bab ii tinjauan pustaka 2.1 konsep kebersihan diri (personal … · 2019. 9. 16. · 2.2.3...
TRANSCRIPT
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Kebersihan diri (Personal Hygiene)
2.1.1 Pengertian
Kebersihan diri merupakan faktor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan, agar
kita selalu dapat hidup sehat dan terhindar dari penyakit seperti skabies. Cara menjaga
kebersihan diri dapat dilakukan dengan mengganti handuk seminggu sekali dengan handuk yang
habis dicuci bersih dengan sabun/detergen, dijemur di bawah sinar matahari dan di setrika. Suatu
penelitian menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan pinjam-meminjam handuk dengan
kejadian scabies (Kusnul, 2014). Kebersihan diri (personal hygiene) sangat berkaitan dengan
pakaian, tempat tidur yang digunakan sehari-hari. Hasil penelitian ini diperkuat oleh (Setyowati,
2011) menyatakan bahwa kebersihan diri tersebut dikaitkan dengan yang pernah menderita
penyakit kulit 51,9% karena kurangnya menjaga kebersihan diri. Penyakit kulit yang terjadi
disebabkan oleh pemeriksaan yang tidak dilakukan secara rutin. Penyakit kulit yang diderita
khususnya gatal-gatal. Kebersihan diri perlu dijaga, untuk terhindar dari penyakit kulit terutama
scabies. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kebanyakan santri masih meminjamkan
handuk kepada teman-temannya, sehingga pada handuk yang dipakai oleh penderita scabies,
terdapat tungau Sarcoptes scabiei yang akan ikut terbawa. Jika handuk penderita scabies tersebut
dipakai bergantian dengan temannya maka tungau tersebut akan berpindah di kulit yang
meminjam handuk tersebut. Tungau Sarcoptes scabiei akan menginfeksi secara tidak langsung
pada orang yang meminjam handuk tersebut. Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu
: Personal yang artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah cara
-
perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya. Dalam
kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan
karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri
sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah
kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan
adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan
secara umum (Hidayat, 2008).
Personal Hygiene menurut Ambarwati & Sunarsih (2011) adalah kebersihan
perseorangan atau tindakan untuk menjaga kebersihan seseorang. Pemeliharaan kebersihan diri
berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri sesorang untuk kesejahteraan fisik
dan psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki kebersihan diri baik apabila, orang tersebut dapat
menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, tangan dan kuku, dan kebersihan
genitalia (Badri, 2008). Personal hygiene adalah usaha seseorang untuk menjaga kebersihan
(dalam Yahya, 2013) meliputi:
1. Kebersihan Kulit
Kulit sebagai lapisan terluar yang membungkus tubuh harus diperhatikan kebersihannya.
Selain berpengaruh kepada penampilan seseorang, kebersihan kulit juga berpengaruh
kepada kesehatan kulit seseorang. Berbagai penyakit kulit sering terjadi dikarenakan
personal hygiene yang kurang diperhatikan (Rangkuti, 2012).
Penyakit kulit bermula dari kebiasaan mandi yang kurang bersih, pakaian dan handuk
yang jarang dicuci serta alas tidur yang tidak bersih. Menurut (Frenki 2011), aktivitas
mandi yang dapat mencegah individu dari penyakit kulit adalah :
1. Mandi satu sampai dua kali sehari, khususnya di daerah tropis.
-
2. Bagi yang terlibat dalam kegiatan olahraga atau pekerjaan lain yang
mengeluarkan banyak keringat dianjurkan untuk segera mandi setelah selesai
kegiatan tersebut.
3. Gunakan sabun yang lembut. Sabun antiseptik tidak dianjurkan untuk mandi
sehari-hari.
4. Bersihkan anus dan genitalia dengan baik karena pada kondisi tidak bersih,
sekresi normal dari anus dan genitalia akan menyebabkan iritasi dan infeksi.
