program dan pengelolaan dalam sistem pendidikan€¦ · pengelolaan pendidikan berasal dari kata...
TRANSCRIPT
PROGRAM DAN PENGELOLAAN DALAM SISTEM
PENDIDIKAN
OLEH :
KELOMPOK : IV
1.SUWALDI2.LISNAWATI3.MAWAR4.RISMAWATI5.NUR AYU6.FANUSIR7.NUR IJA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAMSYARIF MUHAMMAD RAHA
PERIODE 2018/2019
ARTIKEL BY SUWALDI
“Program pendidikan”
Pendidikan tinggi diselenggarakan untuk
menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik
dan/atau profeasional yang dapat merapkan,
mengembangkan, dan menciptakan ilmu
pengetahuan, teknologi dan kesenian.
1. Pendidikan Akademik
Saat ini, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
menyelanggarakan program pendidikan akademik
sarjana dan pascasarjana. Tujuan dari program
pendidikan akademik ini adalah menyiapkan peserta
didik (mahasiswa) menjadi warga negara yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, berjiwa Pancasila, memiliki integritas kepribadian
yang tinggi, terbuka, dan tanggap terhadap
perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kesenian berkaitan dengan bidang
keahliannya.
Program sarjana merupakan jenjang pertama
program akademik di perguruan tinggi, yang
mempunyai beban studi 144-160 SKS. Program S1
dijadwalkan sekurang-kurangnya 8 semester dan
selama-lamanya 14 semester setelah pendidikan
menengah. Di UNY, mahasiswa S1 dapat mengambil
mata kuliah tugas akhir apabila yang bersangkutan
telah menyelesaikan mata kuliah sekurangkurangnya
110 SKS dengan IPK sekurang-kurangnya 2,00.
Program pascasarjana terdiri atas program
magister dan program doctor. Program magister
merupakan jenjang kedua program akademik, yang
mempunyai beban studi akumulatif 36-50 SKS.
Program magister ini dijadwalkan untuk 4 semester
dan dapat ditempuh dalam waktu 4-8 semester
setelah program sarjana.
Sedangkan, Program Doctor merupakan jenjang ketiga
program akademik, yang mempunyai beban studi
akumulatif sekurang-kurangnya 40 SKS. Program ini
dijadwalkan untuk 4 semester dan dapat ditempuh
dalam waktu 4-10 semester setelah program
magister.
2. Pendidikan Profesional
Pendidikan profesional adalah pendidikan yang
diarahkan terutama pada kesiapan penerapan
keahlian tertentu dan diselenggarakan oleh akademi,
politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas.
Berdasarkan PP 60 tahun 1999 dan SK Mendiknas
Nomor 232/U/2000, Pendidikan profesional bertujuan
menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan profesional
dalam menerapkan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan teknologi dan kesenian serta
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional. Pendidikan profesional terdiri
atas program Diploma I, Diploma II, Diploma III, dan
Diploma IV.
Program pendidikan profesional yang
diselenggarakan UNY hanya berupa pendidikan
Diploma III (D3). Program pada jenjang ini diarahkan
pada lulusan yang mempunyai kemampuan dalam
bidang kerja yang bersifat rutin maupun yang belum
akrab dengan sifat-sifat maupun kontekstualnya,
secara mandiri dalam pelaksanaan maupun
tanggungjawab pekerjaannya, serta mampu
melaksanakan pengawasan dan bimbingan atas dasar
keterampilan manajerial yang dimilikinya. Sesuai
dengan peraturan akademik, UNY program Diploma III
diselenggarakan maksimal selama 10 semester.
ARTIKEL BY LISNAWATI“PENGELOLAAN PENDIDIKAN”
Kegiatan dalam sistem pendidikan nasional secara umum
meliputi dua jenis yaitu pengelolaan pendidikan dan kegiatan
pendidikan. Pengelolaan pendidikan berasal dari kata manajemen,
sedangkan istilah manajemen sama artinya dengan administrasi
( Oteng Sutisna:1983). Dapat diartikan pengelolaan pendidikan
sebagai supaya untuk menerapkan kaidah-kaidah adiministrasi
dalam bidang pendidikan.
