proposal penelitian melon

19
PROPOSAL PENELITIAN BUDIDAYA TANAMAN MELON ORGANIK MENGGUNAKAN TEKNIK IRIGASI KENDI Oleh : Syafrudin (134100011) Widi Nanda Wahyutama (134100015) Melinda Khafisatun Nikmah (134100019) Rurintana Nalendra Warna (134100071) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Upload: willy-dreadnought

Post on 24-Jul-2015

743 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Penelitian Melon

PROPOSAL PENELITIAN

BUDIDAYA TANAMAN MELON ORGANIK

MENGGUNAKAN TEKNIK IRIGASI KENDI

Oleh :

Syafrudin (134100011)

Widi Nanda Wahyutama (134100015)

Melinda Khafisatun Nikmah (134100019)

Rurintana Nalendra Warna (134100071)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

2011

Page 2: Proposal Penelitian Melon

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertanian di Indonesia memang sudah banyak mengembangkan berbagai

macam teknik irigasi untuk tanaman sayuran ataupun buah – buahan. Diperkirakan

luas lahan kering yang mempunyai peluang untuk mendapatkan pengairan (irigasi)

mencapai sekitar 32 juta hektar. Salah satu kendala produksi tanaman di lahan kering

adalah terbatasnya air untuk tanaman, terutama pada musim kemarau. Oleh karena

itu, ketersediaan sumberdaya air yang terbatas harus dimanfaatkan secara hemat

(efisien) dan efektif terutama dalam bidang pertanian. Usaha untuk memenuhi target

produksi tersebut tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan suatu teknologi

ataupun teknik yang di gunakan.

Irigasi kendi adalah teknik untuk menciptakan slow release air bawah tanah

dengan meminimalkan kerugian dan resiko penguapan salinasi. Dengan sistem irigasi

kendi, pemberian air pada tanaman tidak perlu diberikan setiap hari tetapi cukup

dengan memperhatikan ketersediaan jumlah air di dalam kendi yang dapat dilakukan

dalam jangka waktu tertentu. Pemberian air menggunakan irigasi kendi lebih efisien

dibandingkan dengan sistem lain seperti irigasi tetes dan irigasi sumbu karena

memberikan air langsung ke zona akar tanaman, bukan ke daerah yang lebih luas dari

lapangan.

Ditinjau dari segi keuntungan, membudidayakan tanaman melon cukup

menjanjikan. Keuntungannya lebih besar dibanding ketika bertani komoditas tanaman

pangan yang lain. Karena itu, bertani melon mutlak memerlukan penguasaan

teknologi budi daya hortikultura secara matang, intensif, dan cermat.

Page 3: Proposal Penelitian Melon

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Melon ( Cucumis Melo L. )

Melon (Cucumis melo L.)  merupakan tanaman buah yang termasuk family

Cucurbitaceae. Tanaman melon termasuk keluarga mentimun, waluh, timun suri dan

semangka. Melon memiliki nilai komersial yang tinggi di Indonesia dengan kisaran

pasar yang luas dan beragam, mulai dari pasar tradisional hingga pasar modern,

restoran dan hotel. Hal ini menunjukan bahwa komoditas melon sangat potensial

untuk diusahakan karena memiliki nilai ekonomi dan daya saing yang dibandingkan

dengan buah lain.

Tanaman melon dapat dibudidayakan di ladang, halaman, kebun atau rumah

kaca. Pertumbuhannya memerlukan kelembapan udara yang tinggi, tanah subur yang

gembur, dan mendapat sinar matahari penuh dengan drainase yang baik. Tanaman ini

lebih baik dirambatkan ke para – para yang telah disediakan, baik yang berbentuk

para – para miring ataupun para – para bentuk lurus. Dan akan tumbuh dengan baik

dan menghasilkan buah bermutu serta menguntungkan, bila ditanam dengan memilih

lahan sawah irigasi, dengan syarat penanamannya maksimal dua kali berurutan dua

kali dalam satu tahun.

1. Syarat Tumbuh

a. Iklim

Perlu penyinaran matahari penuh selama pertumbuhannya. Pada kelembaban yang

tinggi tanaman melon mudah diserang penyakit. Suhu optimal antara 25°-30°C.

Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon. Hujan terus

menerus akan merugikan tanaman melon. Tumbuh baik pada ketinggian 300-900 m

Page 4: Proposal Penelitian Melon

dpl. Kelembaban udara secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman

melon. Dalam kelembaban yang tinggi tanaman melon mudah diserang penyakit

b. Media Tanam

Tanah yang baik ialah tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik

seperti andosol, latosol, regosol, dan grumosol, asalkan kekurangan dari sifat-sifat

tanah tersebut dapat dimanipulasi dengan pengapuran, penambahan bahan organik,

maupun pemupukan. Tanaman melon tidak menyukai tanah yang terlalu basah, pH

tanah 5,8-7,2. Tanaman melon pada dasarnya membutuhkan air yang cukup banyak.

