proposal tpp blok 18 tutor 4

Upload: ajengdwinta

Post on 16-Oct-2015

84 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPuskesmas adalah unit pelaksana teknik dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerja terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. (Departemen Kesehatan, 1999)Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian pembangunan berwawasan kesehatan dan pusat pemberdayaan kesehatan strata pertama. (Departemen Kesehatan, 1999)Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas di Indonesa. Upaya ini memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan melalui peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM), serta merupakan kesepakantan global maupun nasional. (Departemen Kesehatan, 1999)Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya keseahtan pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan pusksemas secara terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah pemberdayaan masyarakat keterpaduan dan rujukan. (Departemen Kesehatan, 1999)Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka Puskesmas harus melaksanakan manajemen dengan baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan iuran Puskesmas secara efektif dan efesien. Manajemen Puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggung jawaban. Seluruh kegiatan diatas merupakan satu keseatuan yang paling terkait dan berkesinambungan. (Departemen Kesehatan, 2002)Di era desentralisasi dan otonomi daerah, Puskesmas harus di kelola secara lebih profesional. SDM Puskesmas perlu ditingkatkan kemampuan dalam menerapkan manajeman Puskesmas tersebut. (Departemen Kesehatan, 2002)Di dalam perencanaan manajemen Puskesmas, setiap tahun Puskesmas akan mengembangkan dan membina Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu merupakan salah satu keterpaduan pelayanan kesehatan untuk memudahkan masyarakat mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama untuk ibu dan anak balita. Posyandu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dan merupakan bagian dari pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi (infant mortality rate), angka kelahiran bayi (birth rate) dan angka kematian ibu (maternal mortality rate), serta dalam rangka mempercepat terwujudnya Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) (Departemen Kesehatan, 1999). Posyandu dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana pelaksanaannya dilakukan di tiap kelurahan/RW. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M (Imunisasi dan Penanggulangan Diare), dan Gizi (Penimbangan balita). Sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui, wanita usia subur (WUS), balita. (Mubarak, 2000). Mengingat bahwa Manajemen Puskesmas dan Pelayanan Kesehatan di Posyandu sangat penting untuk diketahui oleh mahasiswa kedokteran, maka dari itu kami akan melakukan Tugas Pengenalan Profesi untuk meninjau pelaksanaan kegiatan tersebut.

1.2 Rumusan Masalaha. Bagaimana pelaksanaan manajemen puskesmas (perencanaan tingkat puskesmas, lokakarya mini, penilaian kinerja)?b. Bagaimana pelaksanaan pelayanan kesehatan di posyandu?

1.3 Tujuan Tugas Pengenalan Profesi1.3.1 TujuanUmumSetelah menyelesaikan Tugas Pengenalan Profesi ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami dan mempraktikkan Manajemen Puskesmas dan Pelayanan Kesehatan di Posyandu

1.3.2 TujuanKhususSetelah melakukan Tugas Pengenalan Profesi ini, diharapkan mahasiswa mampu :a. Mengetahui pelaksanaan manajemen puskesmas (perencanaan tingkat puskesmas, lokakarya mini, penilaian kinerja)b. Mengetahui pelaksanaan pelayanan kesehatan di posyandu

1.4Manfaat Tugas Pengenalan Profesi1. Untuk penulis dapat menambah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan pembanding antara teori yang didapat selama kuliah dan praktek di lapangan tentang Manajemen Puskesmas dan Pelayanan Kesehatan di Posyandu2. Untuk pembaca dapat mengatahui Manajemen Puskesmas dan Pelayanan Kesehatan di Posyandu.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1.1 PuskesmasPuskesmas adalah satuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi tepat guna dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitik beratkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Departemen Kesehatan RI, 1999).Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan terdepan, maka puskesmas selain bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat juga bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran. (Azwar, 1996).Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama di Indonesia, program kerja Puskesmas berpedoman pada empat azas pokok yaitu: azas pertanggungjawaban wilayah, azas peran serta masyarakat, azas keterpaduan, azas rujukan. (Azwar, 1996).Pada era desentralisasi, program puskesmas dibedakan menjadi program dasar dan program pengembangan. Program kesehatan dasar adalah program minimal yang harus dilaksanakan oleh tiap puskesmas, yang dikemas dalam basic sic, yaitu: (1) promosi kesehatan, (2) kesehatan lingkungan, (3) kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana, (4) perbaikan gizi, (5) pemberantasan penyakit menular, (6) pengobatan. Selain enam program kesehatan dasar tersebut di atas, tiap puskesmas diperkenankan untuk mengembangkan program lain sesuai dengan situasi, kondisi, masalah dan kemampuan puskesmas setempat. Program lain di luar enam program kesehatan dasar tersebut disebut sebagai program kesehatan pengembangan. Program pengembangan tersebut dapat berupa kesehatan sekolah, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan lanjut usia, kesehatan olahraga, kesehatan kerja, laboratorium sederhana dan sebagainya. (Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, 2001)2.1.2 Definisi Manajemen kesehatan merupakan salah satu subsistem dalam Sistem Kesehatan Nasaional. Subsistem manajemen kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya administrasi kesehatan yang ditopang oleh pengelolaan data dan informasi pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Tujuan subsistem manajemen kesehatan adalah terselenggaranya fungsi-fungsi administrasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna, didukung oleh sistem informasi IPTEK dan hukum kesehatan, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan yang meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Subsistem manajemen kesehatan terdiri dari 4 (empat), unsur utama yakni administrasi kesehatan, informasi kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta hukum kesehatan. Dengan demikian administrasi kesehatan merupakan salah satu bagian dari manajemen kesehatan (Departemen Kesehatan, 2004)Manajemen Puskesmas didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan Puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajemen. Ada 3 (tiga) fungsi manajemen Puskesmas yang dikenal yakni Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian, serta Pengawasan dan Pertangungjawaban. Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan (Departemen Kesehatan, 2004).Dari uraian beberapa pengertian manajemen tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen Puskesmas diselenggarakan sebagai :1. Proses pencapaian tujuan Puskesmas;2. Proses menselaraskan tujuan organisasi dan tujuan pegawai Puskesmas (management by objectives atau MBO) menurut Drucker;3. Proses mengelola dan memberdayakan sumber daya dalam rangka efisiensi dan efektivitas Puskesmas;4. Proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah;5. Proses kerjasama dan kemitraan dalam pencapaian tujuan Puskesmas;6. Proses mengelola lingkungan. (Departemen Kesehatan, 2004)

