program simulasi perencanaan usaha pada kesatuan … · 1 program simulasi perencanaan usaha pada...
TRANSCRIPT
1
PROGRAM SIMULASI PERENCANAAN USAHA PADA KESATUAN
PEMANGKUAN HUTAN (KPH)
Oleh:
Agus Sumadi dan Hengki Siahaan
Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Palembang
Jln. Kol.H. Burlian Km. 6,5. Punti Kayu, Palembang. Sumatera Selatan-
Telp/Fax.(0711) 414864; E-mail:bpk-palembang.org
ABSTRAK
Salah satu tugas KPH berupa pengelolaan wilayah tertentu menjadi unit usaha.
Pengelolaan wilayah tertentu membutuhkan perencanaan dan proyeksi usaha yang
akan dikembangkannya. Balai Penelitian Kehutanan Palembang telah melakukan
penelitian terhadap jenis-jenis pohon yang memiliki potensi ekonomi untuk
dikembangkan menjadi unit usaha KPH. Untuk memudahkan memproyeksikan
perencanaa usaha KPH disusunlah suatu pemodelan sistem dinamis dengan
menggunakan perangkat komputer berupa program stella. Program ini dapat
mensimulasikan berbagai unit usaha yang akan dikembangkan oleh KPH dengan
mudah dan simpel. Program yang terbentuk dapat memproyeksikan kebutuhan
biaya dan pendapatan yang akan diperoleh oleh KPH dalam merencanakan
usahanya.
Kata kunci : KPH, unit usaha, perencanaan, simulasi
I. PENDAHULUAN
Organisasi KPH memiliki tugas dan fungsi menyelenggarakan
pengelolaan hutan berupa tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan
serta pemanfaatan hutan di wilayah tertentu. KPH dapat merencanakan usaha
dalam rangka memanfaatkan wilayah hutan. Balai Penelitian Kehutanan
Palembang telah melakukan penelitian terhadap jenis-jenis pohon yang memiliki
potensi ekonomi untuk dikembangkan dalam unit usaha KPH.
Dalam rangka memudahkan perencanaan pengusahaan KPH serta
memproyeksikan hasil usaha dari pemanfaatan lahan maka Balai Penelitian
Kehutanan Palembang menyusun tool/program komputer yang simpel, mudah dan
aplikatif yang dapat memproyeksikan rencana usaha yang akan dikembangkan
oleh KPH. Program ini diharapkan dapat membantu pengelola KPH dalam
mengambil keputusan dalam pengembangan usaha yang akan dijalankan.
2
Program simulasi dibangun dengan menggunakan program Stella berisi
tentang biaya-biaya yang dikeluarkan oleh KPH baik meliputi biaya tetap yang
terdiri dari biaya bangunan, infrastruktur, kendaraan, gaji dan biaya operasional
KPH tiap tahunnya. Selain biaya tetap juga terdapat biaya pembangunan unit
usaha, biaya meliputi semua biaya yang diperlukan untuk membudidayakan suatu
tegakan dari pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan. Dalam
model simulasi juga memberikan prediksi hasil yang akan diperoleh berdasarkan
data-data hasil penelitian serta perhitungan kelayakan usahanya.
II. PEMODELAN SISTEM
Menurut Manestsch dan Park (1979) dalam Eriyatno (1999) sistem adalah
suatu gugus dari elemen yang saling berhubungan dan terorganisasi untuk
mencapai suatu tujuan atau suatu gugus dari tujuan-tujuan. Dalam penyusunan
sistem terdiri dari subsistem-subsistem penyusun sistem. Menurut Eriyatno (1999)
subsistem merupakan suatu unsur atau komponen fungsional dari suatu sistem,
yang berperan dalam pengoperasian sistem tersebut.
Analisis sistem didefinisikan sebagai aplikasi yang bersifat paling
langsung dari metode ilmiah untuk suatu masalah yang mencakup sistem yang
kompleks, analisis sistem merupakan kesatuan dari teori-teori dan teknik untuk
mempelajari, menggambarkan, dan membuat prediksi tentang sesuatu yang
kompleks yang besarnya dicirikan dengan penggunaan prosedur-prosedur
matematis dan statistik tingkat tinggi serta penggunaan komputer (Grant et
al., 1997). Lebih lanjut Grant et al. (1997) mengemukakan analisis sistem
merupakan pendekatan filosofis sekaligus kumpulan teknik termasuk simulasi.
Analisis sistem menekankan pendekatan holistik pada pemecahan masalah dan
penggunaan model matematis untuk mengidentifikasi dan mensimulasikan
karakter-karakter dalam sistem yang kompleks.
Simulasi menurut Patten (1971) dalam Grant et al. (1997) adalah suatu
proses penggunaan model untuk meniru atau mengambarkan secara bertahap
perilaku sistem yang dipelajari. Model simulasi terbentuk dari susunan operasi
matematik dan logika yang bersama-sama mewakili struktur keadaan dan perilaku
perubahan keadaan dari ruang lingkup sistem.
