promkes-demam-berdarah.doc

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap memasuki awal dan akhir musim hujan kita selalu disibukkan oleh terjadinya kenaikan kasus atau kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD). Kejadian tersebut selalu berulang dan meresahkan sehingga masyarakat dihantui ketakutan tertular atau terinfeksi virus dengue penyebab DBD. Sebab, DBD dapat secara cepat menimbulkan kematian. Sektor kesehatan dari tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/ kota bahkan sampai ke pelayanan terdepan, para pejabat publik selalu kewalahan mengatasi masalah KLB DBD yang sampai saat ini belum mampu dikendalikan dengan baik. Angka kesakitan dan kematian masih terus bertambah. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang DBD menimbulkan rasa ketakutan berlebihan terhadap infeksi virus dengue. Selain itu, belum optimalnya peran serta masyarakat dalam 1

Upload: frellyvalentino

Post on 10-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSetiap memasuki awal dan akhir musim hujan kita selalu disibukkan oleh terjadinya kenaikan kasus atau kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD). Kejadian tersebut selalu berulang dan meresahkan sehingga masyarakat dihantui ketakutan tertular atau terinfeksi virus dengue penyebab DBD. Sebab, DBD dapat secara cepat menimbulkan kematian. Sektor kesehatan dari tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/ kota bahkan sampai ke pelayanan terdepan, para pejabat publik selalu kewalahan mengatasi masalah KLB DBD yang sampai saat ini belum mampu dikendalikan dengan baik.Angka kesakitan dan kematian masih terus bertambah. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang DBD menimbulkan rasa ketakutan berlebihan terhadap infeksi virus dengue. Selain itu, belum optimalnya peran serta masyarakat dalam pencegahan serta pengendaliannya. Tidak sedikit anggota masyarakat yang menderita demam yang mungkin tidak disebabkan DBD menjadi ketakutan berlebihan sehingga minta rawat inap di rumah sakit.Di samping itu, masyarakat belum banyak mempunyai pemahaman tepat dan benar tentang pencegahan dan pengendalian vektor DBD. Akibatnya, peran serta masyarakat terhadap pencegahan dan pengendaliannya masih sangat kurang. Sering di berbagai pemukiman/rumah-rumah, termasuk di asrama banyak jentik nyamuk aedes di tempat-tempat penampungan air; baik di tipe perumahan tertata maupun yang tidak tertata. Bahkan, tidak jarang jentik nyamuk aedes ditemukan dalam jumlah cukup banyak di fasilitas umum, seperti sekolah, kantor, tempat-tempat ibadah. Pada beberapa gerakan kebersihan dalam rangka pencegahan dan pengendalian nyamuk DBD sering salah sasaran.Yang dilakukan adalah membersihkan saluran pembuangan limbah, drainase, dan sampah sehingga tempat penampungan air sebagai habitat perkembangbiakan nyamuk DBD tidak tersentuh. Gerakan kebersihan tersebut tidak salah dan sangat bagus untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).Apabila, hal itu bertujuan untuk mencegah dan mengendalikan DBD tidak tepat sasaran. Gerakan tersebut membuktikan bahwa pemahaman masyarakat tentang DBD dan cara pengendalian vektor masih belum baik.Pengetahuan atau pemahaman tentang DBD, cara pencegahan, dan pengendaliannya secara baik dan benar oleh masyarakat, aparat pemerintah, dan lintas sektor terkait, termasuk LSM dan tokoh masyarakat akan meningkatkan kepedulian, kemampuan, dan peran sertanya secara tepat. Dengan demikian, diharapkan mempunyai daya ungkit yang positif dalam mencegah terjadinya penularan dan KLB DBD di Indonesia.Karena itu, perlu dilakukan terobosan baru untuk meningkatkan pemaham terhadap masyarakat melalui penyuluhan, kampanye, atau promosi kesehatan tentang DBD, vektor, cara penularan, serta cara pencegahan dan pengendaliannya secara berkesinambungan.DBD merupakan salah satu penyakit menular yang berbasis lingkungan. Artinya, kejadian dan penularannya dipengaruhi berbagai faktor lingkungan. Tiga faktor lingkungan yang berpengaruh, antara lain lingkungan biologi, fisik, sosialbudaya. Lingkungan biologi, seperti virus dengue sebagai penyebab/ agen penyakit, nyamuk aedes sebagai penular disebut sebagai vektor DBD, manusia sebagai penjamu atau hospes yang menderita sakit dengue dan DBD, faktor-faktor biologi lain, seperti musuh alami nyamuk (bakteri, predator, parasit, parasitoid) dan vegetasi lainnya.Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk vektor, masyarakat umum menyebut sebagai nyamuk demam berdarah, yaitu nyamuk aedes, aedes aegypti sebagai vektor utama, dan Ae albopictus sebagai vektor sekunder. Nyamuk aedes warna hitam dan belang-belang sehingga sering disebut sebagai nyamuk harimau, lebih banyak menggigit manusia sehingga disebut bersifat antropofilik. Nyamuk aedes aegypti sebagai vektor DBD sangat efektif, di samping rentan terhadap virus dengue juga bersifat multiple feeding. Artinya, aedes aegypti dalam menghisap darah sampai kenyang sering berpindah hospes dari satu orang ke orang lain. Sifat ini meningkatkan risiko penularan pada masa KLB karena satu nyamuk aedes infektif dalam satu hari akan mampu menularkan virus dengue kepada lebih dari satu orang (calon pasien). Kebiasaan menggigit atau menghisap darah hospes terjadi pada siang hari, puncak aktivitas menggigit antara pukul 06.00-10.00 dan sore hari antara pukul 16.00-18.00. Di Indonesia, vektor DBD sebagai nyamuk pemukiman. Artinya, berada dan ditemukan di daerah pemukiman penduduk. Habitat perkembangbiakan stadium pradewasa,yaitu telur, larva, dan pupa, terdapat di segala jenis tempat penampungan air, seperti bak mandi, penampungan air minum, pot bunga, kaleng bekas, drum, ban bekas, aksila pohon, talang air, tempat minum unggas.Wadah ini yang berisi air bersih, relatif jernih dan tidak langsung kontak dengan tanah.

