tinjauan manajemen operasional pengelolaan …

14
612 Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari April 2017 TINJAUAN MANAJEMEN OPERASIONAL PENGELOLAAN TERMINAL DANGERAKKO KOTA PALOPO Oleh: Hasbi [email protected] Dosen Fakultas Teknik Sipil Universitas Andi Djemma Palopo ABSTRAK Terminal Dangerakko yang terletak di Kecamatan Wara Kota Palopo. Merupakan terminal tipe C yang melayani angkutan umum antar kota dalam propinsi berupa angkutan kota. Terminal Dangerakko dilihat dari kondisi luas lahannya merupakan terminal tipe C, tetapi kondisi yang ada terminal Dangerakko memberikan pelayanan untuk muatan tipe B Hasil analisis dari lapangan dapat disimpulkan bahwa untuk kondisi terminal Dangerakko sudah tidak berfugsi sebagai terminal tipe C di karenakan luas areal yang tidak mencukupi untuk melayani angkutan yang masuk yaitu ankutan pedesaan, angkutan antar kota, dan angkutan antar propinsi yang mana merupakan ankutan tipe B. Melihat luasan area Terminal Dangerakko yang hanya + 1.630 Ha, terminal tersebut tidak layak di katakan terminal tipe B sesuai peraturan yang berlaku. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Kota yang semakin pesat, maka aktifitas kegiatan manusia semakin beragam dan meningkat. Dampak dari semakin meningkatnya aktifitas yang menimbulkan pergerakan manusia semakin beragam pula, sehingga diperlukan satu sistem yang mengatur pergerakan. Dampak yang timbul adalah meningkatnya intensitas pergerakan manusia sebagai pengguna dan barang sebagai bahan produksi maupun sebagai hasil produksi. Kelancaran mobilitas penumpang maupun barang sangat dipengaruhi oleh faktor sarana dan prasarana transportasinya. Hal tersebut telah di atur dalam perundang-undangan tentang sistem transportasi di Indonesia. Terminal merupakan bagian dari sistem transportasi, yang berfungsi untuk menaikan dan menurukan penumpang ataupun barang. Kenyamanan operasional ataupun kecepatan pergerakan penumpang sangat menentukan kapasitas sebuah terminal. Terminal Dangerakko yang terletak di Kecamatan Wara Kota Palopo. Merupakan terminal tipe C yang melayani angkutan umum antar kota dalam propinsi berupa angkutan kota. Terminal Dangerakko dilihat dari kondisi luas lahannya merupakan terminal tipe C, tetapi kondisi yang ada terminal Dangerakko memberikan pelayanan untuk muatan tipe B. Saat ini terminal Dangerakko menghadapi masalah mengenai pengaturan penataan parkir kendaraan angkutan umum yang keluar masuk, karena terminal Dangerakko melayanimuatan yang tidak sesuai dengan muatannya. Berdasarkan pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa terminal Dangerakko perlu diadakan tinjauan manajemen operasional. Manajemen operasianal terminal Dangerakko akan diarahkan pada pengaturan pola parkir dalam terminal. Dengan mempertimbangkan tersebut diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul penelitian ‘’Tinjauaan Manajemen Operasional Pengelolaan Terminal Dangerakko Kota Palopo”. B. Rumusan Masalah 1. Apakah manajemen operasional pengelolaan yang ada sudah efektif ? 2. Bagaimana tanggapan pengguna terminal tentang operasional pelayanan dalam terminal Dangerakko? C.Tujuan Penelitian 1. Mengetahui apakah operasional pengelolaan yang ada pada Terminal Kota Palopo saat ini sudah efektif. 2. Untuk mengetahui bagaimana sistem pelayanan operasional dalam Terminal

Upload: others

Post on 24-Apr-2022

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN MANAJEMEN OPERASIONAL PENGELOLAAN …

612

Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017

TINJAUAN MANAJEMEN OPERASIONAL PENGELOLAAN

TERMINAL DANGERAKKO KOTA PALOPO

Oleh:

Hasbi

[email protected]

Dosen Fakultas Teknik Sipil Universitas Andi Djemma Palopo

ABSTRAK

Terminal Dangerakko yang terletak di Kecamatan Wara Kota Palopo. Merupakan

terminal tipe C yang melayani angkutan umum antar kota dalam propinsi berupa angkutan kota.

Terminal Dangerakko dilihat dari kondisi luas lahannya merupakan terminal tipe C, tetapi

kondisi yang ada terminal Dangerakko memberikan pelayanan untuk muatan tipe B

Hasil analisis dari lapangan dapat disimpulkan bahwa untuk kondisi terminal Dangerakko

sudah tidak berfugsi sebagai terminal tipe C di karenakan luas areal yang tidak mencukupi

untuk melayani angkutan yang masuk yaitu ankutan pedesaan, angkutan antar kota, dan

angkutan antar propinsi yang mana merupakan ankutan tipe B. Melihat luasan area Terminal

Dangerakko yang hanya + 1.630 Ha, terminal tersebut tidak layak di katakan terminal tipe B

sesuai peraturan yang berlaku.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan Kota

yang semakin pesat, maka aktifitas kegiatan

manusia semakin beragam dan meningkat.

Dampak dari semakin meningkatnya aktifitas

yang menimbulkan pergerakan manusia

semakin beragam pula, sehingga diperlukan

satu sistem yang mengatur pergerakan.

Dampak yang timbul adalah meningkatnya

intensitas pergerakan manusia sebagai

pengguna dan barang sebagai bahan produksi

maupun sebagai hasil produksi. Kelancaran

mobilitas penumpang maupun barang sangat

dipengaruhi oleh faktor sarana dan prasarana

transportasinya. Hal tersebut telah di atur

dalam perundang-undangan tentang sistem

transportasi di Indonesia.

Terminal merupakan bagian dari sistem

transportasi, yang berfungsi untuk menaikan

dan menurukan penumpang ataupun barang.

Kenyamanan operasional ataupun kecepatan

pergerakan penumpang sangat menentukan

kapasitas sebuah terminal.