2.1.3 Model Manajemen PuskesmasUntuk dapat mewujudkan visi, misi, dan tujuan Puskesmas, diperlukan model manajemen yang cocok dan efektif untuk Puskesmas yang bersangkutan. Salah satu contoh model manajemen telah diperkenalkan pada Puskesmas, yaitu :Model Manajemen P1 P2 P3Manajemen Puskesmas terdiri dari P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan Pelaksanaan), dan P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian)a. P1 (Perencanaan) Puskesmas : Microplanning Puskesmas.Microplanning adalah penyusunan rencana 5 (lima) tahunan dengan tahapan tiap-tiap tahun di tingkat Puskesmas untuk mengembangkan dan membina Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Keluarga Berencana- Kesehatan diwilayah kerjanya, berdasarkan masalah yang dihadapi dan kemampuan yang dimiliki dalam rangka meningkatkan fungsi Puskesmas. (Departemen Kesehatan, 1989).Tujuan microplanning adalah meningkatkan cakupan pelayanan program prioritas yang mempunyai daya ungkit terbesar terhadap penurunan angka kematian bayi, anak balita dan fertilitas dalam wilayah kerjanya yang pada gilirannya dapat meningkatkan fungsi Puskesmas. Ruang Lingkup microplanning adalah kegiatan pokok Puskesmas, meliputi 18 kegiatan pokok. Namun demikian, mengingat dalam Pelita IV prioritas diberikan pada penurunan angka kematian bayi dan anak balita serta angka fertilitas, maka perencanaan yang dimaksud baru diarahkan pada 5 (lima) program terpadu KB-Kesehatan, yaitu program Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Gizi, Imunisasi, dan Penanggulangan Diare. Kelima program tersebut mempunyai daya ungkit terbesar terhadap upaya penurunan angka kematian bayi, anak balita, dan angka fertilitas.b. P2 (Penggarakan dan Pelaksanaan) PuskesmasTujuan Penggerakan dan Pelaksanaan (P2) Puskesmas adalah meningkatkan fungsi Puskesmas melalui peningkatan kemampuan tenaga Puskesmas untuk bekerja sama dalam Tim dan membina kerja sama lintas program dan lintas sektoral. Komponen Penggerakan Pelaksanaan (P2) Puskesmas dilakukan melalui Lokakarya Mini Puskesmas yang terdiri dari 4 (empat) komponen meliputi: (1) penggalangan kerjasama Tim yaitu lokakarya yang dilaksanakan setahun sekali di Puskesmas, dalam rangka meningkatkan kerja sama antar petugas Puskesmas untuk meningkatkan fungsi Puskesmas, melalui suatu proses dinamika kelompok yang diikuti dengan analisis beban kerja masing-masing tenaga yang dikaitkan dengan berbagai kelemahan penampilan kerja Puskesmas menurut hasil stratifikasi Puskesmas, (2) penggalangan Kerjasama Lintas Sektoral yaitu dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor terkait melalui suatu pertemuan lintas sektoral setahun sekali. Sebagai hasil pertemuan adalah kesepakatan rencana kerja sama lintas sektoral dalam membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan termasuk keterpaduan KB-Kesehatan, (3) rapat kerja Tribulanan Lintas Sektoral, sebagai tindak lanjut pertemuan penggalangan kerja sama lintas sektoral, dilakukan pertemuan lintas sektoral setiap 3 (tiga) bulan sekali untuk mengkaji hasil kegiatan kerja sama lintas sektoral selama 3 (tiga) bulan yang lalu dan memecahkan masalah yang dihadapi, kemudian disusun rencana kerja sama lintas sektoral bulan selanjutnya, dan (4) Lokakarya Bulanan Puskesmas, yaitu pertemuan antar tenaga Puskesmas pada setiap akhir bulan untuk mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja bulan yang lalu dan membuat rencana bulan yang akan datang. Adapun tujuan Lokakarya Bulanan Puskesmas adalah (a) disampaikan hasil rapat dari tingkat kabupaten, kecamatan dan lain sebagainya, (b) diketahuinya hasil dan evaluasi kegiatan Puskesmas bulan lalu, (c) diketahuinya hambatan dan masalah dalam pelaksanaan kegiatan bulan lalu, (d) dirumuskannya cara pemecahan masalah, (e) disusunnya rencana kerja harian petugas selama satu bulan yang akan datang, (f) diberikannya tambahan pengetahuan baru, (h) disusunnya POA Puskesmas, baik POA tahunan maupun bulanan, dan (i) diketahuinya masalah di Puskesmas berdasarkan hasil Stratifikasi Puskesmas (Departemen Kesehatan, 1988).c. P3(Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian): Stratifikasi PuskesmasStratifikasi Puskesmas adalah upaya untuk melakukan penilaian prestasi kerja Puskesmas dengan mengelompokkan Puskesmas dalam 3 strata yaitu Strata Puskesmas dengan prestasi kerja baik (Strata I), Strata Puskesmas dengan prestasi kerja cukup (Strata II) dan Strata Puskesmas dengan prestasi kerja kurang (Strata III). Pengelompokkan ketiga strata tersebut digunakan dalam rangka pemantauan terhadap tingkat perkembangan fungsi Puskesmas, sehingga pembinaan dalam rangka peningkatan fungsi Puskesmas dapat dilaksanakan lebih terarah. Hal ini diharapkan agar dapat menimbulkan gairah kerja, rasa tanggung jawab dan kreatifitas kerja yang dinamis melalui pengembangan falsafah mawas diri. Adapun tujuan umum Stratifikasi Puskesmas adalah mendapatkan gambaran tentang tingkat perkembangan fungsi Puskesmas secara berkala dalam rangka pembinaan dan pengembangannya. Sedangkan tujuan khususnya adalah : (a) mendapatkan gambaran secara menyeluruh perkembangan Puskesmas dalam rangka mawas diri, (b) mendapatkan masukan untuk perencanaan Puskesmas di masa mendatang, dan (c) mendapatkan informasi tentang masalah dan hambatan pelaksanaan Puskesmas sebagai masukan untuk pembinaannya.Aspek yang dinilai dalam Stratifikasi Puskesmas meliputi hasil kegiatan pokok Puskesmas, proses manajemen, termasuk berbagai komponen penunjang baik fisik maupun non fisik dan keadaan lingkungan wilayah kerja Puskesmas yang dapat berpengaruh terhadap penampilan kerja Puskesmas. Dengan Stratifikasi Puskesmas ada 3 (tiga) area yang perlu dibina yaitu : (a) Puskesmas sebagai wadah pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pembinaan ini diarahkan terhadap fasilitas fisik, pelaksanaan manajemen, dan kemampuan pegawai, (b) pelaksanaan program-program sektor kesehatan maupun program lintas sektoral yang secara langsung maupun tidak langsung menjadi tanggung jawab Puskesmas dalam pelaksanaannya maupun sarana penunjangnya dan (c) peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat dan produktif (Departemen Kesehatan, 1990).

2.1.4 Perencanaan Tingkat PuskesmasPengertian Perencanaan Tingkat PuskesmasPerencanaan tingkat Puskesmas akan memberikan pandangan menyeluruh terhadap semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan. Perencanaan puskesmas dapat didefinisikan sebagai:a. Perencanaan Puskesmas adalah penyusunan kegiatan Puskesmas yang akan dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan Puskesmas;b. Perencanaan Puskesmas didasarkan pada analisis dan pemahaman system Puskesmas secara komprehensif (menyeluruh);c. Perencanaan Puskesmas akan menjadi efektif jika perumusan masalah dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan data;d. Perencanaan Puskesmas merupakan proses pemilihan alternatif tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan Puskesmas;e. Perencanaan Puskesmas adalah proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif (pilihan) tujuan dan cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaian atas hasil pelaksanaan, yang dilakukan secara sistematis dan berkesimbungan;f. Perencanaan Puskesmas secara implisit mengemban misi Puskesmas untuk mencapai visi Puskesmas. (Sulaeman, 2009)

Aspek-Aspek Perencanaan Tingkat PuskesmasDalam perencanaan Puskesmas terdapat 3 (tiga) aspek pokok yang harus diperhatikan. Ketiga aspek tersebut adalah hasil dari pekerjaan perencanaan (outcome of planning) Puskesmas, perangkat organisasi Puskesmas yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan perencanaan (mechanic of planning) Puskesmas, serta proses atau langkah-langkah melakukan pekerjaan perencanaan (process of planning) Puskesmas. Uraian dari masing-masing aspek ini secara sederhana adalah sebagai berikut:a. Hasil dari pekerjaan perencanaan PuskesmasHasil dari pekerjaan perencanaan (outcome of planning) disebut sebagai rencana (plan), yang dapat berbeda antara satu pekerjaan perencanaan dengan pekerjaan perencanaan lainnya. Hasil pekerjaan perencanaan yang dilakukan oleh Puskesmas adalah rencana Puskesmas.

b. Perangkat perencanaan PuskesmasPerangkat perencanaan (mechanic planning) adalah satuan organisasi yang ditugaskan dan atau yang bertanggung jawab menyelenggarakan pekerjaan perencanaan. Pada suatu organisasi yang kecil dan sederhana seperti Puskesmas, tidak ada perangkat khusus yang membidangi perencanaan. Perencanaan Puskesmas dilakukan oleh para penanggung jawab program Puskesmas dengan mengikutsertakan seluruh pegawai dibawah koordinasi kepala Tata Usaha dengan bimbingan dan pengarahan kepala Puskesmas.c. Proses perencanaanProses perencanaan (process of planning) adalah langkah-langkah yang harus dilaksanakan pada pekerjaan perencanaan. Berbeda dengan hasil dan perangkat, proses perencanaan ini pada dasarnya adalah sama untuk berbagai pekerjaan perencanaan. Untuk dapat menghasilkan suatu rencana yang baik, sebaiknya langkah-langkah yang ditempuh adalah sama.Dari ketiga aspek perencanaan tersebut, yang terpenting bukanlah hasil atau perangkat perencanaan, melainkan proses perencanaan. Untuk keberhasilan pekerjaan perencanaan, sangat dianjurkan untuk memahami proses perencanaan. Proses perencanaan Puskesmas harus mengikutsertakan seluruh pegawai Puskesmas secara partisipatif, sebaiknya dengan menggunakan metode MBO (management by objectives) atau Manajemen Berdasarkan Tujuan. (Sulaeman, 2009)

Ciri-Ciri Perencanaan Tingkat PuskesmasPerencanaan yang baik, mempunyai beberapa ciri yang harus diperhatikan. Ciri-ciri yang dimaksud secara sederhana diuraikan sebagai berikut:a. Perencanaan Puskesmas bagian dari manajemen Puskesmasb. Perencanaan Puskesmas dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambunganc. Perencanaan Puskesmas berorientasi pada masa depand. Perencanaan mampu menyelesaikan masalahe. Perencanaan Puskesmas mempunyai tujuanf. Perencanaan Puskesmas bersifat mampu kelola. (Sulaeman, 2009)

