prosedur dan teknik pengajaran aswat dan maharah al istima’

23
Kegiatan Belajar 2 Prosedur dan Teknik Pengajaran Aswat dan Maharah al-Istima’ A. Pengajaran Aswat Arabiyah Bunyi bahasa adalah komponen bahasa yang pertama kali dihadapi oleh pelajar bahasa baru, karena itulah bunyi bahasa harus diajarkan dengan cara yang benar, yang memudahkan para siswa untuk mengatasi problem bunyi bahasa yang mereka hadapi. Karena itu pekerjaan pertama yang harus dituntaskan oleh guru bahasa Arab adalah mengatasi kesulitan siswa dalam mengucapkan bunyi-bunyi bahasa Arab, seperti mengucapkan bunyi mad, bunyi syiddah, alif lam syamsiyyah dan qamariyyah, bunyi-bunyi yang sifat hurufnya memiliki kemiripan, bunyi- bunyi yang makhrajnya berdekatan, bunyi tanwin, huruf mad dan layyin, dan sebagainya. Kesulitan-kesulitan tersebut akan dihadapi oleh siswa karena karakter sistem bunyi bahasa Arab dalam beberapa hal memang berbeda dengan bahasa lainnya, dan bisa juga timbul karena pengaruh dari bahasa Ibu siswa. Dengan kenyataan demikian, pengajaran bunyi bahasa akan menjadi bertambah penting ketika guru berhadapan dengan beberapa bunyi yang menyulitkan siswa. Karena itu langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru sebelum mengajarkan bunyi adalah mengetahui dengan persis bunyi-bunyi yang dapat menyulitkan siswa tersebut, baik berdasarkan bacaan atau pengalaman dan penelaahan guru sendiri. Pengetahuan seperti itu akan dimiliki oleh guru kalau dia sudah mengetahui sistem tata bunyi bahasa Arab 307

Upload: ermahfir

Post on 11-May-2015

12.636 views

Category:

Education


16 download

DESCRIPTION

MKPBA 2

TRANSCRIPT

Page 1: Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’

Kegiatan Belajar 2

Prosedur dan Teknik Pengajaran Aswat dan Maharah al-Istima’

A. Pengajaran Aswat Arabiyah

Bunyi bahasa adalah komponen bahasa yang pertama kali dihadapi oleh pelajar

bahasa baru, karena itulah bunyi bahasa harus diajarkan dengan cara yang benar, yang

memudahkan para siswa untuk mengatasi problem bunyi bahasa yang mereka hadapi.

Karena itu pekerjaan pertama yang harus dituntaskan oleh guru bahasa Arab adalah

mengatasi kesulitan siswa dalam mengucapkan bunyi-bunyi bahasa Arab, seperti

mengucapkan bunyi mad, bunyi syiddah, alif lam syamsiyyah dan qamariyyah, bunyi-

bunyi yang sifat hurufnya memiliki kemiripan, bunyi-bunyi yang makhrajnya berdekatan,

bunyi tanwin, huruf mad dan layyin, dan sebagainya.

Kesulitan-kesulitan tersebut akan dihadapi oleh siswa karena karakter sistem bunyi

bahasa Arab dalam beberapa hal memang berbeda dengan bahasa lainnya, dan bisa juga

timbul karena pengaruh dari bahasa Ibu siswa. Dengan kenyataan demikian, pengajaran

bunyi bahasa akan menjadi bertambah penting ketika guru berhadapan dengan beberapa

bunyi yang menyulitkan siswa.

Karena itu langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru sebelum mengajarkan

bunyi adalah mengetahui dengan persis bunyi-bunyi yang dapat menyulitkan siswa

tersebut, baik berdasarkan bacaan atau pengalaman dan penelaahan guru sendiri.

Pengetahuan seperti itu akan dimiliki oleh guru kalau dia sudah mengetahui sistem tata

bunyi bahasa Arab kemudian membandingkannya dengan sistem tata bunyi bahasa bahasa

Indonesia, ditambah sistem tata bunyi bahasa daerah yang menjadi bahasa ibu siswa. Yaitu

dengan melakukan studi perbandingan sistem bunyi antar bahasa yang dinamakan dengan

istilah "Studi Kontrastif” atau "Analisis Kontrastif”.

Setelah melakukan studi tersebut, diharapkan guru bisa:

a. Mengidentifikasi/mengetahui persamaan bunyi antara bahasa Arab dan bahasa

Indonesia/bahasa pembelajar.

b. Mengidentifikasi/mengetahui bunyi-bunyi bahasa Arab yang tidak terdapat dalam

bahasa Indonesia/bahasa pembelajar.

c. Mengidentifikasi/mengetahui bunyi-bunyi bahasa Indonesia/bahasa ibu yang tidak

terdapat dalam bahasa Arab

307

Page 2: Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’

d. Memprediksi kesulitan-kesulitan dalam pengucapan bunyi bahasa yang mungkin

dialami siswa.

e. Menjelaskan sebab-sebab kesulitan pengucapan bahasa Arab yang dialami para

siswa. Dengan mengetahui perbedaan antara kedua bahasa tersebut guru bisa

mengetahui bagaimana pengaruh suatu bahasa terhadap bahasa lainnya.