Tetapi, sebaiknya air itu berasal dari irigasi, bukan dari air hujan.

2. Pembibitan

Tanaman melon yang sehat dan berproduksi optimal berasal dari bibit

tanaman yang sehat, kuat dan terawat baik pada awalnya. Pengecambahan Benih

dilakukan dengan cara direndam didalam air hangat kuku yang dicampur fungisida

sistemik dengan dosis anjuran. Perendaman dilakukan selama4 – 6 jam. Setelah

direndam, benih ditiriskan dan diletakan diatas kertas Koran lembap selama 2 hari 1

malam ( 36 jam ) pada suhu kamar. Kertas dijaga agar tetap dalam kondisi lembap.

Jika diperlukan, lakukan penyemprotan dengan sprayer. Benih yang sudah

berkecambah harus segera dibibitkan atau disemai dalam media pembibitan.

Penyemaian benih dapat menggunakan kantong plastic bening atau polibag berukuran

7 x 10 cm. Media semai yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang

yang sudah matang dengan dengan perbandingan 2 : 1, penanaman dilakukan dengan

cara membuat lubang sedalam 2 cm dengan jari, lalu benih dimasukkan dengan

bagian berakar dibawah. Kemudian, benih ditutup dengan tanah, tetapi ujung benih

masih terlihat. Persemaian perlu dijaga agar selalu dalam kondisi lembap, tetapi tidak

boleh terlalu basah. Bibit dipindahkan ke lapangan setelah berumur 7 – 12 hari atau

memiliki 1 -2 daun sejati.

Page 5: Proposal Penelitian Melon

3. Persiapan Lahan

Penyiapan lahan untuk penanaman terlebih dahulu dibersihkan dari sisa

tanaman dan sampah, kemudian dilakukan pembajakan dengan kedalaman 20 – 30

cm. Lahan dikering-anginkan selama 5 – 7 hari. Bila masih ada bongkahan tanah,

haluskan dan dibiarkan selama 4 – 5 hari.

Pembuatan bedengan dilakukan setelah tanah diolah, lalu bedengan dilengkapi

dengan saluran pembuangan air atau drainase. Dengan ukuran panjang maksimum 15

m, tinggi 20 - 50 cm, lebar 100 – 120 cm dan lebar parit 50 – 60 cm. Tinggi dan lebar

parit disesuaikan dengan keadaan musim saat penanaman. Pada musim hujan,

usahakan tinggi bedengan 50 cm, agar perakaran tanaman tidak terendam air sewaktu

hujan.

Pemberian pupuk dasar atau pengapuran dilakukan seminggu sebelum tanam.

Pupuk dasar yang diberikan bias berupa pupuk kandang dan juga dolomite/calmag.

Penentuan Jumlah kapur dapat ditentukan sesuai pH tanah yang sudah diketahui

sebelumnya.

4. Teknik Penanaman

Bibit melon yang siap untuk ditanam berumur 10 – 14 hari setelah semai.

Penanaman bibit sebaiknya dilakukan pada sore hari untuk menghindari tanaman

mengalami stress karena terik matahari. Akar tanaman diusahakan tidak sampai rusak

saat menyobek polibag kecil. Cetakan tanah yang telah berisi bibit melon, diletakkan

pada lubang yang telah ditugal dan diusahakan agar tidak pecah/hancur karena bisa

mengakibatkan kerusakan akar dan tanaman akan layu jika hari panas. Dan dilakukan

pemasangan ajir yang berfungsi untuk menopang tanaman agar bisa tumbuh ke atas,

mengingat batang tanaman melon merupakan tanaman merambat.

Page 6: Proposal Penelitian Melon

5. Pemeliharaan

Penyiraman dilakukan bila tanah sudah mulai kering. Pada awal penanaman

hingga umur satu minggu, dilakukan penyiraman setiap hari ( sore hari ) sekitar

(100cc/tanaman), selanjutnya, penyiraman dilakukan dua hari sekali hingga umur 2

minggu setelah tanam. Setelah tanaman berumur 2 minggu, penyiraman dilakukan 2

hari sekali pada waktu pagi atau sore.

Pengikatan tanaman ditujukan untuk merambatkan tanaman pada ajir yang

sudah dipasang. Batang tanaman mulai diikat setelah tanaman berumur 12 hari atau

memiliki 7 daun.

