proposal skb fixx 1

22
PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS BUBBLE WAFFLE OLEH KELOMPOK 1 MARIZHA DWI RAHAYU NIM C1C010004 YOSHITA ELSYANTI NIM C1C010006 NORA LELITA LUBIS NIM C1C010010 AMELIA SUSANTI NIM C1C010014 RURY RIZKY HANDAYANI NIM C1C010022 ANISA IRA WIANSYAH NIM C1C010028 ROMIAH NIM C1C010030 NILA ERSYA NIM C1C010038 FENNY FITRIANI NIM C1C010050

Upload: yoshita-elsyanti

Post on 30-Dec-2014

433 views

Category:

Documents


56 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Skb Fixx 1

PROPOSAL

STUDI KELAYAKAN BISNIS

BUBBLE WAFFLE

OLEH KELOMPOK 1

MARIZHA DWI RAHAYU NIM C1C010004

YOSHITA ELSYANTI NIM C1C010006

NORA LELITA LUBIS NIM C1C010010

AMELIA SUSANTI NIM C1C010014

RURY RIZKY HANDAYANI NIM C1C010022

ANISA IRA WIANSYAH NIM C1C010028

ROMIAH NIM C1C010030

NILA ERSYA NIM C1C010038

FENNY FITRIANI NIM C1C010050

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS JAMBI

2013

Page 2: Proposal Skb Fixx 1

KERANGKA FORMAT PROPOSAL

STUDI KELAYAKAN BISNIS

BUBBLE WAFFLE

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia tidak akan pernah terlepas dari hal-hal yang berhubungan dengan

makanan. Bahkan ketika bayi dalam kandungan pun membutuhkan makanan.

Industri makanan tidak akan pernah mati, karena makan telah menjadi suatu

kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Setiap manusia

membutuhkan makan untuk mendapatkan energi dari gizi yang diperoleh melalui

makanan tersebut. Sekarang ini, telah banyak berbagai jenis makanan yang dapat

dibuat oleh manusia. Keinginan manusia untuk menikmati berbagai macam varian

makanan semakin berkembang. Hal ini dipengaruhi karena selera dari setiap

individu tidak selalu sama. Di dalam cara makan sendiri, terdapat berbagai menu

yang dibuat sebelum masuk ke hidangan pokok dan setelah menikmatinya.

Hidangan pertama biasa disebut Appetizer, hidangan kedua disebut Main Course,

hidangan ketiga disebut Dessert.

Menu-menu seperti itu biasa disajikan di tempat-tempat tertentu yang

terkesan lebih mewah dan mahal. Hal ini akan memberikan kesenjangan bagi

mereka yang ingin mencicipi dan menikmati hidangan yang terbilang mewah.

Berangkat dari fakta yang ada, kami merencanakan dan berniat untuk membuat

suatu proposal bisnis yang terkait dengan menu Dessert yang biasa disajikan di

restoran-restoran mewah. Judul proposal kami yaitu “Bubble Waffle”. Bubble

Waffle merupakan salah satu bentuk usaha kuliner yang menawarkan cemilan

Page 3: Proposal Skb Fixx 1

cepat saji. Mencicipi waffle di sore hari sambil menyeruput segelas minuman

hangat atau dingin, memang bukan hal lumrah di negeri ini. Kebiasaan seperti itu

biasa ditemui di Eropa Barat atau Belgia, negara asal cemilan manis ini.

Kendati merupakan jajanan khas negeri seberang, hal ini tidak

mengurungkan niat sejumlah pelaku usaha di Indonesia terjun ke bisnis waffle.

Salah satunya usaha waffle yang cukup terkenal di Asia Bernama “Asia Waffle“

franchise dari “Hongkong”, Saat ini, gerai mitra Asia Waffle mencapai 11 unit

yang tersebar di sejumlah daerah, seperti di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Solo,

Semarang, dan Banjarmasin

Bisnis ini dilatarbelakangi karena tidak meratanya jumlah masyarakat yang

dapat menikmati cemilan seperti Waffle. Kesan Prestise yang melekat dalam

Dessert ini membuat masyarakat enggan untuk membelinya. Di sisi lain, kurang

tersedianya tempat khusus yang menyediakan penjualan Waffle juga menjadi

kendala bagi masyarakat untuk memperolehnya. Bentuk usaha ini menyajikan

menu berupa waffle dengan berbagai variant rasa. seperti vanila, stroberi, pandan,

dan cokelat. Untuk menambah rasa lezat, pelanggan bisa membubuhi dengan

aneka topping sesuai dengan selera, seperti chocochips dan keju.

