proposal skripsi evaluasi efektivitas dan feasibilitas

52
Resta Amanda Kusuma Putri NIM. 36.2015.7.1.1130 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR 2018 PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS TERAPI PUASA DAN AL-QURAN TERHADAP PASIEN KANKER DI RUMAH SAKIT X

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

Resta Amanda Kusuma Putri

NIM. 36.2015.7.1.1130

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

2018

PROPOSAL SKRIPSI

EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS TERAPI

PUASA DAN AL-QURAN TERHADAP PASIEN KANKER DI

RUMAH SAKIT X

Page 2: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

i

LEMBAR PERNYATAAN

PELAKSANAAN PENELITIAN SKRIPSI

Dengan ini dinyatakan bahwa PROPOSAL SKRIPSI dengan judul:

EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASBILITAS TERAPI PUASA DAN

AL-QURAN TERHADAP PASIEN KANKER DI RUMAH SAKIT X

Disusun oleh:

Resta Amanda Kusuma Putri

362015711130

Telah dibaca dengan seksama dan telah dianggap memenuhi syarat standar ilmiah,

baik jangkauannya maupun kualitasnya.

Telah disetujui untuk diajukan pada tanggal:...............................................

Dosen Pembimbing I

Nadia Saptarina, M.Farm, Apt

NIDN :

Dosen Pembimbing II

Asif Trisnani, Lc, M.A

NIDN :

A/n. Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Ilmu Kesehatan

UNIDA Gontor

Amal Fadholah, S.Si, Apt, M.Si

NIDN : 0810017001

Page 3: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

ii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ iv

BAB 1. PENDAHULUAN .....................................................................................1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 4

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4

1.4.1 Manfaat Teoritis ...................................................................................... 4

1.4.2 Manfaat Praktis ....................................................................................... 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ................................................................................b

2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 6

2.2 Landasan Konseptual .................................................................................... 9

2.2.1 Kanker ..................................................................................................... 9

2.2.2 Penatalaksanaan Terapi Kanker ............................................................ 15

2.2.3 Puasa ..................................................................................................... 19

2.2.5 Murotal Al-Quran ................................................................................. 22

2.2.7 Kerangka Konseptual ............................................................................ 24

BAB 3. METODELOGI PENELITAIN ............................................................25

3.1 Jenis Rancangan Penelitian ......................................................................... 25

3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan .................................................................. 25

3.3 Definisi Operasional .................................................................................... 25

3.4 Populasi dan Jumlah Sampel ....................................................................... 26

3.5 Tahapan Penelitian ...................................................................................... 28

3.6 Analisis Data ............................................................................................... 31

3.7 Sistematika Pembahasan ............................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... vi

LAMPIRAN .......................................................................................................... xi

Page 4: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Laporan efek samping setelah dilakukan kemoterapi dengan atau tanpa terapi .... 6

Gambar 2. Hasil parameter metabolisme, endokrin dan inflamatori antara pasien

yang diberikan terapi STF dan tidak ....................................................................... 7

Page 5: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Anxiety ............................................................................................ xvi

Lampiran 6. Kuesioner PRO-CTCAE (Patient Report Outcomes Version Of

The Common Terminology Criteria For Adverse Event) ............... xix

................................ xiv

Lampiran 4. Kuisioner Sebelum dan Sesudah Terapi ......................................... xv

Lampiran 5. Kuesioner Tingkat Kecemasan Hamilton Rating Scale for

Lampiran 1. Skema Penelitian ............................................................................. xi

Lampiran 2. Data Collection ............................................................................... xii

Lampiran 3. Kuisioner Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Page 6: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker merupakan salah satu faktor utama penyebab kematian di dunia.

Berdasarkan data statistik WHO (World Health Organization) pada tahun 2016

sekitar 56,9 juta jiwa meninggal di dunia disebabkan oleh 10 faktor utama,

diantaranya 87 juta jiwa meninggal disebabkan oleh jantung iskemik dan kanker

menempati urutan ke 6 dengan sekitar 23 juta jiwa meninggal dunia (WHO, 2018).

Bahkan, menurut WHO tahun 2016 dalam NCD (Non Communicable Diaseases)

Country Profile (2018), penyebab kematian di Indonesia 12% disebabkan oleh

kanker. Berdasarkan data Globacan tahun 2018, terdapat 18,1 juta kasus baru

mengenai kanker dan 9,6 juta jiwa diantaranya meninggal dunia dengan kanker

paru-paru, payudara, kolorektum dan prostat sebagai kanker terbanyak yang

ditemukan di dunia (IARC, 2018). Indonesia mempunyai sekitar 348 ribu kasus

baru terkait kanker dan 207 ribu jiwa diantaranya meninggal dunia dengan kanker

payudara, servik uteri, paru-paru dan kolorektum sebagai kanker yang sering

ditemukan di Indonesia (IARC, 2018).

Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel abnormal

di luar batas yang dapat menyerang bagian tubuh yang bersebelahan atau menyebar

ke organ lain (WHO, 2018). Salah satu faktor penyebab kanker diantaranya yaitu:

indeks massa tubuh tinggi, kurang asupan nutrisi, kurang aktivitas fisik, merokok

hingga konsumsi alkohol berlebihan. Lebih dari 30% penyakit kanker dapat dicegah

dengan cara mengubah faktor resiko perilaku dan pola makan serta deteksi diri sejak

dini (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2015).

Instalasi kesehatan telah berupaya dengan berbagai cara untuk

menanggulangi masalah penanganan kanker dengan terapi seperti kemoterapi,

radiasi, obat dan operasi dengan biaya yang tergolong mahal dan besarnya efek

samping yang ditimbulkan. Namun, hingga saat ini belum ditemukan pengobatan

penyakit kanker dengan biaya yang tidak memberatkan pasien serta efek samping

yang rendah tanpa mengulangi efek terapi yang dihasilkan (Noviana, 2013).

Page 7: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

2

“Berperanglah niscaya kalian akan mendapatkan harta rampasan,

berpuasalah maka kalian akan sehat, dan bersafarlah maka kalian akan kaya.”

Sanad hadis ini: Muhammad bin Sulaiman bin Abi Daud, dari Zuhair bin

Muhammad, dari Suhail bin Abi Shaleh, dari ayahnya, dari Abu Hurairah

radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda demikian,

namun hadist ini masuk kategori hadist dhoif (Ammi Nur Baits, 2012).

Puasa merupakan cara yang dapat menjaga pola hidup menjadi pola hidup

yang lebih sehat. Puasa juga dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Ramadhani menyatakan dalam bukunya berjudul Al-Quran VS Sains Modern

menurut Dr. Zakir Naik, bahwasannya puasa dapat membuang racun dalam tubuh

(Ramadhani, 2016). Selain itu, puasa dapat meningkatkan zat insulin dalam tubuh.

Puasa juga mempunyai banyak manfaat dan hikmah bagi kesehatan manusia.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 184 yang artinya

“Dan bila kamu berpuasa, niscaya itu lebih baik bagi kamu jika kamu

mengetahuinya”.

Ibnu Sina menganjurkan puasa selama tiga minggu untuk beberapa kondisi

penyakit yang ditangani olehnya, dimana menyatakan bahwasannya puasa

merupakan unsur penting dalam penyembuhan berbagai penyakit khususnya

penyakit kanker. Puasa mengandung unsur yang dapat menghancurkan,

menghambat, mematikan sel kanker itu dengan sendirinya kemudian diperbaharui

kembali menjadi sel-sel yang baru (Hisyam, 2009).

Dunia medis menyatakan puasa membersihkan toksin dan zat-zat yang

menumpuk dalam saluran pencernaan, ginjal dan organ lain akibat bahan tambahan

dan karsinogenik penyebab kanker. Puasa terbukti secara klinis di Amerika dan

Eropa dapat membunuh sel kanker termasuk kanker payudara, kolorektal dan paru-

paru. Menurut Longo, et al (2015) sel kanker membutuhkan energi untuk bertahan

dan terus bertambah. Tetapi sel kanker tidak dapat menghasilkan energi tersebut.

Pergeseran metabolisme oleh sel kanker mengakibatkan mereka menghasilkan

radikal bebas yang dapat membunuh sel itu sendiri. Bahkan puasa dapat

memperlambat pertumbuhan, penyebaran dan membantu penyembuhan penyakit

kanker terlebih jika dikombinasikan dengan kemoterapi (Musbikin, 2013).

Page 8: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

3

Berdasarkan hasil penelitian, puasa memberikan efek positif terhadap

pengobatan penyakit kanker, mulai dari berkurangnya kerusakan DNA pada

leukosit (Bauersfeld, 2018), mengurangi efek samping setelah kemoterapi (Safdie,

2009), mengurangi toksisitas pada hematologi pasien (Groot et all, 2015) dan aman

di terapkan dalam terapi kanker (Dorff, 2016).

Pasien kanker akan mengalami kecemasan terhadap efek samping yang

ditimbulkan dari kemoterapi dan penyakit kanker itu sendiri sehingga pasien yang

didiagnosa kanker akan diliputi perasaan khawatir, takut, cemas menghadapi

ancaman kematian serta rasa sakit saat menjalani terapi (Setyaningsih, 2011).

Terapi Al-Quran dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan pada pasien

sebagaimana hasil penelitian Aryanti (2013) yang menunjukkan bahwa setelah

diberikan terapi murotal sebagian bear pasien mengalami cemas ringan.

Abdurrochman (2008) menyatakan bahwa stimulasi Al-Quran di dominasi

oleh gelombang delta yang muncul pada daerah frontal dan sentral kanan dan kiri

otak. Fungsi daerah frontal yaitu sebagai intelektual umum dan pengontrol emosi

sedangkan bagian sentral sebagai pusat pengontrol gerakan-gerakan yang

dilakukan. Sehingga stimulasi Al-Quran dapat memberikan ketenangan,

ketentraman serta kenyamanan pasien (Billah, 2015).

Namun hingga saat ini, puasa belum diterapkan dalam pengobatan kanker

tanpa efek samping besar serta terapi Al-Quran untuk mengurangi kecemasan

pasien kanker. Walaupun terapi Al Quran dan puasa sering diteliti oleh peneliti

sebelumnya, namun di Indonesia belum timbul ketertarikan dalam penelitian puasa

terhadap kanker. Terapi puasa yang di teliti oleh penelitian sebelumya, belum sesuai

dengan kaidah puasa menurut Islam. Oleh sebab itu, evaluasi efektivitas dan

feasibilitas terapi puasa dan Al-Quran terhadap pasien kanker di Rumah Sakit X

dapat menjadi inovasi dalam pengembangan terapi puasa yang lebih efektif serta

terapi Al-Quran dalam mengurangi kecemasan pasien kanker. Rumah Sakit X

merupakan rumah sakit rujukan terhadap pasien kanker. Diharapkan kedepannya

penelitian ini dapat menjadi pengobatan terapi kanker, inovasi pengembangan

terapi kanker serta dapat di terapkan di beberapa rumah sakit dalam

penatalaksanaan terapi kanker.

Page 9: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah terapi puasa efektif terhadap pasien kanker di Rumah Sakit X?

2. Bagaimana feasibilitas terapi puasa sebagai terapi pengobatan penyakit

kanker di Rumah Sakit X?

3. Apakah terapi Al-Quran efektif terhadap pasien kanker di Rumah Sakit X?

4. Bagaimana feasibilitas terapi Al-Quran sebagai terapi pengobatan penyakit

kanker di Rumah Sakit X?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui efektivitas terapi puasa terhadap pasien kanker di Rumah

Sakit X

2. Untuk mengetahui feasibilitas terapi puasa sebagai terapi pengobatan

penyakit kanker di Rumah Sakit X

3. Untuk mengetahui efektivitas terapi Al-Quran terhadap pasien kanker di

Rumah Sakit X

4. Untuk mengetahui feasibilitas terapi Al-Quran sebagai terapi pengobatan

penyakit kanker di Rumah Sakit X

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan feasibilitas terapi

puasa dan Al-Quran terhadap pasien kanker di Rumah Sakit X ditinjau dari

parameter metabolik, endokrin dan hematologik serta kuesioner yang dievaluasi

menggunakan Common Terminology Criteria for Adverse Event Version 4.03

(CTCAE v.4.03) dan melalui analisis bivariat menggunakan wilcoxon.