Pemangkasan dilakukan untuk membuang calon tunas ( cabang ) yang

merugikan, terutama tunas yang muncul pada ketiak daun, untuk mendapatkan

pertumbuhan vegetative yang maksimum sehingga produktivitas tanaman optimum.

pada umumnya tangkai yang dipelihara hanya 1 namun untuk tujuan melon kecil

maka dipertahankan 2 buah. Ujung batang tempat buah dipelihara dipangkas dengan

menyisakan 1 lembar daun

Penyiangan pertama dilakukan bersamaan dengan pembersihan lahan sekitar

tanaman supayah tumbuh subur. Penyianagan berikutnya dilakukan sebelum rumput

– rumput berbunga dan pada saat tanaman melon berumur 2 – 4 minggu setelah

tanam. Pada system mulsa penyiangan dilakukan pada lubang tanam dan parit antar

bedengan.

6. Pemanenan

Buah pada tanaman melon yang ekonomis untuk diusahakan berasal dari

bunga sempurna ( hermaphrodite ) yang muncul dari ketiak daun ke 9 – 11. Karena

bunga pada ruas tersebut memiliki kualitas yang tinggi dengan ukuran buah yang

Page 7: Proposal Penelitian Melon

optimum. Setelah buah dari cabang ke 9 – 11 tumbuh sebesar bola pingpong, dipilih

satu buah yang paling baik ( tidak cacat ) untuk terus dipelihara sampai besar. Buah

yang tidak terpilih dibuang. Buah dapat ditup dengan kantong plastic untuk mencegah

serangan penyakit lalat buah. Namaun kantong plastic harus dilepas ketika buah

sudah membesar. Hal ini bertujuan agar perkembangan buah tidak terganggu.

Pemotongan ujung batang utama dilakukan setelah calon buah yang akan dibesarkan

sudah dipilih. Pemotongan batang utama menyisakan 30 -35 daun.

B. Sistem Irigasi

Irigasi kendi ini dapat menghemat penggunaan air dengan cara mengatur

melalui sifat porositas kendi. Irigasi kendi bekerja berdasarkan sistem osmosis, yaitu

terjadinya aliran air dari dalam kendi ke dinding kendi yang dibuat porus, kemudian

mengalir ke tanah sekitar perakaran tanaman berdasarkan perbedaan potensial matriks

antara tanah dan dinding kendi. Untuk mengaplikasikan sistem irigasi kendi pada

tabulamput, kendi dapat dibenamkan di daerah perakaran, hal ini dapat dilakukan

pada saat penanaman atau penggantian media tanam. Kendi yang diisi air mampu

membasahi tanah di sekelilingnya melalui dindingnya yang dibuat permeable.

Kendi yang baik digunakan untuk sistem irigasi ini adalah kendi tanpa lapisan

finishing, kendi seperti ini dapat dicirikan dengan munculnya warna natural gerabah

tanah liat pada dinding luar kendi. Kendi berglazur tidak dapat digunakan untuk

sistem irigasi karena lapisan tipis gelas pada permukaannya kendi akan mencegah

terjadinya proses osmosis, demikian juga halnya dengan kendi yang dilapisi cat atau

pernis. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan

Setelah pemberian air, mulut kendi haruslah selalu dalam keadaan tertutup.

Hal ini perlu diperhatikan agar tidak terjadi kehilangan air akibat penguapan

dan mengurangi  pertumbuhan alga/lumut

Page 8: Proposal Penelitian Melon

Hanya gunakan air bersih untuk mengisi kendi. Saringan pasir dapat

digunakan untuk membersihkan air sebelum dimasukkan ke dalam kendi.

Bersihkan kendi sebelum digunakan dengan air bersih agar pori bersih.

1. Kebutuhan Air bagi Tanaman

Kebutuhan atau pemakaian air setiap tanaman tidak sama pada setiap saat,

sesuai dengan stadia tumbuh tanaman ( umur tanaman ), suhu udara dan

cuacaPenyediaan air untuk irigasi sangat dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:

letak sumber air, kondisi prasarana dan sarana pengairan, ketepatan waktu

pemanfaatannya. Kehilangan air (water losses) yang harus diperhitungkan antara

lain : penguapan secara alam (evaporation), rembesan tanggul (seepage), bocoran

pintu atau bangunan (leakage), penyiapan tanah (land preparation) dan pelaksanaan

tanam

2. Efisiensi irigasi

Semakin terbatasnya ketersediaan air untuk irigasi dan sumber air permukaan,

memerlukan upaya peningkatan efisiensi irigasi dan teknologi irigasi yang lebih

menghemat air.

