proposal pratikum nikolaus moki

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kriminalitas di kompleks kos-kosan Universitas Flores masih tinggi. Tindakan kejahatan, seperti pencurian barang, masih membayangi warga masyarakat setempat. Banyak kasus yang belum tertangani dengan baik oleh aparat penegak hukum. Berdasarkan pemberitaan yang dilakukan oleh masyarakat setempat, kasus pencurian kendaraan bermotor ini hanyalah sebagian kecil dari banyak kejadian kasus pencurian dengan berbagai modus. Seperti isu yang beredar di masyarakat, kasus pencurian juga merambah rumah-rumah, seperti rumah kontrakan dan kos-kosan mahasiswa. Seperti yang diberitakan oleh media masa flores pos: kamis 14,2009, kasus pencurian yang menyerang mahasiswa di daerah kos-kosan terjadi di tahun 2009, di mana barang yang dicuri adalah barang pribadi milik seorang 1

Upload: nikmon-amal

Post on 21-Aug-2015

517 views

Category:

News & Politics


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal pratikum nikolaus moki

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingkat kriminalitas di kompleks kos-kosan Universitas

Flores masih tinggi. Tindakan kejahatan, seperti pencurian

barang, masih membayangi warga masyarakat setempat.

Banyak kasus yang belum tertangani dengan baik oleh aparat

penegak hukum. Berdasarkan pemberitaan yang dilakukan oleh

masyarakat setempat, kasus pencurian kendaraan bermotor ini

hanyalah sebagian kecil dari banyak kejadian kasus pencurian

dengan berbagai modus. Seperti isu yang beredar di masyarakat,

kasus pencurian juga merambah rumah-rumah, seperti rumah

kontrakan dan kos-kosan mahasiswa. Seperti yang diberitakan

oleh media masa flores pos: kamis 14,2009, kasus pencurian

yang menyerang mahasiswa di daerah kos-kosan terjadi di tahun

2009, di mana barang yang dicuri adalah barang pribadi milik

seorang mahasiswa/i, yaitu berupa laptop dan dan telepon

genggam.

Terkait dengan isu yang berkembang tentang pencurian, di

kalangan mahasiswa Universitas Flores Ende juga heboh dengan

banyaknya laporan kehilangan barang berharga. Namun begitu,

1

Page 2: Proposal pratikum nikolaus moki

kasus pencurian ini bukan hanya mengancam mahasiswa, tetapi

warga masyarakat setempat secara keseluruhan. Isu tentang

kasus pencurian ini terus menyebar seiring dengan

meningkatnya kasus-kasus pencurian tersebut.

Universitas Flores adalah universitas di Ende dengan

jumlah mahasiswa yang terbanyak dan memiliki cakupan wilayah

yang luas. Berdasarkan pertimbangan itu, ada asumsi bahwa

kasus pencurian yang menimpa wilayah kos-kosan di sekitar

kampus Universitas Flores memiliki tingkat kerugian yang besar

dan membuka peluang yang cukup besar bagi pelaku pencurian.

Dalam waktu enam bulan terakhir, terdapat lebih dari sepuluh

kasus tentang kecurian atau kehilangan barang di wilayah kos-

kosan mahasiswa.

Berita-berita ini didapat dari pengakuan beberapa

mahasiswa/i, yang mengatakan bahwa barang-barang mereka,

seperti laptop, telepon genggam, hilang atau dicuri orang.

Bahkan ada berita yang mengatakan bahwa mahasiswa yang

bersangkutan mengalami pergulatan dengan pelaku pencurian

tersebut. Angka itu tidak dapat dikatakan kecil mengingat

pemberitaan media pada jumad 12/10/2011 yang menegaskan

angka kasus pencurian yang terus meningkat. Namun tidak

banyak laporan-laporan resmi dari suatu lembaga yang secara

2

Page 3: Proposal pratikum nikolaus moki

detil menjelaskan angka kasus pencurian ini. Hal tersebut

disebabkan oleh banyaknya korban yang tidak melapor kepada

polisi dan memilih untuk diam dan mengikhlaskan barang yang

hilang atau dicuri tersebut.

Cerita atau isu ini terus menyebar ke seluruh warga

masyarakat di sekitar kompleks Unflor, baik melalui

perbincangan para mahasiswa maupun warga yang bukan

mahasiswa, seperti pemilik rumah kontrakan, pedagang, atau

orang-orang yang memiliki kontrakan-kontrakan yang dijadikan

lahan usaha.