3
Gambar 3. Variabel auxilliary
Gambar 4. Konstanta dalam sistem
Model dinamik memerlukan diagram yang menggambarkan saling
keterkaitan antar variabel yang merupakan komunikasi sifat dasar model.
Terdapat beberapa simbol standar yang digunakan untuk diagram alir model
dinamik (Sushil 1993), adalah sebagai berikut.
Level. Level adalah suatu besaran (quantity) yang berakumulasi terhadap
waktu. Level menyatakan kondisi sistem pada setiap saat. Level ditunjukkan
dengan simbol segi empat, seperti terlihat pada gambar 1. Kepala panah
menunjukkan arah aliran ke dan dari level.
Rate. Rate adalah suatu aktivitas, atau pergerakan (movement), atau aliran yang
berkontribusi terhadap perubahan per satuan waktu dalam suatu level dan juga
menunjukkan aliran yang dikendalikan dan input informasi (hanya informasi yang
berperan penting ke dalam fungsi keputusan atau persamaan rate) yang
menentukan aliran rate. Rate berfungsi sebagai katup dalam saluran aliran seperti
pada gambar 2.
Auxilliary. Auxilliary Merupakan konsep yang membagi-bagi fungsi keputusan
dan berfungsi menyederhanakan hubungan informasi antara variabel level dan
variabel rate. Variabel auxiliary terlihat pada gambar 3.
Constant. Constant digambarkan dengan simbol dengan suatu titik awal
informasi, seperti terlihat pada gambar 4.
LEVEL
Gambar 1. Simbol level
Gambar 2. Simbol Rate
4
Source/Sink (sumber/endapan). Sumber/endapan menyatakan sesuatu diluar
sistem yang sifatnya tidak terbatas/tidak pernah habis, bila tujuan/asal aliran tidak
mempengaruhi sistem, maka aliran dapat digambarkan menuju suatu endapan atau
berasal dari suatu sumber seperti terlihat pada Gambar 5
III. GAMBARAN DAN TAMPILAN PROGRAM
1. Menu Utama
Tampilan program ini terdapat delapan menu meliputi menu unit usaha
karet, unit usaha gaharu, unit usaha bambang, unit usaha kayu bawang, unit usaha
jabon, biaya KPH, proyeksi biaya dan pendapatan KPH dan menu analisis
finansial KPH (gambar 6).
Gambar 6. Menu utama program simulasi perencanaan usaha KPH
2. Menu Unit Usaha Karet
Menu ini berisi input data biaya budidaya karet mulai dari harga bibit,
biaya pembukaan lahan dan tanam, biaya pemeliharaan, biaya peremajaan, harga
karet kering, biaya tebang, dan harga log kayu karet. Pada menu ini terdapat
target luasan penanaman karet tiap tahunnya serta besarnya bagi hasil karet bagi
masyarakat (gambar 7). Unit usaha karet sangat cocok dikembangkan pada
Gambar 5. Sumber/endapan
Sumber EndapanSumber Endapan
5
wilayah yang dekat masyarakat dengan pola kemitraan/bagi hasil dalam rangka
mencapai tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.
Gambar 7. Menu unit usaha budidaya karet
Pada menu unit usaha karet memberikan informasi produksi karet kering
dan informasi biaya serta pendapatan usaha karet yang akan diperoleh oleh KPH
sesuai dengan input yang dimasukkan pada menu sebelumnya (gambar 8). Pada
menu ini juga memberikan informasi besarnya bagi hasil pengusahaan karet
kepada masyarakat sekitar hutan serta informasi jumlah KK yang dapat terlibat
dalam pengelolaan unit usaha karet ini (gambar 9).
Gambar 8. Menu proyeksi produksi usaha karet kering
6
Gambar 9. Menu proyeksi biaya dan pendapatan unit usaha karet
3. Menu Unit Usaha Gaharu
Menu ini berisi input data tentang komponen budidaya gaharu yang
meliputi harga bibit gaharu, biaya buka lahan dan tanam, biaya pemeliharan, biaya
inokulasi, biaya tebang dan carving, biaya peremajaan, harga gubal, harga
kemedangan, hasil gubal dan kemedangan pada umur tertentu, prosentase
keberhasilan inokulasi serta target luasan penanaman gaharu sesuai dengan
kemampuan KPH tiap tahunnya (gambar 10). Pada menu ini juga terdapat pilihan
rencana umur pemanenan gubal gaharu yang akan dilakukan.
Gambar 10. Menu unit usaha budidaya gaharu
7
Pada menu unit usaha gaharu memberikan informasi produksi gubal dan
kemedangan sesuai input data yang dilakukan pada menu ini. Gambaran produksi
gubal dan kemedangan seperti pada gambar 11.
