupakan unsur staf yang diangkat
dan diberhentikan oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Pengawas
dan bertanggunag jawab kepada Direksi.
Tugas :
a. Melakukan penilaian yang independen atas semua kegiatan yang
bertujuan untuk mendorong dipatuhinya setiap ketentuan yang
ditetapkan oleh manajemen PD BPR BKK maupun ketentuan
perbankan yang lain.
b. Mendinamisasi untuk lebih berfungsinya pengawasan dengan
memberikan saran-saran konstruktif dan protektif agar sasaran
organisasi dapat tercapai dengan ekonomis, efisien dan efektif.
xiv
Fungsi :
a. Membantu Direksi untuk menjabat secara operasional perencanaan,
pelaksanaan dan pemantauan atas hasil audit.
b. Membuat analisis dan penilaian dibidang keuangan, akuntansi,
operasional dan kegiatan lainnya melalui pemeriksaan dan
pemantauan.
c. Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah-langkah dan
atau tindakan-tindakan yang perlu diambil sesuai bidang tugasnya.
4. Pimpinan Cabang
Cabang merupakan unsur pelaksanaan operasional PD BPR
BKK dengan wilayah kerja tertentu yang dipimpin oleh seseorang
pemimpin cabang, derada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direksi.
Tugas :
Membantu direksi dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan
koordinassi dan pengawasan seluruh operasional kantor PD BPR BKK
di wilayah kerjanya.
Fungsi :
a. Pelaksanaan manajemen PD BPR BKK bedasarkan kebijaksanaan
umum dari Direksi.
b. Menetapkan kebijaksanaan untuk melaksanakan pengurus dan
pengelolaan kantor cabang PD BPR BKK di wilayah kerjanya.
xv
c. Penyusunan dan penyampaian RKAP kantor cabang PD BPR BKK
di wilayah kerjanya dan perubahan kepada Direksi.
d. Pelaksanaan RKAP kantor cabang PD BPR BKK di wilayah
kerjanya dan perubahannya.
e. Penyusunan dan penyampaian laporan keuangan tahunan dan bilanan
kepada Direksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
f. Penyusunan dan penyampaian laporan pertanggung jawaban tahunan
kepada Direksi.
g. Penyusunan dan penyampaian laporan pertanggung jawaban akhir
masa jabatan kepada Direksi apabila terjadi penggantian jabatan.
Wewenang :
a. Mengurus dan mengelola kekayaan cabang PD BPR BKK.
b. Memegang salah satu kunci brankas.
c. Menetapkan tata tertib kantor cabang PD BPR BKK di wilayah
kerjanya dan perubahannya kepada Direksi.
d. Menetapkan kebijakan intern kantor cabang dengan mengacu pada
kebijakan kantor pusat.
e. Meneliti semua dokumen administrasi yang berkaitan dengan
kegiatan kantor cabang.
f. Menyetujui permohonan dan menandatangani perjanjian
kreditsesuai dengan batas kewenangannya.
xvi
5. Seksi Pemasaran
Seksi Pemasaran merupakan unsur pelaksana teknis yang
dipimpin oleh seorang kepala seksi, berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada pimpinan cabang.
Tugas :
Membantu pemimpin cabang dalam penghimpunan dana dan
penyalurannya dalam bentuk kredit sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku.
Fungsi :
a. Pembiayaan golongan makro dan menengah
b. Pendekatan pembinaan kepada masyarakat, baik calon nasabah
maupun yang sudah menjadi nasabah.
c. Penghimpunan dan pengelolaan dana kantor cabang dari masyarakat
berupa deposito, tabungan dan bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
d. Pelaksanaan administrasi keuangan, baik dalam menghimpun dana
dari masyarakat maupun pengelolaan kredit.
e. Pemberian saran dan pertimbangan-pertimbangan mengenai
langkah-langkah dan atau tindakan-tindakan yang perlu diambil
dibidang tugasnya.
xvii
6. Seksi Pelayanan
Seksi Pelayanan merupakan unsur pelaksanaan teknis yang
dipimpin oleh seorang kepala seksi, berada di bawah, dan bertanggung
jawab kepada Pimpinan Cabang.
