proposal pmw hasanuddin house of mushrooom

Upload: ampa-syamsuddin-yunus

Post on 09-Mar-2016

238 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PROPOSAL PKW RUMAH JAMUR

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUANSeiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan laju pertumbuhan penduduk yang semakin hari semakin tinggi, maka tingkat kebutuhan akan sandang, pangan dan papan semakin bertamabah pula. Seperti dalam teori Malthus yang menyatakan bahwa Manusia bertambah berdasarkan deret ukur, dan Bukan hanya dari segi tingkat pertumbuhan penduduk namun dari segi ilmu pengetahuan dan peradaban penduduk yang semain hari semakin maju pula. Hal ini kemudian sangat berpengaruh pada proses budaya, sosial masyarakat dan daya beli masyarrakat. Protein nabati merupakan asupan gizi yang cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi seoarang individu. Selain itu tingkat konsumsi protein nabati suatu masyarakat menunjukkan tingkat kesejahteraan yang dimiliki masyarakat tersebut, semakin rendah tingkat konsumsi protein nabati dalam suatu masyarakat, maka dapat menjadi acuan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut juga masih rendah. Demikian sebaliknya jika tingkat konsumsi protein nabati suatu masyarakat cukup tinggi, maka ini juga dapat menjadi acuan bahwa masyarakat tersebut memiliki tingat kesejahteraan yang tinggi pula.Salah satu subsektor pertanian yang memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan yaitu hortikultura. Komoditas hortikultura memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari sumber daya alam yang mendukung dengan tingkat kesuburan yang memadai. Banyaknya bibit unggul yang dapat dikembangkan, semakin meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat mendukung perkembangan komoditas pertanian, serta kesadaran masyarakat dalam negeri maupun luar negeri bahwa komoditas hortikultura memiliki kandungan gizi yang baik untuk kesehatan. (Tabel 1).

Tabel 1. Perkiraan Nilai Gizi Beberapa Komoditas Hortikultura dalam 100 Gram BahanNo.Nama BahanProtein (%)Lemak (%)Karbohidrat (%)

1.Jamur 26,401,6658,55

2.Bayam3,500,506,50

3.Wortel1,200,309,30

4.Kacang Panjang2,700,307,80

5.Toge9,002,606,40

6.Kangkung3,000,305,40

7.Sawi2,300,304,00

8.Kentang2,00,320,9

9.Durian2,13,329,6

10.Kubis1,50,14,2

Sumber : Kurniasari, 2000.Pada Tabel tersebut dapat dilihat bahwa komoditas hortikultura yang terdiri dari sayur dan buah-buahan mengandung gizi seperti protein, lemak dan karbohidrat yang berguna untuk kesehatan tubuh. Diantara jenis sayuran dan buah tersebut, jamur mengandung protein dan karbohidrat yang tinggi, jenis-jenis sayuran mengandung lemak yang rendah karena mengandung serat yang tinggi.Tingkat konsumsi hortikultura yaitu sayur dan buah-buahan beberapa tahun terakhir di Indonesia dapat dilihat pada Tebel 2. Pada Tabel 2 dijekaskan bahwa pada tahun 1990 total konsumsi sayuran dan buah sebesar 66,18 kg/kapita/tahun, pada tahun 1993 menurun menjadi 61,49 kg/kapita/tahun. Kemudian pada tahun 1996 meningkat kembali menjadi sebesar 61,78 kg/kapita/tahun. Pada tahun 1999 kembali menurun menjadi sebesar 50,37 kg/kapita/tahun, dan pada tahun 2002 meningkat kembali sebesar 62,27 kg/kapita/tahun. Tingkat konsumsi sayuran dan buah-buahan tersebut masih dibawah standar yang ditetapkan oleh FAO (Food and Agriculture Organization) yaitu sebesar 65 kg/kapita/tahun. Dengan kecenderungan peningkatan tersebut, maka pada tahun-tahun selanjutnya akan terjadi peningkatan konsumsi sayuran dan buah-buahan sehingga produksi sayur dan buah-buahan diharapkan akan meningkat pula. Diperkirakan pada tahun 2005-2014 tingkat konsumsi sayur dan buah-buahan meningkat sebesar diatas standar yang telah ditetapkan oleh FAO.

