proposal tungau

Upload: andi-m-noor-iksan

Post on 09-Mar-2016

247 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Kerangka proposal penelitian

TRANSCRIPT

14

15

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMANFAKULTAS PERTANIANINSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR2015ANDI MUHAMMAD NOOR IKSANUSULAN PENELITIAN

KETAHANAN EMPAT JENIS VARIETAS UNGGUL UBI KAYU TERHADAP Tetranychus kanzawai KISHIDA (ACARI: TETRANYCHIDAE)

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DANSUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa usulan penelitian yang berjudul Ketahanan Empat Jenis Varietas Unggul Ubi Kayu terhadap Tetranychus kanzawai Kishida (Acari: Tetranychidae).adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.Bogor, Juni 2015

Andi Muhammad Noor IksanNIM A34120014ii

ABSTRAKANDI MUHAMMAD NOOR IKSAN. Ketahanan Empat Jenis Varietas Unggul Ubi Kayu terhadap Tetranychus kanzawai Kishida (Acari: Tetranychidae). Dibimbing oleh SUGENG SANTOSO.

Tungau merah (Tetranychus kanzawai Kishida) merupakan hama penting pada ubi kayu. Hama tersebut dapat menyebabkan kehilangan hasil panen mencapai 95%. Penggunaan varietas unggul ubi kayu yang tahan terhadap tungau merah dapat dilakukan sebagai salah satu alternatif pengendalian. Selain memiliki ketahanan terhadap tungau merah, varietas unggul ubi kayu dapat meningkatkan hasil panen lebih besar dibandingkan varietas lokal pada umumnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan varietas unggul ubi kayu yaitu Malang 1, Malang 4, Malang 6, dan Darul Hidayah terhadap T. kanzawai. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Leuwikopo selama tiga bulan. Pengamatan biologi T. kanzawai dilakukan di laboratorium. Metode untuk penelitian diawali dengan penanaman ubi kayu. Setelah ditanaman, T. kanzawai diinfestasikan pada Ubi Kayu berumur 1 bulan setelah tanam. Pengamatan intensitas kerusakan dilakukan setelah 1 minggu tanaman diinfestasi oleh T. kanzawai. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu rancangan acak lengkap (RAL). Data dianalisis ragam menggunakan program Statistical Analysis System (SAS). Perlakuan yang berpengaruh kemudian diuji lanjut dengan menggunakan uji Duncan pada taraf nyata 5%.

Kata Kunci: intensitas kerusakan, varietas unggul, keperidian, ketahanan, siklus hidup,Tetranychus kanzawai.

ABSTRACT

Red spider mite (Tetranychus kanzawai) is one of the most important pests of cassava. The damages caused by this mites may reduce the yield up to 95%. The high yielding varieties is suggested as one of the factors affected amount of yield loss. Resistant cassava cultivars may be used as an alternative method to control the mite. Besides having resistance against mite, cassava high yielding varieties can improve crop yields greater than local varieties. This research evaluated the resistance of four cassava high yielding varieties against red spider mite. Research was conducted in the teaching farm to observe the development of damages caused by the mite on Malang 1, Malang 4, Malang 6, and Darul Hidayah varieties. The research was conducted over three months. Observation of biology and life cycle was conducted in the laboratory. The methods for research begins with the planting of cassava. After planted, T. kanzawai infested on Cassava aged 1 month after planting. Observations intensity of the damage done after the first week of the plants infested by T. kanzawai. The experimental design used in this research is completely randomized design (CRD). Data were analyzed using a variety of program Statistical Analysis System (SAS). The treatment effect was then tested further by using the Duncan test at 5% significance level.Keywords: The intensity of the damage, high yielding varieties, fecundity, resistance, life cycle, Tetranychus kanzawai

Usulan penelitiansebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarSarjana Pertanian padaDepartemen Proteksi TanamanANDI MUHAMMAD NOOR IKSAN

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMANFAKULTAS PERTANIANINSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR2015

USULAN PENELITIAN

KETAHANAN EMPAT JENIS VARIETAS UNGGUL UBI KAYU TERHADAP Tetranychus kanzawai KISHIDA (ACARI: TETRANYCHIDAE)

Judul Skripsi: Ketahanan Empat Jenis Varietas Unggul Ubi Kayu terhadap Tetranychus kanzawai Kishida (Acari: Tetranychidae)Nama:Andi Muhammad Noor IksanNIM:A34120014

Disetujui oleh

Dr. Ir. Sugeng Santoso, M.Agr Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Abdjad Asih Nawangsih, M.SiKetua Departemen

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa taala atas segala karunia-Nya sehingga usulan penelitian ini telah diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2015 ini ialah menguji ketahan bebrapa varietas unggul ubi kayu terhadap serangan tungau merah.Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Sugeng Santoso, M.Agr selaku pembimbing, keluarga dan pihak-pihak yang banyak membantu dalam menyusun usulan penelitiann ini. Semoga apa yang telah penulis buat dapat bermanfaat.

