profil kelapa final

35
C. PROFIL INVESTASI BIOFUEL DARI KELAPA 1. Teknik Budidaya Tanaman Kelapa A. Pengenalan Tanaman Kelapa Kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu anggota tanaman palma yang paling dikenal dan banyak tersebar di daerah tropis. Pohon kelapa merupakan jenis tanaman berumah satu dengan batang tanaman tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang. Tinggi pohon kelapa dapat mencapai 10 - 14 meter lebih, daunnya berpelepah dengan panjang dapat mencapai 3 - 4 meter lebih dengan sirip-sirip lidi yang menopang tiap helaian. Dalam taksonomi tumbuh-tumbuhan, tanaman kelapa dimasukkan ke dalam klasifikasi sebagai berikut : Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Sub-divisio : Angiospermae (Berbiji tertutup) Kelas : Monocotyledonae (Biji berkeping satu) Ordo : Palmales Familia : Palmae Genus : Cocos Spesies : Cocos nucifera L Di Indonesia terdapat dua jenis varietas kelapa yaitu kelapa genjah (dwarf coconut) dan kelapa dalam (tall coconut). Disamping kedua kultivar tersebut dikenal kelapa hibrida yang merupakan hasil persilangan kedua varietas tersebut. Kelapa memiliki berbagai nama. Orang Inggris menyebutnya coconut, orang Perancis menyebut cocotier, orang Belanda menyebutnya kokosnoot, dan di Indonesia dikenal dengan kelapa dan nyiur, sedangkan di Jawa disebut kambil, kerambil, klapa. Morfologi Tanaman Kelapa Pohon kelapa memiliki bagian-bagian tanaman yaitu akar, batang, daun, bunga dan buah. Pohon kelapa memiliki perakaran yang kuat dengan jenis akar serabut sebagaimana tanaman monokotil lainnya. Akar berfungsi untuk penyerapan air dan 134

Upload: kyoushitaro

Post on 18-Jan-2016

34 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Profil Kelapa Final

C. PROFIL INVESTASI BIOFUEL DARI KELAPA

1. Teknik Budidaya Tanaman Kelapa A. Pengenalan Tanaman Kelapa

Kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu anggota tanaman palma yang

paling dikenal dan banyak tersebar di daerah tropis. Pohon kelapa merupakan jenis

tanaman berumah satu dengan batang tanaman tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang.

Tinggi pohon kelapa dapat mencapai 10 - 14 meter lebih, daunnya berpelepah dengan

panjang dapat mencapai 3 - 4 meter lebih dengan sirip-sirip lidi yang menopang tiap

helaian.

Dalam taksonomi tumbuh-tumbuhan, tanaman kelapa dimasukkan ke dalam

klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub-divisio : Angiospermae (Berbiji tertutup)

Kelas : Monocotyledonae (Biji berkeping satu)

Ordo : Palmales

Familia : Palmae

Genus : Cocos

Spesies : Cocos nucifera L

Di Indonesia terdapat dua jenis varietas kelapa yaitu kelapa genjah (dwarf

coconut) dan kelapa dalam (tall coconut). Disamping kedua kultivar tersebut dikenal

kelapa hibrida yang merupakan hasil persilangan kedua varietas tersebut.

Kelapa memiliki berbagai nama. Orang Inggris menyebutnya coconut, orang

Perancis menyebut cocotier, orang Belanda menyebutnya kokosnoot, dan di Indonesia

dikenal dengan kelapa dan nyiur, sedangkan di Jawa disebut kambil, kerambil, klapa.

Morfologi Tanaman Kelapa

Pohon kelapa memiliki bagian-bagian tanaman yaitu akar, batang, daun, bunga

dan buah. Pohon kelapa memiliki perakaran yang kuat dengan jenis akar serabut

sebagaimana tanaman monokotil lainnya. Akar berfungsi untuk penyerapan air dan

134

Page 2: Profil Kelapa Final

unsur-unsur hara lain dari dalam tanah serta untuk menunjang berdirinya batang kelapa

agar tetap tegak. Batang kelapa tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang, kecuali

penanaman di daerah tepi sungai, tebing dan lain-lain dimana batang kelapa akan tumbuh

melengkung menyesuaikan arah sinar matahari. Pada umumnya tinggi batang kelapa

dapat mencapai 30 m dengan garis tengah batang antara 20-30 cm. Pertumbuhan batang

kelapa ini sangat dipengaruhi oleh iklim, tanah dan keadaan lahan. Gambar 36

menunjukkan tanaman kelapa yang sedang berbuah.

Gambar 36. Tananaman kelapa yang sudah berbuah

Daun kelapa bersirip genap dan bertulang sejajar. Daun memiliki pelepah daun

dimana terdapat anak-anak daun pada sisi kiri dan kanannya. Tajuk daun terdiri atas 20-

30 buah pelepah. Pada pohon yang sudah dewasa, panjang pelepah berkisar antara 5-8 m,

dengan berat rata-rata 15 kg dan jumlah anak daun 100-130 lembar (50-65 pasang). Anak

daun berukuran panjang antara 1-1,5 m dengan tulang daun yang cukup keras di tengah-

tengahnya yang biasa disebut dengan lidi.

Waktu pembungaan tanaman kelapa tergantung pada varietas kelapa. Tanaman

kelapa genjah mulai berbunga pada umur antara 3-4 tahun, sedangkan kelapa dalam pada

umur 4-8 tahun. Karangan bunga selalu tumbuh dari ketiak daun yang pada bagian

luarnya diselubungi oleh seludang atau mancung yang berfungsi sebagai pelindung calon

bunga. Bunga kelapa merupakan bunga berkarang yang dikenal dengan istilah manggar

atau mayang. Mayang memiliki induk tangkai dan bercabang-cabang sebanyak 30-40

135

Page 3: Profil Kelapa Final

helai. Pada pangkal cabang akan terletak bunga betina disusul bunga-bunga jantan ke

arah ujung cabang.

Buah kelapa merupakan hasil pertumbuhan bunga betina yang telah dibuahi

sekitar 3-4 minggu setelah manggar terbuka. Namun demikian tidak semua buah yang

terbentuk akan tumbuh menjadi buah yang bisa dipetik. ½-2/3 buah muda (bluluk) akan

berguguran sedangkan sisanya akan terus tumbuh. Pertumbuhan buah kelapa terjadi

melalui tiga fase, yaitu fase pertama berupa fase pembesaran sabut, tempurung dan

lubang embrio, fase kedua yaitu fase penebalan tempurung tetapi belum terjadi

pengerasan tempurung sedangkan fase yang ketiga yaitu fase pembentukan putih lembaga

(endosperma) dimulai pada bagian pangkal buah menuju ke ujung. Kemudian pada

bagian pangkal buah mulai terbentuk lembaga (embrio). Tempurung berangsur-angsur

mengeras yang disertai perubahan warna. Gambar bunga kelapa disajikan pada Gambar

37, sedangkan Gambar 38 menunjukkan perbedaan buah kelapa muda dan kelapa tua.

Gambar 37. Pembungaan Tanaman Kelapa

Gambar 38. Perbedaan buah kelapa muda (kiri) dengan buah kelapa tua (kanan)

136

Page 4: Profil Kelapa Final

B. Teknik Budidaya Kelapa

a. Syarat Tumbuh

Tanaman kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan sempurna jika

ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuhnya. Walaupun beberapa syarat

tumbuh dipenuhi, akan tetapi jika masih terdapat syarat lain yang tidak terpenuhi,

akan cukup sulit untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Secara garis besar, faktor

yang paling menentukan keberhasilan budidaya kelapa adalah faktor iklim dan tanah.

Dari faktor iklim, pertumbuhan tanaman kelapa dipengaruhi oleh curah hujan,

intensitas sinar matahari, suhu, kelembaban, keadaan angin dan ketinggian tempat.

Kelapa tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 1300-2300 mm/tahun,

bahkan sampai 3800 mm atau lebih, sepanjang tanah mempunyai drainase yang baik.

Keadaan angin berperan penting pada penyerbukan bunga (untuk penyerbukannya

bersilang) dan transpirasi tanaman. Selain itu angin yang kencang juga dapat

membahayakan tanaman kelapa.

Kelapa menyukai sinar matahari dengan lama penyinaran minimum 120

jam/bulan sebagai sumber energi fotosintesis. Dengan intensitas penyinaran yang

cukup, tanaman kelapa dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Kisaran suhu

yang baik untuk pertumbuhan kelapa adalah ±27o C. Pada masa pertumbuhan

vegetatif, tanaman kelapa menghendaki suhu minimal 21oC, dimana dibawah suhu

tersebut pertumbuhan tanaman kelapa menjadi tidak baik.

