pratikum 2
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM II
PENILAIAN STATUS GIZI (PSG)
ALAT-ALAT UKUR ANTROPOMETRI
OLEH :
1. Unzila Zakki Faradila P07131112100
2. Vinda Devita P07131112101
3. Yasinta Nur Cahyani P07131112102
4. Yasmine Ega Dwiseptiana P07131112103
5. Yuanita Sinar Yulianti P07131112104
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN GIZI
2013
LAPORAN PRATIKUM PENILAIAN STATUS GIZI
ALAT-ALAT UKUR ANTROPOMETRI
A. Pokok bahasan : Alat ukur antropometri
B. Sub pokok bahasan:
1. Alat ukur panjang badan
2. Alat ukur tinggi badan
3. Alat ukur lingkar lengan atas
4. Alat ukur lingkar kepala
5. Alat ukur lingkar dada
6. Alat ukur panjang depa/rentang lengan
7. Alat ukur tinggi lutut
8. Alat ukur tebal lemak bawah kulit
9. Alat ukur Lingkar pinggang dan pingggul
C. Tanggal Pratikum : 17 September 2013
D. Alat dan Bahan :
1. Infantrometer
2. Microtoise
3. Pita LILA
4. Metlin
5. Pita LIDA
6. Alat ukur panjang depa/rentang lengan
7. Alat ukur tinggi lutut
8. Skinfold Calipers
E. Hasil Praktik :
1. Alat kur Panjang Badan : Infantometer
Spesifikasi alat :
a. Terbuat dari kayu/multiplek
b. Berat alat kurang lebih 5 kg
c. Ada engsel yang bisa dibuka tutup
d. Ada kunci pengaitnya
e. Ada pita ukur sepanjang 94,5 cm
Kegunaan: untuk mengukur panjang badan bayi usia 0-24 bulan.
Cara Penggunaan :
a. Mengukur Panjang badan
1) Persiapan Alat
a) Pilih meja atau tempat yang datar dan rata
b) Siapkan alat ukur panjang badan
c) Lepaskan kunci pengait yang berada di samping papan pengukur
d) Buka papan hingga posisinya memanjang dan datar
e) Tarik meteran sampai menempel rapat pada dinding tempat menempelnya
kepala dan pastikan meteran menunjuk angka nol dengan mengatur sekrup
skala yang ada di bagian kaki balita.
Papan untuk bayi
Skala infantometer
Penarik Skala infantometer
f) Geser kembali papan penggeser pada tempatnya.
2) Pelaksanaan Pengukuran Panjang Badan
a) Telentangkan anak anak di atas papan pengukur dengan posisi kepala
menempel pada bagian papan yang datar dan tegak lurus (papan yang tidak
dapat bergerak)
b) Pastikan bagian puncak kepala menempel pada bagian papan yang statis
c) Posisikan bagian belakang kepala, punggung, pantat dan tumit menempel
secara tepat pada papan pengukur.
d) Geser bagian papan yang bergerak sampai seluruh bagian kedua telapak kaki
menempel pada bagian papan yang dapat digeser (dengan cara menekan
bagian lutut dan mata kaki). Bila sulit dilakukan, dibenarkan hanya satu
telapak kaki yang menempel di papan geser.
e) Baca panjang badan anak dari angka kecil ke angka besar dan catat.
Kelebihan :
a. Mudah dan praktis digunakan.
b. Bisa dibawa kemana-mana karena bisa dilipat
Kelemahan :
a. Tempat untuk bayi sangat keras sehingga membuat kepala bayi sakit.
b. Salah posisi dalam pengukuran sering kali membuat kecelakaan.
2. Alat Ukur Tinggi Badan : Microtoise
Spesifikasi alat
a. Panjang : 200cm/2m
b. Bahan pembuat :Besi
c. Ketelitian :0,1cm
Kegunaan: untuk mengukur tinggi badan usia > 2 tahun dan dewasa.