Jenis BahanKonsumsi Per Kapita (kg/tahun)Sasaran Konsumsi per kapita (kg/tahun)

19901993199619992003 2005 20082011 2014

Buah-buahan29,9426,0024,6718,7029,3832,6040,8755,4879,79

Sayur-sayuran36,2435,4937,1231,6732,8933,9034,9836,7039,25

Total buah + Sayur66,1861,4961,7850,3762,2766,5075,8592,16119,04

Sumber : Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura, 2004Peluang untuk mengembangkan budidaya jamur di Indonesia sangat besar karena Indonesia memiliki iklim yang cocok untuk proses budidaya serta selera konsumen terhadap jamur yang semakin meningkat.1.1 Latar Belakang Penentuan UsahaSalah satu faktor penting dalam penetuan usaha adalah tingkat permintaan akan barang yang akan diusahakan. Menurut data yang kami dapatkan usaha yang sama belum ada disekiitar wilayah rencana usaha kami. Dengan tingginya konsumsi dan permintaan akan salah satu produk pertanian ini. Selain itu jamur merupakan produk komersial yang dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana, Bahan baku yang dibutuhkan tergolong bahan yang murah dan mudah diperoleh seperti serbuk gergaji, dedak dan kapur, sementara proses budidaya sendiri tidak membutuhkan berbagai pestisida atau bahan kimia lainnya.Berangkat dari niat untuk mendalami dunia usaha yang terbuka lebar serta keinginan untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat maka dengan segenap pengalaman, pengetahuan, dan berbagai hasil survey serta konsultasi, penulis menyusun proposal pengembangan usaha jamur ini. Pengembangan usaha ini dipilih atas beberapa pertimbangan diantaranya daya serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial, kebutuhan skill yang tidak begitu tinggi, biaya investasi yang relatif rendah serta telah tersedianya sarana dan prasarana utama sehingga investasi yang masuk akan dialokasikan untuk dana operasional usaha dan biaya tetap untuk pembauatan rumah jamur.Melihat berbagai hal tersebut dan membandingkan dengan apa yang akan kami tawarkan kepada konsumen, membuat kami bertekad untuk lebih menekuni usaha budidaya jamur ini. Untuk masuk dan menekuni bisnis ini kami telah membandingkan diri kami dengan pesaing yang telah ada saat ini: StrengthPengembangan usaha ini bertumpu pada modal yang ada. Dengan alasan ini dan kekuatan masyarakat yang secara umum adalah petani subsiten menjadikan usaha ini patut untuk dilirik dan dikembangkan. Selain itu, masih minimnya usaha yang sama dalam satu wilayah yang menyebabkan sangat suasahnya mendapatkan hasil produksi yang sama dipasaran. Dan juga dari sector pemasaran kami punya mitra jaringan pasar, yang sewaktu-waktu dapat kami hubungi jika kami ingin memasarkan produk kami. Dan beberapa konsumen langsung disekitar wilayah usaha.Yang mesti dipertimbangkan juga, yakni tingginya tingkat permintaan dari luar daerah yang belum diimbnagi dengan penyediaan produk.Kekuatan lain yang kami miliki adalah pengetahuan dan jaringan karena kami adalah pelajar dan juga banyak berorganisasi sehingga jaringan kami luas. Tempat produksi kami juga strategis dan mudah diakses. WeaknessKarena kami adalah pelajar dengan tingkat pengetahuan akan usaha ini yang masih minim menjadi titik kelemahan kami dalam pelaksanannya. Selain itu sebagai pemula dalam bidang usaha ini kami menjadikannya sebagai lahan belajar sekaligus uji coba yang merupakn kelemahan dalam proses usaha kami. Dan juga fasilitas dari segi prasarana yang masih minim kami miliki menjadi daya dukung kelemahan dalam usaha budidaya jamur ini. OpportunityBelum adanya usaha yang sama di sekitar wilayah rencana usaha, menjadikan usaha ini salah satu pilihan dan peluang untuk dikembangkan. Selain itu, peluang kami cukup besar dalam pengembangan usaha ini yang akan dikelola secara professional serta adanya peluang pasar yang sangat terbuka lebar dengan banyak mitra pedagang yang kami kenal. ThreatmentAdanya kemunculan usaha yang sama yang mungkin lebih besar lagi kapasitas produksinya. Karena mindset orang-orang desa ketika melihat sesuatu yang sukses, maka mereka pun berlomba-lomba untuk membanguun usaha yang sama.Selain itu agroindustri seperti budidaya jamur adalah salah satu bentuk usaha yang bergantung pada kondisi alam dan (perishable) mudah rusak. 1.2 TujuanAdapun Tujuan didirikannya usaha Budidaya Jamur ini yang kami namakan Rumah Jamur Hasanuddin adalah menghasilkan produk jamur berbagai jenis siap jual untuk memenuhi permintaan konsumen yang semakin hari semakin tinggi. Menumbuhkan jiwa wirausaha, dan meningkatkan kreatifitas mahasiswa dalam mengelolah sumberdaya yang ada disekitarnya dengan memamfaatkan peluang yang ada. Selain itu, pendirian usaha ini juga bertujuan untuk memberdayakan para masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan yang tinggal disekitar tempat pendirian usaha ini.1.3 Mamfaat usahaUsaha ini akan melatih dan meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam berwirausaha. Menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan hobby dan kreatifitasnya. Membangun jiwa mandiri dalam diri mahasiswa dan sebagai lapangan kerja baru bagi mahasiswa dan masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan. Dalam beberapa bulan atau pada waktu waktu tertentu jika permintaan tinggi maka rekan mahasiswa lain dapat dilibatkan.