5. Tidak memakai sabun dan handuk yang sama dengan orang lain.
2. Kebersihan tangan dan kuku
tangan dapat menjadi perantara penularan kuman. Mencuci tangan penting dilakukan
sebelum dan setelah menjamah makanan, setelah. buang air kecil dan besar, dan setelah
menyentuh benda-benda yang kotor. Mencuci tangan dengan memakai sabun lebih
efektif untuk menghilangkan kotoran yang menempel di tangan. Mencuci kaki setelah
beraktivitas dari luar baik untuk mencegah penyakit seperti Schistomiasis. Mencuci kaki
perlu dilakukan setelah pulang dari bepergian dan sebelum tidur, agar kamar tetap bersih
dan bebas dari sumber penyakit. Selain itu, kuku pada jari-jari tangan dan kaki harus
dipotong pendek sehingga kotoran tidak tertinggal di balik kuku (Nurjannah, 2012).
Indonesia adalah negara yang sebagian besar masyarakatnya menggunakan tangan untuk
makan, mempersiapkan makanan, bekerja dan lain sebagainya. Bagi penderita skabies
akan sangat mudah penyebaran penyakit ke wilayah tubuh yang lain. Oleh karena itu,
butuh perhatian ekstra untuk kebersihan tangan dan kuku sebelum dan sesudah
beraktivitas.
Cara-cara menjaga kebersihan tangan dan kuku dapat dilakukan dengan:
-
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah ke kamar mandi dengan
menggunakan sabun. Menyabuni dan mencuci harus meliputi area antara jari tangan,
kuku dan punggung tangan.
b. Handuk yang digunakan untuk mengeringkan tangan sebaiknya dicuci dan diganti
setiap hari.
c. Jangan menggaruk atau menyentuh bagian tubuh seperti telinga, hidung, dan lain-lain
saat menyiapkan makanan.
d. Pelihara kuku agar tetap pendek (Siregar, 2015).
3. Kebersihan Genitalia
Karena minimnya pengetahuan tentang kebersihan genitalia, banyak kaum remaja putri
maupun putra mengalami infeksi di alat reproduksinya akibat garukan, apalagi seorang
anak tersebut sudah mengalami penyakit kulit pada daerah tertentu maka garukan di area
genitalia akan sangat mudah terserang penyakit kulit tersebut, karena area genitalia
merupakan tempat yang lembab dan kurang sinar matahari. Salah satu contoh pendidikan
kesehatan di dalam keluarga, misalnya bagaimana orang tua mengajarkan anak cebok
secara benar. Seperti penjelasan, bila ia hendak cebok harus dibasuh dengan air bersih.
Caranya menyiram dari depan ke belakang bukan belakang ke depan. Apabila salah, pada
alat genital anak perempuan akan lebih mudah terkena infeksi. Penyebabnya karena
kuman dari belakang (dubur) akan masuk ke dalam alat genital. Jadi hal tersebut, harus
diberikan pengetahuan sejak dini. Kebersihan genital lain, selain cebok, yang harus
diperhatikan yaitu pemakaian celana dalam.Apabila ia mengenakan celana, pastikan
celananya dalam keadaan kering. Bila alat reproduksi lembab dan basah, maka keasaman
-
akan meningkat dan itu memudahkan pertumbuhan jamur. Oleh karena itu dianjurkan
untuk sering menganti celana dalam (Safitri, 2008).
4. Kebersihan individu
Kebersihan diri merupakan faktor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan, agar kita
selalu dapat hidup sehat.Menjaga kebersihan diri berarti juga menjaga kesehatan umum.