Cara penggunaan :
a. Persiapan
1) Letakkan microtoice di lantai yang rata dan menempel pada dinding yang rata
dan tegak lurus
2) Tarik pita meteran tegak lurus ke atas sampai angka pada jendela baca
menunjukkan angka nol
3) Paku/tempelkan ujung pita meteran pada dinding
4) Geser kepala microtoice ke atas.
b. Pelaksanaan Pengukuran Tinggi Badan
1) Pastikan sepatu/alas kaki, kaos kaki dan hiasan rambut sudah dilepaskan
2) Posisikan anak berdiri tegak lurus di bawah microtoice membelakangi dinding
3) Posisikan kepala anak beraa di bawah alat geser microtoice, pandangan lurus ke
depan.
Skala Microtoise
Penempel Microtoise
pada dinding
Penarik Microtoise
4) Posisiskan anak tegak bebas, bagian belakang kepala, tulang belikat , pantat dan
tumit menempel ke dinding. Karena posisi ini sulit dilakukan pada anak
obesitas, maka tidak perlu keempat titik tersebut menempel ke dinding asalkan
tulang belakang dan pingga dalam keseimbangan (tidak membungkuk ataupun
tengadah)
5) Posisikan kedua lutut dan tumit rapat.
6) Pastikan posisi kepala sudah benar dengan mengecek garis Frankfort
7) Tarik kepala microtoice sampai puncak kepala anak
8) Baca angka pada jendela baca dan mata pembaca harus sejajar dengan garis
merah
9) Angka yang dibaca adalah berada pada garis merah dari angka kecil ke arah
angka besar
10) Catat hasil pengukuran tinggi badan.
Kelebihan : Praktis untuk dibawa kemana-mana, dan mudah untuk menggunakannya.
Kekurangan : Kurang akurat karena tergantung bagaimana melihat dan agak sulit
untuk memasangnya.
3. Alat Ukur Lingkar Lengan Atas : Pita LILA
Spesifikasi Alat :
a. Bahan : Art Cartoon 210 gr
b. Ukurannya 36.8 x 3.5cm
c. Mempunyai 2 sisi, sisi pertama untuk mengukur wanita pada usia WUS, dan sisi
satunya untuk mengukur lengan bayi yang baru lahir.
d. Ketelitian : 0,1 mm
Skala pita LILA
Kegunaan : Untuk mengukur lingkar lengan atas WUS (15-45 tahun)
Cara menggunakan :
Ada beberapa cara untuk dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil
antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur LILA,
mengukur kadar Hb. Bentuk adan ukuran masa jaringan adala masa tubuh. Contoh
ukuran masa jaringan adala LILA, berat badan, dan tebal lemak. Apabila ukuran ini
rendah atau kecil, menunjukan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan
protein yang diderita pada waktu pengukuran dilakukan. Pertambahan otot dan lemak
di lengan berlangsung cepat selama tahun pertama kehidupan (Arisman,2009).
Lingkaran Lengan Atas (LILA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak
dan otot yang tidak berpengaruh banyak oleh cairan tubuh. Pengukuran ini berguna
untuk skrining malnutrisi protein yang biasanya digunakan oleh DepKes untuk
mendeteksi ibu hamil dengan resiko melahirkan BBLR bila LILA < 23,5 cm
(Wirjatmadi B, 2007). Pengukuran LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah
seseorang menderita Kurang Energi Kronis. Ambang batas LILA WUS dengan risiko
KEK di Indonesia adalah 23.5 cm. Apabila ukuran kurang dari 23.5 cm atau dibagian
merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan
akan melahirkan berat bayi lahir rendah ( Arisman, 2007)
Kelebihan : Harganya murah, ataupun bisa dibuat sendiri.
Kekurangan : Mudah untuk terlipat – lipat sehingga mengurangi keakuratan pada waktu
pengukuran.