II. ASPEK PEMASARAN2.1 Wilayah pemasaranUntuk wilayah pemasaran, mencakup semua daerah gowa Makassar, seperti supermarket, minimarket, konsumen langsung, dan dalam rencana usaha yang kan kami jalankan natinya akan bermitra dengan salah satu unit usaha yang sama yakni Celebes Mushroom untuk menjadi mitra terkait dengan jaringan pemasaran.Rencana tempat pendirian usaha kami adalah di salah satu desa di kabupaten gowa yaitu desa biring romang, kecamatan patallassang. Lokasi ini merupakan lokasi yang sangat strategis dari jangkauan pasar di Kabupaten GOWA ataupun Kota Makassar. Selain itu di lokasi rencana pendirian usaha kami memiliki jarak yang cukup dekat dengan padang Golf Padivalley, Jalur Wisata Malino, dan merupakan kawasan rencana kota baru kabupaten gowa serta dilalui oleh jalan lingkar Mamminasata.2.2 Sasaran KonsumenDalam perencanaan usaha ini, kami bermitra dengan salah satau unit usaha yang bergerak di bidang yang sama yakni Celebes Mushroom dimana mitra yang telah memiliki jaringan konsumen di kawasan Gowa- Makassar. Mulai dari warung makan, restoran, minimarket, supermarket hingga konsumen langsung.2.3 Strategi PemasaranBerkembangnya teknologi menjadi andil dalam kemajuan system dan strategi pemasaran dalam hal ini media social dan internet, kemudian dengan adanya mitra yang kami punya yang telah memiliki jaringan pemasaran yang cukup luas menjadikan usaha dalam hal pemasaran sudah menjadi jelas. Selain itu untuk membangun kepercayaan dan memperluas wilayah pemasaran bukan hanya di wilayah Gowa dan sekitarnya, maka kami akan promosi lewat media online seperti facebook, website dan jejaring social lainnya yang dapat kami gunakan untuk lebih mengembangkan dan memediakan usaha kami untuk menjadi skala yang lebih besar lagi. Permintaannya tinggi dan kontinyu dengan pembayaran yang tunai. 2.4 Daya Saing UsahaDari aspek daya saing usaha kami mencatat belum ada usaha yang sama berada di daerah sekitar rencana lokasi usaha yang kan kami jalankan. Jadi dari segi daya saing usaha kami merupakan pemain utama dan pertama di kawasan rencana usaha kami. Hal ini yang kemudian menjadi perbandingan bagi kami untuk memilih menggeluti usaha jenis ini. Dan kemudian factor permintaan yang cukup tinggi akan produk jamur.

