proposal kualitatiiiff 1
DESCRIPTION
kesmas unsyiahTRANSCRIPT
7/14/2019 Proposal Kualitatiiiff 1
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kualitatiiiff-1 1/6
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit
febril akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang
mirip dengan malaria. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah tropis seperti Asia
Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali
di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air
laut.(Garut, 2012)
Dengan jumlah kematian sekitar 1.317 orang tahun 2010, Indonesia
menduduki urutan tertinggi kasus demam berdarah dengue di ASEAN. Untuk itu,
Indonesia bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN dalam membasmi
penyakit DBD. Berdasarkan data P2B2, jumlah kasus DBD di Indonesia tahun
2010 ada 150.000 kasus. (Anna, 2011)
Kasus demam berdarah terus meluas di Aceh. Daerah pegunungan yang
sebelumnya bebas demam berdarah kini terancam menjadi daerah endemis. Data
Dinas Kesehatan Aceh menyebutkan, selama Maret 2012, satu-satunya daerah
yang bebas DBD adalah Kabupaten Bener Meriah. Namun, tidak tertutup
kemungkinan daerah ini dijangkiti demam berdarah meski Bener Meriah terletak
1.000 meter di atas permukaan laut.(Yakub, 2012)
Sejak Januari sampai April 2011, jumlah masyarakat Aceh yang terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD) mencapai 1.114 orang. Dibanding tahun
lalu untuk periode yang sama dimana hanya 749 orang yang terkena penyakit itu,
pada tahun kasus penyakit tersebut meningkat 67 persen. Menurut Kadis
Kesehatan Aceh, dr M Yani, untuk sementara Aceh tertinggi kasus DBD untuk
tingkat nasional. Setelah itu, DKI Jakarta urutan kedua, serta Bali, NTB, dan
Bengkulu masing-masing pada posisi ketiga, keempat, dan kelima. Serangan
DBD, akan terus meningkat seiring perubahan iklim yang terjadi setiap bulannya.
7/14/2019 Proposal Kualitatiiiff 1
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kualitatiiiff-1 2/6
2
Dari 23 kabupaten/kota di Aceh, untuk sementara paling banyak kasusnya di Aceh
Besar yang mencapai 247 kasus. Disusul Banda Aceh 217 kasus, Kota
Lhokseumawe 169 kasus, dan Bireuen 122 kasus. (Kab.aceh besar, 2011)
Secara umum, kasus DBD pada 2012 menurun. Daerah endemis DBD seperti
kota Lhokseumawe, Birun, dan Banda Aceh serta Aceh Besar kasusnya menurun.
Namun bukan berarti Aceh telah aman dari DBD. (Yakub, 2012)
Seiring dengan berjalannya pembangunan di daerah, maka semakin
berkembang pula perindustriannya. Hal itu pada akhirnya membawa dampak
negatif, yaitu tingkat kepadatan penduduk di daerah semakin tinggi. Seiring itu
pula, fenomena geografis seperti semakin banyaknya daerah-daerah dengan
sungai-sungai kumuh dan kondisi musim yang tidak menentu juga semakin
bermunculan. Sehingga muncul fakta yang mengatakan bahwa di Indonesia setiap
tahun selalu terdapat penderita demam berdarah dalam jumlah yang banyak,
terutama di saat musim penghujan.(Permadhi, 2010)
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian studi kualitatif untuk mengetahui pengetahuan dan peran tokoh
masyarakat dalam pengendalian demam berdarah dengue di Kota Banda Aceh.
1.2. Rumusan Masalah
Atas dasar latar belakang penelitian tersebut di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“ Bagaimana gambaran pengetahuan dan peran tokoh masyarakat dalam
pengendalian demam berdarah dengue di Kota Banda Aceh?”
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan
peran tokoh masyarakat dalam pengendalian demam berdarah dengue di Kota
Banda Aceh.
7/14/2019 Proposal Kualitatiiiff 1
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kualitatiiiff-1 3/6
3
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan studi kasus. Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati (Hendri, 2009). Pendekatan kualitatif
adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi
yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan
ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan
terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami
(Hendri, 2009). Penelitian lebih terfokus dan mendalam, penelitian ini lebih
mendetail ke hal-hal di bawah permukaan yang belum tampak (Hotman,2011).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pengetahuan dan peran tokoh
masyarakat dalam pengendalian demam berdarah dengue di Kota Banda Aceh.
