program studi perbankan syari’ah fakultas syaria’ah dan

21
Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.105 Pada Pembiayaan Mudharabah di Bank BNI Syariah Cabang Cirebon Sri Rokhlinasari, Dewi Astuti Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan Ekonomi Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon Email: [email protected] Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan permasalahan mengenai kesesuaiannya perlakuan akuntansi pembiayaan mudharabah di Bank BNI Syariah dengan perlakuan akuntansi yang berlaku saat ini yaitu pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) no.105. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan perlakuan akuntansi pembiayaan mudharabah di Bank BNI Syariah Cabang Cirebon yaitu hanya diberikan aset berupa kas (modal) dan pembiayaan mudharabah dan diberikan kepada lembaga-lembaga dan ini dimaksudkan untuk meminimalisir resiko Ketidaksesuaian terjadi pada metode bagi hasil yang diberikan Bank BNI Syariah dengan metode yang ada dalam PSAK no.105. Dalam PSAK No.105 paragraf 11 dijelaskan bahwa “Pembagian usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarka prinsip bagi hasil atau bagi laba. Jika berdasarkan prinsip bagi hasil, maka dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto (gross profit) bukan total pendapatan usaha (omset). Sedangkan jika berdasarkan prinsip laba, dasar pembagian adalah laba neto (net profit) yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan dana mudharabah.” Bank BNI Syariah Cabang Cirebon yang masih menggunakan metode revenue sharing. Kata kunci: Perlakuan Akuntansi, Pembiayaan Mudharabah, PSAK No. 105 Abstract This research was conducted with a problem concerning the accounting treatment suitability of financing at Bank BNI Syariah with the applicable accounting treatment today is a statement of financial accounting standards (SFAS) no.105. The method used in this research is qualitative method. The results showed that the application of the accounting treatment of financing at Bank BNI Syariah Branch Cirebon is only given assets in the form of cash (capital) and of financing and given to institutions and is intended to minimize the risk of discrepancy occurs on the method for the results of the Bank BNI Syariah with the existing method under SFAS no.105. In paragraph 11 of SFAS 105 explained that "business division mudharabah to do based upon the principle of sharing or for profit. If based on the principle of profit sharing, the sharing of the results of operations are the basis of gross profit (gross profit) instead of total revenue (turnover). Meanwhile, if based on the principle of profit, basic division is the net profit (net profit) is gross profit minus expenses related to the fund management mudharabah. "Bank BNI Syariah Branch Cirebon are still using the method of revenue sharing. Keywords: Accountancy treatment, mudharabah financing, PSAK No. 105.

Upload: others

Post on 28-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan

Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.105 PadaPembiayaan Mudharabah di Bank BNI Syariah Cabang Cirebon

Sri Rokhlinasari, Dewi AstutiProgram Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan Ekonomi Islam

IAIN Syekh Nurjati CirebonEmail: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini dilakukan dengan permasalahan mengenai kesesuaiannyaperlakuan akuntansi pembiayaan mudharabah di Bank BNI Syariah denganperlakuan akuntansi yang berlaku saat ini yaitu pernyataan standar akuntansikeuangan (PSAK) no.105. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitumetode kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan perlakuanakuntansi pembiayaan mudharabah di Bank BNI Syariah Cabang Cirebon yaituhanya diberikan aset berupa kas (modal) dan pembiayaan mudharabah dandiberikan kepada lembaga-lembaga dan ini dimaksudkan untuk meminimalisirresiko Ketidaksesuaian terjadi pada metode bagi hasil yang diberikan Bank BNISyariah dengan metode yang ada dalam PSAK no.105. Dalam PSAK No.105paragraf 11 dijelaskan bahwa “Pembagian usaha mudharabah dapat dilakukanberdasarka prinsip bagi hasil atau bagi laba. Jika berdasarkan prinsip bagi hasil,maka dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto (gross profit) bukan totalpendapatan usaha (omset). Sedangkan jika berdasarkan prinsip laba, dasarpembagian adalah laba neto (net profit) yaitu laba bruto dikurangi beban yangberkaitan dengan pengelolaan dana mudharabah.” Bank BNI Syariah CabangCirebon yang masih menggunakan metode revenue sharing.

Kata kunci: Perlakuan Akuntansi, Pembiayaan Mudharabah, PSAK No. 105

Abstract

This research was conducted with a problem concerning the accountingtreatment suitability of financing at Bank BNI Syariah with the applicableaccounting treatment today is a statement of financial accounting standards(SFAS) no.105. The method used in this research is qualitative method. Theresults showed that the application of the accounting treatment of financing atBank BNI Syariah Branch Cirebon is only given assets in the form of cash(capital) and of financing and given to institutions and is intended to minimize therisk of discrepancy occurs on the method for the results of the Bank BNI Syariahwith the existing method under SFAS no.105. In paragraph 11 of SFAS 105explained that "business division mudharabah to do based upon the principle ofsharing or for profit. If based on the principle of profit sharing, the sharing of theresults of operations are the basis of gross profit (gross profit) instead of totalrevenue (turnover). Meanwhile, if based on the principle of profit, basic divisionis the net profit (net profit) is gross profit minus expenses related to the fundmanagement mudharabah. "Bank BNI Syariah Branch Cirebon are still using themethod of revenue sharing.

Keywords: Accountancy treatment, mudharabah financing, PSAK No. 105.

Page 2: Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan

2

Page 3: Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan

Pendahuluan

Bank merupakan lembagakeuangan yang mempunyai perananyang sangat strategis dalammenyerasikan dan mengembangkanperekonomian dan pembangunannasional. Kegiatan utama dariperbankan adalah menyerap dana darimasyarakat. Hal ini terutama karenafungsi bank sebagai perantara(intermediary) antara pihak-pihakkelebihan dana (surplus of funds) danpihak yang memerlukan dana (luck offunds). Sebagai agent of development,bank merupakan alat pemerintah dalammembangun perekonomian bangsamelalui pembiayaan semua jenis usahapembangunan, yaitu sebagai financialintermediary (perantara keuangan)yang memberikan kontribusi terhadappendapatan negara.1

Bank yang berdasarkan prinsipIslam adalah bank syariah. Banksyariah adalah bank yangmenggunakan prinsip bagi hasil secaraadil, berbeda dengan bankkonvensional yang berdasarkan bunga.Bank syariah juga dapat diartikansebagai bank yang dalam prinsip,operasional, maupun produknyadikembangkan dengan berlandaskanpada nilai-nilai yang terkandung dalamAl-Qur’an dan petunjuk-petunjukoperasional hadits Nabi MuhammadSAW.2 Antonio dan Perwataadmadjamembedakan bank syariah menjadi duapengertian, yaitu Bank Islam dan Bankyang beroperasi dengan prinsip syariatIslam.3 Bank Syari’ah adalah : (1)

1 Hermansyah, Hukum PerbankanNasional Indonesia (Jakarta: Kencana, 2006),3

2 Buchari Alma dan Donni Juni Priansa,Manajemen Bisnis Syariah (Bandung:Alfabeta, 2009), 7

3 Perwataatmadja Karnaen danMuhammad Syafi’i Antonio, Apa dan

Bank yang beroperasi sesuai denganprinsip-prinsip syari’at Islam, (2) Bankyang tata cara beroperasinya mengacupada ketentuan-ketentun Al-Qur’an danHadits.

Salah satu keunikan entitaskeuangan syariah adalah prinsip bagihasil, khususnya mudharabah.Mudharabah merupakan wahana utamauntuk lembaga keuangan syariah dalammemobilsasi dana masyarakat danuntuk menyediakan fasilitas, yaitufasilitas pembiayaan bagi parapengusaha.Pada umumnya, investasidana di bank syariah menggunakanprinsip mudharabah. Pembiayaanmudharabah dikembangkan denganprinsip bagi hasil, di mana prinsip iniberbeda dengan prinsip bungasebagaimana yang terdapat dalamproduk konvensional. Bagi hasilbergantung pada keuntungan proyekyang dijalankan, bila usaha merugimaka kerugian akan ditanggung olehkedua belah pihak sedangkan bungapembayarannya bersifat tetap tanpamempertimbangkan apakah proyekyang dijalankan oleh nasabah untungatau rugi.4

Akad mudharabah merupakansuatu transaksi pendanaan atauinvestasi yang berdasarkankepercayaan. Kepercayaan ini menjadisangat penting karena dalammudharabah pemilik modal tidakdiperkenankan untuk ikut campurdalam menejemen perusahaan atauproyek yang didanai, kecuali hanyamemberikan saran dan melakukanpengawasan. Apabila usaha tersebutmengalami kegagalan maka yangmenanggung kerugian hanyalah

