proposal - gangguan tidur

Upload: ceceyusena

Post on 04-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

proposal penyuluhan gangguan tidur

TRANSCRIPT

PROPOSAL PENYULUHAN

GANGGUAN TIDUR

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA

RS JIWA ISLAM KLENDER JAKARTAJULI 2015KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan Rahmat-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan Proposal Penyuluhan yang berjudul Gangguan Tidur yang merupakan salah satu pemenuhan syarat kelulusan di Kepaniteraan Klinik di bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Islam Klender.

Terima kasih tim penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan proposal penyuluhan ini, khususnya kepada konsulen-konsulen pembimbing yang telah memberikan saran, bimbingan, serta pengarahan dalam penulisan karya ilmiah ini. Tim penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dokter muda sejawat dan semua pihak yang ikut berkontribusi.

Tim penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal penyuluhan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu tim penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak guna menyempurnakan proposal penyuluhan ini. Semoga karya ini bisa bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan mahasiswa kedokteran pada khususnya.

Sekian dan terima kasih. Wassalamualaikum Wr.Wb. Jakarta, Juli 2015

Tim PenulisDAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

SATUAN ACARA PENYULUHAN 5BAB I :PENDAHULUANI.1. Latar Belakang 6I.2. Tujuan Penulisan 6I.3. Manfaat Penulisan 6BAB II :TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pola Tidur 7II.2. Gangguan Pola Tidur 9II.3. Macam-macam Gangguan Pola Tidur 10II.4. Terapi Gangguan Pola Tidur 16BAB III : KESIMPULAN 19DAFTAR PUSTAKA 20SATUAN ACARA PENYULUHAN

I. IDENTITAS

Topik

: Gangguan TidurSub Topik: Mengenal lebih dalam tentang Gangguan TidurHari/Tanggal:

Waktu

: .00 s/d selesaiSasaran: Pasien dan Keluarga pasien rawat jalanTempat: RS Jiwa Islam KlenderII. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya mengetahui Gangguan Tidur, diharapkan pasien dan keluarga pasien yang merupakan sasaran dari penyuluhan ini memahami tentang Gangguan Tidur.

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan para peserta dapat :

1. Memahami tentang pola tidur dan tipe-tipenya2. Memahami tentang definisi gangguan tidur 3. Memahami tentang macam-macam gangguan tidur4. Memahami tentang terapi gangguan tidurIV. MATERI (TERLAMPIR)

V. MEDIA

1. Laptop

2. LCD

3. Microphone

4. Leaflet

VI. METODE

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya jawab

VII. KEGIATAN PENYULUHAN

NoKegiatanPenyuluhanAudianceWaktu

1.Pembukaan Mengucap salam

Memperkenalkan diri Menjawab salam

Memperhatikan5 menit

2.Isi Penyampaian isi materi Memperhatikan 15 menit

3.Penutup Menyimpulkan materi

Memberi kesempatan peserta untuk bertanya

Menutup dan mengucap salam Memperhatikan Aktif bertanya

Menjawab salam10 menit

BAB I

PENDAHULUANI.1 LATAR BELAKANG

Ganguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan pada penderita yang berkunjung ke praktek. Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan rendah maupun orang muda, serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain. Menurut beberapa peneliti gangguan tidur yang berkepanjangan didapatkan 2,5 kali lebih sering mengalami kecelakaan mobil dibandingkan pada orang yang tidurnya cukup. Diperkirakan jumlah penderita akibat gangguan tidur setiap tahun semakin lama semakin meningkat sehingga menimbulkan masalah kesehatan. Di dalam praktek sehari-hari, kecenderungan untuk mempergunakan obat hipnotik, tanpa menentukan lebih dahulu penyebab yang mendasari penyakitnya, sehingga sering menimbulkan masalah yang baru akibat penggunaan obat yang tidak adekuat. Melihat hal diatas, jelas bahwa gangguan tidur merupakan masalah kesehatan yang akan dihadapkan pada tahun-tahun yang akan datang.

