proposal anhy terbaru

78
USULAN PENELITIAN I. JUDUL PENELITIAN STUDI KUANTITATIF EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ( MAKP) PADA RUANG RAWAT INAP RS.UMUM ISLAM FAISAL MAKASSAR II. RUANG LINGKUP PENELITIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN III. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005 -2009 adalah upaya peningkatan kinerja dan mutu upaya kesehatan melalui pengembangan kebijakan pembangunan kesehatan, yang meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standard dan 1

Upload: sri-anjayanti-echa

Post on 29-Dec-2015

139 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Anhy Terbaru

USULAN PENELITIAN

I. JUDUL PENELITIAN

STUDI KUANTITATIF EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE

MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ( MAKP)

PADA RUANG RAWAT INAP RS.UMUM ISLAM FAISAL

MAKASSAR

II. RUANG LINGKUP PENELITIAN

MANAJEMEN KEPERAWATAN

III. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis

Departemen Kesehatan 2005 -2009 adalah upaya peningkatan kinerja dan

mutu upaya kesehatan melalui pengembangan kebijakan pembangunan

kesehatan, yang meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta

pengembangan standard dan pedoman berbagai upaya kesehatan. Rumah

Sakit merupakan salah satu sarana upaya kesehatan yang memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran strategis dalam

mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebagai tujuan

1

Page 2: Proposal Anhy Terbaru

pembangunan kesehatan, oleh karena itu Rumah Sakit dituntut untuk

memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Dalam Peraturan Pemerintah No.2/2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum, telah diatur tentang Standar Pelayanan Minimal yang

di dalamnya memuat dimensi kualitas, pemerataan dan kesetaraan, biaya dan

kemudahan, khusus untuk Rumah Sakit, Pemerintah menerbitkan

Kepmenkes No.228/2002 yang menyebutkan bahwa Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit harus standar penyelenggaraan pelayanan medik,

pelayanan penunjang, pelayanan keperawatan, pelayanan bagi keluarga

miskin dan standar manajemen Rumah Sakit, yang terdiri dari manajemen

sumber daya manusia, keuangan, sistem informasi Rumah Sakit, sarana

prasarana dan manajemen mutu pelayanan.

Pelayanan keperawatan merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan

kesehatan di Rumah Sakit sudah pasti punya kepentingan untuk menjaga mutu

pelayanan , terlebih lagi pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur

citra sebuah Rumah Sakit di mata masyarakat, sehingga menuntut adanya

profesionalisme perawat pelaksana maupun perawat pengelola dalam

memberikan dan mengatur kegiatan asuhan keperawatan kepada pasien.

Kontribusi yang optimal dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang

berkualitas akan terwujud apabila sistem pemberian asuhan keperawatan yang

digunakan mendukung terjadinya praktik keperawatan profesional dan

2

Page 3: Proposal Anhy Terbaru

berpedoman pada standar yang telah ditetapkan serta dikelola oleh manajer

dengan kemampuan dan ketrampilan yang memadai.

Di antara tingkatan manajer keperawatan yang ada, Kepala Ruang

adalah manajer operasional yang merupakan pimpinan yang secara langsung

mengelola seluruh sumber daya di unit perawatan untuk menghasilkan

pelayanan yang bermutu. Kepala Ruang merupakan jabatan yang cukup

penting dan strategis, karena secara manajerial kemampuan Kepala Ruang

ikut menentukan keberhasilan dan efektifitas pelayanan keperawatan.

Berpedoman pada peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah, RSU

Islam Faisal Makassar telah menyusun Standar Manajemen Pelayanan

Keperawatan yang menjadi acuan bagi manajer keperawatan dalam mengelola

pelayanan keperawatan Manajemen pelayanan keperawatan merupakan suatu

proses perubahan atau transformasi dari sumber daya yang dimiliki untuk

mencapai tujuan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan fungsi

perencanaan, pengorganisasian, pengaturan ketenagaan, pengarahan, evaluasi

dan pengendalian mutu Pedoman Instrumen Akreditasi Rumah Sakit di

bidang pelayanan keperawatan menyebutkan bahwa pelayanan keperawatan di

Rumah Sakit dikelola untuk mencapai tujuan pelayanan. dan untuk

mengupayakan tercapainya tujuan pelayanan keperawatan yang optimal maka

dapat dilakukan dengan pengembangan suatu pola pelayanan yang lebih

dikenal dengan sistem pemberian asuhan keperawatan yang didasarkan pada

metode penugasan dengan pengembangan Model Praktik Keperawatan

3

Page 4: Proposal Anhy Terbaru

Profesional ,yang mengandung lima komponen yang terdiri dari

pengembangan nilai profesional yang menjadi inti, hubungan profesional,

metode pemberian asuhan keperawatan, pendekatan manajemen dan sistem

kompensasi.

Dalam pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesioanl peran

dan fungsi Kepala Ruang merupakan hal yang sangat penting, sehingga

kompetensi kepemimpinandan manajemen mutlak dibutuhkan, karena

kemampuan manajerial Kepala Ruang akan diuji untuk menentukan

sistem pemberian asuhan keperawatan kepada pasien yang merupakan

cerminan pelaksanaan praktik keperawatan profesional. Sejak tahun 2009

hingga tahun 2011 secara bertahap RSU Islam Faisal Makassar telah

melakukan upaya-upaya persiapan dan ujicoba Model Praktik Keperawatan

Profesion sebagai bentuk nyata dari upaya peningkatan mutu pelayanan

asuhan keperawatan, persiapan dilakukan untuk masing- masing sub sistem

antara lain dengan menanamkan nilai-nilai professional melalui kegiatan

pembinaan dan pelatihan, baik bagi pelaksana perawat maupun pengelola

keperawatan, upaya pengembangan staf melalui peningkatan ketrampilan

teknis bagi tenaga fungsional, maupun pelatihan manajerial. Pendekatan

manajemen keperawatan dilakukan dengan melakukan analisis kebutuhan

tenaga dan fasilitas, serta penyusun standar asuhan keperawatan (SAK) yang

dapat digunakan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan asuhan

keperawatan.