Dari pemikiran inilah kami mempunyai ide untuk membuat bisnis

makanan” bubble waffle”. Dalam memulai usaha dalam bidang apapun, maka

yang pertama kali harus diketahui adalah peluang pasar dan bagaimana menggaet

order. Bagaimana peluang pasar yang hendak kita masuki dalam bisnis kita dan

bagaimana cara memperoleh order tersebut. Yang kedua adalah kita harus mampu

menganalisa keunggulan dan kelemahan pesaing kita dan sejauh mana

kemampuan kita untuk bersaing dengan mereka baik dari sisi harga, pelayanan

Page 4: Proposal Skb Fixx 1

maupun kualitas. Yang ketiga adalah persiapkan mental dan keberanian memulai.

Singkirkan hambatan psikologis rasa malu, takut gagal dan perang batin antara

berkeinginan dan keraguan. Jangan lupa harus siap menghadapi resiko, dimana

resiko bisnis adalah untung atau rugi.

Semakin besar untungnya maka resikonya pun semakin besar. Yang

terpenting adalah berani mencoba dan memulai. Lebih baik mencoba tetapi gagal

daripada gagal mencoba.kebanyakan konsumen waffle adalah remaja dan anak

muda yang pada dasarnya senang makan dan berkumpul bersama teman-

temannya. Dan waffle merupakan santapan yang pas dinikmati sebagai teman

ngobrol atau sekedar kumpul-kumpul seperti yang banyak dilakukan anak-anak

muda. Otomatis hal ini akan mendatangkan keuntungan tersendiri bagi sang

pemilik usaha.

B. Gambaran Umum Potensi Usaha

Jika kita melihat prospek makanan atau kuliner di daerah Jambi yang

cukup bagus, maka apabila kita memposisikan diri sebagai pelaku usaha maka

yang akan terlintas pertama kali di benak kita adalah bagaimana menciptakan

sebuah unit usaha bisnis yang prospektif dan menguntungkan dalam jangka

pendek dan jangka panjang sebagai tempat untuk melakukan investasi. Pemikiran

yang kedua adalah dengan modal yang pas – pasan, produk apa yang akan kita

produksi sehingga memunculkan permintaan pasar dan dapat memberikan

keuntungan bagi kita. Kiranya pemikiran tersebut pantas muncul ketika kita

semua terhimpit pada kondisi ekonomi yang sulit.

Oleh karena itu, kita perlu untuk melakukan analisis mengenai hal – hal

yang potensial untuk melakukan usaha agar mampu memberikan manfaat

Page 5: Proposal Skb Fixx 1

ekonomi bagi kita. Dengan berbekal prospek bisnis kuliner yang cemerlang di

daerah Jambi, serta tingginya minat masyarakat Jambi terhadap makanan ringan

atau cemilan, maka hal ini memungkinkan untuk terbukanya peluang dalam

menjalankan usaha yang berkaitan dengan hal tersebut. Salah satu bentuk usaha

bisnis yang bisa dijalankan adalah dengan mendirikan usaha cemilan yang

dinamakan “Bubble Waffle”. Selain mengacu pada fakta diatas, mungkin juga

sebagai alasan mengapa usaha tersebut punya peluang karena jenis cemilan yang

ada dalam usaha kami yaitu waffle belum terlalu dikenal oleh masyarakat Jambi

sehingga rasa penasaran dapat menggugah ketertarikan pada usaha ini.

Page 6: Proposal Skb Fixx 1

BAB II

ASPEK UMUM DAN ORGANISASI

A. Nama Unit UsahaUnit usaha ini diberi nama Bubble Waffle dikarenakan produk andalan

usaha ini adalah waffle yaitu makanan ringan yang berasal Eropa. Bentuk dari

waffle ini bergelembung dengan topping yang bervarian.

Nama organisasi : Bubble Waffle

Jenis organisasi : Outlet makanan ringan

Pemilik : Marizha Dwi Rahayu

Yoshita Elsyanti

Nora Lelita Lubis

Amelia Susanti

Rury Rizky Handayani

Anisa Ira Wiansyah

Romiah

Nila Ersya

Fenny Fitriani

Alamat : Thehok, Kota Jambi

B. Organisasia. Bagan Organisasi

Page 7: Proposal Skb Fixx 1

Bagan organisasi tersebut di buat agar memudahkan mengenai kepemimpinan

organisasi dan dalam pembagian pekerjaan sesuai dengan divisi masing – masing.

b. Tingkat Jabatan

Pimpinan, Manajer, karyawan.