Pada umumnya, tanaman kelapa membutuhkan iklim yang panas dan lembab.

Walaupun demikian kelembaban udara yang terlalu tinggi akan berpengaruh buruk

bagi tanaman, begitu juga dengan kelembaban yang terlalu rendah. Kelapa akan

tumbuh dengan baik pada kelembaban bulanan rata-rata 70-80%, dengan kelembaban

minimal 65%. Bila kelembaban udara sangat rendah, evapotranspirasi tinggi, tanaman

kekeringan, buah jatuh lebih awal (sebelum masak), tetapi bila kelembaban udara

terlalu tinggi menimbulkan hama dan penyakit.

Dari faktor tanah sebagai media tanam, jenis tanah, pH, ketersediaan air, serta

kemiringan lahan mempengaruhi pertumbuhannya. Karena tanaman kelapa memiliki

137

Page 5: Profil Kelapa Final

jenis akar serabut, maka jenis tanah yang paling sesuai untuk pertumbuhannya adalah

tanah yang gembur (berpasir) supaya peresapan air serta tata udara berlangsung

dengan baik. Selain itu tanaman kelapa juga memerlukan jenis tanah yang subur yang

banyak mengandung unsur hara. Beberapa jenis tanah yang cocok untuk perkebunan

kelapa antara lain tanah aluvial, laterit, vulkanis, berpasir, tanah liat, ataupun tanah

berbatu.

Beberapa persyaratan sifat fisik tanah yang cocok/dikehendaki oleh tanaman

kelapa adalah sebagai berikut :

a. Struktur tanah baik (granuler atau remah) dengan tata udara yang baik.

b. Peresapan air baik.

c. Permukaan air tanah cukup dalam sehingga dapat memenuhi kebutuhan bagi

perakaran tanaman kelapa, tapi tidak menimbulkan hambatan bagi aerasi udara

dalam tanah.

d. Keadaan air tanah selalu bergerak (tidak menggenang)

e. Tekstur tanah berpasir paling cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan

tanaman kelapa.

f. Solum (tubuh) tanah dalam sehingga dapat memberikan kesempatan pada akar

untuk tumbuh dengan bebas.

g. Tidak terdapat lapisan padas yang menghalangi pertumbuhan akar

h. Tanah memiliki kandungan bahan organik dalam jumlah yang cukup

Rentang pH yang baik untuk pertumbuhan tanaman kelapa adalah pH 5-8,

adapun pH optimumnya adalah pH 5.5-6,5. Pada tanah dengan pH diatas 7.5 dan

tidak terdapat keseimbangan unsur hara, dan sering menunjukkan gejala-gejala

defisiensi besi dan mangan. Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar (0-3%).

Pada lahan yang tingkat kemiringan tinggi (3-50%) harus dibuat teras untuk

mencegah kerusakan tanah akibat erosi, mempertahankan kesuburan tanah dan

memperbaiki tanah yang mengalami erosi.

138

Page 6: Profil Kelapa Final

b. Lokasi Penanaman

Lokasi budidaya tanaman kelapa dapat berupa tanah pekarangan, tanah

rejuvenasi, tanah konversi, tanah asal hutan, maupun tanah bekas alang-alang. Kelima

lokasi tanah tersebut pada prinsipnya hanya terdiri atas dua jenis lahan, yaitu tanah

bukaan baru dan tanah bukaan kembali kebun-kebun yang sudah tua umurnya. Hal-

hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan kebun kelapa baik kebun bukaan baru

maupun kebun bukaan kembali antara lain ketersediaan humus dalam tanah, keadaan

air tanah, kebersihan lahan, serta perencanaan tata letak kebun.

Persediaan humus harus diusahakan agar tidak berkurang, air tanah diatur

dengan membuat saluran air (drainase), permukaan lahan dibersihkan hingga benar-

benar bersih, bebas dari sisa-sisa tunggul dan bagian tanaman agar tidak menjadi

sarang rayap. Perencanaan mengenai letak-letak bagian kebun, jalan pengangkutan

dan pabrik harus dilakukan sebaik-baiknya sehingga efisiensi pekerjaan di kebun

dapat tercapai.

c. Perbanyakan Tanaman

Perbanyakan tanaman kelapa dapat menggunakan dua cara, yaitu secara

konvensional (cara biasa) maupun dengan rekayasa genetika berupa perbanyakan

bibit menggunakan kultur jaringan. Perbanyakan bibit secara konvensional

merupakan cara yang umum dipakai, lebih mudah dilakukan dan biaya tidak begitu

mahal.

Pemilihan Bahan Tanam

Perbanyakan tanaman secara konvensional harus menggunakan bahan tanam

berupa benih yang baik, karena akan menghasilkan buah yang baik juga. Benih

tersebut dipilih dari pohon induk terpilih yang dipilih menurut kondisi lapangan yang

umum. Pohon induk yang digunakan sebagai benih dipilih dengan sifat-sifat sebagai

berikut : Umur pohon 10-20 tahun, produksi tinggi (80-120 butir/pohon/tahun) terus

menerus dengan kadar kopra tinggi (25 kg/pohon/tahun), batangnya kuat dan lurus

dengan mahkota berbentuk sperical (berbentuk bola) atau semisperical, daun dan

tangkainya kuat, bebas dari gangguan hama dan penyakit.

139

Page 7: Profil Kelapa Final

Adapun ciri buah yang matang untuk benih, yaitu umur ± 12 bulan, 4/5 bagian

kulit berwarna coklat, bentuk bulat dan agak lonjong, sabut tidak luka, tidak

mengandung hama penyakit, panjang buah 22-25 cm, lebar buah 17-22 cm, buah licin

dan mulus, air buah cukup, apabila digoncang terdengar suara nyaring.

Benih yang telah terseleksi diistirahatkan selama ± 1 bulan dalam gudang

dengan kondisi udara segar dan kering, tidak bocor, tidak langsung terkena sinar

matahari, suhu udara dalam gudang 25-27oC dengan sirkulasi udara yang cukup.

Tujuan pengistirahatan ini adalah agar benih dapat tumbuh dengan baik karena

mengalami proses pemasakan yang sempurna.

Penyemaian Benih

Sebelum ditanam di kebun, benih kelapa disemaikan terlebih dahulu untuk

menghasilkan bibit yang kelapa yang baik. Terdapat beberapa cara penyemaian,

antara lain penyemaian sistem hamparan, penyemaian gantung, penyemaian dalam

bedengan dan penyemaian dalam polybag. Penyemaian sistem gantung dilakukan jika

jumlah bibit kelapa yang diperlukan relative sedikit. Penyemaian sistem hamparan

merupakan cara tradisional dan sangat sederhana yaitu dengan cara menghamparkan

benih kelapa begitu saja di lantai rumah, kolong tempat tidur maupun di kamar mandi

terbuka. Sama dengan penyemaian gantung, metode ini hanya cocok untuk

penyemaian skala kecil.

Penyemaian dalam bedengan merupakan teknik penyemaian yang banyak

dilakukan untuk perkebunan kelapa skala besar. Metode ini memiliki keunggulan

yaitu mempermudah seleksi bibit kelapa, menghemat pembelian polibag dan dapat

menyediakan bibit dalam jumlah yang besar dengan biaya yang relatif murah.

Penyemaian dalam bedengan sebaiknya dilakukan pada musim penghujan untuk

menghemat biaya penyiraman dan diusahakan dekat dengan sumber air atau sungai

dan akan lebih baik lagi jika berdekatan dengan kebun yang akan ditanami.

Langkah-langkah penyemaian dalam bedengan adalah sebagai berikut :

a. Pembersihan lahan persemaian dari tunggul, tonggak kayu, dan sisa tanaman

lainnya.

b. Pengolahan tanah sedalam 30-40 cm

140

Page 8: Profil Kelapa Final

c. Penambahan pupuk kandang untuk menambah kesuburan (dosis 10-20 ton/ha)

d. Pembuatan bedengan dan saluran drainase.

e. Penyemaian benih kelapa dengan jarak sesuai dengan lama pembibitan.

Penyemaian dilakukan dengan membenamkan ke dalam tanah dengan 2/3 bagian

benih masuk ke dalam tanah dan 1/3 bagian yang lain berada di atas permukaan

tanah bedengan. Sebelum disemai sabut dapat dicelupkan dalam larutan

insektisida untuk mencegah serangan rayap.

f. Pemberian naungan jika diperlukan yaitu jika keadaan udara terlalu panas.

g. Pemeliharaan bibit berupa penyiraman/pengairan, penyiangan rumput/gulma,

pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan satu hari

sekali atau dua hari sekali tergantung pada keadaan dengan menggunakan gembor

untuk mencegah kerusakaan tunas.