Setelah mengidentifikasi bunyi-bunyi yang diduga kuat akan menyulitkan siswa,

maka langkah selanjutya adalah mengidentifikasi pada bagian mana kesulitan-kesulitan

tersebut akan muncul, karena tidak mengajarkan bunyi terpisah dari materi kebahasaan

yang lain. Dalam sistem pengajaran bahsaa terpadu (nazhariyah al-wahdah/all in one

system) persoalan pengajaran bunyi terkait erat dengan kosakata pokok yang terdapat

dalam materi hiwar atau materi qira‘ah. Jika letak kesulitan sudah bisa diidentifikasi

dengan jelas, maka guru perlu melakukan serangkaian tindakan dalam program

pembelajaran untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.

Berikut ini adalah uraian tentang langkah-langkah pengajaran aswat 'arabiyyah yang

bisa dipertimbangkan penggunaannya oleh guru dengan melihat kondisi ril di kelasnya.

Langkah-langkah tersebut adalah :

1. Penyajian model pelafalan

Cara yang paling efektif dalam mengajarkan bunyi bahasa Arab yang sulit kepada

siswa adalah dengan mencontohkan pelafalan setiap bunyi yang kemudian diikuti oleh

siswa. Selain dalam bentuk bunyi tunggal, contoh pelafalan tersebut sebaiknya diberikan

dalam bentuk kata bermakna dimana huruf yang dicontohkan berada di awal, di tengah dan

di akhir kata. Contoh:

ص- ص- ص- ص-صوف – صار – صيف – صدر – صوم – صياد- أصغى – حصة – انتصر – أصدقاء – قصور – مصير-�الص – رصاص – لص-��ربص – خ��ريص –ت��وص – ح� .... هلم مخص

جراTeknik lain yang efektif untuk mencontohkan pelafalan bunyi bahasa adalah dengan

menggunakan pasangan minimal (tsuna’iyyah sugra/minimal pair), yaitu dua kata yang

berbeda maknanya karena perbedaan satu huruf saja, apakah di awal, di tengah, atau di

akhir.

Latihan membedakan bunyi bahasa dengan pasangan minimal dapat dilakukan

dengan cara guru melafalkan pasangan minimal dengan jelas sementara siswa menyimak

308

Page 3: Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’

dan memperhatikan gerak bibir dan mulut guru mereka supaya terlihat dengan jelas

perbedaan kedua kata tersebut. Contoh-contoh pasangan minimal yang dapat membantu

garu menggunakan teknik ini adalah.

�رة��رة – س��مة/ ص��مة – بس��د/ بص��د – فس��حوب/ فص� - مس / ص�ريع – س�ريع يص�ير – يس�ير/ - نص�ب نس�ب/ مص�حوب

�ورة/ م�ص – مس/ صيف – سيف��ورة – س��اد/ ص��اد – س� / ص ه�ام/حجم – هجم/ يص�وم – يسوم/ صام – سام/ صار – سار

�ل – منهل/مناحي – مناهي/نزح – نزه/حام –� /انتحى – انتهى/منح�اره/ساحر – ساهر/نحر – نهر/محموم – مهموم��ارح – ف��ام/ف� – هم�ل/بحت – بهت/سفح – سفه/حمام��ل – أهم��د/أحم��اد – ه��اح/ح� – ف

حمل – مل/ ناحية – ناهية/فاهKegiatan memberikan model pelafalan kepada siswa juga bisa dilakukan dengan

menulis lambang bunyi yang dicontohkan. Teknik ini tentunya bisa dilakukan kalau guru

mengajarkan kemahiran menyimak bunyi bahasa dengan kemahiran membaca lambang

bahasa.

Dengan tsuna’iyyah sugra kegiatan ini bisa dilakukan dengan membedakan dua

huruf yang berbeda dalam tsuna’iyyah sugra dengan warna yang berbeda, sehingga ketika

guru melafalkan setiap kata siswa bisa dengan gampang mengidentifikasi bunyi yang

berbeda tersebut dari warna tulisan yang berbeda.

2. Pemberian Latihan/Drill

Setelah memberikan contoh pelafalan, guru memberikan beberapa bentuk dril untuk

membiasakan siswa melafalkan bunyi-bunyi yang sudah dicontohkan pelafalannya pada

tahapan sebelumnya. Di antara bentuk dril yang bisa digunakan oleh guru adalah:

1. Latihan menirukan dan mengulangi, dengan cara:

- para siswa meniru/mengulangi secara bersama-sama

- para siswa meniru/mengulangi secara berkelompok (berdasarkan tempat duduk, jenis

kelamin atau pertimbangan lainnya)

- para siswa meniru/mengulangi atau mengulang perorangan

2. Latihan membedakan bunyi bahasa

Latihan membedakan bunyi bahasa dapat divariasikan menjadi:

a) Menentukan satu dari tiga bunyi.