Bogor, Juni 2015

Andi Muhammad Noor Iksan

DAFTAR ISIDAFTAR TABELviDAFTAR GAMBARviDAFTAR LAMPIRANviPENDAHULUAN3Latar Belakang3Perumusan Masalah3Tujuan Penelitian3Manfaat Penelitian3Ruang Lingkup Penelitian3TINJAUAN PUSTAKA (OPSIONAL)3METODE3Bahan3Alat3Prosedur Analisis Data3HASIL DAN PEMBAHASAN3Hasil3Pembahasan3Panduan Teknis Penulisan3SIMPULAN DAN SARAN3Simpulan3Saran3DAFTAR PUSTAKA3LAMPIRAN13RIWAYAT HIDUP15

DAFTAR TABEL

Tingkat kekerasan dan kandungan gula buah pisang ambon pada suhu simpan yang berbeda dan pemberian putresina3Tingkat kekerasan buah pisang raja pada suhu simpan yang berbeda dan pemberian putresina3

DAFTAR GAMBAR

1. Diameter bunga krisan cv. Red Granada () dan Gold van Langen () pada beberapa tingkat naungan3Style yang tersedia pada templat3Opsi pembuatan bagian Daftar Isi3Membuat text box3Jendela Layout3Pilih Top and Bottom pada jendela Text Wrapping3Jendela untuk memasukkan judul ilustrasi3Jendela pembuatan Daftar Gambar, Tabel, dan Lampiran3Menu untuk memasukkan page break3Contoh gambar yang memiliki lebar kurang dari 10 cm3

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rata-rata dan simpangan baku beberapa sifat fsik dan kimia tanah dari 78 contoh tanah di Kebun Percobaan Ciheuleut3Umur, indeks luas daun, dan hasil biji kering jagung yang ditanam pada lima ketinggian tempat3

PENDAHULUANLatar Belakang

Ubi kayu merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia yang banyak dibudidayakan oleh petani. Menurut Hilman.(2004), khusus untuk ubikayu, perannya dalam perekonomian nasional terus menurun karena dianggap bukan komoditas prioritas sehingga kurang mendapat dukungan investasi baik dari sisi penelitian dan pengembangan, penyuluhan, pengadaan sarana dan prasarana, serta dalam pengaturan dan pelayanan. Akibatnya luas areal panen terus berkurang dan produktivitas tidak meningkat secara nyata. Seiring dengan berjalannya waktu dan permintaan pasar terhadap ubi kayu terus meningkat karena melambungnya harga bahan bakar minyak (BBM) di pasar dunia, kebutuhan energi alternatif pun dibutuhkan. Salah satunya yaitu menjadikan ubi kayu sebagai bahan baku bioenergi. Hal ini ditunjukkan dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam perpres No. 5/2006 dan UU Energi No. 30/2007 tentang pemanfaatan bahan bakar nabati. Ubi kayu merupakan salah satu sumber protein nabati, yang dapat menjadi sumber kekuatan pemerintah dalam mendorong pemasaran produk ubi kayu dalam bentuk bioetanol (Saliem et al. 2011).Untuk mewujudkan ubi kayu sebagai bahan bakar berupa bioenergi alternatif, diperlukan produktivitas ubi kayu yang tinggi dan unggul. Pada tahun 2010, kebutuhan ubi kayu untuk bioetanol mencapai 1.85 juta kiloliter, artinya dibutuhkan 11 juta ton ubi kayu dengan produktifitas 25 ton/ha. Menurut Badan Pusat Statistik (2014), produksi ubi kayu di Indonesia mencapai 26 juta ton dengan produktivitas sebesar 22 ton/ha. Jumlah produktivitas tersebut lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan untuk bioetanol, sehingga diperlukannya suatu upaya peningkatan produktivitas ubi kayu, salah satunya yaitu dengan perbaikan sistem budidaya. Namun, dalam budidaya ubi kayu terdapat berbagai kendala salah satunya yaitu adanya organisme pengganggu tanaman (OPT).Meluasnya penanaman ubi kayu di Indonesia dapat disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya, ubi kayu dapat diusahakan baik pada lahan basah maupun lahan kering, tanaman ubi kayu bersifat toleran terhadap tingkat kesuburan tanah yang rendah, serta mampu berproduksi dan dapat tumbuh dengan baik pada kondisi lingkungan suboptimal dibandingkan dengan tanaman lain (Prihandana et al. 2007). Daerah penghasil produksi ubi kayu terbesar di Indonesia meliputi Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur. Sebagai komoditi yang penting, ubi kayu memiliki peranan yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan pangan, mengatasi masalah ekonomi, dan pemenuhan kebutuhan industri.Persentase penggunaan ubi kayu di Indonesia pada tahun 2003 dari total produksi 19.4 juta ton, 75% digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan baik dikonsumsi langsung maupun melalui proses pengolahan, 13%-14% digunakan sebagai bahan baku industri, 2 % untuk pakan ternak, dan 5% tercecer (Indiati et al. 2010). Indonesia merupakan produsen ubi kayu yang menguasai 9% produksi dunia, 12% luas panen, dan 77% produktivitasnya diatas rata-rata dunia (Saliem et al. 2011). Jenis produk ubi kayu yang diekspor berupa gaplek (3%) dan pati ubi kayu (1%).