Tugas :
Membantu pimpinan cabang dalam melakukan pengkoordinasian
kegiatan-kegiatan pemasukan dan pengeluaran dana serta melakukan
pembukuan dan penerimaan laporan dari seksi / sub bagian lain.
Fungsi :
a. Pengelolaan kas bulanan.
b. Penelitian keberadaan kas harian.
c. Pengecekan pengeluaran dan pengambilan antar bank.
d. Pemegang salah satu kunci brankas
e. Pelaksanaan evaluasi laporan
f. Pembuatan laporan keuangan.
g. Pemberian saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah dan
atau tindakan-tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya.
7. Seksi Dana
Seksi Dana merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh
seorang kepala seksi bidang, berada di bawah dan dan bertanggung
jawab secara umum kepada direktur pemasaran secara khusus kepada
kepala bidang pemasaran.
xviii
Tugas :
Membantu kepala bidang pemasaran dalam melakukan usaha dan
koordinasi pengembangan dana serta pembinaan hubungan nasabah PD
BPR BKK.
Fungsi :
a. Penyelenggaraan usaha pengembangan dana.
b. Pelaksanaan administrasi.
c. Pengelolaan rekening nasabah.
d. Pemberian saran dan pertimbangan-pertimbangan mengenai
langkah-langkah dan atau tindakan-tindakan yang perlu diambil di
bidang tugasnya.
8. Seksi Kredit
Seksi Kredit merupakan unsur pelaksanaan teknis yang dipimpin
oleh seorang Kepala Seksi Bidang, berada di bawah dan bertanggung
jawab secara umum kepada direktur pemasaran dan secara khusus
kepada Kepala Bidang Pemasaran.
Tugas :
Membantu Kepala Bidang Pemasaran dalam melaksanakan segala
kegiatan yang berhubungan dengan usaha perkreditan, diantaranya
pemasaran, pemberian kredit, penagihan, pengadministrasian dan
pemantauan kolektibilitas.
xix
Fungsi :
a. Pelaksanaan perencanaan kredit.
b. Penyelenggaraaan usaha perkreditan dengan kolektibilitas yang
tinggi.
c. Pemberian penjelasan tentang syarat-syarat dan prosedur perkreditan
pada calon nasabah.
d. Penelitian syarat-syarat calon nasabah kredit.
e. Pemberian rekomendasi permohonan kredit yang diajukan oleh calon
nasabah.
f. Penganalisaan calon nasabah yang mengajukan kredit.
g. Pelaksanaan administrasi kredit, mempersiapkan dan meneliti
perjanjian kredit.
h. Pelaksanaan administrasi dan pemeliharaan dokumen.
i. Pembinaan nasabah kredit usaha kecil, kredit investasi, kredit
konsumsi, program hubungan PD BPR BKK dengan kelompok
peminjam dan penanganan kredit bermasalah.
j. Pembinaan nasabah yang kreditnya dihapus bukukan.
k. Penagihan secara insentif dan semaksimal mungkin atas kredit yang
dhapus bukukan.
l. Pemberian saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah dan
atau tindakan-tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya.
xx
9. Kasir
Kasir merupakan unsur pelaksana teknis yang dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi, berada di bawah dan bertanggung jawab secara
umum kepada Kepala direktur Pemasaran secara khusus kepada Kepala
Bidang Pelayanan.
Tugas :
Membantu Kepala Bidang pelayanan dalam melakukan koordinasi
kegiatan-kegiatan pemasukan dan pengeluaran uang.
Fungsi :
a. Pengkoordinasian dan pengarahan terhadap kegiatan dan
pelaksanaan tugas.
b. Penelitian kebenaran laporan kas harian.
c. Penyetoran dan penarikan uang antar bank.
d. Pemegang kunci brangkas.
e. Pemberian saran dan pertimbangan-pertimbangan mengenai
langkah-langkah dan aatu tindakan-tindakan perlu diambil dibidang
tugasnya.
