proposal proyek akhir -...
TRANSCRIPT
Proposal Proyek Akhir
Program Diploma IV Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - ITS 1
Proposal Proyek Akhir
Program Diploma IV Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - ITS 2
Proposal Proyek Akhir
Program Diploma IV Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - ITS 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Umum
Kota Kediri merupakan daerah dengan ketinggian sedang yang berada di ± 67 m atas
permukaan air laut dan terletak antara 11105’ - 11203’ BT dan 745’ - 755’ LS. Luas wilayah Kota
Kediri adalah 63,40 Km2, yang secara administratif terbagi dalam 3 kecamatan yaitu Kecamatan
Mojoroto, Kecamatan Kota dan Kecamatan Pesantren. Adapun batas wilayahnya adalah sebagai
berikut :
Batas Utara : Kecamatan Gampengrejo (Kab. Kediri)
Batas Timur : Kecamatan Wates dan Gurah (Kab. Kediri)
Batas Selatan : Kecamatan Kandat dan Ngadiluwih (Kab.Kediri)
Batas Barat : Kecamatan Kandat dan Ngadiluwih (Kab.Kediri)
Dari aspek topografi, Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 m diatas permukaan laut,
dengan tingkat kemiringan 0-40%. Kota ini dibelah sungai Brantas yang membujur dari Selatan ke
Utara sepanjang 7 km, dengan lebar sungai 40-60 m. Sungai ini membagi Kota Kediri menjadi 2
wilayah, bagian Barat Sungai (Kecamatan Mojoroto) dan bagian Timur Sungai (Kecamatan Kota
Kediri dan Kecamatan Pesantren).
Di sebelah Barat pada Kecamatan Mojoroto terdapat Gunung Klotok (472 m) yang sekaligus
merupakan batas administrasi. Sedangkan pusat kota berada di daerah Timur. Wilayah Kota Kediri
terbagi menjadi 3 Kecamatan dan 46 Kelurahan. Kecamatan Mojoroto memiliki luas 2.460,10 Ha
terdiri dari 15 Kelurahan, Kecamatan Kota memiliki luas 1.490,0 Ha terdiri dari 17 Kelurahan dan
Kecamatan Pesantren memiliki luas 2.390,3 Ha terdiri dari 15 Kelurahan.
1.2. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan kota Kediri saat ini yang cukup pesat menuntut adanya
penyediaan sarana dan prasarana kota yang semakin baik dan memadai. Salah satu penyediaan sarana
dan prasarana perkotaan diwujudkan dengan adanya pengelolaan persampahan suatu kota. Pengelolaan
Persampahan ditujukan untuk menanggulangi dan mencegah pencemaran lingkungan baik yang
ditimbulkan oleh sampah domestik maupun non domestik, sehingga pengelolaan dan penyedia sarana
secara optimal akan dapat menciptakan lingkungan hidup perkotaan yang sehat dan nyaman.
Proposal Proyek Akhir
Program Diploma IV Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - ITS 4
Dalam operasional persampahan itu sendiri sangatlah erat kaitannya dengan kebutuhan akan
sarana dan prasarana yang memadai antara lain pewadahan , alat angkut, Tempat Pembuangan Sampah
Sementara serta ketersediaan Lahan Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Khususnya di Kota Kediri
yang akhir-akhir ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ditandai mulai munculnya
pusat-pusat perbelanjaan besar serta munculnya perumahan yang semakin padat, membuat perubahan
gaya hidup masyarakat , perubahan tata guna lahan, pertumbuhan penduduk karena migrasi dari
daerah lain ke kota Kediri serta dampak-dampak lain. Hal-hal tersebut tentu saja mempengaruhi
adanya perubahan timbulan sampah yang dihasilkan baik sampah domestik maupun sampah komersiil.
Perubahan tersebut menuntut adanya evaluasi terhadap kebutuhan akan sarana dan prasarana
persampahan yang memadai.
