profil badan usaha milik daerah provinsi riau

Upload: muhammad-rizki

Post on 17-Jul-2015

799 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB VI PROFIL BADAN USAHA MILIK DAERAH PROVINSI RIAU

1. Profil Bank Riau Kepri.

a. Sejarah. Bank Pembangunan Daerah Riau merupakan kelanjutan kegiatan usaha dari PT BAPERI (PT. Bank Pembangunan Daerah Riau) yang didirikan berdasarkan Akte Notaris Syawal Sutan Diatas No.1 tanggal 2 Agustus 1961, dan izin Menteri Keuangan Republik Indonesia No. BUM 9-4-45 Tanggal 12-08-1961. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Gubernur KDH. Tk. I Riau No. 51/IV/1966 Tanggal 1 April 1966 dinyatakan berakhir segala kegiatan PT. BAPERI. Seluruh aktiva dan pasiva PT. BAPERI dilebur kedalam Bank Pembangunan Daerah Riau yang disesuaikan dengan Undang-Undang No.13 Tahun 1962 tentang Bank Pembangunan Daerah. Terhitung tanggal 1 April 1966 secara resmi kegiatan Bank Pembangunan Daerah Riau dimulai dengan status sebagai Bank Milik Pemerintah Daerah Riau. Status pendirian Bank Pembangunan Daerah Riau diatur dan disesuaikan dengan Peraturan Daerah No.14 tahun 1992 jo. Peraturan Daerah berdasarkan Undang-Undang No.7 tahun 1992 jo. Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perbankan. Kemudian sesuai dengan Keputusan RUPS tgl 26 Juni 2002 dan dengan Perda No. 10 Tahun 2002 tgl 26 Agustus 2002 serta dengan Akta Pendirian Perseroan

Terbatas No. 36 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Ham dengan Surat Keputusan No. C-09851.HT.01.TH.2003 tgl 5 Mei 2003 dan persetujuan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.5/30/KEP.DGS/2003 tgl 22 Juli 2003, status Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Riau menjadi berbadan hukum PT. Kemudian sesuai dengan Keputusan RUPS tgl 26 Juni 2002 dan dengan Perda No. 10 Tahun 2002 tgl 26 Agustus 2002 serta dengan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 36 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Ham dengan Surat Keputusan No. C-09851.HT.01.TH.2003 tgl 5 Mei 2003 dan persetujuan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.5/30/KEP.DGS/2003 tgl 22 Juli 2003, status Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Riau menjadi berbadan hukum PT. Sebagaimana diketahui perkembangan Bank Pembangunan Daerah Riau juga mengikuti dinamika politik. Pada tanggal 1 Juli 2004, Provinsi Riau dimekarkan

menjadi 2 Provinsi yakni Provinsi Induk tetap bernama Provinsi Riau sementara pemekarannya adalah Provinsi Kepaulauan Riau. Dalam konteks ini Bank

Pembangunan Daerah Riau justru berfungsi sebagai perekat kedua Provinsi Riau yang berakar budaya melayu. Sesuai dengan Keputusan RUPSLB tanggal 26 April 2010 telah dilakukan perubahan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Riau menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri yang mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM RI melalui Keputusan No. AHU-36484. AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 22 Juli dan Surat Direktur JenderalAdministrasi Hukum Umum Direktur

Perdata No. AHU.2-AH.01.01-6849 tanggal 25 Agustus 2010, serta Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 12/59/KEP.GBI/2010 tanggal 23 September 2010.

Perubahan ini diresmikan secara bersama oleg Gubernur Riau dan Gubernur Kepulauan Riau pada tanggal 13 Oktober 2010 di Batam Sampai saat ini PT. Bank Riau Kepri Riau terus mengalami perkembangan dan telah memiliki 19 Kantor Cabang dan 33 Kantor Cabang Pembantu, 25 Kedai, 15 Kantor Kas, 4 Butik 3 Kantor Payment Poin yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota dalam Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau. b. Visi dan Misi

Visi

Sebagai perusahaan perbankan yang mampu berkembang dan terkemuka di daerah, memiliki manajemen yang profesional dan mendorong pertumbuhan perekonomian daerah sehingga dapat memberdayakan perekonomian rakyat Misi Sebagai bank sehat, elit dan merakyat 1. 2. 3.4.

Sebagai Pendorong pertumbuhan ekonomi daerah Sebagai pengelola dana pemerintah Daerah Sebagai Sumber Pendapatan daerah Membina dan mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah. Komposisi Kepemilikan Tahun 2010 Pemegang Saham Provinsi Riau Kab. Kampar Kab. Bengkalis Modal Disetor Komposisi (%) Rp. 364.168.200.000,48,68 Rp. 105.181.200.000,14,06 Rp. 92.004.200.000,12,30

c.

No 1 2 3

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 13. 14. 15. 16. 17. 18.

Kab. Pelalawan Kab. Indragiri Hilir Kab. Rokan Hilir Kab. Kuantan Singingi Kab. Siak Sri Indrapura Kota Pekanbaru Kab. Rokan Hulu Kab. Indragiri Hulu Kota Dumai Kab. Bintan Kab. Natuna Kab. Karimun Kota Tanjung Pinang Kota Batam Kab. Lingga d. Bidang Usaha: Perbankan e. Struktur Organisasi:

Rp. 27.846.800.000,Rp. 25.025.100.000,Rp. 24.084.400.000,Rp. 12.751.200.000,Rp. 12.711.000.000,Rp. 9.647.100.000,Rp. 8.280.700.000,Rp. 6.400.700.000,Rp. 5.203.000.000,Rp. 19.078.900.000,Rp. 15.000.000.000,Rp. 7.190.000.000,Rp. 5.735.800.000,Rp. 5.635.800.000,Rp. 2.000.000.000,-

3,72 3,35 3,22 1,70 1,70 1,29 1,11 0,86 0,70 2,55 2,01 0,96 0,77 0,75 0,26

Komisaris No 1. 2. 3. 4. Nama Juni Sjafrien Jahja A. Rivaie Rachman Chairisman Rasahan Sufian Hamim Jabatan Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris

Direksi. No 1 2 3 4 Nama Erzon Sarjono Amnan Abdul Azis Ruslan Malik Jabatan Direktur Utama Direktur Kepatuhan Manajemen Resiko Direktur Dana dan Jasa Direktur Kredit dan Syariah

dan

5

Wan Marwan

Direktur Operasional

f.

Jumlah Modal yang Disetor Setoran modal dari pemilik merupakan tambahan modal yang dapat

meningkatkan operasional perusahaan. Secara teoritis setoran modal ini sebagai penambah modal perusahaan dilihat dari sisi resikonya bagi perusahaan tidak mengandung resiko sama sekali. Artinya perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk membayar kembali, karena sumber modal ini tidak mempunyai jatuh tempo dan tidak ada kewajiban membayar biaya seperti bunga, kecuali membayar deviden jika perusahaan memperoleh keuntungan. Adapun perkembangan modal yang disetor PT. Bank Riau Kepri selama kurun waktu 2006 2010 adalah sebagai berikut:

Tabel V.1 Jumlah Modal yang Disetor oleh Pemilik Kepada PT. Bank Riau Kepri Selama Tahun 2006 -2010. Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Modal Yang Disetor Rp. 304.420.000.000 Rp. 516.040.000.000 Rp. 579,196.800.000 Rp. 668.303.100.000 Rp. 747.944.100.000 Pertumbuhan (%) 69,51 12,23 15,38 11,91

Sumber : Laporan Tahunan PT. Bank Riau Kepri 2007 2010. Tabel di atas memperlihatkan bahwa selama kurun waktu lima tahun telah terjadi pertambahan modal yang disetor oleh pemilik sebanyak 145,69%, dengan

pertumbuhan per tahun yang bervariasi. Pertambahan modal ini menunjukkan bahwa komitmen pemilik untuk meningkatkan kinerja operasional PT. Bank Riau Kepri sangat tinggi. Kenyataan ini tidak terlepas dari adanya kontribusi PT. Bank Riau Kepri kepada daerah baik sebagai penyumbang sumber pendapatan asli daerah maupun mendorong pertumbuhan ekonomi daerah terutama terhadap usaha kecil menengah yang ada di Kabupaten/Kota yang ada dalam Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau.g.