Cara menjaga kebersihan diri dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Mandi setiap hari minimal 2 kali sehari secara teratur dengan menggunakan sabun,
muka harus bersih, telinga juga harus dibersihkan serta bagian genitalia.
b. Tangan harus dicuci sebelum menyiapkan makanan dan minuman,sebelum makan,
sesudah buang air besar atau buang air kecil.
c. Kuku digunting pendek dan bersih, agar tak melukai kulit atau menjadi sumber
infeksi.
d. Mengganti pakaian setiap hari sangat penting terutama pakaian dalam, gunakan
pakaian dalam yang kering dan menyerap keringat karena pakaian dalam yang basah
akan mempermudah tumbuhnya jamur, pakaian dalam yang telah terkena darah
sebaiknya direndam terlebih dahulu dan setelah kering disetrika. Pemakaian celana
yang terlalu ketat sebaiknya dihindari, karena hal ini menyebabkan kulit susah
bernafas dan akhirnya bias menyebabkan daerah kewanitaan menjadi lembab dan
teriritasi (Andira, 2010).
2.1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Beberapa factor yang mempengaruhikebersihan diri adalah sebagai berikut:
1. Body image
-
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
2. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal higiene.
3. Status sosial-ekonomi
Personal higiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo,
alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal higiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita DM ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya
seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
7. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya (perry dan potter 2008).
8. Kriteria Penilaian Skor
-
Dalam observasi personal hygiene terbagi menjadi 3 penilaian menurut (Begum,
Shaheena 2007) yaitu:
Kebersihan Kurang : 1% - 32%
Kebersihan Sedang : 33% - 66%
Kebersihan baik : 67% -100%
2.2 Konsep Scabies
2.2.1 Pengertian Scabies
Scabies adalah penyakit kulit yang di sebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes Scabeis
termasuk dalam kelas Arachinida. Penyakit ini juga mudah menular dari manusia ke manusia,
dari hewan ke manusia, dan sebaliknya
(Widodo, 2013).
Menurut Sarwiji (2011) Skabies merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh infestasi
Sarcoptes Scabiei var hominis (kutu mite yang membuat gatal) yang memancing reaksi
sensitivitas.
Scabies muncul diseluruh dunia dan mudah terjangkit oleh kepadatan penduduk tinggi
dan kebersihan buruk, dan bisa endemik.
2.2.2 Etiologi Scabies
Penyebab Penyakit Scabies sudah lama dikenal lebih dari 100 tahun yang lalu sebagai
akibat infestasi tungau yang dinamakan Acarus scabiei atau pada manusia Sarcoptes scabiei
varian hominis.Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachinda, ordoAcarina,
super famili Sarcoptes (Djuanda, 2010). Sedangkan secara morfologi merupakan tungau kecil
yang berbentuk oval dan gepeng, berwarna putih kotor, trans Selain itu, penyebabnya adalah
kondisi kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan
-
yang lembab, dan kurang mendapat sinar matahari secara langsung. Penyakit scabies juga
menular dengan cepat pada komunitas yang tinggal bersama seperti di masyarakat. Skabies
ditularkan oleh kutu betina yang telah dibuahi melalui kontak fisik yang erat. Penularan melalui
pakaian dalam, handuk, seprei, tempat tidur, perabot rumah, jarang terjadi. Kutu dapat hidup
diluar kulit hanya 2-3 hari dan pada suhu kamar 21°C dengan kelembapan relatif 40-80%
(Harahap, 2000).
2.2.3 Patofisiologi Scabies
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi juga oleh
penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi
kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi
disebabkan lehsensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira
sebulan setelahinfestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemuannya
papul, vesikel, danurtika. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi
sekunder. Kelainan kulitdan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau. (Djuanda,
2010).
2.2.4 Klasifikasi Scabies
Cara Penularan Penularan penyakit skabies dapat terjadi secara langsung maupun tidak
langsung, adapun cara penularannya adalah :
1. Kontak langsung (kulit dengan kulit). Penularan scabies terutama melalui kontak
langsung seperti berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Pada orang
dewasa hubungan seksual merupakan hal tersering, sedangkan pada anak-anak penularan
didapat dari orang tua atau temannya.
-
2. Kontak tidak langsung (melalui benda) Penularan melalui kontak tidak langsung,
misalnya melalui perlengkapan tidur, pakaian atau handuk dahulu dikatakan mempunyai
peran kecil pada penularan. Namun demikian, penelitian terakhir menunjukkan bahwa hal
tersebut memegang peranan penting dalam penularan skabies dan dinyatakan bahwa
sumber penularan utama adalah selimut (Djuanda, 2010).