III. ASPEK TEKNIS3.1 Kapasitas produksiDalam proses pelaksanaan usaha ini, proses pertama yang dilakukan adalah pembuatan kumbung (rumah jamur) sebagai tahap awal untuk produksi jamur, setelah itu pembuatan rak bambu sebagai tapakan media tanam jamur. Selanjutnya pembuatan baglog ( media tanam ) jamur. Dalam pelaksanaan usaha kami, rencana sebagai tahap awal dengan jumlah investasi yang kami harapkan dari PMW Universitas Hasanuddin sebesar nantinya kami akan bekerja sama dengan Mitra untuk penyediaan Baglog, disamping itu baglog akan diproduksi sendiri sesuai dengan kapasitas pekerja sebagai tahap awal. Alur produksi digambarkan sebagai berikut :BIBIT JAMURMEDIA TANAM

InokulasiPencampuran Dan SterilisasiBAGLOG TANAM

InkubasiPemeliharaanPemanenanLIMBAH JAMUR

Ket : Produk utama PAKAN TERNAKJAMUR SEGAR

Produk turunanGambar 1. Alur Produksi JamurLayout proses produksi yang ideal, dapat dilihat pada langkah-langkah berikut:1. Penyediaan, pencampuran semua media tumbuh, dan pengemasannya dalam bentuk baglog.2. Pensterilisasian semua media tumbuh Baglog dengan sistem pemasakan selama sekitar 6 jam dengan panas tertentu3. Penanaman Bibit Jamur ke dalam baglog4. Penyimpanan Baglog pada Rak Baglog yang sudah tersedia di dalam kumbung5. Pemeliharaan, pemantauan suhu/kelembaban udara, dan pengoperasian teknologi sterilisasi, dan sistem pengaturan suhu dan kelembaban udara dalam rumah kumbung.6. Pemanenan, penyimpanan dan pengemasan jamur.7. Pengiriman hasil panen kepada pelanggang pelanggan.Dengan10.000 jumlah baglog sebagai tahap awal dengan jumlah investasi maksimal dari Program Wirausaha Mahasiswa Universitas Hasanuddin, maka kapasitas produksi jamur Dengan asumsi produksi per hari dengan 10.000 baglog 50 kg dengan, dimana periode produksi maksimum setiap Baglog rata-rata selama 4 bulan sejak penyemaian bibit dalam baglog. Dengan demikian kapasitas produksi jamur selama 4 bulan masa produktif adalah sebesar 6000 kg.3.2 Ketersediaan Sarana ProduksiDengan konsep usaha seperti yang kami tawarkan, fasilitas dan sarana produksi menjadi minim. Karena sarana produksi tetap berupa lahan telah tersedia secara permanen berkapasitas 10 x 15 M untuk pembuatan kumbung, bahan dan perlengkapan pembuatan baglog tersedia secara gratis berupa sekam padi, serbuk kayu, jerami , serta saung tempat jaga. Hanya ada beberapa fasilitas yang perlu disediakan berupa instalasi air dan perlengkapan perawatan serta bahan pembuatan kumbung.