Gambar 11. Menu proyeksi produksi hasil usaha gaharu
Menu unit usaha gaharu juga memberikan informasi pekembangan biaya
dan pendapatan dari unit usaha ini tiap tahunnya. Proyeksi biaya dan pendapatan
usaha gaharu sesuai dengan input data yang ada pada menu gambar 12.
Gambar 12. Menu proyeksi biaya dan pendapatan unit usaha gaharu
4. Menu Usaha Bambang Lanang
Bambang lanang merupakan jenis lokal Sumatera Selatan dan telah banyak
dibudidayakan oleh masyarakat. Pada menu ini berisi input data berkaitan dengan
budidaya bambang lanang dari penanaman sampai dengan pemanenan. Pada menu
8
ini terdapat pilihan daur bambang yang dapat diterapkan dalam budidaya
bambang lanang (gambar 13).
Gambar 13. Menu unit usaha budidaya kayu bambang lanang
Pada menu gambar 14 terdapat informasi karakteristik lahan yang dapat
diisi sesuai dengan kondisi lahan yang akan dikembangkan jenis ini. Menu ini
memberikan informasi potensi dan volume tebang serta biaya dan pendapatan
hasil budidaya bambang sesuai dengan input yang dimasukkan pada menu ini
(gambar 15).
9
Gambar 14. Menu informasi karakteristik lahan dan potensi produksi
Gambar 15. Menu proyeksi biaya dan pendapatan usaha bambang
5. Menu Usaha Kayu Bawang
Kayu bawang merupakan jenis lokal yang ada di wilayah Bengkulu dan
telah dikembangkan secara luas oleh masyarakat. Pada menu ini berisi input data
dalam budidaya jenis kayu bawang serta pemilihan daur tebang (gambar 16).
10
Gambar 16. Menu unit usaha kayu bawang
Pada menu selanjutnya (gambar 17) memberikan informasi
perkembangan potensi dan volume tebang serta informasi biaya dan pendapatan
dari unit usaha jenis kayu bawang sesuai dengan input dimasukkan pada menu ini.
Gambar 17. Menu proyeksi produksi, biaya dan pendapatan usaha kayu bawang
11
6. Menu Unit Usaha Jabon
Menu unit usaha jabon (gambar 18) berisi tentang input yang berkaitan
dengan budidaya jabon dari pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan sampai
dengan pemanenan serta pemilihan daur tebang.
Gambar 18. Menu unit usaha jabon
Menu unit usaha jabon dapat memberikan informasi potensi kayu hasil
budidaya jabon yang akan dikembangkan oleh KPH serta informasi volume kayu
yang dapat dipanen sesuai dengan input data pada menu ini. Pada menu ini juga
memberikan informasi biaya dan pendapatan dari unit usaha Jabon (gambar 19).
12
Gambar 19. Menu proyeksi produksi, biaya dan pendapatan usaha jabon
7. Menu biaya KPH
Menu ini berisi informasi biaya KPH diluar biaya budiaya pohon pada
menu-menu sebelumnya. Biaya yang dimaksud meliputi biaya operasional kantor,
biaya pembangunan infrastruktur, biaya pengadaan kendaraan serta biaya gaji
(gambar 20).
Gambar 20. Menu biaya KPH
8. Menu Biaya dan Pendapatan KPH
Menu ini berisi informasi biaya dan pendapatan KPH sesuai yang di
inputkan pada menu-menu sebelumnya baik pada menu unit usaha dan menu
biaya KPH (gambar 21).
13
Gambar 21. Menu proyeksi biaya dan pendapatan KPH
9. Menu Analisis Finansial KPH
Menu gambar 22 memberikan informasi analisis finansial KPH
berdasarkan unit usaha yang akan dikembangkan serta biaya yang dikeluarkan
KPH. Pada menu ini suku bunga untuk mendiskonto biaya dan pendapatan KPH
dapat dilakukan perubahan dengan memasukkan input nilai suku bunga pada
menu ini.
Gambar 22. Menu analisis finansial usaha KPH
14
KESIMPULAN
Program simulasi perencanaan usaha merupakan program komputer yang
dapat digunakan oleh KPH dalam merencanakan unit usaha di wilayah tertentu.
Program ini berguna dalam memproyeksikan biaya dan pendapatan yang akan
diperoleh KPH dalam menjalankan unit usahanya. Program simulasi untuk
sementara terbangun untuk mensimulasikan usaha budidaya 5 jenis tanaman.
Program ini juga dapat malakukan analisis finansial usaha KPH berupa nilai NPV
dan BCR.
DAFTAR PUSTAKA
Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem Maningkatkan Mutu dan Efektifitas Manajemen. IPB
Press. Bogor.
Grant, E., K. P. Ellen and S. L. Sandra 1997. Ecology and Natural Resource
Management, System Analysis and Simulation. John Willley & Son, Inc.
Toronto.
Sushil.1993. System Dynamics: A Practical Approach for Managerial Problems.
New Delhi : Willey Eastern Ltd.