Pengelolaan pendidikan meliputi kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan pengembangan.
Pengelolaan pendidikan. Pengelolaan adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian
upaya anggota organisasi dimana keempat proses tersebut
mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan
organisasi. Menurut Gri�n pengelolaan adalah sebagai sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara
efektif dan e�sien. Terdapat beberapa fungsi dari pengelolaan itu
sendiri adalah sebagai berikut:
Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk
mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir
merumuskan perencanaan merupakan penetapan pada tindakan apa
yang harus dilakukan? Apakah sebab tindakan itu harus dikerjakan?
Dimanakah tindakan itu harus dikerjakan? Kapankah tindakan itu
harus dikerjakan? Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu?
Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu?
Pengorganisasian (Organizing)
Oganisasi adalah dua orang atau lebih yang bekerjasama
dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran speci�c atau
sejumlah sasaran. Dalam sebuah organisasi membutuhkan seorang
pemimpin, pekerjaan pemimpin meliputi beberapa kegiatan yaitu
mengambil keputusan, mengadakan komunikasi agar ada saling
pengertian antara atsan dan bawahan, memberi semangat, inspirasi
dan dorongan kepada bawahan agar supaya mereka melaksanakan
apa yang diperintahkan.
Pengarahan (Directing )
Pengarahan adalah fungsi pengelolaan yang berhubungan
dengan usaha member bimbingan, saran, perintah-perintah atau
instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-
masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar
tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
Pengawasan
Pengawasan adalah fungsi pengelolaan yang berhubungan
dengan usaha pemantauan kinerja agar supaya kinerja tersebut
terarah dan tidak melenceng dari aturan yang sudah ditetapkan dan
pemantauan berfungsi sebagai media agar kinerja tersebut terarah
dan tersampaikan secara tepat.
Pengembangan
Pengembangan adalah fungsi pengelolaan yang harus
dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu pengelolaan, dengan adanya
pengembangan pengelolaan akan berjalan sesuai dan melebihi target
yang akan diperoleh. Tanpa suatu program yang baik sulit kiranya
tujuan pendidikan akan tercapai. Oleh karena itu, pengelolaan harus
disusun guna memenuhi tuntutan, kebutuhan, harapan dan
penentuan arah kebijakan sekolah dalam mencapai tujuan
pendidikan. Pengelolaan kerja SMP merupakan penjabaran tugas
dan pelaksanaan kebijakan Depdiknas yang di sesuaikan dengan
kondisi obyektif. Dalam pelaksanaannya setiap kegiatan mengacu
pada pengelolaan yang ada sehingga proses dan pelaksanaan
akti�tas di sekolah lebih terukur, terpantau dan
terkendali.Pengelolaan pendidikan berfungsi sebagai acuan bagi
sekolah dalam mengukur, mengevaluasi dan merevisi kegiatan-
kegiatan yang di anggap perlu. Selain itu pengelolaan pendidikan
bertujuan sebagai upaya sekolah dalam mendukung dan
menjabarkan wajib belajar 9 tahun.
ARTIKEL BY MAWAR
“ Ruang Lingkup pengelolaan pendidikan”
Ruang lingkup pengelolaan pendidikan SMP merupakan
upaya untuk menggali, memupuk, menggerakan dan
mempertahankan sumber daya pendidikan secara seimbang dan
berkesinambungan demi tercapainya tujuan melalui sistem kerja
sama. Adapun bidang garapan antara lain:
Inventarisasi sumberdaya pendidikan SMP. Program pengeralan sistem kerja sama disetiap bidang
garapan melalui:a. Pengelolaan Kurikulum.b. Pengelolaan Kesiswaan.c. Pengelolaan Ketenagaan.d. Pengelolaan Keuangan.e. Pengelolaan Sarana Prasarana.f. Pengelolaan Potensi Masyarakat Sekitar.
g. Pengelolaan Program SK.h. Pengelolaan Administrasi Sekolah.i. Pengelolaan BP/BK.j. Pengelolan Laboratorium.k. Pengelolaan Perpustakaan.l. Pengelolaan Hasil Penelitian.m. Pengelolaan Manajemen keterampilan.
