bab ii tinjauan pustaka 2.1 konsep kebersihan diri (personal … · 2019. 9. 16. · 2.2.3...

24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kebersihan diri (Personal Hygiene) 2.1.1 Pengertian Kebersihan diri merupakan faktor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan, agar kita selalu dapat hidup sehat dan terhindar dari penyakit seperti skabies. Cara menjaga kebersihan diri dapat dilakukan dengan mengganti handuk seminggu sekali dengan handuk yang habis dicuci bersih dengan sabun/detergen, dijemur di bawah sinar matahari dan di setrika. Suatu penelitian menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan pinjam-meminjam handuk dengan kejadian scabies (Kusnul, 2014). Kebersihan diri (personal hygiene) sangat berkaitan dengan pakaian, tempat tidur yang digunakan sehari-hari. Hasil penelitian ini diperkuat oleh (Setyowati, 2011) menyatakan bahwa kebersihan diri tersebut dikaitkan dengan yang pernah menderita penyakit kulit 51,9% karena kurangnya menjaga kebersihan diri. Penyakit kulit yang terjadi disebabkan oleh pemeriksaan yang tidak dilakukan secara rutin. Penyakit kulit yang diderita khususnya gatal-gatal. Kebersihan diri perlu dijaga, untuk terhindar dari penyakit kulit terutama scabies. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kebanyakan santri masih meminjamkan handuk kepada teman-temannya, sehingga pada handuk yang dipakai oleh penderita scabies, terdapat tungau Sarcoptes scabiei yang akan ikut terbawa. Jika handuk penderita scabies tersebut dipakai bergantian dengan temannya maka tungau tersebut akan berpindah di kulit yang meminjam handuk tersebut. Tungau Sarcoptes scabiei akan menginfeksi secara tidak langsung pada orang yang meminjam handuk tersebut. Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu : Personal yang artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah cara

Upload: others

Post on 30-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Konsep Kebersihan diri (Personal Hygiene)

    2.1.1 Pengertian

    Kebersihan diri merupakan faktor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan, agar

    kita selalu dapat hidup sehat dan terhindar dari penyakit seperti skabies. Cara menjaga

    kebersihan diri dapat dilakukan dengan mengganti handuk seminggu sekali dengan handuk yang

    habis dicuci bersih dengan sabun/detergen, dijemur di bawah sinar matahari dan di setrika. Suatu

    penelitian menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan pinjam-meminjam handuk dengan

    kejadian scabies (Kusnul, 2014). Kebersihan diri (personal hygiene) sangat berkaitan dengan

    pakaian, tempat tidur yang digunakan sehari-hari. Hasil penelitian ini diperkuat oleh (Setyowati,

    2011) menyatakan bahwa kebersihan diri tersebut dikaitkan dengan yang pernah menderita

    penyakit kulit 51,9% karena kurangnya menjaga kebersihan diri. Penyakit kulit yang terjadi

    disebabkan oleh pemeriksaan yang tidak dilakukan secara rutin. Penyakit kulit yang diderita

    khususnya gatal-gatal. Kebersihan diri perlu dijaga, untuk terhindar dari penyakit kulit terutama

    scabies. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kebanyakan santri masih meminjamkan

    handuk kepada teman-temannya, sehingga pada handuk yang dipakai oleh penderita scabies,

    terdapat tungau Sarcoptes scabiei yang akan ikut terbawa. Jika handuk penderita scabies tersebut

    dipakai bergantian dengan temannya maka tungau tersebut akan berpindah di kulit yang

    meminjam handuk tersebut. Tungau Sarcoptes scabiei akan menginfeksi secara tidak langsung

    pada orang yang meminjam handuk tersebut. Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu

    : Personal yang artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah cara

  • perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya. Dalam

    kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan

    karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri

    sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah

    kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan

    adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan

    secara umum (Hidayat, 2008).

    Personal Hygiene menurut Ambarwati & Sunarsih (2011) adalah kebersihan

    perseorangan atau tindakan untuk menjaga kebersihan seseorang. Pemeliharaan kebersihan diri

    berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri sesorang untuk kesejahteraan fisik

    dan psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki kebersihan diri baik apabila, orang tersebut dapat

    menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, tangan dan kuku, dan kebersihan

    genitalia (Badri, 2008). Personal hygiene adalah usaha seseorang untuk menjaga kebersihan

    (dalam Yahya, 2013) meliputi:

    1. Kebersihan Kulit

    Kulit sebagai lapisan terluar yang membungkus tubuh harus diperhatikan kebersihannya.

