proposal penelitian 02
DESCRIPTION
Proposal ITTRANSCRIPT
Proposal Penelitian
PERAN MANAJEMEN SISTEM INFORMASIDALAM PENINGKATAN MUTU DAN KWALITAS
PEMERINTAHAN DAERAH
PENDAHULUAN
Kita ketahui bersama bahwa informasi yang merupakan salah satu kunci keberhasilan dari sistem informasi yang handal, tlah menjadi kebutuhan mutlak dalam penyelenggaraan kehidupan di segala bidang, serta untuk mendukung upaya pembangunan. Sistem informasi telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang bgitu cepat, serta mempunyai peran yang besar dalam kegiatan perekonomian dan strategi penyelenggaraan pembangunan. Keberadaan sistem informasi selama ini dapat mendukung peningkatan efisiensi, efektivitas dan produktivitas organisasi pemerintah dan dunia usaha, serta mendorong terwujudnya masyarakat yang maju dan sejahtera. Oleh sebab itu, dalam repelita VI ini pengembangan sistem informasi yang handal ditempatkan sebagai bagian integral dalam pembangunan nasional.
Dalam GBHN 1993 telah diamanatkan pentingnya pengembangan sistem informasi dalam berbagai sektor yang sejalan dengan upaya untuk terus meningkatkan terciptanya jaringan informasi yang andal, efisien serta mampu mendukung industrialisasi dan upaya pemerataan pembangunan. Amanat GBHN 1993 tersebut telah dijabarkan ke dalam Repelita VI melalui bab khusus mengenai " sistem Informasi dan Statistik" (bab 45). Hal ini menunjukkan adanya komitmen yang kuat dan perhatian yang semakin besar dari Pemerintah dalam pengembangan sistem informasi dalam era informasi yang semakin pesat perkembangannya dewasa ini.
Pengertian sistem informasi (SI) sendiri, sebagaimana dikemukakan dalam Repelita VI adalah suatu kesatuan tatanan yang terdiri atas organisasi, manajemen, teknologi, himpunan data, dan sumber daya manusia yang mampu menghasilkan dan menyampaikan informasi secara cepat, tepat, lengkap dan akurat untuk mendukung berbagai upaya dalam mewujudkan sasaran yang dikehendaki.
Dalam kaitannya dengan sistem informasi yang dibutuhkan, dimanfaatkan, dan dikembangkan bagi keperluan pembangunan di daerah, dapat dikemukakan disini bahwa sistem informasi yang terutama diarahkan untuk menunjang perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian integral dari sistem informasi manajemen nasional (SIMNAS), serta termasuk sebagai salah satu komponen integral dari sistem informasi perencanaan pembangunan nasional (SIMRENAS) yang dewasa ini tengah dibangun Bappenas. Dalam konteks ini, keberadaan dari SIM pembangunan daerah tidak terlepas dan saling terkait dengan SIM lainnya baik di tingkat pusat maupun daerah, dalam rangka
Proposal Penelitian
mewujudkan pembangunan SIMNAS yang berdayaguna dan berhasilguna. Untuk itu, perlu diciptakan suatu pola kemitraan kerja dan jaringan sistem informasi antarinstansi dan antara pusat dengan daerah secara serasi, dengan tetap memperhatikan kebutuhan dan kepentingan masing-masing dalam konstelasi pengembangan SIMNAS secara keseluruhan.
Melalui tulisan ini, akan dicoba dikemukakan beberapa isyu pokok dalam pengembangan sistem informasi pembangunan di daerah dalam rangka menunjang proses perencanaan pembangunan daerah secara lebih berdayaguna dan berhasilguna. Pembahasan selanjutnya akan difokuskan kepada kinerja pengembangan basis data dan informasi pembangunan yang selama ini dikelola dan dikembangkan oleh daerah, serta upaya pendayagunaan dan pengembangannya lebih lanjut, dalam lingkup pengembangan SIM pada skala yang lebih luas di tingkat nasional.
LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi sekarang ini, sistem komputerisasi banyak dipergunakan di kantor-kantor tetapi jarang yang 100 % mempergunakan komputerisasi perusahaan tetap saja harus mempergunakan dokumen-dokumen kertas seperti aneka formulir, laporan-laporan manajemen sampai proposal. Sebenarnya hal ini terpulang kembali kepada bagaimana sistem informasi / komputerisasi yang kita bangun. Umumnya sistem informasi telah didasarkan pada paradigma komputer sebagai alat pengolahan informasi, sedangkan aspek input dan output masih diasumsikan dari dokumen-dokumen berupa kertas.