Bagaimana Bank Islam (Yogyakarta: PT.Dana Bhakti Wakaf, 1992), 1

4 Muhammad Syafi’i Antonio, BankSyariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: GemaInsani, 2001), 61

Page 4: Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan

2

pemilik modal, kecuali apabilakerugian disebabkan oleh kelalaianpengelola dana. Pengelola dana hanyaakan merasakan kerugian berupawaktu, tenaga, pikiran dan kesempatanuntuk memperoleh sebagian darikeuntungan usaha tersebut.5

Pada akhir bulan, setelahperhitungan pendapatan daripembiayaan didapatkan, bank syariahakan membagi keuntungan sesuaiproporsi dana nasabah dan nisbah bagihasilnya. Jika bank syariah mengalamikerugian, maka apakah nasabah tetapmenerima bagi hasil atau tidak sangattergantung dari sistem bagi hasil yangditerapkan bank syariah. Jikaditerapkan revenue sharing sepertiumumnya bank syariah di Indonesiamaka bagi hasil nasabah akan tetapditerima, namun jika yang digunakanadalah profit sharing, maka nasabahhanya akan menerima bagi hasil jikabank syariah mencatat laba.6

Pedoman dalam melakukanpraktek akuntansi yang mana didalamnya mencakup semua aspek yangberkaitan dengan akuntansi disebutdengan pernyataan standar akuntansikeuangan (PSAK). PSAK ini disusunoleh sekumpulan orang yangmempunyai kemampuan dalam bidangakuntansi yang tergabung dalam suatulembaga yang bernamakan IkatanAkuntan Indonesia (IAI).

Akad mudharabah diatur dalamPSAK No.105, pernyataan dalamPSAK No.105 ini bertujuan untukmengatur pengakuan, pengukuran,penyajian, dan pengungkapan transaksimudharabah. Ruang lingkuppernyataan ini diterapkan untuk entitas

5 Rizal Yaya, Aji Erlangga M, dan AhimAbdurahim, Akuntansi Perbankan SyariahTeori dan Praktik Kontemporer, ( Bandung:Salemba Empat, 2009), 122

6 Abdul Aziz, Manajemen InvetasiSyari’ah, (Bandung: Alfabeta, 2010), 184

yang melakukan transaksi mudharabahbaik sebagai pemilik dana (shahibulmaal) maupun pengelola dana(mudharib). Pernyataan ini tidakmencakup pengaturan perlakuanakuntansi atas obligasi syariah (sukuk)yang menggunakan akad mudharabah.Mudharabah adalah akad kerja samausaha antara dua pihak di mana pihakpertama (pemilik dana) menyediakanseluruh dana, sedangkan pihak kedua(pengelola dana) bertindak selakupengelola, dan keuntungan dibagi diantara mereka sesuai kesepakatansedangkan kerugian finansial hanyaditanggung oleh pemilik dana.7 Denganditerbitkannya PSAK no.105 yangmengatur akuntansi pembiayaanmudharabah, maka seharusnyalembaga keuangan bank maupun nonbank yang melakukan transaksi denganakad mudharabah dapat berpegangteguh pada prinsip-prinsip syariahdalam perlakuan akuntansinya yangsesuai dengan PSAK No.105.

Penelitian ini bertujuan untukmengetahui kesesuaian penerapanperlakuan akuntansi pembiayaanmudharabah pada Bank BNI Syariahdengan PSAK 105.

Pembiayaan MudharabahPembiayaan atau financing, yaitu

pendanaan yang diberikan oleh suatupihak kepada pihak lain untukmendukung investasi yang telahdirencanakan, baik dilakukan sendirimaupun lembaga. Dengan kata lain,pembiayaan adalah pendanaan yangdikeluarkan untuk mendukunginvestasi yang telah direncanakan.8

Pembiayaan pada perbankan Islamdisebut sebagai aktiva produktif.

7 http://www.iaiglobal.or.id , diaksestanggal 28 Agustus 2014, pukul : 10.00

8 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin,Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep danAplikasi (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2000), 681

Page 5: Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan

3

Aktiva produktif yaitu penanaman danaBank Islam baik dalam rupiah maupunvaluta asing dalam bentuk pembiayaan,piutang, qardh, surat berharga,sertifikat wadiah dan lain-lain.

Tujuan pembiayaan dapatdibedakan menjadi 2 yaitu secaramakro dan secara mikro. Adapunsecara makro, yaitu :9

Peningkatan ekonomi umat, yaitumembantu masyarakat yang tidakdapat akses secara ekonomi, denganadanya pembiayaan masyarakatdapat melakukan akses ekonomisehingga dapat meningkatkan tarafekonominya.

Tersedianya dana bagi peningkatanusaha, artinya pihak yang minusdana dapat melakukan pembiayaanpada pihak surplus dana untukpengembangan usahanya.

Meningkatkan produktivitas, artinyadengan adanya pembiayaanmemberikan peluang bagimasyarakat usaha agar mampumeningkatkan daya produksinya.

Membuka lapangan kerja baru,artinya dengan melakukanpenambahan dana pembiayaan,maka sektor usaha tersebut akanmenyerap tenaga kerja.

Tujuan pembiayaan secara mikro, yaitu:

Upaya mengoptimalkan laba, ketikaingin menghasilkan laba yangmaksimal maka dibutuhkan danayang cukup maka dibutuhkanlahpembiayaan dalam pencapaiannya.

9 Veithzal Rivai dan Andria PeramataVeithzal berpendapat dalam bukunya yangberjudul Islamic Financial Management bahwatujuan utama mekanisme pembiayaan adalah:1) Memberikan ketegasan atau tugas-tugasdariseorang account officer agar lebihmemperjelas tanggungjawab para accountofficer. 2) Flow of document dapat diikuti dandiketahi dengan jelas. 3) Memperlancar aruspekerjaan. Lebih jelasnya bisa lihat di hlm. 271

Upaya meminimalkan risiko, artinyauntuk meghasilkan laba maksimalmaka pengusaha harus mampumeminimalkan risiko yang mungkintimbul. Risiko kekurangan modalusaha dapat teratasi dengan melaluipembiayaan.

Pendayagunaan sumber ekonomi,artinya dengan pembiayaan makaakan mengatasi sumber-sumberdaya ekonomi, seperti sumber dayamanusia, sumber daya alam dansumber daya modal.

Penyalahgunaan kelebihan dana,artinya dengan mekanismepembiayaan dapat menjadi jembatanuntuk menyeimbangkan danmenyalurkan kelebihan dana dandari pihak yang kelebihan kepadapihak yang kekurangan dana.

Adapun konsep mudharabahadalah bahwa secara etimologi katamudharabah berasal dari kata dharbyang memiliki banyak arti, diantaranyamemukul (dharba Ahmad al-kalb),berdetak (dharaba al-qalbu), mengalir(dharaba damuhu), berenang (dharabafi al-ma’), bergabung (dharaba fi al-amr), menghindar (dharaba ‘an al-amr), berubah (dharaba al-laun ila al-laun), mencampur (dharaba al-sya’i bial-sya’i), berjalan (dharaba fi al’ard)dan lain sebagainya.10 DalamEnsiklopedi Hukum Islam,mudharabah adalah salah satu bentukkerja sama antara pemilik modal danseorang ahli dalam berdagang.11

10 Abdul Aziz, Manajemen BisnisSyariah, 10.

11 Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedi HukumIslam (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoe, 1996),196. Sedangkan dalam kitab BidayatulMujtahid wa Nihayatul Muqtashid yangditerjemahkan oleh Imam Ghazali Said danAchmad Zaidun pada hlm. 105 bahwamudharabah disebut juga dengan qiradh(pemberian modal) yang berarti apabilaseseorang menyerahkan harta kepada orang

Page 6: Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan

4

Mazhab Hanafi, mudharabahadalah 'akad atas suatu syarikat dalamkeuntungan dengan modal harta darisatu pihak dan dengan pekerjaan(usaha) dari pihak yang lain'. MazhabMaliki, mudharabah adalah 'suatupemberian modal (taukil) untukberdagang dengan mata uang tunaiyang diserahkan (kepada pengelola)dengan mendapatkan sebagian darikeuntungan jika diketahui jumlah dankeuntungan'. Mazhab Syafi'i,mudharabah adalah 'suatu akad yangmemuat penyerahan modal kepadaorang lain untuk mengusahakannya dankeuntungannya dibagi antara merekaberdua'. Mazhab Hambali, mudharabahadalah 'penyerahan suatu modaltertentu dan jelas jumlahnya atausemaknanya kepada orang yangmengusahakannya denganmendapatkan bagian tertentu darikeuntungannya'.12 Menurut WahbahAz-Zuhaily sebagaimana yang dikutipoleh Adrian Sutedi bahwa mudharabahpemilik modal menyertakan hartanyakepada pengusaha untukdiperdagangkan dengan pembagiankeuntangan yang disepakati denganketentuan kerugian ditanggung olehpemilik modal, sedangkan pengusahatidak dibebani kerugian sedikitpun,kecuali kerugian berupa tenaga dankesungguhannya.13 Sedangkan dalamkonteks perbankan, mudharabahadalah akad kerjasama usaha antarabank sebagai pemilik dana (shahibul

lain untuk digunakan dalam usahaperdagangan, pihak yang bekerja (diserahiuang itu) berhak memperoleh sebagian darikeuntungan harta itu. Yakni bagian yang telahdisepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak:sepertiga, seperempat, atau separuh.