Untuk dapat meningkatkan efisiensi penyediaan air irigasi beberapa upaya

harus ditempuh antara lain :

1. Memelihara prasarana dan sarana pengairan sehingga kehilangan air akibat

rembesan dan bocoran dapat ditekan sekecil mungkin;

2. Penyediaan input pertanian agar petani tidak mengalami keterlambatan tanam;

3. Mekanisme paska panen harus tertata dengan baik agar petani dapat menjual

hasil panen tepat waktu dengan harga yang pantas sehingga siap modal untuk

tanam berikutnya;

Page 9: Proposal Penelitian Melon

4. Petani harus mempunyai jiwa kebersamaan bersedia melaksanakan budidaya

pertanian tepat pada waktunya.

C. Pestisida

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus

yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Pestisida juga diartikan sebagai

substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan

tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu

(PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh

hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga

berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali. 

1. Peranan Pestisida

Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad

pengganggu tersebut adalah racun yang berbahaya, tentu saja dapat mengancam

kesehatan manusia. Untuk itu penggunaan pestisida yang tidak bijaksana jelas akan

menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia, sumber daya hayati dan

lingkungan pada umumnya. Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana

untuk membunuh hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian Terpadu Hama,

pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian. Prinsip

penggunaannya adalah:

harus kompatibel dengan komponen pengendalian lain, seperti komponen

hayati

efisien untuk mengendalikan hama tertentu

meninggalkan residu dalam waktu yang tidak diperlukan

tidak boleh persistent, jadi harus mudah terurai

Page 10: Proposal Penelitian Melon

dalam perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus

memenuhi persyaratan keamanan yang maksimum

harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut

sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota

relatif aman bagi pemakai (LD50 dermal dan oral relatif tinggi)

harga terjangkau bagi petani.

D. Pertanian Organik

Pertanian organik yang semakin berkembang belakangan ini menunjukkan

adanya kesadaran petani dan berbagai pihak yang bergelut dalam sektor pertanian

akan pentingnya kesehatan dan keberlanjutan lingkungan. Revolusi hijau dengan

input bahan kimia memberi bukti bahwa lingkungan pertanian menjadi hancur dan

tidak lestari. Pertanian organik kemudian dipercaya menjadi salah satu solusi

alternatifnya. Pengembangan pertanian organik secara teknis harus disesuaikan

dengan prinsip dasar lokalitas. Artinya pengembangan pertanian organik harus

disesuaikan dengan daya adaptasi tumbuh tanaman/binatang terhadap kondisi lahan,

pengetahuan lokal teknis perawatannya, sumber daya pendukung, manfaat sosial

tanaman/ binatang bagi komunitas.

Dalam pelaksanaannya, sistem pertanian organik sangat memperhatikan

kondisi lingkungan dengan mengembangkan metode budi daya dan pengolahan

berwawasan lingkungan yang berkelanjutan. Sistem pertanian organik diterapkan

berdasarkan atas interaksi tanah, tanaman, hewan, manusia, mikroorganisme,

ekosistem, dan lingkungan dengan memperhatikan keseimbangan dan

keanekaragaman hayati. Pertanian organik bukan hanya baik bagi kesehatan, tetapi

juga bagi lingkungan bumi. Beberapa ahli pertanian Amerika Serikat yakin pertanian

Page 11: Proposal Penelitian Melon

organik merupakan cara baru mengurangi gas-gas rumah kaca yang menyumbang

pemanasan global

Page 12: Proposal Penelitian Melon

III. PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Waktu Dan Tempat

Penelitian di lakukan di lahan jurusan teknologi pertanian dimulai pada bulan

September 2010 sampai dengan selesai.

B. Bahan Dan Alat

Bahan yang digunakan adalah benih melon, kendi, pupuk organic, MOL,

tanah. Dll

Alat yang digunakan adalah polibag,

C. Metode Penelitian

Rancang acak kelompok yang disusun secara factorial dengan dua factor dan tiga

pengulangan. Setiap bedengan terdiriri dari enam kendi dan variasi tanaman 4, 3, dan

2 bibit.

D. Parameter Yang Di Amati

a. Jumlah air irigasi

b. Tinggi tanaman

c. Jumlah daun

d. Berat buah

e. Kualitas buah

Page 13: Proposal Penelitian Melon

DAFTAR PUSTAKA

Prahasta, Arief, M.P. Agribisnis Melon. 2010. CV. Pustaka Grafika. Bandung

Sobir dan Siregar. D. Firmansyah. 2010. Budidaya Melon Unggul. Penebar swadaya.

Jakarta