Pemeliharaan bibit dilakukan selama 32 minggu (8 bulan) yaitu hingga

diperoleh bibit dengan jumlah daun 4 lembar dan siap dipindahkan ke kebun.

Maksimal umur bibit untuk ditanam adalah 1 tahun setelah penyemaian. Jika bibit

terlalu tua, maka pertumbuhan tanaman akan lambat. Sebelum dipindahkan ke kebun,

bibit diseleksi terlebih dahulu untuk memisahkan bibit yang baik dengan bibit yang

jelek (afkir). Karena adanya bibit afkir tersebut, maka jumlah benih yang disemai

harus memperhitungkan bibit cadangan dan bibit yang akan diafkir yaitu sekitar 20%.

Penyemain dalam polibag atau kantong plastik biasa dilakukan di perkebunan-

perkebunan kelapa yang membutuhkan bibit dalam jumlah yang besar. Keunggulan

teknik persemaian ini yaitu dapat dilakukan setiap saat tanpa menunggu datangnya

musim hujan, memudahkan pengangkutan, tidak merusak akar tanaman,

memudahkan perawatan dan pengamatan serta menghemat tempat. Meskipun

demikian penyemaian dengan teknik ini memerlukan biaya tambahan yaitu untuk

pembelian polibag. Gambar persemaian dalam bedengan dan polibag disajikan pada

Gambar 39.

141

Page 9: Profil Kelapa Final

Gambar 39. Penyemaian buah kelapa, dalam bedengan (kiri) dan dalam polybag (kanan)

d. Penanaman bibit di kebun

Bibit kelapa yang siap tanam selanjutnya dipindahkan ke kebun untuk ditanam.

Penanaman ini sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan sehingga tanah benar-

benar lembab dan baik untuk pertumbuhan tanaman kelapa. Hal-hal yang perlu

diperhatikan sebelum penanaman bibit adalah jarak tanam yang akan digunakan,

pembuatan lubang tanam, pemindahan bibit ke kebun dan penanaman tanaman

penutup tanah.

Tanaman kelapa memerlukan jarak tanam yang tepat, yaitu jarak tanam yang

memungkinkan daun-daun dari dua tanaman kelapa dewasa yang tumbuh

berdampingan tidak bersentuhan serta jarak tanam yang cukup lebar. Karena jarak

tanam cukup lebar maka pengolahan tanah dapat dilakukan sesudah penanaman.

Jarak tanam yang optimal untuk tanaman kelapa genjah adalah 7 m, sedangkan

untuk kelapa dalam adalah 9 m. Para petani dapat menggunakan beberapa bentuk

jarak tanam, antara lain bentuk segitiga sama sisi, empat persegi panjang dan bentuk

bujur sangkar. Model segitiga sama sisi adalah model yang paling banyak digunakan,

karena menghasilkan tanaman dengan jumlah 15% lebih banyak (penggunaan tanah

lebih efisien). Model-model jarak tanam tanaman kelapa disajikan pada Gambar 40

berikut.

142

Page 10: Profil Kelapa Final

Gambar 40. Model Jarak tanam kelapa (a) segitiga sama sisi, (b) empat persegi panjang, c (bujur sangkar).

Setelah ditentukan jarak tanam yang digunakan, selanjutnya dilakukan

pembuatan lubang tanam dimana sebelumnya dilakukan pemasangan ajir berdasarkan

bentuk jarak tanam. Pembuatan lubang tanam untuk tanaman kelapa dilakukan satu

atau dua bulan sebelum bibit ditanam, dengan membuat lubang tepat di tengah-tengah

ajir. Ukuran lubang tanam untuk kelapa berkisar antara 60 cm x 60 cm sampai 100

cm x 100 cm, tergantung pada jenis tanah. Contoh ukuran lubang tanam adalah 60 cm

x 60 cm x 60 cm (panjang x lebar x kedalaman). Populasi Dengan jarak tersebut

dalam, dalam 1 ha akan terdapat 143 pohon.

Dengan jarak tanam yang lebar, pada kebun kelapa dimungkinkan dilakukan

inter cropping, yaitu dengan menanam tanaman-tanaman tertentu di sela-sela jarak

tanam (tanaman sela). Tanaman yang dipilih untuk tanaman sela harus merupakan

tanaman yang cepat memberikan hasil, tanaman sela tidak menyaingi atau merintangi

pentumbuhan tanaman utama (kelapa), bahkan dicari tanaman yang dapat melindungi

dan membantu tanaman kelapa muda. Beberapa jenis tanaman yang dapat digunakan

sebagai tanaman sela adalah jenis kacang-kacangan seperti kacang tanah, kacang

tunggak, kacang hijau, kacang kedelai, tanaman buah seperti pisang, nanas maupun

tanaman sayuran seperti petsai dan bayam.

Dengan inter cropping dapat diperoleh manfaat ganda, yaitu selain

mendapatkan hasil panen dari tanaman sela, bagi kebun kelapa sendiri mendatangkan

beberapa manfaat yaitu dapat melindungi tanah dari pengaruh sinar matahari maupun

hujan yang lebat, mencegah terjadinya pengikisan tanah, menyuburkan tanah lapisan

atas, mempertahankan dan memperbaiki struktur tanah, menekan pertumbuhan

tanaman pengganggu dan gulma, serta menjamin kelembaban tanah.

143

7 m x 7 m 7 m x 8 m 7 m x 7 ma b c

Page 11: Profil Kelapa Final

Gambar 41. Aplikasi penanaman teknik inter cropping pada kebun kelapa

e. Pemeliharaan Tanaman

Sampai berumur 3 tahun, tanaman kelapa genjah memerlukan pemeliharaan

yang intensif, yang terdiri dari kegiatan penyulaman, penyiraman, pengolahan tanah,

pemeliharaan drainase dan jalan kebun, pemberian mulsa, pemupukan dan

pembersihan mahkota daun.

Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang tumbuh kerdil, terserang hama

dan penyakit berat dan tanaman yang mati. Penyulaman pertama dilakukan pada awal

musim hujan dan penyulaman berikutnya pada akhir musim hujan. Agar pertumbuhan

tanaman hasil sulaman tidak terlalu ketinggalan dengan tanaman kelapa yang bukan

sulaman, diperlukan perawatan yang intensif terhadap pohon sulaman.

Kegiatan penyiraman dilakukan untuk menghindari kematian bibit akibat

kekeringan pada musim kemarau. Penyiraman sebaiknya dilakukan pada sore hari

dan dilakukan hingga tanaman berumur tiga tahun. Pengolahan tanah berupa

pembumbunan atau pencangkulan tanah bertujuan untuk mengurangi penguapan air

tanah pada musim kemarau, memperbaiki sirkulasi udara pada musim kemarau,

meningkatkan pembentukan akar-akar muda dan membasmi hama tanaman kelapa

yang terdapat di sekitar batang bawah tanaman.

Pembersihan saluran drainase perlu dilakukan terutama pada musim hujan untuk

menjaga drainase tanah. Sedangkan pemeliharaan jalan dilakukan untuk

144

Page 12: Profil Kelapa Final

memperlancar aktivitas-aktivitas di kebun seperti pengangkutan hasil panen dan

aktivitas lainnya. Pemberian mulsa perlu dilakukan untuk mempertahankan

kelembaban permukaan tanah, mengurangi penguapan air tanah, mencegah agar tanah

tidak lekas menjadi padat, menekan pertumbuhan rumput pengganggu dan gulma

serta dapat menambah bahan organik dalam tanah.

Pemupukan diperlukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Pemupukan

tanaman kelapa dilakukan dengan sistem rorakan, yaitu ditaburkan melingkari batang

tanaman dengan jarak 1-1.5 m dari batang., kemudian ditutup dengan tanah agar

pupuk tidak hilang/menguap baik oleh air hujan maupun matahari. Dosis pupuk yang

diberikan berbeda-beda menurut daerah penanaman, umur tanaman maupun tingkat

kesuburan tanah. Pedoman dosis pemupukan kelapa genjah disajikan pada Tabel 42.