Tipe-Tipe Perencanaan Dan Rencana Tingkat PuskesmasAda 2 (dua) tipe utama rencana Puskesmas, yaitu Rencana Strategik Puskesmas, dan Rencana Operasional Puskesmas.1. Rencana Strategik Puskesmasa. Pengertian Rencana Strategik PuskesmasRencana Strategik Puskesmas adalah dokumen rencana jangka menengah atau jangka panjang Puskesmas yang menggambarkan arah yang harus dituju serta langkah yang harus dilaksanakan. Rencana Strategik Puskesmas memusatkan perhatian untuk melakukan pekerjaan yang benar dan efektif dan bertujuan agar Puskesmas berfungsi dengan baik serta tanggap dan antisipatif terhadap lingkungan Puskesmas. Rencana Strategik Puskesmas bersifat jangka menengah atau jangka panjang sehingga menjadi payung bagi Rencana Operasional (RO) Puskesmas tahunan dalam periode tersebut. (Sulaeman, 2009)b. Manfaat atau Keuntungan Rencana Strategik PuskesmasAdapun manfaat atau keuntungan dari Rencana Strategik Puskesmas, yaitu:1. Memberi arah kumulatif jangka panjang yang akan dituju, sehingga secara keseluruhan RO tahunan Puskesmas dalam kurun waktu 5 (lima) tahun menuju suatu tujuan Puskesmas yang lebih jelas. Hal ini akan membuat RO tahunan Puskesmas lebih bersifat proaktif (antisipatif) dan bukannya reaktif;2. Menjamin terjadinya suatu perubahan (change) ke arah yang lebih baik. Sebaliknya tanpa Rencana Strategik Puskesmas kita senantiasa menghadapi masalah-masalah yang sama dari waktu ke waktu, seolaholah kita berjalan di tempat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan Puskesmas;3. Membuat organisasi Puskesmas lebih efektif;4. Mengidentifikasi keunggulan kompetitif organisasi Puskesmas dalam lingkungan yang semakin berisiko dan kompetitif;5. Pembuatan Rencana Strategik Puskesmas akan mempertinggi kemampuan Puskesmas untuk mencegah munculnya masalah di masa yang akan datang;6. Keikutsertaan pegawai Puskesmas dalam pembuatan Rencana Strategik akan lebih memotivasi mereka dalam tahap pelaksanaan;7. Aktivitas Puskesmas yang tumpang tindih akan dikurangi;8. Keengganan untuk berubah dari pegawai Puskesmas lama dan senior dapat dikurangi. (Sulaeman, 2009)

c. Tahapan - Tahapan Penyusunan Rencana Strategik PuskesmasTahapan-tahapan penyusunan Rencana Strategik menurut para teoritisi Manajemen Strategik masih bervariasi dan belum terdapat kesepakatan umum. Penulis berpendapat bahwa tahapan-tahapan dalam proses penyusunan Rencana Strategik Puskesmas adalah sebagai berikut: Perumusan Visi Puskesmas Perumusan Misi Puskesmas Perumusan Tujuan Puskesmas Perumusan Strategi Puskesmas Perumusan Kebijakan Puskesmas Penetapan Program dan Kegiatan Puskesmas. (Sulaeman, 2009)

Rencana Operasional Puskesmasa. Pengertian Rencana Operasional PuskesmasYang dimaksud dengan Rencana Operasional (RO) Puskesmas adalah suatu dokumen rincian rencana pelaksanaan program Puskesmas yang disusun berdasarkan kegiatan-kegiatan dengan memperhitungkan hal-hal yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategik Puskesmas serta semua potensi dan sumber daya yang tersedia (Departemen Kesehatan, 2002). RO Puskesmas mempunyai 2 (dua) tipe yaitu rencana sekali pakai (single use plan) dan rencana tetap (standing plan). Rencana sekali pakai dikembangkan untuk mencapai tujuan tertentu dan tidak digunakan kembali bila tujuan telah tercapai seperti rencana Pekan Imunisasi Nasional (PIN), rencana Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Sedangkan rencana tetap (standing plan) merupakan pendekatan standar untuk penanganan situasi-situasi yang dapat diperkirakan dan terjadi berulang-ulang. RO Puskesmas merupakan penjabaran secara terinci tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan Pukesmas. Dengan demikian RO Puskesmas harus disusun secara seksama mengikuti kaidah yang sudah ditentukan. (Sulaeman, 2009)Pada hakekatnya RO Puskesmas mengandung rincian dari kegiatan-kegiatan operasional, sehingga dokumen RO Puskesmas merupakan hasil akhir dari seluruh proses perencanaan. Oleh sebab itu RO Puskesmas tidak dapat disusun untuk suatu jangka waktu yang panjang. Lazimnya RO Puskesmas dibuat untuk kurun waktu satu bulan atau paling lama satu tahun. (Sulaeman, 2009)Penyusunan RO Puskesmas sudah merupakan kegiatan rutin, untuk itu sebaiknya Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota membuat formulir-formulir isian perencanaan yang seragam tentang RO Puskesmas, sehingga memudahkan Puskesmas, yakni dengan mengisi kolom-kolom yang tersedia, dan memudahkan untuk direkapitulasi oleh Dinas Kesehatan Kabupetan/Kota. (Sulaeman, 2009)Pendekatan umum untuk mempersiapkan RO Puskesmas suatu program Puskesmas meliputi :1. Alasan utama disusunnya RO Puskesmas (Mengapa kegiatan dan program Puskesmas dilaksanakan = Why);2. Identifikasi dan perumusan yang jelas dari semua kegiatan dan program Puskesmas yang akan dilaksanakan (apa ? = What ?);3. Menetapkan pendekatan-pendekatan yang akan digunakan dan bagaimana cara melaksanakan setiap kegiatan dan program Puskesmas (bagaimana ? = How ?);4. Membuat daftar berbagai macam sumber daya yang akan dipergunakan, termasuk besaran jumlahnya, lokasinya dimana (where will be done ?) dan lain-lain, untuk melaksanakan setiap kegiatan Puskesmas (input sumber daya);5. Mendefinisikan tanggung jawab fungsional pada setiap kegiatan dan program bagi setiap pegawai Puskesmas (siapa mengerjakan apa ? Who does what?);6. Memperkirakan waktu yang dipergunakan untuk setiap kegiatan Puskesmas (When will be done ?);7. Mengadakan hubungan timbal balik (hubungan waktu dan fungsi) antara kegiatan yang berbeda-beda serta membuat jadwal kegiatan dan program (kapan ? = When?).Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan basic questions for planning dan umumnya ditulis dengan akronim 5 W + 1 H atau Terry menyebutnya sebagai Five Ws and How questions. (Sulaeman, 2009)

b. Ruang Lingkup RO PuskesmasRuang lingkup atau substansi RO Puskesmas meliputi:1. Tujuan Puskesmas, meliputi tujuan umum dan khusus;2. Penentuan sasaran dan target Puskesmas;3. Uraian terinci dari masing-masing kegiatan Puskesmas yang akan dilakukan;4. Pembiayaan meliputi jumlah dan sumber dana yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan Puskesmas;5. Sarana dan fasilitas yang diperlukan;6. Waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan Puskesmas;7. Lokasi pelaksanaan kegiatan Puskesmas;8. Pengorganisasian sumber daya manusia;9. Hambatan yang mungkin saja terjadi selama kegitan Puskesmas dilaksanakan;10. Rencana penilaian dari suatu keberhasilan RO Puskesmas bila kelak sudah dilaksanakan. (Sulaeman, 2009)c. Langkah Penyusunan RO PuskesmasPenyusunan RO Puskesmas sebagai suatu proses mempunyai beberapa langkah, sebagai berikut:1. Analisis situasi Puskesmas;2. Mengidentifikasi masalah dan prioritasnya;3. Menetapkan tujuan dan sasaran RO Puskesmas;4. Merencanakan ketenagaan untuk RO Puskesmas;5. Mengkaji hambatan dan kelemahan RO Puskesmas;6. Memantau dan menilai RO Puskesmas;7. Menyusun jadwal/waktu;8. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan Puskesmas. (Sulaeman, 2009)