4. Alat Ukur Lingkar Kepala : Metlin
Spesifikasi alat :
a. Terbuat dari plastik dan diujungnya terbuat dari lempengan besi.
Skala Metlin
b. Satuan cm
c. Panjang 150 cm
d. Ketelitian : 0,1 mm
Kegunaan : Untuk mengukur lingkar kepala orang dewasa.
Cara penggunaan :
a. Siapkan pita pengukur (metlin)
b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita bagian
anterior menuju oksiput pada bagian posterior. Kemudian tentukan hasilnya
c. Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala
Kelebihan :
a. Alat mudah dibawa kemana-mana (praktis)
b. Akurat
Kelemahan :
a. Mudah rusak (sobek)
b. kadang salah baca antara skala angka di bawah dengan di atasnya.
5. Alat Ukur Lingkar Dada : PITA LIDA
Spesifikasi alat :
a. Terbuat dari kertas
b. Untuk usia bayi 0-24 jam
c. Dalam satuan angka centimeter
d. Ketelitian 0,1 cm
e. Bagian-bagianya :
1) Warna merah : Resiko BBLR
2) Warna orange : Waspada
3) Warna hijau : Normal
Skala pita LIDA
f. Disepanjang pita tengahnya terdapat garis mendatar disertai ukuran di kiri dan
kanannya.
Kegunaan :
a. Untuk mengetahui bayi tersebut lahir dengan BBLR, waspada atau normal
b. Membantu menurunkan angka kematian bayi
c. Pengukuran Lingkar Dada dilakukan oleh penolong persalinan (dukun bayi, bidan,
tenaga kesehatan di desa) yang telah memperoleh ketrampilan dari petugas
puskesmas dan dokter puskesmas.
d. Pengukuran Lingkar Dada dilakukan hanya satu kali segera setelah bayi lahir agar
dapat dilakukan intervensi dini (usia 0-24 jam)
Cara penggunaan :
a. Letakkan pita lida ditempat yang rata, marka menghadap kebawah
b. Setelah bayi dibersihkan dari darah dan lendir, baringkan bayi ditengah-tengah pita.
Upayakan bayi dalam keadaan tenang.
c. Yakinkan bahwa garis mendatar disepanjang tengah pita jatuh dikedua putting susu
bayi.
d. Lingkarkan ujung pita dan selipkan kedalam celah yang ada, sampai pita melingkari
tubuh bayi dengan lembut dan rata disepanjang garis puting susu.
e. Baca dan catat ukuran LIDA pada pita (pada tanda panah) sampai milimeter terdekat
(misalnya 27,5 cm).
Kelebihan :
a. Alat mudah didapat dan digunakan
b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif
c. Secara ilmiah diakui kebenarannya
Kelemahan : Mudah sobek karena terbuat dari kertas
6. Alat Ukur Panjang Depa / Rentang Lengan
Spesifikasi Alat :a. Bahan : kayub. Panjang skala : 207 cmc. Terdapat pita ukur atau metlin pada salah satu sisinyad. Terdiri dari dua bagian kayu yang salah satunya bisa digeser
Kegunaan : Untuk memperkirakan tinggi badan pada pasien bedrest atau orang yang bungkuk.
Cara Penggunaan : a. Rentangkan kedua lengan yang akan diukur.b. Ukur panjang lengan dengan alat ukur Rentang lengan berada di bagian depan dada
dan posisikan alat pengukur Rentang lengan sama panjang dengan panjang lengan.c. Lihat atau baca angka yang tertera pada alat ukur, lalu jumlahkan dari kedua angka
pada alat ukur dan catat hasilnya.
Kelebihan : dapat mengukur rentang lengan serta memperkirakan tinggi badan sesorang
yang tidak bisa berdiri.
