profil kesatuan pengelolaan hutan · pdf file1 profil kesatuan pengelolaan hutan produksi...
TRANSCRIPT
1
PROFIL KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP)
LIMAU UNIT VII-HULU KABUPATEN SAROLANGUN
PROVINSI JAMBI
Latar Belakang
Berdasarkan UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan adalah satu kesatuan
ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi
pepohonan dalam persekutuan alam dan lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah wilayah yang pengelolaan hutan
sesuai fungsi dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari. KPH menurut
Permenhut Nomor: P. 6/Menhut-II/2009 tentang Pembentukan Wilayah Kesatuan
Pengelolaan Hutan terdiri dari 3, yaitu : (1) Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi
(KPHK), (2) Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan (3) Kesatuan Pengelolaan
Hutan Produksi (KPHP). Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) adalah kesatuan
pengelola hutan yang luas wilayah seluruhnya atau didominasi oleh kawasan hutan produksi.
KPHP merupakan kesatuan pengelolaan yang fungsi pokoknya merupakan hutan produksi.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2007 Jo Peraturan Pemerintah No. 3 tahun
2008 tentang Tata Hutan, Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan
telah ditetapkan tugas pokok dan fungsi KPH. Tugas pokok dan fungsi KPH tersebut
terutama untuk KPHP dan KPHL, sebelum ada KPH sebagian dilaksanakan oleh Dinas
Kehutanan Provinsi dan Kabupaten/ Kota dan sebagian diantaranya dilaksanakan oleh para
pemegang ijin. Dengan demikian, maka sebelum ada KPH, seluruh tugas pokok dan fungsi
KPH tetap dijalankan oleh Dinas Kehutanan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi KPH tersebut yaitu pada penyelenggaraan manajemen pengelolaan
hutan di tingkat tapak/lapangan, sedangkan tugas pokok dan fungsi Dinas Kehutanan yaitu
penyelenggaraan pengurusan/administrasi kehutanan.
Dalam rangka pembangunan KPHP dan KPHL di Indonesia maka kementerian
kehutanan telah menetapkan indikator kinerja utama (IKU) yang terkait dengan KPH yang
tertuang pula dalam Rencana Strategis Kementerian Kehutanan pada Permenhut
No. P.51/Menhut-II/2010 tentang penetapan wilayah KPH di seluruh Indonesia dan
beroperasinya 120 KPH maka perlu dibentuk KPH Model di Seluruh Indonesia.
Pembangunan KPHP dan KPHL meliputi tiga aspek yaitu pembangunan wilayah,
pembentukan organisasi dan penyusunan rencana.
2
Sejarah Terbentuknya KPHP Limau Unit VII-Hulu
KPHP Unit VII-Hulu di Kabupaten Sarolangun telah ditetapkan sebagai KPHP Model
sesuai SK Menhut Nomor SK. 741/Menhut-II/2011 tanggal 19 Desember 2011 dengan luas
± 121.102 Ha, terdiri dari :
- Hutan Lindung (HL) 54.793 Ha
- Hutan Produksi Terbatas (HPT) 22.502 Ha
- Hutan Produksi (HP) 43.807 Ha
Gambar 1. Peta Penetapan Wilayah KPHP Model Limau Kabupaten Sarolangun Provinsi
Jambi
Kondisi Batas Kawasan Hutan
Batas Kawasan Hutan di wilayah KPHP Limau Unit VII-Hulu Kabupaten Sarolangun
ini memiliki letak geografis 102o37′ – 102
o5′ BT dan 2
o21′ – 2
o46′ LS.
KPHP Limau Unit VII-Hulu Kabupaten Sarolangun memiliki batas-batas
administrasi, yaitu :
Utara : Kabupaten Merangin
Selatan : Provinsi Sumatera Selatan
Barat : Provinsi Sumatera Selatan
Timur : Kabupaten Batanghari
3
Kondisi Penutupan Lahan
Tabel 1. Kondisi Penutupan Lahan
No Penutupan Lahan Luas (Ha)
1 Hutan Primer 3.575,80
2 Hutan Bekas Tebangan 92.242,00
3 Belukar Muda dan Semak 9.605,10
4 Perkebunan/Perkebunan Campuran 2.121,19
5 Tanah Terbuka 82,46
6 Pertanian Campuran 13.583,44
7 Transmigrasi 47,10
8 Hutan Primer 3.575,80
Kondisi Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan
- Ijin-ijin pemanfaatan yang terdapat dalam KPHP Model Limau :
Tabel 2. Ijin-ijin Pemanfaatan Hutan
No Nama Jenis Luas ± Ha
(dalam KPHP)
1 PT. Gading Karya Makmur IUPHHK-HTI (sp1) 27.614,41
2 PT. Hijau Artha Nusa IUPHHK-HTI (sp1) 10.072,74
Grand Total 37.687,15 Keterangan : Luas Areal KPHP Model Limau yang masih dapat dimanfaatkan sebesar 83.414,85 Ha
- Penggunaan : Sudah ada perijinan pinjam pakai kawasan hutan dalam KPHP Model
Limau.