Page 10: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

5

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber rujukan bagi peneliti

selanjutnya terkait terapi puasa dan Al-Quran terhadap pasien kanker. Diharapakan

kedepannya melalui penelitian ini terapi puasa dapat dijadikan terapi alternatif

penyakit kanker, inovasi pengembangan terapi kanker serta dapat diterapkan di

beberapa rumah sakit dalam penatalaksanaan terapi kanker.

Page 11: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Kanker dikenal sebagai ancaman kesehatan utama abad ini, intervensi untuk

mengendalikan penyebab kanker melalui program pendidikan guna meningkatkan

kesadaran yang menghasilkan perubahan perilaku pasien. Banyak penelitian yang

melaporkan efek positif pengendalian psikologis dalam mengurangi stres, depresi

dan kerusakan psikologis fisik. Terapi spiritual juga dapat mengendalikan

psikologis fisik maupun psikis. Penelitian yang dilakukan Safdie, et al pada tahun

2009 melalui gambar 1 mereka dapat menemukan bahwasannya pasien kanker yang

berpuasa memiliki efek positif yaitu mengurangi efek samping yang ditimbulkan

setelah kemoterapi (Safdie, 2009).

Gambar 1. Laporan efek samping setelah dilakukan kemoterapi dengan atau tanpa

terapi

(Sumber: Safdie, 2009)

Penelitian serupa dilakukan oleh Stephan, et al pada tahun 2018 dengan

penelitian acak terhadap 13 wanita dengan kanker payudara HER2-negatif yang

menerima kemoterapi neo-adjuvan di acak ke STF (Short Term Fasting) selama

kemoterapi. Puasa dapat mengurangi toksisitas hematologi kemoterapi dan

menyebabkan pemulihan kerusakan DNA yang lebih cepat. Periode puasa dimulai

36 jam sebelum kemoterapi dan berakhir 24 jam setelah akhir kemoterapi yang

menghasilkan periode puasa total 60 jam. Selama periode puasa, pasien menerima

jumlah air tak terbatas. Untuk mengukur kualitas hidup yang berhubungan dengan

Page 12: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

7

kesehatan, maka peneliti menggunakan penelitian fungsional dari sistem

pengukuran penyakit kronis (FACIT ©) (Bauersfeld, 2018).

Penelitian serupa dilakukan oleh Groot et al tahun 2015 terhadap pasien

kanker payudara untuk melihat efek dari STF selama 48 jam yang menerima obat

TAC (docetaxel, doxorubisin dan kiklopospamide) ditinjau dari efek samping yang

ditimbulkan dan parameter hematologik. Penelitian pilot study acak yang berpuasa

24 jam sebelum dan sesudah kemoterapi serta kelompok yang tetap memakan

makanan sesuai dengan pendoman nutrisi kesehatan dengan pemberian minimal 2

butir buah perhari (Groot et al, 2015).

Gambar 2. Hasil parameter metabolisme, endokrin dan inflamatori antara pasien

yang diberikan terapi STF dan tidak

(Sumber: Groot et all, 2015)

Berdasarkan penelitian tersebut, Groot, et al menyatakan bahwa STF sangat

aman digunakan dalam penerapan terapi dengan puasa 24 jam sebelum dan sesudah

kemoterapi di setiap tipe pasien dengan kanker payudara. Penelitian ini

membutkikan bahwasannya STF melemahkan toksisitas pada sumsum tulang pada

pasien dan mereduksi efek samping kemoterapi pada kerusakan DNA di PBMCs

(Peripheral Blood Mononuclear Cells) (Groot et al, 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Dorff et al pada tahun 2016 terhadap pasien

kanker yang mendapatkan terapi kombinasi kemoterapi platinum tanpa tambahan

dikombinasikan dengan puasa. Metode penelitian yang digunakan adalah trial

design dan cohort dengan range umur 31-75 tahun dan umur mediannya adalah 61

tahun. Pada penelitian tersebut ditemukan bahwasannya puasa selama 24, 48 dan

Page 13: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

8

72 jam aman dan dapat diaplikasikan pada pasien kanker yang menerima terapi

kemoterapi kombinasi platinum karena dapat melindungi jaringan tissue dari efek

samping kemoterapi dan sel-sel prekusor hematopoietik dilindungi dan

diregenerasikan (Dorff et al, 2016). Puasa dinyatakan aman dan layak untuk pasien

kanker, diamping itu terbukti bahwa berkurangnya kerusakan DNA pada leukosit

pasien setelah paparan kemoterapi yang telah berpuasa (Dorff, 2016).

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Maleki et al pada tahun 2018 terhadap

pasien kanker yang berpuasa selama Ramadhan di Rumah Sakit Iran dengan

multisurvey. Mereka melakukan penelitian terhadap 620 pasien kanker dan 187

profesi tenaga kesehatan menggunakan kuesioner dan pengumpulan data dari

pasien dan profesi tenaga kesehatan dalam pengumpulan data. Kesimpulan dari

penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat beberapa pasien kanker yang tidak

berpuasa Ramadhan dan ada beberapa pasien yang melaporkan mulai berpuasa dan

mengalami perubahan selama bulan Ramadhan di Iran. Dokter onkologi akan

menyarankan pasien agar mematuhi terapi dan mempertimbangkan tipe kanker,

evaluasi pasien dan kemungkinan efek merugikan (Maleki et al, 2018).

Penelitian yang dilakukan oleh Hammad (2010) mengenai terapi Al-Quran

terhadap kecemasan dan imunitas pasien hospitalisasi menyatakan bahwasannya

terapi Al-Quran dapat menurunkan tingkat kecemasan dan meningkatkan imunitas

pasien yangs edang menjalani rawat inap di Rumah Sakit karena melalui murotal

Al-Quran pasien menjadi lebih tenang dan mendapatkan emosional positif sehingga

dapat menghindari stres.

Rosyafirah et al (2017) melakukan penelitian kualitatif dari online database

of Elsevier’s SCOPUS mengenai pembuktian suara melalui Al-Quran terhadap

kultur sel. Berdasarkan hasil beberapa penelitian, Al-Quran dapat menjadi media

penyembuhan dalam teknik penyembuhan suara dibuktikan dari efek positif dari

suara pada proses-proses biologis dan fisiologis yang digambarkan oleh berbagai

penelitian.

Febby dan Trimelia (2016) juga melakukan penelitian mengenai terapi Al-

Quran terhadap pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi untuk

mengetahui efek terapi terhadap tingkat kecemasan pasien kanker. Berdasarkan

Page 14: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

9

penelitian tersebut diketahui bahwasannya terapi Al-Quran memberikan pengaruh

terhadap tingkat kecemasan pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di

Rumah Sakit Margono Soekardjo Purwokerto.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, puasa memberikan efek positif terhadap

pengobatan penyakit kanker, mulai dari berkurangnya kerusakan DNA pada

leukosit, mengurangi efek samping setelah kemoterapi, mengurangi toksisitas pada

hematologi pasien dan aman di terapkan dalam terapi kanker. Terapi Al-Quran juga

dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien kanker. Namun, terapi puasa yang

diterapkan belum sesuai dengan syariat Islam, maka perlu dilakukannya penelitian

mengenai evaluasi efektivitas dan feasibilitas terapi puasa dan Al-Quran terhadap

pasien kanker melalui rekam medis dan kuesioner dengan puasa yang sesuai syariat

di Rumah Sakit X.

2.2 Landasan Konseptual

2.2.1 Kanker

2.2.1.1 Definisi Kanker

Kanker menurut WHO merupakan pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal

yang tumbuh melampaui batas normal kemudian menyerang bagian setelah tubuh

dan menyebar ke organ lain. Proses ini disebut dengan metastasis. Metastasis

merupakan faktor utama kematian akibat kanker (WHO, 2018). Kanker menurut

National Cancer Institute adalah suatu penyakit dimana sel-sel membelah secara

abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya (National

Cancer Institute, 2009). Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor,

padahal tidak semua tumor adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak

normal atau abnormal. Tumor dibagi dalam dua golongan, yaitu tumor jinak dan

tumor ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas

(Brunicardi, 2010).

2.2.1.2 Klasifikasi Kanker

Klasifikasi kanker berdasarkan jenis kanker, diantaranya (Akmal, 2010):

Page 15: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

10

a. Karsinoma merupakan jenis kanker yang berasal dari sel yang melapisi

permukaan tubuh atau permukaan saluran tubuh, misalnya jaringan seperti sel

kulit, testis, ovarium, kelenjar mucus, sel malanin, payudara, leher rahim,

kolon, rektum, lambung dan pankreas.

b. Limfoma merupakan jenis kanker yang berasal dari jaringan pembentuk darah,

misalnya sumsum tulang belakang, leukimia. Limfoma merupakan jenis

kanker yang tidak membentuk masa tumor, tetapi memenuhi pembuluh darah

dan mengganggu fungsi sel darah normal.

c. Sarkoma adalah jenis kanker akibat kerusakan jaringan penunjang di

permukaan tubuh seperti jaringan ikat, sel-sel otot dan tulang.

d. Glioma adalah kanker susunan saraf misalnya sel glia di susunan saraf pusat.

e. Karsinoma in situ adalah istilah yang menjelaskan sel epitel abnormal dan

masih terbatas di daerah tertentu sehingga dianggap lesi prainvasif.

2.2.1.3 Patofisiologi

Sel abnormal membentuk sebuah kelompok dan mulai berproliferasi secara

tidak teratur. Sel mendapatkan karakteristik invasif sehingga terjadi perubahan

jaringan sekitar. Sel menginfiltrasi jaringan dan memperoleh akses ke limfe dan

pembuluh darah, yang membawa sel ke area tubuh yang lain. Kejadian ini

dinamakan dengan metastasis. Sel kanker disebut dengan neoplasma maligna dan

diklasifikasikan berdasarkan tempat jaringan yang tumbuh di sel kanker tersebut.

Kegagalan sistem imun untuk menghancurkan sel abnormal secara cepat dan tepat

tersebut menyebabkan sel-sel tumbuh menjadi besar untuk dapat ditangani dengan

menggunakan imun yang normal (Seyfried, 2013).

Mekanisme pembentukan neoplasma disebut juga dengan karsinogenesis.

Karsinogenesis merupakan suatu proses transformasi sel normal menjadi sel ganas

melalui displasi terjadi melalui mekanisme yang sangat rumit, tetapi secara umum

mekanisme karsinogenesis melalui empat tahap yaitu (Weinberg, 2007):

a. Tahap Inisiasi

Tahap inisiasi merupakan tahap pertama karsinogenesis bersifat irreversible

dimana gen pada sel normal bertransformasi menjadi maligna (ganas). DNA

Page 16: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

11

dirusak oleh zat-zat inisiator seperti radiasi dan radikal bebas yang dapat

mengganggu proses reparasi normal, sehingga terjadi mutasi DNA dengan kelainan

pada kromosomnya. Kerusakan DNA diturunkan pada anak-anak sel dan

seterusnya. Tahap inisiasi berlangsung dalam satu sampai beberapa hari.

b. Tahap Promosi

Pada proses proliferasi sel terjadi pengulangan siklus sel tanpa hambatan dan

secara continue terus mengulang. Selanjutnya proses metastasis dimana penyebab

utama dari kenaikan morbiditas dan mortalitas pada pasien dengan keganasan.

Berlangsungnya proses ini melibatkan interaksi kompleks, tidak hanya ditentukan

oleh jenis sel kanker itu sendiri, namun matriks ekstraseluler, membran basal,

reseptor endotel serta respon kekebalan host yang berpartisipasi. Mekanisme

metastasis merupakan indikasi bahwa mekanisme pertahanan pasien kanker gagal

untuk mengatasi dan memblokir penyebaran sel kanker. Setelah itu terjadi proses

neoangiogenesis.

c. Tahap Angiogenesis

Tahap angiogenesis adalah proses pembentukan pembuluh darah baru yang

terjadi secara normal dan sangat penting dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan. Angiogenesis juga terlibat dalam proses penyembuhan, seperti

pembentukan jaringan baru setelah cidera. Angiogenesis juga merupakan tahap

yang sangat penting dalam karsiogenesis atau pertumbuhan sel kanker sehingga

terjadi perkembangan sel kanker yang tidak terkendali dan bersifat ganas.

