profil gereja maria ratu

4
PROFIL GEREJA KATOLIK MARIA RATU GE’TENGAN Gereja Maria Ratu Ge’tengan merupakan Pusat Paroki Santo Paulus Ge’tengan, terletak di Ge’tengan, Ibu Kota Kecamatan Mengkendek, Kab. Tana Toraja, Propinsi Sulawesi Selatan. Dari Makassar berjarak sekitar 300 km dan dapat ditempuh dengan mobil selama kurang-lebih 7 jam. Paroki Santo Paulus Mengkendek meliputi 15 stasi yang tersebar, bahkan meliputi satu stasi di kabupaten lain yaitu Enrekang. Gereja Maria Ratu Ge’tengan menjadi pusat kegiatan paroki, seperti perayaan- perayaan besar, dan kegiatan-kegiatan parokial lainnya. Letaknya yang strategis, hanya berjarak 300 m dari jalan poros Makale-Makassar, dan berada di dataran tinggi yang sejuk, membuat gereja ini seringkali digunakan sebagai tempat retret, rekoleksi, Ziarah Bunda Maria, dan kegiatan-kegiatan lainnya, tidak hanya tingkat paroki, kevikepan Toraja, dan keuskupan, tetapi bahkan kelompok-kelompok dari daerah lain. Hal ini didukung oleh lokasi gereja yang luas ditambah dengan dua biara di dekatnya, yaitu Biara YMY dan Biara CMM. Biara Suster YMY selain membantu kegiatan parokial, juga sedang dalam proses pembangunan tempat rekoleksi/retret. Biara Bruder CMM, selain membantu kegiatan parokial juga membuka Klinik Pengobatan untuk umum serta asrama yang bisa digunakan sebagai tempat kegiatan atau rekoleksi/retret. Pusat Paroki Santo Paulus Mengkendek semula berkedudukan di Stasi Minanga. Sekitar tahun 1970, Pemerintah Kabupaten Tana Toraja memindahkan pusat pemerintahan Kecamatan Mengkendek dari Mebali ke wilayah Ge’tengan, sebuah kawasan hutan yang baru dibebaskan sekitar 150 ha untuk pengembangan kota Ge’tengan. Dari segi kehidupan beragama, pemerintah memberi kesempatan bagi umat beragama di sekitar Ge’tengan untuk mengajukan permohonan mendapatkan lokasi pembangunan rumah ibadat. Umat Katolik yang saat itu menetap di wilayah Ge’tengan dan Mebali masih salah satu rukun dari Stasi Minanga sebagai Pusat Paroki Mengkendek saat itu segera mengajukan permohonan ke pihak pemerintah untuk dapat mendirikan rumah ibadah. Atas persetujuan pemerintah, dipilihlah sebuah lokasi di ujung sebuah kolam alam di Ge’tengan dengan luas sekitar 2 ha. 1 Sejarah

Upload: abdias-tandiarrang

Post on 09-Feb-2016

65 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gereja

TRANSCRIPT

Page 1: Profil Gereja Maria Ratu

PROFIL GEREJA KATOLIK MARIA RATU GE’TENGAN

Gereja Maria Ratu Ge’tengan merupakan Pusat Paroki Santo Paulus Ge’tengan, terletak di Ge’tengan, Ibu Kota Kecamatan Mengkendek, Kab. Tana Toraja, Propinsi Sulawesi Selatan. Dari Makassar berjarak sekitar 300 km dan dapat ditempuh dengan mobil selama kurang-lebih 7 jam. Paroki Santo Paulus Mengkendek meliputi 15 stasi yang tersebar, bahkan meliputi satu stasi di kabupaten lain yaitu Enrekang. Gereja Maria Ratu Ge’tengan menjadi pusat kegiatan paroki, seperti perayaan-perayaan besar, dan kegiatan-kegiatan parokial lainnya. Letaknya yang strategis, hanya berjarak 300 m dari jalan poros Makale-Makassar, dan berada di dataran tinggi yang sejuk, membuat gereja ini seringkali digunakan sebagai tempat retret, rekoleksi, Ziarah Bunda Maria, dan kegiatan-kegiatan lainnya, tidak hanya tingkat paroki, kevikepan Toraja, dan keuskupan, tetapi bahkan kelompok-kelompok dari daerah lain. Hal ini didukung oleh lokasi gereja yang luas ditambah dengan dua biara di dekatnya, yaitu Biara YMY dan Biara CMM. Biara Suster YMY selain membantu kegiatan parokial, juga sedang dalam proses pembangunan tempat rekoleksi/retret. Biara Bruder CMM, selain membantu kegiatan parokial juga membuka Klinik Pengobatan untuk umum serta asrama yang bisa digunakan sebagai tempat kegiatan atau rekoleksi/retret.