10. Pembukuan
Pembukuan merupakan unsur pelaksana teknis yang dipimpin
oleh seorang Kepala Seksi, berada di bawah dan bertanggung jawab
secara umum kepada Direktur Pemasaran secara khusus kepada Kepala
Bidang Pelayanan.
xxi
Tugas :
Membantu Kepala Bidang Pelayanan dalam melakukan pembukuan dan
menerima laporan dari bidang-bidang lain.
Fungsi :
a. Pencatatan atas seluruh transaksi.
b. Penyusunan laporan keuangan.
c. Pemberian saran dan pertimbangan-pertimbangan mengenai
langkah-langkah dan atau tindakan-tindakan yang perlu diambil di
bidang tugasnya.
C. Aktivitas Magang Mahasiswa
Tempat pelaksanaan kegiatan Magang Kerja berada di PD. BPR BKK
Tasikmadu Cabang Colomadu yang beralamat di JL. LU. Adi Sumarmo no.
180 Colomadu Karanganyar. Kegiatan Magang Kerja dilakukan selama 1
bulan, yaitu mulai dari tanggal 10 Februari sampai dengan 10 Maret 2010.
Kegiatan Magang Kerja yang dilaksanakan bukan hanya sebagai
formalitas atau pemenuhan syarat Tugas Akhir perkuliahan yang dituntut
untuk dicapai mahasiswa, akan tetapi kegiatan Magang Kerja harus
diterapkan untuk didayagunakan sesuai kemampuan dan keterampilan
masing-masing mahasiswa. Dalam pelaksanaannya peserta magang harus
mengikuti peraturan yang ada di perusahaan tersebut, yakni memakai pakaian
yang sopan dan rapi. Jadwal juga harus mengikuti peraturan jam kerja para
pegawai dengan ketentuan yang berlaku sebagai berikut :
xxii
1. Senin s/d Jumat : Pukul 07.30 s/d 15.00 WIB
2. Sabtu : Pukul 07.30 s/d 12.00 WIB
3. Istirahat : Pukul 12.00 s/d 13.00 WIB
D. Prosedur Pengajaun Kredit PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang
Colomadu
Kebijaksanaan bank dalam memberikan pinjaman (kredit) kepada
peminat kredit, tidak dengan sendirinya berlaku untuk setiap pengusaha
atau perusahaan, tetapi terlebih dahulu harus didasarkan adanya
permohonan kredit dari peminat kredit. Permohonan ini harus diajukan
secara tertulis. Bank akan mengalami kesulitan apabila permohonan ini
diajukan secara tak tertulis. Hal ini disebabkan kurang adanya data yang
cukup lengkap dalam melakukan pembahasan atas permohonan kredit
yang dimaksud. Dalam prakteknya kita akan mengetahui adanya urutan-
urutan kegiatan atau proses yang terjadi mulai dari peminat kredit mencari
informasi pada bank sampai dengan pinjaman itu dapat direalisasi
penarikannya. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, maka
kegiatan-kegiatan itu dapat digolongkan dalam tiga tahap, yaitu :
1. Peminat kredit mencari informasi, memperoleh informasi, dan menerima
isian formulir (formulir untuk mengajukan permohanan kredit) dari bank.
2. Peminat kredit mengisi dan mengajukan formulir isian kepada bank
sampai dengan permohonan kredit itu disetujui oleh bank.
xxiii
3. Peminat kredit mengajukan realisasi penarikan kredit dan bank pemberi
kredit akan merealisasinya.