Tabel 42. Dosis pemupukan pada budidaya kelapa

Umur tanaman Dosis pupuk (g/pohon/tahun)Urea SP-36 KCl Pupuk kandang

1 bulan 100 100 1006 bulan 150 150 1501 tahun 200 200 200 + pupuk kandang1,5 tahun 500 500 -2 tahun 750 750 - + pupuk kandang3 tahun 1000 1000 - + pupuk kandang4 tahun 1250 1250 -5 tahun ke atas 1500 1500 -

Pembersihan mahkota kelapa perlu dilakukan pada tanaman kelapa dewasa

(sudah berbuah). Kegiatan ini bertujuan untuk menambah intensitas cahaya matahari

ke dalam mahkota atau daun muda agar aktivitas asimilasi dan aktivitas lain

meningkat. Kegiatan pembersihan ini biasanya dilakukan bersamaan dengan proses

pemanenan, yaitu dengan membuang pelepah-pelepah daun yang sudah mengering,

seludang-seludang, tapas, epifit dan kotoran-kotoran lain yang terdapat pada mahkota

daun.

f. Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa

Hama dan penyakit merupakan faktor pembatas dalam budidaya kelapa yang

dapat mengurangi produktivitas bahkan menggagalkan panen. Pengetahun tentang

145

Page 13: Profil Kelapa Final

hama dan penyakit perlu dimiliki dengan demikian dapat dilakukan langkah-langkah

pengendalian yang tepat. Jenis-jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman

kelapa dapat dikelompokkan menjadi hama perusak pucuk, hama perusak daun, hama

perusak bunga, hama perusak buah, hama perusak bibit, penyakit menyerang bibit,

menyerang tanaman muda, menyerang tanaman menghasilkan dan serangan gulma.

Beberapa hama yang banyak ditemukan pada pohon kelapa antara lain kumbang

badak atau kwangwung, kumbang sagu, kumbang brontispa, ulat artona, kumbang

tanduk kelapa, belalang sexava, ngengat bunga kelapa, ulat daun kelapa, kumbang

bibit kelapa, belalang bibit kelapa, ulat siput, kutu kapuk daun kelapa, kutu daun

kelapa, anai-anai randu, belalang tahun, udang tanah, babi hutan, bajing atau tupai

kelapa, tikus pohon, maupun binatang hutan seperti rusa dan beruang. Adapun

penyakit yang sering ditemui pada tanaman kelapa antara lain penyakit kuning,

penyakit pucuk busuk, penyakit bercak daun, penyakit busuk akar, penyakit rontok

buah dan penyakit layu natuna.

Pengendalian hama dan penyakit tersebut dapat dilakukan dengan

mengaplikasikan beberapa teknis pengendalian seperti sanitasi (pembersihan lahan

dan tanaman), cara mekanis (penghilangan hama/penyakit dengan pemangkasan

bagian tanaman yang diserang), cara kimiawi (pemakaian insektisida atau bahan

kimia lain) maupun cara biologi (penggunaan cendawan, parasit, atau predator hama).

Adapun gulma yang banyak tumbuh di kebun kelapa antara lain Lalang, Teki,

Lampuyangan, Pahitan, Sembung rambat, Tahi ayam/Lantana camara, Kipahit, eter

maupun berbentuk belukar. Cara pemberantasan gulma dapat dilakukan secara

mekanis yaitu dengan penyiangan maupun secara kimiawi dengan menggunakan

herbisida dan bahan-bahan kimia lain. Kerusakan tanaman maupun buah kelapa

disajikan pada Gambar 42.

146

Page 14: Profil Kelapa Final

Gambar 42. Kerusakan akibat hama dan penyakit pada kelapa

g. Panen dan pasca panen

Pemanenan

Pada umumnya tanaman kelapa mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun

(varietas genjah). Semakin tua umurnya jumlah buah berangsur-angsur semakin lebat.

Pembuahan yang maksimal dan tetap tercapai pada umur 10-18 tahun. Untuk varietas

dalam, kelapa mulai menghasilkan buah pada umur 6-8 tahun. Semakin tua umurnya

jumlah buah berangsur-angsur semakin lebat dan mencapai pembuahan yang

maksimal pada umur 15-20 tahun.

Pemanenan buah kelapa dilakukan terhadap buah kelapa yang sudah masak di

pohon (sudah tua). Buah kelapa tua (masak) ditandai dengan penampakan sabut mulai

mengering, tempurung sudah berwarna hitam, air kelapa mulai berkurang, berat buah

menurun (rata-rata perbuah berat kelapa genjah tinggal 1,5 kg dan kelapa dalam 2

kg), pembentukan putih lembaga sempurna (padat) dan jika tidak dipetik buah yang

masak akan jatuh dengan sendirinya.

147

Page 15: Profil Kelapa Final

Pemanenan buah kelapa dilakukan terhadap buah yang berumur 11-12 bulan.

Buah yang tidak dipanen pada umur tersebut akan jatuh dengan sendirinya,

sedangkan jika panen dilakukan lebih awal buah akan sukar dilepas dari tangkainya.

Rotasi Pemanenan

Pemanenan buah kelapa biasanya dilakukan dengan interval waktu antara 1-2

bulan. Rotasi pemanenan yang dilakukan harus mempertimbangkan tenaga

kerja/biaya yang tersedia. Di daerah dengan jumlah tenaga kerja banyak dan ongkos

yang murah dapat melakukan pemanenan 1 bulan sekali. Sedangkan daerah dengan

tenaga kerja sedikit dan upah yang tinggi dapat melakukan panen 2 bulan sekali. Jika

rotasi pemanenan dilakukan lebih dari 2 bulan, kemungkinan besar sudah banyak

buah kelapa yang jatuh ke tanah dan pembersihan tajuk akan terlambat. Sebaliknya

jika rotasi pemetikan dilakukan kurang dari satu bulan, efisiensi tenaga kerja

berkurang karena buah kelapa yang benar-benar masak baru sedikit.

Teknik Pemanenan

Teknik pemanenan dapat menggunakan tiga metode, pertama adalah buah

kelapa dibiarkan jatuh, sedangkan cara yang banyak digunakan adalah dengan cara

dipanjat. Teknik pertama (buah dibiarkan jatuh) memiliki kekurangan yaitu buah

yang jatuh sudah lewat masak, sehingga tidak sesuai untuk bahan baku kopra atau

bahan baku kelapa parutan kelapa kering (desiccated coconut).

Pemanenan kelapa dengan dipanjat banyak dilakukan pada musim kemarau.

Dengan memanjat pohon kelapa, dapat dipilih buah kelapa yang siap panen (kriteria

panen) sekaligus dilakukan pembersihan mahkota daun. Adapun kelemahannya yaitu

merusak pohon dengan membuat tataran untuk berpijak. Selain tenaga manusia,

pemetikan dapat menggunakan bantuan binatang (kera/beruk). Kecepatan pemetikan

oleh beruk 400 butir sehari dengan masa istirahat 1 jam. Akan tetapi beruk tidak

dapat membersihkan mahkota daun dan selektivitasnya kurang. Metode panen lain

adalah pemanenan dengan galah. Pemanenan ini dilakukan menggunakan bambu

yang disambung dan ujungnya dipasang pisau tajam berbentuk pengait. Dengan

teknik ini kemampuan pemetikan rata-rata adalah 100 pohon/orang/hari.

148

Page 16: Profil Kelapa Final

Gambar 42. Pemanenan buah kelapa

Produksi Buah

Kuantitas hasil panen buah kelapa dipengaruhi oleh varietas tanaman kelapa,

teknik budidaya yang dilakukan, keadaan tanah dan iklim, keadaan air tanah,

serangan hama dan penyakit serta umur tanaman. Kelapa jenis genjah dapat

menghasilkan buah antara 9.000-11.000 butir/ha/tahun atau setara dengan 1,5-2 ton

kopra. Kelapa jenis dalam dapat menghasilkan buah sekitar 4.000-5.000

butir/ha/tahun atau setara dengan 1-1,25 ton kopra. Produktivitas kelapa dapat

ditingkatkan dengan pemeliharaan yang intensif.

PascaPanen

Kegiatan pascapanen buah yang telah dipetik meliputi kegiatan penyortiran dan

penggolongan, penyimpanan dan pengolahan awal. Buah yang disortir adalah buah

yang kosong tidak berair, bunyi tidak nyaring bila diguncang, rusak/luka terkena

hama, busuk dan kecil juga terhadap kelapa butiran pecah, berkecambah atau kelapa

kurang masak.

