proposal bermain mewarnai gambar

27
BAB 1 TERAPI BERMAIN “MEWARNAI GAMBAR” 1.1 LATAR BELAKANG Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di 1

Upload: kharisma-amsirahk

Post on 27-Oct-2015

640 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

BAB 1

TERAPI BERMAIN “MEWARNAI GAMBAR”

1.1 LATAR BELAKANG

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan

anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit,

aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan

kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai

perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih,

dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami

anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit.

Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan

dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan

dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi

melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit

pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan

perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat

beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental,

emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan

kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah

sakit (Wong, 2009).

Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak

usia toddler (1-3 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada

usia toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain

1

Page 2: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

dengan warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai gambar menjadi

alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat

kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi salah

satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.

Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain

dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil

warna akan membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif

sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya

kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi

kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada

anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar

1.2 TUJUAN

a. TUJUAN UMUM

Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak

b. TUJUAN KHUSUS

1. Anak dapat lebih mengenali warna

2. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak

3. Mengembangkan imajinasi pada anak

2

Page 3: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN BERMAIN

Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang

tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan

membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang

bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan

sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara

sukarela untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa

mempertimbangkan hasil akhir (Suhendi, 2001). Bermain merupakan suatu

aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan,

memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan

diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi

kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan agar

anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan

hasil akhir.

2.2 KATEGORI BERMAIN

1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak

sendiri.

Contoh: bermain sepak bola.

3

Page 4: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan

aktivitas (hanya melihat)

Contoh: Memberikan support.

2.3 CIRI-CIRI BERMAIN

1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda

2. Selalu ada timbal balik interaksi

3. Selalu dinamis

4. Ada aturan tertentu

5. Menuntut ruangan tertentu

2.4 KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI

1. Social affective play

Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh

lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara

memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan

dapat bersosialisasi dengan lingkungan.

2. Sense of pleasure play

Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di

sekitarnya, dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat,

misalnya bermain air atau pasir.

3. Skill play

Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan

tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya

mengendarai sepeda.

4. Dramatika play role play

4

Page 5: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah

atau ibu.

2.5 KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL

1. Solitary play

Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa

orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak

balita Toddler.

2. Paralel play

Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-

masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang

lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya

dilakukan oleh anak pre school.

Contoh : bermain balok

3. Asosiatif play

Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas

yang sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada

pembagian tugas, anak bermain sesukanya.

4. Kooperatif play

Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang

terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya

dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.

2.6 FUNGSI BERMAIN

Anak dapat melangsungkan perkembangannya

5

Page 6: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

1. PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK

Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,

misalnya meraih pensil.

2. PERKEMBANGAN KOGNITIF

Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).

3. KREATIFITAS

Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun

balok.

4. PERKEMBANGAN SOSIAL

Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan

mempelajari belajar dalam kelompok.

5. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)

Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah

laku terhadap orang lain.

6. PERKEMBANGAN MORAL

Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,

menyesuaikan dengan aturan kelompok.

Contoh : dapat menerapkan kejujuran

7. TERAPI

Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan

yang tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.

8. KOMUNIKASI

6

Page 7: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum

dapat mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar,

bermain peran.

2.7 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN

1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan

2. Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor kognitif

terganggu

3. Jenis kelamin

4. Lingkungan lokasi, negara, kultur

5. Alat permainan senang dapat menggunakan

6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

2.8 TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN

1. Tahap eksplorasi

Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain

2. Tahap permainan

Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan

3. Tahap bermain sungguhan

Anak sudah ikut dalam permainan

4. Tahap melamun

Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan

berikutnya.

2.9 TAHAP TUMBUH KEMBANG dan KARAKTERISTIK BERMAIN

ANAK USIA TOODLER (1-3 TAHUN)

7

Page 8: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

1. Tahap Pertumbuhan

Perhitungan berat badan : Umur (tahun) x 2 – 8 : 2

Perhitungan panjang badan : Umur 1 tahun : 75 cm

: Umur 2 – 3 tahun = Umur (tahun) x 6 - 77

2. Tahap Perkembangan

a. Perkembangan Psikoseksual menurut Sigmeun Freud :

Fase anal (1 – 3 tahun) : daerah anal aktifitas, pengeluaran tinja

menjadi sumber kepuasan libido yang penting. Menunjukkan

keakuannya, sikap narsistik (cinta terhadap diri sendiri), dan egoistik.

