print instrumen 24 des 2014
DESCRIPTION
asdfghjTRANSCRIPT
A. Judul
SIKAP PEDULI LINGKUNGAN GURU DAN SISWA DI SEKOLAH PENERIMA ADIWIYATA
(Studi Kasus pada Sekolah Dasar Adiwiyata Mandiri di Kota Bandung)
B. Latar Belakang Masalah
Menghargai alam dan menjaga lingkungan sekitar adalah tanggung jawab
warga negara Indonesia (Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997, tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bab. III). Secara umum lingkungan hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Undang-
Undang No. 32 tahun 2009). Oleh karena itu, perspektif bahwa manusia
adalah bagian terpisah dan unggul dari alam, harus diubah menjadi manusia
adalah bagian dari alam. Anggapan bahwa manusia merupakan bagian dari
alam akan memicu empati terhadap semua kehidupan lain yang ada di alam ini
(Goleman, 2010).
Upaya pelestarian lingkungan hidup merujuk pada pembangunan manusia,
peningkatan kesadaran, dan pembangunan sumber daya manusia berwawasan
lingkungan yang memiliki kecerdasan ekologis (Sudarsono, 2013: 7).
Kecerdasan ekologis ini menjadi penting seiring dengan penguatan paradigma
pembangunan berkelanjutan (Sustainabilities Development). PBB melalui
Piagam Bumi (Earth Charter) yang dihasilkan pada Konferensi Tingkat Tinggi
Bumi di Rio de Janeiro tahun 1992 merekomendasikan kegiatan – kegiatan
untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan
ini harus terus diperkenalkan kepada peserta didik melalui pendidikan. Kahn
(2010:12) menyebutkan pada bab 36 dari Laporan KTT Bumi 1992 cara untuk
mengatasi masalah tersebut sebagai berikut:
1
“Education is critical for promoting sustainable development and improving the capacity of the people to address environment and development issues....It is critical for achieving environmental and ethical awareness, values and attitudes, skills and behavior consistent with sustainable development and for effective public participation in decision-making” (United Nations Conference on Environment and Development, 1992, p. 2)
Di dalam konferensi PBB tentang lingkungan dan pembangunan
tersebut antara lain disebutkan bahwa pendidikan sangat diperlukan untuk
mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan
kemampuan rakyat untuk mengatasi isu – isu pembangunan yang berkaitan
dengan lingkungan. Pendidikan menjadi salah satu cara yang efektif untuk
lebih menyadarkan masyarakat akan pentingnya pembangunan
berkelanjutan sesuai dengan Piagam Bumi (Earth Charter). Bahkan sejak
tahun 2005 PBB menyerukan pendidikan bagi pembangunan berkelanjutan
sebagai pendidikan krusial yang dapat diintegrasikan ke dalam lintas
disiplin pada semua tingkatan sekolah .
Pendidikan tentang lingkungan hidup perlu diajarkan karena
dampak dari pencemaran lingkungan berpengaruh global. Pendidikan
karakter peduli lingkungan diharapkan mampu menanamkan sikap peduli
siswa terhadap lingkungan. Sikap peduli tersebut diharapkan mampu
mengubah sikap siswa untuk lebih arif terhadap lingkungan. Pendidikan
tentang lingkungan hidup dapat diajarkan di sekolah, dan perlu diajarkan
sejak dini.
Kesadaran dan kepedulian manusia terhadap lingkungan tidak
dapat tumbuh begitu saja secara alamiah (Goleman, 2010: 12), namun harus
diupayakan pembentukannya secara terus menerus sejak usia dini, melalui
kegiatan-kegiatan nyata yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Untuk
menanamkan kesadaran akan kepedulian terhadap lingkungan, langkah yang
2
paling strategis adalah melalui pendidikan tentang lingkungan hidup.
Pendidikan tentang lingkungan hidup perlu diajarkan karena dampak dari
pencemaran lingkungan berpengaruh global. Pendidikan karakter peduli
lingkungan diharapkan mampu menanamkan sikap peduli siswa terhadap
lingkungan.