Angiogenesis dapat berkembang menjadi sesuatu yang bersifat patologis dan

berhubungan dengan kanker, inflamasi, penyakit kulit dan penyakit mata. Kondisi

patologi angiogenesis ini diawali oleh pembentukkan pembuluh darah baru dan

penghancuran sel normal yang ada di sekitarnya. Berbeda dengan angiogenesis

fisiologis, angiogenesis patologi dapat berlangsung lama sampai beberapa tahun

dan biasanya berhubungan dengan beberapa gejala klinis.

d. Tahap Progresif

Pada tahap progresif gen-gen pertumbuhan yang diaktivasi oleh kerusakan

DNA mengakibatkan mitosis dipercepat dan pertumbuhan liar dari sel-sel ganas.

Terjadi aktivasi, mutasi atau hilangnya gen. Pada tahap progresi ini timbul benigna

Page 17: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

12

menjadi pra-malignan dan malignan. Metastasis kanker terjadi akibat penyebaran

sel kanker utama dan terjadi pembentukan tumor di tempat baru yang jauh dari sel

kanker utama. Pada awalnya kanker primer harus memiliki akses ke sirkulasi, baik

melalui pembuluh darah maupun sistem limfatik, setelah sel kanker mampu

menembus saluran tersebut, sel kanker harus harus bertahan hidup dan pada

akhirnya sel kanker tersebut akan menyebar ke organ dan membentuk jaringan

baru. Lalu, sel kanker dapat memulai pertumbuhan jaringan baru dengan

membentuk vasularisasi baru untuk suplai oksigen dan nutrisi.

2.2.1.4 Gejala dan Faktor Resiko

a. Gejala Kanker

Gejala kanker secara umum yaitu nyeri merupakan reaksi kekebalan dan

peradangan terhadap kanker yang sedang tumbuh disebabkan oleh tumor yang

meluas dan menekan saraf dan pembuluh darah disekitarnya. Pendarahan atau

pengeluaran cairan yang tidak wajar, seperti batuk atau muntah yang berdarah,

mimisan yang terus menerus hingga darah dalam air kemih. Selain gejala umum,

gejala khusus juga dapat dilihat sesuai dengan organ yang terkena kanker, seperti

kanker otak gejala yang muncul sakit kepala pada pagi hari, epilepsi, lemah hingga

mati rasa pada lengan dan kaki. Hal ini disebabkan sel kanker yang telah menyerang

saraf di otak (American Cancer Society, 2018).

Gejala kanker timbul dari organ tubuh yang diserang sesuai dengan jenis

kanker, gejala pada tahap awal berupa kelelahan secara terus menerus, demam

akibat sel kanker mempengaruhi sistem pertahanan tubuh sebagai respon dari kerja

sistem imun tubuh tidak sesuai. Gejala kanker tahap lanjut berbeda-beda. Perbedaan

gejala tergantung lokasi dan keganasan sel kanker. Menurut Sunaryati gejala kanker

yaitu penurunan berat badan tidak sengaja dan terlihat signifikan, pertumbuhan

rambut tidak normal, nyeri akibat kanker sudah menyebar (Surnayati, 2011).

Secara umum, gejala klinis kanker dibagi menjadi beberapa kelompok

diantaranya (American Cancer Society, 2018):

a. Gejala lokal: pembesaran atau pembengkakan yang tidak biasa, pendarahan,

rasa sakit atau tukak lambung.

Page 18: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

13

b. Gejala pembesaran kelenjar getah bening, batuk, pembesaran hati, rasa sakit

pada tulang, fraktur pada tulang dan gejala neurologis.

c. Gejala sistemik: berat badan menurun, nafsu makan berkurang secara

signifikan, kelelahan, keringat berlebihan pada saat tidur, anemia, fenomena

paraneoplastik dan perubahan hormonal.

d. Gejala angiogenesis: terjadi penurunan konsentrasi senyawa penghambat

pertumbuhan pembuluh darah baru seperti trombospondin, angostatin dan

glioma-derived angiogenesis inhibitor factor.

e. Gejala migrasi sel tumor yang ditandai dengan degradasi matriks ekstraseluler

jaringan ikat yang menyangga stuktur sel oleh enzim MMP.

b. Faktor Resiko

Kanker merupakan penyakit yang sebagian besar disebabkan oleh faktor

lingkungan sebanyak 90-95% dan hanya 5-10% disebabkan oleh faktor genetik.

Faktor lingkungan yang biasanya mengarahkan kepada kematian karena kanker

adalah tembakau sebanyak 25-30%, diet dan obesitas (30-35%), infeksi (15-20%),

radiasi, stres, kurang aktivitas fisik dan polutan lingkungan (Laksono, 2011).

Berikut penjelasan mengenai faktor resiko tersebut, diantaranya:

1. Bahan Kimia

Zat yang menyebabkan mutasi DNA dikenal sebagai mutagen dan mutagen

yang menyebabkan kanker disebut dengan karsinogen. Ada beberapa zat khusus

yang terkait dengan jenis kanker tertentu, seperti rokok tembakau terhadap kanker

paru-paru, asbestos terhadap mesothelioma (O’Reilly, 2007) dan beberapa mutagen

yang tidak karsinogen yaitu alkohol namun bahan kimia ini bisa menyebabkan

kanker dengan menstimulasi tingkat pembelahan sel.

2. Infeksi

Virus berperan hingga 20% terhadap kanker pada manusia (Zur, 1991). Virus

ini termasuk papillomavirus pada manusia (kanker serviks), poliomavirus

(mesothelioma dan tumor otak), virus epstein-barr (limfoproliferatif sel B dan

kanker nasofaring dan juga helicobacter pylori (kanker lambung).

3. Ketidakseimbangan Metabolisme

Page 19: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

14

Senyawa formaldehid yang disentesis di dalam tubuh merpakan bentuk dari

metabolisme senyawa xenobiotik yang dapat membentuk ikatan kovalen dengan

DNA dan mengikat pada serum albumin serta gugus valina hemoglobin dan

menginduksi senyawa karsinogenesis (National Toxicology Program, 2010).

4. Radiasi Ionisasi

Sumber-sumber radiasi ionisasi seperti gas radon dapat menyebabkan kanker.

Bila terpapar terus menerus terhadap radiasi ultraviolet dari matahari bisa

menyebabkan melanoma dan beberapa penyakit kulit yang berbahaya.

Diperkirakan 2% dari penyakit kanker disebabkan oleh CT scan saat ini

(Berrington, 2009). Radiasi frekuensi radio tak berion dari telepon seluler dan

sumber radio frekuensi yang serupa dapat menyebabkan kanker juga.

5. Hereditas

Beberapa jenis kanker juga dipengaruhi oleh faktor keturunan. Bentuk

hereditas kanker dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu, sindrom kanker herediter

yang merupakan pewarisan satu gen mutannya akan sangat meningkatkan resiko

terjadinya kanker yang bersangkutan. Kanker familial, merupakan kanker yang

tidak disertai fenotipe penandanya namun dikaitkan dengan pewarisan gen mutan.

Contohnya, keterkaitan gen BRCA1 dan BRCA2 dengan kanker payudara dan

ovarium. Sindrom resesif autosomal gangguan perbaikan DNA merupakan

kelainan pra kanker yang diwariskan secara dominan, sekelompok kecil gangguan

resesif autosomal secara kolektif memperlihatkan ciri instabilitas kromosom atau

DNA (Priyatin, 2013).

2.2.1.5 Diagnosis Kanker

Penegakan diagnosi kanker memerlukan beberapa macam pemeriksaan

diantaranya (Tjay dan Kirana, 2013):

a. Penanda tumor, umumnya diperiksa melalui darah. Fungsi dari pemeriksaan ini

adalah untuk skrining kanker. Penanda tumor yang biasa digunakan adalah AFP

(Alpha fenoprotein) merupakan glikoprotein yang dihasilkan oleh kantung telur

untuk menjadi sel hati pada janin. Carninoembryonic (CEA) merupakan protein

yang dihasilkan epitel saluran cerna janin yang dapat diekstraksi dari tumor

Page 20: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

15

saluran cerna orang dewasa. Cancer antigen 72-4, tumor associated glycoprotein

(TAG 72) di dalam serum, cancer antigen 19-9 yang merupakan antigen kanker

dalam penagakan diagnosis, keganasan pankreas, saluran hepatobiliar, lambung

dan usus besar. Cancer antigen 12-5 digunakan untuk indikator kanker ovarium

epitel non-mucinous. Cancer antigen 15-3 merupakan indikator kanker payudara

dan monitoring hasil pengobatan.. PSA digunakan untuk indikator kanker

prostat. NSE digunakan untuk menilai hasil pengobatan dan perjalanan penyakit

keganasan small cell bronchial carcinoma, neuroblastoma dan seminoma. Cyfra

21-1 sebagai indikator diagnosis kelainan paru jinak.

b. Patologi anatomi, pemeriksaan tumor baik secara makro maupun mikro.

Umumnya untuk diagnosis kanker melalui patologi anatomi pada manusia

menggunakan USG, pemeriksaan ultrasanografi dan immunochemistry (WHO,

2005).

c. Mammografi merupakan pemeriksaan payudara menggunakan sinar X yang

dapat memperlihatkan kelainan pada payudara dalam bentuk terkecil yaitu

mikrokalsifikasi. Diagnosa menggunakan X-Ray, ultrasonografi, CT scan dan

endoscopy (WHO, 2005)

2.2.2 Penatalaksanaan Terapi Kanker

Tatalaksana terapi kanker dibagi menjadi dua golongan yaitu terapi

farmakologis dan terapi non farmakologis. Terapi farmakologis merupakan terapi

penyakit menggunakan obat-obatan sedangkan terapi non farmakologis merupakan

terapi penyakit yang tidak menggunakan perobat-obatan. Berikut penjelasannya:

a. Terapi Farmakologis

Terapi kanker tergantung jenis kanker, stadium, usia, status kesehatan dan

karakteristik pribadi tambahan. Pengobatan farmakologi pasien kanker selalu

menerima kombinasi terapi dan perawatan paliatif. Prinsip kerja pengobatan kanker

adalah membunuh sel-sel kanker, mengontrol pertumbuhan sel kanker,

menghentikan pertumbuhan agar tidak menyebar dan mengurangi gejala yang

disebabkan oleh kanker (Crosta, 2010).

Page 21: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

16

Pembedahan dan radiasi dapat mencapai penyembuhan kuratif bila dilakukan

sedini mungkin dan belum terjadi metastasis. Pengobatan pada kanker yang sudah

menyebar hanya bersifat paliatif, yaitu meringankan gejala tanpa adanya

penyembuhan penyakit. Obat kanker digolongkan berdasarkan mekanisme inhibit

proliferasi sel, sebagaian obat hanya efektif terhadap siklus pembelahan sel dan

sebagaian lainnya efektif pada seluruh siklus pembelahan sel. Berikut beberapa

jenis terapi farmakologis penyakit kanker, diantaranya (Tjay dan Kirana, 2013):

- Pembedahan, terapi ini dilakukan untuk mengeluarkan tumor secara radikal

yang hanya dapat dilakukan pada tumor tunggal yangbelum menyebar

- Radiasi, proses ini menggunakan sinar radio-aktif (radioterapi) yang

membakar dan memusnahkan sel-sel tumor yang bersifat kuratif ataupun

paliatif yang mengurangi rasa sakit pada metastasis tulang, mengurangi sakit

kepala akibat peningkatan tekanan intra-kranial pada metastasis CNS.

- Kemoterapi, terapi yang paling sering digunakan oleh pasien kanker dengan

berbagai tujuan, yakni kuratif untuk mencapai penyembuhan penyakit pada

tumor yang sangat peka bagi sitostatika dan paliatif untuk mengurangi

keluhan dan gejala yang berkaitan dengan stadium lanjut dari kanker tanpa

menghambat proses penyakit.