    Selain berpengaruh kepada penampilan seseorang, kebersihan kulit juga berpengaruh

    kepada kesehatan kulit seseorang. Berbagai penyakit kulit sering terjadi dikarenakan

    personal hygiene yang kurang diperhatikan (Rangkuti, 2012).

    Penyakit kulit bermula dari kebiasaan mandi yang kurang bersih, pakaian dan handuk

    yang jarang dicuci serta alas tidur yang tidak bersih. Menurut (Frenki 2011), aktivitas

    mandi yang dapat mencegah individu dari penyakit kulit adalah :

    1. Mandi satu sampai dua kali sehari, khususnya di daerah tropis.

  • 2. Bagi yang terlibat dalam kegiatan olahraga atau pekerjaan lain yang

    mengeluarkan banyak keringat dianjurkan untuk segera mandi setelah selesai

    kegiatan tersebut.

    3. Gunakan sabun yang lembut. Sabun antiseptik tidak dianjurkan untuk mandi

    sehari-hari.

    4. Bersihkan anus dan genitalia dengan baik karena pada kondisi tidak bersih,

    sekresi normal dari anus dan genitalia akan menyebabkan iritasi dan infeksi.

    5. Tidak memakai sabun dan handuk yang sama dengan orang lain.

    2. Kebersihan tangan dan kuku

    tangan dapat menjadi perantara penularan kuman. Mencuci tangan penting dilakukan

    sebelum dan setelah menjamah makanan, setelah. buang air kecil dan besar, dan setelah

    menyentuh benda-benda yang kotor. Mencuci tangan dengan memakai sabun lebih

    efektif untuk menghilangkan kotoran yang menempel di tangan. Mencuci kaki setelah

    beraktivitas dari luar baik untuk mencegah penyakit seperti Schistomiasis. Mencuci kaki

    perlu dilakukan setelah pulang dari bepergian dan sebelum tidur, agar kamar tetap bersih

    dan bebas dari sumber penyakit. Selain itu, kuku pada jari-jari tangan dan kaki harus

    dipotong pendek sehingga kotoran tidak tertinggal di balik kuku (Nurjannah, 2012).

    Indonesia adalah negara yang sebagian besar masyarakatnya menggunakan tangan untuk

    makan, mempersiapkan makanan, bekerja dan lain sebagainya. Bagi penderita skabies

    akan sangat mudah penyebaran penyakit ke wilayah tubuh yang lain. Oleh karena itu,

    butuh perhatian ekstra untuk kebersihan tangan dan kuku sebelum dan sesudah

    beraktivitas.

    Cara-cara menjaga kebersihan tangan dan kuku dapat dilakukan dengan:

  • a. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah ke kamar mandi dengan

    menggunakan sabun. Menyabuni dan mencuci harus meliputi area antara jari tangan,

    kuku dan punggung tangan.

    b. Handuk yang digunakan untuk mengeringkan tangan sebaiknya dicuci dan diganti

    setiap hari.

    c. Jangan menggaruk atau menyentuh bagian tubuh seperti telinga, hidung, dan lain-lain

    saat menyiapkan makanan.

    d. Pelihara kuku agar tetap pendek (Siregar, 2015).

    3. Kebersihan Genitalia

    Karena minimnya pengetahuan tentang kebersihan genitalia, banyak kaum remaja putri

    maupun putra mengalami infeksi di alat reproduksinya akibat garukan, apalagi seorang

    anak tersebut sudah mengalami penyakit kulit pada daerah tertentu maka garukan di area

    genitalia akan sangat mudah terserang penyakit kulit tersebut, karena area genitalia

    merupakan tempat yang lembab dan kurang sinar matahari. Salah satu contoh pendidikan

    kesehatan di dalam keluarga, misalnya bagaimana orang tua mengajarkan anak cebok

    secara benar. Seperti penjelasan, bila ia hendak cebok harus dibasuh dengan air bersih.

    Caranya menyiram dari depan ke belakang bukan belakang ke depan. Apabila salah, pada

    alat genital anak perempuan akan lebih mudah terkena infeksi. Penyebabnya karena

    kuman dari belakang (dubur) akan masuk ke dalam alat genital. Jadi hal tersebut, harus

    diberikan pengetahuan sejak dini. Kebersihan genital lain, selain cebok, yang harus

    diperhatikan yaitu pemakaian celana dalam.Apabila ia mengenakan celana, pastikan

    celananya dalam keadaan kering. Bila alat reproduksi lembab dan basah, maka keasaman

  • akan meningkat dan itu memudahkan pertumbuhan jamur. Oleh karena itu dianjurkan

    untuk sering menganti celana dalam (Safitri, 2008).