Sikap peduli tersebut diharapkan mampu mengubah sikap siswa
untuk lebih arif terhadap lingkungan. Pendidikan tentang lingkungan hidup
dapat diajarkan di sekolah, dan perlu diajarkan sejak dini. Salah satu cara
dalam upaya mengubah sikap adalah melalui jalur pendidikan. Fisafat aliran
kulturalisme dengan tokohnya Ki Hajar Dewantara, melihat fungsi
pendidikan masa kini sebagai upaya untuk merekonstruksi masyarakat.
Masyarakat memiliki masalah-masalah yang dihadapi dan upaya pendidikan
adalah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut (Sadulloh, 2010). Jenjang
paling dasar pada pendidikan formal merupakan salah satu komponen utama
dalam kehidupan seorang individu selain keluarga dan lingkungan
sekitarnya.
Secara umum sekolah merupakan tempat dimana seorang anak
distimulasi untuk belajar di bawah pengawasan guru. Sekolah juga tempat
yang signifikan bagi siswa dalam tahap perkembangannya dan merupakan
sebuah lingkungan sosial yang berpengaruh bagi kehidupan mereka
(Muhlison, 2008). Sehubungan dengan hal tersebut, penanaman kepedulian
terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan dilingkungan sekolah
perlu dilakukan sejak dini agar terbentuk rasa menghargai, memiliki dan
memelihara sumberdaya alam pada diri anak didik.
Sekolah sebagai pusat pendidikan mampu melaksanakan fungsi
pendidikan secara optimal, yaitu mengembangkan kemampuan untuk
menyediakan tenaga pembangunan (Muhlison, 2008). Optimalisasi fungsi
3
sekolah tersebut bisa diwujudkan dengan memberikan sumbangsih terhadap
lingkungan mulai dari lingkungan sekolah. Perwujudan sumbangsih sekolah
dihargai oleh pemerintah dengan memberikan penghargaan berupa predikat
sekolah yang berbudaya dan berwawasan lingkungan (Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Republik Indonesia nomor 441 tahun 2013 tentang
Penerima Penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional Tahun 2013 dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional).
Beberapa sekolah dasar negeri maupun swasta di Bandung meraih
penghargaan adiwiyata pada tahun 2014. Sekolah tersebut mengadakan
program yang memenuhi kriteria sebagai sekolah peduli lingkungan.
Namun, penghargaan yang di dapat belum tentu menggerakan seluruh warga
sekolah untuk mempertahankan dan mengembangkan program secara
berkelanjutan untuk terus menjaga lingkungan (BPLHD, 2014). Adiwiyata
bukan sekedar penghargaan, tetapi merupakan sistem manajemen
lingkungan yang dilaksanakan untuk mengetahui pembangunan
berkelanjutan di suatu sekolah yang berwawasan dan berbudaya lingkungan,
pernyataan ini disampaikan oleh Disdik Jabar (2013) dalam (BPLHD, 2014)
Penelitian ini terkait dengan sikap kepedulian lingkungan guru dan
siswa di sekolah dasar maka difokuskan pada sekolah yang mendapatkan
penghargaan adiwiyata untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam
mengubah sikap warga sekolah untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-nilai lingkungan.
Oleh karena itu penelitian ini juga terkait peran aktif siswa sekolah dasar
dan guru dalam melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup
di sekolah dasar.
4
C. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan interpretasi, berikut diuraikan penjelasan istilah yang digunakan dan berkaitan dengan penelitian yang dikembangkan.
a. Sikap peduli lingkungan adalah kecenderungan dan kebiasaan saling
berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku antara manusia
dengan lingkungan di sekitarnya.
b. Sikap peduli lingkungan adalah kecenderungan saling berinteraksi dalam
memahami, merasakan dan berperilaku antara manusia dengan lingkungan.
D. Kisi-Kisi Instrumen
a. Wawancara
Wawancara akan dilakukan dalam format pertanyaan terbuka untuk
mendapatkan pandangan guru dan siswa mengenai sikap peduli lingkungan.