4

Page 5: Proposal Anhy Terbaru

Upaya lain yang dilakukan adalah penetapan sistem pemberian asuhan

keperawatan yang disesuaikan dengan kondisi dengan memilih metode

penugasan tim. Perbaikan kualitas hubungan profesional dengan pasien, antar

sejawat maupun dengan tim kesehatan lain serta pengembangan sistem

kompensasi dan penghargaan dengan melakukan ujicoba sistem remunerasi

pembagian jasa pelayanan bagi tenaga keperawatan dengan indikator kinerja.

Pada tahun 2009 – 2011 didapatkan jumlah perawat yang masih aktif di

ruang perawatan RS Umum Islam Faisal makassar sebanyak 74 orang yang

terdiri dari : perawatan I (VIP) terdiri dari 12 orang perawat, perawatan II

(VIP) terdiri dari 15 orang perawat, perawatan III (kebidanan) terdiri dari 11

orang perawat, perawatan IV Lantai II (bedah/anak) terdiri dari 11 orang

perawat, perawatan IV Lantai III (interna) terdiri dari 12 orang perawat dan

perawatan ICU terdiri dari 11 orang perawat.

Walaupun secara umum kinerja Rumah Sakit Umum Islam Faisal

menunjukan adanya peningkatan dari tahun ke tahun tetapi ternyata belum

dibarengi dengan mutu pelayanan keperawatan. Ini didasari dengan adanya

bukti autentik dikotak saran yang berisi keluhan – keluhan pasien rawat inap

yang ditujukan kepada manajemen keperawatan yang tidak memuaskan.

Sedangkan ditinjau dari aspek ketenagaan masing – masing ruangan

sebenarnya telah mempunyai tenaga yang cukup terampil dan memadai

namun adanya saran yang berisi keluhan pasien sebagaimana yang terurai

5

Page 6: Proposal Anhy Terbaru

diatas menunjukkan adanya indikasi tidak efektifnya penerapan pelaksanaan

model praktek keperawatan professional.

Berdasarkan fakta dan data tersebut di atas mendorong keinginan

penulis melakukan penelitian tentang studi kualitatif efektivitas penerapan

metode model asuhan keperawatan professional (MAKP) pada ruang rawat

inap RS. Umum Islam Faisal Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data dalam latar belakang maka rumusan masalah dari

peneliti adalah “Bagaimanakah efektifitas penerapan Model Asuhan

Keperawatan Profesional Tim di ruang Perawatan Rumah Sakit Umum Islam

Faisal Makassar?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk melakukan studi kuantitatif efektivitas penerapan Model

Asuhan Keperawatan Profesional Tim di ruang rawat inap Rumah

Sakit Umum Islam Faisal Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis efektifitas penerapan Model Asuhan Keperawatan

Profesional Tim di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Islam

Faisal Makassar.

6

Page 7: Proposal Anhy Terbaru

b. Menganalisis efektifitas penerapan timbang terima kepada pasien

di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar.

c. Menganalisis efektifitas penerapan sentralisasi obat kepada

pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Islam Faisal

Makassar .

d. Menganilisis efektifitas ronde keperawatan kepada pasien di

ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar .

e. Menganalisis efektifitas pendokumentasian asuhan keperawatan

kepada pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Islam

Faisal Makassar .

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar dapat dijadikan

masukan dalam menyusun kebijakan pengembangan efektififtas

pelayanan keperawatan.

2. Bagi Program S1 Ilmu Keperawatan maupun bagi peneliti lain yang

berminat, dapat menjadi tambahan bahan pembelajaran dan

memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu

manajemen sumber daya manusia dan manajemen keperawatan.

3. Bagi Peneliti, kegiatan ini berguna menambah wawasan dan

pengalaman dalam melakukan analisis efektifitas dalam

mengimplementasikan Model Praktik Keperawatan Profesional di

Instalasi Rawat Inap.

7

Page 8: Proposal Anhy Terbaru

IV. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Standar Manajemen Pelayanan

Keperawatan

Pelayanan keperawatan adalah pelayanan kesehatan yang didasarkan

pada ilmu dan kiat keperawatan, yang mencakup bio-psiko- sosio-spiritual

yang komphrehensif ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat, baik sehat maupun sakit yang meliputi peningkatan derajat

kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihankesehatan dan

menggunakan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan di Rumah Sakit

adalah pelayanan profesional yang diselenggarakan untuk melayani kebutuhan

masyarakat, khususnya dalam bidang keperawatan yang dikelola melalui

pelayanan rawat inap.

Untuk dapat menjamin mutu pelayanan, keperawatan perlu dikelola

secara professional berdasarkan pada standar yang telah ditetapkan.

Departemen Kesehatan telah menyusun Standar Manajemen Pelayanan

Keperawatan untuk Rumah Sakit dan Sarana Kesehatan lainnya yang menjadi

acuan bagi para manajer keperawatan dalam melakukan pengelolaan

pelayanan keperawatan di Rumah Sakit. Manajemen pelayanan keperawatan

merupakan suatu proses perubahan atau transformasi dari sumber daya yang

dimiliki untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan

8

Page 9: Proposal Anhy Terbaru

fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengaturan ketenagaan, pengarahan

evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan keperawatan.

Perencanaan pelayanan merupakan fungsi utama pengelolaan dan

landasan kegiatan dalam upaya mencapai tujuan pelayanan, perencanaan

disusun berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data dar seluruh sumber

daya (manusia, fasilitas, peralatan dan dana) dan kegiatan grasi dan koordinasi

untuk menjamin kesianambungan pelayanan secara efektif dan efisien.

Pengaturan ketenagaan adalah pendayagunaan tenaga keperawatan sesuai

kompetensi dan potensi pengembangan untuk terlaksananya pelayanan yang

bermutu.

Pengarahan dalam pelayanan keperawatan merupakan kegiatan yang

terstruktur untuk menciptakan iklim kerja yang kondusif melalui kemampuan

interpersonal manajer dalam memotivasi dan membimbing staf sehingga

dapat meningkatkan kinerja. Evaluasi pelayanan adalah kegiatan yang

dilakukan secara obyektif sebagai upaya yang dapat mendorong terjadinya

perubahan perkembangan sistem dalam peningkatan mutu pelayanan.

Pengendalian mutu pelayanan keperawatan adalah upaya pemantauan yang

berkesinambungan yang diperlukan untuk menilai mutu pelayanan

keperawatan.