12 Muhammad, Tekhik Perhitugan BagiHasil di Bank Syariah (Yogyakarta: UII Press,2001) 47

13 Adrian Sutedi, Perbankan Syariah:Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2009) 69

mal) dan nasabah sebagai pengeloladana (mudharib) untuk melakukankegiatan usaha dengan nisbahpembagian hasil menurut kesepakatandimuka.

Menurut PSAK No.105mudharabah adalah akad kerjasamausaha antara dua pihak di mana pihakpertama (pemilik dana) menyediakanseluruh dana, sedangkan pihak lainnya(pengelola dana) bertindak selakupengelola, dan keuntungan dibagidiantara mereka sesuai kesepakatansedangkan kerugian finansial hanyaditanggung oleh pemilik dana.14

Mudharabah sebagai instrumenkeadilan mengimplikasikan beberapahal penting: pertama, kedua pihak yangmenjalankan transaksi ekonomi selaluberangkat dari kebersamaan, suatuketetapan diputuskan secara bersama-sama dengan terlebih dahulubermusyawarah untuk mencapai suatukesepakatan dan saling ridha satu samalain. Kedua, sebagai dua pihak yangterlibat dalam kancah bisnis, shahibulmaal dan mudharib, memiliki orientasiyang sama yaitu berupaya untukmengembangkan modal yang adadalam bisnis yang menguntungkan(laba) baik secara materil maupunspiritual.15 Tujuan pembiayaan yangberfungsi sebagai penguatan modalkerja, dimana LKS menjadi sebuahlembaga yang menghimpun dana darimasyarakat kemudian menyalurkannyakepada pihak-pihak yang mengalamidefisit untuk usaha produktif sebagaimodal kerja usaha, sehingga fungsiLKS ini akan menstimulasi tumbuh danberkembangnya usaha masyarakat,memberi peluang pada masyarakat

14 Ikatan Akuntan Indonesia, PernyataanStandar Akuntansi Keuangan (2007), 105.1-105.2

15 Muhammad, Lembaga KeuanganMikro Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu,2009), 65-66

Page 7: Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan

5

miskin untuk mengakses sumber dayaekonomi, dan mampu menstimulasiusaha yang dilakukan masyarakatmiskin.16

Mudhrabah diklasifikasikandalam 3 macam, yaitu mudharabahmuthalaqah, mudharabah muqayyadahdan mudharabah musytarakah.Mudharabah muthlaqah adalahmudharabah dimana pemilik danamemberikan kebebasan kepadapengelola dana dalam pengelolaaninvestasinya. Mudharabahmuqayyadah adalah mudharabahdimana pemilik dana memberikanbatasan kepada pengelola dana, antaralain mengenai tempat, cara dan atauobyek investasi. Mudharabahmusytarakah adalah bentukmudharabah dimana pengelola danamenyertakan modal atau dananyadalam kerjasama investasi.17 Beberapamanfaat Mudharabah antara lain: Bank akan menikmati peningkatan

bagi hasil pada saat keuntunganusaha meningkat.

Bank tidak berkewajiban membayarbagi hasil kepada nasabahpendanaan secara tetap, tetapidisesuaikan dengan pendapatan atauhasil usaha bank sehingga banktidak akan pernah mengalaminegative spread.

Pengembalian pokok pembiayaandisesuaikan dengan arus kas (cashflow) usaha nasabah sehingga tidakmemberatkan nasabah.

Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yangbenar-benar halal, aman danmenguntungkan karena keuntunganyang konkret dan benar-benarterjadi itulah yang akan dibagikan.

16 Muhammad, Lembaga KeuanganMikro Syariah, 65-66

17 Ikatan Akuntan Indonesia, PerlakuanStandar Akuntansi Keuangan, 105.2

Prinsip bagi hasil dalam AlMudharabah ini berbeda denganprinsip bunga tetap di mana bankakan menagih penerima pembiayaan(nasabah) satu jumlah bunga tetapberapa pun keuntungan yangdihasilkan nasabah, sekalipunmerugi dan terjadi krisis ekonomi.18

Dalam transaksi mudharabahantara pemilik dana dan pengelola danaada pembagian risiko, di mana berbagairisiko merupakan salah satu prinsipsistem keuangan syariah. Melaluisistem kerja sama bagi hasil maka akanada pembagian risiko. Risiko yangtimbul dalam aktivitas keuangan tidakhanya ditanggung penerima modal ataupengusaha saja, namun juga akanditerima oleh pemberi modal. Pemberimodal maupun penerima modal harussaling berbagi risiko secara adil danproposional sesuai dengan kesepakatanbersama. Dalam sistem keuangansyariah pemberi dana lebih dikenalsebagai investor daripada kreditor, olehkarena itu pemberi modal juga harusmenanggung risiko yang biasanyasesuai dengan modal yang ditanamkan.Sebagai investor, pemberi modal tidakhanya memberikan pinjaman saja lalumenerima pengembalian pinjaman darihasil aktivitas perdagangan. Akantetapi, antara investor dan pengusahasecara bersama-sama bertanggungjawab atas kelancaran aktivitasperdagangan untuk mencapai tingkatpengembalian yang optimal.19

Dalam hal kerugian, pemilikdana akan menanggung risiko finansial,sedangkan pengelola dana akanmenanggung risiko nonfinansial. Padaprinsipnya dalam mudharabah tidakboleh ada jaminan atas modal, namunwalaupun begitu agar pengelola dana

18 Adiwarman A. Karim, Bank Islam:Analisis Fiqih dan Keuangan, 192

19 Sri Nurhayati dan Wasilah, AkuntansiSyariah di Indonesia , 72

Page 8: Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan

6

tidak melakukan penyimpangan,pemilik dana dapat meminta jaminandari pengelola dana atau pihak ketiga.Jaminan ini dapat dicairkan apabilapengelola dana terbukti melakukankesalahan. Dapat dikatakan bahwamudharabah ini memiliki risiko yangtinggi. Risiko terhadap penggunaanmodal kesesuaian penggunaannyadengan tujuan yang telah disepakatiyaitu untuk memaksimalkankeuntungan bagi kedua belah pihak.Aplikasi Pembiayaan Mudharabahdalam Perbankan Syariah meliputi : Mudharabah Muthlaqoh

Dalam mudhharabahmuthlaqoh, pengelola dana tidakdiberi batasan mengenai bisnis yangakan dijalani dan daerah tempatusaha. Dalam pembahasan fiqhulama salafus saleh seringkalidicontohkan dengan ungkapan if’alma syi’ta (lakukanlah sesukamu).20

Itu artinya pengelola memilikikebebasan yang penuh untukmenyalurkan dananya ke dalambisnis apapun selama tidakbertentangan dengan prinsip syariah.Namun ketika pengelola dana lalaiatau berbuat curang sehinggamerugikan pemilik dana makapengelola dana bertanggung jawabatas perbuatannya itu.

Mudharabah MuqayyadahDalam jenis mudharabah ini,

pemilik dana memberi batasan-batasan kepada pengelola danamengenai tata cara bisnis, tempatusaha maupun sektor usaha yannantinya akan dijalankan. Nasabahterkait dengan syarat-syarat yangditetapkan oleh bank syariahsehingga mudharabah muqayyadah

20 Syafi’I Antonio, Bank Syariah dariTeori ke Praktik, 97-98

ini dikenal sebagai investasiterikat.21

Dalam akad ini peran banksyariah hanya sebagai agen yangmenghubungkan pemilik danamudharabah muqayyadah yangtelah menetapkan batasan tertentudengan pelaksanaan usaha. Dankemudian bank akanmenginvestasikan dana shahibul maltersebut pada proyek tertentu yangtelah ditentukan shahibul mal.Disini bank hanya memperoleh feesejumlah tertentu sebagaimana yangtelah disepakati.

Mudharabah MusytarakahAkad ini merupakan solusi

sekiranya dalam perjalanan usaha,pengelola dana memiliki dana yangdapat dikontribusikan dalaminvestasi dan dengan penambahandana tersebut akan meningkatkankemajuan investasi.