Tungau merah (Tetranychus kanzawai Kishida) merupakan salah satu hama penting pada tanaman ubi kayu. Pada musim kemarau populasi tungau merah biasanya sangat melimpah sehingga menimbulkan kerusakan yang parah. Gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh tungau merah pada ubi kayu yaitu adanya bercak nekrosis pada daun dan pada serangan parah mampu merontokan daun, serangan secara terus menerus mengakibatkan kematian pada tanaman (Zhang 2003). Tingginya serangan tungau merah pada ubi kayu dapat mengakibatkan terjadinya kehilangan hasil sebesar 20%-53%. Pada tingkat serangan tinggi kehilangan hasil dapat mencapai 95% (Prihandana et al. 2007). Dengan demikian, diperlukan upaya pengendalian yang komprehensif untuk menurunkan potensi kehilangan hasil akibat serangan T. kanzawai.

Pengendalian terhadap tungau merah dapat dilakukan dengan berbagai cara baik secara kimia, maupun kultur teknis. Secara kimia pengendalian ubi kayu banyak menggunakan akarisida. Jeppson et al. (1975) menyatakan bahwa penggunaan akarisida telah mengakibatkan resistensi silang pada populasi tungau. Di Indonesia, pengendalian terhadap tungau merah pada ubi kayu belum dilakukan secara optimal oleh petani. Hal ini berkaitan erat dengan nilai ekonomi ubi kayu yang relatif rendah sehingga tidak sebanding dengan biaya pengendalian yang harus dikeluarkan oleh petani,

Penggunaan varietas unggul merupakan salah satu cara pengendalian yang murah, mudah, dan dapat meningkatkan hasil yang cukup signifikan dibandingkan varietas lokal. Departemen Pertanian telah melepas sepuluh kultivar unggul ubi kayu. Sebanyak enam kultivar dimodivikasi tahan terhadap serangan tungau merah seperti Adira 1, Adira 2, Malang 1, Malang 4, Malang 6, dan Darul Hidayah (Sundari 2010). Penggunaan varietas unggul ubi kayu yang tahan mampu menurunkan intensitas kerusakan yang disebabkan oleh serangan tungau. Oleh karena itu, eksplorasi terhadap ketahanan varietas unggul ubi kayu terhadap tungau merah menjadi penting. Dengan adanya informasi mengenai varietas-varietas unggul tersebut, diharapkan petani dapat mempertimbangkan penanaman ubi kayu yang akan ditanam serta dapat meningkatkan produktivitas ubi kayu tersebut.

Tujuan PenelitianMengetahui ketahanan varietas unggul ubi kayu yaitu Malang 1, Malang 4, Malang 6, dan Darul Hidayah terhadap T. kanzawai.

Manfaat Penelitian Mengetahui gejala kerusakan yang ditimbulkan tungau merah (Tetranychus kanzawai Kishida) terhadap masing-masing varietas unggul dan mengetahui sifat ketahanan, penyebab perbedaan ketahanan masing-masing varietas unggul terhadap serangan tungau merah.

TINJAUAN PUSTAKATanaman Singkong Ubi kayu atau singkong berasal dari Brazilia. Dalam sistematika tumbuhan, ubi kayu termasuk ke dalam kelas Dicotyledoneae. Ubi kayu berada dalam famili Euphorbiaceae yang mempunyai sekitar 7.200 spesies, beberapa diantaranya adalah tanaman yang mempunyai nilai komersial, seperti karet (Hevea brasiliensis), jarak (Ricinus comunis dan Jatropha curcas), umbi-umbian (Manihot spp), dan tanaman hias (Euphorbia spp) (Ekanayake et al. 1997). Klasifikasi tanaman ubi kayu adalah sebagai berikut:

Kingdom: Plantae Divisio: Spermatophyta Subdivisio: Angiospermae Kelas: Dicotyledonae Ordo: EuphorbialesFamili: EuphorbiaceaeGenus: ManihotSpesies: Manihot esculenta Cranz

Ubi kayu merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang menjadi sumber bahan baku utama pembuatan bioetanol karena mempunyai kemampuan untuk tumbuh di tanah yang tidak subur, tahan terhadap serangan hama penyakit dan dapat diatur masa panennya. Beberapa alasan digunakannya ubi kayu sebagai bahan baku bioenergi, khususnya bioetanol, diantaranya adalah sudah lama dikenal oleh petani di Indonesia, tersebar di 55 kabupaten dan 33 provinsi, merupakan sumber karbohidrat karena kandungan patinya yang cukup tinggi, harga di saat panen raya seringkali sangat rendah sehingga dengan mengolahnya menjadi etanol diharapkan harga menjadi lebih stabil, dan menguatkan security of supply bahan bakar berbasis kemasyarakatan (Prihandana et al. 2007).

