program studi manajemen pendidikan jurusan...
TRANSCRIPT
PENGARUH BANTUAN OPERASIONAL MANAJEMEN MUTU
(BOMM)
TERHADAP PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN (DI SMK AL-HIDAYAH LESTARI LEBAK BULUS)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Oleh
TSULIS RAHMAWATI
105018200699
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI
PENGARUH BANTUAN OPERASIONAL MANAJEMEN MUTU
(BOMM)
TERHADAP PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN (DI SMK AL-HIDAYAH LESTARI LEBAK BULUS)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Oleh :
TSULIS RAHMAWATI
105018200699
Di bawah Bimbingan :
Pembimbing I : Pembimbing II :
Drs. Mudjahid. Ak., M.Sc Abdul Rozak, M.Si
NIP. 19470714 196510 1 001 NIP. 19690908 199603 1 004
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1431 H/2010 M
i
UJI REFERENSI
Seluruh Referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Terhadap
Peningkatan Mutu Pembelajaran Di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus”,
yang disusun oleh Tsulis Rahmawati, NIM. 105018200699, Program Studi
Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah
Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh
Dosen Pembimbing Skripsi pada tanggal 16 Februari 2010.
Jakarta, 16 Februari 2010
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Mudjahid. Ak., M.Sc Abdul Rozak, M.Si
NIP. 19470714 196510 1 001 NIP. 19690908 199603 1 004
ii
ABSTRAK
Tsulis Rahmawati. 105018200699. Pengaruh Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak-Bulus. Skripsi. Jurusan Kependidikan Islam. Program Studi Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2010.
Penelitian dilakukan di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak-Bulus tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru yang berjumlah 25 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dengan menggunakan skala Likert untuk para guru dengan 2 alternatif jawaban dan wawancara kepada Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan dan tim panitia BOMM.
BOMM merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran. Pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran dapat diukur dari kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan sekolah. Pelaksanaan program BOMM tersebut yaitu terdiri dari program wajib dan program pilihan. Sedangkan mutu pembelajaran adalah gambaran mengenai tingkat kualitas secara keseluruhan dari barang/jasa yang dihasilkan oleh sekolah.
Pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak-Bulus dilakukan dengan berbagai macam cara. Mulai dari program, pelaksanaan, pembelian bahan habis pakai dan manfaat dari BOMM. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran dikategorikan kurang baik. Hal ini ditunjukan oleh kemampuan sekolah dalam melaksanakannya untuk kegiatan pembelajaran dengan skor rata-rata 52,58% (kategori kurang baik).
Mengarah dari hasil penelitian, penulis memberikan saran bagi sekolah agar meningkatkan pengelolaan serta pelaksanaan dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan.
Kata kunci : BOMM, Mutu Pembelajaran
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Tsulis Rahmawati
NIM : 105018200699
Program Studi : Manajemen Pendidikan
Jurusan : Kependidikan Islam
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata (S1) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Februari 2010
Penulis
Tsulis Rahmawati
iv
KATA PENGANTAR
Tak ada yang patut penulis sampaikan kecuali rasa syukur yang tak
terhingga penulis panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan taufik
serta hidayah, sehingga tanpa terasa penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Pengaruh Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM)
Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran Di SMK Al-Hidayah Lestari
Lebak-Bulus”, yang merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai gelar
kesarjanaan (S1) pada jurusan kependidikan Islam dan fakultas ilmu tarbiyah dan
keguruan.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah menuntun umatnya
dahulu dari jaman yang penuh dengan kesesatan ke jaman yang terang benderang
menuju keselamatan dunia dan akhirat.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak hambatan yang
dilalui baik teknis maupun teori, namun berkat doa dan rasa tanggung jawab demi
terselenggaranya tugas dan pengabdian, alhamdulillah semuanya sedikit demi
sedikit dapat teratasi.
Selesainya skripsi ini, tentunya tidak luput dari bantuan pihak-pihak yang
telah banyak membantu baik secara moril maupun materil yang tidak mampu
penulis lupakan jasa-jasanya karena pengorbanan mereka semua, maka ingin
rasanya penulis mencurahkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phill, Ketua jurusan Kependidikan Islam yang
telah yang telah mendidik dan memberikan berbagai ilmu pengetahuan.
3. Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd, Ketua program studi Manajemen Pendidikan
yang telah yang telah mendidik dan memberikan berbagai ilmu pengetahuan.
v
4. Drs. Mudjahid. Ak., M. Sc, Dosen pembimbing I dalam penyusunan skripsi
yang telah penuh perhatian dan kesabaran dalam memberikan bimbingan,
pengarahan serta motivasi.
5. Abd. Rozak, M. Si, Dosen pembimbing II sekaligus penasehat akademik yang
telah memberikan bimbingan, pengarahan serta motivasi dalam penyusunan
skripsi yang telah penuh perhatian dan kesabaran menempuh pendidikan di
UIN Syarif Hidayatullah.
6. Dosen dan staf KI-MP, yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama
menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah.
7. Parhanah, S.E, Drs. Fahrudin dan H. M. Amin, S.Ag, Kepala SMK Al-
Hidayah Lestari Lebak Bulus, Wakil Kepala Kurikulum dan Kesiswaan, yang
telah memperkenankan dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.
8. Seluruh guru SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus yang telah bersedia
dengan sepenuh hati menjadi responden dalam penelitian ini.
9. Syarifudin dan seluruh staf SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus, yang telah
membantu dengan penuh kesabaran dalam memberikan data-data sekolah
yang diperlukan untuk penelitian ini.
10. Keluargaku terutama untuk kedua orang tuaku ayahanda Pirmo dan ibunda
Siti Hayinatun yang telah memberikan doa restunya serta memenuhi segala
kebutuhan yang penulis perlukan hingga menyelesaikan kuliah ini. Untuk
kakakku, adikku dan keponkanku Nur Siyami Jamil, S. Pd.I, Iswatun Hasanah
S. Pd.I, Priyo Utomo, Dewi Ratih dan Nadhif Fuadi terimakasih untuk
motivasi dan pengertiannya.
11. Sahabat-sahabatku tersayang Dwi Hartanti, Nurhayati, Solhah, Ivon, Dewi,
Kartini, Hikmah, Nita, Ainul, dan Eti. terima kasih atas support dan
bantuannya. Tak lupa teman-teman seperjuangan di Manajemen Pendidikan
angkatan 2005 khususnya kelas “A”. Semoga Allah menguatkan silaturrahim
kita. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan moral
maupun spiritual yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
vi
Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan, karena ini semua disebabkan keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan
kemampuan penulis. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, 16 Februari 2010
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ i
ABSTRAK ........................................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA PENULIS ....................................... ....... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... .... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Masalah Penelitian ..................................................................... 6
1. Identifikasi Masalah .............................................................. 6
2. Pembatasan Masalah ............................................................. 6
3. Perumusan Masalah .............................................................. 6
C. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori ............................................................................... 8
1. Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) ............... 8
a. Pengertian ........................................................................ 8
b. Tujuan BOMM ................................................................ 16
c. Kriteria Sekolah Penerima BOMM ................................. 17
viii
d. Program BOMM ............................................................. 18
e. Pelaksanaan BOMM ....................................................... 19
2. Mutu Pembelajaran .............................................................. 21
a. Pengertian Mutu Pembelajaran ....................................... 21
b. Dimensi Mutu ................................................................. 22
c. Komponen-Komponen Pembelajaran ............................. 23
d. Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pembelajaran ......... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ....................................................................... 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 28
C. Metode Penelitian ....................................................................... 28
D. Sumber Data.................................................................. .............. 29
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 29
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ....................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus ......... 34
B. Deskripsi Data ............................................................................ 43
C. Interpretasi Data ......................................................................... 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 65
B. Saran ........................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ..... 67
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... .......... 69
ix
DAFTAR TABEL
1. Kisi-kisi angket ................................................................................................ 30
2. Tafsiran persentase ........................................................................................... 32
3. Interpretasi nilai ............................................................................................... 33
4. Data tenaga pendidik ........................................................................................ 37
5. Data keadaan siswa .......................................................................................... 37
6. Data staf dan karyawan .................................................................................... 38
7. Pengembangan kreativitas siswa ...................................................................... 43
8. Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler ............................................................. 43
9. Meningkatkan wawasan guru melalui pelatihan pendidikan ........................... 44
10. Meningkatkan wawasan guru melalui study tour............................................. 44
11. Pendayagunaan laboratorium ........................................................................... 45
12. Peningkatan sistem administrasi sekolah ......................................................... 45
13. Pengadaan sumber belajar ................................................................................ 46
14. Pengadaan peralatan ......................................................................................... 46
15. Membentuk panitian pengelolaan BOMM....................................................... 47
16. Komite sekolah ikut berperan dalam pelaksanaan program BOMM ............... 47
17. Mengetahui program-program dari dana BOMM ............................................ 48
18. Program BOMM mengutamakan kualitas ....................................................... 48
19. Program kerja sekolah ...................................................................................... 49
20. BOMM dikelola oleh bendahara ...................................................................... 49
21. Bendahara rutin mengelola dana BOMM ........................................................ 49
22. Pengelolaan dana BOMM sesuai prosedur ...................................................... 50
x
23. Pembukuan dana BOMM pada buku kas umum sekolah ................................ 50
24. Pengelolaan dana BOMM berdasarkan prinsip-prinsip ................................... 51
25. Menyusun laporan pelaksanaan program dana BOMM................................... 51
26. Laporan pelaksanaan program dana BOMM per semester .............................. 52
27. Pelaporan dana BOMM untuk mengetahui persyaratan oleh pemerintah ....... 52
28. Pelaporan dana BOMM untuk tidak terjadi kesalah pahaman ......................... 53
29. BOMM dipergunakan untuk pengadaan buku-buku ........................................ 53
30. BOMM dipergunakan untuk pengadaan alat-alat tulis di sekolah ................... 54
31. BOMM dipergunakan untuk pengadaan bahan pratikum ................................ 54
32. BOMM membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar .......................... 55
33. BOMM membuat beban sekolah lebih ringan ................................................. 55
34. BOMM membantu pembiayaan manajemen mutu sekolah ............................. 56
35. BOMM dipergunakan untuk meningkatkan inovasi metode pembelajaran ..... 56
36. BOMM dipergunakan untuk penyediaan media pembelajaran ........................ 57
37. Perhitungan nilai rata-rata ................................................................................ 60
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Peruntukan dana rencana anggaran belanja bantuan BOMM ........................... 69
2. Data sarana dan prasarana ................................................................................. 72
3. Data peralatan .................................................................................................... 74
4. Data keadaan guru ............................................................................................. 75
5. Data keadaan staf ............................................................................................... 78
6. Struktur organisasi ............................................................................................. 79
7. Angket ............................................................................................................... 80
8. Skor butir pertanyaan ......................................................................................... 83
9. Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah ........................................................ 84
10. Hasil Wawancara dengan Waka Kesiswaan ................................................... 88
11. Hasil Wawancara dengan tim BOMM ............................................................ 92
. 12. Hasil Wawancara dengan bendahara sekolah .................................................. 94
13. Hasil Wawancara dengan wali kelas ................................................................ 96
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci bagi suatu bangsa untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kemajuan bangsa.
Peningkatan mutu pendidikan menuntut kerja keras berbagai pihak, mulai dari
tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik, masyarakat dan pemerintah
untuk mencapai tujuan sumber daya manusia yang berkualitas.1
Gagasan pembiayaan memiliki manfaat ekonomi dan sosial jangka panjang
bagi individu, masyarakat luas maupun bagi negara. Hal ini senada dengan
fungsi pendidikan yang tertuang dalam undang-undang Sisdiknas No. 20
tahun 2003, yang menyatakan bahwa:
”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.2
1 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT . Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-5, h. 33. 2 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB II Pasal 3 h. 5-6.
2
Dalam rangka inilah pendidikan diperlukan dan dipandang sebagai
kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju, demikian halnya bagi
masyarakat indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas.
”Pembaharuan-pembaharuan dunia pendidikan terus dilakukan secara sistematik. Dalam pembaruan sistem pendidikan langkah-langkah dijalankan, meliputi: pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia, pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis, evaluasi, akreditasi dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan, peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan, penyediaan sarana belajar yang mendidik, pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan, penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata, pelaksanaan wajib belajar, pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan, pemberdayaan peran masyarakat, pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat, pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional”.3
Pendidikan dapat diartikan secara luas dan merupakan suatu proses pembelajaran yag dapat dilakukan di mana saja. Dalam peningkatan kualitas manusia indonesia, pemerintah tidak merupakan suatu sistem yang lepas dengan pihak swasta dan masyarakat. Hubungan pemerintah, masyarakat dan swasta merupakan hubungan yang tidak terpisahkan dalam peranannya meningkatkan pemerataan dan mutu pendidikan.4
Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang bermutu sangat
menentukan kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan merupakan
salah satu cara utama pengembangan sumber daya manusia sebagai penentu
pertumbuhan ekonomi. Dengan pendidikan yang bermutu, setiap lulusan
diasumsikan bukan saja memiliki akses untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi
juga dapat menciptakan suatu usaha sendiri.
Salah satu faktor yang memberikan pengaruh terhadap mutu dan
kesesuaian pendidikan adalah anggaran pendidikan yang memadai. Biaya
pendidikan merupakan dasar empiris untuk memberikan gambaran
karakteristik keuangan sekolah dalam pemanfaatan sumber-sumber keuangan
3 Gema Widyakarya No. 05 / Th. XIV / 2009, h. 2. 4 Nanang Fatah, Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), cet ke-2, h. 77.
3
sekolah dan hasil sekolah dapat dilakukan dengan cara menganalisis biaya
satuan per siswa.
Masalah anggaran pendidikan ini akan menyangkut besarnya anggaran dan
alokasi anggaran.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Bab XIII Pasal 46 (1) menyebutkan bahwa “pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”.5
Pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung
menunjang efektifitas dan efesiensi pengelolaan pendidikan. Pembiayaan
sangat menentukan ketercapaian tujuan pendidikan di sekolah, yang
memerlukan sejumlah investasi dari anggaran pemerintah dan dana
masyarakat. Kegiatan manajemen keuangan yang mengatur penerimaan,
pengalokasian dan pertanggungjawaban keungan untuk menunjang
pelaksanaan program pengajaran.6
Banyak sekolah-sekolah baik swasta maupun negeri memungut biaya
tinggi dengan alasan agar meningkatkan mutu pembelajaran. Pemerintah
melalui Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS) sejak tahun 2005
sampai dengan 2009 telah menjalankan program BOMM guna membantu
masalah pembiayaan pendidikan dengan bantuan pembiayaan. Diantara biaya-
biaya pendidikan yang diluncurkan: untuk sekolah dasar dan sekolah
menengah pertama adalah BOS (Bantuan Operasional Sekolah), sedangkan
untuk kalangan sekolah menengah atas adalah BOMM (Bantuan Operasional
Manajemen Mutu). Tujuan adanya BOMM untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran melalui pengadaan bahan praktik dan atau bahan
ajar/modul/alat bantu pembelajaran.7
5 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB XIII Pasal 46 ayat (1), h. 23-24. 6 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT . Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-7, h. 171. 7 Panduan Pelaksanaan BOMM tahun 2009, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 2009, h. ii.
4
Pembelajaran yang bermutu merupakan urat nadi pendidikan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran dan kualitas guru merupakan
dua entitas yang seharusnya diperhatikan secara serius oleh para pengelola
pendidikan agar harapan semua elemen pendidikan menjadi kenyataan. Untuk
itu guru sebagai ujung tombak pendidikan dituntut untuk kreatif, mandiri dan
professional.
Melalui program BOMM pemerintah pusat memberikan bantuan dana
“blockgrant” kepada sekolah, baik negeri maupun swasta. Sekolah dapat
menggunakan dana tersebut untuk keperluan operasional sekolah, khususnya
biaya operasional non personil sesuai dengan aturan yang ditetapkan dalam
buku petunjuk pelaksanaan program.
BOMM diberikan langsung kepada sekolah untuk digunakan sesuai
dengan kebutuhan masing-masing sekolah dalam melaksanakan program-
program pendidikan. BOMM dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran
meskipun belum maksimal.
SMK Al-Hidayah Lestari, merupakan salah satu lembaga pendidikan
swasta penerima BOMM yang berada di bawah binaan Yayasan Pendidikan
Islam Al-Hidayah dan beralokasi di Lebak Bulus Jakarta-Selatan. Sekolah ini
berdiri sejak tahun 1993 dan memiliki visi mewujudkan SMK Al-Hidayah
Lestari sebagai sekolah yang mandiri dan profesional dalam menciptakan
sumber daya manusia yang islami, religius dan berwawasan sesuai tuntutan
dunia usaha..8
Salah satu upaya pencapaian visi dan misi tersebut adalah dengan cara
mengoptimalkan potensi yang dimiliki guru, karena dalam proses
pembelajaran guru adalah subyek utama dari tersampaikannya nilai-nilai
keilmuan bagi seorang murid.
Untuk itu guru di SMK Al-Hidayah Lestari dituntut dapat memenuhi
pembelajaran yang berkualitas, antara lain dengan kerja sama yang baik.