Pembagian bagi hasil usahamudharabah antara pemilik danadengan pengelola dana dapatdilakukan berdasarkan prinsip bagihasil (revenue sharing)/bagi laba(profit sharing). Dalam prinsip bagihasil, dasar pembagian hasil usahaadalah laba bruto (gross profit)bukan total pendapatan usaha(omset), sedangkan dalam prinsipbagi laba, dasar pembagian lababersih, yaitu laba bruto dikurangibeban yang berkaitan denganpengelolaan mudharabah.22

Pernyataan Standar AkuntansiKeuangan (PSAK) No. 105

21 Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (Jakarta: PTRaja Grafindo, 2002), 73

22 Dwi Suwiknyo, Pengantar AkuntansiSyariah, Lengkap dengan Kasus-kasusPenerapan PSAK Syariah untuk PerbankanSyariah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) 78

Page 9: Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan

7

Pernyataan Standar akuntansikeuangan (PSAK) No.15 berkaitandengan Pencatatan Pembiayaan terdiridari akuntansi untuk pemilik dana danakuntansi untuk pengelola dana. Dalamperspektif akuntansi untuk pemilikdana, dana mudharabah yangdisalurkan oleh pemilik dana diakuisebagai investasi mudharabah pada saatpembayaran kas atau penyerahan asetnonkas kepada pengelola dana(paragraf 12)23.

PengukuranPengukuran investasi

mudharabah adalah sebagai berikut:(paragraf 13)- investasi mudharabah dalam bentuk

kas diukur sebesar jumlah yangdibayarkan;

- investasi mudharabah dalam bentukaset nonkas diukur sebesar nilai wajaraset nonkas pada saat penyerahan:(i) jika nilai wajar lebih tinggi

daripada nilai tercatatnya diakui,maka selisihnya diakui sebagaikeuntungan tangguhan dandiamortisasi sesuai jangka waktuakad mudharabah.

(ii) jika nilai wajar lebih rendahdaripada nilai tercatatnya, makaselisihnya diakui sebagaikerugian;Jika nilai investasi mudharabah

turun sebelum usaha dimulaidisebabkan rusak, hilang atau faktorlain yang bukan kelalaian ataukesalahan pihak pengelola dana, makapenurunan nilai tersebut diakui sebagaikerugian dan mengurangi saldoinvestasi mudharabah (paragraf 14).24

Jika sebagian investasi mudharabahhilang setelah dimulainya usaha tanpaadanya kelalaian atau kesalahan

23 Ikatan Akuntan Indonesia, PernyataanStandar Akuntansi Keuangan, PSAK 105.4

24 Ikatan Akuntan Indonesia, PernyataanStandar Akuntansi Keuangan, PSAK 105.4

pengelola dana, maka kerugian tersebutdiperhitungkan pada saat bagi hasil(Paragraf 15). Usaha mudharabahdianggap mulai berjalan sejak danaatau modal usaha mudharabah diterimaoleh pengelola dana (paragraf 16).

Dalam investasi mudharabahyang diberikan dalam aset nonkas danaset nonkas tersebut mengalamipenurunan nilai pada saat atau setelahbarang dipergunakan secara efektifdalam kegiatan usaha mudharabah,maka kerugian tersebut tidak langsungmengurangi jumlah investasi, namundiperhitungkan pada saat pembagianbagi hasil (paragraf 17). Kelalaian ataskesalahan pengelola dana, antara lain,ditunjukkan oleh (paragraf 18).- persyaratan yang ditentukan di dalamakad tidak dipenuhi;- tidak terdapat kondisi di luar

kemampuan (force majeur) yanglazim dan/atau yang telah ditentukandalam akad; atau

- hasil keputusan dari institusi yangberwenang.

Jika akad mudharabah berakhirsebelum atau saat akad jatuh tempo danbelum dibayar oleh pengelola dana,maka investasi mudharabah diakuisebagai piutang (paragraf 19).

Pengakuan Penghasilan usahaJika investasi mudharabah

melebihi satu periode pelaporan,penghasilan usaha diakui dalamperiode terjadinya hak bagi hasil sesuainisbah yang disepakati (paragraf 20).Kerugian yang terjadi dalam suatuperiode sebelum akad mudharabahberakhir diakui sebagai kerugian dandibentuk penyisihan kerugian investasi.Pada saat akad mudharabah berakhir,selisih antara: (paragraf 21)- investasi mudharabah setelah

dikurangi penyisihan kerugianinvestasi; danJurnal:

Page 10: Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan

8

Dr. Kerugian InvestasiMudharabah xxx

Kr. Penyisihan KerugianInvestasi Mudharabah xxx

- pengembalian investasi mudharabah;diakui sebagai keuntungan ataukerugian.Jurnal:Dr. Kas/Piutang/Asset Nonkas xxxDr. Penyisihan Kerugian Investasi xxx

Kr. Investasi Mudharabah xxxKr. Keuntungan InvestasiMudharabah xxx

ATAUDr. Kas/Piutang/Asset Nonkas xxxDr. Penyisihan Kerugian Investasi xxxDr. Kerugian InvestasiMudharabah xxx

Kr. Investasi Mudharabah xxx

Pengakuan penghasilan usahamudharabah dalam praktik dapatdiketahui berdasarkan laporan bagihasil atas realisasi penghasilan usahadari pengelola dana. Tidakdiperkenankan mengakui pendapatandari proyeksi hasil usaha. (paragraf22), Kerugian akibat kelalaian ataukesalahan pengelola dana dibebankanpada pengelola dana dan tidakmengurangi investasi mudharabah.(paragraf 23). Bagian hasil usaha yangbelum dibayar oleh pengelola danadiakui sebagai piutang. (paragraf 24)

Sementara dalam perspektifakuntansi untuk pengelola dana, danayang diterima dari pemilik dana dalamakad mudharabah diakui sebagai danasyirkah temporer sebesar jumlah kasatau nilai wajar aset nonkas yangditerima. Pada akhir periode akuntansi,dana syirkah temporer diukur sebesarnilai tercatatnya. (paragraf 25). Jikapengelola dana menyalurkan danasyirkah temporer yang diterima makapengelola dana mengakui sebagai asetsesuai ketentuan pada paragraf 12-13.(paragraf 26). Pengelola danamengakui pendapatan atas pengaluran

dana syirkah temporer secara brutosebelum dikurangi dengan bagian hakpemilik dana. (Paragraf 27)

Dalam PSAK 105 paragraf 11dibahas mengenai pembagian hasilusaha yang menyebutkan bahwapembagian hasil usaha mudharabahdapat dilakukan berdasarkan prinsipbagi hasil atau bagi laba. Jikaberdasarkan prinsip bagi hasil, makadasar pembagian hasil usaha adalahlaba bruto (gross profit) bukan totalpendapatan usaha (omset). Sedangkanjika berdasarkan prinsip bagi laba,dasar pembagian adalah laba neto (netprofit) yaitu laba bruto dikurangi bebanyang berkaitan dengan pengelolaandana mudharabah.

Contoh perhitungan pembagianhasil usaha:25

Data:Penjualan Rp. 1.000.000HPP (Rp. 650.000)Laba kotor Rp. 350.000Biaya-biaya (Rp. 250.000)Laba (rugi) bersih Rp. 100.000

Berdasarkan prinsip bagi hasil(profit sharing), maka nisbahpemilik dana:pengelola dana=30:70Pemilik dana:30%xRp 100.000=Rp 30.000Pengeloladana:70%xRp100.000=Rp 70.000Dasar pembagian hasil usaha adalahlaba neto/laba bersih yaitu labakotor dikurangi beban yangberkaitan dengan pengelolaanmoodal mudharabah.

Berdasarkan prinsip bagi hasil,maka dasar pembagian hasil usahaadalah laba bruto/laba kotor bukanpendapatan usaha dengan nisbahpemilik dana: pengelola dana=10:90Pemilik dana:10% xRp 350.000=Rp 35.000

Pengelola dana:90%xRp350.000=Rp 315.000

Hak pihak ketiga atas bagi hasildana syirkah temporer yang sudah

25 Sri Nurhayati dan Wasilah, AkuntansiSyariah di Indonesia, 134

Page 11: Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan

9

diperhitungkan tetapi belum dibagikankepada pemilik dana diakui sebagaikewajiban sebesar bagi hasil yangmenjadi porsi hak pemilik dana.(paragraf 29)Jurnal:Dr. Beban bagi hasil mudharabah xxx

Kr. Kas xxxKetika pengelola dana

mengelola sendiri dana mudharabahberarti ada pendapatan dan beban yangdiakui, yaitu:Pada saat mencatat pendapatan:Dr Kas/Piutang xxx

Kr Pendapatan xxx

Pada saat mencatat beban:Dr. Beban xxx

Kr Kas/Piutang xxx

Kerugian yang diakibatkan olehkesalahan atau kelalaian pengeloladana diakui sebagai beban pengeloladana. (pararaf 30)Jurnal:Dr. Beban xxx

Kr. Utang lain-lain/kas xxx

Jurnal diakhir akad:Dr Dana syirkah temporer xxx

Kr Kas xxx

Jika pengelola dana jugamenyertakan dana dalam mudharabahmusytarakah, maka penyaluran danamilik pengelola dana tersebut diakuisebagai investasi mudharabah.(paragraf 31)Jurnal:Dr. Kas/Piutang xxx

Kr. Pendapatan yang belumdibagikan xxx

Akad mudharabah musytarakahmerupakan perpaduan antara akadmudharabah dan akad musytarakah(paragraf 32). Dalam mudharabahmusytarakah, pengelola dana(berdasarkan akad mudharabah)menyertakan juga dananya dalam

investasi bersama (berdasarkan akadmusyarakah). Pemilik danamusyarakah (musytarik) memperolehbagian hasil usaha sesuai porsi danayang disetorkan. Pembagian hasilusaha antara pengelola dana danpemilik dana dalam mudharabahadalah sebesar hasil usaha musyarakahsetelah dikurangi porsi pemilik danasebagai pemilik dana musyarakah.(paragraf 33).