Contoh:

Tentukan apakah bunyi shad [ص] diucapkan pertama, kedua, atau ketiga!

309

Page 4: Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’

ش – ش – ( ص4 ش – ص – ( س1ص – س – ( ش5 س – ش – ( ص2س – س – ( ص6ص – س – ( س3

b) Menentukan salah satu dari dua bunyi dalam sebuah kalimat

Contoh: Tentukan apakah bunyi [ص] atau yang [س] ada dalam setiap kata

berikut! .

( الفصل5/ ( السح�اب4/ ( الصدف3/ ( سرير2/ صالح(1 ( السفح10/ ( الصورة9/ الصرة (8/ ( السور7/ السائر(6

c) Menyimak dan mengulangi tsuna’iyyah sugra (buku tertutup)

d) Membaca dan mengulang tsuna’iyyah sugra (buku terbuka)

d) Membaca bebas, artinya guru memerintahkan para siswa untuk membaca huruf, kata,

atau kalimat yang mengandung bunyi yang sulit tanpa memberikan contoh pelafalan

terlebih dahulu.

3. Praktik penggunaan bunyi bahasa

Maksud kegiatan ini adalah guru menggunakan bunyi-bunyi yang sudah dipelajari

oleh siswa dalam kegiatan berbahasa sebenarnya, baik yang komplek maupun yang

sederhana, seperti dengan cara menyebut nama siswa dalam kelas, menyebut suatu benda

yang ada di dalam atau di luar kelas, atau menyebut nama anggota badan yang

menggunakan bunyi-bunyi yang sudah dilatihkan.

B. Pengajaran Maharah al-Istima’

Pengajaran bunyi bahasa adalah kegiatan yang paling mendasar untuk

mengembangkan kemampuan menyimak, sebelum siswa menguasai sistem bunyi bahasa

Arab, tidak akan mungkin guru bisa mengembangkan kemampuan menyimak dalam

artinya yang substansial, yakni dalam arti memahami isi atau kandungan makna dari suatu

bahan simakan.

Para siswa mungkin tidak tahu tentang apa yang dilakukan oleh seorang pendengar

yang baik, karena itu adalah menjadi tanggung jawab guru untuk member tahu siswa

bagaimana caranya menjadi penyimak yang baik, guru juga harus menciptakan lingkungan

dalam kelas yang bisa mendorong para siswa untuk belajar menyimak. Sebagaimana guru

juga perlu menciptakan dan mengembangkan situasi kelas yang dapat mendukung para

siswa untuk belajar menyimak dan terlibat aktif dalam kegiatan menyimak.

310

Page 5: Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’

Dalam pengajaran bahasa Arab sistem terpadu (nazhariyyah al-wahdah/all in one

system), pengajaran menyimak dapat langsung digabungkan dengan kegiatan pengajaran

yang lain. Misalnya ketika guru mengajarkan kosakata baru, mengajarkan struktur kalimat,

mengajarkan kitabah, dan lebih-lebih lagi ketika mengajarkan materi hiwar (untuk kalam)

dan al-qira’ah. Artinya dalam mengajarkan materi-materi tersebut guru harus selalu

memperhatikan bunyi-bunyi yang menyulitkan siswa, mencontohkan pelafalan yang benar,

dan memulai kegiatan pembelajaran untuk materi apapun dengan kegiatan menyimakkan

bunyi-bunyi bahasa Arab. Penggunaan bahasa Arab dengan proporsi yang besar dalam

kelas akan sangat mendukung berkembangnya kemampuan menyimak siswa.

Sementara dalam pengajaran bahasa Arab yang dikhususkan untuk pelajaran

menyimak (nazhariyah al-wahdah/separated system), sudah menjadi tugas pokok yang

harus dilaksanakan oleh para guru bahasa untuk melakukan serangkaian kegiatan dalam

tiga fase pengajaran menyimak, yaitu; kegiatan pada fase sebelum menyimak, selagi

menyimak, dan setelah menyimak.

1. Kegiatan Pramenyimak

Pada tahap ini, guru perlu menyadari bahwa para siswa mempunyai pengalaman

yang berbeda dalam aktivitas menyimak yang berakibat pada perbedaan pengetahuan dan

latar belakang yang dapat mempengaruhi proses memahami makna bahan simakan.

Kepercayaan dan sikap siswa terhadap bahan simakan juga akan mempengaruhi

pemahaman mereka terhadap maknanya.