Perencanaan Program1. Visi Sekolah
a. Sekolah merumuskan dan menetapkan visi serta
mengembangkannya.b. Visi sekolah yaitu :
dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah
dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa
yang akan datang; mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan
kekuatan pada warga sekolah/madrasah dan segenap
pihak yang berkepentingan; dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga
sekolah/madrasah dan pihakpihak yang
berkepentingan, selaras dengan visi institusi di
atasnya serta visi pendidikan nasional;
diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin
oleh kepala sekolah/madrasah dengan
memperhatikan masukan komite sekolah/madrasah; disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan
segenap pihak yang berkepentingan; ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala
sesuai dengan perkembangan dan tantangan di
masyarakat.2. Misi Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan misi
serta mengembangkannya.
b. Misi sekolah/madrasah:
memberikan arah dalam mewujudkan visi
sekolah/madrasah sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional; merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun
waktu tertentu; menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;
menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan
mutu lulusan yang diharapkan oleh
sekolah/madrasah; memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan
dengan program sekolah/madrasah; memberikan keluwesan dan ruang gerak
pengembangan kegiatan satuan-satuan unit
sekolah/madrasah yang terlibat; dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak
yang berkepentingan termasuk komite
sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan
pendidik yang dipimpin oleh kepala
sekolah/madrasah; disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan
segenap pihak yang berkepentingan; ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala
sesuai dengan perkembangan dan tantangan di
masyarakat.3. Tujuan Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan tujuan
serta mengembangkannya.
b. Tujuan sekolah/madrasah:
menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai
dalam jangka menengah (empat tahunan); mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan
nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;
Artikel Rismawati
PROGRAM DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN
1. Jenis program pendidikan
Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan
pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan
pendidikan ( UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1
ayat 9). Program pendidikan yang termasuk
pendidikan sekolah terdiri atas :
- Pendidikan umum- Pendidikan kejuruan- Pendidikan luar biasa- Pendidikan kedinasan
- Pendidikan keagamaan2. Kurikulum program pendidikan
Istilah kurikullum berasal dari dunia olah raga pada
zaman yunani kuno. Curir berarti “pelari”, dan curere
artinya “ tempat berpacu”. Kurikulum kemudian
diartikan “ jarak yang harus di tempuh”, oleh pelari
( Nana sujana, 1989:4). Kurikulum dalam pendidikan
dianalogikan sebagai arena tempat peserta didik “
berlari” untuk mencapai “finis” berupa ijazah, diploma
atau gelar (zais, 1976 yang dikutip oleh Muhammad
ansyar dan H. Nurtain, 1992:7)
Dalam hubungan dengan pembangunan nasional,
kurikulum pendidikan nasional berisi upaya
pembentukan sumber daya manusia untuk
pembangunan. Kurikulum mengandung dua aspek
yaitu:
- Aspek kesatuan nasional, yang memuat unsur-
unsur penyatuan bangsa.- Aspek local, yang memuat sifat-sifat kekhasan
daerah, baik yang berupa unsur budaya, sosial,
maupun lingkungan alam, yang menghidupkan
sifat kebhinekaan dan merupakan kekayaan
nasional.a. Kurikulum nasional
Tujuan pendidikan nasional dinyatakan di dalam UU RI
No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yaitu :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Kurikulum menjembatani tujuan tersebut dengan
praktek pengalaman belajar riil di lapangan /sekolah.
Dalam hubungan ini soedijarto (soedijarto, 1991:145)
merinci kurikulum atas lima tingkatan, yait :
1. Tujuan institusional, yang menggambarkan
berbagai kemampuan (pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap) yang harus di
kuasai oleh peserta didik dari suatu satuan
pendidikan.2. Kerangka materi yang memberikan gambaran
tentang bidang-bidang pelajaran yang perlu
dipelajari peserta didik untuk menguasai
serangkaian kemampuan yang disebut struktur
program kurikulum.3. Garis besar materi dari suatu bidang pelajaran
yang telah dipilih, biasa disebut GGPP atau
silabi.4. Panduan dan buku-buku pelajaran yang
disusun untuk menunjang terjadinya proses
pembelajaran (pedoman guru dan buku paket
pelajar).5. Bentuk dan jenis kegiatan pembelajaran yang
diaalami oleh peserta didik, yaitu strategi
belajar mengajar.b. Kurikulum muatan local
Dalam lampiran keputusan menteri pendidikan
dan kebudayaan dijelaskan bahwa muatan local
adalah program pendidikan yang isi dan media
penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam,
lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta
kebutuhan daerah. Keanekaragaman budaya,
lingkungan sosial, dan kondisi alam itu merupakan
kekayaan hidup bangsa Indonesia, Oleh karena itu
perlu dilestarikan dan dikembangkan melalui upaya
pendidikan, karena itu program pendidikan sekolah
harus bermuatan unsur-unsur lingkungan.