Dengan beredarnya isu pencurian barang di rumah-rumah

kontrakan atau kamar kos ini, sejatinya yang menjadi pertanyaan

di benak warga masyarakat adalah mengenai keamanan yang

berjalan di daerah tempat mereka tinggal. Kehadiran orang asing

di wilayah-wilayah sekitar Universitas Flores bukan menjadi

sesuatu yang ganjil di mata masyarakat setempat. Hal ini

dikarenakan bahwa umumnya penduduk yang mendiami wilayah

di sekitar kampus adalah mahasiswa rantauan, yang setiap

tahunnya bertambah atau berganti. Oleh karena itu, untuk saat

ini, tidak ada yang bisa menjamin bahwa ada pengawasan ketat

terhadap kehadiran orang asing di daerah-daerah yang rawan

dengan perilaku kriminal.

3

Page 4: Proposal pratikum nikolaus moki

Aktivitas mahasiswa yang bahkan masih dilakukan hingga

lewat tengah malam adalah hal yang biasa dan tidak terlalu

menjadi perhatian. Selain itu, kewaspadaan dari mahasiswa

sendiri dan kondisi lingkungan di sekitar kompleks kos-kosan

Unifersitas Flores menjadi hal yang patut dipertanyakan pula.

Karena kepedulian sebagai mahasiswa yang juga tinggal di

wilayah terjadinya kasus, peneliti menganggap hal ini sesuatu

yang perlu mendapatkan perhatian. Oleh karena itu perlu

dilakukan penelitian mengenai fenomena kasus pencurian yang

melanda daerah kos-kosan di kawasan atau wilaya Unifersitas

Flores.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah yang

hendak dibahas adalah :

1. Apa yang menyebabkan kos-kosan di kawasan kompleks

Universitas Flores menjadi salah satu target dari pelaku

pencurian?

2. Bagaimana reaksi sosial masyarakat yang tinggal di sekitar

kompleks Universitas Flores terhadap tindakan kriminal

pencurian?

4

Page 5: Proposal pratikum nikolaus moki

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah diajukan,

dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan di

kompleks Universitas Flores menjadi salah satu target dari

para pelaku pencurian untuk melaksanakan aksinya.

2. Memberikan gambaran dengan jelas tentang reaksi sosial

masyarakat yang tinggal di wilayah atau kawasan

Universitas Flores terhadap tindakan kejahatan pencurian.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasih terhadap permasalahan kasus

pencurian yang sedang terjadi di lingkungan Universitas

Flores, khusus untuk kawasan tersebut.

2. Memberikan informasi dan masukan tentang

penanggulangan masalah kriminalitas di lingkungan

Universitas Flores, khususnya tentang kasus pencurian,

bagi berbagai pemangku kepentingan terkait sehingga

dapat tercapai keadaan masyarakat yang aman dan

tentram.

5

Page 6: Proposal pratikum nikolaus moki

3. Memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu

pengetahuan di bidang studi kejahatan, khususnya tentang

studi kasus pencurian yang marak terjadi di masyarakat.

 1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi pembiasan dalam penelitian ini, maka

peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan yang diamati

dalam penelitian ini:

1) Di kawasan kompleks Universitas Flores menjadi salah satu

target dari pelaku pencurian.

2) Reaksi sosial masyarakat yang tinggal di kompleks

Universitas Flores terhadap tindakan kriminal pencurian.

3) Hubungan antara tempat tinggal kosan atau rumah

kontrakan, calon korban yang umumnya berstatus

mahasiswa, serta waktu (pagi, siang dan malam) dengan

bentuk-bentuk pencurian dan frekuensi terjadinya pencuria

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1      Kerangka Teoretis

6

Page 7: Proposal pratikum nikolaus moki

2.1.1   Pengertian mencuri dan tindakan pencurian

Dengan kalimat yang sederhana, kata mencuri dapat

diartikan sebagai mengambil barang orang lain tanpa diketahui

oleh orang yang memiliki barang tersebut. Secara istilah,

mencuri berarti mengambil barang orang lain dengan cara yang

tidak sah menurut hukum agama maupun hukum adat.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mencuri

diartikan sebagai mengambil (mempergunakan) milik orang lain

tanpa izin atau dengan tidak sah, biasanya dengan sembunyi-

sembunyi. Dari beberapa pengertian ini dapat ditarik kesimpulan

bahwa mencuri adalah suatu tindakan yang mengakibatkan

kerugian bagi orang lain sehingga mencuri menjadi suatu

tindakan yang dianggap tercela dan merupakan suatu tindakan

kejahatan. Sementara pelaku atau orang yang mencuri disebut

sebagai pencuri.