Terminal Dangerakko yang terletak di

Kecamatan Wara Kota Palopo. Merupakan

terminal tipe C yang melayani angkutan

umum antar kota dalam propinsi berupa

angkutan kota. Terminal Dangerakko dilihat

dari kondisi luas lahannya merupakan

terminal tipe C, tetapi kondisi yang ada

terminal Dangerakko memberikan pelayanan

untuk muatan tipe B. Saat ini terminal

Dangerakko menghadapi masalah mengenai

pengaturan penataan parkir kendaraan

angkutan umum yang keluar masuk, karena

terminal Dangerakko melayanimuatan yang

tidak sesuai dengan muatannya. Berdasarkan

pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa terminal Dangerakko perlu diadakan

tinjauan manajemen operasional. Manajemen

operasianal terminal Dangerakko akan

diarahkan pada pengaturan pola parkir dalam

terminal.

Dengan mempertimbangkan tersebut

diatas, maka penulis melakukan penelitian

dengan judul penelitian ‘’Tinjauaan

Manajemen Operasional Pengelolaan

Terminal Dangerakko Kota Palopo”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah manajemen operasional

pengelolaan yang ada sudah efektif ?

2. Bagaimana tanggapan pengguna terminal

tentang operasional pelayanan dalam

terminal Dangerakko?

C.Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apakah operasional

pengelolaan yang ada pada Terminal

Kota Palopo saat ini sudah efektif.

2. Untuk mengetahui bagaimana sistem

pelayanan operasional dalam Terminal

Page 2: TINJAUAN MANAJEMEN OPERASIONAL PENGELOLAAN …

612

Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017

Dangerakko menurut para pengguna

terminal.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Management Operasional

Manajemen opersinal merupakan

kegiatan untuk mengatur/mengelola secara

optimal/manajemen pengolahan sumber daya

dalam proses transformasi input menjadi

output.Sesuai dengan defenisinya sendiri,

manajemen yang bersal dari kata manage

yang berarti mengatur penggunaan. Jika

disandingkan dengan kata operasional, artinya

adalah pengaturan pada masalah produksi

atau operasional baik dalam bidang barang

atau jasa.

Selanjutnya secara defenisi manajemen

opersional juga sebagai penanggung jawab

dalam sebuah organisasi bisnis yang

mengurusi persoalan produksi. Baik dalam

bidang barang atau jasa. Dilihat dari definisi

yang ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan:

1. Fungsi manajemen operasional yakni

dalam hal pengambilan keputusan

mengenai kebutuhan- kebutuhan

operasional.

2. Manajemen operasional mesti juga

memperhatikan mengenai sistemnya.

Terutama sistem transportasi sistem ini

termasuk juga dalam sistem pengurusan

mengenai pembuatan rancangan serta

analisis dalam operasi nanti.

3. Mengenai hak pengambilan keputusan

dalam sebuah manajemen operasional.

Sebagaimana diketahui bahwa keputusan

adalah hal yang terpenting bagi seseorang

agarbisa bersikap tegas dan tepat demi

lancarnya manajemen operasional yang

telah dijalankan.

B. Pengertian Terminal

Terminal merupakan unit fasilitas

pelayanan umum dalam hal ini pergerakan

manusia dari suatu tempat ketempat yang

lain. Terminal sebagai salah satu unsur

transportasi angkutan merupakan bagian

terpadu yang tidak dapat dipisahkan dari

sistem angkutan.Terminal adalah tempat

dimulai dan diakhirinya proses angkutan

umum. Dapat juga sebagai tempat dimana

angkutan umum berhenti untuk sementara

yang terletak diantaratitik awal dan akhir

dari perjalanan suatu angkutan umum (Vivi

Arianti Tawaris. L.I.R. Lefrandt, J.A

Timboeleng 2012).

Terminal adalah titik simpul berbagai

moda angkutan sebagai titik perpindahan

penumpang dari moda satu kemoda yang

lain atau dari berbagai moda ke suatu moda,

juga suati titik tujuan atau titik akhir orang

setelah turun melanjutkan berjalan kaki ke

tempat kerja, rumah atau pasar, dengan kata

lain terminal adalah suatu titik henti.

Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, Terminal

Transportasi merupakan:

1. Titik simpul dalam jaringan transportasi

jalan yang berfungsi sebagai pelayanan

umum.

2. Tempat pengendalian, pengawasan,

pengaturan dan pengoperasian lalu lintas.

3. Prasarana angkutan yang merupakan

bagian dari sistem transportasi untuk

melancarkan arus penumpang dan barang.

4. Unsur tata ruang yang mempunyai peranan

penting bagi efisiensi kehidupan kota.

C. Fungsi Terminal

Fungsi terminal secara umum adalah

menyediakan berbagai prasarana masuk

keluarnya penumpang dan barang darisuatu

sistemke sistem lainnya.Direktorat Jenderal

Perhubungan Darat dalam buku menuju

lalu-lintas dan angkutan jalan yang tertib

(edisi yang disempurnakan) pada BAB IX

tentang transportasi jalan halaman 93

menyatakan fungsi Terminal transportasi

jalan dapat ditinjau dari 3 unsuradalah

sebagai berikut :

1. Fungsi Terminal bagi Penumpang (user)

adalah untuk kenyamanan menunggu,

kenyamanan perpindahan dari suatu moda

atau kenderaan ke kenderaan lain, tempat

fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas

parkir kenderaan pribadi.

2. Fungsi Terminal bagi pengusaha dan

pengemudi (operator) adalah untuk

pengaturan operasi bus, penyediaan

fasilitas istirahat dan informasi bagi awak

bus dan sebagai fasilitas pangkalan.

3. Fungsi Terminal bagi pemerintah

(regulator) adalah dari segi perencanaan

dan manajemen lalu-lintas untuk menata

lalu-lintas dan angkutan serta menghindari

dari kemacetan, sumber pemungutan

retribusi dan sebagai pengendali

kendaraan angkutan umum.