Pembagian hasil investasimudharabah musytarakah dapatdilakukan sebagai berikut: (paragraf34) hasil investasi dibagi antara

pengelola dana (sebagai mudharib)dan pemilik dana sesuai dengannisbah yang disepakati, selanjutnyabagian hasil investasi setelahdikurangi untuk pengelola dana(sebagai mudharib) tersebut dibagiantara pengelola dana (sebagaimusytarik) dengan pemilik danasesuai dengan porsi modal masing-masing; atau

hasil investasi dibagi antarapengelola dana (sebagai musytarik)dan pemilik dana sesuai denganporsi modal masing-masing,selanjutnya bagian hasil investasisetelah dikurangi untuk pengeloladana (sebagai musytarik) tersebutdibagi antara pengelola dana(sebagai mudharib) dengan pemilikdana sesuai dengan nisbah yangdisepakati.Jika terjadi kerugian atas investasi,

maka kerugian dibagi sesuai denganporsi modal para musytarik. (paragraf35).

Untuk penyajian pemilik danamenyajikan investasi mudharabahdalam laporan keuangan sebesar nilaitercatat. (paragraf 36). Pengelola danamenyajikan transaksi mudharabahdalam laporan keuangan: (paragraf 37)

Page 12: Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan

10

dana syirkah temporer dari pemilikdana disajikan sebesar nilaitercatatnya untuk setiap jenismudharabah;

bagi hasil dana syirkah temporeryang sudah diperhitungkan tetapibelum diserahkan kepada pemilikdana disajikan sebagai pos bagi hasilyang belum dibagikan di kewajibanUntuk pengungkapan, pemilik dana

mengungkapkan hal-hal terkaittransaksi mudharabah, tetapi tidakterbatas, pada: (paragraf 38) isi kesepakatan utama usaha

mudharabah, seperti porsi dana,pembagian hasil usaha, aktivitasusaha mudharabah, dan lain-lain;

rincian jumlah investasimudharabah berdasarkan jenisnya;

penyisihan kerugian investasimudharabah selama periodeberjalan; dan

pengungkapan yang diperlukansesuai PSAK 101.

Pengelola dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi mudharabah, tetapitidak terbatas, pada: (paragraf 39) isi kesepakatan utama usaha

mudharabah, seperti porsi dana,pembagian hasil usaha, aktivitasusaha mudharabah, dan lain-lain;

rincian dana syirkah temporer yangditerima berdasarkan jenisnya.

Metode PenelitianJenis penelitian yang digunakan

adalah metode kualitatif. Teknikpengumpulan data dilakukan secarainduktif yakni penarikan kesimpulanberdasarkan keadaan-keadaan yangkhusus untuk diperlakukan secaraumum.26

Sumber data primer yangdigunakan dalam penelitian ini yaitu

26 Riduwan. Belajar Mudah Penelitian(Bandung: Alfabeta, 2004), 51

data yang dihasilkan dari wawancaraserta pengamatan langsung yangdilakukan di Bank BNI Syariah cabangCirebon. Sementara data sekundermerupakan data yang berasal darisumber kedua yang dapat di perolehmelalui buku-buku, brosur dan artikelyang di dapat dari website yangberkaitan dengan penelitian ini.27

Peneliti melakukan wawancarapada narasumber yang terkait agarmendapatkan data dan informasi yangakurat, dalam hal ini yakni karyawanBank BNI Syariah dan yang terkaitlainnya. Wawancara tersebut diperolehdata dalam bentuk jawaban ataspertanyaan yang diajukan, pertanyaanyang diajukan adalah seputarmekanisme produk pembiayaanmudharabah. Dan dari hasilwawancara itu dapat dirangkum yangkemudian dikembangkan peneliti gunamemberikan penjelasan secara detailterhadap permasalahan yang dimaksud.

Selain wawancara, proseslainnya dalam pengumpulan datamelalui dokumentasi yangdimaksudkan untuk melengkapi hasildari data yang peneliti peroleh melaluiobservasi dan wawancara. Dokumenyang bisa dijadikan sumber yaitu foto,laporan penelitian, buku-buku yangsesuai dengan penelitian dan datatertulis lainnya.

Analisis data yang digunakanadalah analisis kualitatif. Dilakukandengan cara menyajikan kata-katasecara deskriptif, bukan rangkumanangka-angka. Sesuai dengan maknanyaanalisis kualitatif diartikan sebagaiusaha analisis berdasarkan kata-katayang disusun dalam bentuk teks yang

27 Burhan Bungin, Metodologi PenelitianKualitatif Komunikasi, Ekondan KebijakanIlmu-Ilmu Publik Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya,(Jakarta: Kencana, 2005), 119

Page 13: Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan

11

diperluas untuk menjelaskan beberapapertanyaan yang telah dirumuskan.28

PembahasanMengenal Produk Pembiayaan BankBNI Syariah Cirebon

Pembiayaan di Bank BNI Syariahterbagi menjadi 3, yaitu: (1)Pembiayaan Korporasi, (2) PembiayaanUsaha Kecil dan Menengah, dan (3)Pembiayaan Mikro. PembiayaanKorporasi terdiri dari: PembiayaanMultifinance, Pembiayaan KerjasamaLinkage Program iB Hasanah,Pembiayaan Kerjasama Kopkar/KopegiB Hasanah, Usaha Besar iB Hasanah(pembiayaan syariah yang digunakanuntuk tujuan produktif-modal kerjamaupun investasi-kepada pengusahapada segmentasi besar berdasarkanprinsip-prinsip pembiayaan syariah).29

Pembiayaan Valas iB Hasanah adalahpembiayaan yang diberikan oleh unitoperasional dalam negeri kepadanasabah pembiayaan dalam negeri,dalam bentuk mata uang valutaasing.30 Pembiayaan Ekspor iBHasanah adalah fasilitas pembiayaanyang diberikan kepada eksportir(perusahaan ekspor), baik dalam rupiahmaupun valuta asing untuk keperluanmodal kerja dalam rangka pengadaanbarang-barang yang akan diekspor(sebelum barangdikapalkan/preshipment) dan/atauuntuk keperluan pembiayaan proyekinvestasi dalam rangka produksi barang

28 Abdullah Ali. Metodologi Penelitian danPenulisan Karya Ilmiah (Cirebon: STAINCirebon Press, 2007), 51

29 http://www.bnisyariah.co.id/produk/bni-syariah-usaha-besar , diakses pada tanggal 17januari 2015 , pukul 14:05

30 http://www.bnisyariah.co.id/produk/bni-syariah-valas-2 , diakses pada tanggal 17januari 2015 , pukul 14:09

ekspor.31 Pembiayaan onshore iBHasanah adalah pembiayaan yangdiberikan oleh unit operasional dalamnegeri kepada nasabah pembiayaandalam negeri, dalam bentuk mata uangvaluta asing untuk membiayai usahayang dikategorikan kegiatan ekspor(penghasil devisa).32 PembiayaanSindikasi iB Hasanah adalahpembiayaan yang diberikan oleh duaatau lebih lembaga keuangan untukmembiayai suatu proyek/usaha dengansyarat-syarat dan ketentuan yang sama,menggunakan dokumen yang sama dandiadministrasikan oleh agen yang samapula.33

Pembiayaan Usaha Kecil danMenengah terdiri dari Wirausaha iBHasanah (WUS) adalah fasilitaspembiayaan produktif yang ditujukanuntuk memenuhi kebutuhanpembiayaan usaha-usaha produktif(modal kerja dan investasi) yang tidakbertentangan dengan syariah danketentuan peraturan perundangan yangberlaku.34 BNI Syariah Dealer iBHasanah Pola kerjasama pemasarandealer dilatarbelakangi oleh adanyapotensi pembiayaan kendaraanbermotor secara kolektif yangmelibatkan end user dalam jumlahyang cukup banyak. Hal tersebutmembutuhkan tenaga yang cukup besardalam hal penyaluran, pemantauan,

31 http://www.bnisyariah.co.id/produk/bni-syariah-ekspor , diakses pada tanggal 17januari 2015 , pukul 14:15

32 http://www.bnisyariah.co.id/produk/bni-syariah-onshore , diakses pada tanggal 17januari 2015 , pukul 14:20

