prosedur awal psikodiagnotikmaria_c.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/56666/minggu+7+dan… ·...

32

Upload: dangdat

Post on 06-Sep-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Prosedur awal Psikodiagnotik

• Memilih prosedur pemeriksaan yang tepat (termasuk keputusan apakah ada wawancara dan observasi).

• Dari hasil pemberian kuisioner atau wawancara awal

Pelaksanaan Tes Psikologi

• Ada 2 cara melaksanakan tes psikologi : – Tes Individual; Dilakukan terhadap satu orang pada satu waktu

tertentu, Fokus: lebih global atau holistic, ujuan utama adalah mengukur kemampuan umum (general trait) dari individu, Time consuming, Observasi terhadap testee bisa dilakukan dengan lebih intensif, Skor tidak tergantung pada kemampuan membaca testee

– Tes Klasikal: Dilakukan pada banyak orang sekaligus pada satu waktu/waktu yang sama, Fokusnya lebih sempit, yaitu untuk memprediksi kinerja akademik atau profesi, Skor tes sangat tergantung pada kemampuan membaca testee, Validitasnya lebih tinggi, Lebih sering digunakan untuk proses screening (pendidikan atau pekerjaan).

Administrasi Tes Psikologis

• PERSIAPAN DIRI PEMERIKSA DAN PENGAWAS

– Pemeriksa dan pengawas harus menguasai materi tes yang disajikan.

– Penampilan baik (cara berpakaian ; rapi, formal , tidak bersepatu karet, tidak memakai rok di atas lutut, hak sepatu tidak terlalu tinggi. Cara berdiri, cara berjalan dan sebagainya).

– Menyiapkan diri untuk tampil sebagai seorang profesional; kompeten dalam tugas dan bersikap obyektif khususnya terhadap peserta.

– Tugas utama pengawas adalah membantu pemeriksa tes sejak tahap persiapan tes, pelaksanaan tes sampai pemeriksaan berakhir

– Pemeriksa dan pengawas berperan sebagai team sehingga sangat dituntut untuk melakukan kerjasama dengan baik.

• PERSIAPAN PELAKSANAAN TES

– Persiapan ruangan

– Persiapan panitia (koordinator, pemeriksa dan pengawas).

PELAKSANAAN TES

• Klasikal – Memeriksa apakah semua peserta telah memperoleh buku tes,

lembar jawaban, dan alat tulis. – Menjelaskan identitas yang harus ditulis pada lembar jawaban. – Menjelaskan contoh untuk setiap tes. – Menjelaskan sistem koreksi yang akan dipakai jika peserta

ingin memperbaiki jawaban. – Mengisi berita acara. – Pengawas selalu berkeliling untuk memeriksa pekerjaan peserta,

jika terjadi kesalahan pada salah satu peserta maka berikan penjelasan secara individual penjelasan tidak terlalu lama agar peserta yang bersangkutan tidak mengganggu jalannya tes secara keseluruhan).

– Setiap peserta akan mengawali dan mengakhiri suatu tes dalam waktu yangbersamaan.

– Sebelum suatu tes habis waktu, pemeriksa/pengawas telah membagikan alat tes berikutnya

Pelaksanaan Tes

• Individual

– Tester melakukan raport pada klien

– Membuat suasana yang tenang agar klien merasa lebih nyaman

– Menjelaskan pada klien tiap subtes pada suatu alat tes

– Mengobservasi perilaku klien pada saat pengetesan

– Menyiapkan subtes berikutnya untuk klien

PENUTUP

• Sebelum mengucapkan penutup tes, pemeriksan dan pengawas harus memeriksa kelengkapan seluruh alat serta materi tes sesuai dengan jumlah yang diterima sebelumnya.

• Ucapkan terima kasih kepada klien

• Minta peserta tes untuk meninggalkan ruangan tes dalam keadaan bersih.

Membuat Laporan Pemeriksaan

• Laporan psikologis merupakan hasil akhir asesmen yang lengkap dengan menggunakan berbagai metode yang diinterpretasikan oleh adanya usaha dari klinisi dalam mengintergrasikan berbagai macam data untuk mengatasi masalah klien dan membantu meningkatkan potensi dirinya atau membuat keputusan untuk intervensi masalah klien

Karakteristik Laporan

• Adekuat dalam hal cakupan tugas dan tujuannya; • Diorganisasikan dengan baik, jelas, dan mudah

dipahami oleh pembacanya; • Realistis dan mungkin kritis dalam menyebutkan

berbagai keterbatasan dan kebutuhan di masa yang akan datang;

• Bijak dan bahkan kreatif dalam menyelesaikan masalah; dan

• B • ebas dari pendapat atau hipotesis yang tidak disertai

dukungan.

Pedoman penulisan laporan psikologis

• Panjang laporan • Gaya penulisan laporan • Menyampaikan interpretasi tes • Topik • Memutuskan apa yang akan dimasukkan • Penekanan • Penggunaan data kasar • Terminologi • Content overload • Umpan balik

Format laporan Psikologis

• Data Identitas: meliputi nama, umur, tanggal kelahiran, alamat, nomor telepon, tempat pemeriksaan, tanggal asesmen, nama pemeriksa, dan nama yang merujuk subjek.

