proposal penelitian mie rumput laut

Upload: epul-saepullah

Post on 31-Oct-2015

858 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

  • 1 | P a g e

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Perairan Indonesia yang merupakan 70 persen dari wilayah Nusantara,

    mempunyai garis pantai lebih dari 81.000 km dengan 13.667 pulau, memiliki potensi

    rumput laut yang cukup besar. Potensi rumput laut cukup melimpah dan meningkat

    dari tahun ke tahun. Pada tahun 2002 produksi rumput laut mencapai 223.080 ton,

    pada tahun 2003 mencapai 231.927 ton, pada tahun 2004 mencapai 397.964 ton, dan

    meningkat menjadi 1.341.141 ton pada tahun 2006 (Departemen Pertanian 1988,

    diacu dalam Wirjatmadi et al., 2002).

    Masyarakat Indonesia yang menggunakannya sebagai bahan pangan sumber

    serat dan yodium masih rendah jika di bandingkan dengan potensi dan konsumsi

    masyarakat dunia lainnya. Oleh karena itu hal tersebut merupakan peluang yang

    sangat potensial bagi pengembangan teknologi pangan yang memanfaatkan rumput

    laut untuk menghasilkan produk olahan yang berkualitas cukup tinggi bagi jenisjenis

    makanan yang banyak digemari oleh masyarakat luas. Salah satu masalah gizi yang

    cukup dominan terjadi pada masyarakat Indonesia adalah masalah Gangguan Akibat

    Kekurangan Iodium (GAKI) (gangguan akibat kekurangan iodium). Defisiensi

    iodium dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, retardasi mental, penurunan

    tingkat kecerdasan (IQ), kretin/kerdil, kematian perinatal, kematian bayi, bisu, tuli,

    mata juling dan gondok. Selain masalah GAKI, penyakit yang banyak diderita oleh

    masyarakat Indonesia adalah penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan

    pembuluh darah, penyakit kanker usus besar, diabetes mellitus, batu empedu,

    konstipasi serta penyakit-penyakit lainnya yang berhubungan dengan obesitas. Hal ini

    disebabkan kurangnya konsumsi makanan yang berserat. Salah satu bahan baku

    pangan yang mengandung kadar iodium dan serat tinggi adalah rumput laut.

    Mengingat demikian pentingnya peranan iodium dan serat pangan, dalam

    upaya menuntaskan masalah GAKI dan mencegah meluasnya penyakit degenerative

  • 2 | P a g e

    akibat rendahnya mengkonsumsi dietary fiber, maka perlu diupayakan pemanfaatan

    rumput laut secara optimal, yaitu melalui pendekatan ketersediaan dan konsumsi

    pangan (food based approach). Dengan demikian diperlukan pengembangan

    teknologi pangan yang memanfaatkan rumput laut untuk menghasilkan produk

    olahan yang berkualitas, diantaranya dengan mengkombinasikan rumput laut pada

    makanan yang digemari masyarakat. Salah satu jenis makanan yang banyak digemari

    masyarakat adalah mie kering.

    Meningkatnya konsumsi mie kering sebagai alternatif penambah kalori selain

    nasi pada saat tertentu, menyebabkan mie sering diperhitungkan dalam susunan menu

    makanan rumah tangga, restoran maupun pedagang kaki lima. Kecenderungan ini

    dapat menjadi peluang bagi usaha-usaha perbaikan gizi masyarakat berpenghasilan

    rendah yang pola makanannya sering monoton dan kurang variasi atau paradigma

    sikap masyarakat yang serba instant menjadikan mie sebagai sajian yang praktis.