I.2. TUJUAN PENULISAN

1. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang pola tidur dan tipe-tipenya.2. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang definisi gangguan tidur.3. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang macam-macam gangguan tidur.4. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang terapi gangguan tidur.5. Sebagai salah satu syarat kelulusan di Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di RSIJ Klender.I.3. MANFAAT PENULISAN

1. Agar lebih memahami tentang pola tidur dan tipe tidur2. Agar lebih memahami tentang gangguan tidur3. Agar lebih memahami tentang macam-macam gangguan tidur4. Agar lebih memahami tentang terapi gangguan tidurBAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1.POLA TIDURTidur merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang memiliki fungsi perbaikan dan homeostatik (mengembalikan keseimbangan fungsi-fungsi normal tubuh) serta penting pula dalam pengaturan suhu dan cadangan energi normal. Rasa kantuk berkaitan erat dengan hipotalamus dalam otak. Dalam keadaan badan segar dan normal, hipotalamus ini bekerja baik sehingga mampu memberi respon normal terhadap perubahan tubuh maupun lingkungannya. Namun, setelah badan lelah usai bekerja keras seharian, ditambah jam rutin tidur serta sesuatu yang bersifat menenangkan di sekelilingnya, seperti suara burung berkicau, angin semilir, kasur dan bantal empuk, udara nyaman, dll., kemampuan merespon tadi berkurang sehingga menyebabkan seseorang mengantuk. Disini yang berperan adalah suatu zat yang disebut GABA (Gamma Aminobutyric Acid), merupakan asam amino yang berfungsi sebagai neurotransmiter (penghantar sinyal saraf).

Sebenarnya tidur tidak sekedar mengistirahatkan tubuh, tapi juga mengistirahatkan otak, khususnya serebral korteks, yakni bagian otak terpenting atau fungsi mental tertinggi, yang digunakan untuk mengingat, memvisualkan, serta membayangkan, menilai dan memberikan alasan sesuatu.

Dikatakan sehat dan normal bila begitu naik ke atas tempat tidur dengan tatanan rapi, bantal enak dan empuk, kurang lebih selang 30 menit sudah tertidur, bahkan ada orang begitu mencium bantal dalam 3-5 menit langsung tertidur. Salah satu kriteria yang digunakan adalah Siklus Kleitman, yang terdiri dari aktivitas bangun / aktivitas harian dan siklus tidur yang juga dikenal sebagai activity / rest cycle. Siklus ini terdiri dari Rapid Eye Movement (REM) dan Non-Rapid Eye Movement (NREM). Sebenarnya bentuk pola tidur dapat dibedakan dengan memperhatikan pergerakan bola mata yang dimonitor selama fase tidur. Secara obyektif, EEG dapat digunakan untuk mencatat fase REM maupun NREM selama tidur. Tidur yang dipengaruhi oleh NREM ditandai dengan gelombang EEG yang bervoltase tinggi tetapi berfrekuensi rendah, sedangkan tidur yang dipengaruhi oleh REM ditandai oleh gambaran EEG yang berfrekuensi tinggi tetapi bervoltase rendah.

Siklus dari Kleitman akan berulang selama periode tidur setiap pengulangan diserati dengan pemendekan fase 3-4 dari NREM yang disebut SWS (Slow Wave Sleep) sedangkan lama REM lebih panjang. Kenyenyakan tidur sebenarnya tergantung pada lamanya fase-fase yang dilalui dari fase pertama sampai fase empat dari NREM. Sedangkan fase ini berjalan cepat, maka orang itu belum tidur nyenyak.

Pada usia lanjut, jumlah tidur yang dibutuhkan setiapa hari akan makin berkurang dan disertai fragmen-fragmen tidur yang banyak sehingga jumlah SWS makin berkurang dan ini menunjukkan bahwa mereka mengalami masa tidur yang tidak terlalu nyenyak.

Tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu:

1. Tipe Rapid Eye Movement (REM)

2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)

Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, kemudian diikuti oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara bergantian antara 4-7 kali siklus semalam. Bayi baru lahir total tidur 16-20jam/hari, anak-anak 10-12 jam/hari, kemudian menurun 9-10 jam/hari pada umur diatas 10 tahun dan kira-kira 7-7,5 jam/hari pada orang dewasa.Tahap tidur normal orang dewasa adalah sebagai berikut :

Stadium 0 adalah periode dalam keadaan masih bangun tetapi mata menutup. Fase ini ditandai dengan gelombang voltase rendah, cepat, 8-12 siklus per detik. Tonus otot meningkat. Aktivitas alfa menurun dengan meningkatnya rasa kantuk. Pada fase mengantuk terdapat gelombang alfa campuran.