    4. Kebersihan individu

    Kebersihan diri merupakan faktor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan, agar kita

    selalu dapat hidup sehat.Menjaga kebersihan diri berarti juga menjaga kesehatan umum.

    Cara menjaga kebersihan diri dapat dilakukan sebagai berikut :

    a. Mandi setiap hari minimal 2 kali sehari secara teratur dengan menggunakan sabun,

    muka harus bersih, telinga juga harus dibersihkan serta bagian genitalia.

    b. Tangan harus dicuci sebelum menyiapkan makanan dan minuman,sebelum makan,

    sesudah buang air besar atau buang air kecil.

    c. Kuku digunting pendek dan bersih, agar tak melukai kulit atau menjadi sumber

    infeksi.

    d. Mengganti pakaian setiap hari sangat penting terutama pakaian dalam, gunakan

    pakaian dalam yang kering dan menyerap keringat karena pakaian dalam yang basah

    akan mempermudah tumbuhnya jamur, pakaian dalam yang telah terkena darah

    sebaiknya direndam terlebih dahulu dan setelah kering disetrika. Pemakaian celana

    yang terlalu ketat sebaiknya dihindari, karena hal ini menyebabkan kulit susah

    bernafas dan akhirnya bias menyebabkan daerah kewanitaan menjadi lembab dan

    teriritasi (Andira, 2010).

    2.1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene

    Beberapa factor yang mempengaruhikebersihan diri adalah sebagai berikut:

    1. Body image

  • Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya

    karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

    2. Praktik sosial

    Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi

    perubahan pola personal higiene.

    3. Status sosial-ekonomi

    Personal higiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo,

    alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

    4. Pengetahuan

    Pengetahuan personal higiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat

    meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita DM ia harus menjaga

    kebersihan kakinya.

    5. Budaya

    Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.

    6. Kebiasaan seseorang

    Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya

    seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.

    7. Kondisi fisik

    Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan

    untuk melakukannya (perry dan potter 2008).

    8. Kriteria Penilaian Skor

  • Dalam observasi personal hygiene terbagi menjadi 3 penilaian menurut (Begum,

    Shaheena 2007) yaitu:

    Kebersihan Kurang : 1% - 32%

    Kebersihan Sedang : 33% - 66%

    Kebersihan baik : 67% -100%

    2.2 Konsep Scabies

    2.2.1 Pengertian Scabies

    Scabies adalah penyakit kulit yang di sebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes Scabeis

    termasuk dalam kelas Arachinida. Penyakit ini juga mudah menular dari manusia ke manusia,

    dari hewan ke manusia, dan sebaliknya

    (Widodo, 2013).

    Menurut Sarwiji (2011) Skabies merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh infestasi

    Sarcoptes Scabiei var hominis (kutu mite yang membuat gatal) yang memancing reaksi

    sensitivitas.

    Scabies muncul diseluruh dunia dan mudah terjangkit oleh kepadatan penduduk tinggi

    dan kebersihan buruk, dan bisa endemik.

    2.2.2 Etiologi Scabies

    Penyebab Penyakit Scabies sudah lama dikenal lebih dari 100 tahun yang lalu sebagai

    akibat infestasi tungau yang dinamakan Acarus scabiei atau pada manusia Sarcoptes scabiei

    varian hominis.Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachinda, ordoAcarina,

    super famili Sarcoptes (Djuanda, 2010). Sedangkan secara morfologi merupakan tungau kecil

    yang berbentuk oval dan gepeng, berwarna putih kotor, trans Selain itu, penyebabnya adalah

    kondisi kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan

  • yang lembab, dan kurang mendapat sinar matahari secara langsung. Penyakit scabies juga

    menular dengan cepat pada komunitas yang tinggal bersama seperti di masyarakat. Skabies

    ditularkan oleh kutu betina yang telah dibuahi melalui kontak fisik yang erat. Penularan melalui

    pakaian dalam, handuk, seprei, tempat tidur, perabot rumah, jarang terjadi. Kutu dapat hidup

    diluar kulit hanya 2-3 hari dan pada suhu kamar 21°C dengan kelembapan relatif 40-80%

    (Harahap, 2000).

