presentasi seminar 26 juli 10
DESCRIPTION
Knowledge ManagementTRANSCRIPT
-
Rancang Bangun Model Strategi Manajemen Pengetahuan dan Kodifikasi Pengetahuan untuk Pengembangan Agroindustri Barang Jadi Lateks di Jawa Barat dan BantenDedy SugiartoF 361020051Komisi Pembimbing :Prof. Dr. Ir. M. Syamsul Maarif, M.EngProf. Dr. Ir. Marimin, M.ScDr. Ir. Illah Sailah, MDr. Ir. Sukardi, MMDr. Ir. Suharto Honggokusumo, M.Sc
-
Latar Belakang (1)
Pengembangan Agroindustri ~ Pergeseran Landasan Utama Keunggulan KomparatifKeunggulan KompetitifNatural Resources, un-skilled laborsKnowledge, skilled laborsKnowledge based viewMANUSIA YANG MEMPUNYAI KNOWLEDGE MERUPAKAN MODAL YANG JAUH LEBIH PENTING DI BANDING MODAL APAPUN YANG KITA MILIKI (Sharkie R, 2003; Zack M, 1999)Manajemen Pengetahuan
-
Latar Belakang (2)Keunggulan KompetitifManajemen PengetahuanRBVMBV/ISVRelationalBVKlaster IndustriKBV
-
Latar Belakang (3)Fokus Pembangunan Industri : Klaster Industri Karet dan Barang Karet (Karet Padat dan Barang Jadi Lateks)Barang jadi lateks : barang celup (sarung tangan, balon, komponen tensi meter, kondom, kateter), karet busa (bantal lateks, kasur lateks), benang karet, perekatPropinsi prioritas Klaster karet : Sumut, Sumsel, Jabar
Permasalahan skala UKM di Jabar dan Banten :Kurangnya pengetahuan dan keahlian dalam teknologi, peralatan dan jejaring pemasaran.Model Manajemen Pengetahuan pada Klaster Agroindustri Barang Jadi Lateks Skala Kecil dan MenengahPermasalahan secara umum :Konsumsi karet alam dalam negerirendah, terlebih lagi untuk lateksPeningkatan modal manusia(Inisiatif pendidikan dan pelatihan)
-
Tujuan PenelitianMenentukan area pengetahuan kunci yang paling penting untuk dikelola guna pengembangan klasterMenentukan strategi manajemen pengetahuanMelakukan kodifikasi dari pengetahuan yang terkait.
-
ManfaatSecara akademik hasil penelitian ini berguna bagi peneliti dan peminat ilmu strategi terutama keterkaitan antara strategi dengan manajemen pengetahuan; Model manajemen pengetahuan yang akan dikembangkan diharapkan pula dapat bermanfaat bagi agroindustri barang jadi lateks yang menggunakan pengetahuan sebagai dasar keunggulan bersaing secara berkelanjutan;.
-
Manfaat (3) Metodologi dan pemodelan yang digunakan serta hasil penelitian diharapkan akan menjadi referensi bagi peneliti lain dalam mengembangkan model-model manajemen pengetahuan agroindustri barang jadi lateks; (4) Perangkat lunak sebagai salah satu output dari hasil penelitian ini dapat digunakan oleh berbagai kalangan di dalam proses pengambilan keputusan formulasi strategi manajemen pengetahuan serta pengembangan produk dan proses di agroindustri barang jadi lateks.
-
Ruang LingkupRuang lingkup agroindustri yang dicakup dalam penelitian ini adalah agroindustri barang celup lateks skala kecil dan menengah di Jawa Barat dan Banten Komponen-komponen sistem yang dikaji adalah pemilihan area pengetahuan kunci, pemilihan strategi manajemen pengetahuan serta kodifikasi pengetahuan.Kodifikasi pengetahuan menggunakan tipe media kodifikasi yaitu peta pengetahuan, QFD, FMEA dan sistem pakar.
