profil kesatuan pengelolaan hutan · pdf file1 profil kesatuan pengelolaan hutan produksi...

13
1 PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) LIMAU UNIT VII-HULU KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI Latar Belakang Berdasarkan UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam dan lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah wilayah yang pengelolaan hutan sesuai fungsi dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari. KPH menurut Permenhut Nomor: P. 6/Menhut-II/2009 tentang Pembentukan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan terdiri dari 3, yaitu : (1) Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK), (2) Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan (3) Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP). Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) adalah kesatuan pengelola hutan yang luas wilayah seluruhnya atau didominasi oleh kawasan hutan produksi. KPHP merupakan kesatuan pengelolaan yang fungsi pokoknya merupakan hutan produksi. Dalam Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2007 Jo Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 2008 tentang Tata Hutan, Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan telah ditetapkan tugas pokok dan fungsi KPH. Tugas pokok dan fungsi KPH tersebut terutama untuk KPHP dan KPHL, sebelum ada KPH sebagian dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi dan Kabupaten/ Kota dan sebagian diantaranya dilaksanakan oleh para pemegang ijin. Dengan demikian, maka sebelum ada KPH, seluruh tugas pokok dan fungsi KPH tetap dijalankan oleh Dinas Kehutanan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi KPH tersebut yaitu pada penyelenggaraan manajemen pengelolaan hutan di tingkat tapak/lapangan, sedangkan tugas pokok dan fungsi Dinas Kehutanan yaitu penyelenggaraan pengurusan/administrasi kehutanan. Dalam rangka pembangunan KPHP dan KPHL di Indonesia maka kementerian kehutanan telah menetapkan indikator kinerja utama (IKU) yang terkait dengan KPH yang tertuang pula dalam Rencana Strategis Kementerian Kehutanan pada Permenhut No. P.51/Menhut-II/2010 tentang penetapan wilayah KPH di seluruh Indonesia dan beroperasinya 120 KPH maka perlu dibentuk KPH Model di Seluruh Indonesia. Pembangunan KPHP dan KPHL meliputi tiga aspek yaitu pembangunan wilayah, pembentukan organisasi dan penyusunan rencana.

Upload: vuongmien

Post on 07-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN · PDF file1 PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) LIMAU UNIT VII-HULU KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI Latar Belakang Berdasarkan

1

PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP)

LIMAU UNIT VII-HULU KABUPATEN SAROLANGUN

PROVINSI JAMBI

Latar Belakang

Berdasarkan UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan adalah satu kesatuan

ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi

pepohonan dalam persekutuan alam dan lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat

dipisahkan. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah wilayah yang pengelolaan hutan

sesuai fungsi dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari. KPH menurut

Permenhut Nomor: P. 6/Menhut-II/2009 tentang Pembentukan Wilayah Kesatuan

Pengelolaan Hutan terdiri dari 3, yaitu : (1) Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi

(KPHK), (2) Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan (3) Kesatuan Pengelolaan

Hutan Produksi (KPHP). Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) adalah kesatuan

pengelola hutan yang luas wilayah seluruhnya atau didominasi oleh kawasan hutan produksi.

KPHP merupakan kesatuan pengelolaan yang fungsi pokoknya merupakan hutan produksi.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2007 Jo Peraturan Pemerintah No. 3 tahun

2008 tentang Tata Hutan, Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan

telah ditetapkan tugas pokok dan fungsi KPH. Tugas pokok dan fungsi KPH tersebut

terutama untuk KPHP dan KPHL, sebelum ada KPH sebagian dilaksanakan oleh Dinas

Kehutanan Provinsi dan Kabupaten/ Kota dan sebagian diantaranya dilaksanakan oleh para

pemegang ijin. Dengan demikian, maka sebelum ada KPH, seluruh tugas pokok dan fungsi

KPH tetap dijalankan oleh Dinas Kehutanan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pelaksanaan

tugas pokok dan fungsi KPH tersebut yaitu pada penyelenggaraan manajemen pengelolaan

hutan di tingkat tapak/lapangan, sedangkan tugas pokok dan fungsi Dinas Kehutanan yaitu

penyelenggaraan pengurusan/administrasi kehutanan.