Jumlah Karyawan Sumberdaya manusia merupakan faktor kunci yang cukup menentukan daya

saing perusahaan. Oleh sebab itu ketersediaan sumberdaya manusia dari sisi jumlah dan tingkat pendidikan yang diperlukan haruslah menjadi perhatian bagi perusahaan. PT. Bank Riau Kepri pada tahun untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya tahun 2010 memiliki pegawai sebanyak 1.744 orang dengan rincian pegawai tetap sebanyak 930 orang, calon pegawai tetap 169 orang, pegawai tidak tetap sebanyak 645 orang. Adapun komposisi pegawai dilihat dari sisi pendidikan adalah sebagai berikut: Tabel: V.2. Jumlah Karyawan PT. Bank Riau Kepri Menurut Tingkat Pendidikan Status Pegawai Tahun 2010Pendidikan Pasca Sarjana Sarjana Pegawai Tetap 24 579 Calon Peg Tetap 3 144 Peg. Tidak Tetap 0 215 Jumlah 27 938 Komposisi 2% 54%

Sarjana Muda SLTA kebawah Jumlah

196 131 930

22 169

78 352 645

296 483 1.744

17% 28% 100%

Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Riau Kepri tahun 2010

Keadaan pegawai di atas memperlihatkan bahwa dari sisi pendidikan menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai adalah berpendidikan sarjana, sementara yang berpendidikan SLTA ke bawah hanya sebesar 28%. Sementara itu dilihat dari sisi jumlahnya sebagian besar adalah pegawai tetap dan calon pegawai tetap. Dengan demikian dilihat dari sisi komposisi pendidikan sudah menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Namun demikian untuk meningkatkan kemampuan kerja dan kemampuan teknis pegawai menuju profesionalisme di bidang perbankan PT. Bank Riau Kepri senantiasa melakukan pembinaan karier melalui pendidikan baik intern maupun ekstern.

e, Jumlah Asset Asset merupakan harta kekayaan perusahaan yang digunakan untuk menjalankan aktivitas perusahaan. Ini berarti bahwa asset memiliki peran yang sangat strategis dan menentukan jalannya suatu badan usahadalam upaya untuk memperoleh keuntungan dan keberlangsungan usaha. Asset dalam suatu perusahaan secara garis besarnya terdiri dari dua bentuk yakni asset lancar dan asset tetap. Adapun perkembangan jumlah asset yang dimiliki oleh PT. Bank Riau Kepri yang dinilai

dengan nominal rupiah selama 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut: Tabel V.3. Perkembangan Asset PT Bank Riau Kepri Tahun 2006 - 2010

Tahun 2006 2007 2008 2009 2010

Jumlah Asset 14.328.059.975.349 11.882.699.394.038 13.132.885.719.317 10.252.506.390.623 12.918.692.410.761

Pertumbuhan (%) (17,06) 10,52 (21,93) 26,01

Sumber : Olahan Laporan Tahun PT. Bank Riau Kepri tahun 2007 2010 Tabel diatas menunjukkan bahwa selama kurun waktu lima tahun terakhir perkembangan asset yang dimiliki oleh PT. Bank Riau Kepri sangat berfluktuasi turun dan dari tahun ke tahun. Namun demikian pada tahun 2010 terjadi kenaikan jumlah asset secara signifikan yakni sebesar 26,01% yang bersumber dari semakin

meningkatnya kemampuan Bank Riau Kepri dalam memobilisasi dana pihak ketiga baik itu dalam bentuk giro, tabungan, deposito, dan simpanan dari Bank lain serta adanya tambahan penyertaan modal dari pemilik. Dari keseluruhan total asset sebesar Rp. 12,918 trilyun sebanyak 60,55% disalurkan dalam bentuk kredit.h. Kewajiban.

Kewajiban pada PT. Bank Riau Kepri menyangkut kewajiban kepada Nasabah sebesar simpanan nasabah dalam bentuk Giro, Tabungan, Deposito Berjangka serta kewajiban atas Simpanan Bank lain sebesar simpanannya serta kewajiban atas pinjaman yang diterima. Atas simpanan dan pinjaman tersebut PT. Bank Riau Kepri mempunyai kewajiban untuk mengembalikannya sesuai dengan perjanjian. Adapun jumlah kewajiban PT. Bank Riau Kepri selama kurun 5 tahun adalah sebagai berikut: Tabel V.4. Jumlah Kewajiban PT. Bank Riau Kepri 2006-2010 Tahun Jumlah Kewajiban Pertumbuhan (%)

2006 2007 2008 2009 2010

13.633.771.689.951 11.016.087.160.987 12.145.750.262.914 9.077.626.881.511 11.511.328.876.951

(19,20) 10,25 (25,26) 26,80

Sumber : Olahan Laporan Tahun PT. Bank Riau Kepri tahun 2007 2010 Sebagaimana halnya dengan asset, perkembangan jumlah kewajiban PT.

Bank Riau Kepri selama kurun waktu 5 tahun terakhir menunjukkan nilai yang berfluktuasi. Fluktuasi ini disebabkan karena turun naiknya simpanan dari berbagai bentuk yang diterima oleh PT. Bank Riau Kepri. Besar kecilnya simpanan ini tidak terlepas dari kemampuan PT. Bank Riau Kepri dalam membolisasi dana dari masyarakat.i.

Ekuitas. Ekuitas adalah sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan yang tidak

mempunyai konsekuensi untuk mengembalikan. Sumber dana ini berasal dari modal yang disetor oleh pemilik kepada perusahaan serta laba yang ditahan untuk sebagai dana yang digunakan untuk pengembangan perusahaan. Adapun nilai ekuitas PT. Bank Riau Kepri selama kurun waktu 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut: Tabel V.5. Jumlah Ekuitas PT. Bank Riau Kepri 2006-2010 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Ekuitas 694.288.285.398 864.612.233.054 987.135.456.402 1.174.879.509.112 1.407.363.533.810 Pertumbuhan (%) 24,53 14,17 19,01 19,78

Sumber: Olahan Laporan Tahun PT. Bank Riau Kepri tahun 2007 2010 Nilai ekuitas PT. Bank Riau Kepri menunjukkan trend yang semakin meningkat, walaupun persentase peningkatan sangat bervariasi selama kurun waktu lima tahun. Peningkatan ekuitas ini berasal dari adanya tambahan penyertaan modal dari pemilik setiap tahunnya dan kebijakan penahanan laba yang diperoleh oleh perusahaan sebagai bentuk komitmen untuk meningkatkan kapitalisasi perusahaan dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan operasional perusahaan.j.

Pendapatan. Hasil dari operasional perusahaan adalah pendapatan. Pendapatan

dalam operasional perbankan berasal dari pendapatan dari bunga atas kredit yang disalurkan kepada nasabah serta pendapatan dari provisi dan komisi baik yang berkaitan dengan kredit maupun tidak misalnya ekspor, impor dan jasa-jasa perbankan lainnya. Perolehan pendapatan PT. Bank Riau Kepri selama kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel V.6. Perkembangan Pendapatan PT. Bank Riau Kepri 2006-2010 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Pendapatan Bersih 670.562.727.770 577.794.977.772 739.361.560.186 787.927.228.035 1.083.916.540.702 Pertumbuhan (%) (13,83) 27,96 6,57 37,57

Sumber: Olahan Laporan Tahun PT. Bank Riau Kepri tahun 2007 2010

Secara umum pendapatan yang diperoleh PT. Bank Riau Kepri selama kurun waktu 5 tahun menunjukkan adanya peningkatan kecuali tahun 2007 terjadi penurun sebesar (13,83%). Peningkatan yang paling menonjol terjadi pada tahun 2010 yakni meningkat sebesar 37,57%. Peningkatan pendapatan ini berasal dari perolehan dari hasil operasional yaitu pendapatan bunga, provisi dan komisi serta pendapatan operasional lainnya.

k.