9

Page 10: Proposal Anhy Terbaru

B. Tinjauan Umum Tentang Konsep Model Asuhan Keperawatan

Profesional

1. Pengertian Model Asuhan Keperawatan Profesional ( MAKP )

Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu

sistem (struktur, proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat

profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk

lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart &

Woods, 2006).

2. Dasar pertimbangan pemilihan Model Asuhan Keperawatan

Profesional (MAKP).

Mc. Laughin, Thomas dean Barterm , 2005) mengidentifikasikan

8 model pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum

dilakukan di rumah sakit adalah Keperawatan Tim dan Keperawatan

Primer. Karena setiap perubahan akan berdampak terhadap suatu

stress, maka perlu mempertimbangkan 6 unsur utama dalam penentuan

pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan (Marquis & Huston,

2006) yaitu:

a. Sesuai dengan visi dan misi institusi

b. Dapat diterapkan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan.

c. Efisien dan efektif penggunaan biaya.

d. Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan masyarakat.

e. Kepuasan kinerja perawat.

10

Page 11: Proposal Anhy Terbaru

3. Jenis Model Asuhan Keperawatan Profesional ( MAKP)

Menurut Grant & Massey, 2007) dan Marquis & Huston, 2008)

ada 4 metode pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah

ada dan akan terus dikembangkan di masa depan dalam menghadapi

tren pelayanan keperawatan, yaitu:

a. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Fungsional

Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam

pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat

perang dunia kedua. Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah

dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1 –

2 jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien di bangsal.

Model ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan,

perawat melaksanakan tugas ( tindakan) tertentu berdasarkan

jadwal kegiatan yang ada (Nursalam, 2002).

b. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Kasus

Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan

pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda

untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat

oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan

kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini

umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk

keperawatan khusus seperti isolasi, intensive care.Metode ini

11

Page 12: Proposal Anhy Terbaru

berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi keperawatan. Perawat

bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi pada pasien

tertentu (Nursalam, 2005).

c. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primer

Menurut Gillies, 2006) perawat yang menggunakan metode

keperawatan primer dalam pemberian asuhan keperawatan disebut

perawat primer (primary nurse). Pada metode keperawatan primer

terdapat kontinutas keperawatan dan bersifat komprehensif serta

dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer biasanya

mempunyai 4 – 6 klien dan bertanggung jawab selama 24 jam

selama klien dirawat dirumah sakit. Perawat primer bertanggung

jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam

merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan membuat rencana

pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer sedang tidak

bertugas , kelanjutan asuhan akan didelegasikan kepada perawat

lain (associate nurse)

Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung

jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien

mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong

praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara si pembuat

rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan

adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan

12

Page 13: Proposal Anhy Terbaru

perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan

koordinasi keperawatan selama pasien dirawat.

d. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim

Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan

keperawatan dimana seorang perawat profesional memimpin

sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan

keperawatankelompok klien melalui upaya kooperatif dan

kolaburatif ( Douglas, 2004). Model tim didasarkan pada keyakinan

bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam

merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga

timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi

sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat.

Menurut Kron & Gray, 2006) pelaksanaan model tim harus

berdasarkan konsep berikut:

1) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu

menggunakan tehnik kepemimpinan.

2) Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana

keperawatan terjamin.

3) Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.

4) Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan

berhasil baik bila didukung oleh kepala ruang.

13

Page 14: Proposal Anhy Terbaru

Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang

berbeda- beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap

sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim/

group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu

dalam satu grup kecil yang saling membantu. Dalam penerapannya

ada kelebihan dan kelemahannya yaitu (Nursalam, 2005):

1) Kelebihan :

a) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.

b) Mendukung pelaksanakaan proses keperawatan.

c) Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik

mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.

2) Kelemahan :

Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk

konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana

sulit untuk melaksanakan pada waktu-waktu sibuk.

4. Tanggung Jawab Perawat Dalam Model Asuhan Keperawatan

Profesional (MAKP) Tim (Nursalam, 2002) :

a. Tanggung jawab anggota tim:

1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah

tanggung jawabnya.

2) Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim.

3) Memberikan laporan.

14

Page 15: Proposal Anhy Terbaru

b. Tanggung jawab ketua tim:

1) Membuat perencanaan.

2) Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.

3) Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat

kebutuhan pasien.

4) Mengembangkan kemampuan anggota.

5) Menyelenggarakan konferensi.

c. Tanggung jawab kepala ruang:

1) Perencanaan

a) Menunjukkan ketua tim akan bertugas di ruangan masing-

masing.

b) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.

c) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat,

transisi dan persiapan pulang bersama ketua tim.

d) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan

berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua

tim, mengatur penugasan/ penjadwalan.

e) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.

f) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi,

patofisiologis, tindakan medis yang dilakukan, program

pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang

tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.

15

Page 16: Proposal Anhy Terbaru

g) Mengatur dan mengendalikan asuhan keparawatan:

- Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.

- Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai

asuhan keparawatan.

- Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.

- Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga

yang baru masuk RS.

h) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan

diri.

i) Membantu membimbing terhadap peserta didik keprawatan.

j) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah

sakit.

2) Pengorganisasian

a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.

b) Merumuskan tujuan metode penugasan.

c) Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas.

d) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2

ketua tim dan ketua tim membawahi 2 – 3 perawat.

e) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat

proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain-

lain.

f) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.

16

Page 17: Proposal Anhy Terbaru

g) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.

h) Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di tempat,

kepada ketua tim.

i) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus

administrasi pasien.

j) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.

3) Pengarahan

a) Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua

tim.

b) Membrikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan

tugas dengan baik.

c) Memberikan motivasi dlam peningkatan pengetahuan,

ketrampilan dan sikap.

d) Menginformasikan hal – hal yang dianggap penting dan

berhubungan dengan askep pasien.

e) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.

f) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam

melaksanakan tugasnya.

g) Meningkatkan kolaburasi dengan anggota tim lain.

4) Pengawasan

17

Page 18: Proposal Anhy Terbaru

a) Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi

langsung dengan ketua tim dalam pelaksanaan mengenai

asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.

b) Melalui supervisi:

- Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati

sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan

memperbaiki/ mengawasi kelemahannya yang ada saat

itu juga.

- Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir

ketua tim, membaca dan memeriksa rencana

keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan

sesudah proses keperawatan dilaksanakan

(didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim

tentang pelaksanaan tugas.

- Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan

dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama

ketua tim.

- Audit keperawatan.