    2.2.3 Patofisiologi Scabies

    Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi juga oleh

    penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi

    kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi

    disebabkan lehsensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira

    sebulan setelahinfestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemuannya

    papul, vesikel, danurtika. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi

    sekunder. Kelainan kulitdan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau. (Djuanda,

    2010).

    2.2.4 Klasifikasi Scabies

    Cara Penularan Penularan penyakit skabies dapat terjadi secara langsung maupun tidak

    langsung, adapun cara penularannya adalah :

    1. Kontak langsung (kulit dengan kulit). Penularan scabies terutama melalui kontak

    langsung seperti berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Pada orang

    dewasa hubungan seksual merupakan hal tersering, sedangkan pada anak-anak penularan

    didapat dari orang tua atau temannya.

  • 2. Kontak tidak langsung (melalui benda) Penularan melalui kontak tidak langsung,

    misalnya melalui perlengkapan tidur, pakaian atau handuk dahulu dikatakan mempunyai

    peran kecil pada penularan. Namun demikian, penelitian terakhir menunjukkan bahwa hal

    tersebut memegang peranan penting dalam penularan skabies dan dinyatakan bahwa

    sumber penularan utama adalah selimut (Djuanda, 2010).

    Diagnosa dapat ditegakkan dengan menentukan 2 dari 4 tanda dibawah Ini bawah ini (Al-

    Falakh, 2009) :

    a. Pruritus noktural yaitu gatal pada malam hari karena aktifitas tungau yang lebih

    tinggi pada suhu yang lembab dan panas.

    b. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam keluarga,biasanya

    seluruh anggota keluarga, begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat

    penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau

    tersebut.Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena.

    c. Adanya kunikulus (terowongan) pada tempat-tempat yang dicurigai berwarna putih

    atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,rata-rata 1 cm, pada ujung

    terowongan ditemukan papula (tonjolan padat) atau vesikel (kantung cairan). Jika ada

    infeksi sekunder, timbul polimorf (gelembung leokosit).

    d. Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu

    atau lebih stadium hidup tungau ini.Gatal yang hebat terutama pada malam sebelum

    tidur. Adanya tanda : papula (bintil), pustula (bintil bernanah), ekskoriasi (bekas

    garukan).

  • Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah, iritasi dan rasa gatal pada kulit yang

    umumnya muncul di sela-sela jari, selangkangan dan lipatan paha, dan muncul

    gelembung berair pada kulit (Djuanda, 2010).

    Diagnosis Banding :

    1. Prurig: Biasanya berupa papul, gatal,predileksi bagian ekstensorekstremitas,dan

    biasanya gatal pada malam hari.

    2. Gigitan serangga : Timbul setelah gigitan berupa urtikaria dan Papul.

    3. Folikulitis: Nyeri, pustula miliar dikelilingi eritema (Siregar,2005).

    2.2.5 Manifestasi Klinis Scabies

    Widodo (2013) menyatakan bahwa gejala klinis dari skabies adalah muncul bintik-bintik

    merah pada kulit (rash) , iritasi, rasa yang sangat gatal pada malam hari (pruritus nokturia)

    akibat reaksi alergi terhadap ekskresi dan sekresi yang keluar dari tubuh tungau. Biasanya gejala

    ini muncul satu bulan setelah serangan dari tungau tersebut. Gejala klinis utama pada skabies

    adalah gatal pada malam hari atau bila cuaca panas serta pasien berkeringat karena

    meningkatnya aktivitas tungau saat suhu tubuh meningkat. Tempat predileksinya biasanya

    merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan

    tangan bagian volar, siku bagian luar, lipatan aksilaris bagian depan, lipatan paha, areola

    mammae (wanita), umbilikus, pantat, genetalia, garis pinggang, kepala dan leher (bayi), eksterna

    (pria), dan perut bagian bawah.