Penjelasan lebih lanjut melalui gambar sebagai berikut :
Gambar 3.2
Prosedur Pengajuan Kredit
Ditolak maka selesai
Diterima
Pengajuan Kredit
Penelitian berkaspermohonan kredit
Pengumpulan data dan survey lapangan
Pembuatan pembahasankredit dan analisis kredit
Persetujuan PimpinanCabang
Pemberitahuan tanggalrealisasi
Penandatanganan SPK dan
Pencairan dana
Penyimpanan dokumen
xxiv
a. Prosedur Pengajuan Kredit
Adapun penjelasan lebih lanjut dalam prosedur pengajuan kepada
pemimpin cabang dan dilampiri :
1. Nasabah mengajukan permohonan secara tertulis kepada pemimpin
cabang dan dilampiri :
a) Kartu identitas diri (suami/istri) dan Kartu Keluarga.
b) Mengisi formulir permohonan kredit, sebagai berikut :
xxv
c) Agunan dan persyaratan lain yang perlu dipenuhi sebagai berikut :
1) Kredit Individu :
(a) Jaminan Sertifikat :
(1) Sertifikat tanah atas nama pemohon dan atau atas nama
orang lain dengan melampirkan surat penyerahan hak.
(2) Surat kuasa menjual atas jaminan yang diagunkan.
xxvi
(3) Bukti pelunasan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
(SPPT).
(4) Sertifikat tanah yang bersedia di notariilkan.
(b)Jaminan berupa BPKB
(1) BPKB kendaraan bermotor asli, yang berplat nomor
dari Jawa Tengah.
(2) Foto copy STNK.
(3) Kwintansi jual beli bermaterai yang ditandatangani
oleh pemilik yang tercantum dalam BPKB/STNK.
(4) Foto copy pemilik yang masih berlaku.
(5) Gesekan nomor rangka dan nomor mesin
(6) Bersedia di fidusia
2) Kredit Kelompok :
(a) Membentuk kelompok dengan jumlah anggota dengan
jumlah anggota minimal 5 orang.
(b)Mengajukan 1 (satu) agunan berupa sertifikat dan atau
BPKB yang akan digunakan sebagai jaminan kredit
kelompok.
(c) Melampirkan foto copy KTP suami istri anggota kelompok.
(d)Melampirkan surat pernyataan tanggung renteng dari
kelompok.
2. Staff kredit mikro menerima permohonan kredit dari calon debitur :
a) Mencatat dalam buku “Registrasi Permohonan Kredit”.
xxvii
b) Memberi nomor urut serta tangal penerimaan pada berkas
permohonan tersebut.
c) Melakukan cross cek dengan daftar hitam nasabah.
d) Untuk calon debitur kelompok ditindak lanjuti dengan
(1) Melakukan sosialisasi dan identifikasi terhadap calon nasabah
individu dan atau nasabah kelompok usaha.
(2) Membimbing dan membantu dalam pembentukan pengurus
kelompok.
3. Kepala seksi pemasaran meneliti permohonan nasabah, terhadap
pemenuhan standart ketentuan sebagaimana diatur dalam ketentuan
yang berlaku, yaitu :
a) Jika memenuhi syarat, maka diserahkan kepada staf kredit
pemasaran.
b) Jika tidak memenuhi ketentuan tetapi terdapat hal-hal lain yang
perlu dipertimbangkan, maka harus dikonfirmasikan dengan staf
kredit pemasaran.
c) Jika permohonan tersebut tidak memenuhi persyaratan yang
berlaku, terbitkan Surat Pimpinan Cabang perihal penolakan
sesuai dengan ketentuan yang ada.
d) Berkas permohonan kredit dari calon debitur yang memenuhi
syarat untuk diproses, diserahkan kepada petugas seksi kredit
mikro dan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan on the spot serta
wawancara.
xxviii
4. Staf kredit mikro yang ditunjuk untuk melaksanakan pemeriksaan on
the spot harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
a) Mencari data lengkap mengenai pemohon/permohonan sesuai
dengan standart yang dipersyaratkan dalam surat permohonan
kredit baik secara langsung maupun dari pihak lain.
b) Melakukan survey lapangan yang meliputi :
(1) Jenis dan tempat usaha calon debitur.
(2) Informasi pengelolaan usahanya.
(3) Informasi dari lingkungan calon debitur.