18

Page 19: Proposal Anhy Terbaru

5. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

Tim

Gambar 2.1. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan” Team Nursing” (Marquis & Huston, 1998)

6. Penentuan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

Menurut Sitorus, 1996) yang diperkuat oleh Nursalam, 2005),

berdasarkan tingkat perkembangan keperawatan di Indonesia untuk

dapat menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesional ada tiga

aspek yang perlu dikembangkan yang meliputi :

a. Ketenagaan

Saat ini jumlah dan jenis tenaga keperawatan kurang mampu

untuk memberi asuhan keperawatan yang profesional. Hal ini

terlihat dari komposisi tenaga yang ada mayoritas lulusan SPK.

Disamping itu jumlah tenaga keperawatan ruang rawat tidak

ditentukan berdasarkan derajat ketergantungan klien. Pada suatu

pelayanan profesional jumlah tenaga yang diperlukan tergantung

Kepala Ruang

Ketua Tim A Ketua Tm B

Staf Perawat Staf Perawat

Pasien/Klien Pasien/Klien

19

Page 20: Proposal Anhy Terbaru

pada jumlah klien dan derajat ketergantungan klien. Menurut

Douglas, 2004) klasifikasi derajat ketergantungan klien dibagi 3

kategori yaitu : perawat minimal memerlukan waktu 1 -2 jam/ 24

jam, perawatan intermediet memrlukan waktu 3 – 4 jam/ 24 jam ,

perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5 – 6 jam/ 24

jam. Dalam penelitian Douglas, 2005) tentang jumlah tenaga

perawat di rumah sakit, di dapatkan jumlah yang dibutuhkan pada

pagi, sore dan malam tergantung pada tingkat ketergantungan

pasien.

b. Sistem pendokumentasian

Sampai saat ini sistem pendokumentasian yang berlaku diruang

perawatan adalah sistenm SOR ( Sources Oriented Record ) , yaitu

suatu sistem pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai

sumber tenaga kesehatan, misalnya dari doker, perawat, ahli gizi

dan lain – lain.Selama ini pendokumentasian asuhan keperawatan

belum dilaksanakan secara optimal. Selain itu, belum adanya format

pengkajian yang spesifik dan baku dari ruangan.

c. Metode pemberian asuhan keperawatan

Terdapat empat metode pemberian asuhan keperawatan yaitu

metode fungisonal, metode kasus, metode tim dan metode

keperawatan primer (Gillies,2009).

20

Page 21: Proposal Anhy Terbaru

Dari keempat metode ini, metode yang paling memungkinkan

pemberian pelayanan profesional adalah metode tim dan primer.

Dalam hal ini adanya sentralisasi obat, timbang terima, ronde

keperawatan dan dokumentasi keperawatan. (Nursalam, 2005).

1) Sentralisasi Obat

Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai

salah satu peran perawat perlu dilakukan dalam suatu pola/ alur

yang sistematis sehingga penggunaan obat benar – benar dapat

dikontrol oleh perawat sehingga resiko kerugian baik secara

materiil maupun secara non material dapat dieliminir.

a) Tujuan

(1) Tujuan Umum

(a) Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien,

terutama dalam pemberian obat.

(b) Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat secara

hukum maupun secara moral.

(c) Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan

efesien.

(2) Tujuan Khusus

(a) Menyeragamkan pengelolaan obat.

(b) Mengamankan obat – obat yang dikelola.

21

Page 22: Proposal Anhy Terbaru

(c) Mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan

tepat klien, dosis, waktu, dan cara.

b) Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh ( sentralisasi)

Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh ( sentralisasi) adalah

pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan

pada pasien diserahkan sepenuhnya pada perawat.

Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh

perawat.

(1) Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan

yang secara operasional dapat didelegasikan pada staf yang

ditunjuk.

(2) Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol

penggunaan obat.

(3) Penerimaan obat :

(a) Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh

keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima

lembar serah terima obat.

(b) Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat,

jumlah dan sediaan dalam kartu kontrol dan diketahui

oelh keluarga / klien dalam buku masuk obat. Keluarga

atau klien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan/

bilamana obat tersebut akanhabis.

22

Page 23: Proposal Anhy Terbaru

(c) Klien/ keluarga untuk selanjutnya mendapatkan salinan

obat yang harus diminum beserta sediaan obat.

(d) Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh

perawat dalam kotak obat.

(4) Pembagian obat

(a) Obat yang diterima untuk selanjutnya disalin dalam

buku daftar pemberian obat.

(b) Obat – obat yang telah disiapkan untuk selanjutnya

diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur

yang etrcantum dalam buku daftar pemberian obat,

dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi di

instruksi dokter dan kartu obat yang ada pada klien.

(c) Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam

obat, kegunaan obat, jumlah obat dan efek samping.

(d) Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek tiap pagi oleh

kepala ruangan/ petugas yang ditunjuk dan

didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat yang

hampir habis diinformasikan pada keluarga dan

kemudian dimintakan kepada dokter penanggung jawab

pasien.

23

Page 24: Proposal Anhy Terbaru

(5) Penambahan obat baru

(a) Informasi ini akan dimasukkan dalam buku masuk obat

dan sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan

obat.

(b) Obat yang bersifat tidak rutin maka dokumentasi hanya

dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya

diinformasikan pada keluarga dengan kartu khusus

obat.

(6) Obat Khusus

(a) Sediaan memiliki harga yang cukup mahal,

menggunakan rute pemberian obat yang cukup sulit,

memiliki efek samping yang cukup besar.

(b) Pemberian obat khusus menggunakan kartu khusus.

(c) Informasi yang diberikan kepada keluarga/ klien : nama

obat, kegunaan, waktu pemberian, efek samping,

penanggung jawab obat, dan wadah obat. Usahakan

terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat.

c) Pengelolaan obat tidak penuh ( desentralisasi)

(1) Penerimaan dan pencatatan obat

(a) Obat yang telah diambil oelh keluarga diserahkan

pada perawat.

(b) Obat yang diserahkan dicatat dalam buku masuk obat.

24

Page 25: Proposal Anhy Terbaru

(c) Perawat menyerahkan kartu pemberian obat kepada

keluarga / pasien.

(d) Penyluhan tentang : rute pemberian obat, waktu

pemberian, tujuan, efek samping.