Dengan kerja sama yang baik, diharapkan dapat mencapai mutu pembelajaran 8 Data Dokumentasi SMK Al-Hidayah Lestari berupa profil sekolah tahun 2009.
5
yang baik juga. Sekolah juga harus mampu memenuhi kebutuhan yang
diperlukan peserta didik seperti alat praktek untuk tiap jurusan.
BOMM sebagai biaya operasional manajemen pembelajaran diberikan
untuk sekolah sebagai upaya melengkapi kebutuhan praktek peserta didik
meskipun belum maksimal. Dengan itu siswa diharapkan akan kreatif dan
termotivasi untuk rajin dalam pembelajaran. Begitu juga guru diberikan tugas
membuat perencanaan sebelum mengajar untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.
Pada kenyataannya BOMM sebagai jenis bantuan untuk meningkatkan
kualitas proses pembelajaran melalui pengadaan bahan praktik pembelajaran.
BOMM diperlukan sekolah untuk pemenuhan prasarana belajar yang
diperlukan dapat memenuhi sarana standar pembelajaran siswa.
Secara garis besar siswa dapat menikmati belajar yang efektif apabila
lengkapnya pengadaan bahan praktik yang disediakan. Dengan itu sekolah
mengoptimalkan sarana dan prasarana sekaligus perbaikan dan pemeliharaan
sarana atau peralatan yang sudah ada sehingga dapat memenuhi kekurangan
yang telah ada pada pembelajaran.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk
mengambil judul karya ilmiah mengenai “PENGARUH BANTUAN
OPERASIONAL MANAJEMEN MUTU (BOMM) TERHADAP
PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK AL-HIDAYAH
LESTARI LEBAK BULUS”
6
B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan
masalah yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pengelolaan BOMM di SMK Al–Hidayah Lestari.
b. Kecukupan dana BOMM untuk membiayai operasional sekolah di SMK
Al–Hidayah Lestari.
c. Faktor-faktor pendukung yang dimiliki sekolah dalam upaya peningkatan
mutu pembelajaran di SMK Al–Hidayah Lestari.
d. Faktor-faktor yang menghambat upaya peningkatan mutu pembelajaran di
SMK Al–Hidayah Lestari.
e. Pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran di SMK Al-
Hidayah Lestari.
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada di atas, dapat diteliti dalam waktu
yang bersamaan maka penulis membatasi masalah pada seberapa jauh
pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran di SMK Al–
Hidayah Lestari.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah
dijabarkan, maka masalah yang akan dijadikan dasar dari penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana Pengelolaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu di
SMK Al-Hidayah Lestari.
b. Apakah Bantuan Operasional Manajemen Mutu berpengaruh terhadap
peningkatan mutu pembelajaran.
7
C. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi yang
menggambarkan tentang peningkatan mutu pembelajaran di SMK Al-Hidayah
Lestari dengan memanfaatkan Bantuan Operasional Manajemen Mutu, mulai
dari tahap perencanaan serta pengelolaan Bantuan Operasional Manajemen
Mutu untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Manfaat penelitian sebagai
bahan masukan dan renungan untuk pihak-pihak terkait yang berhubungan
dengan dunia pendidikan (DIKNAS / DEPAG) dan sebagai bahan masukan
untuk pihak sekolah, untuk transparan dalam pengelolaan Bantuan
Operasional Manajemen Mutu.
8
BAB II
KAJIAN TEORI, DAN KERANGKA BERPIKIR
A. KAJIAN TEORI 1. BANTUAN OPERASIONAL MANAJEMEN MUTU (BOMM)
a. Pengertian
Untuk mengetahui pengertian BOMM, terlebih dahulu dijelaskan
tentang pengertian manajemen dan mutu (kualitas) di sekolah. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Manajemen adalah penggunaan sumber
daya secara efektif untuk mencapai sasaran”.1
Pengertian manajemen menurut Ngalim Purwanto, adalah: “proses
untuk menyelenggarakan dan mengawasi suatu tujuan tertentu”.2
Selanjutnya menurut Arifin Abdurachman seperti yang dikutip Ngalim
Purwanto bahwa: “manajemen adalah kegiatan-kegiatan untuk mencapai
sasaran-sasaran dan tujuan pokok yang telah ditentukan dengan
menggunakan orang-orang pelaksana”.3
Pendapat Arifin Abdurrachman tersebut sesuai dengan pendapat Terry
(1977:4) yang mengemukakan bahwa:
“Management is a district procces consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human beings and other resources.
1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-2, h. 708. 2 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. Ke-15, h. 6. 3 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan…, h. 7.
9
Yang artinya manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan orang-orang dan sumber daya lainnya”.4
Sejalan dengan definisi di atas, Stoner menyatakan bahwa manajemen
adalah “proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha anggota organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan”.5
Selanjutnya George R. Terry: “Princciples of Management”. seperti
yang dikutip oleh Moekijat memberikan pengertian mengenai manajemen
sebagai: “pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
melalui usaha-usaha orang-orang lain”.6
Menurut The Liang Gie, manajemen didefinisikan sebagai berikut:
“segenap perbuatan menggerakkan sekelompok petugas dan mengerahkan
segenap sarana dalam suatu organisasi apapun untuk mencapai tujuan
tertentu.7
Selain itu pula manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan
profesi. Dikatakan ilmu oleh Luther Gulick karena “manajemen dipandang
sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha
memahami mengapa dan bagaimana orang bekerjasama”.8
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah
pengelolaan dan penyelenggaraan segenap proses menggerakkan orang-
orang dan fasilitas dalam suatu organisasi untuk mencapai tujusn secara
efektif dan efesien dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen.
Sedangkan mendefinisikan mutu atau kualitas sendiri tidaklah mudah,
karena orang mempunyai pandangan tersendiri untuk mendefinisikan
kualitas. Menurut Bruce Brocka and M. Suzanne Brocka : “Quality
4 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan…,h. 7. 5 T. Hani Handoko, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1998), Cet. Ke-13, h. 8. 6 Moekijat, Kamus Manajemen , (Bandung: Mandar Maju, 2000) Cet Ke-V, h. 290-291. 7 The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern, (Yogyakarta: Liberty, 2000), Cet. Ke-7, h. 25. 8 Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 2004), Cet. Ke-7, h. 1.
10
Management or Total Quality Management (TQM) is a way to continuosly
improve performance at every functional area of an organization, using all
available human and capital resources.”9
(Manajemen Mutu atau Kualitas Manajemen Mutu adalah cara yang
berekesinambungan dalam mengembangkan pelaksanaan (tindakan) pada
tiap tingkat kegiatan, dari setiap badan dari sebuah organisasi,
memanfaatkan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia).
Kualitas suatu produk jasa menurut American Society for Quality
Control adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari
suatu produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten.10
Mutu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti ukuran baik buruk
suatu benda; kadar taraf atau derajat; kualitas.11 Para ahli ekonomi dalam
mendefinisikan mutu berbeda-beda cara mengutarakannya, tetapi maksud
dan intinya adalah sama, seperti beberapa pendapat berikut ini.
Menurut Goetsh dan Davis, kualitas merupakan suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan.12
Menurut perbendaharaan istilah ISO 8402 dan standar nasional
Indonesia (SNI 19-8402-1991), bahwa “mutu adalah memuaskan ciri,
karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan
kebutuhan baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar.13
Dalam kamus manajemen, kualitas hanya dapat dirumuskan menurut
sifat-sifat dari barang atau jasa yang diinginkan. Dari sudut pandang ini
kualitas adalah jumlah dari sejumlah sifat-sifat yang berhubungan dan
diinginkan, seperti bentuk dimensi, komposisi, kekuatan, kepandaian
9 Bruce Brocka and M. Suzanne Brocka, Quality Management, (New York: McGraw-Hill, 1992), h. 3. 10 Rambat Lupioadi, Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktek, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h. 144. 11 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-2, h. 768. 12 Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, (Yogyakarta: Andi 2000), h. 51. 13 Dorothea Wahyu Arini, Manajemen Kualitas, (Yogyakarta: Andi Offset, 1999), h. 3.
11
membuat sesuatu, penyesuaian, kesempurnaan, warna, dan seterusnya.
Unsur yang terpenting dalam mutu adalah bukan biaya, tetapi kesamaan
(persamaan) dengan standar yang telah ditetapkan.14
Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi
dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional
dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu
produk seperti: performansi (performance), keandalan (reliability), mudah
dalam penggunaan (ease of use), estetika (esthetics), dan sebagainya.15
Menurut Crosby yang dikutip oleh M. N. Nasution, “kualitas atau mutu
adalah conformance to requirement yaitu sesuai dengan yang disyaratkan
atau distandarkan”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan bahwa
satu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang
telah ditentukan.
Menurut Feigenbaum yang juga dikutip oleh M. N. Nasution, Mutu
adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full costumer satisfaction). Suatu
produk dikatakan berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan
sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan
konsumen atas produk.16
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mutu adalah
terpenuhinya harapan pelanggan ketika pelanggan tersebut membutuhkan
suatu produk atau layanan (jasa). Suatu produk atau jasa dikatakan
bermutu atau berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya
kepada pelanggan. Juga dapat dikatakan bahwa produk atau jasa bermutu
tinggi apabila tidak terdapat kelemahan atau tidak ada cacat sedikitpun
baik mutu melalui produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan dimana
mutu adalah suatu kondisi yang bersifat dinamis.
14 Moekijat, Kamus Manajemen , (Bandung: Mandar Maju, 2000) Cet Ke-V, h. 455. 15 Vincent Gaspersz, D.Sc., CFPIM, CIQA, Total Quality Management (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), Cet Ke-4, h. 4. 16 Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), h.2-3.
12
Sedangkan sekolah berasal dari bahasa asing, yaitu “School atau
schule, arti sekolah suatu lembaga pendidikan”.17 Kemudian sekolah
adalah “tempat anak didik mendapat pelajaran yang diberikan oleh guru”.
Pelajaran hendaknya diberikan secara pedagogik dan didaktik. Tujuannya
untuk mempersiapkan anak didik menurut bakat dan kecakapan masing-
masing, agar mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.18
Sekolah merupakan sebuah organisasi, yakni unit sosial yang sengaja
dibentuk oleh beberapa orang yang satu sama lain berkoordinasi dalam
melaksanakan pekerjaannya untuk mencapai tujuan bersama. Sekolah
merupakan sebuah unit sosial, karena didalamnya terdiri dari beberapa
orang yang menyatu bukan oleh faktor kebetulan tapi dengan sebuah
kesengajaan, yakni mereka sengaja untuk menyatu walaupun melakukan
tugas yang berbeda satu sama lain dalam rangka mencapai sebuah tujuan
bersama, yakni mendidik anak-anak dan mengantarkan mereka menuju
pada fase kedewasaan agar mereka mandiri baik secara psikologis,
biologis maupun sosial.
Bukan hanya itu saja sekolah juga sebagai lembaga pendidikan formal,
mempunyai peran memberikan layanan pendidikan kepada warga sekolah.
Sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakat masyarakat yang
secara terencana diserahi tugas untuk mendapatkan pendidikan yang pada
intinya berupa pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai serta sikap yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal di dalam penyelenggaraan
dan pengembangannya diarahkan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional. Sekolah-sekolah dari tingkat dasar sampai perguruan
tinggi, memproses siswa menjadi lulusan yang sesuai dengan apa yang
diharapkan, yaitu sesuai dengan kriteria seperti yang tercantum dalam
tujuan pendidikan nasional Dari kedua pengertian sekolah di atas dapat
disimpulkan bahwa sekolah adalah tempat dimana seorang anak didik di
17 Munandir, Ensiklopedia Pendidikan, (Malang: UM PRESS, 2001) Cet. Ke-1, h. 327-328. 18 Hassan Shadily, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru – Van Hoeve, 1984), h. 3060.
13
didik agar dapat mengembangkan bakat yang dimiliki pada tiap-tiap
jenjang sekolah.
Berdasarkan paparan yang dijelaskan bahwasanya manajemen mutu
sekolah merupakan suatu cara untuk mencapai suatu tujuan dengan
mempunyai tingkat derajat yang baik untuk dapat dilaksanakan dalam
suatu oragnisasi atau lembaga pendidikan yang terstruktur.
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang di ukur dalam satuan
uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan mencapai tujuan tertentu.
Pembiayaan adalah salah satu komponen masukan instrumental
(instrumental input) yang sangat penting dalam menyelenggarakan sebuah
kegiatan, begitu juga dengan pembiayaan pada pendidikan.19
Menurut Dedi Supriadi, biaya (cost) dalam pengertian ini memiliki
cakupan yang sangat luas yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan
dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun
barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang).20
Karena itu pembiayaan sangat vital dalam keberlangsungan tujuan
pendidikan. Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya
yang secara langsung menunjang efektefitas dan efesiensi pengelolaan
pendidikan.21 Dapat diartikan, bahwa pembiayaan yang tidak jelas
penggunaannya adalah merupakan bentuk penyimpangan pada
penggunaan dana pendidikan.
Pembiayaan pendidikan meliputi: (1) biaya investasi, (2) biaya
personal, (3) baiaya operasi. Banyaknya pembiayaan pendidikan ini sudah
sewajarnya dapat dilaksanakan dalam mencapai target pendidikan, yaitu
tujuan pendidikan nasional. Yang menurut sumbernya, biaya pendidikan
dapat digolongkan menjadi 4 jenis, (a) biaya pendidikan yang dikeluarkan
oleh pemerintah, (b) biaya pendidikan yang dikeluarakan oleh masyarakat
19 Harsono, Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007), h. 9. 20 Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-2, h. 3. 21 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT . Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-7, h. 47.
14
orang tua/wali siswa, (c) biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh
masyarakat bukan orang tua/wali siswa, misalnya sponsor dari lembaga
keuangan dan perusahaan dan (d) lembaga pendidikan itu sendiri.
Dalam teori pembiayaan pendidikan, secara makro ataupun mikro,
pembiayaan dapat dibedakan menjadi dua kategori biaya, yaitu:
(1). Biaya pendidikan yang bersifat langsung (direct cost)
Menurut Dedi Supriyadi, biaya langsung (direct cost) adalah segala
pengeluaran yang secara langsung menunjang penyeleggaraan pendidikan.
Itu berarti, pembiayaan itu dikeluaran dalam rangka untuk keperluan
pelaksanaan pengajaran dan belajar siswa, yang secara otomatis
bersentuhan langsung dan menunjang keberhasilan semua kegiatan
sekolah dalam proses belajar mengajar, berapa besaran biaya yang mesti
dikeluarkan orang tua atau anak, mungkin itu berwujud iuran, pembelian
buku, transportasi, alat-alat tulis, sarana belajar dan biaya tranfortasi.
Biaya langsung juga dapat dikatakan sebagai biaya rutin, biaya rutin
adalah biaya yang harus dikeluarakan dari tahun ke tahun, seperti gaji
pegawai (guru dan non guru). Serta biaya operasional, biaya pemeliharaan
gedung, fasilitas, dan alat-alat pengajaran (barang-barang habis pakai).22
(2). Biaya pendidikan yang tidak langsung (indirect cost)
Sedangkan biaya tak langsung merupakan suatu biaya yang menunjang
proses pendidikan tetapi memungkinkan proses pendidikan tersebut terjadi
di sekolah, misalnya; biaya hidup siswa, biaya transfortasi sekolah ke
sekolah, biaya jajan, biaya kesehatan dan harga kesempatan (opportunity
cost).23
Maka biaya (cost) disini memiliki pengertian yang luas, yaitu; bahwa
semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan
pendidikan baik itu dalam bentuk uang ataupun barang dan tenaga (yang
dapat dihargakan dengan uang).
22 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT . Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-7, h. 48. 23 Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. Ke-4, h. 4.
15
Sedangkan berdasarkan sumber-sumbernya, biaya pendidikan pada
tingkat makro (nasional) berasal dari: (1) pendapatan Negara dari ektor
pajak (yang beragam jenisnya), (2) pendapatan dari sector non-pajak,
misalnya dari pemanfaatan sumber daya dan produksi nasional lainnya
yang lazim dikategorikan ke dalam “gas” dan “non migas (3) keuntungan
dari ekspor barang dab jasa, (4) uasaha-usaha Negara lainnya, termasuk
dari divestasi saham pada perusahaan Negara (BUMN), serta (5) bantuan
dalam bentuk hibah (block grant) dan pinjaman luar negeri (lean) baik dari
lembaga-lembaga keuangan internasional (seperti Bank Dunia, ADB, IMF,
IDB dan JICA) maupun pemerintah, baik melalui kerja sama multilateral
maupun bilateral.24
Sedangkan pendekatan unsur biaya (ingredient approach), pengeluaran
sekolah dapat dikategorikan ke dalam beberapa item pengeluaran, yaitu:
(a) Pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran (b) Pengeluaran untuk tata usaha sekolah (c) Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah (d) Administrasi (e) Pembinaan teknis educative, dan (f) Pendataan.25
Dari penjelasan diatas bahwasanya BOMM terhadap pembiayaan
pendidikan termasuk dalam biaya pendidikan langsung, karena
pembiayaan itu dikeluaran dalam rangka untuk keperluan pelaksanaan
pengajaran dan belajar siswa, yang secara otomatis bersentuhan langsung
dan menunjang keberhasilan semua kegiatan sekolah dalam proses belajar
mengajar seperti alat-alat pengajaran (barang habis pakai).