Kelemahan :
a. Tidak akurat untuk menentukan tinggi badan seseorang
b. Jika rentangan tangan tidak lurus maka hasil yang didapat tidak valid
Pegangan alat ukur rentang
lengan
Skala alat ukur rentang lengan
7. Alat Ukur Tinggi Lutut
Spesifikasi Alat :a. Bahan : Kayub. Terdiri dari dua bagian kayu terbentuk segitiga dan mistar c. Panjang skala : 78 cm
Kegunaan : Untuk memperkirakan tinggi badan pasien yang sedang bedrest.
Cara Penggunaan : Pasien dalam posisi tidur kemudian lutut di angkat dan di ganjal dengan penyangga segitiga hingga kaki dalam posisi menggatung lalu ukur dengan mistar, hasil pengukuran yang di dapat dimasukkan ke dalam rumus hingga mendapat hasil perkiraan tinggi badan.
Kelebihan : dapat memperkirakan panjang lutut dan memperkirakan tinggi badan
seseorang ketika dalam keadaan tidak dapat berdiri.
Kekurangan : kurang praktis, karena teruat dari kayu dan bdang yang berat.
8. Alat Ukur Tebal Lemak Bawah Kulit : Skinfold Caliper
Pegangan
Penjepit lipatan lemak
Skala
Penekan penjepit lipatan lemak
Skala pengukur
tinggi lutut
Penyangga segitiga
Spesifikasi Alat:
a. Bahan: besi
b. Satuan skala: milimeter.
c. Kapasitas : 70 mm.
d. Ketelitian : 0,1 mm.
e. Merk : Jamar
f. Bagian-bagian yang biasa untuk pengukuran:
1) Subskapula skinfoldSubyek dalam posisi berdiri tegak dengan kedua lengan disamping badan.
Ibu jari meraba badian bawah angulus inferior scapulae untuk mengetahui tepi
bagian tersebut. Cubitan dilakukan dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri
diambil tepat di inferior angulus inferior scapulae. Cubitan pada kulit dilakukan
dengan arah cubitan miring ke lateral bawah membentuk sudut 45° terhadap garis
horisontal.
2) Suprailiaka skinfoldCubitan dilakukan pada daerah (titik) perpotongan antara garis yang
terbentang dari spina iliaca anterior superior (SIAS) ke batas anterior axilla dan
garis horisontal yang melalui tepi atas crista illiaca. Titik ini terletak sekitar 5 – 7
cm di atas SIAS tergantung pada ukuran subyek dewasa, dan lebih kecil pada
anak-anak atau sekitar 2 cm. Arah cubitan membentuk sudut 45° terhadap garis
horisontal.
3) Bisep skinfoldCubitan dilakukan dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri pada mid
acromiale-radiale line sehingga arah cubitan vertikal dan paralel dengan aksis
lengan atas. Subyek berdiri dengan lengan relaksasi serta sendi siku ekstensi dan
sendi bahu sedikit eksorotasi. Cubitan dilakukan pada aspek paling anterior dari
permukaan depan lengan atas pada penampakan dari samping.
4) Trisep skinfoldCubitan dilakukan dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri pada sisi
posterior mid acromiale-radiale line. Cubitan dilakukan pada permukaan paling
posterior dari lengan atas pada daerah m. triceps brachiipada penampakan dari
samping. Saat pengukuran lengan dalam keadaan relaksasi dengan sendi bahu
sedikit eksorotasi dan sendi siku ekstensi di samping badan.
Kegunaan : untuk mengukur tebal lemak tubuh remaja dan dewasa pada bagian bisep,
trisep, subskapula dan suprailiaka.