33 http://www.bnisyariah.co.id/produk/bni-syariah-sindikasi , diakses pada tanggal 17januari 2015 , pukul 14:26

34 http://www.bnisyariah.co.id/produk/bni-syariah-wirausaha , diakses pada tanggal 17januari 2015 , pukul 14:29

Page 14: Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan

12

atau penyelesaian pembiayaannya.35

Tunas Usaha iB Hasanah (TUS) adalahpembiayaan modal kerja dan atauinvestasi yang diberikan untuk usahaproduktif yang feasible namun belumbankable; Usaha Kecil iB Hasanahadalah pembiayaan syariah yangdigunakan untuk tujuan produktif(modal kerja maupun investasi) kepadapengusaha kecil berdasarkan prinsip-prinsip pembiayaan syariah.36;Pembiayaan Kerjasama LinkageProgram iB Hasanah adalah fasilitaspembiayaan dimana BNI Syariahsebagai pemilik dana menyalurkanpembiayaan dengan pola executingkepada Lembaga Keuangan Syariah(LKS) (BMT, BPRS, KJKS, dan lain-lain) untuk diteruskan ke end user(pengusaha mikro, kecil, dan menengahsyariah). Kerjasama dengan LKS dapatdilakukan secara langsung ataupunmelalui Lembaga Pendamping.37

Pembiayaan Mikro terdiri dari

Rahn Mikro, pembiayaan mulaidari Rp 500.000 hingga Rp50.000.000. Modal usaha/produktif,biaya pendidikan, kesehatan, dan lain-lain (konsumtif) dan keperluan lainnya,Mikro 3 iB Hasanah; Pembiayaanmulai dari > Rp 50.000.000 hingga Rp500.000.000. Pembiayaan Pembelianbarang modal kerja, investasi produktifdan pembelian barang lainnya(konsumtif). Mikro 2 iB Hasanah yaitupembiayaan pembelian barang modalkerja, investasi produktif danpembelian barang lainnya (konsumtif)

35 http://www.bnisyariah.co.id/produk/bni-syariah-dealer-ib-hasanah , diakses padatanggal 17 januari 2015 , pukul 14:48

36 http://www.bnisyariah.co.id/produk/bni-syariah-usaha-kecil , diakses pada tanggal 17januari 2015 , pukul 15:00

37 http://www.bnisyariah.co.id/produk/bni-syariah-linkage , diakses pada tanggal 17januari 2015 , pukul 15:05

dan pembiayaan pribadi (konsumtif,otomotif, griya, multijasa).

Data lainnya yang berkaitan denganpembiayaan mudharabah di Bank BNISyariah yaitu pembiayaan mudharabahdi Bank BNI Syariah dikhususkandiberikan kepada perusahaan-perusahaan, koperasi, BMT, KSP danlembaga-lembaga lainnya. Sedangkanuntuk perorangan diberikanpembiayaan musyarakah dengan syaratharus memiliki usaha minimalnyasudah berjalan 2 tahun. Sedangkanpersyaratan dokumen lainnya yangharus dipenuhi oleh calon nasabahuntuk mendapatkan pembiayaannya,yaitu:38

- Fotocopy KTP/Paspor pemohon dansuami/istri

- Fotocopy surat nikah/cerai/pisah harta- Pasfoto 4x6 cm pemohon dan

suami/istri- Fotocopy kartu keluarga- Fotocopy NPWP pemohon

perorangan- Fotocopy KTP seluruh pengurus

perusahaan- Fotocopy NPWP seluruh pengurus

perusahaan- Akta pendirian/perubahan (apabila

ada)- Surat keterangan domisili usaha

(SKDU)- Surat izin usaha perdagangan (SIUP)- Tanda daftar perusahaan (TDP)- Fotocopy surat izin praktek profesi- Neraca dan rugi laba 2 tahun terakhir- Laporan aktifitas usaha 6 bulan

terakhir- Perincian renacana anggaran biaya

modal kerja/investasi- Fotocopy dokumen agunan: BPKB,

Sertifikat tanah, IMB dan PBBterakhir serta lainnya.

38 Wawancara dengan ibu Deisya, BagianPembiayaan Produktif Bank BNI SyariahCabang Cirebon, 7 Januari 2015

Page 15: Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan

13

Persyaratan disesuaikan denganpembiayaan yang diajukan. Sedangkanprosedur yang harus dijalani calonnasabah yaitu:- Nasabah mengisi aplikasi

permohonan dan persyaratan yangada.

- Pihak bank melakukan kunjungan ketempat usahanya dan melakukanwawancara untuk menentukandilanjut atau tidaknya pembiayaaantersebut.

- Ketika pembiayaan tersebut tidak bisadilanjutkan, pihak bank akanmemberikan informasinya melaluitelepon. Dan ketika pembiayaantersebut dilanjutkan maka kami pihakbank membuatkan surat yang biasadikenal dengan SKP (surat keputusanpembiayaan)

- Melakukan akad- Memenuhi persyaratan yang harus

dipenuhi- Pencairan dana39

Dalam pembiayaanmudharabah dibutuhkan juga jaminansebagai salah satu syarat yang harusdipenuhi oleh calon nasabah. Karenapembiayaan mudharabah hanyaditujukan pada perusahaan-perusahaan,koperasi dan lembaga-lembaga lainnyamaka yang dijadikan jaminan adalahpiutang instansi tersebut. SedangkanBMT biasanya memberikanjaminannya berupa asset seperti tanah.Dan jaminan itu harus bernilaiminimalnya sebesar pembiayaan yangdiberikan.40

Setelah pembiayaan tersebutdiberikan maka mudharib harusmelakukan ketentuan-ketentuan yangada seperti membayar pokok dan

39 Wawancara dengan ibu Deisya, BagianPembiayaan Produktif Bank BNI SyariahCabang Cirebon, 7 Januari 2015

40 Wawancara dengan ibu Deisya, BagianPembiayaan Produktif Bank BNI SyariahCabang Cirebon, 7 Januari 2015

memberikan bagi hasil yang telahditentukan oleh pihak bank. Danbiasanya bank memberikan ketentuanpayroll melalui bank tersebut untukmeminimalisir wanprestasi.41

Besarnya dana yang diberikanoleh bank pada nasabah sudah adaperhitungannya yaitu piutangperusahaan x10, itu maksimalpembiayaan yang dapat diberikan. Dantentunya nominal tersebut setelahdikurang hutang-hutang yang ada dibank lain. Misalnya piutang perusahaan5 milyar x10 jadi 50 milyar dan setelahdilihat perusahaan mempunyai hutangke bank lain 15 milyar berartipembiayaan yang diberikan sekitar 35milyar. Dan tempo yang diberikanmaksimal 5 tahun, tetapi masih bisadisesuaikan lagi dengan kebutuhannya.Pengembalian modal dengan caraangsuran yaitu setiap bulan nasabahmembayar pokok dan bagi hasilnya,angsuran yang diberikan tentu sudahada tarifnya, namun masih bisadisesuaikan sesuai dengankemampuannya.42

Penerapan Perlakuan AkuntansiPembiayaan Mudharabah di BankBNI Syariah

Perlakuan akuntansiPembiayaan Mudharabah menurutPSAK No.105 dilihat dari sudutpengukuran dan pengakuan dari sisipemilik dana. Pihak bank dalam halpembiayaan merupakan pemilik danayaitu pihak yang menyalurkan danakepada nasabah (pengelola dana).Untuk akuntansi pemilik dana, menurut

41 Wawancara dengan ibu Deisya, BagianPembiayaan Produktif Bank BNI SyariahCabang Cirebon, 7 Januari 2015

42Wawancara dengan ibu Deisya, BagianPembiayaan Produktif Bank BNI SyariahCabang Cirebon, 7 Januari 2015

Page 16: Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan

14

hasil wawancara bahwa investasimudharabah dalam bentuk kas diukursebesar jumlah yang dibayarkan padapengelola dana dengan jurnal sebagaiberikut:43

Dr. Investasi Mudharabah xxxKr. Kasxxx

Hal ini menunjukkan bahwa dalam halpengukuran, inventasi mudharabahberada pada posisi aktiva, investasimudharabah bertambah sedangkan kasberkurang karena diserahkan kepadapengelola dana.