B. Rumusan MasalahAdapun beberapa masalah yang akan di rumuskan dalam memecahkan masalah demam berdarah antara lain :1. Apa sebenarnya penyakit demam berdarah dengue dan apa penyebabnya?2. Bagaimana cara penularan penyakit demam berdarah dan siklus hidup vektor penular penyakit DBD?3. Bagaimana cara pencegahan penyakit DBD ?4. Bagaimana cara memberantas penyakit demam berdarah agar tidak mewabah?5. Apa saja cara pengobatan penyakit demam berdarah ?

C. Tujuan Penulisan1. Masyarakat mampu mencegah timbulnya penyakit demam berdarah.2. Meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat.3. Masyarakat tidak lagi berprilaku sembarangan.4. Masyarakat dapatmenghilangkan jentik-jentik nyamuk penyebab demam berdarah.5. Berperan aktif dalam upaya kegiatan kesehatan.

BAB IITINJAUAN TEORI

A. Definisi Demam Berdarah (DBD)Demam berdarah(DB) adalahpenyakitdemam akut yang disebabkan olehvirusdengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genusAedes, misalnyaAedes aegyptiatauAedes albopictus. Terdapat empat jenis virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam berdarah. Virus dengue merupakan virus dari genusFlavivirus, familiFlaviviridae. Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembab. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia.

B. PenyebabPenyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan virus dari familiFlaviviridae. Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui dapat menyebabkan penyakit demam berdarah. Keempat virus tersebut adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Gejala demam berdarah baru muncul saat seseorang yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus dengue mengalami infeksi oleh jenis virus dengue yang berbeda. Sistem imun yang sudah terbentuk di dalam tubuh setelah infeksi pertama justru akan mengakibatkan kemunculan gejala penyakit yang lebih parah saat terinfeksi untuk ke dua kalinya. Seseorang dapat terinfeksi oleh sedikitnya dua jenis virus dengue selama masa hidup, namun jenis virus yang sama hanya dapat menginfeksi satu kali akibat adanya sistem imun tubuh yang terbentuk.Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor pembawanya, yaitu nyamuk dari genusAedessepertiAedes aegyptibetina danAedes albopictus.Aedes aegyptiadalah vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini.Nyamuk dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya. Nyamuk betina juga dapat menyebarkan virus dengue yang dibawanya ke keturunannya melalui telur (transovarial).Beberapa penelitian menunjukkan bahwa monyet juga dapat terjangkit oleh virus dengue, serta dapat pula berperan sebagai sumber infeksi bagi monyet lainnya bila digigit oleh vektor nyamuk.Tingkat risiko terjangkit penyakit demam berdarah meningkat pada seseorang yang memiliki antibodi terhadap virus dengue akibat infeksi pertama. Selain itu, risiko demam berdarah juga lebih tinggi pada wanita, seseorang yang berusia kurang dari 12 tahun, atau seseorang yang berasal dari ras Kaukasia.