Page 3: TINJAUAN MANAJEMEN OPERASIONAL PENGELOLAAN …

613

Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017

D. Jenis Terminal dan Perbedaan

Terminal

Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995,

Terminal dibedakan berdasarkan jenis

angkutan, menjadi:

1. Terminal Penumpang adalah prasarana

transportasi jalan untuk keperluan

menaikkan dan menurunkan penumpang,

perpindahan intra dan/atau antar moda

transportasi serta pengaturan kedatangan

dan pemberangkatan kendaraan umum.

2. Terminal Barang adalah prasarana

transportasi jalan untuk keperluan

membongkar dan memuat barang serta

perpindahan intra dan/atau antar moda

transportasi.

Sesuai dengan Pasal 41 Bab VI

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun

1993, tentang Prasarana dan Lalu Lintas

Jalan dan Pasal 2 Bab II Keputusan Menteri

Perhubungan Republik Indonesia Nomor 31

Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi

Jalan, mengklasifikasikan terminal menjadi

tiga tipe yaitu:

1. Terminal penumpang tipe A adalah

Terminal penumpang yang berfungsi

melayani kendaraan umum untuk

angkutan antar kota antar propinsi

(AKAP) dan angkutan lintas batas negara,

angkutan antar kota dalam propinsi

(AKDP), angkutan kota (ANGKOT) dan

angkutan pedesaan (ANGDES ).

2. Terminal penumpang tipe B adalah

Terminal penumpang yang berfungsi

melayani kenderaan umum untuk

angkutan antar kota dalam propinsi

(AKDP), angkutan kota (ANGKOT) dan

angkutan pedesaan (ANGDES).

3. Terminal penumpang tipe C adalah

Terminal penumpang yang berfungsi

melayani kenderaan umum untuk

angkutan pedesaan (ANGDES).

Klasifikasi terminal ini yang biasanya

mendasari kriteria suatu perencanaan karena

dengan fungsi pelayanan yang berbeda tentu

akan menuntut fasilitas yang berbeda pula.

Namun konsep perencanaan diantara

ketiganya tidak akan berbeda sebagai fasilitas

yang melayani perpindahan pergerakan

penumpang pemakai jasa layanan angkutan.

Dalam suatu kota dibutuhkan adanya

terminal tipe A atau sebuah terminal tipe B

dan beberapa terminal tipe C, dimana jumlah

dan sebarannya tergantung pada jumlah

penumpang yang dilayani dan bentuk kota.

Biasanya terminal tipe C terletak dipinggir

kota yang merupakan titik pertemuan antara

angkutan kota dan angkutan pedesaan

sehingga banyaknya terminal lokal tergantung

banyaknya titik pertemuan antara angkutan

kota dan angkutan pedesaan.

E. Pengelolaan terminal

Pengelolaan terminal penumpang yang

harus dilakukan adalah meliputi kegiatan

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

pengoperasian terminal.

1. Perencanaan, Kegiatan perencanaan

terminal meliputi:

a. Penataan pelataran terminal menurut rute

atau jurusan,

b. Penataan fasilitas penumpang,

c. Penataan fasilitas penunjang terminal,

d. Penataan arus lalu lintas di daerah

pengawasan terminal,

e. Penyajian daftar rute perjalanan dan tarif

angkutan,

f. Penyusunan jadwal perjalanan

berdasarkn kartu pengawasan,

g. Pengaturan jadwal petugas di terminal,

h. Evaluasi sistem pengoperasian terminal.

2. Pelaksanaan Pengoperasian Terminal,

Kegiatan pelaksanaan pengoperasian

terminal penumpang meliputi:

a. Pengaturan tempat tunggu dan arus

kendaraan umum di dalam terminal,

b. Pengaturan kedatangan dan

pemberangkatan kendaraan menurut

jadwal yang telah ditetapkan,

c. Pemungutan jasa pelayanan terminal

penumpang,

d. Pemberitahuan tentang pemberangkatan

dan kedatangan kendaraan umum kepada

penumpang,

e. Pengaturan arus lalu lintas di daerah

pengawasan terminal.

3. Pengawasan Pengoperasian Terminal,

Kegiatan pengawasan pengoperasian,

terminal penumpang meliputi:

a. Pemantauan pelaksanaan tarif,

b. Pemeriksaan kartu pengawasan dan

jadwal perjalanan,

c. Pemeriksaan kendaraan yang secara jelas

tidak memenuhi kelaikan jalan,

d. Pemeriksaan batas kapasitas muatan

yang diijinkan,

Page 4: TINJAUAN MANAJEMEN OPERASIONAL PENGELOLAAN …

614

Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017

e. Pemeriksaan pelayanan yang diberikan

oleh penyedia jasa angkutan,

f. Pencatatan dan pelaporan pelanggaran

yang terjadi,

g. Pemeriksaan kewajiban pengusaha

angkutan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku,

h. Pemantauan pemanfaatan terminal serta

fasilitas penunjang sesuai dengan

peruntukkannya,

i. Pencatatan jumlah kendaraan dan

penumpang yang datang dan berangkat.

4. Pemeliharaan Terminal

Terminal penumpang harus senantiasa

dipelihara sebaik-baiknya untuk menjamin

agar terminal tetap bersih, teratur, tertib, rapi

serta berfungsi sebagaimana mestinya.

Pemeliharaan terminal meliputi:

a. Menjaga kebersihan bangunan beserta

perbaikannya,

b. Menjaga kebersihan pelataran terminal,

perawatan tanda-tanda dan perkerasan

pelataran,

c. Merawat saluran-saluran air yang ada,

d. Merawat instalasi listrik dan lampu-

lampu penerangan,

e. Menjaga dan merawat alat komunikasi,

f. Menyediakan dan merawat sistem

hidrant atau alat pemadam kebakaran

lainnya yang siap pakai.

Untuk keperluan pemeliharaan terminal

sebagaimana dimaksud diatas, harus

dialokasikan anggaran pemeliharaan terminal.