Jaringan juga semakin canggih, tetapi karena kecanggihannya justru tidak ramah terhadap orang-orang di jajaran eksekutif ( untuk mengakses data manager harus mengingat nama-nama file yang berisi informasi tertentu ) atau Pemerintahan Daerah oleh karena itu urusan komputer adalah urusan orang Departemen Komputer .
Paradigma sistem informasi akan segera mengalami revolusi. Datangnya paradigma Intranet akan memperbarui wajah sistem informasi. Setelah melihat model komunikasi yang berjalan di Internet, orang baru sadar bahwa model tersebut dapat dijalankan di internal Perusahaan maupun Pemerintahan. Maka lahirlah konsep Intranet.
Intranet adalah berInternet di dalam Instansi, dan dengan Intranet konsep kantor tanpa kertas sedikit demi sedikit akan terwujud. Dengan demikian akan muncul berbagai pertanyaan :
Proposal Penelitian
1. Apakah memo dan surat-surat masih diperlukan jika komunikasi instansi sudah menggunakan e- mail ?
2. Kalau laporan keuangan dapat langsung dibaca dari layar komputer, apakah masih perlu dicetak laporan ?
Dari segi investasi , Intranet tidak terlalu berat karena umumnya jaringan komputer di kantor sudah ada dan mungkin tinggal memasang aneka aplikasi yang digunakan pada Intranet seperti browser, HTML, dialer, firewall. Dari segi perangkat keras akan diperlukan alokasi server tambahan seperti web server dan intranet server.
Dalam prakteknya Intranet akan dapat digunakan sebagai forum koordinasi proyek , dimana setiap anggota dapat melaporkan kemajuan tugasnya dalam pelaksanaan proyek, Intranet juga dapat melakukan akses ke dunia luar , yakni dunia Internet. Microsoft telah menerapkan sistem Internet, karena tidak lagi harus mencetak ribuan lembar dokumen. Banyak proyek pengembangan perangkat lunak dikomunikasikan lewat Internet. Dan produk sampingannya adalah penghematan kertas dan waktu.
Jadi Intranet merupakan tantangan bagi para staf sistem informasi . Kalau kita tidak bergulir ke sana , pastilah kita akan tertinggal jauh.
KONSEP DASAR PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
Proposal Penelitian
I.6. Metodologi Penelitian
I.6.1. Data
Data utama yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain:
1. Data Primer
Data primer ini diperoleh dengan cara melakukan kuesioner terhadap para
karyawan pada semua level jabatan di Kantor Pelayanan PBB Yogyakarta.
Kuesioner ini terdiri atas dua kelompok, yaitu :
a. Kelompok A, tentang
2.
Model utama yang digunakan dalam model perencanaan pembangunan
regional adalah model input output regional. Untuk mengaplikasikan model
tersebut memerlukan data utama berupa tabel input output propinsi, pada
penelitian ini menggunakan table input-output propinsi Jawa Tengah.
3. ICOR per sektor ekonomi propinsi Jawa Tengah
Data ini digunakan terutama dalam analisis mengenai tingkat kebutuhan
alokasi investasi setiap sektor.
4. Data lainnya
Data lain digunakan untuk mendukung data-data utama, diantaranya jumlah
tenaga kerja sektoral; pengeluaran pemerintah daerah baik rutin maupun
pembangunan; dan investasi pemerintah dan swasta, pendapatan regional
daerah tingkat II propinsi Jawa Tengah.
Semua data utama tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik.
Proposal Penelitian
I.6.2. Metode Analisis Data
I.6.2.1. Analisis Input-Output
Penelitian ini akan menggunakan alat analisa Input Output, yang
merupakan salah satu teknik perencanaan yang pertama kali dipopulerkan oleh
Profesor Wassily Leontief pada akhir 1930-an. Teknik ini digunakan untuk
menelaah hubungan antar industri dalam rangka memahami saling
ketergantungan dan kompleksitas perekonomian, serta kondisi untuk
mempertahankan keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Istilah
analisis ini juga sering disebut analisis antar industri.3
Melalui model ini dapat dilihat output dari suatu sector didistribusikan ke
sector lainnya dan bagaimana pula sector tersebut memperoleh input yang
diperlukan dari sector yang lain. Dalam table input output menunjukkan bahwa
masing-masing baris dari table tersebut menunjukkan output dari suatu sector
yang dialokasikan untuk memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir
sedangkan masing-masing kolomnya menunjukkan pemakaian input antara dan
input primer dari suatu sector dalam proses produksinya. Ada dua manfaat dari
metode analiis input output ini yaitu :4
1. Kegunaan deskriptif, yaitu sebagai gambaran lengkap mengenai aliran
barang jasa dan input antar sector.