3.3 Ketersediaan bahan bakuUntuk penyediaan bahan baku operasional berupa bibit jamur, baglog kami telah bermitra dengan Celebes Mushroom yang merupakan salah satu produsen jamur yang ada di Makassar untuk penyediaannya sebagai tahap awal usaha kami. Selain itu untuk proses pembuatan baglog dengan Bahan baku yang dibutuhkan tergolong bahan yang murah dan mudah diperoleh seperti serbuk gergaji, dedak dan kapur, sementara proses budidaya sendiri tidak membutuhkan berbagai pestisida atau bahan kimia lainnya. 3.4 Ketersediaan sumberdaya manusiaDalam perencananan usaha kami didukung dari beberapa latar belakang ilmu yakni ilmu teknik pertanian, ilmu pertanian dan teknologi pertanian. Meskipun demikian, kami memiliki kompetensi yang sangat membantu dalam usaha ini. Dengan latar belakang seperti itu, kami yakin bahwa kami dapat mengembangkan usaha ini dengan baik Dimana masing-masing memiliki andil yang cukup besar dalam memajukan usaha kami kedepannya. Adapun karyawan yang akan membantu kami dalam usaha ini adalah para remaja yang tidak lanjut sekolah maupun kuliah yang ada didesa, demi mengurangi pengangguran didesa. Selain itu dukungan besar dari teman-teman kuliah dalam hal pelaksanaan secara umum dan teknis lapangan.

IV. ASPEK KEUANGAN4.1 Rencana Biaya UsahaAdapun biaya yang digunakan dalam rencana usaha ini adalah biaya pembuatan kumbung sebagai berikut : Tabel 3. Tabel Anggaran Investasi Budidaya JamurUraianSpesifikasi HargaSatuan(Rp)Biaya(Rp)

A.InvestasiBangunan bambuPeralatan:-Sterilizer-Kompor tekan(semawar)-Sprayer-Peralatan produksi(cangul,sekop,ember,dll)-Rak bambu 20 buah4 m x 8 m

200 liter1 set2 set

(3 m x 0,5 m x0,5 m)5 tingkat150.000,-

75.000,-75.000,-70.000,-50.000,-250.000,-70.000,-4.800.000.00

75.000,0075.000,0070.000,0050.000,00250.000,001.400.000,00

Jumlah6. 720.000,-

B.Modal kerjaBiaya pembelian bibit+baglog

Tenaga kerjaListrikInstalasi dan pemasangan pipa airLain-lainBaglog+bibit jamur5.000 2 0rang1 set1 setperalatan tambahan3.000,-

500.000,-200.000,-250.000,150.000,-15.000.000,-

1.000.000,-200.000,-250.000,-150.000,-

JumlahTotal (investasi +modal kerja)

16.600.000,-23.320.000,-

C.PendapatanKotor/6 bulanHasil jamurKegagalan 10%6000 Kg600 Kg10.000,0010.000,0060.000.000,00(6.000.000,00)

Jumlah54.000.000,00

D.KeuntunganPendapatanBiaya produksiPenyusutan investasi(umur ekonomi 2 tahun)54.000.000,00(23.320.000,00)(1.500.000,00)

Jumlah29.180.000,-

4.2 Total Biaya Berdasarkan jumlah dari dua jenis pembiayaan yang telah kami susun secara terukur maka total biaya yang dibuthkan adalah jumlah dari biaya tetap + biaya variabel menghasilkan total investasi dan biaya untuk operasional bulan pertama sebesar Rp. 23.320.000, -( dua puluh tiga juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah).4.3 Sumber PembiayaanUntuk dapat menjalankan dan mengembangkan usaha ini kami berharap bantuan dana dari PMW UNHAS. Kami berharap PMW UNHAS dapat mempercayakan modalnya untuk kami kelolah menjalankan usaha ini. Tanpa bantuan dana dari PMW UNHAS kreatifitas dan inovasi ini tidak akan tumbuh besar. PMW UNHAS adalah satu satunya harapan kami untuk pengembangan usaha ini.

1

RUMAH JAMUR HASANUDDIN