F. Fasilitas Dalam Terminal

1. Fasilitas Utama

Fasilitas utama adalah merupakan suatu

fasilitas yang mutlak dimiliki dalam sistem

terminal.

a. Area keberangkatan yaitu pelataran yang

disediakan bagi kendaraan penumpang

umum untuk menaikkan (loading)

penumpang dan memulai perjalanan.

b. Area kedatangan yaitu pelataran yang

disediakan bagi kendaraan angkutan

penumpang untuk menurunkan

penumpang (unloading) yang dapat pula

merupakan akhir perjalanan.

c. Area penumpang bus yaitu pelataran

yang disediakan untuk kendaraan

angkutan penumpang umum untuk

beristirahat.

d. Area lintas yaitu pelataran yang

disediakan untuk kendaraan angkutan

penumpang untuk beristirahat sementara

dan untuk menaikkan serta menurunkan

penumpang.

2. Fasilitas Penumpang

Selain fasilitas utama disediakan pula fasilitas

perlengkapan sebagai perlengkapan

penunjang :

a. Ruang Kantor

b. Tower Menara Pengawas

c. Pos Pemeriksaan KPS (TPR)

d. Mushollah

e. Kios

f. Kamar Mandi dan WC

g. Pelataran Parkir dan Taman

h. Peron

i. Loket

G. Penumpang

Menurut Damadjati (1995) pengertian

penumpang adalah: “ Setiap orang yang

diangkut ataupun yang harus diangkut di

dalam kendaraan ataupun alat pengangkutan

lainnya, atas dasar persetujuan dari

perusahaan ataupun badan yang

menyelenggarakan angkutan tersebut “.

Menurut Yoeti (1999) pengertian penumpang

adalah Pembeli Produk dan jasa pada suatu

perusahaan adalah pelanggan perusahaan

barang dan jasa mereka dapat berupa

seseorang (individu) dan dapat pula sebagai

suatu perusahaan.

Pengertian penumpang menurut

(wikipedia) adalah seseorang yang hanya

menumpang baik itu pesawat, kereta api, bus,

maupun jenis transportasi lainnya, tetapi tidak

termasuk awak mengoperasikan dan melayani

wahana tersebut.

Penumpang bisa dikelompokkan dalam dua

kelompok:

a. Penumpang yang naik suatu mobil tanpa

membayar, apakah dikemudikan oleh

pengemudi atau anggota keluarga.

b. Penumpang umum adalah penumpang

yang ikut dalam perjalanan dalam suatu

wahana dengan membayar, wahana bisa

berupa taxi, bus, kereta api, kapal

ataupun pesawat terbang.

Pengertian penumpang diatas sangatlah

luas maka dapat disimpulkan yang dimaksud

dengan penumpang dapat diartikan seseorang

(individu) dan satu perusahaan (kelompok)

Page 5: TINJAUAN MANAJEMEN OPERASIONAL PENGELOLAAN …

615

Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017

yang menggunakan jasa angkutan untuk suatu

perjalanan tertentu dengan mengeluarkan

sejumlah uang sebagai imbalan bagi

pengangkut dengan kata lain dapat

didefinisikan orang telah membeli tiket,

berarti orang yang melakukan perjalanan

dengan menggunakan alat tranportasi yang

disediakan oleh pihak pengangkutan atau

perusahaan niaga dan terikat kontrak dan

persetujuan dengan pengangkut tertera di

dalam tiket dengan pengangkut selama

perjalanan.

H. Teori Antrian

Syarat-syrat terjadinya proses antrian

adalah jika laju kendaraan konsumen yang

membutuhkan pelayanan lebih besar dari

kapasitas pelayanan yang dimiliki.

Adapun masalah-masalah yang akan timbul

akibat dari :

1. Permintaan terlalu besar sehingga

mengakibatkan terjadinya antrian

panjang dalam menunggu giliran untuk

dilayani fasilitas.

2. Sebaliknya jika permintaan kecil maka

akan mengakibatkan pelayanan tidak

ekonomis karena fasilitas pelayanan

yang sering menganggur.

Berdasarkan jumlah fasilitas pelayanan,

model antrian dapat dibagi (Lambang Antono,

2002) menjadi 2 yaitu :

- Model antrian dengan satu fasilitas

pelayanan.

- Model antrian dengan banyak fasilitas

pelayanan.

I. Parkir

Parkir merupakan keadaan tidak

bergerak satu kendaraan yang tidak bersifat

sementara dan membutuhkan lokasi parkir

berupa fasilitas parkir. Dirjen Perhubungan

Darat (1996) melalui buku yang diterbitkan

mejelaskan bahwa jenis parkir ada 2 mavam

yaitu:

a. Parkir di badan jalan

b. Parkir di luar badan jalan

1) Fasilitas parkir untuk umum adalah

berupa gedung parkir atau lahan/kawasan

parkir untuk umum yang diusahakan

sebagai kegiatan tersendiri.

2) Fasilitas parkir sebagai fasilitas adalah

tempat yang berupa gedung parkir atau

lahan/kawasn parkir yang disesuaikan

untuk menunjang kegiatan pada

bangunan utama.

Penentuan satuan ruang parkir (SRP)

mengacu pada hal-hal berikut:

a. Dimensi kendaraan standar untuk mobil

penumpang

b. Ruang bebas kendaraan parkir

Ruang bebas kendaraan di berikan pada

arah lateral diambil 5 cm ditetapkan pada

posisi pintu kendaraan dibuka dan arah

logitudional 30 cm diberikan di depan

kendaraan untuk menghindari benturan

dengan dindig atau kendaraan yang lewat.