Di Kota Kediri masalah utama yang dominan pada persampahan adalah ketersediaan TPA
yang telah mengalami over capacity atau telah melewati masa pakainya, hal ini merupakan bagian dari
kebutuhan sarana dan prasarana persampahan yang harus dipenuhi. Jumlah armada alat angkut baik
berupa gerobak maupun truk sampah juga dinilai kurang memadai ditandai dengan adanya sampah-
sampah yang menumpuk di beberapa tempat. Keberadaan TPS masih terlihat belum merata di
beberapa wilayah di Kota Kediri, dan terjadi ketidak seimbangan pembagian tampungan buangan.
1.3. Perumusan Masalah
Berdasar uraian di atas maka permasalahan persampahan yang ada di Kota Kediri harus segera
diatasi dan permasalahan yang muncul adalah :
a. Bagaimana kondisi serta hasil evaluasi eksisting sarana dan prasarana persampahan di Kota
Kediri;
b. Bagaimana analisis kebutuhan sarana dan prasarana kota Kediri agar lebih memadai
1.4. Batasan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas di dalam proyek akhir ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
a. Evaluasi terhadap eksisting sarana dan prasarana persampahan di Kota Kediri;
b. Penyajian analisis dan perencanaan untuk kebutuhan sarana dan prasarana persampahan
yang meliputi alat angkut skala TPS ke TPA, Evaluasi TPS dan kebutuhan TPA sampai 15
tahun mendatang
1.5. Tujuan
Tujuan dari penulisan proyek akhir ini adalah :
a. Mengevaluasi eksisting sarana dan prasarana persampahan di Kota Kediri
b. Menganalisis kebutuhan sarana dan prasarana persampahan untuk 15 tahun kedepan
Proposal Proyek Akhir
Program Diploma IV Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - ITS 5
1.6. Manfaat
Manfaat dari penulisan proyek akhir ini adalah :
a. Dapat menjadi masukan bagi Dinas Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan (DTRKP)
Kota Kediri untuk evaluasi terhadap kebutuhan sarana dan prasarana persampahan.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi DTRKP Kota Kediri dalam upaya pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana persampahan.
Proposal Proyek Akhir
Program Diploma IV Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - ITS 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sampah
2.1.1. Pengertian Sampah
Menurut SNI 19-2454-2002, sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik
dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Menurut Dharma Gunadi (Kebijakan Pengelolaan
Sampah Linats Kabupaten/ Kota, 2004), sampah adalah limbah atau buangan yang bersifat padat,
setengah padat yang merupakan produk sampingan dari kegiatan perkotaan atau siklus kehidupan
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan.
2.1.2. Karakteristik Sampah
Menurut Thobanoglous, Theisen dan Vigil (Intregated Solid Waste Management Engineering
Principles and Management Issues, 1993), berdasarkan identifikasi karakteristik sampah domestik,
jenis sampah dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1. Sampah Organik.
2. Sampah Anorganik.
3. Bahan Berbahaya Beracun (B3). Sampah B3 merupakan sampah yang keberadaannya secara
subtansial membahayakan kesehatan atau lingkungan atau kehidupan organisme. Sedangkan
sampah B3 menurut Environmental Protection memiliki sifat korosif, mudah terbakar, reaktif
dan beracun (baterai, tempat bekas bahan bakar, pupuk kimia, cat, pestisida dan lain-lain).
2.1.3. Klasifikasi Sampah
Berdasarkan SNI 19-3241-1994, tipe atau jenis sampah umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Sampah organik basah (garbage), yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan organik dan
mempunyai sifat mudah membusuk.
b. Sampah organik kering (rubbish), yaitu sampah yang susunannya terdiri dari bahan organic
maupun yang cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme sehingga sulit membusuk
c. Sampah yang berukuran besar (bulky waste), dalam kategori ini termasuk sampah yang
berukuran besar dan berat.
d. Sampah abu (ashes), yaitu sampah padat yang berasal dari pembakaran kayu, batu bara atau
insenerator. Ukurannya kecil, lembut, ringan dan mudah terbawa angin.
e. Sampah berupa lumpur dari pengolahan air bersih dan air limbah. Lumpur dari kolam
pengolahan harus dihindarkan langsung masuk ke air permukaan.