    1.2 Rumusan Masalah

    Rumput laut yang memiliki kandungan iodium pada rumput laut yaitu 0.1-0.8

    % pada ganggang coklat dan 0.1-0.15% pada ganggang merah dan serat yang cukup

    tinggi. Kekurangan iodium dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, retardasi

    mental, penurunan tingkat kecerdasan (IQ), kretin/kerdil, kematian perinatal,

    kematian bayi, bisu, tuli, mata juling dan gondok dan penyakit degeneratif seperti

    penyakit jantung dan kurangnya konsumsi makanan yang berserat.pembuluh darah,

    penyakit kanker usus besar, diabetes mellitus, batu empedu, konstipasi serta penyakit-

    penyakit lainnya yang berhubungan dengan obesitas. Oleh karena itu hal tersebut

    merupakan peluang yang sangat potensial bagi pengembangan teknologi pangan yang

    memanfaatkan rumput laut untuk menghasilkan produk olahan yang berkualitas

    cukup tinggi bagi jenis jenis makanan yang banyak digemari oleh masyarakat luas.

    Salah satu jenis makanan yang banyak digemari masyarakat adalah mie kering. Mie

    kering dikonsumsi dalam berbagai bentuk, seperti mie goreng, mie bakso, dll.

  • 3 | P a g e

    Meningkatnya konsumsi mie sebagai alternatif penambah kalori selain nasi

    pada saat tertentu, menyebabkan mie sering diperhitungkan dalam susunan menu

    makanan rumah tangga, restoran maupun pedagang makanan kaki lima.

    Kecenderungan ini dapat menjadi peluang bagi usaha-usaha perbaikan gizi

    masyarakat (melalui komplementasi gizi) terutama masyarakat berpenghasilan rendah

    yang pola makannya sering monoton dan kurang variasi. Dimana hal tersebut

    kemungkinan lebih disebabkan oleh daya beli masyarakat yang sangat terbatas Selain

    itu produk mie yang beredar di pasaran banyak yang menggunakan bahan pengawet

    seperti formalin, boraks, bahan pengenyal sintetik, dan bahan pemutih agar

    penampilan mie menarik tanpa memperhitungkan nilai gizi yang terkandung pada

    produk mie. Mie kering rumput laut adalah sebuah alternatif produk mie baru yang

    berbahan alami tanpa adanya bahan pengawet sintetik dan peluang pasar tinggi, hal

    ini dikarenakan mie merupakan makanan yang digemari seluruh kalangan tanpa

    adanya batasan usia. Selain itu mie rumput laut yang kaya akan serat dan iodium ini

    diharapkan mampu mengatasi masalah GAKI (gangguan akibat kekurangan iodium)

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan yang di harapkan dalam penelitian Pemanfaatan Rumput Laut

    (Eucheuma Cottonii) Dalam Meningkatkan Nilai Kandungan Iodium Dan Serat

    Pangan Pada Mie Kering ini antara lain :

    a. Memanfaatkan rumput laut sebagai salah satu potensi perairan terbesar di

    Indonesia menjadi produk yang berkualitas dan memiliki nilai gizi yang

    tinggi.

    b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya konsumsi iodium

    dan serat yang dibutuhkan.

    c. Meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap rumput laut yang diharapkan

    mampu mengatasi masalah GAKI (gangguan akibat kekurangan iodium) dan

    kekurangan serat.

  • 4 | P a g e

    d. Menciptakan produk mie yang bebas dari bahan kimia berbahanya seperti

    formalin,borax,pemutih dll.

    e. Menciptakan diversifikasi produk mie rumput laut yang memiliki kualitas

    tinggi dengan harga yang terjangkau.

    f. Melatih mahasiswa dalam berinovasi dan menciptakan ide-ide kreatif yang

    berguna bagi masyarakat.

    g. Mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di perkuliahan.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian ini antara lain :

    a. Melatih kemampuan penulis menganalisa masalah berdasarkan fakta

    dan data yang tersedia yang disesuaikan dengan pengetahuan yang diperoleh

    di kuliah.

    b. Agar masyarakat mengetahui kandungan iodium dan serat yang terdapat pada

    rumput laut

    c. Diharapkan para konsumen dapat memilih mie sesuai dengan kebutuhannya.

    d. Sebagai bahan masukan bagi yang membutuhkannya dan sebagai literature

    untuk penelitian selanjutnya.