Dalam rangka pembangunan KPHP dan KPHL di Indonesia maka kementerian

kehutanan telah menetapkan indikator kinerja utama (IKU) yang terkait dengan KPH yang

tertuang pula dalam Rencana Strategis Kementerian Kehutanan pada Permenhut

No. P.51/Menhut-II/2010 tentang penetapan wilayah KPH di seluruh Indonesia dan

beroperasinya 120 KPH maka perlu dibentuk KPH Model di Seluruh Indonesia.

Pembangunan KPHP dan KPHL meliputi tiga aspek yaitu pembangunan wilayah,

pembentukan organisasi dan penyusunan rencana.

Page 2: PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN · PDF file1 PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) LIMAU UNIT VII-HULU KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI Latar Belakang Berdasarkan

2

Sejarah Terbentuknya KPHP Limau Unit VII-Hulu

KPHP Unit VII-Hulu di Kabupaten Sarolangun telah ditetapkan sebagai KPHP Model

sesuai SK Menhut Nomor SK. 741/Menhut-II/2011 tanggal 19 Desember 2011 dengan luas

± 121.102 Ha, terdiri dari :

- Hutan Lindung (HL) 54.793 Ha

- Hutan Produksi Terbatas (HPT) 22.502 Ha

- Hutan Produksi (HP) 43.807 Ha

Gambar 1. Peta Penetapan Wilayah KPHP Model Limau Kabupaten Sarolangun Provinsi

Jambi

Kondisi Batas Kawasan Hutan

Batas Kawasan Hutan di wilayah KPHP Limau Unit VII-Hulu Kabupaten Sarolangun

ini memiliki letak geografis 102o37′ – 102

o5′ BT dan 2

o21′ – 2

o46′ LS.

KPHP Limau Unit VII-Hulu Kabupaten Sarolangun memiliki batas-batas

administrasi, yaitu :

Utara : Kabupaten Merangin

Selatan : Provinsi Sumatera Selatan

Barat : Provinsi Sumatera Selatan

Timur : Kabupaten Batanghari

Page 3: PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN · PDF file1 PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) LIMAU UNIT VII-HULU KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI Latar Belakang Berdasarkan

3

Kondisi Penutupan Lahan

Tabel 1. Kondisi Penutupan Lahan

No Penutupan Lahan Luas (Ha)

1 Hutan Primer 3.575,80

2 Hutan Bekas Tebangan 92.242,00

3 Belukar Muda dan Semak 9.605,10

4 Perkebunan/Perkebunan Campuran 2.121,19

5 Tanah Terbuka 82,46

6 Pertanian Campuran 13.583,44

7 Transmigrasi 47,10

8 Hutan Primer 3.575,80

Kondisi Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan

- Ijin-ijin pemanfaatan yang terdapat dalam KPHP Model Limau :

Tabel 2. Ijin-ijin Pemanfaatan Hutan

No Nama Jenis Luas ± Ha

(dalam KPHP)

1 PT. Gading Karya Makmur IUPHHK-HTI (sp1) 27.614,41

2 PT. Hijau Artha Nusa IUPHHK-HTI (sp1) 10.072,74

Grand Total 37.687,15 Keterangan : Luas Areal KPHP Model Limau yang masih dapat dimanfaatkan sebesar 83.414,85 Ha

- Penggunaan : Sudah ada perijinan pinjam pakai kawasan hutan dalam KPHP Model

Limau.

Visi dan Misi KPHP Limau Unit VII-Hulu

Visi dan Misi KPHP Limau Unit VII-Hulu adalah sebagai berikut :

Visi : Visi KPHP Limau adalah “Hutan Lestari KPHP Mandiri”. Pengelolaan hutan

lestrari dapat diartikan sebagai berikut :

1. Lestari secara ekonomi berarti akan dapat memberikan kontribusi bagi

pendapatan daerah dan nasional serta mampu meningkatkan pendapatan

masyarakat sekitar KPHP Model Limau Unit VII-Hulu.

2. Lestari secara sosial, berarti mampu memberikan dan menyediakan serta

menyerap tenaga kerja terutama tenaga kerja lokal sehigga dapat mengurangi

pengangguran dan kemiskinan.

3. Lestari secara lingkungan berarti tetap terjaganya fungsi-fungsi utama dan

alami dari hutan di KPHP Model Limau Unit VII-Hulu sehingga dapat

memberikan manfaat berupa jasa lingkungan yang berkelanjutan dan

memberikan kenyamanan bagi masyarakat luas.