Laba Laba perusahaan berasal dari pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-

biaya. Laba merupakan salah satu bentuk ukuran

prestasi manajemen dalam

mengelola perusahaan. Laba yang diperoleh PT. Bank Riau Kepri selama kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel V.7. Perkembangan Laba PT. Bank Riau Kepri 2006-2010 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Laba Bersih 276.001.498.967 207.175.297.657 244.529.239.321 238.378.552.486 327.364.840.944 Pertumbuhan (%) (24,94) 18,03 (2,52) 37,33

Sumber: Olahan Laporan Tahun PT. Bank Riau Kepri tahun 2007 2010 Data di atas menunjukkan bahwa selama kurun waktu 5 tahun terakhir PT.

Bank Riau Kepri selalu memperoleh laba dalam operasionalnya, walaupun laba yang diperoleh mengalami turun dan naik dari tahun ke tahun. Penurunan laba tahun 2007

adalah disebabkan oleh menurunnya tingkat pendapatan karena menurunnya jumlah kredit yang mampu disalurkan. Berbeda dengan penurunan laba tahun 2007, pada tahun 2009 walaupun terjadi peningkatan pendapatan operasional namun terjadi peningkatan biaya yang cukup signifikan serta menurunya pendapatan non operasional, yang menyebabkan laba yang diperoleh menurun dibandingkan dengan laba tahun 2008. Namun demikian pada tahun 2010 laba yang diperoleh kembali meningkat sebesar 37,33 persen. Peningkatan ini disumbangkan oleh meningkatnya pendapatan. l. Dividen Tabel V.8. Dividen yang diberikan kepada Pemegang saham PT. Bank Riau Kepri 2006-2010 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Dividen Rp. 165.600.900.000,- (Tunai) Rp. 124.305.174.000,-(Tunai) Rp. 188.606.160.000,-(Tunai) Rp. 170.028.046.944,-(Tunai) Rp. 205.921.145.161,-(Tunai) Pertumbuhan (%) (24,94) 51,72 (9,85) ((21,11)

Sumber: Olahan Laporan Tahun PT. Bank Riau Kepri tahun 2007 2010 Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa selama kurun waktu 5 tahun terakhir PT. Bank Riau Kepri memberikan dividen secara tunai kepada pemegang saham. Pemberian dividen ini merupakan kebijakan sebagai bentuk komitmen kepada pemilik. 2. Profil. PT. Riau Investment Coorporation (RIC)

a.

Sejarah Berdiri tahun 2002 dengan struktur saham adalah 90% dimiliki Pemerintah Provinsi Riau dan 10% dimiliki oleh pemkab Rohil. Saat ini PT. RIC dibagi menjadi 4 divisi, yakni; (1) divisi energi yang terdiri dari PT. Riau Power dan PT. Bumi Riau Resources; (2) divisi industri dan pariwisata, yang terdiri dari; PT. Riau Multitrade; PT. Istana Kita; PT.Sumatera Shipping Line; Sumatera Promotion Centre; PT. Riau Konstruksi; (3) Divisi Keuangan dan Sekuritas; terdiri dari; PT. Riau Consultant Global; Reksadana Riau Fund; BPR Duta Perdana; PT. SPKR; PT. PER; (4) Divisi Multimedia & Telekomunikasi, meliputi; Fleksi; PT. Tanara, News Portal, dan PT. .Asian Cyberproject. Tujuan RIC adalah sebagai berikut; 1. Sebagai perusahaan yang bertugas mendukung rencana investasi di Wilayah Riau, dimana RIC bertindak sebagai mitra investor dan konsultan keuangan. 2. Sebagai mitra usaha perusahaan yang akan berinvestasi di wilayah Riau, dimana RIC bertindak sebagai konsultan keuangan dan investasi;3. Sebagai perusahaan yang berinvestasi untuk membangun infrastruktur

dasar, dimana RIC bertindak sebagai pemegang saham mayoritas. b. Visi dan Misi c. No 1 Komposisi Kepemilikan Perusahaan. Pemegang Saham Pemerintah Provinsi Riau Modal Disetor Komposisi (%) Rp 135.000.000.000,90

2

Pemerintah Kab. Rokan Hilir Jumlah d. Bidang Usaha. 1. Pertambangan dan Energi

Rp 15.000.000.000,Rp. 150.000.000.000,-

10 100

Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Teluk Lembu Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Rokan Hilir Multimedia dan Telekomunikasi Telekomunikasi melakukan kerjasama dengan PT Telkom, penyediaan

dan pengembangan layanan telekomunikasi. 3. 4. Rice Processing Complex Perdagangan Briket Batu Bara Pemasaran Motor Bima Konstruksi dan Transportasi e. Struktur Organisasi: 1. Komisaris No 1. Nama Herliyan Saleh Jabatan Komisaris Utama Konsultan Bisnis, Keuangan dan Securitas Reksadana Riau Fund BPR dan BPR Syariah Penjaminan melalui SPR Perdagangan , Industri dan Pariwisata

2. 2.

OK. Nizami Jamil Direksi.

Komisaris

No Nama 1 Rida K. Liamsi 2 Yusrizal Andayani 3 Detri Karya f. Jumlah KaryawanPendidikan Pasca Sarjana Sarjana Jumlah Jumlah 18 12 30

Jabatan Direktur Utama Direktur Direktur

Komposisi (%) 60 40 10

g.

Jumlah Modal yang Disetor Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Modal Yang Disetor Rp. 50.000.000.000,Rp. 50.000.000.000,Rp. 50.000.000.000,Rp. 50.000.000.000 Rp. 150.000.000.000 Pertumbuhan (%) 200%

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa mulai dari tahun 2006 sampai dengan 2009 praktis tidak terjadi penambahan modal yang disetor dari pemilik. Namun demikian pada tahun 2010 seiring dengan semakin meningkatkan jumlah unit usaha dan rencana pengembangan usaha, pemilik menambah penyetoran modal sebanyak Rp. 100 milyar sehingga total modal yang disetor pemilik pada tahun tersebut menjadi Rp. 150 milyar dengan komposisi Rp. 135 milyar modal yang disetor Pemerintah Provinsi Riau dan Rp. 15 milyar berasal dari modal yang disetor dari Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir.

e, Jumlah Asset Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Asset 68.919.856.380,63.771.652.322,70.454.424.910,74.217.112.213,215.215.447.912,Pertumbuhan (%) (29,06) 41,38 4,23 191,33

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Jumlah asset perusahaan terjadi penurunan pada tahun 2007 yang disebabkan menurunnya jumlah hutang jangka pendek perusahaan terutama hutang pada pihak ketiga. Ini berarti kewajiban perusahaan pada tahun tersebut terjadi penurunan karena adanya pelunasan hutang oleh perusahaan sehingga mengakibatkan penurunan pada sisi asset sebagai aktiva riil perusahaan. Selanjutnya mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 secara umum terjadi kenaikan asset yang dimiliki oleh perusahaan untuk operasionalisasi kegiatan perusahaan baik itu pada asset lancar maupun asset tetap . Kanaikan pada tahun 2008 lebih banyak disebabkan meningkatnya hak minoritas sementara kenaikan pada tahun 2009 disebabkan meningkatnya jumlah laba tahun berjalan yang berkontribusi pada meningkatnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan pada tahun 2010 peningkatan asset perusahaan sebagian besar disumbangkan oleh adanya penambahan modal yang disetor oleh pemilik. h. Kewajiban Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Kewajiban 27.187.540.104 11.309.927.727 8.890.992.254 10.152.773571 47.448.698.986 Pertumbuhan (%) (82,04) 185,65 0,64 16,48