• Permintaan referral: • Sejarah Sosial Atau Keluarga Dan Konteks Yang Berjalan; Informasi;

Latar Belakang Yang Menyangkut Relasi Keluarga; Kesehatan; Pekerjaan; Dan Sistem Sosial, Terutama jika relevan dengan permintaan referal.

• Pertanyaan Rujukan: memberikan deskripsi singkat tentang klien dan sebuah pertanyaan pernyataan tentang alasan umum untuk melaksanakan evaluasi)

• Prosedur Evaluasi: menyebutkan tes-tes dan prosedur evaluasi lain tetapi tidak termasuk hasil tes aktualnya.

• Observasi Perilaku: berhubungan dengan penampilan klien, observasi perilaku secara umum atau interaksi pemeriksa dan klien

Format laoran Psikologis

• Informasi Latar Belakang (riwayat yang relevan): seharusnya memasukkan aspek-aspek riwayat yang relevan dengan masalah yang dihadapinya dan interpretasi hasil tes)

• Hasil-hasil tes: memasukkan skor-skor tes dalam lampiran. Mempunyai kelebihan yaitu membuang detail teknis yang berpotensi mendistraksi dari bagian naratif laporan)

• Kesan dan interpretasi (Prognosis): Mengharuskan agar temuan-temuan evaluasi disuguhkan dalam bentuk hipotesis yang terintegrasi. Berisi suatu dugaan mengenai berapa jauh kemungkinan seorang pasien dapat sembuh dengan melihat hasil pemeriksaan

• Rangkuman dan rekomendasi: untuk menyatakan kembali secara ringkas temuan dan kesimpulan pokok laporan)

Laporan Pemeriksaan Life

• Laporan kasus didasarkan atas wawancara dan observasi yang meliputi beberapa aspek:

– Keluhan, simtom, atau masalah yang menyebabkan klien datang

– Kepribadian, yaitu predisposisi, tempramen, tipologi, struktur, dinamika kepribadian klien

– Frustasi/ konflik/ stresor terakhir yang dihadapi

– Penyesuaian diri pada saat akhir pemeriksaan

Norma Tes Psikologis

• Norma merupakan rata-rata atau kekhasan pada tes tertentu yang dibuat berdasarkan spesifikasi populasi, Misalnya rata-rata skor test intelegensi pada kelompok anak yang berusia 10 tahun. Ada beberapa karakteristik dari norma, yaitu sebagai berikut. – Dalam standarisasi tes psikologi, norma dan distribusi skor dipengaruhi

oleh keterwakilan populasi sampel, yaitu proporsi dari setiap jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), distribusi geografis mereka, status sosial-ekonomi dan distribusi usia mereka.

– Dalam merancang tes prestasi pendidikan, faktor-faktor yang mempengaruhi data normatif, sebagai tambahan dari data sebelumnya, adalah kualitas sekolah dan jenis kurikulum yang diambila dari standardisasi populasi.

– Norma-norma tes bakat, seperti menulis atau pekerjaan mekanis, dipengaruhi oleh standardisasi populasi dari tingkat pengalaman, jenis pekerjaan yang pernah mereka lakukan dan keterwakilan dari kelompok.

Contoh Norma

1 16PF edisi kelima authors : cattel

Sampel random srata yang merefleksikan 2000 sensus dan digunakan untuk membuat sampel norma yang terdiri dari 10.261 orang dewasa.

2 MMPI-2 minnesota multiphasic personality infentory . Hathaway dan McKenley

MMPI-2 sampel normative yang terdiri dari 1338 laki-laki dan 1462 perempuan dari wilayah geografik penyelam dan lintas komunitas US. Individu antara umur 18 dan 80 direkrut sebagai sampel.

BASI ( basic achievemeny skills inventory ) Bardos

BASI komperhensif dan versi surve telah di standartkan dan sampel yang lebih dari 4000 siswa (3-12 dan perguruan tinggi ) menyesuaikan dengan informasi demofrapi US pada tahun 2000. Surve ini juga telah dinormakan pada sampel 2000 orang dewasa 9 (umur 18-80) disesuaikan dengan data demograpi tahun 2000. Sampel diurutkan berdasarkan ras dan etni, umur, gender wilayah geografi dan juga status sosioekonomik.

Mengapa norma diperlukan dalam pengukuran psikologi?

• Karna norma digunakan untuk menyeleksi dan mengetahui dimana posisi seseorang terhadap kelompoknya – Misalnya : seseorang mengikuti tes tertentu, maka

hasil tes akan memberikan gambaran dimana posisinya jika dibandingkan dengan orang lain yang mengikuti tes tersebut

• Dengan adanya acuan norma atau kriteria, hasil yang sama yang didapat dari suatu pengukuran akan dapat diinterpretasikan berbeda sesuai dengan acuan norma yang digunakan

2 Macam Norma

• Penilaian Acuan Norma (PAN)

Pendekatan penilaian yang membandingkan hasil pengukuran seseorang dengan hasil pengukuran yang diperoleh orang – orang lain dalam kelompoknya

• Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Pendekatan penilaian yang membandingkan hasil pengukuran seseorang dengan patokan “batas lulus” yang telah ditetapkan