- Terapi hormon, penerapan terapi ini menggunakan hormon dan antihormon

tertentu yang digunakan pada kanker yang pertumbuhannya tergantung dari

hormon, terutama zat-zat anti-estrogen pada kanker mamae dan endometrium

- Immunoterapi menggunakan zat-zat stimulator sistem imun seperti

interferon, interleukine-2 dan sel LAK

- Hipertermi adalah penanganan tumor dengan kalor atau panas sebagai terapi

tambahan untuk memperkuat efek radiasi

b. Sitostatika

Sitostatika merupakan zat-zat yang dapat menghentikan pertumbuhan pesat

dari sel-sel ganas. Prinsipnya adalah penggunaan obat-obat untuk merusak DNA

dan RNA sel. Senyawa-senyawa ini mematikan sel-sel dengan menstimulir

apoptosis. Kebanyakan tumor menimbulkan resistensi pesat terhadap obat tunggal,

maka dikembangkan prinsip kemoterapeutika intermiten dengan multidrug.

Page 22: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

17

Kombinasi dari tiga atau lebih sitostatika sering digunakan dengan mekanisme dan

titik kerja pada siklus pertumbuhan sel tumor yang berlainan. Beberapa kombinasi

terkenal antara lain (Tjay dan Kirana, 2013).

- MOPP : mustin, oncovin, prokarbazin dan prednisolon pada limfoma non

metastasis

- VMCP : vinkristin, melfelan, cisplatin dan prednisolon pada myeloma

- FAM : fluorurasil, adriamisin dan mitomisin pada kanker lambung

- CAF : siklofosfamida, adriamisin dan fluorourasil pada kanker mamae yang

sudah menyebar

- VAD : vinkristin, adriamisin dan deksametason pada multiple myeloma

Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat antitummor dibagi menjadi

beberapa golongan sebagai berikut (Tjay dan Kirana, 2013):

1. Zat Alkilasi

Golongan obat ini berkhasiat kuat terhadap sel-sel yang sedang membelah

dengan gugus alkilnya yang sangat reaktif dan menyebabkan cross-linking antara

rantai DNA di dalam inti sel. Efek sitotoksis dan mutagen ditunjukkan terhadap sel

yang membelah dengan pesat. Namun, efek samping obat golongan zat alkilasi

sangat merugikan sumsum tulang, mukosa dari saluran lambung-usus, sel kelamin

dan janin muda dan dapat bersifat karsinogen yang mengakibatkan leukimia akut.

Contoh obat golongan zat alkilasi adalah klormetin, klorambusin, melfelan,

siklofosfamida, ifosfamida dan buslfan

2. Antimetabolit

Obat golongan obat ini dapat mengganggu sintesa DNA melalui jalan

angiogenesis saingan. Rumus kimianya sangat mirip dengan beberapa metabolit

tertentu yang penting bagi fisiologi sel, yaitu asam folat, purin dan purimidin. Obat

ini menduduki tempat metabolit tersebut dalam sistem enzim tanpa mengambil alih

fungsinya, sehingga sintesa DNA atau RNA gagal dan perbanyakan terhenti. Obat

golongan ini juga tidak bersifat sitotoksis. Semua obat ini bersifat imunosupresan

yang digunakan pada transplantasi organ dimana baru menjadi metabolit aktif

setelah diubah dalam hati. Contoh obat golongan antimetabolit adalah gemsitabin,

metotreksat, merkaptopurin dan fluorurasil

Page 23: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

18

3. Antimitotika

Golongan obat ini menghindari pembelahan sel pada metafase, dengan

mencegah masuknya belahan kromosom masuk ke dalam anak inti. Obat-obatnya

di dapat dari hasil tumbuhan, yakni alkaloida vinca, podifilin dan obat dari

kelompok taksoida. Contoh golongan obat antimitotika adalah vinblastin, podofilin

docetaxel dan paclitaxel

4. Antibiotika

Beberapa antibiotik dari jamur streptomycin berkhasiat sebagai sitostatis,

yang dapat mengikat DNA secara kompleks sehingga sintesanya terhenti.

Doksorubisin merupakan obat golongan ini yang bekerja menghambat DNA dan

RNA melalui kerjanya terhadap topoisomerase II dan memiliki sifat imunosupresan

dengan plasma t1/2 tinggi dan salah satu sitostatikum yang paling sering digunakan.

Obat lain golongan ini adalah daunorubisin, epirubisin, idarubisin dan bleomisin.

5. Imunomodulansia

Golongan obat ini juga dinamakan sebagai Biological Response Modifiers

(BRM) yang mempengaruhi secara positif reaksi biologis dari tubuh terhadap

tumor. Imunostimulansia berkhasiat mereaktivasi sistem imun rendah dengan

meningkatkan respon imun tak spesifik terhadap sel tumor. Reaksi imunnya berupa

perbanyakan limfo-T4, NK-cells dan makrofag sedangkan pelepasan interferon dan

interleukin ditingkatkan. Contoh obatnya adalah sitokin dan levamisol.

Imunosupresiva berkhasiat menekan aktivitas sistem imun seperti kebanyak zat

antitumor. Pada penyakit auto imun, fungsi sistem imun terganggu dengan adanya

auto-antibodies, sedangkan limfo-T dan NK cells menyerangn jaringan sendiri dan

imunosupresiva berkerja untuk mengurangi aktivitas penyakit. Contoh obatnya

adalah siklosporin, interferon-alfa, interleukin-2, TNF (Tumor Necrosis Factors)

dan trastuzumab

6. Hormon dan Antihormon

Kortikokosteroid berkhasiat melarutkan limfosit dan menekan mitosis di

leukosit. Oleh sebab itu, obat ini sangat penting pada terapi limfoma dan leukimia

akut pada anak-anak. Zat estrogen digunakan pada kanker prostat yang

bermetastasis dan zat endrogen digunakan pada kanker mamae dan endometrium

Page 24: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

19

yang sudah menyebar. Antihormon kelamin merupakan zat-zat yang menghambat

hormon di jaringan tujuan dengan lewan kerjanya. Seperti, anti-estrogen berkerja

seperti tamoksifen dengan menempati reseptor estrogen pada tumor buah dada yang

bersifat estrogen-defendent. Anti-androgen yang digunakan adalah siproteron,

flutamida dan nilutamida yang berkerja atas blokade pengikatan DHT

(dihidrotestoreron aktif) pada reseptornya dalam sel-sel prostat sehingga DHT tidak

dapat berfungsing

c. Terapi Non-Farmakologis

- Latihan aerobik

Latihan ini dilakukan selama 45 menit dalam kelas dan dua kali dalam 30

menit di rumah setiap minggu (Chambel, 2014).

- CBT Memory and Attention Adaptation Training (MAAT)

Terapi ini menerapkan terapi pendidikan, self awareness training, self

regulation training dan pelatihan strategi kompensatori kognitif dengan

memberikan buku MAAT pada setiap partisipasinya (Ferguson, 2012).

- Tibetan Sound Meditation (TSM)

Terapi ini merupakan terapi relaksasi melalui suara yang memberikan efek

tenang, meningkatkan konsentrasi dan kesadaran (Kesler, 2013)

- Latihan fisik (Gokal, 2012)

2.2.3 Puasa

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 183-185 yang berbunyi :

يَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَي الَّذِيْنَ مِنْ قبَْلِكُمْ لعََلَّكُمْ تتََّقوُْنَ يَا أيَُّهَا الَّذِيْنَ امَنوُْا كُتِبَ عَليَْكُمْ الص ِ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”

Puasa merupakan amal ibadah yang telah diwajibkan atas setiap umat-umat

terdahulu. Terdapat tiga bentuk puasa yang telah dilakukan oleh umat terdahulu,

yaitu (Efri, 2014):

1. Puasa bicara, yakni puasa yang dilakukan oleh Maryam. Sebagaimana yang

telah dikisahkan oleh Allah SWT dalam Al-Quran (QS:Maryam:26).

Page 25: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

20

2. Puasa dari seluruh atau sebagian perbuatan, seperti puasa yang dilakukan

oleh pemeluk agama Budha dan sebagian Yahudi.

3. Puasa kaum-kaum lainnya yang mempunyai cara dan kriteria sesui dengan

kaum masing-masing (Efri, 2014).

Namun, puasa dalam syariat Islam berbeda dengan puasa yang dilakukan oleh

umat-umat terdahulu. Puasa dalam bahasa Arab disebut as-saum atau as-siyam

yang berarti imsak atau menahan diri dari segala sesuatu. Puasa adalah menahan

diri dari makan, minum, jima’ dan yang lainnya (Jejah, 2004). Sedangkan puasa

menurut ulama fiqh merupakan proses menahan diri dari segala yang membatalkan

sehari penuh mulai dari terbit fajar shadiq hingga terbenam matahari dengan syarat-

syarat yang telah ditentukan.

Puasa yang dilaksanakan oleh umat muslim tidak hanya bersifat wajib

sebagaimana yang telah ditemukan dalam Al-Quran pada bulan Ramadhan tetapi

juga bersifat sunnah yang dapat menambah amal-amal kebaikan di hadapan Allah

SWT. Berikut pembagian macam-macam puasa yang dilaksanakan umat muslim,

diantaranya sebagai berikut (Ahmad, 2014):

a. Puasa Wajib

Puasa wajib merupakan puasa yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk umat

muslim dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditentukan. Puasa wajib dibagi

menjadi tiga, yaitu puasa Ramadhan, puasa Kafarat (tebusan) dan puasa Nazar.

b. Puasa Sunnah

Puasa sunnah merupakan puasa yang dilaksanakan pada hari-hari sepanjang

tahun, kecuali hari-hari yang dilarang untuk berpuasa. Puasa sunnah dibagi

menjadi beberapa bagian, yaitu puasa senin kamis, puasa Senin Kamis, puasa

Ayyamul Bid, puasa enam hari di bulan Syawal, puasa Arafah, puasa Asy-Syura,

puasa Sya’ban.

Shelton menjelaskan dalam bukunya tentang puasa yang berjudul “Le Jeunu”,

dan riset yang dilakukan oleh Lutzner H. Dalam bukunya yang berjudul “Kembali

Hidup Sehat dengan Puasa” yang diterjemahkan oleh dokter Thahir Ismail

bahwasannya puasa mempunya beberapa manfaat, diantaranya (An-Najjar, 2012):

Page 26: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

21

Puasa adalah bentuk relaksasi agar dapat melakukan perbaikan terhadap

kerusakan yang terjadi dalam anggota tubuh.

Puasa dapat menghentikan proses penyerapan sisa-sisa makanan di dalam

usus lalu membuangnya.

Puasa membantu tubuh untuk menghancurkan zat-zat yang berlebihan dan

melarutkan endapan-endapan yang terdapat dalam jaringan tubuh manusia.

Puasa adalah alat untuk meremajakan dan mengembalikan vitalitas pada

berbagai macam sel dan jaringan dalam tubuh.

Puasa dapat melancarkan proses pencernaan dan penyerapan sari-sari

makanan, serta menstabilkan proses masuknya makanan secara berlebihan.

Puasa dapat meringankan beban dalam sistem sirkulasi, menurunkan kadar

lema dan asam urat dalam darah.

Seorang peneliti dari Ha’atul I’jaazil Ilmi fil Quran was Sunnah yaitu Dr.

Abdul Jawwad Ash-Shawi (Ulfah, 2016) mengatakan bahwasannya ketika

berpuasa, terjadi dua peristiwa penting, yaitu proses rekonstruksi sel-sel tubuh

dimana zat asam amino membentuk infra stuktur sel-sel tubuh. Pada saat puasa,

pembentukan sel-sel dilakukan kembali setelah proses pencernaan kemudian

didistribusikan sesuai dengan kebutuhan sel-sel tubuh sehingga merenovasi

stukturnya dan meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Selanjutnya, puasa

membersihkan racun dalam tubuh. Saat berpuasa, lemak yang disimpan dalam

tubuh dipindahkan ke hati sehingga dioksidasi dan dimanfaatkan oleh hati.

Ibadah puasa juga memiliki aturan sehingga menimbulkan dampak baik bagi

kesehatan. Peraturan ini sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW, diantaranya

sebagai berikut :

1. Tidak melakukan puasa wishal, yaitu menyambungkan puasa sehari setelah

ia berpuasa tanpa berbuka antara keduanya (Bahamman, 2014).