2. Kegunaan analitis, yaitu sebagai alat peramal mengenai pengaruh suatu
perubahan situasi ekonomi atau suatu kebijakan ekonomi.
3 Miller, Ronald E and Blair, Peter D, Input-output Analysis : Foundation and Extension, Prentice Hall, Englewood Cliffs, 1985, page.3
4 Budiono, mengenal beberapa metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi, bagian penerbit FE-UGM, Yogyakarta, hal 52.
Proposal Penelitian
Asumsi-asumsi pokok yang digunakan BPS dalam rangka memudahkan dalam
memahami, menyususn dan menggunakan table Input Output, meliputi :5
1. Keseluruhan perekonomian dibagi dalam 2 sektor, yaitu sector antar
industri dan sector permintaan akhir sector-sektor tersebut kemudian
dibagi lagi menjadi sub sector.
2. Homogenitas (Homogenity) yaitu proses produksi yang dilakukan berasal
dari input tunggal dan akan dihasilkan output tunggal pula serta tidak ada
barang serupa atau substitusi yang dihasilkan oleh sector lain.
3. Proporsionalitas (Proportionality) yaitu output dan inputnya mempunyai
perbandingan yang konstan atau output berbanding lurus (linier) terhadap
input.
4. Aditivitas (Additivity) yaitu efek total kegiatan produksi diberbagai sector
merupakan penjumlahan antara Input dengan Output.
Model Input-Output yang digunakan dalam studi ini adalah model statis, dimana
output yang dihasilkan masing-masing sector akan digunakan sebagai input
antara dan permintaan akhir.
I.6.2.2. Input Output Regional
Model input output pada tingkat regional atau propinsi dapat terdiri dari
single region, inter-region dan multiregion input output. Model single region input
output merupakan model utama bagi suatu daerah atau propinsi dalam
melakukan perencanaannya. Bagi daerah yang akan mengkaji perencanaan
5 Tabel Input-Output DIY, 1991, BPS Propinsi DIY, hal 6
Proposal Penelitian
pembangunan dengan mempertimbangkan keterkaitannya dengan daerah lain
dapat menggunakan model interregion atau pun multiregion input output. Untuk
kepentingan tersebut maka daerah harus menyusun tabel tersebut.
Khusus analisis input-output untuk region tunggal memiliki struktur yang
sama dengan struktur input-output untuk perekonomian nasional. Sehingga
analisis yang terdapat pada input output nasional dapat diterapkan pada input
output tingkat regional.
Dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan, penelitian ini
menggunakan pendekatan input output regional (regional input output model)
sebagai model ekonomi regional utama untuk perencanaan daerah. Model
tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan berbagai simulasi
kebijakan pada tingkat daerah.
Model input output regional diperlukan untuk perencanaan pembangunan
daerah karena karakteristik dan ciri suatu perekonomian regional bisa jadi
berbeda dengan karakteristik yang mewarnai perekonomian nasional. Disamping
itu semakin kecil suatu perekonomian,semakin besar ketergantungannya kepada
faktor-faktor eksogen dari luar perekonomian tersebut. Melalui model input
output regional dapat diungkap beberapa analisis antara lain:
Analisis mengenai sektor-sektor unggulan daerah
Melalui model input output regional, perencana daerah dapat
mengidentifikasikan sektor-sektor unggulan di daerahnya. Proses identifikasi
tersebut menggunakan analisis keterkaitan antar sektor (interindustrial linkages
Proposal Penelitian
analysis). Keterkaitan tersebut berupa keterkaitan ke depan (forward linkages)
maupun keterkaitan ke belakang (backward linkages).
Analisis mengenai tingkat produksi setiap sektor
Melalui angka pengganda produksi atau output (output multiplier), perencana
daerah dapat menentukan sektor-sektor yang mempunyai potensi besar dalam
menunjang pertumbuhan output perekonomian daerah.