Pencurian adalah perbuatan mengambil barang atau hak,

baik seluruhnya maupun sebagiannya adalah milik orang lain,

tanpa diketahui atau mendapatkan izin dari orang yang memiliki

barang atau hak tersebut, dengan maksud untuk dimiliki dengan

cara melanggar hukum. 1Pengertian pencurian menurut pasal

362 KUHP merupakan perumusan pencurian dalam bentuk

1 Pengertian pencurian menurut pasal 362 KUHPMenurut KUHP Perdata, pasal 509

7

Page 8: Proposal pratikum nikolaus moki

pokoknya, berbunyi: “Barang siapa mengambil suatu benda yang

seluruhnya atau sebagian milik orang lain, dengan maksud untuk

dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian,

dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling

banyak Rp. 900,00”.

Dalam pasal 363 KUHP dijelaskan lebih lanjut bahwa yang

termasuk dalam kategori pencurian, dengan hukuman yang lebih

berat, yaitu paling lama tujuh tahun penjara, adalah tindakan

mengambil barang atau hak yang dilakukan pada waktu terjadi

suatu musibah, seperti kebakaran, banjir, atau bencana alam

lainnya. Pencurian dapat dilakukan pada waktu kapan saja

tergantung situasi dan kondisi yang memungkinkan si pelaku

untuk melakukan aksinya. Pencurian yang dilakukan pada waktu

malam hari dalam sebuah rumah atau perkarangan tertutup

yang ada rumahnya, dilakukan oleh seseorang tanpa diketahui

atau dikehendaki oleh orang yang berhak; dilakukan oleh dua

orang atau lebih dengan bersekutu; mengambil barang yang

hendak dicuri yang dilakukan dengan merusak, memotong atau

memanjat, atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah

palsu atau pakaian jabatan palsu adalah criteria pencurian yang

diatur dalam KUHP.

8

Page 9: Proposal pratikum nikolaus moki

Merujuk kepada pengertian yang telah disampaikan

tersebut, terdapat Unsur-unsur pencurian antara lain adalah:

Adanya unsur tindakan mengambil (wegnemen).,

Ada barang (benda) atau hak yang diambil, dan

Unsur seluruhnya atau sebagiannya adalah milik orang

lain.

Perbuatan mengambil (wegnemen) merupakan suatu

tindakan positif atau perbuatan materiil yang dilakukan dengan

sengaja menggunakan tangan (jari-jari tangan atau otot)

kemudian diarahkan  kepada benda, menyentuhnya,

memegangnya, mengangkatnya, lalu membawa barang tersebut

dan memindahkannya ke tempat lai atau ke dalam suatu

kekuasaan lain (kekuasaan orang yang mengambil barang).

Namun pengertian mengambil barang dengan jari-jari tangan

tersebut bukanlah mutlak sebagai patokan untuk menentukan

pencurian. Unsur utama dari perbuatan mengambil adalah

adanya suatu tindakan yang aktif, yang ditujukan kepada suat

benda dan berpindahnya benda itu ke dalam suatu

kekuasaannya, di mana benda itu berpindah secara nyata dan

mutlak.2 (Kartanegara, 1:52 atau Lamintang, 1979:79-80).

Berpindahnya kekuasaan benda ke dalam kekuasaan pelaku

2 (Kartanegara, 1:52 atau Lamintang, 1979:79-80).Menurut KUHP Perdata, pasal 509,

9

Page 10: Proposal pratikum nikolaus moki

(orang yang mengambil barang) adalah syarat utama dari

selesainya suatu pencurian. Hal ini sesuai dengan apa yang

ternyata dalam Hoge Raad, tertanggal 12 Nopember 1894, yaitu

“”perbuatan mengambil telah selesai, jika benda berada pada

pelaku, sekalipun ia kemudian melepaskannya karena

diketahui”.