    1.5 Hipotesis

    H0 :Pemanfaatan rumput laut (Eucheuma cottonii) berpengaruh dalam

    meningkatkan nilai kandungan iodium dan serat pangan pada mie kering

    H1 :Pemanfaatan rumput laut (Eucheuma cottonii) tidak berpengaruh dalam

    meningkatka nilai kandungan iodium dan serat pangan pada mie kering

  • 5 | P a g e

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Karakteristi Iodium Serta Serat Rumput Laut ( Echema cotonii )

    Eucheuma cottonii merupakan salah satu jenis rumput laut merah

    (Rhodophyceae) dan berubah nama menjadi Kappaphycus alvarezii karena karaginan

    yang dihasilkan termasuk fraksi kappa-karaginan. Maka jenis ini secara taksonomi

    disebut Kappaphycus alvarezii (Doty 1986). Nama daerah cottonii umumnya lebih

    dikenal dan biasa dipakai dalam dunia perdagangan nasional maupun internasional.

    Klasifikasi Eucheuma cottonii ( Doty 1986). adalah sebagai berikut :

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Rhodophyta

    Kelas : Rhodophyceae

    Ordo : Gigartinales

    Famili : Solieracea

    Genus : Eucheuma

    Species : Eucheuma alvarezii

    Ciri-ciri Eucheuma cottonii adalah thallus dan cabang-cabangnya berbentuk

    silindris atau pipih, percabangannya tidak teratur dan kasar (sehingga merupakan

    lingkaran) karena ditumbuhi oleh nodulla atau spine untuk melindungi gametan.

    Ujungnya runcing atau tumpul berwarna coklat ungu atau hijau kuning. Spina

    Eucheuma cottonii tidak teratur menutupi thallus dan cabang-cabangnya. Permukaan

    licin, cartilaginous, warna hijau, hijau kuning, abau-abu atau merah. Penampakan

    thallus bervariasi dari bentuk sederhana sampai kompleks.

    Menurut Winarno (1990) kandungan iodium pada rumput laut yaitu 0.1-0.8 %

    pada ganggang coklat dan 0.1-0.15% pada ganggang merah. Hal ini dibuktikan

    dengan rendahnya masalah GAKI di negara Jepang dan Cina yang erat kaitannya

    dengan kebiasaan masyarakat mengkonsumsi rumput laut dalam jumlah banyak

    (Winarno, F.G. 1996).

  • 6 | P a g e

    2.2 Mie Kering

    Definisi mie kering dibuat dari adonan terigu atau tepung beras atau tepung

    lainnya sebagai bahan utama dengan atau tanpa penambahan lainnya, dapat diberi

    perlakuan dengan bahan alkali, proses gelatinisasi dilakukan sebelum mie

    dikeringkan dengan proses penggorengan atau proses dehidrasi (pengurangan air)

    lainnya (SNI 01-3551-2000).

    Makanan berbasis tepung-tepungan seperti mie sangat digemari masyarakat

    Indonesia dan dikonsumsi sebagai makanan selingan, bahkan sudah mulai menjadi

    menu utama terutama untuk menu sarapan pagi. Mie kering banyak digunakan

    sebagai produk olahan alternatif pengganti nasi. Apabila mie yang dikonsumsi tidak

    dicampur dengan bahan lain maka kandungan gizinya kurang memenuhi kebutuhan

    sehari-hari. Pada anak-anak cenderung suka makan mie daripada nasi ataupun bahan

    pangan yang banyak mengandung karbohidrat ataupun protein. Padahal pada masa

    anak-anak banyak membutuhkan makanan yang bergizi tinggi dan seimbang

  • 7 | P a g e

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Waktu Dan Tempat

    Penelitian tentang Pemanfaatan Rumput Laut (Eucheuma cottonii) Dalam

    Meningkatkan Nilai Kandungan Iodium Dan Serat Pangan Pada Mie Kering

    bersifat eksperimental, studi ini dimaksudkan untuk memanfaatkan rumput laut guna

    meningkatkan kadar iodium dan serat pada mie basah. Waktu penelitian dari

    perencanaan dan pelaksanaan dilakukan pada bulan Desember 2011- Januari 2012, di

    Lab Pengolahan Hasil Perikanan lantai tiga (3) gedung Laboratorium Fakultas

    Pertanian,UNTIRTA Serang,Banten.