Diagnosa dapat ditegakkan dengan menentukan 2 dari 4 tanda dibawah Ini bawah ini (Al-
Falakh, 2009) :
a. Pruritus noktural yaitu gatal pada malam hari karena aktifitas tungau yang lebih
tinggi pada suhu yang lembab dan panas.
b. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam keluarga,biasanya
seluruh anggota keluarga, begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat
penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau
tersebut.Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena.
c. Adanya kunikulus (terowongan) pada tempat-tempat yang dicurigai berwarna putih
atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,rata-rata 1 cm, pada ujung
terowongan ditemukan papula (tonjolan padat) atau vesikel (kantung cairan). Jika ada
infeksi sekunder, timbul polimorf (gelembung leokosit).
d. Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu
atau lebih stadium hidup tungau ini.Gatal yang hebat terutama pada malam sebelum
tidur. Adanya tanda : papula (bintil), pustula (bintil bernanah), ekskoriasi (bekas
garukan).
-
Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah, iritasi dan rasa gatal pada kulit yang
umumnya muncul di sela-sela jari, selangkangan dan lipatan paha, dan muncul
gelembung berair pada kulit (Djuanda, 2010).
Diagnosis Banding :
1. Prurig: Biasanya berupa papul, gatal,predileksi bagian ekstensorekstremitas,dan
biasanya gatal pada malam hari.
2. Gigitan serangga : Timbul setelah gigitan berupa urtikaria dan Papul.
3. Folikulitis: Nyeri, pustula miliar dikelilingi eritema (Siregar,2005).
2.2.5 Manifestasi Klinis Scabies
Widodo (2013) menyatakan bahwa gejala klinis dari skabies adalah muncul bintik-bintik
merah pada kulit (rash) , iritasi, rasa yang sangat gatal pada malam hari (pruritus nokturia)
akibat reaksi alergi terhadap ekskresi dan sekresi yang keluar dari tubuh tungau. Biasanya gejala
ini muncul satu bulan setelah serangan dari tungau tersebut. Gejala klinis utama pada skabies
adalah gatal pada malam hari atau bila cuaca panas serta pasien berkeringat karena
meningkatnya aktivitas tungau saat suhu tubuh meningkat. Tempat predileksinya biasanya
merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan
tangan bagian volar, siku bagian luar, lipatan aksilaris bagian depan, lipatan paha, areola
mammae (wanita), umbilikus, pantat, genetalia, garis pinggang, kepala dan leher (bayi), eksterna
(pria), dan perut bagian bawah.
Gejala lain yang ditimbulkan skabies adalah munculnya garis halus yang berwarna
kemerahan di bawah kulit yang merupakan terowongan yang digali oleh Sarcoptes betina dengan
panjang sekitar 2 cm, muncul gelembung berair pada kulit, lesi yang muncul di kulit umumnya
simetris biasanya menyebabkan ekskoriasi (akibat garukan mendalam), dan dapat muncul
-
sebagai (nodulus eritematosus). Pada skabies yang kronis, kulit penderita dapat menebal
(likenifikasi) dan tampak berwarna lebih gelap (hiperpigmentasi). Erupsi dapat meluas tanpa
mengenal batas predileksi yang disebabkan oleh reaksi alergi (Sarwiji, 2011).Terdapat empat
tanda kardinal Handoko dalam buku Adhi
Djuanda (2007) menyatakan adanya pruritus nokturina yang artinya gatal pada malam hari,
menyerang manusia dalam kelompok, adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat
predileksi berwarna putih atau keabu-abuan yang terdapat papul atau vesikel, dan yang terakhir
ditemukannya tungau.
2.2.6 Komplikasi Scabies
Rasa gatal pada gejala yang ditimbulkan oleh scabies dapat merangsang penderita untuk
menggaruk sehingga dapat terjadi infeksi sekunder pada lesi scabies (Boediardja et al., 2003).