Penyimpanan sementara buah kelapa memberikan beberapa keuntungan antara

lain : memudahkan upaya pelepasan sabut; menambah kemasakan buah sehingga

mutu kelapa dan hasil kopra lebih tinggi; memudahkan pelepasan daging buah kelapa

dari tempurungnya; meningkatkan ketebalan daging buah; meningkatkan kadar

minyak yang dihasilkan; menurunkan kandungan air dan meningkatkan kualitas arang

tempurung dan sabut kelapa yang dihasilkan. Penyimpanan buah kelapa dilakukan

dengan menumpuk buah dengan tinggi tumpukan maksimal 1 meter. Tumpukan yang

149

Page 17: Profil Kelapa Final

dibuat berbentuk piramidal dan longgar dan dilakukan pengamatan secara rutin di

gudang penyimpanan. Adapun syarat-syarat gudang penyimpanan adalah sebagai

berikut :

a) udara segar dan kering

b) tidak kebocoran dan kehujanan

c) tidak langsung kena sinar matahari

d) suhu udara dalam gudang 25-27 derajat C.

150

Page 18: Profil Kelapa Final

2. Teknik Produksi Biofuel Dari KelapaA. Minyak kelapa

Minyak kelapa dapat dihasilkan dari daging buah kelapa segar atau dari kopra.

Minyak kelapa berwarna kuning muda kecoklatan, bening, membeku pada suhu 18-20oC

dan pada suhu ruang berwujud cair. Berdasarkan kandungan asam lemak nya, minyak

kelapa digolongkan ke dalam minyak asam laurat, karena komposisi asam laurat paling

besar jika dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Komposisi asam lemak minyak

kelapa disajikan pada Tabel 43.

Dengan adanya asam lemak jenuh yang cukup tinggi pada minyak kelapa

menyebabkan minyak ini memiliki nilai kesehatan yang lebih rendah, sedangkan

kandungan asam lemak tidak jenuh menyebabkan minyak mudah teroksidasi. Oksidasi

tersebut yang menyebabkan minyak kelapa menjadi getir atau tengik selama

penyimpanan.

Sifat fisiko kimia minyak kelapa meliputi kandungan air, kandungan asam lemak

bebas, warna, bilangan penyabunan, bilangan iod, bilangan peroksida, dan warna.

Beberapa sifat fisiko kimia minyak kelapa dapat dilihat pada Tabel 44.

Potensi kelapa di Indonesia sangat besar. Produksi kelapa dalam negeri dari tahun

ke tahun memperlihatkan peningkatan. Pengolahan minyak kelapa menjadi biodiesel

merupakan salah satu alternatif dalam memanfaatkan minyak kelapa. Sebagai bahan baku

151

Tabel 43. Komposisi asam lemak minyak kelapa

Page 19: Profil Kelapa Final

Sifat Crude Cochin RBD

Kandungan air dan kotoran 1 0,1 0,03

Kadar asam lemak bebas 3 0,07 0,04

Warna (Lovibond) R/Y max. 12/75 1/10 1/10

Bilangan penyabunan 250 – 264 250 – 264

Bilangan iod 7 – 12 7 – 12

Bilangan peroksida 2,0 0,5 0,5

Melting point (oC) 24 – 26 24 – 26

Indeks refraksi (40 oC) 1,448 – 1,450 1,448 – 1,450

Sumber : Hui (1996)

biodiesel, minyak kelapa memiliki kelebihan yaitu dapat langsung digunakan pada proses

pembuatan biodiesel tanpa melalui proses pemurnian.

Tabel 44. Sifat fisiko kimia minyak kelapa

B. Ekstraksi Minyak Kelapa

Ekstraksi minyak kelapa dapat dilakukan dari daging buah kelapa segar ataupun

dari kopra yaitu daging buah kelapa yang sudah dikeringkan. Ekstraksi dari daging buah

kelapa segar banyak dilakukan oleh rakyat dalam skala kecil, sedangkan ekstraksi dari

kopra dilakukan dalam skala pabrik.

Pembuatan minyak kelapa secara tradisional atau dikenal dengan wet process

(proses basah) dilakukan dengan memarut daging buah kelapa segar dan meremas-

remasnya dengan air untuk diambil santannya. Santan yang diperoleh direbus hingga

seluruh kandungan airnya menguap dan tertinggal minyak dan endapan yang disebut

dengan blondo/ketis. Minyak yang dihasilkan didinginkan kemudian dikemas, sedangkan

blondo akan dipres hingga dihasilkan ketak. Diagram alir proses pengolahan minyak

kelapa dengan cara basah disajikan pada Gambar 43.

Pada skala besar, produk olahan kelapa berupa kopra yang mengandung minyak

yang tinggi (65-68%) diekstraksi secara mekanis. Proses produksi minyak diawali dengan

pengecilan ukuran kopra dimana sebelumnya dilakukan pencucian (jika diperlukan).

Pengecilan ukuran kopra dilakukan dengan mencacah ataupun menggilingnya hingga

hancur. Kopra yang telah hancur selanjutnya masuk ke dalam mesin yang disebut

152

Page 20: Profil Kelapa Final

disintegrator tipe pemukul, yang akan mengubah hancuran kopra menjadi serbuk. Serbuk

kopra kemudian dipanaskan dan dipres untuk menghasilkan minyak.

Gambar 43. Diagram alir proses pengolahan minyak kelapa dengan cara basah

Pemanasan gilingan kopra berfungsi untuk memudahkan minyak keluar dari sel,

mematikan enzim serta mikroorganisme tertentu (sterilisasi), menguapkan air, menaikkan

keenceran minyak, menggumpalkan protein sehingga memudahkan pemisahan lebih

lanjut serta dapat mengendapkan beberapa pengotor minyak seperti fosfatida yang tidak

diinginkan. Proses pemanasan dilakukan secara hati-hati menggunakan suhu 70-80oC

selama 15-30 menit menggunakan uap air. Pemasanan yang terlalu tinggi akan

menyebabkan serbuk menjadi hangus, minyak yang dihasilkan sedikit, berwarna dan

berbau hangus. Sebaliknya jika kurang panas menyebabkan rendemen minyak rendah

karena banyak tertinggal dalam bungkil.

Proses pengepresan dapat menggunakan beberapa tipe alat pengepres, seperti tipe

expeller, roller pengepres maupun pres hidroulik. Untuk mengefektifkan proses

pengepresan, tipe-tipe pengepresan tersebut diaplikasikan secara bersamaan. Tipe

153

Daging buah kelapa

Pemarutan

Santan

Penambahan air

Peremasan

Ampas

Pemanasan

Ketak

Minyak kelapa

Blondo

Pengepresan

Page 21: Profil Kelapa Final

expeller digunakan sebagai pengepresan pendahuluan, karena tidak semua minyak dapat

teresktrak dari bahan. Bungkil sisa pengepresan tipe expeller yang masih mengandung

minyak kemudian diumpankan pada mesin pres tipe hidoulik untuk pengepresan ulang.

Semua minyak yang dihasilkan kemudian disaring untuk menghilangkan kotoran

maupun bahan padatan yang terikut. Alat penyaring pada umumnya adalah tipe filter

press. Beberapa mesin pengolah kopra menjadi minyak kelapa disajikan pada Gambar 10.

Gambar 10. Mesin pengolah kopra menjadi minyak kelapa

C. Pengolahan kelapa menjadi kopra

Kopra dihasilkan dari daging buah kelapa yang dikeringkan. Daging buah kelapa

tua segar mempunyai kandungan air 50% dan lemak 30%. Setelah diolah menjadi kopra

kandungan lemaknya menjadi 60-65% dan kadar air turun menjadi 5-7%. Pengolahan

kelapa menjadi kopra memberikan beberapa keuntungan. Kadar air yang rendah

berfungsi sebagai pengawetan yang akan mencegah tumbuhnya jamur, serangga dan

bakteri yang dapat memakan daging dan merusak minyak kelapa. Keuntungan lainnya

154

Filter press machine

Page 22: Profil Kelapa Final

adalah mengurangi berat sehingga mengurangi biaya pengangkutan dan penanganan dan

dapat mengkonsentrasikan minyak (kadar minyak dalam kopra sekitar 65-68%).

Terdapat beberapa 3 jenis kopra yang diperdagangkan yang dibedakan

berdasarkan proses pengeringan yang dilakukan, yaitu kopra rakyat, kopra FMS (Fair

Merchantable Sundried) dan Kopra FM (Fair Merchantable). Pengeringan pada kopra

rakyat menggunakan sinar matahari dan jika terpaksa (cuaca mendung) dapat

menggunakan panas buatan (pengeringan di atas api). Kopra FMS dikeringkan dengan

dengan cara pengeringan sundried yaitu proses pengeringan yang banyak menggunakan

sinar matahari dan sedikit panas buatan (bara api) yang menggunakan bahan bakar yang

tidak mengeluarkan asap seperti arang kayu atau arang tempurung. Sedangkan pada

kopra FM, pengeringan yang dilakukan murni menggunakan panas buatan menggunakan

rumah pengeringan.