Page 4: PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN · PDF file1 PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) LIMAU UNIT VII-HULU KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI Latar Belakang Berdasarkan

4

Misi : 1. Mendukung peningkatan kontribusi pemanfaatan dan penggunaan kawasan

hutan terhadap kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah.

2. Menjamin kelestarian fungsi ekologis hutan dan sekaligus sebagai zona

lindung dan penyangga wilayah bawah kabupaten Sarolangun.

3. Membangun Kelembagaan pengeloaan kawasan hutan berbasis bisnis yang

kokoh dan kuat.

4. Meningkatkan peluang partisipasi para pihak terutama masyarakat setempat

dalam mengakses sumber daya hutan dalam berbagai skema pengelolaan.

5. Mempertahankan nilai-nilai adat sebagai warisan dalam upaya

mempertahankan dan melestarikan hutan.

6. Menjadikan kawasan KPHP sebagai salah satu sentra research (penelitian)

ekosistem hutan tropis di Provinsi Jambi.

Dari visi dan misi KPHP Limau Unit VII-Hulu yang telah dirumuskan di atas, maka

capaian-capaian tujuan utama yang diharapkan terpenuhi selama kurun waktu 10 tahun

(2014 – 2023) adalah sebagai berikut :

1. Menigkatkan upaya pengelolaan kawasan hutan yang mampu berkontribusi terhadap

peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah.

2. Terlaksanaya upaya-upaya pemantapan status dan fungsi kawasan hutan yang

dilaksanakan secara berkesinambungan.

3. Tertatanya wilayah kelola KPHP Limau Unit VII-Hulu ke dalam blok-blok dan petak-

petak berdasarkan data dan informasi yang detail di lapangan.

4. Terselenggaranya fungsi penggunaan kawasan hutan melalui pembinaan, pemantauan dan

evaluasi terhadap penyelenggara izin penggunaan kawasan KPHP Limau Unit VII-Hulu.

5. Terlaksananya upaya-upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan

pemanfaatan sumber daya hutan.

6. Terselenggaranya fungsi rehabilitasi, reklamasi dan perlindungan hutan.

7. Tersedianya data informasi peluang investasi pengembangan kehutanan di wilayah KPHP

Limau Unit VII-Hulu.

8. Terwujudnya kelola bisnis pada wilayah tertentu dengan penanaman agroforestry terpadu

yang mampu mendanai KPHP secara mandiri.

9. Menjadi bagian dari fungsi research perhitungan, pelaporan dan verifikasi dalam rangka

upaya penurunan emisi karbon.

Page 5: PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN · PDF file1 PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) LIMAU UNIT VII-HULU KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI Latar Belakang Berdasarkan

5

Terbentuknya KPHP Limau Unit VII-Hulu Kabupaten Sarolangun ini juga ditetapkan

oleh Peraturan Bupati Sarolangun Nomor 15 Tahun 2012 tentang Susunan Organisasi dan

Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Dinas

Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sarolangun yang mana struktur organisasi unit

pelaksana teknis dinas kesatuan pengelolaan hutan produksi ini terdiri dari : Kepala Dinas,

Kepala UPTD, Sub Bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional (Gambar 2).

Gambar 2. Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesatuan Pengelolaan Hutan

Produksi

Potensi Sumber Daya Hutan di Wilayah KPHP

Potensi Sumber Daya Hutan di Wilayah KPHP, terdiri dari Potensi Non Kayu atau

Non Timber Forest Product (NTFP), Potensi Jasa Lingkungan, Jenis Satwa dan Jenis

Kayu. Potensi Sumber Daya Hutan di Wilayah KPHP Limau Unit VII-Hulu Kabupaten

Sarolangun adalah NTFP (Non Timber Forest Product). NTFP yang ada di wilayah KPHP

Limau adalah :

Potensi Non Kayu atau Non Timber Forest Product (NTFP)

‒ Kepayang (Pangium edule)

Kepayang adalah pohon yang memiliki potensi dari segi nilai konservasi dan

ekonomi. Pohon Kepayang merupakan salah satu NTFP yang ada di wilayah KPHP

Limau Unit VII-Hulu Kabupaten Sarolangun. Kepayang ini menghasilkan minyak

Kepayang yang diperoleh dari biji Kepayang. Proses pengelolaan biji Kepayang menjadi

minyak Kepayang ini dilakukan oleh masyarakat desa sekitar hutan di wilyah KPHP.