(4) Kondisi rumah tinggal.
c) Menyerahkan data hasil survey lapangan dan keterangan-
keterangan lain mengenai keadaan yang sebenarnya kepada tim
kredit.
5. Staf kredit mikro menerima berkas permohonan yang sudah dilampiri
data-data pendukung dari petugas yang melaksanakan pemeriksaan on
the spot ditindaklanjuti dengan :
a) Membuat pembahasan kredit atas permohonan tersebut dan
dituangkan dalam lembar analisa kredit.
b) Bagi permohonan yang tidak layak segera dibuatkan surat direksi
perihal penolakan kredit kepada calon debitur dan mengirimkan
surat penolakan tersebut kepada calon debitur yang bersangkutan.
c) Bagi pemohon yang layak selanjutnya ditandatangai oleh semua
anggota tim kredit
xxix
d) Tim kredit meminta kelengkapan permohonan yang akan diproses
realisasi, jika terdapat data yang masih diperlukan.
e) Contoh foto rumah dan tempat usaha nasabah.
f) Menjadwalkan tanggal realisasi.
g) Mencatat rencana realisasi pada buku rencana realisasi.
6. Kepala seksi pemasaran memeriksa berkas permohonan yang sudah
dianalisis oleh tim kredit tentang :
a) Apakah berkas yang diperiksa tim kredit sudah terpenuhi semua
persyaratannya?
b) Apakah analisis yang berlaku bisa mendukung atas terealisasinya
permohonan calon debitur yang telah diproses oleh tim kredit?
7. Kepala seksi pemasaran memvalidasi dan menandatangani berkas
permohonan yang akan diajukan ke pimpinan cabang
8. Pimpinan Cabang meneliti berkas permohonan kredit yang telah
divalidasi oleh kepala seksi pemasaran
9. Pimpinan Cabang menyetujui atau menolak usulan tim kredit
10. Batas kewenangan pimpinan cabang tentang pengajuan kredit sebesar
15 juta rupiah dan bisa diputuskan di pihak cabang oleh pimpinan
cabang. Jika pengajuan pinjaman lebih dari 15 juta rupiah maka
permohonan tersebut diajukan ke direktur pemasaran kantor pusat.
11. Pimpinan cabang memberitahukan kepada calon debitur tentang
tanggal pencairan atau realisasi kredit.
xxx
12. Staf kredit mikro merealisasi permohonsn debitur yang sudah
disetujui oleh pimpinan cabang dan melangkapi dengan warkat-warkat
sebagai berikut:
a) Slip pengeluaran realisasi dan kwitansi yang bermaterai cukup.
b) Kwitansi premi asuransi dan atau biaya notaris bila diperlukan.
c) SPK (Surat Perijinan Kredit).
d) Memasukkan data realisasi ke komputer.
e) Mencetak kartu pengawasan kredit dan kitir pinjaman.
13. Staf kredit mikro memberi penjelasan kepada debitur tentang
ketentuan yang tertuang dalam SPK dan harus yakin bahwa calon
debitur sudah paham mengenai ketentuan kredit.
14. Penandatanganan SPK, akte notaris dan warkat-warkat lain diatas
materai cukup oleh calon debitur, kepala seksi pemasaran dan
pimpinan cabang dihadapan para saksi.
15. Staf mikro memberikan kepada debitur berkas sebagai berikut :
a) Foto copy surat perjanjian kredit
b) Kitir pinjaman
c) Slip dan kwitansi realsai kredit
d) Kwitansi asuransi dan bea notaris.
16. Petugas kasir menerima berkas kredit dan merealisasi pembayaran
kepada nasabah.
17. Staf kredit mikro menyimpan dokumen nasabah yang terdiri dari kartu
pengawasan kredit dan berkas kredit ke dalam khasanah kredit.
xxxi
18. Staf kredit mikro melakukan pembinan kelompok minimal satu bulan
sekali bersamaan dengan penarikan angsuran setiap bulan.
b. Batasan Pinjaman
Mengajukan permintaan pinjaman kredit merupakan salah satu cara
yang ditempuh para pengusaha/pedagang yang membutuhkan tambahan
modal. Dengan mempertimbangkan adanya kebutuhan akan modal atau
tambahannya, kelancaran jalan usaha dan keuntungan memperoleh
keuntungan serta kemampuan untuk membayar kembali pinjaman itu.