Tugas utama anak : latihan kebersiahan, perkembangan bicara dan

bahasa meniru dan mengulang kata sederahana, hubungan interpersonal

anak sangat terbatas, bermain sendiri, belum bisa bermain dengan anak

lain.

b. Perkembangan Psikoseksual menurut Erikson :

Tahap ke 2 : Autonomi vs Shame and doubt

Perkembangan ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari dari

lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh untuk mandiri, jika orang

tua terlalu melindungi, menuntut harapan terlalu tinggi maka anak akan

merasa malu dan ragu-ragu.

c. Stimulasi dan perkembangan anak

a) Anak umur 12 – 18 bulan :

Perkembangan anak : berjalan sendiri tidak jatuh,

mengambil benda kecil dengan jari telunjuk,

8

Page 9: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

mengungkapkan keinginan secara sedehana, minum sendiri

dari gelas tidak tumpah.

Stimulasi dini : melatih anak naik turun tangga, bermain

dengan anak melempar dan menangkap bola besar

kemudian kecil, melatih anak menunjuk dan menyebut

nama-nama bagian tubuh, memberi kesempatan anak

melepas pakaian sendiri.

b) Anak umur 18-24 bulan:

Perkembangan anak: berjalan mundur 5 langkah, mencoret-

coret dengan alat tulis, menunjukkan bagian tubuh dan

menyebut namanya, meniru melakukan pekerjaan rumah

tangga.

Stimulasi dini: melatih anak berdiri dengan satu kaki,

mengajari anak menggambar bulatan, garis segi tiga dan

gambar wajah, melatih anak mengikuti perintah sederhana,

melatih anak mau ditinggalkan ibunya sementara waktu.

Anak usia toddler menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu banyak

bergerak, tidak bias diam dan mulai mengembangkan otonomi dan

kemampuannya untuk mandiri. Oleh karena itu, dalam melakukan permainan,

anak lebih bebas, spontan, dan menunjukkan otonomi baik dalam memilih

mainan maupun dalam aktivitas bermiannya. Anak mempunyai rasa ingin tahu

yang besar. Oleh karena itu seringkali mainannya di bongkar-pasang, bahkan

dirusaknya. Untuk itu harus diperhatikan keamanan dan keselamatan anak

9

Page 10: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

dengan cara tidak memberikan alat permainan yang tajam dan menimbulkan

perlukaan.

Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah

“sollitary play dan parallel play”. Pada anak usia 1 sampai 2 tahun lebih jelas

terlihat anak melakukan permainan sendiri dengan mainannya sendiri,

sedangkan pada usia lebih dari 2 tahun sampai 3 tahun, anak mulai dapat

melakukan permainan secara parallel karena sudah dapat berkomunikasi dalam

kelompoknya walaupun belum begitu jelas karena kemampuan berbahasa

belum begitu lancer. Jenis alat permainan yang tepat diberikan adalah boneka,

pasir, tanah liat dan lilin warna-warni yang dapat dibentuk benda macam-

macam.

2.10 BERMAIN DI RUMAH SAKIT

A. TUJUAN

1. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan

2. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan

yang tepat

3. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau

dirawat

B. PRINSIP

1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana

2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang

3. Kelompok umur sama

4. Melibatkan keluarga/orangtua

10

Page 11: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

C. UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN

1. Lakukan saat tindakan keperawatan

2. Sengaja mencari kesempatan khusus

D. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Alat bermain

2. Tempat bermain

E. PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH

1. Faktor pendukung

Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan

keluarga

2. Faktor penghambat

Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain

2.11 BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

a. Definisi

Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai

gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang

sudah bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan

yang kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan serta

meningkatkan komunikasi pada anak.

b. Manfaat

1) Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan

sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic

play”).

11

Page 12: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

2) Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat

membentuk, mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan

ketrampilan motorik halus.

3) Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena

menggunakan media kertas gambar dan crayon.

4) Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada

anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.

5) Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena

proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress,

kognitifnya tidak akurat dan negative.

6) Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk

meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang

aman dari rasa marah dan benci.

7) Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan

metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama

dirawat di rumah sakit.