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Kewajiban perusahaan kepada pihak lain dalam bentuk hutang baik itu hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang selama kurun waktu 5 tahun menunjukkan trend yang turun naik. Naik turunnya hutang ini disebabkan adanya pembayaran hutang disatu sisi yang berdampak menurunnya hutang dan adanya penambahan hutang baru disisi yang lain yang berdampak naiknya hutang. Jika dilihat pada data tabel diatas pada tahun 2007 terjadi penurunan hutang. Penurunan ini disebabkan karena adanya pembayaran hutang kepada pihak ketiga. Sementara itu penurunan hutang pada tahun 2008 disebabkan karena adanya pelunasan hutang proyek ERC sebesar Rp. 5,57 milyar dan sewa turbin sebesar Rp. 500 juta, walaupun ada penambahan hutang Bank pada tahun yang sama tetapi jumlah penambahan tersebut lebih kecil dibandingkan pelunasan hutang oleh perusahaan. Selanjutnya pada tahun 2009 hutang perusahaan meningkat karena adanya penambahan hutang kepada individu dan Bank baik itu hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Pada tahun 2010 hutang perusahaan meningkat secara drastis seiring dengan meningkatnya kegiatan perusahaan. Hutang ini sebagian besar berasal dari Bank Syariah Mandiri. i. Ekuitas Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Ekuitas 41.732.316.276 46.237.806.755 51.040.368.759 52.719.549.410 154.552.250.245 Pertumbuhan (%) 10,80 10,39 3,28 193,16

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Jumlah ekuitas (modal sendiri) perusahaan secara umum selalu meningkat. Peningkatan ekuitas selama kurun waktu 2006 sampai dengan 2009 semuanya disumbangkan dari laba yang ditahan dan laba tahun berjalan. Sementara peningkatan ekuitas pada tahun 2010 sebagian besar disumbangkan oleh adanya tambahan modal yang disetor oleh pemilik sebanyak Rp. 100 milyar masing-masing dari Pemerintah Provinsi Riau sebanyak 90 milyar dan Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir sebesar Rp. 10 milyar. j. Pendapatan Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Pendapatan 656.508.901 18.194.953.711 23.351.228.875 33.442.879.581 30.874.154.812 Pertumbuhan (%) 2.671 28,34 43,22 (7,81)

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Pendapatan perusahaan PT. Pengembangan Investasi Riau menunjukkan tingkat operasionalisasi perusahaan. Semakin tinggi pendapatan menunjukkan semakin tinggi kegiatan perusahaan. Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2006 sampai dengan 2009 pendapatan perusahaan meningkat setiap tahunnya. Sementara itu pada tahun 2010 terjadi penurunan pendapatan baik itu pendapatan investasi dan sekuritas, kelistrikan, pendapatan perniagaan. Penurunan tersebsar terjadi pada pendapatan kelistrikan, karena adanya keterbatasan bahan bakar.

k.

Laba Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Laba (3.644.642.343) 5.940.484.641 1.875.304.191 2.679.766.632 1.686.931.333 Pertumbuhan (%) (68,43) 42,90 (37,05)

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Pada tahun 2006 perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp, 3,6 milyar,

namun demikian pada tahun 2007 perusahaan sudah dapat memperoleh laba sebesar Rp. 5,9 milyar. Perolehan laba pada tahun 2007 disebabkan meningkatnya pendapatan perusahaan dengan beroperasinya usaha kelistrikan dan meningkatnya pendapatan dari sekuritas. Pada tahun 2008 walaupun perusahaan memperoleh laba tetapi dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi penurunan sebesar (68,43%). Penurunan laba ini disebabkan oleh meningkatnya beban pokok, walaupun dilihat dari pendapatan terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya. Sementara itu pada tahun 2010 terjadi penurunan laba yang disebabkan menurunnya pendapatan yang disumbangkan dari usaha kelistrikan.l.

PT. Permodalan Ekonomi Kerakyatan (PT. PER). a. Sejarah Perkembangan ekonomi haruslah direspon dengan pengembangan usaha oleh

masyarakat terutama kalangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Namun demikian hal tersebut terkendala oleh sulitnya akses masyarakat terutama kalangan usaha

mikro,

kecil

dan

menengah

terhadap

sumber

pembiayaan.

Kenyataan

ini

menyebabkan Pemerintah Provinsi Riau mendirikan Lembaga Keuangan Non Bank Milik Pemerintah Daerah yang dituangkan dalam Peraturan daerah No. 19 tahun 2002, tanggal 27 Desember 2002, Akta Notaris Tirto Utoyo, SH Nomor: 105 tanggal 19 Juni 2003dan Akta PerubahanNo. 76 tanggal 30 Januari tahun 2004 dan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Azazi Manusia Republik Indonesia Nomor: c.04401 HT.01.01.01 TH 2004 tanggal 25 Februari 2004. Tujuan dibentuknya PT. Permodalan Ekonomi Kerakyatan adalah dalam rangka meningkatkan , mengembangkan dan memberdayakan ekonomi rakyat Riau sehingga dapat melahirkan wirausahaan yang tangguh, professional dan progressif serta berdaya tahan yang kuat dalam menghadapi berbagai situasi ekonomi. Dalam konteks ini PT. Permodalan Ekonomi Kerakyatan mengambil peran sebagai penyedia permodalan, jasa manajemen dan kegiatan lain yang berkaitan dengan

pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah baik dalam bentuk perorangan maupun kelompok. Untuk meningkatkan pelayanan PT. PER telah memiliki 8 Cabang dan merencanakan untuk memebuka 4 cabang baru masing-masing di Tembilahan, Bagan Batu, Belilas dan Bengkalis.b.

Visi dan Misi Visi Terwujudnya PT. Permodalan Ekonomi Rakyat sebagai mitra usaha terpercaya dalam mengembangkan ekonomi rakyat di Provinsi Riau. Misi

1. Menyalurkan kredit modal UMKM; 2. Membina manajemen UMKM melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan; 3. Melakukan bina mitra usaha dalam memajukan ekonomi rakyat; 4. Melaksanakan kerjasama dalam rangka redistribusi asset c. Komposisi Kepemilikan Tahun 2010 No 1 2 Pemegang Saham Pemerintah Provinsi Riau PT. Pengembangan Investasi Riau Jumlah Modal Disetor Komposisi (%) Rp 60.014.000.000,99,93 Rp 40.000.000,0,07 Rp. 60.054.000.000,100

d. Bidang Usaha 1. 2. 3. 4. 5. e. Penyaluran Kredit Kerjasama Usaha, Penyertaan Modal Investasi. Pelatihan dan Pembinaan Manajemen Usaha

Struktur Organisasi:

Komisaris No 1. 2. Nama Drs. H. Abdullah Sulaiman, M.Hum Fauzi Kadir, SH, MS Jabatan Komisaris Utama Komisaris

Direksi. No 1 2 Nama Drs. H. Irhas Pradinata Yusuf, MM Jusnanto Jusuf, SH Jabatan Direktur Utama Direktur

f. Jumlah KaryawanPendidikan Jumlah Komposisi

Pasca Sarjana Sarjana Ekonomi Sarjana Non Ekonomi Diploma SLTA kebawah Jumlah

19 15 4 14 51

37,25% 29,41% 7,84% 27,45% 100%

a.