Sedangkan BOMM adalah bantuan yang diberikan kepada sekolah
untuk membiayai kegiatan-kegiatan inovatif (non fisik) dan pengadaan
24 Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar….., h. 5. 25 Nanang Fatah, Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rodakarya, 2002), Cet. Ke-42 h. 24.
16
peralatan pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas
pembelajaran.26
Berdasarkan panduan pelaksanaan BOMM tahun 2009, BOMM
merupakan bantuan untuk mewujudkan pencapaian kualitas proses
pendidikan yang lebih bermartabat. Program BOMM sebagai salah satu
pemenuhan prasarana belajar peserta didik yang diperlukan. BOMM
untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui pengadaan
bahan praktik dan bahan ajar atau modul atau alat bantu pembelajaran.27
BOMM diberikan untuk SMK sebagai mendukung implementasi
operasional manajemen pembelajaran di sekolah. BOMM jenis bantuan
yang diberikan untuk sekolah agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran yang baik dalam rangka penguasaan kompetensi
sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum, yang akhirnya akan
menghasilkan lulusan yang berkualitas.
b. Tujuan BOMM
Adanya BOMM sangat bermanfaat bagi pencapaian tujuan sekolah,
karena BOMM diperntukkan bagi para peserta didik khususnya dan pada
umumnya untuk warga sekolah.
Dengan demikian tujuan BOOM bertujuan untuk meningkatkan proses
pembelajaran melalui pengadaan bahan praktik, bahan ajar , modul atau
alat bantu pembelajaran. BOMM sebagai motivasi sekolah untuk
melakukan reformasi diri sesuai dengan prinsip-prinsip MBS, yaitu fokus
pada mutu, pengelolaan secara jujur dan transparan, perencanaan dan
pengambilan keputusan secara demokratis dengan melibatkan semua
warga sekolah, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan mutu
pendidikan secara berkelanjutan.
26 Pedoman Pelaksanaan BG SMA 2008, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 2009, h. 53, http://dikmenum.go.id/block-grant-2008. 27 Direktorat Pembinaan SMK, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah, departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pelaksanaan tahun 2009 Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM), (Jakarta: 2009), h. 1.
17
c. Kriteria Sekolah Penerima BOMM
BOMM tidak turun begitu saja ke sekolah-sekolah SMU maupun
SMK. Diperuntukkan bagi sekolah yang tidak mendapat dana block grant
BIS USB (Bantuan Imbal Swadaya Unit Sekolah Baru). BIS USB adalah
bantuan pembangunan unit gedung baru untuk penyelenggaraan unit
sekolah baru Negeri yang diberikan kepada kabupaten/kota dalam rangka
perluasaan dan pemerataan pendidikan melalui pemberian layanan
pendidikan SMA dan SMK bagi masyarakat yang membutuhkan.
Pembangunan dilaksanakan secara swakelola oleh pemerintah
kabupaten/kota bersama-sama masyarakat sekitar sebagai pelaksana
pembangunan.
Sanggup mengembangkan program peningkatan mutu yang bersifat
inovatif yang dituangkan di dalam program kerja.
Bagi sekolah yang telah menerima block grant maupun BOMM tahun
sebelumnya, harus sudah menyerahkan laporan kegiatan dan
pertanggungjawaban keuangan.28 Persyaratan penerima BOMM antara
lain:
1) Mengajukan usulan daftar nama siswa ke Dinas pendidikan Provinsi setelah mendapat persetujuan dari Dinas Kab/Kota.
2) Menyerahkan data pokok SMK. 3) Menyampaikan Rencana kegiatan/program dan RAB. 4) Memiliki Rekening sekolah (bukan rekening atas nama pribadi
atau yayasan). 5) Menyampaikan fotocopy Surat pengangkatan Kepala SMK yang
dilegalisir oleh yang berwenang.
Mekanisme Pengajuan dan Penetapan Penerima BantuanMekanisme
pengajuan usulan daftar nama siswa/rencana kegiatan/RAB BOMM
sebagai berikut:
1) Sekolah menyusun usulan daftar nama siswa, rencana kegiatan/ program dan RAB pemanfaatan dana BOMM.
28 Pedoman Pelaksanaan BG SMA 2008, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 2009, h. 54, http://dikmenum.go.id/block-grant-2008.
18
2) Sekolah mengirimkan usulan daftar nama, rencana kegiatan Program dan RAB pemanfaatan dana BOMM tersebut ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk mendapatkan persetujuan.
3) dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan validasi dan koreksi (bila diperlukan) data, selanjutnya diusulkan ke Dinas Pendidikan Provinsi.
4) Dinas Pendidikan Provinsi menerima dan meneliti usulan calon penerima BOMM dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Dinas Pendidikan Provinsi dapat melakukan klasifikasi, baik ke Dinas Pendidikan Kabupaten/kota maupun sekolah.
5) Dinas Pendidikan Provinsi mengeluarkan Surat Keputusan penetapan penerima BOMM bagi SMK berdasarkan hasil penilaian.
6) Dinas Pendidikan provinsi melakukan workshop dan penandatanganan surat perjanjian dengan SMK penerima bantuan.
7) dinas pendidikan Provinsi melakukan penyaluran dana BOMM ke SMK penerima.29
d. Program BOMM
Prioritas Program yang dibiayai dana BOMM antara lain:
1) Pengembangan kreativitas siswa melalui kegiatan lomba/penelitian ilmiah remaja dalam bidang, keilmuan, seni, sosial, olahraga, dan keagamaan.
2) Peningkatan dan pengembangan wawasan bagi warga sekolah dalam rangka pengembangan kultur sekolah yang menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan melalui simposium atau lokakarya di sekolah.
3) Pendayagunaan laboratorium: fisika, kimia, biologi, bahasa, dan komputer.
4) Peningkatan sistem administrasi sekolah dengan komputerisasi. 5) Pengadaan peralatan pendidikan dalam rangka peningkatan mutu. Jenis peruntukan di atas dicantumkan dalam format RAPBS beserta
uraian program/kegiatan sekolah dengan merinci sasaran dan total biaya
per jenis peruntukan. Peruntukan dana tersebut merupakan hasil
kesepakatan bersama antara pihak sekolah dan diketahui oleh komite
sekolah. Pelaksanaan pekerjaan/program bantuan dan pengelolaan dana
bantuan dilakukan secara swakelola oleh pihak sekolah bersama-sama
29 Direktorat Pembinaan SMK, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah, departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pelaksanaan tahun 2009 Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM), (Jakarta: 2009), h. 9.
19
dengan komite sekolah secara jujur, terbuka dan bertanggung jawab sesuai
dengan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah.30
e. Pelaksanaan BOMM
Agar pelaksanaan program BOMM berhasil baik dan dapat
dipertanggung jawabkan, sekolah perlu mentaati hal-hal sebagai berikut:
1) Pengelolaan Program
a) Untuk mengelola program bantuan operasional manajemen mutu,
kepala sekolah secara musyawarah membentuk panitia pelaksana
yang terdiri dari:
1) Kepala sekolah sebagai penanggung jawab program; 2) Wakil kepala sekolah/guru yang relevan sebagai ketua panitia
pelaksana; 3) Guru-guru sebagai penanggungjawab pada setiap kegiatan; 4) Bendahara rutin sekolah atau bendahara yang ditunjuk khusus
oleh kepala sekolah sebagai pengelola keuangan BOMM; b) Komite sekolah berperan dalam memberikan pertimbangan,
pendukung baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun
tenaga; pengontrol kualitas pelaksanaan program; dan sekaligus
sebagai mediator antara pemerintah dengan masyarakat;
c) Program kerja yang sudah direview dan disetujui oleh pemberi
bantuan menjadi acuan dalam pelaksanaan program bantuan;
d) Utamakan kualitas/mutu pelaksanaan program/kegiatan;
e) Mematuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku berkenaan
dengan pelaksanaan program bantuan; Dalam hal melakukan
pengadaan peralatan, sekolah harus mengikuti ketentuan yang
berlaku:
(1) Menyusun rencana pengadaan; (2) Melakukan survei harga; (3) Menyusun harga perkiraan sendiri (HPS); (4) Meminta penawaran harga dari penyedia barang; (5) Membuat surat perintah kerja;
30 Pedoman Pelaksanaan BG SMA 2008, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 2009, h. 54-55, http://dikmenum.go.id/block-grant-2008.
20
(6) Membuat Berita Acara Penerimaan Barang.31 2) Pengelolaan Dana Bantuan
Dana BOMM dikelola oleh bendahara rutin sekolah atau bendahara
yang ditunjuk khusus oleh kepala sekolah untuk mengelola dana block
grant dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a) Pembukuan dilakukan pada buku kas umum sekolah, sedangkan rincian secara detail dibukukan tersendiri pada buku kas pembantu;
b) Pembukuan dana bantuan itu berisi semua transaksi keuangan menurut urutan tanggal transaksi dan disertai bukti pembayaran pengeluaran (kuitansi) yang ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendaharawan;
c) Pembukuan ditutup pada setiap akhir bulan dan ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendahara sekolah/bendahara yang ditunjuk;
d) Menyimpan dokumen pengeluaran secara tertib, rapi dan lengkap ; e) Pengelolaan dana bomm berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan
keuangan negara. 3) Pelaporan
Sekolah penerima dana BOMM wajib menyusun laporan pelaksanaan
program dan pengelolaan keuangan yang disampaikan kepada pemberi
bantuan per semester dengan tembusan kepada kepala dinas pendidikan
kabupaten/kota setempat.32
Tujuan dari pelaporan BOMM untuk mengetahui persyaratan yang
telah diberikan oleh pemerintah serta tidak terjadi kesalah pahaman
untuk penyaluran yang dibutuhkan sekolah.
Laporan pelaksanaan program BOMM yang disusun harus dapat
memberikan data dan informasi lengkap, jelas dan akurat tentang
keseluruhan proses yang telah dilakukan.
a) Laporan dari sekolah terdiri atas
(1) Laporan Awal
Laporan awal harus menjelaskan tentang:
(a) Perencanaan kegiatan dan Jadwal Kegiatan (b) Susunan Tim Pelaksana (c) RAB seluru kegiatan
31 Pedoman Pelaksanaan BG SMA 2008….., h. 55-56. 32 Pedoman Pelaksanaan BG SMA 2008….., h. 56.
21
(d) Rencana Penyerapan dana Bantuan (e) Daftar nama siswa penerima
(2) Laporan Perkembangan
Laporan perkembangan harus menjelaskan tentang:
(a) Realisasi kegiatan target yang direncanakan (b) Realisasi pengeluaran dana atas target yang direncanakan (c) Gambaran mengenai kontribusi masyarakat (d) Masalah yang dihadapi dan upaya penyelesaian
(3) Laporan Akhir
Laporan akhir pelaksanaan harus menjelaskan tentang:
(a) Realisasi seluruh kegiatan (b) Realisasi pengeluaran dana (c) Kontribusi masyarakat (bila ada) (d) Masalah yang dihadapi dan upaya menanggulanginya.
b) Laporan Provinsi
Laporan pendidikan provinsi menyusun resume laporan pelaksanaan
kegiatan BOMM seluruh SMK dalam bentuk laporan akhir, memuat
data kuantitatif dan kualitatif hasil pelaksanaan program. Laporan
akhir disampaikan kepada Direktur Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan.33
2. MUTU PEMBELAJARAN
a. Pengertian Mutu Pembelajaran
Berdasarkan penjelasan di atas mutu adalah terpenuhinya harapan
pelanggan ketika pelanggan tersebut membutuhkan suatu produk atau
layanan (jasa). Suatu produk atau jasa dikatakan bermutu atau berkualitas
apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada pelanggan. Juga
dapat dikatakan bahwa produk atau jasa bermutu tinggi apabila tidak
terdapat kelemahan atau tidak ada cacat sedikitpun baik mutu melalui
33 Direktorat Pembinaan SMK, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah, departemen Pendidikan Nasional, Panduan Pelaksanaan tahun 2009 Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM), (Jakarta: 2009), h. 13-14.
22
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan dimana mutu adalah suatu
kondisi yang bersifat dinamis.
Menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,
dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.34
Sedangkan menurut M. Sobry Sutikno dalam pengertian lain pembelajaran
adalah “usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber
belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa (Arief. S. Sadiman, et
al., 1990)35
Pembelajaran pada dasarnya menitik beratkan pada tingkah laku siswa
atau perbuatan sebagai output (keluaran) pada diri siswa yang dapat
diamati. Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan
tetapi proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan
yang dicapai. Selain itu pembelajaran merupakan segala upaya yang
dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa.
Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir siswa dan dapat meningkatkan penguasaan yang baik
terhadap materi pembelajaran.
b. Dimensi Mutu
Ada delapan dimensi kualitas yang dikembangkan Garvin dan dapat
digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis, terutama
untuk produk manufaktur. Dimensi-dimensi tersebut adalah:
1) Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti. 2) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik
sekunder atau pelengkap. 3) Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami
kerusakan atau gagal dipakai.
34 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 19955), Cet. Ke-1, h. 57. 35 M. Sobry Sutikno,, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, (Mataram: NTP Press, 2007), Cet. Ke-2, h. 49.
23
4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
5) Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.
6) Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi; penanganan keluhan yang memuaskan.
7) Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. 8) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan
reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Bila dimensi-dimensi di atas lebih banyak diterapkan pada
perusahaan manufaktur, maka berdasarkan berbagai penelitian
terhadap beberapa jenis jasa, Zeithmal, Berry dan Parasuraman (1985)
berhasil mengidentifikasi lima kelompok karakteristik yang digunakan
pleh para pelanggan dalam mengevaluasi kualitas jasa, yaitu:
1. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.
2. Kehandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan.
3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
4. Jaminan (assurance), mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya, risiko tau keragu-raguan.
5. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan para pelanggan.36
c. Komponen-Komponen Pembelajaran
Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan pembelajaran mengandung
sejumlah komponen, yang meliputi:37
1) Tujuan
Tujuan merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari
pelaksanaan pembelajaran. Tidak ada suatu pembelajaran yang
diprogamkan tanpa tujuan, karena hal ini merupakan kegiatan yang 36 Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), h.5-6. 37 Syaiful Bahri Djmarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Cet. Ke-3, h. 48.
24
tidak memiliki kepastian dalam menentukan arah, target akhir dan
prosedur yang dilakukan.
Tujuan adalah komponen yang dapat mempengaruhi komponen
pengajaran yang lainnya seperti bahan pelajaran, kegiatan belajar
mengajar, pemilihan metode, alat, sumber, dan alat evaluasi.
2) Bahan Pelajaran
Menurut Syaiful Bahri Djamarah bahan adalah substansi yang akan
disampaikan dalam proses edukatif. Tanpa bahan pelajaran proses
interaksi edukatif tidak berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar
pasti mempelajari dan mempersiapkan bahan pelajaran yang akan
disampaikan kepada anak didik. Bahan pelajaran adalah “unsur inti
dalam kegiatan interaksi edukatif. Karena harus diupayakan untuk
dikuasai oleh anak didik”.38
Bahan pelajaran merupakan materi yang terus berkembang secara
dinamis seiring dengan kemajuan dan tuntutan perkembangan
masyarakat. Oleh karena itu, bahan pelajaran yang diterima anak didik
harus mampu merespon setiap perubahan dan mengantisipasi setiap
perkembangan yang akan terjadi di masa depan.
Dengan demikian bahan pelajaran merupakan komponen yang
tidak bisa diabaikan dalam pengajaran, sebab bahan pelajaran
merupakan inti dalam proses belajar mengajar.
3) Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan,
segala sesuatu yang telah diprogamkan akan dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan
anak didik terllibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran
sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu peserta didiklah yang aktif,
bukan guru.39
38 Syaiful Bahri Djmarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-1, h. 17-18. 39 Syaiful Bahri Djmarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Cet. Ke-3, h. 51-52.
25
4) Metode
Metode adalah “suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan”. Dalam kegiatan belajar mengajar metode
sangat diperlukan oleh guru, dan penggunaannya bervariasi sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.40
5) Alat
Alat merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran. Dalam proses pengajaran alat mempunyai
fungsi sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan.