(e) Perawat menyerahkan kembali obat pada keluarga /

pasien dan menandatangani lembar penyuluhan.

(2) Pemberian obat

(a) Perawat melakukan kontroling terhadap pemberian

obat.

(b) Dicek apakah ada efek samping, pengecekan setiap

pagi hari untuk menentukan obat benar – benar

diminum sesuai dosis.

(c) Obat yang tidak sesuai/ berkurang dengan

perhitungan diklarifikasi dengan keluarga.

(3) Penambahan obat

(a) Penambahan obat dicatat dalam buku masuk obat.

(b) Melakukan penyuluhan oabt baru sebelum diserahkan

pada pasien.

(4) Obat khusus

(a) Penyuluhan obat khusus diberikan oleh perawat

primer.

(b) Pemberian obat khusus sebaiknya oleh perawat.

25

Page 26: Proposal Anhy Terbaru

2) Timbang Terima

Adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu

( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan klien.

a) Tujuan

(1) Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien.

(2) Menyampaikan hal penting yang perlu ditindaklanjuti

oleh dinas berikutnya.

(3) Tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

b) Langkah – langkah

(1) Kedua shif dalam keadaan siap.

(2) Shif yang akan menyerahkan perlu mempersiapkan hal

apa yang akan disampaikan.

(3) Perawat primer menaympaikan kepada penanggung jawab

shif yang selanjutnya meliputi ; kondisi, tindak lanjut,

rencana kerja.

(4) Dilakukan dengan jelas dan tidak terburu – buru.

(5) Secara langsung melihat keadaan klien.

c) Prosedur timbang terima

(1) Persiapan

(a) Kedua kelompok sudah siap.

(b) Kelompok yang bertugas menyiapkan buku catatan.

26

Page 27: Proposal Anhy Terbaru

(2) Pelaksanaan

(a) Timbang terima diloaksanakan setiap pergantian shif.

(b) Dari nurse station perawat berdiskusi untuk

melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara

komperhensif yang berkaitan tentang masalah

keperawatan, rencana tindakan yang sudah dan belum

dilakukan serta hal penting lannya.

(c) Hal yang bersifat khusus dan memerlukan perincian

yang lengkap dicatat secara khusus untuk kemudian

diserahkan kepada perawat jaga berikutnya.

(d) Hal yang perlu diberitahukan dalam timbang terima:

identitas dan diagnosa medis, masalah keperawatan,

tindakan yang sudah dan belum dilakukan, intervensi

27

Page 28: Proposal Anhy Terbaru

(3) Alur timbang terima

Gambar 2.2 Alur Timbang Terima RSUD Dr. Soetomo

3) Ronde Keperawatan

Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah

keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping

pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan

keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan

oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat

assosciate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.

Pasien

Diagnosa medis masalah kolaburatif

Diagnosa Keperawatan

Rencana tindakan

Yang telah dilakukan Yang akan dilakukan

Perkembangan keadaan klien

Masalah:TeratasiBelum

SebagianBaru

28

Page 29: Proposal Anhy Terbaru

a) Tujuan

(1) Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.

(2) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan

yang berasal dari masalah klien.

(3) Meningkatkan validitas data klien.

(4) Menilai kemampuan justifikasi.

(5) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.

(6) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana

perawatan.

b) Peran

(1) Ketua Tim dan Anggota Tim

(a) Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.

(b) Menjelaskan masalah keperawata utama.

(c) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan

dilakukan.

(d) Menjelaskan tindakan selanjutnya.

(e) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan

diambil.

(2) Peran Ketua Tim lain dan atau konselor

(a) Memberikan justifikasi

(b) Memberikan reinforcement.

29

Page 30: Proposal Anhy Terbaru

(c) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi

keperawatan serta tindakan yang rasional.

(d) Mengarahkan dan koreksi.

(e) Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari.

(3) Persiapan

(a) Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu

pelaksanaan ronde.

(b) Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.

(4) Pelaksanaan

(a) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam

hal ini penjelasan difokuskan pada masalah

keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau

telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu

didiskusikan.

(b) Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.

(c) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau

perawat konselor/ kepala ruangan tentang masalah

klien serta tindakan yang akan dilakukan.

(d) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang

telah dan yang akan ditetapkan.

30

Page 31: Proposal Anhy Terbaru

(5) Pasca ronde

Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien

tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu

dilakukan.

4) Dokumentasi Asuhan keperawatan (Ratna Sitorus, 2005)

Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam

sistem pelayanan kesehatan. Karena adanya dokumentasi yang baik

informasi mengenai keadaan kesehatan pasien dapat diketahui

secara berkesinambungan. Disamping itu dokumentasi merupakan

dokumen legal tentang pemberian asuhan keperawatan. Secara lebih

spesifik dokumentasi berfungsi sebagi sarana komunikasi antar

profesi kesehatan, sumber data untuk pemberian asuhan

keperawatan, sumber data untuk penelitian, sebagai bukti

pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan asuhan keperawatan,

dan sarana untuk pemantauan asuhan keperawatan. Dokumentasi

dibuat berdasarkan pemecahan masalah pasien. Dokumentasi

berdasarkan pemecahan masalah terdiri dari format pengkajian,

rencana keperawatan, catatan tindakan keperawatan dan catatan

perkembangan pasien.

Pada model praktek keperawatan professional (MPKP) juga

terdapat format dokumentasi seperti disebutkan diatas, namun pada

model ini dikembangkan standar rencana keperawatan berdasarkan

31

Page 32: Proposal Anhy Terbaru

literatur. Penetapan standar rencana keperawatan ini diharapkan

dapat membuat efisiensi waktu bagi perawat.

Catatan tindakan keperawatan juga dibuat lebih spesifik untuk

memungkinkan pendokumentasian semua tindakan keperawatan.

Catatan perkembangan pasien juga dilakukan setiap hari yang

bertujuan menilai tingkat perkembangan pasien. Rencana

keperawatan dan catatan perkembangan pasien dilakukan oleh PP

dan catatan tindakan dilakukan oleh PP dan PA atau sesuai

perannya masing- masing.

C. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit

Menurut Azrul Azwar, 2006), rumah sakit adalah merupakan tempat

dimana orang-orang sakit mencari dan menerima pelayanan kesehatan,

serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran dan

perawat dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan.