2. Melakukan sahur dan menyegerakan berbuka (Al-Asqalani, 2003).

3. Berbuka puasa dengan kurma (Al-Munzdiry, 1992).

Terapi melalui ibadah puasa dinyatakan puasa dapat membersihan tubuh dari

racun, pada saat berpuasa, lemak-lemak yang disimpan dalam tubuh dalam jumlah

besar dipindahkan ke hati sehingga dioksidasi dan dimanfaatkan oleh hati. Dari

Page 27: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

22

proses ini dikeluarkanlah racun- racun yang meleleh di dalamnya, kandungan

racunnya dimusnahkan, kemudian dibersihkan bersama kotoran-kotoran tubuh.

Pada saat puasa, aktivitas sel-sel ini berada di puncak kemampuannya untuk

melaksanakan fungsi-fungsinya, maka ia memakan bakteri yang sebelumnya telah

diserang oleh antibody secara serentak (Azizi, 2010). Sehingga melalui terapi

melalui ibadah puasa dapat dijadikan alternatif pengobatan untuk penyakit kanker.

Puasa terbukti secara klinis di Amerika dan Eropa dapat membunuh sel

kanker termasuk kanker payudara, kolorektal dan paru-paru. Menurut Longo, et al

sel kanker membutuhkan energi untuk bertahan dan terus bertambah. Tetapi sel

kanker tidak dapat menghasilkan energi tersebut. Pergeseran metabolisme oleh sel

kanker mengakibatkan mereka menghasilkan radikal bebas sehingga dapat

membunuh sel itu sendiri (Longo et al, 2015).

2.2.5 Murotal Al-Quran

Terapi murotal Al-Quran merupakan terapi dimana seseorang mendengarkan

ayat-ayat Al-Quran selama beberapa menit atau jam sehingga memberikan dampak

positif terhadap tubuh (Billah, 2015). Al-Quran merupakan kalam Allah SWT yang

merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril. Al-Quran

adalah kitab suci yang diyakini kebenarannya dan berdasarkan sejarahnya, Al-

Quran diturunkan di kota Makkah dan Madinnah Munawarah (Asti, 2009).

Bacaan Al-Quran mengandung unsur-unsur penyembuhan karena melalui

suara ayat Al-Quran dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan

hormon endofrin, meningkatkan perasaan rileks, mengalihkan rasa takut, cemas dan

tegang dan memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah

serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi dan aktivitas

gelombang otak (Heru, 2008).

Manfaat mendengarkan ayat-ayat al quran:

1. Menurunkan kecemasan seperti dalam penelitian maliya dan faradisi 2011)

2. Menimbulkan efek relaksasi mental dan spiritual seperti dalam penelitian

khan, ahmad, beg, fakheraldin, alla dan nubli 2010.

3. Menurunkan stres sperti dlm yustisia 2012.

Page 28: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

23

4. Mengurangi persalinan forouhari, honarvaran. Maasoumi robati 2011.

5. Mengurangi respon nyeri pada pasien post dalam sodikin 2012.

Terapi murotal memberikan dampak positif bagi psikologis untuk mengatasi

rasa takut dan stres. Billah (2015) menggunakan audio surat Ar-Rahman sebagai

penghilang rasa takut, terapi diperdengarkan kepada pasien, efek suara dari audio

berkaitan dengan proses impuls suara yang di transmisikan ke dalam tubuh dan

mempengaruhi sel-sel tubuh. Selanjutnya saraf vagus dan sistem limbik membantu

kecepatan denyut jantung, respirasi dan mengontrol emosi (Abdurrahman, 2008).

Karakteristik terapi audio murotal surat Ar-Rahman mempunyai tempo 79.8

beats/menit, tempo tersebut masuk kategori lambat yaitu 120 bpm yang seiring

dengan detak jantung sehingga dapat mensinkronkan detaknya sesuai dengan suara

(Maryani dan Elis, 2013).

Ketika pasien mendengarkan Al-Quran, sistem saraf menghantarkan sinyal

kepada hipotalamus untuk mensekresi atau meningkatkan hormon endofrin di

kelenjar puitary dan menekan hormon stres, epineprin dan non epineprin di kelenjar

adrenal sehingga terapi audio mampu menurunkan tekanan darah, denyut nadi,

memperlambat pernapasan, memperlambat aliran darah ke otak sehingga

mempercepat waktu pulih sadar (Maryani dan Elis, 2013).

Page 29: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

24

2.2.7 Kerangka Konseptual

Kasus kanker di Indonesia sekitar 348 ribu kasus baru dan sebanyak 207 ribu jiwa

meninggal dunia karenakan kanker (IARC, 2018)

Pengobatan kanker mempunyai efek samping yang besar dan biaya yang tidak sedikit (Noviana, 2013)

“Berperanglah niscaya kalian akan mendapatkan harta rampasan, berpuasalah maka kalian akan sehat,

dan bersafarlah maka kalian akan kaya.” Sanad hadis ini: Muhammad bin Sulaiman bin Abi Daud, dari

Zuhair bin Muhammad, dari Suhail bin Abi Shaleh, dari ayahnya, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu,

bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda demikian. Namun hadist ini dhaif (Ammi Nur Baits,

2012). “Dan berpuasa, lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (Al-Baqarah:184).

(

Terapi puasa telah teruji klinis di Amerika dan Eropa terhadap pasien kanker dibuktikan dengan

berkurangnya efek samping setelah kemoterapi, memperbaiki kerusakan DNA, merentankan pertahanan

sel kanker terhadap kematian sel, membersihan racun dalam tubuh melalui proses metabolisme dan

menciptakan nutrisi keton yang bermanfaat

Terapi Al-Quran dapat menurunkan tingkat kecemasan dan rasa takut pada pasien kanker (Setyaningsih, 2011).

Evaluasi Efektivitas dan Feasibilitas Terapi Puasa dan Terapi Al-Quran Terhadap

Pasien Kanker di Rumah Sakit X

Studi literatur

mengenai prosedur

penelitian

Proposal

Penelitian

Pengajuan Izin

Penelitian di

Rumah Sakit

Pengurusan kode etik

penelitian di Fakultas

Kedokteran UMS

Observasi

-penentuan sampel

-penyuluhan

-kuesioner

Perlakuan

-kontrol perlakuan

-kontrol positif

Analisis Data

-Rekam medis

-kuisioner

-SPSS

-CTCAE v.4.03

Hasil penelitian,

pelaporan dan

publikasi

Page 30: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

25

BAB 3

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Pilot Study terhadap pasien kanker

dengan terapi puasa. Efek puasa dideterminasi melalui parameter metabolik,

parameter endokrin dan hematologik melalui data rekam medis dan kuesioner

sebelum dan sesudah perlakuan dan kuesioner PRO-CTCAE (Patient Report

Outcome Version of The Common Terminology Criteria Advers Event) serta untuk

melihat efek terapi Al-quran melalui kuesioner kecemasan dengan skala hamilton

anxiety rating scale terhadap pasien kanker di Rumah Sakit X dalam 2 minggu

terapi.

3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Adapun waktu pengambilan data rekam medis pada pasien kanker dengan

terapi puasa dimulai dari bulan Januari dan Februari 2018 di Rumah Sakit X dan

kuisoiner sebelum dilakukan penyuluhan dan sesudah serta sebelum dan sesudah

terapi puasa dan Al-Quran.

3.3 Definisi Operasional

a. Pasien kanker merupakan seluruh pasien kanker rawat inap dan jalan yang

terdaftar melalui bukti rekam medis di Rumah Sakit X 2018.

b. Terapi kanker adalah terapi yang direkomendasikan oleh tenaga medis

terhadap pasien kanker meliputi terapi kemoterapi, radiasi, pembedahan dan

obat sitotastika.

c. Jenis obat adalah nama generik/umum obat yang diterima oleh pasien saat

masuk selama menjalani rawat inap atau rawat jalan di Rumah Sakit.

d. Puasa senin kamis adalah puasa yang dilakukan setiap hari Senin dan Kamis.

e. Terapi Al-Quran adalah terapi yang diberikan dengan cara pasien

mendengarkan murotal Al-Quran selama 30 menit.

Page 31: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

26

f. Kondisi klinis adalah keadaan klinis pasien yang dinilai dengan

menggunakan skor apache II (Acute physiology, age, cronic health

evalyastin).

g. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang

identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang

diberikan kepada pasien.

h. Parameter metabolik dalam analisis data adalah insulin, glukosa, insulin

growth factor 1 (IGF-1) dan insulin growth factor binding protein 3 (IGF-

BP3).

i. Parameter endokrin dalam analisis data adalah tiroid stimulating hormon

(TSH), triodothyronin (T3) dan free thryxine (FT4).

j. Parameter hematologi dalam analisis data adalah eritromisin, trombosit dan

total leukosit.

k. Kuisoiner adalah beberapa pertanyaan yang diberikan kepada pasien dan

berhubungan erat dengan terapi puasa terhadap kanker mengenai proses

terapi, perkembangan terapi dan efek terapi yang dirasakan.

l. CTCAE adalah Common Terminology Criteria For Advers Event yang

dikelola oleh National Cancer Institute untuk mengevaluasi efek samping

yang dirasakan oleh pasien kanker

3.4 Populasi dan Jumlah Sampel

1. Batasan Populasi

Populasi yang digunaan dalam penelitian ini adalah seluruh pasien kanker

yang dirawat inap dan jalan dan mendapatkan terapi pengobatan kanker kemoterapi

dan obat sitotastika di Rumah Sakit X.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah pasien dengan diagnosa yang sesuai kriteria kanker dan

menjalani terapi kemoterapi di Rumah Sakit X dan pasien yang bersedia

berpartisipasi dalam penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah melalui rekam medis pasien sesuai dengan parameter metabolik, endokrin

dan hematologi dan kuisoiner.

Page 32: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

27

I. Kriteria inklusi meliputi (Noris Comprehensive Cancer Center, 2018) :

a. Pasien yang menjalani rawat inap atau rawat jalan di Rumah Sakit X.

b. Pasien/keluarga pasien bersedia ikut dalam penelitian.

c. Pasien yang beragama Islam dan dapat mendengar.

d. Pasien dengan diagnosa kanker yang menjalani terapi kemoterapi 2 kali

dalam sebulan.

e. Penyakit yang dapat dievaluasi oleh kriteria evaluasi repon dalam kriteria

tumor padat.

f. Pasien harus menerima tidak lebih dari satu pengobatan kemoterapi

sebelumnya untuk penyakit metastatis dan tidak lebih dari 2 siklus rejimen

kemoterapi platinum saat ini untuk penyakit metastatis.

g. Indeks Massa Tubuh (BMI)> 18,5.

h. Status Kinerja Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG) 0-1.

i. Kreatin < 1,5 atau total kreatin > 40 ml./menit.

j. Wanita premenopause harus memiliki tes kehamilan negatif dan harus

setuju untuk menggunakan konstrasepsi penghalang selama periode

penelitian.

II. Kriteria ensklusi meluputi :

a. Pasien yang tidak bersedia ikut serta dalam penelitian.

b. Pasien yang memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, namun bila

riwayat diabetesnya teratasi dan tidak menggunakan metformin atau obat

diabetes lainnya memenuhi syarat.

c. Pasien yang mengalami penurunan berat badan yang signifikan.

d. Neuropati perifer > grade 1.

e. Riwayat penyakit jantung yang signifikan, terutama gagal jantung

kongestif yang tidak terkompensasi.

f. Pasien yang memiliki terapi obat-obatan yan mungkin tidak aman jika

dikonsumsi selama puasa atau tidak aman bila dikonsumsi tanpa makanan.

g. Pasien yang memiliki riwayat sinkop dengan pembatasan kalori di masa

lalu atau komorbiditas medis lainnya yang menimbulkan efek merugikan

ketika berpuasa.

Page 33: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

28

3.5 Tahapan Penelitian

1. Perizinan penelitian

Perizinan penelitian ini dengan cara mengajukan surat izin penelitian dari

Program Studi Farmasi Universitas Darussalam Gontor kepada direktur Rumah

Sakit X dengan disertakan proposal penelitian.

2. Etika Penelitian

Penelitian ini memerlukan izin etika penelitian terhadap manusia yang

diajukan kepada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

dengan manusia sebagai sampelnya.

3. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara mencatat nomor rekam medik pasien untuk

mengetahui jumlah pasien kanker yang menjalani terapi kanker kemoterapi dan

sesuai kriteria inklusi di Rumah Sakit X.