Cara Penggunaan:
a. Sebelum mengukur tebal lemak harus ditentukan bagian mana yang akan di ukur
(subskapula, suprailiaka, trisep atau bisep).
b. Selanjutnya jepit dan tarik kulit dengan tangan kiri dan caliper di tangan kanan.
pegang lipatan kulit (skinfolf) yang akan di ukur dengan kuat menggunakan ibu jari
dan jari telunjuk. Posisi caliper tegak lurus pada lipatan kira-kira 1 cm (0.25 m) dari
ibu jari dan telunjuk.
c. Kemudian lepaskan pengangan caliper hingga tegangan penuh digunakan pada
lipatan kulit. Gunakan lapisan pada ujung ibu jari dan jari untuk menggenggam
lipatan kulit.
d. Bacalah angka paling dekat 0.5 mm kira-kira sampai satu atau dua detik setelah
pegangan dilepaskan.
e. Sebaiknya melakukan pengukuran minimal dua kali. Jika hasil pengukuran berbeda
hingga lebih dari 1 mm, maka lakukan pengukuran ketiga.
Kelebihan :
a. Relatif murah dan mudah pelaksanaannya serta tidak berdampak negatif terhadap
subyek yang diperiksanya.
b. Merupakan pemeriksa lemak tubuh yang cukup akurat, praktis dan dapat dilakukan
hanya dengan sedikit latihan.
Kelemahan :
a. Bersifat etnicaly dependent dan berbeda antar ras dan seks.
b. Pengukuran sangat dibutuhkan ketelitian dan pengalaman yang cukup karena ketika
menjepit, kita harus bisa memastikan apakah yang diambil ini lemak atau otot.
9. Alat ukur lingkar pinggang dan Pinggul : Metlin
Spesifikasi Alat:
a. Bahan: plastik
b. Ada lempengan logam di ujung-ujungnya.
c. Panjang maksimal : 150 cm.
d. Ketelitian : 0,1 mm
e. Merk : Superior Tailoring
f. Dilengkapi dengan satuan skala inchi.
Kegunaan : untuk mengukur lingkar pinggang remaja dan dewasa.
Cara penggunaan :
Untuk mencari hasil yang maksimal, sebelum mengukur lingkar pinggang tekan
jemari pada bagian tubuh dekat bagian kanan pinggang, kemudian cari tulang dasar
panggul, fungsinya untuk menemukan lengkungan atas. Posisikan pita pengukur secara
horizontal di spot atas tulang pinggul, kemudian lingkarkan, jangan mengecilkan perut
dan tetap berdiri tegak, pita pengukur tidak boleh menekan kulit perut. Lihatlah pada
nomor di mana angka 0 bertemu dengan angka terakhir yang melingkari pinggang.
Itulah ukuran pinggang.
Kelebihan :
a. Cukup akurat
b. Mudah dibawa
c. Mudah digunakan
Kelemahan : kadang salah baca antara skala angka di bawah dengan di atasnya.
Skala Metlin
F. KesimpulanDari hasil praktikum yang telah didapatkan bahwa alat ukur infantometer, microtoise,
pita LIDA, pita LILA, metlin, pengukur panjang depa/rentang lengan, pengukur tinggi
lutut dan skinfold caliper memiliki spesifikasi masing-masing. Sedangkan untuk cara
penggunaannya sebagian besar mudah digunakan.
G. Daftar Pustaka
Aritonang, Irianton. 2011. Menilai Status Gizi untuk Mencapai Sehat Optimal. Yogyakarta
: Leutika dengan CEBios.
Cogill, bruce. 2001. Anthropometri Indicators Measurement Guide. Food and Nutrition
Technical Assistance Project. USAID.
Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan. 2007. Jakarta : Departemen Kesehatan Indonesia.
repository.unhas.ac.id
http://gizi.depkes.go.id/pedoman-gizi/download/pedoman%20LIDA.doc
www.zalora.co.id/womens-size_id/
ceritadarisaya.wordpress.com/tag/skinfold-caliper/
susiatibintisaleh.blogspot.com/2013/04/makalah-penentuan-status-gizi-skinfold.html
toorest.blogspot.com/2009/04/alat-ukur-anthropometri.html
Yogyakarta, 24 September 2013
Mengetahui,
Instruktur
(........................................)
Praktikan
(.......................................)