Alat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat verbal dan alat Bantu
non verbal. Alat Bantu vrbal berupa suruhan, perintah, larangan dan
sebagainya. Sedangkan alat Bantu non verbal berupa globe, papan
tulis, batu kapur, gambaran, diagram, slide, video dan sebagainya.41
6) Sumber Belajar
Ahmad Rohani berpendapat bahwa: Sumber belajar adalah segala
apa (daya, lingkungan, pengalaman) yang (dapat) dipergunakan dan
mendukung proses/kegiatan pengajaran secara lebih efektif dan dapat
memudahkan pencapaian tujuan pengajaran/belajar, tersedia (sengaja
disediakan/dipersiapkan), baik yang langsung/tidak langsung, baik
konkret/ yang abstrak.42
7) Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu tindakan atau proses untuk menentukan
nilai dari sesuatu, sedangkan menurut Roestiyah evaluasi adalah
“kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya
mengenai kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dari hasil
belajar siswa guna mendorong atau mengembangkan kemampuan
belajar.43
40 Syaiful Bahri Djmarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar….., h. 53. 41 Syaiful Bahri Djmarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar….., h. 54. 42 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet. Ke-2, h. 164. 43 Roestiyah, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), Cet. Ke-3, h. 85.
26
Oleh karena itu, evaluasi berperan sebagai barometer untuk
mengukur tercapai atau tidaknya tujuan yang telah ditetapkan.
d. Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pembelajaran
Pendidikan secara umum dan pembelajaran pada khususnya senantiasa
berada dalam suatu lingkungan yang turut serta mempengaruhi terhadap
bekerjanya sistem pendidikan maupun sistem pembelajaran. dengan
demikian beberapa factor yang mempengaruhi terhadap kesuksesan
pembelajaran adalah:
1) Faktor Guru
Dalam sistem pembelajaran faktor guru menjadi salah satu sumber
pembelajaran yang dimiliki peran penting. Dari benerapa hasil
penelitian dimana para siswa ketergantungan pada faktor guru
masih cukup tinggi dalam aktivitas pembelajaran.
2) Faktor Siswa
Menurut Dunkin, faktor siswa terdapat beberapa aspek yang
mempengaruhi system pembelajaran yaitu: kondisi latar belakang
pengalaman siswa, karakteristik dan sifat yang melekat dimiliki
oleh setiap individu siswa.44
3) Faktor Sarana dan Fasilitas
Sarana dan fasilitas yang mendukung terhadap proses
pembelajaran. Tersedianya media pembelajaran yang berfungsi
sebagai alat untuk membantu kemudahan belajar bagi siswa sangat
mempengaruhi terhadap system pembelajaran. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi kualitas pembelajaran sangat
signifikan, bagi siswa yang dapat memanfaatkan berbagai sumber
pembelajaran secara optimal maka akan sangat menentukan
kualitas siswa tersebut baik dilihat dari proses maupun hasil
pembelajaran yang diperolehnya.
44 Dadang Sukirman dan Nana Jumhana, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: UPI PRESS, 2006), h. 15.
27
4) Faktor Lingkungan
Seperti telah banyak dibahas oleh beberapa ahli pendidikan bahwa
pembelajaran adalah perubahan perilaku siswa karena adanya
interaksi dengan lingkungan pembelajaran. Oleh karena itu, sangat
jelas bahwa faktor lingkungan termasuk salah satu elemen yang
mempengaruhi sistem pembelajaran.45
45 Dadang Sukirman dan Nana Jumhana, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: UPI PRESS, 2006), h. 15-16.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Dalam penilitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui Pengaruh
Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Terhadap Peningkatan Mutu
Pembelajaran.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus yang
telah menerima program BOMM sejak tahun 2007-2009. Sekolah beralamat
di Jl. Kana Lestari Blok K/I, Lebak Bulus, Jakarta - Selatan.
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan 16 November 2009 sampai
dengan 11 Januari 2010.
C. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari
fenomena obyek yang diteliti. Penelitian deskritif ini digunakan untuk
mengetahui gambaran Pengaruh BOMM Terhadap Peningkatan Mutu
Pembelajaran di SMK Al-Hidayah Lestari.
29
D. Sumber Data Dimaksudkan dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari
mana data diperoleh. Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh guru SMK
Al-Hidayah Lestari berjumlah 25 orang guru. Mengadakan Tanya jawab
dengan beberapa pihak yang berkepentingan diantaranya: kepala sekolah,
wakil bidang kesiswaan dan tim panitia BOMM.
E. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data antara lain :
a. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.1 Dalam studi lapangan ini penulis
mengumpulkan data melalui angket yang disebarkan kepada seluruh guru.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap
muka antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau
penjawab (interviewee).2 Wawancara dilakukan penanya dengan
menggunakan pedoman wawancara. Dalam hal ini penulis mengadakan
wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
dan tim panitia BOMM sekolah SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prestasi, nilai ebtanas, nilai
raport, notulen rapat, dan sebagainya.3
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Cet Ke-13, h.151. 2 Prof. H. D. Sudjana S, Manajemen Program Pendidikan, (Bandung: Falah Production, 2000), h. 316.
3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Cet Ke-13, h.158.
30
Tabel 1
Kisi-kisi Angket Pengaruh BOMM Terhadap
Peningkatan Mutu Pembelajaran
No Variabel Aspek/Dimensi Indikator No. Item Jumlah
1. Bantuan
Operasional
Manajemen
Mutu
1. Program
BOMM
a. Pengembangan kreativitas siswa
b. Peningkatan pengembangan bagi warga sekolah
c. Pendayagunaan laboratorium
d. Peningkatan sistem administrasi
e. Pengadaan peralatan pendidikan
1, 2
3, 4 5 6
7, 8
2 2 1 1 2
2. Pelaksanaan
BOMM
a. Pengelolaan program BOMM
b. Pengelolaan dana bantuan
c. Pelaporan BOMM
9, 10, 11, 12, 13
14, 15, 16, 17, 18
19, 20, 21, 22
5
5 4
3. Pembelian
bahan habis
pakai
a. Buku b. Alat tulis c. Bahan pratikum
23 24 25
1 1 1
4. Manfaat
BOMM
a. Membantu siswa b. Pembiayaan
sekolah terbantu c. Tersedia dana
untuk kegiatan pembelajaran
26 27, 28
29, 30
1 2 2
Jumlah 30
31
d. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut :
a. Editing
Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah
diserahkan oleh responden. Jadi setelah angket diisi oleh responden dan
diserahkan kepada penulis, kemudian penulis memerikasa satu persatu
angket tersebut. Bila ada jawaban yang diragukan atau tidak dijawab,
maka penulis menguhubungi responden yang bersangkutan untuk
menyempurnakan jawabannya.
Tujuan dari editing adalah mengurangi kesalahan atau kekurangan yang
ada pada daftar pertanyaan yang telah diselesaikan.
b. Skoring
Tahap selanjutnya adalah memberikan skor butir-butir pernyataan yang
terdapat dalam angket. Pemberian skor ini dilakukan dengan
memperhatikan jenis data yang ada, karena terdapat 4 butir jawaban yaitu:
selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. Penulis memberikan skor nilai
4 untuk jawaban selalu, 3 untuk jawaban sering, 2 untuk jawaban kadang-
kadang, dan 1 untuk jawaban tidak pernah.
c. Tabulating
Setelah diketahui skor setiap indikatornya maka seluruh data
tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui
hasil penghitungannya.
2. Teknik Analisa Data
Untuk menganalisis setiap variabel digunakan teknik analisa secara
deskriptif, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
f
P = X 100%
N
32
Keterangan :
P = Angka persentase
f = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah responden4
Tabel 2
Tafsiran Persentase
NO Persentase % Penafsiran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
100
90-99
60-89
51-59
50
40-49
10-39
1-9
0
Seluruhnya
Hampir Seluruhnya
Sebagian Besar
Lebih dari Setengah
Setengahnya
Hampir setengahnya
Sebagian Kecil
Sedikit Sekali
Tidak Sama sekali
Dari data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu
dibahas selanjutnya adalah nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui kondisi atau gambaran masing-masing aspek
yang diteliti berdasarkan jawaban responden. Untuk menentukan presentase,
digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan
mengalikan jumlah item pernyataan dengan skor tertinggi.
b. Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata
sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.
c. Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus:5
4 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PTRaja Grafindo Persada,
2005, Cet. Ke-15, h. 43.
33
P = NS x 100%
NH
Dalam memberikan interpretasi atas nilai rata-rata yang diperoleh
digunakan pedoman interpretasi yang dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3
Interpretasi Nilai Pengaruh Bantuan Operasional Manajemen Mutu
(BOMM) Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran
di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus
No Interval Skor Kategori
1. 76 – 100 % Baik
2. 56 – 75 % Cukup Baik
3. 41 – 55 % Kurang Baik
4. 40 % Tidak Baik
5 Siti Zahronah, “Usaha-usaha Sekolah dalam Menanamkan Disiplin Siswa”, Skripsi
Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), hlm. 69-70, t.d.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus 1. Sejarah Singkat SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus
SMK Al-Hidayah Lestari adalah sekolah menengah kejuruan swasta
kelompok Bisnis Manajemen berlokasi di Lebak Bulus Jakarta selatan.
Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Al Hidayah,
berdasarkan akta notaris Raden Soeryo Wongsowijoyo. SMK Al Hidayah
Lestari mulai melakukan KBM pada tahun ajaran 1993 / 1994, disahkan
berdasarkan surat keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor
keputusan 017/101.A1/I/95 tentang persetujuan penyelenggaraan sekolah
swasta.
SMK Al Hidayah Lestari terdiri dari tiga jurusan atau program keahlian
yaitu akuntansi, sekretaris dan manajemen bisnis (penjualan). Didirikan pada
tahun 1993 dan telah meluluskan XIII angkatan.12 lokal berdiri di atas tanah
seluas 1700M2 resmi dibangun pada tanggal 19 juli 1993 dan terakreditasi “B”
pada tahun 2008. Setelah itu mendapatkan akreditasi “A” pada tahun 2009.
SMK Al-Hidayah Lestari berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan
Islam Al-Hidayah, Yayasan ini mempunyai luas tanah 2500M2. Yayasan ini
telah melaksanakan kegiatan pendidikan berupa pendidikan kanak-kanak
35
(TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK).
Program studi di SMK Al-Hidayah Lestari merupakan program studi yang
langsung berkenaan dengan kebutuhan dunia kerja dewasa ini. Program studi
tersebut adalah Program Studi Akuntansi, Program Studi Administrasi dan
Program Studi Penjualan. Siswa yang mendaftar dan masuk di SMK Al-
Hidayah Lestari selalu mengalami fluktuasi (naik-turun). Tahun ajaran 2009
459 murid sedangkan tahun 2008 siswa yang diterima masuk di SMK Al-
Hidayah Lestari sekitar 134 murid.
2. Visi dan Misi
SMK Al-Hidayah Lestari yang beralamat di Jl. Kana Lestari Blok K /
Lebak Bulus Jakarta Selatan Telp. 766 1343 mempunyai visi “mewujudkan
SMK Al-Hidayah Lestari sebagai sekolah yang mandiri dan profesional dalam
menciptakan sumber daya manusia yang islami, religius dan berwawasan
sesuai tuntutan dunia usaha”. Sedangkan misinya adalah:
a. Menghasilkan siswa / siswi yang sholeh dan sholehah.
b. Menyiapkan tenaga kerja yang trampil.
c. Menyiapkan tenaga kerja yang berkualitas dan profesional.
d. Memberi bekal keterampilan produktif, mengubah status manusia
konsumen menjadi manusia yang produktif.
e. Memberikan kemampuan dasar sebagai bekal pengembangan kualitas
dirinya.
Selain itu juga terdapat visi dan misi untuk masing-masing jurusan, yaitu:
Visi dan Misi Program Kejuruan Administrasi Perkantoran SMK Al-
Hidayah Lestari. Visi mewujudkan lulusan program keahlian administrasi
perkantoran yang mandiri dan professional. Sedangkan misinya adalah:
a. Menyiapkan tenaga kerja yangtrampil dibidang administrasi perkantoran.
b. Memberikan kemampuan dasar sebagai bekal pengembangan kualitas
dirinya.
36
c. Memberikan kemampuan dasar di bidang administasi perkantoran agar
dapat diterima di dunia usaha / dunia industri.
Visi dan misi Program Kejuruan Akuntansi SMK Al-Hidayah Lestari. Visi
Mewujudkan lulusan program keahlian akuntansi yang mandiri dan
professional. Sedangkan misinya adalah:
a. Menyiapkan tenaga kerja yang trampil dibidang akuntansi.
b. Memberikan kemampuan dasar sebagai bekal pengembangan kualitas
dirinya.
c. Memberikan kemampuan dasar di bidang akuntansi agar dapat diterima di
dunia usaha / dunia industri.
Visi dan Misi Program Kejuruan Penjualan SMK Al-Hidayah Lestari. Visi
Mewujudkan lulusan program keahlian penjualan yang mandiri dan
professional. Sedangkan misinya adalah:
a. Menyiapkan tenaga kerja yang trampil dibidang penjualan
b. Memberikan kemampuan dasar sebagai bekal pengembangan kualitas
dirinya
c. Memberikan kemampuan dasar di bidang penjualan agar dapat diterima di
dunia usaha / dunia industri
3. Keadaan Guru, Siswa, dan Karyawan
a. Keadaan Guru
Tenaga pengajar yang berada di SMK Al-Hidayah Lestari ini terdiri
dari 16 orang laki-laki dan 13 orang wanita. Latar belakang pendidikan
tenaga pengajar SMK Al-Hidayah Lestari ini lulusan dari berbagai
perguruan tinggi negeri maupun swasta yang mengajar sesuai dengan
keahlian yang dimiliki (lihat lampiran 4).
37
Tabel 4 Data Tenaga Pendidik
NO JENIS KELAMIN D2 D3 S1 S2 JUMLAH
1 LAKI-LAKI - 3 12 - 15
2 PEREMPUAN - 2 12 - 14
JUMLAH - 5 24 - 29
b. Keadaan Siswa
Jumlah siswa SMK Al-Hidayah Lestari pata tahun ajaran
2009/2010 adalah 459 siswa dengan 195 siswa laki-laki dan 264 siswa
perempuan.
Tabel 5
Data Keadaan Siswa SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus
KELAS SISWA LAKI –LAKI PEREMPUAN JUMLAH
I 78 106 184
II 38 72 110
III 79 86 165
JUMLAH 195 264 459
c. Keadaan Staf dan Karyawan
Untuk membantu kelancaran administrasi sekolah, staf dan
karyawan yang berada di SMK Al-Hidayah Lestari ini berjumlah 4
orang laki-laki dan 1 orang pesuruh. Terdiri dari. Staf yang berada di
SMK Al-Hidayah Lestari ini ada beberapa bagian, tiap bagian sudah
ada seseorang yang mengerjakan tugasnya masing-masing (lihat
lampiran 5).
38
Tabel 6 Data Staf & Karyawan
NO JENIS KELAMIN SMU D2 D3 S1 JUMLAH
1 LAKI-LAKI 3 - 1 1 5
2 PEREMPUAN - - - - -
JUMLAH 3 - - - 5
4. Kurikulum yang digunakan
Untuk membantu menyesuaikan pendidikan yang ada sekarang ini
SMK Al-Hidayah Lestari ini menggunakan kurikulum KTSP. Hal ini
dimaksudkan agar tidak tertinggal dengan sekolah-sekolah lain yang
setingkat dalam menyesuikan program pendidikan.
SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus menggunakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sudah mulai dilaksanakan pada tahun
pelajaran 2007/2008. SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus telah
menerapkan kurikulum tersebut untuk semua kelas program jurusan
Sekretaris, Akuntansi dan Penjualan. SMK Al-Hidayah Lestari ini
menerapkan kurikulum yang tidak berbeda dengan SMA/MAN yaitu
kurikulum yang diperkarya dengan 9 jam pelajaran untuk hari senin
sampai kamis, 6 jam pelajaran untuk hari jum’at dan hari Sabtu hanya 4
jam pelajaran. Sisa waktu di hari Sabtu digunakan untuk berbagai
kegiatan Ekstra Kurikuler atau Pengembangan Diri.
5. Struktur Organisasi
Sedangkan tugas dan fungsi dari masing-masing bagian pada stuktur
organisasi ini adalah :
a. Kepala Sekolah
Kepala sekolah berfungsi sebagai EMASLIM, yaitu Edukator, Manager,
Administrator, Supervisor, Leader, Inovator dan Motivator.
39
a. Selaku Edukator, Kepala sekolah melakukan pembinaan dan membimbing
semua personil bagi peningkatan mutu pencapaian tujuan pendidikan yang
telah diterapkan.
b. Selaku Manager, Kepala sekolah menjalankan fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan, penyusunan anggaran belanja sekolah,
pemantauan terhadap semua personil dan memberikan dorongan,
menimbulkan semangat kerja.
c. Selaku Administrator, Kepala sekolah adalah pemimpin, penanggung
jawab tunggal, pengatur, pengambil keputusan penting terhadap hal-hal
yang menyangkut penentuan pokok dan perlakuan yang berlaku.
d. Selaku Supervisor, Kepala sekolah merupakan pengawas utama,
pengontrol utama, penyelia, dan pemeriksa tertinggi di sekolah.
e. Selaku Leader, Kepala sekolah adalah pemimpin yang memiliki
kepribadian yang kuat, serta pemahaman terhadap visi dan misi.
f. Selaku Inovator, Kepala sekolah mampu mencari atau menemukan
gagasan baru demi pembaharuan sekolah.
g. Selaku Motivator, Kepala seklah mampu mengatur lingkungan kerja baik
fisik maupu non fisik serta mampu menerapkan prinsip penghargaan atau
hukuman.
b. Wakil Kepala Sekolah
a. Mewakili kepala sekolah pada saat kepala sekolah tidak berada di sekolah.
b. Membantu kepala sekolah dalam membina tugas-tugas pokok guru bidang
studi atau mata pelajaran.
c. Melaksanakan tugas-tugas pertanggungjawaban yang berhubungan dengan
kurikulum, kesiswaan, administrasi dan hubungan masyarakat.
d. Membantu kepala sekolah menyusun rencana harian, mingguan, bulanan
dan tahunan.
e. Membantu kepala sekolah menentukan dan menetapkan kebijaksanaan-
kebijaksanaan tugas personil sekolah.
