presentation by tropenbos

17
Departemen Kehutanan FOREST LANDSCAPE RESTORATION Indonesia Disampaikan dalam Workshop di Wanagama, 7-8 Desember 2009

Upload: gpflr

Post on 16-Apr-2017

1.063 views

Category:

Entertainment & Humor


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Presentation by Tropenbos

Departemen Kehutanan

FOREST LANDSCAPE RESTORATION

Indonesia

Disampaikan dalam Workshop di Wanagama, 7-8 Desember 2009

Page 2: Presentation by Tropenbos

Departemen Kehutanan

Forest Landscape Restoration?

Istilah pertama kali dicetuskan pada tahun 2001 oleh para ahli forest landscape restoration dalam pertemuan di Segovia, Spain.

FLR atau restorasi bentang alam didifinisikan sebagai sebuah proses yang bertujuan untuk memulihkan atau memperoleh kembali keutuhan ekologis dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan landsekap hutan yang telah tedeforestasi dan terdegradasi.

Restoring forest landscapesAn introduction to the art and science of forest landscape restoration

Page 3: Presentation by Tropenbos

Departemen Kehutanan

Empat Ciri Utama Dari Kegiatan FLR

• FLR adalah sebuah proses; dalam kata proses tersirat 3 prinsip;

(i) Participatory; (ii) Berdasarkan adaptif manajemen dan responsive terhadap perubahan sosial, ekonomi dan lingkungan; (iii) Membutuhkan evaluasi yang bersih dan konsisten serta berdasarkan kerangka ilmu pengetahuan;

• FLR mencoba memulihkan keutuhan ekologis; • FLR mencoba meningkatkan kesejahteraan masyarakat;• Implementasi FLR dilaksanakan pada level landscape,

dan tidak harus dilaksanakan dalam skala yang luas.

Restoring forest landscapesAn introduction to the art and science of forest landscape restoration

Page 4: Presentation by Tropenbos

Departemen Kehutanan

Kegiatan Spesifik Dari Beberapa Inisiatif FLR

• Rehabilitasi dan manajemen kawasan hutan primer yang terdegradasi;

• Manajemen kawasan hutan sekunder;• Restorasi hutan primer-berkaitan dengan fungsi

didalam kawasan hutan yang terdegradasi;• Mempercepat proses suksesi alami terhadap lahan

yang terdegradasi dan lahan pertanian yang kritis;• Hutan tanaman;• Agroforestry dan bentuk kebun pohon lainnya.

Restoring forest landscapesAn introduction to the art and science of forest landscape restoration

Page 5: Presentation by Tropenbos

Departemen Kehutanan

Kegiatan Spesifik Dari Beberapa Inisiatif FLR

• Rehabilitasi dan manajemen kawasan hutan primer yang terdegradasi;

• Manajemen kawasan hutan sekunder;• Restorasi hutan primer-berkaitan dengan fungsi

didalam kawasan hutan yang terdegradasi;• Mempercepat proses suksesi alami terhadap lahan

yang terdegradasi dan lahan pertanian yang kritis;• Ecological restoration;• Hutan tanaman;• Agroforestry dan bentuk kebun pohon lainnya.• HCVF

Page 6: Presentation by Tropenbos

Departemen Kehutanan

Konsep Ekologi Restorasi (Bradshaw, 2002)

Berbagai pilihan pemulihan ekosistem terdegradasi atas dasar dua karakteristik utama ekosistem yaitu struktur dan fungsi

Page 7: Presentation by Tropenbos

Departemen Kehutanan

Meskipun tidak ada panduan lapangan, dalam buku masih menyediakan panduan praktis terhadap implementasi FLR

diantaranya;

• Melakukan pendekatan adaptif manajemen didalam perencanaan dan implementasi inisiative FLR serta didukung dengan pendekatan monitoring dan evaluasi secara komprehensif

• Pemahaman dan analisis dinamis dari kegiatan didalam kawasan hutan• Bekerjasama dengan kelompok multi stakeholder (ada perbedaan

kepentingan, tujuan, konflik)• Gagasan model FLR skenario untuk membantu membuat pilihan secara

tegas dan tidak dapat dipisahkan didalam perencanaan FLR dan memfasilitasi pembelajaran berkalaborasi dengan kelompok multi stakeholder yang menyediakan pilihan teknis yang ditujukan untuk;

• Evaluasi dari ketersediaan pilihan teknis pada tingkat lahan dengan mempertimbangkan aspek biofisik dan sosial ekonomi yang mempengaruhi kemungkinan besar keberhasilan dari FLR inisiatif

Restoring forest landscapesAn introduction to the art and science of forest landscape restoration

Page 8: Presentation by Tropenbos

Departemen Kehutanan

Restorasi Bentang Alam di Indonesia?

TBI bekerjasama dengan ITTO dan IUCN membangun Kelompok Kerja Nasional Restorasi Bentang Alam di Bali dan telah menghasilkan Panduan Restorasi Bentang Alam di Indonesia (10 asas dan 34 panduan), termasuk difinisi dan visi Restorasi Bentang Alam di Indonesia.

Pedoman mengacu: Permenhut No. 61/Menhut-II/2008 tentang Ketentuan dan Tatacara Pemberian IUPHHK-Restorasi Ekosistem dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi melalui Permohonan, Panduan ITTO –Policy Development Series No. 13 tentang ITTO Guidelines for Restoration, Management and Rehabilitation of Degraded and Secondary Tropical Forests, Panduan IUCN-ITTO – Policy Development Series No. 17 tentang ITTO/IUCN Guidelines for the Conservation andSustainable Use of Biodiversity in Tropical Timber Production Forests, dan berbagai sumber lainnya.