Stadium 1 disebut onset tidur. Tidur dimulai dengan stadium NREM. Stadium 1 NREM adalah perpindahan dari bangun ke tidur. Ia menduduki sekitar 5% dari total waktu tidur. Pada fase ini terjadi penurunan aktivitas gelombang alfa (gelombang alfa menurun kurang dari 50%), amplitudo rendah, sinyal campuran, predominan beta dan teta, tegangan rendah, frekuensi 4-7 siklus per detik. Aktivitas bola mata melambat, tonus otot menurun, berlangsung sekitar 3-5 menit. Pada stadium ini seseorang mudah dibangunkan dan bila terbangun merasa seperti setengah tidur.

Stadium 2 ditandai dengan gelombang EEG spesifik yaitu didominasi oleh aktivitas teta, voltase rendah-sedang, kumparan tidur dan kompleks K. Kumparan tidur adalah gelombang ritmik pendek dengan frekuensi 12-14 siklus per detik. Kompleks K yaitu gelombang tajam, negatif, voltase tinggi, diikuti oleh gelombang lebih lambat, frekuensi 2-3 siklus per menit, aktivitas positif, dengan durasi 500 mdetik. Tonus otot rendah, nadi dan tekanan darah cenderung menurun. Stadium 1 dan 2 dikenal sebagai tidur dangkal. Stadium ini menduduki sekitar 50% total tidur.

Stadium 3 ditandai dengan 20%-50% aktivitas delta, frekuensi 1-2 siklus per detik, amplitudo tinggi, dan disebut juga tidur delta. Tonus otot meningkat tetapi tidak ada gerakan bola mata.

Stadium 4 terjadi jika gelombang delta lebih dari 50%. Stadium 3 dan 4 sulit dibedakan. Stadium 4 lebih lambat dari stadium 3. Rekaman EEG berupa delta. Stadium 3 dan 4 disebut juga tidur gelombang lambat atau tidur dalam. Stadium ini menghabiskan sekitar 10%-20% waktu tidur total. Tidur ini terjadi antara sepertiga awal malam dengan setengah malam. Durasi tidur ini meningkat bila seseorang mengalami deprivasi tidur.

REM ditandai dengan rekaman EEG yang menyerupai tahap pertama, yang terjadi bersamaan dengan gerak bola mata yang cepat dan penurunan level muscle tone. Periode REM akan disertai dengan frekuensi pernafasan dan frekuensi jantung yang berfluktuasi. Periode ini dikenal sebagai desynchronized sleep.

Pada orang dewasa muda normal periode tidur NREM berakhir kira-kira 90 menit sebelum periode pertama REM, periode ini dikenal sebagai periode REM laten. Jumlah siklus REM bervariasi dari 4 sampai 6 tiap malamnya, tergantung pada lamanya tidur. Siklus tidur lebih pendek pada bayi dibandingkan pada orang dewasa. Periode REM pada bayi berkisar antara 50-60 menit pada awalnya, yang lama-kelamaan akan meningkat. Siklus tidur dewasa berlangsung 70-100 menit selama masa remaja.

II.2.GANGGUAN POLA TIDURHampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama masa kehidupannya. Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur dan 17% diantaranya mengalami masalah serius. Prevalensi gangguan tidur setiap tahun cendrung meningkat, hal ini juga sesuai dengan peningkatan usia dan berbagai penyebabnya. Kaplan dan Sadock melaporkan kurang lebih 40-50% dari populasi usia lanjut menderita gangguan tidur. Gangguan tidur kronik (10-15%) disebabkan oleh gangguan psikiatri, ketergantungan obat dan alkohol. Menurut data internasional of sleep disorder, prevalensi penyebab-penyebab gangguan tidur adalah sebagai berikut: Penyakit asma (61-74%), gangguan pusat pernafasan (40-50%), kram kaki malam hari (16%), psychophysiological (15%), sindroma kaki gelisah (5-15%), ketergantungan alkohol (10%), sindroma terlambat tidur (5-10%), depresi (65). Demensia (5%), gangguan perubahan jadwal kerja (2-5%), gangguan obstruksi sesak saluran nafas (1-2%), penyakit ulkus peptikus (