Visi dan Misi KPHP Limau Unit VII-Hulu
Visi dan Misi KPHP Limau Unit VII-Hulu adalah sebagai berikut :
Visi : Visi KPHP Limau adalah “Hutan Lestari KPHP Mandiri”. Pengelolaan hutan
lestrari dapat diartikan sebagai berikut :
1. Lestari secara ekonomi berarti akan dapat memberikan kontribusi bagi
pendapatan daerah dan nasional serta mampu meningkatkan pendapatan
masyarakat sekitar KPHP Model Limau Unit VII-Hulu.
2. Lestari secara sosial, berarti mampu memberikan dan menyediakan serta
menyerap tenaga kerja terutama tenaga kerja lokal sehigga dapat mengurangi
pengangguran dan kemiskinan.
3. Lestari secara lingkungan berarti tetap terjaganya fungsi-fungsi utama dan
alami dari hutan di KPHP Model Limau Unit VII-Hulu sehingga dapat
memberikan manfaat berupa jasa lingkungan yang berkelanjutan dan
memberikan kenyamanan bagi masyarakat luas.
4
Misi : 1. Mendukung peningkatan kontribusi pemanfaatan dan penggunaan kawasan
hutan terhadap kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah.
2. Menjamin kelestarian fungsi ekologis hutan dan sekaligus sebagai zona
lindung dan penyangga wilayah bawah kabupaten Sarolangun.
3. Membangun Kelembagaan pengeloaan kawasan hutan berbasis bisnis yang
kokoh dan kuat.
4. Meningkatkan peluang partisipasi para pihak terutama masyarakat setempat
dalam mengakses sumber daya hutan dalam berbagai skema pengelolaan.
5. Mempertahankan nilai-nilai adat sebagai warisan dalam upaya
mempertahankan dan melestarikan hutan.
6. Menjadikan kawasan KPHP sebagai salah satu sentra research (penelitian)
ekosistem hutan tropis di Provinsi Jambi.
Dari visi dan misi KPHP Limau Unit VII-Hulu yang telah dirumuskan di atas, maka
capaian-capaian tujuan utama yang diharapkan terpenuhi selama kurun waktu 10 tahun
(2014 – 2023) adalah sebagai berikut :
1. Menigkatkan upaya pengelolaan kawasan hutan yang mampu berkontribusi terhadap
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah.
2. Terlaksanaya upaya-upaya pemantapan status dan fungsi kawasan hutan yang
dilaksanakan secara berkesinambungan.
3. Tertatanya wilayah kelola KPHP Limau Unit VII-Hulu ke dalam blok-blok dan petak-
petak berdasarkan data dan informasi yang detail di lapangan.
4. Terselenggaranya fungsi penggunaan kawasan hutan melalui pembinaan, pemantauan dan
evaluasi terhadap penyelenggara izin penggunaan kawasan KPHP Limau Unit VII-Hulu.
5. Terlaksananya upaya-upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya hutan.
6. Terselenggaranya fungsi rehabilitasi, reklamasi dan perlindungan hutan.
7. Tersedianya data informasi peluang investasi pengembangan kehutanan di wilayah KPHP
Limau Unit VII-Hulu.
8. Terwujudnya kelola bisnis pada wilayah tertentu dengan penanaman agroforestry terpadu
yang mampu mendanai KPHP secara mandiri.
9. Menjadi bagian dari fungsi research perhitungan, pelaporan dan verifikasi dalam rangka
upaya penurunan emisi karbon.
5
Terbentuknya KPHP Limau Unit VII-Hulu Kabupaten Sarolangun ini juga ditetapkan
oleh Peraturan Bupati Sarolangun Nomor 15 Tahun 2012 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Dinas
Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sarolangun yang mana struktur organisasi unit
pelaksana teknis dinas kesatuan pengelolaan hutan produksi ini terdiri dari : Kepala Dinas,
Kepala UPTD, Sub Bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional (Gambar 2).