Unsur yang kedua adalah ada benda. Terdapat dua jenis

benda, yaitu benda yang bergerak dan benda tidak bergerak.

Menurut KUHP Perdata, pasal 509, benda bergerak adalah benda

yang menurut sifatnya dapat berpindah sendiri atau dapat

dipindahkan. Sebaliknya, benda yang tidak bergerak adalah

benda yang tidak dapat berpindah atau dipindahkan. Suatu

benda tidak bergerak bisa menjadi objek pencurian apabila telah

terlepas dari sifat benda tetapnya. Contohnya adalah pohon,

yang tidak dapat berpindah kemudian ditebang lalu dipindahkan

(illegal logging).

Unsur yang ketiga adalah kepemilikan, baik sebagaian atau

keseluruhan. Unsur seluruhnya atau sebagiannya adalah milik

orang lain dapat diartikan sebagai barang yang dimiliki oleh dua

orang atau lebih, di mana salah satunya adalah si petindak dan

yang lain bukan petindak.

10

Page 11: Proposal pratikum nikolaus moki

2.1.2    Pencurian dan kaitannya dengan pola kejahatan

Pengertian kejahatan yang sesuai dengan kriminologi yang

sosiologis adalah:

1. pola tingkah laku yang dilakukan oleh seorang individu

atau sekelompk individu (terstruktur maupun

tidak),maupun suatu organisasi (formal maupun non

formal) yang merugikan masyarakat (secara materi, fisik,

maupun psikologis). Beberapa tingkah laku yang

merugikan tersebut, melalui suatu proses politik oleh

lembaga legislative dapat dirumuskan secara yuridis

sebagai pelanggaran hukum (pidana) dan kepada

pelakunya diberikan sanki pidana;

2. pola tingkah laku individu, sekelompok individu, maupun

suatu organisasi yang bertentang dengan perasaan moral

masyarakt, dan kepada pelakunya masyarakat

memberikan reaksi non-formal. (Muhammad Mustofa,

2007).

Pola adalah tindakan atau peristiwa yang selalu berulang

secara relatif dan teratur. Pola tingkah laku yang bermaknsa

sosilogis berarti bahwa tingkah laku yang dipertangakan tersebut

sering terjadi di masyarakat dan melanggar sentiment kolektif.

11

Page 12: Proposal pratikum nikolaus moki

(Ibid.) Dalam hal ini, pencurian adalah suatu tingkah laku yang

dilakukan dengan memberikan akibat kerugian kepada orang

lain. Pencurian dilakukan dengan suatu pola (berulang-ulang)

dan tergantung situasi dan kondisi yang dapat memberikan

kesempatan kepada pelaku.

2.1.3   Reaksi Sosial Masyarakat Terhadap Kejahatan

Reaksi di sini bukan merupakan gejala alam, tetapi reaksi

oleh manusia. Reaksi dapat diartikan sebagai suatu bentuk

tindakan yang dilakukan oleh orang terhadap suatu rangsangan

atau provokasi dari luar (orang lain), di mana rangsangan ini

dapat berbentuk berbagai tindakan, misalnya tindakan

kejahatan, pujian, olok-olok dan sebagainya.

3Reaksi masyarakat terhadap kejahatan adalah pola bentuk

tindakan yang dilakukan oleh warta masyarakat secara bersama-

sama. (Muhammad Mustofa, 2007).

Terdapat tiga reaksi formal masyarakat menurut Prof. Dr.

Muhammad Mustofa, antara lain adalah:

3 Menurut Roucek (1987): “pengendalian sosial adalaj istilah tentang kolektivitas yang melaluinya dilakukan proses-proses, terencana maupun tidak, tempat individu-individu dididik, dibujuk, ataupun dipaksa untuk selaras dengan kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai hidup dari kelompo.” (Lihat Soekanto, Tjandrasari, 1987: 2).

12

Page 13: Proposal pratikum nikolaus moki

1. Reaksi formal, yaitu bentuk tindakan masyarakat yang

dilakukan oleh lembaga-lembaga masyarakat yang

dibentuk secara formal oleh Negara untuk menanggulangi

kejahatan.

2. Reaksi informal, yaitu bentuk-bentuk tindakan yang

dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi dalam system

peradilan pidana terhadao pelaku kejahatan, tetapi

tindakan tersebut tidak mengacu kepada ketentutan

hukum yang berlaku.