Analisis mengenai peningkatan pendapatan setiap sektor
Analisis yang digunakan untuk mengetahui potensi suatu sektor dalam
penciptaan pendapatan adalah analisis angka pengganda pendapatan (income
multiplier).
Analisis mengenai kebutuhan tenaga kerja setiap sektor
Analisis angka pengganda kesempatan kerja (employment multiplier) dapat
digunakan untuk memprediksi tingkat kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan
untuk memenuhi perubahan yang terjadi pada permintaan akhir suatu
perekonomian.
Sedangkan pendekatan lain yang mendukung model input output regional
adalah pendekatan COR (Capital-Output Ratio) yang diterapkan pada model
pertumbuhan ekonomi Harod-Domar. Model pertumbuhan ekonomi Harrod-
Domar menganalisis syarat-syarat yang diperlukan supaya perekonomian
mampu tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Dengan kata lain,
model ini berusaha menunjukkan syarat-syarat yang dibutuhkan agar
perekonomian bisa tumbuh dan berkembang secara mantap. Pengkombinasian
antara model input output regional dan model pertumbuhan ekonomi Harrod-
Proposal Penelitian
Domar memungkinkan perencana daerah dapat menentukan kebutuhan alokasi
investasi antar sektor dalam perekonomiannya. Teridentifikasinya tingkat
kebutuhan investasi tersebut berguna untuk menyusun perencanaan kebutuhan
dan alokasi anggaran daerah.
Sedangkan analisis mengenai mekanisme perencanaan daerah
menggunakan pendekatan kualitatif. Analisis ini akan mengupas mengenai
sistem perencanaan yang bersifat desentralisasi. Perencanaan desentralistik
mengacu pada pelaksanaan bottom-up planning. Pemerintah daerah berwenang
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Masing-masing daerah berdiri sendiri
dan tidak mempunyai hubungan hierarki satu sama lain. Dalam rangka
pemahaman dan simplifikasi maka mekanisme perencanaan digambarkan
dengan bagan atau matrik.
I.6.2.3. Analisis Ekonometri
Untuk melengkapi kekurangan analisis secara input-output terutama pada
analisis terhadap pertumbuhan ekonomi regional, yaitu karena keterbatasan data
table input-output yang terbitnya secara berkala setiap lima tahun sekali, maka
dalam penelitian ini penulis juga akan menggunakan analisis secara ekonometri
yang merupakan analisis regresi runtut waktu (time series) dengan data time
series karena terdiri dari beberapa tahun dan data cross section karena terdiri
dari kurang lebih 35 daerah tingkat II di Propinsi Jawa tengah.
Proposal Penelitian
Secara Aritmatika, sumber pertumbuhan yang disebabkan oleh modal,
tenaga kerja dan perubahan dalam produktivitas. Perubahan dalam produktivitas
ini menjelaskan adanya perbedaan pertumbuhan antar daerah. Sedangkan yang
mempengaruhi produktivitas adalah kemajuan tekhnologi. Konsep tersebut
dituliskan oleh Solow, yang menjadi salah satu karya Klasik dalam literature
Pertumbuhan ekonomi6. Studi Robert Solow memasukkan factor produksi modal
(capital) dan Tenaga Kerja (labor) sebagai sumber pertumbuhan, dengan
mengasumsikan suatu tingkat tabungan dan tingkat pertumbuhan penduduk
tertentu, model pertumbuhan Solow tersebut dapat menghasilkan berapa tingkat
pendapatan perkapita yang bersangkutan. Model yang dikembangkan oleh solow
menggunakan fungsi produksi yang memperbolehkan terjadinya substitusi antara
modal dan tenaga kerja secara implicit, bentuk fungsi dalam model pertumbuhan
solow adalah :
Q = f (K,L) dimana K, L >0
Q = Output
K = Modal
L = Tenaga Kerja
Sehubungan dengan penggunaan fungsi produksi untuk keperluan analisis
efisiensi regional, maka fungsi produksi yang akan digunakan dalam penulisan
ini adalah fungsi produksi Cobb Douglas yang penulisannya adalah sebagai
berikut :
Yit = A (Kit)(Lit)
Dimana Y = Pendapatan regional
6 Robert M, Solow, A Contribution to Economic Growth, Quarterly Journal of Economic, 1956, hal. 65-94.
Proposal Penelitian
A = Variabel efisiensi produksi
K = Kapital
L = Tenaga Kerja
Yang masing-masing variable pada waktu t dan daerah i.