Enam guru dan enam siswa dari tingkat berbeda akan diwawancara untuk
mendapatkan informasi mengenai sikap peduli lingkungan. Pemilihan
narasumber ini dianggap tepat untuk mewakili pandangan mengenai sikap
peduli lingkungan dari tiap tingkat.
Pertanyaan yang akan diajukan dalam wawancara akan
menggunakan format pertanyaan terbuka dan akan dikembangkan
berdasarkan fakta lapangan yang ada. Namun, kerangka pertanyaan utama
telah diformulasikan sebagai berikut:
5
Tabel 1
Kerangka Pertanyaan Topik Sikap Peduli Lingkungan
No Topik (Sikap Peduli Lingkungan) Keterangan
1 Aturan-aturan mengenai kepedulian lingkungan di sekolah
Ditanyakan ke guru
2 Sikap siswa mengenai aturan-aturan mengenai kepedulian lingkungan di sekolah
Ditanyakan ke guru dan siswa
3 Sikap guru mengenai aturan-aturan mengenai kepedulian lingkungan di sekolah
Ditanyakan ke guru
4 Implementasi aturan-aturan mengenai kepedulian lingkungan di sekolah
Ditanyakan ke guru dan siswa
5 Dampak aturan-aturan mengenai keoedulian lingkungan di sekolah
Ditanyakan ke guru dan siswa
6 Waktu pelaksanaan aturan-aturan mengenai kepedulian lingkungan di sekolah
Ditanyakan ke guru
7 Biaya pelaksanaan aturan-aturan mengenai kepedulian lingkungan di sekolah
Ditanyakan ke guru
8 Pembelajaran mengenai kepedulian lingkungan di sekolah
Ditanyakan ke guru
9 Implementasi sikap pedulli lingkungan di sekolah
Ditanyakan ke guru dan siswa
10 Penilaian sikap pedulli lingkungan di sekolah
Ditanyakan ke guru
6
Tabel 2
Kerangka Pertanyaan Topik Program Adiwiyata
b. Observasi
Observasi dalam penelitian ini akan dilaksanakan dengan cara pengamatan langsung terhadap aspek-aspek yang berkaiatan dengan sikap peduli lingkungan dan penghargaan adiwiyata. Proses observasi di sekolah akan dilaksanakan dalam kurun waktu dua pekan. Kurun waktu ini dianggap cukup untuk mengumpulkan data di lapangan yang ditandai dengan saturasi data yang muncul berulang-ulang. Garis besar dari aspek yang akan di observasi dapat dilihat pada tabel berikut:
No Topik (Program Adiwiyata) Keterangan
1 Waktu penerimaan penghargaan adiwiyata
2 Proses penerimaan dan pelaksanaan program adiwiyata
3 Perbedaan sebelum dan setelah menerima adiwiyata
4 Kewajiban sekolah penerima adiwiyata
5 Pembelajaran di sekolah adiwiyata
6 Keuntungan setelah menjadi sekolah penerima diwiyata
7 Kerugian setelah menjadi sekolah penerima adiwiyata
8 Implementasi kurikulum yang sesuai program adiwiyata
9 Dampak implementasi program adiwiyata
10 Evaluasi program adiwiyata di sekolah
7
Tabel 3
Kerangka Observasi Sikap Peduli Lingkungan
Tabel 4
Kerangka Observasi Program Adiwiyata
c. Dokumen Analisis (Studi Dokumentasi)
Dokumen-dokumen yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah kurikulum berbasis adiwiyata, silabus dari kurikulum berbasis adiwiyata, rencana pelaksanaan pembelajaran, dokumen penilaian hasil pembelajaran, dokumen kegiatan yang dilaksanakan sekolah terkait dengan sikap peduli lingkungan.
Dari dokumn ini diharapkan akan diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap peduli lingkungan guru dan siswa dan upaya-upaya yang dilakukan dalam mengimplementasikan program adiwiyata dalam pengelolaan lingkungan sekolah melalui sikap peduli lingkungan guru dan siswa.
