prof. dr. widjojo nitisastro

Upload: daniel-galih-setiawan

Post on 17-Jul-2015

49 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Nama : Galih Setiawan NIM : F0109043 Muncul paradigma baru untuk perekonomian Indonesia yang digagas oleh Prof. Dr. Widjojo Nitisastro dalam pengukuhannya sebagai guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Beliau menyampaikan tema Analisa Ekonomi dan Perencanaan Pembangunan, beliau mengutarakan pentingnya analisis ekonomi dalam suatu bangsa. Jika kita baca tema tersebut dengan sekilas, yang disampaikan Bapak Widjojo ini sudah biasa kita dengar dan mungkin kita sudah paham. Namun , kita perlu melihat situasi yang terjadi di awal tahun 1960-an. Widjojo Nitisastro dan kawan kawan di Fakultas Ekonomi UI menghadapi situasi yang jauh berbeda dengan saat ini. Ide Prof. Dr. Widjojo Nitisastro tidak dihiraukan selama masa pemerintahan presiden Soekarno.. Prof. Dr. Widjojo Nitisastro memperkenalkan penggunaan mekanisme pasar dalam kebijakan pembangunan Indonesia. Ia tidak menyerahkan kepada pasar sepenuhnya, tetapi bagaimana mengkombinasikan perencanaan dari pemerintah pusat dan kekuatan pasar. Dapat dikatakan bahwa Prof. Dr. Widjojo Nitisastro memiliki pemilkiran yang sama dengan Keynes. Keynes memperkenalkan peran serta pemerintah kepada dunia yang percaya sepenuhnya ke pasar pada tahun 1930-an, Widjojo memperkenalkan sistem pasar pada perencanaan pembangunan. Keduanya melakukan kombinasi pasar dan campur tangan pemerintah. Ide Prof. Dr. Widjojo Nitisastro baru mendapat dukungan dari masa pemerintahan Suharto. Akhirnya, sebagian besar Ketetapan MPRS Nomor XXIII/ 1966 yang kemudian menjadi landasan hukum pembangunan ekonomi Indonesia di awal Order Baru, berasal dari ide Widjojo Nitisastro dan kawan kawan di Fakultas Ekonomi UI. Selain menciptakan paradigma baru mengenai perekonomian di Indonesia pada saat itu. Prof. Dr. Widjojo Nitisastro juga memulai sesuatu yang baru dalam penulisan disertasinya. Beliau memilih judulMigration, Population Growth, and Economic Development: a Study of the Economic Consequences of Alternative Pattern of Inter-island Migration. Selain itu buku beliau yang berjudul Population Trends in Indonesia, merupakan buku pertama yang secara menyeluruh membahas demografi di Indonesia. Beliau juga pencetus dan salah satu pendiri Lembaga

Demografi FEUI. Prof. Dr. Widjojo Nitisastro juga melahirkan pemikiran tentang bagaimana mengkombinasikan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia sebagai subjek dari pembangunan. Pembangunan nasional yang dimaksud beliau bukanlah pembangunan yang mengutamakan pertumbuhan ekonomi, melainkan pembangunan yang menitikberatkan kepada kesejahteraan masyarakat. Pemikiran beliau adalah supaya penduduk bukan menjadi korban dari pembangunan, melainkan penduduk dapat menjadi tujuan dari pembangunan. Lalu, bagaimana dengan sekarang? Jaman sekarang, situasi, permasalahan, dan tantangan sudah jauh berbeda dengan apa yang terjadi di jaman J. M. Keynes, tahun 1930-an, dan jaman Widjojo Nitisastro, tahun 1960-an. Namun, satu hal yang masih relevan: perubahan paradigma selalu diperlukan, untuk menghadapi situasi, permasalahan, dan tantangan yang berbeda, terutama di saat krisis. Berbagai krisis yang melanda dunia, dan Indonesia, akhir akhir ini tampaknya juga memerlukan perubahan paradigma. Adakah paradigma baru dan apakah elit politik akan mendukung paradigma baru. Fokus pembangunan yang selama ini dilaksanakan hanyalah menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi semata. Setiap orang berlomba-lomba untuk mendapatkan pendapatan yang tinggi. Nah, yang terjadi adalah ketimpangan pendapatan antar masyarakat. Angka pertumbuhan ekonomi yang dinilai dari segi pendapatan bisa jadi hanya dikuasai sebagian dari penduduk yang perpendapatan tinggi saja. Selain terjadinya ketimpangan pendapatan, kelangsungan lingkunganpun harus dipertayakan. Munculnya pabrik-pabrik, perusahaan, perumahan memang kelihatannya sangat baik, namun tanpa disadari hal ini dapat menjadi boomerang bagi bangsa Indonesia sendiri. Pembangunan-pembangunan yang dikerjakan seringkali tidak menghiraukan kelangsungan SDA dan lingkungan. Yang terjadi adalah semakin rusaknya lingkungan disekitar kita karena akibat dari pembangunan yang terus menerus dilakukan tanpa memperhatikan lingkungan hidup. Paradigma Indonesia saat ini mungkin memang harus diganti. Karena paradigma yang ada saat ini cenderung hanya menguntungkan pemodal semata. Contoh : Semakin mudahnya system kedit rakyat. Masyarakat dengan sangat mudahnya memperoleh kredit, sekalipun dengan bunga yang tinggi. Sebagai contoh semakin mudahnya masyarakat mendapat sepeda motor dengan