Kandungan Yang Terdapat Dalam Singkong Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun miskin akan protein. Selain umbi akar singkong banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Berbagai macam upaya penanganan singkong yang telah banyak dilakukan adalah dengan mengolahnya menjadi berbagai macam produk olahan baik basah maupun kering. Selain sebagai bahan makanan pokok, banyak macam produk olahan singkong yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat kita antara lain adalah tape singkong, enyek-enyek singkong, peuyeum, opak, tiwul, kerupuk singkong, keripik singkong, kue, dan lain-lain.Selain memiliki kandungan gizi yang cukup berlimpah, singkong juga mengandung racun yang dalam jumlah besar cukup berbahaya. Racun singkong yang selama ini kita kenal adalah Asam biru atau Asam sianida. Baik daun maupun umbinya mengandung suatu glikosida cyanogenik, artinya suatu ikatan organik yang dapat menghasilkan racun biru atau HCN yang bersifat sangat toksik. Kandungan sianida dalam singkong sangat bervariasi. Kadar sianida rata- rata dalam singkong manis dibawah 50 mg/kg berat asal, sedangkan singkong pahit/ racun diatas 50 mg/kg. Besarnya racun dalam singkong setiap varietas tidak konstan dan dapat berubah. Hal ini disebabkan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu antara lain: keadaan iklim, keadaan tanah, cara pemupukan dan cara budidayanya

Varietas Unggul Ubi KayuKementrian Pertanian Republik Indonesia melalui Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian telah menghasilkan bibit singkong unggul dengan potensi hasil yang tinggi. Potensi hasilnya rata-rata lebih dari 20 ton per hektar, bahkan ada yang mencapai lebih dari 100 ton per hektar umbi segar. Beberapa varietas unggul singkong yang telah dilepas oleh Kementrian Pertanian antara lain Adira 1, Adira 2, Adira 4, Malang 1, Malang 2, Darul Hidayah, Malang 4 maupun Malang 6.

Malang 1Malang 1 mempunyai daun berwarna hijau keunguan dengan bentuk daun menjari agak gemuk. Dengan tangkai daun bagian atas hijau kekuningan dengan becak ungu merah pada bagian pangkal bawah. Warna batang muda hijau muda dan hijau keabu-abuan pada bagian bawahnya. Tinggi tanaman mencapai 1,5 3,0 meter dengan umur tanaman mencapai 9-10 bulan.Umbinya berwarna putih kekuningan dengan kualitas rebus yang enak dan rasa manis. Kandungan tepungnya mencapai 32-36% dan proteinya mencapai 0,5 % umbi segar. Kadar sianida (HCN) kurang dari 40 mg per kilogram dengan metode asam pikrat. Umbinya cocok sebagai bahan baku tepung tapioka. Malang 1 ini toleran terhadap serangan tungau merah Tetranichus sp dan becak daunCercospora sp serta daya adaptasinya cukup luas. Potensi hasilnya cukup tinggi antara 24,3 sampai 48,7 ton per hektar dengan rata-rata hasil mencapai 36,5 ton per hektar.

Malang 4Bentuk daunya menjari dengan lamina gemuk. Warna daun muda ungu dan berubah menjadi hijau saat tua dengan tangkai daun berawarna hijau. Warna batang keunguan. Malang 4 termasuk varietas singkong yang tidak bercabang. Tinggi tanaman kurang dari 2 meter dan umur tanaman mencapai 9 bulan.

Umbinya berwarna putih dengan kulit luar coklat dan kulit bagian dalam kuning. Ukuran umbinya besar dan kualitas rebusnya baik namun rasanya agak pahit. Kandungan tepung 25 32 % dan sianida (HCN) kurang dari 100 ppm dengan metode asam pikrat.

Malang 4 agak tahan terhadap tungau merah Tetranichus sp. Selain itu Malang 4 juga adaptif pada lahan-lahan dengan kandungan hara sub optimal. Potensi hasilnya tinggi mencapai 39.7 ton per hektar umbi basah.

Malang 6.Bentuk daunya menjari dengan lamina gemuk. Warna daun muda ungu dan yang tua berwarna hijau dengan tangkai daun hijau muda. batang berwarna abu-abu. Tinggi tanamn kurang dari 2 meter dengan umur tanaman mencapai 9 bulan.

Umbinya berwarna putih dengan kulit luar berwarna putih dan berwarna kuning pada bagian dalamnya. Ukuran umbi termasuk sedang dengan kualitas rebusnya baik, namun rasanya pahit. kandungan tepung 25 32 % dan sianida (HCN) kurang dari 100 ppm dengan metode asam pikrat.

Malang 6 agak tahan terhadap tungau merah Tetranichus sp. Potensi hasilnya tinggi dengan rata-rata hasilnya mencapai 36,41 ton per hektar umbi basah. Selain itu Malang 6 adaptif terhadap hara sub optimal.

Darul Hidayah.Bentuk daunya menjari agak ramping dengan warna pucuk daun hijau agak kekuningan dan tangkai daun tua berwarna merah. Warna batang muda hijau dan yang tua berwarna putih. Kulit batangnya mudah mengelupas. Bercabang sangat ekstensif hingga mencapai 4 cabang. Tinggi tanamn mencapai 3,65 meter dengan umur tanaman mencapai 8 -12 bulan.

Umbinya memanjang berwarna putih dengan tekstur padat, kualitas rebus baik dengan rasa umbinya kenyal seperti ketan. kandungan tepung 25 31,5 %, kandungan air 55 65%, kandungan serat 0,96% dan dan kandungan sianida (HCN) cukup rendah kurang dari 40 mg per kilogram dengan metode asam pikrat. Umbinya cocok untuk bahan baku kripik singkong.