    3.2 Metode Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

    eksperimental laboratorium dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri

    atas 4 perlakuan (t = 4) dengan simbol : M0, M1, M2, M3 dan dilakukan 3 kali

    ulangan (r = 1,2,3,). Adapun ke 4 perlakuan meliputi antara lain

    a. Mie tanpa penambahan rumput laut (komposisi 100:0)

    b. Mie dengan konsentrasi penambahan rumput laut 10% (komposisi 90:10),

    c. Mie dengan konsentrasi penambahan rumput laut 20% (komposisi 80:20), dan

    d. Mie dengan konsentrasi penambahan rumput laut 30% (komposisi 70 : 30)

    Pengambilan sampel penelitian untuk analisis zat gizi dilakukan secara

    sengaja pada semua unit percobaan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan uji

    laboratorium. Obyek penelitian adalah mie rumput laut yang dilakukan analisis

    kandungan zat gizinya, meliputi yodium, dan karbohidrat (termasuk karbohidrat pati

    atau serat), dan proteinnya. Untuk mengetahui perbedaan antara masing - masing

    perlakuan dilakukan uji Friedman Two way Anova dan bila terdapat perbedaan

    bermakna dilanjutkan dengan uji beda jenjang Friedman (multiple comparation).

  • 8 | P a g e

    3.2.1 Bahan Baku

    Bahan baku dalam pembuatan mie kering rumput laut terdiri dari :

    rumput laut Euchema cottonii. Bahan-bahan lain adalah telur, tepung

    tapioka, garam (NaCl), minyak kelapa dan air serta flavor yang digunakan

    (ikan, udang).

    3.2.2 Alat

    Alat yang digunakan dalam pembuatan produk mie kering rumput laut

    ini adalah timbangan, panci, baskom plastik, ember plastik, pisau, blender,

    roll press, wajan, kompor gas.

    3.2.3 Proses Pembuatan

    Proses pembuatan mie rumput laut dimulai dengan pembuatan bubur

    rumput laut dengan proses pencucian dan pencacahan atau penghalusan

    dengan menggunakan blender. Setelah itu dilakukan pencampuran dengan

    telur, garam, soda kue, tepung terigu, dan air. Untuk mendapatkan adonan

    yang baik harus diperhatikan jumlah penambahan air (28 38 %), waktu

    pengadukan (15 25 menit), dan suhu adonan (24 40 oC).

    Adonan tersebut kemudian di timbang dan diproses roll press

    (pembentukan lembaran). Selanjutnya dilakukan pencetakan dengan roll

    pemotong mie setebal 1-2 mm. Setelah pembentukan mie dilakukan proses

    pengukusan. Pada proses selanjutnya dilakukan dua jenis produk mie kering

    yang berbeda yakni produk mie sebagian dioven pada suhu 60100oC dan

    sebagian lagi digoreng. Setelah itu, mie ditiriskan dan didinginkan. Proses

    tersebut bertujuan agar tekstur mie menjadi keras. Proses terakhir adalah

    pengemasan mie kering dengan plastik, pemasukan bumbu, dan diberi label.