system kredit. Hal ini jika ditelisik lebih jauh hanya akan menjadikan masyarakat konsumtif dan tidak dapat untuk menabung. Contoh lain adalah mudahnya para petani mendapatkan kredit pupuk, walaupun secara jangka pendek hal ini memang berdampak positif terhadap hasil pertanian. Tetapi dalam jangka panjang penggunaan pupuk yang berlebihan akan merusak unsure hara dalam tanah. Hal ini menyebabkan masa produktif tanah akan berkurang. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Jadi seharusnya pembangunan nasional tidak hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi saja. Pembangunan nasional harus memihak kepada rakyat, terutama masyarakat miskin. Paradigma seperti inilah yang seharusnya menjadi landasan pembangunan nasional Indonesia. Jika paradigma bertujuan untuk membangun masyarakat, tidak akan terjadi lagi ketimpangan ataupun kemerosotan lingkungan. Pembangunan ekonomi Indonesia harus menitikberatkan pada penduduk Indonesia itu sendiri. Agar hal ini dapat terwujud, ada hal-hal yang harus diperhatikan : 1. Mengenai program KB Program Keluarga Berencana bertujuan untuk mengatasi dan mencegah terjadinya ledakan penduduk. Soemitro menjelaskan bahwa keberhasilan pembangunan manusia itu dapat diukur dari keberhasilan program Keluarga Berencana. Dalam pelaksanaanya Program ini mengalami sedikit hambatan, karena paradigma masyarakat pada saat itu bahwa punya anak lebih banyak lebih sejahtera. Namun seiring waktu KB sempat dapat dilaksanakan dan berbuah positif yang ditandai dengan penurunan tingkat kelahiran yang sangat drastis. Namun, semakin lama pelaksanaan KB tidak berjalan semestinya. Banyak daerah di Indonesia yang masih belum tersentuh program KB. Selain itu, jika kita melihat disekeliling kita masih sangat banyak dalam satu keluarga terdiri lebih dari 4 anggota keluarga. Apalagi di Indonesia jumlah penduduk wanita usia produktif lebih besar dari penduduk pria usia produktif. Jadi dengan keadaan ini ledakan penduduk di masa yang akan datang tidak dapat kita hindari. Untuk mengatasi hal ini harus ada kebijakan pemerintah salah satunya adalah meluruskan program KB agar berjalan sebagaimana mestinya.

2. Pendidikan Pendidikan adalah salah satu cara untuk membangun kualitas manusia. Pendidikan yang berkualitas akan membentuk manusia-manusia Indonesia yang berkualitas pula. Permasalahan yang terjadi adalah tidak meratanya pendidikan Indonesia. Memang pendidikan dikota-kota sudah cukup berkualitas, tapi bagaimana di daerah/desa-desa? Masih banyak kita temui dibeberapa daerah masyarakat balum tersentuh pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya masyarakat buta huruf dan kecilnya angka partisipasi sekolah. Terdapat wacana mengenai kebijakan baru dalam pendidikan Indonesia, yaitu wajib belajar 12 tahun. Kebijakan baru tersebut memang harus dilaksanakan, tetapi alangkah baiknya sebelum kebijakan tersebut dikeluarkan pemerintah harus menyelesaikan masalah masih banyaknya penduduk yang tidak bersekolah di Indonesia sebelum menerapkan kebijakan baru. 3. Kesehatan Prof. Dr. Widjojo Nitisastro berpendapat bahwa peningkatan kesehatan masyarakat akan berpengaruh pada kualitas penduduk dan akhirnya akan berdampak positif bagi pembangunan ekonomi. Di Indonesia telah ada banyak lembaga lembaga asuransi, terutama asuransi kesehatan. Permasalahnya adalah hanya sebagian masyarakat yang dapat menikmati asuransi kesehatan. Untuk masyarakat yang berprofesi sebagai karyawan, pegawai negri dan masyarakat berpendapatan tinggi, mereka dengan mudah dapat mendapat jaminan kesehatan. Tetapi bagaimana dengan masyarakat yang perpendapatan rendah? Memang telah banyak program kebijakan yang dibuat pemerintah mengenai hal ini, contohnya : BLT, askeskin dll. Tetapi program-program ini hanya bersifat sementara dan tidak akan berdampak jangka panjang. Perlu adanya program atau kebijakan baru yang lebih bersifat jangka panjang, agar dampak kebijakan dalam bidang kesehatan ini dapat berpengaruh besar dimasa yang akan datang. Yaitu meningkatnya kualias penduduk yang diakibatkan dari tingginya tingkat kesehatan penduduk. 4. Perpindahan penduduk

Harus adanya regulasi perpindahan penduduk di Indonesia. Salah satunya adalah dengan program transmigrasi. Hal ini bertujuan agar adanya pemerataan persebaran jumlah penduduk di Indonesia. Pemerintah harus berupaya untuk mendorong masyarakat melakukan transmigrasi. Pulau jawa adalah pulau perpenuduk paling padat di Indonesia. Jadi banyak kegiatan ekonomi di pulau ini. Hal ini yang menyebabkan ketimpangan pendapatan di Indonesia. Di satu sisi masyarakat dapat menikmati pendapatan yang tinggi, disisi lain masih banyak mayarakat berpendapatan sangat rendah. Selain ketimpangan pendapatan, ketidakmerataan persebaran penduduk juga dapat berakibat terjadinya ledakan penduduk di beberapa daerah saja. Sedangkan di daerah yang lain masih sangat sedikit jumlah penghuninya. Pemerintah memegang peranan yang penting dalam menuntaskan masalah ketidakmerataan ini. Pemerintah harus membuat kebijakan kebijakan yang dapat dilaksanakan di seluruh wilayah, bukan hanya kebijakan untuk wilayah khusus. Anggaran yang selama ini digunakan untuk membangun dan memperbarui infrastrukur dikota-kota besar, rupanya harus dialihkan untuk usaha pembangunan di wilayah atau daerah yang minim infrastruktur. Jadi penduduk tidak akan ragu jika akan bertransmigrasi.