Dalam hal pengakuan, pihakbank BNI Syariah menjelaskanmengenai kerugian dan bagi hasil.Ketika dalam satu periode sebelumakad mudharabah berakhir terjadikerugian maka tetap diakui sebagaikerugian dan dibentuk penyisihankerugian investasi dan jurnalnyasebagai berikut:44

Dr. Kerugian Investasi Mudharabahxxx

Kr. Penyisihan Kerugian InvestasiMudharabah xxxKerugian yang diakui mengurangipendapatan, namun kerugian inidicadangkan dalam bentuk penyisihankerugian jadi tidak menganut write offdalam investasi mudharabah. Untukbagian bagi hasil, menurut narasumberyaitu ketua pembiayaan produktif,bahwa sistem bagi hasil usaha di BankBNI Syariah menggunakan metoderevenue sharing, yaitu pembagian hasilyang dihitung dari total pendapatanpengelolaan dana tanpa dikurangidengan biaya-biaya yang dikeluarkandalam pengelolaan dana tersebut.Ketika bagi hasil belum dibagikan oleh

43 Wawancara dengan ibu Deisya, BagianPembiayaan Produktif Bank BNI SyariahCabang Cirebon, 13 Januari 2015

44 Wawancara dengan ibu Deisya, BagianPembiayaan Produktif Bank BNI SyariahCabang Cirebon, 13 Januari 2015

pengelola dana maka diakui sebagaipiutang, jurnalnya adalah:45

Dr. Piutang Pendapatan Bagi Hasil xxxKr. Pendapatan Bagi HasilMudharabah xxx

Ketika pengelola dana membayarkanbagi hasilnya, maka jurnalnya adalah:Dr. Kas xxx

Kr. Piutang Pendapatan BagiHasil xxx

Narasumber juga menjelaskanbahwa saat akad mudharabah berakhirmaka selisih antara investasimudharabah setelah dikurangi denganpenyisihan kerugian maka diakuisebagai keuntungan atau kerugian.Dengan jurnalnya sebagai berikut:46

Dr. Kas/Piutang xxxDr. Penyisihan KerugianInvestasi Mudharabah xxx

Kr. Investasi Mudharabah xxxKr. Keuntungan InvestasiMudharabah xxx

ATAUDr. Kas/Piutang xxxDr. Penyisihan KerugianInvestasi Mudharabah xxxDr. Kerugian InvestasiMudharabah xxx

Kr. Investasi Mudharabah xxx

Bank BNI Syariah untukpembiayaan mudharabahmenggunakan prinsip bagi hasilrevenue sharing, yaitu pembagian hasilyang dihitung dari total pendapatanpengelolaan dana tanpa dikurangidengan biaya-biaya yang dikeluarkandalam pengelolaan dana.47

45 Wawancara dengan ibu Deisya, BagianPembiayaan Produktif Bank BNI SyariahCabang Cirebon, 13 Januari 2015

46 Wawancara dengan ibu Deisya, BagianPembiayaan Produktif Bank BNI SyariahCabang Cirebon, 13 Januari 2015

47 Wawancara dengan ibu Laily Robiyanti,Kepala Bagian Pembiayaan Bank BNI SyariahCabang Cirebon, 7 Januari 2015

Page 17: Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan

15

Ketika nasabah tidak mampumemenuhi kewajibannya sesuaiperjanjian yang ada maka pihak bankmelakukan investigasi penyebabnasabah tidak bisa memenuhikewajibannya. Jika memang alasannyakarena wanprestasi, maka perusahaanharus tetap memebayar kewajibannyadan jika dalam waktu tertentu tidakmemenuhi kewajibannya maka jaminandieksekusi. Tetapi jika perusahaanbenar-benar tidak mampu membayarpadahal telah berusaha maka kebijakanyang dapat diberikan adalahmengecilkan angsurannya danmenambah waktu jatuh temponya(biasanya dijumpai pada BMT danKSP). Bank BNI Syariah jugamempunyai dewan pengawas yangbertugas mengawasi mudharib,sehingga pihak pembiayaan maupunpihak lainnya tidak bisa semena-menapada mudharib karena mudharib adadalam pengawasan DPS tersebut.48

Kesesuaian Perlakuan AkuntansiBank BNI Syariah dengan PSAKNo.105

Kesesuaian Perlakuan AkuntansiBank BNI Syariah dengan PSAKNo.105 dalam hal pengukuran danpengakuan (untuk akuntansi pemilikdana). Dalam hal pengukuran investasimudharabah, menurut hasil wawancarabahwa investasi mudharabah dalambentuk kas diukur sebesar jumlah yangdibayarkan pada pengelola danadengan jurnal sebagai berikut :

Dr. Investasi Mudharabah xxxKr. Kas xxxPengukuran investasi mudharabah

tersebut telah sesuai sesuai denganPSAK Paragraf 13 (a) yang berbunyi“Investasi mudharabah dalam bentuk

48 Wawancara dengan ibu Laily Robiyanti,Kepala Bagian Pembiayaan Bank BNI SyariahCabang Cirebon, 7 Januari 2015

kas diukur sebesar jumlah yangdibayarkan. Terlihat dari jurnal bahwasesuai dengan PSAK No.105 padaparagraf 12 yang berisi “Danamudharabah yang disalurkan olehpemilik dana diakui sebagai investasimudharabah pada saat pembayaran kasatau penyerahan aset nonkas kepadapengelola dana.” Namun, di Bank BNISyariah ini aset yang diberikan dalamakad mudharabah hanya berupa kassaja, dan diberikan hanya pada instansi-instansi atau lembaga tidak untukperorangan.

Mengenai kerugian, narasumbermenjelaskan bahwa ketika dalam satuperiode sebelum akad mudharabahberakhir terjadi kerugian maka tetapdiakui sebagai kerugian dan dibentukpenyisihan kerugian investasi danjurnalnya sebagai berikut:Dr. Kerugian InvestasiMudharabah xxx

Kr. Penyisihan KerugianInvestasi Mudharabah xxx

Pernyataan diatas menunjukkanbahwa pengakuan telah sesuai denganisi PSAK No. 105 paragraf 21 yangberisi “kerugian yang terjadi dalamsuatu periode sebelum akadmudharabah berakhir diakui sebagaikerugian dan dibentuk penyisihankerugian investasi.

Menurut narasumber yaituketua pembiayaan produktif, bagianhasil usaha di Bank BNI Syariahmenggunakan metode revenue sharing,yaitu pembagian hasil yang dihitungdari total pendapatan pengelolaan danatanpa dikurangi dengan biaya-biayayang dikeluarkan dalam pengelolaandana tersebut.

Ketika bagi hasil belumdibagikan oleh pengelola dana makadiakui sebagai piutang, jurnalnyaadalah:

Dr. Piutang Pendapatan

Page 18: Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan

16

Bagi Hasil xxxKr. Pendapatan BagiHasil Mudharabah xxx

Ketika pengelola dana membayarkanbagi hasilnya, maka jurnalnya adalah:Dr. Kas xxx

Kr. Piutang PendapatanBagi Hasil xxx

Mengenai bagi hasil ini tidaksesuai dengan PSAK No.105 terbuktidalam paragraf 11 dijelaskan bahwa“Pembagian hasil usaha mudharabahdapat dilakukan berdasarkan prinsipbagi hasil atau bagi laba. Jikaberdasarkan prinsip bagi hasil, makadasar pembagian bagi hasil usahaadalah laba bruto (gross profit) bukantotal pendapatan usaha (omset).Sedangkan jika berdasarkan prinsipbagi laba, dasar pembagian adalah labaneto (net profit) yaitu laba brutodikurangi beban yang berkaitan denganpengelolaan dana mudharabah. Dandiperjelas juga dalam paragraf 28 yangberisi “Bagi hasil mudharabah dapatdilakukan dengan dua prinsip, yaitubagi laba atau bagi hasil.”

Sedangkan pernyataan bagihasil yang belum dibagikan diakuisebagai piutang itu telah sesuai denganPSAK No.105 paragraf 24.

Dan narasumber jugamenjelaskan bahwa saat akadmudharabah berakhir maka selisihantara investasi mudharabah setelahdikurangi dengan penyisihan kerugianmaka diakui sebagai kentungan ataukerugian. Dengan jurnalnya sebagaiberikut:Dr. Kas / Piutang xxxDr. Penyisihan KerugianInvestasi Mudharabah xxx

Kr. Investasi Mudharabah xxxKr. Keuntungan InvestasiMudharabah xxx

ATAUDr. Kas / Piutang xxxDr. Penyisihan KerugianInvestasi Mudharabah xxx

Dr. Kerugian InvestasiMudharabah xxx

Kr. Investasi Mudharabah xxx

PenutupBerdasarkan hasil analisis yang

telah dilakukan, maka dapat ditarikkesimpulan sebagai berikut:1. Penerapan perlakuan akuntansi

pembiayaan mudharabah di BankBNI Syariah Cabang Cirebon yaituhanya diberikan aset berupa kas,untuk aset non kas tidak diberikandalam pembiayaan mudharabah.Selain itu, pembiayaanmudharabah hanya diberikankepada lembaga-lembaga saja,seperti Koperasi Pemerintahan,Koperasi BUMN, BMT, KSP danperusahaan-perusahaan besarlainnya dan ini dimaksudkan untukmeminimalisir resiko.