Kebijakan Perencanaan Tingkat PuskesmasPerencanaan tingkat Puskesmas adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Rencana tahunan Puskesmas dibedakan atas 2 (dua) macam. Pertama, rencana tahunan upaya kesehatan wajib. Kedua, rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan. (Sulaeman, 2009)1. Perencanaan Upaya Kesehatan WajibJenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap Puskesmas yakni program Basic six. Langkah-langkah perencanaan yang harus dilakukan Puskesmas adalah sebagai berikut:a. Menyusun Usulan KegiatanLangkah pertama yang dilakukan oleh Puskesmas adalah menyusun usulan kegiatan dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik nasional maupun daerah, sesuai dengan masalah sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang tersedia di Puskesmas yaitu sistem informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS). Rencana ini disusun melalui pertemuan tahunan Puskesmas yang dilaksanakan sesuai dengan siklus perencanaan kabupaten/kota dengan mengikut sertakan Badan Penyantun Puskesmas (BPP) serta dikoordinasikan dengan camat.b. Mengajukan Usulan KegiatanLangkah kedua yang dilakukan Puskesmas adalah mengajukan usulan kegiatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk persetujuan pembiayaannya. Usulan kegiatan meliputi usulan kebutuhan rutin, sarana dan prasarana serta operasional Puskesmas beserta pembiayaannya.c. Menyusun Rencana Pelaksanaan KegiatanLangkah ketiga yang dilakukan oleh Puskesmas adalah menyusun rencana pelaksnaan kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas kesehatan kabupaten/ kota (Rencana Kerja Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk matriks (Gantt chart) yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping). (Sulaeman, 2009)2. Perencanaan Upaya Kesehatan PengembanganJenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan Puskesmas yang telah ada atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri. Langkah-langkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh Puskesmas mencakup hal-hal sebagai berikut :a. Identifikasi Upaya Kesehatan PengembanganLangkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi upaya kesehatan pengembangan yang akan diselenggarakan oleh Puskesmas. Identifikasi ini dilakukan berdasarkan ada tidaknya masalah kesehatan yang terkait dengan upaya kesehatan pengembangan tersebut. Apabila Puskesmas memiliki kemampuan, identifikasi masalah dilakukan bersama masyarakat melalui pengumpulan data secara langsung di lapangan (Survei Mawas Diri). Tetapi apabila kemampuan pengumpulan data bersama masyarakat tersebut tidak dimiliki oleh Puskesmas, identifikasi dilakukan melalui kesepakatan kelompok (Delbecq Technique) oleh petugas Puskesmas dengan mengikutsertakan BPP. Disamping itu identifikasi upaya kesehatan pengembangan dapat pula memilih upaya yang bersifat inovatif yang tidak tercantum dalam daftar upaya kesehatan Puskesmas yang telah ada, melainkan dikembangkan sendiri sesuai dengan masalah dan kebutuhan masyarakat serta kemampuan Puskesmas.b. Menyusun Usulan KegiatanLangkah kedua yang dilakukan oleh Puskesmas adalah menyusun usulan kegiatan yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan rencana yang telah disusun tersebut diajukan dalam bentuk matriks (Gantt chart) penyusunan rencana pada tahap awal pengembangan program dilakukan melalui pertemuan yang dilaksanakan secara khusus bersama dengan BPP dan Dinas kesehatan kabupaten/kota dalam bentuk musyawarah mufakat.c. Mengajukan Usulan KegiatanLangkah ketiga yang dilakukan oleh Puskesmas adalah mengajukan usulan kegiatan ke Dinas kesehatan kabupaten/kota untuk pembiayaannya. Usulan kegiatan tersebut dapat pula diajukan ke BPP atau pihak penyandang dana.d. Menyusun Rencana Pelaksanaan KegiatanLangkah keempat yang dilakukan oleh Puskesmas adalah menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota atau penyandang dana lain (Rencana Kerja Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk matriks (Gantt chart) yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping) (Departemen Kesehatan, 2004).

Pelaksanaan Perencanaan Tingkat PuskesmasPelaksanaan perencanaan tingkat Puskesmas yang terdiri atas upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan dilaksankan melalui langkah-langkah sebagai berikut :a. Menyusun Usulan Kegiatan Tahunan untuk Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kecamatan Rencana ini disusun melalui pertemuan perencanaan tahunan Puskesmas yang dilakukan sesuai dengan siklus perencanaan kabupaten/kota, dengan tanpa mengikutsertakan BPP (Pada beberapa Puskesmas, BPP masih belum terbentuk dan masih kontroversial keberadaannya. Apakah akan membantu dan memfasilitasi program Puskesmas atau sebaliknya), serta dikoordinasikan dengan camat Rencana tahunan ini diusulkan pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kecamatan yang disusun dalam bentuk matrik (Gantt chart) yang berisi rincian: (a) Prioritas pembangunan daerah, sesuai isu strategis yang dihadapi, (b) Fokus yang akan ditangani, terkait dengan prioritas pembangunan, (c) Program dan kegiatan, terkait dengan fokusnya, (d) Sasaran kegiatan, rencana output dan outcome, (e) Lokasi kegiatan, rencana tempat pelaksanaan kegitan, (f) Pagu anggaran indikatif, baik bersumber dari APBD kabupaten/kota, APBD provinsi maupun APBN, dan (g) Satuan Kerja Pembangunan Daerah (SKPD) pelaksana program dan kegiatan. Usulan kegiatan tahunan pada Musrenbang lebih berorientasi pada pembangunan fisik dan kurang berorientasi pada pembangunan sumber daya manusia, serta usulan kegiatan bersifat umum seluruh aspek pembangunan.b. Menyusun Usulan Kegiatan Tahunan untuk Dinas kesehatan Kabupaten/ Kota Setiap tahun Puskesmas diminta untuk menyusun rencana kegiatan tahunan Puskesmas. Rencana ini disusun melalui pertemuan perencanaan tahunan Puskesmas yang dilaksanakan pada bulan Januari. Penyusunan rencana dilakukan secara partisipatif dengan menghimpun usulan dari para penanggung jawab program. Sebaiknya dilaksanakan dengan pendekatan MBO. c. Mengusulkan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (Plan of Action) BulananUsulan rencana pelaksanaan kegiatan diajukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam bentuk matriks (Gantt chart) dengan menu kegiatan dan besaran anggaran telah disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Anggaran saat ini hanya bersumber dari Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak Bidang Kesehatan (PKPS-BBM Bidkes) sekarang menjadi program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).d. Menyusun Rencana Sekali PakaiRencana sekali pakai yaitu suatu rencana yang digunakan hanya sekali. Rencana ini dibuat untuk melaksanakan kegiatan tertentu dan setelah dilaksanakan, rencana tersebut tidak dipakai lagi. Seperti rencana Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), rencana pendidikan dan pelatihan kader Posyandu/Desa Siaga, rencana pendidikan dan pelatihan dokter kecil, rencana Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dan lain-lain. (Sulaeman, 2009)

2.1.5 Kebijakan Penggerakan Dan Pelaksanaan/P2 (Aktuasi) Tingkat PuskesmasDalam kerangka manajemen Puskesmas yang terdiri atas P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan) dan P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian), maka Lokakarya Mini Puskesmas merupakan P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan) atau Aktuasi tingkat Puskesmas yang terdiri atas Lokakarya Mini Bulanan dan Lokarya Mini Tribulanan. (Departemen Kesehatan, 2004).1. Lokakarya Mini BulananPengertian:Lokakarya Mini Bulanan yaitu pertemuan yang diselenggarakan setiap bulan di Puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staf di Puskesmas Puskesmas Pembantu, dan bidan di desa, serta dipimpin oleh kepala Puskesmas.Tahap Pelaksanaan:a. Lokarya Mini Bulanan Pertama1. Masukan: Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang peran tanggung jawab staf dan kewenangan Puskesmas; Informasi tentang kebijakan, program, dan konsep baru; Informasi tentang tatacara penyusunan POA (Plan of Action) Puskesmas.2. Proses: Inventarisasi kegiatan Puskesmas termasuk kegiatan lapangan/daerah binaan; Analisis beban kerja tiap petugas; Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggung jawab daerah binaan; Penyusunan POA Puskesmas tahunan.3. Keluaran: POA Puskesmas tahunan; Kesepakan bersama (untuk hal-hal yang dipandang perlu).

b. Lokakarya Mini Bulanan Rutin1. Masukan: Laporan hasil kegiatan bulan lalu; Informasi tentang hasil rapat dinas kabupaten/kota; Informasi tentang hasil rapat tingkat kecamatan; Informasi tentang kebijakan, program, dan konsep baru.2. Proses: Analisis hambatan dan masalah, antara lain dengan mempergunakan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat); Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan dengan kepatuhan terhadap standar pelayanan; Merumuskan alternatif pemecahan masalah.3. Keluaran : Rencana kerja bulan yang baru.

2. Lokakarya Mini TribulananPengertian:Lokakarya Mini Tribulanan yaitu pertemuan yang diselenggarakan setiap 3 (tiga) bulan sekali di Puskesmas yang dihadiri oleh instansi lintas sektoral tingkat kecamatan, Badan Penyantun Puskesmas (BPP), staf Puskesmas dan jaringannya, serta dipimpin oleh camat.Tahap Pelaksanaana. Lokakarya Mini Tribulanan Pertama1. Masukan: Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika kelompok; Informasi tentang program lintas sektoral; Informasi tentang program kesehatan; Informasi tentang kebijakan, program, dan konsep baru.2. Proses: Inventarisasi peran bantu masing-masing sektor; Analisis masalah peran bantu dari masing-masing sektor; Pembagian peran masing-masing sektor.3. Keluaran: Kesepakan tertulis sektor terkait dalam mendukung program kesehatan termasuk program pemberdayaan masyarakat.b. Lokakarya Mini Tribulanan Rutin1. Masukan: Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan dukungan sektor terkait; Inventarisasi masalah/hambatan dari masing-masing sektor dalam pelaksanaan program kesehatan; Pemberian informasi baru.2. Proses: Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan; Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-masing sektor; Merumuskan cara penyelesaian masalah.3. Keluaran: Rencana kerja tribulan yang baru; Kesepakatan bersama (untuk hal-hal yang dipandang perlu).