J. Lebar bukaan pintu

Berdasarkan ketentuan Satuan Ruang

Parkir (SRP) untuk mobil penumpang seperti

pada tabel berikut:

Tabel 1

Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP)

Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir (m²)

1. a. Mobil penumpang Untuk Golongan I

a. Mobil Penumpang Untuk Golongan II

b. Mobil penumpang Untuk Golongan III

2. Bus/Truk

3. Sepeda motor

2,30 x 5,0

2,50 x 5,0

3,00 x 5,0

3,40 x 12,5

0,75 x 2,0

Sumber: Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1993

I. METODE PENELITIAN

A. Jam puncak (Peak Hour)

Waktu dimana terminal mengalami

kondisi terpadat. Ini ditandakan dengan

banyaknya jumlah kendaraan yang berada

di dalam terminal. Untuk mengetahui jam

puncak (Peak Hour) dari sebuah terminal

digunakan rumus:

Jumlah angkutan di dalam terminal = ( ∑A -

∑B ) + ∑C

Dimna :

Page 6: TINJAUAN MANAJEMEN OPERASIONAL PENGELOLAAN …

616

Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017

∑A = Jumlah angkutan di dalam terminal

∑B = Jumlah angkutan yang masuk ke

terminal

∑C = Jumlah angkutan yang ada di dalam

terminal sebelumnya.

B. Kapasitas tampung parkir

Kapasitas dari tempat parkir dapat dihitung

dengan rumus:

N =L

A

Keterangan:

A = Lebar ruang parkir (m)

N = Kapasitas tampung parkir

L = Panjang jalur yang dapat digunakan (m)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki

kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

biasanya bukan hanya orang atau makhluk

hidup, akan tetapi juga benda-benda alam

yang lainnya. Populasi juga bukan hanya

sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek

yang dipelajari, akan tetapi meliputi semua

karakteristik, sifat-sifat yang dimiliki oleh

obyek atau subyek tersebut.

2. Sampel

Sampel adalah sebgian dari jumlah dan

karakteristik yang di miliki populasi tersebut,

ataupun bagian kecil dari populasi yang di

ambil menurut prosedur tertentu sehingga

dapat mewakili populasinya. Jika populasi

besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari seluruh yang ada di populasi, hal

seperti ini dikarenakan adanya keterbatasan

dana atau biaya, tenaga dan waktu, maka oleh

sebab itu peneliti dapat memakai sampel yang

diambil dari populasi. Sampel yang akan

diambil dari polpulasi tersebut harus betul-

betul representatif atau dapat mewakili.

C. Jenis Pengumpulan Data

Untuk memperlancar dalam proses

penelitian ini, maka ada beberapa data yang

sangat diperlukan dalam proses pengolahan.

Data yang di kumpulkan pada penelitian ini

secara umum di bagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Data primer

Data primer yaitu diperoleh melalui

pengamatan langsung terhadap objek

penelitian. Pengumpulan data primer di

peroleh dari pengamatan langsung di

lapanganmulai dari pukul 07.00 – 22.00

WITA dengan menyebarkan kuesioner

langsung pada pengguna terminal. Data-data

yang diperoleh melalu survey dan

pengamatan langsung yang berhubungan

dengan Manajemen Operasional Pengelolaan

Terminal.

Survei yang dilakukan di terminal

Dangerekko sebagai acuan analisa yang

meliputi :

a. Kondisi fasilitas terminal

b. Daya tampung terminal.

2. Data sekuder

Data sekunder diperoleh melalui

pengambilan data dan informasi pada

instansi-instans terkait dan studi kepustakaan

yang berkaitan dengan materi penelitian.

Pengumpulan data sekunder dilakukan dan

digunakan untuk melengkapi keperluan

persiapan data primer.

Data sekunder meliputi:

a. Denah lokasi terminal Dangerekko

b. Luas bangunan terminal Dangerekko

c. Jumlah kendaraan yang keluar masuk

terminal

d. Struktur opersional

e. Peraturan pengeloloaan, dan kapasistas

D. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Analisis data dari hasil survei

dilakukan dengan menggunkan indikator –

indikator kinerja pelayanan terminal. Proses

analisis dilakukan dengan sistem populasi dan

sampel. Besar sampel ditemukan dengan

rumus solvin karena telah diketahui jumlah

populasi di lokasi penelitian. Untuk itu

peneliti menggunakan rumus di bawah ini:

𝑛 =𝑁

(1+𝑁.𝑒2 )

Keterangan

n = Jumlah sampel

N= Jumlah populasi

E = Eror tolerance (toleransi terjadinya

kesalahan 0,01) pankat dua

Tehnik sampel dalam penelitian ini

yaitu menggunakan simple random sampling.

Dikatakan simpel (sederhana) karena karena

pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

srata yang ada dalam populasi itu.

Page 7: TINJAUAN MANAJEMEN OPERASIONAL PENGELOLAAN …

617

Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017

Analis Univariat bertujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian.

Bentuk pengkajian data dengan distribusi

frekuansi dan persentase

(Notoadmodjo,2010).

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perhitungan Jumlah Kendaraan Rata-

Rata Yang Masuk Terminal

Dari pengamatan dilapangan selama 7

hari, diperoleh jumlah kendaraan rata-rata

yang masuk terminal Dangerakko.

Pengamatan ini dilakukan selama jam

operasional terminal yaitu mulai pukul 07.00-

22.00 WITA, sebagai beriku :

Tabel 1

Jumlah Kendaraan Yang Masuk Pengamatan

Jenis angkutan Hari

Jumat Sabtu Minggu senin Selasa Rabu Kamis

ANGDES 38 43 38 42 42 39 40

AKDP 416 468 407 448 451 395 440

AKAP 45 51 42 57 53 52 44

Total kendaraan /

hari 499 562 487 547 546 486 524

Total kendaraan keseluruhan / Minggu

3651

Sumber: Hasil Pengamatan

B. Hasil Analisa Sistem Opersional

Terminal

Dari 624 responden dimana 398

responden penumpang dan 226 responden

supir/pengemudi yang diteliti, maka diperoleh

hasil penilaian tingkat kepuasan pengguna

jasa terminal Dangerakko berdasarkan sistem

operasional pada Terminal Dangerakko

sebagai berikut:

Tabel 2

Sistem Operasional Terminal Dangerakko Menurut Penumpang

No Pertanyaan Persentase jawaban (%)

SS S TS STS

1.