C. Tanda dan Gejala Penyakit Demam BerdarahMasa tunas / inkubasi selama 3 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut :1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 40 derajat Celsius).2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.10. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.

D. Pencegahan Penyakit Demam BerdarahPencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi sampai sore, karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Misalnya hindarkan berada di lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada penderita DBDnya. Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD melalui metode pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah :1. Pengendalian Non Kimiawi :a. Pada Larva/Jentik NyamukDilakukan dengan cara menjaga sanitasi/kebersihan lingkungan yaitu pada umumnya 3M: Menguras dan menyikat dinding bak penampungan air kamar mandi; karena jentik/larva nyamuk demam berdarah (Aedest Aegypti) akan menempel pada dinding bak penampungan air setelah dikuras dengan ciri-ciri berwarna kehitam-hitaman pada dinding, hanya dengan menguras tanpa menyikat dinding maka jentik/larva nyamuk demam berdarah (Aedest Aegypti) tidak akan mati karena mampu hidup dalam keadaan kering tanpa air sampai dengan 6 (enam) bulan, jadi setelah dikuras diding tersebut harus disikat. Menutup rapat bak-bak penampungan air; yaitu seperti gentong untuk persediaan air minum, tandon air, sumur yang tidak terpakai karena nyamuk demam berdarah (Aedest Aegypti) mempunyai etiologi lebih menyukai air yang jernih untuk reproduksinya, Mengubur barang-barang yang tidak berguna tetapi dapat menyebabkan genangan air yang berlarut-larut ini harus dihindari karena salah satu sasaran tempat nyamuk untuk bereproduksi.b. Pada Nyamuk Dewasa :1) Dengan memasang kasa nyamuk atau screening yang berfungsi untuk pencegahan agar nyamuk dewasa tidak dapat mendekat pada linkungan sekitar kita.2) Dengan menggunkan Insect Light Killer yaitu perangkap untuk nyamuk yang menggunakan lampu sebagai bahan penariknya (attractan) dan untuk membunuhnya dengan mengunakan aliran listrik. Cara kerja tersebut sama dengan Electric Raket.2. Pengendalian Kimiawi:a. Pada Larva/Jentik NyamukYaitu dikakukan dengan menaburkan bubuk larvasida atau yang biasa disebut dengan ABATE Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras, taburkan bubuk ABATE ke dalam genangan air tersebut untuk membunuh jentik-jentik nyamuk. Ulangi hal ini setiap 2-3 bulan sekali. Selama 3 bulan bila tempat penampungan air tersebut akan dibersihkan/diganti airnya, hendaknya jangan menyikat bagian dalam dinding tempat penampungan air tersebut Air yang telah dibubuhi ABATE dengan takaran yang benar, tidak membahayakan dan tetap aman bila air tersebut diminum Takaran penggunaan bubuk ABATE adalah sebagai berikut : Untuk 10 liter air, ABATE yang diperlukan = (100/10) x 1 gram = 10 gram ABATE Untuk menakar ABATE digunakan sendok makan. Satu sendok makan peres berisi 10 gram ABATE.

b. Pada Nyamuk Dewasa :1) Dilakukan Space Treatment : Pengasapan (Fogging) dan Pengkabutan (Ultra Low Volume) dengan insectisida yang bersifat knock down mampun menekan tingkat populasi nyamuk dengan cepat.2) Dilakukan Residual treatment : Penyemprotan (Spraying) pada tempat hinggapnya nyamuk biasanya bekisaran antara 0 1 meter diatas permukaan lantai bangunan.3) Dengan memasang obat nyamuk bakar maupun obant nyamuk semprot yang siap pakai dan bisa juga memakai obat oles anti nyamuk yang memberikan daya fungsi menolak (repellent) pada nyamuk yang akan mendekat.Beberapa upaya untuk menurunkan, menekan dan mengendalikan nyamuk dengan cara pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:1. Modifikasi LingkunganYaitu setiap kegiatan yang mengubah fisik lingkungan secara permanen agar tempat perindukan nyamuk hilang. Kegiatan ini termasuk penimbunan, pengeringan, pembuatan bangunan (pintu, tanggul dan sejenisnya) serta pengaturan sistem pengairan (irigasi). Kegiatan ini di Indonesia populer dengan nama kegiatan pengendalian sarang nyamuk 3M yaitu dari kata menutup, menguras dan menimbun berbagai tempat yang menjadi sarang nyamuk.