40
f. Membantu kepala sekolah dalam pelaksanaan koordinasi tugas guru piket,
wali kelas, pembina upacara, pengangkatan wali kelas, guru pembina, guru
bimbingan penyuluhan (BP).
g. Membantu kepala sekolah dalam hal supervisi maupun monitoring di
lingkungan sekolah.
c. Komite Sekolah
a. Membantu kelacaran proses pendidikan.
b. Membantu peningkatan mutu.
c. Mengadakan sarana prasarana sekolah (Kegiatan Belajar Mengajar atau
KBM).
d. Membantu kesejahteraan guru.
d. Tata Usaha
Sistem Administrasi Sekolah (SAS) dlaksanakan secara khusus oleh staff
urusan administrasi yang dipimpin oleh seorang kepala urusan tata usaha.
Ketata usahaan sekolah mencakup keseluruhan kegiatan yang bersifat
administrasi, yaitu :
a. Kegiatan administrasi umum.
b. Kegiatan administrasi kurikuler.
c. Kegiatan administrasi kesiswaan.
d. Kegiatan administrasi kepegawaian.
e. Kegiatan administrasi kelengkapan dan peralatan.
f. Kegiatan administrasi hubungan masyarakat kelembagaan.
e. Koordinator Perpustakaan.
Perpuatakaan merupakan pusat dan sumber informasi, baik bersifat fisik
maupun non fisik, kedudukan perpustakaan sangat strategis bagi siswa dan
guru karena secara langsung sangat bermanfaat untuk :
a. Menggali ilmu pengetahuan, menambah bahan acuan, memmperalam
materi pokok bahasan dari suatu mata pelajaran, objek penelitian ilmiah.
b. Membentuk sikap pribadi mengembangkan daya nalar, mental dan moral
karena itu uraian tugas pengelola perpustakaan adalah :
41
1. Administrasi dan inventarisasi.
2. Pelayanan dan tanggung jawab.
f. BP/BK
a. Menyusun struktur organisasi bimbingan dan penyuluhan.
b. Menyusun program dan melaksanakan program kerja BK.
c. Meneliti absensi siswa dan kemapuan belajar.
d. Mengkomunikasikan program BK kepada seluruh staff sekolah.
e. Membuat instrumen pengumpulandata siswa (angket, pedoman,
wawancara test)
f. Melaksanakan pengumpulan data.
g. Memberi penerangan kepada siswa.
h. Penempatan siswa pada posisi yang tepat.
i. Memberikan penyuluhan kepada siswa.
j. Melaksanakan studi khusus.
k. Melaksanakan bimbingan kelompok.
l. Diagnosis kesulitan belajar dan usaha pemberian bantuan.
m. Kerjasama dengan guru dalam hal pemahaman siswa, penilaian, kegiatan
pengajaran.
n. Pengadministrasian pelajaran BK.
g. Wali Kelas
a. Meneliti absensi siswa dan kemampuan belajar.
b. Memberikan pengarahan siswa.
c. Membantu kesulitan siswa dalam hal belajar mengajar.
h. Guru Mata Pelajaran
a. Membuat rencana pengajaran.
b. Melaksanakan KBM.
c. Melaksanakan evaluasi pembelajaran.
d. Menilai hasil evaluasi.
i. Pembina Osis
a. Menyususun jadwal pembina upacara.
b. Mengadakan kegiatan LDKS.
42
c. Mengadakan upacara hari besar nasional.
d. Memberdayakan potensi kepemimpinan siswa.
e. Penanggung jawab kegiatan ekstrakurikuler.
j. Penanggung Jawab Lab
a. Menyusun program pengembangan alat-alat laboratorium.
b. Merencanakan pengadaan dan pemeliharaan alat-alat, bahan praktikum
dan ruang praktek.
c. Menyesuaikan program kegiatan praktikum dengan kegiatan praktikum
dengan kegiatan kurikulum.
d. Bertanggung jawab atas hilangnya alat-alat praktikum.
e. Memberi usul dan saran kepada sekolah tentang perkembangan dan
peningkatan kegiatan laboratorium.
f. Membuat laporan bulanan dan tahunan kepada kepala sekolah tentang
keadaan perkembangan laboratorium (lihat lampiram 6).
6. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak
Bulus pada saat ini cukup baik yang digunakan untuk proses belajar
mengajar, baik yang berbentuk fisik maupun non fisik sehingga proses
belajar mengajar dapat berjalan dengan baik tanpa mengalami hambatan.
Sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak
Bulus adalah sebagai berikut (lihat lampiran 2).
43
B. Deskripsi Data
1. Data Hasil Angket Hasil angket dimasukkan dalam tabulasi yang merupakan proses mengubah
data dan instrumen pengumpulan data (angket) menjadi tabel-tabel angka
(prosentase), dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:
Tabel 7
Pengembangan Kreativitas Siswa
Kategori F Prosentase (%)
Ya 10 40%
Tidak 15 60%
Jumlah 25 100%
Dalam meningkatkan mutu pembelajaran dengan baik, peserta didik
tidak hanya menuntut ilmu yang telah diberikan dari guru. Oleh
karenanya peserta didik dapat mengembangkan keterampilan atau
kreativitas yang dimiliki
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 40% responden
menyatakan ya dan sebesar 60% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sebagian besar guru tidak menggunakan dana BOMM untuk
pengembangan kreativitas siswa.
Tabel 8
Mengadakan Kegiatan Ekstrakurikuler
Kategori F Prosentase (%)
Ya 8 32%
Tidak 17 68%
Jumlah 25 100%
44
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 32% responden
menyatakan ya dan sebesar 68% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sebagian besar guru tidak menggunakan dana BOMM untuk
mengadakan ekstrakurikuler.
Tabel 9
Meningkatkan Wawasan Guru Melalui Pelatihan
Kategori F Prosentase (%)
Ya 3 12%
Tidak 2 88%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 12% responden
menyatakan ya dan sebesar 88% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sedikit sekali guru menggunakan dana BOMM untuk
meningkatkan wawasan guru melalui pelatihan.
Tabel 10
Meningkatkan Wawasan Guru Melalui Study Tour
Kategori F Prosentase (%)
Ya 3 12%
Tidak 22 88%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 12% responden
menyatakan ya dan sebesar 88% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sedikit sekali guru menggunakan dana BOMM untuk
meningkatkan wawasan guru melalui study tour.
45
Tabel 11
Pendayagunaan Laboratorium
Kategori F Prosentase (%)
Ya 15 60%
Tidak 10 40%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 60% responden
menyatakan ya dan sebesar 40% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sebagian besar guru menggunakan dana BOMM untuk
pendayagunaan laboratorium.
Tabel 12
Peningkatan Sistem Administrasi Sekolah
Kategori F Prosentase (%)
Ya 14 56%
Tidak 11 44%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 56% responden
menyatakan ya dan sebesar 44% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, lebih dari setengah guru menggunakan dana BOMM untuk
peningkatan system administrasi sekolah.
46
Tabel 13
Pengadaan Sumber Belajar
Kategori F Prosentase (%)
Ya 16 64%
Tidak 9 36%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 64% responden
menyatakan ya dan sebesar 36% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sebagian besar guru menggunakan dana BOMM untuk
pengadaan sumber belajar.
Tabel 14
Pengadaan Peralatan
Kategori F Prosentase (%)
Ya 18 72%
Tidak 7 28%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 72% responden
menyatakan ya dan sebesar 28% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sebagian besar menggunakan dana BOMM untuk pengadaan
peralatan.
47
Tabel 15
Membentuk Panitia Pengelolaan BOMM
Kategori F Prosentase (%)
Ya 20 80%
Tidak 5 20%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 80% responden
menyatakan ya dan sebesar 60% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sebagian besar guru menggunakan dana BOMM untuk
membentuk panitia pengelolaan BOMM.
Tabel 16
Komite Sekolah Berperan Dalam Pelaksanaan Program BOMM
Kategori F Prosentase (%)
Ya 14 56%
Tidak 11 44%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 56% responden
menyatakan ya dan sebesar 44% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, lebih dari setengah guru menggunakan dana BOMM untuk
komite sekolaha berperan dalam pelaksanaan program BOMM.
48
Tabel 17
Mengetahui Program-Program BOMM
Kategori F Prosentase (%)
Ya 19 76%
Tidak 6 24%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 76% responden
menyatakan ya dan sebesar 24% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sebagian besar guru menggunakan dana BOMM untuk
mengetahui program-program BOMM.
Tabel 18
Program BOMM Mengutamakan Kualitas
Kategori F Prosentase (%)
Ya 16 64%
Tidak 9 36%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 64% responden
menyatakan ya dan sebesar 36% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sebagian besar guru menggunakan dana BOMM untuk
mengutamakan kualitas program BOMM.
49
Tabel 19
Program Kerja Sekolah
Kategori F Prosentase (%)
Ya 15 60%
Tidak 10 40%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 60% responden
menyatakan ya dan sebesar 40% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sebagian besar guru menggunakan dana BOMM untuk
program kerja sekolah.
Tabel 20
BOMM Dikelola Oleh Bendahara
Kategori F Prosentase (%)
Ya 13 52%
Tidak 12 48%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 52% responden
menyatakan ya dan sebesar 48% responden menyatakan tidak. Lebih
dari setengah guru menggunakan BOMM dikelola oleh bendahara.
Tabel 21
Bendahara Rutin Mengelola Dana BOMM
Kategori F Prosentase (%)
Ya 16 64%
Tidak 9 36%
Jumlah 25 100%
50
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 64% responden
menyatakan ya dan sebesar 36% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sebagian besar guru menggunakan dana BOMM untuk
mengelola dana BOMM secara rutin oleh bendahara.
Tabel 22
Pengelolaan Dana BOMM Disalurkan Sesuai Prosedur
Kategori F Prosentase (%)
Ya 21 84%
Tidak 4 16%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 84% responden
menyatakan ya dan sebesar 16% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sebagian besar guru menggunakan dana BOMM untuk
pengelolaan dana BOMM disalurkan sesuai prosedur.
Tabel 23
Pembukuan Dana BOMM Dilakukan Pada Buku Kas Umum
Sekolah
Kategori F Prosentase (%)
Ya 22 88%
Tidak 3 12%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 88% responden
menyatakan ya dan sebesar 12% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sebagian besar guru menggunakan dana BOMM untuk
pembukuan dana BOMM dilakukan pada buku kas umum.
51
Tabel 24
BOMM Dilaksanakan Berdasarkan Prinsip-Prinsip Pengelolaan
Keuangan
Kategori F Prosentase (%)
Ya 15 60%
Tidak 10 40%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 60% responden
menyatakan ya dan sebesar 40% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sebagian besar guru menggunakan dana BOMM untuk
dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan.
Tabel 25
Sekolah Menyusun Laporan Pelaksanaan Program Dana BOMM
Kategori F Prosentase (%)
Ya 9 36%
Tidak 16 64%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 36% responden
menyatakan ya dan sebesar 64% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sebagian besar guru tidak menggunakan dana BOMM untuk
menyusun laporan pelaksanaan program dana BOMM.
52
Tabel 26
Laporan Pelaksanaan Dana BOMM Disusun Per Semester
Kategori F Prosentase (%)
Ya 17 68%
Tidak 8 32%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 68% responden
menyatakan ya dan sebesar 32% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sebagian besar guru menggunakan dana BOMM untuk
laporan pelaksanaan dana BOMM disusun per semester.
Tabel 27
Pelaporan Dana BOMM Mengetahui Persyaratan Yang Diberikan
Oleh Pemerintah
Kategori F Prosentase (%)
Ya 8 32%
Tidak 17 68%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 32% responden
menyatakan ya dan sebesar 68% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sebagian besar guru tidak menggunakan dana BOMM untuk
mengetahui persyaratan yang diberikan oleh pemerintah.
53
Tabel 28
Pelaporan Dana BOMM Bertujuan Untuk Tidak Terjadinya
Kesalah Pahaman
Kategori F Prosentase (%)
Ya 5 20%
Tidak 20 80%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 20% responden
menyatakan ya dan sebesar 80% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sebagian besar guru tidak menggunakan dana BOMM untuk
pelaporan dana BOMM bertujuan untuk terjadinya kesalah pahaman.
Tabel 29
Pengadaan Buku-Buku
Kategori F Prosentase (%)
Ya 19 76%
Tidak 6 24%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 76% responden
menyatakan ya dan sebesar 24% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sebagian besar guru menggunakan dana BOMM untuk
pengadaan buku.
54
Tabel 30
Pengadaan Alat-Alat Tulis
Kategori F Prosentase (%)
Ya 9 36%
Tidak 16 64%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 36% responden
menyatakan ya dan sebesar 64% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, seluruhnya guru menyatakan dana BOMM digunakan untuk
pengadaan alat-alat tulis.
Tabel 31
Pengadaan Bahan Pratikum
Kategori F Prosentase (%)
Ya 21 84%
Tidak 4 16%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 84% responden
menyatakan ya dan sebesar 16% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, seluruhnya guru menyatakan penggunaan dana BOMM
untuk pengadaan bahan pratikum.
55
Tabel 32
Membantu Siswa Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar
Kategori F Prosentase (%)
Ya 17 68%
Tidak 8 32%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 68% responden
menyatakan ya dan sebesar 32% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sebagian besar guru menggunakan dana BOMM untuk
membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar.
Tabel 33
Membuat Beban Sekolah Lebih Ringan
Kategori F Prosentase (%)
Ya 14 56%
Tidak 11 44%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 56% responden
menyatakan ya dan sebesar 44% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, lebih dari setengah guru menggunakan dana BOMM untuk
membuat beban sekolah lebih ringan.
56
Tabel 34
Membantu Pembiayaan Manajemen Sekolah
Kategori F Prosentase (%)
Ya 10 40%
Tidak 15 60%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 40% responden
menyatakan ya dan sebesar 60% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sebagian besar guru tidak menggunakan dana BOMM untuk
membantu pembiayaan manajemen sekolah.
Tabel 35
Meningkatkan Inovasi Metode Pembelajaran
Kategori F Prosentase (%)
Ya 19 76%
Tidak 6 24%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 76% responden
menyatakan ya dan sebesar 24% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, sebagian besar guru menggunakan dana BOMM untuk
meningkatkan inovasi metode pembelajaran.
57
Tabel 36
Penyediaan Media Pembelajaran
Kategori F Prosentase (%)
Ya 22 88%
Tidak 3 12%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebesar 88% responden
menyatakan ya dan sebesar 12% responden menyatakan tidak. Dengan
demikian, seluruhnya guru menyatakan bahwa penggunaan dana
BOMM untuk penyediaan media pembealajaran.
2. Data Hasil Wawancara BOMM merupakan bantuan operasional manajemen mutu untuk
peningkatan mutu pembelajaran sekolah. Kurikulum yang digunakan SMK
Al-Hidayah Lestari yaitu kurikulum yang dibuat oleh SMK sendiri yang
dilaksanakan kepada guru-guru bidang studi tiap mata pelajaran atau yang
telah dikelompokan tiap mata pelajaran dan guru bidang studi masing-masing.
Kurikulum yang dilaksanakan yaitu KTSP.
Manajemen mutu untuk SMK berangsur dan betahap semua, karena untuk
meningkatakan mutu sekolah di butuhkan waktu, dan. SMK Al-hidayah lestari
masih berusaha dan perlu ditingkatkan mutu yang masih kurang. Dalam
mendapatkan BOMM sekolah melakukan cara dengan lebih ditingkatkan
untuk semuanya, terutama untuk kebutuhan siswa seperti alat atau bahan
praktek yangt masih kurang dan tidak lengkap untuk tiap jurusan.
SMK Al-Hidayah Lestari mendapatkan BOMM karena dengan
bertambahnya siswa dan mencukupi. Oleh karena itu SMK Al-hidayah lestari
sudah 2 tahun mendapatkan BOMM sesuai dengan persyaratan. Dengan
adanya BOMM sangat baik sekali untuk sekolah, karena dapat mengatasi
kekurangan yang ada di sekolah meskipun belum semaksimal mungkin.
58
Kegunaan dari BOMM untuk meningkatkan pembelajaran siswa/I masing-
masing tiap jurusan dan dapat praktek dengan alat yang sudah mencukupi.
BOMM berpengaruh sekali untuk sekolah karena yang sebelumnya peralatan
praktek untuk kebutuhan siswa tidak lengkap sekarang sudah hampir terpenuhi
meskipun tidak semaksimal mungkin.