4. Pengambilan Sampel

Penelitian ini memerlukan keikutsertaan dan kesediaan manusia dalam

penatalaksanaannya. Sasaran dalam penelitian adalah pasien kanker di Rumah Sakit

X. Oleh sebab itu dalam meyakinkan dan menarik kesediaan pasien kanker dalam

mengikuti prosedural penelitian maka diperlukan beberapa usaha, diantaranya :

- Sosialisasi

Pasien yang menderita kanker dan menerima penatalaksanaan terapi yang

ditentukan oleh Rumah Sakit X diberikan seminar, sosialisasi serta pelatihan

mengenai manfaat puasa terhadap kesehatan serta pembuktian efektivitas terapi

puasa terhadap penyakit kanker sebanyak 2 kali dalam 4 hari bagi pasien yang tidak

menyetujui ikut serta dalam penelitian.

- Kuesioner

Kuesioner dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan sosialisasi dan terapi

puasa terhadap penyakit kanker. Kuesioner sebelum seminar berisi mengenai

pertanyaan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan pasien mengenai

manfaat puasa terhadap kesehatan dan penyakit kanker serta mengetahui minat dan

kesediaan pasien untuk menjadi sampel penelitian. Sedangkan kuesioner sesudah

Page 34: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

29

sosialisasi berisi mengenai pertanyaan untuk mengetahui respon pasien terhadap

seminar tersebut, pengetahuan pasien mengenai kebermanfaatan puasa terhadap

kesehatan dan penyakit kanker serta minat dan kesediaan pasien untuk menjadi

sampel penelitian

- Lanjutan

Pasien dengan minat yang sedikit dan kurang bersedia untuk menjadi sampel,

maka akan diberikan sosialisasi kembali mengenai bukti nyata dari terapi puasa

terhadap penyakit kanker. Lalu diberikan kuesioner sebelum dan sesudah acara

tersebut. Begitupun sebaliknya, hingga mendapatkan pasien yang bersedia menjadi

sampel dalam 3 kali ulangan sosialisasi serta kuestioner.

5. Pelaksanaan Terapi

Pasien yang bersedia untuk menjadi sampel dan mengikuti prosedural

penelitian maka akan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A sebagai kontrol

perlakuan dengan tambahan puasa sebagai penatalaksanaan terapinya, kelompok B

sebagai kontrol positif yang tidak ditambah terapi puasa dalam pengobatannya.

Penatalaksanaan Kelompok Perlakuan Terapi Puasa dan Al-Quran

Pasien yang menjadi kelompok perlakuan terapi puasa dan Al-Quran

diberikan pilihan untuk memilih pilihan dalam penerapan terapinya, yaitu dengan

puasa Senin Kamis dengan terapi Al-Quran, terapi puasa Senin Kamis tanpa terapi

Al-Quran atau hanya terapi Al-Quran. Pasien dengan terapi puasa Senin Kamis dan

terapi Al-Quran akan melakukan puasa selama 1 bulan penuh dan terapi Al-Quran

surah Al-Fatihah, ayat Kursi, 3 ayat terakhir surat Al-Baqarah dan trikul (Al-Ikhlas,

Al-Falaq dan Annas) pada pagi dan sore selama 20 menit dan Ar-Rahman pada

siang dan malam selama 10 menit. Pasien dengan terapi puasa senin kamis tanpa

terapi Al-Quran hanya melakukan puasa penuh selama 2 minggu. Sedangkan pasien

hanya dengan terapi Al-Quran akan melakukan terapi mendengarkan murotal Al-

Quran tanpa puasa dalam sebulan 2 minggu. Setiap pasien yang berpuasa akan

melakukan sahur dan buka puasa sesuai dengan syariat Islam dan asupan

makanannya selalu dikontrol perharinya yaitu tidak lebih dari 200 kcal.

Penatalaksanaan Kelompok Kontrol

Page 35: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

30

Pasien yang menjadi kelompok kontrol pada penelitian ini tidak menerima

perlakukan terapi Puasa maupun Al-Quran dan hanya melakukan terapi kemoterapi

yang dianjurkan oleh dokter dan Rumah Sakit. Namun, asupan makanan perharinya

dikontrol agar tidak lebih dari 200 kcal.

Kontroling Pasien

Setiap kelompok akan diberikan kuesioner yang berbeda yang menandakan

perkembangan terapi serta keadaan yang dirasakan. Lalu, pasien harus melakukan

kontrol wajib mengenai keadaan yang dirasakan sesuai dengan prosedur

pengecekan rutin penderita kanker dan melaporkan kepada peneliti sebelum dan

setelah perlakuan.

Evaluasi Pasien

Setiap kelompok penelitian akan melaporkan perkembangan serta kondisi

setelah diterapkannya penelitian ini lalu dieveluasi mengenai perkembangan dan

adanya kemungkinan masalah yang timbul dari penatalaksanaan terapinya.

6. Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan diperoleh dari pengumpulan data rekam medis pada pasien

kanker dengan atau tanpa terapi puasa di Rumah Sakit X yang menjalani terapi

kemoterapi. Efek puasa di determinasi melalui parameter metabolik termasuk

insulin, glukosa, insulin growth factor 1 (IGF-1) dan insulin growth factor binding

protein 3 (IGF-BP3), parameter endokrin meliputi hormon stimulate eryhtocyte

(TSH), triodothyronin (T3) dan free thyroxine (FT4) dan parameter hematologik

meliputi eritrosit, trombosit dan total leukosit. Parameter hematologik diukur 7 hari

setelah siklus kemoterapi. Semua sampel di analisis di laboratorium Rumah Sakit

X (Groot et al, 2015).

Selama siklus kemoterapi, pasien di anjurkan untuk melaporkan kondisi dan

perkembangan terapi tentang efek samping dan dikategorikan menjadi efek ringan,

sedang dan berat. Laporan efek samping dari pasien di dokumentasikan dan

diklasifikan untuk melihat efek fisik dan toksisitas hematological melalui Common

Terminology Criteria for Adverse Event Version 4.03 (CTCAE v.4.03) dan untuk

pasien yang melakukan terapi Al-Quran instrumen pengumpulan data

Page 36: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

31

menggunakan lembar observasi kecemasan dengan skala Hamilton Anxiety Rating

Scale (Hammad, 2010).

3.6 Analisis Data

Evaluasi rekam medis terapi puasa terhadap pasien kanker meliputi parameter

metabolik, endokrin dan hematologik dan evaluasi melalui kuesoiner. Evaluasi

dilakukan dengan cara membandingkan data efek terapi melalui parameter

metabolik, endokrin dan hematologik pada setiap pasien kanker yang menjalani

kemoterapi dengan atau tanpa terapi puasa dan Al-Quran. Data yang diperoleh

kemudian diolah menjadi bentuk persentase dan disajikan dalam bentuk tabel.

Semua parameter di tes menggunakan uji distribusi normal Kolmogorov-

Smirnov dengan penyesuaian uji Bonferroni ketika evaluasi dalam subgroupnya.

Uji parameter distribusi normal, jika perlu setelah transformasi log diringkas

sebagai mean dan standar error dibandingkan menggunakan sampel T-test

independen untuk kelompok independen atau paired t-test untuk kelompok

berpasangan. Parameter yang tidak terdistribusi secara normal diringkas sebagai

median dan dibandingkan menggunakan uji Mann-Whitney untuk kelompok

independen atau Wilcoxon signed rank test untuk kelompok berpasangan. Data

pasien yang berbeda dan siklus yang berbeda digabungkan untuk menguji

perbedaan antara titik waktu dan kelompok perlakuan. Semua tes adalah 2-tailed

dengan tingkat signifikansi 0,05. Semua data dianalisis menggunakan SPSS for

Windows (Groot et al, 2015). Bagi pasien yang melakukan terapi Al-Quran, data

yang terkumpul dianalisa secara deksiptif dan analitik menggunakan uji Wilcoxon

Sign Rank Test untuk melihat tingkat kecemasan (Hammad, 2010)..

3.7 Sistematika Pembahasan

1. Evaluasi parameter metabolik, endokrin dan hematologik pada pasien kanker

dengan terapi puasa

Pada bab ini, akan menjelaskan mengenai evaluasi parameter metabolik

meliputi insulin, glukosa, insulin growth factor 1 (IGF-1) dan insulin growth factor

binding protein 3 (IGF-BP3) pada pasien kanker dengan atau tanpa terapi puasa.

Page 37: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

32

Evaluasi parameter endokrin evaluasi parameter endokrin meliputi tiroid

stimulating hormon (TSH), trioodothyronine (T3) dan free thyroxine (FT4) pasien

kanker. Evaluasi parameter hematologik meliputi eritromosin, trombosit dan total

leukosit pasien di Rumah Sakit X. Hasil parameter tersebut diuji dengan SPSS dan

dibandingkan dengan beberapa penelitian dan buku lainnya mengenai parameter

metabolik, endokrin dan hematologik terhadap perkembangan penyakit kanker.

2. Efektivitas puasa terhadap kanker melalui evaluasi rekam medis dan

perkembangan terapi dengan kuisoiner

Pada bab ini, akan menjelaskan mengenai efektivitas puasa terhadap kanker

melalui evaluasi rekam medis dengan parameter metabolik, endokrin dan

hematologik dan evaluasi terapi melalui kuisoiner dengan menklasifikasikan

pengalaman efek samping mulai dari ringan, sedang dan berat sesuai dengan

CTCAE v.4.03. Hasil efektivitas puasa di evaluasi melalui rekam medis dan

kuisoiner dibandingkan dengan kelompok terapi tanpa puasa. Parameter lainnya

didapatkan dari beberapa penelitian dan buku lain yang terkait.

3. Efektivitas terapi Al-Quran terhadap kanker

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai efektivitas terapi Al-Quran yang

dibuktikan dari pengumpulan data melalui kuesioner lembar kecemasan dinilai

berdasarkan Hamilton Anxiety Rating Scale serta dianalisis melalui uji Wilcoxon

Sign Rank Test.

4. Pembuktian dalil Al-Quran dan hadist mengenai puasa terhadap kanker

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai bukti klinis efektivitas puasa

berdasarkan Al-Quran dan Hadist terhadap penyakit kanker melalui hasil evaluasi

rekam medis dan kuisoiner terapi puasa terhadap pasien kanker di Rumah Sakit X.

5. Feasibilitas Terapi Puasa dan Al-Quran terhadap pasien kanker

Pada bab ini, menjelaskan mengenai kelayakan terapi puasa dan Al-Quran

terhadap pasien kanker yang diukur dari perkembangan terapi dibandingkan dengan

pasien tanpa terapi puasa dan Al-Quran yang dievaluasi melalui hasil analisis efek

samping pasien dengan atau tanpa terapi.

Page 38: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

vi

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad bin Muhammad Al-Qasthalani. 2014. Syarah Shahih Bukhari. Zamzam:

Solo

Akmal Mutaharoh. Et al. 2010. Ensiklopedia Kesehatan Untuk Umum. Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media

Al-Asqalani, Ibnu Hajar. 2003. Fathul Baari Syarah Shahih Al-Bukhari. Dar Al-

Kotob Al-Ilmiyah: Beirut-Libanon

Al-Munzdiry, Hafidz. 1992. Mukhtasar Sunan Abi Daud. CV. Asy Syifa’:

Semarang

Al-Quran Al-Kariim

American Cancer Society. 2018. Sign and Symptoms of Cancer. Diambil dari

https://www.cancer.org/cancer/cancer-basics/signs-and-symptoms-of-

cancer.html&xid=17259,15700019,15700124,15700149,15700186,157001

90,15700201,15700214&usg=ALkJrhgilej40COo5FsgHJrVfT4J0Ifziw.

Diakses pada hari Senin, 15 Oktober 2018

Ammi Nur Baits. 2012. Derajat Hadist: “Berpuasalah Maka Kamu Akan Sehat”.