2. Manupulasi LingkunganYaitu suatu bentuk kegiatan untuk menghasilkan suatu keadaan sementara yang tidak menguntungkan bagi keberadaan nyamuk seperti pengangkatan lumut dari laguna, pengubahan kadar garam dan juga sistem pengairan secara berkala di bidang pertanian.3. Mengubah atau Memanipulasi Tempat Tinggal dan Tingkah LakuYaitu kegiatan yang bertujuan mencegah atau membatasi perkembangan vektor dan mengurangi kontak dengan manusia. Pendekatan ini dilakukan dengan cara menempatkan dan memukimkan kembali penduduk yang berasal dari sumber nyamuk (serangga) penular penyakit, perlindungan perseorangan (personal protection), pemasangan rintangan-rintangan terhadap kontak dengan sumber serangga vektor, penyediaan fasilitas air, pembuangan air, sampah dan buangan lainnya.4. Pengendalian HayatiYaitu cara lain untuk pengendalian non kimiawi dengan memanfaatkan musuh-musuh alami nyamuk. Pelaksanaan pengendalian ini memerlukan pengetahuan dasar yang memadai baik mengenai bioekologi, dinamika populasi nyamuk yang akan dikendalikan dan juga bioekologi musuh alami yang akan digunakan. Dalam pelaksanaanya metode ini lebih rumit dan hasilnyapun lebih lambat terlihat dibandingkan dengan penggunaan insektisida. Pengendalian hayati baru dapat memperlihatkan hasil yang optimal jika merupakan bagian suatu pengendalian secara terpadu.5. Musuh alami yang yang digunakan dalam pengendalian hayati adalah predator, patogen dan parasit.a. Predator Adalah musuh alami yang berperan sebagai pemangsa dalam suatu populasi nyamuk. Contohnya beberapa jenis ikan pemakan jentik atau larva nyamuk. Ikan pemakan jentik nyamuk yang telah lama digunakan sebagai pengendali nyamuk adalah ikan jenis guppy dan ikan kepala timah. Jenis ikan lain yang dikembangkan adalah ikan mas, mujahir dan ikan nila di persawahan. Selain ikan dikenal pula larva nyamuk yang bersifat predator yaitu jentik nyamuk Toxorrhynchites yang ukurannya lebih besar dari jentik nyamuk lainnya ( sekitar 4-5 kali ukuran larva nyamuk Aedes aegypti). Di beberapa negara pemanfaatan larva Toxorrhynchites telah banyak dilakukan dalam rangkaian usaha memberantas nyamuk demam berdarah secara tepadu.b. PatogenMerupakan jasad renik yang bersifat patogen terhadap jentik nyamuk. Sebagai contoh adalah berbagai jenis virus (seperti virus yang bersifat cytoplasmic polyhedrosis), bakteri (seperti Bacillus thuringiensis subsp.israelensis, B. sphaericus), protozoa (seperti Nosema vavraia, Thelohania) dan fungi (seperti Coelomomyces, Lagenidium, Culicinomyces)c. ParasitYaitu mahluk hidup yang secara metabolisme tergantung kepada serangga vektor dan menjadikannya sebagai inang. Contohnya adalah cacing Nematoda seperti Steinermatidae (Neoplectana), Mermithidae (Romanomermis) dan Neotylenchidae (Dalandenus) yang dapat digunakan untuk mengendalikan populasi jentik nyamuk dan serangga pengganggu kesehatan lainnya. Nematoda ini memerlukan serangga sebagai inangnya, masuk ke dalam rongga tubuh, merusak dinding dan jaringan tubuh serangga tersebut. Jenis cacing Romanomermis culiciforax merupakan contoh yang sudah diproduksi secara komersial untuk mengendalikan nyamuk. Meskipun demikian pemanfaatan spesies Nematoda sampai saat ini masih terbatas pada daerah-daerah tertentu karena sebaran spesiesnya terbatas, hanya menyerang pada fase dan spesies serangga tertentu dan memerlukan dasar pengetahuan bioekologi yang kuat.

E. Pengobatan Demam BerdarahFokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu).Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat-obatan terhadap keluhan yang timbul, misalnya :1. Paracetamol membantu menurunkan demam2. Garam elektrolit (oralit) jika disertai diare3. Antibiotik berguna untuk mencegah infeksi sekunderLakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok. Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan alkohol. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai trombosit darah.

BAB IIIPERENCANAAN PROMOSI

A. Tujuan Promosi KesehatanTujuan penyuluhan pencegahan penyakit Demam berdarah yaitu:1. Masyarakat mampu mencegah timbulnya penyakit demam berdarah.2. Meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat.3. Masyarakat tidak lagi berprilaku sembarangan.4. Masyarakat dapatmenghilangkan jentik-jentik nyamuk penyebab demam berdarah.5. Berperan aktif dalam upaya kegiatan kesehatan.