Pertanggung jawaban BOMM dari sekolah telah dibentuk panitia BOMM
selain itu juga dibantu oleh semua guru. Guru disini hanya membantu dalam
proses pembelajaran, karena apa yang dibutuhkan oleh masing-masing guru
akan ditanyakan oleh kepala sekolah untuk keperluan peralatan dan
pembelajaran yang dibutuhkan.
Pelaksanaan BOMM dari awal sekolah menyiapkan proposal untuk
diajukan. Dengan membuat proposal SPJ yang diajukan sekolah juga ditulis
untuk kebutuhan dari sekolah yang diperlukan. Karena hanya beberapa
sekolah yang mendapatkan BOMM. Apabila proposal yang diajukan terlambat
maka sekolah tidak akan mendapatkan bantuan.
Sekolah setelah mendapatkan dana BOMM langsung dibelanjakan tiap
masing-masing jurusan untuk keperluan peserta didik. BOMM dapat
menanggulangi kekurangan yang ada pada sekolah namun belum semaksimal
mungkin. Setelah mendapatkan dana BOMM siswa lebih rajin, aktif dan
termotivasi dalam belajar karena sudah mencukupi alat bantu/praktek yang
telah disediakan sekolah. Namun tanpa ada kerjasama yang baik tidak akan
berjalan dengan maksimal.
Dana BOMM diperuntukan sebagian besar dialokasikan pada pembiayaan
kegiatan pembelajaran. Hal itu sesuai dengan kebutuhan yang akan dicapai
sekolah, sehingga dana BOMM yang dialokasikan sesuai dana yang diterima
sekolah. alokasi dana BOMM tersebut digunakan untuk membiayai pengadaan
alat-alat, barang dan bahan praktek habis pakai tiap jurusan unuk penunjang
pembelajaran. Misalnya: kertas, tinta, spidol dan lain-lainya. Tidak dapat
diberikan untuk barang elektronik dan yang lainnya.
Manfaat BOMM cukup banyak bagi sekolah swasta, karena baik untuk
meningkatkan mutu pembelajaran. Namun sedikit sulit untuk mengikuti
59
prosedur yang telah ditentukan. Peserta didik dipermudah diberikan fasilitas
yang diberikan oleh Negara meningkatkan kualitas sesuai dengan ajuran
pemerintah agar peserta didik siap pakai dan bersaing sesuai keterampilan
ketika selesai sekolah.
BOMM di SMK Al-Hidayah Lestari dibentuk panitia untuk kelancaran
dalam mengelola dan pelaksanaannya. Pihak sekolah mengadakan evaluasi
tiap 6 bulan. Adanya kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik,
karena apabila tidak ada kerjasama yang baik maka tidak akan dapat berjalan
dengan efektif. Namun sekolah mempermudah peserta didik mendapatkan
fasilitas dan mutu yang baik untuk bekal keterampilan sesuai jurusan dan
lulusan yang siap pakai.
Dalam evaluasi untuk BOMM di SMK ada 2, yaitu: pertama, evaluasi
internal panitia yang dibentuk tim dari sekolah. Tim pengelola BOMM dari
sekolah yang melaporkan semua kurang dan tidaknya uang untuk barang yang
telah diperlukan. Kedua, eksternal atau pihak pemberi dana yaitu pemerintah.
Dari pengawas sekolah melihat dan memeriksa laporan dana BOMM.
Pengawas disini terdapat pengawas dari SUDIN atau DIKNAS.
C. Interpretasi Data Dalam memberikan interpretasi data Dari sebaran data yang merupakan
hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu dibahas adalah nilai rata-
ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi atau gambaran
masing-masing aspek yang diteliti berdasarkan tanggapan responden.
Dalam memberikan interpretasi atas nilai rata-rata yang diperoleh
digunakan pedoman interpretasi yaitu:
a. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100%.
b. Cukup baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56-75%.
c. Kurang baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40-55%.
d. Tidak baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40%.
60
Berikut sajian data hasil penyebaran angket terhadap 25 responden. Dari
hasil penyebaran angket tersebut diperoleh data tentang pengaruh BOMM
terhadap peningkatan mutu pembelajaran yang terdiri dari 2 dimensi, yaitu:
dimensi program BOMM terdiri atas 8 item pernyataan dengan skor 121,
dimensi pelaksanaan BOMM terdiri atas 14 item pernyataan dengan skor 210,
dimensi pembelian bahan habis pakai terdiri atas 3 item pernyataan dengan
skor 49, dimensi manfaat BOMM terdiri atas 5 item pernyataan dengan skor
84. Selanjutnya data tersebut lebih jelas dapat dilihat pada tabel 37 di bawah
ini:
Tabel 37
Perhitungan Nilai Rata-rata
Dimensi Penelitian SKOR Nilai Harapan
(NH)
Nilai Skor (NS)
NS NH X 100%
Kategori Nilai
1. Program BOMM
121 8X1 = 8 121:30 = 4,0 50% Kurang Baik
2. Pelaksanaan BOMM
210 14X1 = 14 210:30 = 7 50% Kurang Baik
3. Pembelian bahan habis pakai
49 3X1 = 3 49:30 = 1,63 54,33% Kurang Baik
4. Manfaat BOMM
84 5X1 = 5 84:30 = 2,8 56% Cukup Baik
RATA-RATA 52,58% KURANG
BAIK
61
Berdasarkan kategori diatas perhitungan statistik sederhana di atas, maka
pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran di SMK Al-
Hidayah Lestari dapat diketahui melalui interpretasi dimensi-dimensi berikut
ini:
1. Program BOMM
Dimensi program BOMM dapat dilihat pada soal no. 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9. pada soal no. 1, sebanyak 40% responden menjawab bahwa
BOMM untuk pengembangan kreativitas siswa. Pada soal no. 2,
sebanyak 32% responden menjawab bahwa BOMM untuk kegiatan
ekstrakurikuler. Pada soal 3, sebanyak 12% responden menjawab
bahwa BOMM untuk meningkatkan wawasan guru melalui pelatihan.
Pada soal 4, sebanyak 12% responden menjawab bahwa BOMM untuk
meningkatkan wawasan guru melalui study tour. Pada soal 5, sebanyak
60% responden menjawab bahwa BOMM untuk pendayagunaan
laboratorium. Pada soal 6, sebanyak 56% responden menjawab bahwa
BOMM untuk peningkatan sistem administrasi sekolah. Pada soal 7,
sebanyak 64% responden menjawab bahwa BOMM untuk pengadaan
sumber belajar. Terakhir pada soal 8, sebanyak 72% responden
menjawab bahwa BOMM untuk pengadaan peralatan.
Berdasarkan rumus kategori di atas, maka secara keseluruhan dapat
dikatakan bahwa program BOMM yang dilaksanakan SMK Al-
Hidayah Lestari Lebak Bulus berada pada interval 50% yang berarti
termasuk ke dalam kategori kurang baik.
2. Pelaksanaan BOMM
Dimensi pelaksanaan BOMM dapat dilihat pada soal no. 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22. Pada soal no. 9 sebanyak
80% responden menjawab bahwa membentuk panitia pengelolaan
BOMM. Pada soal no. 10, sebanyak 56% responden menjawab bahwa
komite sekolah berperan dalam pelaksanaan program BOMM. Pada
soal no. 11, sebanyak 76% responden menjawab bahwa BOMM untuk
mengetahui program-program. Pada soal 12, sebanyak 64% responden
62
menjawab bahwa program BOMM mengutamakan kualitas. Pada soal
13, sebanyak 60% responden menjawab bahwa dengan adanya BOMM
sekolah membuat program kerja. Pada soal 14, sebanyak 52%
responden menjawab bahwa BOMM dikelola oleh bendahara. Pada
soal 15, sebanyak 64% responden menjawab bahwa bendahara rutin
mengelola BOMM. Pada soal 16, sebanyak 84% responden menjawab
bahwa pengelolaan dana BOMM disalurkan sesuai prosedur. Pada soal
17, sebanyak 88% responden menjawab bahwa sekolah membuat
pembukuan untuk BOMM dilakukan pada kas umum. Pada soal 18,
sebanyak 60% responden menjawab bahwa BOMM dilaksanakan
berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan. Pada soal 19,
sebanyak 36% responden menjawab bahwa sekolah menyusun laporan
pelaksanaan program dana BOMM. Pada soal 20, sebanyak 68%
laporan pelaksanaan dana BOMM disusun per semester. Pada soal 21,
sebanyak 32% responden menjawab bahwa BOMM bertujuan
mengetahui persyaratan yang diberikan oleh pemerintah. Terakhir pada
soal 22, sebanyak 20% responden menjawab bahwa pelaporan dana
BOMM bertujuan untuk tidak terjadinya kesalah pahaman.
Berdasarkan rumus kategori di atas, maka secara keseluruhan dapat
dikatakan bahwa pelaksanaan BOMM yang dilaksanakan SMK Al-
Hidayah Lestari Lebak Bulus berada pada interval 50% yang berarti
termasuk ke dalam kategori kurang baik.
3. Pembelian Bahan Habis Pakai
Dimensi program BOMM dapat dilihat pada soal no. 23, 24, 25.
pada soal no. 23, sebanyak 76% responden menjawab bahwa BOMM
untuk pengadaan buku-buku. Pada soal no. 24, sebanyak 36%
responden menjawab bahwa BOMM untuk pengadaan alat-alat tulis.
Terakhir pada soal 25, sebanyak 84% responden menjawab bahwa
BOMM untuk pengadaan bahan pratikum.
Berdasarkan rumus kategori di atas, maka secara keseluruhan dapat
dikatakan bahwa pembelian bahan habis pakai yang dilaksanakan
63
SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus berada pada interval 54,33%
yang berarti termasuk ke dalam kategori kurang baik.
4. Manfaat BOMM
Dimensi program BOMM dapat dilihat pada soal no. 26, 27, 28, 29,
30. pada soal no. 26, sebanyak 68% responden menjawab bahwa
BOMM untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar.
Pada soal no. 27, sebanyak 56% responden menjawab bahwa BOMM
untuk membuat beban sekolah lebih ringan. Pada soal 28, sebanyak
40% responden menjawab bahwa BOMM membantu pembiayaan
manajemen sekolah. Pada soal 29, sebanyak 76% responden menjawab
bahwa BOMM meningkatkan inovasi metode pembelajaran. Terakhir
pada soal 30, sebanyak 88% responden menjawab bahwa BOMM
untuk penyediaan pembelajaran.
Berdasarkan rumus kategori di atas, maka secara keseluruhan dapat
dikatakan bahwa manfaat BOMM yang dilaksanakan SMK Al-Hidayah
Lestari Lebak Bulus berada pada interval 56% yang berarti termasuk ke
dalam kategori cukup baik.
Secara keseluruhan, keempat dimensi yang merupakan dimensi-dimensi
dalam pengaruh BOMM terhadap peningkatan mutu pembelajaran di atas;
dapat dikatakan baik. Sesuai dengan rata-rata yang peneliti hitung berdasarkan
rumus kategori di atas, yaitu:
{50%+50%+54,33%+56%} = + 52,58% 4 (KURANG BAIK)
Hal ini membuktikan bahwa pengaruh BOMM tidak banyak berpengaruh
terhadap peningkatan mutu pembelajaran, banyak faktor lain yang
berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajarnya. Antara lain: guru yang
kurang kreatif akan berpengaruh terhadap pembelajaran siswa, masih
kurangnya alat pembelajaran yang dibutuhkan oleh peserta didik, sehingga
mereka kurang berpartisipasi dalam belajar dan perhatian apa yang telah
64
diberikan oleh guru, sarana prasarana yang kurang melengkapi dan adanya
kerjasama yang baik antara sekolah, guru dan peserta didik dengan guru agar
pembelajaran yang ada dapat berjalan secara efektif dan efisien.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang penulis laksanakan maka penulis
memperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. SMK Aal-Hidayah Lestari berusaha meningkatkan pembelajaran
dengan baik melalui pemenuhan kebutuhan praktek, dana BOMM
adalah salah satu dana untuk pemenuhan kebuthan tersebut meskipun
masih terdapat kekurangan.
2. Terdapat kelemahan dalam pengelolaan dan belum bias meningkatkan
mutu pembelajaran secara optimal.
3. Pengelolaan dalam dana BOMM hanya melibatkan panitia saja. Oleh
karena itu kepada guru dilibatkan dalam memberikan masukan untuk
penggunaan dana BOMM.
4. Pemberian dana BOMM masih sangat kurang efektifitas dalam proses
kegiatan pembelajaran hasil penelitian menunjukkan manfaat BOMM
mencapai 52,58% dengan kategori kurang baik.
66
B. Saran Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang dikemukakan di atas ada
beberapa saran yang penulis ingin sampaikan sebagai berikut:
1. Sekolah di harapkan meningkatkan mutu pembelajaran dari kategori
kurang baik kepada kategori cukup baik. Hal ini tentunya di dapat dari
kerja keras dan kerjasama semua pihak sekolah.
2. Kepada kepala sekolah dan guru SMK Al-Hidayah Lestari Lebak
Bulus hendaknya berusaha meningkatkan mutu pembelajaran yang
lebih baik dan dapat melengkapi sarana yang kurang. Mengingat
proses belajar mengajar menurut kualitas pembelajaran baik dengan
terpenuhinya sarana prasarana sekolah.
3. Pemberian BOMM harus diimbangi dengan bukti lain yang lebih
menyentuh komponen kependidikan lain seperti: kurikulum dan
program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan dan
pembiayaan, sarana dan prasarana pendidikan, hubungan sekolah
dengan masyarakat dan layanan khusus.
67
DAFTAR PUSTAKA Arini, Dorothea Wahyu, Manajemen Kualitas, Yogyakarta: Andi Offset, 1999. Bruce Brocka and M. Suzanne Brocka, Quality Management, (New York:
McGraw-Hill, 1992). Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:
Rineka Cipta, 2000, Cet. Ke-1. Djamarah, Syaiful Bahri, dan Zain, Aswan, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 1996, Cet. Ke-3. Fatah, Nanang, Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002, Cet. Ke-2. Fatah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Rosda Karya, 2004,
Cet ke-7. Gaspersz, Vincent, D.Sc., CFPIM, CIQA, Total Quality Management, Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2005, Cet. Ke-4. Gema Widyakarya No. 05 / Th. XIV / 2009. Gie, The Liang, Administrasi Perkantoran Modern, Yogyakarta: Liberty, 1998. Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2005,
Cet. Ke-5. Handoko, T. Hani, Pengantar Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 1995, Jilid I. Lupioadi, Rambat, Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktek, Jakarta:
Salemba Empat, 2001. Moekijat, Kamus Manajemen , (Bandung: Mandar Maju, 2000) Cet Ke-V. Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT . Remaja Rosdakarya,
2006, Cet. Ke-6. Munandir, Ensiklopedia Pendidikan, Malang: UM PRESS, 2001 Cet. Ke-1. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, Jakarta: Ghalia Indah 2001.
68
Panduan Pelaksanaan BOMM tahun 2009, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 2009, h. ii
Pedoman Pelaksanaan BG SMA 2008, Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 2009, h. 53, http://dikmenum.go.id/block-grant-2008.
Purwanto, Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995. Rohani, Ahmad, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2004,
Cet. Ke-2. Roestiyah, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara, 1989,
Cet. Ke-3. Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2007,
Cet. Ke-5. Shadily, Hasan, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baru – Van Hoeve, 1984. Supriadi, Dedi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2006, Cet. Ke-4. Sutikno, M. Sobry, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, Mataram:
NTP Press, 2007, Cet. Ke-2. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Jakarta: Remaja
Rosda Karya, 2004), cet. 9, hal. 216-217. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 2002, Cet. Ke-2. Tjiptono, Fandy, Manajemen Jasa, .Yogyakarta: Andi 2000. Zahronah, Siti, “Usaha-usaha Sekolah dalam Menanamkan Disiplin Siswa”,
Skripsi Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB II Pasal 3.
80
Lampiran 7 DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Dengan Hormat, Dengan ini saya mengharapkan kesediaan bapak dan ibu guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terlampir ini, yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam rangka penelitian untuk pembuatan skripsi dengan judul : “PENGARUH BANTUAN OPERASIONAL MANAJEMEN MUTU (BOMM) TERHADAP PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK AL-HIDAYAH LESTARI” Kejujuran dan jawaban bapak dan ibu guru dalam pengisian angket ini sangat diharapkan untuk kelancaran pembuatan skripsi ini. Dalam lembaran angket ini tidak ada jawaban benar atau salah, tetapi yang ada merupakan pendapat atau kondisi yang bapak dan ibu guru rasakan. Jawaban yang telah diberikan tidak akan mempengaruhi prestasi yang didapat bapak dan ibu guru di sekolah, karena penelitian ini hanya bersifat ilmiah. Terima kasih atas kesediaan dan waktu yang diberikan untuk pengisian angket ini. Petunjuk Pengisian :
1. Sebelum menjawab bacalah pertanyaan-pertanyaan ini dengan teliti
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan pada lembaran berikut sesuai dengan kondisi dan keadaan yang bapak dan ibu guru rasakan dengan sejujurnya
3. Ungkapkan perasaan bapak dan ibu guru terhadap mutu pembelajaran di SMK Al-Hidayah Lestari dibawah ini dengan memberi tanda cek list ( √ )
4. Setiap pertanyaan terdiri dari dua alternatif jawaban
5. Terima Kasih.
---oOo---
81
Nama Guru : ………………………………………….