2.2.7 Penatalaksanaan Scabies
Pengobatan Scabies dapat dilakukan dengan delousing, yaitu shower dengan air yang
sudah dilarutkan bubuk DDT (Diclboro Diphenyl Trichloroetan). Selain itu menjaga kebersihan
dengan mandi secara teratur setiap hari perlu dilakukan. Semua pakaian seperti sprei, dan handuk
yang digunakan harus dicuci secara teratur dan bila perlu direndam dengan air panas (Widodo,
2013).
Menurut Djuanda (2007) pengobatan lain yaitu dengan mengolesi salep yang
mempunyai daya miticid baik dari zat kimia organik maupun non organik seperti :
1. Belerang endap (sulfur presipitatum) Dengan kadar 4-20% dalam bentuk salep atau krim.
Tetapi salep ini tidak efektif terhadap stadium telur, sehingga penggunannya tidak boleh
-
kurang dari 3 hari. Kekurangannya yang lain adalah berbau dan mengotori pakaian dan
kadang-kadang menimbulkan iritasi. Dapat di pakai pada bayi berumur kurang dari dua
tahun.
2. Emulsi benzil-benzoas (20-25%) Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam
selama tiga hari. Tetapi dapat menimbulkan iritasi, dan kadang-kadang semakin gatal
setelah digunakan.
3. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan atau gammexane) Dengan kadar 1% dalam
krim atau lotion, dan gel yang tidak berbau dan tidak berwarna. Obat ini dapat
membunuh tungau. Scabiei dan nimfa serta mencegah menetasnya telur, efektif terhadap
semua stadium dan jarang menimbulkan iritasi. Krim ini tidak dianjurkan pada anak di
bawah enam tahun dan wanita hamil. Cara pemakaiannya dengan mengoleskan ke
seluruh tubuh, didiamkan selama 12-24 jam lalu dicuci bersih. Pemberiannya cukup
sekali, kecuali jika masih ada gejala diulangi satu minggu kemudian. Pemberian ulang
dimaksudkan untuk membunuh larva yang menetas dan tidak mati oleh pengobatan
sebelumnya.Penggunaan yang berlebihan dapat memberikan toksik terhadap susunan
saraf pusat (neurotoksik).
4. Krotamiton Dengan kadar 10% dalam krim atau lotion, mempunyai dua efek sebagai
antiskabies dan antigatal, dan harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Dapat
membunuh tungau Scabiei tetapi tidak mempunyai efektivitas yang tinggi terhadap
skabies, tidak mempunyai efek sistemik serta aman digunakan pada wanita hamil, bayi,
dan anak-anak. Cara pemakaiannya dengan dioleskan dan digosok ke seluruh tubuh
selama dua malam kemudian dicuci bersih. Efek sampingnya yaitu dapat menimbulkan
-
iritasi apabila digunakan dalam jangka waktu yang lama. Untuk memperoleh hasil yang
lebih efektif dapat dilanjutkan sampai lima hari terutama bayi dan anak.
5. Permetrin Dengan kadar 5% dalam krim, merupakan sintesa piretroid dan aman karena
efek toksisitasnya terhadap mamalia sangat rendah, dan kemungkinan keracunan karena
salah penggunaan sangat kecil. Hal ini karena hanya sedikit obat yang diabsorbsi dan
obat di metabolisme secara cepat dan belum pernah dilaporkan resistensi terhadap
permetrin.Cara pemakaiannya dengan dioleskan ke seluruh tubuh, didiamkan selama 8-
12 jam, kemudian dicuci bersih. Penggunaannya cukup sekali , bila belum sembuh
diulangi setelah satu minggu. Tidak dianjurkan pada bayi di bawah umur dua bulan.