C. Personalia

a. Kebutuhan tenaga kerja

Dalam menjalankan usaha, Kami membutuhkan tenaga kerja dengan

rincian sebagai berikut :

Pimpinan 1 orang

Manajer 3 orang

Karyawan yang terdiri dari :

Juru Masak 2 orang

Kasir 1 orang

Pramusaji 2 orang

b. Tingkat balas jasa

Tingkat balas jasa berupa gaji, training, bonus prestasi dan bingkisan THR.

Page 8: Proposal Skb Fixx 1

BAB III

ASPEK PEMASARAN

A. Segmentasi, Targeting dan Positioning

a. Segmentasi

Yang menjadi segmen dari usaha outlet Bubble Waffle adalah semua

kalangan.

b. Targeting

Yang menjadi target market adalah anak-anak, remaja, dewasa, komunitas

anak muda, dan orang tua.

c. Positioning

Kami ingin menciptakan image atau citra usaha di benak konsumen

sebagai usaha makanan ringan yang murah, lezat, nyaman dan membuat

konsumen terus tertarik pada usaha ini.

B. Permintaan

Perkembangan permintaan akan kuliner semakin meningkat seiring dengan

bervariasinya selera masyarakat serta meningkatnya gaya hidup masyarakat.

Prospek permintaan akan kuliner di masa datang diprediksi meningkat secara

signifikan. Apalagi dalam usaha makanan ringan atau cemilan. Sebab

pertumbuhan kuliner untuk restoran meningkat, sedangkan untuk usaha cemilan

belum terlalu berarti. Sehingga dipastikan selera konsumen dapat berubah ke

makanan ringan.

C. Penawaran

Penawaran akan usaha kuliner berupa cemilan masih tergolong biasa-biasa

saja. Apalagi untuk produk waffle yang tergolong langka karena belum ada yang

Page 9: Proposal Skb Fixx 1

berinisiatif untuk membuka ini di Jambi. Nama makanan ini belum terlalu

familiar bagi masyarakat Jambi. Dan nantinya akan memancing keingintahuan

mereka untuk mencobanya. Waffle digemari dan dapat dikonsumsi hampir

seluruh kalangan. Serta rasanya yang bisa diterima oleh lidah masyarakat Jambi.

D. Persaingan

Jika bisnis ini berkembang, tentunya akan banyak yang melirik untuk

membuka usaha ini. Dan hal ini tentu akan menimbulkan persaingan. Kreatifitas

dan inovasi tentunya dituntut untuk mengatasi persaingan ini sehingga para

konsumen tetap setia pada produk ini.

E. Program Pemasaran

a. Pengembangan produk

Membuka bisnis melalui pembukaan outlet Bubble Waffle, yang

merupakan salah satu western food. Tujuan kegiatan ini adalah untuk lebih

memperkenalkan makanan khas eropa. Agar bisa dijadikan salah satu alternatif

makanan ringan untuk bersantai. Seiring bekembangnya jaman dan semakin

dikenalnya waffle oleh masyarakat Indonesia kini telah banyak beredar kedai atau

café yang menyajikan waffle sebagai menu utamanya. Waffle yang sangat cocok

dipadukan dengan berbagai topping membuat makanan ini mudah di kombinasi

sehingga konsumen memiliki banyak pilihan untuk menyantap waffle. Bisnis

waffle ini, masih terbilang jarang atau belum ada yang melakukan usaha ini

dengan membuka outlet di tempat umum. Kami mencoba membuat inovasi baru

cemilan waffle yang bisa di kosumsi di semua kalangan masyarakat khususnya

masyarakat di kota jambi.

b. Pengembangan wilayah pemasaran

Page 10: Proposal Skb Fixx 1

Pemasaran produk ini melalui pembukaan outlet didaerah Thehok di depan

Makam Pahlawan. Tempat ini dipilih sebagai wilayah pemasaran karena didaerah

ini sering dijadikan tempat para pemuda-pemudi untuk berkumpul atau

“nongkrong” bersama teman-teman atau keluarga. Hal ini yang menjadi peluang

bagi kami untuk memasarkan buble waffle tersebut. Dan secara strategis tempat

tersebut merupakan jalan yang terhubung dengan aktifitas lalu lintas jadi

pemasaran produk bisa di lihat oleh khalayak ramai .

c. Kegiatan promosi

Publikasikan produk untuk promosi dilakukan dengan cara penyebaran

informasi dari mulut kemulut , membagikan brosur dilingkungan kampus, ke

sekolah-sekolah dan tempat-tempat wisata serta pemasangan pamflet di outlet.