Sebelum kegiatan menyimak dimulai, guru hendaknya berusaha membangkitkan

semangat siswa untuk memahami topik yang akan mereka dengarkan. Kegiatan ini

hendaknya juga diarahkan untuk mendiagnosa apa telah mereka ketahui tentang topik, agar

guru bisa menetapkan pengetahuan awal yang telah dimiliki oleh siswa (schemata), dan

untuk menetapkan tujuan berikutnya.

Ada beberapa strategi yang dapat digunakan oleh guru dengan baik untuk

"mempersiapkan" para siswa agar menjadi penyimak yang baik:

a. Berdayakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa

Setelah memberikan uraian pengantar sekitar topik bahan simakan, guru memberi para

siswa kesempatan untuk mengajukan beberapa pertanyaan yang relevan dengan topik.

Jika cara ini tidak berhasil, gurulah yang mengajukan beberapa pertanyaan kepada para

311

Page 6: Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’

siswa. Situasi ini dapat digunakan untuk menentukan apa sebenarnya informasi dalam

teks simakan yang para siswa benar-benar ingin ketahui.

b. Bangun pengetahuan awal siswa

Informasi tentang pembicara, topik dari bahan yang disajikan dan tujuan dari presentasi

juga akan sangat bermanfaat bagi para siswa untuk memahami bahan-bahan simakan.

Kosa kata yang relatif tidak familiar dengan para siswa yang digunakan dalam bahan

simakan perlu diperkenalkan kepada para siswa. Penjelasan singkat tentang

permasalahan yang mungkin timbul terkait dengan tatabahasa seperti zaman fi’il, pola

syarat dan jawab syarat, juga akan banyak menolong para siswa memahami teks

simakan.

c. Jelaskan tugas siswa selama kegiatan menyimak

Guru hendaknya menjelaskan apa yang harus dilaksanakan selama kegiatan menyimak

berlangsung seperti:

1) Para siswa harus menyiapkan diri secara fisik;

2) Para siswa harus sudah menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan seperti buku

tulis, pena, pensil atau yang lainnya;

3) Para siswa harus duduk dengan nyaman.

4) Para siswa harus merperhatikan dengan penuh bahan simakan.

5) Para siswa tidak boleh melakukan kegiatan lain yang dapat mengganggu mereka

seperti membaca atau berbicara dengan sesama siswa.

d. Gambarkan dengan jelas tujuan kegiatan menyimak

Para siswa hendaknya mengetahui mengapa mereka perlu menyimak, apa yang harus

dikuasai dan bagaimana cara mencapainya. Apakah siswa menyimak agar mampu

memahami kandungan teks simakan ataukah mereka mendengarkan agar mampu

menanggapi secara fisik? Apakah mereka menyimak agar mampu mengidentifikasi

bunyi kata-kata atau bunyi ungkapan atau bunyi kalimat yang diperdengarkan dan

sebagainya.

e. Gunakan panduan menyimak

Beberapa pertanyaan dasar yang terkait dengan kandungan suatu teks simakan

hendaknya sudah ada dalam benak siswa sebelum mereka menyimak. Artinya mereka

sudah punya prediksi awal tentang hal-hal yang akan (atau mungkin) muncul dalam

bahan simakan, sehingga mereka mempunyai prediksi titik fokus dalam kegiatan

menyimak.

312

Page 7: Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’

Ketika bahan simakan yang akan digunakan oleh guru berisi sebuah percakapan antara

beberapa orang, pertanyaan-pertanyaan berikut bisa memandu siswa untuk memahami

isi bahan simakan secara teratur, misalnya:

1) Apa topik utama dari percakapan yang ada dalam teks simakan?

2) Apa yang akan dilakukan oleh para tokoh dalam teks simakan?

3) Siapa saja tokoh yang ada dalam teks simakan?

4) Apa profesi para tokoh dalam teks simakan?

5) Di mana percakapan tersebut berlangsung?

6) Apa hubungan antarpara tokoh dalam teks simakan?

7) Bagaiman alur percakapannya, siapa berbicara kepada siapa?

8) Kapan percakapan itu berlangsung?

9) Apa saja penanda transisi yang digunakan oleh para tokoh (pertama-tama, yang

kedua, setelah itu, sebaliknya; bagaimanapun, oleh karena itu, sebagai

konsekwensinya, akibatnya; dan sebagainya.

2. Kegiatan ketika Menyimak

Dalam kegiatan fase ini, para siswa perlu: (a) didorong untuk memahami implikasi

dari tingkat kecepatan dalam kegiatan menyimak. Para siswa harus didorong untuk

memanfaatkan masa senjang untuk memproses pesan dengan aktif; (b) memiliki komentar

mental terhadap teks simakan; dan (c) mengingat, atau mencatat kata kunci.

Lebih-lebih lagi para siswa harus diberi beberapa latihan untuk membuat

kesimpulan. Guru harus mengusahakan agar para siswa memperhatikan makna yang

tersirat dan tersurat dalam setiap kalimat, di antaranya dengan memperhatikan nada

pembicaraan dalam bahan simakan. Dalam kegiatan mendengar tingkat lanjut,

dimungkinkan untuk menggunakan strategi membuat catatan pokok selama kegiatan

menyimak.