    Gejala lain yang ditimbulkan skabies adalah munculnya garis halus yang berwarna

    kemerahan di bawah kulit yang merupakan terowongan yang digali oleh Sarcoptes betina dengan

    panjang sekitar 2 cm, muncul gelembung berair pada kulit, lesi yang muncul di kulit umumnya

    simetris biasanya menyebabkan ekskoriasi (akibat garukan mendalam), dan dapat muncul

  • sebagai (nodulus eritematosus). Pada skabies yang kronis, kulit penderita dapat menebal

    (likenifikasi) dan tampak berwarna lebih gelap (hiperpigmentasi). Erupsi dapat meluas tanpa

    mengenal batas predileksi yang disebabkan oleh reaksi alergi (Sarwiji, 2011).Terdapat empat

    tanda kardinal Handoko dalam buku Adhi

    Djuanda (2007) menyatakan adanya pruritus nokturina yang artinya gatal pada malam hari,

    menyerang manusia dalam kelompok, adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat

    predileksi berwarna putih atau keabu-abuan yang terdapat papul atau vesikel, dan yang terakhir

    ditemukannya tungau.

    2.2.6 Komplikasi Scabies

    Rasa gatal pada gejala yang ditimbulkan oleh scabies dapat merangsang penderita untuk

    menggaruk sehingga dapat terjadi infeksi sekunder pada lesi scabies (Boediardja et al., 2003).

    2.2.7 Penatalaksanaan Scabies

    Pengobatan Scabies dapat dilakukan dengan delousing, yaitu shower dengan air yang

    sudah dilarutkan bubuk DDT (Diclboro Diphenyl Trichloroetan). Selain itu menjaga kebersihan

    dengan mandi secara teratur setiap hari perlu dilakukan. Semua pakaian seperti sprei, dan handuk

    yang digunakan harus dicuci secara teratur dan bila perlu direndam dengan air panas (Widodo,

    2013).

    Menurut Djuanda (2007) pengobatan lain yaitu dengan mengolesi salep yang

    mempunyai daya miticid baik dari zat kimia organik maupun non organik seperti :

    1. Belerang endap (sulfur presipitatum) Dengan kadar 4-20% dalam bentuk salep atau krim.

    Tetapi salep ini tidak efektif terhadap stadium telur, sehingga penggunannya tidak boleh

  • kurang dari 3 hari. Kekurangannya yang lain adalah berbau dan mengotori pakaian dan

    kadang-kadang menimbulkan iritasi. Dapat di pakai pada bayi berumur kurang dari dua

    tahun.

    2. Emulsi benzil-benzoas (20-25%) Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam

    selama tiga hari. Tetapi dapat menimbulkan iritasi, dan kadang-kadang semakin gatal

    setelah digunakan.

    3. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan atau gammexane) Dengan kadar 1% dalam

    krim atau lotion, dan gel yang tidak berbau dan tidak berwarna. Obat ini dapat

    membunuh tungau. Scabiei dan nimfa serta mencegah menetasnya telur, efektif terhadap

    semua stadium dan jarang menimbulkan iritasi. Krim ini tidak dianjurkan pada anak di

    bawah enam tahun dan wanita hamil. Cara pemakaiannya dengan mengoleskan ke

    seluruh tubuh, didiamkan selama 12-24 jam lalu dicuci bersih. Pemberiannya cukup

    sekali, kecuali jika masih ada gejala diulangi satu minggu kemudian. Pemberian ulang

    dimaksudkan untuk membunuh larva yang menetas dan tidak mati oleh pengobatan

    sebelumnya.Penggunaan yang berlebihan dapat memberikan toksik terhadap susunan

    saraf pusat (neurotoksik).

    4. Krotamiton Dengan kadar 10% dalam krim atau lotion, mempunyai dua efek sebagai

    antiskabies dan antigatal, dan harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Dapat

    membunuh tungau Scabiei tetapi tidak mempunyai efektivitas yang tinggi terhadap

    skabies, tidak mempunyai efek sistemik serta aman digunakan pada wanita hamil, bayi,

    dan anak-anak. Cara pemakaiannya dengan dioleskan dan digosok ke seluruh tubuh

    selama dua malam kemudian dicuci bersih. Efek sampingnya yaitu dapat menimbulkan

  • iritasi apabila digunakan dalam jangka waktu yang lama. Untuk memperoleh hasil yang

    lebih efektif dapat dilanjutkan sampai lima hari terutama bayi dan anak.

    5. Permetrin Dengan kadar 5% dalam krim, merupakan sintesa piretroid dan aman karena

    efek toksisitasnya terhadap mamalia sangat rendah, dan kemungkinan keracunan karena

    salah penggunaan sangat kecil. Hal ini karena hanya sedikit obat yang diabsorbsi dan

    obat di metabolisme secara cepat dan belum pernah dilaporkan resistensi terhadap

    permetrin.Cara pemakaiannya dengan dioleskan ke seluruh tubuh, didiamkan selama 8-

    12 jam, kemudian dicuci bersih. Penggunaannya cukup sekali , bila belum sembuh

    diulangi setelah satu minggu. Tidak dianjurkan pada bayi di bawah umur dua bulan.