Selain dengan brosur promosi dapat dilakukan melalui media sosial seperti

membuat group di facebook dan akun twitter yang selalu mengupdate hal-hal

terbaru mengenai bubble wafle, seperti topping terbaru serta bentuk terbaru.

d. Strategi penetapan harga

Mengingat bahwa buble waffle ini belum ada dipasarkan di daerah jambi,

maka strategi harga yang ditetapkan disesuaikan dengan berbagai macam harga

cemilan, agar terjangkau oleh semua kalangan. Dari kondisi pasar yang sedang

berkembang, standar harga untuk cemilan yang biasa dikonsumsi masyarakat

sebesar Rp 5000,00 sampai dengan Rp 15000,00. Oleh karena itu dalam prospek

bisnis ini kami menetapkan harga untuk sepotong buble waffle sebesar Rp

6000,00 sampai dengan Rp. 9000,00

Page 11: Proposal Skb Fixx 1

BAB IV

ASPEK TEKNIS DAN OPERASI

A. Rencana pengembangan

a. Evaluasi lokasi

Lokasi yang kami pilih sebagai tempat beroperasinya usaha ini adalah

jalan Jendral Sudirman daerah Thehok kota Jambi tepatnya di trotoar depan

makam pahlawan Satria Bakti.

b. Sarana dan prasarana

Sarana yang kami gunakan untuk menunjang kegiatan usaha kami adalah

dengan memanfaatkan : gerobak, meja kursi, kalkulator, tenda, peralatan

memasak, cetakan waffle dan lain-lain. Sedangkan untuk prasarananya adalah

trotoar tepi jalan.

c. Tenaga ahli dan tenaga biasa

Tenaga ahli yang kami pekerjakan untun menunjang kelancaran usaha

kami adalah tenaga produksi, keuangan dan pemasaran. Sedangkan untuk tenaga

biasa yang digunakan adalah pramusaji.

d. Bahan-bahan utama

Bahan utama yang digunakan dalam usaha ini antara lain tepung terigu,

soda kue, baking powderfula pasir, telur ayam, vanili bubuk, margarin, susu cair,

krim, aneka buah segar, coklat, berbagai macam varian selai, kismis dll.

B. Rencana pengoperasian usaha

a. Proses operasi usaha

Page 12: Proposal Skb Fixx 1

Proses operasi perusahaan meliputi rencana penjualan, rencana persediaan

produk, penjadwalan pegawai, pengawasan kualitas pengawasan biaya operasi

dan penjualan, dan pengawasan inovasi dan kreatifitas.

b. Kebutuhan bahan operasi

Kebutuhan bahan operasi dikelola oleh bagian produksi dan

dikoordinasikan dengan pimpinan mengenai kebutuhan bahan operasi meliputi

pendanaan, kuantitas dan kualitasnya.

Page 13: Proposal Skb Fixx 1

Bab VI

ASPEK KEUANGAN

I. Proyeksi Keuangan

1) Peralatan

Gerobak : Rp. 7.000.000,-

Kompor : Rp. 1.800.000,-

Tabung gas : Rp. 100.000,-

Cetakan @2 x Rp. 50.000 : Rp. 100.000,-

Peralatan lain-lain : Rp. 200.000,-

Jumlah : Rp. 9. 200.000,-

Diasumsikan nilai aktiva tetap berupa peralatan memiliki umur ekonomis selama

5 tahun dengan nilai residu Rp 1.000.000,-

2) Perlengkapan (sebulan)