Diambil dari https://konsultasisyariah.com/12786-derajat-hadis-

berpuasalah-maka-kamu-akan-sehat.html. Diakses pada hari Kamis, 25

Oktober 2018

An-Najjar, Zaglul. Abdul Daim Kahil. 2012. Ensiklopedia Mukjizat Ilmiah Al-

Quran dan Hadist. PT. Lentera Abadi: Jakarta

Aryanti. Bahtiar. Albayani. 2013. Efektivitas Pemberian Terapi Murotal Terhadap

Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Frktur di

Ruangan emuning Rumah Sakit Umum Provinsi NTB. Naskah Publikasi

Azizi, Fereidoun. 2010. Islamic Fasting And Health. Annual Nutrition &

Metabolism;56:273-282

Bahammam, Abdullah Salim Umar. 2014. Fiqh Ibadah Bergambar. Mutiara

Publishing: Jakarta

Bauersfeld, Stephan P. Christian S. Kessler. Et al. 2018. The Effect of Short-Term

Fasting on Quality of Life and Tolerance to Chemotherapy in Patients With

Breast and Ovarian Cancer: A Randomized Cross-Over Pilot Study. BMC

Cancer; 18:476

Berrington, De Gonzalez. Et al. 2009. Projected Cancer Risks From Computed

Tomographic Scan Performed in The United States in 2007. Arch. Intern.

Medi. 169(22):2071-7

Brunicardi, F. Charles. 2010. Schwartz’s Principles of Surgery. USA: Mc-Graw

Hill Company

Campbell KL. Kam JWY. Et al. 2014. Effect of Exercise on Cancer-Associated

Cognitive Dysfunction: A Proof of Concept RCT. American Society of

Clinical Oncology

Page 39: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

vii

Crosta P. 2010. What is Cancer. Medical News Today. Diambil dari

http://www.medicalnewstoday.com/info/cancer-

oncology/whatiscancer.php. Diakses pada hari Senin, 15 Oktober 2018

Dorff, Tanya B. Susan Groshen. Et al. 2016. Safety and Feasibility of Fasting in

Combination With Platinum-Based Chemotherapy. BMC Cancer;16:360

Efri, A. Al Balkary. 2014. Panduan Puasa Terlengkap. PT Gelora Aksara Pratama:

Jakarta

Febby Fitriani. Trimelia Suprihattiningsih. 2016. Terapi Bacaan Al-Quran Melalui

Media Audio Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Kanker Payudara Yang

Menjalani Kemoterapi. Naskah Publikasi

Ferguson RJ. Mc Donald BC. Et al. 2012. Development of CBT for Chemotherapy-

Related Cognitive Change: Result of Waitlist Control Trial. Psycho-

Oncology. 21(2):176-86

Gokal K. Munir F. Et al. 2012. Can physical activity help to maintain cognitive

functioning and psychosocial wellbeing among breast cancer patients

treated with chemotherapy? Arandomised controlled trial: study protocol.

BMC Public Health. 15:414

Gottlieb E. Armor SM. Et al. 2003. Mitochondrial Membrane Potential Regulates

Matrix Configuration and Cytochrome C Release During Apoptosis. Cell

Death Differ. 10:709-717

Greenberg, RA. 2005. Telemore, Crisis and Cancer. Currenct Moleculer Medicine.

5(2):213-8. Doi: 10.2174

Groot, Stefanie de. Maaike PG Vreewijk. et al. 2015. The Effects of Short-Term

Fasting on Tolerance to (Neo) Adjuvant Chemotherapy in HER2-Negative

Breast Cancer Patient: A Randomized Pilot Study. BMC Cancer; 15:652

Hammad. 2010. Peran Terapi Al-Quran Terhadap Kecemasan dan Imunitas Pasien

Hospitalisasi. Jurnal Ners. Vol.4 No.2: 110-115

Hanahan D. Weinberg RA. 2000. The Hallmarks of Cancer. Sel. 100 (1):57-70.

Doi: 10.1016/s0092-8674(00)81683-9

Hanahan D. Weinberg RA. 2011. Hallmark of Cancer: The Next Generation. Sel.

144(5):646-74. Doi:10.1016/j.cel 2011.02.013

Hashim, Rosyafirah. Munirah Sha’ban. Zainul Ibrahim Zainuddin. 2017. Healing

With Sound: Exploring Possible Application of Quranic Recitation in Cell

Culture. Journal of Revelation and Science Vol. 07 No. 01: 32-41

Hisyam Thalbah, Ensiklopedia Mukjijzat Alquran dan Hadis, (Jakarta: PT Sapta

Sentosa, Cet, III, 2009), Jilid III, h. 100.

HR At-Tirmidzi (2380), Ibnu Majah (3349), Ahmad (4/132), dan lain-lain. Dan

hadits ini di-shahih-kan olehAl-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah

(2265)

IARC. 2018. Indonesia Source: Globacan 2018. International Agency for Research

on Cancer. WHO

Page 40: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

viii

IARC. 2018. World Source: Globacan 2018. International Agency for Research on

Cancer. WHO

Imam, Musbikin. 2013. Obati Kankermu Dengan Mukjizat Puasa. Sabil: Jogjakarta

Jejah, Musfah. 2004. Risalah Puasa, Menjadikan Bulan Ramadhan Sebagai Bulan

Penuh Pahala. Hijrah: Yogyakarta

Jones, RA. Petrik JJ. Et al. 2010. Preneoplastic Changes Persist After IGF-IR

Downregulation and Tumor Regression. Oncogene: 29;4779-86

Lee C. Safdie FM. Et al. 2010. Reduced Levels of IGF-1 Mediate Differential

Protection of Normal and Cancer Cells in Response to Fasting and Improve

Chemotherapeutic Index. Cancer Res. Vol.70 No. 1563-1572

Kesler S. Hadi Hosseini SM. Et al. 2013. Cognitive Training for Improving

Excecutive Functioning in Chemotherapy-Treated Breast Cancer Survivor.

Clinical Breast Cancer. 13(4):299-306

Keyvani, Vahideh. Mohammad Amin Kerachin. 2014. The Effect of Fasting on The

Important Molecular Mechanisms Related to Cancer Treatment. Journal of

Fasting and Health. Vol.2 no.3

Laksono, Sony P. Qomariyah. Endang Purwaningsih. 2011. Persentase Distribusi

Penyakit Genetik dan Penyakit Yang Dapat Disebabkan Oleh Faktor

Genetik Di RSUD Serang. Majalah Kesehatan Pharma Medika. Vol.3 No.2

Lazebnik Y. 2010. What are The Hallmark of Cancer?. Nat. Rev. Cancer.

10(4):232-3

Lee, Changhan David. Sebastian Brandhorst. Et al. 2012. Fasting Cycles Retard

Growth of Tumor and Sensitize a Range of Cancer Types to Chemotherapy.

Science Translator Medicine. Vol.4. No.124

Longo, Valter et al. 2015. Puasa Menginduksi Efek Anti-Warburg Yang

Meningkatkan Respirasi Namun Mengurangi Sintesis ATP Untuk

Mempromosikan Apoptosis Pada Model Kanker Usus

Besar. Oncotarget Maret 2015

Maleki, Farzad. Hamideh Rashidian. Et al. 2018. Multicenter Survey of Ramadhan

Fasting Among Cancer Patient and Healthcare Professionals in The I.R.

Iran. Journal of BCCR. 10(1):3-11

McClatchey. 2012. Contact Inhibition of Poliferation Redux. Cell Biology. 24

(5):685-94. Doi: 10.1016

Musbikin, Imam. 2013. Obati Kankermu Dengan Mukjizat Puasa. Sabil: Jogjakarta

National Cancer Institute. 2009. Cancer. Diambil dari

https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancerterms/search?cont

ains=false&q=cancer. Diakses pada hari Jumat, 5 Oktober 2018

National Toxicology Program. 2010. Final Report on Carcinogen Background

Document For Formaldehyde. Diakses pada hari Senin, 15 Oktober 2018.

Noris Comprehensive Cancer Center. 2018. Short-Term Fasting in Reducing Side

Effect in Patient Receiving Chemotherapy for Advanced Solid Tumor.

Page 41: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

ix

Diambil dari https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/clinical-

trials/search/v?id=NCI-2010-00357&r=1. Diakses pada hari Selasa, 16

Oktober 2018

O'Reilly, KM. Mclaughlin AM, Beckett WS. Sime PJ. 2007. Asbestos-related lung

disease. American family physician. 75 (5): 683–8. PMID 17375514

Priyatin, Cici. Elisa Ulfiana. Sri Sumarni. 2013. Faktor Resiko Yang Berpengaruh

Terhadap Kejadian Kanker Payudara Di RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Jurnal Kebidanan. Vol.2 No.5

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2015. Infodatin: Stop Kanker.

Kementrian Kesehatan RI.

Raffaghello, L. Lee C. Et al. 2008. Starvation-Dependent Differential Stress

Resistance Protects Normal But Not Cancer Cell Againts High-Dose

Chemotherapy. Proc. Natl. Acad. Sci. USA: 105:8215-8220

Ramadhani, et al. 2016. Alquran vs Sains Modern Menurut Dr. Zakir Naik. Sketsa.

Indonesia. ISBN: 9789797020385

Safdie, Fernando M. Tanya Dorff . Et al. 2009. Fasting and Cancer Treatment in

Humans; A Case Series Report. AGING; 1:988-1007

Setyaningsih, Wijana. Suharmilah. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan

Dengan Tingkat Depresi Pada Pasien Kanker Payudara Yang Sudah

Mendapatkan Terapi di Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto.

Naskah Publikasi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas

Jenderal Soedirman. Purwokerto

Seyfried, Thomas N. Leanne C. Huysentruyt. 2013. On The Origin Of Cancer

Metastasis. Crit Rev Oncog; 18(1-2): 43-73

Sonnenschein C. Soto AM. 2013. The Aging of The 2000 and 2011 Hallmarks of

Cancer Review: A Critique. Journal BioScientific. 38(3): 651-63

Surnayati, Shepti Shinta. 2011. 14 Penyakit Paling Sering Menyerang dan Sangat

Mematikan. Yogyakarta: Flashbooks

Tjay, Tan Hoan. Kirana Rahardja. 2013. Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan

dan Efek=-Efek Sampingnya. Edisi Keenam (Edisi Revisi). Jakarta. PT.

Elex Media Komputindo

Ulfah, Zakiah. 2016. Manfaat Puasa Dalam Perspektif Sunnah dan Kesehatan.

Skripsi. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Van, Jihl. F. Kruptiza. G. Mikulits W. 2011. Initial Steps of Metastasis: Cell

Invasion and Endothelial Transmigration. Mutation Research. 728 (1-

2):23-34

Weinberg, RA. 2007. The Biology of Cancer. New York: Garland Science

WHO. 2005. Cancer Conrol Knowledge into Action: WHO Guide for Effective

Programmes Diagnosis and Treatment. Diambil dari

http://www.who.int/cancer/modules/FINAL_Module_4.pdf. Diakses pada

hari Senin, 15 Oktober 2018.

Page 42: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

x

WHO. 2018. Cancer. Diambil dari http://www.who.int/cancer/en/. Diakses pada

hari Jumat, 5 Oktober 2018.

WHO. 2018. Indonesia. Non Communicable Diseases (NCD) Country Profile.