6. Ivermektin Bahan semi sintetik yang dihasilkan Streptomyces avermitilis, merupakan
antiparasit yang strukturnya mirip antibiotik makrolid. Obat iini adalah suatu lakton
makrosiklik dan sangat efektif sebagai antiparasit berspektrum luas untuk melawan
berbagai jenis nematoda dan artropoda termasuk kutu, tungau, dan kutu anjing.
Diberikan secara oral dengan dosis tunggal 200 µg/kgBB. Dianjurkan pada anak berusia
lebih dari lima tahun. Selain pengobatan yang telah disebutkan diatas, untuk mengatasi
rasa gatal yang tetap ada sampai beberapa minggu setelah pemberian terapi antiskabies
yang adekuat dapat diberikan obat anti pruritus misalnya antihistamin.
2.2.8 Pencegahan Scabies
Menurut Sembel (2009) untuk mencegah penularan penyakit scabies dapat melakukan :
1. Meningkatkan kebersihan individu seperti :
a. Mandi minimal dua kali dalam satu hari dengan menggunakan sabun mandi dan air
serta menggosok badan ketika mandi.
b. Mencuci rambut menggunakan shampo minimal dua kali dalam satu minggu.
-
c. Memelihara kebersihan kuku.
d. Mencuci tangan.
e. Mengganti pakaian jika sudah kotor.
2. Meningkatkan kebersihan lingkungan seperti :
a. Semua pakaian, sprei, handuk, selimut yang pernah dipakai oleh penderita harus
direndam dalam air panas.
b. Tempat tidur harus dibersihkan dengan baik dan disemprot dengan acarisida.
c. Menjemur pakaian, sprei, handuk, selimut di bawah sinar matahari.
d. Menjemur kasur atau pengalas tidur satu kali dalam satu minggu.
3. Menghindari kontak langsung dengan penderita scabies.
a. Tidak memakai handuk, selimut atau pakaian penderita secara bergantian
2.2.9 Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit Kulit Scabies
1. Pengetahuan
Definisi Pengetahuan (Menurut Soekanto, 2002) adalah hasil tahu dan hal ini terjadi
setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan
pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (Notoadmojo, 2007).
a. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
1. Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
-
telah diterima. Oleh sebab itu,tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah.
2. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap
objek yang dipelajari.
3. Aplikasi
Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis
Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menyambungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain,
sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada.
6. Evaluasi
-
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek (Meliono, 2007).
Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kejadian antara lain Pengetahuan
seseorang dipengaruhi oleh :
a. Pendidikan.
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok dan juga usaha mendewasakan seseorang melalui upaya
pengajaran dan pelatihan baik di sekolah ataupun di luar sekolah. Makin
tinggi pendidikan, makin mudah seseorang menerima pengetahuan. Tingkat
pendidikan juga mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima
ide-ide dan teknologi baru. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi persepsi seseorang, karena dapat membuat seseorang
untuk lebih mudah mengambil keputusan dan bertindak.
b. Usia.
Semakin banyak usia seseorang, maka semakin bijaksana dan banyak
pengalaman/hal yang telah dijumpai dan dikerjakan untuk memiliki
pengetahuan. Dengan pengetahuan tersebut seseorang dapat mengembangkan
kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari
keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata.
c. Sumber Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan mempunyai
pengetahuan yang lebih luas. Informasi yang diperoleh dari beberapa sumber
akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak
-
memperoleh informasi, maka iacenderung memiliki pengetahuan yang lebih
luas.
d. Sumber Pengetahuan
Berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh manusia untuk memperoleh
pengetahuan.
Upaya-upaya serta cara-cara tersebut yang dipergunakan dalam memperoleh
pengetahuan,yaitu :
1. Orang yang Memiliki Otoritas
Salah satu upaya seseorang mendapatkan pengetahuan yaitu dengan
bertanya pada orang yang memiliki otoritas atau yang dianggapnya lebih
tahu. Pada zaman modern ini, orang yang ditempatkan memiliki
otoritas, misalnya dengan pengakuan melalui gelar, termasuk juga
dalam hal ini misalnya, hasil publikasi resmi mengenai kesaksian
otoritas tersebut, seperti buku-bukuatau publikasi resmi pengetahuan
lainnya.