3. Kegiatan Pascamenyimak

Ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh guru kepada para siswa pada tahap akhir

dari kegiatan menyimak. Secara umum para siswa harus diarahkan untuk menanggapi apa

yang sudah mereka simak, baik dalam rangka untuk memperjelas makna yang ada dalam

teks simakan atau memperluas wawasan mereka, maupun untuk mengevaluasi tingkat

penguasaan siswa terhadap bahan simakan.

313

Page 8: Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’

Para guru hendaknya merencanakan kegiatan pascamenyimak untuk mengecek ulang

seberapa jauh para siswa sudah mampu memahami isi teks simakan, untuk

mengembangkan keterampilan berbahasa mereka yang lain (berbicara, membaca, dan

menulis), dan untuk memeriksa apakah para siswa mengalami kesulitan di dalam

memahami teks simakan. Kegiatan pascamenyimak menjadi penting karena para siswa

masih mengalami kesulitan karena penguasaan mereka yang lemah terhadap unsur-unsur

bahasa (kosa kata dan struktur).

Ada beberapa contoh kegiatan setelah menyimak atau kegiatan lanjutan setelah

kegiatan menyimak selesai.

a. memberikan serangkaian pertanyaan untuk menguji pemahaman para siswa terhadap

teks simakan.

b. Meminta para siswa untuk menceritakan ulang apa yang telah mereka simak.

c. Meminta para siswa untuk mendiskusikan apa yang telah mereka simak, baik secara

berpasangan atau secara berkelompok.

d. Meminta para siswa itu untuk meringkas atau membuat out-line dari apa yang sudah

mereka simak

e. Para siswa diminta untuk mengidentifikasi gambar orang tertentu jika apa yang telah

mereka simak terkait dengan gambaran tentang seseorang.

f. Para siswa diminta melakukan serangkain tindakan yang diminta dalam bahan

simakan.

g. Para siswa bisa diminta untuk menyatakan penilaian atau evaluasi pribadi mereka

tentang teks simakan yang sudah mereka pelajari. Tidak ada ukuran benar atau salah

dalam kegiatan ini karena ia hanya bertujuan untuk mengetahui perasaan, pendapat atau

sikap siswa.

C. Prinsip-Prinsip Peningkatan Kemampuan Menyimak

Proses menyimak tidak hanya terbatas pada kepentingan untuk mengidentifikasi

lambang-lambang bunyi lisan, kemampuan itu hanyalah satu bagian kecil dari kemahiran

menyimak. Lebih jauh dari itu adalah bisa menangkap isi atau pesan serta makna yang

disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Guru memerlukan citra

yang menyeluruh tentang apa yang dilakukannya untuk membantu para pembelajarnya

meningkatkan kemampuan menyimak (Ur, 1988: 33). Di bawah ini ada beberapa panduan

314

Page 9: Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’

untuk guru dalam membantu para pembelajar meningkatkan kemampuan menyimak

mereka.

a. Kemampuan menyimak akan meningkat melalui interaksi dalam bahasa Arab,

karenanya jadikanlah bahasa Arab sebagai bahasa kelas. Beri kesempatan para

pembelajar untuk saling bertukar pikiran atau ide dengan menggunakan bahasa Arab.

b. Kenalkan kepada para siswa para penutur bahasa Arab secara pribadi atau melalui

video dan kaset rekaman. Perlihatkan kepada mereka perbedaan tipe-tipe pembicara

dan situasi pembicaraan. Dorong mereka untuk memahami segala sesuatu penting bagi

mereka pada saat menyimak.

c. Dorong para pembelajar untuk mandiri, mencari kesempatan menyimak di luar kelas

atas inisiatif sendiri.

d. Kemampuan menyimak akan meningkat melalui pemusatan perhatian pada makna dan

upaya mempelajari bahan yang penting dan baru dalam bahasa sasaran.

e. Kemampuan akan menyimak meningkat melalui kegiatan pemahaman. Dengan

memusatkan perhatian pada tujuan-tujuan khusus menyimak, para pembelajar memiliki

kesempatan untuk menilai dan merevisi apa yang telah mereka capai.

f. Kemampuan menyimak meningkat melalui perhatian terhadap kecermatan dan analisis

bentuk. Dengan belajar memahami bunyi-bunyi dan kata-kata secara cermat pada saat

melakukan aktivitas yang berorientasi pada makna, para pembelajar dapat memperoleh

kemajuan. Dengan belajar mendengarkan bunyi-bunyi dan kata-kata secara cermat,

mereka memperoleh keyakinan dalam memahami bahan simakan.