KEPALA DINAS

KEPALA UPTD

SUB BAGIAN

TATA USAHA

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

Page 6: PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN · PDF file1 PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) LIMAU UNIT VII-HULU KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI Latar Belakang Berdasarkan

6

Salah satu desa yang melakukan pengelolaan minyak Kepayang adalah Desa Sungai

Bemban Kecamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun (Lampiran 1). Berikut

merupakan produk minyak Kepayang yang dihasilkan oleh KPHP Limau Unit VII-Hulu

Kabupaten Sarolangun (Gambar 3). KPHP Limau membantu masyarakat desa dalam

melakukan pengemasan dan pemberian label serta pemasaran minyak kepayang sebagai

bentuk kemitraan dengan cara kolaborasi. Dengan ini diharapkan minyak kepayang yang

dihasilkan oleh masyarakat desa di sekitar wilayah KPHP dapat dipasarkan ke masyarakat

luas.

Gambar 3. Produk KPHP Limau Minyak Kepayang

‒ Madu

Madu lebah hutan bersarang pada pohon besar, tinggi dan berumur ratusan tahun

yaitu Pohon Sialang. Madu ini diambil oleh masyarakat desa di sekitar hutan wilayah

KPHP Limau Unit VII-Hulu. KPHP Limau membantu masyarakat desa dalam melakukan

pengemasan dan pemberian label serta pemasaran madu sebagai bentuk kemitraan dengan

cara kolaborasi. Dengan ini diharapkan madu yang dihasilkan oleh masyarakat desa di

sekitar wilayah KPHP dapat dipasarkan ke masyarakat luas. Madu ini dinamakan Madu

Sialang dikarenakan madu ini diperoleh dari pohon besar yang bernama Pohon Sialang.

Berikut merupakan produk madu yang dihasilkan oleh KPHP Limau Unit VII-Hulu

Kabupaten Sarolangun (Gambar 4).

Gambar 4. Produk KPHP Limau Madu Sialang

Page 7: PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN · PDF file1 PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) LIMAU UNIT VII-HULU KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI Latar Belakang Berdasarkan

7

Selain itu terdapat juga potensi NTFP yang ada di wilayah KPHP Limau Unit VII-

Hulu Kabupaten Sarolangun, yaitu : Rotan, Karet, Damar, Cempedak, Jernang, Gaharu dan

Tengkawang.

Potensi Jasa Lingkungan

Potensi Jasa Lingkungan yang terdapat pada wilayah KPHP Limau Unit VII-Hulu

Kabupaten Sarolangun adalah :

1. Objek wisata Goa Celo Petak dan beberapa goa lainnya yang terdapat di Marga Bukit

Bulan Kec. Limun.

2. Sungai Batang Asai untuk Wisata Arung Jeram, Danau Kaco, Lubuk Larangan, Air

Terjun Telun Seluro di Raden Anom.

3. Sumber mata air pemandian dewa di Marga Bukit Bulan yang dapat dikembangkan

menjadi unit kelola usaha air minum dalam kemasan.

4. Sumber mata air asin Pegunungan (Mata air Inom) di desa Sungai Keradak

Jenis Satwa

Potensi jenis satwa pada wilayah KPHP Limau Unit VII-Hulu Kabupaten Sarolangun,

yaitu : Harimau Sumatera, Babi, Ular, Ikan Semah, Burung Murai, Rusa dan berbagai jenis

satwa yang dilindungi lainnya.

Jenis Kayu

Potensi jenis kayu pada wilayah KPHP Limau Unit VII-Hulu Kabupaten Sarolangun,

yaitu : Kulim (Scorodocarpus borneensis Becc.), Ramin (Gonystylus bancanus), Tembesu

(Fagraea fragrans), Jelutung (Dyera sp.) dan Meranti (Shorea sp.).

Kegiatan-kegiatan yang Telah Dilakukan di KPHP Limau Unit VII-Hulu Kabupaten

Sarolangun

Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan di KPHP Limau Unit VII-Hulu Kabupaten

Sarolangun tertera pada Tabel 3.