Gambar 2. Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesatuan Pengelolaan Hutan
Produksi
Potensi Sumber Daya Hutan di Wilayah KPHP
Potensi Sumber Daya Hutan di Wilayah KPHP, terdiri dari Potensi Non Kayu atau
Non Timber Forest Product (NTFP), Potensi Jasa Lingkungan, Jenis Satwa dan Jenis
Kayu. Potensi Sumber Daya Hutan di Wilayah KPHP Limau Unit VII-Hulu Kabupaten
Sarolangun adalah NTFP (Non Timber Forest Product). NTFP yang ada di wilayah KPHP
Limau adalah :
Potensi Non Kayu atau Non Timber Forest Product (NTFP)
‒ Kepayang (Pangium edule)
Kepayang adalah pohon yang memiliki potensi dari segi nilai konservasi dan
ekonomi. Pohon Kepayang merupakan salah satu NTFP yang ada di wilayah KPHP
Limau Unit VII-Hulu Kabupaten Sarolangun. Kepayang ini menghasilkan minyak
Kepayang yang diperoleh dari biji Kepayang. Proses pengelolaan biji Kepayang menjadi
minyak Kepayang ini dilakukan oleh masyarakat desa sekitar hutan di wilyah KPHP.
KEPALA DINAS
KEPALA UPTD
SUB BAGIAN
TATA USAHA
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
6
Salah satu desa yang melakukan pengelolaan minyak Kepayang adalah Desa Sungai
Bemban Kecamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun (Lampiran 1). Berikut
merupakan produk minyak Kepayang yang dihasilkan oleh KPHP Limau Unit VII-Hulu
Kabupaten Sarolangun (Gambar 3). KPHP Limau membantu masyarakat desa dalam
melakukan pengemasan dan pemberian label serta pemasaran minyak kepayang sebagai
bentuk kemitraan dengan cara kolaborasi. Dengan ini diharapkan minyak kepayang yang
dihasilkan oleh masyarakat desa di sekitar wilayah KPHP dapat dipasarkan ke masyarakat
luas.
Gambar 3. Produk KPHP Limau Minyak Kepayang
‒ Madu
Madu lebah hutan bersarang pada pohon besar, tinggi dan berumur ratusan tahun
yaitu Pohon Sialang. Madu ini diambil oleh masyarakat desa di sekitar hutan wilayah
KPHP Limau Unit VII-Hulu. KPHP Limau membantu masyarakat desa dalam melakukan
pengemasan dan pemberian label serta pemasaran madu sebagai bentuk kemitraan dengan
cara kolaborasi. Dengan ini diharapkan madu yang dihasilkan oleh masyarakat desa di
sekitar wilayah KPHP dapat dipasarkan ke masyarakat luas. Madu ini dinamakan Madu
Sialang dikarenakan madu ini diperoleh dari pohon besar yang bernama Pohon Sialang.
Berikut merupakan produk madu yang dihasilkan oleh KPHP Limau Unit VII-Hulu
Kabupaten Sarolangun (Gambar 4).
Gambar 4. Produk KPHP Limau Madu Sialang
7
Selain itu terdapat juga potensi NTFP yang ada di wilayah KPHP Limau Unit VII-
Hulu Kabupaten Sarolangun, yaitu : Rotan, Karet, Damar, Cempedak, Jernang, Gaharu dan
Tengkawang.
Potensi Jasa Lingkungan
Potensi Jasa Lingkungan yang terdapat pada wilayah KPHP Limau Unit VII-Hulu
Kabupaten Sarolangun adalah :
1. Objek wisata Goa Celo Petak dan beberapa goa lainnya yang terdapat di Marga Bukit
Bulan Kec. Limun.
2. Sungai Batang Asai untuk Wisata Arung Jeram, Danau Kaco, Lubuk Larangan, Air
Terjun Telun Seluro di Raden Anom.
3. Sumber mata air pemandian dewa di Marga Bukit Bulan yang dapat dikembangkan
menjadi unit kelola usaha air minum dalam kemasan.
4. Sumber mata air asin Pegunungan (Mata air Inom) di desa Sungai Keradak
Jenis Satwa
Potensi jenis satwa pada wilayah KPHP Limau Unit VII-Hulu Kabupaten Sarolangun,
yaitu : Harimau Sumatera, Babi, Ular, Ikan Semah, Burung Murai, Rusa dan berbagai jenis
satwa yang dilindungi lainnya.