g. Rancang aktivitas menyimak yang melibatkan para pembelajar secara pribadi. Rancang

tujuan untuk setiap aktivitas. Beri mereka umpan balik yang jelas. Siapkan review yang

sistematis terhadap rekaman dan aktivitas untuk membantu mengkonsolidasi hasil

ingatan dan pembelajaran mereka.

h. Lebih berfokuslah pada pengajaran daripada pada evaluasi. Selama kegiatan menyimak

berlangsung, lebih baik memberikan pujian kepada para pembelajar yang mencoba

mengajukan ide yang masuk akal daripada kepada yang hanya mampu ‘menjawab

dengan benar’. Catatlah terus apa yang telah mereka raih selama belajar menyimak.

i. Carilah cara yang efektif untuk memanfaatkan rekaman audio atau video yang sejalan

dengan buku teks yang Anda gunakan.

315

Page 10: Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’

D. Beberapa Teknik Alternatif Pengajaran Aswat dan Maharah al-Istima’

Disamping teknik-teknik pengajaran bunyi bahasa dan kemahiran menyimak yang

sudah dijelas sebelumnya, teknik-teknik berikut dapat dimanfaatkan oleh guru bahasa Arab

untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa.

1. Dengar-ulang-ucap

Model ucapan yang akan diperdengarkan dipersiapkan secara cermat oleh guru. Isi

model ucapan dapat berupa fonem, kata, kalimat, ungkapan, kata-kata mutiara,

semboyan dan puisi-puisi pendek. Model itu dapat dibacakan atau berupa rekaman.

Model ini disimak dan ditiru oleh siswa.

2. Dengar-tulis (dikte)

Dengar-Tulis (Dikte) mirip dengan Dengar-Ulang Ucap. Model ucapan yang

digunakan dalam Dengar-Ulang Ucap dapat digunakan dalam Dengar- Tulis. Dengar-

Ulang Ucap menuntut reaksi bersifat lisan, Dengar-Tulis menuntut reaksi bersifat

tulisan. Jadi sudah melibatkan kemahiran lain selain kemahiran menyimak.

3. Dengar-kerjakan

Model ucapan berisi kalimat-kalimat perintah. Siswa yang menyimak isi ucapan

mereaksi sesuai dengan instruksi. Reaksi biasanya dalam bentuk perbuatan.

4. Dengar-terka

Guru menyusun deskripsi sesuatu benda tanpa menyebutkan nama bendanya. Deskripsi

dibacakan atau diputar rekamannya kepada siswa. Siswa menyimak teks lisan

dengan saksama, kemudian menerka isinya.

5. Memperluas kalimat

Guru menyebutkan sebuah kalimat. Siswa mengucapkan kembali kalimat tersebut.

Kembali guru mengulangi mengucapkan kalimat tadi. Kemudian guru mengucapkan

kata atau kelompok kata lain. Siswa melengkapi kalimat tadi dengan kelompok kata

yang disebutkan terakhir o1eh guru. Hasilnya adalah kalimat yang diperluas.

6. Menemukan benda

Guru mengumpulkan sejumlah benda. Benda-benda tersebut sebaiknya sudah pernah

dikenal oleh para siswanya. Benda-benda itu dimasukkan ke dalam sebuah kotak

terbuka. Kemudian guru menyebutkan nama sesuatu benda. Siswa mencari benda yang

316

Page 11: Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’

baru diucapkan guru. Bila bendanya sudah ditemukan, kemudian ditunjukkan kepada

guru.

7. Bisik berantai

Guru membisikkan suatu kalimat kepada siswa yang paling depan atau pertama. Siswa

tersebut menyampaikan kalimat tadi dengan cara membisikkannya ke telinga siswa

berikutnya. Demikian seterusnya sampai siswa terakhir. Siswa terakhir mengucapkan

kalimat tadi dengan suara nyaring. Atau boleh juga siswa terakhir menuliskan kalimat

tersebut di papan tulis. Guru mencocokkan kalimat yang ditulis siswa dengan kalimat

yang dibisikkan.

8. Menyelesaikan cerita

Misalnya dengan cara kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok

beranggotakan 3-4 orang. Guru memanggil anggota kelompok pertama, misalnya

kelompok 1, maju ke depan kelas. Yang bersangkutan disuruh bercerita, judul bebas

kadang-kadang juga ditentukan oleh guru. Setelah yang bersangkutan bercerita.

misalnya baru seperempat bagian isi dipersilakan guru untuk duduk, Cerita tersebut

dilanjutkan oleh anggota kedua. Anggota ketiga maju melanjutkan cerita itu. Bagian

terakhir cerita diselesaikan oleh anggota keempat. Setiap siswa harus mendengar cerita

dari kelompok sebelumnya untuk mampu melanjutkan cerita dengan baik. Di sini

keterampilan menyimak berkembang menjadi keterampilan berbicara.