Kesungguhan pemerintah dalam merealisasikan
pemikiran mengenai muatan local yang dimulai pada
sekolah dasar, di wujudkan dalam keputusan manteri
pendidikan dan kebudayaan RI No. 0412/U/1987
Tanggal 11 Juli 1987 tentang penerapan muatan local
Sekolah Dasar. Kemudian disusul dengan penjabaran
pelaksanaannya dalam keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah No. 173/C/Kep/M/87
Tanggal 7 Oktober 1987. Dalam kata sambutan
Manteri Pendidikan dan Kebudayaan pada buku
petunjuk penerapan kurikulum sekolah Dasar “Dalam
hal ini harus diingat bahwa adanya muatan local
dalam kurikulum bukan bertujuan agar anak terjerat
dalam lingkungannya semata-mata. Semua anak
sekolah berhak mendapat kesempatan guna lebih
terlibat dalam moilitas yang melampaui batas
lingkungannya sendiri”
Tujuan dilakukannya muatan local dalam
kurikulum SD dapat dilihat dari segi kepentingan
nasional dan kepentingan peserta didik. Dalam
hubungannya dengan kepentingan nasional, tujuan
muatan lokal yaitu:
1. Melestarikan dan mengembangkan
kebudayaan yang khas daerah.2. Mengubah nilai dan sikap masyarakat terhadap
lingkungan ke arah yang positif.
Dalam sudut kepentingan peserta, tujuan muatan
local:
1. Meningkatkan pemahaman peserta didik
terhadap lingkungannya (lingkungan alam,
sosial, dan budaya).2. Mengharapkan peserta didik dengan
lingkungannya sehingga mereka tidak asing
dengan lingkungannya.3. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan
yang dipelajari untuk memecahkan masalah
yang ditemukan di lingkungan sekitarnya.
Artikel Nur AyuSISTEM PENDIDIKAN
Sebuah sistem pendidikan sangatlah diperlukan karena hal
inilah yang nantinya akan mengatur jalannya pendidikan di sebuah
negara dan akan menjadi pedoman untuk jalannya proses pendidikan
tersebut. Sistem pendidikan terdiri dari beberapa komponen yang
terdiri dari input, process, output, enviromental, dan, outcomes.
Komponen-komponen tersebut mempunyai fungsi tertentu yang
menjalankan sebuah fungsi struktur mencapai tujuan sistem tersebut.
Kali ini saya akan membahas de�nisi dari komponen-komponen
tersebut dan akan mencoba mengidenti�kasi permasalahan pada
komponen-komponen tersebut.
1. Input dalam Sistem Pendidikan
Input adalah masukan yang akan diproses dalam sebuah sistem
sehingga menghasilkan output dan outcomes nantinya. Input pada
sistem pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu raw
input (input mentah), instrumental input (input alat), dan
environmental input (input lingkungan). Raw input akan diproses
menjadi output, instrumental input akan menentukan cara selama
proses, dan environmental input akan mendukung proses
pendidikan. Input pokok dalam sistem pendidikan adalah
(https://www.kompasiana.com/andreancan) selama proses, dan
environmental input akan mendukung proses pendidikan. Input
pokok dalam sistem pendidikan adalah dasar pendidikan, tujuan
pendidikan, dan peserta didik.
a. Dasar Pendidikan
Dasar pendidikan adalah nilai-nilai yang mendasari
penyelenggaraan pendidikan di suatu tempat. Sesuai dengan UU No.