Pelaksanaan Penggerakan Dan Pelaksanaan/P2 (Aktuasi) Tingkat PuskesmasAktuasi tingkat Puskesmas dilakukan melalui :1. Rapat/dinamisasi staf, diselenggarakan seminggu sekali yang dihadiri oleh seluruh staf Puskesmas dan jaringannya, yang bertujuan untuk : (a) menginformasikan hasil rapat dinas tingkat kabupaten/kota dan tingkat kecamatan serta informasi tentang kebijakan, program dan konsep-konsep baru, (b) melakukan evaluasi mingguan terhadap pelaksanaan program puskesmas, (c) penggalangan kerjasama tim dan kesepakatan bersama, dan (d) pemberdayaan pegawai puskesmas untuk meningkatkan kinerja profesional, kompetensi/kemampuan pegawai, sikap dan motivasi kerja serta kecerdasan emosi.2. Lokakarya Mini Bulanan, diselenggarakan setiap akhir bulan, yang dihadiri oleh seluruh staf Puskesmas dan jaringannya, yang bertujuan untuk : (a) menginformasikan hasil rapat dinas tingkat kabupaten/kota dan tingkat kecamatan serta informasi tentang kebijakan, program dan konsep-konsep baru, (b) evaluasi bulanan terhadap pelaksanaan program puskesmas serta analisis hambatan dan masalah dengan mempergunakan pws, (c) penyusunan poa bulanan secara partisipatif dengan menghimpun usulan kegiatan dan program dari para penanggung jawab program puskesmas, (d) penggalangan tim melalui penegasan peran dan tanggung jawab staf, dan (e) pemberdayaan pegawai Puskesmas untuk meningkatkan kinerja profesional, kompetensi/kemampuan pegawai, sikap dan motivasi kerja serta kecerdasan emosi.3. Lokakarya Mini Tribulanan, diselenggarakan setiap 3 (tiga) bulan sekali yang dihadiri oleh instansi lintas sektor tingkat kecamatan, Tim Penggerak PKK kecamatan dan desa, kepala desa, staf Puskesmas dan jaringannya, serta dipimpin oleh camat. Dengan tujuan : (a) informasi tentang program lintas sektor, program kesehatan, serta informasi tentang kebijakan, program dan konsep-konsep baru, (b) menginventarisasi peran bantu masing-masing sector serta masalah dan hambatan dari masing-masing sektor, dan (c) penggalangan tim lintas sektor tingkat kecamatan.4. Rapat koordinasi (Rakor) tingkat kecamatan, diselengarakan setiap bulan yang dihadiri oleh unsur Muspika kecamatan, lintas sektor tingkat kecamatan, tim penggerak PKK kecamatan dan desa dan kepala desa, dengan agenda acara sesuai dengan agenda pemerintahan kecamatan. Peran Puskesmas adalah menyampaikan hasil Lokakarya Mini Bulanan.5. Rapat koordinasi (Rakor) Posyandu-Desa Siaga tingkat desa, diselenggarakan setiap bulan pada 2 (dua) hari sebelum pelaksanaan Posyandu, yang dihadiri oleh kepala desa dan pamong desa, unsur Badan Perwakilan Desa (BPD), unsur Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), pengurus PKK desa, pengurus Posyandu dan Forum Kesehatan Desa-Desa Siaga, kader Posyandu/Desa Siaga dari setiap RT, tokoh masyarakat, Bidan desa, perawat kesehatan desa, pembina kesehatan desa, PLKB, dan unsur lintas sector tingkat kecamatan. Adapun tujuannya adalah : (a) evaluasi pelaksanaan posyandu dan program desa siaga bulan lalu serta merencanakan posyandu dan desa siaga bulan yang akan datang, (b) pemutakhiran data sasaran posyandu dan program desa siaga, (c) pengisian kartu panggilan sasaran posyandu untuk kemudian dibagikan ke setiap dusun/rw, (d) pembahasan masalah dan hambatan posyandu dan program desa siaga, serta (e) pendalamam materi posyandu dan program desa Siaga. Konsultasi para penaggung jawab program dengan pimpinan Puskesmas Konsultasi ini diselenggarakan bila diperlukan, dengan cara mengundang para penanggung jawab program Puskesmas atau mereka menghadap/ melapor kepada pimpinan Puskesmas. (Departemen Kesehatan, 1998)2.1.6Penilaian Kinerja Puskesmas1. PengertianPenilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja/prestasi Puskesmas. Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas sebagai instrumen mawas diri karena setiap Puskesmas melakukan penilaian kinerjanya sendiri, kemudian dinas kesehatan kabupaten/ kota melakukan verifikasi hasilnya. Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten/kota bersama Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas ke dalam kelompok (I, II, III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya. Kelompok I yakni kelompok Puskesmas dengan tingkat kinerja baik, Kelompok II yakni kelompok Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup, dan Kelompok III yakni kelompok Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang. Penilaian kinerja Puskesmas ditetapkan angka-angka ambang, yakni: (1) cakupan pelayanan, dibagi 3 (tiga) kelompok, yaitu kelompok I: tingkat pencapaian hasil 91 %, kelompok II: tingkat pencapaian hasil 81 90 %, kelompok III: tingkat pencapaian hasil 80 %, (2) manajemen dan mutu pelayanan kesehatan dibagi 3 (tiga) kelompok, yaitu kelompok I: nilai rata-rata 8,5, kelompok II: nilai rata-rata 5,5, - 8,4, kelompok III: nilai rata-rata < 5,5. (Departemen Kesehatan, 1990)

2. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmasa. Tujuan Penilaian Kinerja PuskesmasTujuan penilaian kinerja Puskesmas meliputi tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan Umum:Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/kota.Tujuan Khusus: Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan; Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok Puskesmas; Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan masukan dalam penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk tahun mendatang.b. Manfaat Penilaian Kinerja PuskesmasManfaat penilaian kinerja Puskesmas adalah: Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan target yang harus dicapainya; Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas (output dan outcome); Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya; Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan sumber daya Puskesmas dan urgensi pembinaan Puskesmas. (Departemen Kesehatan, 1990)3. Pelaksanaan Penilaian Kinerja PuskesmasPelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas meliputi serangkaian kegiatan yang dimulai sejak awal tahun anggaran pada saat penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan Puskesmas. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang dipantau dan dibahas melalui forum Lokakarya Mini baik bulanan dengan lintas program di dalam Puskesmas maupun Lokakarya Mini tribulanan yang melibatkan lintas sektor di kecamatan.Penilaian kinerja Puskesmas meliputi Puskesmas dan jaringannya yaitu Puskesmas, Puskesmas Pembantu, bidan di desa serta UKBM dan upaya pemberdayaan masyarakat lainnya.1. Penetapan target PuskesmasTarget Puskesmas yaitu tolok ukur dalam bentuk angka nominal atau persentase yang akan dicapai Puskesmas pada akhir tahun. Penetapan besar target setiap kegiatan yang akan dicapai masing-masing Puskesmas bersifat spesifik dan berlaku untuk Puskesmas yang bersangkutan berdasarkan pembahasan bersama antara dinas kesehatan kabupaten/kota dengan Puskesmas pada saat penyusunan rencana kegiatan Puskesmas. Target nasional perlu dijabarkan ke dalam target provinsi, kabupaten/kota dan Puskesmas secara tepat. Penetapan target Puskesmas dengan mempertimbangkan:a. Besarnya masalah yang dihadapi oleh masing-masing Puskesmas;b. Besarnya masalah yang dihadapi kabupaten/kota;c. Keberhasilan tahun lalu dalam menangani masalah;d. Kendala-kendala maupun masalah dalam penangannya;e. Ketersediaan sumber daya termasuk kemampuan sumber daya manusia tahun yang akan datang;f. Lingkungan fisik (faktor kesulitan geografis, iklim, transportasi, dan ainlain) dan non fisik (sosial budaya, tingkat pendapatan ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat, dan lain-lain);g. Target sasaran Puskesmas yang sebenarnya, Puskesmas tidak dibebani untuk menjangkau masyarakat di daerah yang bukan target sasarannya, kelompok masyarakat yang tidak mungkin dijangkau karena kendala geografi, transportasi, dan lain-lain.2. Pengumpulan data hasil kegiatanSebaiknya Puskesmas membuat buku bantu penilaian kinerja Puskesmas yang diisi setiap bulan dengan format yang sama dengan format penilaian kinerja Puskesmas, dipresentasikan dan dievaluasi setiap bulan pada Lokakarya Mini Bulanan dan rapat koordinasi tingkat Kecamatan. Kemudian direkapitulasi pada akhir tahun. Adapun cara pengumpulam data, antara lain melalui: data SP3, pemeriksaan/pengecekan catatan/notulen, pengumpulan data melalui survei sederhana seperti survei mawas diri (SMD)a. Hasil kegiatan yang diperhitungkan adalah periode waktu tertentu yang disesuaikan/disinkronkan dengan waktu perencanaan. Biasanya periode waktu penilaian adalah bulan Januari sampai bulan Desember tahun yang lalu;b. Hasil kegiatan Puskesmas meliputi Puskesmas dan jaringannya yaitu Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas keliling, dan bidan di desa serta hasil pembinaan dan pemberdayaan masyarakat;c. Sumber data diperoleh dari SP3-SIMPUS dan catatan hasil kegiatan program inovatif maupun hasil pengumpulan data lainnya;d. Pengumpulan data dilakukan oleh penanggungjawab masing-masing program/kegiatan Puskesmas dibantu oleh staf yang lain dengan tetap memegang prinsip kerjasama tim;e. Untuk kepentingan verifikasi oleh tingkat kabupaten/kota digunakan laporan hasil perhitungan Puskesmas untuk kinerja Puskesmas, laporan SP3, laporan lain yang berkaitan dan supervisi langsung ke Puskesmas.