9. Identifikasi kata kunci

Setiap kalimat, paragraf ataupun wacana selalu memiliki sejumlah kata kunci yang

dapat mengungkapkan isi keseluruhan kalimat, paragraf atau wacana. Menyimak isi

kalimat yang panjang atau paragraf dan wacana yang pendek-pendek tidak perlu

menangkap semua kata-katanya. Cukup diingat beberapa kata kunci yang merupakan

inti pembicaraan. Melalui perakitan kata kunci menjadi kalimat-kalimat utuh kita

sampai pada isi singkat bahan simakan.

10. Identifikasi kalimat topik

Setiap paragraf mengandung minimal dua unsur. Pertama ialah kalimat topik, kedua

ialah kalimat pengembang. Posisi kalimat topik mungkin di bagian depan, di bagian

akhir paragraf. Bahkan sekali-sekali ditemukan juga kalimat topik di tengah-tengah

paragraf. Memahami paragraf ataupun wacana yang dilisankan berarti mencari dan

memahami kalimat topik setiap paragraf.

317

Page 12: Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’

11. Menyingkat/merangkum

Menyimak bahan simakan yang agak panjang dapat dilakukan melalui penyingkatan.

Menyingkat/merangkum berarti merangkum bahan yang panjang menjadi sesedikit

mungkin. Namun yang sedikit itu dapat mewakili atau menjelaskan yang panjang.

12. Parafrase

Suatu cara yang biasa digunakan orang dalam memahami isi sebuah teks simakan ialah

dengan cara mengutarakan isi simakan dengan kata-kata sendiri. Bahan simakan yang

sudah direkam atau dibacakan guru diperdengarkan kepada siswa. Mereka menyimak

isinya lalu mengutarakannya kembali dengan bahasa sendiri.

13. Menjawab pertanyaan

Cara lain untuk mengajarkan cara menyimak yang efektif ialah melalui latihan

menjawab pertanyaan, apa, siapa, mengapa, di mana, mana, dan bilamana yang

diajukan kepada bahan simakan. Untuk memantapkan pemahaman melaksanakan cara

ini maka latihan diadakan bertahap, satu demi satu dan terakhir semuanya sekaligus.

Latihan

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda

mengerjakan latihan berikut ini!

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

1. Apa manfaat yang bisa diambil guru dengan melakukan studi kontrastif antara bahasa

Arab dan bahasa Indonesia

2. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah pengajaran al-aswat?

3. Apa saja yang dilakukan pada kegiatan pramenyimak?

4. Sebutkan beberapa teknik pengajaran aswat dan maharah al-istima’?

Kunci Jawaban Latihan1. Setelah melakukan studi kontrastif, guru diharapkan bisa:

a. mengidentifikasi/mengetahui persamaan bunyi antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia/bahasa pembelajar.

b. mengidentifikasi/mengetahui bunyi-bunyi bahasa Arab yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia/bahasa pembelajar.

318

Page 13: Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’

c. mengidentifikasi/mengetahui bunyi-bunyi bahasa Indonesia/bahasa ibu yang tidak terdapat dalam bahasa Arab

d. memprediksi kesulitan-kesulitan dalam pengucapan bunyi bahasa yang mungkin dialami siswa.

e. menjelaskan sebab-sebab kesulitan pengucapan bahasa Arab yang dialami para siswa. Dengan mengetahui perbedaan antara kedua bahasa tersebut guru bisa mengetahui bagaimana pengaruh suatu bahasa terhadap bahasa lainnya.

2. Langkah-langkah pengajaran aswat adalah (a) Penyajian model pelafalan, yaitu mencontohkan pelafalan setiap bunyi yang kemudian diikuti setiap siswa. (b) Pemberian latihan/drill, yaitu memberikan beberapa bentuk drill untuk membiasakan siswa melafalkan bunyi-bunyi yang sudah dicontohkan pelafalannya. (c) Praktik penggunaan bunyi bahasa, yaitu menggunakan bunyi-bunyi yang sudah dipelajari oleh siswa dalam kegiatan berbahasa sebenarnya, baik yang komplek maupun yang sederhana.

3. Kegiatan yang dilakukan pramenyimak oleh guru adalah berusaha membangkitkan semangat siswa untuk memahami topik yang akan didengarkan, guru berusaha menyadari bahwa para siswa mempunyai pengalaman yang berbeda dalam aktifitas menyimak.

4. Teknik-teknik berikut bisa digunakan dalam pengajaran maharah al-itima’ yaitu: dengar-ulang ucap, dengar-tulis, dengar-kerjakan, dengar-terka, memperluas kalimat, menemukan benda, bisik berantai, menyelesaikan cerita, identifikasi kata kunci, identifikasi kalimat topik, menyingkat/merangkum, parafrase, dan menjawab pertanyaan

Ringkasan

Ilmu aswat adalah ilmu yang mempelajari bunyi. Bunyi yang dipelajari adalah

bunyi bahasa, yaitu komponen yang pertama kali dihadapi oleh pelajar bahasa baru, karena

itulah bunyi bahasa harus diajarkan dengan benar. Bunyi bahasa Arab dan bahasa

Indonesia mempunyai karakteristik berbeda. Oleh karenanya guru harus memahami kedua

karakteristik ini, agar memudahkan siswa dalam menyerap apa yang diajarkan. Langkah-

langkah pengajaran aswat diantaranya: penyajian model pelafalan, pemberian latihan/drill,

dan praktik penggunaan bahasa.