Secara umum pembuatan kopra terdiri dari proses pengupasan sabut, pembelahan

kelapa, pengeringan pendahuluan, pelepasan daging buah, dan pengeringan lanjutan.

Pembelahan buah kelapa dan pelepasan daging buah dilakukan secara hati-hati agar

daging buah tidak hancur. Diagram alir proses pembuatan kopra disajikan pada Gambar

44.

155

Pengupasan sabutPembelahan buah kelapa Pengeringan awal

Batok kelapaPemisahan

Pengeringan lanjutan

Gambar 44. Diagram alir pembuatan kopra

Daging buah kelapa

Page 23: Profil Kelapa Final

Kopra yang berkualitas baik diperoleh dari buah kelapa yang telah benar-benar masak,

dan telah berumur 11-12 bulan dari saat penyerbukan.

D. Pembuatan Biodiesel Kelapa

Bahan yang diperlukan dalam pembuatan biodiesel kelapa adalah minyak kelapa,

metanol sebagai pereaksi utama, katalis asam (asam sulfat/HCl) untuk reaksi esterifikasi

dan katalis basa (KOH/NaOH) untuk reaksi transesterifikasi. Sebagai bahan baku

biodiesel dapat digunakan minyak kelapa kasar (Crude Coconut Oil) maupun

menggunakan minyak kelapa yang telah dimurnikan. Ketersediaan minyak kelapa

sebanding dengan ketersediaan kelapa maupun kopra. Indonesia sebagai negara tropis

cukup melimpah dengan kelapa yang tersebar di beberapa daerah. Produksi kelapa

beberapa propinsi di Indonesia disajikan pada Tabel 45 berikut. Berdasarkan data Oil

World (2006), produksi kelapa Indonesia pada tahun 2005 mencapai 880 ribu ton. Data

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 46.

Tabel 45. Produksi kelapa Indonesia berdasarkan propinsi

Propinsi Tahun Luas lahan (ha) Produksi (ton)Banten 2005 103.056 52.035Maluku Utara 2006 209.792 218.301Jawa Timur 2005 283.685 223.737Kalimantan Barat 2005 109.551 -Sulawesi Utara 2005 250.922 175.185

Tabel 46. Prospek kelapa Indonesia

Tahun Produksi Kelapa (1000 ton)2001 8332002 7902003 8372004 8352005 880

sumber : Oil World (Agustus, 2006)

Alkohol merupakan pereaksi utama dalam proses esterifikasi maupun

transesterifikasi, dimana alkohol akan menggantikan gugus alkohol pada ester dengan

alkohol lain dengan dibantu katalis. Jenis alkohol yang lebih umum digunakan untuk

proses esterifikasi/transesterifikasi adalah metanol karena harganya lebih murah dan lebih

156

Page 24: Profil Kelapa Final

mudah untuk direkoveri, walaupun tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan

jenis alkohol lainnya seperti etanol, isopropanol dan butanol. Alkohol yang digunakan

merupakan alkohol teknis yang dapat dibeli di toko bahan kimia. Meskipun demikian

tidak menutup kemungkinan digunakannya bioetanol dengan memanfaatkan sumber daya

lokal sebagai alternatif bahan baku seperti singkong, sagu, aren dan juga air kelapa.

Proses produksi biodiesel memerlukan katalis untuk memperoleh kecepatan

konversi yang layak. Katalis yang digunakan dapat diklasifikasikan sebagai katalis basa,

katalis asam dan katalis enzim. Katalis basa yang sering digunakan adalah KOH

(potasium hidroksida) dan NaOH (sodium hidroksida). NaOH dikenal juga dengan

kaustik soda atau soda api. Katalis asam yang dapat digunakan adalah asam sulfat

(H2SO4) dan HCl (asam klorida). Selain bahan-bahan kimia tersebut yang dapat diperoleh

diperoleh di toko-toko bahan kimia, dapat juga digunakan alternatif katalis untuk

produksi biodiesel seperti abu tandan kosong kelapa sawit, maupun katalis enzim yang

memang terbukti dapat dimanfaatkan sebagai katalis pada pembuatan biodiesel.

Teknologi Proses

Sebagaimana proses pembuatan biodiesel dari minyak nabati lainnya, proses

pembuatan biodiesel kelapa juga melalui proses transesterifikasi dan esterifikasi yang

berfungsi untuk mengubah trigliserida/asam lemak bebas dalam minyak menjadi metil

ester. Kandungan asam lemak bebas (FFA) minyak kelapa merupakan penentu tahapan

proses yang digunakan. Minyak kelapa yang memiliki kadar asam lemak bebas (free fatty

acid) rendah (<2%) seperti minyak kelapa murni bisa langsung diproses dengan metode

transesterifikasi. Namun bila kadar asam lemak bebas minyak tersebut masih tinggi

(>2%) seperti minyak kelapa kasar, maka sebelumnya perlu dilakukan proses esterifikasi

terhadap minyak tersebut dengan menentukan terlebih dahulu harga bilangan asam/kadar

FFA nya (acid value/mgKOH/g-minyak). Perbedaan proses transesterifikasi dan

esterifikasi terletak pada jenis katalis yang digunakan.

Minyak kelapa kasar memiliki nilai FFA >2%, sedangkan minyak yang telah

mengalami pemurnian berupa degumming dan netralisasi memiliki nilai FFA <1%.

Dengan demikian, untuk mendapatkan biodiesel dari minyak kelapa kasar memerlukan

beberapa tahapan proses yaitu degumming, esterifikasi, transesterifikasi dan pemurnian.

157

Page 25: Profil Kelapa Final

Sedangkan untuk mendapatkan biodiesel dari minyak kelapa murni, hanya melalui proses

transesterifikasi dan pemurnian. Diagram alir pembuatan biodiesel satu tahap disajikan

pada Gambar 45., sedangkan pembuatan biodiesel dua tahap disajikan pada Gambar 46.

Metanol yang digunakan pada proses pembuatan biodisel tidak semuanya habis bereaksi

sehingga perlu dilakukan proses rekoveri. Rekoveri metanol sangat menguntungkan

untuk dilakukan karena metanol hasil rekoveri dapat digunakan ulang untuk proses

pembuatan biodiesel sehingga dapat mengurangi biaya produksi biodiesel.

158

KOHMinyak kelapa FFA <2%

Pemanasan

Metanol

Pencampuran

Transesterifikasi

Separasi

Crude Biodiesel kasar

Purifikasi

Gliserol

RecoveryMetanol

Biodiesel

Gambar 45. Diagram alir proses pembuatan biodiesel satu tahap (Transesterifikasi)

Purifikasi

Refined Gliserol

Sludge

Recovery Metanol

Page 26: Profil Kelapa Final

Degumming merupakan proses tambahan yang diperlukan untuk kesempurnaan

pembuatan biodiesel. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan zat-zat yang terlarut atau

bersifat koloidal seperti resin, gum, protein, dan senyawa fosfat yang ada dalam minyak

kasar. Pemisahan pengotor-pengotor tersebut dari minyak dilakukan dengan

penggumpalan (flokulasi) menggunakan asam. Esterifikasi bertujuan untuk menurunkan

kadar asam lemak bebas dalam minyak dengan mengubahnya menjadi FAME/biodiesel

(Fatty Acid Methyl Ester). Dengan proses esterifikasi ini akan mengurangi resiko

kegagalan pembuatan biodiesel pada tahap transesterifikasi karena jika tanpa melalui

proses esterifikasi ini, kadar FFA yang tinggi pada minyak dapat mendeaktivasi katalis

basa, sehingga konversi trigliserida menjadi biodiesel tidak akan optimal.

Biodiesel yang dihasilkan dari proses transesterifikasi merupakan biodiesel kasar

sehingga memerlukan proses pemurnian terlebih dahulu sebelum diaplikasikan sebagai

159

Gambar 46. Diagram alir proses pembuatan biodiesel dua tahap

H2SO

4

Minyak kelapa kadar FFA >2%

Pemanasan

Metanol

Pencampuran

Esterifikasi

Separasi

Transesterifikasi Metanol

RecoveryMetanol

KOH Metanol

Pencampuran

Separasi

Crude Biodiesel

Purifikasi

Gliserol

Biodiesel

Refined Gliserol

Sludge

Recovery Metanol

Purifikasi

Page 27: Profil Kelapa Final

bahan bakar. Teknik pemurnian biodisel dengan water washing (pencucian dengan air)

merupakan teknik pemurnian yang paling umum dan banyak digunakan. Proses

pencucian bertujuan untuk menghilangkan sisa gliserol, metanol yang tidak bereaksi,

katalis, serta sabun yang terbentuk selama proses pembentukan metil ester yang dapat

larut dalam air.