Tabel 3. Kegiatan-kegiatan KPHP Limau Unit VII-Hulu Kabupaten Sarolangun

No Jenis Kegiatan Keterangan

1 Sosialisasi KPHP tingkat Desa

dan Kecamatan

Sosialisasi ini dilakukan di 16 desa pada

3 (tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Limun,

Cermin Nan Gadang dan Batang Asai. Sosialisasi

KPHP di tingkat Desa dan Kecamatan ini dimulai

dari akhir tahun 2013 dan dilanjutkan kembali

pada tahun 2014, yaitu sosialisasi tentang

keberadaan KPHP Limau Unit VII-Hulu

Kabupaten Sarolangun kepada masyarakat desa

Page 8: PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN · PDF file1 PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) LIMAU UNIT VII-HULU KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI Latar Belakang Berdasarkan

8

tentang tugas dan tanggung jawab KPH, bahwa

KPH merupakan fasilitator dari Dinas.

2 Kunjungan ke Goa Celo Petak

Kunjungan calon KKPH ke Goa Celo petak

yang berada di Desa Bukit Bulan Kecamatan

Limun Kabupaten Sarolangun ini dilaksanakan

pada tanggal 22 Mei 2014

Kunjungan kerja Wakil Bupati Sarolangun

ke Goa Celo petak yang berada di Desa Bukit

Bulan Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun

ini dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2013.

3 Pengukuhan Hutan Adat Panca

Karya dan Temenggung

Pengukuhan Hutan Adat Panca Karya dan

Temenggung dilakukan pada tanggal 3 November

2014 di desa Panca Karya yang dihadiri oleh

Wakil Bupati Sarolangun.

4 Study Banding

Study banding merupakan kegiatan untuk

meninjau dan melakukan evaluasi pada sebuah

objek atau tempat lain. Terutama mengenai

aspek-aspek kelebihan yang memiliki orientasi

untuk pengembangan dan development.

Kegiatan Study banding hutan desa yang

berlokasi di “Hutan Desa Rio Kemunyang”

memiliki peran yang cukup besar sebagai langkah

Page 9: PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN · PDF file1 PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) LIMAU UNIT VII-HULU KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI Latar Belakang Berdasarkan

9

awal pembelajaran pengelolaan hutan desa

dengan melihat dan mempelajari secara langsung

kondisi hutan desa dan kearifan masyarakat desa

tersebut, serta diharapkan agar KPHP Limau

dapat dapat mengadopsi kegiatan masyarakat

tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan pada

5 s/d 6 Februari 2015.

Kegiatan Study Banding di KPH Batu

Lanteh Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa

Tenggara Barat sebagai langkah awal untuk

mencapai pengembangan usaha madu hutan dan

budidaya madu Trigona secara baik dan benar.

Selain itu study banding ini bertujuan untuk Agar

personil KPHP memiliki ilmu serta pengalaman

mengenai pengembangan usaha madu dan dapat

mentransfer ilmu tersebut ke masyarakat

setempat dan Membangun sinergitas KPHP

dengan masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan

pada tanggal 16 s/d 20 Februari 2015.

5 High Conservation Value Forest

(HCVF) bersama Tim FFI

Kegiatan ini terbagi menjadi 2 sub kegiatan

yaitu sosialisasi dan Survey HCVF. Kegiatan ini

dilakukan di 49 transek yang tersebar di ke 3

kecamatan.

Sosialisasi survey HCVF dilakukan bersama

dengan tim FFI. Kegiatan ini merupakan kegitan

yang dilakukan sebelum dilakukannya survay

HCVF tersebut yang bertujuan untuk

menginformasikan kepada msayarakat sekitar

bahwa akan diadakan kegitan survey HCVF di

wilayah desa tersebut.

HCVF ini didesain dengan tujuan untuk

membantu para pengelola hutan dalam usaha-

usaha peningkatan keberlanjutan sosial dan

lingkungan hidup. Adapun targetan kegiatan

HCVF ini adalah tersusunnya dokumen

Feasibility Study (FS) dan Project Design

Document (PDD) untuk membantu KPHP Model

Page 10: PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN · PDF file1 PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) LIMAU UNIT VII-HULU KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI Latar Belakang Berdasarkan

10

Unit-VII Sarolangun menyikapi peluang dari

skema Payment for Ecosystem Service (PES) dan

carbon trade.

6 Produk KPHP Limau Madu

Sialang dan Minyak Kepayang

Madu lebah hutan bersarang pada pohon

besar, tinggi dan berumur ratusan tahun yaitu

Pohon Sialang. Madu ini diambil oleh masyarakat

desa di sekitar hutan wilayah KPHP Limau Unit

VII-Hulu. KPHP Limau membantu masyarakat

desa dalam melakukan pengemasan dan

pemberian label serta pemasaran madu sebagai

bentuk kemitraan dengan cara kolaborasi.