Pengajaran bunyi bahasa adalah kegiatan yang paling mendasar untuk

mengembangkan kemampuan menyimak. Fase pengajaran menyimak mencakup tiga

kegiatan pokok, diantaranya kegiatan pramenyimak, kegiatan ketika menyimak, dan

kegiatan pascamenyimak. Adapun teknik yang dapat dimanfaatkan oleh guru bahasa Arab

untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa diantaranya: dengar-ulang ucap,

dengar-tulis (dikte), dengar-kerjakan, dengar-terka, memperluas kalimat, menemukan

benda, bisik berantai, menyelesaikan cerita, identifikasi kata kunci, identifikasi kalimat

topik, menyingkat/merangkum, paraphrase, dan menjawab pertanyaan.

319

Page 14: Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’

Tes Formatif 2

Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan!1) Padanan istilah dari 'ilm aswat adalah …

A. Fonetik B. Fonologi C. 'Ilm Dilalah D. 'Ilm Bayan

2) Dibawah ini manfaat yang bisa diambil guru setelah melakukan studi kontrastif antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia, kecuali …A. Mengidentifikasi/mengetahui bunyi-bunyi bahasa Arab yang tidak terdapat dalam

bahasa IndonesiaB. Mengidentifikasi/mengetahui persamaan bunyi antara bahasa Arab dan bahasa

IndonesiaC. Mengidentifikasi/mengetahui karakteristik lingkungan antara bahasa Arab dan

bahasa Indonesia D. Memprediksi kesulitan-kesulitan dalam pengucapan bunyi bahasa yang mungkin

dialami siswa

3) Guru memerintahkan para siswa untuk membaca huruf, kata atau kalimat yang mengandung bunyi yang sulit tanpa memberikan contoh pelafalan terlebih dahulu merupakan pengertian dari membaca ...A. nyaring B. dalam hati B. terarah D. bebas

4) Yang termasuk kegiatan pramenyimak adalah …A. Siswa didorong untuk memahami implikasi dari tingkat kecepatan dalam

kegiatan menyimakB. Siswa dituntut memiliki komentar mental terhadap teks simakanC. Memberdayakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa D. Mengingat atau mencatat kata kunci yang ada dalam bahan simakan

5) Kegiatan yang bisa dilakukan guru pascamenyimak adalah …A. Mereview pelajaran sebelumnya yang terkait dengan proses meyimakB. Meminta siswa untuk menceritakan ulang apa yang telah mereka simakC. Menggambarkan dengan jelas tujuan dan manfaat kegiatan menyimak D. Memberdayakan pengetahuan dan pemahaman yang sudah dimiliki siswa

6) Dibawah ini panduan untuk guru dalam membantu para pembelajar untuk meningkatkan kemampuan menyimak, kecuali …A. Memberikan pertanyaan tertulis untuk teks pemahamanB. Menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa kelasC. Mengenalkan penutur bahasa Arab kepada para siswa melalui video atau rekamanD. Memberi kesempatan menyimak di luar atas inisiatif sendiri

7) Teknik yang paling efektif untuk mengajarkan penguasaan fonem sebagai bentuk aswat adalah …

320

Page 15: Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’

A. Dengar-ulang ucap B. Dengar-tulis (dikte)C. Dengar-kerjakan D. Dengar-terka

8) Cara melatih keterampilan menyimak dimana siswa diminta untuk mengutarakan kembali isi simakan dengan kata-kata sendiri disebut ..A. paraphrase B. menyalin C. meringkas D. menjelaskan

9) Selama berlangsungnya kegiatan menyimak, siswa disarankan untuk melakukan hal-hal berikut, kecuali …A. mempersiapkan diri secara fisikB. duduk dengan nyaman dan tenangC. menceritakan langsung pesan dalam simakanD. tidak melakukan kegiatan selain menyimak

10) Di antara teknik mengajarkan keterampilan menyimak berikut yang juga berkaitan dengan keterampilan bebicara adalah …

A. identifikasi kalimat topik B. melanjutkan ceritaC. menemukan benda D. membuat ringkasan

Balikan dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di

bagian akhir Modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di

bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = _________________________________ X 100%

10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90 – 100 % = baik sekali

80 – 89 % = baik

70 - 79 % = cukup

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan

dengan Modul selanjutnya. Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah

80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum Anda

kuasai.

321

Page 16: Prosedur Dan Teknik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al Istima’

322