Proposal Proyek Akhir
Program Diploma IV Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - ITS 7
f. Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua sampah yang berupa bangkai binatang,
g. Sampah sapuan jalan yaitu segala jenis sampah atau kotoran yang berserakan di jalan karena
dibuang oleh pengendara mobil ataupun masyarakat yang tidak bertanggung jawab.
h. Sampah konstruksi. Umumnya berupa logam, beton, kaca, pipa, plumbing dan kayu.
i. Sampah B3 merupakan buangan berbahaya dan beracun bersifat toksik karena itu perlu
penanganan khusus. Banyak dihasilkan dari kegiatan industri ataupun produk yang dipakai
sehari-hari. Semakin banyak industri yang berdiri akan semakin beragam limbahnya.
Berdasarkan SNI 19-3241-1994, sumber sampah dapat dibagi sebagai berikut :
a. Sampah dari kegiatan rumah tangga dan komersil.
b. Sampah institusional
c. Sampah konstruksi dan penghancuran bangunan
d. Sampah dari kegiatan pelayanan perkotaan
e. Sampah dari pengolahan di pabrik dan residunya
f. Sampah padat industri
g. Sampah pertanian
2.1.4. Timbulan Sampah
Timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang dihasilkan per orang per hari dalam satuan
volume atau berat. Mengenali jenis dan sumber sampah, disertai dengan data komposisi dan jumlah
sampah yang dibuang merupakan dasar merancang dan mengoperasikan elemen-elemen penting dalam
pengelolaan sampah.
Berdasarkan SNI 19-3964-1994, spesifikasi sumber sampah berasal dari :
a. Perumahan
b. Non Perumahan
c. Besaran timbulan sampah berdasarkan klasifikasi kota adalah sebagai berikut :
Tabel. 2.1. Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Klasifikasi Kota
No.
Klasifikasi Kota
Volume
(Liter/Orang/Hari)
Berat
(Kg/Orang/Hari)
1.
2.
Kota Sedang
(100.000 < p > 500.000
Kota Kecil
(p < 100.000)
2,75 – 3,25
2,5 – 2,75
0,70 – 0,8
0,625 – 0,70
Proposal Proyek Akhir
Program Diploma IV Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - ITS 8
Menurut Peavy (Environmental Engineering, 1995), jumlah timbulan sampah yang diakibatkan oleh
aktivitas kota dipengaruhi faktor-faktor antara lain :
a. Pertumbuhan penduduk
b. Perkembangan sosial, ekonomi dan budaya
c. Perkembangan industri
d. Kenaikan pendapatan perkapita
2.1.5. Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah merupakan upaya untuk mengurangi volume sampah atau merubah bentuk
sampah antara lain dengan cara pembakaran, pengomposan, pemadatan, penghancuran, pengeringan
dan daur ulang.
Konsep penanganan sampah dikenal dengan istilah 3R (Reduce, Reuse, Recycle) atau dengan istilah
lain 3M :
A. Reduce (Mengurangi), upaya mengurangi volume sampah.
B. Reuse (Menggunakan Kembali), upaya menggunakan kembali sampah tanpa perubahan untuk
kegiatan lain yang bermanfaat.
C. Recycle (Daur Ulang), upaya mendaur ulang sampah menjadi benda bermanfaat.
Untuk mengetahui cara pengolahan sampah yang tepat bagi suatu daerah perencanaan, perlu
diketahui karakteristik dan jumlah timbulan sampah yang akan diolah. Kita mengenal beberapa teknik
pengolahan sampah sebagai berikut :
a. Komposting
Komposting adalah salah satu cara pengolahan sampah dengan cara memanfaatkan proses
biologis yaitu pengembangan masa mikroba yang tumbuh selama proses terjadi
(Tchobanoglous, Theisen dan Vigil, Integrated Solid Waste Management, 1993). Proses
pengomposan merupakan suatu proses yang relatif paling mudah dan menimbulkan suatu
dampak lingkungan yang paling rendah.
Kompos banyak mengandung unsur hara mikro, sehingga tanah menjadi lebih gembur dan
lebih mampu menyimpan air (Warmadewanthi dan Tangahu, 2004).