Proses purifikasi dengan metode dry washing menggunakan cleaning agent

merupakan salah satu solusi teknologi pemurnian yang dapat menggantikan metode

pemurnian dengan pencucian. Teknik pemurnian dengan water washing (pencucian

dengan air) dianggap memiliki beberapa kelemahan antara lain membutuhkan waktu

proses yang lama (dapat mencapai 2,5 jam), membutuhkan air dalam jumlah besar dan

menghasilkan limbah berupa emulsi sabun, gliserol, metanol yang tidak bereaksi, dan

katalis dalam jumlah besar yang tidak dapat dibuang begitu saja ke lingkungan.

Disamping itu, pada metode ini harus dilanjutkan dengan proses drying untuk

menguapkan air sisa pencucian yang terkandung di dalam biodiesel.

Metode dry washing menggunakan cleaning agent dapat mengadsorb bahan-

bahan pengotor yang terkandung di dalam crude biodiesel. Keberhasilan teknologi

purifikasi biodiesel dengan memanfaatkan cleaning agent memiliki peluang yang besar

untuk dimanfaatkan di industri. Pengembangan metode dry washing memiliki kelebihan

dibandingkan dengan metode water washing diantaranya adalah mengurangi jumlah

penggunaan air, memperpendek proses pemurnian biodiesel, mengurangi terbentuknya

limbah cair dalam jumlah besar dan biaya operasional yang lebih kecil dibandingkan

dengan metode water washing. Selain itu juga metode dry washing dapat menurunkan

biaya investasi karena mengurangi kebutuhan reaktor pencucian, tangki pengeringan, dan

tangki penampungan limbah cair. Penghematan yang lain adalah berkurangnya

penggunaan energi yang dibutuhkan baik energi yang digunakan untuk pemanasan air

pencucian, pada proses pencucian, maupun energi yang digunakan untuk pengeringan

biodiesel.

160

Page 28: Profil Kelapa Final

Gambar 47. Diagram pengolahan minyak nabati menjadi biodiesel

161

Page 29: Profil Kelapa Final

3. Analisis Ekonomi Investasi Bioenergi dari Kelapa

Industri biofuel kelapa yang terdiri dari kegiatan usaha budidaya kelapa sebagai

bahan baku maupun pengolahan biofuel dapat dilakukan pada skala besar, menegah

maupun skala kecil. Penentuan skala usaha tersebut terutama berkaitan dengan modal

usaha yang tersedia. Analisis finansial merupakan analisa yang sangat diperlukan

sebelum memulai suatu usaha karena dengan analisa ini akan terlihat kemungkinan

keuntungan dari usaha yang akan dilakukan. Analisis finansial menitikberatkan kepada

aspek keuangan berupa lalu lintas uang (cash flow) yang terjadi selama usaha dijalankan.

Beberapa indikator kelayakan yang dapat digunakan pada analisis finansial antara lain

NPV (net present value), BEP (break Event point), PBP (Pay back Period/jangka waktu

pengembalian modal, net B/C, IRR (internal Rate Return), serta ROI (Return of

Investment)

A. Analisis finansial budidaya kelapa

Budidaya kelapa melibatkan beberapa kegiatan antara lain persiapan lahan

penanaman, pembibitan untuk menyediakan bibit, penanaman, pemeliharaan serta

pemanenan. Dalam analisis finasialnya, semua perhitungan berhubungan dengan

kegiatan-kegiatan tersebut. Asumsi-asumsi yang digunakan pada analisis finansial ini

adalah :

• Luas lahan budidaya adalah 336 ha, dengan populasi kebun 134 pohon/ha

• Suku bunga yang digunakan adalah 15%

• Biaya tenaga kerja per hari Rp.20.000,-

• Kebutuhan bibit siap tanam 48.000

• Jumlah bibit cadangan 20% dari total kebutuhan bibit

• Produktivitas lahan adalah 10.000 butir kelapa/ha/tahun

• Kelapa mulai berproduksi pada tahun ke 4 dengan sebesar 30% dari produktivitas

maksimal dan mengalami peningkatan hingga tahun ke 10. Mulai tahun 11-19

produktivitas lahan maksimal dan mulai mengalami penurunan pada tahun ke 20.

• Harga jual kelapa Rp.900,-/butir, harga jual sabut Rp.30/buah kelapa.

162

Page 30: Profil Kelapa Final

BIAYA

Kebun kelapa seluas 336 ha dilengkapi dengan sarana-sarana penunjang berupa

kantor dan gudang penyimpanan hasil panen. Biaya yang dikeluarkan berupa biaya

investasi yang terdiri dari biaya pembelian peralatan sebesar Rp. 105,275,000,- dan biaya

pengadaan sarana penunjang sebesar Rp. 1,971,850,000,- termasuk di dalamnya lahan,

bangunan dan peralatan kantor serta sarana transportasi. Investasi untuk peralatan

dilakukan setiap tahun dengan nilai investasi yang berbeda-beda. Komponen biaya

investasi awal pendirian kebun budidaya kelapa 336 ha disajikan pada Tabel 47. Secara

rinci, biaya investasi disajikan pada Lampiran 7.

Tabel 47. Kebutuhan investasi kebun budidaya kelapa 336 ha

Uraian Investasi Total Biaya (Rp)A Fasilitas penunjang

1. Kantor dan gudang 1,250,000,0002. Kendaraan 705,000,0003. Fasilitas penunjang kantor 16,850,000

B Peralatan budidaya 105,275,000Total Investasi 2,077,125,000

Biaya operasional untuk tahun pertama adalah sebesar Rp. 1,187,986,400,- yang terdiri

dari biaya tenaga kerja dan bahan baik untuk pembibitan maupun penanaman. Rincian

biaya operasional disajikan pada Tabel 48.

Tabel 48. Rincian biaya operasional tahun pertama

Tenaga Kerja Biaya (Rp)I Persiapan Lahan

1 Pembersihan lahan 67,200,0002 Pengolahan tanah 100,800,0003 Pengajiran 40,320,0004 Pembuatan lubang tanam 100,800,000

II Persemaian dan Pembibitan1 Pengolahan tanah dan pembuatan bedengan 691,2002 Pendederan 60,0003 Pemeliharaan 560,000

III Penanaman2 Pemberian pupuk 53,760,0003 Penanaman 100,800,000

IV Pemeliharaan1 Pemeliharaan blok 53,760,0002 Pemeliharaan tanaman

Penyulaman 6,720,000

163

Page 31: Profil Kelapa Final

Pembumbunan 67,200,000 Pemupukan 53,760,000 Pemantauan hama dan penyakit 80,640,000

V Pengamanan 172,800,000Total Biaya Tenaga Kerja 899,871,200BAHAN Total

1 Ajir 14,400,0002 Pupuk pd pembibitan

Urea 806,400 SP-36 921,600 KCL 1,267,200

3 Pemupukan pd penanaman Urea 30,240,000 SP-36 34,560,000 KCl 47,520,000 pupuk kandang 33,600,000

4 Pestisida 67,200,0005 buah kelapa 57,600,000

Total biaya pembelian bahan 288,115,200

PENDAPATAN

Pendapatan dihasilkan dari penjualan butir kelapa dan sabut kelapa. Dengan

produktivitas optimum, kebun kelapa diasumsikan menghasilkan 10.000 butir

kelapa/ha/tahun. Dengan luas lahan 336 ha, pada tahun keempat (awal tanaman berbuah)

dimana produksi kelapa baru 30% dari produktivitas optimal dihasilkan 1,008,000 butir

kelapa. Dengan harga jual kelapa Rp.900,- /butir dan harga sabut kelapa Rp.30,- per/buah

kelapa maka akan dihasilkan pendapatan sebesar Rp. 937,440,000,- yang merupakan

hasil penjualan kelapa Rp. 907,200,000,- dan penjualan sabut Rp. 30,240,000,-.

Pendapatan tersebut akan berbeda jika dilakukan teknik penanaman intercroping dengan

tanaman sela.

PROYEKSI ARUS KAS DAN KRITERIA KELAYAKAN USAHA

Kelayakan usaha budidaya kelapa dianalisis menggunakan proyeksi arus kas dan

perhitungan kriteria kelayakan yang terdiri dari NPV, IRR, Net B/C serta PBP. Usaha

dikatakan layak jika dapat memenuhi kewajiban finansial serta dapat mendatangkan

keuntungan bagi perusahaan. Proyeksi arus kas secara lengkap disajikan pada Lampiran

8, adapun hasil perhitungan kriteria kelayakan disajikan pada Tabel 49.