Beberapa kata kunci dalam riset kualitatif, yaitu: proses, pemahaman,
kompleksitas, interaksi, dan manusia. Proses dalam melakukan penelitian
merupakan penekanan dalam riset kualitatif, karena itu dalam melaksanakan
penelitian, peneliti lebih berfokus pada proses dari pada hasil akhir. Karena proses
memerlukan waktu dan kondisi yang berubah-ubah maka definisi riset ini akan
berdampak pada desain riset dan cara-cara dalam melaksanakannnya yang juga berubah-ubah atau bersifat fleksibel (Hendri, 2009).
Pada umumnya, riset kualitatif memiliki dua ciri utama, yaitu: pertama,
data tidak berbentuk angka, lebih banyak berupa narasi, deskripsi, cerita,
dokumen tertulis dan tidak tertulis. Kedua, penelitian kualitatif tidak memiliki
rumus atau aturan absolut untuk mengolah dan menganalisis data. Pada riset
kualitatif, eksplorasi permasalahan, identifikasi faktor dan penyusunan teori
menjadi ciri-khas utama. Riset kuantitatif berciri-khas menstrukturkan hubungan
7/14/2019 Proposal Kualitatiiiff 1
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kualitatiiiff-1 4/6
4
antar faktor atau mengklarifikasi hubungan antar faktor. Karena itu, riset
kuantitatif sering dikatakan membuktikan hipotesis atau teori, bukan menyusun
teori. Kehadiran hipotesis atau teori, sebelum memulai riset, mutlak dibutuhkan
pada riset kuantitatif. Sebaliknya hipotesis atau teori tidak mutlak dibutuhkan
pada riset kualitatif (Hendri, 2009).
3.2. Tempat dan Waktu
3.2.1. Tempat
Penelitian dan pengumpulan data akan dilakukan pada tokoh-tokoh
masyarakat di Kota Banda Aceh.
3.2.2. Waktu
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni sampai dengan bulan
Agustus 2012.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah tokoh-
tokoh masyarakat di Kota Banda Aceh.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Teknik pengambilan sampel pada penelitian
ini menggunakan metode purposive sampling . Pengambilan sampel secara
purposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya.
Sampel dalam penelitian ini meliputi:
1. Tokoh masyarakat dalam pemerintahan di Banda Aceh
2. Tokoh organisasi kemasyarakatan di Banda Aceh
3. Tokoh dari tenaga kesehatan di Banda Aceh
4. Tokoh agama di Banda Aceh
7/14/2019 Proposal Kualitatiiiff 1
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kualitatiiiff-1 5/6
5
5. Tokoh adat di Banda Aceh
3.4. Instrumen dan Bahan Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan
data (Notoatmodjo, 2005). Pada penelitian kualitatif instrumen penelitian adalah
peneliti itu sendiri. Karena itu, seorang peneliti yang menggunakan pendekatan
kualitatif harus mempunyai pengetahuan konseptual dan teoritikal yang cukup dan
mempunyai analitik yang tinggi bila ingin berhasil dengan baik.(Hotman, 2011)
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Peneliti sendiri yang merupakan instrumen utama dalam penelitian kualitatif
dan notulen yang mencatat hasil wawancara(Hendri, 2009).
b. Tape recorder untuk merekam hasil wawancara.
3.5. Cara Penelitian
Data primer, diperoleh dari hasil wawancara secara mendalam dengan
menggunakan instrumen pedoman wawancara dan observasi secara tidak
berstruktur.Wawancara mendalam (in – depth interview) adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan
atau tanpa menggunakan pedoman ( guide) wawancara, di mana pewawancara dan
informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. (Hendri, 2009)
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang
(tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan
perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan
gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk
membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan
pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran
tersebut. Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa
menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus
mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.
(Hendri, 2009)
7/14/2019 Proposal Kualitatiiiff 1
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-kualitatiiiff-1 6/6
6
Data primer harus dikumpulkan sendiri oleh periset yang biasanya
melibatkan waktu yang lama (bulanan sampai dengan tahunan) untuk
mendapatkannya dengan terlibat langsung sebagai pengobservasi di tempat
kejadian.(Hotman, 2011)
3.6. Analisis Data
Data dianalisis dengan tiga jalur analisis data kualitatif, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kemudian pada akhirnya data akan
disajikan dalam bentuk naratif.(Agusta, 2003)