Potensi hasilnya sangat tinggi mencapai 102,10 ton per hektar umbi basah namun varietas ini agak peka terhadap tunga merah Tetranichus sp dan penyakit bususk jamur Fusarium sp.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Lahan Uji Coba & Peneltian Leuwikopo, Institut Pertanian Bogor, dan Laboratorium Bionomi dan Ekologi Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.Bahan dan AlatBahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu varietas unggul ubi kayu seperti Malang 1, Malang 4, Malang 6, dan Darul Hidayah yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (BALITKABI) Malang. Imago T. kanzawai yang digunakan untuk infestasi berasal dari tanaman ubi kayu yang ditanam di Laboratorium Bionomi dan Ekologi Serangga. Alatalat yang digunakan yaitu kotak plastik untuk menyimpan tungau dari lapangan, mikroskop stereo, gunting, dan kuas.Pelaksanaan PenelitianPenanaman Ubi KayuBatang ubi kayu dari masing-masing kultivar dipotong berukuran 20 cm, kemudian di tanam pada polibag berkapasitas 4 kg, dengan media tanam berupa tanah dan kompos dengan perbandingan 3:1 (v/v). Masing-masing varietas di tanam sebanyak 20 kali ulangan sehingga total keseluruhan jumlah tanaman yang ditanam sebanyak 80 tanaman.Infestasi T. kanzawai pada Ubi KayuSebanyak 15 imago betina tungau merah diinfestasikan pada daun ubi kayu berumur 1 bulan setelah tanam (BST). Kemudian, imago betina diinfestasikan pada permukaan bawah daun dengan menggunakan kuas. Daun yang diinfestasi adalah daun yang berada di bagian tengah kemudian daun yang telah diinfestasi diberi label.

Pengamatan intensitas kerusakan Pengamatan intensitas kerusakan dilakukan setelah 1 minggu tanaman diinfestasi oleh T. kanzawai yaitu pada saat tanaman berumur 3 MST. Pengamatan dilakukan 1 minggu sekali dengan parameter yang diamati yaitu intensitas serangan tungau pada 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 MST. Intensitas kerusakan dihitung dengan menggunakan rumus:

I = Intensitas serangan ni = Jumlah daun dalam setiap kategori skorvi = Kategori skor 0 sampai 5N = Jumlah daun dalam satu tanamanV = Nilai skor tertinggi

Tabel 1 Skoring kerusakan pada daun ubi kayu menurut Indiati (2012)

SkorBesarnyaKeterangan

kerusakan (%)

00Daun sehat (tidak ada bercak)

10 < x 10Ada awal bercak kekuningan (sekitar 10%) pada

beberapa daun bawah dan atau daun tengah.

210 < x 20Bercak kekuningan agak banyak (11-20%) pada daun

bawah dan tengah.

20 < x 50Kerusakan yang jelas, banyak bercak kuning (21-

350%), sedikit daerah yang tidak mengalami nekrotik

( 75Kerontokan daun total, pucuk tanaman mengecil,

benang putih semakin banyak, dan kematian tanaman.

Biologi T. kanzawai pada Empat varietas unggul ubi kayu Mencakup asal tungau yang digunakan untuk pengamatan biologi, Media percobaan yaitu pada cawan petri berdiameter 6 cm yang di dalamnya diletakkan busa plastik berdiameter 5 cm. Di atas busa diletakkan kapas berukuran 3 cm x 3 cm. Pada permukaan kapas diletakkan daun ubi kayu berukuran 2 cm x 2 cm dan pencatatan lama perkembangan dari setiap stadia tungau. Imago yang terbentuk dihitung dan dilihat nisbah kelaminya. Setelah menjadi imago pengamatan dilakukan setiap hari untuk mengetahui masa praoviposisi, oviposisi, pascaoviposisi, keperidian, serta lama hidup imago.

Rancangan Percobaan dan Analisis DataRancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu rancangan acak lengkap (RAL). Intensitas kerusakan dan biologi tungau diolah dengan menggunakan Microsoft Office Excell 2010. Data dianalisis ragam menggunakan program Statistical Analysis System (SAS). Perlakuan yang berpengaruh kemudian diuji lanjut dengan menggunakan uji Duncan pada taraf nyata 5%.

Prosedur Analisis DataAnalisis data menjelaskan cara menganalisis atau teknik mengolah data yang digunakan untuk menarik simpulan dari hasil kajian dari topik yang diteliti. Untuk disertasi dengan pola rangkaian penelitian, Metode diuraikan secara terpisah-pisah sesuai dengan subjudul penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASANHasil penelitian dapat digabung dengan pembahasan menjadi bab Hasil dan Pembahasan. Pemisahan atau penggabungan kedua bagian ini bergantung pada keadaan data dan kedalaman pembahasannya sesuai dengan arahan pembimbing. Bila Hasil dan Pembahasan disatukan dalam satu bab, sajikan dahulu hasil penelitian, beri penjelasan yang cukup untuk temuan penting, lanjutkan dengan analisis dan kemudian dengan pembahasan. Subbab dalam Hasil dan Pembahasan dikembangkan secara sistematis dan mengarah ke simpulan.Tabel 2 Tingkat kekerasan buah pisang raja pada suhu simpan yang berbeda dan pemberian putresinaaAngka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan).

HasilHasil penelitian dituliskan secara sistematis sesuai dengan data yang diperoleh dan analisis yang dilakukan. Bab Hasil dapat dibagi dalam beberapa subbab atau bahkan dalam beberapa bab dengan judul yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan penelitian. Misal: dimulai dengan deskripsi daerah penelitian (setting) dan diikuti oleh beberapa bab untuk menjawab setiap tujuan penelitian. Hasil penelitian disajikan dengan jelas, terutama ketika memaparkan temuan penting.