Jenis Kayu
Potensi jenis kayu pada wilayah KPHP Limau Unit VII-Hulu Kabupaten Sarolangun,
yaitu : Kulim (Scorodocarpus borneensis Becc.), Ramin (Gonystylus bancanus), Tembesu
(Fagraea fragrans), Jelutung (Dyera sp.) dan Meranti (Shorea sp.).
Kegiatan-kegiatan yang Telah Dilakukan di KPHP Limau Unit VII-Hulu Kabupaten
Sarolangun
Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan di KPHP Limau Unit VII-Hulu Kabupaten
Sarolangun tertera pada Tabel 3.
Tabel 3. Kegiatan-kegiatan KPHP Limau Unit VII-Hulu Kabupaten Sarolangun
No Jenis Kegiatan Keterangan
1 Sosialisasi KPHP tingkat Desa
dan Kecamatan
Sosialisasi ini dilakukan di 16 desa pada
3 (tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Limun,
Cermin Nan Gadang dan Batang Asai. Sosialisasi
KPHP di tingkat Desa dan Kecamatan ini dimulai
dari akhir tahun 2013 dan dilanjutkan kembali
pada tahun 2014, yaitu sosialisasi tentang
keberadaan KPHP Limau Unit VII-Hulu
Kabupaten Sarolangun kepada masyarakat desa
8
tentang tugas dan tanggung jawab KPH, bahwa
KPH merupakan fasilitator dari Dinas.
2 Kunjungan ke Goa Celo Petak
Kunjungan calon KKPH ke Goa Celo petak
yang berada di Desa Bukit Bulan Kecamatan
Limun Kabupaten Sarolangun ini dilaksanakan
pada tanggal 22 Mei 2014
Kunjungan kerja Wakil Bupati Sarolangun
ke Goa Celo petak yang berada di Desa Bukit
Bulan Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun
ini dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2013.
3 Pengukuhan Hutan Adat Panca
Karya dan Temenggung
Pengukuhan Hutan Adat Panca Karya dan
Temenggung dilakukan pada tanggal 3 November
2014 di desa Panca Karya yang dihadiri oleh
Wakil Bupati Sarolangun.
4 Study Banding
Study banding merupakan kegiatan untuk
meninjau dan melakukan evaluasi pada sebuah
objek atau tempat lain. Terutama mengenai
aspek-aspek kelebihan yang memiliki orientasi
untuk pengembangan dan development.
Kegiatan Study banding hutan desa yang
berlokasi di “Hutan Desa Rio Kemunyang”
memiliki peran yang cukup besar sebagai langkah
9
awal pembelajaran pengelolaan hutan desa
dengan melihat dan mempelajari secara langsung
kondisi hutan desa dan kearifan masyarakat desa
tersebut, serta diharapkan agar KPHP Limau
dapat dapat mengadopsi kegiatan masyarakat
tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan pada
5 s/d 6 Februari 2015.
Kegiatan Study Banding di KPH Batu
Lanteh Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa
Tenggara Barat sebagai langkah awal untuk
mencapai pengembangan usaha madu hutan dan
budidaya madu Trigona secara baik dan benar.
Selain itu study banding ini bertujuan untuk Agar
personil KPHP memiliki ilmu serta pengalaman
mengenai pengembangan usaha madu dan dapat
mentransfer ilmu tersebut ke masyarakat
setempat dan Membangun sinergitas KPHP
dengan masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan
pada tanggal 16 s/d 20 Februari 2015.
5 High Conservation Value Forest
(HCVF) bersama Tim FFI
Kegiatan ini terbagi menjadi 2 sub kegiatan
yaitu sosialisasi dan Survey HCVF. Kegiatan ini
dilakukan di 49 transek yang tersebar di ke 3
kecamatan.
Sosialisasi survey HCVF dilakukan bersama
dengan tim FFI. Kegiatan ini merupakan kegitan
yang dilakukan sebelum dilakukannya survay
HCVF tersebut yang bertujuan untuk
menginformasikan kepada msayarakat sekitar
bahwa akan diadakan kegitan survey HCVF di
wilayah desa tersebut.
HCVF ini didesain dengan tujuan untuk
membantu para pengelola hutan dalam usaha-
usaha peningkatan keberlanjutan sosial dan
lingkungan hidup. Adapun targetan kegiatan
HCVF ini adalah tersusunnya dokumen
Feasibility Study (FS) dan Project Design
Document (PDD) untuk membantu KPHP Model
10
Unit-VII Sarolangun menyikapi peluang dari
skema Payment for Ecosystem Service (PES) dan
carbon trade.