Dari hasil penelitian Warmadewanthi dan Tangahu (Penambahan IMF dalam Proses
Komposting aerobik, 2004), kompos dapat dimanfaatkan untuk :
- Memperbaiki unsur tanah
- Sebagai pupuk organik
- Menjaga kesuburan tanah
- Meningkatkan kapasitas tanah untuk mengikat tanah.
b. Pembakaran dengan incinerator
Proposal Proyek Akhir
Program Diploma IV Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - ITS 9
Metode pembakaran merupakan suatu teknik pengolahan sampah dengan membakar sampah
secara terkendali, sehingga terjadi perubahan bentuk/reduksi sampah padat menjadi abu, gas
dan cair. Metode pembakaran dilakukan dengan alat incinerator.
c. Daur Ulang
Daur ulang merupakan salah satu metode “Resources Recovery” yaitu memanfaatkan kembali
benda-benda yang masih mempunyai nilai ekonomis, seperti : plastik, karet, kaca, besi, dsb.
Pengolahan sampah dengan cara daur ulang, disamping mempunyai nilai ekonomis juga apat
mengurangi volume setelah sampah tersebut dibuang ke TPA.
2.2. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah
Prinsip dasar dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah adalah untuk memusnahkan
sampah domestik atau yang diklasifikasikan yang sejenisnya, ke suatu tempat pembuangan akhir
dengan cara penimbunan sehingga tidak atau seminimal mungkin menimbulkan gangguan terhadap
lingkungan sekitarnya. Adapun persyaratan TPA pada umumnya adalah :
a. Ekonomis dan dapat menampung sampah yang ditargetkan
b. Mudah dicapai oleh kendaraan-kendaraan pengangkut sampah
c. Aman terhadap lingkungan sekitarnya
d. Lokasi kedap air
e. Daerah tidak produktif untuk pertanian
f. Dapat dipakai minimal 5-10 tahun
g. Tidak membahayakan atau mencemarkan sumber air
h. Jarak daerah pelayanan ± 10 km
i. Daerah bebas banjir.
Menurut Wedahuditama (Pre-studi Masalah Sampah. Studi Kasus : Kota Surabaya, 2004) ada
beberapa macam teknologi pengolahan akhir sampah, yaitu : Metode Open Dumping, Metode Sanitary
Landfill, Metode Pengepakan sampah (Baling Method), Metode Pembakaran (Incineration/Thermal
converter), Metode Kompos, Metode ATAD (Autogeneus Thermophilic Aerobic Digestion). Metode
dengan kualitas terendah adalah Metode Open Dumping. Metode peralihan dari Open Dumping ke
Sanitary Landfill adalah Metode Controlled Landfill.
2.3. Usia Pakai Tempat Pembuangan Akhir
Usia pakai TPA adalah lamanya lahan TPA dapat dipergunkan untuk menampung sampah dari
suatu kota. Tempat pembuangan akhir diperlukan untuk menempatkan atau mengkarantinakan sampah
kota yang kemudian ditimbun agar tidak menimbulkan efek yang negatif bagi alam dan masyarakat
terutama yang tinggal di sekitar TPA.
Proposal Proyek Akhir
Program Diploma IV Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - ITS 10
Daya tampung lokasi yang digunakan untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebaiknya dapat
menampung sampah minimal 5 tahun operasi. Hal ini dipengaruhi oleh metode lahan urug yang
digunakan, kedalaman dasar tempat pembuangan akhir, ketinggian timbunan, volume sampah yang
dibuang, kepadatan sampah dan kemampuan pengurangan volume sumber.
Perhitungan Kapasitas TPA :
Rumus : Q = ቀ . ୢቁ : F
Dimana :
Q = Kapasitas TPA(m3/tahun)
V = Volume sampah padat (m3/Org/hari)
N = Jumlah penduduk terlayani
d = Tinggi kedalaman sampah (m)
F = Faktor pemadatan
2.4. Proyeksi Jumlah Penduduk
Proyeksi jumlah penduduk diperlukan untuk memproyeksikan timbulan sampah pada suatu
daerah. Data tersebut dapat digunakan sebagai dasar perancanaan dan pengembangan sistem
pengelolaan sampah.