PembahasanSebelum menentukan apa yang harus diuraikan dalam Pembahasan, penulis hendaknya membaca lagi dengan saksama tujuan penelitian dan hipotesis agar arah pembahasan difokuskan untuk menjawab tujuan dan menguji hipotesis. Pembahasan merupakan tempat penulis mengemukakan pendapat dan argumentasi secara bebas, tetapi singkat dan logis menuju tujuan penelitian yang ingin dicapai. Hindari alur uraian yang berputar-putar. Kemampuan menganalisis penulis sebagai seorang calon ilmuwan dipertaruhkan di bagian ini.

Panduan Teknis PenulisanDalam pembuatan karya tugas akhir, kendala teknis dalam penggunaan aplikasi pengolah kata sering ditemui. Pada bagian ini, beberapa langkah untuk menyelesaikan kendala tersebut akan diberikan. Penyelesaikan kendala tersebut disesuaikan dengan templat ini. Panduan teknis yang lebih lengkap dapat diakses di situs http://ppki.ipb.ac.id.

Pengaturan Style TulisanJudul bab, subbab, dan subsubbab masing-masing memiliki format penulisan tersendiri (lihat Lampiran 1 buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah). Format tersebut dapat diatur secara otomatis menggunakan fitur styles pada Microsoft Word. Pada templat ini, beberapa style yang sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah telah tersedia (Gambar 2). Style dapat diakses pada menu Home.Style yang disediakan oleh templat ialah style untuk daftar ilustrasi (tabel, gambar, dan lampiran), daftar pustaka, tubuh tulisan, judul bab, judul subbab, judul subsubbab, dan judul ilustrasi. Beberapa style tersebut tetap memerlukan pengaturan secara manual yang dilakukan oleh penulis karya ilmiah. Contohnya, penomoran pada daftar tabel, gambar, dan lampiran harus diulang pada setiap daftar ilustrasi. Oleh karena itu, pengecekan format oleh penulis tetap disarankan untuk dilakukan sebelum karya ilmiah dicetak.

Gambar 2 Style yang tersedia pada templat

Pengaturan Judul Bab, Subbab, dan SubsubbabUntuk mengatur format judul bab, subbab, dan subsubab, fitur Style dapat digunakan. Untuk memberikan Style pada ketiga judul tersebut, sorotlah judul tersebut, kemudian pilih Style yang sesuai dengan jenis judul yang diatur. Contohnya, teks yang akan dijadikan judul bab disorot, kemudian Style judul bab dipilih. Pengaturan Style pada judul-judul tersebut dapat mempermudah proses pembuatan daftar isi pada karya ilmiah. Jarak antara judul dan bagian di bawahnya telah diatur secara otomatis. Akan tetapi, jarak antara judul dan bagian di atasnya tetap harus diatur secara manual karena beberapa kendala teknis. Berikan jarak yang sesuai dengan yang tercantum pada PPKI.

Pembuatan Daftar IsiDaftar isi dapat dibuat secara otomatis menggunakan Microsoft Word. Syaratnya ialah setiap judul bab, subbab, dan subsubbab telah diatur menggunakan style yang tersedia. Untuk membuat Daftar Isi, letakkan kursor pada halaman Daftar Isi. Kemudian, pilihlah References, Table of Contents, dan Insert Table of Contents. Pada jendela yang muncul, pilih opsi seperti yang tergambar pada Gambar 3. Kemudian, tekan tombol OK. Apabila setelah Daftar Isi dibuat terdapat perubahan pada tulisan, tekan tombol kanan tetikus pada daerah Daftar Isi, kemudian pilih Update Field. Apabila yang berubah hanya halaman saja, pilihlah opsi Update page number only. Apabila sistematika tulisan juga berubah, pilihlah opsi Update entire table. Setelah itu, tombol OK ditekan. Nomor halaman untuk Daftar Isi, Daftar Gambar, Daftar Lampiran, Lampiran, dan Riwayat Hidup harus disesuaikan secara manual karena beberapa kendala teknis.Gambar 3 Opsi pembuatan bagian Daftar Isi

Gambar 4 Membuat text box

Pengaturan Tata Letak Tabel dan GambarKesulitan yang sering ditemui dalam penulisan karya ilmiah ialah peletakan tabel dan gambar yang kurang tepat. Hal ini menimbulkan ruang kosong yang cukup banyak pada bagian bawah halaman atau terpotongnya tulisan dalam sebuah halaman. Untuk mengatasi hal tersebut, gambar atau tabel dapat diletakkan dalam sebuah text box yang diletakkan di bagian atas atau bawah halaman.Pertama, buatlah sebuah text box. Pada Microsoft Word 2007 dan 2010, text box dapat dibuat pada menu Insert Text Box (Gambar 4). Kemudian, pindahkan gambar atau tabel beserta judulnya ke dalam text box tersebut, dan sesuaikan ukuran text box tersebut Sesuaikan ukuran text box sesuai dengan besarnya gambar atau tabel. Lebar text box disarankan sama dengan bidang gambar agar lebar judul tidak melebihi bidang gambar atau tabel. Namun, jika lebar gambar kurang dari 10 cm, lebar text box diatur sebesar 10 cm. Hal ini dilakukan agar bidang judul tidak terlalu sempit.Gambar 5 Jendela Layout