Tabel 49. Kriteria kelayakan usaha budidaya kelapa 336 ha

164

Page 32: Profil Kelapa Final

Kriteria Kelayakan NilaiNPV 1,787,740,573 IRR 23%B/C Ratio 10.93PBP 7.77

Dari perhitungan kriteria tersebut, terlihat bahwa usaha pendirian kebun budidaya

kelapa layak dilakukan dan menguntungkan secara finansial. Dengan umur proyek 25

tahun, nilai NPV adalah positif, nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank (23%

> 15%), B/C ratio lebih besar dari 1 dan modal yang dikeluarkan dapat kembali pada

tahun ke 7,77.

B. Analisis Finansial biodiesel kelapa

Dalam perhitungan analisis finansial biodiesel kelapa digunakan beberapa asumsi

yaitu umur proyek 15 tahun, kapasitas produksi 6 ton minyak/hari serta beberapa

parameter lainnya yang disajikan pada Tabel 50. Asumsi yang digunakan secara lengkap

disajikan pada Lampiran 9.

Tabel 50. Asumsi perhitungan finansial industri biodiesel kelapa

Asumsi Nilai/jumlah satuan1 Periode Proyek 15 tahun

Bulan kerja per tahun 12 bulanHari kerja perbulan 25 hari

2 Kapasitas produksi 6 Ton minyak/hari3 Parameter teknis

Rendemen kopra-minyak 65%Rendemen biodiesel-minyak 90%

4 Harga bahanKopra 2.000.000 Rp/tonAlkohol/metanol 2.760 Rp/literKatalis asam (asm sulfat) 1.380 Rp/literKatalis basa (KOH) 7.360 Rp/kg

5 Harga ProdukBiodiesel kelapa 6.000 Rp/literGliserol 1.500 Rp/kgAmpas bungkil 750 Rp/kg

6 Discount Rate 12%

Harga kopra yang digunakan adalah Rp. 2000 /kg, dengan pertimbangan harga kopra

sedang. (Pada saat harga tinggi, 1 kg kopra dapat mencapai Rp.3.400, dan jika harga

165

Page 33: Profil Kelapa Final

anjlok kopra dapat mencapai Rp.1.700 /kg nya. Harga bahan kimia yang digunakan

merupakan harga untuk pembelian partai besar.

Investasi

Biaya investasi untuk pendirian pabrik biodiesel kelapa terdiri dari biaya proyek,

modal kerja dan biaya finansial yang besarnya adalah 3% dari total investasi yang lain.

Biaya proyek merupakan seluruh modal awal yang diperlukan untuk pengadaan tanah,

bangunan dan peralatan juga biaya IDC (Interest during construction). IDC adalah biaya

bunga yang dihasilkan selama pendirian pabrik (perhitungan disajikan pada Lampiran

10). Sedangkan modal kerja adalah modal yang dikeluarkan untuk keperluan pengadaan

bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja dan biaya operasional untuk menjalankan

usaha.

Total investasi yang diperlukan sebesar Rp. 3,710,627,786,- dimana modal

tersebut diperoleh dari pinjaman dan modal sendiri dengan Debt Equity Ratio (70:30).

Rincian biaya investasi disajikan pada Tabel 51.

Tabel 51. Investasi pendirian pabrik biodiesel kelapa

1 Biaya Investasi OSBL ISBL TOTALPengeluaran pra-proyek LS 40,000,000 0 40,000,000Lahan+bangunan LS 500,000,000 0 500,000,000Pengolahan air LS 200,000,000 0 200,000,000Power plant LS 300,000,000 0 300,000,000Pengolah kopra LS 0 200,000,000 200,000,000Pabrik LS 0 1,500,000,000 1,500,000,000Pajak PPn 10% & Pajak lain 104,000,000 170,000,000 274,000,000Biaya Proyek 1,144,000,000 1,870,000,000 3,014,000,000

2 IDC 263,186,579Total Biaya Proyek 3,277,186,579

3 Modal kerja 325,364,6704 Biaya finansial 3% 108,076,537

Total Investasi 3,710,627,786

Modal kerja terdiri dari biaya variabel yang jumlahnya tergantung pada jumlah

biodiesel yang dihasilkan dan biaya tetap yang nilainya tidak dipengaruhi oleh kapasitas

produksi. Modal kerja yang digunakan adalah modal kerja pada tahun ke 3 dimana pabrik

sudah berjalan dengan kapasitas maksimal (100%) yaitu sebesar Rp.325.364.670,-. Biaya

tersebut merupakan biaya operasional selama 30 hari.

166

Page 34: Profil Kelapa Final

Biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku dan bahan tambahan, utilitas dan

konsumsi serta transportasi produk. Rincian biaya operasional dengan kapasitas pabrik

maksimal disajikan pada Tabel 52.

Tabel 52. Biaya Operasional Pabrik Biodiesel kapasitas 6 ton minyakI. Biaya VariabelBahan baku/kimia

Gambaran konsumsi Unit Harga per unitKopra 2,769 ton/tahun 2,000,000 5,538,461,538Metanol 218 liter/ton minyak 2,760 1,083,024,000KOH 10 kg/ton minyak 7,360 132,480,000H2SO4 3 liter/ton minyak 1,380 6,210,000

Sub Total 6,760,175,538

Utilitas dan KonsumsiGambaran konsumsi Unit Harga per unit

Uap 5 bar 0.67 Ton/Ton B-D 200,000 217,080,000Listrik 67.15 kWh/Ton B-D 1,200 130,539,600Air pendingin 1.68 m3/Ton B-D 200,000 544,320,000Air untuk proses 0.17 m3/Ton B-D 500,000 137,700,000Nitrogen cair 0.84 kg/Ton B-D 2,760 3,755,808Lain-lain 2.1 Rp/Ton B-D 20,000 68,040,000

Sub Total 1,101,435,408

Transportasi Gambaran konsumsi

Transportasi Bio Diesel 1620 Rp/Ton B-D 250,000 405000000Transportasi Gliserol 1620 Rp/Ton B-D 150,000 27000000

Sub Total 432000000Total Biaya Variabel 8,293,610,946

II. Biaya Tetap

Orang/tenaga kerja 1 Rp/Tahun 86,400,000 86,400,000Pengawasan dan over head 1 Rp/Tahun 12,000,000 12,000,000Perawatan 1 Rp/Tahun 60,000,000 60,000,000Asuransi 1 Rp/Tahun 65,543,732 65,543,732Lab/Quality control 1 Rp/Tahun 48,000,000 48,000,000Biaya pemasaran 1 Rp/Tahun 36,000,000 36,000,000Lain-lain 1 Rp/Tahun 25,000,000 25,000,000

DepresiasiTahun (Straight

line) 327,718,658Bunga Rp/Tahun 236,995,048Total Biaya Tetap 897,657,438

Total Biaya Produksi 9,191,268,384

Produksi dan Pendapatan Usaha

Dengan kapasitas produksi 6 ton per hari, maka akan dihasilkan 5.4 ton biodiesel

per hari. Dengan harga jual Rp.6.000,- per liter menghasilkan pendapatan sebesar Rp.

32.400.000 per hari atau Rp.810.000.000,- per bulan. Dalam satu tahun dihasilkan

167

Page 35: Profil Kelapa Final

biodiesel 1.620 ton dengan pendapatan Rp. 9.720.000.000,-. Selain pendapatan dari

penjualan biodiesel, hasil samping proses pengepresan berupa ampas bungkil yang bisa

dimanfaatkan untuk pakan ternak serta gliserol dari proses biodiesel dapat menjadi

pendapatan tambahan bagi pabrik. Secara lengkap produksi dan pendapatan usaha

biodiesel disajikan pada Lampiran 11.

Arus kas dan kriteria kelayakan usaha

Kelayakan industri biodiesel kelapa dianalisis menggunakan proyeksi arus kas

dan perhitungan kriteria kelayakan yang terdiri dari NPV dan IRR. Usaha dikatakan

layak jika dapat memenuhi kewajiban finansial serta dapat mendatangkan keuntungan

bagi perusahaan. Proyeksi arus kas secara lengkap disajikan pada Lampiran 12. Adapun

hasil perhitungan kriteria kelayakan disajikan pada Tabel 53.

Tabel 53. Kriteria Investasi

Kriteria Investasi NilaiIRR 24.72%NPV 3,740,852,965

Dari perhitungan kriteria tersebut, terlihat bahwa usaha pendirian industri biodiesel

kelapa layak dilakukan dan menguntungkan secara finansial. Dengan umur proyek 15

tahun, nilai NPV positif dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank (24.72% >

12%).

168