Page 9: Presentation by Tropenbos

Departemen Kehutanan

Restorasi Bentang Alam?

Restorasi bentang alam berupaya untuk memanipulasi struktur dan fungsi dari mosaik tata guna lahan untuk memperoleh manfaat yang optimal baik aspek ekologis, sosial ekonomi dan budaya secara berkesinambungan bagi para pemangku kepentingan

Page 10: Presentation by Tropenbos

Departemen Kehutanan

Visi Restorasi Bentang Alam

Visi bentang alam dalam jangka panjang harus mengakomodasi nilai-nilai lingkungan, ekonomi, sosial, budaya, dan spiritual yang kesemuanya dirumuskan dalam capaian-capaian yang terukur dan dapat dipertanggung jawabkan.

Visi bentang alam harus dirumuskan dalam suatu program yang jelas, realistis, disusun berdasarkan kesepakatan skala prioritas dan mampu menjawab permasalahan lokal, regional, nasional dan global.

Page 11: Presentation by Tropenbos

Departemen Kehutanan

Harapan Kedepan Restorasi Bentang Alam

Restorasi bentang alam menjadi salah satu terbosan dan pelengkap didalam mendukung kegiatan pengelolaan kawasan hutan atau lahan yang mampu memberikan manfaat yang optimal secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakatnya.

10 Asas dan 34 panduann restorasi bentang alam dapat dipergunakan bagi para pelaksanaan kegiatan lapangan pemegang IUPHHK restorasi ekosistem, mengingat saat ini belum tersedianya panduan untuk kegiatan di lapangan (baru sebatas tata cara perijinan PP No. 6 tahun 2007 jo. No. 3 Tahun 2008 dan Permenhut No. P.61/Menhut-II/2008).

Restorasi Bentang Alam dapat menjadi media untuk menjembatani pembentukan KPH yang dapat diterima oleh pihak Pemerintah Provinsi atau Kabupaten.

Page 12: Presentation by Tropenbos

Departemen Kehutanan

Adakah Perbedaan?

DAS?

Wilayah Sungai?

KPH (KPH Produksi, KPH Lindung, KPH Konservasi?

Bentang alam ?

Page 13: Presentation by Tropenbos

Departemen Kehutanan

Adakah Perbedaan?

DAS Suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan

sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (UU No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air)

Wilayah SungaiKesatuan wilayah tata pengairan (Sebagaimana dimaksud pada pasal 1 angka 7 undang-undang nomor 11 tahun 1974) sebagai hasil pengembangan satu atau lebih daerah pengaliran sungai (Sumber: Dep.PU, 1985).

Page 14: Presentation by Tropenbos

Departemen Kehutanan

Adakah Perbedaan?

Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)Wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari yang menjadi bagian dari penguatan sistem pengurusan hutan nasional, pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

Penetapan luas wilayah KPH menjadi wewenang menhut dan penetapannya memperhatikan efisiensi dan efektifitas pengelolaan hutan dalam satu wilayah DAS atau satu kesatuan wilayah ekosistem (PP No. 6/2007 jo No. 3 Tahun 2008 )

Bentang alamEntitas geografis yang terdiri atas mosaik-mosaik tata guna lahan yang saling berinteraksi dimana enersi, material, organisme dan institusi dipadukan untuk memberikan manfaat ekologis, sosial, ekonomis, dan budaya bagi kehidupan (Pokja Nasional, 2009)

Page 15: Presentation by Tropenbos

Departemen Kehutanan

DAS Vs Bentang Alam?

• DAS menitik beratkan pengelolaannya terhadap sungai dan anak-anak sungainya, sedangkan bentang alam lebih kepada tata guna lahan

• Karaktersitik DAS adalah keterkaitan biofisik antara daerah hulu dan hilir melalui daur hidrologi, sedangkan karakteristik bentang alam adalah entitas geografis yang terdiri atas mosaik-mosaik tata guna lahan

Page 16: Presentation by Tropenbos

Departemen Kehutanan

DAS Vs Bentang Alam?

Pada Prinsipnya DAS dan Bentang alam sama yaitu;

Pengaturan tata guna lahan atau optimalisasi penggunaan lahan untuk berbagai kepentingan secara rasional untuk memberikan manfaat ekologis, sosial, ekonomis, dan budaya bagi kehidupan

Hanya saja dengan pendekatan DAS; Implementasi dan pengejawantahannya dalam Pengelolaan

DAS belum sama; sekaligus ini menjadi masalah pertama yang harus dituntaskan agar platform dan mainframe setiap kementerian, instansi, dan lembaga lainnya menjadi sama.

Page 17: Presentation by Tropenbos

Departemen Kehutanan

Prioritas Nasional

• Masing-masing Forum DAS memilih bentang alam yang penting dan prioritas

• Forum DAS Nasional dan Tim Koordinasi Sumberdaya Air di tingkat nasional perlu dipertemukan dengan Tim Tata Ruang (UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang), Tim Penanggulangan Bencana (UU No.24/2007) dan sebagainya.

• Mengundang para pihak untuk secara bersama mengatasi keterbatasan anggaran dalam pelaksanaan restorasi bentang alam.