No Topik Sikap Peduli Lingkungan
1 Kepedulian siswa terhadap lingkungan
2 Kepedulian guru terhadap lingkungan
3 Kondisi lingkungan
4 Kebiasaan mengenai kepedulian lingkungan
No Topik Program Adiwiyata
1 Implementasi program adiwiyata
8
E. Instrumen Penelitian
a. Wawancara
Tabel 5
Instrumen Wawancara Sikap Peduli Lingkungan
No Pertanyaan
1 Apa saja aturan yang berkaiatan dengan sikap peduli lingkungan di sekolah
2 Bagaimana sikap siswa mengenai aturan-aturan yang terkait dengan sikap kepedulian lingkungan di sekolah
3 Bagaimana sikap guru mengenai aturan-aturan yang terkait dengan sikap kepedulian lingkungan di sekolah
4 Apa dampak mengenai aturan kepedulian lingkungan di sekolah
5 Kapan aturan mengenai kepedulian lingkungan di laksanakan
6 Berapa biaya pelaksanaan aturan yang terkait dengan kepedulian lingkungan di sekolah
7Bagaimana sikap peduli lingkungan di implementasikan di sekolah
9Bagaimana cara mengevaluasi sikap peduli lingkungan di sekolah
9
Tabel 6
Instrumen Wawancara Program Adiwiyata
No Pertanyaan
1 Kapan sekolah ini menerima penghargaan adiwiyata
2 Bagaimana penghargaan adiwiyata diberikan terhadap sekolah ini
3 Bagaimana program-program yang berkaitan dengan adiwiyata dilaksanakan di sekolah ini
4 Apa perbedaan yang terjadi antara sebelum dan sesudah menerima program penghargaan adiwiyata
5 Apa saja kewajiban sekolah penerima adiwiyata
6 Bagaimana pembelajaran disesuaikan dengan kurikulum program adiwiyata
7 Apa keuntungan menjadi sekolah adiwiyata
9 Apa kerugian menjadi sekolah adiwiyata
10 Bagaimana kurikulum adiwiyata diimplementasikan
11 Apa dampak dari implementasi kurikulum adiwiyata
10
b. Observasi
Tabel 7
Instrumen Observasi Sikap Peduli Lingkungan
No Item Sikap Peduli LIngkungan
Keterangan
Tidak Pernah
Kadang-Kadang
Selalu
1 Subjek terlihat membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan
2 Subjek terlihat menyiram tanaman
3 Subjek terlihat meberishkan kamar mandi setelah dipakai
4 Subjek tidak mengambil dan merusak tumbuh-tumbuhan di sekitar lingkungan sekolah
5 Subjek tidak membakar sampah di sekitar lingkungan sekolah
6 Subjek membersihkan lingkungan sekolah baik di dalam maupun di luar kelas
7 Subjek membersihkan tempat-tempat yang tersumbat atau kortor akibat sampah di lingkungan sekolah
11
c. Studi Dokumentasi
Data yang dikumpulkan dari studi dokumentasi akan dianalisa dalam tiga langkah:
1. Koding
2. Kategorisasi
3. Pengembangan Teori
Proses koding akan dilakukan dengan menggunakan kategorisasi sebagai berikut:
Tabel 7
Koding
Part Mengindikasikan komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran.
Berk Mengindikasikan seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif
Kebi Mengindikasikan kebijakan- kebijakan yang berwawasan lingkungan
Pela Mengindikasikan pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan hidup
Kegi Mengindikasikan kegiatan-kegiatan lingkungan yang berbasis partisipatif
Peng Mengindikasi pengelolaan saran pendukung yang ramah lingkungan
12
Setelah dilakukan proses koding data akan dikategorisasikan berdasarkan kode-kode yang telah disebutkan diatas. Lalu, data yang telah dikategorisasikan kan dihubungkan dengan penelitian sebelumnya sehingga dapat dikembangkan teori yang dapat menjawab pertanyaan penelitian yang telah disampaikan pada bab 1.
13