Bidang Studi : ………………………………………….
Jenis Kelamin : ………………………………………….
Pendidikan Terakhir : ………………………………………….
Klasifikasi jawaban :
1. Ya
2. Tidak
No Pertanyaan Ya Tidak 1. Apakah BOMM dipergunakan untuk pengembangan
kreativitas siswa?
2. Apakah BOMM dipergunakan untuk mengadakan kegiatan ekstrakurikuler?
3. Apakah BOMM dipergunakan untuk meningkatkan wawasan guru melalui pelatihan pendidikan?
4. Apakah BOMM dipergunakan untuk meningkatkan wawasan guru melalui study tour?
5. Apakah BOMM dipergunakan untuk pendayagunaan laboratorium?
6. Apakah BOMM dipergunakan untuk peningkatan sistem administrasi sekolah dengan komputerisasi?
7. Apakah BOMM dipergunakan untuk pengadaan sumber belajar?
8. Apakah BOMM dipergunakan untuk pengadaan peralatan dalam rangka peningkatan mutu sekolah?
9. Apakah kepala sekolah membentuk panitia pengelolaan BOMM dengan bermusyawarah?
10. Apakah komite sekolah ikut berperan dalam pelaksanaan program BOMM?
11. Apakah Bapak/Ibu guru mengetahui program-program dari dana BOMM?
12. Apakah program BOMM mengutamakan kualitas atau mutu pelaksanaan program sekolah?
13. Apakah program kerja sekolah yang disetujui oleh pemerintah menjadi acuan dalam pelaksanaan program bantuan?
14. Apakah dana BOMM dikelola oleh bendahara rutin sekolah?
15. Apakah bendahara rutin yang mengelola dana BOMM ditunjuk khusus oleh kepala sekolah?
82
16. Apakah pengelolaan dana BOMM sudah disalurkan sesuai dengan prosedur?
17. Apakah pembukuan dana BOMM dilakukan pada buku kas umum sekolah?
18. Apakah pengelolaan dana BOMM telah dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan negara?
19. Apakah sekolah menyusun laporan pelaksanaan program dana BOMM?
20. Apakah laporan pelaksanaan dana BOMM disusun per semester?
21. Apakah pelaporan dana BOMM dibuat sesuai persyaratan yang diberikan oleh pemerintah?
22. Apakah pelaporan dana BOMM bertujuan untuk tidak terjadinya kesalah pahaman penyaluran yang dibutuhkan sekolah?
23. Apakah dana BOMM dipergunakan untuk pengadaan buku-buku?
24. Apakah dana BOMM dipergunakan untuk pengadaan alat-alat tulis di sekolah?
25. Apakah dana BOMM dipergunakan untuk pengadaan bahan pratikum?
26. Apakah dana BOMM membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar?
27. Apakah dana BOMM membuat beban sekolah lebih ringan?
28. Apakah dana BOMM membantu pembiayaan manajemen sekolah?
29. Apakah dana BOMM dipergunakan untuk meningkatkan inovasi metode pembelajaran?
30. Apakah dana BOMM dipergunakan untuk penyediaan media pembelajaran?
69
Lampiran 1
PERUNTUKAN DAN RENCANA ANGGARAN BELANJA BANTUAN
BOMM
A. PEMANFAATAN DANA BANTUAN BOMM
Dana bantuan yang akan diberikan oleh pemerintah yang bersumber dari
anggaran APBN 2008 adalah diperuntukan untuk semua jurusan yang ada
disekolah kami. Jurusan Akuntansi dengan jumlah siswanya 109, jurusan
pemasaran jumlah siswanya 165 dan administrasi perkantoran dengan jumlah
siswa 112 siswa. Yang mana dana BOMM tersebut digunakan terutama untuk:
1. Pengadaan bahan-bahan praktek
2. Pengadaan alat pendukung penyelenggaraan praktek
3. Pengadaan modul
B. PERUNTUKAN PEMANFAATAN DANA BOMM
1. Jurusan Akuntansi
Jumlah siswa untuk jurusan Akuntansi 109 x Rp. 120.000,- = Rp.
13.080.000,-
Jenis Alat Jumlah Harga Satuan
Total Keseluruhan
Sumber Dana
Kalkulator 50 Unit Rp. 75.000,- Rp. 3.750.000,- Anggaran APBN 2009
Spidol dan tinta spidol
50 Buah Rp. 25.000,- Rp. 1.250.000,-
Modul 1,2,3 30 Buah Rp. 42.555,- Rp. 3.830.000,- Penggaris 40 Buah Rp. 10.000,- Rp. 400.000,- Tinta Printer 10 Buah Rp. 225.000,- Rp. 2.225.000,-
70
Kertas polio bergaris
20 Pak Rp. 30.000,- Rp. 600.000
Perpulator 40 Buah Rp. 25.000,- Rp. 1.000.000,- Jumlah Rp. 13.080.000,-
2. Jurusan Pemasaran
Jumlah siswa untuk jurusan Pemasaran 165 x Rp. 120.000,- = Rp.
19.800.000,-
Jenis Alat Jumlah Harga Satuan Total Sumber Dana
Solasi besar dan kecil
25 buah Rp. 15.000,- Rp. 375.000,- Anggaran APBN 2009
Labelling 20 buah Rp. 90.000,- Rp. 1.800.000,- Modul 1, 2, 3 30 buah Rp. 39.900,- Rp. 3.591.000,- Printer 1 buah Rp. 1.500.000,- Rp. 1.500.000,- Spidol dan tinta
50 buah Rp. 25.000,- Rp. 1.250.000,-
Kalkulator elektrik
1 unit Rp. 775.000,- Rp. 3.875.000,-
HVS 20 rim Rp. 45.000,- Rp. 900.000,- Lem Foxx 25 buah Rp. 30.000,- Rp. 750.000,- Kertas gulung
30 buah Rp. 30.000,- Rp. 900.000,-
Kwitansi dan nota
50 buah Rp. 20.000,- Rp. 1.000.000,-
Cash register 1 unit Rp. 2.709.000,- Rp. 2.709.000,- Tinta printer 5 buah Rp 230.000,- Rp. 1.150.000,- Jumlah Rp. 19.800.000,-
71
3. Jurusan Administrasi Perkantoran
Jumlah siswa untuk jurusan Akuntansi 112 x Rp. 120.000,- = Rp.
13.440.000,-
Jenis Alat Jumlah Harga Satuan Total Sumber Dana
Spidol dan tinta
30 buah Rp. 25.000,- Rp. 750.000,- Anggaran APBN 2009
Perforator 30 buah Rp. 30.000,- Rp. 900.000,- Tinta printer 8 buah Rp. 230.000,- Rp. 1.840.000,- Steples dan isi
30 buah Rp. 34.900,- Rp. 1.047.000,-
Aifon 2 unit Rp. 1.256.000,- Rp. 2.512.000,- Order besar 30 buah Rp. 45.000,- Rp. 1.350.000,- Modul 1, 2, 3 30 buah Rp. 39.900,- Rp. 3.591.000,- Kertas HVS 10 rim Rp. 45.000,- Rp. 450.000,- Kertas folio bergaris
10 rim Rp. 35.000,- Rp. 350.000,-
Kartu nama 10 dus Rp. 65.000,- Rp. 650.000,- Jumlah Rp. 13.440.000,-
72
Lampiran 2
Data Sarana dan Prasarana
No.
Nama
Luas (meter persegi)
Jumlah
1. Tanah 2500 M2
2. Bangunan
1. Ruang Teori 7 x 8 Meter2 10 Ruang
2. Ruang Perpustakan 2 x (7x8) Meter2 1 Ruang
3. Ruang Lab Akuntansi 7 x 8 Meter2 1 Ruang
4. Ruang Komputer 7 x 8 Meter2 1 Ruang
5. Ruang Lab Penjualan 7 x 8 Meter2 1 Ruang
6. Ruang Kepala Sekolah 4 x 8 Meter2 1 Ruang
7. Ruang Wakasek 4 x 8 Meter2 1 Ruang
8. Ruang Guru 4 x 8 Meter2 1 Ruang
9. Ruang Tata Usaha 3 x 6 Meter2 1 Ruang
10. Ruang Keuangan 3 x 6 Meter2 1 Ruang
11. Ruang KM/WC Guru 3 x 6 Meter2 2 Ruang
12. Ruang BP/BK 4 x 8 Meter2 1 Ruang
13. Ruang UKS 3 x 6 Meter2 1 Ruang
14. Ruang OSIS 3 x 6 Meter2 1 Ruang
15. Ruang Kantin 3 x 6 Meter2 4 Ruang
16. Ruang Ibadah 7 x 8 Meter2 1 Ruang
73
17. Ruang Gudang 3 x 6 Meter2 1 Ruang
18. Ruang KM/WC Siswa 4 x 8 Meter2 6 Ruang
3. Lapangan Olah Raga 7 x 8 Meter2 1 Lapangan
4. Taman
5. Jalan 7 Meter 1 Jalur
6. Parkir Kendaraan 10 x 8 Meter2 1 Tempat
74
Lampiran 3
Data Peralatan
NO
Jenis Alat
Spesifik/Ukuran
Jumlah
Kondisi
Baik Rusak
Ringan
Rusak
Berat
1 Komputer P 3 35 30 2 3
2 Mesin Tik Oliveti 40 27 8 5
3 Mes.Elektrik Broder 30 23 7 -
4 Mes.Hitung
Manual
Sander 40 35 5 -
5 Mes.Kas
Register
Sharf 2 1 1 -
6 Mes.Fax Sharf 3 2 - 1
75
Lampiran 4
Data Keadaan Guru SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus
No Nama Guru Pendidikan Jabatan Mengajar Mata
Pelajaran
1 Parhanah, S.E S1 – Manajemen Kepsek Ekonomi
2 Drs. Fahrudin S1 – Pendidikan Kurikulum Bahasa Inggris
3
H. M. Amin, S.Ag S1 – UNIDA Kesiswaan
Bahasa Arab
4 Drs. Basrin Malau S1 – Pendidikan Guru Koperasi,
Komjul
5 Drs. A. Saefudin S1 – Pendidikan Guru Bahasa Arab
6 Drs. Umum Lingga S1 - Pendidikan Guru Kewirausahaan
7 Muhyi Choirudin D3 – Ilmu Al-
qur’an
Guru Agama Islam
8 Dra. H. Hazamih S1 – Pendidikan Guru Bahasa Indonesia
9 Wardah Hayati, S.Pd S1 – Pendidikan Guru Bahasa Indonesia
10 Nurlina, S.Pd S1 – Pendidikan Guru Akuntansi
11 H. Ahmad Syakir, S.Ag S1 – Pendidikan Guru Agama Islam
76
12 Dra. Ety Purwaningsih S1 – Pendidikan Guru Bahasa Indonesia
13 Tarmudi, S.Pd S1 – Pendidikan Guru K3, KOLEGA
14 Rini Suharwanti, S.Pd S1 – Pendidikan Guru PPKN/Sejarah,
IPS
15 Anton H, S.Pd S1 – Pendidikan Guru Produktif
Penjualan
16 Dede Sopiyan, S.Pd S1 – Pendidikan Guru Penjaskes
17 Mansur, S.E S1 – Pendidikan Guru Produktif
Akuntansi
18 Abdul Ghofur, S.P.d S1 – Pendidikan Guru Produktif
Sekretaris
19 Zakiyah, S.Pd S1 – Pendidikan Guru Matematika
20 Fadlilah, S.H S1 – Hukum Guru BK
21 Dadang Suryadin, Amd D3 – Komputer Guru Komputer
22 Endiyana, Amd D3 – Komputer Guru Typing Tutor
23 Faisal Faiz D3 – Komputer Guru Typing Tutor
24 Siti Nurlaela, S.Pd S1 Sastra Jepang Guru Bahasa Jepang
25 Budi, S.Pd S1 Pendidikan Guru Bahasa Inggris
77
26 Siti Komariah D3 Guru Seni Budaya
27 Muafifah S1 Guru IPA
28 Lia Marantika S1 Guru Bahasa Inggris
29 Meydi S1 Guru IPA
78
Lampiran 5
Data Keadaan Staf dan Karyawan SMK Al-Hidayah Lesatari
Lebak Bulus
No Nama Karyawan Pendidikan Jabatan
1 Lukman Hakim D3 Manajemen
Perbankan
Kepala Tata Usaha
2 Faisal S.E S1 Manajemen Bendahara
3 Syarifudin SMEA Staf Tata Usaha
4 Qaidar Firman SMU Staf Tata Usaha
5 Hendra SMEA Pet. Kebersihan/Pesuruh
79
Lampiran 6
Struktur Organisasi
Kepala Sekolah
Wakil Kepala
Komite
Sekolah
Perpustakaan Tata Usaha
BP/BK Wali Kelas
Guru Mata
Pelajaran
Pembina
Osis
S I S W A
Penanggung Jawab Lab.
: Garis Koordinasi
: Garis Komando
0 1 0 0 1 1 0
TOTAL
13 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 12
Responden Skor Butir Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 301 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 262 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 213 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 214 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 205 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 226 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 167 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 208 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 139 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1810 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1411 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1912 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2013 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1214 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 2215 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1416 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1417 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1318 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 2119 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1620 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 2221 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1622 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1623 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1824 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1925 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
JUMLAH 10 8 18 22 15 14 16 18 20 14 19 16 15 13 16 21 22 15 9 17 8 5 19 9 21 17 14 10 19 22 462
84
Lampiran 9 HASIL WAWANCARA
Hari/Tanggal : Senin, 23 November 2009
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Interviewee : Parhanah, S.E
Jabatan : Kepala Sekolah
1. Sejak kapan Ibu menjabat sebagai Kepala Sekolah di SMK Al-Hidayah
Lestari?
Jawaban:
Sejak tahun 2004/2005 sampai dengan sekarang.
2. Bagaimana Sejarah Berdirinya SMK Al-Hidayah Lestari?
Jawaban:
Sejarah berdirinya SMK Al-Hidayah Lestari berasal dari yayasan pendidikan
Islam Al-Hidayah dari MI, kemudian SMP dan SMK pada tahun 1993.
3. Apa yang Ibu Ketahui tentang BOMM?
Jawaban:
BOMM merupakan bantuan operasional manajemen mutu untuk peningkatan
mutu pembelajaran sekolah yang masih kurang.
4. Bagaimana kurikulum pendidikan di SMK Al-Hidayah Lestari?
Jawaban:
Kurikulum di SMK Al-Hidayah Lestari yaitu kurikulum yang dibuat oleh
SMK sendiri yang dilaksanakan kepada guru-guru bidang studi tiap mata
pelajaran atau yang telah dikelompokan tiap mata pelajaran dan guru bidang
studi masing-masing. Kurikulum yang dilaksanakan yaitu KTSP.
5. Sejak kapan SMK AL-Hidayah Lestari mendapatkan dana BOMM?
Jawaban:
Pada tahun 2007/2008.
85
6. Menurut Ibu, apakah Manajemen Mutu Sekolah di SMK Al-Hidayah Lestari
sudah baik?
Jawaban:
Berangsur dan betahap semua, karena untuk meningkatakan mutu sekolah di
butuhkan waktu, dan. SMK Al-hidayah lestari masih berusaha dan perlu
ditingkatkan mutu yang masih kurang.
7. Strategi atau langkah yang Ibu lakukan untuk sekolah setelah mendapatkan
BOMM?
Jawaban:
Lebih ditingkatkan untuk semuanya, terutama untuk kebutuhan siswa seperti
alat atau bahan praktek yangt masih kurang dan tidak lengkap untuk tiap
jurusan.
8. Faktor apa yang melatarbelakangi SMK AL-Hidayah Lestari mendapatkan
BOMM?
Jawaban:
Mendapatkan BOMM dengan bertambahnya siswa dan mencukupi. Siswa
yang harus dipenuhi syarat dari 200 keatas dan SMK Al-hidayah lestari siswa
sekitar 300 ke atas. SMK Al-hidayah lestari sudah 2 tahun mendapatkan
BOMM.
9. Bagaimana pendapat Ibu tentang BOMM yang telah ada pada saat ini?
Jawaban:
Dengan adanya BOMM sangat baik sekali, karena dapat mengatasi
kekurangan yang ada di sekolah meskipun belum semaksimal mungkin.
10. Apa saja kegunaan BOMM di SMK AL-Hidayah Lestari?
Jawaban:
Kegunaan BOMM di SMK Al-hidayah Lestari untuk meningkatkan
pembelajaran siswa/I masing-masing tiap jurusan dan dapat dapat praktek
dengan alat yang sudah mencukupi.