3. Pengolahan dataa. Pengolahan data merupakan proses kegiatan merubah data menjadi informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil kesimpulan dan keputusan;b. Kegiatan pengolahan data meliputi: (1) kegiatan untuk meneliti kelengkapan dan kebenaran data yang di kumpulkan (cleaning and editing), (2) kegiatan perhitungan khususnya untuk mendapatkan nilai keadaan dan pencapaian hasil kegiatan puskesmas (calculating), dan (3) kegiatan memasukan data dalam suatu tabulasi yang akan menjadi suatu informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan (tabulating).c. Cakupan hasil (output) dan hasil mutu dari kegiatan yang telah ditetapkan untuk dilaksanakan Puskesmas, dihitung dengan membandingkan hasil yang telah dicapai terhadap target standar yang telah ditetapkan;d. Untuk menghitung pencapain kinerja Puskesmas, ada 2 kelompok penilaian beserta kegiatan utama dan variabel-variabel yang perlu diolah, yaitu : Komponen hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan Puskesmas: Komponen manajemen dan mutu pelayanan Puskesmas4. Penyajian, analisis hasil, dan langkah pemecahan5. Pelaksanaan penilaiana. Dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangkan mawas diri mengukur keberhasilan kinerjanya;b. Kepala Puskesmas membentuk tim kecil Puskesmas untuk melakukan kompilasi hasil pencapaian (output dan outcome);c. Masing-masing penanggungjawab kegiatan melakukan pengumpulan data pencapaian, dengan memperhitungkan cakupan hasil (output) kegiatan dan mutu bila hal tersebut memungkinkan;d. Hasil yang telah dicapai, masing-masing penanggungjawab kegiatan melakukan analisis masalah, identifikasi kendala/hambatan, mencari penyebab dan latar belakangnya, mengenali faktor-faktor pendukung dan penghambat;e. Bersama-sama tim kecil Puskesmas menyusun rencana pemecahannya dengan mempertimbangkan kecenderungan tumbulnya masalah (ancaman) ataupun kecenderungan untuk perbaikan (peluang) dengan metode analisis sederhana maupun analisis kecenderungan dengan menggunakan data yang ada;f. Hasil perhitungan, analisis data dan usulan rencana pemecahannnya dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota.Disamping model penilaian kinerja Puskesmas, juga terdapat pengawasan dan pertanggung jawaban yaitu proses memperoleh kepastian atas kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku. Untuk terselenggarannya pengawasan dan pertanggung jawaban dilakukan:1. PengawasanPengawasan dibedakan atas 2 (dua) macam yakni pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung. Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyartakat, dinas kesehatan kabupaten/ kota serta berbagai institusi pemerintah terkait. Pengawasan mencakup aspek administrasi, keuangan dan teknis pelayanan. Apabila pada pengawasan ditemukan adanya penyimpangan, baik terhadap neraca, standar pelayanan, peraturan perundang-undangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku, perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.2. PertanggungjawabanPada setiap akhir tahun anggaran, Kepala Puskesmas harus membuat laporan pertanggung jawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan, serta perolehan dan penggunaan berbagai sumber daya termasuk keuangan. Laporan tersebut disampaikan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota serta pihak-pihak terkait lannya, termasuk masyarakat melalui BPP. Apabila terjadi penggantian Kepala Puskesmas, maka Kepala Puskesmas yang lama diwajibkan membuat laporan pertanggung jawaban masa jabatannya (Depertemen Kesehatan, 2004).2.1.7Konsep Dasar PosyanduPengertianPosyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. (Kementerian Kesehatan RI, 2006)Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah suatu upaya mensinergikan berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi perbaikan kesehatan dan gizi, pendidikan dan perkembangan anak, peningkatan ekonomi keluarga, ketahanan pangan keluarga dan kesejahteraan sosial. (Kementerian Kesehatan RI, 2006)UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. (Kementerian Kesehatan RI, 2006)Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat. (Kementerian Kesehatan RI, 2006)Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah proses pemberian informasi kepada individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan klien, serta proses membantu klien, agar klien tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek pengetahuan atau knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek sikap atau attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek tindakan atau practice). (Kementerian Kesehatan RI, 2006)Pelayanan kesehatan dasar di Posyandu adalah pelayanan kesehatan yang mencakup sekurang-kurangnya 5 (lima) kegiatan, yakni Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare. (Kementerian Kesehatan RI, 2006)Tujuan1. Tujuan Umum:Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.2. Tujuan Khusus:a. Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA. (Kementerian Kesehatan RI, 2011)SasaranSasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya:1. Bayi2. Anak balita3. Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui4. Pasangan Usia Subur (PUS) (Kementerian Kesehatan RI, 2011)

Fungsi1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepatpenurunan AKI, AKB dan AKABA.2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA. (Kementerian Kesehatan RI, 2011)

LokasiPosyandu berada di setiap desa/kelurahan atau sebutan lainnya yang sesuai. Bila diperlukan dan memiliki kemampuan, dimungkinkan untuk didirikan di RW, dusun, atau sebutan lainnya yang sesuai. (Kementerian Kesehatan RI, 2011)

Kedudukan1. Kedudukan Posyandu Terhadap Pemerintahan Desa/KelurahanKedudukan Posyandu terhadap pemerintahan desa/kelurahan adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dan sosial dasar lainnya yang secara kelembagaan dibina oleh pemerintahan desa/kelurahan.2. Kedudukan Posyandu Terhadap Kelompok Kerja (Pokja) PosyanduKedudukan Posyandu terhadap Pokja adalah sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan aspek administratif, keuangan, dan program dari Pokja.3. Kedudukan Posyandu Terhadap Berbagai UKBMUKBM adalah upaya kesehatan bersumber pada masyarakat. Kedudukan Posyandu terhadap UKBM dan berbagai lembaga kemasyarakatan /LSM desa/kelurahan yang bergerak di bidang kesehatan adalah sebagai mitra.4. Kedudukan Posyandu Terhadap Forum Peduli Kesehatan KecamatanForum Peduli Kesehatan Kecamatan adalah wadah yang berfungsi menaungi dan mengkoordinasikan setiap UKBM. Kedudukan Posyandu terhadap Forum Peduli Kesehatan Kecamatan adalah sebagai satuan organisasi yang mendapat arahan dan dukungan sumberdaya dari Forum Peduli Kesehatan Kecamatan.5. Kedudukan Posyandu Terhadap PuskesmasPuskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab melaksanakan pembangunan kesehatan di kecamatan. Kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas. (Kementerian Kesehatan RI, 2011)

PengorganisasianStruktur OrganisasiStruktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada saat pembentukan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara serta kader Posyandu yang merangkap sebagai anggota. Kemudian dari beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah (desa/kelurahan atau dengan sebutan lain), selayaknya dikelola oleh suatu Unit/Kelompok Pengelola Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat setempat.Contoh alternatif Bagan Kepengurusan Pengorganisasi Posyandu di desa/kelurahan atau sebutan lainnya sebagai berikut:

(Struktur organisasi disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat)

Pengelola PosyanduPengelola Posyandu adalah unsur masyarakat, lembaga kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga mitra pemerintah, dan dunia usaha yang dipilih, bersedia, mampu, dan memiliki waktu dan kepedulian terhadap pelayanan sosial dasar masyarakat di Posyandu. Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Kriteria pengelola Posyandu antara lain sebagai berikut:a. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat.b. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi masyarakat.c. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat. (Kementerian Kesehatan RI, 2011)

Kader PosyanduKader Posyandu yang selanjutnya disebut kader adalah anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara sukarela. (Kementerian Kesehatan RI, 2011)