Faktor-faktor tersebut harus diperhitungkan semaksimal mungkin, sebab
kemungkinan akan terjadinya pinjaman yang lebih besar daripada
kebutuhan perusahaan. Pengaruh selanjutnya yang terjadi di dalam
perusahaan adalah keuntungan perusahaan menjadi berkurang karenanya.
Maka sudah tentu akan mengancam kelangsungan laju perusahaan. Oleh
karena itu PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang Colomadu memberikan
batasan-batasan tentang besarnya (maksimum) jumlah pinjaman (kredit)
yang dapat dinikmati oleh perusahaan pribumi golongan ekonomi lemah,
agar perusahaan yang akan dikembangkan itu tidak terperosok ke dalam
lubang penjerat yang membahayakan perusahaan itu sendiri. Seperti yang
diketahui bahwa tujuan dari pengajuan kredit adalah untuk membantu
meningkatkan usaha dari pribumi golongan ekonomi lemah. Jumlah
maksimum kredit yang dapat diberikan kepada pengusaha/perusahaan
pribumi golongan ekonomi lemah ditetapkan sebanyak-banyaknya Rp 15
xxxii
juta, mengingat PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang Colomadu merupakan
bank kecil. Dari batasan-batasan tesebut ada beberapa ketentuan yang
harus dimengerti oleh peminjam, diantaranya :
1. Jika calon debitur, meminjam uang kurang dari Rp 500.000,-
dibebaskan dari jaminan tetapi dengan syarat peminjaman di pos-pos
atau cabang pembantu PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang Colomadu.
2. Jika calon debitur, meminjam uang diatas kewenangan pimpinan
cabang yaitu sebasar Rp 15 juta keatas dibebankan suatu jaminan dan
dimintakan persetujuan dari direktur pemasaran.
3. Jika debitur meminjam diatas Rp 50 juta keatas dibebankan suatu
jaminan dan dimintakan persetujuan dari direktur utama.
c. Suku Bunga
Pada umumnya bank selalu memungut bunga atas pinjaman yang
diberikan dari nasabahnya. Dasar pemikiran dari pemungutan bunga itu
adalah :
xxxiii
Lampiran Surat : Keputusan Direksi PD. BPR BKK Tasikmadu Nomor : 581/ /BPR BKK/VII/2009 Tanggal : 01 Juli 2009
Tabel 3.1Suku Bunga
xxxiv
Kredit Kepada
Suku Bunga per Tahun
Jangka Waktu Keterangan
Kepala Dinas/Bendahara Gaji PNS
14,4% flat 15% flat 15,6% flat 17,4% flat
Maks 24 bulan Maks 36 bulan Maks 48 bulan Maks 60 bulan
Untuk plafon sampai Rp 15 juta Untuk plafon sampai Rp 30 juta Untuk plafon sampai Rp 30 juta Untuk plafon sampai Rp 30 juta Harus memperhatikan usia pensiun, diatas 10 juta harus ada jaminan BPKB/sertifikat tanah, dinotariilkan, diatas 50 juta harus APHT.
Potong Gaji PNS
15,5% flat 16,8% flat 17,4% flat
Maks 24 bulan Maks 36 bulan Maks 60 bulan
Harus memperhatikan usia pensiun, diatas 10 juta harus ada jaminan BPKB/sertifikat tanah, dinotariilkan, diatas 50 juta harus APHT.
Kepala/Bendahara gaji Non PNS
15,6% flat 16,2% flat 18% flat
Maks 24 bulan Maks 36 bulan Maks 48 bulan
Untuk plafon sampai Rp 10 juta Untuk plafon sampai Rp 20 juta Untuk plafon sampai Rp 20 juta Diatas 5 juta harus ada jaminan BPKB/sertifikat tanah, dinotariilkan, diatas 50 juta harus APHT.