86
11. Kriteria atau syarat-syarat apa saja sehingga sekolah mendapatkan BOMM?
Jawaban:
Kriteria sekolah mendapatkan BOMM, yaitu:
Pertama, dengan membuat sebuah proposal sesuai prosedur dan ketentuan
yang telah diberikan.
Kedua, siswa diatas atas 200. Apabila kurang dari yang ditentukan maka
sekolah tidak mendapatkan BOMM.
12. Apakah keberadaan BOMM di SMK AL-Hidayah Lestari berpengaruh besar
terhadap mutu pembelajaran?
Jawaban:
Sangat berpengaruh sekali, karena yang sebelumnya peralatan praktek untuk
kebutuhan siswa tidak lengkap sekarang sudah hamper terpenuhi meskipun
tidak semaksimal mungkin.
13. Siapa yang menjadi pengawas pelaksanaan penggunaan Bantuan Operasional
Manajemen Mutu?
Jawaban:
DIKNAS, Pengawas Paket dan ada dari LSM. Buat laporan SPJ untuk ke
DIKNAS.
14. Pihak-pihak mana sajakah yang dilibatkan atau membantu dalam pelaksanaan
BOMM?
Wakil Bidang Kesiswaan, Bendahara sekolah dan Ketua Jurusan.
15. Bagaimana administrasi keuangan menelola perencanaan pembelanjaan
sekolah?
Jawaban:
Langsung dibelanjakan tiap masing-masing jurusan untuk keperluan peserta
didik.
16. Apakah BOMM sudah berhasil dan dapat menanggulangi kekurangan mutu
pembelajaran yang ada di SMK Al-Hidayah Lestari?
Jawaban:
Dapat menanggulangi ke kurangan, namun tidak semuanya dan maksimal.
87
17. Apakah ada sanksi yang dikenakan jika terdapat penyalahgunaan Bantuan
Operasional Manajemen Mutu?
Jawaban:
Ada, yaitu seperti uang yang sudah diperoleh sekolah dikembalikan lagi sesuai
jumlah nominal yang telah diperoleh dan diberikan sanksi sesuai pelanggaran
yang telah dilakukan.
18. Kemajuan apa saja yang dicapai setelah mendapat Bantuan Operasional
Manajemen Mutu?
Jawaban:
Siswa lebih rajin, aktif dan termotivasi dalam belajar karena sudah mencukupi
alat bantu/praktek yang telah disediakan sekolah.
Interviewee Interviewer
Parhanah, S.E Tsulis Rahmawati
88
Lampiran 10 HASIL WAWANCARA
Hari/Tanggal : Senin, 16 November 2009
Tempat : Ruang Guru
Interviewee : H. M. Amin, S.Ag
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
1. Sudah berapa lama bapak menjabat sebagai wakil kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan?
Jawaban:
Menjabat sebagai Wakil bidang kesiswaan kurang lebih sudah 2 tahun.
2. Jenis bantuan apa sajakah yang diberikan kepada siswa SMK Al-Hidayah
Lestari Lebak Bulus dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran?
Jawaban:
Jenis bantuan ada 3, yaitu:
Pertama, BKM. merupakan jenis bantuan yang rutin diberikan tiap tahunnya.
BKM disini adalah biaya khusus murid.
Kedua, BOMM. Bantuan operasional manajemen mutu. BOMM dilakukan
setiap tahun dan mendapatkannya, akan tetapi sekolah harus mengajukan
proposal terlebih dahulu untuk mendapatkan bantuan tersebut.
Ketiga, Bantuan yang datang sifatnya berupa insidental. Artinya apabila
pemerintah mempunyai kebijakan pada bulan ini yang diajukan ingin
mendapatkan bantuan, maka sekolah-sekolah di undang dan ada setiap tahun.
Seperti peralatan untuk menunjang mutu pendidikan anak-anak misalnya:
peralatan komputer dan print untuk peserta didik. Skulgrant itu dikhususkan
untuk peralatan dan penunjang jurusan sesuai kebutuhan. Terakhir blockgrant
merupakan penunjang pembelajaran seluruh jurusan. Seperti: buku dan
penambahan yang lainnya.
89
3. Menurut Bapak apakah yang menyebabkan sekolah mendapatkan BOMM?
Jawaban:
Sekolah mendapatkan BOMM untuk menunjang pembelajaran peserta didik
untuk praktek setiap jurusan. Barang tersebut merupakan barang habis pakai
yang digunakannya untuk praktek. Dan setiap mendapatkan BOMM sekolah
langsung membelanjakan sesuai kebutuhan barang praktek yang akan
digunakan.
4. Apakah dana BOMM dialokasikan pada kegiatan pembelajaran? Kalau ya,
bagaimana pelaksanaannya? Kalau tidak, mengapa?
Jawaban: Ya. Dana BOMM diperuntukan sebagian besar dialokasikan pada
pembiayaan kegiatan pembelajaran. Hal itu sesuai dengan kebutuhan yang
akan dicapai sekolah, sehingga dana BOMM yang dialokasikan sesuai dana
yang diterima sekolah.
Pelaksanannya: alokasi dana BOMM tersebut digunakan untuk membiayai
pengadaan alat-alat, barang dan bahan praktek habis pakai tiap jurusan unuk
penunjang pembelajaran. Misalnya: kertas, tinta, spidol dan lain-lainya. Tidak
dapat diberikan untuk barang elektronik.
5. Bagaimana upaya sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran?
Jawaban:
Memberikan kebutuhan peserta didik SMK yang di khususkan siap pakai di
bidang indutri. Oleh karena itu pihak sekolah bekerja sama dengan instansi
perusahaan. Dan upayanya tidak hanya intra saja tetapi juga ekstra
6. Strategi apa yang bapak ambil untuk meningkatkan mutu pembelajaran setelah
mendapatkan bantuan operasional manajemen mutu?
Jawaban: strategi tidak ada, namun apabila sekolah sudah mendapatkan
BOMM maka uang tersebut langsung dibelanjakan sesuai kebutuhannya dan
berupaya digunakan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kurikulum yang
dilaksanakan.
7. Apakah dana BOMM dialokasikan pada biaya pengelolaan BOMM? Kalau ya,
bagaimana pelaksanaannya? Kalau tidak, mengapa?
90
Jawaban: Ya. Pengelolaan BOMM membutuhkan pembiayaan secukupnya,
karena membutuhkan kertas-kertas dan alt-alat tulis dan lain-lain. Untuk itu
membutuhkan dari dana BOMM untuk membiayai semua kebutuhan untuk
mengelolanya.
Pelaksanannya: alokasi dana BOMM disesuaikan dengan kebutuhan yang
diperlukan, misalkan yang berhubungan dengan penulisan alokasi dana
BOMM, keluar masuk dana BOMM, dokumentasi dan penulisan laporan-
laporan penggunaan dana BOMM.
8. Manfaat apa yang diperoleh dari bantuan operasional manajemen mutu untuk
SMK Al-Hidayah Lestari?
Jawaban:
Manfaat cukup banyak bagi sekolah swasta, karena baik untuk meningkatkan
mutu pembelajaran. Namun sedikit sulit untuk mengikuti prosedur yang telah
ditentukan. Peserta didik dipermudah diberikan fasilitas yang diberikan oleh
Negara meningkatkan kualitas sesuai dengan ajuran pemerintah agar peserta
didik siap pakai dan bersaing sesuai keterampilan ketika selesai sekolah.
9. Tujuan apa yang dilakukan sekolah setelah mendapatkan BOMM?
Jawaban:
Mutu lebih baik lagi dan melengkapi peralatan praktik peserta didik meskipun
tidak memadai untuk semuanya.
10. Hambatan atau kendala apa saja yang bapak hadapi dalam mendapatkan dan
menyalurkan BOMM?
Jawaban:
Sekolah harus dapat sosialisasi dan bertanya dengan sekolah lain dan walikota
untuk mendapatkan BOMM, guru lebih kreatifitas. Guru tidak dapat
memanfaatkan peralatan yang dibelikan dari dana BOMM.
11. Siapa saja yang bertanggung-jawab dalam pelaksanaan BOMM?
Jawaban:
Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, pengawas dan komite sekolah.
91
12. Dengan mendapatkan BOMM apa sudah efektif kegiatan pembelajaran
disekolah?
Jawaban:
Belum maksimal dan efektif, namun pihak sekolah mengadakan evaluasi tiap
6 bulan. Adanya kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik, karena
apabila tidak ada kerjasama yang baik maka tidak akan dapat berjalan dengan
efektif. Namun sekolah mempermudah peserta didik mendapatkan fasilitas
dan mutu yang baik untuk bekal keterampilan sesuai jurusan dan lulusan yang
siap pakai.
13. Bagaimana pelaksanaan evaluasi dana BOMM untuk laporan kepada
pengawas?
Jawaban: Dalam evaluasi ada 2, yaitu: pertama, evaluasi internal panitia yang
dibentuk tim dari sekolah. Tim pengelola BOMM dari sekolah yang
melaporkan semua kurang dan tidaknya uang untuk barang yang telah
diperlukan. Kedua, eksternal atau pihak pemberi dana yaitu pemerintah. Dari
pengawas sekolah melihat dan memeriksa laporan dana BOMM. Pengawas
disini terdapat pengawas dari SUDIN atau DIKNAS.
Interviewee Interviewer
H. M. Amin, S.Ag Tsulis Rahmawati
92
Lampiran 11 HASIL WAWANCARA
Hari/Tanggal : Kamis, 25 Maret 2010
Tempat : Ruang Guru
Interviewee : Tim BOMM
Jabatan : Staf Tata Usaha
1. Apa peran Bapak sebagai tim panitia BOMM selain staf bagian tata usaha?
Jawaban: Selain sebagai staf tata usaha, saya bertugas untuk menyusun
proposal dan menyiapkan daftar nama-nama siswa yang akan dilaporkan.
Sedangkan untuk penyaluran dan tanda tangan dikerjakan oleh kepala sekolah.
2. Menurut Bapak, bagaimana program BOMM yang telah diberikan pemerintah
untuk sekolah?
Jawaban: program BOMM baiknya untuk sekolah sedikit terbantu untuk
sarana prasarana dan kegiatan pembelajaran bagi siswa siswi.
3. Bagaimana pelaksanaan BOMM di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus?
Jelaskan!
Jawaban: Sebelum pelaksanaan sekolah mendapatkan pemberitahuan dari
pemerintah. Pelaksanaan dari awal sekolah menyiapkan proposal untuk
diajukan karena hanya beberapa sekolah yang mendapatkan BOMM. Apabila
proposal yang diajukan terlambat maka sekolah tidak akan mendapatkan
bantuan.
4. Bagaimana pengelolaan BOMM di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus?
Jelaskan!
Jawaban: Pengelolaan dilakukan sekolah langsung dibelikan barang-barang
perlengkapan yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran siswa siswi.
5. Apakah Bapak mendapatkan kendala atau hambatan dalam mengelola dana
BOMM? Kalau ya, bagaimana? Jelaskan!
Jawaban: Ya. Uang yang telah diperoleh juga harus sesuai dengan laporan
pertanggung jawaban dibuat oleh sekolah.
93
6. Apakah dana BOMM sudah mencukupi untuk operasional sekolah dan mutu
pembelajaran? Kalau ya, bagaimana pelaksanaannya? Berapa persen, kalau
tidak, mengapa?
Jawaban: Cukup, dana BOMM dilaksanakan sesuai kebutuhan yang
diperlukan sekolah. Untuk mencukupinya sekitar 35% untuk operasional dan
mutu pembelajaran.
7. Bagaimana perencanaan BOMM yang dilaksanakan sekolah sebelum dan
sesudah mendapatkan dana BOMM? Jelaskan!
Jawaban: Sudah terdapat dalam proposal atau laporan pertanggung jawaban,
karena masih banyak alat dan bahan untuk praktek tiap jurusan yang kurang
lengkap.
8. Selain dialokasikan untuk bahan habis pakai, apakah dana BOMM
dialokasikan untuk kebutuhan yang lain? Jelaskan!
Jawaban: Dana BOMM hanya diperuntukan bahan habis pakai saja. Apabila
dana tersebut lebih akan dialokasikan kegiatan yang lain hanya sebagian kecil
saja.
9. Apakah dana BOMM dialokasikan untuk pengembangan siswa dan kegiatan
ekstrakurikuler sekolah?
Jawaban: tidak. Karena BOMM hanya diperuntukan untuk operasional
sekolah dan melengkapi alat, bahan dan barang untuk pembelajaran yang
masih kurang.
10. Apakah dana BOMM dialokasikan untuk pelatihan atau study banding guru?
Jawaban: Ya. Hanya sedikit sekali dana dari BOMM tersebut, namun dana
tersebut hanya untuk pelatihan atau seminar guru.
Interviewee Interviewer
Syarifudin Tsulis Rahmawati
94
Lampiran 12 HASIL WAWANCARA
Hari/Tanggal : Kamis, 25 Maret 2010
Tempat : Ruang Guru
Interviewee : Tim BOMM
Jabatan : Bendahara Sekolah
1. Sejak kapan Bapak menjabat sebagai Bendahara Sekolah di SMK Al-Hidayah
Lestari?
Jawaban: Tahun 1998.
2. Apa peran Bapak sebagai tim panitia BOMM selain sebagai bendahara
sekolah?
Jawaban: Tidak ada, hanya bertugas sebagai bendahara saja.
3. Menurut Bapak, bagaimana program BOMM yang telah diberikan pemerintah
untuk sekolah?
Jawaban: Untuk meningkatkan manajemen mutu tiap jurusan, supaya tiap
jurusan meningkat untuk peralatan praktek dan kegiatan belajar mengajar.
4. Bagaimana pelaksanaan BOMM di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus?
Jelaskan!
Jawaban: Pelaksanaannya langsung untuk dibelikan untuk peralatan. Dari
pembelian barang sesuai yang dibutuhkan ditulis dalam proposal SPJ.
5. Bagaimana pengelolaan BOMM di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus?
Jelaskan!
Jawaban: Sudah ada juknisnya dan membuat proposal peralatan yang
dibutuhkan sesuai yang ingin dibelanjakan.
6. Apakah Bapak mendapatkan kendala atau hambatan dalam mengelola dana
BOMM? Kalau iya, bagaimana? Jelaskan!
Jawaban: Terkadang, karena anggaran yang diinginkan tidak sesuai yang telah
didapatkan. Karena uang tersebut setelah didapat sudah berkurang.
95
7. Apakah dana BOMM sudah mencukupi untuk operasional sekolah dan mutu
pembelajaran? Kalau ya, bagaimana pelaksanaannya? Berapa persen, kalau
tidak, mengapa?
Jawaban: Belum, karena BOMM hanya untuk peralatan dan kegiatan belajar
mengajar.
8. Bagaimana perencanaan BOMM yang dilaksanakan sekolah sebelum dan
sesudah mendapatkan dana BOMM? Jelaskan!
Jawaban: Perencanaan untuk sebelumnya hanya membuat proposan.
Sedangkan sesudahnya melaksanakan sesuai yang ada di dalam proposal.
9. Selain dialokasikan untuk bahan habis pakai, apakah dana BOMM
dialokasikan untuk kebutuhan yang lain? Jelaskan!
Jawaban: Tidak ada, hanya sesuai dengan apa yang ada di proposal.
10. Apa manfaat yang diperoleh dengan adanya BOMM untuk sekolah? Jelaskan!
Jawaban: Menjadi meningkat untuk peralatan dan menambah potensi anak.
Interviewee Interviewer
Faisal, S.E Tsulis Rahmawati
96
Lampiran 13 HASIL WAWANCARA
Hari/Tanggal : Kamis, 25 Maret 2010
Tempat : Ruang Guru
Interviewee : Wali kelas
1. Selain sebagai guru, Bapak/Ibu guru berperan sebagai apa dalam pelaksanaan
BOMM?
Jawaban: Tidak ada. Guru hanya berperan dan dilibatkan dalam menggunakan
dana BOMM untuk kegiatan belajar mengajar.
2. Menurut Bapak, bagaimana program BOMM yang telah diberikan pemerintah
untuk sekolah?
Jawaban: Sangat membantu. BOMM tersebut dapat membeli peralatan yang
belum terpenuhi masing-masing dari tiap jurusan. Karena terdapat sekolah
yang tidak mendapatkan dana BOMM.
3. Apakah program BOMM yang diberikan pemerintah sudah dapat mencukupi
mutu pembelajaran untuk sekolah? Jelaskan!
Jawaban: Belum, pemerintah belum sepenuhnya dapat mencukupi, namun
sekolah melengkapi dan berusaha menambah peralatan yang belum terpenuhi.
4. Apakah dana BOMM sudah mencukupi untuk mutu pembelajaran?
Jawaban: Belum. Namun sudah baik untuk memperbaiki mutu untuk sekolah.
5. Apa manfaat yang diperoleh dengan adanya BOMM untuk sekolahdan mutu
pembelajaran? Jelaskan!
Jawaban: Sangat signifikan, diantaranya: memudahkan guru dalam
melaksanakan praktek, memudahkan sekolah dalam menyediakan alat praktek
dan menambah fasilitas bahan praktek untuk siswa.
Interviewee Interviewer
Rini S, S.Pd Tsulis Rahmawati