-
Kebaruan PenelitianModel strategi pengetahuan yang dirancang terkait dengan inisiatif klaster yang paling penting untuk dilakukan dalam rangka pengembangan klasterPemetaan pengetahuan proses dengan menggunakan teknik fuzzy quality function deploymentSistem pakar penanggulan kegagalan proses pada pembuatan barang celup lateks
-
Definisi Manajemen PengetahuanTiwana (2000) :Manajemen pengetahuan adalah pengelolaan dari pengetahuan organisasi untuk menciptakan nilai bisnis dan membangkitkan keunggulan bersaingTurban (2001) :Manajemen pengetahuan adalah proses mendapatkan, transformasi, dan penyebaran pengetahuan secara menyeluruh di dalam organisasi sehingga pengetahuan tersebut dapat dibagikan dan digunakan
-
Tinjauan Pustaka Model Manajemen PengetahuanModel SECI dari Nonaka dan Teknologinya (Tiwana 2000) SocializationTacit Tacit Face-to-face Communications Video Conferencing Tools Web cams Virtual Reality Tools
IIIExternalizationTacit Explicit Process capture tools Traceability Reflective Peer-to-Peer networks Expert Systems
InternalizationExplicit Tacit Collective Knowledge Networks Notes Data/ Org Memory Pattern Recognition Neural Networks
CombinationExplicit Explicit Systemic Knowledge Tools Collaborative Computing Tools Discussion Lists Web Forums Best Practice Databases
IIIGGGCCGIC : Companys knowledge G : Group or Team Knowledge I : Individual Employeess knowledge
-
Tinjauan Pustaka Model Manajemen PengetahuanModel SECI dari Nonaka dan Teknologinya (Tiwana 2000) SocializationTacit Tacit Face-to-face Communications Video Conferencing Tools Web cams Virtual Reality Tools
IIIExternalizationTacit Explicit Process capture tools Traceability Reflective Peer-to-Peer networks Expert Systems
InternalizationExplicit Tacit Collective Knowledge Networks Notes Data/ Org Memory Pattern Recognition Neural Networks
CombinationExplicit Explicit Systemic Knowledge Tools Collaborative Computing Tools Discussion Lists Web Forums Best Practice Databases
IIIGGGCCGIC : Companys knowledge G : Group or Team Knowledge I : Individual Employeess knowledge
-
Model Strategi Pengetahuan (Zack, 1999)What firm must knowWhat firm knowsWhat firm can doWhat firm must doKnowledge GapStrategicGap
-
Contoh Implementasi Model Strategi Pengetahuan (Liebowitz J, 1999)Customer knowledgeCustomer intimacy- based strategiesCustomer knowledgeProduct knowledgeProduct innovation strategiesProcess knowledgeBest practice knowledgeOperational excellence strategies
-
Klaster IndustriPorter (1998) : Klaster adalah konsentrasi geografis dari perusahaan-perusahaan yang saling terhubungkan, pemasok-pemasok, penyedia jasa, perusahaan-perusahaan dalam industri terkait serta institusi lain (perguruan tinggi, badan standarisasi, asosiasi dagang) dalam suatu lapangan usaha tertentu yang saling bersaing tetapi juga bekerja sama.
-
Tinjauan PustakaSix Main Segments of Cluster Initiative Tinjauan PustakaSix Main Segments of Cluster Initiative
-
Manfaat Klaster Industri (Porter 1998)Meningkatkan produktivitas dan efisiensiAkses yang efisien terhadap input khusus, pekerja, informasi, lembaga-lembaga seperti program pelatihan.Mudah berkoordinasi antar perusahaan.Difusi yang cepat dari best practise.Perbandingan kinerja dengan pesaing.Merangsang munculnya inovasiHadirnya berbagai pemasok dan lembaga yang dapat membantu terciptanya pengetahuan.Kemudahan dalam bereksperimen dari tersedianya sumber daya lokal.
-
Perbandingan ISV, RBV dan RV Sebagai Sumber Keunggulan KompetitifDyer JH, H Singh. 1998. The Relational View : Cooperative Strategy and Sources of Interorganizational Competitive Advantage. Academy of Management Review. Vol 23 No. 4
-
Perbandingan ISV, RBV dan RV Sebagai Sumber Keunggulan Kompetitif
-
Posisi Penelitian
Shen dkk .2001. The implementation of QFD based on linguistic data
Sugiarto D, Marimin. 2005. Pemilihan Produk dengan Metode AHP, Fuzzy AHP
Sugiarto D, MS Maarif. 2004. Integrasi KM dengan BSC
Murtaza M .2003. Fuzzy-AHP Apllication to Country Risk Assestment
McKenzie J .2005. How to share knowledge between companies
Azmi N, Marimin. 2005. Kajian Pengembangan Agroindustri Berbasis Jagung
Clarke J, P Turner. 2004. Model of SMEs KM Strategies
Dyer JH, H Singh. 1998. The Relational View : Cooperative Strategy and Sources of Interorganizational Competitive Advantage
Rina F, Sugiarto D, Arfandi. 2005. Perancangan BSC untuk Pengukuran Kinerja
Haris U. 2006. Model Aliansi Strategis Agroindustri Crumb Rubber