12

Page 13: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

SATUAN ACARA KEGIATAN

TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

Judul : Terapi bermain “mewarnai gambar”

Tanggal pelaksanaan : 5 Juli 2013

Waktu : 10.20 – 11.00 WIB

Tempat : Di Ruang Hematologi BONA II

Peserta : 9 anak

SASARAN

1. Anak usia toddler (1-3 tahun)

2. Anak yang dirawat di ruang Hematologi BONA II

3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat menghalangi

proses terapi bermain

4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai

5. Anak yang dapat memegang crayon

6. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar

MEDIA

1. Crayon

2. Tissue

3. Karpet

4. Kertas bergambar

5. Lembar penilaian

13

Page 14: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

SETTING TEMPAT

Keterangan :

: Fasilitator

: Peserta

: Observer

SRATEGI PELAKSAAN

No. Waktu Kegiatan Peserta

1. 5 menit Pembukaan :

1. Membuka kegiatan dengan

mengucapkan salam.

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan dari terapi

bermain

4. Kontrak waktu anak dan orang tua

Menjawab salam

Mendengarkan

Memperhatikan

Memperhatikan

2. 20 menit Pelaksanaan :

1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan

terapi bermain mewarnai kepada

anak

2. Memberikan kesempatan kepada

anak untuk bertanya jika belum jelas

Memperhatikan

Bertanya

Antusias saat

14

Page 15: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

3. Membagikan kertas bergambar dan

crayon

4. Fasilitator mendampingi anak dan

memberikan motivasi kepada anak

5. Menanyakan kepada anak apakah

telah selesai mewarnai gambar

6. Memberitahu anak bahwa waktu

yang diberikan telah selesai

7. Memberikan pujian terhadap anak

yang mampu mewarnai gambar

sampai selesai

menerima

peralatan

Memulai untuk

mewarnai

gambar

Menjawab

pertanyaan

Mendengarkan

Memperhatikan

3. 10 menit Evaluasi :

1. Memotivasi anak untuk

menyebutkan apa yang diwarnai

2. Mengumumkan nama anak yang

dapat mewarnai dengan contoh

3. Membagikan reward kepada seluruh

peserta

Menceritakan

Gembira

Gembira

4. 5 menit Terminasi:

1. Memberikan motivasi dan pujian

kepada seluruh anak yang telah

mengikuti program terapi bermain

2. Mengucapkan terima kasih kepada

anak dan orang tua

Memperhatikan

Gembira

Mendengarkan

Menjawab salam

15

Page 16: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

3. Mengucapkan salam penutup

KRITERIA EVALUASI

1. Evalusi Struktur

a. Anak hadir di ruangan minimal 6 orang.

b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang hematologi BONA lantai 2.

c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar

b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir

c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar

3. Kriteria Hasil

a. Anak terlihat senang dan gembira

b. Kecemasan anak berkurang

c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh

d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai

PENGORGANISASIAN

1. Pembimbing Pendidikan : Yuni Sufyanti, S. Kep. Ns., M.Kep

2. Pembimbing Ruangan : Sri Astutik, S.Kep.,Ns

3. Leader : Septi Nursanindah

4. Fasilitator : Anna Mariance Dieny Prasilo Retno Yuliati Ayu Wulandari

5. Observer : Endri Ekayamti Mardiyatni

16

Page 17: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

Atik Purwanti

6. Anak : anak berusia 1-3 tahun dirawat di ruang hematologi

TUGAS MASING-MASING

1. Leader : Memimpin jalannya program terapi

2. Fasilitator : Mendampingi dan mengarahkan saat anak terapi

3. Observer : Mencatat dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan

4. Anak : Mengikuti jalannya terapi bermain

PERKIRAAN HAMBATAN :

1. Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di

jadwalkan)

2. Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain

ANTISIPASI HAMBATAN/MASALAH

1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)

2. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama

program terapi.

DAFTAR PUSTAKA

17

Page 18: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat pada :

http://info. balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Desember 2009

Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB

sauders Company, Philadelpia USA

Hurlock, E B.1991. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga : Jakarta

L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC :

Jakarta www.Pediatrik.com Selasa 21 Desember 2009. Jam 15.25

Markum, dkk. 1990.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta

Soetjiningsih, 1995,Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta

Whaley and Wong, 1991, Nursing Care Infanst and Children. Fourth Edition.

Mosby Year Book. Toronto Canada

18