Apakah terminal ini menyediakan jasa angkutan umum untuk

memberikan pelayanan jasa kepada penumpang dalam

melakukan perjalanan ?

30 54 14 2

2. Apakan menurut anda para petugas diterminal ini memberikan

pelayanan yang baik kepada pengguna jasa ? 6 50 37 7

3. Apakah menurut anda lokasi terminal ini sudah strategis ? 12 76 10 2

4. Apakah terminal memberikan fasilitas yang cukup baik dan

efektif untuk melayani pengguna jasa ? 11 68 18 3

5 Apakah di terminal ini pernah terjadi keributan yang merugikan

pengguna jasa ? 13 14 65 8

6. Apakah menurut anda di terminal ini anda sering terlalu lama

menunggu angkutan umum ? 12 66 21 1

7. Apakah di terminal ini sering terjadi kepadatan / kemacetan di

dalam dan di sekitar terminal ? 13 70 14 3

8. Apakah di terminal peraturan sudah berlku dengan baik ? 5 28 65 2

9. Apakah anda merasa nyaman dan aman selama ada dalam

lokasi terminal ? 7 56 32 5

10

Apakah perparkiran di terminal ini sudah baik dan efektif,

sehingga di terminal tidak terjadi kemacetan dan ketidak

teraturan ?

12 11 71 6

Sumber: Analisis Data

Page 8: TINJAUAN MANAJEMEN OPERASIONAL PENGELOLAAN …

618

Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017

Dari tabel diatas persentase jawaban

para penumpang di terminal menyatakan

lebih dari 50% setuju untuk indikator

pelayanan jasa 54%, lokasi yang stategis

76%, fasilitas yang baik 68%, lama

menunggu antrian 66%, kepadatan/kemacetan

70%, dan kategori kenyamanan dan aman

56%. Sedangkan yang menyatakan tidak

setuju untuk indikator, keributan dalam

terminal 65%, peraturan yang berlaku 65%,

dan untuk perparkiran 71%.

Tabel 3

Sistem Operasional Terminal Dangerakko Menurut Supir/Pengemudi

No Pertanyaan

Persentase jawaban

(%)

SS S TS STS

1. Apakah terminal ini memiliki tempat parkir yang baik dan

teratur untuk setiap rute angkutan umumnya ? 8 19 68 5

2. Apakah terminal selalu diawasi oleh pihak-pihak keamanan

dalam terminal ? 12 57 31 0

3. Apakah terminal memberikan fasilitas yang cukup baik dan

efektif untuk melayani pengguna jasa ? 6 26 68 0

4. Menurut andah apakah para petugas di terminal ini

memberikan pelayanan yang baik kepada pengguna jasa ? 5 39 52 4

5. Apakah menurut anda lokasi terminal ini sudah strategis ? 15 77 8 0

6. Apakah terminal ini sudah membatasi armada angkutan umum

disetiap rutenya ? 0 28 64 8

7. Apakah terminal sering mengalami kemacetan karena sistem

parkiran yang buruk ? 4 76 14 6

8. Apakah anda merasa nyaman dan aman ketika memasuki

terminal ? 7 48 43 2

9. Apakah anda sering antri ketika akan keluar dari terminal ini ? 19 62 12 7

10. Apakah ketika anda memasuki terminal, anda sering

menunggu terlalu lama dalam antrian parkir ? 15 16 61 8

Sumber: Analisis Data

Dari tabel diatas persentase jawaban

para pengemudi di terminal menyatakan lebih

dari 50% setuju untuk indikator pengawasan

pihak terminal 57%, Lokasi yang strategis

77%, kemacetan 76%, dan anti ketika keluar

dari terminal 62%. Sedangkan yang

menyatakan tidak setuju yaitu untuk indikator

tempat parkira 68%, pelayanan petugas

terminal 52%, pembatasan armada angkutan

64%, dan antrian ketika akan masuk terminal

61%.

C. Hasil Perhitungan Akumulasi Parkir / Jam Puncak

Dari hasil pengamatan di lapangan dan

perhitungan diperoleh jam puncak yang

ditunjukkan pada grafik akumulasi parkir

berikut:

Page 9: TINJAUAN MANAJEMEN OPERASIONAL PENGELOLAAN …

619

Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017

Gambar 1 Akumulasi Parkir Hari Jumat 07-08-2015

Sumber: Hasil Pengelolaan Data

Dari grafik diatas menunjukkan

akumulasi parkir tertinggi pada pukul 11.00-

12.00 dengan jumlah 126 kendaraan untuk

AKDP, 11 kendaraan untuk AGDES pada

pukul 10.00-11.00, dan 17 kendaraan untuk

AKAP pada pukul 20.00-21.00.

Gambar 2 Akumulasi Parkir Hari Sabtu 08-08-2015

Sumber: Hasil Pengelolaan Data

Dari grafik diatas menunjukkan

akumulasi parkir tertinggi pada pukul 10.00-

11.00 dengan jumlah 106 kendaraan untuk

AKDP, 9 kendaraan untuk AGDES pada

pukul 10.00-11.00, dan 9 kendaraan untuk

AKAP pada pukul 20.00-21.00.

3 Akumulasi Parkir Hari Minggu 09-08-2015

020406080

100120140

Aku

mu

lasi

ke

nd

araa

n

Waktu

Akumulasi Parkir Hari Jumat 07-08-2015

AKDP

ANGDES

AKAP

0

50

100

150

Aku

mu

lasi

Ke

nd

araa

n

waktu

Akumulasi Parkir Hari Sabtu 08-08-2015

AKDP

ANGDES

AKAP

020406080

100120140

Aku

mu

lasi

Ke

nd

araa

n

Waktu

Akumulasi Parkir Hari Minggu 09-08-2015

AKDP

ANGDES

AKAP

Page 10: TINJAUAN MANAJEMEN OPERASIONAL PENGELOLAAN …

620

Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017

Sumber: Hasil Pengelolaan Data

Dari grafik diatas menunjukkan

akumulasi parkir tertinggi pada pukul 11.00-

12.00 dengan jumlah 127 kendaraan untuk

AKDP, 8 kendaraan untuk AGDES pada

pukul 10.00-11.00, dan 17 kendaraan untuk

AKAP pada pukul 20.00-21.00.