Kwong C.K, H. Bai. 2002. A Fuzzy AHP in QFD
Lin M. 2004. Using fuzzy QFD for Design
Zack MH. 1999. Developing a Knowledge Strategy
Hendra S, Sugiarto D. 2005. Penerapan Fuzzy QFD untuk Pengembangan Produk
Famiola M. 2003. Pengembangan Kebijakan Wilayah Menggunakan Pendekatan Klaster Industri dengan AHP
Parise S.2001. Knowledge resource exchange in strategic alliance
Depret MH, Hamdouch H. 2000. Innovation Networks and Competitive Coalitions in The Pharmaceutical Industries
Mahfud H. 2003. Model Pengembangan Agroindustri Minyak Atsiri dengan Pendekatan Klaster
Carrion dkk 2004. Identifying key knowledge area in the professional service industry
Juzar A. 2006. Model Strategi Pengembangan Klaster Agroindustri Unggulan
RANCANG BANGUN MODEL MANAJEMEN PENGETAHUAN UNTUK PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI
Gunani dkk. 2006. Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Klaster Industri Hasil Laut
Sugiarto D. 2006. Perbandingan Beberapa Metode Fuzzy AHP dan AHP Tradisional
Achyar AA, EG Said. 2003. Peningkatan Kinerja Industri BJK melalui Pendekatan Klaster Industri
-
Pohon Industri Karet (Haris, 2006)
Pohon Karet Hevea
SIR 10, SIR 20
SIR 3 CV, SIR 3L, SIR 3WF
Pale Crepes
Ribbed SmokedSheets (RSS)
Lateks Dadih
Lateks Pekat
Koagulum Lapangan
Lateks
Karet busaSarung tangan medisKaret untuk peralatan medisSarung tangan untuk industriSarung tangan untuk rumah tanggaKondomBenang KaretBalondll
Ban dan ban dalamAlas kakiKomponen karet untuk otomotifKomponen karet untuk barang elektronikProduk karet untuk industriSelang dan pipa karetKaret Penggunaan umum
Flat Bark Crepes
Thick Blanket Crepes (Ambers)
Estate Brown Crepes (Compo)
Thin Brown Crepes (Remills)
-
Pohon Karet dan Lateks Kebun
-
CONC. LATEX
-
Proses Pembuatan Sarung Tangan
-
Latex Goods
-
Perbandingan Persentase Produksi Sarung Tangan Malaysia, Thailand dan Indonesia (IRGMA 2005)
-
Kerangka Pemikiran
Analisis Sistem
Strategi
Strategi Manajemen Pengetahuan (Fuzzy AHP)
Kodifikasi Pengetahuan
Strategi Pengetahuan (Fuzzy AHP)
Pendukung Keputusan dan Berbagi Pengetahuan
Portal Pengetahuan
SPK
Sistem Pakar
Pemetaan PengetahuanFuzzy QFD, Fuzzy FMEA
Analisis Kebutuhan, Formulasi Permasalahan, Identifikasi Sistem
Analisis Situasional Klaster Agroindustri BJL di Jawa Barat dan Banten
-
Konfigurasi Model SMA-KlasterKM
-
Konversi Crisp ke TFN
-
MODEL PEMETAAN PENGETAHUAN (FUZZY QFD)
Pemilihan Barang Jadi Lateks Unggulan
Perencanaan Produk
Perencanaan Produksi
Perencanaan Proses
Perumusan Faktor, Aktor, Tujuan, Strategi Pengembangan
Akuisisi dan Kodifikasi Pengetahuan Kunci
Analisis Kelayakan Finansial Barang Jadi Lateks Unggulan
Perumusan Strategi Berbagi Pengetahuan antar Perusahaan/Organisasi
Fuzzy AHP
Fuzzy AHP
Sistem Pakar
Identifikasi Area Pengetahuan yang Selaras dengan Strategi
Identifikasi Kinerja Kunci
Indikator Kinerja Kunci
Area Pengetahuan
Skor
MPE
Balanced scorecard
Sistem Pakar Fuzzy QFD
NPV, PBP, BC Ratio, IRR
Proses Strategi Pengetahuan
Kreasi Pengetahuan tahap Eksternalisasi
Berbagi Pengetahuan
Inovasi Produk dan Proses
Perencanaan Produk
Perencanaan Produksi
Perencanaan Proses
Inovasi Produk dan Proses
-
Pemetaan Klaster
-
Pemilihan Strategi Manajemen Pengetahuan
Strategi Kodifikasi (Berorientasi Sistem)
Kombinasi
Komunikasi
Strategi Personalisasi (Beroriensi Orang)
Budaya dan Orang
Insentif
Waktu
Dukungan Pemerintah
Biaya
Pemilihan Strategi Manajemen Pengetahuan
Fokus
Kriteria
Alternatif
-
Bobot Kriteria dan Alternatif
-
Peta Pengetahuan
-
KesimpulanAktor yang paling berperan dalam pengembangan klaster agroindusri barang jadi lateks di wilayah Jawa Barat dan Banten berturut-turut adalah Lembaga Pendukung, Pemerintah Daerah dan IndustriInisiatif pengembangan klaster yang paling penting dilakukan untuk mencapai tujuan strategis pengembangan klaster adalah inisiatif inovasi dan teknologi dengan area pengetahuan kunci yang terkait adalah pengetahuan produk dan proses produksiFaktor yang paling dipentingkan dalam rangka implementasi strategi manajemen pengetahuan adalah faktor budaya dan orang, dikuti oleh dukungan pemerintah, komunikasi, biaya dan waktu.Strategi manajemen pengetahuan yang perlu dilakukan adalah strategi kombinasi antara kodifikasi dan personalisasi.Produk Unggulan BJL adalah sarung tanganProses kunci yang paling penting untuk dikodifikasi pengetahuannya dengan menggunakan sistem pakar adalah proses penjaminan mutu atau pengendalian kualitas serta proses disain kompon
-
Terima Kasih