Beberapa batasan lain tentang rumah sakit oleh Azwar, 2006)

sebagai berikut :

1. Rumah sakit adalah salah satu organisasi yang melalui tenaga medis

profesional yang terorganisir yang melalui serta saran kedokteran,

askep yang berkesinambungan, diagnosis, diagnosis serta pengobatan

penyakit yang diderita oleh pasien (America Hospital Association,

1974)

32

Page 33: Proposal Anhy Terbaru

2. Rumah sakit adalah pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat,

pendidikan serta penelitian kedokteran dilaksanakan (America

Hospital Association, 1974)

a. Rumah sakit Kelas A

Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan

pelayanan kedokteran spesifik dan sub spesifik luas. Oleh

pemerintah rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai tempat

pelayanan rujukan tertinggi atau disebut juga pusat rujukan

b. Rumah sakit B

Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan

pelayanan kedokteran spesialis oleh sub spesialis tersebut.

c. Rumah sakit C

Rumah sakit adalah rumah sakit yang mampu memberikan

pelayanan kedokteran spesialis terbatas. Adapun pelayanan

spesialis yang disediakan adalah 4 macam yaitu : pelayanan

penyakit dalam, bedah, anak dan kandungan.

d. Rumah sakit Kelas D

Rumah sakit kelas D adalah rumah sakit yang bersifat transisi

karena pada suatu saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit

kelas C, Pelayanan yang diberi hanyalah pelayanan kedokteran dan

gigi serta menampung rujukan dari Puskesmas.

33

Page 34: Proposal Anhy Terbaru

e. Rumah sakit kelas E

Rumah sakit kelas E adalah rumah sakit khusus yang

menyelenggarakan hanya macam pelayanan kedokteran saja

misalnya RS. Jiwa, RS. Kusta, RS Paru dan sebagainya.

D. Tinjauan Umum Tentang efektifitas

Pengertian efektifitas secara umum menunjukkan seberapa jauh

tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut

sesuai dengan pengertian efektifitas menurut Hidayat, 2006) yang

menjelaskan bahwa “ efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan

seberapa jauh target ( kuantitas, kualitas, dan waktu ) telah tercapai

dimana makin besar persentase target yang dicapai makin tinggi

efektifitasnya “.

Menurut Schemerhon John R.Jr, 2006) menyatakan bahwa

efektifitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara

membandingkan output anggaran atau seharusnya (OA) dengan out[ut

realisasi atau sesungguhnya (OS). Jika (OA) > (OS) disebut efektif.

Menurut prasetyo, 2004) efektifitas adalah seberapa besar tingkat

output yang dicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah input.

Dari pengertian-pengertian efektif diatas dapat disimpulkan bahwa

efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

( kuantitas, kualitas,waktu ) yang telah dicapai oleh menejemen yang

mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu.

34

Page 35: Proposal Anhy Terbaru

Berdasarkan hal tersebut maka untuk mencapai target efektifitas dapat

digunakan rumus sebagai berikut :

output aktual Efektifitas = > = 1

output target

1. Jika output actual berbanding output yang ditargetkan lebih besar atau

sama dengan 1 (satu) maka akan tercapai efektifitas.

2. Jika output actual berbanding output yang ditargetkan kurang dari

pada 1 (satu) maka efektifitas tidak tercapai.

V. KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel

Dalam penelitian ini yang menjadi dasar pemikiran variabel

independen adalah model asuhan keperawatan profesional (MAKP).Model

asuhan keperawatan profesional adalah sebagai suatu sistem

(struktur,proses dan nilai-nilai) yang memungkinkan perawat profesional

mengatur pemberihan asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk

menopang pemberian asuhan keperawatan (Hoffart & Woods, 2006).

Sistem MAKP dibedakan menjadi 4 yaitu : MAKP fungsional,MAKP

kasus,MAKP tim, dan MAKP tim.Dan pada penelitian ini lebih fokus

pada model asukan keperawatan profesional (MAKP) tim yang telah

berjalan di ruang perawatan Rs Umum Islam Faisal.Model asuhan

keperawatan profesional Tim yang di nilai paling memungkinkan

memberikan pelayanan profesional karena dalam hal ini mencakup

35

Page 36: Proposal Anhy Terbaru

Timbang terima

Sentralisasi obat

Ronde Keperawatan

Dokumentasi keperawatan

MAKP ( Model Asuhan Keperawatan Profesional) Tim

sentralisasi obat,timbang terima, ronde keperawatan,suvervisi,dan

dokumentasi keperawatan (Nursalam, 2005).Kelima poin inilah yang

menjadi dasar pemikiran variabel peneliti namun ada satu variabel yang

tidak diteliti yaitu suvervisi karena untuk saat ini belum diberlakukan pada

penerapan asuhan keperawatan profesional di Rs Umum Islam Faisal

Makassar.

B. Hubungan Antar Variabel

Berdasarkan konsep pemikiran diatas akan disesuaikan dengan pola

pikir variabel yang diteliti sebagai berikut :

Variabel Independen

Variabel Dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual efektifitas penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim

Model Asuhan Keperawatan Profesional Tim dimana dalam

penerapannya perlu adanya tanggung jawab / peran masing – masing

36

Page 37: Proposal Anhy Terbaru

perawat baik itu kepala ruangan, ketua tim, dan anggota tim yang meliputi

pelaksanaan dokumentasi keperawatan, ronde keperawatan, timbang

terima, sentralisasi obat. Apabila hal ini dilakukan secara baik dapat

memberikan peningkatan kinerja perawat, yang akhirnya akan

memberikan kepuasan kepada pasien.

C. Identifikasi Variabel

Variabel penelitian adalah karakteristik / kondisi yang oleh peneliti

dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian

(Narbuko dan Achmadi, 2009). Sedangkan menurut Nursalam, Siti

Pariani, 2005), variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh

anggota suatu kelompok (orang, benda, situasi) yang berbeda dengan yang

dimiliki oleh kelompok tersebut Variabel dalam penelitian ini meliputi:

1. Variabel Independen (bebas)

Variabel independen adalah Variabel Independen adalah faktor

yang diduga sebagai faktor yag mempengaruhi variabel dependen

(Srikandi, 2007). Dan suatu stimulus aktifitas yang dimanipulasi oleh

penelitian untuk menciptakan suatu dampak pada dependen variable

(Nursalam, 2006). Dalam penelitian ini variabel independennya adalah

efektifitas penerapan metode asuhan keperawatan professional yang

meliputi timbang terima, sentralisasi obat, ronde keperawatan, dan

pendokumentasian asuhan keperawatan pasien.