Dengan mengambil logaritma natural dari sisi kanan dan sisi kiri, maka diperoleh
persamaan linier pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah, adalah :
Ln Yit = Ln A + Ln Kit + Ln Lit
Dari spesifikasi model di atas selanjutnya akan diestimasi dengan
menggunakan alat analisis regresi yang bertujuan untuk mengestimasi nilai rata-
rata populasi variable tidak bebas berdasarkan nilai tetap variable penjelasnya.
Analisis regresi merupakan analisis ketergantungan suatu variable tidak bebas
terhadap satu atau lebih variable penjelas (Gujarati, 1995).
Metode regresi yang biasa digunakan adalah metode regresi kuadrat
terkecil biasa (ordinary least squares, OLS). Penaksir OLS dalam model linier
klasik (classical linear regression model) dianggap sebagai penaksir yang
optimal jika memenuhi 5 asumsi, yaitu (Kennedy, 1992):
1. Variabel dependen dapat dihitung sebagai fungsi atau unsur dari
serangkaian variabel independen dan variabel gangguan.
2. Nilai variabel gangguan yang diekspektasi adalah nol yaitu mean
distribusi dari variabel gangguan adalah nol.
3. Variabel gangguan semuanya mempunyai varian yang sama dan tidak
berkorelasi antara yang satu dengan yang lain.
Proposal Penelitian
4. Variabel independen adalah variabel stokastik dan diukur tanpa
kesalahan, variabel gangguan tidak tergantung pada variabel independen.
5. Jumlah observasi harus lebih besar dari jumlah variabel independen dan
tidak ada hubungan linier eksak antara variabel independen.
Reliabilitas parameter yang diestimasi dapat dilihat melalui tiga kriteria:
1. Kriteria pertama adalah kriteria ekonomi yang ditetapkan oleh teori
ekonomi di mana criteria ini berhubungan dengan tanda parameter.
2. Kriteria kedua adalah kriteria statistik yang meliputi signifikansi parameter
secara individual (uji t), uji signifikansi secara bersama-sama (uji F), dan
uji kesesuaian (uji R2, goodness of fit). Kriteria statistik hanya akan valid
jika asumsi-asumsi regresi linier klasik terpenuhi.
3. Kriteria ketiga adalah kriteria berupa tidak adanya penyimpangan
terhadap asumsi regresi klasik yaitu non otokorelasi, homoskedastisitas,
dan non multikolinearitas.
4. Pengujian regresi terdiri dari dua tahap:
Tahap pertama, dilakukan uji orde pertama untuk mengetahui
hubungan antara variabel bebas (penjelas) dan variabel tidak
bebas, baik secara individu maupun serempak, meliputi test of
goodness of fit (uji R2) dan test of significant (uji t dan uji F).
Tahap kedua berupa uji orde kedua untuk mengetahui hubungan
dan varian antar variabel penjelas yakni uji pemenuhan asumsi
regresi linier klasik yang meliputi uji non multikolinearitas, uji
homoskedastisitas, dan uji non otokorelasi. Pengujian-pengujian di
Proposal Penelitian
atas mempunyai tujuan untuk menguji signifikansi variabel dan
validitas model atau fungsi sehingga fungsi-fungsi tersebut sahih.
I.7. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, hipotesis penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Dalam bab ini terkandung beberapa landasan teori yang dipakai dalam penelitian
ini
Bab III : Gambaran Wilayah Propinsi Jawa Tengah
Bab ini berisi mengenai perkembangan umum Propinsi Jawa Tengah, dan
tinjauan pembangunan daerah serta sektoral.
Bab IV : Metodologi Penelitian
Bab ini akan menjelaskan mengenai alat analisis dalam penulisan ini yaitu
analisis secara input output dan analisis secara ekonometri.
Bab V : Analisis Data
Pada bab ini akan dibicarakan hasil analisa dari tabel input-output regional bagi
perencanaan pembangunan regional propinsi Jawa Tengah.
Bab V : Penutup
Pada bab ini berisi kesimpulan hasil dari analisis dan saran yang berupa
implikasi kebijakan yang bias diambil bagi pembuat kebijakan.
Proposal Penelitian
LOKASI
AGENDA KERJA PENELITIAN
ANGGARAN
PENUTUP