B.Sasaran Promosi KesehatanStrategi Promosi Kesehatan berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, yaitu: PrimerTindakan pada fase ini adalah untuk mencegah terjadinya kasus penyakit. Berfokus pada masyarakat yang masih daam keadaan sehat. asaran primer ini dikelompokkan menjadi kelompok kepala keluarga, ibu anak balita, anak sekolah, remaja, pekerja di tempat kerja, masyarakat di tempat-tempat umum, dan sebagainya.

Strategi Promosi Kesehatan SekunderTokoh masyarakat setempat (formal, maupun informal) dapat digunakan sebagaijembatan untuk mengefektifkan pelaksanaan promosi kesehatan terhadap masyarakat (sasaran primer). Tokoh masyarakat merupakan tokoh panutan bagimasyarakatnya. Perilakunya selalu menjadi acuan bagi masyarakat di sekitarnya. Strategi Promosi Kesehatan TersierPerlu dukungan dari penentu atau pembuat keputusan di tingkat lokal, utamanya, misalnya lurah, camat, bupati atau pejabat pemerintah setempat.

C. Metode PromosiMetode yang akan digunakan dalam promosi kesehatan penyuluhan pencegahan penyakit demam berdarah adalah penyuluhan langsung, pemasangan poster, penyebaran leaflet, serta meberikan contoh konkrit berupa foto-foto dan slide untuk pengetahuan tentang DBD.

D. Penyusunan Rencana Pelaksanaan dan EvaluasiPenyusunan Rencana pelaksanaan dan Evaluasi tentang kapan pelaksanaan dan evaluasi akan dilaksanakan, dimana, sasaran serta siapa yang akan melakukan pelaksanaan dan evaluasi.

BAB IVPENUTUP

A. KesimpulanFogging merupakan salah satu upaya untuk memberantas nyamuk yang merupakan vektor penyakit demam berdarah sehingga rantai penularan penyakit dapat diputuskan. Selain fogging juga dapat dilakukan abatisasi, yaitu penaburan abate dengan dosis 10 gram untuk 100 liter air pada tampungan air yang ditemukan jentik nyamuk. Penyuluhan dan penggerakan masyarakat dalam PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3M. Untuk mencegah DBD, dapat dilakukan dengan cara menghindari gigitan nyamuk pada waktu pagi hingga sore hari dengan cara mengoleskan lotion anti nyamuk.

B. Saran1. Setiap individu sebaiknya mengerti dan memahami bahaya dari penyakit DBD tersebut, sehingga setiap individu tersebut bisa lebih merasa khawatir dan mampu menjaga diri dan lingkungannya dari kemungkinan terserangnya demam berdarah.2. Perlunya digalakkan Gerakan 3 M plus, tidak hanya bila terjadi wabah tetapi harusdijadikan gerakan nasional melalui pendekatan masyarakat.3. Segenap pihak yang terkait dapat bekerja sama untuk mencegah DBD.

DAFTAR PUSTAKAAnonym. 2011. Pengendalian Nyamuk. http://www.pc3news.com/index.php?cat=news&id=911&sub=2&view=news. Di akses tanggal 23 5 Mei 2015.Anonym. 2011. Pengendalian Nyamuk Dengan Pendekatan Secara Non Kimiawi LebihDiutamakan.http://masterhama.wordpress.com/2009/04/22/pengendalian-nyamuk-dengan-pendekatan-secara-non-kimiawi-lebih-diutamakan/. Di akses tanggal 5 Mei 2015.

Anonym. 2011. Vektor DBD. http://indonesiannursing.com/2008/05/vektor-dbd. Di akses tanggal 5 Mei 2015.

Anonym. 2011. Etiologi dan Patogenesis DBD. http://indonesiannursing.com/2008/05/etiologi-dan-patogenesis-dbd/. Di akses tanggal 5 Mei 2015.Anonym. 2011. Program Penanggulangan DBD di Indonesia. http://indonesiannursing.com/2008/05/program-penanggulangan-dbd-di-indonesia/. Di akses tanggal 5 Mei 2015.

Anonym. 2011. Demam_berdarah dengue. http://id.wikipedia.org/wiki/Demam_berdarah. Di akses tanggal 5 Mei 2015.

Faziah A. Siregar.2004.Epidemiologi dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia.www.library.usu.co.id Di akses tanggal 23 maret 2012. http://city-selatiga.blogspot.com/2012/07/makalah-dbddemam-berdarah.htmldiaksespada tanggal 5 Mei 2015.

17