    6. Ivermektin Bahan semi sintetik yang dihasilkan Streptomyces avermitilis, merupakan

    antiparasit yang strukturnya mirip antibiotik makrolid. Obat iini adalah suatu lakton

    makrosiklik dan sangat efektif sebagai antiparasit berspektrum luas untuk melawan

    berbagai jenis nematoda dan artropoda termasuk kutu, tungau, dan kutu anjing.

    Diberikan secara oral dengan dosis tunggal 200 µg/kgBB. Dianjurkan pada anak berusia

    lebih dari lima tahun. Selain pengobatan yang telah disebutkan diatas, untuk mengatasi

    rasa gatal yang tetap ada sampai beberapa minggu setelah pemberian terapi antiskabies

    yang adekuat dapat diberikan obat anti pruritus misalnya antihistamin.

    2.2.8 Pencegahan Scabies

    Menurut Sembel (2009) untuk mencegah penularan penyakit scabies dapat melakukan :

    1. Meningkatkan kebersihan individu seperti :

    a. Mandi minimal dua kali dalam satu hari dengan menggunakan sabun mandi dan air

    serta menggosok badan ketika mandi.

    b. Mencuci rambut menggunakan shampo minimal dua kali dalam satu minggu.

  • c. Memelihara kebersihan kuku.

    d. Mencuci tangan.

    e. Mengganti pakaian jika sudah kotor.

    2. Meningkatkan kebersihan lingkungan seperti :

    a. Semua pakaian, sprei, handuk, selimut yang pernah dipakai oleh penderita harus

    direndam dalam air panas.

    b. Tempat tidur harus dibersihkan dengan baik dan disemprot dengan acarisida.

    c. Menjemur pakaian, sprei, handuk, selimut di bawah sinar matahari.

    d. Menjemur kasur atau pengalas tidur satu kali dalam satu minggu.

    3. Menghindari kontak langsung dengan penderita scabies.

    a. Tidak memakai handuk, selimut atau pakaian penderita secara bergantian

    2.2.9 Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit Kulit Scabies

    1. Pengetahuan

    Definisi Pengetahuan (Menurut Soekanto, 2002) adalah hasil tahu dan hal ini terjadi

    setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

    pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan

    pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (Notoadmojo, 2007).

    a. Tingkat Pengetahuan

    Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

    1. Tahu

    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

    Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

    sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

  • telah diterima. Oleh sebab itu,tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling

    rendah.

    2. Memahami

    Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

    tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

    secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

    menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap

    objek yang dipelajari.

    3. Aplikasi

    Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

    telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

    4. Analisis

    Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

    dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan

    masih ada kaitannya satu sama lain.

    5. Sintesis

    Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menyambungkan

    bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain,

    sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-

    formulasi yang ada.

    6. Evaluasi

  • Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

    terhadap suatu materi atau objek (Meliono, 2007).

    Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kejadian antara lain Pengetahuan

    seseorang dipengaruhi oleh :

    a. Pendidikan.

    Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

    kelompok dan juga usaha mendewasakan seseorang melalui upaya

    pengajaran dan pelatihan baik di sekolah ataupun di luar sekolah. Makin

    tinggi pendidikan, makin mudah seseorang menerima pengetahuan. Tingkat

    pendidikan juga mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima

    ide-ide dan teknologi baru. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor

    yang mempengaruhi persepsi seseorang, karena dapat membuat seseorang

    untuk lebih mudah mengambil keputusan dan bertindak.

    b. Usia.

    Semakin banyak usia seseorang, maka semakin bijaksana dan banyak

    pengalaman/hal yang telah dijumpai dan dikerjakan untuk memiliki

    pengetahuan. Dengan pengetahuan tersebut seseorang dapat mengembangkan

    kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari

    keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata.

    c. Sumber Informasi

    Seseorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan mempunyai

    pengetahuan yang lebih luas. Informasi yang diperoleh dari beberapa sumber

    akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak

  • memperoleh informasi, maka iacenderung memiliki pengetahuan yang lebih

    luas.

    d. Sumber Pengetahuan

    Berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh manusia untuk memperoleh

    pengetahuan.