    Alur diagram alir pembuatan mie rumput laut adalah sebagai berikut :

  • 9 | P a g e

    Rumput Laut (Euchema cottonii)

    Pencucian, pencacahan dan penghalusan

    Bubur rumput laut

    Pencampuran dengan telur, garam (NaCl), soda kue, tepung terigu dan air

    Pembentukan lembaran (roll press) dan pembentukan adonan mie

    Pengukusan

    Pengovenan Penggorengan

    Mie kering rumput laut

    3.3 Metode Pengambilan Data

    Metode penggumpulan data yang digunakan yang dalam penelitian ini

    menggunakan dua (2) tipe pengambilan data, meliputi uji laboratorium dan uji

    organoleptik. Pengujian laboratorium meliputii nilai kandungan karbohidrat, protein,

    serat dan iodium. Sedang pengujian organoleptik menggunakan score sheet untuk

    menjaring data dari sejumlah panelis yang telah memenuhi syarat kesehatan, seperti

    tidak mengalami gangguan telinga, hidung tenggorokan, tidak buta warna dan tidak

    alergi terhadap makanan yang akan diuji.

    3.4 Metode Analisis Data

    Data yang didapatkan disajikan dalam bentuk tabulasi dan dianalisis secara

    deskriftif maupun statistik. Pemanfaatan rumput laut (Eucheuma cottonii) dalam

    meningkatkan nilai kandungan iodium dan serat pangan pada mie basah apakah

    berpengaruh terhadap nilai kualitas ( karbohidrat, protein dan uji organoleptik ) mie

    yang dihasilkan baik serta peningkatan nilai iodium serta serat mie tersebut.

  • 10 | P a g e

    Model perumusan matematika yang digunakan dalam dari rancangan ini yaitu:

    Yij = + i + ij

    Keterangan :

    Yij = nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-j yang mendapat perlakuan ke-i

    = nilai tengah umum

    i = pengamatan perlakuan ke-i

    ij = perlakuan dalam penelitian ini yaitu perbedaan konsentrasi rumput laut M1.

  • 11 | P a g e

    DAFTAR PUSTAKA

    Astawan, M., Koswara, S. dan Herdiana, F. 2004. Pemanfaatan Rumput Laut

    (Eucheuma cottonii) Untuk Meningkatkan Kadar Iodium adn Serat Pangan

    Pada Selai dan Dodol. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor. Jurnal

    Penelitian Medika Eksakta Vol. 3 No. 1 April 2002: 89-104

    SNI (Standar Nasional Indonesia) Mie Kering (SNI 01-3551-2000).

    Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. 2006. Keamanan Pangan Mie Basah:

    Mencari Jalan Keluar Dari Masalah Formalin Dan Boraks. Fakultas

    Teknologi Pertanian . IPB. Bogor.

    Rizal, A., Jamhari,A. dan Kiswanti,E.D,. 2009. Strategi Pemasaran Produk Mie

    Kering Rumput Laut (Euchema cottonii) Kaya Akan Serat dan Iodium

    Dengan Sistem Marketing Mix. Fakultas Perikanan dan Kelautan, Institut

    Pertanian Bogor. Hal 1-10.

    Winarno, F.G., Fardiaz, S., dan Fardiaz, D. 1992. Kimia Pangan Gizi. Gramedia

    Pustaka Utama, Jakarta.

    Winarno, F.G., Fardiaz, S. dan Fardiaz, D. 1996. Teknologi Pengolahan Rumput

    Laut. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

    Wirjatmadi, B., Adriani, M. dan Purwanti, S. 2002. Pemanfaatan Rumput Laut

    (Eucheuma cottonii) Dalam Meningkatkan Nilai Kandungan Serat dan

    Yodium Tepung Terigu Dalam Pembuatan Mi Basah. P3G , Lembaga

    Penelitian Universitas Airlangga.

    Wirjatmadi B, Adriani M, Purwanti S. Pemanfaatan Rumput Laut Eucheuma cottonii

    dalam Meningkatkan Nilai Kandungan Serat dan Yodium Tepung Terigu

    dalam Pembuatan Mi Basah. Media eksakta vol 3: 89-104.

    Wisnu, R.A. dan Rachmawati, D. 2004. Analisa Komposisi Nutrisi Rumput Laut

    (Euchema cotonii) Di Pulau Karimunjawa Dengan Proses Pengeringan

    Berbeda. Budidaya Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan

    Ilmu Kelautan,Universitas Diponegoro, Semarang.