3. Reaksi non-formal, yiatu berbagai bentuk tindakan yang

dilakukan oleh warta masyarakat secara langsung

terhadap pelaku kejahatan maupun gejala kejahatan tanpa

ada kaitannya dengan system peradilan pidana.

Dalam hal ini, pengendalian sosial secara konseptual

merupakan bagian dari reaksi non-formal masyarakat. Menurut

Roucek (1987): “pengendalian sosial adalaj istilah tentang

kolektivitas yang melaluinya dilakukan proses-proses, terencana

maupun tidak, tempat individu-individu dididik, dibujuk, ataupun

dipaksa untuk selaras dengan kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai

hidup dari kelompo.” (Lihat Soekanto, Tjandrasari, 1987: 2).

Kaitannya denga kasus pencurian, pasti terdapat unsur

reaksi soaial masyarakat terhadap tindakan kejahatan tersebut,

13

Page 14: Proposal pratikum nikolaus moki

dengan takaran yang berbeda-beda. Reaksi sosial masyarakat

sebagai pengendali sosial menjadi penting karena dengan

keberadaannya suatu tindakan kejahatan dapat terjadi atau

tidak.

2.1.4   Characteristic of Crimes

Menurut National Crime Survey (CNS), hamper sebagian

kejahatan atau tindakan yang melanggar hukum terjadi di malam

hari. Dua pertiga dari pelaku pencurian, perampokan dan

perkosaan melakukan aksi di atas pukul enam sore sementara

kejahatan lain, seperti penjambretan, terjadi di siang hari. Selain

itu, hampir keseluruhan bentuk kejahatan terjadi di ruang public,

seperti jalanan, taman dan sekolah. Sedangkan kejahatan

pemerkosaan terjadi di rumah korban (36 %).  (Larry J. Siegel,

1983: 83)

Angka kejahatan dengan pelaku tunggal adalah 70%

sementara korban tunggal adalah 90%. Satu dari tiga kasus

tindakan melanggar hukum, memiliki karakteristik di mana si

pelaku menggunakan senjata, seperti senjata api dan pisau.

Maka dari itu banyak dari korban pelaku kejahatan melakukan

perlawanan. Sekitar 81% adalah korban dari pemerkosaan, 76%

adalah korban kasus penyerangan, dan 61% adalah kasus

14

Page 15: Proposal pratikum nikolaus moki

perampokan atau pencurian dengan karakteristik korban

melakukan perlawanan terhadap pelaku. (Ibid.)

2.2      Kerangka Berpikir

Suatu kejahatan dalam kriminologi sosiologis adalah suatu

peristiwa yang terpola, terjadi berulang-ulang di masyarakat

secara realatif dan teratur. Tindakan pencurian termasuk ke

dalam kejahatan karena merupakan tindakan pengambilan suatu

barang yang bukan milik sendiri sehingga menimbulkan kerugian

bagi orang lain atau masyarakat. Pencurian terjadi karena

terpola, di mana kesempatan menjadi unsur penting

dilakukannya suatu kejahatan. Kesempatan untuk terjadinya

suatu kejahatan dapat muncul apabila kesiapan dan

kewaspadaan dari masyarakat, baik dari lembaga atau

masyarakat umumnya, melonggar. Kesiapan dan kewaspadaan

ini adalah bagian dari reaksi sosial masyarakat terhadap suatu

tindakan kejahatan tersebut, dalam hal ini adalah pencurian.

Lemahnya reaksi masyarakat akan menyebabkan semakin

tingginya angka kejahatan karena peluang yang semakin besar,

apalagi didukung oleh situasi dan kondiri (terkait lokasi dan

waktu) yang mendukung pelaku untuk melancarkan aksinya.

2.3      Hipotesis

15

Page 16: Proposal pratikum nikolaus moki

Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah

hipotesis pengarah, sebagai kesimpulan sementara berdasarkan

kerangka konsep. Hipotesis pada penelitian ini adalah bahwa

selain kondisi lingkungan yang menjadi salah satu faktor, reaksi

sosial masyarakat di kawasan Universitas Flores rendah atau

lemah sehingga menyebabkan angka tindak kejahatan pencurian

di daerah tersebut terbilang cukup tinggi.