Perhitungan proyeksi jumlah penduduk didasarkan pada 3 metode, yaitu metode aritmatik, geometrik
dan eksponensial. Metode proyeksi jumlah penduduk yang digunakan dari ketiga metode tersebut
didasarkan pada nilai regresi yang terbesar. Proyeksi Sampah di TPA
Dengan bertambahnya waktu dan timbulan sampah di kota maka jumlah volume sampah yang dibuang
ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan meningkat, hal ini akan dipengaruhi oleh prosentase
pelayanan dan reduksi. Proses timbulan sampah kota sampai dengan volume sampah yang dibuang ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terlihat pada Skema Bagan Alir Pengolahan Persampahan sebagai
berikut :
Timbulan Reduksi Prosentase Volume Sampah
Sampah Kota Sampah Pelayanan di TPA
2.5. Prosentase Pelayanan Persampahan
. Kriteria pelayanan menurut Departemen Pekerjaan Umum Cipta Karya adalah sebagai berikut :
Kriteria Pelayanan Persampahan
Proposal Proyek Akhir
Program Diploma IV Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - ITS 11
No.
Kepadatan (Jiwa/Hari)
Prosentase Pelayanan
1.
2.
3.
4.
Kawasan Permukiman
>150
100 – 150
50 – 100
< 50
Kawasan Komersil
Jalan Protokol dan Taman
Pasar
100%
75% atau sesuai permintaan
50% atau sesuai permintaan
Tergantung potensi
80%
100%
100%
Sumber : SK SNI 04-1993-03
Proposal Proyek Akhir
Program Diploma IV Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - ITS 12
BAB III METODOLOGI
3.1. Bagan Alir Metodologi Penelitian
Pada bab metodologi akan menjelaskan alur pikir, tahapan yang akan dilakukan dan
menguraikan segala sesuatu yang berhubungan dengan proyek akhir yang antara lain
berhubungan dengan hal-hal ya ng diperlukan beserta urutan pelaksanaan proyek akhir ini. Hal
teknis serta upaya pencarian data primer maupun sekunder didasarkan dari studi terdahulu,
pengalaman berbagai pihak dalam teknik yang berhubungan dengan analisis kebutuhan sarana
dan prasarana persampahan. Rincian kegiatan dalam tahapan proyek akhir dapat dijelaskan
melalui bagan alir sebagai berikut:
IDE PROYEK AKHIR
PERIJINAN - ITS - DTRKP Kota Kediri -BPS
SURVEY LOKASI
IDENTIFIKASI MASALAH
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
STUDI LITERATUR Definisi Sampah Sumber Sampah Jenis Sampah Perlakuan Sampah Jenis-jenis sarana prasarana
Persampahan
PENGUMPULAN DATA Data Primer Data Sekunder
- pengamatan lapang -Jumlah Penduduk
-wawancara dengan pengelola -Data Statistik
-Data-data kedinasan
KESIMPULAN DAN SARAN
Proposal Proyek Akhir
Program Diploma IV Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - ITS 13
3.2. Ide Proyek Akhir
Adanya perkembangan ekonomi dan infrastruktur yang pesat di Kota Kediri kurang
diimbangi dengan sarana dan prasarana persampahan . Pemenuhan sarana dan prasarana
mutlak dibutuhkan untuk operasional persampahan sehingga perlu diadakan analisa
terhadap hal tersebut.
3.3. Perijinan
Pencarian data langsung dilaksanakan ke masing-masing instansi terkait yaitu :
DTRKP Kota Kediri, BPS Kota Kediri dan Bappeda Kota Kediri. Setelah terlebih dahulu
melakukan konfimasi dengan instansi yang bersangkutan.
3.4. Survey Lokasi
Dengan melihat secara langsung lokasi studi serta menginventarisasi temuan
maupun kejadian yang ada di lapangan
3.5. Identifikasi Masalah
Pengolahan data dari hasil survey menjadi materi-materi dan dikumpulkan kedalam
identifikasi masalah.