6 Produk KPHP Limau Madu
Sialang dan Minyak Kepayang
Madu lebah hutan bersarang pada pohon
besar, tinggi dan berumur ratusan tahun yaitu
Pohon Sialang. Madu ini diambil oleh masyarakat
desa di sekitar hutan wilayah KPHP Limau Unit
VII-Hulu. KPHP Limau membantu masyarakat
desa dalam melakukan pengemasan dan
pemberian label serta pemasaran madu sebagai
bentuk kemitraan dengan cara kolaborasi.
Dengan ini diharapkan madu yang dihasilkan
oleh masyarakat desa di sekitar wilayah KPHP
dapat dipasarkan ke masyarakat luas. Madu ini
dinamakan Madu Sialang dikarenakan madu ini
diperoleh dari pohon besar yang bernama Pohon
Sialang.
Kepayang menghasilkan minyak Kepayang
yang diperoleh dari biji Kepayang. Proses
pengelolaan biji Kepayang menjadi minyak
Kepayang ini dilakukan oleh masyarakat desa
sekitar hutan di wilyah KPHP. KPHP Limau
membantu masyarakat desa dalam melakukan
pengemasan dan pemberian label serta pemasaran
minyak kepayang sebagai bentuk kemitraan
dengan cara kolaborasi. Dengan ini diharapkan
minyak kepayang yang dihasilkan oleh
masyarakat desa di sekitar wilayah KPHP dapat
dipasarkan ke masyarakat luas.
LAMPIRAN 1.
PENGELOLAAN BIJI KEPAYANG MENJADI MINYAK KEPAYANG YANG DILAKUKAN OLEH MASYARAKAT DESA SUNGAI BEMBAN
KECAMATAN BATANG ASAI KABUPATEN SAROLANGUN
Pengumpulan buah yang masak (daging buah kuning, biji keras
dan jatuh secara alami)
Pembersihan daging buah atau dibusukkan
(2 minggu)
Biji kepayang direbus (1,5 – 2 jam)
Pembersihan daging biji dari tempurung (pencungkilan
daging biji)
Pencucian daging biji kepayang dengan air yang mengalir (selama 2 hari)
Daging biji kepayang dicincang tipis, diayak dengan ayakan ukuran padi kemudian ayakan beras
Pengeringan daging biji yang telah dicincang
(dijemur di sinar matahari)
Daging biji dihaluskan, dikukus selama 1 jam
Proses Pengepresan Minyak Kepayang
Kehutanan Non Kehutanan
1 S2 1 orang PNS (KKPH)
2 S1 5 orang 2 orang PNS (2)
Kontrak pusat(4)
3 D3 1 orang Kontrak pusat
4 SMA 2 orang 5 orang PNS (3 PNS)
Kontrak pusat (1)
Honor daerah (1)
TKS (1)
8 8
Lampiran 2
Sumber Daya Manusia KPHP Limau Unit VII Hulu, Sarolangun
Sarolangun, Juli 2015
Kepala KPHP
MISRIADI, SP.M.Sc
NIP. 19790426 200312 1 003
Jenjang PendidikanNo
Latar PendidikanStatus kepegawaian
Jumlah
Lampiran 3
STRUKTUR ORGANISASI KPHP LIMAU UNIT VII HULU SAROLANGUN
Sarolangun, Juli 2015
Kepala KPHP
MISRIADI, SP.M.Sc
NIP. 19790426 200312 1 003
Kepala Dinas
Ir. JOKO SUSILO
Kepala KPHP
MISRIADI, SP. M.Sc
Sub.Bagian TU
SRI LIAH SUZANTO, S.Hut
KELOMPOK FUNGSIONAL
1. Robiatul Adawiyah, S.PKP (PNS)
2. A.Khalif (PNS)
3. Sukahar (PNS)
4. Yanuri Harno (PNS)
5. Ahmad Taher (Honor Daerah)
6. Ayu Alhidayati, S.Hut (Kontrak Pusat)
7. Wardatur Rizqiyah, S.Hut (Kontrak Pusat)
8. Edy Suprapto, S.Hut (Kontrak Pusat)
9. Etti Nurcahyani Setiawan, S.Hut (Kontrak Pusat)
10. Cynthia Pradisti Amanda, S.E (Kontrak Pusat)
11. Hari Seprinal, A.Md (Kontrak Pusat)
12. Heru Prasetyo (Kontrak Pusat)
13. Supriati (Kontrak Pusat)
14. M.Hendra Komaini (TKS)