2. Bank selaku pihak pemilik danayang menyalurkan pembiayaantelah sesuai mengacu PSAKNo.105 terutama pada pengukurandan pengakuan investasimudharabah dan kerugian investasimudharabah. Masih terdapatketidaksesuaian terutama padametode bagi hasil yang diberikanBank BNI Syariah dengan metodeyang ada dalam PSAK No.105.Dalam PSAK No.105 paragraf 11dijelaskan bahwa “Pembagianusaha mudharabah dapat dilakukanberdasarkan prinsip bagi hasil ataubagi laba. Jika berdasarkan prinsipbagi hasil, maka dasar pembagianhasil usaha adalah laba bruto (grossprofit) bukan total pendapatanusaha (omset). Sedangkan jikaberdasarkan prinsip laba, dasarpembagian adalah laba neto (netprofit) yaitu laba bruto dikurangibeban yang berkaitan denganpengelolaan dana mudharabah.”Dan ini berbeda dengan metodeyang digunakan oleh Bank BNI

Page 19: Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan

17

Syariah Cabang Cirebon yangmasih menggunakan metoderevenue sharing yaitu pembagianhasil usaha yang berdasarkanpendapatan tanpamemperhitungkan biaya-biaya yangdikeluarkan.

DAFTAR PUSTAKAAbubakar, Imam Taqiyuddin Bin

Muhammad Alhusaini.Kifayatul Akhyar Fii HalliGhayatil Ikhtishar.Diterjemahkan olehSyarifuddin Anwar danMisbah Musthafa. Surabaya:CV. Bina Iman, 2007.

Ali, Abdullah. Metodologi Penelitiandan Penulisan Karya IlmiahCirebon: STAIN CirebonPress, 2007.

Ali, Muhammad. Strategi PenelitianPendidikan. Bandung :Angkasa, 1993.

Alma, Buchari dan Donni Juni Priansa,Manajemen Bisnis Syariah.Bandung: Alfabeta, 2009.

Antonio, Muhammad Syafi’I. BankSyari’ah Suatu PengenalanUmum. Jakarta: TazkiaInstitute, 1999.

Antonio, Muhammad Syafi’i. BankSyariah dari Teori ke Praktik.Jakarta: Gema Insani, 2001.

Arikunto, Suharsini. ProsedurPenelitian Suatu PendekatanPraktek. Jakarta: RinekaCipta, 2000.

Aziz, Abdul. Etika Bisnis PerspektifIslam Implementasi EtikaIslam untuk Dunia Kerja.Bandung: Alfabeta, 2013.

Aziz, Abdul. Manajemen InvetasiSyari’ah, Bandung: Alfabeta,2010.

Bungin, Burhan. Metodologi PenelitianKualitatif Komunikasi,

Ekondan Kebijakan Ilmu-IlmuPublik Ilmu-Ilmu SosialLainnya. Jakarta: Kencana,2005.

Dahlan, Abdul Azis. EnsiklopediHukum Islam. Jakarta: IchtiarBaru Van Hoe, 1996.

Djuwaini, Dimyauddin. PengantarFiqh Muamalah. Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2008.

Fatwa DSN MUI No: 07/DSN-MUI/IV/2000

Harahap, Sofyan Syafri. AkuntansiIslam. Jakarta: Bumi Aksara,2001.

Haroen, Nasrun. Fiqh Muamalah.Jakarta: Gaya Media Pratama,2000.

Hermansyah, Hukum PerbankanNasional Indonesia. Jakarta:Kencana, 2006.

http://www.bnisyariah.co.id/produk/bni, diakses pada tanggal 17januari 2015.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).Pernyataan Standar AkuntansiKeuangan No.105, AkuntansiMudharabah. Jakarta: 2007

Janwari, Yadi dan Djazuli. Lembaga-lembaga Perekonomian Umat.Jakarta: PT Raja Grafindo,2002.

Karim, Adiwarman Azwar. BankIslam: Analisis Fiqih danKeuangan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006.

Karnaen, Perwataatmadja danMuhammad Syafi’i Antonio.Apa dan Bagaimana BankIslam. Yogyakarta: PT. DanaBhakti Wakaf, 1992.

Kasmir, Bank dan Lembaga KeuanganLainnya. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2010.

Muhammad, Al-Faqih Abdul WahidBin Ahmad Bin MuhammadIbnu Rusyd. Diterjemahkanoleh Imam Ghazali Said,

Page 20: Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan

18

Achmad Zaidun. Jilid 3.Jakarta: Pustaka Amani, 2007.

Muhammad. Sistem dan ProsedurOperasional Bank Syariah.Yogyakarta: UII Press, 2000.

Muhammad. Lembaga KeuanganMikro Syariah. Yogyakarta:Graha Ilmu, 2009.

Muhammad. Tekhik Perhitugan BagiHasil di Bank Syariah.Yogyakarta: UII Press, 2001.

Nasir, Mohamad. Metode Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia,1988.

Navitasari, Silpia. “Analisis Pengakuandan Pengukuran padapembiaayaan Mudharabahberdasarkan PSAK 105 (StudiKasus pada PT BankMuamalat Indonesia, Tbk).”Fakultas Ekonomi UniversitasGunadarma Jakarta, 2012.

Nurhayati, Sri dan Wasilah, AkuntansiSyariah di Indonesia. Jakarta:Salemba Empat, 2008.

Permana, Windhi Bayu. “EvaluasiPenerapan transaksipembiayaan mudharabahberdasarkan PSAK No.105(Studi pada PT BNI (Persero)Kantor Cabang SyariahJember).” Fakultas EkonomiUniversitas Jember,2011.

Riduwan. Belajar Mudah Penelitian.Bandung: Alfabeta, 2004.

Ridwan, Muhammad. ManajemenBaitul Maal Wa Tamwil(BMT). Yogyakarta: UIIPress,2005.

Rivai, Veithzal dan Andria PermataVithzal. Islamic FinancialManagement. Jakarta: PTRajaGrafindo Persada, 2008.

Rivai, Veithzal dan Arviyan Arifin.Islamic Banking: SebuahTeori, Konsep dan Aplikasi.Jakarta: PT.Bumi Aksara,2000.

Rosita, Siti Ita. “Studi PembiayaanMudharabah dan LabaPerusahaan pada PT BankMuamalat Indonesia Tbk.Cabang Bogor (Study OfMudharabah and Profit inBank Muamalat).” JurnalIlmiah Kesatuan (April 2012):14- 1.

Sabiq, Sayyid. Fiqhus Sunnah.Diterjemahkan oleh NorHasanuddin. Jilid 4. Jakarta:Pena Pundi Aksara, 2006.

Siswanto, Victorianus Aries. Strategidan Langkah-langkahPenelitian. Pekalongan: GrahaIlmu, 2011.

Soraya. “Analisis KesesuaianPerlakuan AkuntansiPembiayaan Mudharabahdengan PSAK 105 (Studi pada4 BMT di Jakarta Selatan).”Fakultas Syariah dan HukumUIN Syarif HidayatullahJakarta, 2011.

Strauss, Anselm dan Juliet Corbin,Dasar-dasar PenelitianKualitatif, Prosedur, Teknikdan Teori Grounded.Surabaya : PT. Bina Ilmu,1997.

Sugiyono. Metode PenelitianPendidikan PendekatanKuantitatif, Kualitatif, danR&D. Bandung: Alfabeta,2012.

Sutedi, Adrian. Perbankan Syariah:Tinjauan dan Beberapa SegiHukum. Jakarta: GhaliaIndonesia, 2009.

Suwiknyo, Dwi. Pengantar AkuntansiSyariah, Lengkap denganKasus-kasus Penerapan PSAKSyariah untuk PerbankanSyariah. Yogyakarta: PustakaPelajar, 2010.

Syafei, Imam. Mukhtashar Kitab Al-Umm Fi Al Fiqh.

Page 21: Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syaria’ah dan

19

Diterjemahkan oleh ImronRosadi, Amirudin, ImamAwaluddin. Jilid 2. Jakarta:Pustaka Azzam, 2009.

Syafei, Rachmat. Fiqih Mu’ammalah.Bandung: Pustaka Setia, 2006.

Yaya, Rizal, Aji Erlangga M, danAhim Abdurahim. AkuntansiPerbankan Syariah Teori danPraktik Kontemporer.Bandung: Salemba Empat,2009.

Yulistyanti, Hanna. “PerlakuanAkuntansi terhadapPembiayaan Mudharabahpada Bank SyariahBerdasarkan psak no.105tentang AkuntansiMudharabah (Studi Kasuspada Bank Permata SyariahJl.dr.Soetomo No.41Surabaya).” Fakultas EkonomiUniversitas PembangunanNasional Veteran Surabaya,2013.

Zainuddin Bin Abdul Aziz Al-MalibariAl-Fannani. Fat-hul Mu’in.Diterjemahkan oleh Moch.Anwar, Bahrun Abu Bakar,Anwar Abu Bakar. Jilid 1.Bandung: Sinar BaruAlgesindo Offset, 1994.