Gambar 6 Pilih Top and Bottom pada jendela Text Wrapping

Selanjutnya, tata letak text box harus diatur agar sesuai dengan format yang diberikan dalam Pedoman Penyajian Karya Ilmiah. Opsi pengaturan tata letak berada pada jendela Layout. Untuk masuk ke jendela tersebut pada Word 2007, klik kanan pada text box kemudian pilih Format Text Box Layout Advanced. Pada Word 2010, klik kanan pada text box kemudian pilih More Layout Options. Gambar 7 Jendela untuk memasukkan judul ilustrasi

Pada Position, atur nilai horizontal alignment dan vertical alignment sesuai dengan Gambar 5. Pastikan pilihan Allow overlap tidak dicentang. Setelah itu, pilih Wrapping Style, Top and Bottom (Gambar 6). Setelah tombol OK ditekan, posisi text box akan disesuaikan dengan opsi yang telah diatur sebelumnya. Jangan lupa untuk menghilangkan warna garis text box yang secara default bewarna hitam. Dengan menggunakan text box, posisi gambar atau tabel dapat diatur dengan mudah tanpa menimbulkan ruang kosong yang signifikan pada karya ilmiah.

Pemberian Judul Tabel, Gambar, dan LampiranTabel, Gambar, dan Lampiran yang dicantumkan dalam karya ilmiah harus diberi judul. Untuk mempermudah pembuatan Daftar Tabel, Gambar, dan Lampiran, sebaiknya fitur caption pada Word digunakan. Caption dapat diberikan dengan menekan tombol kanan tetikus pada Gambar atau Tabel. Setelah itu, muncul jendela caption (Gambar 7). Pilihlah label yang sesuai dengan jenis ilustrasi. Judul ilustrasi dimasukkan pada text box Caption. Aturlah format judul ilustrasi sesuai dengan yang tercantum pada PPKI.

Pembangkitan Daftar Tabel, Gambar, dan LampiranDaftar Tabel, Gambar, dan Lampiran dicantumkan pada tulisan. Ketiga daftar tersebut dapat dibuat dengan menggunakan fitur Table of Figures. Namun, setiap judul Tabel, Gambar, dan Lampiran harus diberi judul dengan menggunakan caption agar fitur ini dapat digunakan.Fitur ini dapat digunakan dengan memilih menu References Insert Table of Figures. Setelah itu, jendela seperti pada (Gambar 8) akan muncul. Pastikan semua kolom terisi sesuai dengan Gambar 8. Bagian Caption label diisi dengan jenis ilustrasi yang ingin dibuat daftarnya.Setelah daftar dibuat, sorotlah seluruh bagian daftar tersebut, kemudian berikan style Daftar Ilustrasi. Setiap baris pada daftar akan diberi nomor secara otomatis. Apabila terjadi ketidaksesuaian penomoran, pengaturan penomoran harus diatur kembali. Contohnya, poin pertama Daftar Gambar diberi nomor 3, padahal seharusnya diberi nomor 1. Apabila hal ini terjadi, tekanlah tombol kanan tetikus pada nomor poin pertama, kemudian pilih opsi Restart Numbering.Gambar 8 Jendela pembuatan Daftar Gambar, Tabel, dan Lampiran

Pengaturan Persamaan MatematikaSeringkali, persamaan perlu dituliskan dalam karya tulis ilmiah. Persamaan dapat dibuat dengan menggunakan fitur equation editor. Persamaan yang disajikan dalam bentuk gambar tidak disarankan karena kualitas pada saat pencetakan akan menurun. Equation editor dapat dibuka dengan memilih menu Insert, Equation, lalu pilih Insert New Equation.Harus diperhatikan bahwa Word akan memberikan fon Cambria Math pada setiap persamaan yang dibuat. Untuk mengubah fon menjadi Times New Roman, persamaan harus diubah terlebih dahulu dalam bentuk normal text. Pengubahan dilakukan dengan menyorot persamaan, memilih menu Design, kemudian mengaktifkan tombol normal text yang terdapat pada sisi kiri. Setelah hal tersebut dilakukan, barulah jenis fon untuk persamaan dapat diubah. Pastikan penulisan persamaan sesuai dengan yang terdapat pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Berikut merupakan contoh persamaan yang fonnya telah diubah menjadi Times New Roman.

Penggunaan Page BreakBab yang baru tidak harus ditulis pada halaman baru, termasuk penulisan Daftar Pustaka. Jika bab baru ingin ditulis pada halaman baru, page break disarankan untuk digunakan. Pada beberapa kasus, penulis karya ilmiah memberikan beberapa baris kosong pada halaman yang berada tepat di bab baru tersebut. Hal tersebut tidak efisien karena apabila dilakukan pengubahan pada bagian di atasnya, awal bab baru akan turun. Untuk mempermudah, gunakan fitur page break. Page break dapat dimasukkan dengan memilih menu page layout breaks page breaks (Gambar 9). Dengan page breaks, posisi judul bab pada awal halaman tidak akan mengalami perubahan walaupun bagian sebelum halaman tersebut mengalami perubahan.