Jumlah Modal yang Disetor Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Modal Yang Disetor 60.054.750.000 60.054,750.000 60.054,750.000 60.054,750.000 60.054.750.000 Pertumbuhan (%) -

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Modal yang disetor oleh perusahaan selama kurun waktu 5 tahun tidak menunjukkan pertumbuhan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya tmbahan penyertaan modal oleh pemilik. b. Jumlah Asset

Tahun 2006 2007 2008 2009 2010

Jumlah Asset 68.289.496.360 69.549.085.796 70.256.164.307 72.442.255.366 72.595.526.102

Pertumbuhan (%) 1,02 3,11 0,22

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Jumlah asset PT. PER selama kurun waktu 5 tahun mengalami peningkatan secara bervariasi. Peningkatan asset disumbangkan dari laba yang ditahan oleh perusahaan. Besar kecilnya peningkatan tersebut sangat tergantung kepada kebijakan pemberian deviden kepada pemilik. c. Kewajiban Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Kewajiban 1.227.272.084 753.776.145 533.456.680 834.247.054 202.814.350 Pertumbuhan (%) (29,22) 56,39 (76,02)

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Kewajiban PT. PER selama kurun waktu 5 tahun sangat berfluktuasi. Terjadi penurunan hutang pada tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006. disebabkan adanya pembayaran hutang jang panjang oleh perusahaan sebesar Rp. 357 juta dan pembayaran hutang jangka pendek sebesar Rp. 116 juta. Kenaikan dan penurunan hutang pada periode berikutnya pada dasarnya disebabkan adanya pembayaran dan penambahan hutang baik itu hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek.

Penambahan dan penurunan hutang ini menyangkut kebijakan perusahaan terhadap kebutuhan dana untuk meningkatkan operasional perusahaan.

d.

Ekuitas. Ekuitas adalah sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan yang tidak

mempunyai konsekuensi untuk mengembalikan. Sumber dana ini berasal dari modal yang disetor oleh pemilik kepada perusahaan serta laba yang ditahan untuk sebagai dana yang digunakan untuk pengembangan perusahaan. Adapun nilai ekuitas PT. Bank Riau Kepri selama kurun waktu 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Ekuitas 67.062.224.276 68.795.309.000 69.722.707.627 71.608.008.312 72.392.711.572 Pertumbuhan (%) 1,34 2,70 1,90

Sumber: Laporan Keuangan PT. Permodalan Ekonomi Rakyat 2006-2010 Secara umum ekuitas perusahaan menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat selama kurun waktu 5 tahun, walaupun peningkatan tersebut dilihat dari sisi pertumbuhannya sangat beravariasi. Variasi pertumbuhan ekuitas ini sangat tergantung dari besar-kecilnya jumlah laba yang diperoleh pada masing-masing tahun, karena sumber pertumbuhan ekuitas pada kurun waktu tersebut seluruhnya berasal

dari laba yang ditahan dan laba tahun berjalan. Hal ini disebabkan karena pada kurun waktu yang sama tidak ada pertambahan modal yang disetor oleh pemilik.

e.

Pendapatan Tahun Pendapatan 2006 2007 2008 2009 2010 Pertumbuhan (%) 7.920.728.765 8.049.702.259 8.409.385.715 9.868.986.394 10.333.926.669 4,46 17,36 4,67

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Data pada tabel di atas memperlihatkan bahwa selama kurun waktu 5 tahun pendapatan perusahaan menunjukkan trend yang semakin meningkat. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa kegiatan perusahaan dalam menyalurkan kredit kepada UMKM semakin meningkat. Hal ini dapat dipahami karena perusahaan sudah mengembangkan wilayah operasional pada beberapa kabupaten yang dianggap potensial bagi penyaluran kredit.f.

Laba Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Laba 3.883.424.875 3.584.470.671 2.848.062.054 3.479.975.769 3.405.592.385 Pertumbuhan (%) (20,54) 22,19 (2,01)

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Secara umum perusahaan sejak tahun 2006 sampai dengan 2010 dapat memperoleh laba. Namun demikian perolehan laba tersebut menunjukkan trend turun dan naik. Penurunan laba pada tahun 2007 disatu sisi disebabkan oleh berobah porsi pendapatan perusahaan dimana pendapatan operasional semakin meningkat

sementara pendapatan non operasional semakin menurun. Menurunnya pendapatan non operasional dan meningkatnya pendapatan operasional disebabkan oleh berkurangnya deposito perusahaan dimana dananya disalurkan untuk usaha pokok perusahaan yakni penyaluran kredit kepada usaha kecil dan menengah. Peralihan penggunaan dana ini mengakibatkan pendapatan non opertasional turun secara drastis. Sementara itu meningkatnya penyaluran kredit menyebabkan meningkat beban operasional terutama beban personalia..Begitu penurunan pada tahun 2010 disebabkan hal yang sama. Hal ini disatu sisi patut dipahami karena usaha

perusahaan memamng terselip misis sosialnya yakni memberikan kredit dengan tingkat suku bunga yang relatif rendah dengan konsekuensi biaya operasiona sementara dana yang disalurkan masih terbatas. Sementara penempatan dana dalam depositlo relatif tidak membutuh biaya yang terlalu besar. g. Dividen Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Dividen 1.017.498.239 (Tunai) 1.320.364.458 (Tunai) 1.218.720.038 (Tunai) 1.025.302.339 (Tunai) 1.565.989.096 (Tunai) Pertumbuhan (%) 29,76 (7,69) (15,87) 52,73

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Data di atas memperlihatkan bahwa selama kurun waktu 5 tahun terakhir perusahaan selalu memberikan deviden kepada pemilik. Pemberian deviden ini menunjukkan bahwa dalam operasionalnya selalu mengalami keuntungan. Walaupun besaran deviden menyangkut kebijakan namun tetap saja harus memperhatikan perkembangan usaha dimasa depan.g.

PT. Sarana Pembangunan Riau. Sejarah PT. Sarana Pembangunan Riau merupakan penggabungan dari

a.

PD.Percetakan Riau, PD Angkutan Jasa, PD Perhotelan, Pariwisata, dan Hiburan, PT. Pembangunan Riau. Yang berdasarkan Perda Nomor 8 tahun 1990 dibentuk dalam wadah PD.SPR. Selanjutnya berdasarkan Perda nomor 1 tahun 2008 dirubah bentuk badan hukumnya dari PD.SPR menjadi PT. SPR, berdasarkan akta no.9/2008 dan no.33/2008 maka dikukuhkan PT. SPR dengan pemegang saham adalah Pemerintah Provinsi Riau sebesar 15.010 saham. Selanjutnya Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dengan Akta Notaris Refizal, SH, M.Hum tanggal 17 Desember 2010 No. 20 di Jakarta terdapat perubahan struktur permodalan dimana sejumlah 34.010 lembar saham dengan nilai per lembar saham Rp. 1.000.000,dengan nilai nominal seluruhnya Rp. 34.010.000.000,milik Pemerintah Provinsi Riau .

Semnatara itu sejumklah 1 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 1.000.000,- adalah milik Ny Debby Riauma Sari, ST

PT. Sarana Pembangunan Riau (SPR) bergerak dalam bidang bisnis Perdagangan barang dan jasa, konstruksi, telekomunikasi, pertanian dan

pertambangan migas. Hingga saat ini dipimpin oleh 3 orang direksi masing-masing 1 orang Direktur Utama, 2 orang direktur serta 3 orang Komisaris (1 Komisaris Utama, 2 Komisaris) b. Visi, Misi Visi Berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam lingkup sosial, ekonomi dan kebudayaan yang berkeadilan melalui persaingan usaha yang sehat dan konstruktif dalam membangun perekonomian Riau yang maju, kuat, dinamis, dan mandiri. Misi Menjadi Badan usaha yang tangguh terkemuka dalam membangun ekonomi wilayah Riau yang maju, kuat, dan mandiri. Berkontribusi dalam meningkatkan PAD, percepatan ekonomi, stabilisasi ekonomi daerah, melalui usaha sector riil yang mendukung program unggulan Pemerintah Provinsi Riau.