37

Page 38: Proposal Anhy Terbaru

2. Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependen adalah kondisi atau karakteristik yang oleh

peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya

dengan fenomena yang di observasi (Narbuko & Achmadi, 2009).

Atau merupakan variabel yang berubah karena variabel bebas

(Pratiknya, 2006). Pada penelitian ini variabel dependen yaitu Model

Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim.

D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Timbang terima pasien

Timbang terima pasien adalah suatu cara dalam menyampaikan

dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien.

Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner terdiri dari 6 pertanyaan

dengan menggunakan skala likert dengan rumus yaitu :

(STT x JP) + (STR x JP) m =

2

( 4 x 6 ) + ( 1 x 6 ) m =

2 24 + 6

m = 2

30 m =

2 m = 15

Keterangan :STT : Skor TertinggiSTR : Skor TerendahJP : Jumlah Pertanyaan m : Nilai Median

38

Page 39: Proposal Anhy Terbaru

Kriteria Objektif :

Baik : Jika skor yang diperoleh ≥ 15.

Kurang : Jika skor yang diperoleh < 15 .

2. Sentralisasi obat pasien

Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai

salah satu peran perawat perlu dilakukan dalam suatu pola/alur yang

sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dikontrol oleh

perawat sehingga resiko kerugian baik secara materil maupun non

material dapat dieliminir. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner

terdiri dari 6 pertanyaan dengan menggunakan skala likert dengan

rumus yaitu :

(STT x JP) + (STR x JP) m =

2

( 4 x 6 ) + ( 1 x 6 ) m =

2 24 + 6

m = 2

30 m =

2 m = 15

Kriteria Objektif :

Baik : Jika skor yang diperoleh ≥ 15.

Kurang : Jika skor yang diperoleh < 15.

Keterangan :STT : Skor TertinggiSTR : Skor TerendahJP : Jumlah Pertanyaan m : Nilai Median

39

Page 40: Proposal Anhy Terbaru

3. Ronde keperawatan

Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah

keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien

dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan

akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer

atau konselor, kepala ruangan, perawat assosciate yang perlu juga

melibatkan seluruh anggota tim. Alat ukur yang digunakan adalah

kuisioner terdiri dari 6 pertanyaan dengan menggunakan skala likert

dengan rumus yaitu :

(STT x JP) + (STR x JP) m =

2

( 4 x 6 ) + ( 1 x 6 ) m =

2 24 + 6

m = 2

30 m =

2 m = 15

Kriteria Objektif :

Baik : Jika skor yang diperoleh ≥ 15.

Kurang : Jika skor yang diperoleh < 15 .

4. Dokumentasi asuhan keperawatan

Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam

sistem pelayanan kesehatan. Karena adanya dokumentasi yang baik

Keterangan :STT : Skor TertinggiSTR : Skor TerendahJP : Jumlah Pertanyaan m : Nilai Median

40

Page 41: Proposal Anhy Terbaru

informasi mengenai keadaan kesehatan pasien dapat diketahui secara

berkesinambungan. Disamping itu dokumentasi merupakan dokumen

legal tentang pemberian asuhan keperawatan. Alat ukur yang

digunakan adalah kuisioner terdiri dari 6 pertanyaan dengan

menggunakan skala likert dengan rumus yaitu :

(STT x JP) + (STR x JP) m =

2

( 4 x 6 ) + ( 1 x 6 ) m =

2 24 + 6

m = 2

30 m =

2 m = 15

Kriteria Objektif :

Baik : Jika skor yang diperoleh ≥ 15.

Kurang : Jika skor yang diperoleh < 15.

5. Efektifitas penerapan model asuhan keperawatan profesional (MAKP)

Efektifitas penerapan metode asuhan keperawatan profesional

(MAKP) dalam penelitian ini adalah pemberian pelayanan kesehatan

oleh perawat kepada klien secara optimal dan profesional dengan

pedoman pada model asuhan keperawatan profesinal tim yang

mencakup timbang terima,sentralisasi obat,ronde keperawatan,dan

Keterangan :STT : Skor TertinggiSTR : Skor TerendahJP : Jumlah Pertanyaan m : Nilai Median

41

Page 42: Proposal Anhy Terbaru

pendokumentasian asuhan keperawatan. Alat ukur yang digunakan

adalah kuisioner terdiri dari 24 pertanyaan dengan menggunakan skala

likert dengan rumus:

(STT x JP) + (STR x JP) m =

2

( 4 x 24 ) + ( 1 x 24 ) m =

2 96 + 24

m = 2

120 m =

2 m = 60

Kriteria Objektif :

Baik : Jika skor yang diperoleh ≥ 60.

Kurang : Jika skor yang diperoleh < 60.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesa adalah suatu asumsi tentang hubungan dua atau lebih

variabel yang diharapkan bisa bisa memberikan jawaban sementara atas

suatu pertanyaan dalam suatu penelitian (Nursalam & Pariani ,2006).

Berdasarkan kerangka konsep penelitian diatas hipotesisnya adalah :

1. Hipotesis Alternatif ( Ha )

a) Adakah pengaruh timbang terima terhadap pelayanan rawat

inap di RS Umum Islam Faisal Makassar.

Keterangan :STT : Skor TertinggiSTR : Skor TerendahJP : Jumlah Pertanyaan m : Nilai Median

42

Page 43: Proposal Anhy Terbaru

b) Adakah pengaruh sentralisasi obat terhadap pelayanan rawat

inap di RS Umum Islam Faisal Makassar.

c) Adakah pengaruh ronde keperawatan terhadap pelayanan rawat

inap di RS Umum Islam Faisal Makassar.

d) Adakah pengaruh dokumentasi keperawatan terhadap

pelayanan rawat inap di RS Umum Islam Faisal Makassar.

2. Hipotesis Nol ( Ho )

a) Tidak ada pengaruh timbang terima terhadap pelayanan rawat

inap di RS Umum Islam Faisal Makassar.

b) Tidak ada pengaruh sentralisasi obat terhadap pelayanan rawat

inap di RS Umum Islam Faisal Makassar.

c) Tidak ada pengaruh ronde keperawatan terhadap pelayanan

rawat inap di RS Umum Islam Faisal Makasar.

d) Tidak ada pengaruh dokumentasi keperawatan terhadap

pelayanan rawat inap di RS Umum Islam Faisal Makassar.