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 2 bahwa
“Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”. Berarti dalam
pelaksanaan pendidikan haruslah mengandung nilainilai yang
diajarkan Pancasila.
b. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan adalah harapan dari pendidikan nasional
sesuai UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 3 adalah “Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.” Tapi dalam pelaksanaannya kali ini masih
belum sempurna karena masih
mengembangkan nilai saja dan kurang mengembangkan kreati�tas
dan pengembangan karakter.
c. Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Peserta
didik adalah salah satu komponen pendidikan yang penting karena
mereka adalah yang akan menerima pembelajaran dari pendidik dan
juga akan mengimplementasikan pengajaranpengajaran tersebut.
2. Proses Pendidikan
Proses pendidikan adalah kegiatan komponen pendidikan oleh
pendidik yang terarah mencapai tujuan pendidikan. Kualitas proses
pendidikan mengarah pada kedua hal, yaitu kualitas komponen dan
kualitas pengelolaan. Komponen-komponen yang saling
berkesinambungan dalam proses pendidikan adalah
a. Pendidik dan Tenaga kependidikan
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkuali�kasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan. Tenaga Kependidikan adalah Tenaga kependidikan
adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Pendidik tidak
hanya bertanggung jawab dalam memberikan materi pengajaran
tetapi membentuk kepribadian peserta didik. Hal itu masih sangat
jarang karena kebanyakan pendidik masih tak acuh kepada peserta
didik dan hanya beranggapan “bahwa yang penting sudah mengajar”
b. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Lester D. Crow dan Alice
Crow melakukan penelitian tentang hasil studi terhadap anak yang
menyarankan hubungan salah satu komponen pendidikan yaitu
kurikulum dan anak didik adalah sebagai berikut:
Kurikulum disesuaikan dengan perkembangan anak Isi kurikulum mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap
yang dapat digunakan anak dalam pengalamannya sekarang
dan berguna untuk menghadapi kebutuhan pada masa yang
akan datang Anak didorong untuk belajar sendiri dan tidak hanya
menerima pasif dari guru Materi harus mengikuti minat keinginan anak sesuai dengan
perkembangan dan bukan menurut keputusan orang dewasa
tentang minat merekac. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana dalam pendidikan adalah segala macam
peralatan yang digunakan pendidik dan peserta didik dalam
memudahkan penyampaian materi pelajaran. Masalah utama dalam
sarana dan prasarana adalah pengadaannya yang tidak merata
sehingga tidak semua peserta didik dapat dengan mudah menerima
penyampaian materi dengan sama di Indonesia.
d. Administrasi
Administrasi pendiikan adalah kegiatan yang berkenaan
dengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban
dana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan. Kegiatan
administrasi pembiayaan meliputi penyusunan
anggaran,pembukuan, dan pemeriksaan.
e. Anggaran
Anggaran adalah biaya yang dipersiapkan dengan suatu
rencana terperinci. Anggaran adalah rencana yang disusun secara
terorganisasikan untuk menerima dan mengeluarkan dana dalam
suatu periode tertentu.
3. Lingkungan pada Sistem Pendidikan
Proses pendidikan selalu dipengaruhi oleh lingkungan yang ada
di sekitarnya, baik lingkungan itu menunjang maupun menghambat
proses pencapaian tujuan pendidikan. Lingkungan yang
mempengaruhi proses pendidikan tersebut, yaitu:
Lingkungan keluarga. Lingkungan sekolah atau lembaga pendidikan. Lingkungan masyarakat. Lingkungan keagamaan, yaitu nilai-nilai agama yang hidup
dan berkembang di sekitar lembaga pendidikan. Lingkungan sosial budaya, yaitu nilai-nilai sosial dan budaya
yang hidup dan berkembang di sekitar lembaga pendidikan. Lingkungan alam, baik keadaan iklim maupun geogra�snya. Lingkungan ekonomi, yaitu kondisi ekonomi yang ada di
sekitar lembaga pendidikan dan masyarakat sekitar. Lingkungan keamanan, baik keamanan di sekitar lembaga
pendidikan maupun di luar lembaga pendidikan.
Lingkungan politik, yaitu keadaan politik yang terjadi pada
daerah di mana lembaga pendidikan tersebut berdiri atau
melaksanakan pendidikan.