Potong Gaji Non PNS
17,4% flat 18% flat 19,2% flat
Maks 24 bulan Maks 36 bulan Maks 48 bulan
Untuk plafon sampai Rp 10 juta Untuk plafon sampai Rp 20 juta Untuk plafon sampai Rp 20 juta Diatas 5 juta harus ada jaminan BPKB/sertifikat tanah, dinotariilkan, diatas 50 juta harus APHT.
Umum 16,8%- 27% flat
Maks 60 bulan Harus ada jaminan BPKB/sertifikat tanah, dinotariilkan, diatas Rp 10 juta harus SKMHT, diatas 50 juta harus APHT, nasabah baru suku bunga 18% - 27% flat
Musiman 27% flat
36% flat
Maks 3 bulan
Maks 6 bulan
Untuk plafon sampai dengan Rp 5 juta Untuk plafon sampai dengan Rp 15 juta Harus ada jaminan BPKB/sertifikat tanah, dinotariilkan
E. Permasalahan dan Cara Mengatasi Permasalahan dalam Prosedur Pengajuan
Kredit
1. Permasalahan yang dihadapi PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang
Colomadu
xxxv
Dalam rangka meningkatkan modal usaha bagi masyarakat
terutama di pedesaan, PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang Colomadu telah
berusaha mendekatkan permodalan dengan perkreditan yang mudah,
murah dan mengarah agar para pengusaha terutama golongan ekonomi
lemah dapat meningkatkan usahanya dengan fasilitas kredit dari BKK
tersebut, namun demikian usaha tersebut tidak selalu berjalan dengan
lancar. Hal ini disebabkan adanya permasalahan dalam prosedur
pengajuan kredit. Permasalahan itu antara lain :
a. Persyaratan
Dalam mengajukan kredit sering calon nasabah kurang
menyadari arti pentingnya persyaratan. Mereka sering menganggap
bahwa dalam menerapkan persyaratan terlalu ketat dan kaku serta
prosedur yang digunakan berbelit-belit. Hal ini disebabkan kurang
adanya pengertian masyarakat mengenai prosedur dalam pengajuan
kredit.
b. Usaha
Mengingat pentingnya bantuan permodalan bagi masyarakat
pedesaan, sering calon nasabah memberikan keterangan yang lengkap,
dalam arti calon nasabah mengutarakan atau memberikan keterangan
yang tidak sesuai dengan aslinya. Hal ini disebabkan karena calon
nasabah benar-benar membutuhkan bantuan permodalan tersebut
dengan cepat, sehingga mereka memberikan keterangan yang tidak
xxxvi
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya agar proses realisasi kredit
tersebut cepat dicairkan.
c. Tingkat Pendidikan
Kurang adanya pengertian masyarakat mengenai kredit,
sehingga sering lembaga perkreditan kesulitan untuk memberi
pengertian tentang peranan dan manfaat dari BKK.
2. Cara Mengatasi Permasalahan yang Dihadapi PD. BPR BKK Tasikmadu
Cabang Colomadu dalam Prosedur Pengajuan Kredit
Sebagai lembaga perkreditan PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang
Colomadu selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang
semaksimal mungkin kepada calon nasabahnya. Akan tetapi dalam
menjalankan usahanya sebagai lembaga perkreditan BKK tidak terlepas
dari permasalahan dan BKK berusaha untuk mengatasi permasalahan
tersebut, yaitu dengan cara :
a. Cara mengatasi dalam hal persyaratan
1) Memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai prosedur
dalam pengajuan kredit.
2) Memberikan penyuluhan mengenai prosedur pengajuan kredit
3) Memberikan pembinaan kepada calon nasabah.
b. Cara mengatasi dalam hal usaha
xxxvii
1) Melakukan kunjungan atau pemeriksaan lapangan terhadap calon
nasabah untuk mengetahui kondisi dan kelayakan usaha nasabah
sesuai pereturan yang berlaku.