2. Indera
Indera adalah peralatan pada diri manusia sebagai salah satu sumber
internal pengetahuan. Dalam filsafat science modern menyatakan bahwa
pengetahuan pada dasarnya adalah dan hanyalah pengalaman-
pengalaman konkrit kita yang terbentuk karena persepsi indera, seperti
-
persepsi penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan
pencicipan dengan lidah.
3. Akal
Dalam kenyataannya ada pengetahuan tertentu yang bisa dibangun oleh
manusia tanpa harus atau tidak bisa mempersepsinya dengan indera
terlebih dahulu. Pengetahuan dapat diketahui dengan pasti dan dengan
sendirinya karena potensi akal.
4. Intuisi Salah satu sumber pengetahuan yang mungkin adalah intuisi atau
pemahaman yang langsung tentang pengetahuan yang tidak merupakan
hasil pemikiran yang sadar atau persepsi rasa yang langsung. Intuisi
dapat berarti kesadaran tentang data-data yang langsung dirasakan
(Notoatmodjo, 2007).
2. Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yangmencakup
perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih,dan sebagainya (Notoadmojo
2007).
Sedangkan Sanitasi lingkungan bertujuanuntuk meningkatkan dan mempertahankan
standar kondisi lingkunganyang mendasar yang mempengaruhi kesejahteraan manusia.
Persyaratan kesehatan perumahan dan pemukiman adalah ketentuan teknis kesehatan
yang wajib di penuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang
bermukim dari bahaya atau gangguankesehatan (Soedjadi, 2003).
a. Sarana air bersih
-
Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan; juga manusia selama hidupnya
selalu memerlukan air. Dengan demikian semakin naik jumlah penduduk serta
perkembangan pertumbuhannya semakin meningkat atau tinggi karena kesulitan
masyarakat dalam air bersih. Beban pengotoran air juga bertambah cepat sesuai
dengan cepatnya pertumbuhan.Sebagai akibatnya saat ini, sumber air bersih menjadi
semakin langka. Laporan keadaan lingkungan di dunia tahun 1992 menyatakan
bahwa air sudah saatnya dianggap sebagai benda ekonomi. Karena itu pengelolaan
sumber daya air menjadi sangat penting pengelolaannya sumber daya air ini
sebaiknya dilakukan secara terpadu, baik dalam pemanfaatannya maupun dalam
pengelolaan kualitas (Slamet, 2002). Melihat kesehatan masyarakat, penyediaan
sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan
air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit dimasyarakat. Pada
skabies keadaan tersebut bisa menjadi tempat penularan melalui kontak tidak
langsung meggunakan pakaianpada saat mencuci baju menggunakan air tidak bersih
(Chandra,2007).
b. Saluran atau Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Sarana pembuangan air limbah yangsehat yaitu yang dapatmengalirkan air limbah
dari sumbernya seperti dapur dan kamar mandi ke tempat penampungan air limbah
dengan lancar tanpa mencemari lingkungan (Pamsimas, 2010).
c. Sarana pembuangan sampah
Sampah adalah semua benda atau produk sisa dalam bentuk padat sebagai akibat
aktivitas manusia yang dianggap tidak bermanfaat dan tidak dikehendaki oleh
pemiliknya atau dibuang sebagai barang tidak berguna.Gangguan yang ditimbulkan
-
oleh sampah adalah pencemaran lingkungan, sumber penyakit, terjadi kecelakaan,
mengganggu pemandangan dan terjadi kecelakaan.
d. Sarana pembuangan kotoran (jamban)
Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan
mengumpulkan kotoran manusia dalam tempat tertentu.Pengumpulan tersebut
bertujuan untuk mencegah terjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori
lingkungan pemukiman.