Ikut mendorong sektor usaha kecil melalui kerjasama yang sehat dan saling menguntungkan dengan mengedepankan kesejahteraan dan keadilan sosial.

c. No 1 2

Komposisi Kepemilikan Tahun 2010 Pemegang Saham Pemerintah Provinsi Riau Ny. Debby Riauma Sari, ST Modal Disetor Komposisi (%) Rp 34.010.000.000,99,99 Rp 1.000.000,0,01

Jumlah

Rp. 34.011.000.000,-

100

d. Bidang Usaha 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. e. Unit Usaha SPBU Unit Usaha Industri Minyak dan Gas Bumi Unit Usaha Riau Pocessing Complex (RPC) Unit Usaha Turbin Unit Usaha Percetakan Unit Usaha Perhotelan dan Partiwisata Unit Usaha Energy Power Plan Struktur Organisasi:

Komisaris No 1. 2. 3 Direksi. No 1 2 3 Nama H. Rahman Akil, MBA Debby Riauma Sari, ST Nurkhozin S. Hadi, SE Jabatan Direktur Utama Direktur Keuangan Direktur Operasional Nama H. Badarali Madjid H. Nurbay Juss H. Katijo Sempono, Sip, M. Kes Jabatan Komisaris Utama Komisaris Komisaris

f.

Jumlah KaryawanPendidikan Jumlah Komposisi

Pasca Sarjana Sarjana Diploma SLTA kebawah Jumlah

13 9 22 44

29,54 20,45 50,00 100,00

g.

Jumlah Modal yang Disetor Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Modal Yang Disetor 10.951.646. 15.010.951.646 15.010.951.646 15.011.951.646 34.011.951.646 Pertumbuhan (%) 135.965,71 = 126

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Modal yang disetor oleh pemilik kepada PT. Sarana Pembangunan Riau mengalami peningkatan [ada tahun 2007 . Hal ini terkait dengan rencana pengembangan usaha dengan melakukan ekspansi pengambil alihan blok langgak yang telah habis masa konsesinya dengan PT. Chevron. Selanjutnya dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 jumlah modal yang disetor tidak mengalami perubahan. Pada tahun 2010 terjadi peningkatan sebanyak 126 persen jumlah modal yang disetor karena adaanya tambahan penyertaan modal dari Pemerintah Provinsi Riau. Hal ini terkait dengan sudah dikelolahnya Blok langgak oleh PT. SPR. Jumlah modal yang disetor secara keseluruhan tersebut masih dibawah modal dasar sebesar Rp. 60 milyar, yang berarti masih memungkinkan ditingkatkan lagi. h. Jumlah Asset

Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010.

Jumlah Asset 4.941.425.332 23.367.323.418 23.924.897.555 25.120.506.659 82.236.430.768

Pertumbuhan (%) 372,89 2,39 4,99 227,73

Asset yang dimiliki oleh PT. Sarana Pembangunan Riau secara umum menunjukkan trend peningkatan selama kurun waktu 5 tahun. Peningkatan yang

menonjol terjadi pada tahun 2007 yang naik sebesar 372,89 persen disebabkan adanya penambahan penyertaan modal dari Pemerintahan Provinsi, sebagai tambahan modal untuk merealisasikan rencana pengelolaan blok langgak. Pada tahun 2010 juga terjadi peningkatan asset yang sangat menonjol yakni meningkat sebesar 227,73, Peningkatan asset ini berarti menunjukkan semakin meningkatkan aktivitas usaha perusahaan. i. Kewajiban Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Kewajiban 1.755.310.403 3.639.829.146 3.647.493.397 3.483.642.188 38.651.524.033 Pertumbuhan (%) 107,36 0,21 (4,49) 1.009,51

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Data tabel di atas memperlihatkan bahwa jumlah kewajiban PT SPR selama kurun waktu 5 tahun berfluktuasi. Namun demikian terjadi peningkatan kewajiban yang menonjol pada tahu 2007 dan tahun 2010. Peningkatan kewajiban pada tahun 2007

disebabkan adanya hutang jangka panjang sebesar Rp. 2 milyar, hal yang sama juga terjadi tahun 2010 dimana peningkatan kewajiban disebabkan karena adanya hutang jangka panjang sebesar Rp. 23.285.100.000. Kecenderungan ini menunjukkan bahwa dalam operasionalnya PT. SPR tidak semata-mata mengandalkan modal sendiri (modal disetor dan labah di tahan) tetapi juga modal asing dari pinjaman kepada pihak ketiga. J. Ekuitas Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Selama kurun waktu lima tahun terakhir pertumbuhan ekuitas perusahaan menunjukkan pertumbuhan yang positif, walaupun sangat bervariasi. Pertumbuhan yang menonjol terjadi pada tahun 2007 dan tahun 2010 karena adanya modal yang disetor oleh pemilik dan laba tahun berjalan. Jumlah Ekuitas 3.186.114.929 18.727.494.271 20.277.404.158 21.636.864.471 43.584.406.735 Pertumbuhan (%) 487,78 8,28 6,70 101,46

k.

Pendapatan Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Pendapatan 24.394.199.980 31.815.372.661 18.871.490.830 29.639.567.056 69.891.405.638 Pertumbuhan (%) 30,42 (40,68) 57,06 135,80

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Pendapatan PT. SPR secara umum menunjukkan trend yang meningkat kecuali pada tahun 2008 terjadi penurunan sebesar (40,68 persen). Peningkatan tersebut mengindikasikan bahwa aktivitas operasional perusahaan juga semakin meningkat. Terutama tahun 2010 dengan sudah dioperasikannya anak perusahaan PT. SPR Langgak. j. Laba Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Pada tahun 2008 dan 2009 perusahaan mengalami kerugian karena pendapatan kotor tidak seimbangan dengan beban operasional. Meningkatkan beban ioperasional perusahaan berkaitan erat dengan pembiayaan untuk persiapaan pengambil laihan blok langgak. Pada tahun 2010 perusahaan memperoleh laba, yang cukup Laba 354.406.325 462.307.747 (3.912.397.860) (753.721.833) 5.535.778.803 Pertumbuhan (%) 30,46 (rugi) (rugi) -

menggembirakan karena sudah dioperasikannya pengelolaan blok langgak oleh PT. SPT Langgak sebagai anak perusahaan.

a.

Dividen Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Dividen 67.744.859,352.000.000,Pertumbuhan (%)

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Data di atas memperlihatkan bahwa selama kurun waktu 5 tahun terakhir perusahaan abru memberikan deividen pada tahun 2009 dan tahun 2010. PT. Sarana Penjaminan Riau a. Sejarah PT. Sarana Penjaminan Riau bentuk berdasarkan akta notaries M. Dahad Umar Nomor.51 tanggal 31 Oktober 2003 tentang AD/ART PT Sarana Penjamin Riau. Badan usaha ini merupakan BUMD yang bergerak untuk mengembangkan UMKM melalui langkah strategis menumbuhkan perekonomian dan pemerataan kesejahteraan. Banyak UMKM yang mengalami masalah dengan perbankan, atau dinilai tidak memenuhi persyaratan mengajukan kredit di perbankan umum, namun pada dasarnya banyak UMKM yang feasible. Tugas PT. SPKR adalah melakukan mediasi agar UMKM

dengan karakteristik seperti yang dideskripsikan diatas mendapatkan kucuran permodalan usahanya. Manfaat Penjaminan Kredit terutama digunakan sebagai upaya meningkatkan produktivitas UMKM, membantu pihak perbankan dalam menyalurkan kredit

permodalan, dan memantapkan peran badan usaha sebagai agen pembangunan ekonomi. Untuk menopang tugas tersebut PT. SPKR dipimpin 1 orang direksi dan 1 orang komisaris dan dibantu oleh 4 orang karyawan.

b.

Visi, Misi, Visi : Menjadi Perusahaaan Penjaminan Terkemuka dan Terpercaya dalam Mendukung Pengembangan UMKMK dan Perekonomian di Provinsi Riau.. Misi1. Memberikan pelayanan

dalam penjaminan UMKM dan Koperasi dengan

menjaadi mitra strategis perbankan dan lembaga keuangan lainnya.;2. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk,

jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi,; 3. Menyiapkan dan mengembangkan SDM yang berkualitas, profesional dan memiliki integritas tinggi. 4. Melaksanakan manajemen yang sesuai dengan good governance untuk meningkatkan shareholder value.5. Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungan.

c.