3.6. Studi Pustaka
Studi Pustaka dilakukan dengan mengumpulkan literatur yang berhubungan serta
relevan terhadap penelitian yang akan dilakukan seperti buku panduan, makalah, tesis dan lain-
lain
3.7. Metode Pengumpulan Data
Data Primer adalah data yang peroleh langsung melalui pengamatan langsung dan
wawancara dengan petugas pengelola, sedangkan Data sekunder berasal dari data yang
diperoleh dari laporan kegiatan dari dinas terkait yaitu DTRKP, Bappeda dan BPS.Adapun
yang ada meliputi:
a. Data Eksisting
Hal-hal yang berkaitan antara lain mengenai pewadahan, alat kumpul, TPS, container, alat angkut serta
TPA yang ada beserta kondisinya.
b. Data Primer
Jumlah Alat-alat persampahan
Proposal Proyek Akhir
Program Diploma IV Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - ITS 14
Sistem yang dipakai dalam pengelolaan sampah
Luasan prasarana persampahan yang ada
c. Data Sekunder
Antara lain adalah data kependudukan, peta administrasi, plot peta sarana dan prasarana
persampahan
3.8. Analisis dan Pembahasan
Tahapan analisis dan pembahasan untuk merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana
persampahan sampai 15 tahun ke depan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah:
Proyeksi penduduk dengan memilih salah satu dari 3 metode (Aritmatik, Geometrik dan
Least square) sampai 15 tahun kedepan.
Menganalisis kebutuhan pewadahan individu yang meliputi model, jumlah dan
pengambilannya.(memakai metode SNI)
Menganalisis kebutuhan alat pengumpul yang meliputi jumlah dan modelnya (memakai
metode SNI)
Menganalisis kebutuhan TPS beserta kontainer (memakai metode SNI)
Menganalisis kebutuhan Truk berdasarkan ritasi yang ada (memakai metode SNI)
Menganalisis upaya reduksi sampah khususnya metode Komposting.
3.9. Kesimpulan dan Saran
Hasil ini yang akan menjadi pedoman kebutuhan sarana dan prasarana persampahan diKota Kediri
yang meliputi pewadahan , pengumpulan, TPS, Container, Alat Angkut serta upaya reduksi
sampah. Akan diketahui pula model dan jumlah dari masing-masing sarana dan prasarana yang
dibutuhkan.
Pada bab saran akan mengulas hal-hal apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan persampahan
yang ideal sebagai dasar penyediaan sarana dan prasarana persampahan di Kota Kediri.
Proposal Proyek Akhir
Program Diploma IV Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - ITS 15
BAB IV JADWAL KEGIATAN
Penyusunan Proyek Akhir ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai dengan Januari 2012
dengan rencana kegiatan sebagai berikut:
Tabel Rencana Kegiatan Penyusunan Proyek Akhir
No Uraian Oktober Nopember Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
1 Ijin Penelitian
2 Survey Lokasi
3 Pengumpulan Data
4 Evaluasi Eksisting
5 Analisa Data
6 Perhitungan kebutuhan Pewadahan dan alat angkut
7 Perhitungan Kebutuhan TPS dan TPA
8 Penyusunan hasil Proyek Akhir
Demikian proposal ini kami ajukan sebagai syarat pembuatan laporan proyek akhir bagi
mahasiswa DIV TPLP, semoga mendapat persetujuan. Atas bantuan serta arahan dosen pembimbing dan semua pihak saya mengucapkan terimakasih, Tuhan Memberkati.
Surabaya , Oktober 2011 Pemohon
Sigit Nugroho H.P NRP. 3110040708
Proposal Proyek Akhir
Program Diploma IV Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - ITS 16
DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri. 1995. Pengelolaan Sampah Kota : Minimasi Sampah Terangkut dan Optimasi TPA.
Prosiding Seminar Nasional Daur Ulang Sampah Kota Secara Terpadu 2000. Surabaya.
SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan. Badan Standarisasi
Nasional.
Tata Guna Matra. 2010. Laporan Akhir Studi Timbulan dan Karakteristik Sampah Kota Kediri,
Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Jawa Timur.
Thobanoglous, G; Theisen, H; Vigil, S.A. (1993). Intregated Solid Waste Management
Engineering Principles and Management Issues, Mc. Graw – Hill, New York
Peavy H. S. Rowe D.R and Tchobanoglous G (1995). Environmental Engineerinng, Mc. Graw
Hill Publishing Company, New York
Wedahuditama, F. (2004). Pre-studi Masalah Sampah. Kasus studi : Kota Surabaya. Jurnal Percik
Vol 5 Tahun I.
Proposal Proyek Akhir
Program Diploma IV Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - ITS 17