 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan secara kuantitiatif. Jenis penelitiannya adalah

penelitian eksplanatif, yaitu berusaha menjawab dan mencari

tahu kaitan dan hubungan antara variabel-variabel yang

ditentukan, yang memiliki pengaruh terhadap tindak kejahatan

16

Page 17: Proposal pratikum nikolaus moki

pencurian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

survei.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2012

hingga pertengahan bulan September 2012 di kawasan

Universitas Flores, Kecamatan Ende Tengah.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data yang dilakukan adalah pengambilan

data primer dengan menggunakan instrumen penelitian berupa

kuesioner dan interview guide. Pengumpulan data primer akan

dilakukan melalui peninjauan langsung ke lapangan dan survei

ke lapangan ini juga bertujuan untuk melakukan identifikasi data.

Beberapa objek penting akan didokumentasikan untuk keperluan

analisis dan pembahasan

3.4      Populasi dan sampel

Populasi dalam peneltian ini adalah seluruh areal yang

termasuk cakupan wilayah atau kompleks Universitas Flores,

Kecamatan Ende Tengah. Penarikan sampel menggunakan teknik

Simple Random Sampling, yaitu seluruh unit di dalam populasi

akan diwakili sampel-sampel yang diambil secara acak.

17

Page 18: Proposal pratikum nikolaus moki

3.5 Skema Data

Skema data dalam penelitian ini dirangkum dalam Tabel 1

berikut:

Tabel 1. Skema Data

NO

Topik

Data set Sumber

Data

Teknik

Pengumpu

lan Data

18

Page 19: Proposal pratikum nikolaus moki

1. Profil

Kecamata

n Ende

Tengah

1. Keadaan

Geografi

s :

a) Luas

b) Batas

wilaya

h

2. Keadaan

topografi

.

3. Keadaan

iklim dan

curah

hujan.

4. Keadaan

Pendudu

k :

a. Jenis

kelami

n

b. Usia

c. Pendid

Kantor

camat

Nara

sumber

Dokument

asi

Wawancar

a

19

Page 20: Proposal pratikum nikolaus moki

ikan

d. Pekerj

aan

e. Agam

a

5. Keadaan

sosial

ekonomi.

6. Keadaan

sosial

budaya

2. Profil

Masyara

kat

RT.O3

Lingkun

gan

Paupire

Kecama

tan

Ende

Tengah

1. Jumlah

2. Pekerjaa

n

3. Usia

4. Pendidik

an

5. Keadaan

Sosial

6. Budaya

Nara

sumber

Wawancar

a

3. Hubung 1. Persengk

20

Page 21: Proposal pratikum nikolaus moki

an

Kondisi

Lingkun

gan dan

Reaksi

Sosial

Mayarak

at

Dengan

Kasus

Pencuria

n di

Komplek

s

Universi

tas

Flores

Ende

etaa

2. Sosial

Budaya

3. Keputus

an.

4. Aturan-

aturan

yang

telah

disepaka

ti

Nara

sumber

Wawancar

a

3.6 Rencana Analisis Data

Analisis data dengan cara analisis eksplanatif yang

dimaksudkan dalam metode analisis data untuk mengolah data

dari hasil penelitian. Tahapan pengolahan antara lain dengan

21

Page 22: Proposal pratikum nikolaus moki

cara melakukan proses editing, pengelompokan dan koding data,

dan menghitung frekuensi dan kemudian ditabulasi. Fungsi

editing adalah untuk memastikan kelengkapan data, pengisian,

kejelasan tulisan, kejelasan makna jawaban dan relevansi

jawaban satu sama lainnya, serta keseragaman data. Setelah

proses editing, dilakukan pengelompokan data untuk

memudahkan analisa, lalu dilakukan penghitungan frekuensi,

dan terakhir dilakukan ditabulasi. Penganalisaan ini akan

menjawab masalah dengan melihat kekuatan hubungan antara

variabel-variabel yang telah ditentukan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Mustofa, Muhammad. Kriminologi. Jakarta: FISIP UI PRESS, 2007

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

22

Page 23: Proposal pratikum nikolaus moki

http://www.jsmp.minihub.org/English/webpage/reso/KUHP

%20indo..pdf (diakses tanggal 1 November, 2012)

Siegel, L.J. Criminology. St. Paul: West Publishing CO., 1983

Catatan akhir dari Manshur Zikri untuk postingan ini

23