Dengan ini diharapkan madu yang dihasilkan

oleh masyarakat desa di sekitar wilayah KPHP

dapat dipasarkan ke masyarakat luas. Madu ini

dinamakan Madu Sialang dikarenakan madu ini

diperoleh dari pohon besar yang bernama Pohon

Sialang.

Kepayang menghasilkan minyak Kepayang

yang diperoleh dari biji Kepayang. Proses

pengelolaan biji Kepayang menjadi minyak

Kepayang ini dilakukan oleh masyarakat desa

sekitar hutan di wilyah KPHP. KPHP Limau

membantu masyarakat desa dalam melakukan

pengemasan dan pemberian label serta pemasaran

minyak kepayang sebagai bentuk kemitraan

dengan cara kolaborasi. Dengan ini diharapkan

minyak kepayang yang dihasilkan oleh

masyarakat desa di sekitar wilayah KPHP dapat

dipasarkan ke masyarakat luas.

Page 11: PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN · PDF file1 PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) LIMAU UNIT VII-HULU KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI Latar Belakang Berdasarkan

LAMPIRAN 1.

PENGELOLAAN BIJI KEPAYANG MENJADI MINYAK KEPAYANG YANG DILAKUKAN OLEH MASYARAKAT DESA SUNGAI BEMBAN

KECAMATAN BATANG ASAI KABUPATEN SAROLANGUN

Pengumpulan buah yang masak (daging buah kuning, biji keras

dan jatuh secara alami)

Pembersihan daging buah atau dibusukkan

(2 minggu)

Biji kepayang direbus (1,5 – 2 jam)

Pembersihan daging biji dari tempurung (pencungkilan

daging biji)

Pencucian daging biji kepayang dengan air yang mengalir (selama 2 hari)

Daging biji kepayang dicincang tipis, diayak dengan ayakan ukuran padi kemudian ayakan beras

Pengeringan daging biji yang telah dicincang

(dijemur di sinar matahari)

Daging biji dihaluskan, dikukus selama 1 jam

Proses Pengepresan Minyak Kepayang

Page 12: PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN · PDF file1 PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) LIMAU UNIT VII-HULU KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI Latar Belakang Berdasarkan

Kehutanan Non Kehutanan

1 S2 1 orang PNS (KKPH)

2 S1 5 orang 2 orang PNS (2)

Kontrak pusat(4)

3 D3 1 orang Kontrak pusat

4 SMA 2 orang 5 orang PNS (3 PNS)

Kontrak pusat (1)

Honor daerah (1)

TKS (1)

8 8

Lampiran 2

Sumber Daya Manusia KPHP Limau Unit VII Hulu, Sarolangun

Sarolangun, Juli 2015

Kepala KPHP

MISRIADI, SP.M.Sc

NIP. 19790426 200312 1 003

Jenjang PendidikanNo

Latar PendidikanStatus kepegawaian

Jumlah

Page 13: PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN · PDF file1 PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) LIMAU UNIT VII-HULU KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI Latar Belakang Berdasarkan

Lampiran 3

STRUKTUR ORGANISASI KPHP LIMAU UNIT VII HULU SAROLANGUN

Sarolangun, Juli 2015

Kepala KPHP

MISRIADI, SP.M.Sc

NIP. 19790426 200312 1 003

Kepala Dinas

Ir. JOKO SUSILO

Kepala KPHP

MISRIADI, SP. M.Sc

Sub.Bagian TU

SRI LIAH SUZANTO, S.Hut

KELOMPOK FUNGSIONAL

1. Robiatul Adawiyah, S.PKP (PNS)

2. A.Khalif (PNS)

3. Sukahar (PNS)

4. Yanuri Harno (PNS)

5. Ahmad Taher (Honor Daerah)

6. Ayu Alhidayati, S.Hut (Kontrak Pusat)

7. Wardatur Rizqiyah, S.Hut (Kontrak Pusat)

8. Edy Suprapto, S.Hut (Kontrak Pusat)

9. Etti Nurcahyani Setiawan, S.Hut (Kontrak Pusat)

10. Cynthia Pradisti Amanda, S.E (Kontrak Pusat)

11. Hari Seprinal, A.Md (Kontrak Pusat)

12. Heru Prasetyo (Kontrak Pusat)

13. Supriati (Kontrak Pusat)

14. M.Hendra Komaini (TKS)