SIMPULAN DAN SARANSimpulanSimpulan merupakan jawaban dari tujuan yang sudah ditentukan dan tidak dimaksudkan sebagai ringkasan hasil. Dalam Simpulan, penulis harus dan hanya menjawab masalah dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan pada Pendahuluan. Simpulan merupakan generalisasi dari hasil penelitian dan argumentasi penulis, atau pernyataan singkat yang merupakan hakikat dari bab Hasil dan Pembahasan atau hasil pengujian berbagai hipotesis yang berkaitan.Simpulan merupakan hasil penelitian yang boleh jadi telah dikemukakan dalam perumusan masalah dan telah diberi jawaban sementara berupa hipotesis. Dalam menulis simpulan, penulis harus membedakan dugaan, temuan, dan simpulan hasil studi. Pernyataan simpulan harus dilakukan secara cermat dan hati-hati. Penyampaian simpulan ini dapat dilakukan sebanyak 3 kali, yakni dalam Pembahasan, Simpulan, dan Abstrak sehingga diperlukan kecermatan untuk menyajikannya dengan ungkapan yang berbeda-beda.Gambar 9 Menu untuk memasukkan page break

SaranSaran seyogianya mengarah ke implikasi atau tindakan lanjutan yang harus dilakukan sehubungan dengan temuan atau simpulan penulis. Saran yang dikemukakan harus berkaitan dengan pelaksanaan atau hasil penelitian. Dengan demikian saran ini mengemukakan hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut terutama untuk memperbaiki kelemahan atau kekurangan dalam penelitian yang dilakukan atau perbaikan asumsi yang diambil sehingga didapatkan hasil yang lebih baik. Jadi, saran tersebut harus diuraikan secara spesifik. Jangan menyarankan hal-hal yang tidak dianalisis dan dibahas dalam penelitian serta terkesan menggurui atau memuaskan keinginan peneliti. Untuk penelitian yang berkaitan dengan permasalahan kebijakan, tidak perlu menyarankan kebijakan yang tidak berkaitan dengan hasil penelitian.

Gambar 10 Contoh gambar yang memiliki lebar kurang dari 10 cm

DAFTAR PUSTAKABente AD, Rico-Hesse R. 2006. Model of dengue virus infection. Drug Discov Today Dis Models. 3(1):97-103. doi: 10.1016/j.ddmod. 2006.03.014.Bernardo L, Izquierdo A, Prado I, Rosario D, Alvarez M, Santana E, Castro J, Martinez J, Rodriguez R, Morier L et al. 2008. Primary and secondary infections of Macaca fascicularis monkey with Asian and American genotypes of dengue virus 2. Clin Vaccine Immunol. 15(3): 439-446. doi: 10.1128/CVI.00208-07. Kochel TJ, Watts DM, Gonzalo AS, Ewing DF, Porter KR, Russell KL. 2005. Cross-serotype neutralization of dengue virus in Aotus nancyme monkeys. J Infect Dis. 191(6):1000-1004. doi:10.1086/427511.Onlamoon N, Noisakran S, Hsiao HM, Duncan A, Villinger F, Ansari AA, Perng GC. 2010. Dengue virus-induced hemorrhage in a nonhuman primate model. Blood. 115(9):1823-1834. doi:10.1182/blood-2009-09-241990.[WHO] World Health Organization. 2009. Dengue and dengue haemorrhagic fever [internet]. [diacu 2009 Mei 6]. Tersedia dari: http://www.who.int /mediacentre/ factsheets/ fs117/en/ index.html.

Lampiran 1 Rata-rata dan simpangan baku beberapa sifat fsik dan kimia tanah dari 78 contoh tanah di Kebun Percobaan CiheuleutSifatRata-rataSimpangan baku

Pasir (%)47.6623.81

Lempung (%)21.8011.94

Liat (%)30.7218.09

C-organik (%) 0.61 0.57

Rapatan isi (mg m-3) 1.43 0.16

KTK (mek 100 g-1 tanah)a18.0817.09

KAT pada KL (g g-1)23.6210.80

KAT pada TLP (g g-1)11.11 9.05

aBanyaknya 70 contoh tanah; KTK: kapasitas tukar kation, KAT: kadar air tanah, KL: kapasitas lapang, TLP: titik layu permanen.

Lampiran 2 Umur, indeks luas daun, dan hasil biji kering jagung yang ditanam pada lima ketinggian tempat Ketinggian(m dpl)Umur(hari)Indeks luas daunHasil(ton ha-1)

8561153.105.69

6051063.095.43

4001002.474.80

210 932.464.25

10 882.124.03

RIWAYAT HIDUP

Dalam riwayat hidup dijelaskan tempat dan tanggal kelahiran mahasiswa, putra dan putri ke berapa dari orang tua, nama kedua orang tua atau wali. Untuk skripsi, tuliskan pendidikan penulis seja\k sekolah menengah hingga terdaftar sebagai mahasiswa IPB. Kegiatan penulis di luar akademik yang menunjang pendidikan juga baik dicantumkan, terutama prestasi akademik yang pernah diraih selama masa kemahasiswaan. Uraian tentang riwayat hidup tidak lebih dari satu halaman.