Gambar 4 Akumulasi Parkir Hari Senin 10-08-2015

Sumber: Hasil Pengelolaan Data

Dari grafik diatas menunjukkan

akumulasi parkir tertinggi pada pukul 11.00-

12.00 dengan jumlah 144 kendaraan untuk

AKDP, 16 kendaraan untuk AGDES pada

pukul 11.00-12.00, dan 15 kendaraan untuk

AKAP pada pukul 19.00-20.00.

Gambar 5 Akumulasi Parkir Hari Selasa 11-08-2015

Sumber: Hasil Pengelolaan Data

Dari grafik diatas menunjukkan

akumulasi parkir tertinggi pada pukul 11.00-

12.00 dengan jumlah 114 kendaraan untuk

AKDP, 10 kendaraan untuk AGDES pada

pukul 13.00-14.00, dan 16 kendaraan untuk

AKAP pada pukul 19.00-20.00.

0

50

100

150

200

Aku

mu

lasi

Ke

nd

araa

n

Waktu

Akumulasi Parkir Hari Senin 10-08-2015

AKDP

ANGDES

AKAP

020406080

100120

Aku

mu

lasi

Ke

nd

araa

n

Waktu

Akumulasi Parkir Hari Selasa 11-08-2015

AKDP

ANGDES

AKAP

Page 11: TINJAUAN MANAJEMEN OPERASIONAL PENGELOLAAN …

621

Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017

Gambar 6 Akumulasi Parkir Hari Rabu 12-08-2015

Sumber: Hasil Pengelolaan Data

Dari grafik diatas menunjukkan

akumulasi parkir tertinggi pada pukul 11.00-

12.00 dengan jumlah 112 kendaraan untuk

AKDP, 9 kendaraan untuk AGDES pada

pukul 11.00-12.00, dan 9 kendaraan untuk

AKAP pada pukul 19.00-20.00.

Gambar 7 Akumulasi Parkir Hari Kamis 13-08-2015

Sumber: Hasil Pengelolaan Data

Dari grafik diatas menunjukkan

akumulasi parkir tertinggi pada pukul 11.00-

12.00 dengan jumlah 147 kendaraan untuk

AKDP, 11 kendaraan untuk AGDES pada

pukul 11.00-12.00, dan 11 kendaraan untuk

AKAP pada pukul 19.00-20.00.

Dari ketujuh gambar dan penjelasan

diatas dapat dilihat dari masing-masing

akumulasi parkir tertinggi / jam puncak yang

terjadi pada Terminal Dangerakko tersebut

terjadi pada:

1. AKDP = Kamis, 13 Agustus 2015

Pukul 11:00 - 12:00 dengan 147 kendaraan

2. AKAP= Minggu, 09 Agustus 2015

Pukul 20:00 – 21:00 dengan 18 kendaraan

3. ANGDES = Senin, 10 Agustus 2015

Pukul 11:00 – 12:00 dengan 16

kendaraan.

Perhitngan kapasitas Parkir

a. Parkir Parkir merupakan keadaan tidak bergerak satu

kendaraan yang tidak bersifat sementara dan

membutuhkan lokasi parkir berupa fasilitas

parkir. Dirjen Perhubungan Darat (1996)

melalui buku yang diterbitkan mejelaskan

bahwa jenis parkir ada 2 macam yaitu:

0

20

40

60

80

100

120A

kum

ula

si K

en

dar

aan

waktu

Akumulasi Parkir Hari Rabu 12-08-2015

AKDP

ANGDES

AKAP

0

50

100

150

200

Aku

mu

lasi

Ke

nd

araa

n

Waktu

Akumulasi Parkir Hari Kamis 13-08-2015

AKDP

ANGDES

AKAP

Page 12: TINJAUAN MANAJEMEN OPERASIONAL PENGELOLAAN …

622

Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017

1. Parkir di badan jalan

2. Parkir di luar badan jalan

3. Fasilitas parkir untuk umum adalah

berupa gedung parkir atau lahan/kawasan

parkir untuk umum yang diusahakan

sebagai kegiatan tersendiri.

4. Fasilitas parkir sebagai fasilitas adalah

tempat yang berupa gedung parkir atau

lahan/kawasn parkir yang disesuaikan

untuk menunjang kegiatan pada

bangunan utama.

Penentuan satuan ruang parkir (SRP)

mengacu pada hal-hal berikut:

1. Dimensi kendaraan standar untuk mobil

penumpang

2. Ruang bebas kendaraan parkir

Ruang bebas kendaraan di berikan pada

arah lateral diambil 5 cm ditetapkan pada

posisi pintu kendaraan dibuka dan arah

logitudional 30 cm diberikan di depan

kendaraan untuk menghindari benturan

dengan dindig atau kendaraan yang

lewat.

3. Lebar bukaan pintu

Berdasarkan ketentuan Satuan Ruang

Parkir (SRP) untuk mobil penumpang seperti

pada tabel berikut:

Tabel 4

Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP)

Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir (m²)

1. a. Mobil penumpang Untuk Golongan I

c. Mobil Penumpang Untuk Golongan II

d. Mobil penumpang Untuk Golongan III

2. Bus/Truk

3. Sepeda motor

2,30 x 5,0

2,50 x 5,0

3,00 x 5,0

3,40 x 12,5

0,75 x 2,0

Sumber: Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1993

b. Kapasitas Ruang Parkir

Dik:

L = Lebar Ruang Parkir (m)

A = Panjang jalur yang dapat digunakan (m)

N = Kapasitas tampung parkir

N = L

A

Perhitungan untuk Bus/AKAP

Kapasitas parkir untuk Bus sudut 60º

Dik : L = 48,7

A = 9,1

Dit : N = ...…….