Komposisi Kepemilikan Tahun 2010 Modal Disetor Komposisi (%) 6.463.000.000,94,84 293.000.000,4,29 58.000.000,0,85

No Pemegang Saham 1 Pemerintah Provinsi Riau 2 PT. Pengembangan Investasi Riau Jumlah

d. Bidang Usaha 1. 2. e. Penjaminan Kredit Panjaminan Bank Garansi Struktur Organisasi:

Komisaris No 1. Direksi. No 1 2 3f.

Nama M. Husni Hasan

Jabatan Komisaris

Nama Herman Budoyo, SE Dra. Hj. Rahmiati Idrus, AK Don Okki Rihhandini, SE Jumlah KaryawanPendidikan Jumlah

Jabatan Direktur Staf. Keuangan Staf Operasional

Komposisi

Pasca Sarjana Sarjana

4

100

Diploma SLTA kebawah Jumlah

4

100

g.

Jumlah Modal Yang disetor Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Modal Yang Disetor 3.458.000.000 6.386.000.000 6.507.000.000 6.814.000.000 6.814.000.000 Pertumbuhan (%) 84,67 1,89 4,72 -

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Modal yang disetor PT. Sarana Penjaminan Riau mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir. Peningkatan yang signifikan terjadi pada tahun 2007 yang meningkat sebesar 84, 67 % karena adanya penambahan modal dari pemilik. h. Jumlah Asset Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Jumlah Asset 4.005.932,035 6.853.840.901 7.441.521.689 7.999.462.577 8.100.224.890 Pertumbuhan (%) 71,09 8,57 7,49 1,26

Perkembangan asset PT. SPKR menunjukan trend yang semakin meningkat selama 5 tahun terakhir. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2007 karena adanya penambahan modal yang disetor oleh pemilik dalam hal ini Pemerintah Provinsi i. Kewajiban Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Kewajiban 232.525.056 212.409.293 480.217.271 409.505.104 527.436.424 Pertumbuhan (%) (8,65) 126,08 (14,73) 28,80

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Kewajiban PT. SPKR kepada pihak ketiga seperti dalam tabel di atas memperlihatkan bahwa selama rentang waktu 5 tahun berfluktuasi turun dan naik. Penurunan pada tahun 2007 disebabkan karena menurunnya jumlah premi yang diterima dimuka yang belum menjadi pendapatan. Ini berarti sebagian premi tersebut sudah menjadi pendapatan.Hal yang sama juga terjadi pada tahun 2009

Meningkatnya kewajiban pada tahun 2010 disebabkan oleh meningkatkan jumklah premi yang diterima dimuka.

j.

Ekuitas

Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010.

Jumlah Ekuitas 3.773.406.979 6.386.000.000 6.961.304.417 7.589.957.473 7.572.788.466

Pertumbuhan (%) 69,24 9,01 9,03 (0,23)

Ekuitas atau modal sendiri PT. SPKR senantiasa mengalami peningkatan dar tahun ke tahun kecuali tahun 2010 terjadi penurunan sebesar (0,23%). Peningkatan modal senidiri disebabkan oleh meningkatnya jumlah modal yang disetor dan laba yang ditahan. k. Pendapatan Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010. Pendapatan operasional dan non operasional PT SPKR terus mengalami peningkatan antara tahun 2007 - 2009 dan kemudian turun pada tahun 2010 sebesar (30,70 persen). Penurunan secara signifikan pada tahun 2010 disebab lebih banyak disebabkan penurunan penjualan premi sehingga pendapatan premi menjadi menurun. l. Laba Tahun 2006 Laba 213.321.554 Pertumbuhan (%) Pendapatan 353.406.673 423.204.074 620.020.842 1.275.366.231 883.783.458 Pertumbuhan (%) 19,74 46,50 105,69 (30,70)

2007 2008 2009 2010 Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010.

149.428.249 369.049.909 719.165.174 462.448.477

(29,95) 146,97 94,87 (35,69)

Selama tahun 2006 sampai dengan 2010 PT. SPKR senantiasa memperoleh labah, walapun terjadi turun dan naik. Penurunan laba tahun 2007 disebabkan beban operasional yang terlalu besar, sementata penurunan laba tahun 2010 disebabkan oleh menurunnya pendapatan sebagai akibat dari menurunnya penjualan premi. m. Dividen Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Dividen 178.000.000 (Konversi ke Saham) 121.000.000(Konversi ke Saham) 307.000.000(Konversi ke Saham) 320.667.408 (Tunai) 395.624.559(Tunai ) Pertumbuhan (%)

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010 Pemberian deviden yang dilakukan oleh perusahaan melalaui 2 mekanisme.

Pada tahun 2006 saampai dengan tahun 2008 perusahaan telah memberikan deviden dalam bentuk konversi ke saham. Sementara tahun 2009 dan 2010 perusahaan sudah memberikan dividen dalam bentuk tunai kepada pemilik.

n.

PT. Riau Petrolium. Sejarah

a.

PT. Riau Petroleum merupakan badan usaha milik daerah yang baru dibentuk pada tahun 2002 berdasarkan Peraturan Daerah Provinisi Riau Nomor 9 Tahun 2002. Pendirian PT. Riau Petroleum dimaksudkan untuk mengelola blok-blok pengeboran minyak bumi di wilayah Provinsi Riau yang telah habis masa konsesinya dan ditinggalkan oleh perusahaan pengeboran minyak terdahulu. Disamping itu penidiran perusahaan ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk mendidik putra daerah berkiprah di bidang perminyakan sehingga dapat menjadi tuan dinegeri sendiri. Tujuan didirikan PT. Riau Petrolium berdasarkan Perda Provinisi Riau Nomor 9 Tahun 2002 adalah : 1. 2. Untuk memanfaatkan sumberdaya alam, khususnya minyak dan gas bumi. Untuk melaksanakan usaha hulu antara lain eksploitasi minyak dan gas bumi yang berwawasan lingkungan. 3. Untuk melaksanakan usaha hilir pengolahan dan pengangkutan,

penjualan/perdagangan serta industri petrokimia minyak dan gas bumi. 4. Untuk melaksanakan usaha penyaluran.pendistribusian bahan bakar minyak dan gas. b. Visi dan Misi Visi : Menjadi Perusahaan di Bidang Minyak dan Gas Bumi yang Terkemuka Untuk Menunjang Dana Pembangunan Daerah Riau.

Misi: 1. Mencari peluang usaha yang tepat. 2. Menyiapkan program kerja yang baik. 3. Menyiapkan tenaga kerja yang berkualitas 4. Menyiapkan peralatan dan tempat kerja yang cukup. 5. Menyiapkan dana operasional dan dana investasi yang mencukupi

b. Komposisi Kepemilikan Tahun 2010 No Pemegang Saham 1 Pemerintah Provinsi Riau 2 PT. Sarana Pembangunan Riau Jumlah Modal Disetor Komposisi (%) 4.750.000.000,95,00 250.000.000,5,00 5.000.000.000,100,00

c. 1. 2. 3.

Bidang Usaha Usaha Hulu Migas Usaha Hilir migas Penyaluran dan Pendistribusian Bahan Bakar migas

d. Struktur Organisasi:

Komisaris No 1. 2 e. Nama Ir. H. Edy Saputra Rab, MSc Drs Iqaruddin, MSPendidikan Jumlah

Jabatan Komisaris KomisarisKomposisi

Jumlah Karyawan Pasca Sarjana Sarjana Diploma SLTA kebawah Jumlah Jumlah Modal Yang disetor Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 -

a.