Pembentukan Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare kepada masyarakat setempat. Pendirian Posyandu ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa/Lurah.Pembentukan Posyandu bersifat fleksibel, dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, permasalahan dan kemampuan sumber daya. Langkah-langkah pembentukan Posyandu dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:1. Pendekatan InternalTujuan pendekatan internal adalah mempersiapkan para petugas/aparat, sehingga bersedia dan memiliki kemampuan mengelola serta membina Posyandu. Dalam upaya untuk meningkatkan layanan secara profesional, Pimpinan Puskesmas harus memberikan motivasi dan keterampilan para petugas Puskesmas.2. Pendekatan EksternalTujuan pendekatan eksternal adalah mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh masyarakat, sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu. Dukungan yang diharapkan dapat berupa moril, finansial dan material, seperti kesepakatan dan persetujuan masyarakat, bantuan dana, tempat penyelenggaraan serta peralatan Posyandu.3. Survei Mawas Diri (SMD)Tujuan SMD adalah menimbulkan rasa memiliki masyarakat (sense of belonging) melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi serta potensi yang dimiliki. SMD dilakukan oleh masyarakat yang dipilih dan mengikuti pelatihan. Pelatihan yang diselenggarakan mencakup penetapan responden, metode wawancara sederhana, penyusunan dan pengisian daftar pertanyaan serta pengolahan hasil pengumpulan data. Pengumpulan data dengan cara wawancara dilakukan terhadap sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) kepala keluarga yang terpilih secara acak dan bertempat tinggal di lokasi yang akan dibentuk Posyandu.Hasil dari SMD adalah data tentang masalah kesehatan serta potensi masyarakat yang ada di desa/kelurahan.4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) Peserta MMD adalah anggota masyarakat setempat. Materi pembahasan adalah hasil SMD serta data kesehatan lainnya yang mendukung. Hasil yang diharapkan dari MMD adalah ditetapkannya daftar urutan masalah dan upaya kesehatan yang akan dilakukan, yang disesuaikan dengan konsep Posyandu yakni KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare. Jika masyarakat menetapkan masalah dan upaya kesehatan lain di luar konsep Posyandu, masalah dan upaya kesehatan tersebut tetap dimasukkan dalam daftar urutan.5. Pembentukan dan Pemantauan Kegiatan PosyanduPembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:a. Pemilihan Pengurus dan Kader PosyanduPemilihan pengurus dan kader Posyandu dilakukan melalui pertemuan khusus dengan mengundang para tokoh dan anggota masyarakat terpilih. b. Orientasi Pengurus dan Pelatihan Kader Posyandu Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada pengurus dan kader terpilih perlu diberikan orientasi dan pelatihan. Orientasi ditujukan kepada pengurus Posyandu dan pelatihan ditujukan kepada kader Posyandu. Pada waktu menyelenggarakan orientasi pengurus, sekaligus disusun rencana kerja (Plan of Action) Posyandu yang akan dibentuk, lengkap dengan waktu dan tempat penyelenggaraan, para pelaksana dan pembagian tugas serta sarana dan prasarana yang diperlukan.c. Pembentukan dan Peresmian PosyanduPengurus dan kader yang telah mengikuti orientasi dan pelatihan, selanjutnya mengorganisasikan diri ke dalam wadah Posyandu. Kegiatan utama Posyandu ada 5 (lima) yakni KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare. Jika kegiatan tersebut ditambah sesuai dengan kesepakatan masyarakat misalnya kesehatan lingkungan, pencegahan penyakit menular, Bina Keluarga Balita (BKB) dan Pembinaan Anak Usia Dini (PAUD), Posyandu tersebut disebut dengan nama Posyandu Terintegrasi. Peresmian Posyandu dilaksanakan dalam suatu acara khusus yang dihadiri oleh pimpinan daerah, tokoh serta anggota masyarakat setempat.d. Penyelenggaraan dan Pemantauan Kegiatan PosyanduSetelah Posyandu resmi dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan Posyandu secara rutin, berpedoman pada panduan yang berlaku. Secara berkala kegiatan Posyandu dipantau oleh Puskesmas, yang hasilnya dipakai sebagai masukan untuk perencanaan dan pengembangan Posyandu selanjutnya secara lintas sektoral. (Kementerian Kesehatan RI, 2011)

Kegiatan PosyanduKegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan. Secara rinci kegiatan Posyandu adalah sebagai berikut:A. Kegiatan Utama1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)a. Ibu HamilPelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas), pemberian tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri, temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca pesalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu oleh kader. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.2. Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan Kelas Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan Kelas Ibu Hamil antara lain sebagai berikut:a. Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB dan gizib. Perawatan payudara dan pemberian ASIc. Peragaan pola makan ibu hamild. Peragaan perawatan bayi baru lahire. Senam ibu hamil

b. Ibu Nifas dan MenyusuiPelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:1) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca persalinan, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI eksklusif dan gizi.2) Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1 kapsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam setelah pemberian kapsul pertama).3) Perawatan payudara.4) Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundus uteri (rahim) dan pemeriksaan lochia oleh petugas kesehatan. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.c. Bayi dan Anak balitaPelayanan Posyandu untuk bayi dan anak balita harus dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembangnya. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan, anak balita sebaiknya tidak digendong melainkan dilepas bermain sesama balita dengan pengawasan orangtua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:1) Penimbangan berat badan2) Penentuan status pertumbuhan3) Penyuluhan dan konseling4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

2. Keluarga Berencana (KB)Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih dapat dilakukan pemasangan IUD dan implant.3. ImunisasiPelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu hamil.4. GiziPelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi, pemberian makanan tambahan (PMT) lokal, suplementasi vitamin A dan tablet Fe. Apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), balita yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada di bawah garis merah (BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau Poskesdes.

5. Pencegahan dan Penanggulangan DiarePencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan melalui pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas kesehatan.

A. Kegiatan Pengembangan/TambahanDalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu dengan kegiatan baru, di samping 5 (lima) kegiatan utama yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya: perbaikan kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit menular, dan berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama Posyandu Terintegrasi.Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%, serta tersedia sumber daya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil Survey Mawas Diri (SMD) dan disepakati bersama melalui forum Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).Pada saat ini telah dikenal beberapa kegiatan tambahan Posyandu yang telah diselenggarakan antara lain:1. Bina Keluarga Balita (BKB).2. Kelas Ibu Hamil dan Balita.3. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB), misalnya: Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), Demam Berdarah Dengue (DBD), gizi buruk, Polio, Campak, Difteri, Pertusis, Tetanus Neonatorum.4. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).5. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).6. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB PLP).7. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan, melalui Taman Obat Keluarga (TOGA).8. Kegiatan ekonomi produktif, seperti: Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam.9. Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas).10. Kesehatan lanjut usia melalui Bina Keluarga Lansia (BKL).11. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).12. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang masalah kesejahteraan sosial. (Kementerian Kesehatan RI, 2011)

Penyelenggaraan PosyanduWaktu PenyelenggaraanPosyandu buka satu kali dalam sebulan. Hari dan waktu yang dipilih, sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan. (Kementerian Kesehatan RI, 2011)

Tempat PenyelenggaraanTempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat penyelenggaraan tersebut dapat di salah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat. (Kementerian Kesehatan RI, 2011)

Penyelenggaraan KegiatanKegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh Kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait. Pada saat penyelenggaraan Posyandu minimal jumlah kader adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah langkah yang dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang mengacu pada sistim 5 langkah. Kegiatan yang dilaksanakan pada setiap langkah serta para penanggungjawab pelaksanaannya secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut.

Para Pelaksana PosyanduTerselenggaranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak pihak. Adapun tugas dan tanggungjawab masing-masing pihak dalam menyelenggarakan Posyandu adalah sebagai berikut.1. KaderSebelum hari buka Posyandu, antara lain:a. Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat.b. Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu.c. Mempersiapkan sarana Posyandu.d. Melakukan pembagian tugas antar kader.e. Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya.f. Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan.

Pada hari buka Posyandu, antara lain:a. Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu.b. Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke Posyandu.c. Mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS dan mengisi buku register Posyandu.d. Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS.e. Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan serta memberikan PMT.f. Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai kewenangannya.g. Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama petugas kesehatan melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.

Di luar hari buka Posyandu, antara lain:a. Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu: ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui serta bayi dan anak balita.b. Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah Semua balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu, jumlah balita yang mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA, jumlah balita yang Datang pada hari buka Posyandu dan jumlah balita yang timbangan berat badannya Naik.c. Melakukan tindak lanjut terhadap1. Sasaran yang tidak datang. 2. Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan.d. Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka.e. Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan menghadiri pertemuan rutinf. kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan.

2. Petugas PuskesmasKehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di Posyandu satu kali dalam sebulan. Dengan perkataan lain kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas tidak pada setiap hari buka Posyandu (untuk Posyandu yang buka lebih dari 1 kali dalam sebulan). Peran petugas Puskesmas pada hari buka Posyandu antara lain sebagai berikut:a. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu.b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di langkah 5 (lima). Sesuai dengan kehadiran wajib petugas Puskesmas, pelayanan kesehatan dan KB oleh petugas Puskesmas hanya diselenggarakan satu kali sebulan. Dengan perkataan lain jika hari buka Posyandu lebih dari satu kali dalam sebulan, pelayanan tersebut diselenggarakan hanya oleh kader Posyandu sesuai dengan kewenangannya.c. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi kepada pengunjung Posyandu dan masyarakat luas.d. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan Posyandu.e. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi dan anak balita serta melakukan rujukan ke Puskesmas apabila dibutuhkan.