2) Memberikan pengarahan dan pembinaan calon nasabah agar usaha
yang dijalankan semakin maju dan berkembang.
c. Cara mengatasi dalam hal pendidikan
Dengan memberikan pengarahan dan pembinaan yang seluas
mungkin terhadap masyarakat, baik melalui pertemuan di Balai Desa,
kantor BKK atau melalui sarana lain yang memungkinkan sehingga
masyarakat benar-benar memahami arti pentingnya kredit yang
diperoleh dari BKK.
BAB IV
xxxviii
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja praktek lapangan yang telah dilakukan PD.
BPR BKK Tasikmadu Cabang Colomadu serta mengacu pada perumusan
masalah, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Mekanisme pengajuan kredit PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang
Colomadu dapat digolongkan dalm tiga tahap, yaitu :
a. Calon debitur mencari informasi, memperoleh informasi dan
menerima formulir isian (formulir untuk mengajukan permohonan
kredit) dari bank.
b. Calon debitur mengisi dan mengajukan formulir isian kepada bank
sampai dengan permohonan kredit itu disetujui bank.
c. Calon debitur mengajukan realisasi penarikan kredit dan bank
pemberi kredit akan merealisasinya.
2. Permasalahan dan cara mengatasi permasalahan dalam prosedur pengajuan
kredit
a. Permasalahan yang sering dihadapi BKK dalam prosedur pengajuan
kredit, yaitu :
1) Persyaratan untuk mengajukan pinjaman
2) Usaha yang sedang dijalankan
3) Tingkat pendidikan
xxxix
b. Cara BKK mengatasi permasalahan dalam prosedur pengajuan
kredit, yaitu :
d. Cara mengatasi permasalahan dalam hal persyaratan dilakukan
dengan :
4) Memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai
prosedur dalam pengajuan kredit.
5) Memberikan penyuluhan mengenai prosedur pengajuan
kredit
6) Memberikan pembinaan kepada calon nasabah.
e. Cara mengatasi dalam hal usaha
3) Melakukan kunjungan atau pemeriksaan lapangan terhadap
calon nasabah untuk mengetahui kondisi dan kelayakan usaha
nasabah sesuai peraturan yang berlaku.
4) Memberikan pengarahan dan pembinaan calon nasabah agar
usaha yang dijalankan semakin maju dan berkembang.
f.Cara mengatasi dalam hal pendidikan
a) Dengan memberikan pengarahan dan pembinaan yang seluas
mungkin terhadap masyarakat, baik melalui pertemuan di
Balai Desa, kantor BKK atau melalui sarana lain yang
memungkinkan sehingga masyarakat benar-benar memahami
arti pentingnya kredit yang diperoleh dari BKK.
xl
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mengemukakan
beberapa saran sebagai berikut :
1. PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang Colomadu hendaknya memberikan
penyuluhan dan pengarahan tentang mekanisme pengajuan kredit agar
masyarakat bisa mengetahui cara mengajukan kredit tahap demi tahap.
2. PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang Colomadu hendaknya dapat mengatasi
permasalahan yang ada dalam prosedur pengajuan kredit.
Contonya : mempermudah mengenai syarat-syarat pengajuan kredit
karena hal itu dapat membantu calon nasabah dalam proses pengajuan
kredit, sehingga calon nasabah tidak terlalu berat dalam memenuhi syarat
pengajuan kredit.
xli
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 1981. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode.Edisi Kedua. Yogyakarta : Akademi akuntansi YKPN
Jogiyanto, H.M. 1988. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE
Muljono, Teguh Pudjo. 1993. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersiil. Edisi Ketiga. Yokyakarta : BPFE
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Jakarta : Salemba Empat
Saputro, Nugroho. 2009. Modul Analisis Kredit. Surakarta
Subagyo, dkk. 1997. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Yogyakarta : YKPN
Suyatno, Thomas, dkk. 1993. Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Undang-Undang Pokok Perbankan nomor 7 Tahun 1992