Diambil dari http://www.who.int/nmh/countries/idn_en.pdf, diakses pada

hari Jumat, 5 Oktober 2018

WHO. 2018. Top 10 Causes of Death. Diambil dari

http://www.who.int/gho/mortality_burden_disease/causes_death/top_10/en

/. Diakses pada hari Jumat, 5 Oktober 2018

Zur, Hausen H. 1991. Viruses in Human Cancers. Science. 254(5035):1167-73

Page 43: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

xi

sebel

um

seb

elu

m

Evaluasi Rekam Medis dan Kuisioner

LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema Penelitian

Proposal Penelitian

Program Studi Farmasi

Perizinan: Surat dari Kepala Prodi

kepada Direktur Rumah Sakit

Rumah Sakit di Solo

Etika Penelitian Manusia

Penjelasan prosedur

penelitian Bagian Rekam Medis

Observasi

Kuisioner

Sosialisasi

Kuisioner

Pengumpulan data Analisis data

Penulisan laporan hasil

Perlakuan

Kelompok A : perlakuan terapi

Kelompk B : kontrol negatif

(tanpa terapi puasa)

Sesu

dah

Sesu

dah

Page 44: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

xii

Lampiran 2. Data Collection

A. Identitas Pasien

No. RM :

Nama/Jenis

Kelamin :

Alamat :

Umur/BB/TB/IMT

:

Riwayat Alergi :

Diagnosa :

Alasan MRS :

Stadium :

Siklus :

Rujukan dari :

RPD :

Tgl MRS/KRS :

Keterangan

KRS :

Nama Dokter :

Status Px:

Riwayat

Pengobatan :

Komplikasi :

Komorbid :

B. Data Laboratorium

Data Lab Nilai Rujukan Data Lab Nilai Rujukan

GDS 140 mg/dl PLT 150-400 (103/µl)

HB 13,5-16,5 g/dl RDW 11-16%

Ureum 10-50 mg/dl RDW-SD 37.0-54.0 fL

Kreatinin L(<1,3); P(<1,1)

mg/dl RDW-CV 10.0-54.0%

SGOT <38 U/L PDW 10.0-18.0 fL

SGPT <41 U/L MPV 6.5-11 fL

Albumin 3,5 – 5,0 gr/dl P-LCR 13.0-43.0%

Asam Urat P (2,4-5,7) L(3,4-

7,0) mg/dl PCT 0.15-0.5%

Natrium 136-145 mmol/l NRBC 0.00-99 (103/µL)

Kalium 3,5-5,1 mmol/l NEUT 52.00-75 (103/µL)

Klorida 97-131 mmol/l LYMPH 20.0-40.0 (103/µL)

WBC 4.00-10.00

(105/µL) MONO 2.00-8.00 (103/µL)

RBC 4.00-6.00

(106/µL) Eo 1.00-3.00 (103/µL)

HGB 12.0-16.0 g/dl BASO 0.00-0.1 (103/µL)

MCV 80-97 fL HCT 35-47%

Page 45: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

xiii

C. Data Pengobatan

No Nama Obat Dosis Rejimen Lama Pemberian Tanggal Siklus

D. Pemeriksaan Penunjang

No Jenis Pemeriksanaan Tanggal Kesimpulan

E. Keluhan pasien

No Penyakit lain yang diderita

Page 46: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

xiv

Lampiran 3. Kuisioner Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Wawancara

Identitas Interview :

Tanggal Wawancara:

Waktu Wawancara :

Lokasi Wawancara :

Wawancara ke :

Keterangan : sebelum/sesudah penyuluhan

Jenis Pertanyaan Pertanyaan

Rapport 1. Menanyakan kabar dan sebagainya

2. Konfirmasi kesediaan dalam mengikuti wawancara

Identitas responden 1. Siapa nama anda?

2. Berapa usia anda?

3. Dimana anda tinggal?

4. Bagaimana riwayat pendidikan yang anda miliki?

Aktivitas harian 1. Apa aktivitas harian anda?

2. Bagaimana latar belakang keluarga anda?

Riwayat kanker 1. Bagaimana diagnosa penyakit anda?

2. Berapa lama anda mengalami kanker?

3. Kanker stadium berapa penyakit anda?

4. Bagaimana assosiasi co-morbiditas anda?

5. Bagaimana terapi kanker yang sering anda jalani?

6. Apakah anda merasakan efek samping dari terapi yang

anda jalani?

Pengalaman puasa

dan membaca atau

mendengarkan Al-

Quran

1. Apakah anda pernah berpuasa?

2. Jika iya, berapa kali anda berpuasa?

3. Bagaimana pengalaman puasa anda?

4. Apakah anda bisa membaca Al-Quran?

5. Jika iya, berapa lembar anda membaca Al-Quran?

Pengetahuan tentang

puasa dan Al-Quran

1. Apakah yang anda dapatkan dari penyuluhan ini?

(sesudah penyuluhan)

2. Apakah anda mengenai tentang puasa?

3. Apakah anda mengetahui khasiat dari puasa?

4. Apakah anda percaya khasiat dari puasa?

5. Apakah anda mengetahui khasiat dari terapi Al-Quran?

6. Apakah anda percaya khasiat dari terapi Al-Quran?

Tanggapan Dokter

Onkologi

1. Bagaimana rekomendasi dokter onkologi perihal terapi

puasa dalam terapi anda?

Kesediaan pasien 1. Apakah anda bersedia untuk menjadi sampel dalam

penelitian Evaluasi Efektivitas dan Feasibilitas Terapi

Puasa dan Al-Quran Terhadap Pasien Kanker di Rumah

Sakit X?

2. Apakah anda bersedia untuk menerapkan puasa

disamping terapi kanker yang anda jalani?

3. Apakah anda bersedia mengikuti prosedur dalam

penelitian?

Page 47: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

xv

Lampiran 4. Kuisioner Sebelum dan Sesudah Terapi

Wawancara

Identitas Interview :

Tanggal Wawancara:

Waktu Wawancara :

Lokasi Wawancara :

Wawancara ke :

Keterangan : sebelum/sesudah Terapi

Jenis Pertanyaan Pertanyaan

Rapport 1. Menanyakan kabar dan sebagainya

2. Konfirmasi kesediaan dalam mengikuti wawancara

Identitas responden 1. Siapa nama anda?

2. Berapa usia anda?

3. Dimana anda tinggal?

4. Bagaimana riwayat pendidikan yang anda miliki?

Aktivitas harian 1. Apa aktivitas harian anda?

2. Bagaimana latar belakang keluarga anda?

Riwayat kanker 1. Bagaimana diagnosa penyakit anda?

2. Berapa lama anda mengalami kanker?

3. Kanker stadium berapa penyakit anda?

4. Bagaimana assosiasi co-morbiditas anda?

5. Bagaimana terapi kanker yang sering anda jalani?

6. Apakah anda merasakan efek samping dari terapi

yang anda jalani?

Tanggapan Dokter

Onkologi

1. Bagaimana rekomendasi dokter onkologi perihal

terapi puasa dalam terapi anda?

2. Bagaimana evaluasi dari dokter onkologi perihal

terapi puasa anda?

Pengalaman puasa 1. Apakah jenis puasa yang anda terapkan?

2. Apakah yang anda rasakan selama berpuasa?

3. Bagaimana pengalaman puasa anda?

4. Apakah terdapat keluhan selama berpuasa?

Pengalaman

membaca Al-

Quran

1. Apakah anda bisa membaca Al-Quran?

2. Berapa lembar sering anda membaca Al-Quran

sehari?

3. Bagaimana pengalaman anda mengikuti terapi Al-

Quran?

4. Apakah terdapat keluhan selama terapi?

1. Apa saran dan kritik anda dalam penelitian ini?

Page 48: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

xvi

Lampiran 5. Kuesioner Tingkat Kecemasan Hamilton Rating Scale for Anxiety

Nomor Responden :

Nama Responden :

Tanggal Pemeriksaan :

PETUNJUK:

Berilah tanda silang (X) pada kolom nilai angka (score). 0= jika tidak ada gejala,

1= jika gejala ringan, 2= jika gejala berat, 4= jika gejala berat sekali.

NO Gejala Kecemasan

Nilai Angka (Score)

0: tidak ada

gejala

1:ringa

n

2:sedan

g

3:bera

t

4:berat

sekali

1. Perasaan Cemas

Cemas

Firasat Buruk

Takut akan pikiran sendiri

Mudah tersinggung

2 Ketegangan

Merasa tegang

Lesu

Tidak bisa istirahat tenang

Mudah terkejut

Mudah menangis

Gemetar

Gelisah

3 Ketakutan

Pada gelap

Pada orang asing

Ditinggal sendiri

Pada binatang besar

Pada keramaian lalu lintas

Pada kerumunan orang banyak

4 Gangguan Tidur

Suka tidur

Terbangun malam hari

Tidur tidak nyenyak

Bangun dengan lesu

Banyak mimpi-mimpi

Mimpi buruk

Mimpi menakutkan

5 Gangguan Kecerdasan

Sukar konsentrasi

Daya ingat menurun

Daya ingat buruk

Page 49: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

xvii

6 Perasaan Depresi

Hilangnya minat

Berkurangnya kesenangan

pada hobi

Sedih

Bangun dini hari

Perasaan berubah-ubah

seharian

7. Gejala Somatik atau fisik

Sakit dan nyeri di otot

Kaku

Kedutan otot

Gigi gemerutuk

Suara tidak stabil

8 Gejala somatik atau fisik

(sensorik)

Telinga berdenging

Penglihatan kabur

Muka merah atau pucat

Merasa lemas

Perasaan ditusuk-tusuk

9 Gejala Kardiovaskuler

Denyut jantung cepat

Berdebar-debar

Nyeri di dada

Denyut nadi mengeras

Rasa lesu atau lemas

Detak jantung menghilang

1

0

Gejala Respiratory

Rasa tertekan atau sempit di

dada

Tercekik

Sering menarik nafas

Nafas pendek atau sesak

1

1

Gejala Gastrointestinal

Sulit menelan

Perut melilit

Gangguan pencernaan

Nyeri sebelum dan sesudah

makan

Perasaan terbakar di perut

Page 50: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

xviii

Rasa penuh

Mual

Muntah

BAB lembek

Sukar BAB

Kehilangan berat badan

1

2

Gejala Autonom

Mulut kering

Mulut merah

Mudah berkeringat

Kepala pusing

Kepala terasa berat

Kepala terasa sakit

Bulu-bulu berdiri

1

3

Tingkat Laku

Tidak tenang

Jari gemetar

Kerut kening

Muka tegang

Otot tegang

Nafas pendek dan cepat

Muka merah

semua kriteria dijumlah meliputi 14 parameter dengan hasil skor menyatakan

bahwa:

< 14 = tidak ada kecemasan

14 - 20 = tingkat kecemasan ringan

21 - 27 = tingkat kecemasan sedang

28 - 41 = tingkat kecemasan berat

>41 = tingkat kecemasan sangat berat

Page 51: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

xix

Lampiran 6. Kuesioner PRO-CTCAE (Patient Report Outcomes Version Of The

Common Terminology Criteria For Adverse Event)

Nomor Responden :

Nama Responden :

Jenis Kanker :

Tanggal Pemeriksaan :

Kelompok : Puasa/Al-Quran/Al-Quran dan Terapi/Tanpa Perlakuan

Untuk setiap pertanyaan, silahkan cek atau tandai X dalam lembar yang

tersedia yang paling menggambarkan pengalaman Anda selama 2 minggu

terakhir

No Gejala Tingkat Gejala yang dirasakan

Tidak Ringan Parah Sangat parah

1. Mulut Kering

2. Kesulitan menelan

3. Mulut/luka tenggorokan

4. Retak di sudut mulut

5. Perubahan kualitas suara

6. Suara serak

7. Perubahan rasa makanan/minuman dalam mulut

8. Nafsu makan menurun

9. Mual

10. Muntah ketika makan

11. Mulas

12. Perut kembung

13. Cegukan

14. Sembelit

15. Diare

16. Sakit perut

17. Inkontinesia tinja

18. Sesak nafas

19. Batuk

20 Pembengkakan pada kaki/tangan

21. Palpitasi jantung (jantung berdebar-debar)

22. Kulit kering

23. Jerawat pada wajah atau dada

24. Rambut rontok

25. Gatal

26. Gatal-gatal berupa benjolan

27. Kesemutan

28. Pusing

29. Penglihatan kabur

30. Mata berair

31. Dengung di telinga

32. Gangguan konsentrasi

33. Menurunnya daya ingat

Page 52: PROPOSAL SKRIPSI EVALUASI EFEKTIVITAS DAN FEASIBILITAS

xx

34. Nyeri pada bagian tertentu

35. Sakit kepala

36. Nyeri otot

37. Nyeri sendi

38. Insomnia

39. Kelelahan

40. Gelisah

41. Tidak ada yang bisa menghibur

42. Sedih

43. Menstruasi yang tidak peratur

44. Keputihan

45. Nyeri buang air kecil

46. Merasa ingin selalu buang air kecil

47. Frekuensi waktu buang air kecil

48. Perubahan warna urine biasa

49. Kehilangan kendali urine dalam kegiatan sehari-hari

50. Kesulitan dalam menjaga atau mendapatkan ereksi

51. Penurunan libido

52. Terntunda orgasme

53. Tidak dapat memiliki orgasme

54. Pembengkakan payudara dan nyeri

55. Mudah memar

56. Panas dingin

57. Peningkatan keringat

58. Penurunan keringat

59. Mimisan

60. Rasa sakit dan bengkak di tempat suntikan

61. Bau badan

62.

Gejala Lain:

1. .......................................................

2. .......................................................

3. .......................................................

4. .......................................................

(sumber: National Cancer Institute, 2017)