Isi ulang gas sebulan (30 x 15.000) Rp. 450.000,-

tepung terigu (@8000x 300kg ) Rp. 2.400.000,-

baking powder Rp. 150.000,-

soda kue Rp. 150.000,-

gula pasir (@10.000 x 150kg) Rp. 1.500.000,-

telur ayam Rp. 1.000.000,-

vanili bubuk Rp. 120.000,-

susu cair Rp. 500.000,-

krim Rp. 500.000,-

margarin (@40.000 x 2 kaleng) Rp. 80.000,-

Jumlah Rp. 6.850.000

Page 14: Proposal Skb Fixx 1

3)Promosi

Pampflet Rp. 200.000

Brosur Rp. 100.000

Jumlah Rp. 300.000

Total kebutuhan dana Rp. 16.350.000

No Uraian Bulan

    1 2 3 4 5 6

1 Jumlah waffle terjual 2500 3000 3500 4000 4000 4500

  Harga 6000 6000 6000 6000 6000 6000

  Jumlah Penjualan 15000000 18000000 21000000 24000000 24000000 27000000

               

2 Harga pokok penjualan 13.530.000 15785000 19285000 22500000 22500000 25000000

3 Biaya Operasional            

  a. Gaji 300.000 350.000 400.000 450.000 500.000 550.000

  b. Listrik 70.000 70.000 70.000 70.000 70.000 70000

  c. Biaya lain-lain 100.000 110.000 120.000 130.000 130.000 140000

    470.000 530.000 590.000 650.000 700.0000 760.000

               

4 Laba 1.080.000 1.825.000 1.325.000 1.110.000 1.110.000 1.610.000

1.

Tahun Pendapatan Biaya Depresiasi Arus cash flow

1 Rp 10.640.000 Rp 6.640.000 Rp 1.640.00 Rp 6.640.000

2 Rp 12.400.000 Rp 6.360.000 Rp 1.640.000 Rp 7.680.00

3 Rp 13.580.000 Rp 7.080.000 Rp 1.640.000 Rp 8.140.000

4 Rp 14.000.000 Rp 7.800.000 Rp 1.640.000 Rp 7.840.000

Page 15: Proposal Skb Fixx 1

5 Rp 15.500.000 Rp 8.400.000 Rp 1.640.000 Rp 8.740.000

Investasi Rp 16.350.000,-Arus Cash Flow tahun ke-1 = Rp 16.350.000,- - Rp 6.640.000,-

= Rp 9.710.000,-Arus Cash Flow tahun ke-2 = Rp 9.710.000, - Rp 7.680.000,-

Rp 2.030.000Pada tahun ketiga sisa investasi yang belum kembali sebesar Rp 2.030.000,

padahal pada tahun ketiga usaha penggilingan padi mendapat aliran kas masuk bersih sebesar Rp 8.140.000 (1tahun). Oleh karena itu untuk mengembalikan dana investasi sebesar Rp 2.030.000 memerlukan waktu selama : ( Rp 2.030.00/Rp 8.140.000)x12bulan= ± 3 bulan.

Payback period = 2 tahun + (2.030.000 X 1 tahun) = 2 tahun 3 bulan

8.140.000

Tahun Arus cash flowDiskon factor

16 % PV

1 Rp 6.640.000 0,862 Rp 5.723.680

2 Rp 7.680.000 0,743 Rp 5.706.240

3 Rp 8.140.000 0,641 Rp 5.217.740

4 Rp 7.840.000 0,552 Rp 4.327.680

5 Rp 8.740.000 0,476 Rp 4.160.240

TOTAL PV Rp 25.135.580

Jika NPV > 0 Usulan proyek diterima ( Positif )

Jika NPV < 0 Usulan proyek ditolak ( Negatif )

Jika NPV = 0 Nilai perusahaan tetap dan perlu pertimbangan lagi

NPV = Rp 25.135.580 – Rp 16.350.000 = Rp 8.785.580,-NPV > 0 (Rp 8.785.580) Usulan Proyek diterima

Prfitability Index = Rp 25.135.580/ 16.350.000,- = 1,54 (PI > 1 = Layak)

Page 16: Proposal Skb Fixx 1

Tahun Arus cash flow

Diskon factor 16

%PV

Diskon factor 40

%PV

1 Rp 6,640,000

0,862 Rp 5.723.680 0.714 Rp 4,740,960

2 Rp 7,680,000

0,743 Rp 5.706.240 0.51 Rp 3,916,800

3 Rp 8,140,000

0,641 Rp 5.217.740 0.364 Rp 2,962,960

4 Rp 7,840,000

0,552 Rp 4.327.680 0.26 Rp 2,038,400

5 Rp 8,740,000

0,476 Rp 4.160.240 0.186 Rp 1,625,640

TOTAL PV Rp 25.135.580

TOTAL PV Rp 15,284,760

Nilai IRR (37.36%) > diskon factor 16% maka usulan proyek dapat diterima