Pusat Paroki Santo Paulus Mengkendek semula berkedudukan di Stasi Minanga. Sekitar tahun 1970, Pemerintah Kabupaten Tana Toraja memindahkan pusat pemerintahan Kecamatan Mengkendek dari Mebali ke wilayah Ge’tengan, sebuah kawasan hutan yang baru dibebaskan sekitar 150 ha untuk pengembangan kota Ge’tengan. Dari segi kehidupan beragama, pemerintah memberi kesempatan bagi umat beragama di sekitar Ge’tengan untuk mengajukan permohonan mendapatkan lokasi pembangunan rumah ibadat. Umat Katolik yang saat itu menetap di wilayah Ge’tengan dan Mebali masih salah satu rukun dari Stasi Minanga sebagai Pusat Paroki Mengkendek saat itu segera mengajukan permohonan ke pihak pemerintah untuk dapat mendirikan rumah ibadah. Atas persetujuan pemerintah, dipilihlah sebuah lokasi di ujung sebuah kolam alam di Ge’tengan dengan luas sekitar 2 ha.

Di atas lokasi tersebut umat memanfaatkan bekas kandang ayam yang diangkat secara gotong royong untuk dijadikan gereja darurat dengan status Stasi Maria Ratu Ge’tengan. Atas himbauan pemerintah demi keindahan kota sebagai pusat pemerintahan kecamatan pada awal tahun 1984 dibangunlah sebuah gereja permanen dengan ukuran 16 x 16 meter dilengkapi dengan bangunan pastoran di sisi sebelah timur lokasi. Pada tahun 1985 gereja baru tersebut diberkati sekaligus pemindahan secara resmi Pusat Paroki Santo Paulus Mengkendek dari Stasi Minanga ke Stasi Ge’tengan.

1 Sejarah

Bekas kandang ayam yang dijadikan gereja darurat

Page 2: Profil Gereja Maria Ratu

Dalam perjalanan waktu, perkembangan umat Stasi Ge’tengan yang telah menjadi Pusat Paroki Santo Paulus Mengkendek semakin pesat, demikian pun perkembangan sosial masyarakat. Gedung gereja pun sudah mengalami renovasi dan penambahan-penambahan di sana-sini. Dan pada lokasi kolam alam yang ada dibangun sebuah gua Maria, dengan nama Gua Maria Ratu, dan menjadi salah satu tempat Ziarah Bundah Maria yang sering dikunjungi umat dari berbagai daerah. Wilayah tanah gereja yang cukup luas sering pula digunakan sebagai tempat camping dan kegiatan pembinaan kaum muda katolik dari berbagai tingkatan.

Dari waktu ke waktu, perkembangan umat dan kota Ge’tengan semakin pesat, bahkan pihak pemerintah segera akan membangun bandara baru di wilayah Ge’tengan sehingga Ge’tengan menjadi lokasi yang makin strategis. Muncullah pemikiran umat akan kebutuhan untuk menata secara apik dan teratur lokasi gereja yang luas tersebut. Bagian terbesar dan tahap awal dalam penataan tersebut adalah pembangunan gedung gereja baru pada posisi yang lebih sesuai dan lebih memadai baik secara kuantitas maupun dari segi estetika, mengingat gedung gereja yang lama selain mulai tua, bentuknya juga kelihatan kurang estetis setelah beberapa kali perubahan bentuk, serta pembenahan dan penataan kolam dan gua Maria. Atas dorongan dan prakarsa P. Johni Kanan, Pr, sebagai Pastor Paroki, akhirnya terbentuklah Panitia Pembangunan Gereja Maria Ratu Ge’tengan pada tanggal 03 September 2006. Dan, pada tanggal 10 Oktober 2007 Uskup Agung Makassar, Mgr. John Liku Ada’, Pr, berkenan melakukan Peletakan Batu Pertama yang menandai secara resmi dimulainya Pembangunan Gereja Maria Ratu Ge’tengan.

Memasuki tahun 2012, proses pembangunan gereja telah memasuki tahun kelima. Pada tahun ini, proses pembangunan diarahkan pada penyelesaian plesteran/acian seluruh dinding dan ketiga menara, kusen pintu/jendela, lantai kasar gereja sehingga bisa mencapai 75% dari keseluruhan pekerjaan. Diharapkan pada akhir tahun ini atau awal tahun 2013, proses pembangunan sudah bisa memasuki tahap finishing arsitektur yang membutuhkan cukup banyak dana. Dan, apabila Tuhan berkenan, dengan swadaya umat serta bantuan berbagai pihak, gereja ini diharapkan bisa rampung pada tahun 2014.

Donatur yang ingin membantu dapat mentranser melalui Rekening Pastor Paroki, P. John Kanan, Pr sebagai berikut:

2 Sejarah

Gereja Maria Ratu Ge’tengan yang dibangun pada tahun 1984, dan kemudian menjadi Pusat Paroki St. Paulus Mengkendek

Bank BCA Kantor Cab. Makassara/n. John KNo Rek: 0255528039

Bank DanamonKantor Cab. Makalea/n. John KNo. Rek: 87065439