    Upaya-upaya serta cara-cara tersebut yang dipergunakan dalam memperoleh

    pengetahuan,yaitu :

    1. Orang yang Memiliki Otoritas

    Salah satu upaya seseorang mendapatkan pengetahuan yaitu dengan

    bertanya pada orang yang memiliki otoritas atau yang dianggapnya lebih

    tahu. Pada zaman modern ini, orang yang ditempatkan memiliki

    otoritas, misalnya dengan pengakuan melalui gelar, termasuk juga

    dalam hal ini misalnya, hasil publikasi resmi mengenai kesaksian

    otoritas tersebut, seperti buku-bukuatau publikasi resmi pengetahuan

    lainnya.

    2. Indera

    Indera adalah peralatan pada diri manusia sebagai salah satu sumber

    internal pengetahuan. Dalam filsafat science modern menyatakan bahwa

    pengetahuan pada dasarnya adalah dan hanyalah pengalaman-

    pengalaman konkrit kita yang terbentuk karena persepsi indera, seperti

  • persepsi penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan

    pencicipan dengan lidah.

    3. Akal

    Dalam kenyataannya ada pengetahuan tertentu yang bisa dibangun oleh

    manusia tanpa harus atau tidak bisa mempersepsinya dengan indera

    terlebih dahulu. Pengetahuan dapat diketahui dengan pasti dan dengan

    sendirinya karena potensi akal.

    4. Intuisi Salah satu sumber pengetahuan yang mungkin adalah intuisi atau

    pemahaman yang langsung tentang pengetahuan yang tidak merupakan

    hasil pemikiran yang sadar atau persepsi rasa yang langsung. Intuisi

    dapat berarti kesadaran tentang data-data yang langsung dirasakan

    (Notoatmodjo, 2007).

    2. Sanitasi Lingkungan

    Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yangmencakup

    perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih,dan sebagainya (Notoadmojo

    2007).

    Sedangkan Sanitasi lingkungan bertujuanuntuk meningkatkan dan mempertahankan

    standar kondisi lingkunganyang mendasar yang mempengaruhi kesejahteraan manusia.

    Persyaratan kesehatan perumahan dan pemukiman adalah ketentuan teknis kesehatan

    yang wajib di penuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang

    bermukim dari bahaya atau gangguankesehatan (Soedjadi, 2003).

    a. Sarana air bersih

  • Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan; juga manusia selama hidupnya

    selalu memerlukan air. Dengan demikian semakin naik jumlah penduduk serta

    perkembangan pertumbuhannya semakin meningkat atau tinggi karena kesulitan

    masyarakat dalam air bersih. Beban pengotoran air juga bertambah cepat sesuai

    dengan cepatnya pertumbuhan.Sebagai akibatnya saat ini, sumber air bersih menjadi

    semakin langka. Laporan keadaan lingkungan di dunia tahun 1992 menyatakan

    bahwa air sudah saatnya dianggap sebagai benda ekonomi. Karena itu pengelolaan

    sumber daya air menjadi sangat penting pengelolaannya sumber daya air ini

    sebaiknya dilakukan secara terpadu, baik dalam pemanfaatannya maupun dalam

    pengelolaan kualitas (Slamet, 2002). Melihat kesehatan masyarakat, penyediaan

    sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan

    air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit dimasyarakat. Pada

    skabies keadaan tersebut bisa menjadi tempat penularan melalui kontak tidak

    langsung meggunakan pakaianpada saat mencuci baju menggunakan air tidak bersih

    (Chandra,2007).

    b. Saluran atau Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)

    Sarana pembuangan air limbah yangsehat yaitu yang dapatmengalirkan air limbah

    dari sumbernya seperti dapur dan kamar mandi ke tempat penampungan air limbah

    dengan lancar tanpa mencemari lingkungan (Pamsimas, 2010).

    c. Sarana pembuangan sampah

    Sampah adalah semua benda atau produk sisa dalam bentuk padat sebagai akibat

    aktivitas manusia yang dianggap tidak bermanfaat dan tidak dikehendaki oleh

    pemiliknya atau dibuang sebagai barang tidak berguna.Gangguan yang ditimbulkan

  • oleh sampah adalah pencemaran lingkungan, sumber penyakit, terjadi kecelakaan,

    mengganggu pemandangan dan terjadi kecelakaan.

    d. Sarana pembuangan kotoran (jamban)

    Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan

    mengumpulkan kotoran manusia dalam tempat tertentu.Pengumpulan tersebut

    bertujuan untuk mencegah terjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori

    lingkungan pemukiman.