3. Stakeholder (Unsur Pembina dan Penggerak Terkait)a. Camatb. Lurah/Kepala Desa atau sebutan lain, selaku penanggung jawab Pokja Posyandu desa/kelurahan.c. Instansi/Lembaga Terkait:1) Badan / Kantor / Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD).2) Dinas Kesehatan.3) SKPD KB di Provinsi dan Kabupaten/Kota, berperan dalam penyuluhan, penggerakan peran serta masyarakat melalui BKB dan BKL.4) BAPPEDA, berperan dalam koordinasi perencanaan umum, dukungan program dan anggaran serta evaluasi.5) Kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian dan UKM, Dinas Perdagangan dan sebagainya, berperan dalam mendukung teknis operasional Posyandu sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

d. Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu:1) Mengelola berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan Posyandu.2) Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya sumber-sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan pembinaan Posyandu.3) Melakukan analisis masalah pelaksanaan program berdasarkan alternatif pemecahan masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan desa/kelurahan.4) Melakukan bimbingan dan pembinaan, fasilitasi, pamantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan kegiatan dan kinerja kader Posyandu secara berkesinambungan.5) Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan swadaya masyarakat dalam mengembangkan Posyandu.6) Mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan.7) Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Posyandu kepada Kepala Desa/Lurah dan Ketua Pokjanal Posyandu Kecamatan.e. Tim Penggerak PKKf. Tokoh Masyarakat/Forum Peduli Kesehatan Kecamatan.g. Organisasi Kemasyarakatan/LSM turut berperan aktif dalam kegiatan Posyandu, antara lain: pelayanan kesehatan masyarakat, penyuluhan, penggerakan kader sesuai dengan minat dan misi organisasi.h. Swasta/Dunia Usaha. (Kementerian Kesehatan RI, 2011)

Pembiayaan1. Sumber Biaya Pembiayaan Posyandu berasal dari berbagai sumber, antara lain:a. Masyarakat:b. Swasta/Dunia Usahac. Hasil UsahaPengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha yang hasilnya disumbangkan untuk biaya pengelolaan Posyandu. Contoh kegiatan usaha yang dilakukan antara lain:1) Kelompok Usaha Bersama (KUB)2) Hasil karya kader Posyandu, misalnya kerajinan, Taman Obat Keluarga (TOGA)d. PemerintahBantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap awal pembentukan, yakni berupa dana stimulan atau bantuan lainnya dalam bentuk sarana dan prasarana Posyandu yang bersumber dari dana APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, APBDes dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

2. Pemanfaatan dan Pengelolaan Danaa. Pemanfaatan DanaDana yang diperoleh Posyandu, digunakan untuk membiayai kegiatan Posyandu, antara lain dalam bentuk:1) Biaya operasional Posyandu.2) Biaya penyediaan PMT.3) Pengganti biaya perjalanan kader.4) Modal usaha KUB.5) Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan

b. Pengelolaan DanaPengelolaan dana dilakukan oleh pengurus Posyandu. Dana harus disimpan ditempat yang aman dan jika mungkin mendatangkan hasil. Untuk keperluan biaya rutin disediakan kas kecil yang dipegang oleh kader yang ditunjuk. Setiap pemasukan dan pengeluaran harus dicatat dan dikelola secara bertanggungjawab. (Kementerian Kesehatan RI, 2011)

Pencatatan dan Pelaporan1. PencatatanPencatatan dilakukan oleh kader segera setelah kegiatan dilaksanakan. Pencatatan dilakukan dengan menggunakan format baku sesuai dengan program kesehatan, Sistim Informasi Posyandu (SIP) atau Sistim Informasi Manajemen (SIM) yakni:a. Buku register kelahiran dan kematian bayi, ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu nifas.b. Buku register Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan Usia Subur (PUS).c. Buku register bayi dan balita yang mencatat jumlah seluruh bayi dan balita di wilayah Posyandu.d. Buku catatan kegiatan pertemuan yang diselenggarakan oleh Posyandu.e. Buku catatan kegiatan usaha apabila Posyandu menyelenggarakan kegiatan usaha.f. Buku pengelolaan keuangan.g. Dan lain-lain sesuai kegiatan yang dilaksanakan dan kebutuhan Posyandu yang bersangkutan.2. PelaporanPada dasarnya kader Posyandu tidak wajib melaporkan kegiatannya kepada Puskesmas ataupun kepada sektor terkait lainnya. Bila Puskesmas atau sektor terkait membutuhkan data tertulis yang terkait dengan pelbagai kegiatan Posyandu, Puskesmas atau sektor terkait tersebut harus mengambilnya langsung ke Posyandu. Untuk itu setiap Puskesmas harus menunjuk petugas yang bertanggungjawab untuk pengambilan data hasil kegiatan Posyandu. (Kementerian Kesehatan RI, 2011)

Tingkat Perkembangan PosyanduPerkembangan masing-masing Posyandu tidak sama. Dengan demikian, pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing Posyandu juga berbeda. Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, telah dikembangkan metode dan alat telaahan perkembangan Posyandu, yang dikenal dengan nama Telaah Kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat sebagai berikut:

1. Posyandu PratamaPosyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, di samping karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.

2. Posyandu MadyaPosyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu. Contoh intervensi yang dapat dilakukan antara lain:a. Pelatihan tokoh masyarakat, menggunakan Modul Posyandu dengan metode simulasi.b. Menerapkan SMD dan MMD di Posyandu, dengan tujuan untuk merumuskan masalah dan menetapkan cara penyelesaiannya, dalam rangka meningkatkan cakupan Posyandu.

3. Posyandu PurnamaPosyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat antara lain:a. Sosialisasi program dana sehat yang bertujuan untuk memantapkan pemahaman masyarakat tentang dana sehat.b. Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat, dengan cakupan anggota lebih dari 50% KK. Peserta pelatihan adalah para tokoh masyarakat, terutama pengurus dana sehat desa/kelurahan, serta untuk kepentingan Posyandu mengikutsertakan pula pengurus Posyandu.

4. Posyandu MandiriPosyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan program dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya. Selain itu dapat dilakukan intervensi memperbanyak macam program tambahan sesuai dengan masalah dan kemampuan masing-masing. (Kementerian Kesehatan RI, 2011)

Indikator Tingkat Perkembangan PosyanduUntuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, ditetapkan seperangkat indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat perkembangan Posyandu. Secara sederhana indikator untuk tiap peringkat Posyandu dapat diuraikan sebagai berikut.

Tingkat Perkembangan Posyandu

Jenis indikator yang digunakan untuk setiap program disesuaikan dengan prioritas program tersebut.

BAB IIIMETODE PELAKSANAAN

3.1Lokasi PelaksanaanPuskesmas dan Posyandu di Kota Palembang

3.2Waktu PelaksanaanHari dan Tanggal :April 2013 Jam :

3.3 Subjek Tugas Mandiri1. Meninjau pelaksanaan manajemen puskesmas (perencanaan tingkat puskesmas, lokakarya mini, penilaian kinerja)2. Meninjau pelaksanaan pelayanan kesehatan di posyandu

3.4Langkah Kerja1. Membuat proposal 2. Melakukan konsultasi kepada pembimbing Tugas Pengenalan Profesi3. Meminta izin kepada petugas Puskesmas dan Posyandu secara administratif4. Meninjau pelaksanaan manajemen puskesmas (perencanaan tingkat puskesmas, lokakarya mini, penilaian kinerja) dan pelaksanaan pelayanan kesehatan di posyandu.5. Mengumpulkan hasil kerja lapangan untuk mendapatkan suatu kesimpulan6. Membuat laporan hasil Tugas Pengenalan Profesi dari data yang sudah didapatkan.

Palembang,April 2013

Mahasiswa Blok XVII Kelompok 4

Diketahui dan DisetujuiPembimbing

dr. Yesi Astri, M. Kes

BAB IVPENUTUPProposal ini disusun sebagai usaha melakukan penyelenggaraan kegiatan Tugas Pengenalan Profesi supaya mahasiswa dapat mengamati lebih awal dan secara langsung pelaksanaan manajemen puskesmas (perencanaan tingkat puskesmas, lokakarya mini, penilaian kinerja) dan pelaksanaan pelayanan kesehatan di posyandu.Demikianlah proposal kami, semoga proposal ini menjadi bahan pertimbangan dan perhatian dr. Yesi Astri, M. Kes selaku pembimbing Tutorial 4 dalam mendukung kegiatan Tugas Pengenalan Profesi yang kami laksanakan dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia sekaligus untuk memenuhi tugas pada blok XVIII ini.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher.Departemen Kesehatan RI. 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta.Departemen Kesehatan RI Proyek Kesehatan Keluarga dan Gizi. 2002. Pedoman Manajemen Puskesmas. Jakarta.Depkes dan Kesejahteraan Sosial. 2001. Pedoman penatalaksanaan: Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Depkes dan Kesos.Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.Departemen Kesehatan RI. 1988. Pedoman Lokakarya Mini Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.Departemen Kesehatan RI Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai. 1989. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas (Microplanning). Jakarta.Departemen Kesehatan RI. 1990. Pedoman Stratifikasi Puskesmas. Jakarta.Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.Kementerian Kesehatan RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta. Mubarak, Wahid Iqbal. 2007. Promosi Kesehatan. Jogjakarta: Graha Ilmu.Sulaeman, Endang Sutisna. 2009. Manajemen kesehatan : teori dan praktik di puskesmas. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

56