?

Peny : N =

L

A

N =

48,7

9,1

N = 5

Kapasitas parkir untuk Bus

Dik : L = 37,5

A = 3,4

Dit : N = ………. ?

Peny : N =

L

A

N =

37,5

3,4

N = 11 Jadi kapasitas tampung parkir untuk

Bus yaitu 5 + 11 = 16 kendaraan

Kapasitas ruang parkir untuk AKDP

Dik : L = 50,3

A = 5

Dit : N = ………. ?

Peny : N =

L

A

N =

50,3 X 5

5

N = 50

Untuk ANGDES

Dik : L = 48,6

A = 5

Dit : N = …… ?

Peny : N =

L

A

N =

48,6

5

N = 10

Jadi kapasitas tampung parkir terminal

untuk keseluruhan yaitu: 50 + 10 = 76

kendaraan.

Page 13: TINJAUAN MANAJEMEN OPERASIONAL PENGELOLAAN …

623

Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017

III. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data dan dan

perhitungan maka dapat di tarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis dari lapangan

dapat disimpulkan bahwa untuk kondisi

terminal Dangerakko sudah tidak berfugsi

sebagai terminal tipe C di karenakan luas

areal yang tidak mencukupi untuk

melayani angkutan yang masuk yaitu

ankutan pedesaan, angkutan antar kota,

dan angkutan antar propinsi yang mana

merupakan ankutan tipe B. Melihat luasan

area Terminal Dangerakko yang hanya +

1.630 Ha, terminal tersebut tidak layak di

katakan terminal tipe B sesuai peraturan

yang berlaku. Dan secara umum dari segi

operasional ternyata Terminal Dangerakko

sudah tidak memenuhi hal-hal sebagai

berikut:

a. Kapasitas parkir untuk angkutan

Bus/AKAP 16 kendaraan, sedangkan

pada akumulasi parkir tertinggi 18

kendaraan, maka sudah tidak

memenuhi.

b. Kapasitas parkir untuk angkutan AKDP

50 kendaraan, sedangkan pada

akumulasi parkir tertinggi 147

kendaraan, maka kapasitas tampung

parkir sudah tidak memenuhi.

c. Kapasitas parkir untuk angkutan

ANGDES 10 kendaraan, sedangkan

pada akumulasi parkir tertinggi 16

kendaraan, maka kapasitas tampung

parkir sudah tidak memenuhi.

2. Dari hasil analisis sistem operasional

pengelolaan terminal Dangerakko didapat

bahwa responden yang merupakan

penumpang dan supir menyatakan belum

cukup puas dengan operasional

pengelolaan yang diberikan Terminal

Dangerakko. Ketidak puasan ini terlihat

pada indikator: ketersediaan fasilitas 68%,

kemacetan 70%, perparkiran 71%, dan

pembatasan armada angkutan 64%.

B. Saran

Setelah menyelesaikan penelitian ini

penulis memiliki beberapa saran yaitu:

1. Perlu diadakan perencanaan/penataan

ulang areal terminal sehingga kendaraan

bisa tertampung dalam terminal.

2. Pemberlakuaan aturan yang tegas dan

pemberian sangsi bagi angkutan yang

tidak melakukan parkir pada tempatnya.

3. Pihak terminal perlu melakukan

pengontrolan terhadap jumlah armada

angkutan yang melayani disetiap rutenya

agar dapat meningkatkan pelayanan

kepada setiap rutenya.

DAFTAR PUSTAKA

Depertemen Perhubungan “Pedoman Teknis

Penyelenggaraan Fasilitas PARKIR”

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Depertemen Perhubungan 1995.Manajemen

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang

Tertib. Direktorat Jendral

Perhubungan Darat.Jakarta.

Direktorat Jendral Perhubungan Darat,

1993http://

aan20.blogspot.com/2012/08/

defenisi- management opersional.

Html (Bayu Anggara).

Hermanto Sibagariang, Indra Jaya Pandia

“Kinerja Dan Teknis Pelayanan

Terminal Angkutan Umum Kota

Sibolga

Hobbs, F. D., 1979. Perencanaan dan Teknik

Lalu Lintas (EdisiKedua). University of

Birmingham.

Jurnal Ilmu Pemerintah Volume : Nomor :

Taahun 2014 halaman

http/www.fisipundip.ac.id

Kementrian Pekerjaan Umum. 2010.

Pedoman Pengelolaan

Terminal.www.usdrpindonesia.org/files

/downloadcontent/1186.pdf

Kepustakaan : Drs. Sumanto . M.a, 1995,

Metodologi Penelitian Sosial dan

Pendidikan, Yogyakarta. Andi Offset

Mohammad Zakaria, Studi Karakteristik

Parkir Dan Kebutuhan Luas Terminal

Tegal Sebagai Terminal Bus Tipe A

Morlok, E. K.Pengantar Teknik dan

Perencanaan Transportasi.

Pennyslvania ofUniversity.

Prof. Dr. Sugiono. Metodologi Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan

R&BSudjana, Enung. Perparkiran

Kendaraan Bermotor.

http://www.scribd.com/bayu_kurniawa

n.4/d/55065658PERPARKIRAN–

KENDARAAN-BERMOTOR.

Sumarandak,GlandBilly.2006.AnalisaKapasi

Page 14: TINJAUAN MANAJEMEN OPERASIONAL PENGELOLAAN …

624

Jurnal Ecosystem Volume 17 Nomor 1, Januari – April 2017

tasTerminalBerimanTomohon.

FakultasTeknik.UniversitasSamRatula

ngiManado.

Supit, Michael Andrew. 2009. Perencanaan

Terminal Baru Tataaran di Kabupaten

Minahasa.FakultasTeknik.Universitas

SamRatulangi Manado.

Tamin. O. Z. 2003. Perencanaan dan

Pemodelan Transportasi. Institut

Teknologi Bandung.

Vivi Arianti Tawaris. L.I.R. Lefrandt, J.A

Timboeleng. Penataan Parkir Angkutan

Darat.