    Pembuangan tinja yang tidak saniter akan menyebabkan terjadinya

    penyakit.Berdasarkan penelitian Yasin (2009) disebutkan bahwa terdapatperbedaan

    kejadian skabies yang bermakna antara seseorang yanghidup dengan sanitasi

    lingkungan yang baik dengan seseorang yanghidup dengan sanitasi lingkungan yang

    buruk.

    Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kejadian penyakit scabies Sanitasi

    Lingkungan Fisik Rumah dipengaruhi oleh :

    1. Kepadatan Penghuni

    Kepadatan penghuni adalah perbandingan antara luas lantai rumah dengan

    jumlah anggota keluarga dalam suatu rumah tinggal. Secara umum, penilaian

    kepadatan penghuni dengan menggunakan ketentuan standar minimum, yaitu

    kepadatan penghuni yang memenuhi syarat kesehatan diperoleh dari hasil bagi

    antara luas lantai dengan jumlah penghuni 8 m2/orang (Indonesia. 2011).

    2. Kelembaban Udara

  • Kelembaban udara adalah persentase jumlah kandungan air dalam udara. Secara

    umum, penilaian kelembaban dalam rumah dengan menggunakan hygrometer

    dengan kriteria memenuhi syarat kesehatan yaitu dengan kelembaban 40-70%

    (Indonesia. 2011)

    3. Pencahayaan Alami

    Pencahayaan alami ruangan adalah penerangan yang bersumber dari sinar

    matahari (alami), yaitu semua jalan yang memungkinkan untuk masuknya

    cahaya alamiah, misalnya melalui jendela atau genting kaca. Syarat

    pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat

    menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak

    menyilaukan. Pencahayaan yang memenuhi syarat kesehatan berkisar antara

    intensitas cahaya 60-120 lux (Indonesia. 2011).

    4. Suhu

    Suhu adalah panas atau dinginnya udara yang dinyatakan dengan satuan derajat

    tertentu. Secara umum, penilaian suhu rumah dengan menggunakan

    thermometer ruangan dengan suhu kamar yang memenuhi syarat kesehatan

    adalah antara 18-30˚C.

    5. Ventilasi

    Ventilasi adalah usaha untuk memenuhi kondisi atmosfer yang menyenangkan

    dan menyehatkan manusia. Secara umum, penilaian ventilasi rumah dengan cara

    membandingkan antara luas ventilasi dan luas lantai rumah. Menurut indikator

    pengawasan rumah, luas ventilasi yang memenuhi syarat kesehatan adalah 10%

  • luas lantai rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan

    adalah

  • 1. Epidermis, terbagi atas empat lapisan yaitu basal atau stratum germinativum, lapisan

    malphigi atau stratum spinosum, lapisan granular atau stratum granulosum dan lapisan

    tanduk atau stratum korneum.

    2. Dermis atau korium merupakan lapisan di bawah epidermis dan di atas jaringan

    subkutan.

    3. jaringan subkutan (subkutis atau hipodermis) merupakan lapisan yang langsung

    dibawah dermis (Harahap, 2000).

    2.3.4 Fungsi Kulit

    Menurut Harahap (2000), Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk

    menyesuaikan tubuh dengan lingkungan. Fungsi kulit adalah sebagai berikut :

    1. Pelindung

    Jaringan tanduk sel epidermis paling luar membatasi masuknya benda-benda dari luar dan

    keluarnya cairan berlebihan dari dalam tubuh. Melanin yang memberi warna pada kulit dari

    akibat buruk sinar ultra violet.

    2. Pengatur Suhu

    Di waktu suhu dingin peredaran di kulit berkurang guna mempertahankan suhu badan. Pada

    waktu suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan keringat dari

    kelenjar keringat, sehingga suhu tubuh dapat dijaga tidak terlalu panas.

    3. Penyerapan

    Kulit dapat menyerap bahan tertentu seperti gas dan zat larut dalam lemak lebih mudah masuk

    kedalam kulit dan masuk ke peredaran darah, karena dapat bercampur dengan lemak yang

    menutupi permukaan kulit masuknya zat-zat tersebut melalui folikel rambut dan hanya sekali

    yang melalui muara kelenjar keringat.

  • 4. Indera Perasa

    Indera perasa di kulit karena rangsangan terhadap sensoris dalam kulit. Fungsi indera perasa

    yang utama adalah merasakan nyeri, perabaan, panas dan dingin.