Pembuangan tinja yang tidak saniter akan menyebabkan terjadinya
penyakit.Berdasarkan penelitian Yasin (2009) disebutkan bahwa terdapatperbedaan
kejadian skabies yang bermakna antara seseorang yanghidup dengan sanitasi
lingkungan yang baik dengan seseorang yanghidup dengan sanitasi lingkungan yang
buruk.
Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kejadian penyakit scabies Sanitasi
Lingkungan Fisik Rumah dipengaruhi oleh :
1. Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni adalah perbandingan antara luas lantai rumah dengan
jumlah anggota keluarga dalam suatu rumah tinggal. Secara umum, penilaian
kepadatan penghuni dengan menggunakan ketentuan standar minimum, yaitu
kepadatan penghuni yang memenuhi syarat kesehatan diperoleh dari hasil bagi
antara luas lantai dengan jumlah penghuni 8 m2/orang (Indonesia. 2011).
2. Kelembaban Udara
-
Kelembaban udara adalah persentase jumlah kandungan air dalam udara. Secara
umum, penilaian kelembaban dalam rumah dengan menggunakan hygrometer
dengan kriteria memenuhi syarat kesehatan yaitu dengan kelembaban 40-70%
(Indonesia. 2011)
3. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami ruangan adalah penerangan yang bersumber dari sinar
matahari (alami), yaitu semua jalan yang memungkinkan untuk masuknya
cahaya alamiah, misalnya melalui jendela atau genting kaca. Syarat
pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat
menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak
menyilaukan. Pencahayaan yang memenuhi syarat kesehatan berkisar antara
intensitas cahaya 60-120 lux (Indonesia. 2011).
4. Suhu
Suhu adalah panas atau dinginnya udara yang dinyatakan dengan satuan derajat
tertentu. Secara umum, penilaian suhu rumah dengan menggunakan
thermometer ruangan dengan suhu kamar yang memenuhi syarat kesehatan
adalah antara 18-30˚C.
5. Ventilasi
Ventilasi adalah usaha untuk memenuhi kondisi atmosfer yang menyenangkan
dan menyehatkan manusia. Secara umum, penilaian ventilasi rumah dengan cara
membandingkan antara luas ventilasi dan luas lantai rumah. Menurut indikator
pengawasan rumah, luas ventilasi yang memenuhi syarat kesehatan adalah 10%
-
luas lantai rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan
adalah
-
1. Epidermis, terbagi atas empat lapisan yaitu basal atau stratum germinativum, lapisan
malphigi atau stratum spinosum, lapisan granular atau stratum granulosum dan lapisan
tanduk atau stratum korneum.
2. Dermis atau korium merupakan lapisan di bawah epidermis dan di atas jaringan
subkutan.
3. jaringan subkutan (subkutis atau hipodermis) merupakan lapisan yang langsung
dibawah dermis (Harahap, 2000).
2.3.4 Fungsi Kulit
Menurut Harahap (2000), Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk
menyesuaikan tubuh dengan lingkungan. Fungsi kulit adalah sebagai berikut :
1. Pelindung
Jaringan tanduk sel epidermis paling luar membatasi masuknya benda-benda dari luar dan
keluarnya cairan berlebihan dari dalam tubuh. Melanin yang memberi warna pada kulit dari
akibat buruk sinar ultra violet.
2. Pengatur Suhu
Di waktu suhu dingin peredaran di kulit berkurang guna mempertahankan suhu badan. Pada
waktu suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan keringat dari
kelenjar keringat, sehingga suhu tubuh dapat dijaga tidak terlalu panas.
3. Penyerapan
Kulit dapat menyerap bahan tertentu seperti gas dan zat larut dalam lemak lebih mudah masuk
kedalam kulit dan masuk ke peredaran darah, karena dapat bercampur dengan lemak yang
menutupi permukaan kulit masuknya zat-zat tersebut melalui folikel rambut dan hanya sekali
yang melalui muara kelenjar keringat.
-
4. Indera Perasa
Indera perasa di kulit karena rangsangan terhadap sensoris dalam kulit. Fungsi indera perasa
yang utama adalah merasakan nyeri, perabaan, panas dan dingin.