VI. METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Desain penelitian adalah sesuatu yang vital dalam penelitian, yang

memungkinkan suatu kontrol beberapa faktor yang biasa mempengaruhi

validity suatu hasil. Desain penelitian sebagai petunjuk peneliti dalam

43

Page 44: Proposal Anhy Terbaru

penemuan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau

menjawab suatu pertanyaan (Nursalam , 2006).

Penelitian ini menggunakan jenis penilitian croos sectional.

Penelitian cross- sectional adalah jenis penelitian yang menekankan pada

waktu pengukurann observasi data variabel independent dan dependen

dinilai hanya satu kali saja pada waktu yang sama.

B. LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di ruang perawatan Rumah Sakit Umum

Islam Faisal Makasar pada bulan februari selama satu minggu.

C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi Penelitian

Populasi adala subyek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan

(Nursalam, 2009). Pada penelitian ini populasinya adalah perawat

yang berada diruang perawatan RS Umum Islam Faisal Makassar yang

berjumlah 74 orang.

2. Sampel

a. Besar Sampel

Kondisi jumlah sampel yang cukup besar dan sumber daya waktu

yang terbatas, tidak memungkinkan untuk meneliti setiap unit

elemen yang membentuk suatu populasi, untuk alasan ini hanya

ada satu pilihan yaitu memakai sistem random sampling dengan

44

Page 45: Proposal Anhy Terbaru

pendekatan pada kuota sampling.dan didapatkan besar sample

pada ruang rawat inap Rs islam Faisal sebesar 30 orang.

b. Teknik Sampling

Tehnik dalam penentuan sampling ditentukan dengan kuota

random sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan

menentukan ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang telah

ditentukan oleh peneliti.

c. Kriteria Sampel

1) Kriteria inklusi :

Kriteria inklusi adalah karakter umum subjek penelitian dari

suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti

(Nursalam, 2006).

a) Seluruh perawat pelaksana yang bertugas di ruang

perawatan RS Umum Islam Faisal Makassar.

b) Perawat yang aktif/tidak cuti/sakit/ijin saat pengumpulan

data.

2) Kriteria Eksklusi

a) Bukan perawat pelaksana yang bertugas di ruang

perawatan RS Umum Islam Faisal Makassar

b) Perawat yang cuti/sakit/ijin saat pengumpulan data.

45

Page 46: Proposal Anhy Terbaru

D. CARA PENGUMPULAN DATA

1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan cara memberikan kuesioner secara

langsung kepada responden (perawat) dengan menggunakan kuesioner

yang telah disusun sebelumnya.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian

ini yaitu RS Umum Islam Faisal Makassar.

E. ANALISA DATA

1. Analisa Univariat

Untuk menegtahui dan memperlihatkan distribusi frekuensi dan

persentasi dari tiap variabel yang diteliti.

2. Analisa Bivariat

Untuk mengetahui pengaruh tiap variabel independen terhadap

variabel dependen yang diuji dengan uji statistik chi-square dengan

tingkat kemaknaan p < α (0,05) uji statistik menggunakan program

komputer.

46

Page 47: Proposal Anhy Terbaru

Penyajian data

Hasil dari penerapan MAKP TIM

V. Independen:-Timbang terima Sentralisasi ObatRonde keperawatanDokumentasi keperawatan

V. Dependen:MAKP TIM

Tanggung jawab/peranKepala ruangan

Ketua timAnggota tim

Analisis data dengan chi-square

Pengambilan data awal

Menentukan populasi

Menetapkan Sampel sesuai kriteria inklusi

Simple Random Sampling

Pengumpulan data observasi & kuasioner

F. ALUR PENELITIAN

Gambar 4.1 Alur penelitian penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP ) Tim dirumah sakit umum islam faisal.

47

Page 48: Proposal Anhy Terbaru

G. LANGKAH PENGOLAHAN DATA

Data yang diperoleh diolah secara manual dan elektronik dengan

menggunakan komputer program Excel kemudian dianalisa secara

deskriptif. Data yang dikumpulkan melalui kuisioner diklasifikasikan

secara manual dan dikelolah dengan menggunakan perangkat komputer :

1. Editing

Setelah data terkumpul maka dilakukan editing atau penyuntingan

data, lalu data dikelompokkan sesuai kriteria.

2. Koding

Melakukan pengkodean pada daftar pertanyaan yang telah diisi untuk

setiap jawaban responden.

3. Tabulasi

Merupakan suatu langkah untuk memudahkan analisa data, dengan

demikian data yang ada dikumpulkan dan dimasukkan dalam tabel.

H. ETIK PENELITIAN

Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti mendapat surat

rekomendasi dari institusi STIKES NANI HASADUDDIN MAKASSAR

dan mengajukan permohonan ijin kepada direktur rumah sakit dengan

tembusan kepada Kepala Ruang Perawatan IV Rumah Sakit Umum Islam

Faisal Makassar untuk mendapatkan ijin penelitian. Setelah mendapat

persetujuan barulah melakukan penelitian dengan menekankan masalah

etika meliputi:

48

Page 49: Proposal Anhy Terbaru

1. Lembar persetujuan menjadi responden

Lembar persetujuan diberikan kepada subyek yang akan diteliti dengan

tujuan agar subyek mengetahui maksud dan tujuan penelitian.

2. Anonimity ( tanpa nama ).

Untuk menjaga kerahasiaan klien, peneliti tidak akan mencantumkan

identitas klien pada lembar pengumpulan data (pada observasi dan

kuisioner), cukup dengan memberikan kode pada masing-masing

lembar tersebut.

3. Confidentiallity ( kerahasiaan ).

Kerahasiaan informasi dari klien akan dijamin oleh peneliti, hanya

data tertentu saja yang berhubungan dengan yang akan disajikan

sebagai hasil dari penelitian.

VII. PERSONALIA PENELITI

A. Pembimbing

1. Pembimbing I : Yusran Haskas, SKM.S.Kep.,Ns.M.Kes

2. Pembimbing II : Yasir Haskas, S.Pt,SE, M.M.Kes

B. Pelaksana

Nama : Kamriani

NIM : NH0210081

49