Jumlah Modal Yang Disetor 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000

Pertumbuhan (%) -

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010 Modal yang disetorkan pemilik dalam hal ini Pemerintah Provinsi Riau sebesar Rp. 4.750.000.000,-, sementara PT. Saran Pembangunan Riau menyetor sebesar Rp. 250,000.000,-kepada PT. Riau Petrolium selama kurun waktu 5 tahun tidak mengalami peningkatan. f. Jumlah Asset Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Asset 4.700.314.810 4.030.433.081 3.114.326.034 2.543.483.384 1.987.629.972 Pertumbuhan (%) (14,25) (22,73) (18,33) (21,85)

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010

Perkembangan asset yang dimiliki oleh PT. Riau Petrolium selama kurun waktu lima tahun menunjukkan trend yang semakin menurun dari Rp, 4,7 milyar tahun 2006 meorosot menjadi Rp. 1,98 milyar pada tahun 2010. Penurunan asset ini disebabkan tidak adanya penambahan modal yang disetor, berkurangnya kewajiban pada pihak ketiga dan selama kurun waktu 5 tahun perusahaan mengalami kerugian. g. Kewajiban Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Kewajiban 238.095.511 157.728.828 8.428.777 2.667.608 5.145.211 Pertumbuhan (%) (33,75) (94,65) (68,35) 92,88

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010 Kewajiban kepada pihak ketiga dalam bentuk hutang senantiasa mengalami penurunan selama 5 tahun terakhir, kecuali pada tahun 2010 meningkat sebesar 92,88% dalam bentuk hutang pajak.

h.

Ekuitas Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Ekuitas 4.462.219,299 3.872.704.253 3.105.899.257 2.540.815.778 1.982.484.761 Pertumbuhan (%) (13,21) (19,80) (18,19) (21,97)

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010 Modal sendiri PT. Riau Petrolium dari tahun ke tahun (2005 2010) mengalami penurunan. Penurunan disebabkan karena selama periode tersebut perusahaan

mengalami kerugian sehingga tidak bisa menambah ekuitas dari laba yang di tahun tetapi justru menurunkan modal sendiri yang ada. i. Pendapatan Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010 Pendapatan 9.022.168.497 1.528.962.389 195.037.153 1.849.977.316 878.785.139 Pertumbuhan (%) (83,05) (87,24) 848,52 (52,50)

Pendapatan operasi perusahaan sangat berfluktuasi tetapi menunjukkan arah yang semakin menurun.Penurunan pendapatan tersebut disebabkan karena PT. Riau Petrolium tidak melakukan kegiatan operasi produksi tetapi melakukan kegiatan

pengadaan barang dan jasa yang sangat tergantung kepada hasil tender dari penawaran yang diajukan. j. Laba Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010 Secara umum selama kurun waktu lima tahun PT. Riau Petrolium mengalami kerugian dalam operasinya. Kerugian disebabkan karena membengkaknya biaya opertasional perusahaan yang tidak mampu ditutupi dari pendapatan kotor yang diperoleh dari operasi kegiatan perusahaan. Laba (345.666.284) (513.067.535) (737.525.966) (565.083.514) (558.331.017) Pertumbuhan (%) 48,42 43,73 (23,38) (1,19)

o.

PT. Riau Air LinesPT. Riau Air merupakan perusahaan penerbangan komersil yang dibangun

berdasarkan modal yang disetor oleh pemerintah Provinsi Riau dengan pemerintah kabupaten dan kota, serta beberapa pemerintah provinsi di wilayah Sumatera. Modal dasar badan usaha meliputi;

Tabel 5.10. Distribusi Modal Dasar PT. Riau Air (dalam Miliar) No. Instansi Penanaman

Modal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Pemerintah Provinsi Riau Pemkab Kuantan Sangingi Pemkab Kampar Pemkot Dumai Pemkab Natuna Pemkab Bengkalis Pemkab Indragiri Hilir Pemkot Batam Pemkot Pekanbaru Pemkab Rokan Hilir Pemda Tanjung Pinang Pemkab Rokan Hulu Pemkab Indragiri Hulu Pemkab Kerinci Pemkab Pelalawan Pemerintah Provinsi Bengkulu Pemerintah Provinsi Bangka Belitung Pemerintah Provinsi Lampung Pemerintah Provinsi Nias Pemkab Lingga TOTALSumber: Riau Air, 2010

67,20 3,25 5,00 5,40 9,50 8,00 1,50 2,00 2,70 1,00 1,00 5,40 0,50 6,00 2,45 1,00 1,00 1,00 6,00 3,00 200,00

Dari taget modal badan usaha Rp. 200 miliar, sebesar Rp. 132,9 miliar sudah disetorkan, sedangkan Rp. 67,1 miliar masih belum disetorkan. Data ditetapkan melalui Rapat kerja Komisi B DPRD Provinsi Riau tahun 2010.

b.Visi, MisiVisi : The Spirit of Riau Misi 1. Berfungsi sebagai jembatan udara yang dapat memobilisasi penduduk dan barang dari dan ke Provinsi Riau yang akhirnya akan mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah. 2. Sesuai dengan namanya sebagai badan usaha, maka manajemen akan berusaha agar investasi yang ditanamkan oleh pemegang saham yaitu pemerintah daerah haruslah menguntungkan sehingga dapat memberi kontribusi sebagai pebisnis yang sehat dan memberikan deviden. 3. Akan memberikan kesempatan kerja bagi putra daerah dan membekalinya dengan pengetahuan yang dibutuhkan sehingga dapat menjadi kader yang mengisi posisi jabatan penting. 4. Menjadikan RAL sebagai Icon daerah yang membanggakan dan menjadi Flag Carrier (pembawa nama daerah) dengan cara safety and service.

a.

Jumlah Modal Yang disetor Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Modal Yang Disetor 132.900.000.000 132.900.000.000 Pertumbuhan (%) -

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010

Modal yang disetor oleh pemilik dari 2008 sampai dengan tahun 2009 tidak mengalami penambahan. b. Jumlah Asset Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010 Selama kurun waktu 2008 sampai dengan 2009 terdapat peningkatan asset sebesar 23,78 persen. Penambahan asset tersebut berasal dari hutang, bukan dari laba dan penambahan modal dari pemilik. Jumlah Asset 214.086.595.218 264.989.600.892 Pertumbuhan (%)

23,78

c.

Kewajiban Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Kewajiban 103.797.411.921 199.107.974.825 Pertumbuhan (%)

91,82

Sumber : Laporan Tahunan 2007 2010

Kewjiban PT. Riau Air Line dari tahun 2008 sampai dengan 2009 terdapat peningkatan sebesar 91,82 persen. Peningkatan ini berasal dari hutang jangka pendek dari Bank, hutang usaha , hutang pajan dan hutang-hutang lancer lainnya. Sementara hutang jangka panjang terjadi penurunan. d. Ekuitas Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah Ekuitas 110.289.183.297 65..881.626.066 Pertumbuhan (%)

40,26

Ekuitas atau modal sendiri PT Riau Air Line mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar 40,26%. Penurunan ekuitas ini disebabkan kerugian yang dialami oleh perusahaan pada tahun tersebut. e. Pendapatan Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Pendapatan 135.700.026.837 257.196.466.579 Pertumbuhan (%)

89,53

Pendapatan dari hasil operasi kegiatan perusahaan meningkat sebesar 89,53 persen. Peningkatan ini diperoleh dari pendapatan dari penerbangan domestik. Sementara pendapatan dari penerbangan Internasional justru terjadi penurunan.

f.

Laba Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Laba (16.864.556.518) (58.481.695.530) Pertumbuhan (%)

246,77

Dalam kurun waktu 2 tahun perusahaan mengalami kerugian. Kerugian pada tahun 2009 meningkat sebesar 246 persen dibandingkan dengan tahun 2008. Walapun terjadi peningkatan pendapatan operasioanl pada tahun 2009 tetapi karena biaya yang membengkak mengakibatkan kerugian yang dialami perusahaan semakin meingkat.